ii. tinjauan pustaka 2.1 sejarah pembudidayaan stroberi 2.pdf · klasifikasi botani tanaman...

45
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi Stroberi merupakan tanaman buah berupa herbal yang ditemukan pertama kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa, dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia. Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, 2000). Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae (Berbiji tertutup) Kelas : Dicotyledonae (Biji berkeping dua) Ordo (bangsa) : Rosales Famili (suku) : Rosaideae Subfamili : Rosaceae Genus : Fragaria Spesies : Fragaria spp. Stroberi yang dapat temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrida yang merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne. Adapun

Upload: duongthuan

Post on 05-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi

Stroberi merupakan tanaman buah berupa herbal yang ditemukan pertama

kali di Chili, Amerika. Salah satu spesies tanaman stroberi yaitu Fragaria chiloensis

L menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa, dan Asia. Selanjutnya spesies lain,

yaitu F. vesca L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis stroberi ini

pula yang pertama kali masuk ke Indonesia. Klasifikasi botani tanaman stroberi

adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, 2000).

Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (Berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (Biji berkeping dua)

Ordo (bangsa) : Rosales

Famili (suku) : Rosaideae

Subfamili : Rosaceae

Genus : Fragaria

Spesies : Fragaria spp.

Stroberi yang dapat temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang

dihasilkan dari persilangan F. virgiana L. var Duchesne asal Amerika Utara dengan

F. chiloensis L. var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan hibrida yang

merupakan stroberi modern (komersil) Fragaria x annanassa var Duchesne. Adapun

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

11

syarat pertumbuhan tanaman stroberi sebagai berikut (BAPPENAS dalam

Prihatman, 2000).

1. Iklim

(1) Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan 600

s.d. 700 mm/tahun.

(2) Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan dalam pertumbuhan

adalah 8 s.d. 10 jam setiap harinya.

(3) Stroberi adalah tanaman subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran

tinggi tropis yang memiliki temperatur 17 s.d. 20 oC.

(4) Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman stroberi yaitu antara

80 s.d. 90%.

2. Media Tanam

(1) Apabila ditanam di kebun, tanah yang dibutuhkan adalah tanah liat berpasir,

subur, gembur, mengandung banyak bahan organik, tata air, dan udara baik.

(2) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal untuk budidaya stroberi di kebun

adalah 5,4 s.d. 7,0, sedangkan untuk budidaya di pot adalah 6,5 s.d. 7,0.

3. Ketinggian tempat

Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim tersebut adalah 1.000 m dpl s.d.

1.500 m dpl.

Pasar stroberi juga semakin luas karena buah subtropis itu tidak hanya

dikonsumsi segar, namun buah stroberi dapat juga diolah menjadi berbagai macam

olahan yang bermanfaat dan digemari masyarakat seperti selai, sirup, dodol,

manisan, jus, es krim, dan jelly. Buah stroberi dapat juga bermanfaat bagi kesehatan

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

12

seperti anti kanker, mengencangkan kulit, mengatasi panas dalam, mencegah

leukemia, menunda proses penuaan, anti tumor, pembersihaan sistem pencernaan,

dan memutihkan gigi. Akibat dari banyaknya industri pengolahan yang

memanfaatkan stroberi sebagai bahan baku dan mempunyai daya tarik yang sangat

diminati oleh masyarakat (Prayoga, 2011).

Stroberi merupakan buah daerah subtropic, maka dari itu stroberi yang

dibudidayakan di Indonesia merupakan hasil introduksi. Adapun varietas introduksi

yang dapat ditanam di Indonesia antara lain sebagai berikut (Balitjestro, 2010).

1. Sweet Charlie (asal Amerika Serikat)

Varietas ini ditanam secara luas di dunia karena cepat berbuah, buah besar

dengan warna jingga sampai merah, aroma tergolong kuat, sangat produktif, dan

tahan terhadap serangan Colletotrichum.

2. Oso Grande (asal California)

Varietas ini sekarang digunakan secara luas di dunia. Ukuran buah sangat besar,

buahnya padat, tengahnya bertekstur seperti busa, dan hasil panen tinggi.

3. Tristar (asal Amerika Barat)

Varietas ini memerlukan panjang hari netral. Ukuran buah medium sampai kecil,

buah cocok untuk pengolahan makanan, dan tahan terhadap serangan penyakit

red stele dan embun tepung.

4. Nyoho (asal Jepang Selatan dan Korea)

Secara umum, varietas ini memiliki penampilan buah sangat menarik, mengkilap,

buah padat, sangat manis, dan sangat cocok untuk bahan baku kue.

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

13

5. Hokowaze (asal Jepang Utara)

Varietas ini memiliki hasil panen tinggi, aroma tajam, sedikit lunak, sangat

rentan terhadap serangan Verticillium dan antraknosa serta tahan terhadap

serangan penyakit embun tepung.

6. Rosa Linda (asal Florida)

Varietas ini memiliki hasil panen tinggi dengan aroma buah yang kuat. Varietas

ini digunakan sebagai buah meja dan olahan.

7. Chandler (asal California)

Varietas ini telah ditanam secara luas di dunia. Ukuran buah besar, hasil panen

tinggi, dan tahan terhadap serangan virus.

Varietas-varietas tersebut telah banyak dibudidayakan, khususnya di daerah

dataran tinggi seperti Lembang, Cianjur, Cipanas dan Sukabumi (Jawa Barat), Batu

dan Situbondo (Jawa Timur), Magelang dan Purbalingga (Jawa Tengah), Bedugul

(Bali), dan Berastagi (Sumatera Utara) (Balitjestro, 2010).

2.2 Teknik Budidaya Stroberi

Teknik dalam budidaya stroberi melalui beberapa tahapan yaitu pembibitan,

pengolahan media tanam, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, mengenai hama

dan penyakit serta gejala dan pengendaliannya, selanjutnya cara panen stroberi dan

penanganan pascapanen stroberi, supaya mengetahui lebih jelasnya mengenai teknik

budidaya stroberi akan dibahas pada anak subbab berikut ini (BAPPENAS dalam

Prihatman, 2000).

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

14

2.2.1 Pembibitan

Pembibitan stroberi diperbanyak dengan biji dan bibit vegetatif (anakan dan

stolon atau akar sulur). Adapun kebutuhan bibit per hektar yaitu antara 40.000 s.d.

83.350 bibit stroberi.

1. Perbanyakan dengan biji terdapat pada cara sebagai berikut.

(1) Benih dibeli dari toko pertanian, rendam benih didalam air selama 15 menit

kemudian dikeringanginkan.

(2) Kotak persemaian berupa kotak kayu atau plastik, diisi dengan media berupa

campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang (kompos) halus yang bersih (1:1:1).

Benih disemaikan merata di atas media dan tutup dengan tanah tipis. Kotak

semai ditutup dengan plastik atau kaca bening dan disimpan pada temperatur 18

s.d. 20 oC.

(3) Persemaian disiram setiap hari, setelah bibit berdaun dua helai siap dipindah

tanam ke bedeng dengan jarak antar bibit 2 cm s.d. 3 cm. Media tanam bedeng

sapih sama dengan media persemaian. Setelah itu, bedengan dinaungi dengan

plastik bening selama di dalam bedengan, bibit diberi pupuk daun. Setelah

berukuran 10 cm dan tanaman telah merumpun maka bibit dipindahkan pada

media yang ada di kebun.

2. Bibit vegetatif untuk budidaya stroberi di kebun

Tanaman induk yang dipilih harus berumur satu s.d. dua tahun yang sehat dan

produktif. Adapun cara penyiapan bibit anakan dan stolon adalah sebagai berikut.

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

15

(1) Bibit anakan

Rumpun dibongkar dengan cangkul, tanaman induk dibagi menjadi beberapa

bagian yang sedikitnya mengandung satu anakan. Setiap anakan ditanam dalam

polibag berukuran 18 cm x 15 cm yang telah berisi campuran tanah, pasir, dan

pupuk kandang halus (1:1:1). Setelah itu, simpan di bedeng persemaian

beratapkan dengan plastik.

(2) Bibit stolon

Rumpun yang dipilih telah memiliki akar sulur pertama dan kedua. Kedua akar

sulur ini dipotong, kemudian bibit ditanam di dalam polibag berukuran 18 cm x

15 cm yang telah berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang (1:1:1).

Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.

(3) Bibit untuk budidaya stroberi di polibag

Pembibitan dari benih atau anakan atau stolon dilakukan dengan cara yang sama,

tetapi media tanam berupa campuran gabah padi dan pupuk kandang (2:1).

Setelah bibit di persemaian berdaun dua atau bibit dari anakan atau stolon di

polibag kecil berukuran 18 cm x 15 cm siap pindah, bibit dipindahkan ke polibag

besar ukuran 30 cm x 20 cm berisi media yang sama, setelah di polibag bibit

dipelihara sampai menghasilkan.

2.2.2 Pengolahan media tanam

Pengolahan media tanam pada tanaman stroberi dapat dilakukan dengan

beberapa teknik budidaya yaitu sebagai berikut.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

16

1. Budidaya di kebun tanpa mulsa plastik

(1) Saat awal musim hujan, lahan diolah dengan baik sedalam 30 cm s.d. 40 cm,

kemudian dikeringanginkan selama 15 s.d. 30 hari.

(2) Buat bedengan dengan lebar 80 cm x 100 cm, tinggi 30 cm s.d. 40 cm, panjang

disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 40 cm x 60 cm atau guludan

dengan lebar 40 cm x 60 cm, tinggi 30 cm s.d. 40 cm, panjang disesuaikan

dengan lahan, jarak antar guludan 40 cm x 60 cm.

(3) Taburkan 20 s.d. 30 ton/ha pupuk kandang atau kompos secara merata di

permukaan bedengan atau guludan dan biarkan bedengan selama 15 hari,

kemudian buat lubang tanam dengan jarak 40 cm x 30 cm, 50 cm x 50 cm, atau

50 cm x 40 cm pada media tanah.

2. Budidaya di kebun dengan mulsa plastik.

(1) Saat awal musim hujan, lahan diolah dengan baik dan kering dengan dianginkan

15 s.d. 30 hari. Setelah itu, buatlah bedengan dengan lebar 80 cm x 120 cm,

tinggi 30 cm s.d. 40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan

60 cm, atau guludan dengan lebar bawah 60 cm, lebar atas 40 cm, tinggi 30 cm

s.d. 40 cm, panjang disesuaikan dengan lahan, jarak antar bedengan 60 cm dan

kemudian dikeringanginkan selama 15 hari.

(2) Taburkan dan campurkan dengan tanah bedengan atau guludan 200 kg urea, 250

kg SP-36, dan 100 kg/ha KCl setelah itu siram hingga lembab, kemudian pasang

mulsa plastik hitam atau hitam perak menutupi bedengan atau guludan dan

kuatkan ujung-ujungnya dengan bantuan bambu berbentuk U.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

17

(3) Buat lubang di atas plastik seukuran alas kaleng bekas susu kental manis. Jarak

antar lubang dalam barisan 30 cm, 40 cm, atau 50 cm, sehingga jarak tanam

menjadi berukuran 40 cm x 30 cm, 50 cm x 50 cm, atau 50 cm x 40 cm.

Kemudian buat lubang tanam di atas lubang mulsa tadi.

3. Pengapuran

Bila tanah masam, 2 s.d. 4 ton/ha kapur kalsit atau dolomit ditebarkan di atas

bedengan atau guludan lalu dicampur merata. Pengapuran dilakukan segera

setelah bedengan atau guludan selesai dibuat.

2.2.3 Teknik penanaman

Siram polibag berisi bibit dan keluarkan bibit bersama media tanamnya

dengan hati-hati, kemudian tanam satu bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di

sekitar pangkal batang. Pada tanaman tanpa mulsa, diberi pupuk dasar sebanyak 1/3

dari dosis pupuk anjuran (dosis anjuran 200 kg/ha Urea, 250 kg SP-36, dan 150

kg/ha KCl). Pupuk diberikan di dalam lubang sejauh 15 cm di bagian kiri sampai

bagian kanan tanaman, kemudian sirami tanah di sekitar pangkal batang hingga

menjadi lembab.

2.2.4 Pemeliharaan tanaman

1. Penyulaman

Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 15 hari setelah tanam, untuk

tanaman yang disulam adalah yang mati atau tumbuh abnormal.

2. Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada pertanaman stroberi tanpa ataupun dengan mulsa

plastik. Mulsa yang berada di antara barisan atau bedengan dicabut dan

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

18

dibenamkan ke dalam tanah. Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan

gulma, biasanya dilakukan bersama pemupukan susulan.

3. Perempelan atau pemangkasan

Tanaman yang terlalu rimbun, terlalu banyak daun harus dipangkas.

Pemangkasan dilakukan teratur terutama membuang daun-daun tua atau rusak

dan juga tanaman stroberi diremajakan setiap dua tahun.

4. Pemupukan

(1) Pertanaman tanpa mulsa yaitu dengan cara pupuk susulan diberikan 1,5 s.d. 2

bulan setelah tanam sebanyak 2/3 dosis anjuran. Pemberian dengan cara ditabur

dalam larikan dangkal diantara barisan, setelah itu ditutup dengan tanah.

(2) Pertanaman menggunakan mulsa yaitu dengan cara pupuk susulan ditambahkan

jika pertumbuhan kurang baik, maka campurkan urea, SP-36, dan KCl (1:2:1,5)

sebanyak 5 kg yang dilarutkan dalam 200 ltr air, kemudian setiap tanaman

disiram dengan 350 s.d. 500 cc larutan pupuk.

5. Pengairan dan penyiraman

Sampai tanaman berumur 2 minggu, penyiraman dilakukan 2 kali sehari,

kemudian penyiraman dikurangi berangsur-angsur dengan syarat tanah tidak

mengering. Pengairan bisa dengan disiram atau menjauhi parit antar bedengan

dengan air.

6. Pemasangan mulsa kering

Mulsa kering dipasang seawal mungkin setelah tanam pada bedengan atau

guludan yang tidak memakai mulsa plastik. Jerami atau rumput kering setebal

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

19

3 cm s.d. 5 cm dihamparkan di permukaan bedengan atau guludan dan antara

barisan tanaman.

2.2.5 Hama dan penyakit

1. Hama

(1) Kutu daun (Chaetosiphon fragaefolii)

Kutu berwarna kuning-kuning kemerahan, kecil (1 mm s.d. 2 mm), hidup

bergerombol di permukaan bawah daun. Gejalanya yaitu pucuk atau daun

keriput, keriting, pembentukan bunga atau buah terhambat. Pengendalian dapat

dengan insektisida Fastac 15 EC dan Confidor 200 LC.

(2) Tungau (Tetranychus sp. dan Tarsonemus sp.)

Tungau berukuran sangat kecil, betina berbentuk oval, jantan berbentuk agak

segitiga, dan telur kemerah-merahan. Gejalanya yaitu daun berbercak kuning

sampai coklat, keriting, mengering, dan gugur. Pengendalian dapat dengan

insektisida Omite 570 EC, Mitac 200 EC, atau Agrimec 18 EC.

(3) Kumbang penggerek bunga (Anthonomus rubi)

Kumbang penggerek akar (Otiorhynchus rugosostriatus) dan kumbang

penggerek batang (O. sulcatus). Gejalanya yaitu, di bagian tanaman yang digerek

terdapat tepung. Pengendalian dapat dengan insektisida Decis 2,5 EC,

Perfekthion 400 EC, atau Curacron 500 EC disaat menjelang fase berbunga.

(4) Kutu putih (Pseudococcus sp.)

Gejalanya yaitu bagian tanaman yang tertutupi kutu putih akan menjadi

abnormal. Pengendalian kimia dapat dengan insektisida Perfekthion 400 EC atau

dengan Decis 2,5 EC.

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

20

(5) Nematoda (Aphelenchoides fragariae atau A. ritzemabosi)

Hidup di pangkal batang bahkan sampai pucuk tanaman. Gejalanya yaitu

tanaman tumbuh kerdil, tangkai daun kurus, dan kurang berbulu.

Pengendaliannya dapat dengan nematisida Trimaton 370 AS, Rugby 10 G, atau

dengan Nemacur 10 G.

2. Penyakit

(1) Kapang kelabu (Botrytis cinerea)

Gejalanya yaitu pada bagian buah membusuk dan berwarna coklat lalu

mengering. Pengendalian dapat dengan fungisida Benlate atau Grosid 50 SD.

(2) Busuk buah matang (Colletotrichum fragariae Brooks)

Gejalanya yaitu buah masak menjadi kebasah-basahan berwarna coklat muda dan

buah dipenuhi massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian dapat dengan

fungisida berbahan aktif tembaga seperti Kocide 80 AS, Funguran 82 WP, dan

juga dengan Cupravit OB 21.

(3) Busuk rizopus (Rhizopus stolonifer)

Beberapa gejalanya yaitu, pertama buah busuk, berair, berwarna coklat muda,

dan bila ditekan akan mengeluarkan cairan keruh. Kedua di tempat penyimpanan,

buah yang terinfeksi akan tertutup miselium jamur berwarna putih dan spora

hitam. Pengendalian dapat dengan membuang buah yang sakit, pascapanen yang

baik, dan budidaya dengan mulsa plastik.

(4) Empulur merah (Phytophthora fragariae hickman)

Gejalanya yaitu jamur menyerang akar sehingga tanaman tumbuh kerdil, daun

tidak segar, kadang-kadang layu terutama siang hari.

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

21

(5) Embun tepung (Sphaetotheca mascularis atau Uncinula necator)

Gejalanya yaitu, pada bagian yang terserang, terutama daun, tertutup lapisan

putih tipis seperti tepung, bunga akan mengering dan gugur. Pengendalian dapat

dengan fungisida Benlate atau Rubigan 120 EC.

(6) Daun gosong (Diplocarpon earliana atau Marssonina fragariae)

Gejalanya yaitu, daun berbercak bulat telur sampai bersudut tidak teratur,

berwarna ungu tua. Pengendalian kimia dengan fungisida Dithane M-45 atau

dengan Antracol 70 WP.

(7) Bercak daun

Beberapa penyebab dari penyakit bercak daun, yaitu sebagai berikut.

a. Ramularia tulasnii (Mycosphaerella fragariae)

Gejalanya yaitu, bercak kecil ungu tua pada daun. Pusat bercak berwarna

coklat yang akan berubah menjadi putih.

b. Pestalotiopsis disseminata

Gejalanya yaitu, bercak bulat pada daun. Pusat bercak berwarna coklat tua

dikelilingi bagian tepi berwarna coklat kemerahan atau kekuningan,

menyebabkan daun mudah gugur.

c. Rhizoctonia solani

Gejalanya yaitu, bercak coklat kehitaman besar pada daun. Pengendalian

kimia dengan fungisida bahan aktif tembaga seperti Funguran 82 WP, Kocide

77 WP, atau Cupravit OB 21.

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

22

(8) Busuk daun (Phomopsis obscurans)

Gejalanya yaitu, noda bulat berwarna abu-abu dikelilingi warna merah ungu,

kemudian noda membentuk luka mirip huruf V. Pengendalian dapat dengan

Dithane M-45, Antracol 70 WP, atau Daconil 75 WP.

(9) Layu vertisillium (Verticillium dahliae)

Gejalanya yaitu, daun terinfeksi berwarna kekuning-kuningan hingga coklat,

layu, dan tanaman mati. Pengendalian dapat melalui fumigasi gas dengan

menggunakan Basamid-G.

(10) Virus

Ditularkan melalui serangga aphids atau tungau. Gejalanya yaitu, terjadi

perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning (khlorosis) sepanjang tulang

daun, daun jadi keriput, kaku, tanaman kerdil. Pengendalian dapat menggunakan

bibit bebas virus, menghancurkan tanaman terserang, menyemprot pestisida

untuk mengendalikan serangga pembawa virus.

Pencegahan hama dan penyakit umumnya dapat dilakukan dengan menjaga

kebersihan kebun atau tanaman, menanam secara serempak (untuk memutus siklus

hidup), menanam bibit yang sehat, memberikan pupuk sesuai anjuran sehingga

tanaman tumbuh sehat, melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan

keluarga Rosaceae dan memangkas bagian tanaman atau mencabut tanaman yang

sakit. Membudidayakan stroberi dengan mulsa plastik juga akan menekan

pertumbuhan hama atau penyakit. Khusus untuk penyakit, perbaikan drainase

biasanya dapat menurunkan serangan.

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

23

2.2.6 Panen dan produksi

Tanaman asal stolon dan anakan mulai berbunga ketika berumur dua bulan

setelah tanam. Bunga pertama sebaiknya dibuang, dan setelah tanaman berumur

empat bulan maka bunga dibiarkan tumbuh menjadi buah. Periode pembungaan dan

pembuahan dapat berlangsung selama dua tahun tanpa henti.

1. Ciri dan umur panen

(1) Buah sudah agak kenyal dan agak empuk.

(2) Kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan hingga kuning kemerahan.

(3) Buah berumur dua minggu sejak pembungaan atau 10 hari setelah awal

pembentukan buah.

2. Cara panen

Panen dilakukan dengan menggunting bagian tangkai bunga dengan kelopaknya,

dan panen dilakukan biasanya dua kali dalam seminggu.

Perkiraan produktivitas tanaman stroberi bergantung dari varietas dan teknik

budidaya, untuk varietas Osogrande mencapai 1,2 kg/tanaman/tahun, varietas pajero

0,8 kg/tanaman/tahun, dan varietas selva 0,6 kg/tanaman/tahun s.d. 0,7

kg/tanaman/tahun. Teknik budidaya stroberi dengan naungan UV memberikan hasil

1 kg/tanaman/tahun s.d. 1,25 kg/tanaman/tahun (Prayoga, 2011).

Adapun data mengenai hasil produksi stroberi berdasarkan provinsi di

Indonesia tahun 2011 s.d. 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

24

Tabel 2.1

Produksi Stroberi Berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun 2011 s.d. 2013

No Provinsi Produksi per Tahun (ton)

2011 2012 2013

1 Sumatera Utara 30 108 482

2 Sumatera Barat 7 14 8

3 Jambi 0 0 13

4 Bengkulu 65 24 64

5 Jawa Barat 38.314 166.570 86.849

6 Jawa Tengah 1.502 1.871 1.311

7 Jawa Timur 256 232 720

8 Bali 757 780 840

9 NTB 27 33 40

10 Sulawesi Utara 0 100 0

11 Sulawesi Selatan 76 64 26

TOTAL 41.035 169.796 90.353

Sumber : Kementrian Pertanian (2014)

2.2.7 Penanganan pascapanen

1. Pengumpulan

Buah disimpan dalam suatu wadah dengan hati-hati supaya tidak memar, simpan

di tempat teduh atau dibawa langsung ke tempat penampungan hasil. Hamparkan

buah di atas lantai beralas terpal atau plastik. Cuci buah dengan air mengalir dan

tiriskan di atas rak-rak penyimpanan.

2. Penyortiran dan penggolongan

Pisahkan buah yang rusak dari buah yang baik. Penyortiran buah berdasarkan

pada varietas, warna, ukuran, dan bentuk buah. Terdapat tiga kelas kualitas buah

yaitu sebagai berikut.

(1) Kelas Ekstra: buah berukuran 20 mm s.d. 30 mm atau tergantung spesies, serta

warna dan kematangan buah seragam.

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

25

(2) Kelas I: buah berukuran 15 mm s.d. 25 mm atau tergantung spesies, serta

bentuk, dan warna buah bervariasi.

(3) Kelas II: tidak ada batasan ukuran buah dan juga sisa seleksi kelas ekstra dan

kelas I yang masih dalam keadaan baik.

3. Pengemasan dan penyimpanan

Buah dikemas di dalam wadah plastik transparan atau putih kapasitas 0,25 kg s.d.

0,5 kg dan ditutup dengan plastik lembar polietilen. Penyimpanan dilakukan di

rak dalam lemari pendingin 0 s.d. 1 oC.

2.3 Konsep dan Definisi Risiko

Ahli statistik sudah sejak lama mendefinisikan risiko sebagai derajat

penyimpangan suatu nilai di sekitar suatu posisi sentral atau sekitar titik rata-rata.

Variasi lain dari konsep risiko sebagai suatu penyimpangan yaitu risiko merupakan

probabilitas obyektif bahwa outcome yang aktual dari suatu kejadian akan berbeda

dari outcome yang diharapkan. Kunci dalam definisi ini adalah risiko bukan

probabilitas dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilitas dari beberapa outcome

yang berbeda dari yang diharapkan (Darmawi, 2004).

Salvatore (2003) menyatakan risiko mengacu kepada situasi di mana terdapat

lebih dari satu hasil yang mungkin terjadi dari suatu keputusan dan probabilitas dari

setiap hasil tersebut diketahui, sedangkan menurut Wijaya (2012) risiko merupakan

kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang

diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko

investasi tersebut.

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

26

2.3.1 Sumber-sumber risiko

Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya risiko pada umumnya berasal

dari dua sumber yakni sumber internal dan eksternal. Sumber internal umumnya

lebih mudah untuk dikendalikan dan bersifat pasti. Sumber eksternal umumnya jauh

diluar kendali pembuat keputusan, antara lain muncul dari pasar, ekonomi, politik

suatu negara, perkembangan teknologi, perubahan sosial budaya, kondisi pemasok,

kondisi geografi dan kependudukan, dan perubahan lingkungan dimana perusahaan

itu didirikan (Darmawi, 2004).

Menurut Harwood et al., (1999 dalam Sari, 2012) beberapa sumber risiko

yang dapat dihadapi petani sebagai berikut.

1. Risiko produksi

Sumber risiko dari produksi dapat disebabkan oleh hama dan penyakit, cuaca,

musim, bencana alam, teknologi, tenaga kerja yang dapat menyebabkan gagal

panen, produktivitas yang rendah, dan kualitas yang buruk.

2. Risiko pasar dan harga

Risiko yang ditimbulkan oleh pasar diantaranya barang tidak dapat dijual yang

disebabkan oleh adanya ketidakpastian mutu, permintaan rendah, ketidakpastian

harga output, inflasi, daya beli, persaingan ketat, banyak pesaing masuk, banyak

produksi subtitusi, daya tawar pembeli, dan strategi pemasaran yang tidak baik.

Namun, risiko yang ditimbulkan oleh harga yang naik karena adanya inflasi dan

dipengaruhi oleh perubahan harga produksi atau input yang digunakan.

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

27

3. Risiko kelembagaan atau institusi

Risiko yang ditimbulkan adalah adanya aturan tertentu yang membuat anggota

suatu oganisasi menjadi kesulitan untuk memasarkan ataupun meningkatkan

hasil produksi yang dapat disebabkan oleh institusi mempengaruhi hasil

pertanian melalui kebijakan dan peraturan. Kebijakan pemerintah dalam menjaga

kestabilan proses produksi, distribusi, dan harga dari input s.d. output dibutuhkan

untuk memenuhi kebutuhan produksi petani. Fluktuasi harga input maupun

output pertanian dapat mempengaruhi biaya produksi.

4. Risiko keuangan

Risiko keuangan merupakan dampak yang ditimbulkan oleh cara petani dalam

mengelola keuangannya. Risiko yang ditimbulkan antara lain perputaran barang

rendah, laba yang menurun disebabkan oleh adanya piutang tak tertagih, dan

likuiditas yang rendah.

5. Risiko manusia atau orang

Risiko ini disebabkan oleh tingkah laku manusia dalam melakukan proses

produksi. Sumberdaya manusia perlu diperhatikan untuk menghasilkan output

optimal. Moral manusia dapat menimbulkan kerugian seperti adanya kelalaian

sehingga menimbulkan kebakaran, pencurian, dan rusaknya fasilitas produksi.

2.3.2 Tipe-tipe risiko

Hanafi (2009) menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengelompokkan

risiko adalah dengan melihat tipe-tipe risiko. Bagian berikut ini menunjukan bahwa

risiko dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe risiko yaitu, risiko murni dan risiko

spekulatif.sebagai berikut.

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

28

1. Risiko murni (pure risks) adalah risiko dimana kemungkinan kerugian ada, tetapi

kemungkinan keuntungan tidak ada. Contoh risiko tipe ini adalah risiko

kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya.

2. Risiko spekulatif adalah risiko dimana mengharapkan terjadinya kerugian dan

juga keuntungan. Contoh risiko tipe ini adalah usaha bisnis. Dalam kegiatan

bisnis mengharapkan keuntungan, meskipun ada potensi kerugian.

2.4 Hubungan Karakteristik dengan Risk and Return

Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan, maka ada faktor yang turut

mempengaruhinya yaitu karakteristik sang pengambil keputusan. Latar belakang

karakter ini menjadi bagian yang dominan untuk dikaji sebagai bahan analisis

pendukung tentunya. Karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga

yaitu sebagai berikut (Fahmi, 2013).

1. Takut pada risiko atau risk avoider

Karakteristik seperti ini adalah dimana decision maker sangat hati-hati

terhadap keputusan yang diambilnya, bahkan dia cenderung begitu tinggi melakukan

tindakan yang sifatnya menghindari risiko yang akan timbul jika keputusan

diaplikasikan. Secara umum pebisnis yang berkarakter seperti ini cenderung

melakukan tindakan yang biasanya disebut dengan safety player. Mereka penganut

risk avoider cenderung sulit menjadi pemimpin dan lebih banyak menjadi follower

bukan innovator. Namun, yang harus kita pahami bahwa hampir semua investor

bertipe penghindar risiko, dalam artian mereka tidak ingin menanggung risiko yang

akan timbul dalam bentuk kerugian yang akan timbul di kemudian hari.

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

29

Bagaimanapun investasi selalu dilihat sebagai bentuk usaha mencari keuntungan

dalam bentuk finansial di kemudian hari terhadap sejumlah dana yang telah

ditanamkan pada saat ini.

2. Hati-hati pada risiko atau risk indifference

Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat hati-hati

atau begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan

tersebut dilakukan. Namun, bagi mereka yang menganut karakter seperti ini dengan

kecenderuangan kehati-hatian yang begitu tinggi maka biasanya setelah keputusan

tersebut diambil maka dia tidak akan mengubahnya begitu saja.

3. Suka pada risiko atau risk seeker atau risk lover

Karakteristik seperti ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko, karena bagi

tipe ini semakin tinggi risiko maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang

akan diperoleh. Prinsip seperti ini cenderung begitu menonjol dan mempengaruhi

besar terhadap setiap keputusan yang di ambil, mereka terbiasa dengan spekulasi dini

dan itu pula yang membuat mereka penganut karakteristik ini selalu saja ingin

menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja dan kalupun berada

pada posisi pekerja maka itupun tidak akan berlangsung lama. Mental risk seeker

atau juga disebut dengan risk lover adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis besar

dan juga pemimpin besar, karakter ini juga pada umumnya dimiliki oleh para

pemberontak dimana mereka mau bersusah payah dengan keyakinan akan

memperoleh kenikmatan setelah itu yaitu berupa kemenangan.

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

30

2.5 Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis, serta

mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk

efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu

memahami tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang luas

dalam rangka memahami proses manajemen tersebut (Darmawi, 2004).

Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang

dihadapi oleh organisasi secara komprehensif untuk tujuan meningkatkan nilai

perusahaan. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga organisasi

bisa bertahan, atau mungkin saja mengoptimalkan risiko. Risiko ada dimana-mana,

bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari. Apabila risiko tersebut menimpa suatu

organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan.

Beberapa situasi risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut,

karena itu risiko penting untuk dikelola. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan

melalui proses-proses berikut ini (Hanafi 2009).

1. Identifikasi risiko

Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang

dihadapi oleh suatu organisasi. Beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko,

misalkan dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang

tidak diinginkan.

2. Evaluasi dan pengukuran risiko

Tujuan evaluasi risiko adalah untuk memahami karakteristik risiko dengan lebih

baik. Apabila memperoleh pemahaman yang lebih baik, maka risiko akan lebih

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

31

mudah dikendalikan. Beberapa teknik untuk mengukur risiko tergantung jenis

risiko tersebut. Sebagai contoh bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan)

risiko atau suatu kejadian jelek terjadi.

3. Pengelolaan risiko

Apabila organisasi gagal mengelola risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa

cukup serius, misalkan kerugian yang besar. Risiko bisa dikelola dengan

berbagai cara, yaitu seperti penghindaran, ditahan (rentention), diversifikasi,

transfer risiko (asuransi), pengendalian risiko (risk control), dan pendanaan

risiko (risk financing).

Darmawi (2004) menyatakan dengan menerapkan manajemen risiko dapat

memberikan sumbangan terhadap perusahaan yaitu sebagai berikut.

1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.

Sebagian kerugian seperti hancurnya fasilitas produksi mungkin bisa

menyebabkan perusahaan harus ditutup, jika sebelumnya tidak ada kesiapsediaan

menghadapi musibah tersebut.

2. Laba dapat ditingkatkan dengan jalan mengurangi pengeluaran, maka

manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba. Misalnya,

manajemen risiko dapat mengurangi pengeluaran dengan jalan mencegah atau

mengurangi risiko kerugian.

3. Manajemen risiko dapat menyumbang secara tidak langsung laba setidaknya

dengan cara-cara sebagai berikut.

Page 23: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

32

(1) Apabila sebuah perusahaan memanajeri risiko murninya dengan berhasil, maka

manajer akan bersikap tenang dan percaya diri, serta membuka pikiran untuk

menyelidiki risiko spekulatif.

(2) Membebaskan manajer umum dari memikirkan aspek risiko murni dari proyek

yang bersifat spekulatif, maka manajemen risiko dalam hal ini menunjang

peningkatan kualitas keputusan yang diambil.

(3) Apabila keputusan telah diambil untuk menerima proyek yang bersifat spekulatif,

maka penanganan risiko spekulatif lebih efisien.

(4) Manajemen risiko dapat mengurangi fluktuasi laba tahunan dan aliran kas.

(5) Melalui persiapan sebelumnya, manajemen risiko dalam banyak hal dapat

membuat perusahaan melanjutkan kegiatannya walaupun telah mengalami suatu

kerugian, jadi dengan demikian mencegah langganan pindah kepada saingan.

4. Menyebabkan ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya

perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi

perusahaan itu.

5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur

pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi, maka

secara tidak langsung menolong meningkatkan public image.

2.6 Identifikasi Risiko

Sebelum memanajemen risiko, maka harus dapat diketahui adanya risiko itu,

berarti membangun pengertian tentang sifat risiko yang dihadapi dan dampaknya

terhadap aktivitas perusahaan. Pengidentifikasian itu merupakan proses

Page 24: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

33

penganalisisan untuk menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan

risiko yang menantang perusahaan. Proses identifikasi harus dilakukan secara cermat

dan komprehensif, sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan atau tidak

teridentifikasi (Darmawi, 2004).

Menurut Hery (2015) dalam pelaksanaannya, teknik pencarian informasi

untuk mengidentifikasi risiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik berikut.

1. Kuesioner

2. Brainstorming

3. Teknik Delphi

4. Wawancara

5. Root Cause Analysis

Setelah proses identifikasi semua risiko – risiko yang terjadi pada suatu usaha

dilakukan, diperlukan suatu tindak lanjut untuk menganalisis risiko – risiko tersebut.

Al Bahar dan Crandall, (1990 dalam Bria, 2012) mengemukakan bahwa yang

dibutuhkan adalah menentukan signifikansi atau dampak dari risiko tersebut, melalui

suatu analisis probabilitas, sebelum risiko – risiko tersebut dibawa memasuki

tahapan respon manajemen.

Langkah pertama dalam mengidentifikasi risiko yaitu dengan menghitung

probabilitas. Ukuran pertama dari risiko adalah besarnya kemungkinan terjadinya

(probabilitas) yang mengacu pada seberapa besar probabilitas risiko yang akan

terjadi. Dengan mengetahui besarnya kemungkinan terjadinya risiko dapat diketahui

risiko apa saja yang tergolong besar dan kecil, sehingga dalam penanganan risiko

dapat diketahui risiko mana yang perlu diperhatikan.

Page 25: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

34

Metode aproksimasi adalah cara yang digunakan untuk mengetahui

probabilitas dan dampak risiko, metode ini dilakukan dengan cara menanyakan kira-

kira berapa dampak dan kemungkinan (probabilitas) dari suatu risiko kepada orang

lain (Kountur, 2008 dalam Dewiana, 2011). Pemilihan metode ini digunakan apabila

perusahaan tidak memiliki data historis mengenai kemungkinan (probabilitas) dan

dampak risiko yang ada. Pengumpulan informasi pada metode aproksimasi ini

dilakukan dengan cara expert opinion. Cara ini merupakan salah satu cara

pengumpulan informasi dimana seseorang dianggap ahli diwawancarai untuk

mendapatkan informasi tentang berapa besar kemungkinan (probabilitas) dan

dampak yang terjadi dari suatu risiko. Beberapa sumber risiko yang dijelaskan

diberikan kepada para ahli yang kemudian ahli tersebut memberikan pendapatnya

terhadap perkiraan dampak dan probabilitas risiko.

Kountur, (2008 dalam Dewiana, 2011) mengemukakan bahwa salah satu cara

untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko yaitu dengan meminta pendapat

sekurang-kurangnya dari tiga orang yang dapat merepresentasikan pendapat optimis

(O), most likely (M), dan pesimis (P). Pendapat yang menyatakan dengan optimis

terhadap suatu kejadian pada umumnya memberikan penilaian lebih kecil karena

beranggapan bahwa kejadian tersebut tidak akan terjadi dan dapat diantisipasi.

Kriteria penentuan para ahli tersebut berdasarkan pada tingkat pengetahuan dan

pengalaman yang dimiliki selama bekerja. Setelah ketiga orang ini diwawancarai,

kemudian dirata-ratakan nilainya. Rata-rata yang dimaksud adalah rata-rata

tertimbang dengan rumus sebagai berikut.

Page 26: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

35

Probabilitas =

Dampak (D) =

..………… (1)

Keterangan :

Probabilitas = Peluang terjadinya akibat sumber-sumber risiko (%)

Dampak (D) = Dampak yang ditimbulkan akibat sumber-sumber risiko (%)

(O) = Pendapat Optimis (%)

(M) = Pendapat Most likely (%)

(P) = Pendapat Pesimis (%)

Penggunaan rumus di atas dilakukan agar data yang didapat tidak bias. Nilai

most likely dikalikan empat karena nilai tersebut diasumsikan sebagai nilai yang

dapat dipercaya dan nilai ini adalah nilai dari orang yang dianggap ahli dari

kebanyakan kejadian secara umum. Penetapan dampak risiko tersebut dilakukan

dengan mempertimbangkan apakah risiko tersebut akan berdampak pada penurunan

penerimaan yang sangat signifikan atau tidak. Besarnya dampak risiko dapat

diketahui melalui perhitungan sebagai berikut (Dewiana, 2011)

Dampak (Rp) = Persentase kehilangan x rata-rata produksi x harga jual ..… (2)

Keterangan :

Dampak (Rp) = Biaya yang ditimbulkan dari sumber-sumber risiko (Rp)

Persentase kehilangan = Pendapat ahli (%)

Rata-rata produksi = Rata-rata produksi selama periode (kg)

Harga jual = Rata-rata harga jual produk (Rp/kg)

Persentase kehilangan yang dimaksud merupakan kehilangan produksi yang

diberikan berdasarkan perkiraan para ahli, sedangkan rata-rata produksi diperoleh

dari jumlah produksi per minggunya, sehingga didapatkan rata-rata produksi. Harga

jual yang digunakan merupakan harga jual rata-rata.

Status risiko digunakan untuk mengetahui mana risiko yang besar dan kecil,

serta status risiko hanya menggambarkan urutan risiko dari yang paling berisiko

Page 27: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

36

sampai dengan yang tidak berisiko. Secara matematis status risiko dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut (Kountur, 2008 dalam Dewiana, 2011).

Status Risiko = Probabilitas x Dampak (Rp) …………………………...… (3)

Keterangan :

Status Risiko = Urutan risiko dari yang paling berisiko (Rp)

Probabilitas = Peluang terjadinya akibat sumber-sumber risiko (%)

Dampak (Rp) = Biaya yang ditimbulkan dari sumber-sumber risiko (Rp)

2.7 Analisis Tingkat Risiko

Sesudah manajer risiko mengidentifikasi berbagai jenis risiko yang dihadapi

perusahaan, maka selanjutnya risiko itu harus dianalisis seberapa besar tingkat

risikonya supaya dapat menentukan relatif pentingnya risiko tersebut dan untuk

memperoleh informasi yang akan menolong dalam penetapan kombinasi peralatan

manajemen risiko yang cocok untuk menanganinya (Darmawi, 2004).

Langkah pertama dalam menganalisis tingkat risiko yaitu dengan menghitung

probabilitas. Metode yang digunakan untuk mengukur probabilitas pada penelitian

ini adalah metode nilai standar (z-score). Menurut Kountur, (2008 dalam Amelia,

2012) terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menghitung tingkat

probabilitas dengan menggunakan metode z-score, sebagai berikut.

1. Menghitung nilai rata-rata produksi

Nilai rata-rata produksi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

∑ ini

n ……………………………………....... (4)

Keterangan:

= Nilai rata-rata dari hasil produksi (kg/tahun)

Qi = Data setiap hasil produksi (kg/minggu)

n = Jumlah data

Page 28: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

37

2. Menghitung nilai standar deviasi (s)

Nilai standar deviasi diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

√∑ i -

ni

n ……………………………………....... 5)

Keterangan:

s = Nilai standar deviasi dari hasil produksi (kg/tahun)

= Nilai rata-rata dari hasil produksi (kg/tahun)

Qi = Data setiap hasil produksi (kg/minggu)

n = Jumlah data

3. Menghitung z-score

Nilai standar (z-score) diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

i -

……………………………………...... (6)

Keterangan:

z = Nilai standar (z-score) yang dilihat dari tabel distribusi normal

Qi = Data setiap hasil produksi (kg/minggu)

= Nilai rata-rata dari hasil produksi (kg/tahun)

s = Nilai standar deviasi dari hasil produksi (kg/tahun)

Apabila kurva normal standar berbentuk simetris pada titik nol (mean)

hasilnya akan sama meski memiliki tanda negatif, maka nilai z akan tetap sama

walaupun bernilai positif ataupun negatif, dan begitu juga dengan luas areanya

(probabilitas) (Salvatore, 2003).

4. Mencari nilai probabilitas (Pi)

Langkah terakhir yang dilakukan dengan menyamakan atau memetakan kedalam

tabel distribusi normal (tabel distribusi Z) nilai z-score yang telah diperoleh hasil

dengan rumus 3.

Konsep distribusi probabilitas sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi dan

membandingkan hasil suatu produksi. Secara umum, hasil atau produksi dari

Page 29: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

38

berusahatani akan paling tinggi pada saat kondisi yang optimal dan akan paling

rendah selama produksi tidak optimal atau resesi. Apabila mengalikan tiap hasil atau

produksi yang mungkin terjadi dari suatu usaha dengan probabilitasnya masing-

masing dan kemudian menambahkan semua hasil perkalian, maka akan mendapatkan

produksi yang diharapkan dari usaha yaitu sebagai berikut (Salvatore, 2003).

Ekspektasi produksi ( ) ∑ i . ini …………………………… (7)

Keterangan:

E(Q) = Nilai yang diharapkan dari hasil produksi (kg/tahun)

Qi = Data setiap hasil produksi (kg)

Pi = Probabilitas dari masing-masing hasil produksi

Menurut Salvatore (2003) nilai yang diharapkan dari hasil produksi (expected

production) merupakan rata-rata tertimbang dari semua tingkat produksi yang

mungkin terjadi dalam berbagai periode dalam produksi, dimana probabilitas dari

tingkat produksi digunakan sebagai bobot.

2.7.1 Ukuran risiko absolut

Menurut Salvatore (2003) menyatakan semakin rapat distribusi probabilitas

semakin berisiko dari suatu keputusan atau strategi. Alasannya, semakin kecil nilai

probabilitas bahwa hasil aktual yang akan terjadi akan menyimpang secara signifikan

dari nilai yang diharapkan atau rata-rata. Hal tersebut dapat mengukur kerapatan atau

derajat penyebaran probabilitas dengan memakai simpangan baku (standard

deviation), yang diindikasikan oleh imbol igma σ . Simpangan baku (standard

deviation) mengukur tingkat penyebaran hasil-hasil yang mungkin dari nilai yang

diharapkan atau rata-rata produk i. Semakin kecil nilai tandar devia i σ , emakin

rapat distribusi dan semakin kecil risiko.

Page 30: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

39

Menghitung nilai tandar devia i σ dari uatu di tribu i probabilita

tertentu, maka dapat memakai proses tiga langkah berikut (Salvatore, 2003).

1. Tiap hasil aktual (Qi) dikurangi sebesar nilai yang diharapkan E(Q) dari

distribusi untuk mendapatkan serangkaian deviasi (di) dari nilai yang diharapkan,

yaitu sebagai berikut.

di = Qi – E(Q) ……………………………………....... (8)

Keterangan:

Qi = Hasil setiap produksi (kg)

E(Q) = Expected production (kg/tahun)

2. Kudratkan tiap deviasi, kemudian kalikan dengan probabilitas dari setiap nilai

yang diharapkan atau rata-rata, dan jumlahkan semuanya. Rata-rata tertimbang

dari deviasi-deviasi yang telah dikuadratkan dinamakan dengan ragam (variance)

dari di tribu i σ2), yaitu sebagai berikut.

σ ∑ ( ( ) . i …………………………............ (9)

Keterangan:

= Ragam (variance) dari hasil produksi (kg/tahun)

Pi = Probabilitas (Tabel distribusi Z)

Qi = Data per periode hasil produksi (kg/periode)

E(Q) = Expected production (kg/tahun)

Nilai variance juga dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai ragam maka

semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi

dalam melakukan kegiatan usaha tersebut (Elton dan Gruber, 1995 dalam

Situmeang, 2011).

3. Hitung akar kuadrat dari ragam untuk mendapatkan simpangan baku (σ), yaitu

sebagai berikut.

Page 31: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

40

√∑ ( - ( )) ..………………………..... (10)

Keterangan:

σ = Simpangan baku dari hasil produksi (kg/tahun)

Pi = Probabilitas (Tabel distribusi Z)

Qi = Data per periode hasil produksi (kg/periode)

E(Q) = Expected production (kg/tahun)

2.7.2 Ukuran risiko relatif

Standar deviasi bukan merupakan ukuran yang baik untuk membandingkan

tingkat sebaran (risiko relatif) yang berhubungan dengan dua distribusi probabilitas

atau lebih yang memiliki nilai yang diharapkan yang berbeda. Distribusi yang

mengandung nilai yang diharapkan terbesar sangat mungkin memiliki standar

deviasi yang lebih besar (ukuran sebaran absolut) tetapi tidak selalu memiliki

dispersi relatif terbesar. Mengukur dispersi relatif, dapat menggunakan koefisien

variasi (coefficient of variation). Koefisien variasi sama dengan simpangan baku dari

suatu distribusi dibagi dengan nilai yang diharapkan dengan rumus perhitungannya

sebagai berikut (Salvatore, 2003).

oefi ien varia i σ

…………….………….. (11)

Keterangan:

CV = Coefficient variation produksi

σ = Standard deviation produksi (kg/tahun) E(Q) = Expected production (kg/tahun)

Koefisien variasi merupakan ukuran yang bebas dimensi, atau angka murni

yang dapat digunakan untuk membandingkan risiko relatif dari dua proyek atau

usaha maupun yang lebih dari dua proyek atau usaha. Proyek atau suatu usaha yang

Page 32: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

41

memiliki koefisien variasi paling tinggi adalah proyek atau suatu usaha yang paling

berisiko (Salvatore, 2003).

Menurut Fahmi (2013) pengukuran risiko operasional dapat dilakukan

dengan menempatkan tingkatan dari setiap bentuk risiko yang terjadi. Semakin

tinggi risiko maka semakin tinggi kemungkinan untuk memperoleh produksi yang

diharapkan, dengan asumsi risiko dan production (produksi) bersifat linear, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1

Hubungan Expected Production dan Standar Deviasi

dalam Perspektif Risiko Operasional

Keterangan:

E(Q) = Expected production atau hasil produksi yang diharapkan.

σ Standar deviasi atau simpangan baku. Simpangan baku di sini sering

diartikan dengan tingkat risiko yaitu semakin besar simpangan

bakunya maka semakin besar tingkat risiko yang akan terjadi.

Pada Gambar 2.1 dapat dipahami bahwa terdapat suatu hubungan kuat antara

E dan σ. Setiap titik-titik dan wilayah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

E(Q)

0 σ

I IV

II III

M

Page 33: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

42

1. Posisi I adalah dimana E berada di po i i yang tertinggi dan σ juga berada di

posisi yang tertinggi dalam artian semakin tinggi pengharapan pada E(Q) maka

semakin tinggi kemungkinan terjadinya σ, atau dengan kata lain di sini kondisi

maksimalitas expected production bersifat searah (linier) dengan risiko yang

akan diterima. Contohnya pada saat suatu perusahaan merencanakan untuk

menambah kapasitas produksi maka kemungkinan untuk meningkatkan

penjualan pasti akan terjadi atau profit perusahaan akan mengalami peningkatan,

namun ini juga berakibat pada terjadinya peningkatan pada proses produksi

untuk mampu meningkatkan jumlah produksi per unitnya yaitu jika sebelumnya

perusahaan bisa memproduksi 4.000 unit maka sekarang harus ditingkatkan

menjadi 4.700 unit. Kondisi ini akan menimbulkan beberapa dampak pada risiko

operasional perusahaan sebagai berikut.

(1) Mesin produksi akan mengalami masa penyusutan dengan cepat karena dipakai

dalam waktu lebih lama dan bersifat mengejar target produksi.

(2) Kebutuhan bahan baku yang diperlukan akan mengalami peningkatan yang tinggi

dan tidak boleh terhenti karena akan mempengaruhi pada kelancaran produksi

secara tepat waktu.

(3) Ketersediaan barang hasil produksi harus selalu tersedia di gudang karena

menyangkut dengan kelancaran order pesanan dari para distributor atau para

pembeli, karena jika hal ini mengalami kemacetan maka kepuasan konsumen

akan terganggu.

2. Posisi II adalah dimana E berada di po i i rendah σ berada dipo i i yang

tinggi atau dengan kata lain E dan σ ber ifat tidak earah atau (non linier).

Page 34: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

43

Posisi ini mengharuskan suatu perusahaan melakukan antisipasi dan menerapkan

strategi yang maksimal guna menghindari semakin terjadinya pergerakan

kenaikan risiko secara lebih tinggi, karena semakin tingginya risiko yang terjadi

akan menyebabkan beberapa hal pada perusahaan seperti berikut.

(1) Peningkatan kerugian perusahaan akan terus bertambah dan lebih jauh dana

cadangan banyak terkuras.

(2) Apabila risiko kerugian ini tetap dibiarkan secara terus menerus maka akan

menyebabkan perusahaan tersebut berada dalam kondisi financial distress

(kesulitan keuangan).

(3) Kredibilitas dan reputasi perusahaan akan semakin menurun karena berbagai

pihak mulai dari rekanan bisnis atau (business partner) hingga para konsumen

terutama konsumen aktual akan semakin kecewa.

(4) Lebih jauh mampu menimbulkan risiko kebangkrutan (bankrupt).

3. Posisi III adalah dimana E berada pada po i i rendah dan σ juga berada pada

posisi yang rendah, atau dengan kata lain E dan σ ber ifat earah linier).

4. Posisi IV adalah dimana E berada pada po i i tinggi dan σ berada po i i

rendah atau dengan kata lain E dan σ ber ifat tidak earah non linier). Pada

kondisi ini ada beberapa kondisi dan situasi yang perlu dicermati sebagai berikut.

(1) Risiko sangat sulit diprediksi tapi jika terjadi mampu menempatkan perusahaan

berada titik atau posisi II.

(2) Kondisi dan situasi ini terjadi pada saat kontrol risiko alias (risk control) menjadi

lemah karena perusahaan selama ini telah terbuai oleh profit dari hasil produksi

yang terus mengalami kenaikan.

Page 35: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

44

(3) Semangat kerja atau under pressure (dibawah tekanan) yang dilakukan oleh

pihak manajemen perusahaan tidak lagi seperti berada pada posisi II dan ini bisa

berdampak pada penurunan kedisiplinan kerja serta target dari pekerjaan yang

harus dikerjakan.

5. Posisi M adalah posisi yang dianggap sebagai titik yang paling optimal untuk

kondisi E dan σ. Apabila pihak manajemen dan para komisaris perusahaan

(para pemegang saham) menginginkan kondisi yang stabil dalam artian safety

position maka sebaiknya memilih posisi atau titik M saja.

2.8 Penanganan risiko

Penanganan risiko merupakan langkah lanjutan dari proses identifikasi dan

menganalisis tingkat risiko. Penanganan risiko berbentuk langkah-langkah yang

ditujukan untuk mengurangi tingkat kerugian dari suatu kondisi yang dianggap

berisiko bagi perusahaan.

Menurut Kountur, (2008 dalam Sari, 2012) menyatakan terdapat dua cara

penanganan risiko yaitu sebagai berikut.

1. Preventif

Preventif adalah cara yang dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Cara

ini cocok dilakukan apabila probabilitas risiko besar. Preventif dapat dilakukan

dengan berbagai cara membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur,

mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), dan memasang atau

memperbaiki fasilitas fisik.

Page 36: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

45

2. Mitigasi

Mitigasi adalah cara penanganan risiko yang dimaksud untuk memperkecil

dampak yang ditimbulkan dari risiko. Cara mitigasi dilakukan untuk menangani

risiko yang memiliki dampak yang sangat besar. Adapun beberapa cara yang

termasuk dalam mitigasi sebagai berikut.

(1) Diversifikasi

Diversifikasi adalah cara menempatkan aset atau harta dibeberapa tempat

sehingga jika salah satu tempat terkena musibah tidak akan menghabiskan semua

aset yang dimiliki. Diversifikasi merupakan salah satu cara pengalihan risiko

yang paling efektif dalam mengurangi dampak risiko.

(2) Penggabungan

Penggabungan atau yang lebih dikenal dengan istilah merger menekankan pola

penanganan risiko pada kegiatan penggabungan dengan pihak perusahaan lain.

(3) Pengalihan risiko

Pengalihan risiko (transfer of risk) merupakan cara penanganan risiko dengan

mengalihkan dampak dari risiko ke pihak lain. Cara ini bermaksud jika terjadi

kerugian pada perusahaan, maka yang menanggung kerugian tersebut adalah

pihak lain. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengalihkan dampak

risiko ke pihak lain, diantaranya dengan melalui asuransi, leasing, dan hedging.

Petani dapat melakukan beberapa cara untuk menangani risiko yang dihadapi

serta meminimalisir kerugian usahataninya. Menurut Harwood et al., (1999 dalam

Cher, 2011) beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut.

Page 37: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

46

1. Diversifikasi usaha (enterprise diversification)

Diversifikasi adalah suatu cara pengelolaan risiko yang sering digunakan yang

melibatkan partisipasi lebih dari satu aktivitas. Cara diversifikasi ini dilakukan

dengan alasan bahwa apabila satu unit usaha memiliki hasil yang rendah maka

unit-unit usaha yang lain mungkin akan memiliki hasil yang lebih tinggi.

2. Integrasi vertikal (vertical integration)

Integrasi vertikal merupakan salah satu cara dalam payung koordinasi vertikal

yang meliputi seluruh cara yang mana output dari satu tahapan produksi dan

distribusi ditransfer ke tahapan produksi lain. Pada sisi petani, keputusan untuk

melakukan integrasi vertikal tergantung pada banyak faktor, antara lain

perubahan keuntungan dengan adanya integrasi vertikal, risiko pada kuantitas

dan kualitas pasokan input atau output sebelum dan sesudah integrasi vertikal,

dan faktor-faktor lainnya.

3. Kontrak produksi (production contract)

Kontrak produksi ini biasanya menetapkan dengan rinci suplai input produksi

oleh pembeli, kualitas dan kuantitas komoditas tertentu yang akan diproduksi,

dan kompensasi yang akan dibayarkan kepada petani.

4. Kontrak pemasaran (marketing contract)

Kontrak pemasaran berisikan perjanjian, baik secara tertulis maupun lisan, antara

pedagang dengan produsen tentang penetapan harga dan penjualan suatu

komoditas sebelum panen atau sebelum komoditas siap dipasarkan. Kepemilikan

komoditas saat diproduksi adalah milik petani, termasuk keputusan manajemen,

seperti menentukan varietas benih, penggunaan input, dan kapan waktunya.

Page 38: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

47

5. Perlindungan nilai (hedging)

Perlindungan nilai dilakukan untuk mengalihkan risiko pada pihak lain yang

lebih baik dalam manajemen risikonya melalui transaksi instrumen keuangan.

6. Asuransi (insurance)

Asuransi adalah kontrak perjanjian pihak yang diasuransikan dengan perusahaan.

Perusahaan bersedia memberikan kompensasi atas kerugian yang dialami pihak

yang diasuransikan. Premi asuransi akan diterima oleh pihak yang diasuransikan

sebagai kompensasinya.

2.9 Risiko Portofolio dalam Diversifikasi

Pelaku bisnis mempunyai banyak alternatif dalam melakukan investasi. Salah

satu alternatif yang dapat dilakukan pelaku bisnis dalam menginvestasikan dananya

dengan melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usaha atau aset. Kombinasi

dari beberapa kegiatan usaha atau aset dinamakan dengan diversifikasi. Portofolio

merupakan kombinasi atau gabungan dari beberapa investasi. Teori portofolio

merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam berbagai macam

investasi dengan tujuan menekan risiko dan menjamin pendapatan seaman dan

seuntung mungkin. Teori portofolio membahas portofolio yang optimum yaitu

portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko

tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu hasil tertentu (Hanafi, 2009).

Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan

cara mengkombinasi atau dengan menambah investasi asset atau aktiva ataupun

sekuritas. Hal ini berdasarkan pertimbangan apabila salah satu aset menghasilkan

Page 39: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

48

return yang rendah, maka aset yang lain diharapkan menghasilkan return yang tinggi

sehingga kerugian bisa tertutupi. Keputusan manajemen untuk mengusahakan satu

usaha tunggal (spesialisasi) atau diversifikasi bisa murni termotivasi karena tingkat

keuntungan yang diharapkan (expected profit) tanpa mempertimbangkan kaitannya

dengan upaya menurunkan risiko (Hanafi, 2009).

Teori portofolio membantu manajemen dalam pengembalian keputusan

mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko

yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak

menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan

diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan

berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi.

Portofolio dalam bidang pertanian umumnya dilakukan dengan menanam lebih dari

satu tanaman dalam satu lahan pada waktu bersamaan. Portofolio bertujuan mencari

hasil pengembalian tertinggi dari proporsi penggunaan lahan pada tingkat risiko

terendah dengan hasil tertentu (Hanafi, 2009).

2.10 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang menganalisis risiko pada komoditas

hortikultura, yaitu sebagai berikut.

Situmeang (2011) memperoleh perhitungan coefficient variation besaran

risiko yang dihadapi oleh petani Pondok Menteng dalam usahatani cabai merah

keriting yaitu 0,5 artinya untuk setiap satu-satuan yang diperoleh dari usahatani cabai

merah keriting, maka risiko yang dihadapi adalah sebbesar 0,5 kg pada saat terjadi

Page 40: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

49

risiko produksi. Dalam manajemen risiko, setelah mengidentifikasi sumber risiko

dan melakukan pengukuran risiko maka dilakukan penanganan terhadap risiko.

Strategi pengelolaan risiko tanaman cabai merah keriting yang dilakukan meliputi

dua hal yaitu strategi preventif dan strategi mitigasi. Strategi preventif yaitu dengan

melakukan perawatan secara rutin dan terencana mulai dari penyemaian sampai

panen. Strategi mitigasi yakni diversifikasi tidak begitu menguntungkan karena dari

hasil perhitungan portofolio besaran risiko yang dihasilkan sama yaitu sebesar 0,5.

Berdasarkan hasil perbandingan risiko yang telah dilakukan Cher (2011)

dapat dikatakan bahwa dari seluruh kegiatan usahatani, tingkat risiko paling tinggi

berdasarkan produktivitas adalah komoditi brokoli pada kegiatan spesialisasi dengan

perolehan nilai coefficient variation sebesar 0,564. Dapat dilihat juga bahwa tingkat

risiko paling rendah dari keseluruhan kegiatan usaha adalah komoditas wortel pada

kegiatan spesialisasi dengan perolehan nilai coefficient variation sebesar 0,241.

Tanaman wortel merupakan tanaman yang paling tahan terhadap ancaman kondisi

cuaca yang buruk maupun ancaman serangan hama dan penyakit. Tanaman wortel

paling mudah dibudidayakan dibandingkan dengan komoditas sayuran organik

lainnya seperti bayam hijau, caisin, dan brokoli. Tingkat risiko yang paling kecil

berdasarkan produktivitas pada komoditas wortel, pada kenyataannya tidak membuat

perusahaan hanya mengusahakan sayuran wortel saja. Hal tersebut karena

permintaan konsumen terhadap sayuran organik sangat beragam, oleh sebab itu,

perusahaan melakukan kegiatan portofolio dalam usahataninya. Tingkat risiko

produksi yang paling kecil pada kegiatan portofolio berdasarkan produktivitas adalah

pada kombinasi komoditas wortel dan caisin dengan perolehan coefficient variation

Page 41: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

50

sebesar 0,273. Pada hasil analisis portofolio tersebut menunjukkan bahwa

diversifikasi dapat meminimalkan risiko produksi.

Penilaian risiko produksi pembenihan melon Sari (2012) memperoleh

perhitungan besaran risiko yang dihadapi oleh CV Multi Global Agrindo dalam

memproduksi beberapa varietas benih melon yaitu dilihat nilai koefisien variasi

varietas MAI 119 lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya, yaitu sebesar 0,766.

Terendah terjadi pada benih melon varietas SUMO yaitu 0,342. Sementara, nilai

koefisien variasi benih melon varietas LADIKA adalah 0,462, menunjukkan bahwa

varietas SUMO memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan varietas

lainnya. Cara untuk menekan risiko yang terjadi, CV MGA melakukan kegiatan

portofolio dari ketiga varietas LADIKA, MAI 119, dan SUMO, dengan tujuan

supaya perusahaan dalam menghadapi risiko salah satu varietas benih melon akan

ditutupi oleh varietas lainnya, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian yang

terlalu tinggi. Tingkat risiko portofolio terbaik pada kombinasi varietas LADIKA

dan SUMO dengan hasil sebesar 0,424. Hal ini berarti kegiatan diversifikasi pada

LADIKA dan SUMO dapat meminimalkan risiko yang dihadapi perusahaan.

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dijabarkan diatas merupakan

referensi bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun secara lebih jelas

mengenai persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat

dilihat pada Tabel 2.2 berikut.

Page 42: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

51

Tabel 2.2

Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

Helentina

Situmeang

(2011)

Analisis Risiko

Produksi Cabai

Merah Keriting

pada Kelompok

Tani Pondok

Menteng Desa

Cipateng,

Kecamatan Ciawi,

Bogor

a. Identifikasi sumber-

sumber risiko

b. Pengukuran risiko

dengan probabilitas,

expected return,

variance, standard

deviation, dan

coefficient variation

c. Strategi penanganan

risiko preventif dan

mitigasi

a. Lokasi penelitian di Desa

Cipateng, Kecamatan

Ciawi, Bogor

b. Komoditas yang diteliti

yaitu cabai merah keriting

c. Waktu penelitian selama

bulan Desember s.d.

Februari 2012

d. Tidak menganalisis

risiko pada usaha

diversifikasi

Putri

Annisa

Cher

(2011)

Analisis Risiko

Produksi Sayuran

Organik Pada PT

Masada Organik

Indonesia Di

Bogor Jawa Barat

a. Identifikasi sumber-

sumber risiko

b. Pengukuran risiko

menggunakan

probabilitas,expected

return, variance,

standard deviation,

dan coefficient

variation

c. Strategi penanganan

risiko preventif dan

mitigasi

a. Lokasi penelitian berada

di PT Masada Organik

Indonesia di Bogor

Provinsi Jawa Barat

b. Komoditas yang diteliti

adalah sayuran organik

c. Waktu penelitian

berlangsung selama bulan

April s.d. Mei 2011

d. Tidak menganalisis

risiko pada kegiatan

portofolio

Purnama

Fitri Sari

(2012)

Analisis Risiko

Produksi

Pembenihan

Melon di CV

Multi Global

Agrindo,

Kecamatan

Karangpandan,

Kabupaten

Karanganyar,

Jawa Tengah

a. Identifikasi sumber-

sumber risiko

b. Pengukuran risiko

menggunakan

probabilitas,expected

return, variance,

standard deviation,

dan coefficient

variation

c. Strategi penanganan

risiko preventif dan

mitigasi

a.Lokasi penelitian berada

di CV Multi Global

Agrindo, Kecamatan

Karangpandan,

Kabupaten Karanganyar,

Provinsi Jawa Tengah

b. Komoditas yang diteliti

adalah pembenihan melon

c. Tidak menganalisis

risiko pada kegiatan

portofolio

2.11 Kerangka Pemikiran

UD Agro Mandiri mempunyai produk unggulan yaitu komoditas stroberi

yang sangat digemari oleh wisatawan yang berkunjung untuk memetik buah stroberi

secara langsung dan banyak supplier yang ingin bekerjasama, namun perusahaan

Page 43: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

52

sering menghadapi permasalahan yaitu adanya risiko yang dihadapi dalam

memproduksi stroberi yang ditandai dengan hasil produksi berfluktuasi. Langkah

pertama yang dilakukan adalah mencari data produksi pada masa lalu (data historis)

yang digunakan untuk menganalisis tingkat risiko dan penyebab terjadinya fluktuasi,

kemudian mengidentifikasi sumber-sumber risiko tersebut dengan teknik pencarian

informasi yaitu wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang kemudian

dianalisis dengan metode expert opinion untuk mengetahui probabilitas, dampak,

serta status risiko yang diakibatkan oleh sumber-sumber risiko produksi stroberi.

Sumber-sumber risiko yang telah diidentifikasi dan diketahui status

risikonya, kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat risiko yang diukur dengan

menggunakan ragam (variance), simpangan baku (standard deviation), dan koefisien

variasi (coefficient variation). Ragam (variance) merupakan penjumlahan selisih

kuadrat dari production dengan rata-rata produksi dikalikan dengan peluang dari

setiap periode produksi, semakin kecil nilai variance maka semakin kecil

penyimpangan sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan

kegiatan usaha tersebut. Simpangan baku (standard deviation) dapat diukur dari akar

kuadrat dari nilai variance, risiko dalam penelitian ini berarti penyebaran dari hasil-

hasil produksi yang diharapkan yang menunjukkan besarnya risiko, sehingga

semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi

dalam kegiatan usaha. Koefisien variasi (coefficient variation) diukur dari rasio

standard deviation dengan production yang diharapkan atau ekspektasi produksi

(expected production), maka semakin kecil nilai coefficient variation, maka akan

semakin rendah risiko yang dihadapi.

Page 44: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

53

Setelah menganalisis tingkat risiko, maka selanjutnya mencari cara

penanganan yang dapat dilakukan untuk menghadapi adanya risiko produksi stroberi

pada UD Agro Mandiri, sehingga dapat memberikan rekomendasi untuk menangani

masalah risiko dalam memproduksi stroberi di UD Agro Mandiri. Alur kerangka

pemikiran analisis risiko produksi stroberi pada UD Agro Mandiri di Desa Pancasari,

Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran Analisis Risiko Produksi Stroberi pada UD Agro Mandiri di

Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng

Produksi stroberi

di UD Agro Mandiri

Fluktuasi produksi stroberi,

yang diduga usaha tersebut

rentan terhadap risiko produksi

Analisis Tingkat risiko

1. Ragam (variance)

2. Simpangan baku

(standard deviation)

3. Koefisien variasi

(coefficient variation)

Identifikasi

sumber-sumber

risiko produksi

Cara penanganan yang

dapat dilakukan dalam

menghadapi adanya risiko

produksi stroberi

Simpulan

Rekomendasi

Expert opinion : 1. Probabilitas

2. Dampak

3. Status risiko

Page 45: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Pembudidayaan Stroberi 2.pdf · Klasifikasi botani tanaman stroberi adalah sebagai berikut (BAPPENAS dalam Prihatman, ... red stele dan embun tepung

54

2.12 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan ilmiah yang dilandasi oleh kajian teoretik

dan empirik yang merupakan jawaban sementara dari tujuan penelitian yang dapat

diuji kebenarannya secara empirik (Antara, 2014). Hipotesis yang diambil penulis

pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Diduga yang menjadi sumber-sumber risiko produksi stroberi di UD Agro

Mandiri adalah kondisi cuaca, hama dan penyakit, dan tenaga kerja.

2. Diduga risiko dalam memproduksi stroberi di UD Agro Mandiri mempunyai

tingkat risiko yang tinggi.

3. Diduga cara penanganan yang dapat dilakukan dalam menghadapi risiko

produksi stroberi yaitu dengan lebih meningkatkan peran manajemen.