hubungan antara emotional quotient (eq) dengan

137
HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN TIGA DOMAIN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Oleh Nitta Jayanti 4401410095 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

Upload: nguyennhan

Post on 13-Jan-2017

249 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

DENGAN TIGA DOMAIN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh

Nitta Jayanti

4401410095

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang

berjudul “Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Tiga Domain Hasil

Belajar Siswa pada Materi Pengelolaan Lingkungan” disusun berdasarkan hasil

penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum

pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi

manapun.

Semarang, Juli 2014

Nitta Jayanti

4401410095

Page 3: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

“HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN TIGA

DOMAIN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN

LINGKUNGAN” yang disusun oleh:

nama : Nitta Jayanti

NIM : 4401410095

telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal 21 Juli 2014.

Panitia:

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. Andin Irsadi, S.Pd. , M.Si.

NIP 19631012 198803 1001 NIP 19740310 200003 1001

Ketua Penguji/

Penguji Utama

Drs. Supriyanto, M.Si.

NIP 19510919 197903 1005

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Penguji Pendamping Pembimbing

Drs. Bambang Priyono, M.Si. Dr. Saiful Ridlo, M.Si.

NIP 19570310 198810 1001 NIP 19660419 199102 1002

Page 4: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

iv

ABSTRAK

Jayanti, Nitta. 2014. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Tiga

Domain Hasil Belajar Siswa pada Materi Pengelolaan Lingkungan. Skripsi,

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr. Saiful Ridlo, M.Si.

Proses belajar mengajar di sekolah masih ditemui siswa yang tidak dapat

meraih hasil belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Berdasarkan tes

IQ yang telah dilaksanakan, ada sekitar 20% siswa yang mempunyai kemampuan

inteligensi tinggi tetapi memperoleh hasil belajar yang relatif rendah, serta ada pula

siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah namun dapat

mengelola emosi dan berkomunikasi dengan baik sehingga dapat meraih hasil

belajar yang relatif tinggi. Oleh sebab itu, dalam proses belajar siswa keseimbangan

antara kecerdasan inteligensi, emosional dan spiritual sangat diperlukan. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Emotional Quotient

(EQ) dengan hasil belajar siswa domain kognitif, afektif dan psikomotor pada materi

pengelolaan lingkungan.

Penelitian ini adalah penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 Semarang dan sampel yang digunakan

adalah 71 siswa yang diambil dengan teknik proporsional random sampling. Data

diambil dengan instrumen angket kuesioner, tes dan praktikum untuk kemudian

dianalisis dengan uji korelasi.

Hasil dari uji korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara Emotional

Quotient (EQ) dengan tiga domain hasil belajar siswa pada materi pengelolaan

lingkungan dengan koefisien korelasi antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil

belajar siswa domain kognitif yaitu sebesar 0,336, dengan hasil belajar siswa

domain afektif sebesar 0,556 serta dengan hasil belajar psikomotor sebesar 0,381.

Hal ini berarti bahwa semakin tinggi Emotional Quotient (EQ), maka

semakin baik pula hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotornya pada materi

pengelolaan lingkungan.

Kata kunci: Emotional Quotient, hasil belajar, pengelolaan lingkungan

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul: “Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Tiga Domain

Hasil Belajar Siswa pada Materi Pengelolaan Lingkungan”.

Dibalik terselesaikannya skripsi ini, Penulis dengan segala kerendahan hati

ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan studi strata 1 Jurusan Biologi FMIPA Unnes.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk

melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Saiful Ridlo, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Drs. Supriyanto, M.Si dan Drs. Bambang Priyono, M.Si sebagai dosen penguji

yang berkenan menelaah dan memberi masukan yang sangat berarti dalam

penulisan skripsi ini.

6. Dewi Mustikaningtyas, S.Si, M.Si Med sebagai dosen wali yang sangat

perhatian mengarahkan saya ke dalam kebaikan dan kelancaran selama

perkuliahan.

7. Kepala sekolah, guru beserta seluruh staf SMP Negeri 29 Semarang yang

memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 29 Semarang yang berpartisipasi dalam

penelitian skripsi ini.

9. Seluruh pengajar dan staf Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang yang memberikan bantuan dan ilmu pengetahuan.

10. Kedua orangtuaku (Bapak Aksianto dan Ibu Siti Fatonah), Kakakku (Nikken

Jayanthi dan Dwi Priyanto), Adikku (Nilla Jayanthi) yang selalu mendoakan

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

vi

tiada henti, mengajariku untuk bermimpi dan membuatnya nyata serta

memberikan motivasi untuk tidak henti-hentinya membuat bangga mereka.

11. Seno Aji Saputro, thanks for always standing for me. You are my spirit and

inspiration, stark ♥

12. Susi Nur Fitriana, Irma Luthfi, Erin Priskila, Monica Septa, Nova Aida, Janne

Hillary, Elfira, Vita dan Pramesti yang telah menunjukkan arti kehidupan

dengan persahabatan yang mendewasakan.

13. Rekan-rekan S1 Pendidikan Biologi UNNES 2010, BEM KM FMIPA 2011,

Google Student Champions 2013, Denok Kenang Semarang 2013 atas

kebersamaan yang menginspirasi.

14. Murid-muridku di Rumah Belajar Hikari yang setiap hari memberikan keceriaan

alami dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah

berkenan membaca skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Juli 2014

Penulis

vi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii

PENGESAHAN ................................................................................................. iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

C. Penegasan Istilah......................................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9

E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 11

B. Hipotesis ..................................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 34

B. Populasi dan Sampel ................................................................................... 34

C. Variabel Penelitian ...................................................................................... 35

D. Rancangan Penelitian .................................................................................. 36

E. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 37

F. Data dan Metode Pengumpulan Data ......................................................... 39

G. Metode Analisis Data.................................................................................. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 42

B. Pembahasan ................................................................................................ 47

vii

Page 8: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

viii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Halaman

A. Simpulan ..................................................................................................... 57

B. Saran ........................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 61

viii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Berpikir ............................................................................... 32

2. Hubungan antara Variabel Bebas (X) dengan Variabel terikat (Y) ............... 37

3. Prosedur Penelitian......................................................................................... 37

ix

Page 10: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Tes

Emotional Quotient ............................................................................................

...............................................................................................................................

42

2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Belajar

Domain Kognitif Materi Pengelolaan Lingkungan ...........................................

.............................................................................................................................

43

3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Belajar

Domain Kognitif Materi Pengelolaan Lingkungan ...........................................

.............................................................................................................................

43

4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Belajar

Domain Psikomotor Materi Pengelolaan Lingkungan .......................................

.............................................................................................................................

44

5. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Hasil

Belajar Siswa Domain Kognitif .........................................................................

.................................................................................................................................

45

6. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Hasil

Belajar Siswa Domain Afektif ...........................................................................

...............................................................................................................................

46

7. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Hasil

Belajar Siswa Domain Psikomotor ....................................................................

...............................................................................................................................

46

x

Page 11: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Biologi ............................................................................................. 61

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................................. 62

3. Kisi-kisi Instrumen Tes Emotional Quotient ................................................ 73

4. Contoh Hasil Tes Emotional Quotient .......................................................... 74

5. Validasi Skala Tes Emotional Quotient ........................................................ 76

6. Hasil Revisi Item Skala Tes Emotional Quotient ......................................... 79

7. Kisi-kisi Instrumen Domain Kognitif ........................................................... 82

8. Contoh Hasil Belajar Domain Kognitif ........................................................ 84

9. Kisi-kisi Instrumen Domain Afektif ............................................................. 85

10. Contoh Hasil Belajar Domain Afektif .......................................................... 88

11. Kisi-kisi Penilaian Domain Psikomotor ....................................................... 90

12. Contoh Hasil Belajar Domain Psikomotor ................................................... 92

13. Hasil Analisis Data ....................................................................................... 94

14. Foto-foto Penelitian ...................................................................................... 120

15. Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ............................................... 122

16. Surat Permohonan Ijin Observasi ................................................................. 123

17. Surat Ijin Penelitian ...................................................................................... 124

18. Surat Ijin Penelitian Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang ................... 125

19. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................ 126

xi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi

peserta didik secara optimal. Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang

sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.

Pembentukan pribadi tersebut mencakup pembentukan cipta, rasa dan karsa

(kognitif, afektif dan psikomotor) yang sejalan dengan pengembangan fisik

(Tirtarahardja dan Sulo 2005). Untuk mengembangkan pembentukan pribadi

peserta didik tersebut dapat diperoleh dengan suatu tindakan yaitu belajar. Belajar

adalah hal yang hampir setiap saat seseorang lakukan. Mulai dari pagi hari ketika

bangun tidur hingga tidur lagi di malam hari selalu tak pernah lepas dari kegiatan

belajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks. Proses belajar

dapat terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu dari lingkungan sekolah, keluarga

dan sekitarnya yang dapat dijadikan sumber belajar (Dimyati & Mudjiono 2009).

Proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa yang

akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan

pembelajaran. Menurut Vandervoort (2006), gaya mengajar guru yang dapat

merangsang keaktifan siswa seperti mendorong siswa untuk aktif mengajukan

pertanyaan, berpikir kritis dan mengembangkan sikap pribadi terhadap isu-isu

kontroversial dinilai dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perubahan yang

terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran tersebut bersifat non-

1

Page 13: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

2

fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan maupun kecakapan (Widoyoko 2010).

Untuk mengetahui perubahan tersebut maka diperlukan adanya penilaian hasil

belajar. Hasil belajar siswa saat ini pun berdasarkan kurikulum yang berlaku

dituntut untuk membuat penilaian dengan melihat ke dalam tiga domain atau tiga

aspek yaitu domain kognitif, domain afektif dan domain psikomotor. Faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya yaitu faktor dari dalam

dan luar individu. Faktor dari dalam diantaranya faktor biologis dan psikologis,

sedangkan faktor dari luar diantaranya berasal dari lingkungan keluarga, sekolah

maupun masyarakat. Faktor dari dalam yang erat hubungannya dengan pendidikan

adalah yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir dan belajar. Kecerdasan

umum (inteligensi) ataupun kecerdasan dalam bidang tertentu (emosional,

spiritual) banyak dipengaruhi oleh kemampuan potensial.

Kemampuan potensial dapat dikembangkan apabila dalam situasi yang

kondusif sehingga kecerdasan dapat terbentuk karena adanya pengalaman. Jean

Piaget berpendapat bahwa kecerdasan merupakan internalisasi pengalaman.

Pembentukan kecerdasan dapat dilakukan dengan menciptakan kondisi

lingkungan, kesempatan dan iklim emosi yang memungkinkan individu untuk

memperoleh pengalaman tertentu. Dengan demikian semakin baik kondisi-kondisi

yang dimiliki individu, akan semakin meningkatkan kecerdasan individu untuk

memperoleh pengalaman tertentu tersebut (Tirtarahardja dan Sulo 2005). Hal ini

seperti disebutkan dalam penelitian Fabio dan Palazzeschi (2009) dimana dengan

kondisi yang baik seperti adanya kesiapan dan informasi yang cukup, maka dapat

meningkatkan kecerdasan terutama kecerdasan emosionalnya.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

3

Setelah melakukan kegiatan observasi dan wawancara di SMP Negeri 29

Semarang, diperoleh hasil yang kontras dimana dalam proses belajar mengajar di

sekolah tersebut ditemukan siswa yang tidak dapat meraih hasil belajar yang

setara dengan kemampuan inteligensinya. Berdasarkan hasil tes IQ di sekolah

tersebut oleh Lembaga Psikologi Kartika, ada sekitar 20% siswa kelas VII yang

mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh hasil belajar yang

relatif rendah, serta ada pula siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya

relatif rendah namun dapat mengelola emosi dan berkomunikasi dengan baik

sehingga dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi. Padahal seperti yang

diungkapkan dalam penelitian Lewis et al (2005), bahwa kecerdasan intelegensi

maupun emosional diperlukan untuk pemecahan masalah baik disengaja maupun

tidak dalam suatu kelompok belajar seperti berkolaborasi dengan teman, berpikir

kritis dan mengambil keputusan bersama.

Masing-masing individu memiliki intelegensi yang berbeda-beda sehingga

setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda pula dalam hal

memecahkan masalah yang dihadapi, kemampuan untuk belajar serta kemampuan

untuk berpikir secara abstrak. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan

satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang. Menurut Goleman

(2001), Intelligence Quotient (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan

seseorang, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain,

diantaranya Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional dan Spiritual

Quotient (SQ) atau kecerdasan spiritual. Emotional Quotient (EQ) dapat berupa

kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,

Page 15: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

4

mengenali emosi orang lain dan seni membina hubungan atau bekerja sama.

Spiritual Quotient (SQ) dapat berupa kemampuan membedakan, rasa moral,

kemampuan menyesuaikan aturan dibarengi dengan pemahaman. Apabila

seseorang memiliki karakteristik namun tidak memiliki kecerdasan dalam hal

emosional, maka dapat mengganggu kegiatan baik di sekolah maupun di rumah

(Kutash 2000). Oleh sebab itu, dalam proses belajar siswa kecerdasan-kecerdasan

tersebut sangat diperlukan.

IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan

emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Keseimbangan

antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah

(Goleman 2001). Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan

kemampuan intelektualnya saja, melainkan juga dapat mengasah keterampilan

dalam mengelola emosi siswa sehingga perlu adanya tindak lanjut dari

dilaksanakannya tes pengukur kecerdasan baik kecerdasan intelektual maupun

kecerdasan emosional siswa. Menurut Mayer dan Cobb (2000), aspek kecerdasan

emosional perlu diajarkan di dunia pendidikan sebagai upaya dalam penurunan

perilaku buruk siswa di sekolah. Hal ini diperlukan karena masih kurangnya

pemahaman para guru dan siswa mengenai hubungan antara Emotional Quotient

(EQ) dengan tiga domain hasil belajar siswa.

Selama ini hasil belajar siswa oleh para guru dan siswa hanya dipahami

sebagai hasil penilaian domain kognitif saja dan mengesampingkan kemampuan

afektif serta psikomotor siswa. Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi

Page 16: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

5

lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa

pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang

berhubungan dengan domain afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan

psikomotor (keterampilan). Sama halnya seperti yang diungkapkan Haryati

(2007), ketiga domain tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Nilai

kognitif bukan merupakan satu-satunya penilaian, namun selama ini guru lebih

menekankan ke dalam penilaian domain kognitif saja dengan berdasarkan nilai

tugas, ulangan harian dan ulangan umum. Chatib dan Said (2012) menemukan

banyak fakta dan kejadian bahwa para guru dan sekolah tidak benar-benar adil

dalam menilai kecerdasan beragam siswa hingga kini. Pendidikan di sekolah telah

membuat definisi yang tidak manusiawi tentang kemampuannya karena

kenyataannya kemampuan hanya dihargai dari sisi kognitif saja, tanpa melihat

dimensi kemampuan dalam diri manusia yang lebih luas. Padahal tuntutan untuk

menerapkan kurikulum 2013 sudah akan dilaksanakan pada tahun ajaran

berikutnya dimana penilaiannya sudah mengarah ke penilaian berbasis kecerdasan

jamak.

Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya,

lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi

kebutuhan dan kesejahteraan. Akibat manusia memiliki kecerdasan emosional

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pula perilakunya dalam

pengelolaan lingkungan. Oleh karena itu maka manusia mampu mengelola dan

mengolah segala sesuatu dalam lingkungan hidup menjadi sesuatu yang

Page 17: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

6

mampu,menyokong kehidupannya. Manusia dan lingkungan merupakan unsur

yang tidak bisa dipisahkan dan memiliki hubungan timbal balik.

Berdasarkan uraian di atas, maka mendorong penulis untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Tiga

Domain Hasil Belajar Siswa pada Materi Pengelolaan lingkungan”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar

siswa domain kognitif pada materi pengelolaan lingkungan?

2. Apakah ada hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar

siswa domain afektif pada materi pengelolaan lingkungan?

3. Apakah ada hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar

siswa domain psikomotor pada materi pengelolaan lingkungan?

C. PENEGASAN ISTILAH

Penegasan istilah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan

menyatukan persepsi dari beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian dengan

judul “Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Tiga Domain Hasil

Belajar Siswa pada Materi Pengelolaan lingkungan” yaitu:

Page 18: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

7

1. Emotional Quotient (EQ)

Emotional Inteliigence (EQ) merupakan suatu wujud tolak ukur kekuatan

otak, yaitu IQ (Wipperman 2007). EQ adalah jenis kecerdasan yang memberi kita

rasa empati, cinta, motivasi dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau

kegembiraan secara tepat. Dalam penelitian ini EQ diungkap dengan skala

kecerdasan emosional yang terdiri dari beberapa aspek yaitu mengenali emosi diri,

mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan seni

membina hubungan. Skor yang diperoleh nantinya akan diketahui apakah EQ

siswa tersebut sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah atau sangat rendah. Skor hasil

tes EQ siswa kemudian diuji korelasi terhadap hasil belajar siswa.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga domain yaitu domain kognitif,

afektif dan psikomotor. Secara eksplisit ketiga domain tersebut tidak dapat

dipisahkan satu sama lain (Haryati 2007). Domain kognitif meliputi kemampuan

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan berkreasi.

Domain afektif diantaranya berupa kemampuan menerima, menanggapi, menilai,

mengelola dan menghayati. Domain psikomotor mencakup persepsi, kesiapan,

respon terpimpin, respon tampak yang kompleks, penyesuaian dan penciptaan.

Dalam penelitian ini menggunakan tiga domain hasil belajar biologi siswa.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

8

3. Materi Pengelolaan lingkungan

Materi pengelolaan lingkungan adalah materi pokok dari pengelolaan

lingkungan hubungannya dengan aktivitas manusia. Materi ini merupakan mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Biologi semester 2 kelas VII. Materi ini

terdapat pada Standar Kompetensi (SK) 7 yaitu memahami saling ketergantungan

dalam ekosistem dan Kompetensi Dasar (KD) 7.4 yaitu mengaplikasikan peranan

manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan

kerusakan lingkungan. Indikator dari pembelajaran ini yaitu menjelaskan

konsekuensi penebangan hutan, menjelaskan pengaruh aktivitas manusia yang

mengakibatkan pencemaran dan menyebutkan serta melakukan upaya untuk

mengatasi dan mencegah pencemaran lingkungan.

4. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Tiga Domain Hasil Belajar

Siswa pada Materi Pengelolaan lingkungan

Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Tiga Domain Hasil

Belajar Siswa pada Materi Pengelolaan lingkungan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah tingkatan atau besarnya hubungan antara variabel Emotional

Quotient (EQ) dengan Tiga Domain Hasil Belajar Siswa pada Materi Pengelolaan

lingkungan. Tingkatan atau besarnya hubungan tersebut ditunjukkan dengan

koefisien korelasi.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

9

D. TUJUAN PENELITIAN

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Emotional Quotient (EQ)

dengan hasil belajar siswa domain kognitif pada materi pengelolaan

lingkungan.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Emotional Quotient (EQ)

dengan hasil belajar siswa domain afektif pada materi pengelolaan

lingkungan.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Emotional Quotient (EQ)

dengan hasil belajar siswa domain psikomotor pada materi pengelolaan

lingkungan.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan untuk kalangan akademisi yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut berkaitan dengan hubungan antara Emotional Quotient

(EQ) dengan tiga domain hasil belajar siswa serta memberikan sumbangan bagi

dunia psikologi pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dapat lebih mengelola kecerdasan emosionalnya dalam kegiatan pembelajaran

dengan baik setelah mendapat informasi tentang Emotional Quotient (EQ).

Page 21: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

10

b. Bagi Guru

Mendapat gambaran untuk mengenal kemampuan siswa serta mengelola kelas

dari hasil tes Emotional Quotient (EQ) sehingga dapat mengarahkan

pendidikan berdasarkan kecerdasan jamak.

c. Bagi Sekolah

Dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada para orang tua,

konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa

untuk menggali Emotional Quotient (EQ) yang dimilikinya.

d. Bagi Peneliti

Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian,

serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan antara

Emotional Quotient (EQ) dengan tiga domain hasil belajar siswa.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Emotional Quotient (EQ)

a. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Bagi pendidik

(guru) dan orangtua pada umumnya perlu mengetahui konsep-konsep kecerdasan

yang jelas agar dapat menuntun perkembangan kecerdasan anak (siswa). Berikut

ini dikemukakan beberapa konsep kecerdasan yang telah dikemukakan oleh para

ahli di bidangnya (Prawira 2012):

1) Konsep Kecerdasan Menurut Vernon

Vernon telah membuat sistematika dan definisi-definisi mengenai

kecerdasan. Ia menggolongkan kecerdasan menjadi tiga kategori yaitu kecerdasan

ditinjau dari segi biologi, kecerdasan ditinjau dari segi psikologis dan kecerdasan

ditinjau secara operasional. Ditinjau dari ilmu biologi, kecerdasan didefinisikan

sebagai kemampuan dasar manusia yang secara relatif diperlukan untuk

penyesuaian diri pada alam sekitar yang baru. Meskipun pada kenyataannya di

dunia ini terdapat banyak orang yang mempunyai kecerdasan yang tinggi tidak

mampu menyesuaikan dirinya pada alam sekitar yang dengan baik. Dalam hal ini,

pengamatan tergolong salah satu faktor kecerdasan individual.

Ditinjau secara psikologis, kecerdasan merujuk adanya pengaruh-pengaruh

relatif keturunan dan lingkungan sekitar terhadap perkembangan kecerdasan

11

Page 23: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

12

individual. Kecerdasan merupakan pembawaan dasar akibat pengaruh-pengaruh

latihan, pengalaman dan pengaruh-pengaruh dari lingkungan sekitarnya. Secara

operasional, kecerdasan didefinisikan dalam pelaksanaan atau dalam aplikasinya

secara operasional dengan menggunakan istilah-istilah yang pasti misalnya

melakukan tes IQ ataupun mengerjakan soal-soal tes yang sangat sukar dan

kompleks.

2) Konsep Kecerdasan Menurut Freeman

Menurut Freeman, kecerdasan dipandang sebagai suatu kemampuan yang

dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu kemampuan adaptasi, kemampuan belajar

dan kemampuan berpikir abstrak. Kemampuan adaptasi merupakan kemampuan

seseorang untuk menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya. Seseorang dikatakan

cerdas jika orang tersebut mampu menyesuaikan dirinya pada situasi-situasi

tertentu dan problema-problema baru secara mudah, efektif dan mempunyai

variasi-variasi tingkah laku. Kecerdasan merupakan kemampuan umum seseorang

secara sadar untuk menyesuaikan pikirannya kepada alam sekitarnya yang baru.

Hal ini yang membuat suatu kesanggupan untuk beradaptasi dengan lingkungan

sekitarnya.

Kemampuan belajar merupakan kemampuan seseorang untuk belajar.

Kemampuan belajar dijadikan indeks atas dasar kecerdasan seseorang.

Kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

konsep-konsep dan simbol-simbol guna menghadapi situasi-situasi atau

Page 24: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

13

persoalan-persoalan yang memakai simbol-simbol verbal dan bilangan. Seseorang

dikatakan cerdas apabila ia dapat melakukan berpikir abstrak secara abstrak.

3) Konsep Kecerdasan Menurut Alfred Binet

Menurut Binet, kecerdasan adalah kecenderungan untuk mengambil dan

mempertahankan pilihan yang tetap, kapasitas untuk beradaptasi dengan maksud

memperoleh tujuan yang diinginkan dan kekuatan untuk autokritik.

4) Konsep Kecerdasan Menurut D. Wechsler

Ahli ini berpendapat bahwa kecerdasan adalah kumpulan kapasitas atau

kapasitas global individu untuk berbuat menurut tujuannya secara tepat, berpikir

secara rasional dan menghadapi alam sekitar secara efektif. Kapasitas kumpulan

adalah sekelompok kapasitas, artinya kesanggupan atau kemampuan dasar yang

ada pada individu.

5) Konsep Kecerdasan Menurut G. Stoddard

Stoddard memberikan definisi yang komprehensif tentang kecerdasan

individu yaitu kemampuan untuk melaksanakan aktivitas dengan ciri-ciri

kesukaran, kompleksitas, abstraksi, ekonomis, penyesuaian dengan tujuan, nilai

sosial dan sifatnya yang asli dan mempertahankan kegiatan-kegiatan di bawah

kondisi-kondisi yang menuntut konsentrasi energi dan menghindari kekuatan-

kekuatan emosional atau gejolak emosi.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

14

6) Konsep Kecerdasan Menurut Bruce W. Tuckman

Bruce W. Tuckman mengemukakan ada sepuluh macam konsep

kecerdasan diantaranya kecerdasan adalah suatu kemampuan intelektual umum,

kecerdasan sebagai kelompok-kelompok sifat, kecerdasan sebagai kesanggupan

adaptasi, kecerdasan dipandang sebagai sesuatu yang dapat diukur, kecerdasan

sebagai suatu faktor diskrit, kecerdasan sebagai kemampuan belajar, inteligensi

sebagai perilaku terpelajar, kecerdasan sebagai dua tingkatan proses yakni tingkat

kecerdasan asosiatif dan kecerdasan tingkat abstrak, kecerdasan sebagai

kemampuan-kemampuan mental majemuk, serta kecerdasan sebagai bentuk

kemampuan, bakat dan prestasi.

b. Pengertian Emotional Quotient (EQ)/ Kecerdasan Emosional

Menurut Prawira (2012) emosi adalah perasaan tertentu yang bergejolak

dan dialami seseorang serta berpengaruh pada kehidupan manusia. Emosi

memang sering dikonotasikan sebagai sesuatu yang negatif. Namun sebenarnya

terdapat banyak macam ragam emosi, antara lain rasa sedih, takut, kecewa dan

sebagainya yang berkonotasi negatif. Emosi lain seperti rasa senang, puas,

gembira dan lain-lain, semuanya berkonotasi positif. Emosi merupakan kekuatan

pribadi yang memungkinkan manusia mampu mengenali emosi sendiri dan emosi

orang lain serta tahu cara mengekspresikannya dengan tepat.

Istilah Emotional Quotient (EQ)/ kecerdasan emosional berakar dari

konsep social intelligence, yaitu suatu kemampuan memahami dan mengatur

untuk bertindak secara bijak dalam hubungan antar manusia. EQ adalah

Page 26: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

15

kecerdasan manusia yang terutama digunakan manusia untuk berhubungan dan

bekerjasama dengan manusia lainnya. EQ seseorang dipengaruhi oleh kondisi

dalam dirinya dan masyarakatnya seperti adat dan tradisi. Potensi EQ manusia

lebih besar dibanding IQ (Nggermanto 2001). Istilah Emotional Quotient (EQ)

atau kecerdasan emosional baru dikenal secara luas pada tahun 90-an dengan

diterbitkannya buku “Emotional Quotient” yang ditulis oleh Daniel Goleman yang

menjelaskan EQ adalah kemampuan untuk mengenali perasaan diri sendiri dan

perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan

mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang

lain.

Kecerdasan emosi mencakup kemampuan-kemampuan yang berbeda,

tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik (academic intelligence).

Kecerdasan akademik tersebut berupa kemampuan kemampuan kognitif murni

yang diukur dengan IQ (Gandasetiawan 2009). Meskipun IQ tinggi, tetapi EQ

rendah maka tidak akan cukup membantu. IQ mungkin membantu dalam hal

memahami dan menghadapi dunia pada satu tingkat, tetapi emosi lebih

dibutuhkan untuk memahami dan menghadapi diri sendiri dan orang lain. Tanpa

kecerdasan emosi, kemampuan untuk mengenali dan menghargai perasaan serta

bertindak jujur sesuai dengan perasaan tersebut, maka seseorang tidak dapat

berhubungan baik dengan orang lain, berhasil di dunia, membuat keputusan

dengan mudah dan akan sering merasa terombang-ambing (Segal 2000).

EQ bersifat komplementer (saling melengkapi) terhadap IQ. Ini berarti EQ

tidak mengungguli IQ. EQ menguraikan kemampuan-kemampuan yang berbeda

Page 27: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

16

dari kecerdasan yang lebih akademis atau intelektual tersebut. EQ merupakan

gabungan emosi dan kecerdasan. Menurut pandangan Dann (2002), emosi-emosi

dan pikiran berjalan secara beriringan. Jadi, EQ merupakan kemampuan dalam

menggunakan emosi-emosi untuk membantu memecahkan masalah dan menjalani

kehidupan secara lebih efektif.

Mayer dan Salovey dalam Dann (2002) memandang EQ sebagai suatu

kemampuan psikologis dalam memahami dan menggunakan informasi emosional.

Sebagai individu semua orang memiliki kemampuan bawaan (innate capability)

berbeda dalam melakukan sesuatu dan belajar dari kehidupan cara-cara

memperbaiki EQ melalui usaha, praktik dan pengalaman. Mereka percaya bahwa

sesungguhnya EQ merupakan suatu kecerdasan yang bisa diukur dengan handal

dan obyektif. Dua macam kecerdasan yang berbeda tersebut (IQ dan EQ)

mengungkapkan aktivitas bagian-bagian yang berbeda dalam otak. Kecerdasan

intelektual terutama didasarkan pada kerja neokorteks, lapisan yang dalam evolusi

berkembang paling akhir di bagian atas otak. Pusat-pusat emosi berada di bagian

otak yang lebih dalam, dalam subkorteks yang secara evolusi lebih kuno.

Kecerdasan emosi dipengaruhi oleh kerja pusat-pusat emosi ini, tetapi tetap dalam

keselarasan dengan kerja pusat-pusat intelektual (Nggermanto 2001).

Pengembangan EQ oleh usulan Steiner dalam Nggermanto (2001) yaitu

berupa membuka hati, menjelajah emosi dan bertanggung jawab. Membuka hati

ini adalah langkah pertama karena hati adalah simbol pusat emosi. Hatilah yang

merasa damai saat sedang merasa berbahagia, dalam kasih sayang, cinta atau

kegembiraan. Hati merasa tidak nyaman ketika sakit, sedih, marah atau patah hati.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

17

Oleh sebab itu maka akan membebaskan pusat perasaan dari impuls dan pengaruh

yang membatasi untuk menunjukkan cinta satu sama lain.

Setelah membuka hati seseorang akan dapat melihat kenyataan dan

menemukan peran emosi dalam kehidupan seperti menjadi lebih bijak dalam

menanggapi perasaan. Untuk memperbaiki dan mengubah kerusakan hubungan

seseorang harus dapat mengambil tanggung jawab. Setiap orang harus mengerti

permasalahan, mengakui kesalahan dan keteledoran yang terjadi, membuat

perbaikan serta memutuskan bagaimana mengubah segala sesuatunya untuk

mencapai perubahan yang lebih baik.

Cara menerapkan dan mengembangkan EQ yang dirumuskan oleh

Gottman dalam Nggermanto (2001) yaitu dengan langkah-langkah seperti

menyadari emosi anak, mengakui emosi sebagai kesempatan, mendengarkan

dengan empati, mengungkapkan emosi, membantu menemukan solusi dan

langkah terakhir yaitu menjadi teladan. EQ memberikan implikasi positif lebih

jauh lagi dari sekedar teori ilmiah atau kesuksesan di tempat belajar dan bekerja,

karena berfokus pada intrapersonal dan interpersonal, orang-orang yang ber-EQ

tinggi atau yang sedang belajar menerapkan EQ menemukan hidupnya lebih

bermakna. Emosi positif membuat belajar lebih nyaman dengan hasil lebih

optimal, sedangkan emosi negatif menjadikan belajar menjemukan dengan hasil

minim (Goleman 2001).

Setiap orang adalah homoviator, yaitu makhluk yang selalu ingin tahu dan

tak pernah. merasakan kepuasan, karenanya ia selalu menuju satu tujuan. Ketika

manusia beranjak dewasa, dia membenahi kehidupan emosionalnya, memperhalus

Page 29: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

18

sikap dan mencapai keseimbangan dalam pikiran, perasaan dan perbuatan. Semua

orang mencari kepuasan emosi dan karena itu menggunakan daya khayal mereka

untuk menciptakan suasana yang merangsang emosi. Itu sebabnya kepandaian dan

tubuh diolah lewat latihan yang tepat. Keseimbangan merupakan patokan utama

dalam menilai apakah seseorang cerdas secara emosi atau tidak (Maurus 2007).

Seseorang dapat dikatakan seimbang jika dalam kesatuan antara aspek batin dan

sikapnya telah menemukan cara untuk mengubah tekanan normal dan pada sisi

lain, berhasil memberikan orientasi positif terhadap tekanan negatif. Proses ini

membutuhkan dan melibatkan keberanian bertindak.

Kecerdasan emosi sesungguhnya membantu pikiran rasional atau akal

(Segal 2000). EQ bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran sendiri, kepekaan

sosial dan kemampuan adaptasi sosial. Bila EQ tinggi seseorang akan mampu

memahami berbagai perasaan secara mendalam ketika perasaan-perasaan ini

muncul dan benar-benar dapat mengenali diri sendiri. EQ yang lebih tinggi juga

akan memberi kemampuan untuk tetap terhubung dengan dirinya, bahkan saat dia

memperhatikan perasaan orang lain. Orang yang cerdas secara emosional akan

dapat mengetahui perbedaan antara apa yang penting bagi mereka dan orang lain.

Oleh karena itu, EQ berperan penting di keluarga, sekolah, masyarakat, sekolah

dan tempat kerja.

c. Komponen-komponen Emotional Quotient (EQ)

Menurut Dann (2002) banyak penekanan yang diberikan pada pengukuran

EQ. Pengukuran EQ dapat memberi informasi tentang kompetensi baik melalui

Page 30: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

19

penilaian diri sendiri atau melalui suatu instrumen. Komponen-komponen dasar

dalam pengukuran EQ dapat digolongkan menjadi lima kerangka kerja kecakapan

emosi, yaitu (Goleman 2001):

1) Kesadaran Diri

Kesadaran diri berupa mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu

kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan

ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan

kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya

sendiri. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun

merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga

individu mudah menguasai emosi. Kemampuan ini mempunyai peranan untuk

memantau perasaan dari waktu ke waktu dan mencermati perasaan-perasaan yang

muncul. Adanya komponen ini mengindikasikan anak berada dalam kekuasaan

emosi manakala tidak memiliki kemampuan untuk mencermati perasaan yang

sesungguhnya. Hal penting yang perlu dipahami dalam kemampuan mengenali

emosi diri , tenggelam dalam masalah dan pasrah.

Mengenali emosi diri ini mencakup tiga hal, yakni kesadaran emosi,

penilaian secara teliti dan percaya diri. Kesadaran emosi dengan mengenali emosi

diri sendiri dan efeknya. Penilaian diri secara teliti dengan mengetahui kekuatan

dan batas-batas diri sendiri. Percaya diri yang merupakan keyakinan tentang harga

diri dan kemampuan sendiri.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

20

2) Pengaturan Diri

Pengaturan diri berupa mengelola emosi merupakan kemampuan individu

dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras. Hal

ini dibutuhkan agar tercapai keseimbangan dalam diri individu. Kemampuan ini

mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,

kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta

kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan. Anak yang

terampil mengelola emosinya akan mampu menenangkan kembali kekacauan-

kekacauan yang dialaminya sehingga ia dapat bangkit kembali. Sedangkan anak

yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bernaung

melawan perasaan murung. Dampaknya anak kehilangan masa cerianya.

Pengaturan diri ini memiliki aspek-aspek seperti kendali diri, sifat dapat

dipercaya, kewaspadaan, adaptibilitas dan inovasi. Kendali diri merupakan sikap

mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan hati yang merusak. Sifat dapat

dipercaya berupa memelihara norma kejujuran dan integritas. Kewaspadaan

merupakan tanggung jawab atas pribadi. Adaptibilitas yaitu keluwesan dalam

menghadapi perubahan sedangkan inovasi yaitu dengan sikap menerima dan

terbuka terhadap gagasan, pendekatan serta informasi-informasi baru.

3) Motivasi

Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu,

yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan

mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif,

Page 32: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

21

yaitu antusiasme, gairah, optimisme dan keyakinan diri. Anak yang mempunyai

kemampuan memotivasi diri sendiri dengan baik cenderung jauh lebih produktif

dan efektif dalam segala tindakan yang dikerjakannya. Kemampuan ini tentunya

didasari oleh kemampuan mengendalikan emosinya, yaitu menahan diri terhadap

kepuasan dan mengendalikan dorongan hati. Jadi, kemampuan seseorang dalam

menata emosi merupakan modal pokok untuk mencapai tujuan atau cita-citanya.

Hal itu juga sangat vital untuk memotivasi dan menguasai diri sendiri.

Aspek-aspek dari motivasi ini diantaranya dorongan prestasi, komitmen,

inisiatif dan optimisme. Dorongan prestasi merupakan dorongan untuk menjadi

lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan. Komitmen berupa sikap

menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok. Inisiatif yaitu kesiapan untuk

memanfaatkan kesempatan sedangkan optimisme adalah kegigihan dalam

memperjuangkan sasaran kendati ada halangan atau kegagalan.

4) Empati

Empati adalah kemampuan untuk mengenali emosi orang lain. Empati

merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain. Empati

dibangun berdasarkan kesadaran diri. Semakin terbuka seseorang terhadap

emosinya, maka semakin terampil membaca perasaan orang lain. Cara untuk

menunjukkan empati adalah dengan mengidentifikasikan perasaan orang lain

yaitu menempatkan diri secara emosional pada posisi orang lain. Empati

merupakan dasar dalam bergaul. Orang yang empatik akan lebih mampu

menangkap sinyal-sinyal sosial tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang

Page 33: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

22

dibutuhkan atau dikehendaki oleh orang lain. Jadi, bia dipahami orang dengan

kemampuan yang andal dalam mengenali emosi orang lain akan mudah sukses

dalam pergaulannya dengan orang lain di tengah-tengah masyarakat luas.

Ada lima aspek dalam wilayah emosi ini yaitu memahami orang lain,

orientasi pelayanan, mengembangkan orang lain, mengatasi keragaman dan

kesadaran politis. Memahami orang lain dengan mengindra perasaan dan

perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.

Lalu orientasi pelayanan yaitu mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi

kebutuhan pelanggan. Mengembangkan orang lain maksudnya adalah merasakan

kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan

mereka. Mengatasi keragaman merupakan sikap menumbuhkan peluang melalui

pergaulan dengan bermacam-orang sedangkan kesadaran politis yaitu mampu

membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.

5) Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial yang berupa kemampuan dalam membina hubungan

merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan

keberhasilan antar pribadi. Untuk dapat menangani emosi orang lain, diperlukan

keterampilan emosional yaitu manajemen diri dan empati. Dengan berlandaskan

keterampilan tersebut maka seni membina hubungan dengan orang lain akan

menjadi matang. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan

ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena

mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer

Page 34: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

23

dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena

kemampuannya berkomunikasi.

Keterampilan sosial memiliki kerangka kerja antara lain pengaruh,

komunikasi, kepemimpinan, katalisator perubahan, manajemen konflik, pengikat

jaringan, kolaborasi dan kooperasi serta kemampuan tim. Pengaruh artinya

memiliki taktik-taktik untuk melakukan persuasi. Komunikasi yaitu berupa

mengirimkan pesan yang jelas dan meyakinkan. Kepemimpinan dengan

membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok dan orang lain. Manajemen

konflik yakni dengan kemampuan negoisasi dan pemecahan silang pendapat.

Pengikat jaringan yaitu dengan menumbuhkan hubungan sebagai alat. Kolaborasi

dan kooperasi berupa kerja sama dengan orang lain demi tujuan bersama

sedangkan kemampuan tim yakni dengan menciptakan sinergi kelompok dalam

memperjuangkan tujuan bersama.

2. Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana 2009). Pengalaman tersebut tampak

pada perubahan tingkah laku atau pola kepribadian siswa. Jadi, pengalaman yang

diperoleh siswa adalah pengalaman sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Hasil

belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan

psikomotor. Oleh sebab itu, dalam penelitian hasil belajar perlu memperhatikan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

24

ketiga domain tersebut. Dengan memperhatikan ketiga domain tersebut,

diharapkan dapat terlihat sejauh mana keefektifan dan efisiensi dalam mencapai

tujuan pengajaran atau tingkah laku siswa.

Menurut Daud (2012) hasil belajar merupakan kecakapan nyata, yang

dapat diukur langsung dengan menggunakan tes prestasi belajar dan setiap

kegiatan belajar manusia selalu ada prestasi belajar dan biasanya inilah yang

menjadi sasaran akhir dari proses belajar seseorang, terutama kepada siswa. Untuk

memperoleh hasil belajar siswa diperlukan langkah evaluasi hasil belajar terlebih

dahulu. Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar

dan pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan penilaian dan/ atau

pengukuran hasil belajar. Melalaui evaluasi hasil belajar, kita dapat mengetahui

tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan

pembelajaran. Hasil belajar ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau

simbol. Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar tersebut dapat

terlaksana, maka hasil belajar dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti

untuk pengembangan, seleksi, kenaikan kelas maupun penempatan (Dimyati dan

Mudjiono 2009).

Penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes dan non tes. Tes ada

yang diberikan secara lisan, tulisan maupun tindakan. Soal-soal tes ada yang

disusun dalam bentuk objektif maupun esai atau uraian. Sedangkan non tes

sebagai alat penilaian mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala,

sosiometri, studi kasus, dan sebagainya. Penilaian hasil belajar tersebut

merupakan dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada

Page 36: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

25

orangtuanya atau yang disebut dengan raport. Dalam laporan kemajuan belajar

siswa tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam

berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya (Sudjana

2009).

b. Klasifikasi Hasil Belajar

Hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga domain. Secara eksplisit ketiga

domain tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Haryati 2007). Ketiga

domain tersebut diantaranya sebagai berikut:

1) Domain Kognitif

Domain kognitif merupakan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yakni mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi

dan berkreasi. Tujuan domain kognitif berhubungan dengan ingatan atau

pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan

keterampilan intelektual yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan

menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur untuk memecahkan

suatu permasalahan (Haryati 2007).

Manusia memiliki kemampuan psikognitif, yaitu perkembangan yang

terjadi dalam bentuk pengenalan, pengertian dan pemahaman dengan

menggunakan pengamatan, pendengaran dan berpikir (Chatib & Said 2012).

Kognitif merupakan kemampuan olah pikir seseorang untuk mengenali,

menganalisis sesuatu dan akhirnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

Kemampuan kognitif tidak terbatas pada kemampuan anak mengerjakan soal-soal

Page 37: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

26

tes di atas kertas, namun lebih cenderung pada penyelesaian soal-soal dalam

bentuk masalah yang realistis dengan kemampuan berpikirnya.

2) Domain Afektif

Domain afektif merupakan nilai sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

menerima, menanggapi, menilai, mengelola dan menghayati. Tipe hasil belajar

afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya

terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,

kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Sekalipun bahan ajar berisi domain

kognitif, domain afektif harus menjadi satu bagian. Domain afektif dibagi menjadi

beberapa kategori. Kategori tersebut dari yang paling sederhana sampai tingkat

yang kompleks yaitu reciving/ attending, responding, valuing, organisasi dan

karakteristik (Sudjana 2009).

Manusia memiliki kemampuan psiko-afektif, yaitu suatu respon atau

perasaan yang dimiliki oleh seseorang (Chatib & Said 2012). Secara umum,

perasaan itu adalah suasana hati yang menyenangkan atau tidak menyenangkan,

suka atau tidak, baik dan buruk. Lebih jauh, afektif juga diartikan perilaku atau

akhlak seseorang yang baik saat orang berinteraksi dengan lingkungannya ataupun

dengan diri sendiri adalah sebuah kemampuan. Dalam dunia sekolah, anak yang

berperilaku baik, seperti tidak pernah terlambat, sopan dan santun, selalu

menghormati orang yang lebih tua, atau mudah bergaul alhasil perilakunya akan

menyenangkan banyak orang. Perilaku anak yang seperti ini dikatakan memiliki

kemampuan afektif.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

27

3) Domain Psikomotor

Domain psikomotor merupakan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak siswa. Ada enam aspek dalam domain psikomotor ini, yakni persepsi,

kesiapan, respon terpimpin, respon tampak yang kompleks, penyesuaian dan

penciptaan. Keenam aspek tersebut berkaitan satu sama lain atau tidak dapat

berdiri sendiri. Seseorang yang berubah tingkat kognitifnya secara tidak langsung

juga berubah sikap dan perilakunya. Tipe hasil belajar domain psikomotor

berhubungan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia

menerima pengalaman belajar tertentu (Sudjana 2009).

Manusia memiliki kemampuan psikomotor, yaitu perkembangan tubuh

atau jasmani setiap individu akan aktivitas dirinya terhadap sesuatu atau

menghasilkan suatu benda (Chatib & Said 2012). Lebih luas, psikomotor diartikan

kemampuan seseorang untuk menampilkan diri tentang sesuatu atau kemampuan

menghasilkan produk, sesederhana apapun bentuknya. Misalnya, anak berani

tampil untuk memberikan presentasi, membaca puisi, menyanyi dalam paduan

suara, menari atau olahraga yang disukainya. Kemampuan anak seperti

menggambar, membuat kerajinan tangan dan membuat produk juga merupakan

kemampuan psikomotor.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

(Widoyoko 2010):

Page 39: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

28

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor ini meliputi:

a) Faktor biologis

Dalam hal ini, faktor biologis disebut juga faktor jasmaniah. Faktor yang

dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera.

Kesehatan seseorang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang sehat

akan mudah menerima pelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang

maksimal. Sebaliknya keadaan siswa yang kurang sehat dapat membuat proses

belajar mengajar terganggu karena siswa tidak dapat mengikuti pelajaran seperti

biasa dan tidak dapat mencapai hasil belajar yang baik.

Panca indera merupakan syarat vital proses belajar seseorang. Misalnya

mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari

oleh manusia dipelajari melalui penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian,

seorang anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan

menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan

mempengaruhi hasil belajarnya di sekolah meski tak sedikit pula seseorang yang

memiliki cacat tubuh tetap dapat belajar sebagaimana mestinya.

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, antara lain

inteligensi, sikap dan motivasi. Inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan

dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam

Page 40: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

29

rangka mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan

objektif. Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa, di

mana siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih besar

untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki

taraf inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar

yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf

inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya.

Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap

hal-hal tertentu. Melalui sikap ada siswa yang pasif, rendah diri dan kurang

percaya diri yang mana dapat menghambat siswa dalam menampilkan hasil

belajarnya. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah

merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Sedangkan motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan

mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Motivasi dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dapat

mencapai hasil belajar yang tinggi, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi

rendah tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

30

2) Faktor eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada faktor-faktor di luar

diri seseorang yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya antara lain adalah:

a) Faktor lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga sangat erat kaitannya dalam memberi pengaruh

dalam pencapaian hasil belajar seorang siswa. Faktor yang mempengaruhinya

antara lain sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, perhatian orang tua dan

suasana hubungan antara anggota keluarga. Adanya sosial ekonomi yang

memadai, seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih

baik. Dilihat dari pendidikan orang tua, orang tua yang telah menempuh jenjang

pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya

pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang

pendidikan yang lebih rendah dan dukungan dari keluarga juga merupakan suatu

pemacu semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara

langsung, berupa pujian atau nasihat, maupun secara tidak langsung, seperti

hubugan keluarga yang harmonis. Dengan menjaga keharmonisan keluarga, siswa

tidak memiliki beban pikiran sehingga akan dapat menerima pelajaran dengan

baik dan memperoleh hasil belajar yang baik pula.

b) Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah memiliki beberapa factor yang dapat mempengaruhi

hasil belajar siswa diantaranya sarana dan prasarana, kompetensi, kurikulum serta

metode dalam belajar. Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah akan membantu

Page 42: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

31

kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. Kompetensi guru dan siswa sangat

penting dalam meraih hasil belajar yang baik. Kelengkapan sarana dan prasarana

tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya tidak akan terjadi

keseimbangan. Apabila situasi dan kondisi di sekolah seimbang, maka siswa akan

memperoleh iklim belajar yang menyenangkan sehingga akan terdorong untuk

terus-menerus meningkatkan hasil belajarnya. Dalam hal kurikulum dan metode

mengajar meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada

siswa. Guru memiliki peran penting untuk menumbuhkan semangat belajar siswa.

c) Faktor lingkungan masyarakat

Faktor lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa yaitu sosial budaya dan partisipasi terhadap pendidikan. Pandangan

masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan

pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah

pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung

memandang rendah pekerjaan guru/pengajar. Selain itu, bila semua pihak telah

berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa

kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih

menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

32

Kerangka berpikir:

Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir

Faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar

siswa

Fenomena: dalam proses belajar

mengajar ditemukan siswa yang

tidak dapat meraih hasil belajar

yang setara dengan kemampuan

inteligensinya.

Domain

Kognitif

Domain

Afektif

Domain

Psikomotor

Ada peran kecerdasan lain yang

mempengaruhi hasil belajar:

Emotional Quotient /

Kecerdasan Emosional

Faktor Intern Faktor Ekstern

Faktor

Psikologis

Faktor Biologis Lingkungan

Page 44: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

33

B. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka di atas, hipotesis dari penelitian ini adalah ada

hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa domain

kognitif, afektif dan psikomotor pada materi pengelolaan lingkungan.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 29 Semarang, yang terletak di Jl.

Kedungmundu, Semarang, Jawa Tengah. Waktu penelitian bulan Mei 2014 tahun

ajaran 2013/2014 semester genap. Analisis data dilakukan di Laboratorium

Microteaching Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Sukardi (2008) populasi adalah semua anggota kelompok yang

tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target

kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang

digunakan seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 Semarang yang berjumlah 7

kelas yaitu 248 siswa.

Sedangkan sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang dipilih

untuk sumber data tersebut. Untuk penentuan besar sampel jika jumlah

populasinya kurang dari 10.000 menggunakan rumus sebagai berikut:

21 dN

Nn

Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

Page 46: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

35

d = Tingkat signifikansi (0,05)

Dari rumus diatas diperoleh besar sampel penelitian ini adalah:

21 dN

Nn

n = 20,12481

248

= 0,012481

248

= 48,21

248

= 3,48

248= 71,26

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 71 siswa yang diambil dari

7 kelas reguler. Adapun metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian

ini yaitu menggunakan teknik proporsional random sampling.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (dependent variable): variabel bebasnya yaitu skor tes

Emotional Quotient (EQ)

2. Variabel terikat (independent variable): variabel terikatnya yaitu nilai

ulangan harian, nilai sikap dan nilai produk siswa.

34

Page 47: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

36

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional. Penelitian

korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan

variabel-variabel lain (Sukmadinata 2009). Hubungan antara satu variabel dengan

variabel-variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan

keberartian.(signifikansi) secara statistik. Adanya korelasi antara dua variabel atau

lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu

variabel terhadap variabel lainnya.

Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan

dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang

tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel

lain. Penelitian ini melihat hubungan antara Emotional Quotient (X) sebagai

variabel bebas dengan tiga domain hasil belajar siswa (Y) sebagai variabel terikat

pada materi pengelolaan lingkungan. Dalam hal ini tidak berarti EQ yang tinggi

menyebabkan atau mengakibatkan hasil belajar yang tinggi, tetapi antara

keduanya ada hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang sebaliknya yaitu

ketidaksejajaran (korelasi negatif), EQ-nya tinggi tetapi hasil belajarnya rendah.

Hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dapat dilihat pada

Gambar 2 sebagai berikut.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

37

Variabel terikat (Y1)

Variabel bebas (X) Variabel terikat (Y2)

Variabel terikat (Y3)

Gambar 2. Hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menempuh 4 tahap yang secara skematis dapat dilihat seperti

pada skema berikut ini:

Gambar 3. Prosedur Penelitian

Persiapan dan

Observasi Awal

Pra Penelitian

Finalisasi

Pengumpulan

data penelitian

Emotional Quotient (EQ)

Hasil belajar kognitif

Hasil belajar afektif

Hasil belajar psikomotor

Page 49: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

38

1. Persiapan Awal dan Observasi

Pada tahap awal dan observasi, peneliti meminta surat ijin observasi

kepada pihak Universitas Negeri Semarang. Setelah itu mendatangi lokasi

penelitian yaitu SMP Negeri 29 Semarang untuk menyerahkan surat ijin,

kemudian melakukan observasi di sekolah tersebut dengan melakukan wawancara

serta pengamatan langsung kepada staf TU, guru BK, guru biologi dan beberapa

siswa. Setelah melakukan wawancara dan menemukan suatu permasalahan,

peneliti memberikan informasi tentang tujuan penelitian kepada pihak-pihak yang

terkait dalam penelitian.

2. Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian ini, peneliti menyusun proposal dan semua

instrumen penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian.

3. Pengumpulan Data Penelitian

Setelah memperoleh ijin untuk melakukan penelitian, peneliti meminta

surat ijin penelitian ke Dinas Pendidikan Kota Semarang. Kemudian peneliti

menuju SMP Negeri 29 Semarang untuk melakukan pengumpulan data penelitian.

4. Finalisasi

Tahap terakhir dari penelitian ini adalah finalisasi. Pada tahap ini peneliti

mulai mengolah data yang sudah didapatkan kemudian membuat laporan hasil

penelitian.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

39

F. Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Sumber data : Siswa, guru.

2. Jenis data : Dalam penelitian ini sumber datanya berupa data

primer. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari

tangan pertama). Data yang diperoleh berupa skala kecerdasan emosional/

Emotional Quotien (EQ), ulangan harian materi pengelolaan lingkungan,

angket penilaian domain sikap, hasil penilaian keterampilan pembuatan

produk ilmiah berupa pupuk organik dengan bantuan bakteri EM4.

3. Cara pengambilan data : Memberikan kuesioner skala Kecerdasan

Emosional/ Emotional Quotient (EQ) pada siswa serta melakukan

pengambilan nilai dengan menggunakan instrumen penilaian hasil belajar

biologi siswa domain kognitif, afektif dan psikomotor untuk materi

pengelolaan lingkungan.

G. Metode Analisis Data

Pengukuran EQ menggunakan skala kecerdasan emosional atau skala EQ

yang sudah ada dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Dari skala

tersebut diketahui variabel kecerdasan emosional diperoleh rhitung (rxy) > rtabel

untuk jumlah responden 30 responden yaitu sebesar 0,361. Kemudian untuk uji

coba reliabilitas dari 30 responden, diperoleh rhitung = 0,846 > rtabel = 0,361 pada

taraf signifikansi 5% maka instrumen penilaian untuk variabel kecerdasan

emosional dinyatakan reliabel. Skala kecerdasan emosional tersebut kemudian

divalidasi lagi oleh guru BK, sedangkan untuk pengukuran ketiga domain hasil

Page 51: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

40

belajar menggunakan instrumen yang telah dibuat bersama-sama dengan guru

Biologi di sekolah tempat penelitian.

Penelitian ini menggunakan analisis bivariat. Analisis bivariat adalah

analisis yang dilakukan lebih dari dua variabel (Notoadmodjo 2010). Sebelum

melakukan analisis bivariat dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov

Smirnov Test dan ternyata diperoleh nilai p < 0,05 maka data berdistribusi normal.

Karena data berdistribusi normal maka menggunakan uji Korelasi Pearson.

Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima bila didapatkan nilai p ≤ 0,05 dan Ho diterima dan Ha ditolak bila

didapatkan nilai p > 0,05.

Kekuatan korelasi “r” (Najmah, 2011):

1. 0,00 – 0,25 = Tidak ada hubungan / lemah hubungan

2. 0,26 – 0,50 = Sedang

3. 0,51 – 0,75 = Hubungan kuat

4. 0,76 – 1,00 = Korelasi sangat kuat / sempurna

Analisis korelasi antara Emotional Quotient (EQ) dengan tiga domain hasil

belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan dalam penelitian ini dihitung

dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Hasil uji korelasi signifikan

atau tidak dapat diketahui dari nilai signifikan (Sig.) Jika nilai Sig. <0,05 maka

koefisien yang diuji adalah signifikan. Arah hubungan dapat dilihat dari tanda

koefisien korelasi yang muncul. Apabila tanda (-) berarti semakin tinggi nilai

variabel X maka nilai variabel Y semakin rendah, sebaliknya jika tanda (+) berarti

semakin tinggi nilai variabel X maka nilai variabel Y semakin tinggi.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

41

Nilai koefisien korelasi adalah antara -1 dan +1. Semakin besar nilai

absolut koefisien korelasi (mendekati -1 atau +1), maka semakin kuat/ tinggi

hubungan linearnya. Semakin lemah/ rendah kekuatan hubungan antar variabel,

maka nilai koefisien korelasi semakin mendekati 0.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Hasil Tes Emotional Quotient (EQ)

Tes Emotional Quotient (EQ) dilakukan dengan cara menyebarkan

angket kuesioner kepada sampel siswa kelas VII SMP Negeri 29 Semarang,

kemudian dianalisis dengan hasil seperti yang tertera pada Tabel 1.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Tes Emotional

Quotient

Emotional Quotient Frekuensi Persentase

Sangat tinggi

Tinggi

Rendah

Sangat rendah

40

31

0

0

56,3

43,7

0

0

Jumlah 71 100,0

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa tingkat Emotional Quotient (EQ)

siswa kelas VII SMP Negeri 29 Semarang 100% masuk dalam kategori tinggi

dan sangat tinggi. Pada kategori tinggi sebanyak 31 responden (43,7%) dan

sangat tinggi sebanyak 40 responden (56,3%). Dari data tersebut dapat

diartikan bahwa sebagian besar siswa kelas VII SMP Negeri 29 Semarang

memiliki tingkat Emotional Quotient (EQ) yang sangat tinggi.

42

Page 54: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

43

b. Hasil Belajar Domain Kognitif

Hasil belajar domain kognitif diperoleh dari hasil ulangan harian siswa

pada materi pengelolaan lingkungan, kemudian dapat diketahui hasil

ketuntasan siswa seperti pada Tabel 2.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Belajar Domain

Kognitif Materi Pengelolaan Lingkungan

Hasil belajar Frekuensi Persentase

Tidak tuntas

Tuntas

15

56

21,1

78,9

Jumlah 71 100,0

Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil belajar domain kognitif materi pengelolaan

lingkungan pada siswa kelas VII SMP Negeri 29 Semarang sebagian besar

siswa mendapatkan nilai tuntas yaitu sebanyak 56 responden (78,9%) dan 15

responden (21,1%) masih mendapatkan nilai yang tidak tuntas.

c. Hasil Belajar Domain Afektif

Hasil belajar domain afektif untuk penilaian sikap dilakukan dengan

cara menyebarkan angket kuesioner kepada sejumlah sampel untuk kemudian

dianalisis dengan hasil seperti yang tampak pada Tabel 3.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Belajar Domain

Afektif Materi Pengelolaan Lingkungan

Hasil belajar Frekuensi Persentase

Sangat baik

Baik

Tidak baik

Sangat tidak baik

29

42

0

0

40,8

59,2

0

0

Jumlah 71 100,0

Page 55: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

44

Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil belajar domain afektif pada

siswa SMP Negeri 29 Semarang 100% masuk ke dalam kategori baik dan

sangat baik. Hal ini dapat diketahui dari Tabel 3 yaitu ada sebanyak 42

responden (59,2%) tergolong kategori baik dan sisanya sebanyak 29

responden (40,8%) pada kategori sangat baik.

d. Hasil Belajar Domain Psikomotor

Hasil belajar domain psikomotor diambil dari nilai keterampilan

pembuatan produk ilmiah berupa pupuk organik dengan bantuan bakteri EM4

dan disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hasil Belajar Domain

Psikomotor Materi Pengelolaan Lingkungan

Hasil belajar domain psikomotor pada siswa SMP Negeri 29 Semarang seperti

tampak pada Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar adalah terampil

dengan jumlah 67 responden (94,4%) dan yang tidak terampil sejumlah 4

responden (5,6%).

Hasil belajar Frekuensi Persentase

Tidak terampil

Terampil

4

67

5,6

94,4

Jumlah 71 100,0

Page 56: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

45

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Hasil Belajar Siswa

Domain Kognitif pada Materi Pengelolaan Lingkungan

Uji korelasi untuk mengetahui hubungan antara Emotional

Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa domain kognitif pada materi

pengelolaan lingkungan tersaji dalam Tabel 5.

Tabel 5 Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Hasil Belajar

Siswa Domain Kognitif

Correlations Tes EQ Kognitif

Tes EQ Pearson Correlation 1 0,336**

Sig. (2-tailed) . 0,004

N 71 71

Kognitif Pearson Correlation 0,336** 1

Sig. (2-tailed) 0,004 .

N 71 71

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa hasil uji statistik didapatkan

pvalue = 0,004 (nilai probabilitas (p) < (0,05)), dapat diartikan bahwa

ada hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa

domain kognitif pada materi pengelolaan lingkungan dengan kekuatan

korelasi sedang.

b. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Hasil Belajar Siswa

Domain Afektif pada Materi Pengelolaan Lingkungan

Uji korelasi untuk mengetahui hubungan antara Emotional

Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa domain afektif pada materi

pengelolaan lingkungan tersaji dalam Tabel 6.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

46

Tabel 6 Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Hasil Belajar

Siswa Domain Afektif

Correlations Tes EQ Afektif

Tes EQ Pearson Correlation 1 0,556**

Sig. (2-tailed) . 0,000

N 71 71

Afektif Pearson Correlation 0,556** 1

Sig. (2-tailed) 0,000 .

N 71 71

Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil uji statistik didapatkan pvalue = 0,000

(nilai probabilitas (p) < (0,05)), dapat diartikan bahwa ada hubungan

antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa domain afektif

pada materi pengelolaan lingkungan dengan kekuatan korelasi kuat.

c. Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Hasil Belajar Siswa

Domain Psikomotor pada Materi Pengelolaan Lingkungan

Uji korelasi untuk mengetahui hubungan antara Emotional

Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa domain psikomotor pada materi

pengelolaan lingkungan tersaji dalam Tabel 7.

Tabel 7 Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan Hasil Belajar

Siswa Domain Psikomotor

Correlations Tes EQ Psikomotor

Tes EQ Pearson Correlation 1 0,381**

Sig. (2-tailed) . 0,001

N 71 71

Psikomotor Pearson Correlation 0,381** 1

Sig. (2-tailed) 0,001 .

N 71 71

Page 58: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

47

Dapat dilihat pada Tabel 7 bahwa dari hasil uji statistik didapatkan pvalue

= 0,001 (nilai probabilitas (p) < (0,05)), dapat diartikan bahwa ada

hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa

domain psikomotor pada materi pengelolaan lingkungan dengan kekuatan

korelasi sedang.

B. Pembahasan

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tes Emotional Quotient (EQ)

pada siswa kelas VII SMP Negeri 29 Semarang sebagian besar hasilnya sangat

tinggi yaitu sebanyak 40 responden (56,3%) yang berarti sebagian besar siswa

kelas VII SMP Negeri 29 Semarang dapat mengelola emosinya dengan baik.

Hal ini sangat penting karena kecerdasan emosi dapat diterapkan untuk

pembelajaran, seperti yang diungkapkan oleh Nggermanto (2001) bahwa

kecerdasan emosi seseorang dapat dikembangkan menjadi lebih baik, lebih

menantang, dan lebih prospek dibanding IQ yang mana dapat diterapkan

secara luas untuk belajar, bekerja, mengajar, mengasuh anak, persahabatan

dan rumah tangga. Lebih jauh lagi, pengembangan EQ membuka pintu bagi

kemajuan kecakapan manusia di bidang kecerdasan spiritual.

Pendapat paling tinggi yaitu dari 58 responden (81,7%) tentang siswa

yang mengaku selalu yakin dalam meraih cita-cita dan tujuannya. Keyakinan

ini berarti sebagian besar siswa kelas VII SMP Negeri 29 Semarang

mempunyai perasaan motivasi yang positif. Kemampuan ini tentunya didasari

dari kemampuan mengendalikan emosinya, yaitu menahan diri terhadap

Page 59: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

48

kepuasan dan mengendalikan dorongan hati. Kemampuan seseorang dalam

mengendalikan emosinya merupakan modal pokok untuk meraih cita-cita dan

tujuannya.

Ada beberapa siswa yang belum dapat mengelola emosinya dengan

maksimal. Hal ini diketahui dari hasil analisis data yang menujukkan bahwa

siswa tidak setuju melakukan pertimbangan sebelum melakukan tindakan,

mengharapkan kritikan dari teman atau orang lain demi kebaikannya, yakin

dalam meraih cita-cita atau tujuan hidupnya, mendengarkan masalah

temannya serta ikut membantu memecahkan masalah. Hal ini diduga karena

beberapa siswa masih ada yang lebih senang menutup diri. Anak yang

cenderung menutup diri seperti itu akan memunculkan emosi-emosi negatif

yang membuatnya mudah stress dan bosan dalam belajar sesuatu. Hal ini

seperti yang disebutkan pada hasil penelitian Arsawan (2013) bahwa tingkat

stres berakibat pada rendahnya kecerdasan emosional.

Hasil belajar siswa domain kognitif pada materi pengelolaan

lingkungan sebagian besar nilainya tuntas yaitu sebanyak 56 responden

(78,9%). Nilai tuntas yaitu apabila siswa mendapatkan nilai ≥72. Hal ini

berarti siswa harus menguasai tentang materi ini. Materi ini mengajarkan

tentang bagaimana mengaplikasikan peranan manusia dalam pengelolaan

lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Nilai

ketuntasan ini dapat dicapai sebagian besar siswa dikarenakan berbagai faktor

yaitu ketika ulangan harian siswa mampu menjelaskan konsekuensi

penebangan hutan, menjelaskan pengaruh aktivitas manusia yang

Page 60: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

49

mengakibatkan pencemaran serta menyebutkan upaya untuk mengatasi dan

mencegah pencemaran lingkungan.

Tujuan domain kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan

terhadap pengetahuan dan informasi. Apabila siswa mampu menguji

ingatannya dengan baik dan berusaha semaksimal mungkin, maka hasil belajar

domain kognitifnya pun maksimal. Namun di samping itu, masih didapatkan

15 responden (21,1%) yang belum mencapai ketuntasan karena mendapatkan

nilai <72. Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi. Penyebab dari menurunnya prestasi belajar diantaranya yaitu

berupa faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang meliputi kondisi

kesehatan, minat belajar, motivasi belajar dan kebiasaan belajar sedangkan

faktor ekstern meliputi lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Sejalan dengan hasil penelitian Khafid (2007) bahwa faktor intern dan ekstern

yang ada pada diri siswa tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap kesulitan

belajar siswa.

Hasil belajar siswa domain afektif pada materi pengelolaan lingkungan

sebagian besar hasilnya yaitu bersikap baik yakni sebanyak 42 responden

(59,2%) sedangkan sebanyak 29 responden (40,8%) yakni menunjukkan sikap

sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas VII SMP

Negeri 29 Semarang sudah menampakkan tingkah laku yang positif seperti

perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, memiliki motivasi belajar,

menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan

sosialnya. Sumayku (2011) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sikap

Page 61: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

50

siswa dalam kegiatan pembelajaran memiliki hubungan yang kuat dengan

hasil prestasi belajar siswa. Sikap siswa itu berupa kemampuan menerima,

menanggapi, menilai, mengelola dan menghayati sesuatu. Oleh karena itu

variabel sikap tersebut perlu mendapatkan perhatian penting dalam proses

pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan uji statistik diperoleh pendapat responden tertinggi setuju

pada pernyataan selalu berusaha memecahkan persoalan yang ada pada materi

pengelolaan lingkungan, yaitu sebesar 52 responden (73,2%). Hal ini berarti

sebagian besar siswa memiliki karakter berpikir kritis sehingga ketika

menemukan permasalahan pada suatu hal siswa berusaha mencari pemecahan

masalahnya baik sendiri maupun meminta bantuan orang lain.. Tujuan dari

indikator kemampuan menghayati ini yaitu berhubungan kuat dengan

keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. Keterpaduan dari sistem yang

dimiliki tersebut dapat mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Meskipun banyak siswa yang sudah mampu menjaga sikapnya, masih ditemui

siswa yang tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi pengelolaan

lingkungan dengan sebaik-baiknya dengan adanya pilihan oleh satu responden

(1,4%). Hal ini dapat terjadi dari beberapa faktor diantaranya kurangnya

tingkat pemahaman ajar materi, kurangnya motivasi dan sulit berkonsentrasi.

Hasil belajar siswa domain psikomotor pada materi pengelolaan

lingkungan diperoleh dari kegiatan praktikum yaitu berupa keterampilan

pembuatan pupuk organik dengan bantuan bakteri EM4. Berdasarkan analisis

data menunjukkan bahwa sebagian besar nilainya tuntas yaitu sebanyak 67

Page 62: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

51

responden (94,4%). Hal ini diduga karena siswa memahami arahan guru, ikut

serta dalam pembuatan pupuk dan mengerjakan laporan sendiri. Hal tersebut

selaras dengan hasil penelitian Zulhelmi (2009) yang menyatakan bahwa

pengetahuan dibangun dalam pikiran siswa, dalam hal ini siswa mencari

makna dan mencoba untuk menemukan hubungan urutan di dalam kejadian-

kejadian dari dunia informasi yang mereka peroleh berdasarkan

pengalamannya (learning by experience). Selain itu dipengaruhi pula oleh

kemampuan siswa untuk kreatif dan percaya diri menampilkan dirinya dalam

menghasilkan produk ilmiah. Namun masih ada beberapa anak yang kurang

aktif dimana tampak dari 4 responden (5,6%) mendapatkan nilai tidak tuntas

karena memperoleh nilai <72. Berdasarkan tanggapan guru, kemungkinan

dikarenakan tidak memperhatikan guru, tidak ikut andil dalam pembuatan

pupuk, pasif selama kegiatan berlangsung ataupun tidak membuat laporan.

Berdasarkan uji korelasi dapat diketahui bahwa Emotional Quotient

(EQ) berhubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar siswa domain

kognitif pada materi pengelolaan lingkungan. Hasil uji korelasi menunjukkan

bahwa hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa

domain kognitif pada materi pengelolaan lingkungan termasuk dalam kategori

sedang dengan koefisien korelasi sebesar 0,336 dan pvalue sebesar 0,004.

Korelasi positif dan signifikan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil

belajar siswa domain kognitif pada materi pengelolaan lingkungan

memberikan arti bahwa jika Emotional Quotient (EQ) tinggi, maka hasil

belajar siswa domain kognitif pada materi pengelolaan lingkungan juga tinggi.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

52

Menurut Festus (2012), ada hubungan yang positif antara Emotional Quotient

(EQ) atau yang biasa disebut dengan kecerdasan emosional dengan prestasi

akademik siswa. Oleh karena itu selain pengetahuan, kecerdasan emosional

penting dalam pencapaian prestasi akademik sehingga perlu adanya kurikulum

sekolah yang memasukkan kecerdasan emosional di dalamnya.

Adanya kecerdasan emosional pada diri siswa, dapat mendorong

kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati serta keterampilan sosial

siswa sehingga memberi dampak positif terhadap pencapaian hasil belajar

kognitifnya. Hasil belajar domain kognitif berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek pengetahuan seperti pengetahuan, pengertian dan

keterampilan berpikir. Pada dasarnya kognitif adalah kemampuan intelektual

siswa dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Kecerdasan

emosi dapat menempatkan emosi seseorang pada porsi yang tepat, memilah

kepuasan dan mengatur suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari

hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri

dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut

memiliki tingkat emosional yang baik dan lebih mudah menyesuaikan diri

dalam pergaulan sosial serta lingkungannya.

Seseorang yang sedang berada dalam suasana hati yang baik,

hubungan sosial yang baik, tingkat emosional yang baik serta dapat

menyesuaikan diri cenderung untuk berpikir positif sehingga dapat berpikir

jernih dan berkonsentrasi selama pelajaran. Apabila mampu berpikir jernih

dan berkonsentrasi selama pelajaran, siswa siap ketika menghadapi ulangan

Page 64: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

53

dan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Berbeda dengan anak yang

susah mengendalikan emosi, sedang ada masalah di rumah atau sedang dalam

pertikaian dengan temannya maka sulit untuk berpikir dan berkonsentrasi

sehingga cenderung mendapatkan hasil belajar yang kurang maksimal.

Emotional Quotient (EQ) berhubungan positif dan signifikan dengan

hasil belajar siswa domain afektif pada materi pengelolaan lingkungan. Hasil

uji korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara Emotional Quotient (EQ)

dengan hasil belajar siswa domain afektif pada materi pengelolaan lingkungan

termasuk dalam kategori tinggi dengan koefisien korelasi sebesar 0,556 dan

pvalue sebesar 0,000. Korelasi positif dan signifikan antara Emotional

Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa domain afektif pada materi

pengelolaan lingkungan memberikan arti bahwa jika Emotional Quotient (EQ)

tinggi, maka hasil belajar siswa domain afektif pada materi pengelolaan

lingkungan juga tinggi. Seperti hasil penelitian Nurdin (2009) yang

menyebutkan bahwa kecerdasan emosional memiliki peranan yang

signifikan dalam mempengaruhi perilaku atau sikap manusia termasuk pola

perilaku siswa dalam penyesuaian sosial di lingkungan sekolah.

Domain afektif adalah domain yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Domain afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi

dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar domain afektif tampak pada siswa dalam

berbagai tingkah laku. Emosi merupakan salah satu elemen dasar pada diri

manusia dalam menciptakan perilaku atau sikap manusia. Agar siswa dapat

melaksanakan tugas, peranan dan tanggung jawabnya dengan baik di

Page 65: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

54

lingkungan sekolah, dituntut untuk dapat bertingkah dan berperilaku

menurut aturan, norma, hukum dan nilai-nilai yang berlaku sebagai cara

untuk memperoleh penyesuaian bagi persolan-persoalan hidup serta

terciptanya penyesuaian diri dan sosial yang sehat.

Thorndike dalam Goleman (2001) mengungkapkan peranan

kecerdasan emosional terhadap penyesuaian sosial individu adalah

kecerdasan sosial yaitu kemampuan untuk memahami orang lain dan

bertindak bijaksana dalam hubungan dengan orang lain. Lebih lanjut

Goleman (2001) menyatakan bahwa keberhasilan seseorang dalam

menyelesaikan permasalahan banyak ditentukan oleh kualitas

kecerdasannya. Seseorang yang cerdas dalam mengelola emosinya dapat

meningkatkan kualitas kepribadiannya. Kualitas kepribadian yang baik dapat

membentuk siswa berkarakter. Siswa memiliki kemampuan menerima

stimulus dengan baik, aktif dalam pembelajaran, menghargai orang lain serta

mengatur diri sehingga mampu membentuk pola tingkah laku yang baik. Pada

pembelajaran materi pengelolaan lingkungan hidup dibutuhkan sikap-sikap

siswa yang bertanggung jawab dan bekerjasama dalam memahami

konsekuensi penebangan hutan, memahami sikap-sikap manusia yang mampu

mengakibatkan pencemaran serta mengerti bagaimana upaya mengatasi dan

mencegah pencemaran tersebut.

Hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa

domain psikomotor pada materi pengelolaan lingkungan menunjukkan hasil

yang positif dan signifikan. Berdasarkan analisis data bivariat dapat dilihat

Page 66: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

55

hasil uji korelasi yang menunjukkan bahwa hubungan antara Emotional

Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa domain psikomotor pada materi

pengelolaan lingkungan termasuk dalam kategori sedang dengan koefisien

korelasi sebesar 0,381 dan pvalue sebesar 0,001. Korelasi positif dan

signifikan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa domain

psikomotor pada materi pengelolaan lingkungan memberikan arti bahwa jika

Emotional Quotient (EQ) tinggi, maka hasil belajar siswa domain psikomotor

pada materi pengelolaan lingkungan juga tinggi. Godarzi (2013) menyebutkan

bahwa kecerdasan emosional yang tinggi menumbuhkan tanggung jawab

siswa yang tinggi pula. Tanggung jawab siswa dalam kegiatan praktikum

penting untuk menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah serta dapat

menghasilkan produk ilmiah.

Pengalaman adalah kegiatan yang sifatnya memberikan interaksi

langsung yang nyata pada siswa melalui panca inderanya karena pelajaran

sains salah satunya bertujuan untuk memberi arti tentang dunia eksperimen.

Domain psikomotor merupakan kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi

motorik siswa yaitu berupa keterampilan melakukan sesuatu. Keterampilan

melakukan sesuatu tersebut meliputi keterampilan motorik, keterampilan

intelektual dan keterampilan sosial. Keterampilan pembuatan pupuk organik

dengan berbantuan bakteri EM4 menuntut siswa bagaimana mendapat

pengalaman langsung dengan melibatkan siswa dalam keterampilan tersebut.

Kegiatan tersebut menarik bagi siswa karena dapat mengidentifikasi masalah,

Page 67: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

56

melakukan percobaan untuk kemudian menarik kesimpulan dalam bentuk

laporan.

Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional merupakan

penentu dari keberhasilan kinerja siswa dalam keterampilan pembuatan pupuk

tersebut. Sikap siswa yang tidak meninggikan ego dan keinginannya, memiliki

motivasi yang tinggi, mampu memahami orang lain serta dapat membina

hubungan yang baik dengan temannya, dapat menciptakan suasana kelompok

kerja yang dinamis. Orang-orang yang mampu mengelola emosinya dengan

baik dapat sukses dalam bidang apapun.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa

simpulan yaitu sebagai berikut.

1. Ada hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa

domain kognitif pada materi pengelolaan lingkungan dengan koefisien

korelasi sebesar 0,336 dan pvalue sebesar 0,004. Hal ini berarti bahwa

semakin tinggi Emotional Quotient (EQ), maka semakin baik pula hasil

belajar kognitifnya.

2. Ada hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa

domain afektif pada materi pengelolaan lingkungan dengan koefisien korelasi

sebesar 0,556 dan pvalue sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi

Emotional Quotient (EQ), maka semakin baik pula hasil belajar afektifnya.

3. Ada hubungan antara Emotional Quotient (EQ) dengan hasil belajar siswa

domain psikomotor pada materi pengelolaan lingkungan dengan koefisien

korelasi sebesar 0,381 dan pvalue sebesar 0,001. Hal ini berarti bahwa

semakin tinggi Emotional Quotient (EQ), maka semakin baik pula hasil

belajar psikomotornya.

57

Page 69: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

58

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut.

1. Siswa kelas VII SMP Negeri 29 Semarang hendaknya dapat mengelola

kecerdasan emosionalnya dalam kegiatan pembelajaran dengan baik setelah

mendapat informasi tentang Emotional Quotient (EQ).

2. Para guru hendaknya dapat mengenal kemampuan siswa serta mengelola kelas

dari hasil tes Emotional Quotient (EQ) sehingga dapat mengarahkan

pendidikan berdasarkan kecerdasan jamak.

3. Sekolah hendaknya dapat memberikan informasi khususnya kepada para

orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan

memotivasi siswa untuk menggali Emotional Quotient (EQ) yang dimilikinya.

4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang

mempengaruhi hasil belajar seperti Spiritual Quotient (SQ), motivasi belajar,

fasilitas belajar dan cara belajar.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

59

DAFTAR PUSTAKA

Alder H. 2001. Pacu EQ dan IQ Anda. Jakarta: Erlangga.

Arsawan IWE. 2013. Pengaruh Perilaku Belajar dan Kecerdasan Emosional

terhadap Stress Kuliah dan Prestasi Belajar Mahasiswa Politeknik Negeri Bali.

Soshum Jurnal Sosial dan Humaniora 3 (1): 55-68.

Chatib M & A Said. 2012. Sekolah Anak-Anak Juara. Bandung: Kaifa.

Dann J. 2002. Memahami Kecerdasan Emosional dalam Seminggu. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Daud F. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar

terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran 19 (2): 243-255.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fabio AD & L Palazzeschi. 2009. Emotional intelligence, personality traits and

career decision difficulties. Int J Educ Vocat Guidance (9):135–146.

Festus AB. 2012. The Relationship between Emotional Intelligence and Academic

Achievement of Senior Secondary School Students in the Federal Capital

Territory, Abuja. Journal of Education and Practice 3 (10): 13-19.

Gandasetiawan ZR. 2009. Mengoptimalkan IQ & EQ Anak melalui Metode

Sensomotorik. Jakarta: Libri.

Godarzi F. 2013. The Relationship between Emotional Quotient (EQ) and Parents

and Responsibility of Students. J. Basic. Appl. Sci. Res. 3(2): 1105-1114.

Goleman D. 2001. Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Prestasi. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Haryati M. 2007. Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada

Press.

Khafid M. 2007. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

Akuntansi. Jurnal Pendidikan Ekonomi 2 (1): 1-30

Kutash K. 2000. The School and Community Study: Characteristics of Students

Who Have Emotional and Behavioral Disabilities Served in Restructuring

Public Schools. Journal of Child and Family Studies 9 (2): 175–190.

Lewis NJ et al. 2005. Emotional Intelligence in Medical Education: Measuring

the Unmeasurable?. Advances in Health Sciences Education (10):339–355.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

60

Maurus J. 2007. Mukjizat Emosi. Yogyakarta: Trubadur.

Mayer JD & CD Cobb. 2000. Educational Policy on Emotional Intelligence: Does

It Make Sense? Educational Psychology Review 12 (2): 163-183.

Najmah. 2011. Managemen&Analisa Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Nggermanto A. 2001. Quantum Quotient. Bandung: Nuansa.

Notoadmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nurdin. 2009. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Penyesuaian Sosial

Siswa di Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan 9 (1): 86-108.

Prawira PA. 2012. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Santrock JW. 2007. Remaja. Jakarta: Erlangga.

Segal J. 2000. Melejitkan Kepekaan Emosional. Bandung: Kaifa.

Sudjana N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT RR.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT RR.

Sumayku J. 2011. Hubungan Kreativitas dan Sikap Siswa dalam Proses

Pembelajaran dengan Pencapaian Prestasi Belajar pada Jurusan Listrik di

SMK Negeri 2 Bitung. Ed Vokasi Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

2 (2): 23-27.

Tirtarahardja U & L Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Vandervoort DJ. 2006. The Importance of Emotional Intelligence in Higher

Education. Current Psychology: Developmental, Learning Personality,

Social Spring 25 (1): 4-7.

Widoyoko EP. 2010. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka.

Wipperman J. 2007. Meningkatkan Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Prestasi

Pustakarya

Zulhelmi. 2009. Penilaian Psikomotor dan Respon Siswa dalam Pembelajaran

Sains Fisika melalui Penerapan Penemuan Terbimbing di SMP Negeri 20

Pekanbaru.. Jurnal Geliga Sains 3 (2) : 8-13.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

61

SILABUS

Sekolah : SMP Negeri 29 Semarang

Kelas : VII (Tujuh)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Biologi

Semester : 2 (dua)

Kompetensi

Dasar

Materi

Pokok

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu

Sum

ber Bela

jar Teknik Bentuk

Instrumen

7.4.

Mengaplika

si kan

peranan

manusia

dalam

pengelolaan

lingkungan

untuk

mengatasi

pencemaran

dan

kerusakan

lingkungan.

Pencemaran

dan

kerusakan

lingkungan

hubunganny

a dengan

aktifitas

manusia.

1. Mencari informasi

tentang konsekuensi

penebangan hutan.

2. Mencari informasi

tentang pencemaran

lingkungan.

3. Mencari informasi

tentang upaya

pelestarian

lingkungan.

1. Menjelaskan

konsekuensi penebangan

hutan.

2. Menjelaskan pengaruh

aktifitas ma-nusia yang

mengakibatkan pen-

cemaran udara, air, dan

tanah.

3. Menyebutkan upaya

untuk mengatasi dan

mencegah pencemaran

ling-kungan.

- Tes tulis

- Tes tulis

- Tes tulis

-Tes Non

tulis

- Soal

- Soal

- Soal

-Produk

ilmiah

8 x 40' - Buku

siswa

-

BukuPem

kot

- LKS

Lampiran 1

Page 73: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

62

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP N 29 Semarang

Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Kelas / Semester : VII / 2 ( dua )

Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran ( 4 x pertemuan )

A. Standar Kompetensi

7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.

B. Kompetensi Dasar

7.4.Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk

mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan dengan penuh tanggung jawab dan kerjasama tentang

konsekuensi penebangan hutan, melalui suatu diskusi kelas, untuk

menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

2. Menjelaskan dengan kerjasama dan mandiri tentang pengaruh aktifitas

manusia yang mengakibatkan pencemaran udara, air, dan tanah, melalui

suatu diskusi kelas, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau

bekerja sama.

3. Menyebutkan dengan teliti dan mandiri upaya untuk mengatasi dan

mencegah pencemaran lingkungan, melalui suatu diskusi kelas, untuk

menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

D. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan pertama:

1. Melalui diskusi kelas, siswa dapat mendefinisikan tentang pengertian

hutan, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

2. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan manfaat hutan, untuk

menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

Lampiran 2

Page 74: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

63

3. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan aktifitas manusia yang

mengakibatkan kerusakan hutan, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan

sikap mau bekerja sama.

4. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan akibat adanya kerusakan

hutan, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

5. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan upaya untuk mencegah

kerusakan hutan, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau

bekerja sama.

Pertemuan kedua:

1. Melalui diskusi kelas, siswa dapat mendeskripsikan tentang pengertian

polusi, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

2. Melalui diskusi kelas, siswa dapat mendeskripsikan tentang pengertian

polutan, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

3. Melalui diskusi kelas, siswa dapat mendeskripsikan zat dapat dikatakan

sebagai polutan, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau

bekerja sama.

4. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan komposisi udara normal,

untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama..

5. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan penyebab pencemaran

udara, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

6. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan komponen polutan udara,

untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

7. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan akibat dari pencemaran,

untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

Pertemuan ketiga:

1. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan syarat air bersih (layak

pakai), untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

2. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan penyebab pencemaran

air, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

64

3. Melalui diskusi kelas, siswa dapat mendeskripsikan tentang eutrofikasi,

untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

Pertemuan keempat:

1. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan ciri tanah yang baik,

untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

2. Melalui diskusi kelas, siswa dapat menyebutkan komponen polutan tanah,

untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap mau bekerja sama.

3. Siswa dapat menyebutkan dan melakukan upaya penanggulangan

pencemaran lingkungan, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap

mau bekerja sama.

E. Materi Pembelajaran

Peran manusia dalam mengelola lingkungan.

F. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode :

- Diskusi informasi

- Observasi

- Kerja ilmiah

2. Model Pembelajaran :

- Direct Instruction (DI)

G. Skenario/Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Perte

muan

Tahapan Rincian Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan

a. Guru menciptakan suasana religius

dengan meminta siswa berdoa yang

dipimpin oleh salah satu siswa.

b. Guru menumbuhkan rasa peduli

siswa dengan meminta siswa

membersihkan kelas sebelum

pelajaran dimulai.

c. Guru memotivasi siswa untuk kreatif

dan ingin tahu dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang terkait

pembelajaran.

d. Guru menyampaikan cakupan materi

secara umum dan penjelasan

kegiatan.

10’ -Ceramah

bervariasi

-Tanya

jawab

Page 76: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

65

Perte

muan

Tahapan Rincian Kegiatan Waktu Metode

Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru membagi siswa kedalam

beberapa kelompok kecil (4 siswa

per kelompok).

b. Guru menumbuhkan kreatifitas siswa

dengan mengajukan pertanyaan

tentang hutan dan manfaat hutan.

c. Guru membimbing siswa secara

demokratis dalam pembentukan

kelompok siswa.

d. Kelompok siswa bekerja sama

berdiskusi tentang hutan dan

manfaatnya

Elaborasi

a. Kelompok siswa mendiskusikan

tentang pengertian hutan, jenis hutan,

manfaat hutan. Diskusi kelompok

tentang dinamika penduduk secara

demokratis dan komunikatif.

b. Perwakilan dari tiap kelompok

menyampaikan hasil diskusi

kelompok dalam diskusi kelas secara

bertanggung jawab.

Konfirmasi

a. Guru memberikan umpan balik

positif terhadap hasil kerja

kelompok.

b. Guru memberikan konfirmasi secara

komunikatif terhadap hasil observasi

siswa melalui berbagai sumber.

c. Guru memberikan motivasi kepada

siswa untuk terus bereksplorasi

terkait jenis-jenis hutan dan

manfaatnya.

60’

-Diskusi

Page 77: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

66

Perte

muan

Tahapan Rincian Kegiatan Waktu Metode

Penutup

a. Guru membimbing sisiwa secara

mandiri untuk membuat rangkuman

singkat dari materi yang telah

dipelajari.

b. Guru melakukan penilaian akhir

sebagai bentuk menghargai prestasi

siswa secara bertanggung jawab.

c. Guru memberikan umpan balik

terhadap materi yang diajarkan

secara demokratis.

d. Guru merencanakan kegiatan tindak

lanjut secara mandiri dan

bertanggung jawab dengan

memberikan tugas rumah.

e. Guru memberikan pengarahan

perihal kerja kelompok dalam

pengelolaan lingkungan berupa

membuat pupuk organik berbantuan

bakteri EM4.

10’

-Ceramah

-Tanya

jawab

-Kerja

ilmiah

2 Pendahuluan a. Guru menciptakan suasana religius

dengan meminta siswa berdoa yang

dipimpin oleh salah satu siswa.

b. Guru menumbuhkan rasa peduli

siswa dengan meminta siswa

membersihkan kelas sebelum

pelajaran dimulai.

c. Guru memotivasi siswa untuk kreatif

dan ingin tahu dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang terkait

pembelajaran.

d. Guru menyampaikan cakupan materi

secara umum dan penjelasan

kegiatan.

10’ -Ceramah

bervariasi

-Tanya

jawab

Page 78: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

67

Perte

muan

Tahapan Rincian Kegiatan Waktu Metode

Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru menggali rasa ingin tahu siswa

tentang penyebab pencemaran udara.

b. Guru membimbing siswa

membentuk kelompok secara

demokratis.

Elaborasi

a. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu

dan peduli lingkungan kepada

dengan cara mengidentifikasikan zat

atau benda yang mencemari udara.

b. Kelompok siswa mendiskusikan hasil

pengamatan di dalam kelompoknya

secara mandiri dan komunikatif.

c. Perwakilan siswa dari tiap kelompok

menyajikan hasil diskusi mereka

secara mandiri dan kelompok lain

menanggapi secara bertanggung

jawab.

Konfirmasi

a. Guru memberikan umpan balik

positif terhadap hasil kerja

kelompok.

b. Guru memberikan konfirmasi secara

komunikatif terhadap hasil observasi

siswa melalui berbagai sumber.

c. Guru memberikan motivasi kepada

siswa untuk terus bereksplorasi

terkait jenis-jenis hutan dan

manfaatnya.

60’

-Diskusi

Page 79: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

68

Perte

muan

Tahapan Rincian Kegiatan Waktu Metode

Penutup

a. Guru membimbing sisiwa secara

mandiri untuk membuat rangkuman

singkat dari materi yang telah

dipelajari.

b. Guru melakukan penilaian akhir

sebagai bentuk menghargai prestasi

siswa secara bertanggung jawab.

c. Guru memberikan umpan balik

terhadap materi yang diajarkan

secara demokratis.

d. Guru merencanakan kegiatan tindak

lanjut secara mandiri dan

bertanggung jawab dengan

memberikan tugas rumah.

e. Guru menyampaikan rencana

pembelajaran pertemuan berikutnya

untuk menumbuhkan rasa ingin tahu

siswa.

10’

-Ceramah

-Tanya

jawab

3 Pendahuluan a. Guru menciptakan suasana religius

dengan meminta siswa berdoa yang

dipimpin oleh salah satu siswa.

b. Guru menumbuhkan rasa peduli

siswa dengan meminta siswa

membersihkan kelas sebelum

pelajaran dimulai.

c. Guru memotivasi siswa untuk kreatif

dan ingin tahu dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang terkait

pembelajaran.

d. Guru menyampaikan cakupan materi

secara umum dan penjelasan

kegiatan.

10’ -Ceramah

bervariasi

-Tanya

jawab

Page 80: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

69

Perte

muan

Tahapan Rincian Kegiatan Waktu Metode

Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Guru melakukan tanya jawab untuk

menumbuhkan kreatifitas dan rasa

ingin tahu siswa tentang syarat air

bersih.

b. Guru menggali rasa ingin tahu siswa

tentang penyebab pencemaran air.

c. Guru membimbing siswa

membentuk kelompok belajar secara

demokratis.

Elaborasi

a. Kelompok siswa dengan bimbingan

guru melakukan pengamatan secara

mandiri terhadap air tercemar.

b. Guru membimbing siswa untuk

kreatif dan peduli lingkungan

dengan mengidentifikasikan zat atau

benda yang mencemari air.

c. Kelompok siswa mendiskusikan

hasil pengamatan di dalam

kelompoknya secara bertanggung

jawab.

d. Perwakilan kelompok siswa

menyajikan hasil diskusi kelompok

secara demokratis dan bertanggung

jawab.

Konfirmasi

a. Guru memberikan umpan balik

positif terhadap hasil kerja

kelompok.

b. Guru memberikan konfirmasi secara

komunikatif terhadap hasil observasi

siswa melalui berbagai sumber.

c. Guru memberikan motivasi kepada

siswa untuk terus bereksplorasi

terkait jenis-jenis air dan dampaknya.

60’

-Diskusi

-Pengama

tan

Page 81: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

70

Perte

muan

Tahapan Rincian Kegiatan Waktu Metode

Penutup

1. Guru membimbing sisiwa secara

mandiri untuk membuat rangkuman

singkat dari materi yang telah

dipelajari.

2. Guru melakukan penilaian akhir

sebagai bentuk menghargai prestasi

siswa secara bertanggung jawab.

3. Guru memberikan umpan balik

terhadap materi yang diajarkan

secara demokratis.

4. Guru merencanakan kegiatan tindak

lanjut secara mandiri dan

bertanggung jawab dengan

memberikan tugas rumah.

5. Guru menyampaikan rencana

pembelajaran pertemuan berikutnya

untuk menumbuhkan rasa ingin tahu

siswa.

10’

-Ceramah

-Tanya

jawab

4 Pendahuluan 1. Guru menciptakan suasana religius

dengan meminta siswa berdoa yang

dipimpin oleh salah satu siswa.

2. Guru menumbuhkan rasa peduli

siswa dengan meminta siswa

membersihkan kelas sebelum

pelajaran dimulai.

3. Guru memotivasi siswa untuk kreatif

dan ingin tahu dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang terkait

pembelajaran.

4. Guru menyampaikan cakupan materi

secara umum dan penjelasan

kegiatan.

10’ -Ceramah

bervariasi

-Tanya

jawab

Page 82: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

71

Perte

muan

Tahapan Rincian Kegiatan Waktu Metode

Kegiatan inti Eksplorasi

a. Guru menggali rasa ingin tahu dan

kreatifitas siswa melalui pertanyaan

tentang ciri-ciri tanah yang baik.

b. Guru melakukan tanya jawab untuk

menumbuhkan rasa ingin tahu siswa

tentang komponen polutan tanah.

c. Guru membimbing siswa

membentuk kelompok belajar secara

mandiri dan demokratis.

Elaborasi

a. Kelompok siswa bekerja keras dalam

mengidentifikasikan zat atau benda

yang mencemari tanah.

b. Kelompok Siswa mendiskusikan

hasil pengamatan di dalam

kelompoknya secara bertanggung

jawab.

c. Perwakilan kelompok siswa maju

menyajikan hasil diskusi mereka

secara mandiri dan bertanggung

jawab.

Konfirmasi

a. Guru memberikan umpan balik

positif terhadap hasil kerja

kelompok.

b. Guru memberikan konfirmasi secara

komunikatif terhadap hasil observasi

siswa melalui berbagai sumber.

c. Guru memberikan motivasi kepada

siswa untuk terus bereksplorasi

terkait jenis-jenis pencemaran tanah

dan dampaknya bagi manusia.

60’

-Diskusi

Page 83: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

72

Perte

muan

Tahapan Rincian Kegiatan Waktu Metode

Penutup

a. Guru membimbing sisiwa secara

mandiri untuk membuat rangkuman

singkat dari materi yang telah

dipelajari.

b. Guru melakukan penilaian akhir

sebagai bentuk menghargai prestasi

siswa secara bertanggung jawab.

c. Guru memberikan umpan balik

terhadap materi yang diajarkan

secara demokratis.

10’ -Ceramah

-Tanya

jawab

H. Sumber dan Media Pembelajaran

1. Buku Paket Biologi Pemkot Semarang

2. Lingkungan sekitar sekolah.

3. Kartu bergambar

4. Buku referensi yang relevan.

Page 84: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

73

Kisi-Kisi Instrumen Tes EQ

No. Indikator No Item Jumlah

1. Mengenali emosi diri 1, 2, 3, 4, 5, 6 6

2. Mengelola emosi diri 7, 8, 9, 10, 11, 12 6

3. Memotivasi diri 13, 14, 15, 16 4

4. Mengenali emosi orang lain 17, 18, 19, 20 4

5. Membina hubungan dengan

orang lain

21, 22, 23, 24 4

Skor = (Jumlah skor : Skor maksimal) x 100%

Kriteria deskripsi persentase Emotional Quotient (EQ):

0% - 25 % = sangat rendah

26% - 50% = rendah

51% - 75% = tinggi

76% - 100% = sangat tinggi

Lampiran 3

Page 85: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

74

Lampiran 4

Page 86: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

75

Page 87: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

76

Lampiran 5

Page 88: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

77

Page 89: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

78

Page 90: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

79

Hasil Revisi Item Skala Emotional Quotient (EQ)

No. Sebelum direvisi Setelah direvisi

1. Bila saya sedang bersedih, berusaha

agar orang lain tidak mengetahuinya.

Bila saya sedang bersedih, berusaha

agar orang lain tidak mengetahuinya.

2. Saya mengetahui hal-hal yang membuat

saya bersemangat lagi.

Saya mengetahui hal-hal yang

membuat saya bersemangat lagi.

3. Saya selalu melakukan introspeksi diri

untuk menemukan kembali hal-hal yang

penting dalam hidup saya.

Saya selalu melakukan introspeksi diri

untuk menemukan kembali hal-hal

yang penting dalam hidup saya.

4. Saya tidak pernah menyesal dengan

keputusan yang saya ambil.

Saya selalu menyesal dengan

keputusan yang saya ambil.

5. Saya selalu berusaha merubah

kebiasaan buruk yang saya lakukan.

Saya selalu berusaha merubah

kebiasaan buruk yang saya lakukan.

6. Jika suasana hati sedang tidak nyaman,

saya tidak terlalu memikirkannya dan

dapat keluar dari kondisi ini dengan

cepat.

Jika suasana hati sedang tidak

nyaman, saya tidak terlalu

memikirkannya dan dapat keluar dari

kondisi ini dengan cepat.

7. Saya tidak pernah marah tanpa alas an

yang jelas.

Saya pernah marah tanpa alasan yang

jelas.

8. Saya tidak pernah memarahi seseorang

di depan orang banyak.

Saya pernah memarahi seseorang di

depan orang banyak.

9. Saya selalu tenang ketika menghadapi

masalah.

Saya selalu gelisah ketika menghadapi

masalah.

10. Saya selalu melakukan pertimbangan

sebelum melakukan tindakan dan saya

menganggap itu yang harus saya

lakukan.

Saya selalu melakukan pertimbangan

sebelum melakukan tindakan dan saya

menganggap itu yang harus saya

lakukan.

Lampiran 6

Page 91: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

80

No. Sebelum direvisi Setelah direvisi

11. Saya selalu tenang ketika menghadapi

orang lain, termasuk ketika harus

menghadapi guru.

Saya selalu tenang ketika menghadapi

orang lain, termasuk ketika harus

menghadapi guru.

12. Saya selalu mengharapkan kritikan dari

teman atau orang lain demi kebaikan

saya.

Saya selalu mengharapkan kritikan

dari teman atau orang lain demi

kebaikan saya.

13. Persaingan yang ketat tidak mengurangi

semangat saya untuk belajar dan

berusaha.

Persaingan yang ketat mengurangi

semangat saya untuk belajar dan

berusaha.

14. Saya selalu yakin meraih cita-cita atau

tujuan hidup saya.

Saya selalu yakin dalam meraih cita-

cita atau tujuan hidup saya.

15. Saya selalu termotivasi untuk belajar

lebih giat lagi ketika teman saya

mendapat nilai yang lebih bagus dari

saya.

Saya selalu termotivasi untuk belajar

lebih giat lagi ketika teman saya

mendapat nilai yang lebih bagus dari

saya.

16. Saya selalu yakin dapat memecahkan

setiap masalah yang saya hadapi.

Saya selalu yakin dapat memecahkan

setiap masalah yang saya hadapi.

17. Saya merasa senang jika ada teman

yang menceritakan masalahnya kepada

saya dan meminta pendapat saya.

Saya merasa malas jika ada teman

yang menceritakan masalahnya

kepada saya.

18. Saya lebih suka menceritakan masalah

saya kepada teman dan meminta

membantu memecahkan masalah saya

apabila saya merasa kesulitan

memecahkannya daripada saya pendam

sendiri.

Saya lebih suka menceritakan masalah

kepada teman saya.

Page 92: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

81

No. Sebelum direvisi Setelah direvisi

19. Saya dapat memahami sudut pandang

orang lain.

Saya dapat memahami sudut pandang

orang lain.

20. Saya senang membantu memecahkan

masalah orang lain.

Saya senang membantu memecahkan

masalah orang lain.

21. Saya selalu siap ketika harus berbicara

di depan orang banyak.

Saya selalu grogi ketika harus

berbicara di depan orang banyak.

22. Saya selalu memilih teman dalam

pergaulan di sekolah maupun di luar

sekolah.

Saya selalu memilih teman dalam

pergaulan di sekolah maupun di luar

sekolah.

23. Saya mudah akrab dengan orang lain

walaupun dengan orang baru.

Saya mudah akrab dengan orang lain

walaupun dengan orang baru.

24. Saya tidak merasa kesulitan jika harus

beradaptasi dengan lingkungan yang

baru.

Saya merasa kesulitan jika harus

beradaptasi dengan lingkungan yang

baru.

Page 93: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

82

Penilaian Indikator

Teknik Bentuk Instrumen Nomor

Instru

men

o Menjelaskan konsekuensi

penebangan hutan.

o Menjelaskan pengaruh

aktifitas manusia yang

mengakibatkan pencemaran

udara, air, dan tanah.

o Menyebutkan upaya untuk

mengatasi dan mencegah

pencemaran lingkungan.

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes tulis

Tes Pilihan Ganda

Tes Pilihan Ganda

Tes Pilihan Ganda

Tes Uraian

Tes Pilihan Ganda

Tes Pilihan Ganda

Tes Pilihan Ganda

Tes Uraian

Tes Uraian

Tes Pilihan Ganda

Tes Pilhan Ganda

Tes Pilihan Ganda

Tes Pilihan Ganda

Tes Uraian

1

2

3

11

4

5

6

12

13

7

8

9

10

14

Kisi-Kisi Instrumen Domain Kognitif

Materi Pengelolaan Lingkungan

Lampiran 7

Page 94: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

83

Skor:

I. Tes Pilihan Ganda

Skor tiap-tiap soal = 1

Jumlah skor 10 soal = 10

II. Tes Uraian

1. 4

2. 3

3. 4

4. 4

Jumlah skor 4 soal = 15

Nilai = (I + II) X 4 = 100

Kriteria deskripsi penilaian kognitif:

Skor <72 = tidak tuntas

Skor ≥72 = tuntas

Page 95: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

84

Lampiran 8

Page 96: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

85

Kisi-Kisi Instrumen Domain Afektif

Materi Pengelolaan Lingkungan

No. Indikator Jumlah

butir

Pernyataan No

1. Kemampuan

menerima

5 - Saya mengikuti pelajaran pada materi ini

dengan sebaik-baiknya karena materi ini

penting dalam pembelajaran biologi.

- Saya kurang yakin bahwa materi

pelajaran ini sangat mudah untuk

dipahami.

- Saya selalu mencatat tentang materi ini

dengan lengkap.

- Saya dapat mengelola usaha-usaha yang

harus saya lakukan untuk mempelajari

materi ini sebaik-baiknya.

- Saya takut menanyakan pada guru hal-hal

yang sulit saya pahami tentang materi ini.

1

2

3

4

5

2. Kemampuan

menanggapi

5 - Saya selalu menjawab setiap pertanyaan

yang diberikan oleh guru.

- Saya melaporkan hasil diskusi,

pengamatan.

- Saya merasa tidak peduli jika teman saya

ada yang kesulitan mengenai materi ini.

- Saya mendukung metode pembelajaran

yang diterapkan oleh guru pada materi ini.

- Saya merasa kurang terampil dalam

membuat produk ilmiah yang baik.

6

7

8

9

10

Lampiran 9

Page 97: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

86

No. Indikator Jumlah

butir

Pernyataan No

3. Kemampuan

menilai

5 - Saya kurang yakin bahwa kinerja guru

sudah maksimal.

- Saya berkeyakinan bahwa siswa yang ikut

bimbingan belajar cenderung akan

mendapat nilai yang baik pada materi ini.

- Saya kurang yakin bahwa hasil yang saya

capai pada materi ini adalah atas usaha

saya sendiri.

- Saya selalu memberikan pendapat saya

ketika diskusi mengenai materi ini.

- Saya kurang aktif dalam kegiatan diskusi

mengenai materi ini.

11

12

13

14

15

4. Kemampuan

mengelola

5 - Saya menggabungkan materi yang saya

peroleh dari guru dan referensi lain (buku,

internet, dll).

- Saya membuat peta konsep sebelum

pembelajaran materi ini dimulai.

- Saya senang mendiskusikan materi ini

dengan teman-teman.

- Saya selalu memperhatikan guru ketika

menjelaskan materi ini dengan sebaik-

baiknya.

- Saya mempertahankan semangat belajar

untuk belajar materi ini.

16

17

18

19

20

Page 98: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

87

No. Indikator Jumlah

butir

Pernyataan No

5. Kemampuan

menghayati

5 - Saya selalu berdoa sebelum pembelajaran

materi ini dimulai.

- Saya berusaha memecahkan setiap

persoalan yang ada pada materi ini.

- Saya mampu menjelaskan dengan penuh

tanggung jawab dan kerjasama tentang

konsekuensi penebangan hutan.

- Saya mampu menjelaskan dengan

kerjasama dan mandiri tentang pengaruh

aktifitas manusia yang mengakibatkan

pencemaran udara, air, dan tanah.

- Saya berupaya untuk mengatasi dan

mencegah pencemaran lingkungan.

21

22

23

24

25

Skor = (Jumlah skor : Skor maksimal) x 100%

Kriteria deskripsi persentase penilaian afektif:

0% - 25 % = sangat tidak baik

26% - 50% = tidak baik

51% - 75% = baik

76% - 100% = sangat baik

Page 99: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

88

Lampiran 10

Page 100: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

89

Page 101: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

90

Kisi-kisi Domain Psikomotor

Keterampilan Pembuatan Pupuk Organik dengan Bantuan Bakteri EM4

Indikator Tahapan Deskripsi

Kegiatan

Kriteria Skor

- Persepsi

- Kesiapan

- Respon

terpimpin

Persiapan Penyiapan alat

dan bahan

Alat dan bahan disiapkan

dengan lengkap

4

Sebagian besar alat dan

bahan yang disiapkan

3

Sebagian kecil alat dan

bahan yang disiapkan

2

Tidak menyiapkan alat

dan bahan

1

- Mekanisme

- Respon

tampak

- Penyesuaian

Pelaksanaan Proses

pembuatan

serta hasil akhir

Proses pembuatan

adonan pupuk,

pemberian air,

pengadukan, pemanenan

dan penanganan pasca

panen dilakukan

4

Salah satu proses tidak

dilakukan

3

Lebih dari satu proses

tidak dilakukan

2

Tidak melakukan proses

1

Lampiran 11

Page 102: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

91

Indikator Tahapan Deskripsi

Kegiatan

Kriteria Skor

- Penciptaan Pelaporan Kerapihan,

kelengkapan

dan ketepatan

waktu

Laporan ditulis dengan

rapi, lengkap dan

mengumpulkan tepat

waktu

4

Salah satu kriteria tidak

terpenuhi

3

Lebih dari satu kriteria

tidak terpenuhi

2

Tidak membuat laporan 1

Skor= (Jumlah skor : 12) x 100

Kriteria deskripsi penilaian psikomotor:

Skor <72 = tidak terampil

Skor ≥72 = terampil

Page 103: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

92

Lampiran 12

Page 104: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

93

Page 105: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

94

DATA PENELITIAN

TES EQ

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Jmh % Kategori

1 3 4 4 3 3 2 1 1 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 4 2 2 3 4 73 76 sangat tinggi

2 2 3 3 3 4 3 1 1 1 1 4 2 1 4 1 3 3 3 1 2 1 1 3 1 52 54 tinggi

3 3 3 3 1 3 2 1 1 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 70 73 tinggi

4 3 4 4 2 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 2 2 3 4 74 77 sangat tinggi

5 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 1 3 4 80 83 sangat tinggi

6 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 4 4 3 3 2 3 4 1 4 4 2 75 78 sangat tinggi

7 4 4 3 2 4 3 3 3 1 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 1 2 2 3 71 74 tinggi

8 3 3 3 1 3 2 2 1 1 4 3 4 4 4 4 2 4 3 1 3 1 1 2 2 61 64 tinggi

9 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 81 84 sangat tinggi

10 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 74 77 sangat tinggi

11 2 4 3 2 3 4 2 4 2 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 2 1 3 4 2 71 74 tinggi

12 3 3 3 3 4 3 1 2 1 3 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 74 77 sangat tinggi

13 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 2 3 2 70 73 tinggi

14 3 4 3 3 4 2 2 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 73 76 sangat tinggi

15 4 4 3 1 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 81 84 sangat tinggi

16 4 2 3 1 4 2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 3 4 1 4 3 1 1 4 4 65 68 tinggi

17 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 77 80 sangat tinggi

18 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 1 4 3 3 72 75 tinggi

19 4 4 4 4 3 4 1 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 83 86 sangat tinggi

20 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 4 2 1 2 3 73 76 sangat tinggi

21 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 2 1 3 4 1 4 1 3 77 80 sangat tinggi

22 2 4 3 2 4 3 2 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 2 1 4 2 71 74 tinggi

23 4 3 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 4 4 3 3 2 1 3 3 1 4 3 4 71 74 tinggi

24 3 4 4 3 4 3 2 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 2 78 81 sangat tinggi

Lampiran 13

Page 106: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

95

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Jmh % Kategori

25 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 73 76 sangat tinggi

26 3 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 4 1 1 1 3 2 3 3 2 4 3 3 71 74 tinggi

27 4 3 3 2 4 2 2 1 2 2 3 3 2 4 3 2 4 4 3 4 2 4 3 3 69 72 tinggi

28 4 3 4 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 1 1 2 2 68 71 tinggi

29 3 4 4 2 4 3 1 4 1 4 2 4 4 4 4 3 4 1 3 3 1 4 2 2 71 74 tinggi

30 3 4 3 4 4 4 1 1 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 1 2 4 4 77 80 sangat tinggi

31 2 3 3 3 3 4 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 67 70 tinggi

32 3 4 3 4 4 1 1 1 1 3 2 3 3 4 4 4 1 1 3 4 1 4 4 4 67 70 tinggi

33 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 69 72 tinggi

34 4 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 1 3 2 2 65 68 tinggi

35 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 1 4 3 2 78 81 sangat tinggi

36 2 3 4 3 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 75 78 sangat tinggi

37 4 3 4 3 4 1 2 4 2 4 2 3 4 4 4 3 3 3 2 3 1 4 3 2 72 75 tinggi

38 2 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 78 81 sangat tinggi

39 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 1 2 1 1 4 2 4 73 76 sangat tinggi

40 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 1 4 3 73 76 sangat tinggi

41 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 2 77 80 sangat tinggi

42 4 3 4 3 4 1 1 2 1 2 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 1 3 2 4 69 72 tinggi

43 3 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 65 68 tinggi

44 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 1 3 3 3 1 4 4 80 83 sangat tinggi

45 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 87 91 sangat tinggi

46 4 3 4 4 4 1 3 4 1 4 4 2 3 4 4 1 4 4 3 4 1 1 4 3 74 77 sangat tinggi

47 3 4 4 3 3 2 2 4 2 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 2 72 75 tinggi

48 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 74 77 sangat tinggi

49 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 1 4 3 4 3 4 3 4 2 2 4 3 78 81 sangat tinggi

50 2 3 4 3 4 2 2 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 1 3 4 76 79 sangat tinggi

Page 107: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

96

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Jmh % Kategori

51 2 2 4 3 4 2 4 4 1 3 2 4 2 4 4 4 4 3 3 3 1 1 3 1 68 71 tinggi

52 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 2 4 3 3 76 79 sangat tinggi

53 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 69 72 tinggi

54 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 2 66 69 tinggi

55 4 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 4 4 3 2 2 2 4 3 4 4 3 76 79 sangat tinggi

56 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 1 4 4 4 4 3 1 0 4 2 1 3 4 73 76 sangat tinggi

57 3 4 3 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 73 76 sangat tinggi

58 2 3 3 4 3 2 2 4 2 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 1 68 71 tinggi

59 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 2 3 70 73 tinggi

60 3 4 4 3 4 2 3 2 1 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 4 4 3 74 77 sangat tinggi

61 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 1 4 4 80 83 sangat tinggi

62 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 71 74 tinggi

63 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 80 83 sangat tinggi

64 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 1 4 3 82 85 sangat tinggi

65 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 70 73 tinggi

66 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 1 3 2 75 78 sangat tinggi

67 4 4 3 2 3 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 3 4 1 2 4 3 2 4 1 75 78 sangat tinggi

68 4 3 3 3 4 3 2 3 2 4 4 2 4 4 4 3 3 3 1 4 1 3 3 2 72 75 tinggi

69 3 4 3 4 3 1 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 1 1 4 3 74 77 sangat tinggi

70 4 4 4 3 3 2 2 3 1 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 4 1 2 4 3 74 77 sangat tinggi

71 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 0 3 4 3 2 3 3 2 3 3 71 74 tinggi

Page 108: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

97

DATA PENELITIAN

AFEKTIF

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 Jmh % Kategori

1 3 3 2 3 2 2 2 4 2 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 4 3 2 2 3 57 57 baik

2 3 2 2 2 2 2 3 3 4 1 3 3 1 3 2 2 2 3 2 1 4 3 2 1 4 60 60 baik

3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 73 73 baik

4 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 4 72 72 baik

5 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 83 83 sangat baik

6 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 75 75 baik

7 4 2 4 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 75 75 baik

8 4 4 3 3 1 2 3 4 4 1 4 1 3 2 2 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 73 73 baik

9 4 2 4 3 3 2 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 81 81 sangat baik

10 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 75 75 baik

11 3 2 4 4 2 3 3 2 4 2 3 4 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 77 77 sangat baik

12 3 2 3 4 2 2 3 4 3 1 4 3 1 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 78 78 sangat baik

13 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 72 72 baik

14 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 2 3 74 74 baik

15 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 89 89 sangat baik

16 3 4 4 4 2 3 3 1 3 3 4 4 2 2 2 4 2 2 4 4 4 2 3 3 4 76 76 sangat baik

17 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 80 80 sangat baik

18 4 2 3 3 3 3 2 2 4 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 71 71 baik

19 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 1 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 3 3 3 85 85 sangat baik

20 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 74 74 baik

21 4 4 4 4 4 3 4 1 4 2 4 2 3 2 1 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 79 79 sangat baik

22 3 2 3 3 2 2 3 4 3 2 4 2 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 2 4 74 74 baik

23 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 1 4 3 2 4 3 3 3 2 3 4 72 72 baik

24 4 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 2 2 2 3 2 4 3 3 4 3 2 2 4 72 72 baik

25 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 76 76 sangat baik

Page 109: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

98

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 Jmh % Kategori

26 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 75 75 baik

27 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 74 74 baik

28 3 2 4 2 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 78 78 sangat baik

29 3 3 4 2 4 3 3 3 4 2 4 1 2 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4 77 77 sangat baik

30 4 2 2 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 0 4 2 2 2 3 4 3 3 3 2 3 73 73 baik

31 3 2 2 4 3 3 4 4 4 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 72 72 baik

32 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 86 86 sangat baik

33 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 67 67 baik

34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 74 74 baik

35 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 75 75 baik

36 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 62 62 baik

37 4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 4 4 2 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 80 80 sangat baik

38 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 1 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 82 82 sangat baik

39 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 64 64 baik

40 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 69 69 baik

41 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73 73 baik

42 3 3 2 3 4 2 3 3 4 2 3 3 1 3 2 3 2 2 1 3 3 3 2 3 2 65 65 baik

43 3 3 2 3 1 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 3 3 67 67 baik

44 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 1 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 84 84 sangat baik

45 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 90 90 sangat baik

46 4 1 2 4 1 3 4 4 4 4 4 1 1 3 3 4 1 4 3 4 2 2 4 4 3 74 74 baik

47 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 79 79 sangat baik

48 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 70 70 baik

49 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 4 4 84 84 sangat baik

50 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 80 80 sangat baik

51 2 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 3 2 4 4 2 2 4 68 68 baik

52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 68 68 baik

Page 110: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

99

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 Jmh % Kategori

53 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 70 70 baik

54 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 2 2 3 3 64 64 baik

55 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 1 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 87 87 sangat baik

56 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 87 87 sangat baik

57 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 72 72 baik

58 3 3 3 2 4 2 3 4 3 2 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 4 74 74 baik

59 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 70 70 baik

60 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 69 69 baik

61 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 1 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 81 81 sangat baik

62 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 77 77 sangat baik

63 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 79 79 sangat baik

64 4 4 3 3 3 2 4 4 4 2 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 84 84 sangat baik

65 4 2 2 2 3 2 3 3 4 2 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 71 71 baik

66 3 2 2 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 77 77 sangat baik

67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 75 baik

68 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 82 82 sangat baik

69 3 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 2 4 3 77 77 sangat baik

70 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 70 70 baik

71 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 68 68 baik

Page 111: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

100

DATA PENELITIAN

KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR

No Skor Kognitif Kategori Skor Psikomotor Kategori

1 85 tuntas 85 terampil

2 85 tuntas 70 tidak terampil

3 80 tuntas 90 terampil

4 90 tuntas 95 terampil

5 90 tuntas 100 terampil

6 95 tuntas 85 terampil

7 90 tuntas 85 terampil

8 80 tuntas 85 terampil

9 100 tuntas 90 terampil

10 75 tuntas 90 terampil

11 80 tuntas 85 terampil

12 95 tuntas 80 terampil

13 85 tuntas 70 tidak terampil

14 90 tuntas 85 terampil

15 100 tuntas 95 terampil

16 85 tuntas 95 terampil

17 90 tuntas 90 terampil

18 74 tuntas 95 terampil

19 100 tuntas 95 terampil

20 90 tuntas 90 terampil

21 95 tuntas 90 terampil

22 70 tidak tuntas 70 tidak terampil

23 75 tuntas 70 tidak terampil

24 60 tidak tuntas 100 terampil

25 80 tuntas 90 terampil

Page 112: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

101

No Skor Kognitif Kategori Skor Psikomotor Kategori

26 86 tuntas 75 terampil

27 68 tidak tuntas 80 terampil

28 70 tidak tuntas 92 terampil

29 98 tuntas 85 terampil

30 62 tidak tuntas 90 terampil

31 70 tidak tuntas 95 terampil

32 66 tidak tuntas 85 terampil

33 84 tuntas 95 terampil

34 84 tuntas 85 terampil

35 100 tuntas 95 terampil

36 84 tuntas 90 terampil

37 64 tidak tuntas 95 terampil

38 82 tuntas 95 terampil

39 76 tuntas 95 terampil

Page 113: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

102

No Skor Kognitif Kategori Skor Psikomotor Kategori

40 86 tuntas 87 terampil

41 80 tuntas 90 terampil

42 76 tuntas 80 terampil

43 70 tidak tuntas 90 terampil

44 90 tuntas 95 terampil

45 96 tuntas 95 terampil

46 74 tuntas 90 terampil

47 92 tuntas 90 terampil

48 92 tuntas 100 terampil

49 60 tidak tuntas 95 terampil

50 86 tuntas 95 terampil

51 58 tidak tuntas 90 terampil

52 84 tuntas 87 terampil

53 68 tidak tuntas 90 terampil

54 78 tuntas 90 terampil

55 78 tuntas 72 terampil

56 78 tuntas 75 terampil

57 53 tidak tuntas 80 terampil

58 69 tidak tuntas 72 terampil

59 65 tidak tuntas 80 terampil

60 85 tuntas 88 terampil

61 80 tuntas 85 terampil

62 80 tuntas 90 terampil

63 90 tuntas 90 terampil

Page 114: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

103

No Skor Kognitif Kategori Skor Psikomotor Kategori

64 88 tuntas 85 terampil

65 93 tuntas 74 terampil

66 93 tuntas 78 terampil

67 85 tuntas 90 terampil

68 80 tuntas 78 terampil

69 84 tuntas 80 terampil

70 88 tuntas 90 terampil

71 95 tuntas 90 terampil

Page 115: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

104

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Univariat Emotional Quotient

Statistics

TesEQ

71

0

Valid

Missing

N

TesEQ

31 43.7 43.7 43.7

40 56.3 56.3 100.0

71 100.0 100.0

tinggi

sangat tinggi

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P01

15 21.1 21.1 21.1

36 50.7 50.7 71.8

20 28.2 28.2 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P02

4 5.6 5.6 5.6

33 46.5 46.5 52.1

34 47.9 47.9 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P03

39 54.9 54.9 54.9

32 45.1 45.1 100.0

71 100.0 100.0

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 116: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

105

P04

4 5.6 5.6 5.6

9 12.7 12.7 18.3

43 60.6 60.6 78.9

15 21.1 21.1 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P05

1 1.4 1.4 1.4

25 35.2 35.2 36.6

45 63.4 63.4 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P06

5 7.0 7.0 7.0

21 29.6 29.6 36.6

32 45.1 45.1 81.7

13 18.3 18.3 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P07

12 16.9 16.9 16.9

29 40.8 40.8 57.7

21 29.6 29.6 87.3

9 12.7 12.7 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P08

7 9.9 9.9 9.9

15 21.1 21.1 31.0

27 38.0 38.0 69.0

22 31.0 31.0 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 117: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

106

P09

12 16.9 16.9 16.9

29 40.8 40.8 57.7

24 33.8 33.8 91.5

6 8.5 8.5 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P10

1 1.4 1.4 1.4

4 5.6 5.6 7.0

27 38.0 38.0 45.1

39 54.9 54.9 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P11

12 16.9 16.9 16.9

45 63.4 63.4 80.3

14 19.7 19.7 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P12

1 1.4 1.4 1.4

11 15.5 15.5 16.9

37 52.1 52.1 69.0

22 31.0 31.0 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P13

3 4.2 4.2 4.2

7 9.9 9.9 14.1

32 45.1 45.1 59.2

29 40.8 40.8 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 118: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

107

P14

1 1.4 1.4 1.4

12 16.9 16.9 18.3

58 81.7 81.7 100.0

71 100.0 100.0

1

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P15

1 1.4 1.4 1.4

2 2.8 2.8 4.2

2 2.8 2.8 7.0

18 25.4 25.4 32.4

48 67.6 67.6 100.0

71 100.0 100.0

0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P16

2 2.8 2.8 2.8

4 5.6 5.6 8.5

43 60.6 60.6 69.0

22 31.0 31.0 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P17

1 1.4 1.4 1.4

4 5.6 5.6 7.0

40 56.3 56.3 63.4

26 36.6 36.6 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P18

9 12.7 12.7 12.7

17 23.9 23.9 36.6

29 40.8 40.8 77.5

16 22.5 22.5 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 119: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

108

P19

1 1.4 1.4 1.4

3 4.2 4.2 5.6

21 29.6 29.6 35.2

42 59.2 59.2 94.4

4 5.6 5.6 100.0

71 100.0 100.0

0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P20

1 1.4 1.4 1.4

3 4.2 4.2 5.6

34 47.9 47.9 53.5

33 46.5 46.5 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P21

23 32.4 32.4 32.4

30 42.3 42.3 74.6

15 21.1 21.1 95.8

3 4.2 4.2 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P22

17 23.9 23.9 23.9

14 19.7 19.7 43.7

20 28.2 28.2 71.8

20 28.2 28.2 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 120: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

109

P23

1 1.4 1.4 1.4

13 18.3 18.3 19.7

31 43.7 43.7 63.4

26 36.6 36.6 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P24

4 5.6 5.6 5.6

17 23.9 23.9 29.6

30 42.3 42.3 71.8

20 28.2 28.2 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

B. Analisis Univariat Hasil Belajar Kognitif

Statistics

Kognitif

71

0

Valid

Missing

N

Kognitif

15 21.1 21.1 21.1

56 78.9 78.9 100.0

71 100.0 100.0

tidak tuntas

tuntas

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

C. Analisis Univariat Hasil Belajar Afektif

Statistics

Af ektif

71

0

Valid

Missing

N

Page 121: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

110

Afektif

42 59.2 59.2 59.2

29 40.8 40.8 100.0

71 100.0 100.0

baik

sangat baik

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P01

2 2.8 2.8 2.8

41 57.7 57.7 60.6

28 39.4 39.4 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P02

1 1.4 1.4 1.4

31 43.7 43.7 45.1

29 40.8 40.8 85.9

10 14.1 14.1 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P03

16 22.5 22.5 22.5

32 45.1 45.1 67.6

23 32.4 32.4 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P04

12 16.9 16.9 16.9

46 64.8 64.8 81.7

13 18.3 18.3 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 122: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

111

P05

4 5.6 5.6 5.6

13 18.3 18.3 23.9

33 46.5 46.5 70.4

21 29.6 29.6 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P06

1 1.4 1.4 1.4

27 38.0 38.0 39.4

38 53.5 53.5 93.0

5 7.0 7.0 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P07

5 7.0 7.0 7.0

47 66.2 66.2 73.2

19 26.8 26.8 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P08

2 2.8 2.8 2.8

4 5.6 5.6 8.5

39 54.9 54.9 63.4

26 36.6 36.6 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P09

3 4.2 4.2 4.2

40 56.3 56.3 60.6

28 39.4 39.4 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 123: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

112

P10

4 5.6 5.6 5.6

31 43.7 43.7 49.3

31 43.7 43.7 93.0

5 7.0 7.0 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P11

3 4.2 4.2 4.2

5 7.0 7.0 11.3

44 62.0 62.0 73.2

19 26.8 26.8 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P12

8 11.3 11.3 11.3

31 43.7 43.7 54.9

20 28.2 28.2 83.1

12 16.9 16.9 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P13

5 7.0 7.0 7.0

21 29.6 29.6 36.6

35 49.3 49.3 85.9

10 14.1 14.1 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P14

1 1.4 1.4 1.4

21 29.6 29.6 31.0

40 56.3 56.3 87.3

9 12.7 12.7 100.0

71 100.0 100.0

0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 124: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

113

P15

2 2.8 2.8 2.8

12 16.9 16.9 19.7

48 67.6 67.6 87.3

9 12.7 12.7 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P16

1 1.4 1.4 1.4

14 19.7 19.7 21.1

37 52.1 52.1 73.2

19 26.8 26.8 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P17

3 4.2 4.2 4.2

37 52.1 52.1 56.3

28 39.4 39.4 95.8

3 4.2 4.2 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P18

1 1.4 1.4 1.4

12 16.9 16.9 18.3

40 56.3 56.3 74.6

18 25.4 25.4 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P19

1 1.4 1.4 1.4

9 12.7 12.7 14.1

38 53.5 53.5 67.6

23 32.4 32.4 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 125: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

114

P20

1 1.4 1.4 1.4

4 5.6 5.6 7.0

39 54.9 54.9 62.0

27 38.0 38.0 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P21

5 7.0 7.0 7.0

26 36.6 36.6 43.7

40 56.3 56.3 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P22

8 11.3 11.3 11.3

52 73.2 73.2 84.5

11 15.5 15.5 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P23

23 32.4 32.4 32.4

44 62.0 62.0 94.4

4 5.6 5.6 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

P24

1 1.4 1.4 1.4

12 16.9 16.9 18.3

46 64.8 64.8 83.1

12 16.9 16.9 100.0

71 100.0 100.0

1

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

Page 126: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

115

P25

1 1.4 1.4 1.4

34 47.9 47.9 49.3

36 50.7 50.7 100.0

71 100.0 100.0

2

3

4

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

D. Analisis Univariat Hasil Belajar Psikomotor

Statistics

Psikomotorik

71

0

Valid

Missing

N

Psikomotorik

4 5.6 5.6 5.6

67 94.4 94.4 100.0

71 100.0 100.0

tidak tuntas

tuntas

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

E. Analisis Uji KeNormalan Data

Case Processing Summary

71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

TesEQ

Kognitif

Af ektif

Psikomotorik

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Tidak terampil

Terampil

Page 127: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

116

Descriptives

72.99 .638

71.71

74.26

73.11

73.00

28.928

5.379

52

87

35

6

-.593 .285

2.672 .563

81.79 1.326

79.14

84.43

82.13

84.00

124.826

11.173

53

100

47

15

-.477 .285

-.326 .563

74.89 .801

73.29

76.48

74.94

74.00

45.501

6.745

57

90

33

8

-.044 .285

.126 .563

87.15 .924

85.31

89.00

87.44

90.00

60.619

7.786

70

100

30

10

-.706 .285

-.185 .563

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% Conf idence

Interv al for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Dev iation

Minimum

Maximum

Range

Interquart ile Range

Skewness

Kurtosis

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% Conf idence

Interv al for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Dev iation

Minimum

Maximum

Range

Interquart ile Range

Skewness

Kurtosis

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% Conf idence

Interv al for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Dev iation

Minimum

Maximum

Range

Interquart ile Range

Skewness

Kurtosis

Mean

Lower Bound

Upper Bound

95% Conf idence

Interv al for Mean

5% Trimmed Mean

Median

Variance

Std. Dev iation

Minimum

Maximum

Range

Interquart ile Range

Skewness

Kurtosis

TesEQ

Kognitif

Af ektif

Psikomotorik

Stat ist ic Std. Error

Page 128: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

117

Tests of Normality

.088 71 .200* .960 71 .025

.114 71 .024 .968 71 .064

.085 71 .200* .990 71 .837

.206 71 .000 .913 71 .000

TesEQ

Kognitif

Af ektif

Psikomotorik

Stat ist ic df Sig. Stat ist ic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true signif icance.*.

Lillief ors Signif icance Correctiona.

F. Analisis Bivariat Emotional Quotient dengan Nilai Kognitif

Correlations

1 .336**

. .004

71 71

.336** 1

.004 .

71 71

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

TesEQ

Kognitif

TesEQ Kognitif

Correlation is signif icant at the 0.01 level

(2-tailed).

**.

Page 129: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

118

G. Analisis Bivariat Emotional Quotient dengan Nilai Afektif

Correlations

1 .556**

. .000

71 71

.556** 1

.000 .

71 71

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

TesEQ

Af ektif

TesEQ Af ektif

Correlation is signif icant at the 0.01 level

(2-tailed).

**.

Page 130: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

119

H. Analisis Bivariat Emotional Quotient dengan Nilai Psikomotor

Correlations

1 .381**

. .001

71 71

.381** 1

.001 .

71 71

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

TesEQ

Psikomotorik

TesEQ Psikomotorik

Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 131: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

120

FOTO-FOTO PENELITIAN

Kegiatan Guru dan Siswa di Kelas

Pengisian Angket Tes Emotional Quotient (EQ) oleh Siswa

Lampiran 14

Page 132: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

121

Keterampilan Pembuatan Pupuk Organik Berbantuan Bakteri EM4

Kegiatan Ulangan Harian Siswa dan Pengisian Angket Penilaian Sikap

Page 133: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

122

Lampiran 15

Page 134: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

123

Lampiran 16

Page 135: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

124

Lampiran 17

Page 136: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

125

Lampiran 18

Page 137: HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DENGAN

126

Lampiran 19