hipo 1
DESCRIPTION
wTRANSCRIPT
REFERAT
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
abnormal rendahnya atau suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat
dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid dan organ, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon
tiroid, serta gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid. Abdul L, Napitupulu P.M,
Pudjiadi A, Ghazali M.V, Putra S.T, Hasan R, Alata s H. 2005. Hipotiroid dalam Endokrinologi,
Buku kuliah 1 Ed. FKUI, Jakarta. p.266-268, (FKUI, Jakarta)
2.3 Etiologi
2.6.1 ETIOLOGI HIPOTIROIDISME KONGENTAL MENETAP4
a. Disgenesis Tiroid
Merupakan akibat dari tidak adanya jaringan tiroid total (agenesis) atau
parsial (hipoplasia) yang dapat terjadi akibat gagalnya penurunan kelenjar tiroid ke
leher (ektopik), disini dapat terjadi agenesis unilateral atau hipoplasia. Faktor
genetik dan lingkungan mungkin berperan pada disgenesis tiroid, namun demikian
sebagian besar penyebabnya belum diketahui.
b. Inborn Errors of Tyroid Hormonogenesis
Merupakan kelainan terbanyak kongenital karena kelainan genetik. Defek
yang didapatkan antara lain kegagalan mengkonsentrasikan yodium, defek
organifikasi yodium serta defek pada sintesis atau transport triglobulin
c. Resisten TSH. TSH resisten adalah suatu keadaan kelenjar
tiroid refakter terhadap rangsang TSH. Hilangnya fungsi
reseptor TSH , akibat mutasi reseptor TSH defek molekuler
pada sebagian keluarga kasus dengan resisten TSH yang
1
REFERAT
ditandai dengan kadar serum TSH tinggi, dan serum hormon
tiroid normal atau menurun, disertai kelenjar tiroid normal atau
hipoplastik.
d. Sintesis atau sekresi TSH berkurang
Hipotiroidism sentral disebabkan karena kelainan pada hipofisis atau
hipotalamus. Pada bayi sangat jarang dengan prevalensi antara 1 : 25.000 sampai
1: 100.000 kelahiran.
e. Menurunnya transport T4 seluler
Sindrom ini terjadi akibat mutasi monocarboxylate transporter 8 (MCT8),
merupakan fasilitator seluler aktif transport hormone tiroid ke dalam sel. Biasanya
pada laki laki menyababkan hipotiroidisme dengan kelainan neurologi seperti
kelambatan perkembangan menyeluruh, distonia hipotoniasentral , gangguan
pandangan mata serta kadar T3 meningkat.
f. Resistensi hormone tiroid
Merupakan sindrom akibat dari tidak responsifnya jaringan target terhadap
hormone tiroid, ditandai dengan meningkatnya kadar FT4 dan FT3 dalam sirkulasi
dengan kadar TSH sedikit meningkat atau normal.
2.6.2 ETIOLOGI HIPOTIROIDISME KONGENITAL TRANSIEN4,5,6
a. Defisiensi yodium
b. Pengobatan ibu dengan obat antitiroid
Dapat terjadi pada ibu yang diberikan obat antitiroid (PTU atau karbimasol
atau metimasil) untuk penyakit graves
c. Antibody reseptor tirotropin ibu
2.6.3 ETIOLOGI HIPOTIROID DIDAPAT1
2
REFERAT
Primer :
1. Tiroiditis Hasimoto :
a. Dengan goiter
b. Atropi tiroid idiopatik, diduga sebagai stadium akhir penyakit tiroid
autoimun, setelah tiroiditis Hashimoto atau penyakit Graves.
2. Terapi iodin radioaktif untuk penyakit Graves.
3. Tiroidektami subtotal untuk penyakit Graves atau goiter nodular.
5. Tiroiditis subakut.
6. Penyebab yang jarang di Amerika Serikat.
a. Defisiensi iodide.
b. Bahan goitrogenik lain seperti litium; terapi dengan obat antitiroid.
c. Kelainan bawaan sintesis hormon tiroid.
Sekunder : Hipopituitarisme karena adenoma hipofisis, terapi ablasi hipofisis, atau
destruksi hipofisis.
Tersier : Disfungsi hipotalamus (jarang).
Resistensi perifer terhadap kerja hormon tiroid.
2.5 Patofisiologi
3
REFERAT
8
o jaringan kelenjar tiroid yang hilang menyebabkan berkurangnya produksi hormon
tiroid, akibatnya TSH meningkat dan menyebabkan goiter
o Pada aplasia kelenjar tiroid tidak akan ditemukan goiter
o TSH berkurang hipofisa gagal memproduksi TSH, sering karena nekrosis atau
tumor hipofisa. 5
Clinical Signs
4
REFERAT
2.6 Gejala klinis
Riwayat dan gejala pada neonatus dan bayi :
Fontanella mayor yang lebar dan fontanella posterior yang terbuka.
Suhu rektal < 35,5˚C dalam 0-45 jam pasca lahir.
Berat badan lahir > 3500 gram; masa kehamilan > 40 minggu.
Suara besar dan parau.
Hernia umbilikalis.
Riwayat ikterus lebih dari 3 hari.
Miksedema.
Makroglosi
Riwayat BAB pertama > 20 jam setelah lahir dan sembelit (< 1 kali/hari) Kulit kering,
dingin, dan motling (berbercak-bercak).
Letargi.
Sukar minum.
Bradikardia (< 100/menit).5
Diagnosis dan pengobatan dini penting untuk mencegah mental yang permanen pada penderita.
Klinisi semakin menjadi tergantung pada uji skrining neonatus untuk diagnosis
hipotiroidisme congenital. Namun, kesalahan laboraturium terjadi, dan menyadari tanda-tanda
dan gejala-gejala awal harus dipertahankan. Hipotiroidisme congenital dua kali lebih banyak
pada anak perempuan dari pada anak laki-laki. Sebelum program skrining neonatus,
hipotiroidisme congenital jarang dikenali pada bayi baru lahir karena tanda-tanda dan gejala-
gejalanya biasanya tidak cukup berkembang. Hipotiroidisme ini dapat dicurigai dan diagnosis
ditegakkan selama umur minggu-minggu awal jika terdapat manifestasi awal tetapi kurang khas
dikenali. Berat badan dan panjang lahir adalah normal, tetapi ukuran kepala dapat sedikit
meningkat karena miksedema otak. Ikterius fisiologis yang berkepanjangan, yang disebabkan
oleh maturasi konyugasi glukuronid yang terlambat, mungkan merupakan tanda paling awal.
5
REFERAT
Kesulitan memberi makan, terutama kelambanan, kurang minat, mengantuk, dan serangan
tersedak selama menyusui, sering muncul selama umur bulan pertama. Kesulitan pernapasan,
sebagian karena lidah yang besar, termasuk episode apnea, pernapasan berisik, dan hidung
tersumbat. Sindrom distress pernapasan khas juga dapat terjadi. Bayi yang terkena sedikit
biasanya tidak berespons terhadap pengobatan. Perut besar, dan hernia umbilikalis biasanya ada.
Suhu badan subnormal, sering dibawah 350C(950F), dan kulit, terutama tungkai, mungkin dingin
dan burik (mottled). Edema genital dan tungkai mungkin ada. Nadi lambat;bising jantung,
kardiomegali, dan efusi pericardium tidak bergejala adalah biasa. Anemia sering ada dan refrater
terhadap pengobatan dengan hematinik. Karena gejala-gejala muncul secara bertahap, diagnosis
sering kali terlambat. 5
Manifestasi ini berkembang; retardasi perkembangan fisik dan mental menjadi lebih
besar selama bulan-bulan berikutnya, dan pada usia 3-6 bulan, gembaran klinis berkembang
sepenuhnya. Bila hanya ada defisiensi hormone tiroid parsial, gejalanya dapat lebih ringan,
sindromnya tidak penuh, dan mulainya terlambat. Meskipun air susu ibu mengandung sejumlah
hormone tiroid, terutama T3,hormone ini tidak cukup melindungi bayi yang menyusui dengan
hipotiroidisme congenital, dan tidak mempunyai pengruh pada uji skrining tiroid neonatus.
Pertumbuhan anak tersendat, tungkai pendek, dan ukuran kepala normal atau bahkan
meningkat. Fontanella anterior dan posterior terbuka lebar; pengamatan tanda ini pada saat lahir
dapat berperan sebagai pedoman awal untuk mengenali awal hipotiroidisme congenital. Hanya
30% bayi baru lahir normal memiliki fontanella posterior yang lebih besar dari 0,5 cm. Matanya
Nampak terpisah lebar, dan jembatan hidung yang lebar adalah cekung. Fissure pabpebra sempit
dan kelopak mata membengkak. Mulut terbuka, dan lidah yang tebal serta lebar terjulur keluar.
Tumbuh gigi terlambat. Leher pendek dan tebal, dan dapat ada endapan lemak di atas klavikula
dan di antara leher dan bahu. Tangan lebar dan jari pendek. Kulit kering dan bersisik,dan sedikit
keringat. Miksedema Nampak, terutama pada kulit kelopak mata, punggung tangan, dan genitalia
eksterna. Karotenemia dapat menyebabkan perubahan warna kulit kuning, tetapi skleranya tetap
putih. Kulit kepala tebal dan rambut kasar,mudah patah, dan sedikit. Garis rambut menurun jauh
ke bagian bawah dahi, yang biasanya tampak mengerut, terutama ketika bayi menangis.
6
REFERAT
Perkembangan biasanya terlambat. Bayi hipotiroid tampak lesu dan lamban dalam belajar
duduk dan sendiri. Suaranya serak dan bayi ini tidak belajar berbicara. Tingkat retardasi fisik dan
mental meningkat sejalan dengan usianya. Maturasi seksual dapat terlambat atau tidak terjadi
sama sekali.
Otot biasanya hipotonik, tetapi pada keadaan yang jarang, terjadi hipertrofi otot
menyeluruh (sindrom Kocher-Debre-Semelaigne sindrom). Anak yang terkena dapat memiliki
penampakan atletis karena pseudohipertropi, terutama pada otot betis. Patogenesisnya belum
diketahui; perubahan ultrastruktural dan histokimia yang tidak spesifik nampak pada biopsi otot
yang kembali normal dengan pengobatan. Pada anak laki-laki lebih cenderung berkembang
sindrom, yang telah diamati pada saudara kandung yang lahir dari perkawinan sedarah. Penderita
yang terkena menderita hipotiroidisme yang lebih lama dan lebih berat.1
Gejala pada anak besar :
Dengan goiter maupun tanpa goiter.
Gangguan pertumbuhan (kerdil).
Gangguan perkembangan motorik, mental, gigi, tulang, dan pubertas.
Ganguan perkembangan mental permanen terutama bila onset terjadi sebelum umur 3
tahun.
Aktivitas berkurang, lambat.
Kulit kering.
Miksedema.5
Perlambatan pertumbuhan biasa nya merupakan manifestasi klinis pertama, tetapi tanda
ini sering lewat tanpa diketahui. Perubahan miksedematosa kulit, konstipasi, intoleransi dingin,
energi menurun, bertambahnya kebutuhan untuk tidur berkembang secara diam-diam. Yang
menarik, tugas sekolah dan nilai biasanya tidak terpengaruh, bahkan pada anak yang menderita
hipotiroid berat sekalipun. Maturasi tulang terlambat, sering secara mencolok, yang merupakan
petunjuk lamanya hipotiroidisme.
7
REFERAT
Beberapa anak datang dengan nyeri kepala, masalah penglihatan, pubertas prekoks, atau
galaktorrea. Anak-anak ini biasanya mengalami pembesaran hiperplastik kelenjar pituitaria,
seringkali dengan perluasan suprasella, setelah hipotiroidisme yang lama; keadaan ini dapat
terkelirukan dengan tumor kelenjar pituitaria.
Semua perubahan ini kembali menjadi normal dengan pergantian T4 yang cukup, tetapi
pada anak dengan hipotiroidisme yang berlangsung lama, pertumbuhan susulan mungkin tidak
sempurna. Selama 18 bulan pertama pengobatan, maturasi skeleton sering melebihi pertumbuhan
linier yang diharapkan, yang menyebabkan hilangnya sekitar 7 cm ketinggian dewasa yang
diharapkan. Penyebab hal ini belum diketahui.
Pemeriksaan diagnostik dan pengobatan adalah sama seperti yang diuraikan pada
hipotiroidisme kongenital. Pengukuran antibodi antitiroglobulin dan antiperoksidase (dahulu anti
kromosom) dapat mengarah pada tiroiditis autoimun sebagai penyebab. Selama tahun pertama
pengobatan, penjelekkan tugas sekolah, kebiasaan tidur yang buruk, kegelisahan, waktu
perhatian yang pendek, dan masalah-masalah perilaku dapat terjadi, tetapi hal ini terjadi
sementara; mengingatkan keluarga tentang manifestasi ini meningkatkan manajemen yang tepat.
2.7 Pemeriksaan dan Diagnosis
- Anamnesis :
o Apakah berasal dari daerah gondok endemik?
o Struma pada ibu. Apakah ibu diberi KI, PTU waktu hamil?
o Adakah keluarga yang struma?
o Perkembangan anak.
8
REFERAT
- Gejala klinis :
Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar hipotiroid kongenital > 5; tetapi tidak adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan kemungkinan hipotiroid kongenital.
Tabel : Skor Apgar pada hipotiroid kongenital
Gejala klinis Skore
Hernia umbilicalis 2
Kromosom Y tidak ada (wanita) 1
Pucat, dingin, hipotermi 1
Tipe wajah khas edematus 2
Makroglosi 1
Hipotoni 1
Ikterus lebih dari 3 hari 1
Kulit kasar, kering 1
Fontanella posterior terbuka (>3cm) 1
Konstipasi 1
Berat badan lahir > 3,5 kg 1
Kehamilan > 40 minggu 1
Total 15
- Laboratorium :
o Darah, air kemih, tinja, kolesterol serum.
o T3, T4, TSH.
Nilai normal hormon tiroid T4 sebesar 18,0 ug/dl. Nilai FTI sebesar 21,4 ug/dl; kadar
normal, 3,9-14,0 ug/dl. Sedangkan T3 sebesar 567 ng/dl; normal 80-220 ng/dl nilai
TSH hanya 0,03 uIU/ml; kadar normal, 0,50-4,00 uIU/ml.
9
REFERAT
- Radiologis :
o USG atau CT scan tiroid.
o Tiroid scintigrafi.
o Umur tulang (bone age).
o X-foto tengkorak .
Diagnosis hipotiroid dapat dilakukan :
- In utero :
o Pemeriksaan USG (ada tidaknya goiter).
- Post natal :
o Uji tapis tiroid pada bayi baru lahir (setelah hari ketiga) :
Pelaksanaan bisa dilakukan dengan 3 cara:
� Pemeriksaan primer TSH.
� Pemeriksaan T4 ditambah dengan pemeriksaan TSH dari sampel darah yang sama, bila hasil T4 rendah.
� Pemeriksaan TSH dan T4 sekaligus pada satu sampel darah.
Nilai cut-off adalah 25U/ml. Bila nilai TSH <25U/ml dianggap normal; kadar TSH >50
U/ml dianggap abnormal dan perlu pemeriksaan klinis dan pemeriksaan TSH dan T4
plasma. Bila kadar TSH tinggi > 40 U/ml dan T4 rendah, < 6 g/ml, bayi diberi terapi
tiroksin dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Bayi dengan kadar TSH diantara 25-50
U/ml, dilakukan pemeriksaan ulang 2-3 minggu kemudian.
o Skor Apgar Hipotiroid Kongenital.5
DATA LABORATORIUM. Kebanyakan program skrining bayi lahir di Amerika utara
mengukur kadar T4 ditambah dengan pengukuran TSH bila T4 rendah. Pendekatan ini mengenali
bayi dengan hipotiroidisme primer, penderita dengan globulin pengikat tiroksin (thyroxine-
binding globulin [TBG]) yang rendah dan beberapa dengan hipotiroidisme hipotalamus atau
10
REFERAT
pituitaria, dan bayi yang hipertiroksinemia. Program skrining neonatus di jepang dan eropa
didasarkan pada pengukuran TSH primer; pendekatan ini gagal mengenai bayi dengan
hipertiroksinemia, TBG rendah, dan hipotiroidisme hipotalamus atau pituitaria tetapi dapat
mendeteksi bayi-bayi dengan hipotiroidisme terkompensasi (T4 normal, TSH meningkat).
Dengan salah satu dari pemeriksaan ini, perawatan khusus perlu diberikan dengan kisaran nilai
normal menurut usia penderita, terutama pada umur minggu-minggu pertama. Tanpa melihat
pendekatan yang digunakan pada skrining, beberapa bayi lolos dari deteksi karena kesalahan
teknis; klinis harus tetap waspada pada manifestasi klinis hipotiroidisme.
Kadar T4 serum rendah; kadar T3 serum dapat normal dan tidak bermanfaat pada
diagnosis. Jika defeknya terutama pada tiroid , kadar TSH meningkat, sering diatas 100µU/ml.
Kadar prolaktin serum meningkat berkolerasi dengan kadar TSH serum. Kadar Tg serum
biasanya rendah pada bayi dengan disgenesis tiroid atau defek sintesis atau sekresi Tg. Kadar Tg
yang tidak dapat di deteksi biasanya menunjukkan aplasia tiroid. Perhatian yang khusus harus
diberikan pada kembar monoamnion, karena setidaknya pada 4 kasus skrining neonatus gagal
mendeteksi kembar yang tidak serasi (discordant) dengan hipotiroidisme, dan diagnosisnya
tideutiak dilakukan sampai bayi berusia 4-5 bulan. Nampaknya, transfuse darah eutiroid dari
bayi kembar yang tidak terkena, kadar T4 dan TSH serum bayi kembar yang terkena dinormalisasi
pada skrining awal.
Retardasi perkembangan tulang dapat ditunjukkan dengan rontgenografi pada saat lahir
pada sekitar 60% hipotiroid dengan congenital dan menunjukkan beberapa kehilangan hormone
tiroid selama kehidupan intrauterine. Misalnya, epifisis femoris distal, yang normalnya ada pada
saat lahir, seringkali tidak ada. Pada penderita yang tidak diobati, ketidaksesuaian antara usia
kronologis dan perkembangan tulang bertambah. Epifisis sering memiliki banyak fokus
penulangan (disgenesis epifisis); deformitas (retak) vertebrae torakalis 12 atau lumbalis 1 atau 2
adalah biasa. Rontgenogram tengkorak menunjukkan fontanella besar dan sutura lebar; tulang
antara sutura biasanya ada. Sella tursika sering membesar dan bulat ; pada keadaan yang jarang
mungkin ada erosi dan penipisan. Keterlambatan pada pembentukan dan erupsi gigi dapat terjadi.
Pembesaran jantung atau efusi perikardium dapat ada.
11
REFERAT
Skintigrafi dapat membantu memperjelas penyebab yang mendasari pada bayi dengan
hipotiroidisme congenital, tetapi pengobatan tidak boleh terlalu lambat karena penelitian ini.
125 I- natrium yodida lebih unggul daripada 99mTc-natrium pertekhnetat untuk tujuan ini.
Pemeriksaan ultrasuara tiroid atau kadar Tg serum bukan alternative yang dapat dipercaya untuk
skenning radionuklida. Peragaan jaringan tiroid ektopik dignostik disgenesis tiroid dan
membutuhkan pengobatan seumur hidup dengan T4. Kegagalan memperagakan suatu jaringan
tiroid menunjukkan adanya aplasia tiroid tetapi juga terjadi pada neonatus dengan TRBAb dan
pada bayi dengan defek penangkapan yodium.Kelenjar tiroid yang terletak normal dengan
ambilan radionuklid kuat atau normal menunjukkan defek pada biosintesis hormone tiroid.
Penderita hipotiroidisme gondok mungkin memerlukan evaluasi yang luas. Termaksud
pemeriksaan radioyodium, uji cairan perklorat, penelitian kinetic, khromatografi, dan
pemeriksaan jaringan tiroid, bila harus ditentukan sifat biokimia defek.
Elektrokardiogram dapat menunjukkan gelombang P dan T voltase rendah dengan
amplitudo kompleks QRS yang menurun dan menunjukkan fungsi ventrikel kiri jelek dan adanya
efusi pericardium. Elektroensefalogram sering menunjukkan voltase yang rendah. Pada anak
diatas usia umur 2 tahun , kadar kolesterol serum biasanya meningkat.1
2.8 Diagnosis Banding
Mongolisme
Sering disertai hipotiroid kongenital, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan faal tiroid secara
rutin.
- epikantus (+)
- makroglosi (+)
- miksedema (-)
- retardasi motorik dan mental
- trisomi 21
12
REFERAT
2.9 Penatalaksanaan
Hormon tiroid
Obat pilihan adalah Sodium L-Thyroxine, diberikan sedini mungkin.
Mekanisme kerja obat:
Percepatan proses metabolisme oksidatif → peningkatan perputaran energi pada seluruh organism (efek kalorigenik) → peningkatan metabolisme karbohidrat, protein, lemak; pemakaian oksigen (misalnya peningkatan tekanan darah, penurunan kadar kolesterol darah, perpendekan masa reflex, sinergisme dengan katekolamin, kenaikan frekuensi jantung, pengurangan resistensi pembuluh darah perifer), peningkatan pertumbuhan, kematangan jasmani dan rohani (fungsi kelenjar tiroid yang kurang pada wanita hamil mengakibatkan kretinismus pada anaknya).
1. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis seperti tabel berikut :
Umur Dosis µg/kg BB/hari
0-3 bulan
3-6 bulan
6-12 bulan
1-5 tahun
2-12 tahun
> 12 tahun
10-15
8-10
6-8
5-6
4-5
2-3
Kemudian, konfirmasi diagnosis mungkin diperlukan untuk beberapa bayi untuk
mengesampingkan kemungkinan hipotiroidisme sementara. Ini tidak diperlukan pada bayi
dengan ektopia tiroid yang terbukti atau pada mereka yang menampakkan peningkatan kadar
TSH setelah 6-12 bulan terapi karena buruknya ketaatan atau dosis T4 yang tidak cukup.
Penghentian terapi pada usia sekitar 3 tahun selama 3-4 minggu menyebabkan kenaikan tajam
kadar TSH pada anak dengan hipotiroidisme permanen.
13
REFERAT
Satu-satunya pengaruh natrium - L-tiroksin yang berbahaya adalah terkait dengan
dosisnya. Kadang-kadang anak yang lebih tua (8-13 tahun) dengan hipotiroidisme didapat dapat
menjadi pseudotumor otak dalam 4 bulan pertama pengobatan. Pada anak yang lebih tua, setelah
kejar pertumbuhan berakhir, angka pertumbuhan menunjukkan indeks kecukupan terapi yang
sangat baik. Orang tua harus di ingatkan lebih dahulu mengenai perubahan pada perilaku dan
aktivitas yang diharapkan selama terapi, dan perhatian khusus harus diberikan pada tiap defisit
perkembangan atau neurologis.
PEMANTAUAN
Kemungkinan terjadinya hipertiroidisme perlu diwaspadai. Dosis yang berlebihan dapat
mengakibatkan takikardia, kecemasan berlebihan, gangguan tidur, dan gejala tirotoksikosis yang
lain. Pemberian tiroksin berlebihan jangka lama mengakibatkan terjadinya kraniosinostosis.
Pemeriksaan fungsi tiroid.
14
REFERAT
o 2-4 minggu setelah terapi dimulai dan 2 minggu setelah setiap perubahan dosis.
o Secara berkala dianjurkan tiap 1-2 bulan dalam 1 tahun pertama kehidupan, selanjutnya
tiap 3 bulan pada tahun kedua sampai ketiga.
Apabila fase perkembangan otak sudah dilalui, pemantauan dapat dilakukan 3 bulan sampai 6
bulan sekali dengan mengevaluasi pertumbuhan linear, berat badan, perkembangan motorik dan
bahasa serta kemampuan akademis untuk yang sudah bersekolah. Umur tulang dipantau tiap
tahun.5
2.10 Prognosis
Makin muda dimulai pemberian hormon tiroid, makin baik prognosisnya. Prognosis jelek
pada kasus yang terlambat diobati, terutama defisit IQ. Sebaliknya penderita yang diobati dengan
hormon tiroid sebelum umur 3 bulan, dapat mencapai pertumbuhan dan IQ yang mendekati
normal. Oleh karena itu diagnosa dini sangat penting, namun sangat sulit ditegakkan secara
klinis karena seringkali pada waktu lahir bayi tampak normal, kalaupun memperlihatkan gejala
sangat samar dan tidak spesifik. Gejala khas hipotiroid biasanya tampak jelas pada saat bayi
berumur beberapa bulan.5
2.11 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi bila hipotiroid ini tak ditangani segera, anak pasti
mengalami gangguan pendengaran, karena saraf pendengarannya terganggu. Demikian pula
pertumbuhannya terganggu alias bertubuh pendek. Selain itu, anak menderita anemia karena
hormon tiroid juga digunakan untuk proses pembentukan darah. Untuk mencegah semua itu,
lakukan skrining. Terlebih untuk bayi lahir prematur yang berisiko, juga bila ibunya mengalami
gangguan tiroid.
15
REFERAT
BAB III
PENUTUP
3.1 Ringkasan
16
REFERAT
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
abnormal rendahnya atau suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat
dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid dan organ, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon
tiroid, serta gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.4.5
Hipotiroid bawaan atau kongenital merupakan penyakit pada bayi sejak lahir yang
disebabkan kekurangan hormon tiroid yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
pada bayi dan anak-anak. Kekurangan hormon tiroid pada bayi jika tidak cepat didiagnosis dan
diobati dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan kretinisme (terhambatnya pertumbuhan
fisik dan mental).6
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon
jaringan terhadap hormon tiroid.
Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
Hipotalamus membuat thyrotropin releasing hormone (TRH) yang merangsang hipofisis
anterior.
Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (thyroid stimulating hormone = TSH) yang
merangsang kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid mensintesis hormone tiroid (triiodothyronin = T3 dan tetraiodothyronin =
T4 = thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen,
produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan
vitamin-vitamin, serta kerja dari pada hormon-hormon lain.5
1. Arvin Kliegman Behrman. 2000. Hipotiroid dalam Nelson Textbook of Pediatrics edisi
bahasa Indonesia vol 3. Alih bahasa: A. Samik Wahab. EGC, Jakarta. p.1937-1944.
17
REFERAT
2. Abdul L, Napitupulu P.M, Pudjiadi A, Ghazali M.V, Putra S.T, Hasan R, Alata s H.
2005. Hipotiroid dalam Endokrinologi, Buku kuliah 1 Ed. FKUI, Jakarta. p.266-268,
(FKUI, Jakarta)
3. Agung Ngakan. Mengenal hipotiroid kongenital pada Anak. [serial online] 28 oktober
2002 [cited 2010 maret 5). Available from: http://ngakanagung.multiply.com/journal/item/4
4. Muhammad Faizi. Hipotiroid. [serial online] 6 juli 2008. [cited 2010 maret 5]. Available
from: http://www.pediatrik.com/isi03.php?
page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-buoi228.html
5. Haryudi Aji Cahyono. Hipotiroid. [serial online] 2007. [cited 2010 maret 10]. Available
from: http://www.slideshare.net/haryudi/hipotiroid-presentation
6. Neoease. Tiroid. [serial online] 2009. [cited 2010 februari 28]. Available from:
http://www.bedahugm.net/tag/tiroid/
7. John Cargill MA, MBA, MS and Susan Thorpe Vargas MS, Ph.D. Hypothyroid. [serial
online] 6 februari 2010. [cited 2010 maret 21]. Available from: http://www.mirage-
samoyeds.com/thyroid3.htm
18