histologi sistem reproduksi wanita dan neurohistologi

43
dr. Ery Suhaymi, SH Departemen Histologi FK UMSU

Upload: dyn-adriani

Post on 31-Jan-2016

654 views

Category:

Documents


112 download

DESCRIPTION

ini diaa

TRANSCRIPT

dr. Ery Suhaymi, SH

Departemen Histologi

FK UMSU

Sistem Reproduksi Wanita

• Ovarium• Tuba Uterina• Uterus• Vagina• Mons Pubis• Labia Mayora & Minora• Klitoris• Bulbus vestibuli• Kelenjar mamma

OVARIUM

• Epitel permukaan ovarium epitel germinal

• Irisan ovarium:

- Medula : (+) pembuluh darah, serat retikulin, otot polos

- Korteks : (+) epitel, tunika albuginea

• Folikel ovarium dlm berbagai perkembangan (folikel primer, sekunder, tersier)

• Folikel atretis

• Korpus luteum

• Korpus albikans

-- kelenjar endokrin teka ovarium : estrogen

• Folikel primer bangunan bulat dgn oosit yg dikelilingi selapis sel epitel kuboid. - sblm kelahiran(folikel primordial)

• Folikel sekunder epitel lbh dari satu lapisan sel

• Folikel Graaf folikel matang

• Folikel atretis folikel yang berdegenerasi.

OVARIUM

KORPUS LUTEUM

• Sel Lutein progesteron

• Sel paralutein estradiol

Tuba Fallopii

Bagian-bagiannya :• Infundibulum dengan fimbriae• Ampula• Ismus• Intramural

• Lapisan Serosa lap. Peritoneum, (+) jaringan ikat.

• Lapisan muskular plg tebal bagian ismus, menipis ke jurusan fimbriae, lap. Dlm sirkular, luar longitudinal.

• Lapisan Mukosa epitel selapis silindris bersilia, terdpt 3 jenis sel:

a. sel silindris bersilia

b. sel sekretori

c. sel interkalari (Peg cells)

Dinding uterus tdd:

1.Serosa luar perimetrum

2.Muskular tengah miometrium

3.Mukosa dalam endometrium

UTERUS

Selama masa reproduktif, lapisan mukosa bagian korpus, fundus dan 1/3 bagian atas serviks mengalami perubahan siklus berhub dgn pematangan folikel dan ovulasi

Fase Proliferasi (hari ke 5 – 14 siklus haid)

• Endometrium menebal 2 mm. kelenjar endometrium menjadi panjang, lurus dan mulai melebar. Arteri spiralis berproliferasi

Fase Sekresi(hari ke-15 sampai 26 siklus)

• Kelenjar berkelok-kelok, bergerigi pd potongan memanjang. Endometrium bertambah tebal lagi 5mm. Arteri spiralis menonjol ke permukaan.

Fase Menstruasi.

(hari 1 – 4 siklus)

Lapisan superfisial endometrium berikut kelenjar, pembuluh darah dilepaskan, regenerasi pada lapisan basal.

SERVIKS

• 2/3 atas epitel selapis silindris dan dibawahnya terdapat kelenjar yg menghasilkan sekret berlendir bening yg alkalis

VAGINA

• Tabung muskulo-fibrosa tdd lapisan mukosa dan lapisan fibro-muskular

• Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

• (-) kelenjar

• Tetap basah oleh sekret kelenjar serviks

Departemen Histologi FK UMSU

بسم الله الرحمن الرحيم

Jaringan saraf dibagi dalam dua bagian besar yaitu-Susunan saraf pusat (SSP) -Susunan saraf tepi (SST).

Susunan saraf pusat terdiri atas neuron dan akson yang terdapat pada otak dan medulla spinalis, yaitu pusat pengintegrasi dan komunikasi tubuh. SST terdiri atas neuron dan akson yang terletak diluar SSP yaitu nervus kranialis dari otak, nervus spinalis dari medulla spinalis dan ganglia terkait.

 

Merupakan sel fungsional utama pada susunan saraf. Sel ini dikhususkan untuk resepsi, integrasi dan transformasi keterangan yang tiba padanya sebagai rangsangan. Neuron terdiri atas:

Soma atau badan sel (perikarion) dengan daerah permukaan luas Neurit; terdapat dua macam cabang yaitu:

- Dendrit

- Akson

a. Berdasarkan jumlah cabang

1. Neuron unipolar

Neuron ini memiliki satu cabang; satu dendrit dan satu akson.

2. Neuron bipolar

Neuron ini memiliki cabang pada kedua ujung badan sel seperti sel bipolar retina dan sel ganglia vestibular dan koklear. Umumnya terdapat di dalam organ sensori.

3. Neuron multipolar

Kebanyakan sel SSP merupakan neuron multipolar karena memiliki banyak cabang.

 

Berdasarkan ukuran neuron dan panjangnya akson

1. Golgi tipe I

Merupakan neuron besar dengan akson panjang yang menghubungkan berbagai bagian susunan saraf.

2. Golgi tipe II (Mikroneuron)

Tidak ada akson atau sangat pendek dan terdapat disekitar badan sel. Fungsinya terutama inhibitori seperti sel periglomerular pada bulbus olfaktori.

3. Sel amakrim

Sel amakrin retina tidak memiliki akson juga terdapat di korpus genikulata lateral dan sel granula bulbus olfaktori

Berdasarkan bentuk dan pola percabangan.

1. Sel stelata

Dendrit terjulur ke segala arah

2. Sel pyramid

Berbentuk kerucut atau pyramid dengan dua cabang basal dan satu cabang apical.

3. Fusiform

Badan sel berbentuk gelondong dengan dendrit-dendrit pada kedua ujungnya.

 

SEL YANG TIDAK DAPAT DIRANGSANG ("NON-EXCITABLE")

1. Neuroglia. Dalam parenkim otak dan medula spinal

2. Sel ependim. Membatasi rongga-rongga pada SSP

3. Sel satelit. Mengelilingi neuron dalam ganglion akar dorsal

dan ganglion otonom

4. Sel Schwann. Mengelilingi akson perifer (yang mcmbentuk saraf)

5. Sel lema terminal. Mengelilingi kapsula sensori, seperti pada kuncup kecap

6. Sel telolcma. Terdapat pada "motor end–plate"

7. Sel penyokong pada epitel sensori, seperti pada epitel olfaktori hidung Sel neuroglia atau glia

Fungsi sel yang tidak dapat dirangsang :

1. Penyokong mekanik dan pembungkus

Celah ekstraselular dalam otak sangat scdikit, tidak lebih dari 20 nm di antara dua sel.

2. Pengisolasi akson

Di dalam SSP dilakukan oleh oligodendrosit dan di luar SSP oleh sel Schwann pada saraf perifer.

3. Semacam alai transpor

Astrosit mempunyai kaki mirip pedikel yang mclekat pada neuron di satu pihak dan endotel kapiler dan sel ependim di lain pihak untuk memindahkan substansi ke neuron yang berasal dari kapiler darah atau cairan serebrospinal. Neuropil (Jaring¬jaring majemuk terdiri atas terminal akson, dendrit dan cabang-cabang neuroglia) dibentuk olehnya.

4. Sawar otak (darah)

MENING1. Duramater

Lapisan yang dapat disamakan dengan lapisan mening (dalam) duramater serebri.

2. Araknoidmater

Terdiri atas serat kolagen, retikulin, elastin dan sel mesotel.

3. Piamater

Dapat dibagi dalam 2 bagian: epipia yang sangat vaskular di luar dan glia—pia yang kurang vaskular atau intima pia, keduanya terdiri atas serat kolagen, retikulin, dan elastin dengan sel mesotel melapisi permukaannya.

 

MEDULA SPINALISUnsur-unsurnya:

I. Substansi grisea

Terdapat di bagian pusat medula spinalis dan pada potongan melintang berbentuk huruf 'H'. Pada potongan melintang terlihat kanal sentral yang dilapisi epitel selapis silindris bersilia, yaitu ependim. Tepat mengclilingi ependim terdapat substansi gelatinosa sentral yang terutama terdiri atas neuroglia yang tampak granular dan relatif pucat. Bagian substansi grisea dorsal dan ventral terhadap kanal sentral adalah komisura grisea dorsal dan ventral.

Lengan huruf 'H' itu adalah:

a. Kolom dorsal atau kornu posterior

b. Kornu anterior atau ventral

c. Kolom intermediat

II. Substamsi alba

Bagian ini terdiri atas serat-serat saraf, neuroglia dan pembuluh darah dikelilingi piamater. Bagian ini mengelilingi bagian berbentuk 'H' substansi grisea. Corak putih bagian ini bcrgantung pada banyaknya serat-serat mielin. Unsur seratnya mempunyai pelbagai ukuran, sebagian besar berukuran kecil dan serat tanpa mielin

 

Serebelum terdiri atas bagian-bagian:

I. Substansi grisea berupa lapisan tipis korteks yang melipat (luar).

II. Substansi alba (dalam).

Di bawah substansi alba terdapat empat agregasi neuron yang disebut nuklei intra-serebelar, yaitu: nukleus dentatus, nukleus emboliformis, nukleus globosus, dan nukleus fastigi, ber¬turut-turut dari sisi lateral ke medial.

Serebelum

I. Korteks

Berbeda dengan korteks serebri, korteks serebeli mempunyai bangunan yang uniform, baik penampilan makro maupun struktur histologi. Terdiri atas sulkus dan lembaran-lem¬baran yang tersusun paralel. Secara histologi terdapat dua lapisan utama:

A. Lapisan molekular (luar) dan

B. Lapisan granular (dalam).

A. Lapisan Molekular1- Pada zona paling dalam dari lapisan molekular terdapat suatu lapisan neuron berbentuk

buah labu yang disebut lapisan sel Purkinje.

2- Sedikit di atas sel-sel Purkinje terdapat lapisan sel keranjang. Aksonnya yang tidak bermielin mengadakan hubungan sinaps khusus dengan pre—akson sel Purkinje, sehingga berbentuk keranjang. Setiap sel keranjang berhubungan dengan lebih kurang 100 sel Purkinje. Dendritnya mencapai bagian superfisial korteks.

3- Di antara sel Purkinje terdapat sejumlah astrosit yang telah dimodifikasi, disebut sebagai sel Bergmann, yang melingkupi seluruh permukaan sel Purkinje kecuali pada tempat sinaps. Cabang-cabang kortikalnya mencapai permukaan dan mem¬bentuk membran limitansglia luar.

4- Zona molekular yang lebih dalam mengandung sejumlah neuroglia bersayap yang disebut sel Fanana, dengan tonjolan mirip daun yang berhubungan dengan dendrit sel Purkinje yang berdekatan.

5- Neuron stelata Sel-sel ini menempati setengah korteks bagian superfisial.

6- Serat-serat paralel yang datang dari lapisan granular yang lebih ke dalam menerobos dendrit-dendrit sel Parkinje, sel keranjang dan sel stelata

B. Lapisan Granular

Lapisan ini mengandung dua jenis utama neuron: neuron Golgi dan sel granula. Selain itu terdapat banyak neuroglia dan akson sel Purkinje. Juga mengandung serat aferen utama serebelum, yaitu serat "mossy" atau scrat naik (climbing).

1. Neuron Golgi

Terdapat di zone superfisial lapisan granular, mcrupakan sel stelata atau berbentuk segitiga. Dendritnya mencapai lapisan molekular dan sebagian bercabang-cabang di lapisan granular dan membetuk glomerulus serebelar. Aksonnya jugs ikut mem¬bentuk glomerulus dan berhubungan dengan dendrit sel granular. Neuron Golgi, neuron keranjang dan stelata bersifat inhibitors (menghambat).

2. Sel granula

Sel-sel ini menempati bagian utama lapisan granular. Terdapat sekitar 7 juta sel per mm3 korteks, dengan diameter rata-rata 6 Fem. Aksonnya mencapai lapisan molekular dan bercabang dua berbentuk 'T'. Semua cabang berjajar paralel tetapi tegak lurus terhadap bidang dendrit sel Purkinje. Sel granula bersifat dapat dirangsang.

II.Substansi Alba

1. Serat aferen

a. Serat naik.

Serat ini ialah serat olivo–serebelar, yang mencapai sel Purkinje dan bagian licin dendrit lapisan molekular, dengan menerobos lapisan granular. Kolateralnya dapat berhubungan dengan sel keranjang dan sel Golgi yang berdekatan.

b. Serat "mossy":

Serat-serat aferen utama untuk serebelum kecuali untuk yang olivo-serebelar. Serat ini bercabang berulang kali.

 

2. Serat eferen atau serat proyeksi

Merupakan akson sel Purkinje yang menuju ke nukleus bagian dalam. Eferen dari nukleus dalam meninggalkan serebelum melalui pedunkulus serebeli superior, tem¬pat terdapatnya jalur-jalur utama yaitu serat dentato–rubra dan dentato-talamus, yang menghubungkan kedua hemisfer.

 

Tebalnyaa antara 1,5-4,5 mm, dengan sekitar 2.600 juta sel. Luas permukaannya sekitar 220.000 mm atau volume total 200 cm . Selain neuron, terdapat pula serat saraf, neuroglia dan pembuluh darah.

Unsur Sel1. Sel Piramid

Bentuknya mirip piramid, dengan ukuran antara 10-70 um. Dari bagian apikalnya menjulur dendrit yang mencapai lapisan superficial dan di situ memecah menjadi cabang¬cabang terminal. Akson terjulur dari bagian dasar. Sebagian membentuk anyaman/kerangka serat proyeksi, asosiasi dan komisural, sedangkan lainnya tetap sebagai akson intra–kortikal. Sel ini khusus sel motoris.

2. Sel Stelata atau sel granula

Sel ini kecil, dengan garis tengah (rata-rata) antara 6-10 Pm. Dendritnya banyak, terjulur ke segala arch, dengan akson pendek yang vertikal. Sebagian sel tergolong dalam sel keranjang, dengan akson relatif pendek, yang memecah membentuk kolateral horizontal. Sel stelata neuroglia formis merupakan sel kecil dengan cabang-cabang dendrit yang padat, dan di dalamnya terdapat pula cabang-cabang akhir dari akson. Sel fusiform atau berbentuk gelendong biasanya terdapat pada bagian korteks paling dalam dan mengirim aksonnya ke dalam substansi albs berupa scrat asosiasi.

3. Sel Horizontal

Sel ini berbentuk fusiform, ukuran kecil, terutama terdapat pada lapisan korteks paling superfisial. Dendrit dan aksonnya terletak pada bidang yang sama.

4. Sel Martinotti

Disebut jugs sel "terbalik", tersebar di hampir semua lapisan. Selnya kecil, multipolar, dengan akson yang mencapai lapisan pleksiform superfisial korteks, sedangkan dendritnya pecah menjadi cabang-cabang terminal setempat.

5. Sel Pleiomorf

Sel ini dipandang sebagai modifikasi sel piramid dengan dendrit yang tersebar secara lugs di dalam korteks dan akson yang menyusup ke dalam substansi albs. Badan selnya berbentuk macam-macam.