its-undergraduate-13994-chapter1.pdf-294005.pdf

3
1 TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA LAPORAN TUGAS AKHIR RA.091381 HERU PRASETIYO UTOMO 3206100095 BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan.terbesar didunia, dengan jumlah pulau 13.667 . selain itu panjang garis pantainya mencapai 81.000 km (terpanjang kedua di dunia setelah Kanada). Sehingga bisa dikatakan hampir seluruh wilayah Indonesia berupa perairan. Lautnya yang luas merupakan keuntungan yang besar bagi Indonesia terutama dari sumberdaya alamnya. Namun demikian hal ini juga menimbulkan masalah, yaitu wilayah daratan kita menjadi terpisah-pisah. Oleh karena itu keberadaan transportasi laut sangatlah penting, selain sebagai sarana transportasi, juga sebagai wahana pemersatu mobilitas spatial di Indonesia, terutama dalam usaha menjaga pertumbuhan ekonomi yang seimbang. Sehingga dapat menunjang pembagnunan nasional, serta dapat mempererat hubungan antar bangsa bila dibangun dengan skala internasional. Transportasi laut memiliki keunggulan dibanding transportasi udara, yaitu selain lebih murah juga bisa mengangkut jumlah penumpang dan barang lebih banyak. Oleh karena itu hampir semua kota besar yang wilayahnya berbatasan dengan laut memiliki pelabuhan, salah satunya Surabaya, yang bernama Pelabuhan Tanjung Perak. Namun ironisnya Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang ada selama ini kurang memadai, salah satu contohnya adalah kondisi fisik bangunan yang kusam dan sudah tua (dibangun 1930) serta terutama masalah sirkulasi, yaitu kesimpangsiuran sirkulasi penumpang saat akan menaiki kapal, terutama meningkatnya jumlah penumpang kapal pada saat-saat tertentu, misalnya hari raya, tahun baru, dan hari-hari libur lainnya, ditambah dengan molornya bahkan penundaaan jadwal kapal akibat masalah cuaca dan teknis, sehingga memperparah situasi dan kenyamanan didalam pelabuhan. Maka perlu adanya tindakan untuk mengatur tata ruang dan sirkulasi penumpang untuk mewujudkan angkutan laut yang selamat, aman, lancar, tertib, dan teratur. Agar menjadi landmark, maka dalam merancang pelabuhan ini diperlukan peleburan dari dua macam pendekatan, yaitu dari segi arsitektural dan progam ruangnya. Namun natinya segi arsitektural lebih ditonjolkan karena bagaimanapun seni merupakan senjata yang ampuh dalam menghadapi perkembangan jaman, bahkan dari segi teknologinya. Dengan lancarnya arus sirkulasi dalam pelabuhan secara tidak langsung arus sirkulasi kapal juga tidak akan terlambat. Sehingga kapal akan dapat meninggalkan dan sampai pelabuhan sesuai pada waktu yang ditentukan.

Upload: agung-tri-pamungkas

Post on 19-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ITS-Undergraduate-13994-Chapter1.pdf-294005.pdf

1

TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN TANJUNG PERAK

SURABAYA

LAPORAN TUGAS AKHIR RA.091381

HERU PRASETIYO UTOMO 3206100095

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan.terbesar didunia, dengan jumlah pulau 13.667 . selain itu panjang garis pantainya mencapai 81.000 km (terpanjang kedua di dunia setelah Kanada). Sehingga bisa dikatakan hampir seluruh wilayah Indonesia berupa perairan.

Lautnya yang luas merupakan keuntungan yang besar bagi Indonesia terutama dari sumberdaya alamnya. Namun demikian hal ini juga menimbulkan masalah, yaitu wilayah daratan kita menjadi terpisah-pisah. Oleh karena itu keberadaan transportasi laut sangatlah penting, selain sebagai sarana transportasi, juga sebagai wahana pemersatu mobilitas spatial di Indonesia, terutama dalam usaha menjaga pertumbuhan ekonomi yang seimbang. Sehingga dapat menunjang pembagnunan nasional, serta dapat mempererat hubungan antar bangsa bila dibangun dengan skala internasional.

Transportasi laut memiliki keunggulan dibanding transportasi udara, yaitu selain lebih murah juga bisa mengangkut jumlah penumpang dan barang lebih banyak. Oleh karena itu hampir semua kota besar yang wilayahnya berbatasan dengan laut memiliki pelabuhan, salah satunya Surabaya, yang bernama Pelabuhan Tanjung Perak.

Namun ironisnya Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang ada selama ini kurang memadai, salah satu contohnya adalah kondisi fisik bangunan yang kusam dan sudah tua (dibangun 1930) serta terutama masalah sirkulasi, yaitu kesimpangsiuran sirkulasi penumpang saat akan menaiki kapal, terutama meningkatnya jumlah penumpang kapal pada saat-saat tertentu, misalnya hari raya, tahun baru, dan hari-hari libur lainnya, ditambah dengan molornya bahkan penundaaan jadwal kapal akibat masalah cuaca dan teknis, sehingga memperparah situasi dan kenyamanan didalam pelabuhan. Maka perlu adanya tindakan untuk mengatur tata ruang dan sirkulasi penumpang untuk mewujudkan angkutan laut yang selamat, aman, lancar, tertib, dan teratur.

Agar menjadi landmark, maka dalam merancang pelabuhan ini diperlukan peleburan dari dua macam pendekatan, yaitu dari segi arsitektural dan progam ruangnya. Namun natinya segi arsitektural lebih ditonjolkan karena bagaimanapun seni merupakan senjata yang ampuh dalam menghadapi perkembangan jaman, bahkan dari segi teknologinya. Dengan lancarnya arus sirkulasi dalam pelabuhan secara tidak langsung arus sirkulasi kapal juga tidak akan terlambat. Sehingga kapal akan dapat meninggalkan dan sampai pelabuhan sesuai pada waktu yang ditentukan.

Page 2: ITS-Undergraduate-13994-Chapter1.pdf-294005.pdf

2

TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN TANJUNG PERAK

SURABAYA

LAPORAN TUGAS AKHIR RA.091381

HERU PRASETIYO UTOMO 3206100095

1.1 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang terdapat pada obyek dan menjadi kendala dalam aktifitas terminal pelabuhan yang ada selama ini, adalah meliputi :

1. Aktifitas apa saja yang ada pada terminal penumpang pelabuhan. 2. Aktifitas keamanan apa saja yang harus disediakan bagi para penumpang sehingga

penumpang merasa aman dan nyaman selama berada di pelabuhan. 3. Aktifitas apa saja yang dapat memberikan arah yang jelas dan dapat menjamin

kenyamanan, efisiensi tenaga dan waktu bagi penumpang pada gedung terminal penumpang.

4. Berapa luasan dan persyaratan ruang yang bagaimana yang dapat memenuhi tuntutan kenyamanan penumpang sewaktu berada di dalam terminal.

5. Bagaimana penataan massa, bentuk dan ruang-ruang yang sesuai dengan mobilitas penumpang sehingga terjadi kelancaran sirkulasi kegiatan.

1.2 LINGKUP PELAYANAN DAN MISI OBJEK

1.3.1. Lingkup Pelayanan

Kegiatan utama yang terdapat pada obyek adalah:

Kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang dari kapal. Kegiatan pelayanan kebutuhan penunjang dan rekreasi penumpang, pengunjung,

dan pengantar/penjemput. Kegiatan mengantar dan menjemput penumpang. Kegiatan karyawan dalam hubungannya dengan operasional administrasi, kapal,

kereta api komuter, dan bangunan.

Menurut Edward K. Morlok (1988 : 312), pada buku Pengantar Teknik Perencanaan Transportasi, karakteristik terminal dibagi atas :

“Terminal Penumpang dan Terminal Barang Angkutan”

Lingkup pembahasan yang dapat terjemahkan dari proyek tugas akhir ini adalah gedung / arsitektur pelabuhan dimana kegiatan dilakukan dalam rangka pelayanan terhadap orang yang melakukan perjalanan melalui laut yang berlokasi di Tanjung Perak, Surabaya – Jawa Timur.

1.3.2. Misi Objek

Sebagai prasarana yang layak dan dapat memfasilitasi kebutuhan penumpang menuju perjalanan menggunakan sarana yang tersedia, sesuai dengan standart yang telah ditentukan.

Page 3: ITS-Undergraduate-13994-Chapter1.pdf-294005.pdf

3

TERMINAL PENUMPANG PELABUHAN TANJUNG PERAK

SURABAYA

LAPORAN TUGAS AKHIR RA.091381

HERU PRASETIYO UTOMO 3206100095

Sebagai prasarana rekreasi (obyek wisata), dimana masyarakat dapat

menikmati pemandangan tanpa perlu menjadi penumpang.

Mengantisipasi ledakan penumpang berikut mobilitasnya dan juga mengantisipasi arus distribusi barang (non container).

Sebagai prasarana yang dapat menjadi gerbang/landmark kota Surabaya yang memiliki suatu ciri khas, berbeda dengan bangunan disekitarnya.

Pertimbangan wisata juga didukung oleh adanya patung jaya mahe yang terlihat jelas dari lokasi pelabuhan tanjung perak dan konon patung ini merupakan patung tertinggi nomor dua didunia.

1.4. BATASAN SKALA PELAYANAN

Batasan skala pelayanan ditujukan kepada penumpang yang mengalami perpindahan tempat secara regional yang mempergunakan sarana kapal, pengantar/penjemput, pegawai, dan pengunjung yang sekedar ingin memanfaatkan fasilitas rekreasi yang tersedia.