kesehatan reproduksi wanita

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya WPS melakukan pencegahan Terjadinya Degradasi pada Lingkungan diantaranya adalah dengan menawari pelanggannya memakai kondom saat berhubungan seksual.Tiga informan mengatakan bahwa untuk menang gulangi penyebaran HIV/AIDS, mereka menyediakan, menawarkan dan membujuk para tamu agarmau memakai kondom. Penularan lewat jalur seksual dapat dicegah dengan pendidikan/ penyuluhan yang intensif yang ditujukan pada perubahan cara hidupdan perilaku seksual, karena pada hakekatnya setiap individu secara potensial adalah pelaku seks. Selain itu upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan mengurangi pasangan seksual, monogami, menghindari hubungan seksual dengan WPS, tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita atau yang diduga menderita AIDS. 1.2 Rumusan Masalah Mereka yang memang sudah memilih profesi sebagai wanita pekerja seks komersial dengan alasan utama kekurangan ekonomi. 1

Upload: ann-binary

Post on 24-Jul-2015

193 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya WPS melakukan pencegahan Terjadinya Degradasi pada Lingkungan diantaranya

adalah dengan menawari pelanggannya memakai kondom saat berhubungan seksual.Tiga

informan mengatakan bahwa untuk menang gulangi penyebaran HIV/AIDS, mereka

menyediakan, menawarkan dan membujuk para tamu agarmau memakai kondom. Penularan

lewat jalur seksual dapat dicegah dengan pendidikan/ penyuluhan yang intensif yang ditujukan

pada perubahan cara hidupdan perilaku seksual, karena pada hakekatnya setiap individu secara

potensial adalah pelaku seks. Selain itu upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan

mengurangi pasangan seksual, monogami, menghindari hubungan seksual dengan WPS, tidak

melakukan hubungan seksual dengan penderita atau yang diduga menderita AIDS.

1.2 Rumusan Masalah

Mereka yang memang sudah memilih profesi sebagai wanita pekerja seks komersial

dengan alasan utama kekurangan ekonomi. Dalam sistem masyarakat tradisional, yang mana

hukum adat dan norma sangat mempengaruhi kehidupan mereka, kegiatan ini dianggap sebagai

aib yang sangat memalukan. Akan tetapi anggapan seperti itu mulai berubah sesuai dengan

perkembangan zaman.

Di masyarakat perkotaan, wanita pekerja seks komersial dianggap sebagai suatu profesi

di kehidupan malam yang sudah biasa. Berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah tak

kunjung menyelesaikan masalah ini. Bahkan masalah yang ada semakin parah. Kegiatan

1

Page 2: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

menjajakan diri untuk melakukan hubungan seks ini mulai dilakukan oleh orang-orang yang

pada dasarnya tidak memiliki kesulitan ekonomi.

1.3 Tujuan Umum

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan mengurangi pasangan seksual,

monogami, menghindari hubungan seksual dengan WPS, tidak melakukan hubungan seksual

dengan penderita atau yang diduga menderita AIDS.

1.4 Tujuan Khusus

Melakukan pencegahan Terjadinya Degradasi pada Lingkungan diantaranya adalah

dengan menawari pelanggannya memakai kondom saat berhubungan seksual. Tiga informan

mengatakan bahwa untuk menang gulangi penyebaran HIV/AIDS, mereka menyediakan,

menawarkan dan membujuk para tamu agarmau memakai kondom. Penularan lewat jalur seksual

dapat dicegah dengan pendidikan/ penyuluhan yang intensif yang ditujukan pada perubahan cara

hidup dan perilaku seksual.

2

Page 3: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Degradasi

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia, dampaknya mulai terasa sejak awal tahun 1998.

Menurut United Nations Developement Program (UNDP) pada tahun 2003, di Indonesia terdapat

190 ribu hingga 270 ribu wanita pekerja seks (WPS) dengan 7 hingga 10 juta pelanggan

(Basyuni, 2008). Alasan seseorang menjalani profesi sebagai WPS juga beraneka ragam. Faktor

ekonomi merupakan alasan klasik (95%). Pada umumnya mereka berasal dari keluarga kurang

mampu atau miskin. Alasan lain kejiwaan atau frustasi (Kasnodiharjo, 2006).

Rencana menghapuskan kegiatan para WPS seperti misalnya rencana penutupan

lokalisasi atau operasi penertiban tampaknya tidak mungkin. Justru ini akan menimbulkan

dampak lain dan tidak menyelesaikan masalah.

2.2 Definisi Lingkungan

Hal yang paling mungkin dilakukan/ diperhatikan adalah tindakan agar dampak negatif

yang ditimbulkannya tidak meluas ke masyarakat, misalnya dampak kesehatan yaitu munculnya

PMS termasuk HIV-AIDS dicegah melalui penggunaan kondom (Kasnodiharjo,2006). WPS

(wanita pekerja seks) merupakan kelompok yang terbiasa melakukan aktivitas seksualnya

dengan pasangan yang tidak tetap, dengan tingkat mobilitas yang sangat tinggi di kelompok

tersebut. Sehingga WPS merupakan kelompok risiko tinggi infeksi PMS, diantaranya adalah

HIV/AIDS. HIV/AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi organisme (Depkes

RI, 2006). Program penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia memiliki banyak kendala. Selain

karena banyaknya lokalisasi yang tidak terdeteksi, mobilitas yang tinggi dari para WPS juga

3

Page 4: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

dianggap sebagai pemicu penyebaran HIV/AIDS. Selain itu, kesadaran diri para WPS untuk

melakukan pencegahan terhadap penyebaran HIV/AIDS tergolong masih rendah. Hal itu terbukti

dengan masih rendahnya angka penggunaan kondom dalam aktivita s seksual mereka yaitu

masih di bawah 10 persen ( sekitar 5,8 persen) (Basyuni, 2008).

Voluntary Counselling and Testing (VCT) merupakan pintu masuk penting untuk

pencegahan dan perawatan HIV . Klinik VCT merupakan layanan kesehatan untuk medeteksi

lebih awal terjadinya kasus-kasus HIV/AIDS dengan bantuan dokter ataupun konselor yang

bertugas di klinik ini. Klinik ini dapat berjalan hasil kerjasama antara Komisi Penanggulangan

AIDS (http://www.kompas.co.id).

2.3 Definisi Degradasi Lingkungan

Setiap orang yang memperjualkan seks dengan uang atau dengan bermacam-macam

jenis keuntungan kepada siapapun tanpa keterlibatan emosi sama sekali.

Pada tahun 50an di Jakarta banyak lonte yang berkeliaran, namun sejak tahun 60an

mereka tidak ada lagi, namun bukan berarti mereka atau penerusnya tidak lagi berkeliaran tapi

karena kata lonte itu dianggap tidak manusiawi atau kasar.

Menurut kamus besar bahasa indonesia, lonte adalah manusia jalang, wanita tuna susila,

pelacur, sundal. Dan sejak saat itu, istilah lonte berganti menjadi wanita tuna susila (WTS).

Istilah WTS kemudian menimbulkan banyak protes, terutama dari pihak perempuan,

misalnya apakah tuna susila hanya menjadi watak perempuan? Apakah tidak ada lagi laki-laki

yang berwatak tuna susila?, Karena itu sejalan dengan era reformasi maka munculah istilah baru

yaitu Pekerja Seks Komersial (PSK). Istilah ini nampaknya sangat menjunjung harkat dan

4

Page 5: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

martabat wanita, dimana PSK mencoba mengangkat posisi dirinya agar setara dengan orang

pencari nafkah atau pekerja lainnya.

PSK biasanya hanya dilihat sari aspek kesusilaan, dan hanya ditujukan pada perempuan

yang menjadi PSK nya, tetapi tidak kepada laki-laki atau konsumen yang menggunakan jasa

mereka, dimana laki-laki yang membeli seks diberi istilah klien atau customer atau pelanggan.

2.4 Faktor Yang Dapat Menyebabkan Degradasi Lingkungan

Beberapa paktor yang menyebabkan wanita atau laki-laki menjadi pekerja seks (PSK)

karena kurangnya kebutuhan Ekonomi. Yaitu seperti;

a. Faktor Ekonomi dari Keluarga

b. Faktor Kebutuhan yang Meningkat

c. Faktor Pergaulan Bebas

d. Faktor Prustasi, dll.

2.5 Pencegahan Terjadinya Degradasi Lingkungan

Upaya WPS melakukan pencegahan Terjadinya Degradasi pada Lingkungan diantaranya

adalah dengan menawari pelanggannya memakai kondom saat berhubungan seksual.Tiga

informan mengatakan bahwa untuk menang gulangi penyebaran HIV/AIDS, mereka

menyediakan, menawarkan dan membujuk para tamu agarmau memakai kondom. Penularan

lewat jalur seksual dapat dicegah dengan pendidikan/ penyuluhan yang intensif yang ditujukan

pada perubahan cara hidupdan perilaku seksual, karena pada hakekatnya setiap individu secara

potensial adalah pelaku seks. Selain itu upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan

5

Page 6: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

mengurangi pasangan seksual, monogami, menghindari hubungan seksual dengan WPS, tidak

melakukan hubungan seksual dengan penderita atau yang diduga menderita AIDS (Rilis,

2005).Satu dari tiga informan beranggapan bahwa penyakit HIV/AIDS bisa diobati dengan

suntikan amphisillin dari puskesmas. AIDS merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi

virus HIV. Salah satu bentuk terapi yang dapat diberikan kepada penderita HIV/AIDS adalah

dengan mengkonsumsi antiviral secara rutin.Pemberian suntikan amphisilin bukan merupakan

pengobatan terhadapHIV/AIDS karena amphisilin merupakan suatu antibiotik yang fungsinya

adalahuntuk menekan pertumbuhan dari bakteri.Perjalanan infeksi HIV dapat diperbaiki dengan

mengkonsumsi ARV (antiretrovirus) sehingga kondisi kesehatan ODHA menjadi lebih baik.

Dengan8meminum ARV secara teratur, ODHA tidak lagi memerlukan minumkotrimoksasol

untuk profilaksis terhadap pneumonia. Dapat dikatakan bahwainfeksi HIV sekarang ini dapat

dianggap serupa dengan penyakit menahun yangdapat dikelola selama bertahun-tahun bila

ODHA selalu mengkonsumsi ARVdan tidak terlambat sewaktu mulai minum ARV. Angka

keberha silan ARV cukuptinggi, yaitu sekitar 80%. ODHA Indonesia yang mengkonsumsi ARV

secarateratur, viral load tidak terdeteksi atau setara dengan jumlah virus kurang dari 50perμl

darah (sebelum pengobatan antara 55.000 -2 juta) (Djoerban, 2008).

2.6 Penanggulangan Terjadinya Degradasi Lingkungan

Penanggulangan Degradasi pada Lingkungan PSK :

1. Preventif

Penyempurnaan UU larangan/pengaturan penyelenggaraan pelacuran

Intensifikasi pendidikan keagamaan

Kesibukan untuk penyaluran energi yang positif

Memperluas lapangan kerja

6

Page 7: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

Pendidikan seks

Koordinasi berbagai instansi untuk pencegahan/penyebaran pelacuran

Penyitaan buku, film dan gambar porno

Meningkatkan kesejahteraan rakyat

2. Represif dan kuratif (menekan, menghapuskan dan menyembuhkan wanita dari ketunasusilaannya)

Melakukan pengawasan dan kontrol yang sangat ketat terhadap lokalisasi yang sering ditafsirkan sebagai legalisasi

Aktivitas rehabilitasi dan resosialisasi

Penyempurnaan tempat penampungan dan pembinaan

Pemberian pengobatan

Membuka lapangan kerja baru

Pendekatan keluarga

Mencarikan pasangan hidup

Pemerataan penduduk dan perluasan lapangan kerja

2.7 Definisi Status Wanita

Awalnya kegiatan wanita penjaja seks ini dilakukan oleh mereka yang memang sudah

memilih profesi sebagai wanita pekerja seks komersial dengan alasan utama kekurangan

ekonomi. Dalam sistem masyarakat tradisional, yang mana hukum adat dan norma sangat

mempengaruhi kehidupan mereka, kegiatan ini dianggap sebagai aib yang sangat memalukan.

Akan tetapi anggapan seperti itu mulai berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Di masyarakat perkotaan, wanita pekerja seks komersial dianggap sebagai suatu profesi

di kehidupan malam yang sudah biasa. Berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah tak

kunjung menyelesaikan masalah ini. Bahkan masalah yang ada semakin parah. Kegiatan

menjajakan diri untuk melakukan hubungan seks ini mulai dilakukan oleh orang-orang yang 7

Page 8: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

pada dasarnya tidak memiliki kesulitan ekonomi. Perbuatan menyimpang ini juga terjadi di

institusi pendidikan seperti sekolah dan universitas. Keberadaan ayam kampus di universitas-

universitas ini kemudian muncul dan menjadi pelengkap fenomena wanita penjaja seks.

Perkembangan selanjutnya adalah munculnya isu-isu dikalangan para pelajar dan mahasiswa

yang mengatakan ada beberapa dari mereka yang bisa diajak untuk melakukan hubungan seks

diluar nikah tanpa dibayar.

Mengkaji dan mengungkap alasan-alasan para wanita penjaja seks melakukan

penyimpangan ini; mengkaji dan menelaah serta melihat aspek-aspek dan faktor-faktor lain yang

mungin mendorong seorang wanita penjaja seks melakukan kegiatan ini; dan melihat objek atau

siapa-siapa saja yang melakukan kegiatan ini merupakan pokok masalah yang dibahas dalam

makalah ini. Masalah ini akan diutarakan sedemikian rupa (sebagaimana adanya) sesuai dengan

kode etik dalam melakukan penelitian antropologi, namun tidak lepas dari kajian kriminologi.

Dalam meneliti fenomena ini, yang menjadi objek kajian penulis adalah para PSK, ayam

kampus, dan wanita-wanita yang masih berstatus mahasiswi yang mau melakukan hubungan

seks di luar nikah tanpa dibayar (bispak).

2.8 Definisi Pemberdayaan Wanita

Penguatan perempuan dalam berbagai bentuk kehidupan sosial, ekonomi, dan politik

berdasarkan pada keterkaitan antara kebebasan pribadi dan aturan masyarakat yang berlaku.

Pemberdayaan perempuan seharusnya tidak dimaksudkan untuk memaksa perempuan

bersaing dengan laki-laki dalam sektor publik untuk mencapai posisi yang sejajar, tetapi

seharusnya dilakukan untuk mendorong perempuan (dan juga laki-laki) menciptakan kerja sama

8

Page 9: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

dan sinergi antara perempuan dan laki-laki baik dalam sektor domestik maupun publik dalam

mencapai tatanan keluarga dan masyarakat yang aman dan nyaman.

Pemberdayaan perempuan merupakan langkah nyatauntuk mewariskan semangat yang

positif dan keberlanjutan pemberdayaan itu sendiri kepada generasi penerus.

2.9 Definisi Kesehatan Wanita

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.

Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan,

anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak

tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab itu wanita, seyogyanya diberi

perhatian sebab :

1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan dengan

fungsi reproduksinya

2. Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung dan

dilahirkan.

3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas namakan

“pembangunan” seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.

4. Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya

Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan

kependudukan (Beijing dan Kairo).

9

Page 10: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

5. Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting

disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita diberi

kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai dengan

kebutuhannya di mana ia sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.

2.10 Kaitan Antara Degradasi Lingkungan Dengan Status Wanita

Kaitan Antara Degradasi Lingkungan dengan Pekerja seks komersial adalah wanita-

wanita yang memiliki profesi sebagai pekerja seks untuk mencari uang. Biasanya PSK sering

melakukan aksinya di malam hari, di sudut-sudut kota. Dahulu, mereka sering berdiri di pinggir

jalan menunggu para lelaki hidung belang yang membutuhkan kenikmatan sesaat. Namun saat

ini kebanyakan dari mereka lebih memilih jasa distributor atau bekerja kepada seorang germo.

Meskipun sudah jelas bahwa para pekerja seks komersial memiliki motivasi uang, tetapi penulis

tetap menjadikan mereka sebagai objek kajian untuk mengetahui alasan lain di luar motif

ekonomi.

Dari hasil obeservasi, penulis mendapatkan salah seorang narasumber (PSK) yang mau

menceritakan alasan kenapa dia mau melakukan kegiatan ini. Dinda (nama samaran) adalah

seorang PSK, berumur 18 tahun, yang sering ‘mangkal’ dikawasan Depok Lama. Dia bertempat

tinggal di daerah Mampang, Pancoran Mas Depok. Saat ini Dinda tidak sekolah, namun dia

sempat menyelesaikan sekolahnya hingga Sekolah Menengah Atas di salah satu SMA swasta di

daerah Jakarta Selatan. Keadaan ekonomi Dinda termasuk dalam golongan kelas menengah, dan

orang tuanya memilki pekerjaan yang tidak ingin disebutkan oleh dia.

10

Page 11: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

Penulis mendapatkan narasumber ini dari seorang distributor yang memilki banyak

kenalan wanita penjaja seks baik komersial maupun tidak. Penulis mengenal distributor tersebut

dari salah seorang teman yang tinggal (kost) di kawasan Kukusan Teknik. Dalam melakukan

negosiasi penulis berpura-pura ingin menyewa PSK tersebut (observasi partisipatif). PSK

tersebut diantar oleh distributor ke tempat tinggal penulis yang merupakan tempat dilakukannya

wawancara.

Dalam wawancara yang telah dilakukan, Dinda dipersilakan berbicara secara mengalir

tanpa ada bantahan dari penulis. Menurut pengakuan Dinda, pada awalnya dia melakukan

kegiatan ini karena penasaran dengan yang namanya seks. Dia pertama kali melakukan

hubungan seks dengan kekasihnya saat masih duduk di bangku SMA. Lambat laun karena

pergaulan dan karena tertarik dengan pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dengan mudah dan

cepat, akhirnya dia memilih profesi sebagai PSK tetap. Karena itu saat ini dia tidak kuliah. Pada

dasarnya dia mau melakukan ini bukan karena uang, melainkan karena sensasi berhubungan seks

yang membuatnya ketagihan. Menurutnya, apabila dia tidak melakukan hubungan seks sehari

saja, dia akan merasakan sesuatu yang beda dari dirinya. Faktor lain yang mendorongnya leluasa

melakukan kegiatan ini di masa mudanya adalah karena dia tinggal di daerah yang notabene

adalah kawasan para pekerja seks. Menurutnya, melakukan kegiatan seks di luar nikah adalah hal

yang wajar di daerah tempat tinggalnya.

Sesuatu yang menarik adalah sikap orang tuanya. Menurut pengakuan Dinda, orang

tuanya setuju dengan profesinya itu. Malah terkadang orang tuanya meminta uang hasil dari

pekerjaannya. Berikut petikan wawancara teletak pada halaman terlampir.Ayam kampus adalah

sebutan bagi wanita yang menjajakan seks yang masih memiliki status sebagai mahasiswi.

11

Page 12: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

Berbeda dengan PSK yang memang menjadikan kegiatan tersebut sebagai satu-satunya profesi,

ayam kampus lebih menganggap kegiatan tersebut sebagai kegiatan sampingan. Dalam

menjalani harinya, ayam kampus ini sama dengan mahasiswi umumnya, kuliah dari pagi sampai

sore hari. Akan tetapi, malam harinya, mereka mulai menjajakan tubuh pada lelaki hidung elang.

Kebanyakan dari ayam kampus biasanya hanya memilih laki-laki yang sesuai dengan riteriannya,

dan biasanya harga seorang ayam kampus lebih mahal dari seorang PSK.Keberadaan ayam

kampus sangat terselubung. Untuk mendapatkan seorang ayam kampus biasanya laki-laki yang

membutuhkan mereka lebih dahulu menghubungi seorang informan atau distributor. Sesuai

dengan perkembnagan zaman, saat ini banyak ayam kampus mempromosikan diri mereka

melalui situs-situs jejaring sosial, seperti facebook dan friendster.

Menurut hasil observasi penulis terhadap beberapa orang yang mengetahui ayam kampus

ini, penampilan fisik seorang ayam kampus jauh dari perkiraan masyarakat umum terhadap

seorang pekerja seks tersebut. Menurut realitanya, ayam kampus ini adalah orang-orang yang

kurang bergaul dan bisa dikatakan tidak menonjol dalam lingkungan kampus. Selama ini orang

menganggap bahwa ayam kampus melakukan kegiatan tersebut karea faktor ekonomi. Oleh

karena itu penulis melakukan observasi partisipatif dan melakukan tanya jawab dengan seorang

ayam kampus di Universitas swasta. Penulis mendapatkan sumber ayam kampus ini dari situs

jaringan sosial facebook dan wawancara dilakukan langsung oleh penulis.

Dari hasil wawancara penulis dengan ayam kampus tersebut, yang bernama Vinka (nama

samaran), mereka melakukan kegiatan itu pada awalnya hanya coba-coba. Menurut pengakuan

Vinka dia melakukan hal itu karena suka. Selain itu dia juga merasa sakit hati karena

ditinggalkan pacarnya sehingga menjadikan hal tersebut sebagai pelampiasan dan ajang balas

12

Page 13: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

dendam. Dia juga mengatakan bahwa orang-orang terdekatnya mengetahui dia sebagai seorang

ayam kampus tetapi mereka merahasiakan hal itu dengan baik. Malahan teman-teman dekatnya

itu menolong untuk mencarikan klien yang mau memakai jasanya. Kutipan wawancara dengan

ayam kampus tersebut terdapat pada halaman terlampir.

2.11 Pemberdayaan Kaum Wanita Akibat Terjadinya Degradasi Lingkungan

Akibat terjadinya Degradasi Lingkungan pada Kaum Perempuan, Memang faktor utama

adalah ekonomi, seharusnya masalah ini sudah bisa terjawab dan hanya diperlukan suatu sikap

yang intensif dalam menanggulangi permasalahan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi,

melihat objek yang melakukan tindakan penyimpangan ini, yang mana notabennya adalah orang

yang memiliki ekonomi yang baik, berpendidikan, serta berjiwa muda yang mempunyai potensi

untuk maju, merangsang penulis untuk mencari jawaban lain yang lebih rasional dan dilihat dari

sudut pandang para pelaku penyimpangan.

Pada data pertama, dikatakan bahwa para pelaku penjaja seks kebanyakan berusia muda

(lebih kurang 18 tahun), dan memiliki profesi sebagai mahasiswa aau yang sederajat. Menurut

hasil wawancara kami dengan Icha (nama samaran) dan Vinka (nama samara), mereka pertama

kalinya melakukan kegiatan seks di luar nikah dengan pacar (data kedua). Dari data ini kita

mendapatkan suatu keterkaitan antara masalah pergaulan dengan gejolak jiwa muda. Mereka

yang melakukan tindakan menyimpang ini pada awalnya memiliki motivasi untuk berbuat

disebabkan oleh rasa penasaran yang umumnya dimilki oleh kaula muda. Kurangnya

pengetahuan tentang seks, kurangnya pemahaman tentang manfaat dan kerugian dari seks di luar

nikah, dapat dijadikan faktor utama akan rasa penasaran ini. Anak gaul, yang secara umum telah

13

Page 14: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

menjadi status ideal di kalangan muda, juga menjadi faktor yang harus iperhatikan. Terkadang

seorang muda mau melakukan apa saja demi mendapatkan pengakuan dari teman-teman mereka

bahwa dirinya bisa dikatakan sebagai anak gaul. Selain itu, status mereka sebagai

mahasiswa/mahasiswi, juga menjadi alasan bagi mereka dan pihak-pihak di luar mereka untuk

tidak ikut campur terhadap masalah yang mereka punya. Status dewasa sudah dianggap sebagai

senjata untuk mengatakan bahwa diri mereka bisa berpikir untuk memilih mana yang baik dan

mana yang buruk menurut pandangan pribadi mereka. Hal itu terbukti dari wawancara dengan

Icha yang mengatakan bahwa orang tuanya tidak mau ikut campur dengan segala kegiatannya

atau dengan pekerjaannya di tempat karaokean. Dan wawancara dengan Vinka, yang

mengatakan bahwa teman-teman dekatnya mengakui dan memaklumi statusnya sebagai ayam

kampus, malahn mereka mendukung kegiatan menyimpangnya tersebut dengan membantunya

mencarikan klien.

Tentunya ada faktor lain selain rasa penasaran dan pengaruh pergaulan mereka. Hal

tersebut berusaha penulis jawab dari analisa data yang ketiga, yaitu adanya trauma pada diri

mereka, para pelaku penjaja seks tersebut. Seperti wawancara dengan Icha dan Vinka, mereka

mengaku memiliki rasa ingin balas dendam dengan para lelaki. Hal itu disebabkan oleh trauma

masa lalu, yaitu saat mereka menyerahkan keperawanan yang mereka miliki kepada pacar

mereka (yang menurut pengakuan mereka sangat mereka sayangi). Mereka mengatakan bahwa

setelah pacar mereka berhasil menikmati kesucian mereka, secara perlahan pacar mereka

menjauh dan pergi meninggalkan mereka. Rasa sakit hati ini kemudian dilampiaskan dengan

melakukan kegiatan menjajakan tubuh utnuk berhubungan seks, dengan maksud untuk

menunjukkan bahwa bukan hanya lelaki yang bisa berbuat demikian melainkan wanita juga. Dan

14

Page 15: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

kenikmatan dari berhubungan inilah yang menjadi obat untuk meredakan kemarahan mereka

terhadap nasib yang mereka terima.

Menurut pendapat umum, salah faktor yang paling dominan yang menyebabkan anak

muda terjerumus dalam kenakalan remaja adalah karena adanya masalah dalam keluarga. Akan

tetapi, dari objek yang penulis wawancarai, mereka mengaku tidak memiliki konflik dengan

keluarga. Merupakan sesuatu yang tidak mungkin apabila seorang remaja atau kaula muda yang

mendapat perhatian baik dari keluarga bisa terjerumus ke dalam penyimpangan yang dilakukan

oleh remaja umumnya. Dari data ini penulis berusaha menjawab bahwa pendorong perilaku

menyimpang ini pasti ada kaitannya dengan keluarga. Kalaupun mereka mengaku tidak memiliki

konflik dengan keluarga (orang tua), tentunya perhatian yang mereka dapat dari orang tua tidak

memenuhi kriteria kata cukup. Dan hal itu tidak disadari oleh objek sendiri.

2.12 Contoh-contoh Degradasi Lingkungan Yang Dapat Mempengaruhi Kaum Wanita

Terjadinya Degradasi pada Lingkungan diantaranya adalah dengan menawari

pelanggannya memakai kondom saat berhubungan seksual. Tiga informan mengatakan bahwa

untuk menang gulangi penyebaran HIV/AIDS, mereka menyediakan, menawarkan dan

membujuk para tamu agarmau memakai kondom. Penularan lewat jalur seksual dapat dicegah

dengan pendidikan/ penyuluhan yang intensif yang ditujukan pada perubahan cara hidupdan

perilaku seksual, karena pada hakekatnya setiap individu secara potensial adalah pelaku seks.

AIDS merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus HIV. Salah satu bentuk

terapi yang dapat diberikan kepada penderita HIV/AIDS adalah dengan mengkonsumsi antiviral

secara rutin. Dapat dikatakan bahwa infeksi HIV sekarang ini dapat dianggap serupa dengan

penyakit menahun.

15

Page 16: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

2.13 Pengaruh Degradasi Lingkungan Terhadap Kesehatan Wanita

Tingginya infeksi HIV pada perempuan ini disebabkan oleh kurangnya informasi

mengenai penyebaran HIV, serta ketidaktahuan dalam mencegah sindrom itu. Di Indonesia,

stigma bahwa HIV/AIDS hanya bisa menginfeksi Pekerja Seks Komersial (PSK) makin

membuat kondom tak popular di kalangan perempuan. Termasuk juga tak mengenal femidom,

yaitu kondom untuk perempuan. Padahal, menurut Nafsiah, perempuan 2,5 kali lebih rentan

terhadap HIV.

Artinya, sebanyak itu pula perempuan lebih butuh kondom daripada laki-laki. Vagina

memiliki lapisan tipis (mukosa) yang lembut dan mudah terluka. Anatomi tersebut membuat air

mani bertahan lebih lama dalam rongga vagina bila terjadi penetrasi. Dan jika air mani yang

mengandung HIV dipancarkan ke dalam vagina, si perempuan akan tertular Infeksi Menular

Seksual (IMS), termasuk HIV.

2.14 Kiat-kiat Bagi Wanita Agar Terhindar Dari Degradasi Lingkungan

1. Pekerjaan ini identik dengan perzinahan yang merupakan suatu kegiatan seks yang

dianggap tidak bermoral oleh banyak agama

2. Perilaku seksual oleh masyarakat dianggap sebagai kegiatan yang berkaitan dengan tugas

reproduksi yang tidak seharusnya digunakan secara bebas demi untuk memperoleh uang.

3. Pelacuran dianggap sebagai ancaman terhadap kehidupan keluarga yang dibentuk melalui

perkawinan dan melecehkan nilai sakral perkawinan.

4. Kaum wanita membenci pelacuran karena dianggap sebagai pecuri cinta dari laki-laki

(suami) mereka sekaligus pencuri hartanya

16

Page 17: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

5. Peran sebagai petugas kesehatan

6. Memberikan pelayanan secara sopan seperti melayani pasien-pasien yang lain

7. Belajar membuat diagnosa dan mengobati PMS

8. Mengenal berbagai jenis obat yang masih efektif, terbaru, murah dan cobalah menjaga

kelangsungan pengadaan obat

9. Cari pengadaan kondom yang cukup dan rutin bagi masyarakat.

10. Memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan termasuk KB, perawatan PMS dan obat

yang terjangkau serta penanggulangan obat terlarang.

17

Page 18: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Awalnya kegiatan wanita penjaja seks ini dilakukan oleh mereka yang memang sudah

memilih profesi sebagai wanita pekerja seks komersial dengan alasan utama kekurangan

ekonomi. Dalam sistem masyarakat tradisional, yang mana hukum adat dan norma sangat

mempengaruhi kehidupan mereka, kegiatan ini dianggap sebagai aib yang sangat memalukan.

Akan tetapi anggapan seperti itu mulai berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

3.2 Saran

Agar pembaca dapat mengerti bahayanya AIDS merupakan penyakit yang diakibatkan

oleh infeksi virus HIV. Salah satu bentuk terapi yang dapat diberikan kepada penderita

HIV/AIDS adalah dengan mengkonsumsi antiviral secara rutin. Dapat dikatakan bahwa infeksi

HIV sekarang ini dapat dianggap serupa dengan penyakit menahun.

18

Page 19: KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&hs=xpw&rls=org.mozilla%3Aen-US

%3Aofficial&q=Pengaruh+Degradasi+Lingkungan+dan+

+Status+Wanita+Pemberdayaan+dan+Kesehatan+Wanita&btnG=Telusuri&aq=f&aqi=&aql=&o

q=&gs_rfai=

http://www.google.co.id/search?

q=Pengaruh+Degradasi+Lingkungan+PSK+Terhadap+kesehatan+Wanita&hl=id&client=firefox

-a&hs=S8b&rls=org.mozilla:en-US:official&ei=hNcuTNzVGca9rAf5uLnzBQ&start=10&sa=N

http://apatis.blogsome.com/2008/11/

19