ektum inter
DESCRIPTION
ektumTRANSCRIPT
![Page 1: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/1.jpg)
ACARA II PERSAINGAN INTERSPESIFIK TANAMAN ( ANTAR TANAMAN BEDA JENIS )
SEARCH
cari
ANDA PENGUNJUNG KE-
142,599 Sahabat
FOLLOW MY BLOG
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima
pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.
Bergabunglah dengan 69 pengikut lainnya.
CALENDAR
Ikuti
![Page 2: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/2.jpg)
JANUARI 2013
J S M S S R K
« Des Feb »
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
ARSIP TULISAN
Arsip Tulisan
TULISAN TERKINI
Cara Memblokir No. HP Penipu/Pengganggu
Mengatasi Error 628 Modem Huawei di windows 8
Tutorial Membuat Efek Blur Pada Background Foto
Tutorial Membuat Foto Hitam Putih Sebagian
Menggabungkan File Secara Online Melalui easyPDF Cloud
Mengubah file secara online menggunakan Nitro Word to PDF Converter
Mengubah file secara online menggunakan Nitro Word to PDF Converter
Menggabungkan file pdf secara online menggunakan PDF Mergy Beta
UNSUR HARA DAN PERANANNYA
Lerak (Saindus rarak), Potensi pProduksi dan Penyebarannya
Bayam jepang (Spinacia Oleracea L.)
Deskripsi tanaman krinyu (Chromolaena odorata)
KOMPOS (Chromolaena odorata)
Cara membuat kompos krinyu
Menghitung Intensitas Serangan Hama
![Page 3: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/3.jpg)
BLOG SAHABAT
Suka Posting - Posting
nhanamissvirgo
jayputra9
novembritobing
ANas van dackler
Newbie Tora
entegila
fauzanmm
rianaadzkya
andripleunwahyudi
H Onnie S Sandi SE
Semut Kringetan
nofitablog
zasseka
leegundi
kompestra
rani mencoba
rurimadani12
wiencarino
Amirullah Daeng Sibali
rahassia
-Umiie-
Mochammad
hanoyblog
anak wayang
yisha
irwansranchodas
Sudut Pikiran
LIKE THIS BLOG
Like This Blog
TOP POSTS & HALAMAN
![Page 4: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/4.jpg)
Kita Masih Bisa Selamatkan Anak Cucu Kita,Lalu Apa Yang Kita Tunggu ?
Tetesan air mata kerinduan
Bayang – Bayang Semu
PROFIL
Pemanfaatan Teknologi Digital Untuk Indonesia
Vertikultur , Bertani dalam Kota
Tutorial Cara Membuat Akun di Yahoo! mail
Love Is You
Seluruh Nafas Ini
Tinta yang bicara
Rate This
1
0
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apabila ditinjau dari segi proses alam. Manusia, seperti halnya makhluk-makhluk hidup
lainnya selalu berinteraksi dengan lingkungannya, demikian juga interaksi yang terjadi antar
setiap organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana melainkan
suatu proses yang kompleks. Karena didalam lingkungan hidup terdapat banyak komponen
yang disebut komponen lingkungan (Soemarwoto, 1983). Berdasarkan konsep dasar
pengetahuan ekologi, komponen lingkunganyang dimaksud tersebut juga dinamakan
komponen ekologi karena setiap komponen lingkungan tidak berdiri sendiri, melainkan selalu
berhubungan dan saling memengaruhi baiksecara langsung maupun tidak langsung (Odum,
1993) .
Makhluk hidup dalam mempertahankan hidupnya memerlukan komponen lain yang terdapat
dilingkungannya. Misalnya udara dan air yang sangat mereka perlukan untuk bernafas dan
minum dan kebutuhan lainnya. Seperti oksigen yang dihirup oleh hewan dari udara untuk
pernafasan, sebagian beasr berasal dari tumbuhan yang melakukan proses fotosintesis.
![Page 5: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/5.jpg)
Sebaliknya, karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan oleh hewan digunakan oleh
tumbuhan untuk proses fotosintesis. Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan selain
memanfaatkan karbondioksida, juga memerlukan bahan-bahan lainnya yang diperlukan oleh
tumbuhan untuk proses tumbuh dan berkembang. Seperti energi dari radiasi matahari, air dan
zat-zat hara.
Salah satu bentuk interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu individu
dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan terjadi bila kedua
individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak
menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat
negatif atau menghambat pertumbuhan individu-individu yang terlibat.
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific
competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific
competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan
pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda.
Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya persaingan
diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang. Persaingan terhadap air dan
nutrisi umumnya lebih berat karena terjadi pada waktu yang lebih awal. Faktor utama yang
mempengaruh persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya kerapatan. Pengaruh
persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi tanaman dan diameter
batang), warna daun atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya hasil.
Beberapa waktu terakhir, berbagai upaya memaksimalkan hasil tanaman budidaya telah
banyak dilakaukan. Upaya-upaya tersebut dapat berupa penggunaan bibit unggul atau
mengatur jarak tanam. Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan
jarak tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air,
dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik, hasil tanaman akan ikut
terpengaruh. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter
maupun intraspesies. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin
rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh
terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman (Budiastuti , 2009).
Mengingat pentingnya mengengetahui jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman ini,
maka dilakukan praktikum tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis maupun
yang berbeda spesies. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya pengamatan kompetisi
pada tanaman ini.
![Page 6: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/6.jpg)
B. Tujuan
Untuk mempelajari pertumbuhan tanaman sawi sendok pada kondisi persaingan dengan
gulma
II. TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Pakchoy
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa L.
Rubatzky dan Yamaguchi (1998) menyatakan tanaman pakchoy merupakan salah
satusayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakchoy bertangkai, berbentuk
oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau
setengahmendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai
daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30
cm.Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada berbagai varietas
dalamkelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu
yang berbeda.Lebih lanjut dinyatakan pakchoy kurang peka terhadap suhu ketimbang sawi
putih,sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Vernalisasi minimum
diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning pucat. Jenis ini ditanam dengan benih
langsung atau dipindahtanam dengan kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20– 25 tanaman/m 2, dan
bagi kultivar kerdilditanam dua kali lebih rapat.Kultivar genjah dipanen umur 40 hari, dan
kultivar lain memerlukan waktu hingga 80hari setelah tanam. Daun lembut berkembang
penuh dan tangkai daun biasa dimasak, ditumisadalah penyajian yang paling disukai.
Pakchoy memiliki umur pascapanen singkat, tetapikualitas produk dapat dipertahankan
selama 10 hari, pada suhu 00C dan RH 95% (Rubatzky danYamaguchi, 1998).
Pakchoy ( Brassica rapaL.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga
Brassicaceae. Tumbuhan pakchoy berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad
ke-5secara luas di China selatan dan China pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan
![Page 7: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/7.jpg)
introduksi baru di Jepang dan masih sefamili denganChinese vegetable(Siemonsma & Piluek,
1994).
Saat ini pakchoy dikembangkan secara luas di Philipina dan Malaysia, terbatas di Indonesia
danThailand. Pakchoy ( Brassica rapaL) kaya vitamin, mineral dan protein (Elsivier,
1981).Kandungan gizi pakchoy berperan penting bagi kesehatan manusia (Tyndall, 1983).
Pakchoymasuk ke wilayah Indonesia diduga pada Abad XIX dan budidaya umumnya
dilakukan didataran tinggi (lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut) (Rukmana , 1994).
Beberapa tahunterakhir, penggunaan pupuk hayati pada budidaya sayuran secara organik
telah dilaksanakan danmemberi prospek cerah untuk pertanian masa mendatang. Upaya
pemupukan dengan bahanorganik perlu digalakkan untuk menghemat biaya produksi karena
pupuk organik relatif murah,mudah didapat dan efek negatif minimum baik bagi kesehatan
maupun lingkungan.Syarifuddin dan Abdurachman (1993) menyatakan pupuk telah
memainkan perananmenentukan dalam menghasilkan peningkatan produksi. Peranan pupuk
dimasa depan akansemakin menonjol apabila kita mengingat keterbatasan lahan untuk
perluasan pertanian pangan.Disamping itu, penggunaan pupuk ikut pula menentukan
koefisien penggunaan air irigasi, suatusumber yang keterbatasannya juga semakin
terasa.Penanaman pakchoy secara organik selalu memerlukan pupuk. Sejalan
perkembanganzaman, pemakaian pupuk bahan alami lebih diharapkan untuk ditingkatkan.
Menurut Cooke(1987) pupuk kandang kering rerata mengandung 2% N, 9,04% P, dan 1,7%
K, tetapiketersediaan terhadap tanaman hanya dapat diketahui pada percobaan lapangan.
Bahan organik dibuat oleh organisme hidup dan tersusun atas banyak senyawa karbon.
Produksi bahan organik memadukan faktor lingkungan iklim, ketersediaan air, bahan induk,
ketersediaan hara danorganisme.
Persaingan Interspesifik
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan
sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival),
pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles
(2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada
pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik)
dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik (Krebs, 2002; Molles, 2002)
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang
saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama
![Page 8: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/8.jpg)
yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan
ruang tumbuh (Kastono, 2005). Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak
individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan
permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber
yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing
berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila
dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang
dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan,
oksigen, dan cahaya (Noughton, 1990).
Adanya lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan ketahanan lingkungan kapan
pun spesies lain bersaing secara serius dengan spesies pertama untuk beberapa sumber
penting, hambatan pertumbuhan terjadi dalam kedua spesies. Hukum Gause menyatakan
bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas menghuni tempat yang sama secara
serentak. Salah satu dari spesies-spesies itu akan hilang atau setiap spesies menjadi makin
bertambah efisien dalam memanfaatkan atau mengolah bagian dari lahan tersebut, dengan
demikian keduanya akan mencapai keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan
interspesifik berkurang karena setiap spesies menghuni suatu lahan mikro yang terpisah
(Michael, 1994).
Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di
dalam tanah, sistem-sistem akan bersaing untuk mendapatkan air dan bahan makanan, dan
karena mereka tak bergerak, ruang menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan
yang lebih tinggi mengurangi jumlah sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan
memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael, 1994).
III. METODOLOGI
A. Tempat dan waktu pengamatan
Pengamatan ini dilakukan di Laboratorium Ilmu tanah ,Universitas Mercu Buana Yogyakarta
dan Kebun percobaan Gunung bulu, Sedayu. Praktikum mulai dilaksanakan pada tanggal 26
April 2012 – 21 Juni 2012.
B. Alat dan Bahan
Bahan :
1. Benih sawi sendok (pakcoy atau bok choy)
![Page 9: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/9.jpg)
2. Pupuk organik
3. Pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl)
4. Pestisida (Furadan 3G, insektisida, fungisida lain)
Alat :
1. Cangkul
2. Koret
3. Tugal
4. Meteran
5. Gembor
6. Hand sprayer
7. Timbangan
8. Oven
Cara Kerja
1. Setiap kelompok menyiapkan dan melakukan budidaya pada 2 bedengan
2. Pembibitan : lakukan pembibitan dengan bedengan atau poli bag. Jika dengan bedengan
pemibitan, berukuran ± (1m x 1m), tinggi bedengan 20-30 cm. Dua minggu sebelum
ditabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20
gram urea, 10 gram TSP dan 7,5 gram KCl. Cara melakukan pembibitan adalah benih
ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian
diamati 3-5 hari. Benih akan tumbuh setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan dan
tanaman dipindahkan ke lahan.
3. Buat lubang tanam dengan cara membuat lubang dengan ukuran ± (3 cm x 6 cm)
dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan
hati-hati.
4. Beri sedikit furadan pada setiap lubang tanam.
5. Tutup lubang tanam (tandai larikan lubang tanam).
6. Berikan pupuk urea 200 kg/ha, TSP 100 kg/ha, KCl 75 kg/ha. Pemberian dengan cara
membuat lubang/alur sedalam 10 cm pada jarak sekitar 3-7 cm dari tanaman.
Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu urea 50 kg/ha.
7. Lakukan penyiraman setelah tanam, dan selanjutnya sesuai kondisi lahan. Bila tidak
terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
8. Buat label setiap bedengan meliputi formasi : kelompok, tanggal tanam, jarak tanam,
varietas, keterangan dengan penyiangan atau tidak.
![Page 10: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/10.jpg)
9. Tentukan 5 tanaman sampel dan berilah tanda.
10. Pada minggu pertama setelah pindah tanam, lakukan penyulaman ialah tindakan
penggantian tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan
tanaman yang baru.
11. Setiap kelompok mengerjakan 2 bedengan, satu bedengan dilakuakn penyiangan dan
satu bedengan tidak dilakukan penyiangan. Bedengan dengan penyiangan dilakukan
setidaknya 2-4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi
keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2
minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan
bersamaan dengan penyiangan.
12. Lakukan pengendalian bila terjadi serangan hama atau penyakit.
13. Panen sawi sendok dilakukan pada umur sekitar 50-60 hari setelah tanam. Selain telah
memasuki umur panen, juga perlu diamati terlebih dahulu fisik tanaman seperti warna,
bentuk dan ukuran daun telah memenuhi kriteria panen, antara lain panjang daun sekitar
17 cm.
14. Cara panen ada dua macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan
memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.
15. Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah pencucian dan pembuangan kotoran
serta sortasi.
16. Amati variabel pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar dan
bobot kering tanaman. Catat pada label pengamatan. Tinggi tanaman dan jumlah daun
diamati setiap satu minggu sekali, dimulai saat pindah tanam. Sedangkan bobot segar
dan bobot kering diamati setelah panen.
17. Sedangkan untuk variabel hasil adalah bobot segar hasil panen setelah dipotong bagian
pangkal batang yang berada di atas tanah.
18. Lakukan tukar data dengan kelompok lain, sehingga apabila ada 4 kelompok, diperoleh
4 ulangan.
19. Analisis data dan buatlah laporan dengan format : JUDUL, PENDAHULUAN (Dasar
Teori; Tujuan), BAHAN DAN ALAT, CARA KERJA, HASIL PENGAMATAN,
PEMBAHASAN, KESIMPULAN.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
![Page 11: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/11.jpg)
JARAK TANAM 20 X 20 Cm
TIDAK DISIANG
ULANGAN 1
SAMPLE
VARIABEL PENGAMATAN VARIABEL HASIL
MINGGU I
(31/05/2012)
MINGGU II
(7 /06/2012)
MINGGU III
(14/06/2012)
MINGGU IV
(21/06/2012) BOBOT+AKA
R (gr)
BOBOT
TANPA
AKAR
(gr)TinggiJml
DaunTinggi
Jml
DaunTinggi
Jml
DaunTinggi
Jml
Daun
I 8 5 9 12.5 24 12 24 17 111.5 92.4
II 8 4 8 14 22.5 10 23 11 115.5 96.9
III 6 3 7 11 19 9 20 11 38 22
Rata-rata 7.33 4.00 8.00 12.50 21.83 10.33 22.33 13.00 88.33 70.43
ULANGAN 2
SAMPLE
VARIABEL PENGAMATAN VARIABEL HASIL
MINGGU I
(31/05/2012)
MINGGU II
(7 /06/2012)
MINGGU III
(14/06/2012)
MINGGU IV
(21/06/2012) BOBOT+AKA
R (gr)
BOBOT
TANPA
AKAR
(gr)TinggiJml
DaunTinggi
Jml
DaunTinggi
Jml
DaunTinggi
Jml
Daun
I 5.6 3 7 5 16 8 18 8 29.1 26.2
![Page 12: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/12.jpg)
II 7.3 5 10 8 21 9 22.8 15 22.5 20
III 6.4 5 9 7 14 9 16 11 89.2 77.8
Rata-rata 6.43 4.33 8.67 17.00 8.67 8.67 18.93 11.33 46.93 41.33
DISIANGI
ULANGAN 1
SAMPLE
VARIABEL PENGAMATAN VARIABEL HASIL
MINGGU I
(31/05/2012)
MINGGU II
(7 /06/2012)
MINGGU III
(14/06/2012)
MINGGU IV
(21/06/2012) BOBOT+AKA
R (gr)
BOBOT
TANPA
AKAR
(gr)TinggiJml
DaunTinggi
Jml
DaunTinggi
Jml
DaunTinggi
Jml
Daun
I 5.5 4 9.3 7 16.5 10 19.3 20 66.2 61.5
II 7.3 4 10.5 8 15.3 10 18.1 18 60.7 55.8
III 7.8 6 13.5 8 23.8 10 24.5 13 110.5 102
Rata-rata 6.87 4.67 11.10 7.67 18.53 10.00 20.63 17.00 79.13 73.10
ULANGAN 2
SAMPLE VARIABEL PENGAMATAN VARIABEL HASIL
MINGGU I MINGGU II MINGGU III MINGGU IV BOBOT+AKA BOBOT
![Page 13: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/13.jpg)
(31/05/2012) (7 /06/2012)(14/06/2012)
(21/06/2012)R (gr)
TANPA
AKAR
(gr)Tinggi
Jml
DaunTinggi
Jml
DaunTinggi
Jml
DaunTinggi
Jml
Daun
I 7.1 5 13.8 6 18 10 22.5 13
II 8.4 4 14.7 7 23 11 30.5 14
III 5.1 4 10.5 5 13 10 26.7 12
Rata-rata 6.87 4.33 13.00 6.00 18.00 10.33 26.57 13.00
RERATA
Perlakuan
Tidak
disiang
UlanganTinggi
Tanaman
Jumlah
Daun
BOBOT+AKAR
(gr)
BOBOT
TANPA
AKAR
(gr)
Minggu 1 1 7.33 4.00 88.33 70.43
Minggu 2 8.00 12.50
Minggu 3 21.83 10.33
Minggu 4 22.33 13.00
![Page 14: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/14.jpg)
Rata – rata 14.87 9.95 88.33 70.43
Minggu 1
2
6.43 4.33
46.93 41.33
Minggu 2 8.67 17.00
Minggu 3 8.67 8.67
Minggu 4 18.93 11.33
10.67 10.33 46.93 41.33
Perlakuan
Disiang UlanganTinggi
Tanaman
Jumlah
Daun
BOBOT+AKAR
(gr)
BOBOT
TANPA
AKAR
(gr)
Minggu 1
1
6.87 4.67
79.13 73.10
Minggu 2 11.10 7.67
Minggu 3 18.53 10.00
Minggu 4 20.63 17.00
Rata – rata 14.2825 9.835 79.13 73.10
Minggu 1
2
6.87 4.33
Minggu 2 13.00 6.00
Minggu 3 18.00 10.33
Minggu 4 26.57 13.00
![Page 15: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/15.jpg)
16.11 8.41
Perlakuan
Ulangan
Tinggi
Tanaman
Jumlah
Daun
BOBOT+AKAR
(gr)
BOBOT
TANPA
AKAR
(gr)
Tidak
Disiang
1 10.67 10.33 46.93 41.33
2 14.87 9.95 88.33 70.43
Disiang
1 14.28 9.83 79.13 73.10
2 16.11 8.41
B. PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan persaingan interspesifik tanaman dengan penanaman sawi sendok
atau dikenal dengan sawi pakcoy. Penanaman dilakukan pada dua bedeng yang berbeda
dimana disetiap bedeng dilakukan perlakuan yang berbeda yaitu salah satu bedeng dilakukan
penyiangan (pengambilan gulma pengganggu disekitar tanaman pokok) sedangkan pada
bedeng yang satu gulma dibiarkan tumbuh disekitar tanaman sawi yang ditanam. Percobaan
ini bertjuan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman antara tanaman yang
bersaing dengan tanaman lain atau gulma dengan tanaman yang tidak terjadi persaingan
dengan tanaman lain. Perlakuan yang membedakan hanya perbedaan penyiangan saja
sehingga pada dua bedeng tanaman masing-masing memniliki jarak tanam yang sama.
Pemberian pupuk dilakukan pada dosis yang sama sehingga diharapkan tidak terjadi
perebedaan pertumbuhan tanaman karena pengaruh dosis pupuk.
Dalam percobaan ini terdapat kendala pada saat proses penyemaian benih terjadi etiolasi
diduga karena pada saat penyemaian benih dilakukan di dalam ruangan sehingga
kemungkinan bibit sawi yang telah tumbuh kurang mendapatkan cahaya. Karena bibit sawi
mengalami etiolasi maka ketika dipindahkan ke lahan tanam bibit sawi banyak yang tidak
tahan dan ada yang mati. Dilakukan 3 kali penyulaman karena banyak bibit sawi yang mati.
Bibit yang ditanam pada lahan tanam sudah memiliki berbagai perbedaan ukuran,jumlah
![Page 16: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/16.jpg)
daun dan tinggi tanaman antara benih yang satu dan benih yang lain sehingga saat sawi
tumbuh dalam satu bedeng terjadi perbedaan ukuran yang bervariasi antara tanaman sawi satu
dengan yang lainnya.
Pengamatan percobaan dilakukan dengan pencatatan tinggi dan jumlah daun sawi setiap
minggunya untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman dan saat dilakukan panen dilakukan
penimbangan bobot sawi baik dengan akar ataupun bobot sawi siap jual (tanpa akar). Dari
praktikum yang dilakukan didapatkan data tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot tanaman
siap jual dan dapat diolah sehingga didapatkan perbedaan hasil antara dua perlakuan. Dari
data tinggi tanaman yang didapatkan dapat dilihat bahwa interval tinggi tanaman setiap
minggunya pada tanaman sawi yang dilakukan penyiangan laju pertumbuhan tinggi
tanamannya lebih besar dari tanaman sawi yang tidak dilakukan penyiangan atau terdapat
gulma. Pada jumlah daun tanaman yang disiangi gulmanya setiap minggunya terjadi
pertumbuhan jumlah daun yang lebih banyak dari pada tanaman yang perlakuannya tanpa
melakukan penyiangan. Dari data yang diperoleh dapat dilihat laju pertumbuhan disetiap
minggunya sehingga perbedaan kondisi awal bibit dapat teratasi dengan melakukan
pengamatan pertumbuhan disetiap minggunya.
Dari bedeng yang tidak dilakukan penyiangan didapatkan rata-rata tinggi tanaman sebesar
12.77 cm sedangkan pada bedeng yang dilakukan penyiangan didapatkan rata-rata tinggi
tanaman sebesar 15.195 cm dari variable tinggi tanaman tersebut sudah membuktikan bahwa
pada tanaman yang terjadi persaingan interspesifik (dengan perlakuan tanpa penyiangan)
terjadi penghambatan pertumbuhan tanaman karena terjadi persaingan antara tanaman pokok
dengan gulma disekitar tanaman.
Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa pada tanaman yang terjadi persaingan dengan
tanaman lain pertumbuhannya lebih lambat dari tanaman yang perlakuannya dengan
penyiangan karena pada tanaman yang bersaing dengan gulma karena tanaman tersebut
dalam pemenuhan unsure hara terhambat oleh gulma disekitarnya dan terjadi perebutan
unsure hara. Zat allelopati yang dikeluarkan oleh gulma tanaman diduga juga menjadi salah
satu factor penyebab penghambat laju pertumbuhan tanaman sehingga pada bedeng yang
dibiarkan ditumbuhi gulma pertumbuhan tanamannya relative lebih lambat dari tanaman yang
ditanam pada bedeng bebas gulma.
V. KESIMPULAN
Dari percobaan persaingan interspesik tanaman yang dilakukan dengan penanaman tanaman
sawi sendok atau sawi pakcoy dengan perlakuan perbedaan bedeng yang
![Page 17: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/17.jpg)
disiangi( dihilangkan gulma tanaman yang mengganggu tanaman induk) dengan bedeng
tanpa penyiangan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada bedeng yang tidak dilakukan penyiangan terjadi persaingan interspesifik dan
dibuktikan tanaman sawi sendok yang dihasilkan pertumbuhan tanamannya tidak sebaik pada
bedeng yang dilakukan penyiangan atau tanpa gulma. Hal ini dapat dilihat dari data yang
diperoleh bahwa tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanaman yang dilakukan penyiangan
lebih besar daripada tanaman yang tidak dilakukan penyiangan.
2. Pada bedeng yang tidak terjadi persaingan interspesifik (disiangi) didapatkan hasil rata-rata
bobot tanaman tanpa akar sebesar 73,10 gr sedangkan pada bedeng yang terjadi persaingan
interspesifik (tidak disiangi) didapatkan rata-rata bobot tanaman sebesar 55,88 gr. Dari hasil
tersebut membuktikan bahwa tanaman yang mengalami persaingan interspesifik terhambat
pertumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://bhimashraf.blogspot.com/2010/10/kompetisi-interspesifik.html ( diakses pada 13 Juli
2012 )
http://manumeng.blogspot.com/2011/11/laporan-interspesifik.html ( diakses pada 13 Juli
2012 )
http://repository.ipdn.ac.id/43/3/BAB_III_Syarat_Tumbuh_dan_Budidaya_Tan.pdf ( diakses
pada 13 Juli 2012 )
http://www.scribd.com/doc/76407440/Pakcoy-Pakchoy-Pak-coi ( diakses pada 13 Juli 2012 )
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI
Naughton. 1998. Ekologi Umum, edisi kedua. UGM Press : Yogyakarta.
Press : Jakarta.
persaingan interspesifik
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan adalah suatu tipe hubungan antara jenis yang terjadi pada dua atau lebih
individu organisme hewan maupun tumbuhan . Persaingan yang dilakukan oleh hewan sangat
berlainan bila dibandingkan dengan tumbuhan. Pada dasarnya persaingan dilakukan oleh
![Page 18: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/18.jpg)
tumbuhan tidak dilakuan secara fisik, lain halnya seperti yang dilakukan oleh hewan atau
manusia.
Di alam persaingan yang dilakukan oleh tumbuhan dapat terjadi antara individu-
individu dari satu jenis yang sama ( intraspesifik ) atau individu-individu dari jenis yang
berbeda ( interspesifik ). Persaingan ini terjadi dikarenakan individu-individu termasuk
mempunyai kebutuhan yang sama factor-faktor tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah
yang cukup dalam lingkunganny, seperti : mskanan, tempat hidup, cahaya, O2, air, dan lain-
lain. Akibat dari persaingan ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi laju
pertumbuhannya dan akan menurunkan produksi yang dihasilkannya.(Budiastuti, 2009)
Para petani kadang kala tidak menyadari kerugian itu seolah-olah hanya disebabkan
oleh hama dan penyakit saja, mereka tidak melihat sejauh mana kerugian yang disebabkan
oleh persaingan. Memang akibat yang disebabkan oleh hama dan penyakit terlihat jelas
seperti mati atau terganggunya organ-organ tanaman akibat yang disebabkan oleh persaingan.
Apabila dlihat lebih jauh lagi persaingan dapat ditimbulkan beberapa factor. Factor
yang mempengaruhi tingkat persaingan dapat terjadi pada persaingan antara jenis dan
pesaingan sesame jenis. Beberapa factor penting yang mempengaruhi persaingan factor-
faktor tersebut antara lain(Ewisie, 1973) :
a. Perubahan jenis
Suatu jenis tumbuhan akan mempunyai kemampuan sebagai bersaing yang berbeda
antara jenis yang satu dengan jenis yang lai. Hal ini akan ditentukan sifst biologis dan jenis
tumbuhan tersebut seperti: Sistem perakaran, bentuk pertmbuhan sifat-sifat fisisologi
tumbuhan dan lain-lain.
b. Kepadatan tumbuhan
Jarak tanaman yang terlalu rapat pada suatu lahan dan kurangnya hara yang tersedia
akan menyebabkan tingginya tingkat persaingan..
c. Penyebaran
Berbagai jenis tumbuhan mempunyai beberapa macam penyebaran, hal ini dilakukan
untuk mempertahankan hidup dan keturunannya. Cara penyebaran yang menggunakan biji
( disseminule form ) dan ada pula yang digunakan radikoid menjadi 4 bentuk.
d. Waktu
Waktu yang dimaksud disini adalah beberapa lama individu suatu jenis tumbuhan
tumbuh bersama, baik tumbuhan yang sejenis atau tumbuhan yang lain.
B. Tujuan
![Page 19: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/19.jpg)
1. Mempelajari pengaruh persaingan antara dua jenis tanaman(jagung dan kacang)
2.Membandingkan pertumbuhan tanaman yang ditanam secara monospecies denga
heterospecies.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Semua jenis tanaman yang hidup mempunyai kebutuhan yang hampir sama, mereka
memerlukan sinar matahri, air, udara, unsure hara untuk pertumbuhannya dan juga
memerlukan ruangan sebagai tempat hidupnya. Dengan adanya kesamaan keperluan tersebut,
maka dalam keadaan tertentu terjadi suatu persaingan untuk mendapatkan nutrisi, air, cahaya
dan ruangan.
Di alam persaingan dapat terjadi antara individu-individu dalam satu jenis
(intraspesifik) ataupun dari jenis yang berbeda (interspesifik). Persaingan tersebut terjadi
karena individu-individu mempunyai kebutuhan yang sama terhadap faktor-faktor yang
tersedia dalam jumlah yang terbatas di dalam lingkungan seperti tempat hidup, cahaya, air
dan sebagainya. Persaingan yang dialkukan oleh hewan sangat berbeda dengan persaingan
pada tumbuhan. Pada dasarnya persaingan pada tumbuhan tidak dilakukan secara fisik tetapi
akibat dari persaingan tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas keduanya.
(Naughton, 1998)
Kompetisi terjadi apabila tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu dan akan
semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman dengan umur. Kemampuan suatu
tanaman dipengaruhi oleh kemampuan suatu organ yang melakukan kompetisi. Daun dan
akar merupakan bagian yang berperan aktif dalam kompetisi. Akar yang memiliki luas
permukaan lebar, daun yang banyak, lebar, dan tersebar di seluruh tubuh tanaman akan
meningkatkan kompetisi, akibatnya kompetisi tanaman pun tinggi (Naughton. 1998).
Kompetisi terjadi apabila tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu dan akan
semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman dengan umur. Kemampuan suatu
tanaman dipengaruhi oleh kemampuan suatu organ yang melakukan kompetisi. Daun dan
akar merupakan bagian yang berperan aktif dalam kompetisi. Akar yang memiliki luas
permukaan lebar, daun yang banyak, lebar, dan tersebar di seluruh tubuh tanaman akan
meningkatkan kompetisi, akibatnya kompetisi tanaman pun tinggi (Odum, 1993).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan
terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah
satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan
suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya
![Page 20: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/20.jpg)
dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam.
Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , species
yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian
kompetitif ( competitive exclusion principles ) (Ewusie,1990).
Kompetisi menujukkan suatu tipe interaksi di mana dua individu atau lebih bersaing
untuk mendapatkan makanan yang jumlahnya terbatas, tempat hidup, dan lain-lain.
Kompetisi inter spesifik bukanlah suatu kompetisi yang sederhana karena melibatkan
berbagai tipe organisme sehingga memungkinkan terjadi hasil yang berbeda-beda. Jika dua
spesies atau lebih terlibat dalam kompetisi secara langsung untuk memperebutkan hal yang
sama, salah satu dari semuanya, lebih efisien dalam memanfaatkan sesuatu yang
diperebutkan tadi maka individu itu akan bertahan hidup, sedang yang tidak dapat
memanfaatkan secara efisien yang diperebutkan tadi akan punah (Clapham, 1973).
Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup
yang lainnya. Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu intraspesifik dan
interspesifik. Interaksi interspesifik adalah hubungan yang terjadi antara organisme yang
berasal dari satu spesies, sedangkan interaksi intra spesifik adalah hubungan antara organisme
yang berasal dari spesies yang berbeda.
Kompetisi terjadi sejak awal pertumbuhan tanaman. Semakin dewasa tanaman, maka
tingkat kompetisinya semakin meningkat hingga suatu saat akan mencapai klimaks kemudian
akan menurun secara bertahap. Saat tanaman peka terhadap kompetisi , hal itu disebut
periode kritis (Soejono, 2009).
Pemahaman tentang periode kritis penting dalam membentuk strategi usaha untuk
meminimalkan gangguan gulma selama tanaman tumbuh. Kemiringan lahan, iklim, genetik
tanaman, dan budidaya seperti pengolahan lahan, kesuburan tanah, persemaian, dan jarak
tanam merupakan beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi periode kritis penanganan
gulma yang dipicu oleh jenis gulma, kepadatan gulma, periode gulma merugikan tanaman
dan pertumbuhan gulma (Evans et al., 2004).
Kebutuhan tanaman mengenai unsur hara dan air berbeda maka, tingkat kompetisi
tanaman dapat berbeda pada tanaman yang dikombinasi. Perbedaan intensitas kebutuhan zat,
perbedaan sistem perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagai dasar diterapkannya sistem
tumpang sari. Untuk mendapatkan sistem yang tepat, faktor yang harus diperhatikan yaitu:
kombinasi tanaman, penelitian yang telah dilakukan mengenai kombinasi kacang tanah –
jagung berproduksi lebih tinggi dari pada kacang tanah – padi (Michael. 1994).
![Page 21: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/21.jpg)
Pada sistem pertanian monokultur, jarak tanam yang terlalu dekat akan
mengakibatkan kompetisi akan air dan hara. Bila jarak tanamnya diperlebar, maka besarnya
tingkat kompetisi akan berkurang. Dalam prakteknya di lapangan, petani mengelola
tanamannya dengan melakukan pengaturan pola tanam, pengaturan jarak tanam,
pemangkasan cabang serta ranting, dan lain sebagainya (Hariah et al., 2006).
Seleksi tanaman di lingkungan optimal memang memiliki banyak keuntungan, yaitu
ditandai oleh heretabilitas tinggi dan kemajuan seleksi yang lebih besar karena ekspresi
potensi genetik tanaman dapat mencapai maksimal dan terjadi akumulasi gen. Dengan
terbatasnya lahan subur, maka budidaya tanaman mengarah pada lingkungan suboptimal.
Interaksi interspesifik adalah interaksi antara kedua jenis tumbuhan yang berbeda
sedangkan inteaksi intraspesifik adalah inteaksi antar jenis yang sama di dalam satu tempat
(Soejono, 2009).
Secara garis besar, interaksi interspesifik dan intraspesifik dapat dikelompokkan
menjadi beberapa bentuk dasar hubungan, yaitu (1) netralisme yaitu hubungan antara
makhluk hidup yang tidak saling menguntungkan dan saling merugikan satu sama lain, (2)
mutualisme yaitu hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang saling menguntungkan, (3)
parasitisme yaitu hubungan yang hanya menguntungkan satu jenis makhluk hidup saja,
sedangkan yang lainnya dirugikan, (4) predatorisme yaitu hubungan pemangsaan antara satu
jenis makhluk hidup terhadap makhluk hidup lain, (5) kooperasi yaitu hubungan antara dua
makhluk hidup yang bersifat saling membantu antara keduanya, (6) komensalisme yaitu
hubungan antara dua makhluk hidup yang satu mendapat keuntungan sedang yang lain
dirugikan, (7) antagonis yaitu hubungan dua makhluk hidup yang saling bermusuhan
(Elfidasari, 2007).
Kebutuhan tanaman mengenai unsur hara dan air berbeda maka, tingkat kompetisi
tanaman dapat berbeda pada tanaman yang dikombinasi. Perbedaan intensitas kebutuhan zat,
perbedaan sistem perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagai dasar diterapkannya sistem
tumpang sari. Untuk mendapatkan sistem yang tepat, faktor yang harus diperhatikan yaitu:
kombinasi tanaman, penelitian yang telah dilakukan mengenai kombinasi kacang tanah –
jagung berproduksi lebih tinggi dari pada kacang tanah – padi (Budiastuti, 2009).
Pada sistem pertanian monokultur, jarak tanam yang terlalu dekat akan
mengakibatkan kompetisi akan air dan hara. Bila jarak tanamnya diperlebar, maka besarnya
tingkat kompetisi akan berkurang. Dalam prakteknya di lapangan, petani mengelola
tanamannya dengan melakukan pengaturan pola tanam, pengaturan jarak tanam,
pemangkasan cabang serta ranting, dan lain sebagainya (Ewisie, 1973).
![Page 22: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/22.jpg)
Seleksi tanaman di lingkungan optimal memang memiliki banyak keuntungan, yaitu
ditandai oleh heretabilitas tinggi dan kemajuan seleksi yang lebih besar karena ekspresi
potensi genetik tanaman dapat mencapai maksimal dan terjadi akumulasi gen. Dengan
terbatasnya lahan subur, maka budidaya tanaman mengarah pada lingkungan suboptimal.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan setiap hari Selasaa April 2013, dengan jangka waktu 4
minggu. Di laksanakan di lahan Percobaan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya, Indralaya.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum Interspesific antara lain sebagai berikut
ini:1.Pot/ember berisi tanah 2.Cawan 3.Kertas Milimeter 4. Embrat
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum interspesipic antara lain yaitu : 1. Biji
jagung. 2. Biji kacang hijau
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum persaingan interspesific ini yaitu:
1. Beberapa pot plastic yang berisi tanaman disediakan secukupnya
2. Biji jagung atau kacang hijau yang masih baik dipilih, kemudian direndam dalam air
selama satu jam.
3. Biji – biji tersebut ditanam kedalam pot plastic yang berbeda dan diatur sedemikian rupa
sehingga dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan sebagai berikut:
Pot nomor 1 ditanam dengan 1 biji jagung atau biji kacang hijau.
Pot nomor 2 ditanami dengan 2 biji jagung atau biji kacang hijau.
Pot nomor 3 ditanami dengan biji jagung atau biji kacang hijau.
Pot nomor 4 ditanami dengan 6 biji jagung atau biji kacang hijau.
Pot nomor 5 ditanami dengan 8 biji jagung atau biji kacang hijau.
Setiap perlakuan dilakukan dengan tiga ulangan.
4. Sebagai cadangan sediakan beberapa pot yang ditanami jenis yang sama untuk penyulaman
apabila selama percobaan ada tanaman yang mati.
5. Penyiraman dilakukan setiap hari.
![Page 23: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/23.jpg)
6. Pengamatan dilakukan setiap minggu dan diukur tinggi tanamannya dengan kertas
millimeter sampai tanaman berumur 4 minggu
7. Tinggi tanaman yang berbeda jarak tanamnya, dibandingkan pada setiap jenis tersebut.
8. Dibuat grafik pertumbuhan untuk masing – masing pot. Besaran pada sumbu X dinyatakan
dalam waktu (minggu) dan pada sumbu Y dinyatakan dengan LPT (Laju pertumbuhan
tanamn).
9. Untuk mengetahui pengaruh yang nyata dari tiap perlakuan, dilakukan uji
statistic.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel hasil dari praktikum persaingan antara tanaman jenis ( Intraspesifik ) :
A. Pengulangan 1
Pengamatan
( minggu )
Perlakuan (tinggi tanaman cm)
Kontrol 1 2 3 4
1
2
3
4
7,2
18
45
50
6,8
17
40
47
6,5
15
35
45
6
14
33
41
5,9
15
31
37
![Page 24: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/24.jpg)
B. Pengulangan 2
Pengamatan
( minggu )
Perlakuan
Kontrol 1 2 3 4
1
2
3
4
8
15,6
44
51
7
15
41
47
6,2
14
34
45,2
6,9
13
32
43
6
13
34
37
C.Pengulangan 3
Pengamatan
( minggu )
Perlakuan
Kontrol 1 2 3 4
1
2
3
4
7
16
35
45
7
13
32
43
6,2
14,3
31
42,5
6,1
13,1
31
40
5,9
15,2
30
38,6
B. Pembahasan
Pada percobaan ini diamati pertumbuhan pada biji kacang hijau dan biji jagung yang
di tanam pada polybag dengan jumlah, jarak dan kepadatan yang berbeda pada setiap
polybag. Semua polybag diberi perlakuan yang sama dimulai dari jumlah intensitas cahaya
dan suplai air setip harinya. Perlakuan ini bertujuan untuk melihat perbandingan pertumbuhan
suatu tanaman dengan ruang lingkup yang sama. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih
4 minggu dengan pengukuran pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan dalam 1 kali dalam satu
minggu.
Pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah trjadi persaingan jenis atau tidak
karena pada umumnya tumbuhan yang berasal dari biji untuk awal kehidupannya mendapat
![Page 25: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/25.jpg)
suplai makanan dari kotiledonnya (cadangan makanan). Dan setelah beberapa hari secara
perlahan kotiledon akan gugur dan dengan sendirinya suatu tumbuhan harus mendapatkan
suplai makanannya sendiri dan harus bersaing dengan yang lainnya untuk mempertahankan
hidupnya.
Selain itu, penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang berbeda di setiap plotnya
bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh dan melihat
perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot. Pada umumnya kecepatan perkecambahan
dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan
menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu akan menyebabkan tumbuhan
tersebut mencapai tinggi yang lebih besar, mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan
unsur hara tanah lebih besar tumbuhnya (Indriyanti, 2006)ss
Dari grafik diatas dapat diamati perbedaan tinggi rata-rata untuk tanaman kacang
hijau. Umumnya rata-rata tinggi tanaman bertambah dan sejalan dengan bertambahnya usia
tanaman. Pertambahan tinggi tanaman ini dipengaruhi oleh unsur hara yang tersedia di
polybag. Dari grafik terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan tanaman kacang dari berbagai
formasi tanaman terlihat seimbang
Dari grafik rata-rata pertumbuhan tanaman jagung diatas dapat terlihat bahwa pada
seiring bertambahnya usia tanaman maka tanaman mengalami pertambahan pertumbuhan.
Umumnya semakin banyak tanaman dalam satu polybag maka tinggi tanaman akan semakin
rendah karena terjadi persaingan memperebutkan sumberdaya yang terbatas di dalam
polybag.
Namun pada percobaan kali ini pada pola persaingan dengan satu tanaman dalam satu
polybag tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini mungkin disebabkan pada kurang baiknya
bibit atau biji jagung yang ditanam sehingga biji tersebut tidak mengalami pertunmbuhan.
Sebaliknya pada pola kompetisi dengan delapan tanaman dalam satu polybag (J8) mengalami
prtumbuhan paling pesat. Hal ini mungkin saja terjadi apabila suplai unsur hara di tempat
tersebut mencukupi untuk pertumbuhan tanaman di tempat tersebutselama masa pengamatan.
Artinya tingkat persaingan di tempat tersebut tidak terlalu besar. Namun bukan tidak
mungkin pada hari-hari berikutnya terjadi persaingan yang lebih besar.
Pada pengamatan untuk pola persaingan dengan satu, dua tiga dan empat tanaman
kacang dan jagung dalam satu polybag dapat terlihat persaingan yang begitu kompleks.
Tinggi rata-rata tanaman kacang umumnya lebih tinggi dari tinggi rata-rata tanaman jagung.
Adapun rata-rata tanaman kacang yang tinggi rata-ratanya nilainya kecil, diakibatkan terdapat
tanaman yang mati pada tempat tersebut. Nilai pertumbuhan tanaman umumnya meningkat,
![Page 26: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/26.jpg)
namun pada pola JK4 tanaman kacang mengalami penurunan rata-rata tinggi tanaman. Hal
ini dikarenakan terdapat taanaman yang mati di hari pengamatan ke 21. Artinya terjadi
persaingan dalam memperebutakn unsur hara.
Hasil pengukuran massa tanaman kacang tanahdapat dilihat pada tabel di atas. Dari
tabel di atas dapat terlihat bahwa massa tanaman setelah dipanen tertinggi diperoleh dari
relung yang di tempati hanya satu tanaman (K1) dan massa tanaman terendah pada pola
kompetisi empat tanaman (K4). Hal ini dikarenakan pada tanaman K1 tanaman ini tumbuh
subur dan tinggi sehingga massa tanaman ini juga lebih besar. Berbeda dengan tanaman di
K4, massa tanaman ini setelah dipanen paling rendah karena tanaman ini mati sebelum di
panen sehingga tanaman ini kehilangan massanya(tanaman menjadi kering). Untuk tanamadi
K3 dan di K2 massa tanaman normal yaitu massa tanaman K3 lebih besar dari tanaman K2.
Hal ini karena ketiga tanaman K3 tumbuh dengan tanaman baik begitu pula dengan tanaman
K2.
Untuk data perhitungan massa rata-rata untuk tanaman jagung disajikan dalam tabel
di atas. Dari tabel di atas terlihat bahwa massa terbesar terdapat pada tempat dengan delapan
tanaman jagung (J8) dan yang paling kecil pada tanaman dengan satu jagung. Pada tanaman
dengan satu jagung bahkan tidak terjadi pertumbuhan sejak awal (J1). Pada tanaman J8
jumlah tanaman paling banyak tumbuh sehingga massanya juga paling besar.
Secara umum, pertumbuhan tanaman kacang hijau baik pada pola interaksi
kompetisi intraspesifik maupun pola kompetisi interspesifik pertumbuhannya lebih baik
dibandingkan dengan tanaman jagung.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum persaingan interspesifik yaitu:
1. Pertumbuhan tanaman kacang hijau lebih cepat daripada tanaman jagung
2. Semakin besar massa tanaman maka tingkat persaingan semaki kecil
3. Persaingan intraspesifik dan persaingan interspesifik memberi pengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman jagung maupun tanaman kacang hijau.
4. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat karena
persaingan mendapatkan sumberdaya pun semakin ketat.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah luasnya
lahan tanam, jenis tanaman, kepadatan tumbuhan, dan waktu lamanya tanaman sejenis hidup.
B. Saran
![Page 27: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/27.jpg)
Setelah melakukan praktikum persaingan interspesifik ini semoga praktikan bisa
mendapatkan dan memperdalam pengetahuan dan bisa lebih tahu lagi tentang persaingan
intraspesifik dan persaingan interspesifik dan dalam pelaksanaan praktikum diharapakan
kepada praktikan agar melaksanakan praktikum dengan baik dan benar serta tanaman yang
ditanam agar diberikan perhatian berupa pemberian air dan menjaga lingkungan dan hama
dan gulma.
DAFTAR PUSTAKA
Budiastuti. 2009. Foliar Triaconthanol Application and Plant Spacing on Mungbean.
UI Press : Jakarta.
Clapham, W.B.. 1973. Natural Ecosystem. Mc.Millan Publishing, Inc, New York.
Ewusie. 1990. Pengantar Ekologi Tropika . ITB : Bandung.
Kartawinata. 1986. Pengantar Ekologi. Remadja karya CV : Bandung.
Naughton. 1998. Ekologi Umum, edisi kedua. UGM Press : Yogyakarta.
Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press: Yogyakarta.
Soejono, A.T. 2009. Ilmu Gulma. . Diakses pada tanggal 26 Maret 2011.
OLEH
SARDIANTO (05121007125)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling berinteraksi antar
satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi positif yang saling
menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam
![Page 28: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/28.jpg)
suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang
paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari
sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam.
Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada
umumnya bersifat merugikan.
Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi teerhadap
kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu mempengaruhi kecepatan
pertimbuhan ataupun kehidupan populasi. Menurut Odum (1993), setiap anggota populasi
dapat memakan anggota populasi yang lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan
kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah
ataupun dua arah (timbal balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan
populasi, interaksi antarspesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang positip,
negatif, atau nol.(Indryanto,2006)
Mekanisme-mekanisme ekstrinsik dari interaksi kompetitif melibatkan aksi-aksi
individu yang meningkatkan kemungkinannya untuk hidup dan melibatkan reproduksi
dengan mengurangi kesempatan saingannyauntuk memperoleh suatu sumber
makanan.Interaksi-interaksi ini pada hewan dan tumbuh-tumbuhan mungkin melibatkan
interferensi langsung untuk memperoleh sumber makanna atau suatu penurunan umum
kemampuan saingnya untuk menggunakan sumber tersebut.
Persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies
yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam,
tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup
dan pertumbuhannya. Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan
organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure
hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau factor-faktor ekologi lainnya
sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan
pertumbuhannya. (Indriyanto,2006).
Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda.
Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan terjadi suatu
interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya
memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan
![Page 29: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/29.jpg)
cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi
antara kacang hijau dan jagung
B. Tujuan
Adapun tujuan pengamatan pada praktikum kali ini adalah untuk Mengamati
pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan
kacang hijau.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengaruh Lingkungan Terhadap Tumbuhan
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons
tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan tanaman.
Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling
mempengaruhi dengan lingkungannya.Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar
ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu.Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok
saja yang dapat hidup berdampingan.Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap
tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat
bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakanallelopati (Irwan,2007).
2.2. Hubungan atau Interaksi Sesama Tanaman
Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya untuk keperluan
estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan bantuan
tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan. Tumbuh-tumbuhan dapat
mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain. Senyawa-
senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada disekitarnya (Irwan,2007). Ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan sesama tanaman yaitu:
· Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya
yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air.Kompetisi ini disebut juga alelospoli.
· Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang
dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebut allelopati.
![Page 30: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/30.jpg)
· Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dap[at
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai
tuan rumah atau inang (Irwan,2007).
2.3. Kompetisi
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan
akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan
(survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan
Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada
pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik)
dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik.
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan
yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu
sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan
ruang tumbuh (Kastono,2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai
sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2)
kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih
banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber
yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati
tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk
hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan
terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah
satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan
suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya
dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam.
Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies
yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian
![Page 31: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/31.jpg)
kompetitif ( competitive exclusion principles ) .Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi
menjadi dua , yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau
exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama
sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu
usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun
sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan
pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain.
2.4. Persaingan Dalam Komunitas
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme
yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang
sejenis ataupun antara individu yang berbeda jenis.Persaingan yang terjadi antara individu
yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi
antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi
pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap
organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas
jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar
matahari, dan lain – lain (Setiadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme
interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi.Pada
hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang
berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).
Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk
menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan
intraspesifik terdiri atas :
1. Persaingan aktivitas
2. Persaingan sumber daya alam
Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara
bebas di kendalikan oleh hal – hal sebagai berikut:
![Page 32: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/32.jpg)
1. Perbedaan unsur hara
2. Perbedaan sebab – sebab kematian
3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
4. Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang
berbeda.
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan
interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1. Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan
secara fisiologis.Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran yang
menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara.
2. Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan
terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi
pertumbuhan tanaman.
3. Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui
rimpang (akar tunas).Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan
bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum persaingan tanaman kacang hijau dan jagung dilaksanakan di area
laboratorium Ekologi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya selama 4 minggu.
B. Alat dan Bahan
![Page 33: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/33.jpg)
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain skop, garpu tanah, polybag 17 x
25 cm, penggaris, dan timbangan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain biji
jagung, biji kacang hijau, tanah gembur, dan pupuk kandang
C. Cara Kerja
Prosedur Pengamatan Persaingan pada tanaman jagung dan kacang hijau:
1. Sediakan pot plastic yang sudah diisi tanah
2. Pilih biji kacang hijau dan jagung yang baik
3. Tanamlah biji kedalam pot dengan aturan : 5 jagung dan 5 biji kacang hijau
4. Lakukan penyiraman setiap hari selama 4 minggu
5. Ukur tinggi dan jumlah daun yang tumbuh pada masing-masing tanaman.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil yang didapat pada praktikum kali ini tersedia pada tabel pengamatan
berikut ini :
Hari/ tanggal Nomor pot Nama tanaman Tinggi tanaman Jumlah daun
Rabu,
17 april 2013
I
II
III
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
13
16
15
14
12
11
3
2
3
2
3
2
![Page 34: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/34.jpg)
IV
V
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
16
14
17
16
3
2
3
2
Hari/ tanggal Nomor pot Nama tanaman Tinggi tanaman Jumlah daun
Rabu,
24 april 2013
I
II
III
IV
V
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
33
22
29
20
32
18
30
21
38
24
4
6
4
5
4
6
4
6
6
4
Hari/ tanggal Nomor pot Nama tanaman
Tinggi
tanaman/cm Jumlah daun
Rabu
1 mei 2013
I
II
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
63
36
58
26
6
10
6
9
![Page 35: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/35.jpg)
III
IV
V
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
55
26
51
28
69
32
6
8
5
8
8
7
Tabel 1.1 jumlah Gulma yang Terdapat dalam Suatu Lahan Sawit yang diamati
B. Pembahasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat berasal dari
faktor internal dan eksternal. Faktor internalnya yaitu kemampuan biji atau tumbuhan
tersebut untuk bertahan hidup berdampingan dengan tumbuhan lain.Faktor eksternal yang
menjadi perebutan antar tanaman diantaranya intensitas cahaya, unsure hara, suhu, air,
oksigen , dan karbondioksida. Selain faktor yang menjadi perebutan, ada juga faktor yang
mempengaruhi keadaan fisiologis pertumbuhan tanaman diantaranya kondisi tanah,
kelembaban tanah, udara,angin, dan gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat
juga dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan fisiologis tumbuhan.
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor
yang mengukung pemutusan dormansi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan
dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh
adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling)
merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk
menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman berkecambah
terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu
dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya matahari, air, dan unsur hara
tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang lain(Setiadi, 1989).
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI DASAR
![Page 36: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/36.jpg)
Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik Pada Tumbuhan
Nama : Sara Fadlah Iq
NIM : 1110095000031
Kelompok : 1 (satu)
Semester : 3/A
Asisten Dosen : Angga Restiadi Nugraha
Tanggal Praktikum : 26 Oktober 2011
Tanggal Dikumpul : 2 November 2011
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling berinteraksi antar
satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi positif yang saling
menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam
suatu spesies mampu di liat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang
![Page 37: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/37.jpg)
paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari
sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis
ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang
nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan cahaya
matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman akan ikut terpengaruh.
Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun
intraspesies. Penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam
maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah
cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman. Mengingat pentingnya
mengengetahui jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman, maka dilakukan penelitian
tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis maupun berbedaspesies.
Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda. Akan
tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan terjadi suatu
interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya
memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan
cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi
antara kacang hijau dan jagung. Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang hijau dan
Jagung akan mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah
percobaan ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan
kacang hijau (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays).
1.2 Tujuan
· Mengamati pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap pertumbuhan
tanaman jagung dan kacang hijau.
![Page 38: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/38.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengaruh Lingkungan Terhadap Tumbuhan
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman. Respons
tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan tanaman.
Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa tumbuhan saling
mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya vegetasi yang tumbuh disekitar
ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok
saja yang dapat hidup berdampingan. Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap
tumbuhan yang tidak disukainya, yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat
bagi jenis tertentu. Sifat tersebut dinamakan allelopati (Irwan,2007).
2.2 Hubungan atau Interaksi Sesama Tanaman
Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya untuk keperluan
estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan bantuan
tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan. Tumbuh-tumbuhan dapat
mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain. Senyawa-
senyawa ini dapat meracuni biji-biji tanaman yang ada disekitarnya (Irwan,2007). Ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan sesama tanaman yaitu:
· Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya
yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi ini disebut
juga alelospoli.
· Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa kimia yang
dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebutallelopati.
· Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dap[at
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak sebagai
tuan rumah atau inang (Irwan,2007).
2.3 Kompetisi
![Page 39: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/39.jpg)
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan
akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan
(survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan
Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada
pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik)
dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik.
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang
saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama
yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan
ruang tumbuh (Kastono,2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai
sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2)
kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih
banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber
yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati
tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk
hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan
terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah
satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan
suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya
dan hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam.
Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies
yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian
kompetitif ( competitive exclusion principles ) .Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi
menjadi dua , yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau
exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama
sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu
usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun
sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan
pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain.
2.4 Persaingan Dalam Komunitas
![Page 40: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/40.jpg)
Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme
yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang
sejenis ataupun antara individu yang berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu
yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi
antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi
pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap
organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas
jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar
matahari, dan lain – lain (Setiadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme
interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi.
Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang
berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).
Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk
menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan
intraspesifik terdiri atas :
1 Persaingan aktivitas
2 Persaingan sumber daya alam
Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara
bebas di kendalikan oleh hal – hal sebagai berikut:
1. Perbedaan unsur hara
2. Perbedaan sebab – sebab kematian
3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
4. Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang
berbeda.
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan
interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1. Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan
secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran
yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara.
Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga
menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.
![Page 41: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/41.jpg)
2. Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan
terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi
pertumbuhan tanaman.
3. Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui
rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan
bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun
persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor
lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
4. Waktu
Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan tanggapan tertentu
yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-30 % pertama dari daur tanaman
merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh kompetisi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Di ilakukan pada hari Rabu, 12 oktober 2011 selama 21 hari.
3.2 Alat dan Bahan
![Page 42: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/42.jpg)
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain skop, garpu tanah, polybag 17 x 25
cm, penggaris, dan timbangan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain biji
jagung, biji kacang hijau, tanah gembur, dan pupuk kandang,
3.3 Cara Kerja
3.3.1. Tahap persiapan
Cara kerja pada praktikum ini pertama dipilih tanah subur dan dicampurkan dengan pupuk
kandang. Tanah dimasukan kedalam polybag. Biji jagung dan kacang hijau ditanam dalam
polybag yang telah disediakan baik secara terpisah maupun bersamaan dengan pola kerapatan
tertentu. Dilakukan pengukuran faktor fisik diantaranya pH tanah, suhu tanah,
kelembaban udara, intensitas cahaya, temperatur udara dan kelembaban tanah.
3.3.2 Tahap penanaman
Sebelum menanam, dilakukan pemilihan biji yang baik untuk ditanam.Untuk
perlakuan J, ditanam biji jagung sesuai dengan pola kerapatan pada tabel 1 demikian pula
untuk perlakuan K, sitanam biji kacang hijau sesuai dengan pola kerapatan pada tabel 2. Pada
perlakuan JK, ditanam biji jagung dan kacang dengan pola bergantian seperti pada tabel 3.
Diberi label pada setiap polybag untuk menunjukan perlakuan kerapatan yang
diberikan.Jarak masing-masing biji diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
berdekatan. Semua tanaman disiram setiap hari sebanyak 30ml.
Tabel1. pola penanaman jagung (perlakuan J)
Kode perlakuan Jumlah Lubang Pola penanaman
J-1 1 J
J-2 2 J J
J-4 4 J J
J J
J-8 8 J
J J J
J J J
J
Tabel 2. Pola penenaman Kacang hijau (Perlakuan K)
Kode perlakuan Jumlah Lubang Pola penanaman
K-1 1 K
K-2 2 K K
![Page 43: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/43.jpg)
K-4 4 K K
K K
K-8 8 K
K K K
K K K
K
Tabel 3. Pola penanaman jagung dan kacang hijau (JK)
Kode perlakuan Jumlah Lubang J Jumlah Lubang K Pola penanaman
JK-1 1 1 J K
JK-2 2 2 J K
K J
JK-4 4 4 J
J K J
K J K
K
3.3.3 Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan mengukur pertumbuhan tanaman secara berkala yaitu 3
hari sekali. Data yang didapat dicatat dan disusun berdasarkan hari atau tanggal
pengamatannya hingga waktu panen tiba yaitu setelah sekitar satu bulan. Pada saat panen
dilakukan pengukuran faktor fisik akhir seperti yang dilakukan di awal.
Tanaman yang dipanen dipisahkan setiap plot dan setiap jenisnya kemudian ditimbang
berat basahnya dengan menggunakan timbangan, dicatat data yang diperoleh.
3.5. Analisi Data
Analisis data terhadap faktor fisik dilakukan dengan melakukan pengukuran faktor
fisik sebelum tanam dan setelah panen dengan menggunakan alat-alat yang telah disediakan
seperti luxmeter untuk mengukur intensitas cahaya, soil tester untuk mengukur pH tanah dan
kelembaban tanah, termometer untuk mengukur suhu tanah , dan sling untuk mengukur
kelembaban udara
Sedangkan untuk data hasil pengamatan terhadap tumbuhan disajikan dalam bentuk
grafik. Grafik yang disajikan didapat dari hasil pengukuran yang dilakukan secara bertahap,
hasil pengukuran di catat dalam bentuk tabel. Data yang di tulis dalam bentuk tabel berasal
![Page 44: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/44.jpg)
dari hasil pengukuran pertambahan tinggi tanaman selama kurang lebih 4 minggu.
Pemanenan tanaman hanya dilakukan pada bagian tumbuhan diatas permukaan tanah(taruk).
Untuk pengukuran biomassa hasil panen dilakukan dengan menimbang setiap
tanaman sesuai dengan perlakuan secara terpisah. Dan dihitung pula jumlah tanaman yang
ada untuk menetukan rata-rata biomassa setiap spesies.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan dapat berasal dari faktor
internal dan eksternal. Faktor internalnya yaitu kemampuan biji atau tumbuhan tersebut
untuk bertahan hidup berdampingan dengan tumbuhan lain.Faktor eksternal yang menjadi
perebutan antar tanaman diantaranya intensitas cahaya, unsure hara, suhu, air, oksigen , dan
karbondioksida. Selain faktor yang menjadi perebutan, ada juga faktor yang mempengaruhi
keadaan fisiologis pertumbuhan tanaman diantaranya kondisi tanah, kelembaban
tanah,udara,angin, dan gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat
juga dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan fisiologis tumbuhan.
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor
yang mengukung pemutusan dormansi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan
dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh
adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
No Faktor fisik Awal Akhir
1 pH Tanah 5 5.8
2 Suhu Tanah 29 0C 28.5 0C
3 Kelembaban Udara 67% 75%
4 Intensitas cahaya 0,59 Lux 2,08 Lux
5 Suhu udara 27 0C 27 0C
6 Kelembaban tanah 3 3.6
Tabel 1 Pengukuran Faktor Fisik
Faktor-faktor pada tabel diatas adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
biji jagung dan biji kacang hijau pada praktikum ini. Faktor-faktor tersebut diukur agar
mengetahui keadaan makroklimat pada awal penanaman dan akhir penanaman. Dan selama
pengamatan pertumbuhan tanaman, yang lebih dilihat adalah persaingan yang terjadi antara
![Page 45: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/45.jpg)
biji yang ditanam dalam 1 plot baik persaingan intaraspesifik ataupun persaing
interspesifiknya.
Setelah dilakukan pengamatan pertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau selama
3 minggu, dilakukan pemanenan dan penimbangan berat basah (biomassa total) dari masing-
masing jenis dan masing-masing plot. Didapatkan biomassa rata-rata tanaman jagung dan
kacang hijau sebagai berikut:
Grafik diatas menunjukan biomassa tanaman jagung yang ditanam oleh kelompok 1.
Dapat terlihat pada J1 biomassanya lebih besar dibandingkan dengan biomassa pada J4.
Tetapi jika dilihat dari jumlah biji yang ditanam terdapat lebih banyak biji yang ditanam pada
J4 dari pada J1, sehingga seharusnya biomassa lebih besar biomassa pada J4. Tetapi pada
percobaan tersebut lebih besar J1. Hal ini disebabkan pada plot J4 terdapat tanaman yang
layu sehingga menurunkan beras basah tanaman tersebut. Layunya tanaman pada J4 dapat
dikarenakan oleh adanya kompetisi berupa perebutan unsure hara dan air dari tanah.
![Page 46: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/46.jpg)
Tanaman jagung pada plot J8 memiliki biomassa paling besar dibandingkan pada J1 J2 dan
J4. Hal ini disebabkan dalam plot J8 ditanam biji dengan jumlah 8 sehingga otomatis
memiliki biomassa yang paling besar. Namun pada dasarnya tanaman J8 mengalami
kompetisi perebutan unsur hara dalam plot karena besar plot dan jumlah tanah yang
disediakan sama dengan plot J1 J2 dan J4.
![Page 47: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/47.jpg)
Grafik 2
diatas menunjukan biomassa pata tanaman kacang hijau yang ditaman oleh kelompok 4.
Dapat terlihat bahwa pada K1 dan K2 tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Biomassa K1
sedikit lebih besar dibanding dengan biomassa K2. Hal ini disebabkan adanya tanaman yang
layu pada K2 sehingga menurunkan biomassa tanaman tersebut. Sedangkan pada K4 dan K8
memiliki biomassa yang lebih tinggi dari pada K1 dan K2 karena jumlah tanaman yang
ditanam lebih banyak yaitu pada K4 berjumlah 4, dan pada K8 berjumlah 8. Namun
sebenarnya terjadi kompetisi diantara tanaman tersebut seperti perebutan unsur hara dan air
dari tanah karena plot yang disediakan memiliki ukuran yang sama dengan K1 da K2,
sedangkan pada K4 dan K8 memiliki kebutuhan yang lebih untuk menutrisi lebih banyak
jumlah tanaman.
Grafik 3 menunjukan perbandingan biomassa pada tanaman jagung dan kacang hijau
yang ditanam dengan pola JK. Pada JK1 terlihat bahwa biomassa kacang hijau lebih besar
dibadingkan dengan biomassa jagung. Sehingga dapat dikatakan bahwa kacang hijau
memenangkan kompetisi. Karena kacang hijau lebih dahulu berkecambah sehingga kacang
hijau menyerap unsure hara lebih dulu dari pada jagung. Sedangkan jagung membutuhkan
waktu lama dalam berkecambah. Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan
![Page 48: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/48.jpg)
pertumbuhan anakan (seedling) merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan
spesies tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi.
Apabila suatu tanaman berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain
maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu
memperoleh cahaya matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan
yang lain(Setiadi, 1989).
Grafik
4. menunjukan rata-rata tinggi pertumbuhan jagung selama 3 minggu. terlihat bahwa tinggi J1
dan J2 lebih besar atau lebih tinggi dari pada tinggi rata-rata pada J4 dan J8. Hal ini
![Page 49: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/49.jpg)
dikarenakan jarak tanam di J4 dan J8 lebih rapat dari pada J1 dan J4, sedangkan polybag
tempat ditanamnya jagung memiliki ukuran yang sama antara J1 hingga J8. Kerapatan
penanaman menyebabkan kompetisi yang lebih ketat antar tanaman dikarenakan semakin
kecil ruang atau plot maka semakin sedikit pembagian unsure hara dan air yang diserap oleh
tanaman tersebut.
Grafik 6 diatas adalah grafik yang menujukan interaksi yang terjadi antara tanaman
jagung dan kacang hijau yang ditanam dalam plot yang sama yaitu JK1 dimana dalam 1
polybag ditanam 1 biji kacang dan 1 biji jagung, JK2 pada polybag ditanam 2 biji kacang dan
dua biji jagung, dan JK4 pada polybag ditanam 4 biji kacang dan 4 biji jagung. Dari data
yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa tanaman kacang hijau memiliki nilai rata-rata
tinggi tanaman yang lebih besar daripada jagung. Hal ini dapat terjadi karena perkecambahan
pada kacang hijau jauh lebih cepat daripada perkecambahan pada jagung. Sehingga kacang
hijau mampu tumbuh lebih cepat dibanding dengan jagung.
Berdasarkan grafik di atas dapat terlihat beberapa tanaman yang pada hari ke 9 nilai
rata-ratanya tinggi namun pada pengukuran berikutnya mengalami penurunan. Hal ini terjadi
pada tanaman jagung, beberapa dari tanaman jagung mati pada hari ke 14. Matinya tanaman
jagung ini membuktikan bahwa kacang hijau pada hari ke 14 tidak dapat bertahan hidup, hal
ini dapat terjadi karena pada hari ke 14 dan sebelumnya tanaman kacang hijau telah tumbuh
dengan baik dan mulai mengambil unsure hara dan zat-zat yang diperlukan untuk
pertumbuhan dari dalam tanah maka menyebabkan jagung mengalami kekalahan dalam
kompetisi. Selain itu juga dikarenakan kacang hijau mampu lebih dulu berkecambah
sehingga lebih dulu menyerap sumber daya dari dalam tanah.
![Page 50: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/50.jpg)
Tinggi tanaman kacang hijau lebih tinggi dibandingkan tinggi tanaman jagung.
Persaingan diantara tumbuhan ini secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan.
Di dalam tanah, sistem-sistem ini akan bersaing untuk mendapatkan air dan bahan makanan.
Dan karena mereka tidak bergerak, maka ruang menjadi faktor penting, di atas tanah,
tumbuhan yang lebih tinggi menguasai sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan
memodifikasi suhu, kelembaban serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael, 1994).
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman jagung dan
kacang hijau selama kurang lebih 21 hari maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pertumbuhan tanaman kacang hijau lebih cepat daripada tanaman jagung maka
kacang hijau adalah pemenang dalam kompetisi intraspesifik dan interspesifik.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah
kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman, dan waktu lamanya
tanaman hidup.
3. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat
karena persaingan mendapatkan sumber daya atau unsur hara dari tanah semakin
ketat.
4. Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap
menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi.
5. Terjadinya kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman mati
![Page 51: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/51.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Irwan, Z.D.. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan
dan Laboratorium. UI Press . Jakarta.
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press Yogyakarta
Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono,
B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU
Ilmu Hayat IPB: Bogor.
Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press:
Jakarta
Tinggi tanaman kacang hijau lebih tinggi dibandingkan tinggi tanaman
jagung.Persaingan diantara tumbuhan ini secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi
lingkungan. Di dalam tanah, sistem-sistem ini akan bersaing untuk mendapatkan air dan
bahan makanan. Dan karena mereka tidak bergerak, maka ruang menjadi faktor penting, di
atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi menguasai sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih
rendah dan memodifikasi suhu, kelembaban serta aliran udara pada permukaan tanah
(Michael, 1994).
Selain itu, penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang berbeda di setiap plotnya
bertujuan untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh dan melihat
perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot. Pada umumnya kecepatan perkecambahan
dan pertumbuhan suatu biji tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan
menanggulangi persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu akan menyebabkan tumbuhan
tersebut mencapai tinggi yang lebih besar, mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan
unsur hara tanah lebih besar tumbuhnya (Indriyanti, 2006)
Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa dormansinya apabila terdapat faktor-faktor
yang mengukung hal tersebut terjadi. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan
![Page 52: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/52.jpg)
dormansi biji adalah struktur biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh
adalah kadar air, kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa kita dapatkan pada praktikum persaingan
intraspesifik dan interspesifik antara lain:
1. Pertumbuhan tanaman kacang hijau lebih cepat daripada tanaman jagung maka kacang
hijau adalah pemenang dalam kompetisi intraspesifik dan interspesifik.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah
kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman, dan waktu lamanya tanaman
hidup.
3. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin terhambat karena
persaingan mendapatkan sumber daya atau unsur hara dari tanah semakin ketat.
4. Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap menangnya
suatu tanaman dalam berkompetisi.
5. Terjadinya kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman mati
B. Saran
Sebaiknya para praktikan melakukan praktikum ini dengan teliti agar hasil yang
diperoleh objektif.Selain itu, praktikan harus melakukan semua praktikum sesuai dengan
prosedur yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan saat praktikum sehingga dapat
didapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
![Page 53: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/53.jpg)
Anonymous, 2010. Tehnik Ordinasi. http://nanang14045.student.umm.ac.id/tehnik
ordinasi/. diakses pada tanggal 14 april 2013, 09:50
Jumin, Hasan Basri. 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jakarta
Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta: UI Press.
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta
Rohman, Fatchur.dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA.
Rahardjanto, Abdulkadir. 2001. Ekologi Umum. Umm Press: Malang.
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung.
Wolf, Larry dan S.J McNaughton. 1990. Ekologi Umum. UGM Press: Jogjakarta.
Persaingan Intra Spesifik
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Beberapa waktu terakhir, berbagai upaya memaksimalkan hasil tanaman budidaya telah
banyak dilakaukan oleh para petani. Upaya-upaya tersebut dapat berupa penggunaan bibit
unggul atau mengatur jarak tanam. Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah
![Page 54: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/54.jpg)
pengaturan jarak tanam yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan
zat hara, air, dan cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman
akan ikut terpengaruh. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi,
baik inter maupun intraspesies. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa
semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan
berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman.
Mengingat pentingnya mengengetahui jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman ini,
maka dilakukan penelitian tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis maupun
yangberbeda spesies. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya pengamatan kompetisi
pada tanaman ini.
I.II. Tujuan
• Mengetahui apakah terjadi pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik terhadap
pertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau
• Menguji hipotesis untuk mengetahui kebenarannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di alam persaingan dapat terjadi antara individu-individu dalam satu jenis (intraspesifik)
ataupun dari jenis yang berbeda (interspesifik). Persaingan tersebut terjadi karena individu-
individu mempunyai kebutuhan yang sama terhadap faktor-faktor yang tersedia dalam jumlah
yang terbatas di dalam lingkungan seperti tempat hidup, cahaya, air dan sebagainya.
Persaingan yang dialkukan oleh hewan sangat berbeda dengan persaingan pada tumbuhan.
Pada dasarnya persaingan pada tumbuhan tidak dilakukan secara fisik tetapi akibat dari
persaingan tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas keduanya.
Kompetisi
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang
saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama
yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan
ruang tumbuh (Kastono, 2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai
sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2)
kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih
![Page 55: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/55.jpg)
banyak. Organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber
yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati
tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk
hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton, 1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan terjadi
interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam, salah satunya
adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan
suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya
dan hidupnya secara merugikan. Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam.
Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies
yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian
kompetitif ( competitive exclusion principles ) (Ewusie,1990).
Macam-macam Kompetisi
Kompetisi dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a. intraspesifik yakni persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama
b. Kompetisi interspesifik yakni persaingan antara organisme yang beda spesies dalam lahan
yang sama
c. Intraplant competition yakni persaingan antara organ tanaman, misalnya antar organ
vegetatif atau organ vegetatif lawan organ generatif dalam satu tubuh tanaman
d. Interplant competition yakni persaingan antar dua tanaman berbeda atau bersamaan
spesiesnya (dapat pula terjadi pada intra maupun interplant competition) (Kastono , 2005)
Persaingan intraspesifik
Persaingan intraspesifik pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Jenis tanaman
Sifat-sifat biologi tumbuhan, sistem perakaran, bentuk pertumbuhan serta fisiologis
tumbuhan mempemngaruhi pertumbuhan tanaman. Misal sistem perakaran tanaman ilalang
yang menyebar luas menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Bentuk
daun yang lebar seperti daun talas menyebabkan persaingan dalam memperebutkan air.
2. Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar suatu tanaman pada suatu lahan menyebabkan persainagn terhadap
zat-zat makanan. Hal ini karena unsur hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan
tanaman.
3. Penyebaran tanaman
![Page 56: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/56.jpg)
Penyebaran tanaman dapat dilakukan melalui penyebaran biji dan melalui rimpang (akar
tunas). Tanaman yag penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih
tinggi dari tanaman yang menyebar daengan rimpang. Namun demikian, persaingan
penyebaran tanaman tersebut sangat dipengaruhi faktor-faktor lingkunganlain seperti suhu,
cahaya, oksigen dan air.
4. Waktu
Hal lain yang mempengaruhi adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 20-
30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang
disebabkan oleh persaingan.
Persaingan Interspesifik
Adanya lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan ketahanan lingkungan kapan
pun spesies lain bersaing secara serius dengan spesies pertama untuk beberapa sumber
penting, hambatan pertumbuhan terjadi dalam kedua spesies. Hukum Gause menyatakan
bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas menghuni tempat yang sama secara
serentak. Salah satu dari spesies-spesies itu akan hilang atau setiap spesies menjadi makin
bertambah efisien dalam memanfaatkan atau mengolah bagian dari lahan tersebut, dengan
demikian keduanya akan mencapai keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan
interspesifik berkurang karena setiap spesies menghuni suatu lahan mikro yang terpisah
(Michael, 1994).
Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di
dalam tanah, sistem-sistem akan bersaing untuk mendapatkan air dan bahan makanan, dan
karena mereka tak bergerak, ruang menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan
yang lebih tinggi mengurangi jumlah sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan
memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael, 1994).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.I Tempat dan waktu pengamatan
Pengamatan ini dilakukan di Pusat Laboratorium Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Waktu pengamatan dilaksanakan pada tanggal 18 Maret – 15 April 2010.
III.II. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah penggali, pisau, penggaris, termometer,
![Page 57: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/57.jpg)
sling psichometer, lux meter, soil tester, dan timbangan elektrik. Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah poly bag 17x 25 cm, bibit kacang hijau, bibit jagung, tanah dan
aquades.
III.III. Cara kerja
Pada praktikum kali ini akan dibuat kecambah untuk melihat persaingan antara kedua jenis
tanaman yaitu intra spesifik dan interspesifik pada bibit jagung dan kacang hijau. Setelah itu
jagung dan kacang ditanam kedalam poly bag yang sudah diisikan tanah. Amati dan catat
perubahan tinggi tanaman tersebut setiap 3 hari sekali selama sebulan, dan untuk setiap
harinya dilakukan penyiraman sebanyak 30 mL air di semua permukaan poly bag. Pada hari
pertama ditanamnya kedua tanaman tersebut dilakukan pengukuran fisik. Dan pada hari
panennya dilakukan pengukuran fisik kembali. Setelah panen masing-masing tanaman
dihitung biomassanya dengan menggunakan timbangan analitik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel hasil pengamatan tanaman jagung
Berat rata-rata (gr)
J1 J2 J4 J8
Kelompok 1 0 1,10 1,12 0,71
Kelompok 2 0 1,17 0,27 0,70
Kelompok 3 0 0,20 0,50 0,65
Jumlah 0 1,48 1,90 2,06
T 5,44
Rata-rata (µ) 0 0,49 0,64 0,68
Total rata-rata 1,30
Tabel hasil pengamatan tanaman kacang hijau
Berat rata-rata (gr)
K1 K2 K4 K8
Kelompok 1 0,50 0,50 0,37 0,32
Kelompok 2 0,40 0,15 0,27 0,10
Kelompok 3 0,50 0,50 0,30 0,24
Jumlah 1,40 1,15 0,95 0,67
T 4,17
![Page 58: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/58.jpg)
Rata-rata (µ) 0,46 0,38 0,32 0,22
Total rata-rata 0,35
Kompetisi merupakan suatu interaksi yang terjadi pada suatu komunitas untuk
memperebutkan sumber daya yang terbatas. Secara sederhana kompetisi terbagi atas
kompetisi interspesies dan kompetisi intraspesies. Percobaan ini sendiri bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan tanaman dimana spesies yang
digunakan adalah Zea mays (jagung) dan Phaseolus radiatus (kacang hijau).
Tabel F hitung untuk tanaman jagung
Sumber variasi Jumlah kuadrat Derajat kebebasan (V) Rataan kuadrat F hitung
Perlakuan 0,88 3 0,29
2,47
Galat 0,94 8 0,117
Total 1,82 11
Tabel F hitung untuk tanaman kacang hijau
Sumber variasi Jumlah kuadrat Derajat kebebasan (V) Rataan kuadrat F hitung
Perlakuan 0,1 3 0,03
2,14
Galat 0,11 8 0,014
Total 0,21 11
Dari hasil perhitungan kedua tanaman di atas didapatkan F hitung lebih kecil daripada F tabel
untuk tingkat kesalahan 5% (α=0,05). Dari hasil ini maka hipotesis awal dapat diterima atau
ho diterima yaitu µ1 = µ2 = ...... = µk.
Dari grafik diatas dapat diamati perbedaan tinggi rata-rata untuk tanaman kacang hijau.
Umumnya rata-rata tinggi tanaman bertambah dan sejalan dengan bertambahnya usia
tanaman. Pertambahan tinggi tanaman ini dipengaruhi oleh unsur hara yang tersedia di
polybag. Dari grafik terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan tanaman kacang dari berbagai
formasi tanaman terlihat seimbang, artinya semua tanaman mengalami pertumbuhan kecuali
pada pola kompetisi dengan 8 tanaman kacang dalam satu polybag (K8). Pada tanaman di K8
terdapat penambahan tanaman yang mati sehingga rata-rata pertumbuhan mengalami
![Page 59: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/59.jpg)
penurunan. Kematian tanaman ini mungkin diakibatkan tanaman tersebut tidak dapatbersaing
untuk mendapatkan unsur hara. Setelah pengukuran di hari berikutnya pertumbuhan
meningkat kembali.
Dari grafik rata-rata pertumbuhan tanaman jagung diatas dapat terlihat bahwa pada seiring
bertambahnya usia tanaman maka tanaman mengalami pertambahan pertumbuhan. Umumnya
semakin banyak tanaman dalam satu polybag maka tinggi tanaman akan semakin rendah
karena terjadi persaingan memperebutkan sumberdaya yang terbatas di dalam polybag.
Namun pada percobaan kali ini pada pola persaingan dengan satu tanaman dalam satu
polybag tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini mungkin disebabkan pada kurang baiknya
bibit atau biji jagung yang ditanam sehingga biji tersebut tidak mengalami pertunmbuhan.
Sebaliknya pada pola kompetisi dengan delapan tanaman dalam satu polybag (J8) mengalami
prtumbuhan paling pesat. Hal ini mungkin saja terjadi apabila suplai unsur hara di tempat
tersebut mencukupi untuk pertumbuhan tanaman di tempat tersebutselama masa pengamatan.
Artinya tingkat persaingan di tempat tersebut tidak terlalu besar. Namun bukan tidak
mungkin pada hari-hari berikutnya terjadi persaingan yang lebih besar.
Pada pengamatan untuk pola persaingan dengan satu, dua tiga dan empat tanaman kacang dan
jagung dalam satu polybag dapat terlihat persaingan yang begitu kompleks. Tinggi rata-rata
tanaman kacang umumnya lebih tinggi dari tinggi rata-rata tanaman jagung. Adapun rata-rata
tanaman kacang yang tinggi rata-ratanya nilainya kecil, diakibatkan terdapat tanaman yang
mati pada tempat tersebut. Nilai pertumbuhan tanaman umumnya meningkat, namun pada
pola JK4 tanaman kacang mengalami penurunan rata-rata tinggi tanaman. Hal ini
dikarenakan terdapat taanaman yang mati di hari pengamatan ke 21. Artinya terjadi
persaingan dalam memperebutakn unsur hara.
Hasil pengukuran massa tanaman kacang tanahdapat dilihat pada tabel di atas. Dari tabel di
atas dapat terlihat bahwa massa tanaman setelah dipanen tertinggi diperoleh dari relung yang
di tempati hanya satu tanaman (K1) dan massa tanaman terendah pada pola kompetisi empat
tanaman (K4). Hal ini dikarenakan pada tanaman K1 tanaman ini tumbuh subur dan tinggi
sehingga massa tanaman ini juga lebih besar. Berbeda dengan tanaman di K4, massa tanaman
ini setelah dipanen paling rendah karena tanaman ini mati sebelum di panen sehingga
tanaman ini kehilangan massanya(tanaman menjadi kering). Untuk tanamadi K3 dan di K2
massa tanaman normal yaitu massa tanaman K3 lebih besar dari tanaman K2. Hal ini karena
![Page 60: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/60.jpg)
ketiga tanaman K3 tumbuh dengan tanaman baik begitu pula dengan tanaman K2.
Untuk data perhitungan massa rata-rata untuk tanaman jagung disajikan dalam tabel di atas.
Dari tabel di atas terlihat bahwa massa terbesar terdapat pada tempat dengan delapan tanaman
jagung (J8) dan yang paling kecil pada tanaman dengan satu jagung. Pada tanaman dengan
satu jagung bahkan tidak terjadi pertumbuhan sejak awal (J1). Pada tanaman J8 jumlah
tanaman paling banyak tumbuh sehingga massanya juga paling besar.
Dari grafik di atas terlihat perbedaan massa tanaman jagung dengan massa tanaman kacang
hijau. Massa tanaman jagung lebih besar karena ukuran tanaman jagung dan tanaman kacang
hijau sangat berbeda. Ukuran tanaman jagung lebih besar daripada ukuran tanaman kacang
hijau.
Secara umum, pertumbuhan tanaman kacang hijau baik pada pola interaksi kompetisi
intraspesifik maupun pola kompetisi interspesifik pertumbuhannya lebih baik dibandingkan
dengan tanaman jagung. Selain dilihat dari tinggi tanaman juga dapat dilihat dari banyaknya
biji yang tumbuh ataupun banayaknya biji yang tidak tumbuh. Tinggi tanaman muda kacang
hijau lebih tinggi dibandingkan tinggi tanamn muda jagung. Persaingan diantara tumbuhan
ini secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi lingkungan. Di dalam tanah, sistem-sistem
ini akan bersaing untuk air dan bahan makanan. Dan karena mereka tidak bergerak, maka
ruang menjadi faktor penting, di atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi menguasai sinar yang
mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembaban serta aliran udara
pada permukaan tanah (Michael, 1994).
Menurut Odum, interaksi yang bersifat persaingan sering melibatkan ruangan, pakar atau
hara, sinar, bahan-bahan buangan atau sisa, penyakit dan sebagainya, dan banyak lagi tipe
interksi timbal balik atau bersama. Akibat persaingan sangat menarik dan telah banyak
dipelajari sebagai salah satu mekanisme seleksi alam. Persaingan antarjenis dapat berakibat
dalam penyesuaian keseimbangan dua jenis, atau dapat berakibat dalam penggantian populasi
jenis satu dengan yang lainnya atau memaksanya yang satunya itu untuk menempati tempat
lain atau menggunakan pakar lain, tidak perduli apapun yang menjadi dasar persaingannya
itu. Sering kali teramati bahwa organisme-organisme yang dekat hubungannya mempunyai
kebiasaan atau bentuk-bentuk hidup yang serupa sering kali tidak terdapat didalam tempat-
tempat yang sama. Apabila mereka tinggal ditempat yang sama, mereka menggunakan pakan
yang berbeda, mereka aktif yang berbeda, atau kalau tidak mereka menempati relung-relung
![Page 61: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/61.jpg)
ekologi yang berbeda.
BAB V
KESIMPULAN
•Pertumbuhan tanaman kacang hijau lebih cepat daripada tanaman jagung
•Semakin besar massa tanaman maka tingkat persaingan semaki kecil
•Tanaman jagung bersaing intraspesifik dengan sesama tanaman jagung dan bersaing
interspesifik dengan tanaman kacang hijau
•Persaingan intraspesifik dan persaingan interspesifik memberi pengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman jagung maupun tanaman kacang hijau
DAFTAR PUSTAKA
Ewusie. 1990. Ekologi Tropika . ITB . Bandung.
Kastono. 2005. Ilmu Gulma, Jurusan Pengantar Budidaya Pertanian. UGM. Yogyakarta.
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI Press .
Jakarta.
Naughton. 1998. Ekologi Umum, edisi kedua. UGM Press . Yogyakarta.
Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press. Yogyakarta.
Diposkan oleh ~WaLid~ di 03.45
APORAN TETAP PRAKTIKUMEKOLOGI PERTANIAN
PERSAINGAN ANTARA TANAMAN BERBEDA (INTERSPESIFIK)
AMALIA ROCHIMAH PUTRI
05101007021
![Page 62: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/62.jpg)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYAINDRALAYA
2011
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Apabila ditinjau dari segi proses alam. Manusia, seperti halnya makhluk-makhluk hidup
lainnya selalu berinteraksi dengan lingkungannya, demikian juga interaksi yang terjadi antar
setiap organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana melainkan
suatu proses yang kompleks. Karena didalam lingkungan hidup terdapat banyak komponen yang
disebut komponen lingkungan (Soemarwoto, 1983). Berdasarkan konsep dasar pengetahuan
ekologi, komponen lingkunganyang dimaksud tersebut juga dinamakan komponen ekologi
karena setiap komponen lingkungan tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dan
saling memengaruhi baiksecara langsung maupun tidak langsung (Odum, 1993) .
Makhluk hidup dalam mempertahankan hidupnya memerlukan komponen lain yang terdapat
dilingkungannya. Misalnya udara dan air yang sangat mereka perlukan untuk bernafas dan
minum dan kebutuhan lainnya. Seperti oksigen yang dihirup oleh hewan dari udara untuk
pernafasan, sebagian beasr berasal dari tumbuhan yang melakukan proses fotosintesis.
Sebaliknya, karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan oleh hewan digunakan oleh
tumbuhan untuk proses fotosintesis. Proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan selain
memanfaatkan karbondioksida, juga memerlukan bahan-bahan lainnya yang diperlukan oleh
tumbuhan untuk proses tumbuh dan berkembang. Seperti energi dari radiasi matahari, air dan
zat-zat hara.
Salah satu bentuk interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau antara satu
individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan (kompetisi). Persaingan terjadi bila
kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan
tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat
negatif atau menghambat pertumbuhan individu-individu yang terlibat.
![Page 63: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/63.jpg)
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific
competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition).
Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang
lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda. Sarana
pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya persaingan
diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang. Persaingan terhadap air dan nutrisi
umumnya lebih berat karena terjadi pada waktu yang lebih awal. Faktor utama yang
mempengaruh persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya kerapatan. Pengaruh
persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi tanaman dan diameter
batang), warna daun atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya hasil.
Beberapa waktu terakhir, berbagai upaya memaksimalkan hasil tanaman budidaya telah
banyak dilakaukan. Upaya-upaya tersebut dapat berupa penggunaan bibit unggul atau mengatur
jarak tanam. Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam
yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan cahaya
matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik, hasil tanaman akan ikut terpengaruh. Jarak
tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik inter maupun intraspesies.
Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka
semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang,
luas permukaan daun dan pertumbuhan tanaman (Budiastuti , 2009).
.
b. Tujuan
Mempelajari pengaruh persaingan antara dua jenis tanaman (jagung dan kacang hijau)
Membandingkan pertumbuhan tanaman yang ditanam secara monospesies dengan
heterospesies.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan
akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival),
pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002)
kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan
kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar
individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik (Krebs, 2002; Molles, 2002)
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang
saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama
yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan
atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh
(Kastono, 2005). Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1)
suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme
atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi
lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber
yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati
![Page 64: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/64.jpg)
tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk
hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton, 1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan
terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah
satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu
interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan
hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan
dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , species yang berdekatan
atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive
exclusion principles ) (Ewusie,1990). Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua ,
yaitu
Kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau exploitative competition ),
yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas.
Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya
yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara
tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical)
yang berpengaruh negatif pada individu lain (Lamberg, 1998;kerbs, 2002; Molles, 2002)
Adanya lebih dari satu spesies dalam suatu habitat menaikkan ketahanan lingkungan
kapan pun spesies lain bersaing secara serius dengan spesies pertama untuk beberapa sumber
penting, hambatan pertumbuhan terjadi dalam kedua spesies. Hokum Gause menyatakan
bahwa tidak ada spesies dapat secara tak terbatas menghuni ceruk yang sama secara serentak.
Salah satu dari spesies-spesies itu akan hilang atau setiap spesies menjadi makin bertambah
efisien dalam memanfaatkan atau mengolah bagian dari ceruk tersebut dengan demikian
keduanya akan mencapai keseimbangan. Dalam situasi terakhir, persaingan interspesifik
berkurang karena setiap spesies menghuni suatu ceruk mikro yang terpisah (Michael, 1994).
Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi
lingkungan. Di dalam tanah, system-sistem akan bersaing untuk air dan bahan makanan, dan
karena mereka tak bergerak, ruang menjadi faktor yang penting. Di atas tanah, tumbuhan yang
lebih tinggi mengurangi jumlah sinar yang mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan
memodifikasi suhu, kelembapan serta aliran udara pada permukaan tanah (Michael, 1994).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada Laboratorium Ekologi Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya Rabu, April 2011.
b. Alat dan Bahan
![Page 65: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/65.jpg)
Pada praktikum I persaingan antara tanaman berbeda (INTERSPESIFIK) ini
dibutuhkan alat dan bahan, yaitu : 1) Benih biji jagung 2) Benih biji kacang hijau 3) Pot 4) Ember
5) Tanah 6) Cawan 7) Kertas Milimeter 8) Embrat 9) Polybag.
c. Cara Kerja
a. Beberapa pot plastik yang berisi tanaman disediakan secukupnya.
b. Biji jagung atau kacang hijau yang masih baik dipilih kemudian direndam dalam air selama satu
jam.
c. Biji-biji tersebut ditanam kedalam pot plastik yang berbeda dan diatur sedemikian rupa sehingga
dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan sebagai berikut :
- 2 biji kacang hijau dan 2 biji jagung
- 4 biji kacang hijau sebagai kontrol
- 4 biji jagung sebagai kontrol
Untuk perlakuan ini dilakukan 2 ulangan
d. Pengamatan dan penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur 4 minggu.
e. Pengukuran tanaman dilakukan pada waktu tanaman berumur 4 minggu, setelah itu dipanen
dan ditimbang bobot tanaman tanpa akar (berat basah dan berat kering udara)
f. Bandingkanlah tinggi dan bobot antara tanaman control dengan yang diberikan perlakuan.
g. Buatlah digram pertumbuhannya dalam kertas grafik.
![Page 66: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/66.jpg)
IV. PEMBAHASAN DAN HASIL
a. Hasil
![Page 67: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/67.jpg)
b. Pembahasan
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan
sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival),
pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002)
kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan
kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar
individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik (Krebs, 2002; Molles, 2002)
Berdasarkan hasil pengamatan pada pengukuran yang dilakukan selama 1 bulan
lamanya terhadap pertumbuhan jagung dan kacang hijau. terlihat hasil pada J1 tdak terjadi
pertumbuhan pada jagung yang ditanam, ini di mungkinkan pemilihan biji jagung yang kurang
baik/ jelek, oleh karena itu pada percobaan J1 selama pengamatan tidak ada pertumbuhan
jagung yang terjadi. Begitupun pada jagung pada J2 yang tidak terjadi pertumbuhan jagung
disana, karena peilihan jagung yang sama pada iji jagung pada J1. Pada J4 pada hari ketiga
tidak ada pertumbuhan ini dimungkinkan nutrisi yang di perebutkan belum cukup banyak untuk
tumbuhnya jagung, namun pada hari ke 6 sampai hari ke 18, ini dimungkinkan karena nutrisi
yang dibutuhkan oleh biji jagung untuk tumbuh sudah dapat terpenuhi. pada hari ke 6
pertumbuhan jagung sebesar 1,05 Cm.
Pada J8 pada hari ke 3 pertumbuhan jagung sebesar 1,9Cm dan pada hari ke 6 sebesar
2,5Cm, namun pada hari ke 11 terjadi pertumbuhan yang pesat menjadi 16,8Cm, ini
dimungkinkan pada tahap ini jagung memiliki nutrisi yang cukup untuk melakukan perbanyakan
sel sehingga pertumbuhan jagung menjadi pesat, namun pada hari ke 18 hanya terjadi
pertumbuhan jagung sebesar 1,1Cm ini mungkin karena jagung mulai memperebutkan nutrisi
yang ada / tersedia dalam pot karena ruang tumbuh yang sempit mada kadap terjadi juga
pembentukan allelopaty oleh jagung untuk memperebutkan nutrisi. dari data ini dapat
disimpulkan pertumbuhan jagung pada hari ke 3 sampai ke 6 pertumbuhan jagung mulai tumbuh
mungkin karena jagung mulai dapat nutrisi yang cukup untuk tumbuh namun pada hari ke 11,
14, dan 18 pertumbuhan jagung mulai melambat ini dimungkin kan terjadi perebutan nutrisi pada
tanaman jagung yang ada didalam pot dan juga karena luasan lahan / jarak antas jagung yang
sempit sehingga terjadi persaingan yang sangat ketat untuk memperebutakan nutrisi.
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama
(intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific
competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan
pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda
Sedangkan pada pengukuran tinggi rata-rata pertumbuhan JK ( jagung dan Kacang
hijau) taejadi pertumbuhan diantara kedua spesies tersebut namun pertumbuhan tersebut tidak
![Page 68: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/68.jpg)
maksimal/ terhambat oleh beberapa hal seperti pengaruh suhu, kelembaban dan juga pH yang
tidak menguntungkan untuk pertumbuhan dan yang terutama adalah proses perebutan nutrisi
yang ada di dalam tanah antara spesies jagung dan spesies kacang hijau, dan juga karena jarak
tanam mereka yang dekat antara yang satu dengan yang lain. ini menyebabkan terjadinya
persaingan/ kompetisi untuk memperebutakn nutrisi, persaingan intraspesifik( sesama spesies)
dan juga persaingan interspesifik ( antara spesies yang berbeda), ini membuktikan bahwa di
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tunbuhan juga berkompetisi dalam hal ini
adalah berkompetisi memperebutkan nutsiri untuk pertumbuhannya.
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan
terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam,salah
satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu
interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan
hidupnya secar merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan
dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , species yang berdekatan
atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif ( competitive
exclusion principles ) (Ewusie,1990).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman jagung dan
kacang hijau selama kurang lebih 28 hari maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan
sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival).
b. Pada setiap tumbuhan pasti akan mengalami persaingan untuk mendapatkan nutrisi sebagai
bahan untuk kelangsungan hidupnya, baik secara intraspesifik ( dalam 1 jenis ) dan
Interspesifik ( antara spesies lain ).
c. Ruang tanam / jarak tanam juga mempengaruhi pada pertumbuhan tanaman jagung dengan
kacang hijau.Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin
terhambat karena persaingan mendapatkan sumberdaya pun semakin ketat
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik adalah luasnya
lahan tanam, jenis tanaman, kepadatan tumbuhan, dan waktu lamanya tanaman sejenis hidup
5. Terjadinya persaingan atau kompetisi dapat menyebabkan tanaman mati
b. Saran
Diharapkan dapat mengetahui pengertian tentang praktikum dan cara perlakuannya,
diharapkan lebih cekatan dalam praktikum ini. Diharapkan waktu yang digunakan dalam
prakikum ini disesuaikan dengan keadaan mahasiswa praktikan. Hasil laporan praktikum lebih
dihargi. Diharapkan lebih menggunakan alat dan bahan yang lebih efisien dan lengkap agar
tidak terlalu keluar tenaga.
DAFTAR PUSTAKABudiastuti. 2009. Foliar Triaconthanol Application and Plant
![Page 69: Ektum Inter](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061612/5695d3321a28ab9b029d2358/html5/thumbnails/69.jpg)
Spacing on Mungbean. UI Press : Jakarta.
Ewusie. 1990. Pengantar Ekologi Tropika . ITB : Bandung.
Kartawinata. 1986. Pengantar Ekologi. Remadja karya CV : Bandung.
Kastono. 2005. Ilmu Gulma, Jurusan Budidaya Pertanian. UGM: Yogyakarta.
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI
Press : Jakarta.
Naughton. 1998. Ekologi Umum, edisi kedua. UGM Press : Yogyakarta.
Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press: Yogyakarta