hubungan kecerdasan spiritual terhadap risiko...

114
i HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH (YMJ) CIPUTAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh: ZIDTI IMAROH 1113104000007 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M

Upload: duongkhanh

Post on 02-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

i

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP

RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN

MIFTAHUL JANNAH (YMJ) CIPUTAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

ZIDTI IMAROH

1113104000007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2017 M

Page 2: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

ii

Page 3: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

iii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2017

Zidti Imaroh, NIM 1113104000007

ABSTRAK

Kejadian bullying mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari tahun

2011 hingga agustus 2014, tercatat sebanyak 1480 kasus bullying di sekolah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi bullying yaitu kecerdasan yang dimiliki

seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan

antara kecerdasan spiritual terhadap risiko perilaku bullying siswa di SMK

Yayasan Miftahul Jannah Ciputat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

corelational dengan pendekatan cross sectional. 96 orang siswa kelas X dan

kelas XI berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan

kuesioner kecerdasan spiritual dan kuesioner risiko perilaku bullying yang diuji

dengan menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukan dari 96 siswa,

52% memiliki kecerdasan spiritua rendah dengan mayoritas risiko bullying yang

tinggi sebanyak 73%, sementara sisanya 48% siswa yang memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi dengan mayoritas risiko bullying yang rendah sebanyak

68%. Hasil analisis chi-square di dapatkan p-value 0,000 (<0,5), artinya

terdapat hubungan yang bermakna antara kecerdasan spiritual terhadap risiko

perilaku bullying siswa. Pihak sekolah diharapkan dapat melakukan bimbingan

konseling secara berkala, dan menerapkan program anti bullying dengan

meningkatkan kecerdasan spiriitual pada siswa.

Kata Kunci : kecerdasan spiritual, bullying, remaja, sekolah

Referensi : (tahun 2000-2014)

Page 4: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM

UNIVERSITY OF ISLAM STATE SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Thesis, July 2017

Zidti Imaroh, NIM 1113104000007

ABSTRACK

The incidence of bullying increases every year.The incidence of juvenile

delinquency increases every year. From 2011 to Agust 2014, there were 1480

cases of bullying in school. One of the factors that influence bullying one’s

intelligence. This study aims to see whether there is a relationship between

spiritual quotient to the risk of bullying behavior of students in SMK YMJ Ciputat.

This research uses descriptive corelational method with cross sectional approach.

96 student of class nine and class ten participated in this study. This study used a

questionnaire of spiritual quotient and a bullying behavior questionnaire. The

data were collected using chi-square test. The results showed that of 96 students,

52% had low spiritual quotient with the majority of high risk of bullying as much

735 while the remaining 48% of student who have high spiritual quotient with the

majority of low risk of bullying as much 68%. The result of chi-square analysis

obtained p-value 0,000 (<0,5), meaning that there is significant relation between

spiritual qotient to student bullying behavior risk. The school is expected to

conduct periodic counseling guidance, and implement anti bullying program by

improving student spiritual qoutient.

Key woard : Spiritual Quotient , bullying, school bullying

Reference : (year 2000-2014)

Page 5: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Page 6: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

vi

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO

PERILAKU BULLYING DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH (YMJ)

CIPUTAT

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:

ZIDTI IMAROH

1113104000007

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc

NIP. 19790210 200501 2 002

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes

NIP. 19650808 1988 03 1002

Page 7: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

vii

Page 8: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

viii

DAFTTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Zidti Imaroh

Tempat/Tanggal Lahir : Brebes, 05 November 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan jendral soedirman Km.01 RT 02/ RW 04,

Laren, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah

Telepon / HP : 089614013724

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK Al-Ishlah Laren 1999 - 2001

2. MI Tarbiyatul Athfal Laren 2001 - 2007

3. SMP Bustanul Ulum Nahdlatul Ulama Bumiayu 2007 - 2010

4. Madrasah Aliyah Negeri Brebes 2 2010 - 2013

5. S1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013 – sekarang

Pengalaman Oraganisasi :

1. Anggota Saka Bhayangkara wartir Bumiayu 2010-2011

2. Anggota aktif Paduan Suara Mahasiswa UIN Jakarta 2014-2016

3. Departemen Attire Paduan Suara Mahasiswa UIN Jakarta 2016-2017

4. Bendahara TATRA HMPSIK UIN Jakarta 2015-2017

Page 9: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil‟alamiin, tiada kata yang indah untuk diucapkan, selain puji

dan syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta

inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi dengan

judul HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO PERILAKU

BULLYING DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH (YMJ) CIPUTAT.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak mengalami kesulitan

dan tantangan yang tak terkira, namun berkat pertolongan-Mu Ya Allah serta bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak sehingga proposal skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Maulina Handayani, S.Kp., MSC, selaku Ketua Program Studi dan Ernawati,

S.Kp, M.Kep., Sp.KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ns. Kustati Budi Lestari, M.kep., Sp.An selaku pembimbing 1 dan Ns.

Mardiyanti, M.Kep., MDS selaku pembimbing 2, terima kasih sebesar-besarnya

untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan

dengan sabar kepada saya selama proses pembuatan proposal skripsi ini.

4. Yenita Agus, S.kp.,Mkep.,PHD selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima

kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing, dan memberi

motivasi selama hampir 4 tahun duduk di bangku kuliah.

Page 10: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

x

5. Orang tua saya, Bapak H. Kamiluddin, Spdi dan Ibu Hj. Tabi‟ah yang telah

mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo‟akan keberhasilan,

serta memberikan bantuan baik moril maupun materiil tak terhingga kepada saya.

Tak lupa, kakakku H. M.Mahfudz, S.pd dan Nurlaila, Spd dan adik-adikku M.

Ishlahul Azman dan Lulu Azkiyah dan seluruh keluarga yang selalu memberikan

semangat,doa tanpa henti dan putus asa.

6. Sahabat-sahabat seperjuangan tercinta PSIK angkatan 2013 , sahabatku TOAK

,TATRA HMPSIK UIN Jakarta dan PSM UIN Jakarta yang senantiasa berbagi

suka duka, canda tawa, ilmu dan pengalaman berharga selama pembelajaran

kuliah maupun dalam proses kegiatan lainnya.

7. Nur Banani Abdillah, Hayu Isviani, Dwi prastika, Mega Saraswati, Annisa Ayu

Safitri, dan Rizki Zahrotul menjadi teman yang selalu mengingatkan hal baik dan

memberikan semangat sepenuhnya untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran skripsi ini hingga selesai.

Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah SWT.

senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan saya proposal

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Semoga kita semua

senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah, serta inayah yang tak terhingga

oleh Allah SWT.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Page 11: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

xi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................................... iii

ABSTRACK .........................................................................................................................iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................................... v

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................vi

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................vi

DAFTTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................................... 8

BAB II ................................................................................................................................. 9

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 9

A. Remaja .................................................................................................................... 9

1. Pengertian Remaja .............................................................................................. 9

2. Klasifikasi Remaja ............................................................................................ 10

3. Ciri-ciri Remaja ................................................................................................ 11

4. Tugas Perkembangan Masa Remaja ................................................................. 13

5. Perubahan Pada Remaja .................................................................................... 15

6. Implikasi Tugas-tugas Perkembangan Remaja Bagi Pendidikan ...................... 16

Page 12: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

xii

7. Masalah-masalah yang terjadi pada remaja ...................................................... 17

8. Kenakalan Remaja ............................................................................................ 18

B. Bullying................................................................................................................. 19

1. Definisi Bullying ............................................................................................... 19

2. Faktor-faktor bullying ....................................................................................... 20

3. Bentuk-bentuk bullying ..................................................................................... 23

4. Ciri perilaku bullying ........................................................................................ 24

5. Peran-peran dalam perilaku bullying ................................................................ 25

6. Dampak bullying ............................................................................................... 25

7. Penanggulangan bullying .................................................................................. 26

C. Kecerdasan Spiritual ............................................................................................. 27

1. Pengertian kecerdasan Spiritual (SQ) ............................................................... 27

2. Aspek-aspek Kecerdasan Spiritual .................................................................... 28

3. Kecerdasan Spirtual dalam Islam ...................................................................... 30

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual ................................ 32

5. Fungsi Kecerdasan Spiritual ............................................................................. 34

6. Meningkatkan Kecerdasan Spiritual ................................................................. 35

D. Penelitian Terkait .................................................................................................. 38

E. Kerangka Teori ..................................................................................................... 39

BAB III ............................................................................................................................. 41

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL ...................... 41

A. KERANGKA KONSEP ........................................................................................ 41

B. HIPOTESIS ........................................................................................................... 41

C. DEFINISI OPERASIONAL ................................................................................. 43

BAB IV ............................................................................................................................. 45

METODE PENELITIAN .................................................................................................. 45

A. Desain Penelitian .................................................................................................. 45

B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................ 45

C. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................................... 49

D. Tahapan Penelitian ................................................................................................ 50

E. Pengolahan Data ................................................................................................... 52

Page 13: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

xiii

F. Analisa Data .......................................................................................................... 54

G. Etika Penelitian ..................................................................................................... 55

BAB V .............................................................................................................................. 57

HASIL PENELITIAN ...................................................................................................... 57

A. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................................. 57

B. Analisa Univariat .................................................................................................. 58

1. Gamabaran Demografi Responden ................................................................... 58

2. Gambaran Kecerdasan Spiritual Siswa SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat

59

3. Gambaran Risiko Perilaku Bullying Siswa di SMK Yayasan Miftahul Jannah

Ciputat ....................................................................................................................... 61

C. Analisa Bivariat .................................................................................................... 62

BAB VI ............................................................................................................................. 66

PEMBAHASAN ............................................................................................................... 66

A. Analisa Univariat .................................................................................................. 66

B. Analisa Bivariat .................................................................................................... 69

BAB VII ............................................................................................................................ 75

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 75

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 75

B. Saran ..................................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 78

Page 14: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional ............................................................................ 43

Tabel 4. 1 Distribusi Kuesioner Kecerdasan Spiritual ......................................... 48

Tabel 4. 2 Distribusi Kuesioner Risiko Perilaku Bullying .................................... 49

Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SMK

YMJ Ciputat .......................................................................................................... 58

Tabel 5. 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas di SMK YMJ

Ciputat ................................................................................................................... 59

Tabel 5. 3 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Siswa di SMK YMJ Ciputat

............................................................................................................................... 59

Tabel 5. 4 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Setiap Kelas di SMK YMJ

Ciputat ................................................................................................................... 60

Tabel 5. 5 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Antar Jenis Kelamin di SMK

YMJ Ciputat .......................................................................................................... 60

Tabel 5. 6 Distribusi Frekuensi Risiko Perilaku Bullying siswa di SMK YMJ

Ciputat. .................................................................................................................. 61

Tabel 5. 7 Distribusi Frekuensi Risiko Perilaku Bullying Setiap Kelas di SMK

YMJ Ciputat .......................................................................................................... 62

Tabel 5. 8 Distribusi Frekuensi Risiko Bullying Antar Jenis Kelamin di SMK

YMJ Ciputat .......................................................................................................... 62

Tabel 5. 9 Hubungan Kecerdasan Spiritual terhadap Risiko Perilaku Bullying

Siswa SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat ..................................................... 63

Page 15: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Teori............................................................................................. 40

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep ......................................................................................... 41

Page 16: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

xvi

DAFTAR SINGKATAN

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

EQ : Emotional Quotient

IQ : Intellegence Quotient

KPAI : Komisi Perlindungan Anak Indonesia

SKKRI : Surat Keterangan Kewarganegaraan Republik Indonesia

SMK : Sekolah Menengah Kejuruan

SQ : Spiritual Quotient

YMJ : Yayasan Miftahul Jannah

WHO : World Health Organization

Page 17: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumen Perizinan

Lampiran 2 Penjelasan Penelitian

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Hasil Penelitian

Page 18: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun,

menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah

penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun, sedangkan menurut Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah

10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia

menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah

penduduk. Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau

18% dari jumlah penduduk dunia (WHO, 2014).

Pada remaja terjadi beberapa perubahan diantaranya adalah

perkembangan emosi berkaitan dengan perubahan sosial. Ada dua perubahan

sosial yang terjadi, yang salah satunya adalah remaja akan lebih dekat dengan

teman sebayanya dan memisahkan diri dari orang tua dengan maksud

menemukan jati diri, remaja membentuk kelompok dan mengekspresikan segala

potensi yang dimiliki sehingga hal ini membuat remaja sangat rentan terhadap

pengaruh teman sebaya dalam hal sikap, penampilan dan perilaku. Pada masa ini

remaja cenderung ingin mencoba hal-hal baru, baik hal positif maupun negatif,

hal negatif yang dicoba salah satunya adalah kenakalan remaja.

Menurut Santrock (2007), kenakalan remaja merupakan kumpulan dari

berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi

Page 19: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

2

tindakan kriminal. Sedangkan menurut Sudarsono (2012), kenakalan remaja

adalah perubahan atau kejahatan atau pelanggaran yang dilakukan oleh anak

remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila dan menyalahi

norma-norma agama. Adapun kenakalan remaja yang sering terjadi di sekolah

adalah perilaku bullying.

Bullying merupakan keadaan dimana terjadi penyalahgunaan kekuasaan

atau kekuatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok. Pihak yang kuat

disini tidak hanya kuat secara fisik, akan tetapi bisa juga kuat secara mental, dan

korban bullying tidak mampu mempertahankan dirinya karena lemah secara fisik

maupun secara mental (Yayasan sejiwa, 2008).

Data survei yang dilakukan organisasi di Amerika Serikat pada tahun

2001 mendapatkan hampir tiga per empat anak pra remaja yang diwawancarai

mengungkapkan bahwa bullying adalah peristiwa yang biasa terjadi di sekolah

dan semakin menyebar ketika memasuki SMA (Coloroso, 2007). Data

selanjutnya menurut Departemen Pendidikan Amerika Serikat, lebih dari

13.000.000 siswa mendapatkan perlakuan bullying setiap tahun, oleh karenanya

hampir 160.000 siswa tidak masuk sekolah setiap hari untuk menghindarinya

(Maughan, 2012).

Data yang dihimpun World Vision Indonesia, terjadi peningkatan kasus

bullying pada tahun 2008, terjadi 1.626 kasus, tahun 2009 meningkat hingga

1.891 kasus, 891 antaranya kasus di sekolah (Widowati, 2010). Data pada tahun

2011, yang diterima dari Komisi Nasional Perlindungan Anak menyebutkan

bahwa tahun 2011 bullying masih terus menjadi momok dalam dunia pendidikan

kita. Data yang dirilis Pusat Data dan Informasi, Komisi Nasional Perlindungan

Anak menyebutkan untuk jumlah pengaduan yang masuk, peningkatananya

Page 20: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

3

mencapai 98 persen pada tahun 2011, yaitu 2.386 pengaduan dari 1.234 laporan

pada tahun 2010. (Wedhaswary, 2011).

Data lain yang tercatat oleh Yayasan Sejiwa (2008), hasil survei yang

dilakukan pada workshop antibullying (2006) pada sekitar 250 peserta , 94,9%

peserta yang hadir menyatakan bahwa memang terjadi bullying di sekolah-

sekolah di Indonesia. Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),

pada tahun 2014 kasus bullying menduduki peringkat teratas pengaduan

masyarakat. Dari tahun 2011 hingga Agustus 2014, KPAI mencatat sebanyak

1480 kasus bullying di bidang pendidikan (Setyawan, 2014). Dalam konteks

lingkungan sekolah (school bullying), Riauskina (2005) mengemukakan bahwa

school bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh

seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan terhadap lain yang

lebih lemah dengan tujuan menyakiti.

Priyatna (2010) mengemukakan tidak ada penyebab tunggal dari

bullying. Banyak faktor yang terlibat dalam hal ini, baik itu faktor pribadi anak,

keluarga, lingkungan, bahkan sekolah semua turut mengambil peran. Semua

faktor tersebut, baik yang bersifat individu maupun kolektif, memberi kontribusi

kepada seorang anak sehingga akhirnya dia melakukan tindakan bullying.

Sedangkan Santrock (2007) mengungkapkan bahwa teman sebaya merupakan

aspek terpenting bagi remaja, dan berdasarkan hasil analisis data ditemukan

teman yang mengatakan mereka, berkelahi dengan orang lain demi menjaga

teman-teman mereka yang tertindas atau menunjukan rasa kesetiakawanan

mereka, sedangkan faktor lain yang berpengaruh untuk melakukan perilaku

bullying adalah keluarga. Jadi jelas bullying itu dapat mulai tertanam sejak anak

masih berusia dini sehingga harus ada upaya yang maksimal untuk mencegah

Page 21: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

4

tumbuh berkembang di rumah, yang kemudian akan berlanjut ke sekolah

(Priyatna, 2010).

Bullying seringkali dianggap masalah yang sepele, padahal hal ini

merupakan masalah yang cukup serius bagi siswa di Indonesia. Sebuah penelitian

yang dilakukan Maghfiroh & Rahmawati (2009), yang dilakukan pada 73

siswa/siswi di Bantul Yogyakarta, mendapatkan hasil ada hubungan negatif

antara iklim sekolah dengan kecenderungan perilaku bullying, semakin negatif

iklim suatu sekolah makin tinggi kecenderungan perilaku bullying. Sebaliknya

semakin positif iklim sekolah maka makin rendah kecenderungan perilaku

bullying. Peneliti menemukan iklim sekolah memberi sumbangan sebesar 21%

terhadap kecenderungan perilaku bullying.

Menurut Djuwita (2006), siswa korban bullying akan mengalami

permasalahan kesulitan dalam membina hubungan interpersonal dengan orang

lain dan jarang datang ke sekolah. Akibatnya, mereka atau korban bullying

tersebut ketinggalan pelajaran dan sulit berkonsentrasi dalam belajar sehingga hal

tersebut mempengaruhi kesehatan fisik dan mental baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang. Dari penelitian yang dilakukan oleh Riauskina (2005)

mengemukakan ketika mengalami bullying korban merasakan banyak emosi

negatif seperti marah, dendam, kesal, tertekan, malu dan sedih. Yang paling

ekstrim dari dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk timbulnya

gangguan psikologis pada korban bullying seperti rasa cemas berlebihan, selalu

merasa takut, depresi, ingin bunuh diri dan gejala-gejala gangguan stres pasca

trauma (post traumatic stress disorder).

Menurut Kartono (2011), terjadinya kenakalan remaja juga disebabkan

oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dibagi

Page 22: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

5

menjadi empat yaitu : reaksi frustasi negatif, gangguan pengamatan dan

tanggapan, gangguan berfikir dan kecerdasan pada remaja yang salah satunya

kecerdasan spiritual. Tingginya kenakalan remaja saat ini disebabkan karena

rendahnya tingkat kecerdasan spiritual yang dimiliki remaja, sehingga

kemampuan untuk menganalisa setiap permasalahan, mengontrol setiap sikap dan

tingkah laku serta membedakan tindakan yang benar dan salah, kurang dimiliki

remaja (Wijayanti dan „Uyun, 2010). Yusuf (2002) mengatakan bahwa apabila

remaja kurang mendapat bimbingan keagamaan dalam keluarga, kondisi keluarga

yang kurang harmonis, orang tua kurang memberikan kasih sayang dan berteman

dengan kelompok sebaya yang kurang menghargai nilai-nilai agama, maka

kondisi tersebut akan menjadi pemicu berkembangnya sikap dan perilaku remaja

yang kurang baik atau asusila.

Zohar dan Marshal (2007) mengatakan bahwa spiritual mampu

menjadikan manusia sebagai makhluk yang lengkap secara intelektual, emosional

dan spiritual. Zahrani (2005) mengemukakan sesungguhnya manusia yang

mampu menyeimbangkan kepribadian dirinya dalam memenuhi segala kebutuhan

tubuh dan kebutuhan spiritualnya dengan sebaik-baiknya tanpa berlebihan sesuai

dengan cara yang disyariatkan, maka ia telah mampu mewujudkan kesehatan diri

dan jiwanya. Arfani (2014) juga menyimpulkan bahwa kecerdasan spiritual

berkorelasi negatif dengan perilaku bullying, maka kecerdasan spiritual yang

dimiliki seseorang dapat menjadi landasan keimanan yang kuat kepada Tuhan,

tidak mengalami kegelisahan, emosinya cenderung stabil dan dapat menentukan

arah hidup yang jelas.

Dari dampak bullying yang telah dipaparkan di atas dan banyak melihat

fenomena bullying yang terjadi , maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan

Page 23: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

6

penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara kecerdasan spiritual terhadap

perilaku bullying siswa di SMK Yayasan Miftahul Jannah (YMJ) Ciputat.

Sekolah dipilih karena bullying dalam pendidikan sebenarnya sudah lama ada

dalam bentuk kekerasan fisik, verbal dan psikologis, kekerasan yang menyakiti

seseorang seperti memukul, menampar, menjitak, meminta paksa barang dan

sebagainya, sehingga menimbulkan penderitaan, kecacatan bahkan sampai

kematian. SMK Yayasan Miftahul Jannah dipilih karena jaraknya dekat dengan

tempat peneliti, sehingga diharapkan akan memudahkan dalam penelitiannya dan

menghemat biaya. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan, dalam

hal ini wawancara terhadap 10 orang siswa didapatkan hasil bahwa terdapat

kejadian bullying di sekolahnya seperti bullying verbal dan psikologis. Peneliti

juga melakukan wawancara terhadap kepala sekolah dan guru bahwa fasilitas

pelayanan untuk bimbingan konseling di SMK Yayasan Miftahul Jannah belum

memadai terkait kendala dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, selain

itu sekolah juga belum menerapkan program anti bullying.

B. Rumusan Masalah

Perilaku bullying saat ini marak sekali terjadi pada remaja, menunjukkan

bahwa emosi pada remaja cenderung labil. Fenomena bullying telah lama

menjadi bagian dari dinamika sekolah, bullying juga sering kali dianggap

masalah yang sepele padahal hal ini merupakan masalah yang cukup serius bagi

siswa di Indonesia. Tingginya kenakalan remaja saat ini disebabkan juga karena

rendahnya tingkat kecerdasan spiritual yang dimiliki remaja, sehingga

kemampuan untuk menganalisa setiap permasalahan, mengontrol setiap sikap dan

Page 24: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

7

tingkah laku serta membedakan tindakan yang benar dan salah, kurang dimiliki

remaja (Wijayanti dan „Uyun, 2010) .

Maka kecerdasan spiritual sangat penting dalam membantu remaja untuk

mengendalikan dan mengontrol dirinya agar tidak tergolong pada kategori remaja

nakal. Keadaan ini mendorong peneliti untuk mengetahui adakah hubungan

antara kecerdasan spiritual dengan perilaku bullying pada siswa-siswi SMK YMJ

Ciputat.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari peneliti ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

kecerdasan spiritual dengan perilaku bullying siswa di SMK YMJ Ciputat.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran demografi siswa SMK YMJ Ciputat

b. Mengidentifikasi kecerdasan spiritual pada siswa SMK YMJ Ciputat

c. Mengidentifikasi tingkat risiko perilaku bullying siswa SMK YMJ

Ciputat

d. Mengidentifikasi hubungan antara kecerdasan spiritual terhadap perilaku

bullying siswa SMK YMJ Ciputat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada setiap instansi

terkait (pihak Sekolah). Diharapkan penelitian tersebut menjadi sumber

informasi kepada pihak sekolah tentang bullying, selain itu untuk para guru dan

orang tua dapat menjadi panutan dan teladan yang baik bagi anak dengan

Page 25: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

8

menciptakan budaya yang sehat, norma-norma etika dan moral dan nilai agama

dalam mengasuhnya, sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan terhindar dari

perilaku bullying serta menjadi bahan informasi atau tambahan rujukan bagai

peneliti selanjutnya, khususnya bagi mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif

korelatif. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa

kuesioner. Penelitian ini adalah penelitian terkait hubungan kecerdasan spiritual

terhadap perilaku bullying siswa SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat.

Page 26: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja (adolescence) berasal dari bahasa latin, adolescence yang artinya

“tumbuh untuk mencapai kematangan”, secara umum berarti proses fisiologi,

sosial dan kematangan yang dimulai dengan perubahan pubertas (Wong dkk,

2008). Remaja (adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi

antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif

dan sosial-emosional. Perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang

terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai

pada kemandirian (Santrock, 2007). Menurut Notoatmodjo (2007) menjelaskan

sebagian besar masyarakat sesuai budayanya mengkategorikan remaja pada usia

awal 10-13 tahun dan berakhir pada usia awal 10-13 tahun dan berakhir pada usia

18-22 tahun. Sedangkan menurut WHO (2013) remaja mencakup individu

dengan usia 10-19 tahun, sedangkan remaja menurut SKKRI adalah perempuan

dan laki-laki belum kawin yang berusia 15-24 tahun (Depkes, 2006). Menurut

BKKBN (2011) batasan usia remaja adalah 10-21 tahun.

Remaja dari segi ajaran islam. Dalam islam terdapat kata baligh yang

biasa dikaitkan dengan mimpi. Kata baligh dalam istilah hukum Islam digunakan

untuk penentuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum Islam dalam

kehidupan sehari-hari atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah baligh

dan berakal, berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam. Dapat diketahui bahwa

Page 27: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

10

ahli-ahli psikologi telah sepakat tentang berapa usia yang dapat ditentukan

mengenai permulaan masa remaja, yaitu dengan dimulai datangnya haidh

pertama pada wanita dan mimpi pada pria yakni sekitar umur 12-13 tahun dan

masa remaja akhir sekitar umur 21 tahun. Dari penjelasan tersebut, Prof. Dr. Hj

Zakiah Darajat, membagi fase remaja kepada dua tahap yaitu masa remaja

pertama pada usia 13-16 tahun dan masa remaja terakhir pada usia 17-21 tahun.

Jadi berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa masa remaja

adalah masa perubahan fisik dan perkembangan fungsi seksual dari masa kanak-

kanak menuju dewasa yang dimulai dari umur 10-24 tahun dan belum menikah.

2. Klasifikasi Remaja

Masa remaja menurut Wong dan Hockenberrry (2003) dibagi menjadi

tiga bagian, yaitu :

a. Fase remaja awal (Early Adolescent) pada usia 11-14 tahun. Remaja

dikarakteristikan sebagai awal perubahan pada pubertas dan perubahan

respon atau perilaku.

b. Fase remaja pertengahan (Middle Adolescent) pada usia 15-17 tahun. Remaja

dikarakteristikan dengan transisi atau peralihan yang berorientasi atau lebih

dominan terhadap kawan atau pekerjaan rumah seperti bermusik, cara

berpakaian, penampilan, berbahasa, dan perilaku.

c. Fase remaja akhir (Late Adolescent) pada usia 18-20 tahun. Remaja

dikarakteristikan dengan perubahan atau transisi menuju kedewasaan untuk

dapat peran, mulai bekerja, dan perkembangan hubungan seperti orang

dewasa.

Page 28: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

11

3. Ciri-ciri Remaja

Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang

kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya

dengan periode sebelum dan sesudahnya, diantaranya yaitu (Hurlock, 1999) :

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Pada masa remaja terdapat dua perubahan yaitu perubahan fisik dan

psikologis. Kedua perkembangan tersebut harus sinergi karena pada masa

awal remaja perkembangan fisik dan perkembangan mental terjadi dengan

cepat. Hal-hal itulah yang menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan

perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Peralihan bagi remaja adalah apa yang terjadi sebelumnya akan

meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang.

Namun perlu disadari bahwa apa yang telah terjadi akan meninggalkan bekas

dan akan mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru. Struktur psikis

pada remaja berasal dari masa kanak-kanak, dan banyak ciri yang umumnya

dianggap sebagai ciri khas masa remaja yang tidak jelas ini juga

menguntungkan karena memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya

hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling

sesuai bagi dirinya.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Terdapat empat perubahan yang hampir bersifat universal, pertama

meningginya emosi yang intesitasnya bergantung pada tingkat perubahan

fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran

yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan

Page 29: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

12

masalah baru. Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka

nilai-nilai juga berubah. Keempat, sebagian besar remaja bersikap ambivalen

terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan kebebasan dan menuntut

mendapatkannya, tetapi mereka ketakutan untuk bertanggung jawab dan

meragukan kemampuan untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode pasti mempunyai masalahnya sendiri, namun pada masa

remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Ketidakmampuan mereka

untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini

membuat banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tiidak

sesuai dengan harapan mereka.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Menurut teori psikososial Erikson (1968) identitas versus kekacauan

identitas merupakan tahap perkembangan kelima yang dialami oleh remaja.

Pada saat ini individu dihadapkan pada pertanyaan siapa mereka, mereka itu

sebenarnya apa dan kemana meraka menuju dalam hidupnya (Santrock,

2003). Dalam usaha pencarian identitas diri inilah yang dapat mempengaruhi

perilaku remaja.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak

rapih, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku

merusak. Stereotip ini mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap

dirinya sendiri. Menerima stereotip ini dan adanya keyakinan bahwa orang

dewasa mempunyai pandangan yang buruk tentang remaja, membuat

peralihan ke masa dewasa menjadi sulit. Hal ini menimbulkan banyak

Page 30: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

13

pertentangan dengan orang tua dan antara orang tua dengan anak terjadi jarak

yang menghalangi anak untuk mengatasi berbagai masalahnya.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja cenderung melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana

yang dia inginkan dan bukan sebagaimana adanya. Hal ini menyebabkan

meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Semakin

tidak realistik cita-citanya semakin ia menjadi marah. Remaja akan sakit hati

dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil

mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri.

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Dengan semakin mendekatnya usia keatangan yang sah, para remaja

menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun dan untuk

memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Oleh karena itu,

remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan

status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-

obatan dan terlibat dalam perubuatan seks. Mereka menganggap bahwa

perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.

4. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya

meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk

mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun

tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock dalam Ali (2011)

adalah berusaha :

Page 31: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

14

a. Mampu menerima keadaan fisiknya

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis

d. Mencapai kemandirian emosional

e. Mencapai kemandirian ekonomi

f. Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan

untuk memasuki dunia dewasa

i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan

j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

keluarga

Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan

dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal.

Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu

kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu

dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas

perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan

kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya.

Page 32: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

15

5. Perubahan Pada Remaja

a. Perubahan fisik pada remaja

Menurut Santrock (2007) terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada

remaja, termasuk pertumbuhan organ reproduksi (organ seksual) untuk

mencapai kematangan sehingga mampu melangsungkan fungsi

reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda yaitu :

1) Tanda-tanda seks primer yaitu yang berhubungan langsung dengan

organ seks. Terjadinya haid pada remaja putri (menarche) dan

terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki.

2) Tanda-tanda seks sekunder yaitu : pada remaja laki-laki terjadi

perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis, dan buah zakar bertambah

besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan

berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut disekitar kemaluan

dan ketiak. Dan pada remaja putri terjadi perubahan pinggul lebar,

pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesaar, tumbuhnya

rambut disekitar kemaluan (pubis) dan ketiak.

b. Perubahan kejiwaan pada remaja

Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambat dibandingkan

perubahan fisik yang melputi :

1) Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :

a) Sensitif (mudah menangis, cemas, frustasi, dan tertawa)

b) Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang

berpengaruh, sehingga misalnya mudah berkelahi.

2) Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi :

a) Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik

Page 33: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

16

b) Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin

coba-coba.

6. Implikasi Tugas-tugas Perkembangan Remaja Bagi Pendidikan

Tugas-tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan

baik, karena akan membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan

pendidikan dalam rangka membantu remaja tersebut, yaitu sebagi berikut:

a. Sekolah dan perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan

kegiatan-kegiatan nonakedemik melalui berbagai perkumpulan, misalnya

perkumpulan penggemar olahraga sejenis, kesenian, dan lain-lain.

b. Apabila ada remaja putra atau putri bertingkah laku tidak sesuai dengan jenis

kelaminnya, meraka perlu dibantu melalui bimbingan dan konseling.

Demikian juga, apabila seorang wanita lebih mementingkan studi dan

kariernya daripada menaruh perhatiannya menjadi seorang ibu, hendaknya

sekolah turut membantunya agar mereka mampu menerima peranannya

sebagai wanita.

c. Siswa yang lambat perkembangan jasmaninya diberi kesempatan berlomba

dalam kegiatan kelompoknya sendiri. Perlu diberikan penjelasan melalui

bidang studi biologi dan ilmu kesehatan bahwa pada diri remaja sedang

terjadi perubahan jasmani yang bervariasi. Kepada siswa juga diberikan

kesempatan untuk bertanya jawab tentang perkembangan jasmani itu.

d. Pemberian bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang

sesuai dengan minta dan keinginannya, sesuai dengan sistem kemasyarakatan

yang dianutnya dan membantu siswa mendapatkan pendidikan yang

bermanfaat untuk mempersiapkan diri memasuki pekerjaan. Semua ini

Page 34: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

17

hendaknya dilakukan oleh semua personil sekolah, terutama petugas

bimbingan dan konseling, yaitu guru pembimbing atau konselor sekolah.

7. Masalah-masalah yang terjadi pada remaja

Seseorang remaja bisa saja mengalami masalah yang berat dan

memerlukan waktu yang lama untuk menyelesaikannya (Santrock, 2007).

a. Penggunaan obat terlarang, alkohol, dan merokok

Remaja tertarik menggunakan obat-obatan karena mereka yakin bahwa

obat-obatan dapat membantu mereka beradaptasi terhadap lingkungan

yang selalu berubah. Para remaja menganggap dengan merokok dan

minum-minuman keras dapat mengurangi stres, tidak bosan, dan dalam

beberapa situasi dapat membantu remaja untuk melahirkan diri dan

kenyataan dunia. Remaja dapat meraskan perasaan tenang, gembira,

rileks saat memakai obat. Namun penggunaan obat untuk memperoleh

kepuasan pribadi dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan.

b. Kenakalan remaja

Kenakalan remaja mengarah pada berbagai perilaku, mulai dari perilaku

yang tidak dapat diterima secara sosial, pelanggaran, sampai tindakan

kriminal. Biasanya kenakalan ini dilakukan oleh remaja yang gagal

dalam menjalani tugas perkembangannya.

c. Gangguan depresif dan bunuh diri

Pada masa remaja, gejala-gejala depresif daat dilihat dalam berbagai

cara, seperti menuliskan kata-kata yang mengerikan, atau senang

mendengarkan lagu-lagu yang bertema sedih. Gangguan tidur juga dapat

muncul seperti sulit tidur di malam hari. Dengan timbulnya perasaan

deperesi akan membuata remaja menjadi bosan dan enggan untuk

Page 35: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

18

melanjutkan hidupnya, sehingga muncul ide-ide untuk bunuh diri dan

usaha bunuh diri di masa remaja.

8. Kenakalan Remaja

a. Pengertian kenakalan remaja

Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja

yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal

(Santrock, 2007). Sedangkan menurut Sudarsono (2012) kenakalan

remaja adalah perbuatan atau kejahatan yang dilakukan oleh anak remaja

yang bersifat melawan hukum, anti susila, dan menyalahi norma-norma

agama.

b. Jenis-jenis kenakalan remaja

Jensen (1985) membagi kenakalan remaja menjadi 4 jenis, yaitu :

1) Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain.

Misalnya : perkelahian, pembunuhan, perampokan, dan lain-lain.

2) Kenakalan yang menimbulkan korban materi. Misalnya : pencurian,

perusakan, pemerasan, dan lain-lain.

3) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak oranglain.

Misalnya : pelacuran, penyalahgunaan obat, dan lain-lain.

4) Kenakalan yang melawan status. Misalnya : mengingkari status

sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua

dengan cara pergi dari rumah, dan lain-lain. (Sarwono, 2012)

Page 36: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

19

B. Bullying

1. Definisi Bullying

Bullying berasal dari bahasa Inggris (bully) yang berarti menggertak atau

mengganggu. Dalam Kamus Bahasa Indonesia bullying diartikan sebagai

perilaku “menggertak” atau “menggencet” namun persamaan kata tersebut

dirasa belum tepat untuk mempersentasikan bullying itu sendiri sehingga

untuk pembahasan selanjutnya, kata bullying akan tetap dipakai. Definisi

bullying menurut Flynt dan Marton (2006) menyebutkan perilaku bullying

adalah perilaku agresi yang dilakukan secara bebas dengan tujuan melukai

orang lain secara penuh dan dilakukan secara terus menerus.

Menurut Ken Rigby (dalam Astuti, 2008) bullying adalah sebuah hasrat

untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan kedalam aksi, menyebabkan

seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau

sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang dan

dilakukan dengan perasaan senang. Sedangkan definisi lain menyebutkan

bahwa Bullying adalah suatu keadaan dimana terjadi penyalahgunaan

kekuasaan atau kekuatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok.

Pihak yang kuat disini tidak hanya kuat secara fisik, akan tetapi bisa juga

kuat secara mental, dan korban bullying tidak mampu mempertahankan

dirinya karena lemah secara fisik maupun secara mental (Yayasan Sejiwa,

2008).

Menurut Olweus (2003) bullying adalah perilaku yang menyakiti

seseorang atau sekelompok orang baik dalam bentuk kekerasan fisik, verbal,

ataupun psikologis. Tindakan ini bisa dengan mudah dikenali, diantaranya

Page 37: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

20

adalah pelecehan, diskriminasi, intimidasi, pengucilan, ejekan, dan kekerasan

nonfisik lainnya. Dampaknya bukan hanya pada fisik tetapi aspek psikologis,

apalagi bagi anak-anak usia sekolah yang sangat rentan menciptakan awal

yang buruk bagi masa depannya. Dampak paling fatal yang sangat ditakutkan

adalah bagi perkembangan psikologi anak itu sendiri. Karena konsekuensi

logisnya bisa menjadi efek negatif yang permanen dan merusak masa depan

anak yang khususnya ada dalam kondisi yang transisional. Anak yang

menjadi korban bullying umumnya akan terlihat enggan pergi ke sekolah,

roman wajah muram dan prestasi akademik menurun.

Dari definisi menurut ahli diatas dapat disimpulkan bullying adalah suatu

perbuatan yang dilakukan seseorang yang dilakukan secara sengaja dengan

tujuan melukai orang lain dan dilakukannya secara terus menerus, perbuatan

tersebut dapat berupa fisik maupun secara mental.

2. Faktor-faktor bullying

Tindakan bullying mencerminkan bahwa bullying adalah masalah penting

yang dapat terjadi di setiap sekolah jika tidak terjadi hubungan sosial yang

akrab oleh sekolah terhadap komunitasnya, yakni murid, staf, masyarakat

sekitar, dan orang tua murid. Menurut Sulvian (2004) faktor-faktor bullying

antara lain disebabkan sebagai berikut :

a. Perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, agama, jender,

etnisitas/rasisme.

b. Senioritas, sebagai salah satu perilaku bullying, seringkali pula justru

diperluas oleh siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat laten.

Keinginan mereka untuk melanjutkan masalah senioritas adalah

Page 38: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

21

untuk hiburan, penyaluran dendam, iri hati, atau mencari popularitas,

melanjutkan tradisi atau untuk menunjukkan kekuasaan.

c. Keluarga yang tidak rukun

d. Situasi sekolah yang tidak harmonis atau diskriminatif

e. Karakter individu atau kelompok, seperti :

1) Dendam atau iri hati;

2) Adanya semangat ingin menguasai korban dengan kekuatan fisik

dan daya tarik seksual; dan

3) Untuk meningkatkan popularitas pelaku di kalangan teman

sepermainan (peer group)-nya

4) Pemahaman nilai yang salah atas perilaku korban.

Sedangkan menurut Verlinden (2000) dalam Yusuf&Fahrudin, (2012),

terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi anak menjadi

seorang pelaku tindakan bullying adalah sebagai berikut :

a. Faktor Individu

Faktor utama yang mempengaruhi perilaku bullying yaitu pelaku

tindakan bullying dan korban bullying.

1) Pelaku tindakan bullying

Pelaku tindakan bullying cenderung menganggap dirinya

senantiasa diancam dan berada dalam bahaya. Biasanya

pembuli memiliki kekuatan secara fisik, namun tidak

memiliki perasaan bertanggung jawab terhaap tindakan yang

telah dilakukan.

2) Korban bullying

Page 39: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

22

Korban bully adalah seseorang yang menjadi sasaran

berbagai tingkah laku agresif. Anak-anak yang menjadi

korban biasanya menonjolkan perilaku internal seperti

bersikap sensitif, pendiam, pasif dan tidak membalas jika

dirinya diserang oleh musuhnya.

b. Faktor keluarga

Latar belakang keluarga memiliki peranan penting dalam

membentuk perilaku-perilaku agresif seperti bullying. Orang tua

yang sering bertengkar cenderuk membentuk anak-anak yang

berisiko untuk menjadi lebih agresif. Anak yang mendapatkan

kasih sayang yang kurang berpotensi untuk menjadi perilaku

tindakan bullying.

c. Faktor teman sebaya

Teman sebaya juga memainkan peranan yang penting terhadap

perkembangan tingkah laku bully, sikap anti sosial dan tingkah

laku dikalangan remaja. Kehadiran teman sebaya , secara tidak

langsung membantu pelaku tindakan bullying dan pelaku juga

memperoleh dukungan kekuasan dan popularitas dari teman

sebayanya.

d. Faktor media

Remaja zaman modern ini banyak di manjakan oleh teknologi

yang canggih sehingga remaja lebih mudah untuk mengaksesnya,

tingkah laku yang sering ditayangkan di televisi, media elektronik

dan media sosial akan mempengaruhi tingkah laku kekerasan

anak-anak dan remaja.

Page 40: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

23

e. Faktor self-control

Kontrol diri dapat mempengaruhi korban bullying melalui

interaksi dengan jenis kelamin dan ukuran berat badan, serta

kekuatan.

3. Bentuk-bentuk bullying

Menurut Astuti (2008) menjelaskan bentuk-bentuk bullying sebagai berikut :

a. Fisik adalah menganiaya secara fisik , seperti menggigit, mengunci,

menarik rambut, memukul, menendang dan mengintimidasi korban

di ruangan atau dengan mengitari, memelintir, menonjok,

mendorong, mencakar, meludahi, mengancam, merusak barang-

barang korban, penggunaan senjata dan perbuatan kriminal.

b. Non fisik terbagi dalam bentuk verbal dan non-verbal

1) Verbal : berkata-kata yang menyakitkan korban, mengatai,

memeras, mengancam, menghasut, intimidasi, berkata jorok pada

korban, menyebarkan kejelakan korban.

2) Non Verbal , terbagi menjadi langsung dan tidak langsung :

a) Tidak langsung : seperti memanipulasi pertemanan,

mengasingkan, tidak mengikutsertakan, mencurigai.

b) Langsung : seperti gerakan kasar atau membahayakan,

menatap dengan sinis, menggeram, atau menakuti.

Menurut Yayasan Sejiwa (2008), bentuk-bentuk perilaku bullying adalah

fisik, verbal, dan mental atau psikologis, contoh bullying mental atau

psikologis adalah mempermalukan didepan umum, mendiamkan,

Page 41: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

24

mengucilkan, meneror lewat sms atau email, memandang yang

merendahkan, memelototi dan mencibir.

4. Ciri perilaku bullying

Menurut Astuti (2004), dapat diamati bahwa pelaku bullying mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut :

a. Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa di

sekolah

b. Menempatkan diri di tempat tertentu di sekolah atau sekitarnya

c. Merupakan tokoh popular di sekolah

d. Gerak-geriknya seringkali dapat ditandai : sering berjalan di depan,

sengaja menabrak, berkata kasar, dan menyepelekan atau

melecehkan.

Sedangkan ciri-ciri korban yang mengalami tindakan bullying antara lain:

1) Pemalu atau pendiam

2) Bodoh atau dungu

3) Mendadak menjadi penyendiri atau pendiam

4) Sering tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak jelas

5) Berperilaku aneh atau tidak biasa (takut atau sering marah tanpa

sebab, mencorat-coret, dsb)

Berdasarkan penjelasan di atas, ciri-ciri pelaku bullying adalah

diantaranya yang sering berkelompok, berkuasa ataupun tokoh yang

popular di sekolah, sedangkan ciri-ciri korban bullying ialah pemalu,

pendiam, sering tidak masuk sekolah karena alasan yang tidak jelas

dan anak yang tiba-tiba berperilaku aneh (tidak biasa).

Page 42: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

25

5. Peran-peran dalam perilaku bullying

Terjadinya bullying di sekolah menurut Salmivalli(1996) merupakan

proses dinamika kelompok dan di dalamnya ada pembagian peran. Peran-

peran dalam perilaku bullying tersebut diantaranya adalah :

a. Bully yaitu siswa yang dikategorikan sebagai pemimpin, berinisiatif dan

aktif terlibat dalam perilaku bullying.

b. Asisten bully yaitu yang terlibat aktif dalam perilaku bullying, namun ia

cenderung bergantung atau mengikuti perintah bully.

c. Rinfocer adalah mereka yang ada ketika kejadian bullying terjadi, ikut

menyaksikan, menetertawakan korban, memprofokasi bully, mengajak

siswa lain untuk menonton dan sebagainya.

d. Defender adalah orang-orang yang berusaha membalas dan membantu

korban, sering kali akhirnya mereka menjadi korban juga.

e. Outsider adalah orang-orang yang tahu bahwa hal itu terjadi, namun

tidak melakukan apapun, seolah-olah tidak peduli.

6. Dampak bullying

Riauskima mengemukakan ketika mengalami bullying , korban

merasakan banyak emosi negatif seperti marah, dendam, kesal, tertekan,

takut, malu dan sedih). Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini

adalah kemungkinan untuk timbulnya gangguan psikologis pada korban

bullying seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin

bunuh diri dan gejala-gejala gangguan stres pasca trauma (post traumatic

stress disorder). Anak yang menjadi korban bullying atau tindakan kekerasan

fisik, verbal ataupun psikologis di sekolah akan mengalami trauma besar dan

depresi yang akhirnya bisa menyebabkan gangguan mental di masa yang

Page 43: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

26

akan datang. Gejala-gejala kelainan mental yang biasanya muncul pada masa

kanak-kanak secara umum terbukti anak tumbuh menjadi orang yang

pencemas, sulit berkonsentrasi, mudah gugup dan takut, hingga tak bisa

berbicara.

Sedangkan menurut Djuwita (2005), korban bullying juga merasakan

stres, depresi, benci terhadap pelaku, dendam, ingin keluar sekolah, merana,

malu, tertekan, terancam, bahkan ada yang menyilet-nyilet tangannya. Siswa

korban bullying akan mengalami permasalahan kesulitan dalam membina

hubungan interpersonal dengan orang lain dan jarang datang ke sekolah.

Akibatnnya, mereka para korban bullying ketinggalan pelajaran dan sulit

berkonsentrasi dalam belajar sehingga hal tersebut mempengaruhi kesehatan

fisik dan mental baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, selain itu

dampak bullying menjadikan konsep diri sosial korban bullying menjadi lebih

negatif karena korban merasa tidak terima oleh teman-temannya, selain itu

dirinya juga mempunyai pengalaman gagal yang terus-menerus dalam

membina pertemanan , yaitu di bully oleh teman dekatnya sendiri.

7. Penanggulangan bullying

Kejadian bullying ini sering terjadi di sekolah dan dampak dari bullying

ini sangat besar, seharusnya bullying ini menjadi lebih diperhatikan bagi

seluruh elemen yang ada. Di Indonesia program untuk menghentikan bullying

belum dipikirkan secara khusus oleh sekolah atau Departemen Pendidikan,

padahal untuk menangani bullying ini memerlukan metode penanganan yang

khusus dan dilakukan oleh guru atau petugas khusus yang telah dilatih

mengenai bullying (Astuti, 2008).

Page 44: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

27

Ada beberapa program yang telah dibuat oleh para ahli di bidang

pendidikan dan psikologi untuk menanggulangi perilaku bullying di sekolah.

Salah satu program anti bullying tersebut adalah program SAHABAT yang

dikembangkan oleh Astuti (2008). Program ini mengutamakan nilai-nilai tika

yang mengandung nilai-nilai sosial dan kultural persahabatan. Elemen etika

itu berupa “kasih SAyang, HArmoni, Baik-budi, bertAnggung jawab, dan

persaTuan. Program SAHABAT melibatkan semua pihak yang berada di

sekolah termasuk orangtua. Aktivitas tersebut dapat berupa support network,

kampanye dan penelitian.

C. Kecerdasan Spiritual

1. Pengertian kecerdasan Spiritual (SQ)

Kecerdasan spiritual menurut Zohar dan Marshall (2001) adalah

kecerdasan yang dapat membantu kita menyembuhkan dan membangun diri

kita secara utuh dan juga kecerdasan yang berada di bagian diri yang dalam

berhubungan dengan kearifan di luar ego atau pikiran sadar. Kecerdasan

spiritual juga sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan

persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku

dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,

kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibanding dengan yang lain. Ary Ginanjar (2007) menyatakan

bahwa kecerdasan spiritual adalah suatu kemampuan untuk memberi makna

ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan

pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya (hanif) dan

memiliki pola pemikiran tauhidi (integralistik) serta berprinsip “hanya karena

Page 45: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

28

Tuhan”. Ary Ginanjar (2007) menekankan bahwa kecerdasan spiritual adalah

perilaku atau kegiatan yang kta lakukan merupakan ibadah kepada dan

penyandaran hanya kepada Allah dalam kehidupan manusia.

Dari bebrapa pengertian diatas , penulis mengambil kesimpulan bahwa

kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang dimiliki manusia yang dapat

membangun manusia dalam menyelesaikan masalah dikehidupannya

dikaitkan dengan ibadah dan melalui langkah-langkahnya bersifat fitrah yang

berprinsip lillahita’ala (hanya karena Allah).

2. Aspek-aspek Kecerdasan Spiritual

Menurut Zohar dan Marshall tanda-tanda dari SQ dengan baik mencakup

hal-hal berikut :

a. Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif), dapat

menempatkan diri dan menerima pendapat orang lain secara terbuka

b. Tingkat kesadaran diri yang tinggi, tingkat kesadaran diri yang tinggi

seperti kemampuan autocritism dan mengerti tujuan serta visi hidupnya.

c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan,

kemampuan seseorang dalam menghadapi penderitaan dan menjadikan

penderitaan yang dialami sebagai motivasi untuk mendapatkan

kehidupan yang lebih baik dikemudian hari serta tersenyum dan bersikap

tenang.

d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit, kemampuan

seseorang dimana disaat dia menghadapi rasa sakit, dia akan menyadari

keterbatas dirinya dan menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan yakin

bahwa hanya Tuhan yang akan memberikan kesembuhan serta

Page 46: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

29

kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakitnya, ditandai

juga dengan munculnya sikap ikhlas dan pemaaf.

e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, kualitas hidup

seseorang yang dalam proses kehidupannya berpegang pada nilai-nilai

yang mampu mendorong untuk mencapai tujuan tersebut, sperti prinsip

dan pegangan hidup dan berpijak pada kebenaran.

f. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu, seseorang

yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi mengetahui bahwa ketika

dia merugikan orang lain, maka berarti dia merugikan dirinya sendiri

sehingga mereka enggan untuk melakukan kerugian yang tidak perlu.

Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu misalnya

menunda pekerjaan dan cenderung berpikir sebelum bertindak.

g. Berpikir secara holistik, kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal atau memiliki pandangan yang holistik yakni mampu untuk

berpikir secara logis dan berlaku sesuai dengan norma sosial.

h. Kecenderungan untuk bertanya mengapa dan bagaimana jika untuk

mencari jawaban-jawaban yang mendasar, kecenderungan menanyakan

“mengapa” atau “bagaimana” jika akan mencari jawaban-jawaban yang

mendasar dan memiliki kemampuan untuk berimajinasi serta memiliki

rasa ingin tahu yang tinggi.

i. Menjadi pribadi mandiri, yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja

melawan konvensi (adat dan kebiasaan sosial), seperti mau memberi dan

tidak mau menerima dan tidak tergantung dengan orang lain.

Page 47: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

30

3. Kecerdasan Spirtual dalam Islam

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir bahwa kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan qalbu yang berhubngan dengan kualitas bathin seseorang.

Kecerdasan ini mengarahkan seseorang untuk berbuat lebih manusiawi,

sehingga dapat menjangkau nilai-nilai luhur yang mungkin belum tersentuh

oleh pikiran manusia. Kecerdasan spiritual dalam Islam termasuk dalam

kecerdasan qalbu. Qalbu adalah hati nurani yang menerima limpahan cahaya

kebenaran ilahiah, yaitu ruh. Di dalam qalbu, terhimpun perasan moral ,

mengalami dan menghayati tentang benar salah, baik buruk, dan lain-lain.

(Toto, 2011). Menurut Ary Ginanjar kecerdasan spiritual adalah kemampuan

untuk memberi makan spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan,

serta mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komperhensif.

Sedangkan menurut Toto Tasmara, ada lima mengenai akhlak mulia

kecerdasan spiritual, yaitu :

a. Shiddiq

Salah satu dimensi kecerdasan ruhaniah terletak pada nilai

kejujuran yang merupakan mahkota kepribadian orang-orang mulia

yang telah dijanjikan Allah akan memperoleh limpahan nikmat dari-

Nya. Seseorang yang cerdas secara ruhaniah, senantiasa memotivasi

dirinya dan berada dalam lingkungan orang-orang yang memberikan

makna kejujuran.

Shiddiq adalah orang benar dalam semua kata, perbuatan, dan

keadaan batinnya. Hati nuraninya menjadi bagian dari kekuatan

dirinya karena dia sadar bahwa segala hal yang akan mengganggu

ketentraman jiwanya merupakan dosa. Dengan demikian, kejujuran

Page 48: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

31

bukan datang dari luar, tetapi ia adalah bisikan qalbu yang secara

terus-menerus mengetuk-ngetuk dan memberikan percikan cahaya

illahi.

b. Istiqamah

Istiqamah diterjemahkan sebagai bentuk kualitas batin yang

melahirkan sikap konsisten (taat asaz) dan teguh pendirian untuk

menegakkan dan membentuk sesuatu menuju pada kesempurnaan

atau kndisi yang lebih baik, sebagaimana kata (taqwim) merujuk pula

pada bentuk yang sempurna (qiwam).

c. Fathanah

Fathanah diartikan sebagai kecerdasan, kemahiran, atau

penguasan terhadap bidang tertentu padahal makna fathanah merujuk

pada dimensi mental yang sangat mendasar dan menyeluruh. Seorang

yang memiliki sikap fathanah, tidak saja menguasai bidangnya,

tetapi memiliki dimensi ruhani yang kuat. Keputusan-keputusan

menunjukkan kemahiran seorang profesional yang didasarkan pada

sikap moral atau akhlak yang luhur, memiliki kebijaksanaan, atau

kearifan dalam berfikir dan bertindak.

d. Amanah

Amanah menjadi salah satu dari aspek ruhaniah bagi kehidupan

manusia, seperti halnya agama dan amanah yang dipikulkan Allah

menjadi titik awal dalam perjalanan manusia menuju sebuah janji.

e. Tabligh

Mereka yang memilki sifat tabligh mampu membaca suasana

hati orang lain dan berbicara dengan kerangka pengalaman secara

Page 49: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

32

lebih banyak belajar dari pengalaman menghadapi persoalan-

persoalan hidup.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Zohar dan Marshall mengungkapkan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual, yaitu :

a. Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara kehidupan batin dan lahiriah kita.

Ia mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks,

luwes, adaptif dan mampu mengoorganisasikan diri. Menurut

penelitian yang dilakukan pada era 1990-an dengan menggunakan

MEG (Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual.

b. Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya bagian

dalam otak, yaitu lobus temporal yang meningkat ketika

pengalaman religius atau spiritual berlangsung. Dia menyebutnya

sebagai titik Tuhan atau God Spot. Titik Tuhan memainkan peran

biologis yang merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan

spiritual. Namun demikian, titik Tuhan merupakan syarat mutlak

dalam kecerdasan spiritual. Perlu adanya integrasi anatara seluruh

bagian otak, seluruh aspek dari dan seluruh segi kehidupan.

Menurut Yusuf (2002) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan spiritual anak, yaitu :

Page 50: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

33

1) Faktor pemabawa (internal)

Sejak lahir setiap manusia sudah dibekali dengan akal dan kepercayaan

terhadap suatu zat yang mempunyai kekuatan untuk mendatangkan

kebaikan atau kemudhorotan seperti yang telah difirmankan Allah SWT,

dalam Al-qur;an surat Ar-Rum ayat 30.

2) Faktor lingkungan (eksternal)

Menurut Yusuf (2002) yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Adanya

kesesrasian antara keluarga, sekolah dan masyarakat akan dapat

memberikan dampak positif bagi anak, termasuk dalam pembentukan

jiwa keagamaan dalam diri anak. Adapun penjelasan masing-masing

lingkungan adalah sebagai berikut :

a) Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi

setiap anak. Tentunya dalam hal ini orang tua menjadi orang yang

paling bertanggung jawab dalam menumbuhkembangkan kecerdasan

beragama pada anak, peran orang tua dibebankan tanggung jawab

untuk membimbing potensi kesadaran beragama dan pengalam

agama dalam diri anak secara nyata dan benar.

b) Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak-anak

setelah keluarga, karena hampir setengah hari anak menghabiskan

waktunya bersama teman dan gurunya di sekolah. Tentunya segala

sesuatu yang ada disekolah akan menjadi model anak untuk ditiru.

c) Lingkungan Masyarakat

Page 51: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

34

Lingkungan masyarakat merupakan situasi atau kondisi interaksi

sosial dan sosiokultural yang secara potensi berpengaruh terhadap

perkembangan fitrah beragama atau kesadaran beragama individu.

5. Fungsi Kecerdasan Spiritual

Menurut Zohar & Marshall (2007) fungsi kecerdasan spiritual antara lain:

a. Kecerdasan yang digunakan dalam masalah eksistensi, yaitu ketika kita

secara pribadi mersa terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiiran,

dan masalah masa lalu kita akibat penyakit dan kesedihan.

b. SQ menjadikan kita sdar bahwa kita memiliki masalah eksistensial dan

membuat kita mampu mengatasinya, karena SQ memberi kita semua rasa

yang dalam menyangkup perjuangan hidup.

c. Kecerdasan yang membuat manusia mempunyai pemahaman tentang

siapa dirinya dan apa makna segala sesuatu baginya, dan bagaimana

semua itu memberikan suatu tempat di dalam dunia kepada orang lain

dan makna-mana mereka

d. SQ sebagai landasan bagi seseorang untuk memfungsikan IQ dan EQ

secara efektif. Karena, SQ merupakan puncak kecerdasan manusia

e. Kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya. Sehingga manusia menjadi

kreatif, luwes, berwawasan luas, berani, optimis dan fleksibel karena ia

terkait langsung dengan problem-problem eksistensial yang selalu ada

dalam kehidupan

f. Kecerdasan yang dapat memberikan rasa moral, kemampuan

menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahaman dan cinta

Page 52: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

35

serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahaman

sampai pada batasnya. Karena, dengan memiliki SQ memungkinkan

seseorang bertanya apakah saya memang ingin berada pada situasi

tersebut atau tidak intinya, SQ berfungsi mengarahkan situasi.

g. Kecerdasan yang dapat menjadikan lebih cerdas secara spiritual dalam

beragama. Sehingga seseorang yang memiliki SQ yang tinggi tidak

berpikiran yang ekslusif, fanatik dan berprasangka baik.

6. Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Secara umum, dalam meningkatkan kecerdasan spiritual menurut Zohar

dan Marshall (2007) adalah dengan mengenali diri sesndiri dan selalu

bertanya mengapa, untuk mencari keterkaitan antara segal sesuatu, untuk

membawa ke permukaan asumsi-asumsi mengenai makna di balik atau di

dalam sesuatu, menjadi lebih suka merenungi diri, lebih jujur terhadap diri

sendiri dan lebih pemberani. Kesadaran terhadap diri sendiri merupakan

langkah awal dalam meningkatkan kecerdasan spiritual. Selain itu, ada 6

jalan untuk bisa cerdas secara spirtual, yaitu :

a. Jalan 1 : Jalan tugas

Jalan ini ditempuh oleh manusia yang konvensional. Yaitu manusia yang

melaksanakan tugas atau kewajiban yang telah diembankan Tuhan secara

optimal sesuai dengan kemampuannya.

b. Jalan 2 : Jalan pengasuhan

Jalan ini ditempuh oleh manusia sebagai makhluk sosial, pengabdiannya

terhadap Tuhan diwujudkan dengan membantu sesama manusia atau

memberikan pengabdian sosial kepada masyarakat. Jalan ini sangat

Page 53: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

36

cocok untuk orang-orang seperti : perawat, guru, dan setiap orang yang

berjiwa sosial.

c. Jalan 3 : Jalan pengetahuan

Jalan yang ditempuh manusia dengan mengabdikan diri melalui jalur

ilmu pengetahuan. Jalan ini sangat cocok bagi mereka yang latar

belakang akademik, intelektual, atau yang berminat pada ilmu

pengetahuan, sekecil apapun.

d. Jalan 4 : Jalan perubahan pribadi

Sebuah upaya untuk pengabdia diri lewat latihan-latihan mistik dan

spiritual. Jalan ini sangat cocok bagi mereka yang berlatar belakang seni.

e. Jalan 5 : Jalan persaudaraan

Sebuah upaya pengabdian kepada Tuhan lewat jalur pengorbanan akan

kepentingan diri demi kepentingan manusia yang lebih banyak.

f. Jalan 6 : Jalan pemimpin yang penuh pengabdian

Sebuah upaya pengabdian kepada Tuhan lewat jalan pengabdian kepada

orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya sedemikian sehingga

pemimpin sebenarnya adalah pengabdian kepad umatnya.

Namun menurut Zohar & Marshall (2007), meskipun dari masing-masing

keenam jalan spiritual itu berbeda untuk mendapatkan kecerdasan

spirtual lebih tinggi, karena untuk mendapatkan kemajuan, setiap jalan

harus melalui langkah berikut :

1) Langkah 1 : Menyadari situasi

Pada tahap ini, dituntut upaya untuk menggali kesadaran diri,

sehingga menjadi kebiasaan untuk merenungkan diri. Kecerdasan

Page 54: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

37

spiritual yang paling tinggi adalah menyelami diri hingga yang

paling dalam, menilai diri sendiri dan perilaku dari waktu ke waktu.

2) Langkah 2 : Ingin berubah

Pada tahap ini kesadaran diri mendorong setiap kegiatan akan lebih

baik sehingga bertekad untuk berubah dan rela menanggung segala

risiko.

3) Langkah 3 : Mengenali diri

Pada tahap ini, dibtuhkan tingkat perenungan yang paling dalam,

mengenal dirinya dan letak pusat diri, sehingga mengetahui motivasi

diri yang paling dalam.

4) Langkah 4 : Menyingkirkan hambatan

Pada tahap ini, menyadari penghalang yang merintang, mengetahui

posisi diri, seperti kemarahn, kerasukan, rasa bersalah, rasa takut atau

sekedar kemalasan.

5) Langkah 5 : Disiplin

Pada tahap ini, mengetahui disiplin atau jalan yang harus ditempuh

sebagai kemungkinan untuk bergerak maju.

6) Langkah 6 : Makna terus menerus

Pada tahap ini, menjalani hidup menuju pusat berarti mengubah

pikiran dan aktivitas sehari-hari menjadi ibadah terus menerus,

memunculkan kesucian alamiah yang ada dalam setiap situasi yang

bermakna.

7) Langkah 7 : Hormati mereka

Setelah menetapkan jalan yang telah dipilih, tetaplah sadar bahwa

masih ada jalan-jalan yang lain. Hormatilah mereka yang melangkah

Page 55: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

38

dijalan-jalan lain. Sikap ini menumbuhkan sikap hidup yang terbuka,

inklusif dan lapang menghadapi keragaman dan perbedaan.

D. Penelitian Terkait

1. Dari penelitian yang dilakukan oleh Arfiani,y, Purwanto, Yadi dan Lestari, Sri

(2014) tentang Peran Komunikasi Orangtua Anak, Kecerdasan Emosional,

Kecerdasan Spiritual Terhadap Perilaku Bullying menyatakan hasil analisis data

menunjukkan hasil yang sangat signifikan yaitu nilai rx3y sebesar -0,490 ; p=

0,000 (p < 0,01). Berdasarkan hasil tersebut berarti bahwa kecerdasan spiritual

berkorelasi negatif dengan perilaku bullying. Kaitan dengan perilaku bullying,

maka kecerdasan spiritual dimiliki seseorang dapat menjadi landasan keimanan

yang kuat kepada tuhan, tidak mengalami kegelisahan, emosinya cenderung stabil

dan dapat menentukan arah hidup yang jelas. Bila spiritual telah menjadi pusat

sistem mental kepribadian yang mantap, maka ia akan mendoroong,

mempengaruhi, mengarahkan, mengolah, serta mewarnai semua sikap dan

tingkah laku seseorang termasuk diantaranya berkaitan dengan kemampuan untuk

mencegah perilaku bullying.

2. Penelitian yang dilakukan Budiman, Arif (2015) tentang Hubungan Kecerdasn

Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Dengan Kenakalan Remaja Di SMKN 5

Padang dengan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

Jumlah sampel penelitian 277 orang responden yang diambil dari semua siswa

kelas X dan XI SMKN 5 Padang yang dipilih secara stratified random sampling.

Penelitian didapatkan p-value nya = 0,000 ( < 0,05), artinya terdapat hubungan

yang bermakna antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dengan

kenakalan remaja.

Page 56: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

39

E. Kerangka Teori

Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perilaku

Lawrance Green, teori ini menjelaskan bahwa faktor perilaku ditentukan oleh tiga

faktor utama yaitu : faktor predisposisi (disposing faktor) adalah faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi perilaku seseorang, faktor pemungkin

(enabiling faktor) adalah faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi suatu

tindakan, faktor penguat (reinforcing faktor) adalah faktor yang mendorong atau

memperkuat perilaku dan berikut skemanya :

Page 57: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

40

Gambar 2. 1 Kerangka Teori

Modifikasi kerangka teori perilaku Lawrence Green (1980), Santrock (2007), Verlinden

dkk (2000), Astuti (2008), Yayasan SEJIWA (2008).

Remaja

Batas usia 10-21 tahun

Perubahan yang terjadi

pada remaja : fisik dan

psikologis atau kejiwaan.

Faktor Pemungkin

Faktor

individu

Faktor

keluarga

Teman

sebaya

Media

Self control

Perilaku Bullying di Sekolah

Faktor Penguat

Perbedaan kelas

(senioritas, ekonomi,

agama, jender,

etnisitas/rasisme

Keluarga yang tidak

rukun

Situasi sekolah yang

tidak

harmonis/diskriminatif

Karakter Individu atau

kelompok

Faktor predisposisi

Kecerdasan Spiritual

Non fisik Fisik

Verbal Non verbal/psikologis

Page 58: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

41

41

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. KERANGKA KONSEP

Pada penelitian ini variabel yang akun diteliti adalah variabel independen dan

variabel dependen. Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab

perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat), sedangkan variabel

dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena

variabel bebas (Hidayat, 2008). Variabel independen dari penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual siswa. Sedangkan variabel dependen adalah risiko perilaku

bullying siswa. Sehingga kerangka konsep dalam penilitian ini adalah sebagai

berikut :

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep

B. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan pernyataan prediktif, yang mampu diuji dengan metode

ilmiah, yang menghubungkan sebuah variabel dependen dengan beberapa

variabel independen (Bakry, 2016). Sedangkan menurut Swarjana (2016)

mengatakan, hipotesis adalah merupakan dugaan sementara yang masih perlu

diuji kebenarannya. Hipotesis juga merupakan jawaban sementara atas rumusan

masalah penelitian yang masih perlu diuji kebenarannya melalui uji hipotesis

maupun uji statistik.

Kecerdasan

spiritual

Resiko perilaku bullying

siswa di SMK YMJ Ciputat

Page 59: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

42

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian yang

muncul adalah :

1. H0 = Tidak ada Hubungan Kecerdasan Spiritual terhadap Risiko Perilaku

Bullying di SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat.

2. H1 = Ada Hubungan Kecerdasan Spiritual terhadap Risiko Perilaku Bullying

di SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat.

Page 60: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

43

C. DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Kecerdasa

n spiritual

Kecerdasan spiritual

adalah kecerdasan

untuk menghadapi

persoalan makna atau

value, yaitu kecerdasan

untuk menempatkan

perilaku dan hidup kita

dalam konteks makna

yang lebih luas dan

kaya, kecerdasan untuk

menilai bahwa

tindakan atau jalan

hidup seseorang lebih

bermakna

dibandingkan dengan

yang lain.

Menghitung

skor dari

pertanyaan

kecerdasan

spiritual.

Peneliti menggunakan kuesioner

kecerdasan spiritual dengan arah

favorable dan unfavorable ( sesuai

dan tidak sesuai) dengan skala

Likert. Penilaian yang favorable

adalah sebagai berikut:

(4) Sangat Setuju (SS)

(3) Setuju (SR)

(2) Tidak Setuju (TS)

(1) Sangat Tidak Setuju (STS).

Sedangkan unfavorable

penilaiannya adalah sebagai

berikut :

(4) Sangat Tidak Setuju (STS)

(3) Tidak Setuju (TS)

(2) Setuju (S)

(1) Sangat Setuju (SS)

a. Rendah jika

skor <

median (73)

b. Tinggi jika

skor ≥

median (73)

Ordinal

Page 61: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

44

2 Risiko

Perilaku

bullying

Risiko untuk

melakukan suatu

bentuk agresi yang

dilakukan oleh orang

yang merasa berkuasa

kepada orang yang

dianggap lemah untuk

keuntungan atau

kepuasan mereka

sendiri baik dilakukan

oleh individu atau

kelompok dengan

tujuan untuk menyakiti

korbannya dan

dilakukan dengan

berulang-ulang.

Bullying ada tiga

bentuk, yaitu : fisik,

verbal, dan non verbal

(psikologis).

Menghitung

skor dari

pertanyaan

risiko

perilaku

bullying.

Kuisioner yang digunakan adalah

kuisioner resiko perilaku bullying

yang dibuat oleh Atfiyanah (2013)

dan dimodifikasi oleh peneliti,

yang sesuai dengan bentuk

perilaku bullying, terdiri dari 28

pertanyaan.

Penilaian yang favorable adalah

sebagai berikut :

(4) Sangat Setuju (SS)

(3) Setuju (S)

(2) Tidak Setuju (TS)

(1) Sangat Tidak Setuju (STS)

Sedangkan unfavorable

penilaiannya adalah sebagai

berikut :

(4) Sangat Tidak Setuju (STS)

(3) Tidak Setuju (TS)

(2) Setuju (S)

(1) Sangat Setuju (SS)

Tinggi jika skor ≥

mean (77,67)

Rendah jika skor <

mean (77,67)

Ordinal

Page 62: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

45

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, penilti ingin mengetahui hubungan kecerdasan

spiritual terhadap perilaku bullying pada remaja. Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian Deskriptif Corelational dan metode pendekatan Cross Sectional.

Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan dan

seberapa besar hubungan antara variable (Setiadi, 2007). Peneliti menggunakan

pendekatan cross sectional karena penelitian ini dikumpulkan dan diukur secara

simultan pada waktu yang sama terhadap variabel-variabel yang diteliti (Hidayat,

2008). Penelitian ini memiliki variabel independent yaitu perilaku bullying dan

variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek atau subyek yang mmempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Sugiyono, 2012).

Populasi dari penilitian ini adalah siswa SMK Yayasan Miftahul Jannah

Ciputat kelas X dan XI yang berjumlah 106 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2009). Sampel

terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai

Page 63: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

46

subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2009). Dalam penelitian

keperawatan kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan ekslusi, dimana

kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut digunakan

(Hidayat, 2007).

Sample dalam penelitian ini adalah semua siswa SMK Yayasan Miftahul

Jannah Ciputat, yaitu sejumlah 96 responden.

a. Kriteria inklusi :

1) Usia 15-20 tahun

2) Beragama Islam

b. Kriteria eksklusi:

1) Siswa dengan gangguan kognitif, misalnya : post cedera kepala

sedang sampai berat

2) Usia >20 tahun

Untuk pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik

nonprobability sampling yaitu purposive sampling . Purposive sampling

adalah tehnik mengambil sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah

atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus

pada tujuan tertentu (Arikunto,2006). Sampel pada penelitian ini adalah 96

responden.

3. Waktu dan Tempat

a. Waktu

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juli

2017.

Page 64: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

47

b. Tempat

Penelitian dilakukan di SMK YMJ Ciputat yang terletak di Jalan Limun

No.27 Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang Selatan, Provinsi

Banten.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh

data sesuai yang diinginkan peneliti (Wasis, 2006). Untuk pengisiannya

responden dengan cara mengisi kuesioner secara online via google formulir

dan dengan hard copy kuesioner. Untuk pengumpulan datanya, peneliti akan

menggunakan satu data demografi dan dua kuesioner, yaitu :

a. Data demografi, yaitu :

1) Jenis kelamin / Usia

2) Kelas

b. Kuisioner kecerdasan spiritual

Kuesioner menggunakan skala likert yang memiliki empat alternatif

jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat

Tidak Setuju (STS), yang terdiri dari 25 pernyataan dengan arah

favorable dan unfavorable.

Page 65: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

48

Tabel 4. 1 Distribusi Kuesioner Kecerdasan Spiritual

c. Kuesioner risiko perilaku Bullying

Kuesioner ini digunakan dengan mengetahui risiko siswa dalam

melakukan bullying ini dibuat oleh Atfiyanah (2013) yang telah

dimodifikasi oleh peneliti, kuesioner ini menggunakan skala likert yang

memiliki empat jawaban , yaitu : SS (sanga setuju), S (setuju), TS (tidak

setuju), STS (sangat tidak setuju). Kuesioner ini terdiri dari 28

pertanyaan dengan arah favorable dan unfavorable.

No Indikator kecerdasan

spiritual (SQ)

Favorable Unfavorable Jumlah

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

1, 3 2 3

2 Tingkat kesadaran diri yang

tinggi

5 4 2

3 Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

7 6 2

4 Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

9 8, 10 3

5 Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

11, 13, 15 12, 14 5

6 Keengganan untuk

menyebabkan kerugian

yang tidak perlu

17, 19 16, 18 4

7 Berpikir secara holistik 21 20, 22 3

8 Kecenderungan untuk

bertanya mengapa dan

bagaimana jika untuk

mencari jawaban-jawaban

yang mendasar

23 - 1

9 Menjadi pribadi yang

mandiri

25 24 2

Page 66: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

49

Tabel 4. 2 Distribusi Kuesioner Risiko Perilaku Bullying

C. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang

bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur (Arikunto, 2010).

Sebuah instrumen dinyatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa

yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu (Setiadi, 2007).

Peneliti melakukan uji coba pada 30 siswa di SMK Triguna Utama

Ciputat karena karakteristiknya sama dengan tempat yang akan diteliti

nantinya. Kemudian hasil dari uji coba, hasilnya dianalisa dengan

menggunakan bantuan perangkat lunak komputer untuk pernyataan kuesioner

kecerdasan spiritual terdapat 25 item menunjukkan 100% valid , dan untuk

pernyataan risiko perilaku bullying terdapat 28 item menunjukan hasil 100 %

valid. Sehingga kuesioner tersebut dapat digunakan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih alat

ukurannya, pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Hastono, 2006).

Tehnik pengujian pada penelitian ini menggunakan tehnik Alpha Crombach

No bullying Favorable Unfavorable Jumlah

1 Bullying fisik 1 8, 10, 11, 12,

19, 21, 23,

24, 27

10

2 Bullying Non Fisik 2, 3, 6, 9, 13,

14, 15, 16, 18

4, 5, 7, 10,

17, 20, 22,

25, 26, 28.

18

Page 67: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

50

(), dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha. Ketentuannya apabila r alpha >

r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel. Sebaliknya apabila r alpha < r tabel

maka pertanyaan tersebut tidak reliabel (Notoatmodjo, 2006). r tabel untuk

jumlah sampel (N) 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361.

Dari hasil uji reliabilitas yang dilakukan oleh peneliti di SMK Triguna

Utama Ciputat, terhadap 30 responden dengan menggunakan bantuan

software komputer diperoleh nilai Alpha Cronbach () dari variabel

kecerdasan spiritual sebesar 0,761 (koefisien reabilitas tinggi) dan variabel

risiko perilaku bullying diperoleh nilai Alpha Cronbach () sebesar 0,774

(koefisien reabilitas tinggi), melihat dari nilai yang diperoleh maka dapat

dinyatakan bahwa kedua kuesioner tersebut realiabel dan dapat digunakan.

D. Tahapan Penelitian

1. Dimulai dengan perumusan masalah, menentukan variabel penelitian, dan

menentukan lokasi penelitian.

2. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapat gambaran dan landasan

teoritis yang tepat.

3. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, maka dilanjutkan dengan

mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Fakultas Kedokteran dan

Ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai landasan

permohonan mengadakan penelitian di SMK Yayasan Miftahul Jannah

Ciputat.

4. Peneliti melakukan uji validitas dan realibilitas kuesioner di sekolah yang

berbeda yaitu SMK Triguna Utama Ciputat.

Page 68: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

51

5. Setelah mendapatkan surat izin dari institusi pendidikan, peneliti mengajukan

izin terlebih dahulu kepada kepala sekolah dan civitas akademik SMK

Yayasan Miftahul Jannah Ciputat.

6. Peneliti melakukan uji validitas dan reabilitas kuisioner di sekolah yang

berbeda yaitu SMA Triguna Utama Ciputat .

7. Setelah mendapatkan surat izin dari institusi pendidikan peneliti mengajukan

izin terlebih dahulu kepada kepala sekolah dan civitas akademika SMK

Yayasan Miftahul Jannah Ciputat.

8. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti mengalami kendala

untuk pengambilan data, karena jadwal pengambilan data dilakukan setelah

siswa melakukan ujian kenaikan kelas dan bertepatan dengan bulan

romadhon, jadi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah tersebut tidak

efektif dan banyak siswa yang tidak masuk sekolah.

9. Peneliti di bantu oleh pihak sekolah untuk pengambilan data disaat

penerimaan rapor, dan kemudian dibantu oleh guru untuk menjelaskan tujuan

penelitian dan melakukan informed consent kepada responden.

10. Peneliti melakukan pngambilan data sendiri dan peneliti menjelaskan

bagaimana tujuan penelitian dan manfaat penelitian tersebut. Setelah itu

peneliti memilih responden yang memenuhi kriteria inklusi untuk dijadikan

sampel penelitian.

11. Setelah responden mengisi kuesioner tersebut, peneliti memeriksa kembali

apakah lembar kuesioner yang sudah di isi sesuai dengan petunjuk dan

mengeliminasi kuesioner yang tidak terisi lengkap. Dalam kuesioner tersebut,

peneliti mencantumkan nomor hand phone responden untuk wajib di isi,

Page 69: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

52

dikarenakan peneliti membutuhkan data siswa yang lain untuk melakukan

pengambilan data.

12. Untuk siswa yang tidak hadir pada saat itu, maka peneliti menggunakan

kuesioner penelitian secara online melalui google formulir..

13. Peneliti menghubungi kontak siswa yang menjadi responden penelitian

tersebut, setelah itu peneliti memilih responden yang memenuhi kriteria

inklusi untuk dijadikan sampel penelitian.

14. Setelah semua data terkumpul, untuk responden yang mengisi google

formulir, peneliti melakukan pemindahan data dari google formulir ke

microsoft excel kemudian di pindahkan secara manual di hard copy kuesioner

penelitian sesuai dengan jawaban responden.

15. Melakukan skoring terhadap hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden.

16. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat

tabel data.

17. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk

menguji hipotesis penelitian.

18. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan teori

19. Merumuskan hasil penelitian yang diperoleh dan membahasnya

E. Pengolahan Data

Setelah data penelitian terkumpul, maka dilakukan proses pengolahan data

yang meliputi tahapan. Menurut Imron (2010) sebuah data akan dapat banyak

bercerita, apabila telah dilakukan pengolahan dan analisa, sehingga dapat dengan

mudah dipahami untuk kemudian disimpulkan. Pengolahan data digunakan agar

data tersebut dapat diorganisir, disajikan serta dianalisa untuk kemudian ditarik

Page 70: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

53

suatu kesimpulan. Proses kegiatan pengolahan data (processing) terdiri dari

beberapa tahapan, yaitu :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Dalam penelitian ini ada dua

tahap editing, yaitu melalui google formulir dan kuesioner. Untuk data

penelitian dari google formulir, peneliti memindahkan jawaban responden

yang didapat dari google formulir ke microsoft excel, kemudaian peneliti

memindahkan data tersebut secara manual ke kuesioner. Sedangkan untuk

pengumpulan data dari kuesioner editing dilakukan pada saat data sudah

terkumpul. Peneliti memeriksa kembali kebenaran dari data yang diperoleh.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat penting

apabila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. Peneliti

memberikan kode sesuai dengan kategorik yang ditentukan, kuesioner

kecerdasan spiritual dengan jumlah 25 pertanyaan di beri kode dengan SQ1-

SQ25, sedang kuesioner risiko perilaku bullying dengan jumlah pertanyaan

Pri1-Pri28.

3. Entry Data

Entry data adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke

dalam tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana atau juga bisa dengan membuat tabel kontingensi. Peneliti

melakukan entry data dengan dua cara yaitu melalui kuesioner dan google

Page 71: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

54

formulir. Untuk entry data dengan kuesioner, peneliti memasukan data

tersebut ke SPSS dan kemudian membuat distribusi frekuensi. Sedangkan

untuk data dari google form peneliti memindahkannya terlebih dahulu ke

microsoft excel kemudian baru dimasukan ke sistem komputer yaitu SPSS.

4. Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah

dimasukkan ke dalam tabel atau database komputer apakah ada kesalahan

atau tidak. Mungkin dapat terjadi kesalahan pada saat memasukan data, maka

dari itu peneliti melihat kembali missing yang berada di hasil oleh data spss.

Pada penelitian ini, peneliti tidak menemukan adanya data yang missing.

F. Analisa Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menyajikan dan menggambarkan

distribusi frekuensi dari setiap variabel yang diteliti dalam bentuk persentase

dan disajikan dalam bentuk tabel. Data numeric dengan menghitung mean,

median, standar deviasi (SD), nilai minimal dan maksimal (Notoadmodjo,

2010).

Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran variabel independen (kecerdasan spiritual) dan variabel dependen

(perilaku bullying).

2. Analisis bivariat

Analisa bivariat mempunyai tujuan untuk menganalisa hubungan dua

variable yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010).

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

Page 72: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

55

dependen dan variabel independen. Yaitu untuk mengetahui hubungan antara

kecerdasan spiritual terhadap perilaku bullying.

Analisa data yang digunakan adalah uji Chi Square. Chi Square

digunakan untuk menguji korelasi dua variabel dimana kedua variabelnya

adalah kategorik (Sopiyudin,2011). Hasil penelitian dibandingkan p-value

dengan signifikan alpha 0,05. Apabila p-value lebih kecil dari alpha (0,05)

maka ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan

variabel dependen, dan apabila p-value lebih besar dari alpha (0,05) maka

tidak ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

G. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, ada tiga masalah etika penelitian keperawatan

(Hidayat, 2008)

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden. Peneliti memberikan lembar

informed consent kepada siswa sebelum mengisi kuisioner. Tujuan dari

informed consent adalah agar siswa mengerti maksud dan tujuan penelitian.

Jika siswa bersedia, maka siswa tersebut harus menandatangani lembar

persetujuan. Akan tetapi jika siswa tersebut tidak bersedia, maka peneliti

harus menghormatinya dan tidak ada paksaan.

Pada responden yang mengisi menggunakan google formulir, informed

consent dicantumkan pada saat mengisi kuesioner tersebut secara online.

Page 73: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

56

Pada informed consent juga dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya

akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

2. Confidentially (kerahasiaan)

Etika penulisan bertujuan untuk menjamin kerahasian identitas

responden, melindungi dan menghormati hak responden. Peneliti

menjelaskan kepada siswa bahwa peneliti akan menjamin kerahasiaan

identitas siswa, dimana data-data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk

kepentingan penelitian. Pada responden yang mengisi dengan kuesioner,

peneliti menjamin kerahasiaan identitas responden dan hanya digunakan

untuk kepentingan penelitian.

Sedangkan pada responden yang mengisi secara online menggunakan

google formulir, peneliti juga akan menjamin kerahasiaan identitas

responden, hasil tersebut hanya akan masuk melalui notifikasi email peneliti

dan tidak bisa dilihat oleh orang lain.

3. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan

atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengupulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan. Pada penelitian ini, peneliti hanya mencantumkan inisial dari

responden.

Page 74: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

57

BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat.

Dimana jumlah sampel terdiri dari 96 responden. Penelitian ini dilakukan tanggal

20 Juni 2017 dan pada saat hari pelaksanaan peneliti menggunakan yang telah

diberikan izin sebelumnya oleh pihak sekolah. Intervensi tersebut dilakukan

dengan satu waktu.

A. Gambaran Lokasi Penelitian

SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat adalah sebuah sekolah swasta

yang berada di jalan Limun No. 27 Desa Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur,

Kota Tanggerang Selatan, Provinsi Banten, yang berjarak sekitar 8 Km dari Pusat

Pemerintahan Kota Tangerang Selatan.

Sebelah barat SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat berbatasan dengan

kecamatan Pamulang. Sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta. Sebelah

utara berbatasan dengan Kecamatan Pondok Aren. Kemudian sebelah selatan

berbatasan dengan Kecamatan Pamulang.

Kawasan di SMK Yayasan Miftahul Jannah ini berbatasan langsung

dengan wilayah bisnis dan jasa serta berdekatan dengan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang merupakan pusat pendidikan islam. Lokasi

SMK ini sangat strategis karena merupakan wilayah inti dari pengembangan kota

serta pengembangan pendidikan karena lokasi SMK tersebut sangat berdekatan

dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 75: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

58

B. Analisa Univariat

1. Gamabaran Demografi Responden

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2017 dengan

responden sebanyak 96 orang siswa/siswi di SMK Yayasan Miftahul Jannah

Ciputat, yang memenuhi kriteria inklusi yang ditentukan sebelumnya. Tehnik

pengambilan data dengan menggunakan 3 buah kuesioner, yaitu : data

demografi, kuesioner kecerdasan spiritual, dan kuesioner risiko perilaku

bullying, dan siswa/siswi yang menjadi responden mengisi sendiri kuesioner

tersebut.

Karateristik responden disini terdiri dari jenis kelamin dan kelas, yang mana

datanya sebagai berikut :

a. Jenis Kelamin

Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin di SMK YMJ Ciputat

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki-laki 42 43,8 %

Perempuan 54 56,3 %

Total 96 100%

Tabel 5.1 menunjukan distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis

kelamin. Hasil ini menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 42 orang (43,8 %) dan responden perempuan sebanyak 54

orang (56,3 %).

Page 76: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

59

b. Kelas

Tabel 5. 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas di

SMK YMJ Ciputat

Kelas Frekuensi Presentaase (%)

X 50 52,1 %

XI 46 47,9 %

Total 96 100 %

Tabel 5. 2 menunjukan bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan

kelas adalah kelas X berjumlah 50 orang (52,1%), kelas XI sebanyak 46

orang (47,9%).

2. Gambaran Kecerdasan Spiritual Siswa SMK Yayasan Miftahul Jannah

Ciputat

Tabel 5.3 menggambarkan bagaimana distribusi frekuensi kecerdasan

spiritual siswa di SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat. Dikategorikan

kecerdasan spiritual rendah jika jumlah total skor kecerdasan spiritual < 73,

dikategorikan kecerdasan spiritual tinggi jika skor ≥73.

Tabel 5. 3 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Siswa di

SMK YMJ Ciputat

Kecerdasan Spiritual Jumlah Persentase (%)

Rendah 50 52,1 %

Tinggi 46 47,9 %

Jumlah 96 100 %

Tabel 5. 3 menunjukan distribusi frekuensi kecerdasan spiritual siswa

SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat didapatkan hasil bahwa siswa

yang memiliki kecerdasan spiritual rendah sebanyak 50 responden

Page 77: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

60

(52,1%) dan yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 46

responden (47,9%).

Tabel 5. 4 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Setiap

Kelas di SMK YMJ Ciputat

Kecerdasan

spiritual

Kelas X Kelas XI Total

Rendah 20 40,0% 30 65,2% 50 52,1%

Tinggi 30 60,0% 16 34,8% 46 47,9%

Total 50 100% 46 100% 96 100%

Tabel 5.4 menunjukan distribusi kecerdasan spiritual setiap kelas.

Kecerdasan tertinggi dialami oleh siswa kelas X sebanyak 30 responden

(60,0%).

Tabel 5. 5 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Spiritual Antar

Jenis Kelamin di SMK YMJ Ciputat

Kecerdasan

spiritual

Laki – laki Perempuan Total

Rendah 16 38,1% 34 63, 0% 50 52,1%

Tinggi 26 61,9% 20 37,0% 46 47,9%

Total 42 100% 54 100% 96 100%

Tabel 5.5 menujukan distribusi kecerdasan spirtual antar jenis kelamin.

Kecerdasan spiritual tertinggi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 26

responden (61,9%).

Page 78: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

61

3. Gambaran Risiko Perilaku Bullying Siswa di SMK Yayasan Miftahul

Jannah Ciputat

Gambaran risiko perilaku bullying pada siswa SMK Yayasan Miftahul

Jannah Ciputat didapatkan hasil berdasarkan jawaban responden pada

kuesioner. Dikategorikan responden dengan risiko perilaku bullying tinggi

jika ≥ 77,67 dan dikategorikan resiko perilaku bullying rendah jika skor <

77,67. Untuk frekuensi risiko perilaku bullying siswa SMK Yayasan Miftahul

Jannah Ciputat didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5. 6 Distribusi Frekuensi Risiko Perilaku Bullying siswa di

SMK YMJ Ciputat.

Tabel 5.6 menunjukkan distribusi frekuensi risiko perilaku bullying siswa

SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat didapatkan hasil bahwa mayoritas

siswa memiliki risiko perilaku bullying yang rendah sebanyak 51 responden

(53,1 %) dan 45 responden yang memiliki risiko perilaku bullying yang

tinggi (46,9 %).

Risiko Perilaku

Bullying

Jumlah Persentase (%)

Tinggi 45 46,9%

Rendah 51 53,1%

Jumlah 96 100%

Page 79: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

62

Tabel 5. 7 Distribusi Frekuensi Risiko Perilaku Bullying Setiap Kelas

di SMK YMJ Ciputat

Risiko

Perilaku

Bullying

Kelas X Kelas XI Total

Tinggi 7 38% 38 84,4% 45 100%

Rendah 43 84,3% 8 15,7% 51 100%

Jumlah 50 52,1% 46 47,9% 96 100%

Tabel 5.7 menujukan distribusi risiko perilaku bullying setiap kelas.

Risiko perilaku bullying tertinggi di alami oleh kelas XI sebanyak 38 responden

(45 %).

Tabel 5. 8 Distribusi Frekuensi Risiko Bullying Antar Jenis Kelamin

di SMK YMJ Ciputat

Risiko

Perilaku

Bullying

Laki – laki Perempuan Total

Rendah 21 41,2% 30 58,8% 51 100%

Tinggi 21 46,7% 24 53,3% 45 100%

Jumlah 42 43,8% 54 56,2% 96 100%

Tabel 5.8 menunjukan distribusi risiko perilaku bullying antar jenis

kelamin. Risiko perilaku bullying tertinggi dialami oleh siswa yang berjenis

kelamin perempuan sebanyak 24 responden (53%).

C. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dan independen. Kecerdasan spiritual adalah variabel dependen, dan

Page 80: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

63

risiko perilaku bullying adalah variabel independen. Analisa hubungan antara

kecerdasan spiritual terhadap risiko perilaku bullying siswa di SMK Yayasan

Miftahul Jannah Ciputat akan disajikan pada tabel.

Tabel 5. 9 Hubungan Kecerdasan Spiritual terhadap Risiko Perilaku

Bullying Siswa SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat

Tabel 5.9 menujukan bahwa kecerdasan spirtual yang dominan adalah

kategori kecerdasan spiritual rendah adalah 50 orang dengan tingkat risiko

perilaku bullying rendah 17 orang (33,3%) dan pada risiko perilaku bullying

tinggi 33 orang (73,3%), sedangkan pada kecerdasan spiritual tinggi adalah 46

orang dengan tingkat risiko perilaku bullying rendah 34 orang (66,7%) dan pada

risiko perilaku bullying tinggi 12 orang (26,7%). Jadi pada responden yang

mempunyai kecerdasan spirtual yang rendah memiliki tingkat risiko perilaku

bullying yang tinggi, sedangkan pada responden yang mempunyai kecerdasan

spiritual tinggi memiliki tingkat risiko perilaku bullying yang rendah.

Analisis hubungan antara kecerdasan spiritual terhadap risiko perilaku

bullying siswa SMK Yayasan Miftahul Jannah ini menggunakan uji Chi Square

dengan tingkat kemaknaan 0,05 ( = 5%). Dari hasil uji tersebut didapatkan

Risiko perilaku bullying Kecerdasan Spiritual Total p-value

Rendah Tinggi

Rendah N 17 34 51 0,000

% 33,3% 66,7% 100%

Tinggi n 33 12 45

% 73,3% 26,7% 100%

Total n 50 46 96

% 52,1% 47,9% 100%

Page 81: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

64

bahwa nilai p = 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukan ada hubungan yang

signifikan antara kecerdasan spiritual terhadap risiko perilaku bullying siswa di

SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat.

Page 82: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

65

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

kecerdasan spiritual terhadap risiko perilaku bullying siswa di SMK Yayasan

Miftahul Jannah Ciputat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2017.

Penelitian dilakukan dengan sample sebanyak 96 siswa/siswi SMK Yayasan Miftahul

Jannah Ciputat. Pengumpulan data menggunakan satu data demografi dan dua macam

kuesioner yang terdiri dari kuesioner kecerdasan spiritual dan kuesioner risiko

perilaku bullying. Berikut ini dijelaskan mengenai hasil penelitian yang terdiri dari

analisa univariat, bivariat, dan keterbatasan penelitian.

A. Analisa Univariat

1. Gambaran Kecerdasan Spiritual Siswa di SMK Yayasan Miftahul

Jannah Ciputat

Zohar dan Marshal (2007) mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual

mampu menjadikan manusia sebagai mahluk yang lengkap secara intelektual,

emosional dan spiritual. Sesungguhnya manusia yang mampu

menyeimbangkan kepribadian dirinya dalam memenuhi segala kebutuhan

tubuh dan kebutuhan spiritualnya dengan sebaik-baiknya tanpa berlebihan

sesuai dengan yang disyariatkan maka ia telah mampu mewujudkan

kesehatan diri dan jiwanya (Zahrani, 2005). Sedangkan kecerdasan spiritual

menurut Toto (2011) adalah keceradasan yang mengarahkan seseorang untuk

berbuat lebih manusiawi, sehingga dapat menjangkau nilai-nilai luhur yang

mungkin belum tersentuh oleh pikiran manusia.

Page 83: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

66

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 96 siswa di SMK

Yayasan Miftahul Jannah didapatkan hasil bahwa siswa yang memiliki

kecerdasan spiritual rendah sebanyak 50 responden (52,1%) dan yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 46 responden (47,9%). Disini

terlihat bahwa kecerdasan spiritual yang paling dominan adalah siswa yang

memiliki kecerdasan spiritual rendah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan (Safitri, 2003) yang menunjukan

bahwa mayoritas siswa dalam kategori kecerdasan spiritual sedang berjumlah

40%, kategori kecerdasan spiritual tinggi berjumlah 27,5 % dan yang berada

dalam kategori rendah berjumlah 32,5 %.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Mukhroyah, 2011) yang

berjudul ”Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual (SQ) dengan Kesadaran

Siswa Menjauhi Perilaku Menyimpang pada Siswa” menunjukan bahwa

tingkat kecerdasan spiritual siswa berada pada kategori tinggi, hal ini terbukti

dari hasil penelitian yang menyatakan dari 39 responden terdapat 61,5% pada

kategori tinggi, 38,5% pada kategori sedang, dan 0% pada kategori rendah.

Menurut Yusuf (2002) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan spiritual anak yaitu faktor pembawa (internal) dan faktor

lingkungan (eksternal), dimana dari faktor eksternal itu terdiri dari

lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi

setiap anak. Tentunya dalam hal ini orang tua menjadi orang yang paling

bertanggung jawab dalam menumbuhkembangkan kecerdasan beragama

dalam diri anak secara nyata dan benar. Sedangkan lingkungan sekolah

merupakan lingkungan kedua bagi anak setelah keluarga, karena hampir

Page 84: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

67

setengah hari anak menghabiskan waktunya bersama teman dan gurunya di

sekolah. Tentunya segala sesuatu yang ada di sekolah akan menjadi model

anak untuk ditiru.

2. Gambaran Risiko Perilaku Bullying Siswa di SMK Yayasan Miftahul

Jannah

Perilaku bullying adalah salah satu kenakalan remaja yang terjadi di

berbagai lingkungan termasuk sekolah, perilaku bullying merupakan perilaku

agresi yang dilakukan secara bebas dengan tujuan melukai orang lain secara

penuh dan dilakukan secara terus menerus (Flynt dan Marton, 2006).

Menurut Caloroso (2007), perilaku bullying adalah aktivitas sadar, disengaja,

dan bertujuan untuk melukai, menanamkan ketakutan melalui ancaman agresi

lebih lanjut, dan niat untuk mencederai. Sedangkan risiko perilaku bullying

adalah risiko untuk melakukan suatu tindakan kekerasan atau suatu bentuk

agresi yang dilakukan oleh orang yang merasa berkuasa kepas orang yang

dianggap lemah dan dapat menyebabkan seseorang menderita. Maksud dari

risiko disini karena perilaku bullying yang ditelitinya belum terjadi dan pada

penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner untuk menilai tingkat risiko

perilaku bullying pada siswa di SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat. Hasil

dari pengukurannya adalah tinggi dan rendah.

Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa di SMK Yayasan Miftahul

Jannah didapatkan hasil bahwa mayoritas siswa memiliki risiko perilaku

bullying rendah sebanyak 51 responden (53,1%) dan siswa yang memiliki

risiko perilaku bullying tinggi adalah 45 responden (46,9%). Hal ini

menunjukkan bahwa risiko perilaku bullying siswa yang paling banyak di

SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat adalah rendah.

Page 85: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

68

Penyebab lain terjadinya bullying di SMK Yayasan Miftahul Jannah

disebabkan oleh faktor teman sebaya, karena terkait dengan penelitian pada

siswa ini adalah masa remaja pertengahan atau middle adolescent. Menurut

Yuliani (2013), masa remaja adalah masa yang rentan dimana masa ini emosi

remaja masih labil sehingga remaja mudah dipengaruhi oleh teman

sebayanya bahkan remaja mudah terjerumus kedalam tindakan kekerasan.

Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Basyiruddin (2010) tentang penalaran moral dan perilaku bullying di santri

Madrasah Aliyah Assaadah Serang Banten. Pada penelitiannya ini skor

bullying yang berada pada kategori tinggi hanya 15 orang (19 %) dari 80

responden, sedang 51 responden (63,3%), dan rendah 14 responden (17,7).

Risiko perilaku bullying sendiri dipengaruhi oleh lingkungan individu,

dimana semakin baik lingkungan maka semakin rendah risiko perilaku

bullying, iklim sekolah sendiri memberikan sumbangan sebesar 21%

(Maghfiroh & Rahmawati, 2009).

Pada penelitian ini tingkat risiko perilaku bullying yang tinggi paling

banyak pada responden kelas XI yaitu dari 46 responden yang berisiko

perilaku bullying tinggi, sebanyak 38 responden (84,4%) berasal dari

responden kelas XI. Artinya kelas XI disini lebih banyak yang berisiko

perilaku bullying tinggi dibanding kelas X. Ini sesuai dengan pendapat Astuti

(2008), yang menjelaskan bahwa biasanya bullying dilakukan dari senior ke

junior, dikarenakan senior merasa lebih berkuasa atau memang meneruskan

tradisi yang sudah ada, sehingga berujung pada perilaku bullying.

Page 86: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

69

B. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dan independen. Yaitu untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan

spiritual terhadap risiko perilaku bullying. Analisa data yang digunakan adalah uji

Chi Square. Hasil penelitian dibandingkan p-value dengan signifikan alpha 0,05.

Apabila p-value lebih kecil dari alpha (0,05) maka ada hubungan yang bermakna

antara variabel independen dengan variabel dependen dan apabila p-value lebih

besar dari alpha (0,05) maka tidak ada hubngan antara variabel independen dan

variabel dependen. Hasil uji statistik yang peneliti lakukan menunjukan bahwa

ada hubungan antara kecerdasan spiritual terhadap risiko perilaku bullying siswa

SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kecerdasan spirtual yang

dominan adalah kategori kecerdasan spiritual rendah adalah 50 orang dengan

tingkat risiko perilaku bullying rendah 17 orang (33,3%) dan pada risiko perilaku

bullying tinggi 33 orang (73,3%), sedangkan pada kecerdasan spiritual tinggi

adalah 46 orang dengan tingkat risiko perilaku bullying rendah 34 orang (66,7%)

dan pada risiko perilaku bullying tinggi 12 orang (26,7%). Jadi pada responden

yang mempunyai kecerdasan spirtual yang rendah memiliki tingkat risiko

perilaku bullying yang tinggi, sedangkan pada responden yang mempunyai

kecerdasan spiritual tinggi memiliki tingkat risiko perilaku bullying yang rendah.

Bullying menurut Olweus (2003) adalah perilaku yang menyakiti

seseorang atau sekelompok orang, baik dalam bentuk kekerasan fisik, verbal,

ataupun psikologis. Hasil survei yang dilakukan pada workshop antibullying oleh

Yayasan Sejiwa (2006) pada sekitar 250 peserta, 94,9% peserta yang hadir

Page 87: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

70

menyatakan bahwa memasng terjadi bullying di sekolah-sekolah di Indonesia.

Dalam konteks lingkungan sekolah (school bullying), Riauskina (2005)

mengemukakan bahwa school bullying sebgai perilaku agresif yang dilakukan

berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan

terhadap yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti. Penelitian ini dilakukan di

lingkungan sekolah yaitu SMK Yayasan Miftahul Jannah, hasil dari penelitian ini

menunjukan adanya kejadian bullying disekolah dengan jumlah siswa 96 orang ,

45 orang memiliki risiko perilaku bullying yang tinggi sedangkan 51 orang

memiliki risiko perilaku bullying yang rendah.

Sedangkan menurut Yusuf & Fahrudin (2012) terdapat beberapa faktor-

faktor yang mempengaruhi anak menjadi seorang pelaku bullying yang salah

satunya adalah faktor teman sebaya, faktor teman sebaya juga memainkan

peranan yang penting terhadap perkembangan tingkah laku bully, sikap anti sosial

dan tingkah laku dikalangan remaja. Kehadiran teman sebaya, secara tidak

langsung membantu pelaku tindakan bullying dan pelaku juga memperoleh

dukungan kekuasaan dan popularitas dari teman sebayanya. Siswa SMK Yayasan

Miftahul Jannah ini juga merupakan remaja pada fase pertengahan atau middle

adolescent dimana masa ini dikarakteristikan dengan transisi atau peralihan yang

berorientasi atau lebih dominan terhadap teman dari cara berpakaian, penampilan,

berbahasa, dan perilakunya.

Sedangkan faktor-faktor bullying menurut Sulvian (2004) salah satunya

adalah senioritas, senioritas merupakan salah satu perilaku bullying, seringkali

pula justru diperluas oleh siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat laten.

Keinginan mereka untuk melanjutkan masalah senioritas adalah untuk hiburan,

penyaluran dendam, iri hati, atau mencari popularitas, melanjutkan tradisi atau

Page 88: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

71

untuk menunjukkan kekuasaan. Didapatkan hasil dari penelitian, dari 45

responden yang mempunyai risiko perilaku bullying tinggi, 38 responden (45%)

adalah dari kelas XI.

Menurut Astuti (2008) bentuk-bentuk bullying adalah Fisik dan Non

Fisik, sedangkan non fisik ini terbagi lagi menjadi verbal dan non-verbal. Pada

penelitian ini banyak responden yang dikategorikan melakukan bullying verbal,

didapatkan hasil bahwa mereka sangat setuju pada pernyatan “Saya akan

memberi nama julukan yang buruk kepada siswa yang tidak saya suka, dan itu

merupakan hal yang biasa menurut saya”.

Dari hasil penelitian tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan

(Afriani, 20) kecerdasana spiritual terhadap perilaku bullying menunjukan hasil

yang signifikan yaitu rx3y sebesar -0,490; p = 0,000 (p<0,01). Berdasarkan hasil

tersebut berarti bahwa kecerdasan spiritual berkorelasi negatif dengan perilaku

bullying. Kaitan dengan spirtual yang dimiliki seseorang dapat menjadi landasan

keimanan yang kuat kepada tuhan.

Tingginya kenakalan remaja saat ini disebabkan karena rendahnya

tingkat kecerdasan spiritual yang dimiliki remaja, sehingga kemampuan untuk

menganalisa setiap permasalahan, mengontrol setiap sikap dan tingkah laku serta

membedakan tindakan yang benar dan salah, kurang dimiliki remaja (Wijayanti

dan „Uyun, 2010). Kecerdasan spiritual menurut Zohar dan Marshall (2007)

adalah kecerdasan yang dapat membantu kita menyembuhkan dan membangun

diri kita secara utuh dan juga kecerdasan yang berada dibagian diri yang dalam

berhubungan dengan kearifan di luar ego atau pikiran sadar. Sedangkan menurut

Ary Ginanjar (2007) kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi

Page 89: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

72

makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu

menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komperhensif.

Yusuf (2002) mengungkapkan bahwa apabila remaja kurang mendapat

bimbingan keagamaan dalam keluarga, kondisi keluarga yang kurang harmonis,

orang tua kurang memberikan kasih sayang dan berteman dengan kelompok

sebaya yang kurang menghargai kasih nilai-nilai agama, maka kondisi tersebut

akan menjadi pemicu berkembangnya sikap dan perilaku remaja yang kurang

baik. Yusuf (2002) juga mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi perkembangan spiritual anak adalah lingkungan sekolah,

responden dalam penelitian ini adalah siswa dimana siswa tersebut erat sekali

kaitannya dengan lingkungan sekolah, lingkungan ini merupakan tempat kedua

bagi anak-anak setelah keluarga, karena hampir setengah hari anak menghabiskan

waktunya bersama teman dan gurunya disekolah. Tentunya segala sesuatu yang

ada disekolah akan menjadi model anak untuk ditiru.

Zahrani (2005) mengemukakan sesungguhnya manusia yang mampu

menyeimbangkan kepribadian dirinya dalam memenuhi segala kebutuhan tubuh

dan kebutuhan spiritualnya dengan sebaik-baiknya tanpa berlebihan sesuai

dengan cara disyariatkan, maka ia telah mampu mewujudkan kesehatan diri dan

jiwanya. Indikasinya antara lain adanya keimanan kepada Allah, konsisten dalam

melaksanakan ibadah kepada-Nya, cinta kepada orang yang membutuhkan

amanah, berani mengatakan kebenaran, menjauhi segala hal yang menyakiti

manusia, dan adanya pemahaman akan selalu menjaga kesehatan tubuh dengan

tidak membebaninya dengan suatu tugas yang tidak sesuai dengan

kemampuannya. Sedangkan menurut Zohar & Marshall (2007) fungsi kecerdasan

spirtual ini mampu menempatkan perlaku dan hidup manusia dalam konteks

Page 90: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

73

makna yang lebih luas dan kaya. Sehingga manusia menjadi kreatif, luwes,

berwawasan luas, berani, optimis dan fleksibel karena ia terkait langsung dengan

masalah-masalah yang selalu ada dalam kehidupan.

Al-Ghazali (2000) mengemukakan dorongan yang berhubungan dengan

aspek spiritual dalam diri manusia, seperti dorongan untuk beragama, taqwa,

cinta kebijakan kebenaran dan keadilan, benci terhadap kejahatan, kebatilan dan

kezaliman. Dorongan tersebut secara tidak langsung merupakan salah satu modal

yang dapat mencegah seseorang melakukan bullying. Aspek-aspek kecerdasan

menurut Zohar&Marshall (2007) adalah sebagai berikut : kemampuan bersikap

fleksibel, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kemampuan untuk menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan, kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, keengganan untuk

menyebabkan kerugian yang tidak perlu, berpikir secara holistik, kecenderungan

untuk bertanya mengapa dan bagaimana jika untuk mencari jawaban-jawaban

yang mendasar, dan menjadi pribadi yang mandiri. Jika seseorang memiliki

tanda-tanda tersebut maka orang tersebut memiliki kecerdasan spiritual (SQ)

yang baik.

Arfiani (2014) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa

kecerdasan spiritual berkorelasi negatif dengan perilaku bullying, maka

kecerdasan spiritual yang dimiliki seseorang dapat menjadi landasan keimanan

yang kuat kepada Tuhan, tidak mengalami kegelisahan, emosinya cenderung

stabil dan dapat menentukan arah hidup yang jelas.

Page 91: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

74

C. Keterbatasan Peneliti

Dalam melakukan penelitian ini masih terdapat keterbatasan peneliti, hingga

masih perlu disempurnakan lagi, berikut adalah keterbatasan peneliti :

1. Penelitian ini menggunakan dua sumber pengumpulan data yaitu google

formulir yang di isi secara online dan kuesioner, pada data yang di dapatkan

dari google formulir memerlukan waktu yang lama, sehingga peneliti

membutuhkan waktu yang lama untuk proses mengolah data.

2. Penelitian ini hanya melihat dari data demografi menurut kelas dan jenis

kelamin, seharusnya jika peneliti memasukkan data demografi lain misalnya :

status pernikahan orang tua, latar belakang dari kehidupan sosialnya mungkin

dapat menjadikan informasi lebih untuk tingkat risiko perilaku bullyingnya.

Page 92: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

75

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah siswa kelas X adalah 50 orang (52,1%) sedangkan jumlah siswa kelas

XI adalah 46 orang (47,9%). Jumlah siswa laki-laki adalah 42 orang (43,8%),

sedangkan jumlah siswi perempuan lebih banyak yaitu 54 orang (58,2%).

2. Gambaran tingkat kecerdasan spiritual siswa adalah yang dominan memiliki

kategori kecerdasan spiritual rendah sebanyak 50 responden (52,1%) dan

yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 46 responden (47,9%).

3. Gambaran tingkat risiko perilaku bullying siswa yang dominan adalah

memiliki tingkat risiko perilaku bullying rendah 51 orang (53,1%) dan siswa

dengan tingkat risiko perilaku bullying tinggi adalah mayoritas kelas XI yaitu

38 siswa (84,4%).

4. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

kecerdasan spiritual terhadap risiko perilaku bullying (p = 0,000).

5. Mayoritas responden yang memiliki kecerdasan spirtual yang tinggi memiliki

risiko perilaku bullying yang rendah ,sedangkan berbeda dengan siswa yang

yang memiliki kecerdasan spirtual yang rendah berada pada tingkat risiko

perilaku bullying yang tinggi.

Page 93: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

76

B. Saran

1. Bagi SMK Yayasan Miftahul Jannah Ciputat

a. Setelah dilihat dari hasil penelitian, tingkat risiko perilaku bullying tinggi

cukup banyak yakni hampir setengahnya, maka hasil penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk melakukan pengawasan

yang lebih lagi, baik itu dari kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran,

guru BK, maupun penjaga keamanan sekolah, agar ketika nampak indikasi

bullying, harus dilakukan minimal peneguran atau larangan melakukan

tindakan tersebut dan harus dirubah pemikiran bahwa bullying adalah

perilaku yag wajar di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia, karena

mengingat dampak bullying sangat banyak tidak hanya bagi korban, pelaku,

bahkan bagi yang menyaksikan tindakan perilaku bullying itu sendiri.

b. Adanya kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua siswa.

Orang tua juga dapat melaporkan apabila anaknya terindikasi menjadi korban

bullying, dan apabila ada laporan seperti itu sebaiknya sekolah cepat tanggap

menanganinya agar masalah bullying ini tidak terjadi berlarut-larut atau

menjadi budaya disekolah tersebut. Sebaiknya orang tua sebagai pendamping

anak ketika dirumah, orang tua memberikan contoh untuk menerapkan nilai-

nilai spirtual kepada anaknya.

c. Menjalin kerja sama dengan bidang keperawatan untuk bersama melakukan

pencegahan sampai dengan penanggulangan bullying.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

kecerdasan spiritual terhadap risiko perilaku bullying siswa. Maka dari itu,

peneliti menyarankan pada penelitian selanjutnya dapat juga

Page 94: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

77

membandingkan antara risiko perilaku bullying siswa di sekolah swasta yang

berlatar belakang mendapatkan pendidikan tentang agama dengan risiko

perilaku bullying siswa di sekolah swasta yang tidak mendapatkan

pendidikan tentang agama.

b. Pada penelitian selanjutnya dapat juga melihat bukan hanya dari kecerdasan

spiritual yang berpengaruh terhadap perilaku bullying siswa. Selain itu masih

ada variabel-variabel lain yang diduga ada hubungannya dengan perilaku

bullying yang masih dapat diteliti lebih lanjut.

c. Lebih selektif lagi dalam menentukan responden, seperti dilihat bagaimana

jumlah anak dalam keluarga tersebut, pekerjaan orang tua, pendidikan orang

tua, status pernikahan orang tua dan lain-lain.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

a. Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu dibidang keperawatan jiwa, anak,

maupun keluarga. Dari hasil penelitian yang menunjukan tingginya risiko

perilaku bullying remaja, perawat dapat melakukan upaya-upaya untuk

mencegah atau menanggulangi bullying, perawat dapat memberikan asuhan

keperawatan bagi para pelaku atau korban bullying.

b. Perawat dapat juga memberikan penyuluhan mengenai manjamen marah,

problem solving atau koping yang baik terhadap masalah. Tidak kalah

penting adalah penyuluhan terkait perilaku bullying serta dampaknya bagi

remaja, mengingat masih sangat sedikit penanganan bullying di Indonesia.

Terkait dengan kecerdasan spirtual, perawat juga bisa memberikan

penyuluhan dengan menerapkan nilai spiritual bagi remaja tersebut.

Page 95: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

78

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghozali. 2006. Al-Asma „Al Husna. Bandung : Mizan

Astuti, Poni Retno. 2008. Meredam Bullying : 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan

pada Anak. Jakarta : Grasindo.

Ali, M dan Asrori, M. 2011. PSIKOLOGI REMAJA. Jakarta : PT Bumi Aksara

Alwilsol. 2009. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang : UMM

Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian Suatu pendekatan praktik edisi Revisi. Jakarta :

Rineka Cipta

Arfiani , Yuniar. 2014. Peran Komunikasi Orangtua Anak, Kecerdasan Emosi,

Kecerdasan Spiritual Terhadap Perilaku Bullying. Tesis Program Studi Sains

Psikologi UMS.

Ary. Ginanjar Agustian. 2007. ESQ Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual (Berdasarkan 6 Rukun Iman Dan 5 Rukun Islam). Jakarta : Arga Wijaya

Persada

Atfiyanah. 2008. Hubungan Antara Sensation Seeking dan konformitas Teman Sebaya

Terhadap Kecenderungan Perilaku Bullying Siswa SMA Triguna Tanggerang .

Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

Jakarta,2013.

Budiman, Arif. 2015. Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual

dengan Kenakalan Remaja di SMKN 5 Padang. Skripsi S1 Keperawatan Universitas

Andalas.

Page 96: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

79

Coloroso, barbara. 2006. The bully, The Bullied, and The Bystander. New York

Djuwiita, R . 2006. Masalah Tersembunyi dalam Dunia Pendidikan di Indonesia

Workshoop Bullying. 29 April. Jakarta : Indonesia.

Flynt, S.W. Morton, R.C. Alabama. 2006. Elementary Principal’s Perception Of

Bullying. Education, 2, 187-191.

Hidayat, A Aziz Alimun. 2008. Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta :

Salemba Medika

Hurlock, E.B. 2005. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentng

Kehidupan : Edisi kelima (terjemahan: Istiwijayanti dan Soedjarno). Jakarta :

Erlangga

Husaini, Ari Nur. 2013. Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua

Terhadap Risiko Perilaku Bullying Siswa di SMA Triguna Utama Ciputat. Skripsi S1

Ilmu Keperawatan UIN Jakarta

Husnawati . 2014. Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Hasil Belajar Siswa di

Madrasah Aliyah Al-Mawaddah Jakarta Selatan. Skripsi S1 Pendidikan Agama

Islam UIN Jakarta

Idrus, M. 2002. Kecerdasan Spiritual Mahasiswa Yogyakarta. Psikologi phronesis, Jurnal

Ilmiah dan Terapan, Vol 4 No. 8

Riauskina. 2005. Kekerasan Terselubung di Sekolah : Hazing & Bullying. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

Maghfirah, Ulfah & Rahmawati Mira Aliza. 2009. Hubungan antara Iklim Sekolah

dengan Kecenderungan Perilaku Bullying. Psikohumanika vol 1, no 1

Page 97: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

Mukhoyyaroh,Lilik M. 2011. Hubungan tingkat kecerdasan Spiritual (SQ) Dengan

Kecerdasan Siswa Menjauhi Perilaku Menyimpang pada Siswa Kelas VIII MTS Al-

Uswah Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2011. Skripsi S1Pendidikan

Agama Islam STAIN Salatiga

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Olweus , Dan. 2006. Bullying in schools : Fact and Intervention. Norwegia Research

Center for Health Promotion, University of Bergen

Priyatna, Andi .2010. Let’s End Bullying : Memahami, Mencegah & Mengatasi Bullying.

Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. 2015. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

Rigby , K. 2003. Consequences of bullying. Canadian Journal of Psychiatry

Salmivalli, dkk. 1996. Bullying as a Group Process : Participant Roles and Their

Realations to Social Status Within The groups. In Aggresivve Behavior. Vol 22.

Sarwono, S. W. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sarwono , Sarlito W & Eko A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika

Santrock, Jhon W. 2007. Remaja Jilid 2, edisi 11. Jakarta : Erlangga

Sudarsono. 2012. Kenakalan Remaja. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sulvian , keith, mark cleary & ginny sullvian. 2004. Bullying In Secondary Schools :

What It Looks Like And Hoe To Manage It. Corwin press

Page 98: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

Sulvian, keith. 2000. The anti-bullying Handbook. Oxford university press

Toto, Tasmara. 2011. Kecerdasan ruhaniah transcendental intelligence membentuk

kepribadian yang bertanggungjawab profesional dan berakhlak. Jakarta : Gema

insani. Hal 189-222

WHO. 2010. Adolescent Health

Wijayanti, A & „Uyun, Z. 2010. Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kenakalan

Remaja : Studi Kasus Pada Siswa Kelas 3 SLTP Muhammadiyah Masaran Sragen.

Jurnal Tajadida.

Wong dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta : EGC

Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa). 2008. Bullying Mengatasi Kekerasan di Sekolah

dalam Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta : Grasindo.

Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Yusuf, husmiati & Fahrudin, Adi. 2012. Perilaku Bullying : Asesmen Multidimensi dan

Intervensi Sosial. Jurnal Psikologi UNDIP Vol. 11 , No.2, Oktober

Zahrani,az. 2005. Konseling Terapi. Jakarta : Gema Insani

Zohar D dan Marshall, S. 2007. SQ, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir

Integralistik dan Holistik untuk Memakai Kehidupan. Bandung : Mizan.

Page 99: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH
Page 100: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH
Page 101: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH
Page 102: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH
Page 103: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

Lampiran 1

INFORMED CONSENT

Assalamu‟alaikum Wr, Wb

Salam sejahtera

Nama : Zidti Imaroh

NIM : 1113104000007

Saya adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sedang mengerjakan skripsi

dengan judul : Hubungan Kecerdasan Spiritual Terhadap Risiko Perilaku Bullying Siswa

di SMK YMJ Ciputat

Dalam rangka pengumpulan data, dengan segala kerendahan hati, saya

mengharapkan kesediaan anda meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner yang telah

disediakan. Kerahasiaan jawaban anda akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti.

Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban dikatakan benar apabila yang paling

sesuai dengan anda. Jadi dimohon diisi dengan sejujur-jujurnya yang paling sesuai

dengan anda.

Atas bantuan dan kerja sama anda, saya ucapkan terimakasih. Apakah anda bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini :

YA/TIDAK

Tertanda

(responden)

Page 104: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

Lampiran 2

Data Diri Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : L/P

3. Usia : .... tahun

4. Agama :

5. Kelas : X/XI...

6. Nomor Handphone : ...

Petunjuk Pegisisan Kuisioner

1. Berikut ini kuisioner yang harus di isi, yaitu : Risiko perilaku bullying

2. Bacalah setiap pernyataan yang paling sesuai dengan anda dengan tanda checklist

(√) dengan salah satu pilahan jawaban dari 4 macam pilihan, yaitu :

SS Jika SANGAT SETUJU dengan pernyataan

S Jika SETUJU dengan pernyataan

TS Jika TIDAK SETUJU dengan pernyataan

STS Jika SANGAT TIDAK

SETUJU

dengan pernyataan

3. Tidak ada jawaban benar atau salah. Jawaban dianggap benar jika paling sesuai

dengan anda

Contoh :

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya suka belajar setiap malam √

Page 105: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

Lampiran 3

Kuesioner Kecerdasan Spiritual

No

Pernyataan

SS

S

TS

STS

1.

Ketika terdengar adzan, saya menjawabnya kemudian segera

pergi berwudhu untuk melaksanakan sholat

2. Jika saya melihat teman sedang di bully , saya menunggu ada

orang yang menolong setelah itu baru saya mendekat untuk ikut

menolongnya

3. Jika saya melihat teman sedang berkelahi saya melerainya

4. Saya berkeluh kesah dengan apa yang telah Allah anugerahkan

kepada saya

5. Saya tidak pernah merasa iri atas apa yang dipunyai orang lain

6. Sulit bagi saya untuk melaksanakan sholat lima waktu jika saya

sedang sakit

7. Setiap kejadian yang saya alami, saya berupaya untuk tetap

tenang dan mengambil hikmah, sehingga darinya saya dapat

meningkatkan amalan saya di kemudian hari

8. Sakit merupakan teguran Allah SWT yang patut kita syukuri dan

berusaha mengobatinya

9. Saya lebih dekat dengan Allah ketika sakit

10. Saya kecewa kepada Allah karena setiap berdoa tidak pernah

dikabulkan

11. Setiap saya melakukan perintah agama, seperti (sholat, puasa,

haji dan seterusya) saya tidak hanya melaksanakan untuk

menggugurkan kewajiban , namun saya juga berupaya ikhlas dan

mengambil nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

12. Saya kecewa kepada Allah karena kehidupan saya tidak

seberuntung teman saya yang lain

13. Setiap selesai melakukan sesuatu, saya selalu melakukan

muhasabah (merenung)

14. Menurut Saya membaca Al-Qur‟an atau mengaji tidak perlu

setiap hari

15. Saya tetap melaksanakan keputusan rapat, walaupun tidak sesuai

dengan keinginan saya

16. Saya percaya semua yang ada di bumi diciptakkan oleh Allah

SWT termasuk kejahatan

Page 106: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

17. Saat teman mengajak mencontek, saya menolaknya

18. Saya akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan

peringkat sepuluh besar dikelas

19. Saya senantiasa berperilaku dan berbicara dengan sopan santun

(menjaga ucapan dari perkataan-perkataan kotor) kepada orang

tua, guru dan teman

20. Saya berkata “ah/tidak mau” apabila disuruh oleh orang tua saya

21. Ketika teman bercerita tentang masalahnya, maka timbul dalam

diri saya pertanyaan: “Bagaimana cara membantunya?”.

22. Saya berbohong terhadap kedua orangtua saya ketika dalam

situasi yang mendesak

23. Saya menyisihkan uang saku untuk bersedakah yang akibatnya

uang jajan saya berkurang

24. Saya tidak perlu ikut serta dalam kegiatan organisasi di sekolah

ataupun di masyarakat.

25. Setiap kejadian yang saya alami, saya yakin pasti ada hikmahnya

Kuesioner risisko perilaku bullying

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya tidak akan melakukan kekerasan dengan menggunakan kaki

(menedang)

2 Saya tidak pernah berniat mengolok-olok teman saya

3 Saya tidak akan mencela teman yang prestasinya tidak bagus

4 Saya berteriak ketika siswa lain sedang belajar

5 Saya suka mengambil uang miliki siswa lain tanpa sepengetahuannya

6 Saya tidak akan mengolok-olok teman saya dengan nama panggilan yang

tidak disukai

Page 107: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

7 Saya akan memberi nama julukan yang buruk kepada siswa yang tidak

saya suka, dan itu merupakan hal yang biasa menurut saya

8 Saya akan meneror siswa lain dengan menggunakan ancaman

9 Ketika seorang teman menitipkan barang miliknya, saya akan menjaganya

dengan baik

10 Saya akan menyenggol teman yang tidak saya sukai hingga jatuh

11 Saya senang mengganggu teman hingga jatuh

12 Saya akan menampar teman yang membuat saya jengkel

13 Sah saja bila mempunyai keinginan untuk mencela orang lain yang lebih

rendah tingkatannya daripada saya

14 Ketika berhadapan dengan siswa yang bersikap “songong” , saya akan

menegurnya

15 Sebagai siswa yang baik, saya akan memanggil teman sesuai dengan

namanya

16 Saya suka membantu siswa lain belajar dengan tenang

17 Saya akan menyobek buku pelajaran siswa yang menyebalkan

18 Sikap saling menghargai akan selalu saya jaga

19 Saya akan menginjak kaki siswa lain yang menghalangi jalan saya

20 Saya akan memanggil teman dengan nama-nama binatang, karena itu

merupakan hal yang wajar menurut saya

21 Saya akan mengotori baju siswa lain yang saya inginkan

22 “bodoh” adalah kata yang tepat ketika saya akan mengejek orang lain

23 Saya akan memukul siswa yang tidak mau mengikuti perintah saya

24 Saya mendukung teman yang suka menendang atau memukul

25 Saya akan mengancam teman agar dia taat dan patuh kepada saya

26 Saya suka menyinggung teman saya dengan perkataan yang tidak baik

27 Saya senang bila dapat merusak kendaraan siswa lain

28 Saya akan mengambil handphone yang saya suka bagaimanapun caranya

Page 108: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

Lampiran 4

HASIL PENELITIAN

Jenis Kelamin

Kelas

Kategori Kecerdasan Spiritual

Page 109: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH
Page 110: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH
Page 111: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

Kategori Risiko Perilaku Bullying

Page 112: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

Hasil Uji Validitas&Reliabilitas Instrumen

Kuesioner Risiko Perilaku Bullying

Kuesioner Kecerdasan Spiritual

Pernyataan r tabel Hasil uji

P1 (0,361) 0,465

P2 (0,361) 0,659

P3 (0,361) 0,489

P4 (0,361) 0,686

P5 (0,361) 0,659

P6 (0,361) 0,489

P7 (0,361) 0,469

P8 (0,361) 0,746

P9 (0,361) 0,489

P10 (0,361) 0,741

P11 (0,361) 0,653

P12 (0,361) 0,536

P13 (0,361) 0,602

P14 (0,361) 0,659

P15 (0,361) 0,755

P16 (0,361) 0,596

P17 (0,361) 0,587

P18 (0,361) 0,489

P19 (0,361) 0,489

P20 (0,361) 0,667

P21 (0,361) 0,640

P22 (0,361) 0,460

P23 (0,361) 0,456

P24 (0,361) 0,457

P25 (0,361) 0,713

P26 (0,361) 0,755

P27 (0,361) 0,547

P28 (0,361) 0,659

Pernyataan r tabel Hasil uji

SQ1 (0,361) 0,592

SQ2 (0,361) 0,394

SQ3 (0,361) 0,394

SQ4 (0,361) 0,585

SQ5 (0,361) 0,585

SQ6 (0,361) 0,407

SQ7 (0,361) 0,750

SQ8 (0,361) 0,407

SQ9 (0,361) 0,450

SQ10 (0,361) 0,633

SQ11 (0,361) 0,533

SQ12 (0,361) 0,750

SQ13 (0,361) 0,399

SQ14 (0,361) 0,559

SQ15 (0,361) 0,468

Page 113: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH

Hasil Uji Normalitas

Hasil Uji Chi Square

SQ16 (0,361) 0,444

SQ17 (0,361) 0,451

SQ18 (0,361) 0,399

SQ19 (0,361) 0,499

SQ20 (0,361) 0,627

SQ21 (0,361) 0,459

SQ22 (0,361) 0,559

SQ23 (0,361) 0,657

SQ24 (0,361) 0,657

SQ25 (0,361) 0,585

Page 114: HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36152/1/Zidti... · RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI SMK YAYASAN MIFTAHUL JANNAH