fome 433 b
TRANSCRIPT
TAHAP I
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Pasien : An Q
Umur : 14 Bulan
Alamat Lengkap : RT 03/05 Nguter, Kabupaten Sukoharjo
Bentuk Keluarga : Extended Family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien
Klinik
Ket
1 An Q Anak P 14 bl Belum
Sekolah
- Y VSD dan
PDA
2 Tn. W Ayah L 35 th D3 Wiraswasta T
3 Ny. P Ibu P 23 th SMA - T
4 Tn. S Kakek L 60an - T
5 Ny. N Nenek P 60an Pedagang T
Sumber: Data Primer, 10 Mei 2012
1
TAHAP II
STATUS PENDERITA
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An Q
Umur : 14 Bulan
Tanggal Lahir : 28 Februari 2011
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : belum bersekolah
Agama : Islam
Alamat : RT 03/05 Nguter, Kab. Sukoharjo
Tanggal periksa : 8 Mei 2012
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Berat badan kurang
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis kepada orang tua pasien.
Berdasarkan alloanamnesis, ± usia 2 bulan An. Q dibawa ke rumah sakit dr. Oen
Solo Baru karena keluhan demam dan batuk pilek yang tidak sembuh-sembuh.
Kemudian An. Q diperkirakan memiliki kelainan jantung, kemudian dirujuk ke
Dokter Spesialis Jantung di Rumah Sakit dr. Moewardi. Dari hasil pemeriksaan
Ecocardiografi, oleh dokter didiagnosis penyakit jantung bawaan. Orangtua
pasien merasa anaknya mempunyai tubuh yang lebih kecil dibanding anak
seumurannya dan belum dapat merangkak serta berdiri sendiri.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Riwayat Alegi : (+) telur
b. Riwayat Mondok : (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat Sakit Serupa : disangkal
b. Riwayat Peny. Hep B : (+) ayah pasien
5. Riwayat Kebiasaan
a. Riwayat Minum Obat-obatan : (+)furosemide, digoksin dan spironolakton
sejak umur pasien 2 bulan
b. Riwayat Merokok pada Keluarga: (+) ayah dan kakek pasien
2
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Penghasilan keluarga berasal dari penghasilan Ayah, kakek, dan Nenek.
Ayah dan kakek pasien bekerja sebagai pedagang toko kelontong dengan
penghasilan tidak tetap tiap bulan. Saat ini penderita sudah memiliki Jamkesmas.
7. Riwayat Gizi dan iImunisasi
Sejak lahir pasien diberikan ASI sampai usia 10 bulan. Selain ASI,
pasien diberi susu formula (SGM/Dancow) mulai dari umur 10 bulan dan pasien
mulai mendapat bubur susu sejak umur 4 bulan. Buah dan sayur sudah mulai
diberikan sejak umur 12 bulan. Nasi juga telah diberikan sejak umur 12 bulan
dengan frekuensinya 3 kali sehari. Kesan kualitas dan kuantitas intake kurang.
Riwayat imunisasi pasien lengkap dan dimulai sejak lahir.
C. Pemeliharaan Kehamilan dan Perinatal
Pemeriksaan rutin di Bidan dan RS. Frekuensi : Trimester I : 1x/bulan; II
:1x/bulan; III: 2x/bulan. Dari RS selama hamil ibu pasien dideteksi terkena
infeksi CMV (+), Rubella (+) saat umur kehamilan 6 bulan. Selama kehamilan
mengkonsumsi vitamin dan penambah darah. Pasien Lahir di RS, usia kehamilan
9 bulan lebih satu minggu, anak lahir secara sectio caesaria atas indikasi kala I
lama dan placenta kalsifikasi. BBL 3250 gram, PBL 47 cm, menangis kuat saat
dilahirkan. Selama masa nifas, pemeriksaan di bidan Puskesmas 1x/bulan dan
imunisasi di praktek bidan. Ibu pasien tidak memakai system KB.
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum: Tampak sakit ringan,compos mentis(E4V5M6), status gizi kesan
kurang.
2. Tanda Vital
Tensi : 110/70 mmHg
Heart Rate : 97x/menit; isi tegangan cukup, irama regular
Pernafasan : 24 x/menit ; tipe pernapasan thoracoabdominal, teratur
Suhu : 36,6 oC per axiller
3. Kulit: sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor kembali cepat, UKK (-)
4. Kepala dan telinga
3
Bentuk mesocephal, rambut hitam sukar dicabut, lingkar kepala 41 cm. sutura
sudah menutup (+), UUB sudah menutup (+), UUB menggembul (-),daun telinga
dalam batas normal, secret (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)
5. Mata, hidung, mulut
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor , reflek cahaya (+/+), mata
cekung (-/-), nafas cuping hidung (-/), sekret (-/-), deformitas hidung (-), Bibir
pucat/kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), mukosa basah (+)
6. Tenggorokan dan leher
Uvula ditengah, mukosa faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 hiperemis (-), normal
colli, kelenjar getah bening tidak membesar, trakea di tengah
7. Thoraks: Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
a. Cor : I : ictus cordis tampak
P : ictus cordis teraba di SIC IV-V LMCS, kuat angkat
P : batas jantung kesan tidak melebar
A : BJ I–II normal, regular, bising (+) grade III-IV SIC III LPSS
b. Pulmo : Statis dan dinamis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba sulit dievaluasi
P : sonor diseluruh lapang paru
A : suara vesikuler (+/+), suara tambahan RBK (-/-), whezing (-/-)
8. Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
A: bising usus (+) normal
P : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P : timpani seluruh lapang perut
Ektremitas: CRT < 2 detik, ADP teraba kuat
akral dingin oedem sianosis
_ _ _ _ _ _
_ _ _ _ _ _
E. PERHITUNGAN STATUS GIZI
BB: 7 kg dan TB: 65 cm.
Status gizi secara antropometri gizi kurang (untuk perhitungan terlampir)
4
TAHAP III
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI HOLISTIK
1. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas penderita (An Q 14 bulan) dengan orangtua (Tn. W
dan Ny.P) dan kakek-nenek (Tn. S dan Ny. N) yang tinggal bersama dalam satu
rumah.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan dengan anggota keluarga saling mendukung serta
memperhatikan kondisi kesehatan dari pasien. Segala bentuk permasalahan yang
timbul akan diselesaikan secara bahu-membahu oleh seluruh anggota keluarga.
3. Fungsi Sosial Budaya
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam
masyarakat melainkan hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Namun, seluruh
anggota keluarga cukup aktif dalam beberapa kegiatan sosial di masyarakat.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan keluarga berasal dari penghasilan Ayah, kakek, dan Nenek.
Ayah dan kakek pasien bekerja sebagai pedagang toko kelontong dengan
penghasilan tidak tetap tiap bulan yaitu Rp. 500.000,00-Rp. 800.000,00. Nenek
pasien bekerja berjualan makanan di Pasar Nguter dengan total penghasilan Rp.
600.000,00. Jumlah pengeluaran rata–rata sekitar Rp 1.200.000,00 dan sisanya
untuk kebutuhan tak terduga lainnya sehingga tidak bisa menaabung. Saat ini
penderita sudah memiliki Jamkesmas.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Keputusan–keputusan penting dalam keluarga diputuskan oleh Tn. W
sebagai kepala keluarga setelah bermusyawarah dengan anggota keluarga.
Keluarga pasien dalam kesehariannya cukup berinteraksi dengan masyarakat
sekitar.
5
B. FUNGSI FISIOLOGIS KELUARGA
Nilai APGAR keluarga pasien An. Q :
8,75 (kategori baik).Tabel APGAR dapat dilihat pada lampiran.
C. FUNGSI PATOLOGIS KELUARGA
Ekonomi (+) artinya keluarga An. Q menghadapi masalah di bidang ekonomi.
Keluarga dibebani biaya untuk berobat ke dokter spesialis jantung anak.Tabel dapat
dilihat SCREEM pada lampiran.
D. GENOGRAM
gambar genogram keluarga An. Q dapat dilihat pada lampiran.
E. FAKTOR PERILAKU KELUARGA
1. Pengetahuan
Secara keseluruhan pendidikan keluarga pasien cukup memadai.
Keluarga sadar bahwa penyakit pasien memerlukan penanganan serius.
2. Sikap
Sikap seluruh anggota keluarga dan pasien apabila ada yang sakit maka
akan berobat ke Puskesmas dan terutama ke RS bagi pasien, dimana tidak
mengenal jarak. Seluruh anggota keluarga lebih perhatian dan peduli akan
kesehatan pasien.
3. Tindakan
Keluarga melakukan kegiatan sanitasi cukup baik, sumber air yang
digunakan dari sumur untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, namun
kebersihan lingkungan pasien kurang terjaga baik. Hal ini dapat dilihat dari
kondisi dapur yang masih berlantaikan tanah dan terkesan kotor.
H. FAKTOR NON PERILAKU KELUARGA
1. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Indoor
Keluarga ini tinggal di rumah berukuran 13 x 9 m2 menghadap ke
timur. Rumah pasien tidak memiliki pagar dan pekarangan. Di sebelah
kiri dan kanan belakang rumah langsung berdempetan dengan tembok
rumah tetangga. Rumah penderita terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang
keluarga/menonton TV yang cukup luas, tiga kamar tidur, dapur dan
kamar mandi yang telah menggunakan air sumur. Namun jarak antara
6
kamar mandi dengan sumur hanya ± 150 m. Rumah pasien dilengkapi
dua pintu keluar, jendela tiga yaitu di ruang tamu dan kamar tidur.
Lantai rumah semuanya telah dilapisi ubin. Ventilasi dan penerangan
rumah sudah cukup. Atap rumah tersusun dari genteng dan tidak ditutup
langit-langit. Masing-masing kamar sudah memiliki ranjang dan kasur
yang layak. Dinding rumah terbuat dari batu bata dan sudah dicat.
Perabotan rumah tangga cukup. Namun decara keseluruhan kebersihan
rumah masih kurang.
b. Lingkungan Outdor
Rumah penderita terletak di pinggir jalan, dengan halaman yang
tidak terlalu luas. Di depan terdapat beberapa tanaman yang memang
sengaja dirawat. Di salah satu sudut halaman rumah terdapat tumpukan
sampah yang memang disengaja untuk pembuangan sampah sementara.
Drainase di lingkungan rumah sudah cukup baik, di depan rumah
terdapat got yang dapat mengalirkan air dengan lancar ketika musim
hujan tiba. Jalan di depan rumah sudah diaspal.
2. Faktor Keturunan
Di Keluarga ini tidak ada faktor resiko penyakit keturunan.
3. Pelayanan Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi keluarga jika sakit adalah
Puskesmas dan RS.
Tabel 2. Kesimpulan Fungsi Keluarga An. Q
Fungsi Keterangan
Holistik Baik
Fisiologis Baik
Patologis Baik
Pola interaksi Baik
Perilaku keluarga Baik
Non perilaku Cukup Baik
TAHAP IV
7
DAFTAR MASALAH DAN DIAGNOSTIK
A. DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis :
a. PJB (VSD dan PDA)
b. Status gizi kurang (underweight)
2. Masalah non Medis :
a. Lingkungan dan tempat tinggal yang kurang sehat karena kurangnya
ventilasi.
b. Perilaku hidup yang kurang sehat (kurang menjaga kebersihan)
c. Pengetahuan tentang kesehatan keluarga masih rendah (termasuk
pengetahuan tentang penyakit pasien)
B. PATIENTS CENTER DIAGNOSTIK
1. Diagnosis Holistik
Pasien An. Q , 14 bulan dengan diagnosis Penyakit Jantung Bawaan
(VSD dan PDA) mengalami gizi kurang (underwight). Hubungan dengan
keluarga baik tetapi keadaan tingkat ekonomi yang kurang memadai untuk
biaya pengobatan dan lingkungan rumah yang kurang sehat.
2. Diagnosis Biologis
Penyakit jantung bawaan dan gizi kurang (underwight)
3. Diagnosis Psikologis
Secara psikologis tidak ditemukan adanya gangguan
4. Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya
Hubungan internal keluarga maupun dengan masyarakat terjalin dengan
baik. Namun kondisi ekonomi untuk biaya pengobatan pasien kurang
memadai dan juga lingkungan rumah yang masih kurang sehat.
8
TAHAP V
SARAN KOMPREHENSIF DAN PEMBAHASAN
A. SARAN KOMPREHENSIF
1. Promotif dan Preventif
Edukasi keluarga tentang pemberian makanan dengan porsi kecil tapi
sering. Variasi dalam pembuatan makanan penting untuk pemberian asupan diet
tambahan pada anak. Diperlukan juga usahakan pengadaan tabungan kesehatan.
2. Kuratif dan Rehabilitatif
Terapi medik untuk bayi dan anak dengan gagal tumbuh dalam kaitannya
dengan PJB umumnya ditujukan untuk mengurangi gejala akibat gagal jantung.
Pemberian biskuit dapat meningkatkan asupan energi dan protein pada anak
dengan PJB asianotik. Setiap saat berikan latihan berdiri, berjalan, berbicara
untuk lebih merangsang perkembangan dan pertumbuhan pasien.
B. PEMBAHASAN
Pasien bernama An. Q usia 14 bulan yang didiagnosis PJB (VSD dan PDA)
yang diduga dari faktor sang ibu pada saat usia kehamilan 6 bulan dideteksi terkena
infeksi CMV dan Rubella. sejak umur 2 bulan mempunyai masalah pada gizi serta
tumbuh kembangnya.
Bentuk keluarga An. Q adalah extended family. Dengan kondisi keluarga
yang akrab dan harmonis, An. Q mendapatkan dukungan baik moral dan material
serta dimana kesadaran keluarga yang akan melakukan yang terbaik demi
kesehatannya. Segala bentuk permasalahan yang timbul akan diselesaikan secara
bahu-membahu oleh seluruh anggota keluarga. Seluruh anggota keluarga cukup
aktif dalam beberapa kegiatan sosial di masyarakat. Untuk tingkat pengetahuan
tentang kesehatan cukup baik, walaupun dalam beberapa aspek kurang memenuhi
seperti tempat tinggal yang masih kurang layak dan bersih.
Seperti yang telah diuraikan diatas permasalahan yang kini dihadapi An. Q
adalah status gizi kurang serta tumbuh kembang yang terhambat. Tujuan
penatalaksanaan gizi pada anak yang mengalami gagal tumbuh akibat PJB adalah
mencapai kejar tumbuh yang diinginkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Putra S.T. 1996. Pendekatan diagnosis penyakit jantung bawaan non sianotik. Dalam:
Putra ST, Advani N, Rahayoe AU. Dasar-dasar diagnosis & tatalaksana
penyakit jantung pada anak. Forum ilmiah kardiologi anak Indonesia.
Simposium nasional kardiologi anak I, Pp:131-42.
Rahayu AU. 1996. Saat yang tepat untuk intervensi pada penyakit jantung bawaan. J
Kardiol Indon; 21: 173-8.
Sastroasmoro S dan Madiyono B. 1994. Epidemiologi dan etiologi penyakit jantung
bawaan. Dalam: Sastroasmoro S, Madiyono B. Buku ajar kardiologi
anak.Binarupa aksara, Pp:165-7.
Soeroso S.1999. Tumbuh kembang anak dengan penyakit jantung bawaan.Dalam
Firmansyah A,Sastroasmoro S, Trihono PP, Pujiadi A, Tridjaja B, Mulya GP
dkk (penyunting).Buku naskah lengkap KONIKA IX.Jakarta :IDAI Pusat,
Pp:445-59.
10
LAMPIRAN
APGAR SCORE KELUARGA
Skoring :
Hampir selalu : 2 poin
Kadang – kadang : 1 poin
Hampir tak pernah : 0 poin
Tabel 2. APGAR Tn. W (ayah)
APGAR Sering/selalu
Kadang-kadang
Jarang/tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah
√
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
√
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
√
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
√
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
√
Sumber: Data Primer, 10 Mei 2012
Rekomendasi nilai APGAR Tn. W untuk keluarga : 9 poin
Tabel 3. APGAR Ny. P (ibu)
APGAR Sering/selalu
Kadang-kadang
Jarang/tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah
√
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
√
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah
√
11
hidup yang baruA Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
√
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
√
Sumber: Data Primer, 10 Mei 2012
Rekomendasi nilai APGAR Ny. P untuk keluarga : 9 poin
Tabel 4. APGAR Tn. S (kakek)
APGAR Sering/selalu
Kadang-kadang
Jarang/tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah
√
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
√
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
√
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
√
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
√
Sumber: Data Primer, 10 Mei 2012
Rekomendasi nilai APGAR Tn. S untuk keluarga : 8 poin
Tabel 5. APGAR Ny. N (nenek)
APGAR Sering/selalu
Kadang-kadang
Jarang/tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah
√
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
√
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah
√
12
hidup yang baruA Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
√
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
√
Sumber: Data Primer, 10 Mei 2012
Rekomendasi nilai APGAR Ny. N untuk keluarga : 9 poin
Tabel 6. SCREEM keluarga An. QSumber Patologi Keterangan
SosialInteraksi sosial yang baik antar anggota keluarga partisipasi mereka dalam masyarakat cukup. Hubungan dengan tetangga baik. Keluarga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Interaksi social pasien dengan masyarakat baik dengan keikutsertaan dalam sanggar pendidikan anak usia dini
_
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan. Menggunakan bahasa jawa, bahasa Indonesia, tata krama dan kesopanan.
_
Religius Pemahaman agama seluruh anggota keluarga cukup baik yang ditandai dengan penerapan ajaran agama yang cukup, seluruh anggota keluarga menjalankan sholat lima waktu dan mengerti maksudnya, berpuasa.
_
Ekonomi Ekonomi keluarga belum mampu mencukupi kebutuhan sekunder, rencana ekonomi tidak memadai, diperlukan skala prioritas untuk pemenuhan kebutuhan hidup
+
Edukasi Tingkat pendidikan dan pengetahuan anggota keluarga cukup. --
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga menggunakan pelayanan Puskesmas dan RS swasta secara rutin. Pasien telah mempunyai jaminan kesehatan (Jamkesmas).
_
Sumber : Data Primer, 10 Mei 2012
13
Ny. P ( 23 tahun) Tn. W ( 35 tahun)Ny. Y (65 th)
Tinggal di Sragen
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
SKEMA INTERAKSI KELUARGA
Diagram 1. Genogram Keluarga An. Q
Sumber : Data Primer, 10 Mei 2012
Keterangan :
Resume Genogram Keluarga An. Q
Penyakit yang diderita pasien tidak diderita oleh anggota keluarga lainnya.
Tidak didapatkan adanya riwayat penyakit yang diturunkan dari keluarga pasien
14
:: pasien An. Q : Pasien
:: pria
:: wanita
Tn. S (62 tahun) Ny. N (60 tahun)
An. Q (14 bulan)
Diagram 2. Pola interaksi keluarga
Keterangan :: hubungan kurang
: hubungan baik
: hubungan berlebihan
Resume
Hubungan antara An. Q dengan seluruh anggota keluarga sangat dekat dan
harmonis. Jarang sekali terjadi konflik di dalam keluarga ini.
15
Ny.N Tn. S
An. Q
Tn.W Ny. P
Tn.W
Ny.N
Gambar 1. Denah Rumah Pasien
Sumber : Data Primer, 10 Mei 2012
16
9 m
13 m
R. Tamu
R. tidur
R. tidur R. tidur
R. Keluarga dan TV Dapur
WC
Sumur
TERAS
JALAN
FOTO KEADAAN RUMAH PASIEN
17
18
Tanggal Follow Up Deskripsi Umum Planing
10/05/2012
TD : 110/70
HR : 97 X/menit
RR : 24x/menit
13/05/2012
TD : 110/80HR : 98X/menitRR : 20x/menit
Deskripsi umumTampak sehat, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan kurang.BB / PB : 7 kg / 65 cm Anak belum bisa berdiri sendiri dan berjalan sesuai usianya.Anak susah Makan Pembicaraan baru bisa
beberapa kata
Terapi medikamentosa : Furosemid digoksin spironolakton
Non medikamentosa: Pemberian
biskuit Sering makan Terapi tumbuh
kembang Latihan bicara
19