Download - Warna Syudin Fixx
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil pertanian yang beraneka ragam memiliki sifat-sifat fisik yang berbeda
pula. Sifat fisik yang dimiliki suatu bahan hasil pertanian akan menentukan mutu
serta penerimaannya di masyarakat. Salah satu sifat fisik yang menjadi ciri khas
suatu bahan adalah warna yang melekat dan merupakan respon yang dihasilkan
oleh mata. Respon dari mata ini diakibatkan karena adanya pemantulan,
penyerapan atau diteruskannya cahaya oleh benda yang memilki warna. Spektrum
optik (cahaya atau spektrum terlihat atau spektrum tampak) adalah bagian dari
spektrum elektromagnetik yang tampak oleh mata manusia. Radiasi
elektromagnetik dalam rentang panjang gelombang ini disebut sebagai cahaya
tampak atau cahaya saja.
Otak manusia akan menginterpretasikan warna sebagai panjang gelombang,
dengan merah adalah panjang gelombang terpanjang (frekuensi paling rendah)
hingga ke ungu dengan panjang gelombang terpendek (frekuensi paling tinggi).
Cahaya dengan frekuensi di bawah 400 nm dan di atas 700 nm tidak dapat dilihat
manusia. Warna pada bahan pangan hasil pertanian berbeda-beda akan memiliki
derajat warna (Hue) yang berbeda pula. Untuk mengetahui derajat warna terutama
buah-buahan hasil pertanian (perkebunan) maka perlu dilakukan pengukuran
warna menggunakan color reader.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui warna pada bahan hasil pertanian secara kualitatif
2. Untuk mengetahui perbedaan nilai Hue pada masing-masing bahan hasil
pertanian
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Warna Dan Hue
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya
sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang
cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460
nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia
berkisar antara 380 - 780 nanometer. Warna merupakan salah satu aspek penting
dalam hal penerimaan konsumen terhadap suatu produk pangan. Warna dalam
bahan pangan dapat menjadi ukuran terhadap mutu, warna juga dapat digunakan
sebagai indikator kesegaran atau kematangan (Winarno, 1992). Winarno (1992),
juga menambahkan bahwa apabila suatu produk pangan memiliki nilai gizi yang
baik, enak dan tekstur yang sangat baik akan tetapi jika memiliki warna yang
tidak sedap dipandang akan memberi kesan bahwa produk pangan tersebut telah
menyimpang.
Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu
warnaatau sudut warna, seperti merah, biru, dan sebagainya. Berdasarkan hue
inilah warna digolongkan menjadi lima bagian yaitu warna primer, sekunder,
warna antara (intermediate), warna tersier dan warna kuarter (Lenggosari, 2008).
Lebih spesifik, hue adalah warna yang dipantulkan atau ditransmisikan oleh suatu
obyek. Contoh adalah warna yang kita sebut merah, kuning, biru, hijau dsb (Pile,
2003). Hue merupakan karakteristik warna berdasar cahaya yang dipantulkan oleh
objek, dalam warna dilihat dari ukurannya mengikuti tingkatan 0 sampai 359.
Sebagai contoh, pada tingkat 0 adalah warna Merah, 60 adalah warna Kuning,
untuk warna Hijau pada tingkatan 120, sedangkan pada 180 adalah warna Cyan.
Untuk tingkat 240 merupakan warna Biru, serta 300 adalah warna Magenta.
2.2 Metode Pengukuran Warna
Pengukuran warna secara objektif penting dilakukan karena pada produk
pangan warna merupakan daya tarik utama sebelum konsumen mengenal dan
menyukai sifat-sifat lainnya. Warna tepung dapat diamati secara kuantitatif
dengan metode Hunter menghasilkan tiga nilai pengukuran yaitu L, a dan b. Nilai
L menunjukkan tingkat kecerahan sampel. Semakin cerah sampel yang diukur
maka nilai L mendekati 100. Sebaliknya semakin kusam (gelap), maka nilai L
mendekati 0. Nilai a merupakan pengukuran warna kromatik campuran merah-
hijau. Nilai b merupakan pengukuran warna kromatik campuran kuning-biru
(Hutching, 1999).
Warna dapat diukur secara modern dengan sebuah alat, yaitu color reader
seri CR – 10. Instrumen ini terdiri atas ujung reseptor (A),sebuah layar dan 4
buah tombol. 3tombol adalah target,lab,Lch yang terletak dibawah layar pada sisi
smaping alat.1 tombol terletak pada sisi atas alat yang berfungsi sebagai tombol
start saat penembakan sampel (de Man,1999). Color reader adalah alat pengukur
warna yang didesain dengan tiga reseptor sehingga mampu membedakan warna
akurat antara terang dan gelap. Pengukuran warna ini menggunakan color reader
dengan seri CR-10, dengan ukuran dan lebar sinar 360g/12.7oz, gampang
digunakan karena hanya menggunakan satu tangan, dan perbedaan warna dalam
bentuk delta (L,a,b), delta (E,a,b) atau delta (L,c,h), dapat beriluminasi 8/d.
Menggunakan stander CIE D65, sumber energi berupa 4 batrai AA atau adapter
AC-A12. Dapat mendeteksi dalam 10 detik dengan temperature operasi 0-
40°C.Ukrannya 59 x 158 x 85 mm. Beratnya 360 gr tanpa batrai.Casing standar
CR-A68, cap pelindung CR-A72 (Maryanto, dkk, 2004).
2.3 Prinsip Alat Pengukur Warna
Prinsip kerja colour reader yaitu pengukuran perbedaan warna yang
dihantarkan melalui pantulan cahaya ke permukaan sampel. Pengukuran warna ini
dilakukan dengan cara meletakkan lampu pada bidang datar permukaan sampel.
Sinar yang akan dipantulkan tidak boleh keluar dari pemukaan bahan. Pengukuran
alat ini dinyatakan dengan nilai kecerahan (L*), kemerahan (a*) dan kekuningan
(b*) (Anggraini, dkk., 2013).Komponen color reader terdiri dari :
1. Reseptor : berfungsi sebagai tempat menempelnya sampel yang akan diuji
warnanya yang akan membaca warna sampel tersebut.
2. Penutup reseptor : berfungsi untuk menutup reseptor setelah digunakan.
3. Tombol on/off : berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan color
reader.
4. Tombol target : tombol ini ditekan saat sampel ditempelkan pada reseptor.
5. Layar hasil : berfungsi sebagai tempat hasil pembacaan warna oleh
reseptor.
6. Tombol sistem L, a, b dan Lch : metode yang dipakai untuk pembacaan
warna yang diingankan.
Cara kerja alat ini adalah ditempelkan pada sampel, yang akan diuji
intensitas warnanya, kemudian tombol pengujian ditekan sampai berbunyi atau
lampu menyala dan akan memunculkannya dalam bentuk angka dan kemudian
diukur pada grafik untuk mengetahui spesifikasi warna.
2.4 Hal yang Mempengaruhi
Pengukuran warna secara objektif penting dilakukan karena padaproduk
pangan warna merupakan daya tarik utama sebelum konsumenmengenal dan
menyukai sifat-sifat lainnya. Berdasarkan Hutching (1999),ada lima sebab yang
dapat menyebabkan suatu bahan makanan berwarna yaitu:
a. Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan misalnya
klorofil berwarna hijau, karoten berwarna jingga dan mioglobin
menyebabkan waran merah pada daging.
b. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan membentuk warna
coklat, misalnya warna coklat pada kembang gula karamel atau roti yang
dibakar.
c. Warna gelap yang timbul karena adanya reaksi Malliard, yaitu antara
gugus amino protein dengan gugus karbonil gua pereduksi; misalnya susu
bubuk yang disimpan lama akan berwarna gelap
d. Reaksi antara senyawa organik dengan udara akan menghasilkan warna
hitam, atau coklat gelap (browning). Reaksi oksidasi ini dipercepat oleh
adanya logam atau enzim; misalnya warna gelap permukaan apel atau
kentang yang dipotong.
e. Penambahan zat warna, baik alami maupun sintetik.
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Color Reader
b. Alat Tulis
3.1.2 Bahan
a. Pear
b. Apel merah
c. Jeruk
d. Apel Hijau
e. Alpukat
f. Mangga
g. Jambu
h. Kertas Putih
3.2 Skema Kerja
Gambar 1. Diagram alir pengukuran warna
Standarkan colour reader
Pencatatan L,a, b
Baha
Color reader lima titik
Pencatatan dL, da, db
Penghitungan nilai hue
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Standarisasi Warna
Bahan L a bPear 1 51,3 -1,3 +12,3Apel merah 55,8 -0,6 +12,8Buah Jeruk 55,0 -0,7 +13,6Mangga 55.4 0.9 11.9Apel Hijau 56,3 - 2,1 - 12,6Alpukat 55,8 -0,6 +13,2Pear 2 55,8 -0,6 +12,7Apel Merah 56,1 -0.9 +13,1Buah Jeruk 2 55,8 - 1,1 + 12,9Pear 3 56,8 -1,1 +12,8Alpukat 2 55,9 -1,0 +12,9
Tabel 2. Hasil Pengamatan Warna Bahan
Bahan Parameter Ulangan1 2 3 4 5
Pear 1 dLdadb
-93,120,9
-10,13,619,1
-11,25,117,9
-11,63,418,7
-7,91,520,8
Apelmerah
dLdadb
-14,9+7,7+18,4
-15,6+10,9+15,5
-11,8+2,4+21,4
-15,9+8,9+15,0
-21,0+11,8+11,6
Buahjeruk
dLdadb
-17,9-1,5+16,9
-18,2-3,2+18,5
-18,3-2,4+18,6
-19,7-1,5+17,0
-19,5-17,0+16,6
Mangga dLdadb
-21.6-4.2+15.3
-22.6-5.4+13.8
-21.8-4.3+14.4
-21.5-4.2+15.3
-20.5-4.1+16.5
Apelhijau
dLdadb
-14,2-1,8+19,6
-12,6-5,1+22,2
-15,1+1,5+19,8
-14,0-1,1+20,5
-12,5-5,7+22,5
Alpukat dLdadb
-23,4-4,8+12,5
-23,6-4,5+11,5
-23,2-4,7+12,8
-22,6-5,9+13,7
-21,9-6,2+13,6
Pir 2 dLdadb
-10,2+0,8+19,0
-10,4+2,0+20,6
-8,4+1,3+22,2
-9,7+1,1+22,5
-10,0+0,3+19,8
Apelmerah
dLdadb
-12,1+5,7+20,0
-16,4+9,1+16,6
-18,9+9,9+10,6
-16,1+9,0+17,4
-11,9+4,8+19,4
BuahJeruk 2
dLdadb
19.2-0.518
-23.2-0.913.2
-19-1.519.2
-17.8-0.720.5
-17.8322.1
Jambumerah
dLdadb
-10,4-0,8+23,8
-11,2-2,1+23,5
-12,8-1,8+21,7
-11,8-0,3+23,5
-11,9-0,9+22,4
Alpukat2
dLdadb
-24,0-4,4+9,9
-25,1-4,0+10,5
-24,4-4,1+9,7
-32,4+0,5+0,6
-23,2-5,312,5
4.2 Hasil Perhitungan
Tabel 3. Hasil Perhitungan Hue
Bahan Hue(°) Rata-
rataU1 U2 U3 U4 U5
1. (pear) 3,11 4,19 7,17 2,88 1,35 3,94
2. (apel merah) 282, 83 289,98 273,01 286,62 296,64 285,42
3. (jeruk) 265,87 263,7 264,5 265,89 263, 36 264,664
4. (mangga) 259,33 256,23 258,78 259,37 260,35 258,812
5. (apel hijau) 263,09 258,30 268,93 264,45 257,47 262,448
6. (alpukat) 258,11 258,33 258,46 256,29 255,6 257,36
7. (pear 2) 0,36 2,41 1,15 0,81 179,47 36,84
8. (apel merah 2) 278,25 285,43 290,79 284,87 276,84 283,236
9. (Jeruk 2) 267,04 265,618 265,269 266,916 266,892 266,367
10. (jambu) 177,03 174,96 175,19 177,79 176,75 176,34
11. (alpukat 2) 256,61 267,94 257,28 267,88 256,06 265,154
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Skema Kerja dan Fungsi Perlakukan
Tahap awal yang harus dilakukan yaitu standarkan color reader
menggunakan kertas putih dan catat nilai L, a dan b. Siapkan bahan yaitu pear,
apel merah, mangga, apel hijau, alpukat, pir, apel merah, jeruk, dan jambu.
Kemudian ukur nilai warna setiap bahan menggunkan color reader. Fungsi color
reader yaitu untuk mengukur nilai warna pada bahan. Pengukuran warna bahan
dilakukan di lima titik yang berbeda untuk mendapatkan nilai warna yang lebih
akurat. Catat nilai dL, da dan db dan hitung nilai hue masing-masing bahan.
5.2 Analisa Data
Berdasarkan praktikum pengamatan warna dengan menggunakan color
reader dari beberapa bahan menghasilkan perbedaan derajat warna (Hue). Bahan-
bahan yang diukur warnanya adalah buah pir, jambu, apel merah, apel hijau,
jeruk, mangga dan alpukat. Pengukuran warna yang dilakukan dengan color
reader ini dilakukan dengan mencatat nilai L, a dan b sehingga dapat diketahui
derajat warnanya.
Derajat warna standart untuk warna kuning adalah 90°, hijau 180° dan
merah 360°. Berdasarkan nilai Hue beberapa buah dapat diketahui bahwa derajat
warnayang dominan berwarna kuning pada buah pir adalah 3,94° dan 36,84°, pada
buah jeruk adalah 264,664° dan 266,367° sedangkan pada buah jambu 174,34°.
Buah jeruk dan jambu yang seharusnya memiliki warna dominan kuning memiliki
derajat warna yang melebihi derajat standart warna yaitu 90°. Hal ini dapat
disebabkan karena pigmen karena kematangan buah dan adanya reaksi maillard
sehingga warna buah lebih gelap.
Nilai Hue (derajat warna) yang dominan berwarna hijau pada mangga
adalah 258,812°, pada buah alpukat adalah 257,36° dan 265,154° sedangkan apel
hijau sebesar 262,448°. Derajat warna buah-buahan tersebut melebihi derajat
warna standart 180°. Hal ini juga dapat disebabkan oleh pigmen karena
kematangan dan reaksi oksidasi serta maillard sehingga buah lebih gelap. Buah
yang memiliki derajat warna yang dominan berwarna merah pada apel merah
adalah 285,42° dan 283,236°. Derajat warna merah pada pengamatan buah
tersebut kurang dari derajat standart untuk merah yaitu 360°. Hal ini disebabkan
karena pigmen pada apel merah tidak sepenuhnya menghasilkan warna merah
namun masih bercampur dengan pigmen yang menghasilkan warna kuning
sehingga warna yang dihasilkan tidak begitu pekat atau tidak mencapai 360°.
Menurut Mohsenin (1984), hue menentukan tingkat kejenuhan suatu warna,
semakin tinggi nilai hue maka semakin jenuh karena hue adalah perbandingan
jarak dari suatu titik ke titik putih dengan jarak titik putih ke titik luar diagram
chromaticity. Derajat warna (hue) pada hasil pengamatan dapat diketahui bahwa
buah apel merah memiliki intensitas warna paling tinggi dan buah pir memiliki
intensitas paling rendah.
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum derajat warna ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Warna pada bahan pangan dapat diketahui dengan perhitungan hue dari
nilai L, a dan b yang didapat dari pengukuran dengan color reader. Warna
kuning akan memiliki nilai hue sebesar 90°, warna hijau 180° dan warna
merah 360°. Warna bahan pangan dapat disebabkan oleh pigmen, reaksi
maillard, reaksi oksidasi dan adanya penambahan pewarna.
2. Berdasarkan nilai Hue, derajat warna yang dominan berwarna kuning pada
buah pir adalah 3,94° dan 36,84°, pada buah jeruk adalah 264,664° dan
266,367° sedangkan pada buah jambu 174,34°. Nilai Hue (derajat warna)
yang dominan berwarna hijau pada mangga adalah 258,812°, pada buah
alpukat adalah 257,36° dan 265,154° sedangkan apel hijau sebesar
262,448°. Buah yang memiliki derajat warna yang dominan berwarna
merah pada apel merah adalah 285,42° dan 283,236°.
6.2 Saran
Praktikum untuk mengetahui nilai hue ini seharusnya dilakukan dengan
tepat, hati-hati dan tidak terlalu banyak bergurau sehingga pengambilan 5 titik
pada buah dapat menghasilkan data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
De Man, J.M. 1999. Principles of Food Chemistry. 3rd Edition. Maryland: An
Aspen Publisher.
Hutching, J.B. 1999. Food colour and Appereance. Marylan: Aspen Publisher.Inc.
Lenggosari. 2008.Paduan Warna Menarik Untuk Rumah.Jakarta: Penebar
Swadaya.
Maryanto, dkk. 2004. Petunjuk PraktikumTeknologi Pertanian. Jember : FTP
UNEJ
Mohsenin, N. N. 1984. Physical Properties of Plant and Animal Materials. New
York: Gordon and Breach Science Publisher.
Pile, John. (2003). Interior Design. New York: Harry N. Abrams Inc.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Kelompok 1
Hue 1 = 90 − ( )90 − ( , ( , ), , )
= 90 − ( ,, )
= 90 − 18,44= 90 – 86,89= 3,110
Hue 2 = 90 − ( )
=90 − ( , ( , ), , )= 90 − ( ,, )
= 90 − 13,65
= 90 − 85,81= 4,190
Hue 3 = 90 − ( )
=90 − ( , ( , ), , )= 90 − ( ,, )
= 90 − 7,95
= 90 − 82,83= 7,170
Hue 4 = 90 − ( )
= 90 − ( , ( , ), , )= 90 − ( , )
= 90 − 14,76
= 90 − 86,12= 3,880
Hue 5 = 90 − ( )
= 90 − ( , ( , ), , )= 180 − ( ,, )
= 180 − 165,5
= 180 − 89,65= 1,350
Rata-rata Hue =, , , , ,
= 3,940
Kelompok 2
1. Warna
Hue 1 = 360ᵒ - tan-1 , ,, ,= 360ᵒ - tan-1 ,,= 360ᵒ - tan-1(4,39)= 282,830
Hue 2 = 360ᵒ - tan-1 , ,, ,= 360ᵒ - tan-1 ,,= 360ᵒ - tan-1(2,75)= 289,980
Hue 3 = 360ᵒ - tan-1 , ,, ,= 360ᵒ - tan-1 ,,= 360ᵒ - tan-1(19)= 273,010
Hue 4 = 360ᵒ - tan-1 , ,, ,= 360ᵒ - tan-1 ,,= 360ᵒ - tan-1(3,35)
= 286,620
Hue 5 = 360ᵒ - tan-1 , ,, ,= 360ᵒ - tan-1 ,,= 360ᵒ - tan-1(2,18)= 296,640
Rata-rata hue =, , , , ,
= 285,420
Kelompok 3
Ulangan 1
Hue = 180° - tan-1 ( )( )= 180° - tan-1 ( , , )( , , )= 180° - tan-1 ( , )( , )= 180° - tan-1 (-13,9)= 180° - (-85,87)= 265,87°
Ulangan 2
Hue = 180° - tan-1 ( )( )= 180° - tan-1 ( , , )( , , )= 180° - tan-1 ( , )( , )= 180° - tan-1 (-8,23)= 180° - (-83,07)= 263,7°
Ulangan 3
Hue = 180° - tan-1 ( )( )= 180° - tan-1 ( , , )( , , )= 180° - tan-1 ( , )( , )= 180° - tan-1 (-10,39)= 180° - (-84,5)= 264,5°
Ulangan 4
Hue = 180° - tan-1 ( )( )= 180° - tan-1 ( , , )( , , )= 180° - tan-1 ( , )( , )= 180° - tan-1 (-13,9)= 180° - (-85,89)= 265,89°
Ulangan 5
Hue = 180° - tan-1 ( )( )= 180° - tan-1 ( , , )( , , )= 180° - tan-1 ( , )( , )= 180° - tan-1 (-9,15)= 180° - (-83,36)= 263,36°
Rata-rata =, , , , ,
=,
= 264,664°Kelompok 4
1. Warna
Hue 1 = 180 − ( )
= 180 − ( . .( . ) ( . ))= 180 − ( ., )
= 180 − (-5.31)
= 180 – (-79.33)
= 259.330
Hue 2 = 180 − ( )
= 180 − ( . ., ( . ))= 180 − ( .. )
= 180 − (-4.08)
= 180 − (−76.23)= 256.230
Hue 3 = 180 − ( )
=180 − ( . .. ( , ))= 180 − ( .. )
= 180 − (-5.04)
= 180 − (−78,78)= 258.780
Hue 4 = 180 − ( )
= 180 − ( . .. ( . ))= 180 − ( .. )
= 180 − (-5.33)
= 180 − (−79.37)= 259.370
Hue 5 = 180 − ( )
= 180 − ( . .. ( . ))= 180 − ( .
)
= 180 − (-5.88)
= 180 − (−80.35)= 260.350
Rata-rata Hue =. . . . .
= 258.8120
kelompok 5
1. 180°-tan-1( )180°-tan-1( , ,, ( , ))180°-tan-1( ,, )180°-tan-1(-8,26)= 263,090
2. 180°-tan-1( )180°-tan-1( , ,, ( , ))180°-tan-1( ,, )180°-tan-1(-4,83)= 258,300
3. 180°-tan-1( )180°-tan-1( , ,, , )180°-tan-1( ,, )180°-tan-1(-54)= 268,930
4. 180°-tan-1( )180°-tan-1( , ,, ( , ))180°-tan-1( ,, )180°-tan-1(-10,3)= 264,450
5. 180°-tan-1( )180°-tan-1( , ,, ( , ))180°-tan-1( ,, )180°-tan-1(-4,5)
= 257,470
Rata-rata hue =, , , , ,
= 262,4480
Kelompok 6
Hue 1 = 180 − ( )
= 180 − ( , ( , ), ( , ) )
= 180 − ( ,, )
= 180 − (-4,75)= 180 – (-78,11)= 258,110
Hue 2 = 180 − ( )
= 180 − ( , ( , ), ( , ) )
= 180 − ( ,, )
= 180 − (-4,84)
= 180 − (−78,33)= 258, 330
Hue 3 = 180 − ( )
=180 − ( , ( , ), ( , ) )
= 180 − ( , )
= 180 − (-4,9)
= 180 − (−78,46)= 258,460
Hue 4 = 180 − ( )
= 180 − ( , ( , ), ( , ) )
= 180 − ( ,, )
= 180 − (-4,1)
= 180 − (−76,29)= 256, 290
Hue 5 = 180 − ( )
= 180 − ( , ( , ), ( , ) )
= 180 − ( ,, )
= 180 − (-3,9)
= 180 − (−75,62)= 255, 60
Rata-rata Hue =, , , , ,
= 257,360
Kelompok 7
= 90 − ( ++ ) Ulangan 1= 90 − (12,7 + 19−0,6 + 0,8)
= 90 − (31,70,2 )= 90 − 158,5= 0,360
Ulangan 2= 90 − (12,7 + 20,6−0,6 + 2,6 )= 90 − (33,31,4 )= 90 − 23,79= 2,410
Ulangan 3= 90 − (12,7 + 22,2−0,6 + 1,3 )= 90 − (34,90,7 )= 90 − 49,86= 1,150
Ulangan 4= 90 − (12,7 + 22,5−0,6 + 1,1 )= 90 − (35,20,5 )= 90 − 70,4= 0,810
Ulangan 5= 90 − (12,7 + 19,8−0,6 + 0,3 )= 90 − (32,5−0,3)= 90 − (−108,3)= 179,470
− = 0,36 + 2,41 + 1,15 + 0,81 + 179,475= 36,840
Kelompok 8
1. Warna
Hue = 360ᵒ – tan-1
Hue 1 = 360ᵒ - tan-1 , ,, ,= 360ᵒ - tan-1 ,,= 360ᵒ - tan-1(6,89)= 360ᵒ - 81,75
= 278,250
Hue 2 = 360ᵒ - tan-1 , ,, ,= 360ᵒ - tan-1 ,,= 360ᵒ - tan-1(3,62)= 360ᵒ - 74,57
= 285,430
Hue 3 = 360ᵒ - tan-1 , ,, ,= 360ᵒ - tan-1 ,= 360ᵒ - tan-1(2,63)= 360ᵒ - 69,21
= 290,790
Hue 4 = 360ᵒ - tan-1 , ,, ,= 360ᵒ - tan-1 ,,= 360ᵒ - tan-1(3,77)= 360ᵒ - 75,13
= 284,870
Hue 5 = 360ᵒ - tan-1 , ,, ,= 360ᵒ - tan-1 ,,= 360ᵒ - tan-1(8,33)= 360ᵒ - 83,16
= 276,840
Rata-rata hue =, , , , ,
= 283,2360
Kelompok 9
Hue 1 =180°-tan-1( )180°-tan-1( ,, ( , ))180°-tan-1( ,, )180°-tan-1(-19,3125)= 267,040
Hue 2 = 180°-tan-1( )180°-tan-1( , ,, ( , ))180°-tan-1( , )180°-tan-1(-13,05)= 265,6180
Hue 3 = 180°-tan-1( )180°-tan-1( , ,, ( , ))180°-tan-1( ,, )180°-tan-1(-12,346)= 265,2690
Hue 4 = 180°-tan-1( )180°-tan-1( , ,, ( , ))180°-tan-1( ,, )180°-tan-1(-18,56)= 266,9160
Hue 5 = 180°-tan-1( )180°-tan-1( , ,, )
180°-tan-1( , )180°-tan-1(18,421)= 266,8920
Rata-rata Hue =, , , , ,,
= 266,3670
Kelompok 10
Hue 1 = 90 − ( )
= 90 − ( , ( , ), ( , ) )
= 90 − ( ,, )
= 90 − (-19,26)= 90 – (-87,03)= 177,030
Hue 2 = 90 − ( )
= 90 − ( , ( , ), ( , ) )
= 90 − ( ,, )
= 90 − (-11,34)
= 90 − (−84,96)= 174,960
Hue 3 = 90 − ( )
=90 − ( , ( , ), ( , ) )
= 90 − ( ,, )
= 90 − (-11,89)
= 90 − (−85,19)= 175,190
Hue 4 = 90 − ( )
= 90 − ( , ( , ), ( , ) )
= 90 − ( ,, )
= 90 − (-25,93)
= 90 − (−87,79)= 177,790
Hue 5 = 90 − ( )
= 90 − ( , ( , ), ( , ) )
= 90 − ( ,)
= 90 − (-17,6)
= 90 − (−86,75)= 176,750
Rata-rata Hue =, , , , ,
= 176,340
Kelompok 11
1. Warna
Hue = 180ᵒ – tan-1
Hue 1 = 180ᵒ - tan-1 , ,, ,= 180ᵒ - tan-1 ,,= 180ᵒ - tan-1(−4,2)= 256,610
Hue 2 = 180ᵒ - tan-1 , ,, ,= 180ᵒ - tan-1 ,,= 180ᵒ - tan-1(−4,68)= 257,940
Hue 3 = 180ᵒ - tan-1 , ,, ,= 180ᵒ - tan-1 ,,= 180ᵒ - tan-1(−4,43)= 257,280
Hue 4 = 180ᵒ - tan-1 , ,, ,= 180ᵒ - tan-1 ,,= 180ᵒ - tan-1(−27)= 267,880
Hue 5 = 180ᵒ - tan-1 , ,, ,= 180ᵒ - tan-1 ,,= 180ᵒ - tan-1(−4,03)= 256,060
Rata-rata hue =, , , , ,
= 265,1540
LAMPIRAN GAMBAR