isi case rini.docx

23
 1 BAB I PENDAHULUAN Di banyak negara, terutama negara berkembang, akibat keberhasilan pembangunan di  bidang kesehatan terjadi penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup. Di Indonesia sendiri terjadi peningkatan warga yang  berumur di atas 60 tahun (usia lanjut). Dalam angka absolut, populasi usia l anjut di Indonesia yang pada tahun 1960 baru berjumlah 4,5 juta, meningkat menjadi 8,0 juta pada tahun 1980, dan menjadi 14,9 juta pada tahun dua ribu. Jumlah penduduk usia lanjut pada tahun 2010 sudah hampir sama dengan jumlah balita dan diperkirakan akan berjumlah 28,8 juta di tahun 2020. Gerontologi dan geriatri adalah ilmu yang terkait dengan masalah usia lanjut. Gerontologi berasal dari kata gerontos (usia lanjut) dan logos (ilmu); mengandung arti semua ilmu yang mempelajari seluk beluk kehidupan warga usia lanjut, mencakup bidang sosial,  budaya, ekonomi dan kesehatan. Geriatri berasal dari kata gerontos dan iatros (penyakit), dengan demikian ilmu geriatri adalah bagian dari ilmu kedokteran dan gerontologi yang khusus mempelajari kesehatan dan penyakit pada usia lanjut. (3) Penelitian tentang proses menua di negara maju mengungkapkan bahwa fisiologi orang tua berbeda, sehingga orang berusia lanjut tidak sama dengan orang dewasa ditambah sekian tahun. Pasien usia lanjut belum tentu pasien geriatri. Pasien geriatri merupakan pasien usia lanjut yang memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dengan pasien dewasa pada umumnya. Adanya beberapa penyakit secara bersamaan (multipatologi) yang umumnya bersifat kronik degeneratif, tampilan gejala dan tanda klinik yang tidak khas atau menyimpang, rendahnya daya cadang faali, menurunnya status fungsional, dan gangguan nutrisi merupakan ciri pasien geriatri. Karakteristik tersebut menyebabkan diperlukannya  pendekatan dan pengelolaan khusus pada pasien geriatri (pendekatan paripurna pasien geriatri) melalui pengkajian dan intervensi secara berkesinambungan terhadap kondisi fungsional, psiko-kognitif, nutrisi dan sosial (bio-psiko-sosial) dengan pendekatan interdisiplin serta memperhatikan aspek kuratif, rehabilitatif, preventif dan promosi dalam  pelaksanaannya, agar tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan kualitas hidup yang optimal.

Upload: rini-oyien-wulandari

Post on 04-Jun-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 1/23

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

Di banyak negara, terutama negara berkembang, akibat keberhasilan pembangunan di

 bidang kesehatan terjadi penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian

serta peningkatan angka harapan hidup. Di Indonesia sendiri terjadi peningkatan warga yang

 berumur di atas 60 tahun (usia lanjut). Dalam angka absolut, populasi usia lanjut di Indonesia

yang pada tahun 1960 baru berjumlah 4,5 juta, meningkat menjadi 8,0 juta pada tahun 1980,

dan menjadi 14,9 juta pada tahun dua ribu. Jumlah penduduk usia lanjut pada tahun 2010

sudah hampir sama dengan jumlah balita dan diperkirakan akan berjumlah 28,8 juta di tahun

2020.

Gerontologi dan geriatri adalah ilmu yang terkait dengan masalah usia lanjut.

Gerontologi berasal dari kata gerontos (usia lanjut) dan logos (ilmu); mengandung arti semua

ilmu yang mempelajari seluk beluk kehidupan warga usia lanjut, mencakup bidang sosial,

 budaya, ekonomi dan kesehatan. Geriatri berasal dari kata gerontos dan iatros (penyakit),

dengan demikian ilmu geriatri adalah bagian dari ilmu kedokteran dan gerontologi yang

khusus mempelajari kesehatan dan penyakit pada usia lanjut.(3)

Penelitian tentang proses menua di negara maju mengungkapkan bahwa fisiologi

orang tua berbeda, sehingga orang berusia lanjut tidak sama dengan orang dewasa ditambah

sekian tahun. Pasien usia lanjut belum tentu pasien geriatri. Pasien geriatri merupakan pasien

usia lanjut yang memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dengan pasien

dewasa pada umumnya. Adanya beberapa penyakit secara bersamaan (multipatologi) yang

umumnya bersifat kronik degeneratif, tampilan gejala dan tanda klinik yang tidak khas atau

menyimpang, rendahnya daya cadang faali, menurunnya status fungsional, dan gangguan

nutrisi merupakan ciri pasien geriatri. Karakteristik tersebut menyebabkan diperlukannya

 pendekatan dan pengelolaan khusus pada pasien geriatri (pendekatan paripurna pasien

geriatri) melalui pengkajian dan intervensi secara berkesinambungan terhadap kondisi

fungsional, psiko-kognitif, nutrisi dan sosial (bio-psiko-sosial) dengan pendekatan

interdisiplin serta memperhatikan aspek kuratif, rehabilitatif, preventif dan promosi dalam

 pelaksanaannya, agar tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan kualitas hidup

yang optimal.

Page 2: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 2/23

 

2

Permasalahan yang dihadapi di Indonesia :

1.  Jumlah warga usia lanjut bertambah cepat.

2.  Masyarakat belum memberikan tanggapan tepat, seperti fasilitas umum khusus untuk

usia lanjut, sistem pendanaan pensiun yang sesuai dengan kondisi usia lanjut, sistem

 pelayanan kesehatan yang sesuai dan masih banyak lagi.

3.  Sosialisasi masalah usia lanjut akan memerlukan waktu panjang, sebelum negara

menetapkan undang-undang dan peraturan yang memberdayakan warga usia lanjut.

4.  Masih perlu dipersiapkan tenaga kesehatan dengan kemampuan di bidang geriatri,

menggunakan kurikulum yang disusun oleh pakar berbagai disiplin ilmu.

Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk memperdalam pemahaman tentang

geriatri dan pendekatan serta pengelolaannya secara paripurna (komprehensif) sehingga

nantinya diharapkan tercapai suatu populasi usia lanjut yang sehat dan mandiri.

Page 3: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 3/23

 

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Proses Menua dan Implikasi Klinis

Menurut Alex Comfort (1940)(1,4)  dasar dari proses menua adalah kegagalan fungsi

homeostatik penyesuaian diri terhadap faktor intrinsik dan ekstrinsik. Menua adalah proses

yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang rapuh dengan berkurangnya

sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai

 penyakit seiring dengan bertambahnya usia. Terjadi berbagai perubahan fisiologis yang tidak

hanya berpengaruh terhadap penampilan fisik, namun juga terhadap fungsi dan tanggapan

 pada kehidupan sehari-hari.

 Namun harus dicermati, bahwa setiap individu mengalami perubahan-perubahan

tersebut secara berbeda. Pada beberapa individu, laju penurunannya mungkin cepat dan

dramatis, sementara pada individu lainnya, perubahannya kurang bermakna. Proses menua

 bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada orang berusia lanjut, melainkan suatu proses

normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan kematian. Namun demikian,

efek penuaan tersebut umumnya menjadi lebih terlihat setelah usia 40 tahun.

Proses menua seyogianya dianggap sebagai proses normal dan tidak selalu

menyebabkan gangguan fungsi organ atau penyakit. Berbagai faktor seperti faktor genetik,

gaya hidup, dan lingkungan, mungkin lebih besar mengakibatkan gangguan fungsi daripada

 penambahan usia itu sendiri. Di sisi lain, hubungan antara usia dan penyakit sangat erat. Laju

kematian untuk banyak penyakit meningkat seiring dengan menuanya seseorang, terutama

disebabkan oleh menurunnya kemampuan orang usia lanjut berespon terhadap stres, baik

stres fisik maupun stres psikologik. Secara umum dapat dikatakan terdapat kecenderungan

menurunnya kapasitas fungsional baik pada tingkat selular maupun pada tingkat organ

sejalan dengan proses menua. Akibat penurunan kapasitas fungsional tersebut, orang berusia

lanjut umumnya tidak berespon secara efektif terhadap berbagai rangsangan, internal maupun

eksternal, seperti yang dapat dilakukan oleh orang yang lebih muda. Menurutnya kapasitas

untuk berespons terhadap lingkungan internal yang berubah cenderung membuat orang usia

lanjut sulut untuk memelihara kestabilan status fisik dan kimiawi dalam tubuh, atau

Page 4: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 4/23

 

4

memelihara homeostasis tubuh. Gangguan terhadap homeostasis tersebut dapat memudahkan

terjadinya disfungsi berbagai sistem organ dan turunnya toleransi terhadap obat-obatan.

Perubahan akibat proses menua(4)

 

Penurunan kondisi f isik

Bersifat patologis berganda (multiple phatology) misalnya tenaga berkurang, kulit

makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb.

Penurunan fungsi dan potensi seksual

Seringkali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik dan juga faktor psikologis.

Perubahan aspek psikososial

Pada umumnya lansia akan mengalami penuruna fungsi kognitif dan psikomotor

sehingga mempengaruhi aspek psikososialnya yang nantinya akan berkaitan dengan

kepribadian lansia (ada 5 jenis kepribadian: Tipe Konstruktif, Mandiri, Tergantung,

Bermusuhan dan Kritik Diri)

Perubahan yang berkai tan dengan pekerjaan

Diawali dari masa pensiun, dimana diperlukan persiapan yang baik untuk menghadapi

masa ini.

Perubahan dalam peran sosial di masyarakat

Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan

sebagainya sehingga perannya di masyarakat pun akan berubah.

Pasien geriatri, jika terserang kondisi akut maka akan menjadi  geriatris giants/

 geriatris problems, yaitu:

  Sindrom delirium

  Depresi

  Jatuh/ instabilitas postural

  Inkontinensia

Page 5: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 5/23

 

5

  Imobilisasi

  Gejala dekondisi

Keadaan juga semakin rumit jika selain masalah di atas, juga terdapat:

  Penelantaran

  Abuse

  Kemiskinan

Maka dari itu dibutuhkan pendekatan yang khusus terhadap pasien geriatri berupa

Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) atau Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)

atau Pengkajian Komprehensif pada Geriatri.

Pengkajian Komprehensif pada Geriatri

Pengkajian Komprehensif pada Geriatri mencakup: kesehatan fisik, mental, status

fungsional, kegiatan sosial, dan lingkungan, dalam upaya kuratif, promotif, preventif serta

rehabilitatif. Tujuan pengkajian ini adalah mengetahui kesehatan penderita secara holistik

supaya dapat memberdayakan kemandirian penderita selama mungkin dan mencegahdisabilitas-handicap  diwaktu mendatang. Sistem ini bersifat tidak sekedar multi-disiplin

tetapi interdisiplin dengan koordinasi serasi antara disiplin dan lintas pelayanan kesehatan. (3,4)

CGA merupakan evaluasi pada pasien usia lanjut yang memfokuskan pada: (3)

Kesehatan fisik

Kesehatan mental

Status fungsionalFungsi sosial

Lingkungan

Status nutrisi

Adapun keuntungan Pengkajian Komprehensif pada Geriatri ini menurut studi-studi

yang telah dilakukan adalah sebagai berikut(3)

  Menurunkan penggunaan fasilitas perawatan

Page 6: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 6/23

Page 7: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 7/23

 

7

BAB III

LAPORAN KASUS

I.  IDENTITAS

 Nama : Ny. Woro Sri Humiani

Alamat : KP Payangan RT 04/07 Jatisari

Umur/tgl lahir : 82 tahun/ 02-10-1931

Anak ke- : 4 dari 7 bersaudara

Status perkawinan : Janda

Jumlah anak : -

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Keadaan sos-ek : dibiayai oleh dana pensiun suami dan pasien sendiri

sebagai guru

Jaminan : ASKES

 No. Registrasi : 297787

 NRM : 55-10-05-00

II.  PENYAKIT YANG DIDERITA SEKARANG

KU : demam sejak 1hari SMRS

KT : lemas, tidak nafsu makan, nyeri pinggang

RPS : pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 hari

SMRS. Demam dirasakan terus menerus namun suhu tidak diukur. Pasien belum

meminum obata apapun untuk mengurangin kemuhan. Sehari sebelum keluhan,

 pasien kehujanan. Pasien juga mengeluhkan lemas, tidak nafsu makan dan nyeri pinggang terutama ketika sedang duduk lama.

RPD : Menurut pasien, pasien sebelumnya pernah menderita

 penyakit kencing manis namun tidak tahu kapan tepatnya. Sampai sekarang pasien

tidak meminum obat apapun untuk mengontrol kadar gula darahnya. Riwayat

hipertensi disangkal. Riwayat alergi juga disangkal.

III.  GANGGUAN KESEHATAN LAIN

Menelan : disangkal

Page 8: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 8/23

 

8

Masalah gigi : disangkal

Gigi palsu : disangkal

Gangguan komunikasi/ bicara: pembicaraan sering di ulang-ulang

 Nyeri/ gerak : Di bagian pinggang kalau duduk lama

IV.  PENILAIAN SISTEM

SSP : demensia (+)

Saluran pernafasan atas : normal

Saluran pernafasan bawah : normal

Cor : normal

GI : Inkontinensia alvi (-)

Urologi : inkontinensia urin (-)

Menarkhe/ menopause: pasien tidak ingat kapan dia pertama kali menstruasi

dan kapan menopause

V.  KEBIASAAN YANG MERUGIKAN

Obat-obatan yang sedang dikonsumsi : tidak ada

Ada/ tidak perubahan perilaku : 1 bulan terakhir pasien sering

 berjalan-jalan keluar rumah, bahkan diwaktu hujan. Sebelumnya pasien memang

sudah memiliki kebiasaan jalan pagi atau sore hari. Pasien juga sering menyebut

semua orang yang ditemui sebagai anak atau cucunya.

Rokok/ alkohol/ jamu : pasien dulu pernah memiliki

kebiasaan meminum jamu

VI.   NUTRISI

 Nafsu makan : baik

Jenis : kurang bervariasi

Keseimbangan gizi : kurang

Kecukupan vitamin & mineral: cukup

Kecukupan kalori : kurang

Kalori yang diperlukan: 1000-1200 kal

Keadaan gigi geligi, mastikasi, fungsi GI: cukup baik

Penurunan berat badan: tidak ada

Page 9: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 9/23

Page 10: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 10/23

 

10

2 Lingkar lengan atas

a.  <21 = 0

0

3 Lingkar betis

a.  ≤ 31 = 0 

0

4 BB selama 3 bulan terakhir :

d. tidak kehilangan BB= 3

3

5 Hidup tidak tergantung (tidak di tempat perawatan atau RS)

Tidak = 1

1

6 Menggunakan lebih dari 3 obat per hari

Tidak = 1

1

7 Mengalami stres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bln

terakhir:

Ya = 0

0

8 Mobilitas :

 b.  Dapat pergi keluar rumah = 2

2

9 Masalah neuropsikologis

c.  Demensia ringan = 1

1

10 Nyeri tekan atau luka kulit

Tidak = 1

1

11 Berapa banyak daging yang dikonsumsi setiap hari?

a.  1x makan = 0

0

12 Asupan protein terpilih

a.  Minimal 1x penyajian produk-produk susu olahan:

ya=1

 b.  Dua atau lebih penyajian produk kacang-kacangan

(tau, tempe): tidak= 0

c.  Daging, ikan, unggas setiap hari: ya=1

2

13 Konsumsi dua atau lebih penyajian sayur atau buah2an setiap

hari: tidak = 0

0

14 Bagaimana asupan makanan 3 bulan terakhir

 b.  Kehilangan nafsu makan sedang = 1

1

15 Berapa banyak cairan yang dikonsumsi tiap hari

a.  <3 cangkir = 0

0

Page 11: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 11/23

Page 12: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 12/23

 

12

Total skor 13

Kesimpulan: 12-19 ketergantungan ringan

Tabel 4. Instrument Activity Dialy of Living (IADL)

No. Aktivitas Independen

Nilai = 0

Dependen

Nilai = 1

Nilai

1 Telepon Tidak bisa menggunakan

telepon sama sekali

1

2 Belanja Sama sekali tidak mampu

 belanja

1

3 Persiapan makanan Perlu disiapkan dan

dilayani

1

4 Perawatan rumah Perlu bantuan untuk

semua perawatan rumah

sehari-hari

1

5 Mencuci baju Semua pakaian dicuci oleh

orang lain

1

6 Transport Perjalanan terbatas ke taxi

atau kendaraan dengan

 bantuan orang lain

1

7 Pengobatan Tidak mampu menyiapkan

obat sendiri

1

8 Manajemen keuangan Tidak mampu mengambil

keputusan finansial atau

memegang uang

1

Total skor 8

Skor IADL: 3-8 dikerjakan oleh orang lain

VIII.  ASSESMENT KOGNITIF, MEMORI DAN DEMENSIA

Tabel 5. Kuisioner MMSE (Mini Mental State Examination)

Page 13: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 13/23

Page 14: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 14/23

 

14

9

10

11

12

13

14

15

 Apakah Anda lebih memilih untuk diam dirumah daripada keluar

rumah dan mencoba hal-hal baru?

 Apakah Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan

 Anda dibandingkan biasanya?

 Apakah Anda merasa bahwa hidup Anda saat ini

menyenangkan?

 Apakah Anda merasa tidak berharga dengan keadaan Anda saat

ini?

 Apakah Anda merasa sangat kuat/ bertenaga?

 Apakah Anda merasa situasi Anda tanpa harapan?

 Apakah Anda merasa bahwa kebanyakn orang lebih baik

daripada Anda?

1

1

0

1

0

1

1

0

0

1

0

1

0

0

Total

Nilai : 3 ata lebih pada GDS 15 mendeteksi adanya kasus

depresi (100% sensiti vitas)

Pasien tidak kooperatif dalam menjawab pertanyaan, sehingga penapisan depresi

tidak dapat dinilai.

X.  PENGKAJIAN INKONTINESIA ALVI DAN URIN

Tabel 7. Kuisioner Pengkajian Inkontinensia Urin dan Alvi

Pertanyaan: Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari?

0  tidak pernah

1,0 kadang-kadang kehilangan kontrol berkemih/ mengguanakan alat bantu

 berkemih & BAB

2,5 kehilangan kontrol berkemih setidaknya sekali dalam sebulan

4,0 kehilangan kontrol berkemih sedikitnya 2 kali sebulan/ kadang-kadang

kehilangan kontrol BAB

5,0 kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali dalam sebulan

5,5 kehilangan kontrol berkemnih sedikitnya sekali dalam seminggu

6,5 kehilangan kontrol BAB sedikitnya 2 kali sebulan

8,0 kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali seminggu/ kehilangan kontrol

Page 15: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 15/23

Page 16: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 16/23

 

16

Kesadaran Komposmentis (4), Apatis (3) 

Confused  (2), Stupor (1)

Tingkat Aktivitas Ambulatori (4)

Berjalan dengan bantuan (3)Hanya bisa duduk (2)

Hanya bisa tiduran (1)

Mobilitas Bergerak bebas (4) 

Sedikit terbatas (3)

Sangat terbatas (2)

Tidak bisa bergerak/ immobile (1)

Inkontinensia Tidak ada (4)Kadang-kadang (3)

Sering inkontinensia urin (2)

Inkontinensia urin dan alvi (1)

Karena pasien mobilisasinya baik , total skor 18, maka pasien tidak memiliki

risiko untuk mengalami ulkus dekubitus. 

XIV.  PENGKAJIAN INSOMNIA

Tabel 9. Kuisioner Pengkajian Insomnia

Pasien tidak kooperatif dalam menjawab pertanyaan, sehingga pengkajian masalah

insomnia tidak dapat dinilai.  Namun dari anamnesis secara umum pasien tidak

memiliki gangguan tidur, pasien biasanya tidur pada saat siang dan malam hari.

XV.  IMPAIRMENTS (KEMUNDURAN FUNGSI ORGAN)

Page 17: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 17/23

 

17

XVI.  PEMERIKSAAN FISIK

Tekanan darah:

  Tidur : 110/70 mmhg

 Duduk : 110/70 mmhg

  Berdiri : tidak dilakukan

 Nadi : 92 x/menit

Suhu : 37,40C

RR : 20 x/menit

Menilai sistem:

  SSP : NVIII. Nistagmus (-), tes gesekan jari (+), Rinne +/+, Weber

lateralisasi (-), swabach kurang dari pemeriksa

 N XI. Julur lidah (+) tremor (+)

  Interna:

Leher : KBG tidak teraba membesar

Kelenjar tiroid tidak teraba membesar

JVP 5+1 cmH20Bising arteri carotis : tidak terdengar

Wajah : dalam batas normal

Rambut : warna putih, tidak mudah dicabut

Thoraks

Cor : I. Ictus cordis tidak terlihat

P. ictus cordis teraba di ICS 5 garis midclavicula

P. batas jantung kanan ICS 5 garis parasternal kanan, batas jantung

kiri ICS 5 garis midclavicula kiri

A. BJ I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)

Pulmo : I. Pergerakan dada simetris

P. vocal fremitus simetris kanan dan kiri

P. sonor kanan dan kiri

A. BND vesikular, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen : I. Tampak datar

A.  bising usus 5x/ menit

Page 18: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 18/23

Page 19: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 19/23

Page 20: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 20/23

Page 21: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 21/23

 

21

XVIII.  SINDROM GERIARTRI

Sindroma geriatri meliputi Delirium, Instabilitas/ Falls, Immobilisasi, Inkontinensia

Urin, Inkontinensia Alvi, Demensia, Ulkus Dekubitus, Depresi, Inanisasi, Insomnia

Dari hasil wawancara dan pemeriksaan, pada pasien tersebut didapatkan:

  Demensia

  Inanisasi

XIX.  DAFTAR MASALAH

-  Geriatric problem

-  ISK

-  Malnutrisi ec intake sulit

-  Anemia

XX.  REKOMENDASI

Page 22: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 22/23

Page 23: ISI CASE RINI.docx

8/13/2019 ISI CASE RINI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 23/23

 

23

1.  Pranarka, Kris. 2006. Penerapan Geriatrik Kedokteran Menuju Usia Lanjut yang

Sehat Divisi Geriatrik Departemen IPD. FK UNDIP.

2.  Boedhi Darmojo. 2006. Geriatri dan Gerontologi di Indonesia dalam Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 329:

hal.1440-1446

3.  Forciea MA. Comprehensive Geriatric Assessmenta In: Geriatrics Secrets. 3rd edition.

 New York: Mc Grawhill; 2004. Hal. 14-18 via http:// books.google.com

4.  Boedhi Darmojo R., Hadi Martono. 2006. Teori Proses Menua dalam Buku Ajar

Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta. Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.