identifikasi korban dan pelaku tindak pidana …

21
IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA PERAMPOKAN MELALUI SIDIK JARI YANG DITEMUKAN DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Program Studi Hukum Program Sarjana OLEH : AHMAD MARZUKI NIM. 502016237 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2020

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

i

IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA

PERAMPOKAN MELALUI SIDIK JARI YANG DITEMUKAN

DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Program Studi Hukum Program Sarjana

OLEH :

AHMAD MARZUKI NIM. 502016237

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2020

Page 2: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

ii

Page 3: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

iii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Marzuki

NIM : 502016237

Program Studi : Hukum Program Sarjana

Program Kekhususan : Hukum Pidana

Menyatakan bahwa karya ilmiah / skripsi saya yang berjudul:

IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA

PERAMPOKAN MELALUI SIDIK JARI YANG DITEMUKAN DI

TEMPAT KEJADIAN PERKARA.

Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun

keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Palembang, September 2020

Yang menyatakan,

Ahmad Marzuki

Page 4: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

iv

ABSTRAK

IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA

PERAMPOKAN MELALUI SIDIK JARI YANG DITEMUKAN

DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA

Oleh

AHMAD MARZUKI

Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1)

Bagaimanakah cara mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana perampokan

melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) 2) Faktor-

faktor apakah yang menjadi penghambat dalam mengidentifikasi korban dan pelaku

pidana perampokan melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara

(TKP)

Selaras dengan tujuan yang bermaksud untuk mengetahui cara

mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana perampokan melalui sidik jari

yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP), serta untuk mengetahui faktor-

faktor penghambat dalam melakukan identifikasi korban dan pelaku perampokan

melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP). Maka jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknis

pengolahan data dilakukan dengan menerapkan cara analisis isi (Content Analisys)

untuk selanjutnya dikonstruksikan ke dalam suatu kesimpulan.

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut: 1) Fungsi sidik jari dalam mengidentifikasi korban dan

pelaku tindak pidana sangat penting untuk mengungkap atau membuktikan korban

dan pelaku secara ilmiah. Identifikasi sidik jari berfungsi sebagai sarana atau alat

bukti pembantu alat bukti lain. Sedangkan fungsi lain dari identifikasi sidik jari

adalah termasuk dalam alat bukti keterangan ahli (yang memberikan keterangan

dari hasil identifikasi). Akibat hukum bagi pelaku / terdakwa (yang salah identitas

akibat salah dalam mengidentifikasi sidik jari pada saat penyelidikan dan

penyidikan) dalam persidangan yaitu dakwaan batal demi hukum (Pasal 143 ayal3

KUHAP) dan dikembalikan ke Kepolisian untuk dilakukan proses penyidikan ulang

terhadap kasus yang sama. 2) Faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi pihak

kepolisian dalam menggunakan sidik jari sebagai sarana identifikasi korban dan

mengungkap pelaku tindak pidana adalah : (1) faktor di TKP yang terdiri dari :

cuaca buruk, binatang buas atau mikroorganisme, masyarakat yang merusak TKP,

kecerobohan penyidik atau petugas identifikasi, tersangka yang merusak TKP,

kurangnya data warga/ masyarakat di kepolisian; dan (2) faktor di luar TKP.

Kata Kunci : Perampokan, Sidik Jari, dan Tempat Kejadian Perkara

Page 5: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, serta

sholawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw, karena atas rahmat dan nikmat

Nya jualah skripsi dengan judul: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU

TINDAK PIDANA PERAMPOKAN MELALUI SIDIK JARI YANG

DITEMUKAN DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA.

Dengan segala kerendahan hati diakui bahwa skripsi ini masih banyak

mengandung kelemahan dan kekurangan. semua itu adalah disebabkan masih

kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis, karenanya mohon dimaklumi.

Kesempatan yang baik ini penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan dorongan dan bantuan, khususnya terhadap:

1. Bapak Dr. Abid Djazuli, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah

Palembang beserta jajarannya;

2. Bapak Nur Husni Emilson, SH., Sp.N., MH, Dekan Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Palembang beserta stafnya;

3. Bapak/Ibu Wakil Dekan I, II, III dan IV, Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang;

4. Bapak Yudistira Rusyidi, SH., M.Hum, selaku Ketua Program Studi Hukum

Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.

Page 6: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

vi

5. Ibu Reny Okprianti, SH., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah banyak memberikan petunjuk-petunjuk dan arahan-arahan dalam

penulisan dan penyusunan skripsi ini;

6. Ibu Hj. Siti Mardiyati, SH., MH. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II dan

sekaligus selaku Pembimbing Akademik Penulis selama menempuh pendidikan

yang selalu memberikan inspirasi;

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Palembang;

8. Kedua orang tuaku tercinta dan saudara-saudaraku terkasih.

Semoga segala bantuan materiil dan moril yang telah menjadikan skripsi ini

dapat selesai dengan baik sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh ujian

skripsi, semoga kiranya Allah SWT, melimpahkan pahala dan rahmat kepada

mereka.

Wassalamu’alaikum, wr. wb.

Palembang, September 2020

Penulis,

Ahmad Marzuki

Page 7: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii

PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................ iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN............................................................ iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 6

C. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian .................................... 6

D. Kerangka Konseptual .............................................................. 7

E. Metode Penelitian .................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Klasifikasi Sidik Jari ...................................... 12

B. Jenis-Jenis Identifikasi Forensik ............................................. 20

C. Pengertian dan Metode Identifikasi Sidik Jari ........................ 26

D. Sejarah Hukum Identifikasi Sidik Jari .................................... 29

E. Tinjauan Umum Terhadap Tindak Pidana .............................. 33

Page 8: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

viii

F. Tindak Pidana Perampokan ..................................................... 37

G. Ilmu-ilmu Pembantu dalam Hukum Acara Pidana ................. 39

H. Alat-alat Bukti Dalam Perkara Pidana .................................... 40

I. Pengertian Tempat Kejadian Perkara ...................................... 48

BAB III : PEMBAHASAN

A. Identifikasi Korban dan Pelaku Tindak Pidana Perampokan

melalui Sidik Jari yang Ditemukan di Tempat Kejadian

Perkara (TKP) ......................................................................... 52

B. Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat dalam

Mengidentifikasi Korban dan Pelaku Tindak Pidana

Perampokan melalui Sidik Jari yang Ditemukan

di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ......................................... 56

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 62

B. Saran-saran .............................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang berkembang di mana dalam

perkembangannya juga memegang tinggi hukum sebagai alat pengawas atau

pembatas. Hal ini juga berarti di Indonesia tidak menginginkan adanya negara

yang berdasarkan kekuasaan semata-mata. Penegasan tersebut sengaja

dituangkan dalam berbagai peraturan-peraturan dan norma-norma yang

dimaksudkan agar setiap warga negara Indonesia menjadi warga yang sadar dan

taat hukum, dan mewajibkan negara untuk menegakkan dan menjamin

kepastian hukum kepada setiap masyarakat.1

Sebagai konsekuensi ketentuan-ketentuan tersebut, maka asas

kesadaran hukum merupakan asas yang harus diprioritaskan dalam

pembangunan. Asas kesadaran hukum berarti menyadarkan setiap warga untuk

selalu taat kepada hukum, di samping itu mewajibkan pula bagi negara beserta

aparatnya untuk menegakkan dan menjamin berlakunya kepastian hukum di

Indonesia. Namun hal yang selalu terjadi dengan adanya peraturan-peraturan

atau norma-norma hukum yang baru, dapat dipastikan akan terjadi sebuah

pelanggaran akan hal tersebut. Dengan kata lain, sebuah kejahatan berawal dari

adanya peraturan. Di sinilah peranan aparatur pemerintah terutama instansi

yang bertanggung jawab langsung akan hal penegakan hukum untuk perlu

1 Satjipto Raharjo, 2006. Penegakan Hukum: Suatu Tinjauan Sosiologis, Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, hlm. 3

Page 10: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

2

meningkatkan pola kerja dan pelayanan kepada masyarakat agar dapat tercipta

apa yang dinamakan stabilitas hukum dan penegakan hukum di Indonesia.

Tinjauan yuridis yang menggunakan dasar-dasar hukum, teori dan

perundang-undangan dalam mengkaji suatu masalah, menjadi sangat penting

dalam menemukan solusi hukum atas suatu masalah yang hendak dikaji. Hal

ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Paul Scholten bahwa “hukum

itu ada namun harus ditemukan”. Dengan semakin maju dan kompleksnya

zaman dan perubahan yang terjadi di segala penjuru, secara tidak langsung

memunculkan berbagai hal dalam kehidupan. Mulai dari hal yang positif,

tentunya bukan merupakan suatu hambatan dalam kehidupan, namun hal yang

negatif merupakan masalah yang butuh sesegera mungkin untuk diselesaikan,

mulai dari hal yang terkecil seperti pencurian, perkelahian, penganiayaan serta

pembunuhan, karena hal ini pemicu atau penyebab dari semua kejadian yang

ada di masyarakat.2

Masalah hukum seolah menjadi salah satu fenomena yang tidak pernah

surut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Seiring

meningkatnya fenomena masalah hukum maka meningkat pula kajian yuridis

yang bertujuan untuk menggali berbagai masalah dari perspektif hukum dan

perundang-undangan yang ada. Menurut Aristoteles menyatakan bahwa

kemiskinan menimbulkan kejahatan dan pemberontakan3.

2 Satjipto Raharjo, Ibid, 2006. hlm. 6 3 Topo Susanto dan Eva Achjani Zufa, 2009. Kriminologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, hlm. 3

Page 11: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

3

Situasi dan kondisi yang sedemikian rupa inilah, kiranya kejahatan yang

terjadi dapat diperhatikan lebih serius lagi baik bagi aparat yang berwenang

maupun partisipasi masyarakat, yang secara operasional di dalam

penyelesaiannya belumlah memuaskan.

Penjatuhan pidana bukan semata-mata sebagai pembalasan dendam

melainkan tujuan untuk mempengaruhi perilaku manusia yang sesuai dengan

aturan-aturan hukum, yang paling penting adalah pemberian bimbingan dan

pengayoman. Pengayoman sekaligus kepada masyarakat dan kepada terpidana

sendiri agar menjadi insaf dan dapat menjadi anggota masyarakat yang baik.

Kejahatan merupakan gejala sosial yang selalu dihadapi oleh masyarakat.

Adapun usaha manusia untuk menghapus secara tuntas kejahatan tersebut,

sering kali dilakukan namun hasilnya lebih kepada kegagalan. Sehingga usaha

yang dilakukan oleh manusia yakni hanya menekan atau mengurangi laju

terjadinya kejahatan.4

Di zaman modern seperti sekarang ini, seiring dengan berkembangnya

peralatan canggih yang dapat membantu manusia dalam menyelesaikan

pekerjaannya, maka semakin mudah pula seseorang dalam melaksanakan

tugasnya yang terhitung sulit, misalnya saja tugas seorang polisi dalam

mengungkap suatu kejahatan, salah satu kecanggihan teknologi yang

berkembang saat ini adalah alat pemindai sidik jari. Fungsi dan peranan sidik

jari sangatlah penting bagi seorang penyidik dalam mengungkap suatu tindak

4 Niniek Suparni, 2007. Eksistensi Pidana Denda Dalam Sistem Pidana dan Pemidanaan,

Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 3

Page 12: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

4

pidana, oleh karena itu sidik jari sangatlah berperan selain sebagai untuk

mengidentifikasi korban, juga untuk mengungkap seseorang yang disangka

melakukan tindak pidana, sidik jari sebenarnya adalah kulit yang menebal dan

menipis membentuk suatu “punggungan” pada telapak jari yang membentuk

suatu pola, sidik jari tidak akan hilang sampai seorang meninggal dunia dan

busuk, goresan atau luka biasanya pada waktu kulit berganti akan membentuk

pola yang sama. Kecuali kulit tersebut mengalami luka bakar yang parah.

Identifikasi Sidik jari dikenal dengan daktiloskopi. Daktiloskopi adalah

merumus pola sidik jari pada telapak tangan yang sama, kiri maupun kanan.

Metodenya dikenal dengan metode Henry, Rocher dan Vucetich. Metode Henry

diciptakan di India dan dipakai di hampir semua negara di Eropa, Metode

Rocher digunakan di negara Jerman dan Jepang, sedangkan Metode Vucetich

digunakan pada negara-negara berbahasa Spanyol. Indonesia sendiri

menggunakan Metode Henry. Fungsi dari sidik jari ialah bisa digunakan untuk

pengungkapan kejahatan, misalnya dari sidik jari laten (pengambilan sidik jari

menggunakan serbuk kimia) yang didapat dari barang-barang di TKP, atau

barang-barang yang digunakan untuk “melakukan kejahatan” seperti pistol,

pisau, tang obeng dan sebagainya.5

Seperti halnya di Kota Palembang, di mana sidik jari dijadikan sebagai

daftar barang bukti oleh pihak Kepolisian Resort Kota Besar (POLRESTABES)

Palembang guna menetapkan seorang tersangka, pada kasus tindak pidana

5 Supardi, 2002. Sidik Jari dan Peranannya Dalam Mengungkapkan Suatu Tindak

Pidana, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 5

Page 13: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

5

pencurian, barang bukti berupa sidik jari tersangka dijadikan barang bukti

dengan nomor registrasi barang bukti BB / 143 /XII / 2011 / Reskrim, Tanggal

17 Desember 2011. Pada kasus lain di mana sidik jari dijadikan sebagai daftar

barang bukti oleh pihak Polrestabes Palembang guna mengungkap seorang

korban, pada kasus tindak pidana pembunuhan tersebut, barang bukti berupa

sidik jari korban dijadikan barang bukti dengan nomor registrasi barang bukti

BB / 298 / VI / 2012 / Reskrim, Tanggal 08 Juni 2012.

Letak krusialnya, dari sidik jari laten yang ditemukan polisi di TKP

tersebut, polisi melakukan pemotretan sidik jari lalu dibandingkan dengan data

sidik jari dalam file kepolisian. pada waktu seseorang membuat SKKB (Surat

Keterangan Kelakuan Baik) itulah sumber data yang berharga bagi polisi untuk

mencari data guna membandingkan sidik jari di TKP dengan sidik jari orang-

orang yang polisi curigai. Dalam ilmu daktiloskopi sidik jari dikatakan identik

apabila mempunyai minimal 12 titik yang sama dalam satu ruas jari, dan tidak

perlu lengkap semua, bisa kelingking saja atau bisa ibu jari saja.6

Berdasarkan uraian di atas, mendorong keingintahuan penulis untuk

mengkaji lebih jauh mengenai fungsi dan peranan sidik jari, sehingga penulis

memilih judul “IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK

PIDANA PERAMPOKAN MELALUI SIDIK JARI YANG

DITEMUKAN DI TEMPAT KEJADIAN PERKARA”.

6 Supardi, Ibid, hlm. 5

Page 14: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

6

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan uraian tersebut di atas dan untuk membatasi pokok

kajian, maka berikut ini diidentifikasi beberapa permasalahan dalam penelitian

ini :

1. Bagaimanakah cara mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana

perampokan melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara

(TKP)?

2. Faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat dalam mengidentifikasi

korban dan pelaku tindak pidana perampokan melalui sidik jari yang

ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP)?

C. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian

Untuk membahas ruang lingkup pembahasan serta guna terarahnya

pembahasan dan agar tidak menyimpang dari permasalahan di atas, maka

penulisan hanya membahas permasalahan yang berkaitan dengan Fungsi Sidik

Jari Dalam Mengidentifikasi Korban Dan Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan.

Tujuan penelitian dimaksudkan untuk mengetahui:

a. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana

perampokan melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara

(TKP).

b. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam mengidentifikasi

korban dan pelaku tindak pidana perampokan melalui sidik jari yang

ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).

Page 15: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

7

D. Kerangka Konseptual

Hukum pidana merupakan aturan hukum yang mengikatkan kepada

suatu perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu suatu akibat yang berupa

pidana. Tindak pidana pembunuhan merupakan suatu fenomena kejahatan

yang mengakibatkan penderitaan, melanggar suatu aturan hukum yang

juga disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi siapa yang

melanggar larangan larangan tersebut.7

Pidana adalah suatu penderitaan yang bersifat khusus. Yang telah

dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang untuk menjatuhkan pidana atas

nama Negara sebagai penanggung jawab dari ketertiban hukum umum bagi

seorang pelanggar, yakni semata-mata karena orang tersebut telah melanggar

suatu peraturan hukum yang harus ditegakkan oleh Negara. Sementara itu,

Simons berpendapat, pidana adalah suatu penderitaan yang oleh undang-

undang pidana telah dikaitkan dengan pelanggaran terhadap suatu norma, yang

dengan suatu putusan hakim telah dijatuhkan bagi seseorang yang bersalah.8

1. Identifikasi (penelaahan) berasal dari kata Inggris Identify yang artinya

meneliti, menelaah. Identifikasi adalah kegiatan yang mencari,

menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan

informasi dari “kebutuhan” lapangan. Secara intensitas kebutuhan dapat

dikategorikan (dua) macam yakni kebutuhan terasa yang sifatnya mendesak

dan kebutuhan terduga yang sifatnya tidak mendesak.9

7 Sudarto, 1995, Hukum Pidana IA. Semarang: Penerbit FH UNDIP, hlm. 18. 8 P.A.F Lamintang, 1997, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: Citra Aditya

Bakti, hlm. 69 9 https://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi diakses pada tanggal 13 Agustus 2020

Page 16: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

8

2. Tindak Pidana adalah tindakan yang tidak hanya dirumuskan dalam

undang-undang pidana sebagai kejahatan atau tindak pidana, tetapi juga

dilihat dari pandangan tentang kejahatan, deviasi (penyimpangan dari

peraturan Undang-Undang Dasar 1945) dan kualitas kejahatan yang

berubah-ubah.10

3. Perampokan adalah suatu tindak kriminal di mana sang pelaku perampokan

(disebut perampok) mengambil kepemilikan seseorang/sesuatu melalui

tindakan kasar dan intimidasi. Karena sering melibatkan kekasaran,

perampokan dapat menyebabkan jatuhnya korban.11

4. Sidik jari sebenarnya adalah kulit yang menebal dan menipis membentuk

suatu "punggungan" pada telapak jari yang membentuk suatu pola, sidik jari

tidak akan hilang sampai seorang meninggal dunia dan busuk, goresan-

goresan atau luka biasanya pada waktu kulit berganti akan membentuk pola

yang sama, namun sidik jari dapat rusak oleh karena kulit tersebut terkena

luka bakar yang parah.12

5. Tempat Kejadian Perkara yang selanjutnya disingkat TKP adalah tempat di

mana suatu tindak pidana dilakukan atau terjadi dan tempat-tempat lain di

mana tersangka dan/atau korban dan/atau barang-barang bukti yang

berhubungan dengan tindak pidana tersebut dapat ditemukan.13

10 Arif Gosita, 1983. Hukum dan Hak Anak-anak, Rajawali, Bandung, hlm. 42 11 https://id.wikipedia.org/wiki/Perampokan diakses pada tanggal 13 Agustus 2020 12 Supardi, Op.Cit, hlm. 5 13 https://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_kejadian_perkara diakses pada tanggal 7

Agustus 2020

Page 17: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

9

E. Metode Penelitian

1. Sifat/Materi Penelitian

Sehubungan dengan pembahasan permasalahan, maka jenis penelitian ini

tergolong penelitian deskriptif, yaitu dengan menjelaskan fungsi sidik jari

dalam mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana pembunuhan.

2. Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder.

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui wawancara

dengan pihak (kepolisian Kanit Identifikasi POLRESTABES

Palembang).

b. Data sekunder didapat dari peraturan perundang-undangan, tulisan atau

makalah-makalah, buku-buku, dan dokumen atau arsip serta bahan lain

yang berhubungan dan menunjang dalam penulisan skripsi ini.

3. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian, peneliti turun langsung ke lapangan (Kantor Kepolisian

Resort Kota Besar Palembang Palembang) untuk mengumpulkan data

dengan cara :

a. Wawancara, untuk menjaring data-data yang terkait dengan penelitian

ini, maka dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten

dengan penelitian ini, di Kanit Identifikasi POLRESTABES

Palembang.

b. Studi Dokumentasi, mempelajari berkas-berkas, dokumen-dokumen

penyelidikan, penyidikan, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang terkait

Page 18: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

10

dengan penelitian ini.

4. Analisis Data

Data yang diperoleh baik secara data primer maupun data sekunder

dianalisis dengan teknik kualitatif kemudian disajikan secara deskriptif

yaitu menjelaskan, menguraikan, dan menggambarkan sesuai dengan

permasalahan yang erat kaitannya dengan penelitian ini.

F. Sistematika Penulisan

Rencana penulisan skripsi ini akan tersusun secara keseluruhan dalam 4

(empat) Bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup dan

tujuan penelitian, kerangka konseptual, metode penelitian, dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang pengertian dan klasifikasi sidik jari, metode

identifikasi sidik jari, pengertian tindak pidana perampokan, tinjauan

umum terhadap tindak pidana pembunuhan, ilmu-ilmu pembantu

dalam hukum acara pidana pembunuhan, alat-alat bukti dalam perkara

pidana pembunuhan dan pengertian tempat kejadian perkara.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini berisikan (a) cara identifikasi korban dan pelaku tindak pidana

perampokan melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian

perkara (TKP), dan (b) faktor-faktor penghambat dalam

Page 19: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

11

mengidentifikasi korban dan pelaku tindak pidana perampokan

melalui sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).

BAB IV PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dari masalah- masalah yang

dirumuskan dalam penelitian.

Page 20: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku

Afiah, Ratna Nurul, 1998, Barang Bukti Dalam Proses Tindak Pidana, Jakarta:

Sinar Grafika.

Arif Gosita, 1983, Hukum dan Hak Anak-anak. Rajawali, Bandung.

Bambang Poenomo, 2006, Asas-asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia,

Yogyakarta,

Bawengan, G.W, 1989, Penyidikan Perkara Pidana dan teknik Interogasi, PT

Pradnya Paramita, Jakarta

Bawengan, G.W, 1999, Hukum Pidana di Dalam Teori dan Praktek, Pradnya

Paramita, Yogyakarta

Hadiman, et., al., 1984, Alamanak Kepolisian Republik Indonesia 1984-1986, P.T.

Dutarindo Adv., Yogyakarta

John Z. Loudoe, 1988, Beberapa Aspek Hukum Materiil dan Hukum Acara Dalam

Praktek, Bina Aksara, Jakarta

Lamintang, P.A.F, 1997, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: Citra

Aditya Bakti.

M. Karjadi, 2001, Tindakan dan Penyidikan Pertama di Tempat Kejadian Perkara,

Politea, Bogor

Moeljatno, 1998, Azas-azas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta

Niniek Suparni, 2007, Eksistensi Pidana Denda Sistem Pidana dan Pemidanaan,

Jakarta: Sinar Grafika.

Sasangka, Hari & Lily Rosita, 2003. Hukum Pembuktian Dalam Perkara Pidana,

Bandung: Mandar Maju

Satjipto Raharjo, 2006, Penegakan Hukum: Suatu Tinjauan Sosiologis, Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti.

Soesilo R., 2006, Kriminalistik (Ilmu Penyidikan Kejahatan), Politea, Bogor

Sudarto, 1995, Hukum Pidana I.A, Semarang: Penerbit FH UNDIP.

Supardi, 2002, Sidik Jari dan Peranannya Dalam Mengungkap Suatu Tindak

Pidana, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Page 21: IDENTIFIKASI KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA …

Topo Susanto dan Eva Achjani Zulfa, 2009, Kriminologi, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

B. Undang-Undang

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

C. Internet

https://id.wikipedia.org/wiki/Perampokan

https://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi