isi case rini.docx
TRANSCRIPT
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 1/23
1
BAB I
PENDAHULUAN
Di banyak negara, terutama negara berkembang, akibat keberhasilan pembangunan di
bidang kesehatan terjadi penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian
serta peningkatan angka harapan hidup. Di Indonesia sendiri terjadi peningkatan warga yang
berumur di atas 60 tahun (usia lanjut). Dalam angka absolut, populasi usia lanjut di Indonesia
yang pada tahun 1960 baru berjumlah 4,5 juta, meningkat menjadi 8,0 juta pada tahun 1980,
dan menjadi 14,9 juta pada tahun dua ribu. Jumlah penduduk usia lanjut pada tahun 2010
sudah hampir sama dengan jumlah balita dan diperkirakan akan berjumlah 28,8 juta di tahun
2020.
Gerontologi dan geriatri adalah ilmu yang terkait dengan masalah usia lanjut.
Gerontologi berasal dari kata gerontos (usia lanjut) dan logos (ilmu); mengandung arti semua
ilmu yang mempelajari seluk beluk kehidupan warga usia lanjut, mencakup bidang sosial,
budaya, ekonomi dan kesehatan. Geriatri berasal dari kata gerontos dan iatros (penyakit),
dengan demikian ilmu geriatri adalah bagian dari ilmu kedokteran dan gerontologi yang
khusus mempelajari kesehatan dan penyakit pada usia lanjut.(3)
Penelitian tentang proses menua di negara maju mengungkapkan bahwa fisiologi
orang tua berbeda, sehingga orang berusia lanjut tidak sama dengan orang dewasa ditambah
sekian tahun. Pasien usia lanjut belum tentu pasien geriatri. Pasien geriatri merupakan pasien
usia lanjut yang memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dengan pasien
dewasa pada umumnya. Adanya beberapa penyakit secara bersamaan (multipatologi) yang
umumnya bersifat kronik degeneratif, tampilan gejala dan tanda klinik yang tidak khas atau
menyimpang, rendahnya daya cadang faali, menurunnya status fungsional, dan gangguan
nutrisi merupakan ciri pasien geriatri. Karakteristik tersebut menyebabkan diperlukannya
pendekatan dan pengelolaan khusus pada pasien geriatri (pendekatan paripurna pasien
geriatri) melalui pengkajian dan intervensi secara berkesinambungan terhadap kondisi
fungsional, psiko-kognitif, nutrisi dan sosial (bio-psiko-sosial) dengan pendekatan
interdisiplin serta memperhatikan aspek kuratif, rehabilitatif, preventif dan promosi dalam
pelaksanaannya, agar tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan kualitas hidup
yang optimal.
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 2/23
2
Permasalahan yang dihadapi di Indonesia :
1. Jumlah warga usia lanjut bertambah cepat.
2. Masyarakat belum memberikan tanggapan tepat, seperti fasilitas umum khusus untuk
usia lanjut, sistem pendanaan pensiun yang sesuai dengan kondisi usia lanjut, sistem
pelayanan kesehatan yang sesuai dan masih banyak lagi.
3. Sosialisasi masalah usia lanjut akan memerlukan waktu panjang, sebelum negara
menetapkan undang-undang dan peraturan yang memberdayakan warga usia lanjut.
4. Masih perlu dipersiapkan tenaga kesehatan dengan kemampuan di bidang geriatri,
menggunakan kurikulum yang disusun oleh pakar berbagai disiplin ilmu.
Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk memperdalam pemahaman tentang
geriatri dan pendekatan serta pengelolaannya secara paripurna (komprehensif) sehingga
nantinya diharapkan tercapai suatu populasi usia lanjut yang sehat dan mandiri.
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 3/23
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Menua dan Implikasi Klinis
Menurut Alex Comfort (1940)(1,4) dasar dari proses menua adalah kegagalan fungsi
homeostatik penyesuaian diri terhadap faktor intrinsik dan ekstrinsik. Menua adalah proses
yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang rapuh dengan berkurangnya
sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai
penyakit seiring dengan bertambahnya usia. Terjadi berbagai perubahan fisiologis yang tidak
hanya berpengaruh terhadap penampilan fisik, namun juga terhadap fungsi dan tanggapan
pada kehidupan sehari-hari.
Namun harus dicermati, bahwa setiap individu mengalami perubahan-perubahan
tersebut secara berbeda. Pada beberapa individu, laju penurunannya mungkin cepat dan
dramatis, sementara pada individu lainnya, perubahannya kurang bermakna. Proses menua
bukanlah sesuatu yang terjadi hanya pada orang berusia lanjut, melainkan suatu proses
normal yang berlangsung sejak maturitas dan berakhir dengan kematian. Namun demikian,
efek penuaan tersebut umumnya menjadi lebih terlihat setelah usia 40 tahun.
Proses menua seyogianya dianggap sebagai proses normal dan tidak selalu
menyebabkan gangguan fungsi organ atau penyakit. Berbagai faktor seperti faktor genetik,
gaya hidup, dan lingkungan, mungkin lebih besar mengakibatkan gangguan fungsi daripada
penambahan usia itu sendiri. Di sisi lain, hubungan antara usia dan penyakit sangat erat. Laju
kematian untuk banyak penyakit meningkat seiring dengan menuanya seseorang, terutama
disebabkan oleh menurunnya kemampuan orang usia lanjut berespon terhadap stres, baik
stres fisik maupun stres psikologik. Secara umum dapat dikatakan terdapat kecenderungan
menurunnya kapasitas fungsional baik pada tingkat selular maupun pada tingkat organ
sejalan dengan proses menua. Akibat penurunan kapasitas fungsional tersebut, orang berusia
lanjut umumnya tidak berespon secara efektif terhadap berbagai rangsangan, internal maupun
eksternal, seperti yang dapat dilakukan oleh orang yang lebih muda. Menurutnya kapasitas
untuk berespons terhadap lingkungan internal yang berubah cenderung membuat orang usia
lanjut sulut untuk memelihara kestabilan status fisik dan kimiawi dalam tubuh, atau
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 4/23
4
memelihara homeostasis tubuh. Gangguan terhadap homeostasis tersebut dapat memudahkan
terjadinya disfungsi berbagai sistem organ dan turunnya toleransi terhadap obat-obatan.
Perubahan akibat proses menua(4)
Penurunan kondisi f isik
Bersifat patologis berganda (multiple phatology) misalnya tenaga berkurang, kulit
makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb.
Penurunan fungsi dan potensi seksual
Seringkali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik dan juga faktor psikologis.
Perubahan aspek psikososial
Pada umumnya lansia akan mengalami penuruna fungsi kognitif dan psikomotor
sehingga mempengaruhi aspek psikososialnya yang nantinya akan berkaitan dengan
kepribadian lansia (ada 5 jenis kepribadian: Tipe Konstruktif, Mandiri, Tergantung,
Bermusuhan dan Kritik Diri)
Perubahan yang berkai tan dengan pekerjaan
Diawali dari masa pensiun, dimana diperlukan persiapan yang baik untuk menghadapi
masa ini.
Perubahan dalam peran sosial di masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya sehingga perannya di masyarakat pun akan berubah.
Pasien geriatri, jika terserang kondisi akut maka akan menjadi geriatris giants/
geriatris problems, yaitu:
Sindrom delirium
Depresi
Jatuh/ instabilitas postural
Inkontinensia
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 5/23
5
Imobilisasi
Gejala dekondisi
Keadaan juga semakin rumit jika selain masalah di atas, juga terdapat:
Penelantaran
Abuse
Kemiskinan
Maka dari itu dibutuhkan pendekatan yang khusus terhadap pasien geriatri berupa
Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) atau Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)
atau Pengkajian Komprehensif pada Geriatri.
Pengkajian Komprehensif pada Geriatri
Pengkajian Komprehensif pada Geriatri mencakup: kesehatan fisik, mental, status
fungsional, kegiatan sosial, dan lingkungan, dalam upaya kuratif, promotif, preventif serta
rehabilitatif. Tujuan pengkajian ini adalah mengetahui kesehatan penderita secara holistik
supaya dapat memberdayakan kemandirian penderita selama mungkin dan mencegahdisabilitas-handicap diwaktu mendatang. Sistem ini bersifat tidak sekedar multi-disiplin
tetapi interdisiplin dengan koordinasi serasi antara disiplin dan lintas pelayanan kesehatan. (3,4)
CGA merupakan evaluasi pada pasien usia lanjut yang memfokuskan pada: (3)
Kesehatan fisik
Kesehatan mental
Status fungsionalFungsi sosial
Lingkungan
Status nutrisi
Adapun keuntungan Pengkajian Komprehensif pada Geriatri ini menurut studi-studi
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut(3)
Menurunkan penggunaan fasilitas perawatan
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 6/23
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 7/23
7
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. Woro Sri Humiani
Alamat : KP Payangan RT 04/07 Jatisari
Umur/tgl lahir : 82 tahun/ 02-10-1931
Anak ke- : 4 dari 7 bersaudara
Status perkawinan : Janda
Jumlah anak : -
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Keadaan sos-ek : dibiayai oleh dana pensiun suami dan pasien sendiri
sebagai guru
Jaminan : ASKES
No. Registrasi : 297787
NRM : 55-10-05-00
II. PENYAKIT YANG DIDERITA SEKARANG
KU : demam sejak 1hari SMRS
KT : lemas, tidak nafsu makan, nyeri pinggang
RPS : pasien datang dengan keluhan demam sejak 1 hari
SMRS. Demam dirasakan terus menerus namun suhu tidak diukur. Pasien belum
meminum obata apapun untuk mengurangin kemuhan. Sehari sebelum keluhan,
pasien kehujanan. Pasien juga mengeluhkan lemas, tidak nafsu makan dan nyeri pinggang terutama ketika sedang duduk lama.
RPD : Menurut pasien, pasien sebelumnya pernah menderita
penyakit kencing manis namun tidak tahu kapan tepatnya. Sampai sekarang pasien
tidak meminum obat apapun untuk mengontrol kadar gula darahnya. Riwayat
hipertensi disangkal. Riwayat alergi juga disangkal.
III. GANGGUAN KESEHATAN LAIN
Menelan : disangkal
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 8/23
8
Masalah gigi : disangkal
Gigi palsu : disangkal
Gangguan komunikasi/ bicara: pembicaraan sering di ulang-ulang
Nyeri/ gerak : Di bagian pinggang kalau duduk lama
IV. PENILAIAN SISTEM
SSP : demensia (+)
Saluran pernafasan atas : normal
Saluran pernafasan bawah : normal
Cor : normal
GI : Inkontinensia alvi (-)
Urologi : inkontinensia urin (-)
Menarkhe/ menopause: pasien tidak ingat kapan dia pertama kali menstruasi
dan kapan menopause
V. KEBIASAAN YANG MERUGIKAN
Obat-obatan yang sedang dikonsumsi : tidak ada
Ada/ tidak perubahan perilaku : 1 bulan terakhir pasien sering
berjalan-jalan keluar rumah, bahkan diwaktu hujan. Sebelumnya pasien memang
sudah memiliki kebiasaan jalan pagi atau sore hari. Pasien juga sering menyebut
semua orang yang ditemui sebagai anak atau cucunya.
Rokok/ alkohol/ jamu : pasien dulu pernah memiliki
kebiasaan meminum jamu
VI. NUTRISI
Nafsu makan : baik
Jenis : kurang bervariasi
Keseimbangan gizi : kurang
Kecukupan vitamin & mineral: cukup
Kecukupan kalori : kurang
Kalori yang diperlukan: 1000-1200 kal
Keadaan gigi geligi, mastikasi, fungsi GI: cukup baik
Penurunan berat badan: tidak ada
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 9/23
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 10/23
10
2 Lingkar lengan atas
a. <21 = 0
0
3 Lingkar betis
a. ≤ 31 = 0
0
4 BB selama 3 bulan terakhir :
d. tidak kehilangan BB= 3
3
5 Hidup tidak tergantung (tidak di tempat perawatan atau RS)
Tidak = 1
1
6 Menggunakan lebih dari 3 obat per hari
Tidak = 1
1
7 Mengalami stres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bln
terakhir:
Ya = 0
0
8 Mobilitas :
b. Dapat pergi keluar rumah = 2
2
9 Masalah neuropsikologis
c. Demensia ringan = 1
1
10 Nyeri tekan atau luka kulit
Tidak = 1
1
11 Berapa banyak daging yang dikonsumsi setiap hari?
a. 1x makan = 0
0
12 Asupan protein terpilih
a. Minimal 1x penyajian produk-produk susu olahan:
ya=1
b. Dua atau lebih penyajian produk kacang-kacangan
(tau, tempe): tidak= 0
c. Daging, ikan, unggas setiap hari: ya=1
2
13 Konsumsi dua atau lebih penyajian sayur atau buah2an setiap
hari: tidak = 0
0
14 Bagaimana asupan makanan 3 bulan terakhir
b. Kehilangan nafsu makan sedang = 1
1
15 Berapa banyak cairan yang dikonsumsi tiap hari
a. <3 cangkir = 0
0
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 11/23
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 12/23
12
Total skor 13
Kesimpulan: 12-19 ketergantungan ringan
Tabel 4. Instrument Activity Dialy of Living (IADL)
No. Aktivitas Independen
Nilai = 0
Dependen
Nilai = 1
Nilai
1 Telepon Tidak bisa menggunakan
telepon sama sekali
1
2 Belanja Sama sekali tidak mampu
belanja
1
3 Persiapan makanan Perlu disiapkan dan
dilayani
1
4 Perawatan rumah Perlu bantuan untuk
semua perawatan rumah
sehari-hari
1
5 Mencuci baju Semua pakaian dicuci oleh
orang lain
1
6 Transport Perjalanan terbatas ke taxi
atau kendaraan dengan
bantuan orang lain
1
7 Pengobatan Tidak mampu menyiapkan
obat sendiri
1
8 Manajemen keuangan Tidak mampu mengambil
keputusan finansial atau
memegang uang
1
Total skor 8
Skor IADL: 3-8 dikerjakan oleh orang lain
VIII. ASSESMENT KOGNITIF, MEMORI DAN DEMENSIA
Tabel 5. Kuisioner MMSE (Mini Mental State Examination)
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 13/23
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 14/23
14
9
10
11
12
13
14
15
Apakah Anda lebih memilih untuk diam dirumah daripada keluar
rumah dan mencoba hal-hal baru?
Apakah Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan
Anda dibandingkan biasanya?
Apakah Anda merasa bahwa hidup Anda saat ini
menyenangkan?
Apakah Anda merasa tidak berharga dengan keadaan Anda saat
ini?
Apakah Anda merasa sangat kuat/ bertenaga?
Apakah Anda merasa situasi Anda tanpa harapan?
Apakah Anda merasa bahwa kebanyakn orang lebih baik
daripada Anda?
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
Total
Nilai : 3 ata lebih pada GDS 15 mendeteksi adanya kasus
depresi (100% sensiti vitas)
Pasien tidak kooperatif dalam menjawab pertanyaan, sehingga penapisan depresi
tidak dapat dinilai.
X. PENGKAJIAN INKONTINESIA ALVI DAN URIN
Tabel 7. Kuisioner Pengkajian Inkontinensia Urin dan Alvi
Pertanyaan: Apakah anda mengompol atau BAB tanpa disadari?
0 tidak pernah
1,0 kadang-kadang kehilangan kontrol berkemih/ mengguanakan alat bantu
berkemih & BAB
2,5 kehilangan kontrol berkemih setidaknya sekali dalam sebulan
4,0 kehilangan kontrol berkemih sedikitnya 2 kali sebulan/ kadang-kadang
kehilangan kontrol BAB
5,0 kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali dalam sebulan
5,5 kehilangan kontrol berkemnih sedikitnya sekali dalam seminggu
6,5 kehilangan kontrol BAB sedikitnya 2 kali sebulan
8,0 kehilangan kontrol BAB sedikitnya sekali seminggu/ kehilangan kontrol
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 15/23
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 16/23
16
Kesadaran Komposmentis (4), Apatis (3)
Confused (2), Stupor (1)
Tingkat Aktivitas Ambulatori (4)
Berjalan dengan bantuan (3)Hanya bisa duduk (2)
Hanya bisa tiduran (1)
Mobilitas Bergerak bebas (4)
Sedikit terbatas (3)
Sangat terbatas (2)
Tidak bisa bergerak/ immobile (1)
Inkontinensia Tidak ada (4)Kadang-kadang (3)
Sering inkontinensia urin (2)
Inkontinensia urin dan alvi (1)
Karena pasien mobilisasinya baik , total skor 18, maka pasien tidak memiliki
risiko untuk mengalami ulkus dekubitus.
XIV. PENGKAJIAN INSOMNIA
Tabel 9. Kuisioner Pengkajian Insomnia
Pasien tidak kooperatif dalam menjawab pertanyaan, sehingga pengkajian masalah
insomnia tidak dapat dinilai. Namun dari anamnesis secara umum pasien tidak
memiliki gangguan tidur, pasien biasanya tidur pada saat siang dan malam hari.
XV. IMPAIRMENTS (KEMUNDURAN FUNGSI ORGAN)
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 17/23
17
XVI. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan darah:
Tidur : 110/70 mmhg
Duduk : 110/70 mmhg
Berdiri : tidak dilakukan
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 37,40C
RR : 20 x/menit
Menilai sistem:
SSP : NVIII. Nistagmus (-), tes gesekan jari (+), Rinne +/+, Weber
lateralisasi (-), swabach kurang dari pemeriksa
N XI. Julur lidah (+) tremor (+)
Interna:
Leher : KBG tidak teraba membesar
Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
JVP 5+1 cmH20Bising arteri carotis : tidak terdengar
Wajah : dalam batas normal
Rambut : warna putih, tidak mudah dicabut
Thoraks
Cor : I. Ictus cordis tidak terlihat
P. ictus cordis teraba di ICS 5 garis midclavicula
P. batas jantung kanan ICS 5 garis parasternal kanan, batas jantung
kiri ICS 5 garis midclavicula kiri
A. BJ I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
Pulmo : I. Pergerakan dada simetris
P. vocal fremitus simetris kanan dan kiri
P. sonor kanan dan kiri
A. BND vesikular, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : I. Tampak datar
A. bising usus 5x/ menit
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 18/23
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 19/23
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 20/23
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 21/23
21
XVIII. SINDROM GERIARTRI
Sindroma geriatri meliputi Delirium, Instabilitas/ Falls, Immobilisasi, Inkontinensia
Urin, Inkontinensia Alvi, Demensia, Ulkus Dekubitus, Depresi, Inanisasi, Insomnia
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan, pada pasien tersebut didapatkan:
Demensia
Inanisasi
XIX. DAFTAR MASALAH
- Geriatric problem
- ISK
- Malnutrisi ec intake sulit
- Anemia
XX. REKOMENDASI
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 22/23
8/13/2019 ISI CASE RINI.docx
http://slidepdf.com/reader/full/isi-case-rinidocx 23/23
23
1. Pranarka, Kris. 2006. Penerapan Geriatrik Kedokteran Menuju Usia Lanjut yang
Sehat Divisi Geriatrik Departemen IPD. FK UNDIP.
2. Boedhi Darmojo. 2006. Geriatri dan Gerontologi di Indonesia dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 329:
hal.1440-1446
3. Forciea MA. Comprehensive Geriatric Assessmenta In: Geriatrics Secrets. 3rd edition.
New York: Mc Grawhill; 2004. Hal. 14-18 via http:// books.google.com
4. Boedhi Darmojo R., Hadi Martono. 2006. Teori Proses Menua dalam Buku Ajar
Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta. Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.