fgd1 diskusi daerah ntt
DESCRIPTION
Mendapatkan informasi dan konfirmasi terkait pemilihan kawasan perdesaan potensialMendapatkan isu-isu strategis pembangunan di kawasan perdesaan terpilih dan kawasan pengaruh lainnyaTerhasilkannya kesepakatan mengenai kawasan perdesaan potensial terpilih yg disusun ke dalam Berita Acara KesepakatanTRANSCRIPT
FORUM DISKUSI RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN DI KEPULAUAN NUSA TENGGARA
TUJUAN DAN SASARAN DISKUSI
• Mendapatkan informasi dan konfirmasi terkait pemilihan kawasan perdesaan potensial
• Mendapatkan isu-isu strategis pembangunan di kawasan perdesaan terpilih dan kawasan pengaruh lainnya
Kesepakatan mengenai kawasan perdesaan potensial terpilih yg disusun ke dalam Berita Acara Kesepakatan
TUJUAN
SASARAN
• Peran dan fungsi kawasan perdesaan terhadap perkotaan yg menciptakan backward-forward linkage
• Permasalahan umum kawasan perdesaan di Indonesia (mis. lemahnya keterkaitan kegiatan ekonomi sektoral 7 spasial; rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan sarana perdesaan; degradasi SDA; konversi lahan pertanian subur; rendahnya kepemilikan aset, dll)
• Isu awal terkait pengembangan kwsn perdesaan di Kep. Nustra
• Peran strategis Nustra yang didukung oleh kebijakan terkait (MP3EI, RTR Kep. Nustra, RTRW Prov, RPJMD, RIPPNAS, dll)
• Urgensitas pengembangan kawasan perdesaan Kep. Nustra melalui sinkronisasi kebijakan infrastruktur dan penyiapan rencana pengembangan kawasan perdesaan
LATAR BELAKANG
ISU UMUM NUSTRA
• Rendahnya tingkat aksesibilitas terhadap pusat-pusat pertumbuhan wilayah, khususnya di kawasan perbatasan dan wilayah terisolir. Keberadaan jalan tidak mantap NTT 49,82%, NTB 66,50% (target MDG tahun 2019 60%).
• Keterbatasan sumber air baku akibat potensi air permukaan kecil dan keterbatasan pelayanan waduk dan embung untuk pertanian dan peternakan. Pelayanan air bersih NTB 59,41% NTT mencapai 52,28%, jauh dari target MDG sebesar 68,87%.
• Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik dasar, bid pendidikan, kesehatan, telekomunikasi dan informasi, serta transportasi (darat, air, dan udara).
• Keberadaan daerah rawan bencana baik di NTB dan NTT. Pusat-pusat pertumbuhan mempunyai indeks kerawanan tinggi dan multi-resiko untuk ancaman gempa bumi, banjir, abrasi, kekeringan, tsunami, tanah longsor, dan letusan gunung api.
• Lain-lain (rendahnya kualitas SDM, tK kesejahteraan masy, lemahnya koordinasi, pengelolaan potensi sumber daya lokal, kurang insentif berinvestasi
MAKSUD, TUJUAN, SASARAN PEKERJAAN
Menyusun indikasi program pembangunan PUPR kwsn perdesaan di Kep. Nustra scr terpadu dgn kwsn perkotaan dan hinterlandnya unt kurun waktu 5-10 th dan menyusun prioritas unt mendukung sasaran RPJMN 2015-2019 Menyiapkan rencana induk/masterplan sbg acuan dalam pengembangan dan arahan program utama pembangunan Kawasan Perdesaan Kep. Nusa Tenggara, disusun berdasarkan prioritas jangka pendek dan menengah. Terwujudnya rencana kawasan perdesaan di Kep. Nusa Tenggara beserta indikasi program jangka menengah yang mencerminkan adanya tipologi pengembangan kwsn perdesaan (agropolitan, minapolitan, destinasi pariwisata)
MAKSUD
TUJUAN
SASARAN
Etalase ekowisata, budaya dan bahari, petualangan, dan pariwisata kreatif: lahan potensial produksi garam
(RKP 2015)
Gerbang pariwisata, perikanan, dan
peternakan
(MP3EI 2011-2025)
Ditujukan sebagai lumbung ternak
nasional;
Pusat ekonomi berbasis pariwisata,
perikanan, perkebunan, pertanian tanaman pangan, kehutanan,
pertambangan mineral, minyak dan gas bumi;
Kwsn perbatasan sbg
pintu gerbang internasional
(RTR Kep. Nustra 2014)
Pintu gerbang pariwisata ekologis melalui industri MICE;
Penopang pangan nasional berbasis
maritim melalui pengembangan industri perikanan, garam, dan
rumput laut;
Pengembangan industri berbasis
peternakan terutama sapi, jagung;
Pengembangan
industri mangan, dan tembaga
(RPJMN 2015-2019)
PERAN STRATEGIS KEPULAUAN NUSTRA
Kebijakan Program Infrastruktur: RPJMN, WPS, RTRWN, RTR Kep, RTRW Kab, RPJMD, MP3EI, dll
Fungsi dan Peran Strategis Prop Nustra
Isu Strategis Infrastruktur Kep Nustra
Tujuan dan Sasaran Pengembangan Kawasan Perdesaan Kep Nustra
Pemilihan dan IdenFfikasi Kawasan Perdesaan Prioritas Per WPS
• IPD • Jumlah Penduduk • Potensi Desa
Pengumpulan Data dan Observasi Lapangan
Kawasan Perdesaan Terpilih
Analisis: • Sub-‐sistem Infrastruktur • Sub-‐sistem Usaha tani • Sub-‐sistem Permukiman • Sub-‐sistem Tata Ruang • Sub-‐sistem SDA • Sub-‐sistem SDM • Sub-‐sistem Kelembagaan • Sub-‐sistem Sosbud • Sub-‐sistem Permodalan • ub-‐sistem Teknologi
• Konsep Pengembangan Kawasan Perdesaan
• Rencana Struktur dan Pola Ruang
• Matriks Program & Kegiatan
Masterplan Kawasan Perdesaan
Sinkronisasi Program Pengembangan Infrastruktur
KERANGKA PIKIR PEKERJAAN
KEGIATAN OUTPUT TEKNIK ANALISIS
• Desk Study • Expert Judgement • Stakeholder analysis • Content Analysis
a) Penyaringan desa berdasarkan Kategori IPD
b) Penyaringan desa berdasarkan jumlah penduduk
c) Penyaringan desa berdasarkan potensi unggulan desa
TAHAPAN 1
• DaSar desa yang masuk kategori desa mandiri dan desa berkembang
• DaSar desa terpilih berdasarkan jumlah penduduk (>2500 jiwa untuk NTB, >1000 jiwa untuk NTT)
METODOLOGI
TAHAPAN 2 KEGIATAN OUTPUT TEKNIK ANALISIS
• Penyaringan desa-desa berdasarkan kebijakan atau rencana /program pemerintah
• Desk Study • Analisis /pemetaan kawasan
perdesaan potensial & Mandiri dan Berkembang
• Content Analysis
• Hasil sandingan antara desa mandiri dan berkembang dengan KRP.
KEGIATAN OUTPUT TEKNIK ANALISIS
• Pembobotan kebijakan, rencana program menurut nilai strategis
• Pemilihan desa-desa potensial yang membentuk Klaster dengan Skor tertinggi
TAHAPAN 3
• Rangking desa • DaSar lokasi kawasan terpilih
METODOLOGI
TAHAP SURVEY PENGUMPULAN DATA OUTPUT TEKNIK ANALISIS
- Pengumpulan data sekunder
- Observasi lapangan: ü TerindenFfikasinya kondisi
eksisFng, sebaran, gap infrastruktur
ü TerindenFfikasinya Isu dan permasalahan termasuk bo_lenecking pengembangan kawasan perdesaan
ü TerindenFfikasinya Fngkat perkembangan kawasan perdesaan (ekonomi, sosial-‐budaya, fisik dan lingkungan)
• Profil Klaster Kawasan Perdesaan Stretegis (desa-‐kota)
• Content Analysis • Pembobotan • Expert Judgement
TAHAPAN 4
• Observasi Lapangan • Wawancara • Pengambilan data sekunder
KEGIATAN OUTPUT TEKNIK ANALISIS
Analisis Sub-‐sistem Infrastruktur Analisis Sub-‐sistem Usahatani Analisis Sub-‐sistem Permukiman Analisis Sub-‐sistem Tata Ruang Analisis Sub-‐sistem SDA Analisis Sub-‐sistem SDM Analisis Sub-‐sistem Kelembagaan Analisis Sub-‐sistem Sosbud Analisis Sub-‐sistem Permodalan Analisis Sub-‐sistem Teknologi
TAHAPAN 5
• Matriks Klaster Kawasan Perdesaan Strategis
METODOLOGI
TAHAPAN 6 KEGIATAN OUTPUT TEKNIK ANALISIS
Penyusunan Rencana Pengembangan (Jangka Panjang, Menengah dan Pendek)
• Konsep Pengembangan Kawasan Perdesaan
• Rencana Struktur dan Pola Ruang • Matriks Program & Kegiatan • Penyusunan Master Plan Kawasan • Pentahapan & Pembiayaan
Pembangunan
• Analisis Content • Expert Judgement • Analisis DeskripFf
Sumber: Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2015
WPS Pusat Pertumbuhan Wisata dan Hinterland Pulau LOMBOK
WPS Pusat Pertumbuhan Wisata dan Hinterland Pulau SUMBAWA
WPS Pertumbuhan Baru LABUAN BAJO-ENDE
WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan KUPANG-ATAMBUA
RUANG LINGKUP WILAYAH STUDI
DESA SELURUH WILAYAH PULAU
DIMENSI & VARIABEL IPD
PENGUKURAN IPD
DIMENSI Indeks Pembangunan Desa (IPD) • Pelayanan Dasar (Fasilitas Sosial) • Kondisi Infrastruktur (akses thdp fas. Ekonomi & Utilitas
Sosek, dll.) • Aksesibilitas /Transportasi (jaringan jalan, kendaraan,
ongkos, waktu tempuh, dll.) • Pelayanan Publik (penanganan KLB, Fas. Olah Raga,dll.) • Penyelenggaraan Pemerintah (perangkat, asset desa,
SDM,dll.)
TIPOLOGI DESA
Desa Tertinggal
Desa Berkembang
Desa Mandiri PETA SHP DESA SELURUH WILAYAH PULAU
PLOTTING DESA MANDIRI & BERKEMBANG
AGLOMERASI DESA-DESA POTENSIAL
PLOTTING KEBIJAKAN (KAWASAN) NASIONAL/ PROVINSI, KABUPATEN • KSN/KPSN, PKN, PKW, PKL (RTRW) • Prioritas Peningkatan Kaw.
Perdesaan (RPJMN) • Kawasan Perhatian Investasi (MP3EI) • Kawasan Strategis Nasional
Pariwisata • Kawasan Industri/KEK • Kawasan Agropolitan/ Minapolitan/
KTM • Kebijakan Pemerintah Daerah • Pendekatan Pembangunan
Infrastruktur BPIW (hulu-hilir terpadu)
KLASTER & PRIORITAS KAWASAN PERDESAAN POTENSIAL
PENENTUAN KWSN PERDESAAN POTENSIAL
TAHAP
1 TAHAP
2 TAHAP
3 TAHAP
4 TAHAP
5 TAHAP
6
PENYARINGAN DESA-DESA
BERDASARKAN KATEGORI IPD
DESA MANDIRI (SKOR IPD >75)
DESA
BERKEMBANG (SKOR IPD
50-75)
PENYARINGAN DESA-DESA
BERDASARKAN JUMLAH
PENDUDUK
PEMILIHAN DESA DENGAN
JUMLAH PENDUDUK DI
ATAS 2500 JIWA (NTB) dan 1000
JIWA (NTT) (SUMBER: UU DESA NO.6 TH 2014 unt )
PENYARINGAN DESA
BERDASARKAN POTENSI
UNGGULAN DESA
PERTANIAN
PERDAGANGAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
PENYARINGAN DESA
BERDASARKAN KEBIJAKAN/RENCANA/PROGRAM
PEMERINTAH
PEMBOBOTAN KEBIJAKAN/RENCANA/PROGRAM
PEMERINTAH MENURUT NILAI
STRATEGISNYA YG KEMUDIAN DIRANKING
PEMILIHAN DESA-DESA
POTENSIAL YG MEMBENTUK KLASTER DGN
SKOR TERTINGGI
JASA
RPJMN
KSN
KSP
KSK
KSPN
KPI Prioritas
KA
Kwsn Agropolitan/
Minapolitan/KTM
METODE PEMILIHAN KAWASAN POTENSIAL
CONTOH MATRIKS PENYARINGAN LOKASI
DESA MANDIRI DESA BERKEMBANG DESA BERKEMBANG YG POTENSIAL/TERPILIH
NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO GOLO%PONGKOR v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO GORON%TALO v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO GOLO%BILAS v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO NGGORANG v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO WATU%NGGELEK v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO WAE%KELAMBU v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO BATU%CERMIN v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO LABUAN%BAJO v v v 40NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT BOLENG POTA%WANGKANUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT BOLENG MBUITNUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT BOLENG GOLO%SEPANGNUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG GOLO%LELENGNUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG KEMPONUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG WATU%WANGKANUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG WAE%JARENUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG LIANG%NDARANUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG GOLO%NDOALNUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG GOLO%SEMBEA v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR NANGA%LILI v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR MUNTING v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR LALONG v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR KAKOR v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR TANGGE v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR POCO%RUTANG v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR DALENG v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR WAE%BANGKA v 10
NAMA_PROV NAMA_KAB NAMA_KEC NAMA_DESA KSN KSP KSK KEK KA (RTRWN)
KSPN (RIPPNAS) KPI prioritas RPJMN Agro/Mina/KTMTOTAL
0.15 0.10 0.05 0.15 0.10 0.15 0.05 0.20 0.05
Kluster Kawasan Perdesaan Strategis
Kriteria Kawasan Pengembangan Kebijakan/Rencana Pengembangan
Keberadaan Kebijakan Pengembangan Kawasan
Ket.
IPD POTENSI UNGGULAN
JUMLAH PENDUDUK
RENCANA PENGEMB (TK NASIONAL, REGIONAL DAN LOKAL)
RDTR RTBL Profil Kawasan
Master plan
DED
1. KLUSTER KOMODO Desa: • Golo Pongkor • Gorontalo • Golo bIlas • Nggorang • Watu Nggelek • We Kelambu • Batu Cermin Kota outlet: Labuan Bajo
55,04 74,46 53,70 54,98 58,45 72,05
pariwisata
1.437 4.706 2.858 1.502 1.712 4.167 3.448
Termasuk pada KSN, RIPPNAS,
2. KLUSTER KELIMUTU Desa: • Woloara • Koanara • Nduria Kota outlet: Ende
54,13 63,01 56,21
Pertanian palawija Perkebunan kopi
1.053 1.866 1.398
Termasuk pada KA, KPPN, KPI Potensial
3. KLUSTER ENDE Desa: • Mbotutenda • Jamokeasa • Ndetundora II • Rukukamba Kota outlet: Ende
58,70 51,05 57,44 57,69
Pertanian palawija Perkebunan kopi
1.231 1.118 1.176 1.359
Termasuk pada KA, KPPN, KPI Potensial
WPS LABUAN BAJO - ENDE
16
Labuan Bajo Luas 2947.5 Km2 ; 240.905 Jiwa (2013) IPM: 67.38 PDRB perkapita: 1.912.41.8, 10
Ende Luas : 2046,62 Km2
Penduduk :266.909 jiwa (2013) ; IPM 68.67; PDRB Perkapita 3.480.569, 46
KSPN Komodo dsk. Luas: 173.300 Ha Jumlah Penduduk: 4251 Jiwa ( 2010) Daya Tarik : keanekaragaman hayaF & biota laut
kr
Klaster KOMODO
Potensi: pariwisata
Klaster ENDE
Potensi: pertanian Klaster
KELIMUTU Potensi: pertanian
WPS LABUAN BAJO - ENDE
WPS ATAMBUA - KUPANG Kluster Kawasan Perdesaan Strategis
Kriteria Kawasan Pengembangan Kebijakan/Rencana Pengembangan
Keberadaan Kebijakan Pengembangan Kawasan
Ket.
IPD POTENSI UNGGULAN
JUMLAH PENDUDUK
RENCANA PENGEMB (TK NASIONAL, REGIONAL DAN LOKAL)
RDTR RTBL Profil Kawasan
Master plan
DED
1. KLUSTER LASIOLAT-‐LAMAKNEN
Desa: • Desa Fatulotu • Desa Lakmaras • Desa Loonuna
Kota Outlet: • Atambua
62,67 51,03 55,58
Pertanian
1.868 1.112 1.332
Termasuk dlm KSN, KSK, Kawasan Andalan (RTRWN), RPJMN.
2. KLUSTER AMFOANG Desa:
• Desa Nunuanah • Desa Kifu • Desa Natemnanu
Utara • Desa Fatunaus • Desa Kolabe • Desa Bakuin
Kota Outlet: • Soe
60,26 53,08 57,29 53,36 50,99 52,75
Pertanian
1.538 1.130 1.761 1.237 1.172 1.082
Termasuk dlm KSP, Kawasan Andalan (RTRWN), KPPN (RIPPNAS)
3. KLUSTER MOLLO UTARA: • Desa Nefokoko • Desa Lelobatan • Desa Obesi • Desa Eon Besi • Desa Bosen • Desa Sebot • Desa Bijaepunu • Desa Tunua Kota Outlet: • Kupang
54,71 54,14 75,84 54,36 50,82 50,92 54,69 51,36
Pertanian
1.761 1.992 2.206 3.516 1.711 1.409 1.597 1.708
Termasuk dlm Kawasan andalan (RTRWN) dan KPPN (RIPPNAS)
Soe: PKW Luas: 28,08 km² Penduduk: 40.151 Jiwa (2013) PDRB: 1.081 Milyar IPM: 66,61
WPS KUPANG-ATAMBUA
Kota outlet ATAMBUA
Klaster LASIOLAT-LAKMANEN Potensi: palawija
Klaster AMFOANG (Amfoang Timur-Utara)
Potensi: palawija, hortikultura
Kota outlet KUPANG
Klaster MOLLO UTARA
Potensi: palawija
Kota outlet SOE
Kupang: PKN Luas: 160,34 km² Penduduk: 378.425 Jiwa (2014) PDRB: 2.872 Milyar IPM: 78,37
Atambua: PKWp Luas: 28,9 km² Penduduk: 28.857 Jiwa (2014) PDRB: 658 Juta IPM: 65,52
RENCANA KUNJUNGAN WPS LABUAN BAJO – ENDE DAN KUPANG ATAMBUA No. Hari/Tgl Uraian Kegiatan Target Keterangan 1. Senin/28 Sept 2015 Pelaksanaan Pembahasan dan
Workshop di Propinsi NTT 1. Sosialisasi Kegiatan Rencana Pengembangan Kawasan
Perdesaan 2. Diskusi terkait klaster-‐klaster perdesaan strategis yang
sangat prioritas untuk dikembangkan 3. Diskusi mengenai informasi kebijakan dari Pemerintah
Daerah tentang kawasan terpilih. (Ref : RTRW, RDTR, RTBL,Profil Kawsan, Masterplan, DED dan Program-‐program
4. Diskusi dan Informasi tentang program/kegiatan yang sdh pernah dibangun di kawasan terpilih (APBN, DAK dan APBD, swadaya masyarakat, dll)
5. Penetapan lokasi terpilih berdasarkan klaster-‐kalster, sesuai dengan hasil diskusi, dan disepakaF bersama oleh peserta diskusi
Kegiatan di failitasi oleh Bappeda Propinsi NTT, dengan mengundang Instansi terkait Hasil kesepakatan penetapan Lokasi Terpilih dibuat dalam bentuk Berita Acara
2. Selasa/29 Sept 2015 Orientasi lapangan ke klaster-‐ klaster yang ada di WPS Labuan Bajo –Ende
1. Orientasi dan Observasi Lapangan ke Klaster Ende 2. Wawancara, Jaring aspirasi, Diskusi dengan stakeholder
dan masyarakat Desa setempat 3. Informasi dan Dokumentasi mengenai Kondisi Pontensi
Unggulan Kawasan Terpilih 4. Pengumpulan data sekunder di Kabupaten Manggarai
Barat
Tim I dan Supervisi didampingi oleh pemerintah propinsi/kabupaten
Orientasi Lapangan ke klaster-‐klaster yang ada di WPS Kupang-‐Atambua
1. Orientasi dan Observasi Lapangan ke Klaster Amfoang 2. Wawancara, Jaring aspirasi, Diskusi dengan stakeholder
dan masyarakat Desa setempat 3. Informasi dan Dokumentasi mengenai Kondisi Pontensi
Unggulan Kawasan Terpilih 4. Pengumpulan data sekunder di Kabupaten Belu
Tim II dan Supervisi didampingi oleh pemerintah propinsi/kabupaten
RENCANA KUNJUNGAN WPS LABUAN BAJO – ENDE DAN KUPANG ATAMBUA 3. Rabu/30 Sept 2015
Orientasi lapangan ke klaster-‐ klaster yang ada di WPS Labuan Bajo –Ende
1. Orientasi dan Observasi Lapangan ke Klaster Labuan Bajo
2. Wawancara, Jaring aspirasi, Diskusi dengan stakeholder dan masyarakat Desa setempat
3. Informasi dan Dokumentasi mengenai Kondisi Pontensi Unggulan Kawasan Terpilih
4. Pengumpulan data sekunder di Kabupaten Ende
Tim I dan Supervisi didampingi oleh pemerintah propinsi/kabupaten
Orientasi Lapangan ke klaster-‐klaster yang ada di WPS Kupang-‐Atambua
1. Orientasi dan Observasi Lapangan ke Klaster Mollo Utara
2. Wawancara, Jaring aspirasi, Diskusi dengan stakeholder dan masyarakat Desa setempat
3. Informasi dan Dokumentasi mengenai Kondisi Pontensi Unggulan Kawasan Terpilih
4. Pengumpulan data sekunder di Kabupaten Belu
Tim II dan Supervisi didampingi oleh pemerintah propinsi/kabupaten
4. Kamis/1 Okt 2015 Orientasi lapangan ke klaster-‐ klaster yang ada di WPS Labuan Bajo –Ende
1. Orientasi dan Observasi Lapangan ke Klaster Labuan Bajo
2. Wawancara, Jaring aspirasi, Diskusi dengan stakeholder dan masyarakat Desa setempat
3. Informasi dan Dokumentasi mengenai Kondisi Potensi Unggulan Kawasan Terpilih
4. Pengumpulan data sekunder di Kabupaten Ende
Tim I dan Supervisi didampingi oleh pemerintah propinsi/kabupaten
Orientasi Lapangan ke klaster-‐klaster yang ada di WPS Kupang-‐Atambua
1. Orientasi dan Observasi Lapangan ke Klaster Lasiolat-‐Lakmanen
2. Wawancara, Jaring aspirasi, Diskusi dengan stakeholder dan masyarakat Desa setempat
3. Informasi dan Dokumentasi mengenai Kondisi Pontensi Unggulan Kawasan Terpilih
4. Pengumpulan data sekunder di Kabupaten Kupang
Tim II dan Supervisi didampingi oleh pemerintah propinsi/kabupaten
5. Jumat/2 Okt2015 Kordinasi dan evaluasi 1. Koordinasi mengenai hasil orientasi, obeservasi, diskusi/wawancara di lokasi terpilih, sebagai bahan masukan data dan informasi untuk laporan hasil kegiatan di lapangan
2. Evaluasi data-‐data primer dan sekunder, sebagai bahan/materi untuk proses pengolahan data dan analisa.
DAFTAR SIMAK SUBSISTEM SDA
SUBSISTEM PEMANFAATAN
RUANG SUBSISTEM PERMUKIMAN
Kondisi topografi
Kondisi hidrogeologi
Ketersediaan dan sumber air baku
Dominasi penggunaan lahan
Sumber daya pertambangan
Potensi pariwisata alam
Luas kawasan produkFf
Luas kawasan lindung
Kawasan rawan bencana
Kawasan khusus
Luas permukiman
Ketersediaan sarana pelayanan umum
Klasifikasi desa (pusat, hinterland)
Jarak desa ke PKL/PKW/desa pusat
Jumlah rumah
Pola sebaran permukiman
Kondisi fisik rumah
Kondisi kesehatan rumah
Cakupan layanan air minum
Sumber air minum
Jenis instalasi air minum
Cakupan pelayanan listrik
Teknologi instalasi listrik
Jenis energi nonlistrik
Cakupan pelayanan sampah
Pola pengelolaan sampah
Cakupan layanan drainase
Kondisi fisik drainase
Pembuangan limbah RT
Ketersediaan jamban keluarga
Bahaya bencana
untuk melihat daya dukung
lahan untuk melihat struktur ruang perdesaan dan pemanfaatan ruang
eksisZng untuk melihat kondisi permukiman dan pelayanan infrastrukturnya
DAFTAR SIMAK (lanjutan) SUBSISTEM
INFRASTRUKTUR (kawasan)
SUBSISTEM TEKNOLOGI
Jalan negara/prov/kab (pjg, lbr, kondisi)
Irigasi (pjg. lbr, Fnggi, kondisi, cakupan layanan)
Jenis irigasi (teknis, semi teknis, sederhana)
Sumber air baku irigasi Jalan produksi & akses pemasaran (status, pjg,
lbr, kondisi) Sistem akses pemasaran
Cakupan pelayanan listrik & telekomunikasi
Teknologi pembibitan
Teknologi perikanan budidaya/tangkap
Teknologi panen
Teknologi pasca panen
Teknologi pengolahan
Jenis teknologi penunjang
Sistem pengelolaan usaha tani
Pola penggarapan usaha tani
Teknik pengolahan tanah
Penyediaan bibit
Jenis & ketersediaan pupuk/obat2an
Alat angkut
Ketersediaan gudang penyimpan
Kondisi & kapasitas gudang
Lokasi pengolahan hasil panen
Jumlah produksi
Pemasaran (langsung/melalui pengepul) Ketersediaan pasar
lokal
Kondisi pasar lokal
SUBSISTEM PERTANIAN
Sistem kepemilkan lahan pertanian
untuk melihat aksesibilitas/pencapaian thd
pelayanan infrastruktur
untuk melihat karakterisZk/pola pertanian
yang ada
untuk melihat usaha-‐usaha
yang mendukung keberlanjutan
proses pertanian (pra dan pasca)
DAFTAR SIMAK (lanjutan) SUBSISTEM
PERMODALAN SUBSISTEM SDM SUBSISTEM KELEMBAGAAN
Pengetahuan bertani
Pendidikan formal
Pengalaman kerja
Ketersediaan penyuluh/pendamping
Instansi penyuluh/pendamping
Kemanfaatan penyuluh
Ketersediaan kelompok tani/paguyuban
Kemanfaatan kelompok tani/paguyuban
Ketersediaan koperasi
Lembaga/organisasi lain
Manfaat lembaga tsb
Program dukungan pemerintah
Sumber permodalan
Besaran modal
Akses permodalan
Sistem pemodalan menggunakan agunan
Jaminan/resiko
Akses modal
Jenis modal terbanyak
Pengembalian modal
SUBSISTEM SOSBUD
Jumlah penduduk
Mata pencaharian penduduk terbesar
Tk pendidikan
Dominasi suku dan agama
Orientasi pasar penduduk
Pemahaman thd unsur-‐unsur alam
SUBSISTEM KEBIASAAN &
RELIGI
untuk melihat daya dukung demografis thd keberlanjutan
usaha
untuk melihat keahlian/skill masyarakat
untuk melihat keberadaan organisasi/lemnbaga pendukung
untuk melihat dukungan
pemodalan thd usaha masy
untuk melihat kearifan lokal
Adat isFadat lain
Kepercayaan yg dianut
KarakterisFk suku scr umum
KarakterisFk kelompok adat dlm prtanian
• Teridentifikasinya kebutuhan infrastruktur PUPR yang mendukung pengembangan kawasan perdesaan untuk mendukung sasaran RPJMN 2015-2019, yaitu penguatan ketahanan pangan, penguatan infrastruktur dasar, pembangunan konektivitas, pembangunan dari pinggir.
• Tersedianya dukungan program pengembangan kawasan perdesaan tematik untuk PUPR dan sektor lain dalam pengembangan kawasan perdesaan
Rencana induk (masterplan) kawasan
perdesaan yang memuat kebijakan dan indikasi program pengembangan infrastruktur PUPR
dan infrastruktur strategis lainnya di Kep. Nusa Tenggara.
KELUARAN & MANFAAT PEKERJAAN
sekian dan terimakasih