gambaran penyembuhan luka perineum berdasarkan …

42
GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN STATUS GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP CIKALONG KULON KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Program Studi D III Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung Oleh : ANITA RIFANI ISNANDHITA NIM : CK.1.15.085 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN B A N D U N G 2 0 1 8

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN

STATUS GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP

CIKALONG KULON KABUPATEN CIANJUR

TAHUN 2018

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan

Pendidikan Program Studi D III Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung

Oleh :

ANITA RIFANI ISNANDHITA

NIM : CK.1.15.085

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA

PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN

B A N D U N G 2 0 1 8

Page 2: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …
Page 3: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …
Page 4: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …
Page 5: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

iii

ABSTRAK

Luka perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun

episiotomi perineum, kejadian tersebut menyebabkan adanya luka dengan

lamanya persembuhan yang berbeda setiap orangnya dikarenakan berrbagai fakotr

yang mempengaruhinya. Berbagai faktor yang bisa mempercepat penyembuhan

salah satunya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penyembuhan

luka perineum berdasarkan status gizi di wilayah kerja puskesmas DTP Cikalong

Kulon Kabupaten Cianjur tahun 2018.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melakukan cross

sectional. Populasi didapatkan sebanyak 33 orang dan sampel didapatkan

sebanyak 31 orang dengan pengambilan data secara primer yaitu mengobservasi

langsung dengan analisa data mengunakan analisis univariat.

Hasil penelitian didapatkan bahwa penyembuhan luka responden lebih dari

setengahnya normal sebanyak 22 orang (70,9%) dan kurang dari setengahnya

lambat sebanyak 9 orang (29,1%), status gizi responden lebih dari setengahnya

normal sebanyak 21 orang (67,7%) dan sebagian kecil lebih sebanyak 3 orang

(9,7%). Status gizi kurang lebih dari setengah penyembuhan luka perineumnya

lambat sebanyak 5 orang (71,4%), status gizi normal sebagian besar penyembuhan

luka perineumnya normal sebanyak 18 orang (85,7%) dan status gizi lebih

didapatkan lebih dari setengah penyembuhan luka perineumnya normal sebanyak

2 orang (66,7%).

Simpulan didapatkan bahwa status gizi normal menjadi salah satu faktor

penyebab normalnya penyembuhan luka perineum. Saran bagi tenaga kesehatan

untuk bisa menginformasikan kepada ibu nifas untuk selalu mengkonsumsi

makanan bergizi dalam upaya meningkatkan status gizi lebih baik.

Kata kunci : Ibu Nifas, Status Gizi, Luka Perineum.

Daftar Pustaka : 20 Sumber (Tahun 2010-2016).

Page 6: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur senantiasa kita panjatkan pada Illahi Rabbi yang

senantiasa memberikan rahmat, karunia, serta lindungan kepada kita semua

sehingga kita masih bisa melaksanakan segala perintah-Nya dan menjalankan

segala aktivitas sebagaimana mestinya. Tak lupa Shalawat serta salam tercurah

limpahkan pada Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan umat dan Sang

pengemban Agama Allah SWT yang telah membimbing kita dari masa

kejahiliyahan sampai masa sekarang yang terang benderang ini.

Alhamdulillah berkat rahmat Allah, pada kesempatan ini penulis dapat

menyelesaikan laporan tugas akhir yang merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan program DIII Kebidanan STIKes Bhakti Kencana

Bandung. Penulis menyadari akan kekurangan maupun kesalahan dalam

penyusunan laporan tugas akhir ini, baik dalam penyajian materi maupun

penyusunan tata bahasanya. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan yang penulis miliki sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik

sebagai bahan masukan dari semua pihak demi kesempurnaan isi yang terkandung

dalam laporan tugas akhir ini.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini penulis sendiri mendapatkan

banyak bimbingan, pengarahan, masukan serta dorongan moriil maupun materiil,

maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

yang tak terhingga terutama kepada:

Page 7: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

v

1. H. Mulyana, SH., MPd., MH.Kes selaku Ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana.

2. R. Siti Jundiah, M.Kep, selaku Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung;

3. Dewi Nurlaela Sari, M.Keb. selaku ketua program studi D III kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung.

4. Ning Hayati, S.ST., M.Kes. selaku pembimbing yang telah memberikan

arahan dan meluangkan waktu serta tenaganya.

5. Seluruh Staff dan Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis

6. Kedua orang tua yang selalu mendo’akan dan mendukung secara moril

dan materil dengan penuh sabar dan penuh kasih sayang.

7. Seluruh pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu

Akhir kata, semoga semua amal yang telah mereka berikan kepada penulis

mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis juga berharap semoga

laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada

umumnya.

Bandung, Agustus 2018

Penulis

Page 8: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

ABSTRAK ................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masa Nifas ......................................................................... 6

2.1.1 Pengertian Masa Nifas ........................................... 6

2.1.2 Periode Nifas ........................................................... 6

2.1.3 Perawatan Pasca Nifas ........................................... 7

2.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu nifas ...................................... 8

Page 9: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

vii

2.2 Luka Perineum ................................................................... 13

2.2.1 Pengertian Luka Perineum ...................................... 13

2.2.2 Bentuk Luka Perineum ............................................ 13

2.2.3 Etiologi .................................................................... 14

2.2.4 Klasifikasi Laserasi Perineum ................................ 15

2.2.5 Perawatan Luka Perineum ....................................... 16

2.2.6 Lingkup Perawatan .................................................. 16

2.2.7 Waktu Perawatan .................................................... 17

2.2.8 Tujuan Perawatan Luka Perineum .......................... 18

2.2.9 Alat-alat yang Digunakan untuk Perawatan Luka

Perineum ................................................................. 18

2.2.10 Cara Kerja ............................................................... 18

2.2.11 Hal-hal yang harus Diperhatikan dalam Perawatan

Luka Perineum ........................................................ 19

2.2.12 Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum .. 20

2.2.13 Dampak dari Perawatan Luka Perinium ................. 21

2.2.14 Infeksi Luka Perineum ............................................ 22

2.2.15 Kriteria Penyembuhan Luka Perineum ................... 23

2.2.16 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan

Luka Perineum ....................................................... 24

2.3 Status Gizi .......................................................................... 25

2.3.1 Pengertian Status Gizi ............................................. 25

2.3.2 Cara Menghitung Indeks Masa Tubuh .................... 28

Page 10: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ......................................................... 30

3.2 Variabel Penelitian ............................................................. 30

3.3 Populasi Penelitian ............................................................. 30

3.4 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ............................... 31

3.5 Kerangka Pemikiran dan Kerangka Konsep ...................... 32

3.6 Definisi Operasional ............................................................ 34

3.7 Prosedur Penelitian .............................................................. 34

3.8 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data .......................... 35

3.9 Pengolahan dan Analisa Data .............................................. 35

3.10 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................. 38

4.2 Pembahasan ........................................................................ 41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................ 46

5.2 Saran ................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 34

4.1 Gambaran Penyembuhan Luka Perineum di Wilayah Kerja

Puskesmas DTP Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur Tahun

2018 ................................................................................................. 38

4.2 Gambaran Status Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas DTP

Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur Tahun 2018 ............................ 39

4.3 Gambaran Penyembuhan Luka Perineum Berdasarkan Status Gizi

di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Cikalong Kulon Kabupaten

Cianjur Tahun 2018 ........................................................................ 40

Page 12: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

x

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

3.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 33

Page 13: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Observasi

Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Penelitian

Lampiran 3 : Lembar Bimbingan LTA

Lampiran 4 : Riwayat hidup

Page 14: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai

sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara

berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa

nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%

terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab

banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada

wanita post partum (1)

.

Perdarahan post partum menjadi penyebab utama kematian ibu di

Indonesia. Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua perdarahan setelah

atonia uteri yang terjadi pada hampir persalinan pertama dan tidak jarang juga

pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis

tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut

arkus pubis lebih kecil dari pada biasa, sehingga kepala janin terpaksa lahir

lebih ke belakang dari pada biasa, kepala janin melewati pintu bawah panggul

dengan ukuran yang lebih besar dari pada sirkumferensia sub

oksipitobregmantika atau anak dilahirkan dengan pembedahan vaginal. Luka

biasanya ringan tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang luas dan

berbahaya. Sebagai akibat persalinan terutama pada seorang primipara, biasa

timbul luka pada vulva di sekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam,

akan tetapi kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak (2)

.

Ruptur perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun

episiotomi perineum, yang dilakukan dengan gunting episiotomi. Episiotomi

Page 15: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

2

itu sendiri harus dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum

kaku, persalinan dengan kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat,

baik forceps maupun vacum. Apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas

indikasi dalam keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan indikasi di atas,

maka menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah

perineum yang lebih berat. Sedangkan luka perineum itu sendiri akan

mempunyai dampak tersendiri bagi ibu yaitu gangguan ketidaknyamanan (2)

.

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk

keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila

menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan

karena sehabis melahirkan, dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk

menyehatkan bayi (3)

.

Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup

dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol,

nikotin, serta bahan pengawet atau pewarna. Disamping itu harus mengandung

sumber tenaga (energi), untuk perbaikan tubuh, pembentukan jaringan baru,

misalnya beras, jagung, sagu, tepung terigu, dan ubi. Sumber pembangun

(protein), untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati,

misalnya protein hewani (ikan, udang, kerang, kepiting, daging, ayam, telur,

susu dan keju) dan protein nabati (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau,

kedelai, tahu dan tempe). Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin

dan air), untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur

kelancaran metabolisme dalam tubuh. Memberi zat pengatur dan pelindung

biasa diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-buahan segar (3)

.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum

diantaranya yaitu kurang tidur yang meningkatkan anabolisme, stres

Page 16: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

3

dikarenakan bisa mempengaruhi sistem imun yang menghambat penyembuhan

luka, kondisi medis seperti terjadinya malnutrisi, status gizi seperti

kekurangan energi kronik, adanya infeksi karena meningkatkan granulasi serta

pembentukan jaringan parut, dan juga obesitas dikarenakan adanya sejumlah

lemak subkutan dan jaringan lemak yang lebih sulit menyatu (4)

.

Dari berbagai faktor di atas, status gizi merupakan salah satu faktor

yang paling dominan dalam mempengaruhi penyembuhan luka. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2015) mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas

di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta didapatkan hasil bahwa faktor yang

paling dominan mempengaruhi penyembuhan luka jahitan perineum adalah

status gizi(5)

.

Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap

proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat

membutuhkan protein, dengan status gizi kurang, maka protein kurang

sehingga bisa menyebabkan luka sulit sembuh dan juga apabila status gizi

lebih maka adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang

memiliki sedikit pembuluh darah) sehingga pada orang-orang yang gemuk

penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih

mudah infeksi, dan lama untuk sembuh (4)

Data dari Puskesmas DTP Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur, pada

bulan Agustus sampai bulan November 2017 ada 129 ibu yang melahirkan.

Dari 129 orang ibu melahirkan, ibu yang mengalami kekurangan energi kronik

sebanyak 26 orang. Hasil pengukuran IMT dari 10 ibu didapatkan 3 orang

berstatus gizi kurang, dan 1 orang berstatus gizi lebih. Dari studi pendahuluan

yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap bidan setempat, bahwa ibu

Page 17: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

4

yang lama dalam proses penyembuhan luka salah satunya dikarenakan status

gizi ibu kurang. Adanya pembatasan makanan pada saat nifas yang bisa

menyebabkan status gizi ibu tidak normal salah satunya karena adanya adat

istiadat di Kecamatan Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur yaitu ibu nifas

mempunyai kebiasaan makan yang diatur oleh orang tuanya, sementara orang

tuanya melarang makan daging, telur dan ikan. Alasan orang tua yaitu makan

telur, daging, dan ikan dapat menghambat (memperlama) proses

penyembuhan luka perineum. Menurut bidan desa tersebut rata-rata untuk

penyembuhan luka perineum lebih dari enam hari

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian dengan judul

“Gambaran penyembuhan luka perineum berdasarkan status gizi di wilayah

kerja puskesmas DTP Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur tahun 2018 ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya yaitu

“Bagaimana gambaran penyembuhan luka perineum berdasarkan status gizi di

wilayah kerja puskesmas DTP Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur tahun

2018?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran penyembuhan luka perineum

berdasarkan status gizi di wilayah kerja puskesmas DTP Cikalong

Kulon Kabupaten Cianjur tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran penyembuhan luka perineum di

wilayah kerja puskesmas DTP Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur.

Page 18: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

5

b. Untuk mengetahui gambaran status gizi di wilayah kerja

puskesmas DTP Cikalong Kulon Kabupaten Cianjur tahun 2018.

c. Mengetahui gambaran penyembuhan luka perineum berdasarkan

status gizi di wilayah kerja puskesmas DTP Cikalong Kulon

Kabupaten Cianjur tahun 2018

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini merupakan bahan masukan untuk mengetahui status

gizi ibu nifas, serta khususnya dalam mengetahui status gizi ibu nifas

dalam proses penyembuhan luka perineum di wilayah kerja Puskesmas

DTP Cikalong Kulon.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi dan sebagai referensi bagi peneliti

lanjutan dalam melakukan penelitian tentang status gizi ibu nifas

dengan lama penyembuhan luka perineum.

b. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang status gizi

ibu nifas dengan lama penyembuhan luka perineum.

Page 19: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masa Nifas

2.1.1 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil.

Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. Masa nifas atau masa puerperium

adalah masa dimulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6

minggu (6)

.

Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil selama 6 minggu (7)

.

2.1.2 Periode Nifas

Menurut Rustam Mochtar nifas dibagi menjadi 3 periode:

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan,

2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

yang lama 6-8 minggu,

3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-

minggu, bulanan atau tahunan.

Page 20: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

7

2.1.3 Perawatan Pasca Nifas

Menurut Mochtar perawatan masa nifas meliputi berbagai hal

yaitu: (5)

1. Mobilisasi karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur

terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-

miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan

tromboemboli.Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-

jalan, hari ke 4 atau ke 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi

diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan,

nifas dan sembuhnya luka-luka.

2. Diet makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya

makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur –

sayuran dan buah-buahan.

3. Miksi hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-

kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan

oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama

persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang

terjadi selama persalinan. Kandung kemih penuh dan wanita sulit

kencing, sebaiknya dilakukan katererisasi.

4. Defekasi buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.

Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak

keras dapat diberikan obat laksons per oral atau per rektal. Jika masih

belum bisa dilakukan klisma.

Page 21: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

8

5. Perawatan payudara (mammae) telah dimulai sejak wanita hamil

supaya punting susu lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan

untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal laktasi harus dihentikan

dengan cara pembalutan mammae sampai tertekan. Pemberian obat

esterogen seperti tablet lynoral. Dianjurkan sekali supaya ibu

menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.

6. Laktasi untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari

kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae

yaitu proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan

lemak bertambah,keluar cairan susu jolong dari duktus laktiferus

disebut kolostrum bewarna kuning-kuning susu, hipervasularisasi pada

permukaan dan bagian dalam dimana vena-vena berdilatasi sehingga

tampak jelas

7. Perawatan luka perineum.

2.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu nifas

1. Kebutuhan Nutrisi Terhadap Penyembuhan Luka Perineum

Proses fisiologi penyembuhan luka perineum bergantung pada

tersedianya protein, vitamin (terutama vitamin A dan C) dan mineral

renik zink dan tembaga. Kolagen adalah protein yang terbentuk dari

asam amino yang diperoleh fibroblas dari protein yang dimakan.

Vitamin C dibutuhkan untuk mensintesis kolagen. Vitamin A dapat

mengurangi efek negatif steroid pada penyembuhan luka (8)

.

Page 22: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

9

a. Karbohidrat. Fungsi sebagai sumber tenaga (energi). Sumber: nasi,

jagung, gandum, roti, sagu dan ketela

b. Protein. Fungsi sebagai pengganti sel-sel tubuh yang rusak,

mengangkut zat gizi, sebagai sumber pembangun tubuh. Protein

nabati: tahu, tempe, kacang-kacangan. Protein hewani: telur,

udang, hati ayam, ikan laut.

c. Vitamin

1) Vitamin A. Fungsi memperbaiki jaringan mata yang rusak,

memelihara jaringan mata, membantu proses penglihatan.

Contoh: wortel, pepaya, tomat.

2) Vitamin B. Fungsi mencegah penumpukan cairan. Memelihara

fungsi saraf, memelihara nafsu makan. Contoh: hati, susu, keju,

daging.

3) Vitamin C. Fungsi pembentukan sel jaringan tubuh, membantu

penyerapan zat gizi, memperkuat pembuluh darah.

4) Vitamin D. Fungsi membantu penyerapan zat kapur dan fosfor

mengatur pengerasan tulang. Contoh: Susu sapi, mentega, telur,

minyak ikan

5) Vitamin E. Fungsi berpengaruh dalam kesuburan wanita.

Contoh: kecambah, gandum, biji-bijian, kacang tanah, kedelai.

6) Vitamin K. Fungsi mempengaruhi proses pembekuan darah.

Contoh: hati, sayur-sayuran berwarna hijau, kecambah,

gandum, keju.

Page 23: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

10

d. Mineral

1) Garam dapur (kalsium) dan fosfor. Fungsi sebagai bahan

pembentuk tulang. Contoh: bayam, kacang panjang, sawi,

kedelai.

2) Garam Besi. Fungsi membentuk zat warna merah pada darah

yang berguna untuk mengangkut oksigen. Contoh: bayam,

kacang panjang, sayur-sayuran berwarna hijau, buah-buahan.

3) Garam yodium. Fungsi mencegah penyakit gondok. Contoh:

ikan laut, telur ayam, daging dll.

4) Air. Fungsi membentuk cairan tubuh, alat pengangkut unsur-

unsur gizi, mengatur panas tubuh (9)

.

2. Anemia

Tekanan oksigen Arteri yang rendah akan mengganggu sintesis

kolagen dan pembentukan sel epitel. Jika sirkulasi lokal aliran darah

buruk, jaringan gagal memperoleh oksigen yang dibutuhkan.

Penurunan hamoglobin (Hb) dalam darah (anemia) akan mengurangi

tingkat oksigen arteri dalam kapiler dan mengganggu perbaikan

jaringan (8)

.

Anemia ini disebabkan oleh salah satu penurunan dalam

produksi sel darah merah, juga dikenal sebagai hemoglobin, atau

kehilangan darah pada akhirnya mengakibatkan penurunan pengiriman

oksigen oleh darah. Karena volume sel dalam darah manusia sesuai

dalam rentang tertantu, dapat diukur dengan menggunakan Volume

Page 24: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

11

Corpuscular Mean atau MCV. Anemia dikaitkan dengan hasil

kesehatan yang buruk. Pada pasien yang telah mengalami serangan

jantung, anemia tajam meningkatkan kematian oleh perdarahan pasca

persalinan, dan stroke umumnya terkait dengan anemia (8)

.

Beberapa gejala terjadinya anemia yaitu gangguan fungsi

memori, kemampuan kognitif berkurang, merasa lelah bahkan setelah

tidur all night, kelemahan, pusing, serangan jantung atau nyeri dada,

tekanan darah rendah, penyakit kuning (8)

.

3. Ambulasi Dini

Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin

membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya

untuk berjalan. Ambulasi tidak mempengaruhi penyembuhan luka

perineum baik secara spontan maupun episiotomi. Ambulasi dini tidak

dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru-paru,

demam dan keadaan lain yang masih membutuhkan istirahat (8)

.

Mobilisasi dini atau aktivitas yang dilakukan segera setelah

beristirahat beberapa jam dengan beranjak dari tempat tidur ibu (pada

persalinan normal).(9)

a. Manfaat dan keuntungan. Manfaat dan keuntungan dari mobilisasi

dini adalah:

1) Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat dengan early

ambulation.

Page 25: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

12

2) Faal usus dan kandung kencing lebih baik

3) Early Ambulation memungkinkan kita mengajar ibu

memelihara anaknya, memandikan, mengganti pakaian,

memberi makanan, dan lain-lain selama ibu masih di Rumah

Sakit.

b. Perawatan perineum puerperium lebih aktif dengan dianjurkan

untuk melakukan “mobilisasi dini”:

1) Melancarkan pengeluaran lohkea, mengurangi infeksi

puerperium

2) Mempercepat involusi alat kandungan

3) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan

4) Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga

mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

c. Metode mobilisasi dini. Mobilisasi dini berfokus pada rentang

gerak-gaya berjalan letihan dan toleransi aktivitas, yaitu:

1) Rentang gerak. Merupakan jumlah maksimum gerakan yang

mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan

tubuh: sagital, frontal dan transversal.

2) Gaya berjalan. Digunakan untuk menggambarkan cara utama

atau gaya ketika berjalan. Siklus gaya ketika berjalan dimulai

dengan tumit mengangkat satu tungkai dan berlanjut dengan

tumit mengangkat tungkai yang sama.

Page 26: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

13

3) Latihan dan toleransi. Latihan adalah aktivitas fisik untuk

membuat kondisi tubuh, meningkatkan kesehatan jasmani.

Toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja

yang dapat dilakukan seseorang.

4) Kesejajaran tubuh. Dapat dilakukan dengan berdiri, duduk atau

berbaring. Dengan kepala tegak, bahu dan pinggul lurus dan

sejajar, tulang belakang lurus, lengan nyaman di samping. (9)

2.2 Luka Perineum

2.2.1 Pengertian Luka Perineum

Luka perineum adalah luka pada perineum karena adanya robekan

jalan lahir baik maupun karena episiotomi pada waktu melahirkan janin (6)

.

Ruptura perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu

persalinan (5)

. Robekan jalan lahir adalah luka atau robekan jaringan yang

tidak teratur (10)

.

2.2.2 Bentuk Luka Perineum

1. Rupture

Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh

rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin

atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak

teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan (11)

.

Page 27: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

14

2. Episotomi

Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk

memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya

kepala bayi(12)

. Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada

perineum dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan

ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh

kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestasi lokal,

kecuali bila pasien sudah diberi anestasi epiderual. Insisi episiotomi

dapat dilakukan di garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah

mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar

dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (13)

.

2.2.3 Etiologi

1. Penyebab Maternal

a. Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong,

b. Pasien tidak mampu berhenti mengejan,

c. Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus

yang berlebihan,

d. Edema dan kerapuhan pada perineum.

2. Faktor Janin

a. Bayi besar,

b. Posisi kepala yang abnormal,

c. Kelahiran bokong,

Page 28: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

15

d. Ekstraksi forcep yang sukar

e. Distosia bahu.

2.2.4 Klasifikasi Laserasi Perineum

1. Robekan Derajat 1

Meliputi mukosa vagina, kulit perineum tepat dibawahnya.

Umumnya robekan tingkat 1 dapat sembuh sendiri penjahitan tidak

diperlukan jika tidak perdarahan dan menyatu dengan baik.

2. Robekan Derajat 2

Meliputi mucosa vagina, kulit perineum dan otot perineum.

Perbaikan luka dilakukan setelah diberi anestesi lokal kemudian otot-

otot diafragma urogenitalis dihubungkan di garis tengah dengan jahitan

dan kemudian luka pada vagina dan kulit perineum ditutupi dengan

mengikut sertakan jaringan-jaringan dibawahnya.

3. Robekan Derajat 3

Meliputi mucosa vagina, kulit perineum, otot perineum dan

otot spingterani eksternal. Pada robekan partialis denyut ketiga yang

robek hanyalah spingter pada robekan yang total spingter recti

terpotong dan laserasi meluas sehingga dinding anterior rectum dengan

jarak yang bervariasi. Keadaan ini disebut dengan robekan derajat

keempat.

Page 29: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

16

Perbaikan pada robekan tingkat tiga harus dilakukan dengan

teliti mula-mula dinding depan rektum yang robek dijahit kemudian

pada muskulus spingter ani eksternus yang robek dijahit. Selanjutnya

dilakukan penutupan robekan seperti diuraikan untuk robekan

perineum derajat dua. Untuk mendapatkan hasil yang baik harus

diberikan terapi pada robekan perineum total dan perlu diadakan

penanganan pasca pembedahan yang sempurna (6)

.

2.2.5 Perawatan Luka Perineum

Perawatan luka perineum adalah membersihkan daerah vulva dan

perineum pada ibu yang telah melahirkan sampai 42 hari pasca salin dan

masih menjalani rawat inap di rumah sakit (6)

.

Menurut Halminton perawatan perineum adalah pemenuhan

kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan

anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan

kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (14)

.

2.2.6 Lingkup Perawatan

Menurut Feerer lingkup perawatan perineum ditujukan untuk

pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh

masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau

akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung

(pembalut) lochea (14)

.

Page 30: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

17

Sedangkan menurut Hamilton, lingkup perawatan perineum adalah

mencegah kontaminasi dari rektum, menangani dengan lembut pada

jaringan yang terkena trauma, bersihkan semua keluaran yang menjadi

sumber bakteri dan bau (14)

.

2.2.7 Waktu Perawatan

Menurut Feerer waktu perawatan perineum adalah sebagai berikut:

1. Saat Mandi

Pada saat mandi ibu post partum pasti melepas pembalut

setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri

pada cairan yang tertampung pada pembalut untuk itu maka perlu

dilakukan penggantian pembalut demikian pula pada perineum ibu

untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

2. Setelah Buang Air Kecil

Pada saat buang air kecil pada saat buang air kecil

kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya

dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu

diperlukan pembersihan perineum.

3. Setelah Buang Air Besar

Pada saat buang air besar diperlukan pembersihan sisa-sisa

kotoran disekitar anus untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri

dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan

proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

Page 31: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

18

2.2.8 Tujuan Perawatan Luka Perineum

1. Mencegah iritasi dan infeksi

2. Meningkatkan rasa nyaman ibu

3. Mengurangi rasa nyeri.

2.2.9 Alat-alat yang Digunakan untuk Perawatan Luka Perineum

1. Kapas.

2. Air Dekonstaminasi Tingkat Tinggi

3. Betadine

4. Kassa steril

5. Pembalut bersih

6. Celana dalam yang bersih

7. Air cebok dan septik / rebusan daun sirih.

2.2.10 Cara Kerja

1. Melakukan cuci tangan.

2. Mengatur posisi ibu yang nyaman jika di tempat tidur posisi semi

fowler/fowler, lutut ditekuk.

3. Membuka baju bagian bawah.

4. Membersihkan paha bagian atas dan keringkan (kiri dan kanan).

5. Bersihkan lipatan bagian atas (labia mayora) dengan tangan kiri

menarik lipatan ke atas, tangan kanan membersihkan dengan hatihati

lipatan vulva. Usap dari perineum ke arah atas, ulangi pada sisi yang

berlawanan.

6. Regangkan lipatan bagian atas (labia mayora) dengan tangan kiri.

Tangan kanan yang lain membersihkan dari area bagian atas lipatan

Page 32: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

19

(pubis) ke lubang tempat buang air besar (anus) dengan satu kali

usapan gunakan kapas yang berbeda. Area yang dibersihkan yaitu

lipatan bagian dalam (labia minora, kriteria dan oripicium vagina).

7. Tuangkan air hangat ke area perineum dan keringkan.

8. Merubah posisi dengan posisi miring.

9. Bersihkan area anus dari kotoran dan feses jika ada bersihkan dari arah

depan (vagina) ke belakang (anus) dengan satu ucapan ulangi dengan

kapas yang berbeda sampai bersih.

10. Keringkan dengan handuk. Pasang pembalut pada celana dalam..

11. Celupkan pada kasa steril ke dalam larutan betadine, peras dan

tempelkan di daerah perineum (bila ada jahitan) atau bila ada salep

dioleskan.

12. Pasang celana dalam yang sudah dipasang pembalut, kemudian

dirapikan.

13. Pakai pakaian dalam.

14. Cuci tangan.

2.2.11 Hal-hal yang harus Diperhatikan dalam Perawatan Luka Perineum

1. Untuk mengurangi rasa sakit saat buang air besar yaitu ibu dianjurkan

banyak mengkonsumsi serat seperti buah-buahan dan sayur

2. Dengan kondisi robekan yang terlalu luas pada anus hindarkan banyak

bergerak pada minggu pertama karena bisa merusak otototot perineum,

ibu harus banyak duduk dan berbaring. Hindari berjalan karena akan

membuat otot perineum tergeser

3. Hindari penggunaan obat-obat tradisional pada perineum

Page 33: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

20

4. Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3-4 kali

perhari.

5. Kembali dalam seminggu untuk memeriksa penyembuhan. Ibu harus

kembali lebih awal jika gejala-gejala seperti demam mengeluarkan

cairan yang berbau busuk dari daerah lukanya atau jika daerah luka

menjadi nyeri.

6. Menasehati pasien untuk membersihkan daerah perineum setiap hari.

Periksa daerah jahitan untuk tanda-tanda perdagangan atau

pembengkakan, bila resiko infeksi besar (misalnya pada robekan

tingkat 3 dan 4 atau penjahitan tidak sepenuhnya steril), berikan

amoksilin 3 x 500 mg/hari (10)

.

7. Memberikan antibiotika (ampisilin 2 gram dan metranidazol 1 gram

peroral). Terapi penuh antibiotika hanya diberikan apabila luka tampak

kotor atau dibubuhi ramuan tradisional atau terdapat tanda-tanda

infeksi yang jelas (7)

.

2.2.12 Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Perineum

1. Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap

proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan

sangat membutuhkan protein.

2. Obat-obatan yaitu steroid dapat menyamarkan adanya infeksi dengan

menggangu respon inflamasi normal, antikoagulan dapat menyebabkan

hemoragi, antibiotik spektrum luas / spesifik efektif bila diberikan

segera sebelum pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi

bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena

koagulasi intrvaskular.

Page 34: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

21

3. Keturunan sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan

dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang

mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat

dihambat sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat

terjadi penipisan protein-kalori.

4. Sarana prasarana merupakan kemampuan ibu dalam menyediakan

sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat

mempengaruhi penyembuhan perineum misalnya kemampuan ibu

dalam menyediakan antiseptik.

5. Budaya dan Keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum

misalnya kebiasaan makan telur, ikan dan daging ayam akan

mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi

penyembuhan luka. (7)

2.2.13 Dampak dari Perawatan Luka Perineum

Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat

menghindarkan hal berikut ini:

1. Infeksi merupakan kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab

akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat

menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.

2. Komplikasi merupakan munculnya infeksi pada perineum dapat

merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang

dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih

maupun infeksi pada jalan lahir.

Page 35: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

22

3. Kematian ibu post partum apabila penanganan komplikasi yang lambat

dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum

mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (14)

.

2.2.14 Tahapan Penyembuhan Luka

1. Hemostatis (0 – 3 hari) Vasokontriksi sementara dari pembuluh darah

yang rusak terjadi pada saat sumbatan trombosit dibentuk dan

diperkuat juga oleh serabut fibrin untuk membentuk sebuah bekuan.

2. Inflamasi Respon inflamasi akut terjadi beberapa jam setelah cedera,

dan efeknya bertahan hingga 5 – 7 hari. Karakteristik Inflamasi yang

normal antara lain kemerahan, kemungkinan pembengkakan, suhu

sedikit meningkat diarea setempat (atau pada kasus luka yang luas,

terjadi periksia sistematis), kemungkinan ada nyeri. Selama peralihan

dari fase inflamasi ke fase proliferasi jumlah sel radang menurun dan

jumlah fibroblas meningkat.

3. Proliferasi (3 – 24 hari) Selama fase proliferasi, pembentukan

pembuluh darah yang baru berlanjut di sepanjang luka. Fibroblas

meletakkan substansi dasar dan serabut – serabut kolagen serta

pembuluh darah baru mulai menginfiltrasi luka. Tanda inflamasi mulai

mulai berkurang dan berwarna merah terang.

4. Maturasi (24 – 1 bulan) Bekuan fibrin awal digantikan oleh jaringan

granulasi, setelah jaringan granulasi meluas hingga memenuhi defek

dan defek tertutupi oleh permukaan epidermal yang dapat bekerja

dengan baik, mengalami maturasi. Terdapat suatu penurunan progesif

dalam vaskularitas jaringan parut, yang berubah dari merah kehitaman

menjadi putih. Serabut – serabut kolagen mengadakan reorganisasi dan

kekuatan regangan luka meningkat.

Page 36: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

23

5. Parut Maturasi jaringan granulasi mungkin menjadi faktor kontributor

yang paling penting dalam berkembangnya masalah parut. Setelah

penyembuhan, jaringan ini lebih tebal dibandingkan dengan kulit

normal, tetapi tidak setebal jika dibandingkan dengan luka tertutup

yang baru saja terjadi. Folikel rambut dan sebasea atau kelenjar

keringat tidak tumbuh lagi pada jaringan parut(4)

2.2.15 Kriteria Penyembuhan Luka Perineum

Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka

perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka

perineum dalam jangka waktu 6 hari post partum. Kriteria penyembuhan

luka perineum diantaranya adalah luka tampak kering, tidak ada PUS dan

tidak terjadi pembengkakan. Sedangkan kriteria penilaian penyembuhan

luka perineum adalah:

1. Normal jika penyembuhan luka ≤ 6 hari

2. Lambat jika penyembuhan luka > 6 hari (7)

Lama penyembuhan luka perineum, untuk grade I dan II rata-rata 6

hari sedangkan untuk grade III lebih dari 6 hari. Obat anestesi lokal

(Lidocain) yang menimbulkan vasodilatasi dapat mengurangi kemampuan

pembuluh darah untuk melakukan vasokonstriksi sebagai respons terhadap

perdarahan. Pada fase penyembuhan luka terjadi hemostasis yang dimulai

segera setelah terjadi kerusakan jaringan. Vasokonstriksi terjadi untuk

meminimalkan perdarahan dan membantu memulai proses koagulasi.

Bekuan fibrin terbentuk, yang menutup luka secara sementara. Bersamaan

dengan terbentuknya bekuan, darah atau cairan serosa dapat menjadi

eksudat luka karena tubuh berupaya membersihkan luka secara alami. Dari

Page 37: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

24

proses tersebut biasanya luka menjadi lebih lama sembuh dibandingkan

tanpa anestesi lokal(7)

2.2.16 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Perineum

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum

diantaranya yaitu kurang tidur, stress, kondisi medis dan pengobatan,

status gizi, infeksi, dan obesitas (4)

.

1. Kurang Tidur

Kurang tidur dapat menghambat penyembuhan luka, karena

tidur meningkatkan anabolisme dan penyembuhan luka termasuk ke

dalam proses anabolisme.

2. Stress

Ansietas dan stres dapat mempengaruhi sistem imun sehingga

menghambat penyembuhan luka.

3. Kondisi Medis dan Pengobatan

Imun yang lemah karena sepsis atau malnutrisi, ataupun

pengobatan dengan dilakukan infiltrasi lidokain dapat memerlambat

penyembuhan luka.

4. Status Gizi

Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi

terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian

jaringan sangat membutuhkan protein.

5. Infeksi

Infeksi dapat memperlambat penyembuhan luka dan

meningkatkan granulasi serta pembentukan jaringan parut.

Page 38: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

25

6. Obesitas

Sejumlah kondisi fisik yang dapat mempengaruhi

penyembuhan luka. Misalnya adanya sejumlah besar lemak subkutan

dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah). Pada

orang-orang yang gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan

lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk

sembuh (4)

2.3 Status Gizi

2.3.1 Pengertian Status Gizi

Gizi ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan

kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk

memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi

kebutuhan akan gizi sebagai berikut:

1. Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari

2. Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral

3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari

4. Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum

5. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit (2)

Menurut Rahma(15)

, zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan

antara lain:

1. Kalori. Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori.

Wanita dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas

Page 39: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

26

jangan mengurangi kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses

metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.

2. Protein. Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari.

Satu protein setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih

telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-140 gram ikan/

daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.

3. Kalsium dan vitamin D. Kalsium dan vitamin D berguna untuk

pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium dan vitamin D

didapat dari minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari.

Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per

hari. Satu setara dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160

gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu kalsium.

4. Magnesium. Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak

otot, fungsi syaraf dan memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium

didapat pada gandum dan kacang-kacangan.

5. Sayuran hijau dan buah. Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga

porsi sehari. Satu porsi setara dengan 1/8 semangka, 1/4 mangga, ¾

cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah

dimasak, satu tomat.

6. Karbohidrat kompleks. Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat

kompleks diperlukan enam porsi per hari. Satu porsi setara dengan ½

cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris

roti dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering

atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro,

atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.

Page 40: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

27

7. Lemak. Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak

(14 gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram

keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok

makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua sendok makan

selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak, sembilan kentang

goreng, dua iris cake, satu sendok makan mayones atau mentega, atau

dua sendok makan saus salad.

8. Garam. Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan.

Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.

9. Cairan. Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya

3 liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari

buah, susu dan sup.

10. Vitamin. Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan.

Vitamin yang diperlukan antara lain:

a. Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata.

Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang

dibutuhkan adalah 1,300 mcg.

b. Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan

fungsi syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari.

Vitamin B6 dapat ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang

polong dan kentang.

c. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina

dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat,

kacangkacangan, minyak nabati dan gandum.

Page 41: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

28

11. Zinc (Seng). Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan

pertumbuhan. Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur dan

gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolisme memerlukan seng.

Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada

seafood, hati dan daging.

12. DHA. DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi.

Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI.

Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.

2.3.2 Cara Menghitung Status Gizi

1. IMT (Indeks Masa Tubuh)

Indeks massa tubuh (Body Mass Index) adalah nilai yang

diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan

(TB) seseorang. Dipercayai dapat menjadi indikator atau

menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang (16)

.

Cara menentukan status gizi dengan menghitung IMT (Indeks

Masa Tubuh) dari berat badan dan tinggi badan ibu yaitu sebagai

berikut(16)

:

)()(

)(

mBadanTinggixmBadanTinggi

kgBadanBeratIMT

Rumus IMT = status gizi ibu dikatakan normal bila IMT nya

antara 18,5-25,0 cm. Kriteria IMT:

1. Nilai IMT < 18,5 : Status gizi kurang

2. Nilai IMT 18,5-25,0 : Status gizi normal

3. Nilai IMT > 25 : Status gizi lebih / obesitas

Page 42: GAMBARAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM BERDASARKAN …

29

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan cara yang sederhana

untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya berkaitan dengan

kekurangan dan kelebihan berat badan (obesitas)(16)

2. Lila

Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko

Kekurangan Energi Protein (KEP) wanita usia subur (WUS).

Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan

status gizi dalam jangka pendek. LILA merupakan salah satu pilihan

untuk penentuan status gizi ibu hamil, karena mudah dilakukan dan

tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang

lebih murah.

Pengukuran LILA pada kelompok WUS baik ibu hamil

maupun calon ibu merupakan salah satu cara deteksi dini yang mudah

dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui

kelompok beresiko KEK (Kekurangan Energi Kronik).

Untuk pengukuran status gizi ibu bisa menggunakan dengan

pengukuran Lingkar lengan atas, dengan ketentuan :

1. Gizi Kurang : apabila Lila kurang dari 23, 5 cm

2. Normal : apabila Lila lebih dari atau sama dengan 23,5 cm(16)