fiqh ibadah & syahadah

25
OLEH HJ. MARHAMAH SALEH, LC.MA. KULIAH IBADAH DAN SYAHADAH Hj. Marhamah Saleg, Lc.MA

Upload: marhamah-saleh

Post on 28-May-2015

6.817 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fiqh ibadah & syahadah

OLEHHJ. MARHAMAH SALEH, LC.MA.

KULIAH IBADAH DAN SYAHADAH

Hj. Marhamah Saleg, Lc.MA

Page 2: Fiqh ibadah & syahadah

TRILOGI ISLAM

Iman, Islam dan Ihsan merupakan pilar/pokok (rukun) dalam beragama dan dipahami sebagai sebuah sistem ajaran demi tegaknya ajaran Islam.

Antara iman, islam dan ihsan, ketiganya tak bisa dipisahkan oleh manusia di dunia ini, kalau diibaratkan hubungan diantara ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi lainya berkaitan erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling mengait.Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman, islam dan ihsan.

Page 3: Fiqh ibadah & syahadah

IMAN

‘AQIDAH6 Rukun

Iman

• Asas• Dasar• Tujuan

ISLAM

Amalan Sebagai

bukti iman

5 RukunIslam

Tazkiyyah

IHSAN• Nilai Insaniah• Pemantauan

Allah

TAQWA(Makhafatullah)• Sifat Termulia

‘UBUDIYYAH & KEPATUHAN

DINAMIKA IMAN-ISLAM-IHSAN

100%

Page 4: Fiqh ibadah & syahadah

Hadis tentang Iman-Islam-Ihsan

: ن�د� ع� لو�س� ج ن ن�ح� ا ب�ي�ن�م� ال� ق� ع�ن�ه الله ض�ي� ر� ر� عم� ع�ن�ط�ل�ع� إ�ذ� ي�و�م! ذ�ات� ل&م� و�س� ع�ل�ي�ه� الله ل&ى ص� الله� و�ل� س ر�

� ال ع�ر�، الش& اد� و� س� د�ي�د ش� الث2ي�اب� ب�ي�اض� د�ي�د ش� ل� ج ر� ع�ل�ي�ن�ال�س� ج� ت&ى ح� د�، أ�ح� ن&ا م� ه ي�ع�ر�ف و�ال� ر�، ف� الس& �ث�ر أ ع�ل�ي�ه� ى ير�إ�ل�ى ك�ب�ت�ي�ه� ر ن�د� س�

أ� ف� وسلم عليه الله صلى الن&ب�ي2 �ل�ى إ : ن�ي ب�ر� خ�

أ� م&د مح� ي�ا ال� و�ق� ذ�ي�ه� خ� ف� ع�ل�ى ي�ه� ك�ف& ع� و�و�ض� ك�ب�ت�ي�ه� روسلم : عليه الله صلى الله� و�ل س ر� ال� ق� ف� ال�م�، ا�إل�س� ع�ن�

و�ل س ر� دIا م& مح� أ�ن& و� الله إ�ال& �ل�ه� إ ال� أ�ن� د� ه� ت�ش� أ�ن� ال�م ا�إل�س�ان� م�ض� ر� و�م� ت�ص و� كا�ة� الز& ت�ي� تؤ� و� ال�ة� الص& ي�م� تق� و� الله�

I ب�ي�ال س� �ل�ي�ه� إ ت�ط�ع�ت� اس� إ�ن� ال�ب�ي�ت� ج& ت�ح ، : و� د�ق�ت� ص� ال� ق� : ع�ن� ن�ي ب�ر� خ�

أ� ف� ال� ق� ،ه د2ق يص� و� �له أ ي�س� ل�ه ب�ن�ا ع�ج� ان� ف� ا�إل�ي�م�ال� : ال�ي�و�م� ق� و� ل�ه� س و�ر و�كتب�ه� ال�ئ�ك�ت�ه� و�م� ب�الله� تؤ�م�ن� أ�ن�

. ه� ر2 و�ش� ي�ر�ه� خ� د�ر� ب�ال�ق� تؤ�م�ن� و� ر� ال� اآلخ� ق� ، د�ق�ت� ص� ال� ق�ع�ن� ن�ي ب�ر� خ�

أ� ان�ف� :ا�إل�ح�س� ال� ق� ، اه ت�ر� ك�أ�ن&ك� الله� ت�ع�بد� أ�ن�اك� . ي�ر� �ن&ه إ ف� اه ت�ر� ت�كن� ل�م� إ�ن� : ف� ع�ن� ن�ي ب�ر� خ�

أ� ف� ال� ق� . : ائ�ل� الس& م�ن� ب�أ�ع�ل�م� ا ع�ن�ه� ؤو�ل ال�م�س� ا م� ال� ق� اع�ة�، الس&ا ب&ت�ه� ر� ة ا�أل�م� ت�ل�د� أ�ن� ال� ق� ا، ات�ه� ار� م�

أ� ع�ن� ن�ي ب�ر� خ�أ� ف� ال� ق�

لو�ن� ي�ت�ط�او� اء� الش& ر�ع�اء� ال�ع�ال�ة� اة� ال�عر� اة� ف� ال�ح ى ت�ر� أ�ن� و�ر� : عم� ي�ا ال� ق� ثم& ل�يا، م� ل�ب�ث�ت ف� ان�ط�ل�ق� ثم& ، ال�بن�ي�ان� ف�يال� : . ق� أ�ع�ل�م� له و� س و�ر� الله ل�ت ق ؟ ائ�ل� الس& م�ن� �ت�د�ر�ي أ

] مسلم . ] رواه د�ي�ن�كم� كم� يع�ل2م �تـاكم� أ ب�ر�ي�ل ج� �ن&ه إ ف�

Page 5: Fiqh ibadah & syahadah

Intisari

IMAN merupakan syarat pokok yang melandasi diterimanya amalan seseorang.

ISLAM merupakan realisasi dari keimanan seseorang. Seseorang yang mengaku beriman hendaklah dibuktikan dengan amal perbuatan, yaitu menjalankan syariat Islam.

IHSAN adalah keikhlasan dan kekhusyu’an seseorang dalam beramal, berupa keutamaan akhlak, baik dalam beribadah kepada Allah SWT maupun dalam bermuamalah dengan sesama dan dengan lingkungan alam semesta.

Page 6: Fiqh ibadah & syahadah

Kedudukan Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah merupakan totalitas iman, dan menjadi dasar/pokok dari rukun iman lainnya.

Jika meyakini adanya Allah Swt sebagai pencipta (khaliq), maka akan yakin pula terhadap para Rasul yang menerima dan menyampaikan wahyu Allah.

Rasul adalah manusia utama yang ma’shum (terpelihara dari dosa), serta bersifat SHIDDIQ, AMANAH, TABLIGH dan FATHANAH.

ل� ن�ز& ال&ذ�ي ال�ك�ت�اب� و� ول�ه� س و�ر� ب�الل&ه� نوا آ�م� نوا آ�م� ال&ذ�ين� ا �يfه� أ ي�اب�الل&ه� ر� ي�ك�ف و�م�ن� ب�ل ق� م�ن� ل� �ن�ز� أ ال&ذ�ي ال�ك�ت�اب� و� ول�ه� س ر� ع�ل�ىب�ع�يدIا Iال ال� ض� ل& ض� د� ق� ف� ر� �خ� اآل� ال�ي�و�م� و� ل�ه� س و�ر كتب�ه� و� ئ�ك�ت�ه� ال� و�م�

) 136النساء( أو} { ، للمنافقين أو ، للمسلمين خطاب نوا آم� ال&ذ�ين� ا �يfه� أ ي�ا

الكتاب أهل لمؤمنيوالكتاب} ول�ه� س ر� على ل� ن�ز& الذي والكتاب ول�ه� س و�ر� بالله نوا آم�

} وداوموا بذلك اإل�يمان على اثبتوا ب�ل ق� م�ن �ن�زل� أ الذىآمنوا أو بألسنتكم، آمنتم كما بقلوبكم به آمنوا أو ، عليه

، ، ، والرسل الكتب يعم Iعاما Iإيمانا

Page 7: Fiqh ibadah & syahadah

5 Golongan Manusia

Mu’min menerima dan meyakini rukun iman yang enam dengan tulus dan jujur sepenuh hatinya (QS 2: 1-5)

Kafir menolak rukun iman secara terbuka dan terang-terangan. (QS 3: 6-7)

Munafik berpura-pura menerima aqidah Islam, mereka menolak atau tidak mempercayai aqidah Islam. (QS 2: 8-10)

Musyrik menyekutukan Allah SWT dengan sembahan-sembahan atau tandingan-tandingan lain.(QS 2: 165, QS 10:18)

Murtad semula beriman kepada Allah SWT, kemudian berbalik menjadi kafir. (QS 4:137)

Page 8: Fiqh ibadah & syahadah

Rukun Islam - SYAHADAT

Merupakan pokok-pokok ajaran Allah yang wajib dilakukan oleh setiap muslim sebagai mukallaf, jika telah memenuhi syarat tertentu.

Syahadat pertama dari kalimat syahadatain disebut syahadat tauhid, menegaskan eksistensi Allah sebagai satu-satunya Tuhan.

Susunan kalimat الله إال اله للنفي dimulai dengan ال ال(peniadaan), kemudian disusul dengan إثبات (penetapan), yaitu kalimat الله إال

Lafaz الله berasal dari kata إله yang berarti المعبود (yang disembah). الله adalah الجالله lafaz) لفظkeagungan), Zat yang mempunyai kekuasaan tak terbatas dimana manusia membutuhkan pertolongan-Nya.

Page 9: Fiqh ibadah & syahadah

Rukun Islam - SYAHADAT

Tauhid ada dua aspek:RUBUBIYYAH, yaitu pengakuan terhadap sifat-sifat ketuhanan bahwa hanya Allah saja yang menciptakan alam, memelihara dan mendidiknya. ULUHIYYAH, yaitu pengakuan bahwa hanya Zat yang bernama Allah saja sebagai Tuhan satu-satunya yang wajib disembah dan dimintai pertolongan-Nya.

Syahadat kedua adalah syahadat Rasul, mengandung 3 pengakuan: - bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Allah yg diutus kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman - bahwa beliau adalah Nabi dan Rasul terakhir karena Al-Quran yg diturunkan kepadanya merupakan kitab suci terakhir sebagai penyempurna kitab-kitab suci terdahulu - bahwa Nabi Saw adalah penghulu seluruh Nabi dan Rasul.

Page 10: Fiqh ibadah & syahadah

Iman Kepada Allah

: بالقلب التصديق (membenarkan dengan hati)اإليمان باألركان والعمل بالجنان والتصديق باللسان القول

(mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati, dan mengerjakan dengan anggota badan.)

Iman kepada Allah diwujudkan dalam pengakuan bahwa Allah itu ada, Tuhan Yang Maha Esa, yang qadim, yang kekal, tiada sekutu bagi-Nya. Dalilnya ayat kursi (QS. Al-Baqarah: 255). Juga hadis riwayat Imam Muslim استقم ثم بالله أمنت قل

Mengenal (ma’rifat) Allah adalah dengan memperhatikan makhluk ciptaan-Nya dan mengamati segala peristiwa alam, yang kesemuanya menunjukkan bahwa ada Yang Maha Mengatur dan Maha Pencipta, Dialah Allah SWT.

) * الذاريات ن� ص�رو ت�ب ن�لا ن�ا � ت�م ص� ت� ن�ان نو�ى �ن ص ني صللمو ت$ يي ءا ص) ن�(ر ال ص�ى )21-20نو( عليه ( مت�ق ل(�قدرو� دره إان�م � الله ذات �ي ���روا ول( الله خلق �ي ���روا

Mengokohkan iman kepada Allah melalui ma’rifat terhadap Asmaul Husna dan Sifat-sifat Nya berikut...

Page 11: Fiqh ibadah & syahadah
Page 12: Fiqh ibadah & syahadah
Page 13: Fiqh ibadah & syahadah

Hj. Marhamah Saleh, Lc.MA

13

KULIAH IBADAH

HAKIKAT MACAM TUJUAN IBADAH

Page 14: Fiqh ibadah & syahadah

Etimologi Ibadah

Ibadah dari kata bahasa Arab – – – د-ا. ع/ب 1د1 /ع.ب ي 2د/ ع/ب/اد/ة- ب ,yang berarti taat, tunduk, patuh ع2merendahkan diri, dan hina. Seseorang yang beribadah disebut ‘abid. Budak atau hamba juga disebut 4د. karena ia harus tunduk dan ع/بpatuh kepada majikannya.

Menurut DR.Yusuf Qardhawi, jika dikembalikan pada bahasa al-Quran dan struktur bahasa Arab, kata 1اد/ yang diambil الع2بdari اد/ة/ kebanyakan ditujukan kepada Allah الع2بSwt. Sedangkan kata 1د. 2ي kebanyakan الع/بditujukan kepada selain Allah, karena kata itu diambil dari ة/ 1و.د2ي .yang berarti budak الع1ب

Hj. Marhamah Saleh, Lc.MA.

14

Page 15: Fiqh ibadah & syahadah

Terminologi Ibadah

Menurut DR.Yusuf Qardhawi, pengertian ibadahالق/ل.ب2 ع/ار2 2ش. ت اس. /اش2ئ1 ن /ة2 2هاي الن ح/د> 2غ /ال ب الخ1ض1و.ع2 م2ن/ /ة ب ض/ر. العبادة

1و.د2 .م/ع.ب 2ل ل ع1ظ.م/ة-Ibadah adalah puncak ketundukan tertinggi yang timbul dari kesadaran hati sanubari dalam rangka mengagungkan yg disembah.

Menurut ahli fiqh, ibadah adalah:اآلخرة في لثوابه -ا /ب وط/ل الله لوجه ابتغاءا ماأد>يت

Segala bentuk ketaatan yang anda kerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat.

Kesimpulan: Ibadah merupakan nama yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhai oleh Allah Swt, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah Swt dan mengharapkan pahala-Nya.

Hj. Marhamah Saleh, Lc.MA

15

Page 16: Fiqh ibadah & syahadah

Hubungan Ibadah Dengan Iman

Hubungan antara ibadah & iman sangat erat dan tak dapat dipisahkan.

Beribadah kepada Allah Swt adalah indikasi iman kepada yang ghaib.

Kualitas iman seseorang mempengaruhi sikapnya dalam beribadah.

Ibadah merupakan amal saleh, dan amal saleh implementasi dari iman kpd Allah.

Banyak ayat menyebut orang beriman berbarengan dgn orang beramal saleh.

Page 17: Fiqh ibadah & syahadah

TUJUAN IBADAH

TUJUAN POKOK

TUJUAN TAMBAHA

N

TUJUAN LAINNYA

Page 18: Fiqh ibadah & syahadah

TUJUAN IBADAH

Ibadah mempunyai tujuan pokok dan tujuan tambahan. Tujuan pokoknya menghadapkan diri kepada Allah Swt dan mengkonsentrasikan niat kepada-Nya dalam setiap keadaan, sehingga seseorang akan mencapai derajat tinggi di akhirat. Tujuan tambahan adalah agar terciptanya kemashlahatan diri manusia dan terwujudnya usaha yang baik.

Shalat misalnya, selain bertujuan menundukkan diri kepada Allah Swt dengan ikhlas, juga untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar (QS. Al-’Ankabut: 45).Tujuan lainnya, mengistirahatkan diri dari kesibukan dunia, menyegarkan jasmani & rohani, membawa seseorang masuk surga dan menjauhkan dari neraka, dsb.

Hj. Marhamah Saleh, Lc.MA

Page 19: Fiqh ibadah & syahadah

MACAM-MACAM IBADAH DITINJAU DARI BERBAGAI SEGI

WAKTU, KEADAA

N & RUKUN

BENTUK & SIFAT

RUANG

LINGKU

P

Page 20: Fiqh ibadah & syahadah

IBADAH DARI SEGI RUANG

LINGKUP IBADAH

‘AMMAH

KHASHSAH

Ibadah Khashsah: ibadah yang ketentuan dan cara pelaksanaannya secara khusus ditetapkan oleh nash, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dsb.Ibadah ‘ammah: semua perbuatan baik yag dilakukan dengan niat yang baik dan semata-mata ikhlas karena Allah Swt, seperti makan-minum untuk ibadah, bekerja, amar ma’ruf nahi mungkar, berbuat baik, dsb.

Page 21: Fiqh ibadah & syahadah

IBADAH DARI SEGI BENTUK & SIFAT

Ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah, seperti: tasbih, tahmid, tahlil, takbir, doa, tasymit (menyahuti) orang bersin.

Ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifati dengan suatu sifat, seperti menolong orang tenggelam, berjihad di jalan Allah, membela diri dari gangguan, dsb.

Ibadah yang berupa menahan diri dari mengerjakan suatu perbutan, seperti puasa, tidak minum khamr dsb.

Ibadah yang terdiri dari melakukan dan menahan diri dari suatu perbuatan, seperti i’tikaf, ihram, dsb.

Ibadah yang bersifat menggugurkan hak, seperti membebaskan orang yang berhutang dari hutangnya, memaafkan kesalahan orang, memerdekakan budak untuk kaffarat, dsb.

Ibadah yang meliputi perkataan, pekerjaan, khudhu’, khusyu’, menahan diri dari berbicara dan berpaling lahir dan batin dari yang diperintahkan kita menghadapinya, seperti shalat.

Page 22: Fiqh ibadah & syahadah

IBADAH DARI SEGI WAKTU, KEADAAN DAN RUKUN

Muadda, ibadah yang dikerjakan dalam waktu yang ditentukan syara’ untuk pertama kalinya dan bukan sebagai pengulangan. Pelaksanaannya disebut ibadah tunai (ada’).

Maqadhi, ibadah yang dikerjakan sesudah keluar waktu yang ditentukan syara’ dan bersifat sebagai pengganti yang tertinggal, baik karena safar, sakit, dll. Pelaksanaannya disebut qadha’.

Mu’ad, ibadah yang diulang sekali lagi dalam waktunya untuk menambah kesempurnaan. Seperti shalat berjamaah setelah melaksanakan shalat sendirian pada waktu yang sama.

Muthlaq, ibadah yang tidak dikaitkan waktunya oleh syara’ dengan waktu yang terbatas, seperti membayar kaffarat sumpah.

Muwaqqat, ibadah yang dikaitkan oleh syara’ dengan waktu yang tertentu dan terbatas, seperti shalat fardhu, puasa ramadhan.

Hj. Marhamah Saleh, Lc.MA

Page 23: Fiqh ibadah & syahadah

IBADAH DARI SEGI WAKTU, KEADAAN DAN RUKUN

Muwassa’, ibadah yang lebih luas waktunya dari yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban yang dituntut saat itu. Seperti, seseorang diberikan hak mengerjakan shalat fardhu di awal waktu, di pertengahan atau di akhir, sebelum habis waktunya.

Mudhayyaq (mi’yar), ibadah yang waktunya sebanyak atau sepanjang fardhu yang diwajibkan dalam waktu itu, seperti puasa.

Dzusyabhain, ibadah yang mempunyai persamaan dengan mudhayyaq dan muwassa’, seperti ibadah haji menyerupai mudhayyaq karena hanya diwajibkan sekali dalam setahun, dan dari segi keberlanjutan bulan-bulan haji menyerupai muwassa’.

Mu’ayyan, ibadah tertentu dituntut oleh syara’, misalnya shalat harus dilaksanakan dan tidak ada ibadah lain sebgai ganti shalat.

Hj. Marhamah Saleh, Lc.MA

Page 24: Fiqh ibadah & syahadah

IBADAH DARI SEGI WAKTU, KEADAAN DAN RUKUN

Mukhayyar, ibadah yang boleh dipilih salah satu dari yang diperintahkan, seperti kaffarat sumpah (QS. 5: 89).

Muhaddad, ibadah yang dibatasi kadarnya oleh syara’, seperti shalat fardhu dan zakat.

Ghairu Muhaddad, ibadah yang tidak dibatasi kadarnya oleh syara’, seperti mengeluarkan harta di jalan Allah, sedekah, dsb.

Murattab, ibadah yang harus dikerjakan secara tertib, seperti kffarat jima’ di siang hari bulan Ramadhan.

Ma yaqbal al-ta’khir wa la yaqbal al-taqdim, seperti shalat dhuhur boleh di-jama’ ta’khir-kan ke ashar, tapi tidak boleh di jama’ taqdimkan ke subuh. Juga shalat magrib, puasa ramadhan.

Ma yaqbal al-taqdim wa la yaqbal al-ta’khir, seperti shalat ashar boleh di jama’ taqdimkan ke dhuhur dan ‘isya’ ke maghrib.

Hj. Marhamah Saleh, Lc.MA

Page 25: Fiqh ibadah & syahadah

IBADAH DARI SEGI WAKTU, KEADAAN DAN RUKUN

Ma la yaqbal al-taqdim wa la ta’khir, ibadah yang tidak dapat didahulukan dan ditunda dari waktunya, seperti shalat subuh.

Ma yajibu ‘ala al-faur, ibadah yang mesti segera dilaksanakan, misal wajib segera bayar zakat jika telah memenuhi persyaratan.

Ma yajibu ‘ala al-tarakhi, ibadah yang boleh dilambatkan melaksanakannya, seperti nazar muthlaq dan kaffarat.

Hj. Marhamah Saleh, Lc.MA