PENGARUH IKLAN TVC SOSIS SO NICE
TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK
SEKOLAH DASAR KOTA YOGYAKARTA
Muhammad Yusuf Habibi
1112167024
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Jurusan Desain
Fakultas Seni Rupa
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai negara yang berkembang, pendidikan merupakan salah satu
aspek yang vital untuk pertumbuhan bangsa kita. Metode dan kualitas
pendidikan yang tidak merata di Indonesia menjadi kecemasan tersendiri,
contohnya metode pendidikan yang ada di jakarta, akan terasa sangat berbeda
jika dibandingkan metode pembelajaran yang ada di Papua. Ini membuktikan
bagaimana perkembangan pendidikan di indonesia masih belum stabil dan
merata.
Televisi, adalah salah satu media yang berkembang sejak tahun
90an, dan puncak perkembangannya pada tahun 2000an menjadi media
elektronik dengan khalayak terbesar yang pernah ada, dimana informasi dapat
disebarkan lintas pulau, lintas negara bahkan lintas dunia. Teknologi masa
kini yang semakin canggih dan tidak terkejar memberikan dampak buruk pada
perkembangan sosial terutama di Indonesia, bagaimana generasi muda dan
anak anak, kita dididik menjadi follower, konsumtif dan anti sosial.
Nilai nilai yang terkandung dalam acara televisi saat ini merupakan
bentukan budaya rekayasa, yang diciptakan sebagai cerminan budaya yang
maju kekinian dan modern, sehingga menstimulluskan otak kita, dan
memposisikan hal yang tersiarkan oleh televisi sebagai hal yang baik dan
wajar. Meskipun bukan berarti semua hal yang di televisi merupakan hal yang
buruk. Namun ada baiknya kita mengkaji bahwa televisi merupakan media
informasi yang menyirakan berbagai kepentingan.
Tidak lepas dari sifat masyarakat Indonesia yang konsumtif, dan
memiliki daya tarik besar pada hal yang baru. Baik makanan, busana dan
pencitraan, Salah satu celah yang dilihat mengguntungkan bagi produsen
1
untuk memperoleh keuntungan lebih besar. Promosi melalui media televisi
merupakan hal yang strategis, selain khalayaknya sangat luas, informasinya
berupa pesan suara dan gambar.
Arus media yang begitu derasnya, seolah memaksa kita untuk harus
menerima dan menerimanya secara mentah, padahal mungkin saja beberapa
aspek tidak dapat kita terima, atau mungkin diluar kemampuan kita, atau
memuat informasi yang salah. Disini peran pendidikan sangat berpengaruh
bagaimana masyarakat dapat memfilter arus informasi tersebut, edukasi
orangtua terhadap anaknya, maupun edukasi anak tersebut informasi yang dia
terima.
B. Rumusan Masalah
Sejauh mana iklan Sosis So Nice mempengaruhi minat belajar pada
anak sekolah dasar didaerah Yogyakarta.
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui apakah iklan TVC Sosis So Nice berpengaruh terhadap
minat belajar anak.
D. Manfaat PenelitianSejauh mana media televisi, terutama iklan Sosis So Nice dapat
berpengaruh kepada persepsi anak, serta minat belajar pada anak.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Studi PustakaUntuk mengetahui pengaruh iklan Sosis So Nice terhadap minat
belajar pada anak sekolah dasar, penelitian ini menggunakan studi berjudul
Pembentukan Persepsi Visual Pada Iklan Televisi hasil penelitian M Syahril
Iskandar, M.Ds dari Universitas Komputer Indonesia tahun 2011, sebagai
dasar bahan untuk melakukan pendekatan psikologi dan persepsi.
Dalam penelitiannya diuraikan bahwa dalam psikologi persepsi,
persepsi visual dimengerti sebagai kemampuan untuk menterjemahkan apa
yang dilihat oleh mata, yaitu jatuhnya cahaya masuk ke retina mata. Hasil dari
persepsi tersebut dikenal dengan pengelihatan. Beragam komponen psikologis
yang melibatkan penglihatan itulah yang secara keseluruhan disebut sebagai
sistem visual1.
Kota Yogyakarta, sudah menerima informasi dalam bentuk media
televisi sekitar tahun 90an, dan pada perkembangannya saat ini, media televise
sudah menjadi konsumsi harian generasi muda bangsa kita, khususnya anak
anak sekolah dasar, dengan keunggulan televisi sebagai media iklan yang
memiliki daya jangkau yang luas, serta penggabungan antara gambar, suara,
dan gerakan, media televisi dinilai sangat berpengaruh pada sikap dan pola
perilaku khalayak.
Sementara untuk mengetahui aspek televisi sebagai salah satu
media pendidikan, penelitian ini menggunakan studi pustaka dengan judul
Menyebarkan Semangat Pendidikan Melalui Media Televisi karya tulis
Hasmawati, diuraikan bahwa Anak anak memiliki bakat naluriah sebagai
plagiator yang baik. Mereka meniru hal hal yang mereka lihat dan alami
1 M Syahril Iskandar, M.Ds, Pembentukan persepsi visual pada iklan televisi, (Jurnal Visualita DKV Universitas Komputer Indonesia Volume. 3 (1) Februari 2011 - ISSN : 2301-5144) P.5
3
dalam kehidupan mereka sehari hari2. Dimana anak anak yang tumbuh di 20
tahun yang lalu menghabiskan waktunya untuk bermain bersama teman teman
sebayanya diluar rumah, sehingga mereka belajar tentang bagaimana
bersosialisasi dengan teman sebayanya. Berbeda dengan generasi muda yang
tumbuh saat ini yang lebih banyak menghabiskan waktu didalam rumah untuk
menonton televisi, bermain PS, atau sekadar browsing internet. Namun ada
nilai penting yang luput disini, anak tidak berkesempatan untuk berinteraksi,
tidak belajar nilai nilai sosial dari “makhluk hidup nyata” melainkan dari
makhluk maya yang banyak terdapat di televisi, PS maupun permainan digital
lainnya.
B. Landasan Teori1. Tinjauan tentang Media Televisi
Pengertian tentang televisi adalah system penyiaran gambar yang
disertai suara, melalui kabel maupun nirkabel, dengan menggunakan alat
pengubah cahaya dan suara menjadi gelombang listrik dan diubah kembali
menjadi berkas cahaya dan bunyi yang dapat dilihat maupun didengar3
Durasi pada iklan televisi tidak boleh terlalu lama. Ini karena
iklan televisi adalah bahasa visual. Setiap gambar dan suara biasanya
berisikan ajakan dan persuasi. Gabungan gambar-gambar iklan begitu cepat
bergerak, berganti terus menerus dalam komposisi, frame yang indah.
Tingkat kepadatan yang tinggi inilah yang menjadikan iklan dengan
hitungan detik, paling lama 60 detik, dan sudah tergolong lama. Ada
sebuah kontradiksi pemikiran. Dalam hitungan detik saja iklan sudah
mampu menciptakan perubahan perilaku. Sementara program-program
televisi standar lain dengan memiliki durasi lebih dari 30 menit. Dapat
dipastikan bagaimana perilaku pemirsa yang terus menerus melihat
2 Hasmawati, Menyebarkan Semangat Pendidikan Melalui Media Televisi, Batampos.co.id 15 Juli 2013 - 10:45 WIB3 Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kemdikbud (Pusat Bahasa)
4
tayangan televise. Hal ini karena kecepatan dan daya tarik televisilah yang
menyebabkan media ini menjadi banyak pilihan perusahaan dalam
mengkomunikasikan produknya. Ada tiga kekuatan yang menyebabkan
televisi menjadi pilihan dalam beriklan yaitu :
a. Dampak yang kuat
Dengan tekanan pada sekaligus dua indera : penglihatan dan
pendengaran, televisi mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-
pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara,
warna, drama dan humor.
b. Pengaruh yang kuat
Televisi mempunyai pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi
persepsi audiens. Kebanyakan calon pembeli lebih “percaya“ pada
perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak
sama sekali. Ini adalah cerminan bonafiditas perusahaan.
c. Efisiensi Biaya
Kemampuan untuk menjangkau khalayak sasaran yang sangat
luas merupakan salah satu keunggulan yang tidak dimiliki oleh media
lainnya. Jangkauan massal inilah yang menimbulkan efisiensi biaya untuk
menjangkau setiap kepala.
2. Tinjauan tentang persepsi anak
Persepsi adalah suatu proses yang bersifat kompleks yang
menyebabkan orang dapat menerima atau meringkas informasi yang
diperoleh dari lingkungannya4. Semua proses belajar selalu dimulai dengan
persepsi, yaitu setelah pelajar menerima stimulus dari lingkungannya.
Persepsi ini bersifat relatif , selektif, dan teratur. Oleh karena itu, sejak dini
siswa atau pelajar perlu ditanamkan untuk memiliki persepsi yang baik dan
akurat mengenai apa yang dipelajari. Hal tersebut akan mempengaruhi
4 Fleming dan Levie, 1981
5
keberhasilan atau kegagalan belajar yang akan ditempuh. Prinsip umum
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persepsi adalah:
a. Semakin baik anak memahami suatu persepsi, semakin mudah juga
anak belajar mengingat sesuatu tersebut.
b. Persepsi yang salah akan menimbulkan pengertian yang salah.
c. Perlunya berbagai sumber belajar yang dapat mendekati benda yang
sesungguhnya, agar siswa mendapatkan persepsi yang kuat.
3. Tinjauan tentang Pendidikan
Menurut Jhon C. Bock mengidentifikasi peran pendidikan
tersebut sebagai: memasyarakatkan ideologi dan nilai-nilai sosio-kultural
bangsa, mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi kemiskinan,
kebodohan, dan mendorong perubahan social, dan untuk meratakan
kesempatan dan pendapatan. Peran yang pertama merupakan fungsi politik
pendidikan dan dua peran yang lain merupakan fungsi ekonomi. 5
Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembangunan
nasional muncul dua paradigma yang menjadi kiblat bagi pengambil
kebijakan dalam pengembangan kebijakan pendidikan. Paradigma
Fungsional dan paradigma Sosialisasi. Paradigma fungsional melihat
bahwa keterbelakangan dan kemiskinan dikarenakan masyarakat tidak
mempunyai cukup penduduk yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan
sikap modern. Menurut pengalaman masyarakat di Barat, lembaga
pendidikan formal sistem persekolahan merupakan lembaga utama
mengembangkan pengetahuan, melatih kemampuan dan keahlian, dan
menanamkan sikap modern para individu yang diperlukan dalam proses
pembangunan.
C. Hipotesis
5 Education and Development, A Conflict Meaning (1992)
6
Iklan Televisi Sosis So Nice berpengaruh baik pada minat belajar
anak sekolah dasar daerah Yogyakarta.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode perkembangan, tujuan
perkembangan adalah untuk menyelidiki pola perururtan pertumbuhan dan
perubahan sebagai fungsi waktu. Merupakan suatu langkah penelitian
berkelanjutan yang membawa keberhasilan secara menyeluruh. Sistem
penelitiannya seperti bagaimana cara belajar pada anak, mengamati persepsi
anak saat melihat iklan televisi, khususnya iklan Sosis sonice, dan melihat
reaksi dan dampak mereka terhadap hasil belajar mereka.
B. Lokasi dan Sampel Penelitian
Topik penelitian ini bertemakan pendidikan dan bertema iklan
makanan Sosis So Nice yang disematkan pada media televisi. Lokasi
penelitian ini berada dikota Yogyakarta, sebab kota Yogyakarta dikenal sebai
kota pendidikan, Tahun 2013. Populasi penelitian Anak-anak SD, dengan
sampel anak SD Kelas 2 dan 4. Sebab anak rentang usia tersebut mayoritas
mengkonsumsi media Televisi. Obyek yang diteliti bagaimana anak
mempresepsikan iklan tersebut sebagai media edukasi, dengan problematika
anak tidak mendapatkan pelajaran dari iklan tersebut. Aspek/segi yang diteliti
adalah bagaimana iklan Sosis So Nice versi TVC membawa dampak bagi
pinat belajar anak sekolah dasar.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan studi pustaka dan
penelitian lapangan. Studi pustaka dalam penelitian ini terkait dengan
fenomena yang terjadi saat iklan TVC Sosis So Nice muncul, menganalisa
videografi iklan, baik pengambilan gambar serta artist yang dipilih sebagai
figure mode, dan melihat dampak pada masyarakat umum, setelah iklan
tersebut tersiar ke media televisi, baik dampak yang tersebar dari mulut
8
kemulut, media masa maupun postingan di internet. Pada studi lapangan,
penelitian ini mengunakan metode observasi dan wawancara, ruang lingkup
mengamatan observasi melihat bagaimana reaksi anak saat melihat iklan
tersebut, pengaruh iklan pada persepsi mereka. Metode wawancara untuk
mendapatkan bukti konkrit dari subjek primer, yaitu siswa SD sendiri.
Bagaimana minat belajar mereka setelah melihat iklan TVC tersebut.
D. Sumber Data
1. Sumber Primer
Mengunakan sampling dari beberapa sekolah dasar yang tersebar
dikota Yogyakarta, yaitu sekolah dasar yang berlokasi didaerah Bantul,
Jetis, Kotagede, Keraton, Tegalrejo, dan Wirobrajan. Enam kecamatan
tersebut dipilih secara acak untuk mewakili keselurauhan siswa di kota
Yogyakarta, Tiap sekolah memiliki 5 partisipan wawancara. Sistematika
wawancara, siswa atau partisipan akan di wawancarai secara langsung,
dan beberapa siswa yang potensial memiliki informasi lebih akan
diberikan angket terbatas. Angket tersebut hanya sebagai pelengkap dari
tes wawancara
2. Sumber Sekunder
Berupa kajian makalah tentang persepsi anak, sosiologi pendidikan,
cerita dan perbincangan yang hangat dari masyarakat umum tentang iklan
tersebut. Forum forum diskusi yang membahas masalah periklanan dan
beberapa data visual berupa gambar dan video yang di unggah di internet.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrument penelitian kualitatif, Teknik
pengumpulan data kualitatif merupakan pengumpulan data yang bersifat
deskriptif, data berupa gejala yang di kategorikan ataupun dalam bentuk
media seperti foto, video, dokumen, artefak, dan catatan catatan lapangan saat
penelitian dilaksanakan. Penelitian ini mengunakan pola instrumen penelitian
kualitatif dikarenakan memiliki sifat yang induktif, melihat seting secara
9
menyeluruh, memahami responden dari pandangan responden sendiri, dan
lebih mengutamakan proses dari pada hasil.
F. Teknik Analisis Data
1. Metode Induktif
Metode induktif adalah metode yang berangkat dari pengetahuan yang
bersifat khusus menjadi umum. Induksi adalah kerja ilmu pengetahuan
yang ditarik kesimpulan yang dianggap benar dan berlaku umum. Dalam
hal ini kebenaran kesimpulan adalah bersifat sementara dan tidak mutlak.
Pendekatan induktif adalah pendekatan yang dilakukan untuk membangun
sebuah teori berdasarkan hasil pengamatan atau observasi. Suatu observasi
yang dilakukan berkali-kali akan membentuk sebuah pola tertentu.
2. Metode Semiotik
Metode semiotika pada dasarnya bersifat interpretatif, yaitu sebuah
metode yang memfokuskan tanda dan teks sebagai obyek kajiannya, serta
peran bagaimana peneliti dalam menafsirkan dan memahami kode di balik
tanda atau gejala tersebut. Tiga bentuk analisis dalam metode semiotika,
yaitu analisis konten, analisis pembicaraan, dan analisis wacana.
analisis konten merupakan teknik penelitian yang digunakan untuk
referensi. Peneliti menerjemahkan pesan dalam bentuk verbal dan visual
dan penarikan kesimpulan atas dasar keteraturan yang ditemukan.
dalam analisis pembicaraan, diasumsikan bahwa makna itu dipertajam
dalam konteks dalam pertukaran. Peneliti menarik kesimpulan dari sebuah
dialog, percakapan dan interaksi dua arah.
analisis wacana dibangun dari analisis konten dan analisis
pembicaraan, hanya saja fokusnya pada aspek sistematika penulisan,
Permainan bahasa adalah suatu interaksi yang terdefinisikan dengan baik
terdiri atas urutan rangkaian gerak verbal yang berubah menjadi tulisan.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. berdiri sejak tahun 2006,
sebagai produsen makanan beku dan makanan ringan. Sosis So Nice di
launching sebagai produk kedua setelah Sozzis So Good sukses di pasaran
dalam kategori Sosis siap makan. Sozzis dijual dengan harga sekitar Rp
5000/pack dengan isi 2, maka Sosis So Nice dijual dalam kemasan toples
dengan harga sekitar Rp 19.000 berisi 24 buah. Biasanya Sosis So Nice dibeli
pedagang dan dijual kembali per satuannya dengan harga sekitar Rp 1000.
Berbeda dengan Sozzis yang hanya tersedia di supermarket, Sosis So Nice
dapat ditemukan di pasar, toko kelontongan, atau warung makan. Dari harga
dan lokasi distribusinya, dapat kita ketahui bahwa Sosis So Nice mengejar
target sasaran kalangan menengah bawah.
Dengan target maket tersebut, Sosis So Nice nyatanya mampu
mencapai omset hingga puluhan kali lipat dibandingkan Sozzis. Sehingga
pada tahun 2010, majalah marketing bekerjasama dengan Frontieer
Consulting Group, memberikan penghargaan Top Brand For Kids kepada
11
Sosis So Nice6. Sosis So Nice merupakan satu satunya produk Sosis siap
makan untuk segmentasi menegah kebawah, sehingga produk ini dapat
dikatakan sebagai market leader.
B. Target audience
Produk Sosis So Nice mempunyai segmentasi pasar dari variable
geografi, variabel demografi, psikografi, hingga variabel perilaku.
1. Variable geografi
Produk ini memiliki segmentasi geografi seluruh daerah di
Indonesia, mulai dari daerah perkotaan hingga pedesaan di seluruh
Indonesia. Hal ini terbukti dengan mudahnya Sosis So Nice didapat d toko
kelontong dan eceran, kantin sekolah, warung makan, bahkan supermarket
yang tersebar diseluruh Indonesia.
2. Variable demografi
Segmentasi produk dari variable demografi yaitu anak anak,
terutama mereka yang dalam masa pertumbuhan, umumnya pada usia 5-
15 tahun, laki laki dan perempuan, namun tidak menutup kemungkinan
dapat dikonsumsi oleh orang dewasa bahkan orang tua sekalipun.
3. Variable psikografi
Dari variable psikografi, produk ini tersegmentasi pada kelas
menengah kebawah, sosis yang dulunya makanan mewah, dan hanya
dapat dikonsumsi oleh masyarakat menengah keatas, saat ini sosis dapat
digunakan sebagai makanan sehari hari dengan harga yang terjangkau.
4. Variable perilaku
Tinggal leb, atau langsung makan. Adalah hal yang menjadi poin
penting pada segmentasi perilaku produk ini, di jaman yang serba instan,
masyaraakat semakin malas melakukan hal yang merepotkan. Sosis So
6 wayang communication, sejarah sosis so nice akses internet pada 9-1-2014 19:58 wayangcommunication.blogspot.com/2011/06/sosis-so-nice.html
12
Nice instan, yang langsung bisa dimakan seakan memberikan solusi atas
permasalahan yang terjadi.
kekhawatiran orang tua tentang konsumsi jajan pada anaknya juga
celah yang digunakan produk tersebut untuk mengarungi pasar, orang tua
yang takut akan kebutuhan protein anaknya yang tidak terpenuhi, maupun
orang tua yang takut anaknya membeli jajanan sembarangan di sekolah,
memposisikan Sosis So Nice sebagai makanan sehat dan terjangkau.
C. Aspek videografi pada iklan TVC Sosis So Nice
Tiga video Sosis So Nice yang dipilih sebagai sample adalah versi
sinta jojo, smash makan sonice dan juara makan sonice, ada beberapa poin
yang dipetakan sebagai tolak ukur dalam analisa video tersebut..
1. Aspek video
a. pesan iklan tersampaikan melalui gerakan dalam iklan
b. gambar iklan menarik
c. ekspresi tokoh menunjang konsep iklan.
d. editing dan hasil ahir pada iklan.
2. Aspek audio
a. kemenarikan suara tokoh dalam menginformasikan produk.
b. kemenarikan music yang dimainkan dalam iklan.
3. Aspek talent
a. Kemenarikan bintang iklan TVC.
b. Kredibilitas dan reputasi bintang iklan.
c. Ketepatan memilih bintang iklan.
4. Aspek Properties dan setting
Kesesuaian property yang digunakan dengan tema iklan.
Latar tempat pengambilan gambar yang menarik.
Latar tempat sesuai dengan tema iklan.
13
D. Analisa videogarfi dalam iklan Sosis So Nice
1. Iklan So Nice versi Sinta dan Jojo
a. Aspek Videografi
Tema videografi pada iklan versi sinta dan jojo dibuat menyerupai
debut video lipsyic mereka yang di unggah via youtube. TVC tersebut
sangat sederhana dengan teknik pengambilan one shot one frame,
editingnya juga hanya di ahir bagian dimana prodak secara jelas
muncul dari atas frame. Sinta dan jojo beradegan menyanyi jingle
Sosis So Nice “Sinta dan jojo suka makan Sosis So Nice, makan Sosis
So Nice memang enak banyak gizi, jadi sehat berprestarsi. Sonice
enak sekali” sambil memegang Sosis So Nice yang telah terbuka,
sudut pengambilan video menggunakan normal angle dengan rata
mata, menyerupai sudut pengambilan video pada webcam. Ekspresi
pada artis juga dibuat menyerupai debut video lipsync mereka yang di
unggah di youtube. Dapat dipastikan iklan TVC ini dibuat untuk
mendongrak popularitas produk mengunakan artist yang sedang naik
daun.
b. Aspek audio
14
Ada dua macam audio yang dapat di identifikasi dalam iklan
tersebut. Pertama, suara penyanyi dangdut sebagai latar iklan TVC
tersebut, kedua, suara asli sinta dan jojo yang pada ahir TVC. Iklan
tersebut memposisikan sinta dan jojo pada artis lipsync, bukan sebagai
figure seorang penyanyi.
c. Aspek Talent
Sinta dan Jojo, yang sesaat menjadi terkenal karena video lipsync
mereka di youtube, mendapat respon positif dari beberapa pihak
produsen dan media, kerap kali mereka membintangi salah satu iklan
komersial atau memenuhi undangan sebuah acara. Endorsement ini
juga digunakan sosice sonice untuk mengunakan mereka sebagai
bintang iklannya, dengan pertimbangan sinta jojo sangat mewakili
dan sebagai cerminan karakter remaja saat itu. Menginginkan
popularitas dengan cara yang cepat.
d. Aspek seting dan properti
Kedua aspek tersebut juga dinilai sangat sederhana, dan benda
bendanya ada di keseharian kita, latar yang menyerupai suasana
kamar. Dengan pelengkap seperti kursi panjang.
15
2. Iklan Sosis So Nice versi SMASH
a. Aspek videografi
Meskipun sedikit berbeda dengan versi sinta jojo, iklan so nice
versi smash memiliki satu tema dan identitas yang sama. Pada frame
pertama terlihat anak anak yang sedang berkumpul dan sedang
membicarakan sesuatu, lalu muncul splash screen So Nice, scene
berikutnya suara latar lagu smash diiringi suara para penyanyinya.
Lirik pada jingle iklan tersebut masih berupa ajakan. “ayo ayo semua
makan Sosis So Nice, oya smash suka makan sonice” tata kamera dan
videografinya hamper menyerupai single smash yang pertama berjudul
I heart you, dengan blocking personil dengan hal yang serupa. Salah
16
seorang personil juga menunjuk Sosis sonice yang suda dibuka
setengah dan memakannya, sambil tangan kirinya menunjukan jempol,
menyisaratkan jika prodak tersebut enak. Lalu anak anak berkumpul
dan membaur dengan para personil smash, sambil melanjutkan sisa
jingle iklan. Ditutup dengan scene tiap anak secara close up memakan
Sosis So Nice dengan wajah gembira.
b. Aspek audio
Smash secara khusus membuat aransemen untuk iklan TVC
versi ini, terdengar beat alunan nadanya yang pas dan lebih enak untuk
didengar. Ritme nadanya juga hampir sama dengan single pertamanya
I heart you, sehingga bisa disimpulkan bahwa nada iklan ini diadaptasi
dari salah satu lagu smash yang hits pada masa itu.
c. Aspek talent
Ada dua kategori artis utama yang dapat dibagi, yaitu smash
dan sekelompok anak. Smash tetap menjadi pemeran utama dan
primadona, dan kelompok anak sebagai pendukung. Namun volume
anak-anak yang masuk frame di dalam iklan tersebut lebih banyak
dibandingkan smash. Ini terjadi di awal, bagian tengah, dan ahir frame.
.
d. Aspek seting property
Latar pengambilan iklan TVC ini berupa screen putih studio
serta pencahayaan yang penuh. Sceen putih tersebut juga menyerupai
videoclip smash I Heart You. Semua talent menggunakan pakaian
warna hitam, khusus personil smash mengenakan seragam blazer
hitam dengan kemeja warna putih dengan pertimbangan kontras
dengan warna screen yang putih. Properti yang digunakan hanya
sekedar produk, dan kemasan toplesnya.
17
3. Iklan Sosis So Nice versi JMS
a. Aspek videografi
Pada awal frame iklan tersebut diilustrasikan oleh dua orang
yang berteriak sambil mengangkat beban, dilanjutkan dengan scene
perkenalan Triatno dan Eko Yuli Irawan, peraih medali perak dan
perunggu pada olimpiade London 2012. Dengan frame yang di
perbesar sehingga terlihat bentuk medalinya, serta ekspresi bangga
mereka saat menang di olimpiade tersebut. Setelah itu Lukman yang
menjadi pelatih kedua pemuda tersebut mengatakan “untuk jadi juara
perlu kerja keras dan makan makanan bermutu” sambil mengangkat
kedua toples So Nice menunjukkan kearah kamera satu buah Sosis so
Nice yang telah dibuka dan satu toples So Nice yang masih utuh dan
berkata “So Nice makananku” selanjutnya scene berubah menjadi
menyenagkan, suara latar dengan nada dangdut ditambah ketiganya
18
bernyanyi dan melanjutkan jingle bersama. Dan diahiri dengan adegan
memakan Sosis So Nice, dan munculnya visualisasi produk.
b. Aspek musik
Musik yang digunakan sangat khas dan mirip, irama irama
dangdut dengan nada nada yang serupa. Hanya komposisi liriknya
yang di ubah ubah. Seperti SMS, JMS, dlsb.
c. Aspek talent
Artis iklan dalam TVC versi JMS menggunakan peraih medali
perak dan perunggu pada olimpiade London, kebanyakan dari pemirsa
pasti tidak mengenal mereka, berbeda dengan Sinta Jojo ataupun
Smash. Yang popularitasnya sudah terlebih dahulu dikenal. Trianto
dan Eko Yulian memperkenalkan diri dan prestasi apa yang mereka
raih pada awal iklan, sehingga pemirsa menjadi kenal dengan artist
tersebut. So Nice memilih artis tersebut bukan karena pertimbangan
popularitasnya, melainkan prestasi yang mereka raih. Hingga Sosis So
Nice mengganti copy iklan dengan JMS “juara makan sonice”.
d. Aspek seting dan properti
Latar pada iklan tersebut berletak di salah satu pusat kebugaran
atau gym, dengan properties banner ukuran besar dengan illustrasi
logo So Nice dan So Good dan ditempel pada dinding latar. Frame
background yang tidak berubah. membuktikan adegan pengambilan
gambar tersebut dilakukan di greenscreen atau layar hijau, dimana
background dapat direkayasa dengan keahlian computer.
19
E. Kesimpulan perolehan data
demografis data yang diambil : Laki laki 40%, perempuan 60%, dengan strata
ekonomi menengah kebawah 50%, dan strata ekonomi menegah keatas 50% .
20
perempuan laki laki menegah kebawahmenengah keatas
umur prosentase
8 20%
9 20%
10 30%
11 20%
12 10%
hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. 100% anak SD di Yogyakarta mengetahui iklan Sosis So Nice.
2. responden dapat mengingat iklan jingle dengan benar.
3. di sekolah mereka terdapat produk tersebut, dan 70% dari mereka pernah
membeli Sosis So Nice.
4. terdapat pengaruh Antara iklan TVC tersebut dengan minat pembelian
Sosis So Nice.
5. responden memberikan tanggapan positif terhadap iklan TVC Sosis So
Nice.
6. iklan TVC tersebut tidak memberikan pengaruh pada minat belajar pada
anak sekolah dasar.
F. Presepsi pada daya beli
1. Iklan TVC sinta jojo
Dengan demografis seperti tabel diatas, dimana anak perempuan
memiliki 60% dalam pemahaman iklan ini, jelas mereka ingin seperti
kedua figure diatas, terkenal dan menjadi artis seperti Sinta jojo.
Meskipun pemahaman mengenai sosis yang menyebutkan ini adalah
makanan yang cerdas dan bergizi, namun target audience masih terfokus
pada figure Sinta dan Jojo yang mendadak artis. Apalagi diawal iklan
tersebut dikatakan “sinta dan jojo suka makan Sosis So Nice” semakin
memperkuat presepsi anak mengkonsumsi Sosis So Nice akan terkenal
seperti Sinta dan Jojo.
2. Iklan TVC smash
Smash dipilih karena popularitasnya yang saat itu sedang
melambung, dan digemari para remaja, terutama perempuan. Meskipun
dalam TVC ini smash menjadi bintang iklan utamanya, frame pada scene
iklannya sangat terbatas, banyak shot yang lebih mengarah pada
21
sekelompok anak anak tersebut. Ini membuktikan bahwa So Nice ingin
menampilkan kesan anak anak yang kuat, dan terhubung dengan idolanya.
Segmentasi perilaku pada iklan ini jelas, untuk para penggemar smash,
namun konsentarasi produk pada iklan ini tetap bagaimana pengenalan,
dan pengajaan untuk mengkonsumsi sonice, pengulangan jingle yang
sederhana secara terus menerus akan membuat anak ingat tentang produk
tersebut. Anak anak akan terpersepsi jika dia makan Sosis so Nice, maka
dia akan lebih dekat dengan idolanya “Smash suka makan sonice” insight
yang timbul bukan ingin menjadi seperti idolanya, tapi bagaimana
merasakan makanan yang dikonsumsi oleh idolanya, smash. Yang rata
rata memiliki fans wanita dan anak anak perempuan.
3. Iklan TVC versi JMS
Sedikit berbeda dengan kedua tipe iklan diatas, iklan sonice versi
JMS tidak menggunakan public figure yang populer, melainkan
mengunakan pemuda yang berprestasi. Iklan ini ditayangkan beberapa
minggu seusai olimpiade London, dangan huforia kemenangan yang
masih terasa. Iklan tersebut mengangkat juara sebagai ikon kebanggaan
Sosis So Nice, terbukti body copy pada iklan tersebut menjadi JMS. Juara
makan So Nice, yang sebelumnya SMS “semua makan sonice”.
Menjelaskan So Nice makanan untuk orang orang yang juara, disisi yang
lain So Nice juga memberikan pesan, jika juara membutuhkan makanan
yang bermutu seperti produk yang diiklankan “enak dan bermutu”.
Segmentasi perilaku anak akan terpacu untuk mengkonsumsi produk
tersebut dan menjadi juara.
G. Dampak Media Televisi bagi Anak
Setiap penayangan pada sebuah TVC, belum tentu langsung dilihat
apalagi diperhatikan oleh audiens. Disamping karena banyak iklan yang
mempromosikan produk yang serupa, audiens yang sudah jenuh dengan
hadirnya begitu banyak iklan di televisi. Agar pesan iklan sampai pada benak
22
konsumen, perlu adanya suatu untuk menarik perhatian audiens. Perhatian
dapat didefinisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk informasi
yang baru masuk. Kapasitas pemrosesan tergantung dari kecerdasan dan
pemahaman informan, informan sangat selektif, sehingga akan mengabaikan
informasi yang mereka anggap tidak penting. Pada Iklan TVC Sosis sonice
beberapa penarikan perhatian sangat terasa, mulai dari artis yang sedang
populer, editing video minimalis, hingga jingle sederhana, senada, dan diulang
secara terus menerus. Membuat audience lebih terbiasa untuk menerima
informasi tersebut, dan berdampak pada ketertarikan untuk membeli produk.
Anak anak merupakan individu yang paling peka terhadap
informasi yang diterima, karena sifatnya yang masih polos dan selalu percaya
apa yang dia lihat dan dengar, membuat mereka kebanjiran informasi yang
tidak seharusnya mereka terima. Pesan pesan persuasif yang tersebar melalui
media televisi seakan menjadi ketakutan tersendiri bagi orangtua mengenai
perkembangan perilaku putra putrinya. Media televisi tanpa kita sadari dapat
membelokkan kebenaran, hal yang semula hanya sebuah angan angan, dan
pandangan imajinasi, menjadi sebuah kebenaran semu dan merekontruksi
dunia maya menjadi dunia yang sebenarnya.
Dampak dari pencitraan tersebut telah menjadi gaya hidup baru,
dimana masyarakat menganggap informasi yang diberikan media sebagai
sebuah kebenaran, hingga apa yang di sebarkan melalui iklan televisi menjadi
budaya dalam masyarakat yang cenderung kearah konsumtif, hedonis, dan
kapitalis dalam lingkungannya.
23
H. Minat untuk belajar pada anak
Ketiga TVC Sosis So Nice diatas memiliki beberapa kesamaan baik
dalam gaya visual, dan pesan yang ingin disampaikan. Meskipun kesuksesan
penjualan Sosis So Nice salah satunya dari strategi iklan TVC tersebut, bukan
berarti informasi dati TVC tersebut berhasil disampaikan baik. Semua suka
makan So Nice, hanya mengajak untuk mengkonsumsi So Nice, tanpa
memperhatikan alasan kenapa kita harus mengkonsumsinya. Beberapa copy
pada iklan memang menyebutkan Sosis So Nice bergizi, bermutu dan
mencerdaskan. tapi copy tersebut hanya sebagai pelengkap dari copy semua
suka makan sonice.
insight yang diterima pada anak adalah semua orang yang terkenal,
baik artis maupun juara olimpiade, semua suka makan So Nice. Tidak hanya
pada ketiga iklan ini, hampir seluruh adegan iklan pada Sosis So Nice diisi
dengan anak anak umur tujuh sampai sepuluh tahun untuk ikut menyanyikan
jingle, serta dipasangkan satu frame untuk menemani artis idola mereka.
semakin banyak dan variatif figure yang dipakai sosis sonice sebagai
endorsmen produk, maka akan semakin menguatkan persepsi anak pada copy
semua suka makan So Nice.
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecendrungan iklan TVC tersebut untuk menampilkan figure atau
artis yang sedang makan sosis, memperlihatkan iklan tersebut hanya sebatas
perkenalan produk, apa itu produk. Bukan menceritakan fungsi produk
sebagai makanan pencerdas dan makanan yang bergizi untuk anak, sehingga
iklan TVC Sosis So Nice menjadi tidak berdampak pada minat dan motivasi
belajar anak.
B. Saran
1. Saran Untuk Orang Tua
Era Media yang saat ini semakin keras, menuntut orang tua harus
ekstra hati hati memfilter apa yang anak anak terima dari televisi, karena tidak
semua informasi yang disebarkan melalui televisi itu benar. Pentingnya
bimbingan orang tua untuk mendampingi putra putrinya saat menonton acara
televisi dan memberikan arahan mana yang benar dan salah, serta memberi
alasan dan solusi, agar anak memahami dampak tersebut sejak dini. Informasi
yang persuatif pada iklan.
2. Saran Untuk So Nice
Meskipun tanggapan pada target audience cukup positif, banyak
elemen elemen pada iklan yang kurang dimaksimalkan, termasuk visualisasi,
tatanan grafis dan editing. So Nice diharap dapat memberikan penjelasan
sederhana kepada konsumen terhadap fungsi produk, bukan hanya
menjelaskan iklan produk tersebut. Karena produk akan menjadi lebih penting
dan berharga, bila produk dimaknai dengan dalam atas fungsi dan manfaatnya
bagi konsumen.
25
Jika iklan Sosis So Nice memang diperuntukkan sebagai makanan
yang bergizi dan membantu minat belajar pada anak, spesifikasi copy dapat
diubah menjadi “So Nice teman belajarku” atau “gabisa belajar tanpa So
Nice”. Copy tetap berupa ajakan, namun fungsi produk pada copy lebih
ditonjolkan, yaitu So Nice dapat mencerdaskan dan membantu efektifitas
belajar.
C. Daftar Pustakagambar sosis sonice : http://i1.ytimg.com/vi/jo-sNDPdmfc/maxresdefault.jpgcuplikan gambar TVC iklan Sosis Sonice versi Sinta Jojo : cuplikan gambar TVC iklan Sosis Sonice versi JMS : cuplikan gambar TVC iklan Sosis Sonice versi Smash :
26