f,ffi{klhrssn 1693
TRANSCRIPT
Vol.3, No.1, Juni 2012 ISSN 1693-3_:-
f,ffitKihJurnaf TeEniE St4esin ffi Infustrt
Terbit dua kali setahun pada bulan Juni-dan Desember. Berisi tulisan yang diangkat dr: :-..pemikiran di bidang teknik mesin dan industri.
Ketua Penyunting
H.Syukri Himran
Wakil Ketua Penyunting
Wahyur Haryadi Piarah
Penyunting Pelaksana
-Muhammad Syahid-Novryanti Amaliah-Hairul Arsyad
-Amrin Rapi-lrwan Setiawan-Lukmanul Hakim Arma
Penelaah (Mitra Bestari)
JB.MangaJusr-rf Siahaya
H.A.Syarnsul Arifin,P.H.Hammada Abbas
Effendy ArifJohannes Leonard
Mulyadi
Pelaksana Tata Usaha
Muh.Arie MallombasiSilwanus Titus Takin
Asrul AsriadiAndika Jamaluddin
Ahmad Siddiq
Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Redaksi Jurnal Teknik l{esin dan Industri Ka:: :Jurusan Mesin Universitas Hasanuddin. Gedung Fakultas Teknik Universitas Hasan:c;.-,Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 ,Tamalanrea ,Makassar ,90245.Telepon,Fa.r {(.)-:..5 8 8 4 0 0, Em ai l : nnsk_Ani ka_Urrrl"aS(iii.,rahpqr eu .
MEKANIKA,JuTnaI Teknik Mesin dan Industri diterbitkan sejak Juni 2003 oleh Jurusan Te.:....Mesin Universitas Hasanuddin.
t, No.1, JUNI 2012 rssN 1693 -3370
f,ffi{KlhJurnaf(elnik tutesin ffi rrlrrrri
DAFTAR ISI
r Pengantar
indahan Panas Konduksi 2 Dimensi Pada
t Bujur Sangkarri Himran, Thomas Kbarek, Wahyu H' Piarah
pruh Dimensi Partikel Arang Kulit Kakao Terhadap Mutu Briket
rgei Energi AlternatifJl'ftit Baharuddin Mire, Reski Amaliyah, dan Muchlis Zatn
elisis pe-i&ahan Beban Pendingin Dari Sistem Pengkondisian udara
rm Bui-[ngrntan Umuma \[.Salam, Perdi Pasalli, Dion Sandro Rompu
erja Roda Air Plat Arus Bawah Dengan
iesi Jumlah Sudu
rer Sule Dan Erwin TimbaYo Sule
genuh Strategi Marketing Mix Terhadap Kepuasan Pelanggan
r Xr.t" Prabayar Telkomsel (As Dan Simpati)
ladi Hambali, Andi Nurwahidah
renfaatan Limbah Gas Buang Untuk Pengeringan
rgtn Teknologi Kogenerasiruddin Aziz
rcang Bangun Dongkrak Elektrik
Fesitas I Ton
s Renreng, Haeruddin
rn Kering Kakao Sebagai Sumber Energi Alternatif
!",nto. Effendy Arif, Lydia M. Salam, Fredi' B
*e Nuatitas Perkuliahan Pada Mata Kuliah Manajemen
hogram Srudi Teknik Sipit Fakultas Teknik
itcrsitas lluhammadiYah Luwukrkht-ar Lutfie
289 - 298
299 - 310
311- 318
3t9 - 326
327 - 337
338 - 345
346 - 356
357 -367
Provek Konstruksi
368 - 379
PEMANFAATAN LIMBAH GAS BUANG UNTUKPENGERINGAN DENGAN TEKNOLOGI KOGENERASI
Nasruddin Aziz
JTIRUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIKT]NTVERS TTAS HA S ANUDDIN
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, 90234e-m ai I : [email protected]
ABSTRAK
'a:zsi:dltr.ta penggunaan energi, baik bahan bakar fosil dan listrih, menjadikan efisiensi energi bagi industri sebagaizt:':;s Kehilangannya energi panas dalam siklus pembakaran mesin diesel merupakan bentuk energi yang berpotensi*,t i*at dimanfaatkan. Tulisan ini bertujuan untuk merancang penukar kalor gas buang dari suatu pembangkit listriksg: a'iasc/ untuk dimanfaatkan sebagai media pengering dalam suatu unit penggilingan gabah, dalam sistem yang dikenalics;: ,:osenet'asi (cogeneration). Dari hasil penguburan pembangkit listrik tenaga diesel berkapasitas 400 kl/AD?)-;-,;,i:cn nitu gas buang 391"C dengan laju aliran masa 0.67 m3/detik beroperasi pada kondisi ielembaban relatifi''. .D;,: data ini, dirancang sebuah sistem kogenerasi yang menghasilkan udara panas Ltntuk mengeringkan gabahicz,ai: Ll6 ton, waktu pengeringan 3,B jam yang beroperasi pada suhu 59,35"C. Studi ini menunjukkan bahwa gas..=z icn mesin diesel dapat dimaffiatkan sebagai udara panas pada mesin pengering dengan sistem kogenerasi.'..ei2.q..-ndcsikan untuk memasang catalytic converter pada sisi gas buang agar sistem lebih ramah linghmgan.
z Lynci: pensering gabah, kogenerasi, penukar kalor, limbah panas.
PENDAHULUAN
Gas buang memiliki sejumlah besarrcry:i panas yang potensial digunakan untukrbungan sumber panas dan aplikasi dayal'albi dan Agnew, 2002). Sektor industri
Ferldral(an menggunakan sekitar 37Yo darirerg:i ttrtal dunia. Konsumsi energi di sektordu-:tn meliputi berbagai kelompok industrirtrl3*<t.tK manufaktur, pertanian,:nembangan. konstruksi dan untuk berbagai
ryiatan lain. seperti pengolahan danraliimn. pendingin ruang, dan pencahayaan\hleiaziz et dl., 2011). Industringgilingan beras adalah salah satu industrirng banl'ak menggunakan energi, selain.-rdal. tenaga kerja dan bahan, energi adalahLlah saru faktor produksi yang digunakantruk memproduksi produk akhiri1r1al et aL.,2012).
Gas buang mesin diesel atau bensinerupakan polusi yang mencemarir_skungan. Gas buang memiliki suhu yangArrp tinggi masih belpotensi untuk dapatmanthatkan kembali untuk berbagai
keperluan misalnya membangkitkan uapuntuk pembangkit listrik, pengeringan,pemanas ruangan atau untuk penggunaanlainnya. Jika panas yang terbuang ini dapatdimanfaatkan kembali, selain mengurangipencemaran lingkungan juga dapatmenghemat pemakaian bahan bakar fosil.Dalam siklus pembakaran mesin diesel,terjadi kesetimbangan energi arttarapemanfaatan panas hasil pembakaran bahanbakar sebesar, 35% energi dimanfaatkansebagai kerja mesin melalui shaft work,20Yo energi hilang sebagai pendingin mesin,10% hilang secara radiasi dan sisanya 35%hilang bersama gas buang (Nag, 2002). Gasbuang dari mesin diesel mengandung polutanyang mencemari lingkungan seperti CO, HC,NOx, Sulfur, Asam organic, Amoniak danlain-lain. (Obert 197 3).
1. Kogenerasi (Cogeneration)Untuk memanfaatkan limbah panastersebut, diperlukan sebuah peralatanpenukar kalor (heat exchanger).Penggabungan afitara mesin diesel denganalat penukar kalor merupakan satu sistem
338
terintegrasi yang dinamakan kogenerasl(cogeneration). Dengan penerapan
teknologi kogenerasi pada sektor industri,khususnya pada unit penggilingan beras
untuk kebutuhan pengeringan gabah,
menghasilkan iarana pengeringan yang
bebas pengaruh cuaca dan biaya rendahdapat teratasi, juga terjadi penghematanpenggunaan sumber- sumber energi fosilseperti minyak dan batu bara yang secara
langsung berperan akrif dalam penurunan
emisi gas-gas rumah kaca untuk turutberpartisipasi menanggulangi pemanasan
global.Salah satu bentuk pemanfaatan
limbah panas gas buang mesin dieseldengan teknologi kogenerasi adalah untukpengeringan komoditas hasil pertanian
seperti jagung, coklat, padi dan lain-lain.Masalah utama yang dihadapi petani pada
saat musim hujan adalah kesulitan pada
proses pengeringan gabah hasil panen.
Kadar air awal yang tinggi dan cuaca yang
tidak mendukung sering merupakankendala yang sangat sulit diatasi. Petaniterpaksa menanggung resiko dengan
menjual hasil panennya berupa gabah
basah atau gabah kering panen dengan
kualitas gabah dianggap rendah,
akibatnya menerima harga jual yangrendah. Oleh karena itu petani harus
melakukan penanganan pascapanen yangbaik agar kualitas tetap teqaga, salah
satunya adalah melalui pengeringanbuatan.
Teknologi kogenerasi merupakansalah satu solusi penggunaan energi yanglebih efisien karena sumber panas untuk
'!!"*.mesih pengeringan dapat memanfatkanpanas yang terbuang yang terkandungdalam gas buang mesin diesel pembangkitlistrik dari mesin unit penggilingan gabah.
Dengan konsep kogenerasi, ehsiensienergi secara keseluruhan dalam suatu
sistem energi bertambah secara signifikan.Dalam beberapa kasus bisa bertambahlebih da.ri 30% dibanding sistemkonvensiona!.
Dalam'riklus pembakaran mesindiesel, panas yang hilang bersama gas
339
buang sebesar 35% merupakan sua
potensi yang dapat dimanfaatkan umberbagai keperluan misalnYa lmtpembangkit tistrik tenaga uap, pengeril
bahan makanan dan hasil Pertaniapemanas ruangan, atau untuk kepfffulain. Temperatur gas buang untuk mes
diesel dapat mencapai 500"C dengan la
aliran massa yang besarnya sesuai deng
kapasitas mesin tersebut. Kedua paramdini merupakan suatu potensi yang sanf
layak untuk dimanfaatkan. Penelitiuntuk menemukan sumber ellei
alternatif terus dilakukan alf,kelangkaan bahan bakar fosil. Hat i
semakin terasa karena harga bahan balfosil terus meningkat (El-Sebaii d
Shalab,2012).
2. Penukar Kalor (Heat Exchanger)Penukar kalor adalah suatu u
peralatan yang digunakan untmengubah temperatur fluida al
mengubah fasa fluida dengan cr
mempertukarkan kalornya dengan fluilain. Penukar kalor beropErasi untuk d
jenis fluida yang berbeda temperaturndengan aliran yang berbeda dan sali
bertukar panas melalui bidang- bidaperpindahan panas. Bidang perpindatini berupa dinding-dinding pipa atau sirsirip yang saling bersinggungan. Par
yang dapat dipindahkan di antara fluibesarnya sangat bergantung trkecepatan fluida, arah alirannya, sifat-sifisik fluida, kondisi permukaan dan hbidang perpindahan panas, serta htemperatur di antara kedua fluida (Kal
and Liu, 1997). Bentuk-berltuk d
penukar kalor diperlihatkan P{
gambar L
Gambar 1. Beberapa Bentuk Penukat
Kalor (Kakac And Liu 1997).
Jenis penukar kalor yang kompakdan efisien untuk menyerap gas buangharuslah disesuaikan dengan kondisidimana penukar kalor tersebut akandipasang. Pada perencanaan inipengeringan gabah dengan sistemkogenerasi akan dipasang.dalam ruanganyang cukup luas jadi ukuran penukar kalordisesuaikan dengan karakteristik udarapengering yang dibutuhkan.
Dari syarat-syarat tersebut, dipilihpenukar kalor jenis "pelat datar aliranbersilang (crossflow plate fin heatexchanger), sebab penukar kalor jenis inimempunyai permukaan perpindahanpfnas yang cukup besar, mempunyaiefektifitas yang cukup tinggi dan mudahuntuk membuatnya.
-\Iesin Pengering (Dryer)Pengeringan pada dasarnya ad,alah
proses pengeluaran kandungan air bahan
lrlgu mencapai kandurigan tertentu agarkecepatan kerusakan bahan dafatdiperlambat. Pengeringan dapat dilakukandengan cara penjemuran yangmemanfaatkan sinar matahari atau dengancara buatan. Pengeringan bua-tandisamping untuk mengatasi pengaruh
Pengeringan merupakan langkahpenting dalam proses pascapanen padi.Pada dasarnya dengan pengeringan bahanakan menjadi awet dan memudahkanpengolahan lebih lanjut. Selain itu denganpengerin[an dapat mengurangi volumebahan sehingga -dapat lebih mudahdiangkut dengan biaya murah.Pengeringan buatan menggunakan udarayang dipanaskan kemudian dialirkan kebahan yang akan dikeringkan denganmenggunakan blower. Keuntungan daripengeringan buatan adalah tidakterpengaruh perubahan cuaca, kapasitaspengeringan dapat dipilih sesuai dengankeperluan, tidak memerlukan tempat yangluas serta kondisi pengeringan dapatdikontrol. Alat pengering buatan padaumunnya terdiri dari tenaga penggerakuntuk memutar blower dan burner sertawadah pengeringan. Dibandingkan denganmetode pengeringan tradisional,pengeringan dengan mesin pengeringmerupakan pilihan yang sangat layakdengan banyak manfaat. Mesin pengeringcocok untuk dimanfaatkan di pedesaandimana jaringan listrik dan bahan bakarfosil sangat mahal untuk rata-rata petani(Mumba, 1996).
. Secara garis besar pengeringanbuatan dibagi atas ; tumpukan datar (latbed dryer), sirkulasi (recirutlation batcltdryer) dan kontinyu (continttotts flowdryer). Pengeringan tumpukan datarmerupakan alat pengering buatan yangpaling murah dan sederhana. Komponenutamanya terdiri dari bak pengering yang
l..terbuat dari plat berbentuk kotak persegi"-""panjang dengan ukuran sesuai kebutuhan,
blower dan kompor pemanas (bttrner)yang terletak di bagian luar bakpengering. Pengaturan blower harus selaludiperhatikan sebagai penentu kondisiakhir dari komoditas yang dikeringkan(Sharp, 1984). Pengering konvensionaldengan bahan bakar minyak tanahsebagaimana diperlihatkan pada gambar Z.
cuaca, juga dimaksudkan untukmeningkatkan mutu hasil pertanian.
n prosesnya dikenal duaacam pengeringan yaitu pengeringancara alami yang menggunakan panas
ahagian
matahari secara langsung di atasi jemur dan pengeringan buatan yang
enggunakan mesin pengering. Hanyaan kecil petani yang melakukan
n dengan mesin pengering.besar masih melakukan
:{an pengeringan pada lantai jemurgan menggunakan sinar matahariara langsung. pengeringan alami:racam ini memiliki beberapaiemahan antara lain tergantung cuaCa,fr dikontrol, memerlukan tempat
i'emuran yang luas, mudah,lntaminasi, terganggu oleh binatang
: memerlukan waktu yang lama.
340
Ganrrloar 2. Pengering (ialcatrKonvensional.
Sumber panas yang dibangkitkanoleh unit pemanas (burner, heater) yangmenggunakan bahan bakar minyak, atau
elemen pemanas listrik pada unitpengering gabah flat bed dryerkonvensional digantikan oleh heatexchanger yang memanfaatkan limbahpanas dari gas buang mesin pembangkit
listrik dari unit mesin penggilingan beras
seperti diperlihatkan pada gambar 3.
Dengan penggunaan Penukar kalorini, alat pengering tidak lagi menggunakan
bahan bakar untuk motor penggerak dan
burnernya, tetapi menggunakan limbahpanas dari gas buang mesin dieselpembangkit listrik dari unit penggilinganberas. Dengan demikian biaya Yangdikeluarkan akan lebih ekonomis dan
proses*kerj anya lebih efektif.
Gambar 3. Pengering Gabah DenganSistem Kogenerasi.
4. Kogenerrci (Cogeneration)Kogenerasi adalah suatu sistem yang
memungkinkan pembangkitan energipanas dan listrik secara bersamaan darisatu sistem peralatan dengan satu inputbahan bakar. Peralatan yang digunakan
untuk menunjang sistem kogenerasi
adalah penukar kalor. Sistem ini dapat
diterapkan pada fasilitas industri ata
bangunan komersial yang memerlulia
listrik dan panas. Listrik digunakan untu
menggerakkan Peralatan-Peralaumekanik dan Penerangan, sedan-ekt
panas dalam bentuk uaP air atau uda
panas, digunakan di antaranYa Llnn
pembangkit listrik tenaga uap, pemanasserta proses pergetitrgan bahan makarudan komoditas pertanian, dan lain-laDengan teknologi kogenerasi diharapkproses pengeringan dan penggilinggabah terintegrasi dalam satu sistem 1asangat efisien dengan memaa:-!ilbahan bakar dan sumber daya manwsecara bersama.
Gambaran sederhana perbanding:efisiensi antara sistem ener
konvensional dengan sistem kogenera
seperti ditunjukkan pada gambar
dimana dengan sistem konvensionelrsiensi sistem adalah 58o , deng
sistem kogenerasi diperoleh efisier
sistem 85% dengan menggunakan sumt
bahan bakar yang sama antata keburuh
pembangkit listrik dan pemanasan' Sal
satu manfaat dari sistem kogener
adalah untuk menghasilkan udara par
yang dapat digunakan unl
mengeringkan komoditas pertanian sept
gabah. Pemanfaatan Pada mesin die
pembangkit listrik suatu instal
penggilingan beras dapat menghasillian
Gambar 4. Perbandingan Efisiensi SistKonvensional Dengan Sistem'
Kogenerasi.
suatu proses produksi yang terir:tqlantara proses Pengeringan I
€fi.i**dt : n' {}0 + sFllrm : O,Ag
341
penggilingan secara kontinyu. tanpaterganggu oleh pengaruh cuaca sepertidiperlihatkan pada gambar 5.
p&srl4srlle#{ddr
Gambar 5. Skema Pemanfaatan LimbahPanas Gas Buang Mesin Diesel Untuk
Pengeringan Dengan TeknologiKogenerasi.
Suhu yang tinggi dari gas buangmerupakan suatu potensi yang daptitdimanfaatkan untuk berbagai keperluan,namun tidak dapat digunakan secaralangsung karena adanya unsur-unsurkimia yang berbahaya. Pemanfaatan gas
buang sebagai sumber energi dapatdilakukan dengan menggunakan penukarkalor, dengan alat ini suhu gas buangdapat ditransfer ke fluida lain, baik berupagas atau air tanpa terkontaminasi olehunsur kimia yang dikandungnya.Penggabungan mesin diesel sebagaipembangkit listrik dengan penukar kalor,merupakan satu kesatuan yang dinamakankogenerasi. Dengan sistem kogenerasi ini,panas yang dikeluarkan melalui gas buangmesin diesel dapat dimanfaatkan untukberbagai keperluan misalnya pemanasruangan dan pengeringan bahan makananserta komoditas hasil pertanian.
Salah satu manfaat yang dapatditerapkan adalah untuk pengeringangabah dalam suatu unit mesinpenggilingan beras. Limbah panas gas
buang mesin diesel pembangkit listrik
untuk penggilingan beras dapatdimanfaatkan untuk mengeringkan gabahsebelum digiling, dengan demikiandiperoleh suatu proses produksi yangsimultan, efisien dan ramah lingkungan.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan dengan frrengukurtemperatur dan laju aliran massa gali buangmesin diesel pembangkit listrik suatu mesinpenggilingan beras. Data tersebut, dijadikanacuan untuk menghitung karakteristikpenukar kalor. Hasil yang diperoleh dariperancangan penukar kalor berupatemperatur dan laju aliran massa udara akandigunakan untuk menghitung kapasitaspengeringan gabah yang sesuai.
Pengambilan data dilakukan di RiceMilling Utxrl (RMU) Berindo, KabupatenSidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, yangmenggunakan mesin diesel Mercedes-Benz400 kVA sebagai mesin pembagkit listrikuntuk menggerakkan mesin penggilinganbe'ras. Pengukuran data menggunakan digitaltermokopel kapsitas 0 - 500"C untukmengukur suhu gas buang, digital thermo-anemometer untuk mengukur laju aliranmassa gas buang dan pshycometer untukmengukur kelembaban relatif udara. Darihasil pengukuran diperoleh temperatur gasbuang keluar manifold 391"C dan laju alirangas buang 0,67 m3/detik pada kondisitemperatur udara ambient 30"C dankelembaban udara relatif 84o/o.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Material dari kedua permukaanperpindahan -panas dipilih dari bahankuningan (70Yo Cu,30/o Zn) karena bahanini mempunyai nilai kohduktivitas thermalyang baik dan mudah dijumpai di pasaran.Direncanakan dimensi penukar kalor adalahlebar 1,10 m, tinggi 0,30 m dan 0,20 m.Untuk mengetahui sifat-sifat udara dan gasbuang, diasumsikan efektifitas penukar kalorsebesar 35yo, sehingga diperkirakantemperatur udara keluar 60,79oC dantemperatur gas buang keluar 264,65oC. Dari
hasil perhitungan untuk beberapa tingkat lajualiran massa udara dan berbagai kombinasipermukaan fin diperoleh karakteristikpenukar kalor yang ideal untuk digunakansebagai sumber panas unfuk pengeringangabah dengan temperatur keluar 59,65oC,laju aliran massa udara 3.533.52 kg/jam,menggunakan tipe permukaan 3.10 untukseksi udara dan 11.1 untuk seksi gas buang(Kays and London, 1964).
Penurunan tekanan pada seksi udarasangat perlu untuk diperhitungkan untukmengetahui besar daya yang dibutuhkanuntuk menggerakkan blower. Penurunantekanan pada seksi udara terjadi pada batchdryer untuk tinggi lapisan gabah 45 cmadalah, APr : 8,9 kglm2 (Brooker, 1980).Dari periiitungan penurunan tekanan,diperoleh total penurunan tekanan padapenukar kalor seksi udara sebesar 160 kg/m2.Berdasarkan total penurunan tekanan udarapada seksi udara, diperoleh daya blower1,38 kW, diasumsikan efisiensi blower :80%o, maka daya yang dibutuhkan motorblower untuk mensuplai udara 1,73 kW.Daya blower diambil dari sistem power plantunit penggilingan gabah yang menggerakkanmesin penggilingan dan kebutuhan listrikpabrik.
Pemanfaatan untuk Pengeringan Gabah
Alat pengeringan gabah dapat dibuatdalam berbagai bentuk dan ukuran. Salahsatu alat pengering gabah yang banyakdigunakan adalah tipe bak. Alat pengering inimenggunakan dapur pemanas (bttner) yangdilengkapi dengan blower yang digerakkanoleh motor penggerak dengan daya 3,73 kWatau 5"TIP, sebagaimana diperlihatkan padagambar 2. Dengan sistem kogenerasi, alatpengering gabah ini tidak lagi menggunakanmesin penggerak melainkan menggunakanpenukar kalor yang memanfaatkan gasbuang mesin diesel dari sistem power plantpenggilingan beras secara simultan, sepertidiperlihatkan pada gambar 3. Dimensi alatpengering gabah disesuaikan dengan yangada di pasaran berukuran panjang 2,4 m,lebar 1,2 m dan tinggi 1,0 m. Kotak tersebutterdiri atas dua bagian, masing-maing 0,50 m
343
bagian bawah untuk daerah aliran udapanas, dan 0,50 m bagian atas untuk tempgabah yang dikeringkan. Volume untuk I ttgabah sekitar 1.667 m3 Dengan ketinggitlapisan gabah 0,45 m, diperoleh kapasitipengeringan gabah sebesar 2,16 toMisalkan kita ingin mengeringkan gabi
dengan kadar air 20%o basis basah menja14% basis basah pada temperatur udasekitar 30oC dan temperatur udara pengerir59,35oC, pada laju aliran massa udara 0.J
kg/detik. Dengan asumsi kelembaban udapengering adalah 0.01 kg H2O/kg udakering, untuk kapasitas pengeringan 2.16 t<
dibutuhkan waktu 3,8 jam.
KESIMPULAN
Gas buang motor diesel kapasitas 4(
kVA memiliki potensi untuk dimanfaatksebagai sumber panas untuk pengerin*ei
gabah dengan sistem kogeneraPe.rnanfaatan sistem kogenerasi unttpengeringan gabah menggunakan penukpanas berukuran 110 cm x 30 cm x 20 cdengan tipe permukaan penukar kalor 3-(
untuk bagian udara dan 11.1 untuk bagiigas buang. Laju aliran massa gas buar
1.413,4 kgljam, laju aliran massa uda
3533.52 kg/jam, suhu pengeringan 59.35'dengan daya blower 1,73 kW. Deng:
kondisi di atas, dibutuhkan u'alipengeringan 3,8 jam untuk kapasitpengeringan 2,16 ton. Untuk menjal
kelestarian lingkungan disarankan unnmemasang catalytic converter pada bagir
gas buang.
DAFTAR PUSTAKA
l1l. Abdelaziz, E.A., Saidur, R. AMekhilef, S., 2011. A Revieu' r
Energy Saving Strategies in IndustnSector, Renewable and SustainatEnergy Reviews, Volume 15, IssueJanuary 2011, Pages 150-l(
l2). Anon. 2006. Devki EnerConsultancy P\,1. Ltd., 405, Ir-c
Terrace, R.C. Dutt Road, Vadodara -390007, India.
3]. Brooker, D.B., Fred, 'W.B, and Carl,W.H., 1974,Dryrng Cereal Grains, TheAVI Publishing Company, Westport,Connecticut, USA.
41. El-Sebaii, A.A. And Shalab, S.M.,2012. Solar Drying of AgriculturalProducts: A Review, Renewable andSustainable Energy Reviews, Volume16, Issue l, January 2012,Pages37-43.
5]. Goyal, S.K., Jogdand, S.V., and
Agrawal A.K., 2012. Energy UsePattern in Rice Milling Industries - ACritical Appraisal. Journal of FoodScience and Technology, OnlineFirstrM, 6 June 2012, pp. l-10.
6]. Kakac, S. and Liu, H., 1997. HeatExchangers, Selection, Ratiirg and
Thermal Dedgn, CRC Press, NewYork.
[11]. Obert, E.F., 1973. Internal CombustionEngines and Air Pollution, Harper &Row Publishers, New York.
[12]. Riva, G. and Mazzetlo, F., 1985. ASolar Collector and A Cogenerator forLow-Temperature Air Heating, Energyin Agriculture, Volume 4, 1985, Pages
285-304. i .*r-
[13]. Sharp, J.R., 1984.Management ofGrain Driers
Design andTemperatureEngland-A
Simulation Study Journal OfAgricultural Engineering Research,Volume 29, Issue 2, February 1984,Pages 123-131.
[1a]. Stehlik, P., 2011. Conventional VersusSpecific Types of Heat Exchangers inThe Case of Polluted Flue Gas as TheProcess Fluid - A Review, AppliedThermal Engineering, Volume 31,Issue 1, Januar;r2O71, Pages 1-13.
[15]. Talbi, M. and Agnew, B-,2002. Energy
Recovery from Diesel Engine Exhaust
Gases for Performance Enhancement
and Air Conditioning Applied Thermal
Engineering, Volume 22, Issue 6, April2002, Pages 693-702.
[16]. United Nations Environment
Progtamme (I-INEP), 2007. Waste Heat
Recovery, Energy Efficiency Guide forlndustry in Asia. ChaPter and
Powerpoint Training Materials, April16, 2007, I-INEP Office forAsia/P acific, IIN Building.
TheLowin
7). Kanoglu, M And Dince, I., 2009'
Performance Assessment ofCogeneration Plants, EnergY
Conversion and Management, Volume
50, Issue 1, January 2009, Pages 76-81'
8]. Kays, W.M. and London, A.l ', 1964'
Compact Heat Exchangers, 2nd Edition,
McGraw-Hill, USA.
.91 Mumba, J., 1996. Design And
Development of A Solar Grain DrYer
lncorporating Photovoltaic Powered
Air Circulation, Energy Conversion
and Management, Volume 37, Issue 5,
lr4ay 1996, Pages 615-621.
[0]. Nag, P.K., 2002. Power
En[ineering, 2no Edition,McGraw-Hill, New Delhi.
PlantTata
344