implementasi kurikulum program fullday...

13
IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY SCHOOL SEBAGAI SARANA UNTUK MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ABAD 21 Widi Aimi, [email protected] , Departemen Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Deni Kurniawan, [email protected], Departemen Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Dekedensi karakter terjadi pada peserta didik sangat menkhawatirkan sekali, mengingat peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang harus mempunyai karakter dan nilai-nilai luhur untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju. Salah satu aspek yang di tonjolkan dalam pendidikan abad ke-21 adalah pengembangan karakter peserta didik. Upaya untuk membangun karakter peserta didik adalah dengan menerapkan program fullday school dimana peserta didik tidak hanya mendapatkan pembelajaran secara akademis. Dalam program fullday school peserta didik diarahkan untuk mengikuti berbagai kegiatan positif yang di rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kurikulum program fullday school untuk membangun karakter peserta didik. Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini dalah dengan menggunakan metode literature reviews (tinjauan literatur). Implementasi kurikulum Fullday School yang baik akan menjadi kontribusi sumbangan terhadap karakter peserta didik. Kata Kunci : Implementas Kurikulum, Fullday School, Karakter Peserta Didik

Upload: others

Post on 18-Jan-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY SCHOOL SEBAGAI

SARANA UNTUK MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM

PENDIDIKAN ABAD 21

Widi Aimi, [email protected] , Departemen Pengembangan Kurikulum Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Deni Kurniawan, [email protected], Departemen Pengembangan Kurikulum Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Abstrak

Dekedensi karakter terjadi pada peserta didik sangat menkhawatirkan sekali, mengingat peserta

didik merupakan generasi penerus bangsa yang harus mempunyai karakter dan nilai-nilai luhur

untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju. Salah satu aspek yang di

tonjolkan dalam pendidikan abad ke-21 adalah pengembangan karakter peserta didik. Upaya

untuk membangun karakter peserta didik adalah dengan menerapkan program fullday school

dimana peserta didik tidak hanya mendapatkan pembelajaran secara akademis. Dalam program

fullday school peserta didik diarahkan untuk mengikuti berbagai kegiatan positif yang di

rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain. Karya tulis

ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui implementasi kurikulum program fullday school untuk

membangun karakter peserta didik. Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini dalah

dengan menggunakan metode literature reviews (tinjauan literatur). Implementasi kurikulum

Fullday School yang baik akan menjadi kontribusi sumbangan terhadap karakter peserta didik.

Kata Kunci : Implementas Kurikulum, Fullday School, Karakter Peserta Didik

Page 2: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

FULLDAY SCHOOL CURRICULUM IMPLEMENTATION PROGRAM AS A

FACILITATION TO BUILD STUDENTS' CHARACTERS IN 21ST CENTURY

EDUCATION

Widi Aimi, [email protected] , Curriculum Development Department School of

Postgraduate Indonesian University of Education

Deni Kurniawan, [email protected], Curriculum Development Department School of

Postgraduate Indonesian University of Education

ABSTRACT

The decreasing of character built-up that is occurs in students has been very worrying,

considering that students are the next generation of the nation who must have the character and

noble values to make this nation to be more advanced. One aspect that is highlighted in 21st

century education is the development of the students' character. The effort to build students'

character is by applying a full-day school program where students not only get academic

learning. In the full-day school program, participants are educated for various activities

supported by schools such as extra-curricular, self-development, and others. This paper’s aim

is to find out the implementation of school curriculum programs to build students' character.

Literature review is the method used in this paper. The implementation of a good Full-Day

School curriculum will make a good contribution for the students’ character building.

Keywords: Curriculum Implementation, Full-Day school, Students’ Character.

Page 3: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

PENDAHULUAN

Pendidikan pada saat ini di hadapkan pada tujuan pembelajaran yang sangat beragam.

hal ini sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju.

Peserta didik yang ada pada saat ini merupakan generasi yang disebut digital native, yaitu

generasi yang lahir pada era digital, dimana lebih anak lebih banyak mengisi kehidupan dengan

penggunaan teknologi. Hal tersebut berdampak pada pembelajaran yang akan mereka dapatkan

di sekolah. Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus menyiapkan pembelajaran yang

sesuai dengan karakter peserta didik pada saaat ini, menggunakan teknologi dengan maksimal

serta pengitegrasian karaakter pada setap pembelajaran. Pendidikan yang dirasa perlu untuk

menjawab tangtang tersebut adalah pendidikan abad ke 21.

Di lihat dari segi pendidikan di abad ke 21 mengharuskan peserta didik mempunyai

kompetensi yang disebut 4C yaitu critical thinking and problem solving (berpikir kritis dan

menyelesaikan masalah), creativity (kreativitas), communication skill (kemampuan

berkomunikasi) dan ablitiy to work collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama). Akan

tetapi semakin berkembanganya teknologi, tidak diiringi dengan kesiapan peserta didik dalam

memanfaatkanya. Banyak sekali peserta didik yang menyalahgunakan teknologi dengan hal-

hal yang dapat berdampak buruk bagi dirinya maupun lingkungan sekitar. keadaan seperti ini

perlu di sikapi dengan bijak oleh para praktisi pendidikan.

Pendidikan harus mampu membentuk karakter peserta didik di masa sekarang dan masa

yang akan datang. Peserta didik harus memiliki nilai-nilai serta moral yang manjadi pondasi

dalam dirinya, agar tidak melakukan hal-hal negative. Karakter yang di bangun dalam proses

pendidikan sejatinya berperan penting untuk peserta didik, dengan karakter yang di milikinya

peserta didik akan mampu berkembang bahkan bersaing secara global. Pendidikan karakter

akan baik diberikan pada peserta didik sedini mungin, agar peserta didik merasa terbiasa dan

tahu akan nilai-nilai luhur, serta norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan mengetahui

dan mengamalkan dari nilai-nilai tersebut makan tidak tidak akan ada lagi informasi-informasi

mengenai tindakan peserta didik yang merugikan dirinya serta masyarakat sekitar. Oleh sebab

itu, para praktisi pendidikan harus memberikan fasilitas atau program pendidikan yang dapat

memberikan kontribusi terhadap pembangunan karakter. Salah satu upaya pemerintah adalah

dengan mengimplementasikan kurikulum fullday school.

Fullday school merupakan program pembelajaran sehari penuh, dimana kurikulum

yang di rancang didalamnya bertujuan utnuk mengoptimalkan waktu belajar peserta didik di

dalam sekolah dengan kegiatan-kegiatan yang bermakna serta dapat memberikan penguatan

untuk membangun karakter peserta didik. Dalam program fullday school tidak hanya proses

Page 4: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

pembelajaran di dalam kelas, akan tetapi seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh warga

sekolah untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin serta penanaman karakter pada peserta

didik seperti ekstra kurikuler, pengembangan diri, dan lain-lain.

Pendidikan fullday school sebagai sarana untuk membangun karakter peserta didik

sejatinya merupakan implementasi dari Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Di dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.”

Dalam proses pembelajaran dalam kegiatan fullday school tidak hanya menjadikan peserta

didik menjadi cerdas dan mahir dalam bidang teknologi, akan tetapi peserta didik diberikan

pemahaman dan pembinaan mengenai pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam setiap

pembelajaran dan kegaiatan lainya. Sehingga output dari sekolah akan seimbang tidak hanya

menjadikan lulsanya (peserta didik) mahir dalam bidang akademik akan tetapi memiliki

karakter yang kuat.

KAJIAN TEORI

1. Konsep Kurikulum

Kurkukulum secara etimologis menurut Muhaimin (2012, hlm. 1) menjelaskan bahwa

kurikulum berasal dari bahsa Yunani yaitu ‘curere’ yang berarti jarak tempuh lari, dimana

jarak yang harus di tempuh oleh seorang pelari dari mulai start sampai finish. Menurut UUNo.

20 tahun 2003, Kurikukulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sejalan dengan hal tersebut menurut

Doll (1974, hlm. 22) menjelaskan bahwa :

The commonly accepted definition of the curriculum has changed from content of

courses of study and list of subjects and courses to all the experiences hich are offered

to learners under the auspices or direction of the school.

Defini kurikulum menurut Doll menunjukan bahwa dalam sebuah kurikulum , tidak hanya

menitik beratkan pada isi atau materi pelajaran yang akan guru sampaikan akan tetapi

menunjukan adanya perubahan ruang lingkup dari konsep yang kecil kepada konsep yang lebih

besar. Konsep yang lebih luas disini adalah adanya pengalaman peserta didik dalam proses

pembelajaran yang merupakan tanggung jawab sekolah, di rumah, maupun di lingkungan

masyarakat.

Menurut Deng (2017) menjelaskan bahwa “Curriculum usually refers to what is taught

in schools in terms of programs, courses of study, or school subjects for teaching in

Page 5: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

classrooms.” Kurikulum dalam praktinknya biasanya mengacu pada apa yang akan di ajarkan

di sekolah dalam hal ini adalah program sekolah, program studi atau mata pelajaran sekolah

untuk diajarkan di dalam kelas. Dari beberapa para ahli yang telah dijelaskan di atas, maka

jelas bahwa kurikulum tidak hanya berbciara mengenai perencanaan, implementasi serta

evaluasi seperangkat isi atau materi pelajaran, akan tetapi kurikulu merupakan segala bentuk

kegiatan yang direncanakan dan di implementasikan serta memberikan pengalaman kepada

peserta didik agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Implementasi kurikulum sangat penting, karena sukses tidaknya program fullday school

dapat di lihat dari kurikulum yang di gunakan di sekolah tersebut. Menurut Ornstein &

Hunkins (2009, hlm. 250) menjelaska bahwa “Successful curriculum implementation results

from careful planning, which focuses on three factors: people, programs, and process” Jelas

bahwa kurikulum akan berhasil diimplementasikan dari perencanaan yang matang yang

berfokus pada tiga faktor, diantaranya : orang, program dan proses. Sejalan dengan hal tersebut

Mulyasa dalam Ningrum (2015, hlm. 418) mengungkapkan bahwa sosialisasi dalam

implementasi kurikulum sangat penting dilakukan, agar semua pihak yang terlibat dalam

implementasinya di lapangan paham dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga mereka memberikan dukungan terhadap

perubahan kurikulum yang dilakukan.

2. Fullday School

Proses belajar yang dilaksanakan selama sehari penuh dikenal dengan nama fullday

school, dalam proses pembelajaranya program ini melaksanakan pembelajaran selama sehari

penuh. Pembelajaran disitidak hanya pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, akan tetapi

terdapat beberapa program yang dilaksanakan di luar jam belajar seperti ekstrakulikuler

maupun pengembangan dn lain-lain. Peraturan Menteri (Permen) Nomor 23 Tahun 2017

menjelaskan mengenai peraturan mengenai fullday school. Pada pasal 2 dijelaskan bahwa

sekolah melaksanakan proses pembelajaran selama 8 jam dalam 1 hari atau 40 jam selama 5

hari. Konsep fullday school berbeda dengan sekolah pada umumnya, dimana pada sekolah

umum (setengah hari) kegiatan proses belajar hanya dilakukan setengah hari dari pagi hingga

siang hari, sedangkan pada sekolah fullday school proses pembelajaran dilaksanakan seharian

penuh dari jam 06.45 sampai dengan jam 15.00 dengan istirahat setiap dua jam sekali.

Menurut Adapun menurut Iftayani & Nurhidayati (2016, hlm. 55) “Full day school

education system implies that apply learning or full day of teaching and learning by combining

intensive teaching system ie, by adding hours of lessons for deepening the subject matter as

well as personal development and creativity”. Dalam program fullday school guru harus

Page 6: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

inovatif dalam memberikan pemelajaran di kelas, karena jika tidak peserta didik akan merasa

bosan berada di sekolah karena waktu sekolah yang berlangsung lama. Program-program yang

akan sekolah laksanakan harus di rencanakan se baik mungkin , agar tujuan dari kurikulum

dapat terpenuhi dengan baik. Menurut Kristiawan & Tobari (2017, hlm. 3728) menjelaskan

bahwa the full-day school program will be joyful due to the fact that 1) the full-day school

gives additional study time by having the extra-curricular activities; 2) the full-day school is

about the relationship between parents and their children; 3) the full-day school can help

teachers to obtain 24 hour-teaching obligation per week for certification.

Aktivitas yang dilaksanakan dalam fullday school merupakan suatu bentuk penanaman

karakter pada peserta didik, guru mengajarkan nilai-nilai spiritual dengan waktu yang lebih

banyak, selain itu peserta didik akan aktif dalam kegiatan yang positif yang diadakan oleh

sekolah yang berdampak pada pembiasaan serta memupuk potensi dan karakter peserta didik

sejak dini.

Menurut Hasan (2006, hlm. 114) pembelajaran fullday school memiliki beberapa

keunggulan, diantaranya :

1. Sistem fullday school memungkinkan terwujudnya pendidikan secara utuh. Bloom

menjelaskan bahwa sasaran obyektifitas pendidikan meliputi tiga ranahy, yaitu

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

2. Sistem fullday school lebih memungkinkan terwujudnya intensifikasi dan

efektivitas proses edukasi. Fullday school dengan menggunakan waktu lebih lama

dan panjang sangat memungkinkan untuk terwujudnya intensifikasi proses

pendidikan dalam arti peserta didik lebih mudah diarahkan dan bentuk sesuai

dengan misi aorientasi pendidikan, sebab aktivitas peserta didik lebih mudah

terpantau.

3. Sistem fullday school merupakan sistem pendidikan yang terbukti efektif dalam

mengaplikasikan kemampuan peserta didik dalam segala hal.

Sekolah dengan penerapan sistem fullday school, berbeda dengan sekolah pada

umumnya. Dalam sistem fullday school pembelajaran dilaksanakan seharia penuh di sekolah

dari pagi hingga sore hari. Menurut Kristiawan, (2017, hlm. 3729) “There are two main aspects

in the full-day school, i.e. setting schedules and deepening subjects”. Pengaturan jadwal dalam

Fullday school harus dirancang dengan matang , inovasi dan kreativitas guru di butuhkan di

dalamnya. Selain itu, apabila guru telah menggunakan berbagai metode serta strategi maka

Page 7: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

pengalaman peserta didik akan hadir dalam proses pembelajaran sehingga proses transfer ilmu

pengetahuan dan nilai-nilai akan berjalan dengan baik.

Adapun tujuan dari fullday school menurut Sujianto (2004, hlm. 204) hal-hal yang

melatar belakangi munculnya fullday schoolantara lain :

1. Minimnya waktu orang tua dirumah berinteraksi dengan anak dikarenakan

kesibukan dari tuntutan pekerjaan,

2. Meningkatnya single parents dan banyaknya aktifitas orang tua yang kurang

memberi perhatian pengawasan dan keamanan, serta kenyamanan erhadap segala

tuntutan kebutuhan anak, terutama bagi anak usia dini,

3. Perlunya formulasi jam tambahan keagaman bagi anak dikarenakan minimnya

waktu orang tua bersama anak,

4. Peningkatan kualitas pendidikan sebagai sebuah alternatif solusi terhadap berbagai

permsalahan kemerosotan bangsa, terutama akhlak,

5. Semakin canggih dunia komunikasi, membuat dunia seolah-olah tanpa batas

(borderless world).

Maka jelas, bahwa tujuan dari adanya fullday school yaitu untuk memberikan pondasi yang

kuat pada peserta didik untuk membentuk karakter, mengembangkan minat dan bakat serta

meningkatkan kecerdasan peserta didik dalam segala bidang.

3. Hakikat Karakter

Karakter merupakan cara berpikir dan bertindak setiap orang untuk hidup dan

bekerjasama di lingkuangan keluarga sampai pada lingkungan masyarakat. Menurut Simon

Philips dalam Muslich (2013, hlm. 70) mnejelaskan bahwa karakter adalah kumpulan tata nilai

yang menju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang

ditampilkan. Menurut Rokhmana, dkk (2014, hlm. 116) menjelaskan bahwa Character is

usually seen from psychological perspective. This is related to the aspects of behaviour,

attitude, manner and the quality following which differentiate one person to another or specific

elements which may lead somebody to be more outstanding that others. Orang yang miliki

karakter yang baik adalah individu yang mengetahui setiap apa yang dia lakukan serta

bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dia perbuat.

Sementara pendidikan karakter menurut Megawangi (2004, hlm. 95) “usaha untuk

mendidik anak-anak agar dapat mengabil keputusan dengan bijak dan mempraktikanya dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat membeikan kontribusi yang positif kepada

lingkunganya.” Menurut Lickon dalam Muslich (2013, hlm. 75) yang menekankan tiga

komponen karakter yang baik, yaitu moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling

Page 8: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

( perasaan tentang moral), moral action (perbuatan moral), yang diperlukan agar peserta didik

mampu memahami, merasakan, dan menlaksanakan nilai-nilai kebajikan. Sejalan dengan hal

tersebut menurut M. Fakry Gaffar dalam Kesuma, dkk (2012, hlm. 5) Pendidikan karakter

merupakan sebuah transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam

kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.

Dari beberapa penjelasan menurut para ahli mengenai pendidikan karakter , maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter merupakan proses interaksi antara guru dan

peserta didik secara sadar dan terencana, dimana didalamnya diajarkan nilai-nilai dan moral

bangsa yang harus di terapkan oleh peserta didik agar kelak bisa hidup dan bekerjasama dengan

baik dalam keluarga samapai pada lingkungan masyarakat.

Tujuan pendidikan karakter dalam seting sekolah , menurut Kesuma, dkk (2012, hlm.

9) diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menguatkan dan mengembangkan nila-nilai kehidupan yang dianggap penting dan

perlu sehingga menjadi kepribadian atau keemilikina peserta didik yang khas

sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan;

2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang

dikmbangkan oleh sekolah;

3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam

memerankan tugas dan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Tujuan dari pendidikan karakter di sekolah tentunya sangat penting, karena dengan

pendidikan karakter akan mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan norma

dan nilai-nilai. Pendidikan karakter dapat mengubah sikap peserta didik dari yang berperilaku

negatif menjadi positif. Proses perubahan tersebut di maknai dengan proses pembelajaran ,

pembiasaan serta bimbingan pada peserta didik.

Nilai-nilai karakter yang ditanamkan dan dikembangkan di sekolah menurut Darmiyati

Zuhdi dalam Baroroh (2011, hlm. 153) mengemukakan terdapat 18 nilai-nilai pendidikan,

budaya dan karakter bangsa yaitu : 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) Disiplin, 5) kerja keras,

6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta

tanah air, 12) menghargai prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar

membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli sosial dan 18) tanggung jawab.

Menurut Buchori dalam Muslich (2013, hlm. 87) menjelaskan bahwa dalam pendidikan

karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan

nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengalaman nilai secara nyata. Jelas bahwa pendidikan

karakter di sekolah dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran, dimana norma-norma serta

Page 9: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

nilai pada materi pelajaran perlu dikembangkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Selain

itu pendidikan karakter dapat di lakukan pada kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri.

Hal ini di luar mata pelajaran dengan tujuan untuk membantusiswa dalam mengembangkan

baka, minat, potensi serta kebutuhan dari setiap peserta didik.

Pembahasan

Negara Indonesia pada saat ini dihadapkan pada beberapa tantang besar, salah satunya

yaitu revolusi industri 4.0. tantangan tersebut harus dialalui dan dipersiapkan oleh seluruh

bangsa Indonesia. Kunci sukses pada tantangan tersebut adalah kualitas dari sumber daya

manusia nya sendiri, oleh karea itu peningkatan dari sumber daya manusia harus di pikirkan

dengan sebaik mungkin. Pendidikan pada abad 21 merupakan salah satu upaya untuk

menciptakan manusia yang berkualitas. Menurut Partnership for 21st Century Skills (P21)

terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam menghadapi

kehidupan di abad ke-21, diantaranya :

a) Content Knowledge and 21st Century themes, dimana peserta didik sangat penting

untuk penguasaan mata pelajaran mendasar dan tema abad ke 21. Seperti Bahasa

inggris, matematika, kewarganegaraan, dll.

b) Learning and Innovation Skills, keterampilan belajar dan berinovasi, focus pada

kreativitas, berpikir kritis, komunikasi dan kolaborasi sangat penting untuk

mempersiapkan peserta didik di masa depan.

c) Information, Media and Technology Skills, bahwa seorang peserta didik harus

melek informasi. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media

untuk belajar.

d) Life and Career Skills, kemampuan berpikir harus terus dikembangkan oleh setiap

peserta didik, pengetahuan konten, kompetensi sosial dan emosional untuk

mengarahkan kehidupan dan lingkungan kerja yang kompleks. Diantaranya

kemampuan beradaptasi, inisiatif, keterampilan sosial, produktivitas, kepemimpinan

dan tanggung jawab.

Dalam pendidikan di abad 21 peserta didik tidak hanya dihadapkan dalam penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi saja, akan tetapi peserta didik harus memiliki karakter yang

kuat. Karakter yang kuat merupakan aspek penting dalam kualitas sumber daya manusia

(SDM) karena untuk menentukan kemajuan suatu bangsa di perlukan manusia yang berkarakter

dan berkualitas.

Page 10: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

Implementasi Kurikulum Fullday Shool merupakan salah stu alternatif dalam

pembentukan karakter peserta didik dalam pendidikan abad ke 21. tetapi Dalam kegiatan

fullday school kegiatan belajar siswa selama sehari penuh, akan tetapi pembelajaran disni

bukan hanya proses pembelajaran di kelas melainkan adanya kegiatan-kegiatan lainya seperti

ekstra kulikuler dan pengembangan diri.

Pada program pendidikan fullday school terdapat beberapa aspek kurikulum,

diantaranya sebagai berikut :

a. Core Curriculum (kurikulum inti), dimana materi pada sekolah fullday school

sama dengan sekolah pada umumnya yaitu dari diknas pendidikan pusat.

b. Intra Curriulum (Kurikulum Khusus), merupakan tambahan mata pelajaran yang

berasal dari sekolah sendiri.

c. Complement Material (kurikulum tambahan), memberikan materi tambahan yang

disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan tidak menutup kemungkina

berkembangnya dan bertambah sebagai dampak dari perkembangan pendidikan.

d. Hidden Curriculum (kurikulum tersembunyi), yaitu kurikulum yang tidak

memiliki jam secara khusus namun diberikan sebagai tambahan ketika pengajaran

dan kegiatan kesiswaan.

Sebenarnya pada kurikulum 2013 telah menerapkan pendidikan karakter, fiantaranya

yaitu dengan mengintegrasikan nilai-nilai pada seiap mata pelajaran, mengoptimalisasikan

kurkulum muatan lokal, kegaiatan eksrta kurikuler, pengembangan diri, dan layanan

bimbingan konseling. Implementasi kurikulum fullday school merupakan bagian dari

kurikulum yang mengutamakan karakter siswa. Program fullday school yang di rancang oleh

pihak sekolah benar-benar bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam pengembangan

karakter peserta didik.

Kurikulum fullday school, pihak sekolah diberikan keleluasan untuk mengembangan

program sekolah sesuai dengan kekhasan dari masing-masing sekolah tersebut. Bukan hanya

siswa saja yang menjadi sasaran dalam pendidikan karakter melainkan seluruh warga yang

berada di dalam sekolah itu. Dalam mengimplementasikan kurikulum fullday school sebagai

upaya untuk membangun karakter peserta didik, maka semua komponen yang ada di dalam

sekolah tersebut harus dilibatkan termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri seperti

proses pembelajaran dan penilaian, materi pembelajaran, proses pembelajaran, pengelolaan

sekolah, kegiatan-kegiatan kokurikuler, dll.

Page 11: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

Kesimpulan

Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang penting dalam pendidikan di Indonesia,

dalam implementasi kurikulum fullday school, sekolah merancang program-program serta

inovasi pembelajaran untuk proses pembelajaran. Siswa berada di sekolah selama sehari penuh,

dengan begitu sekolah dapat membimbing siswa agar dapat menerapkan nilai-nilai serta norma

yang baik. Akan tetapi jika program yang tidak terencana dan kurangnya inovasi pada sekolah

yang menerapkan fullday school akan mengakibatkan siswa menjadi bosan berada di sekolah.

Untuk membentuk sumber daya manusai yang berkualitas, tidak hanya cakap dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi saja, akan tetapi harus memiliki karakter yang kuat. Sumber daya

manuasia yang berkualitas akan menciptakan Negara yang sangat maju dalam berbagai bidang.

Page 12: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain

Daftar Pustaka

Baroroh, K. (2011). Upaya Meningkatkan Nilai-nilai Karakter Peserta Didik Melalui

Penerapan Metode Role Playing. Jurnal ekonomi dan Pendidikan, 8.

Buchori, M. (1995). Tranformasi Pendidikan. Jakarta: Pustaka SInar Harapan.

Deng, Z. (2017). Rethinking Curriculum and Teaching. Oxford Research Encyclopedia of

Education.

Doll, R. C. (1974). Curriculum Improvement, Decision Making and Process. Boston: Allyn &

Bacon, Inc.

Hasan, N. (2006). Fullday School Model Alternatif Pembelajaran PAI. Jurnal Pendidikan

Tadris, 1.

Kesuma, D., Triatna, C., & Permana, J. (2012). Pendidikan Karakter : Kajian Teori dan Praktik

di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kristiawan, M., & Tobari. (2017). The Characteristics of the Full Day School Based

Elementary School. Transylvanian Review, XXV.

Larrain, A., Moreno, C., & Grau, V. (2017). Curriculum Materialas Support Teachers in The

Promotion of Argumentation in Science Teaching : A Case Study. Teaching an Teacher

Education, 67.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter; Solusi yang Tpat untuk Membangun Bangsa.

Bogor: Indonesai Heritage Foundation.

Miller, J. P., & Seller, W. (1985). Curriculum Perspectives and Practice. USA: Longman Inc.

Muhaimin. (2012). Pengembangan KUrikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah ,

Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raawali Pers.

Muslich, M. (2013). Pendidikan Karakter ;Menjawab Tantanga Krisis Multidimensional.

Jakarta: Bumi Aksara.

Ningrum, E. S. (2015). Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah dasar. Manajemen

Pendidikan, 24.

Ornstein, A.C. & Hunkins, F.P. (2009). Curriculum, Foundations, Principles, and Issues.

Fifth Ed. Singapore: Pearson.

Rokhmana, F., Hum, M., Syaifudin, A., & Yulianti. (2014). Character Education For Golden

Generation 2045 (National Character Building for Indonesian Golden Years). Social

and Behavioral Sciences, 141.

Sanjaya, W. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenanda Media

Group.

Page 13: IMPLEMENTASI KURIKULUM PROGRAM FULLDAY ...icerd2018.conference.upi.edu/wp-content/uploads/sites/30/...rancang oleh sekolah seperti ekstra kulikuler, pengembangan diri, dan lain-lain