ACARA IV
PENGAMATAN GONAD
DisusunOleh:Kelompok 4
Ryanta Putra Pratama H1G013003Reni Widiati H1G013028Gresta Inka Pramuning H1G013046Putri Dhika Basani H1H013007Mutoifah H1H013018Gigih Laksono H1H013041Rara Ayu Rengganis H1K013007Dede Kiki Baehaki H1K013032Afina Nadya Zahara H1K013040
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari proses
reproduksi, sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk
perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat seiring dengan semakin besar
ukurannya termasuk telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat ikan
akan memijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan
sedang berlangsung sampai selesai.
Secara morfologi perubahan-perubahan kondisi tersebut dapat dinyatakan
dengan tingkat kematangan gonad, namun hal tersebut belum menyatakan suatu
perhitungan secara kuantitatif. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam
gonad secara kuantitatif dinyatakan dengan Indeks Kematangan Gonad (IKG).
Dengan nilai tersebut akan didapatkan bahwa sejalan dengan perkembangan gonad,
indeks itu akan semakin bertambah besar dan nilai tersebut akan mencapai batas
kisaran maksimum pada saat ikan terjadi pemijahan.
Tiap-tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak tidak
sama ukurannya.Demikian pula ikan yang sama spesiesnya. Lebih-lebih bila ikan
yang sama spesienya itu tersebar dalam lintang yang perbedaanya lebih dari lima
derajat, makaterdapat perbedaan ukuran dan umur ketika mencapai kematangan
gonad untuk pertama kalinya.
Indeks kematangan gonad digunakan dalam studi reproduksi ikan.
Penggunaan IKG biasanya untuk mendeteksi ovarium terhidrasi dan untuk
mendeteksi masa reproduksi dari kenaikan berat badan (Hunter and Macewicz, 2001).
Dalam biologi perikanan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad
diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan
reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan
didapat keterangan bilamana ikan itu akan memijah, baru memijah, atau sudah selesai
memijah. Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali gonadnya menjadi masak, ada
hubungannya dengan pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhinya.
KarenaIkan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan komoditas perikanan air
tawar asli Indonesia yang memiliki nilai potensi jual yang tinggi
makaikanjenisinibanyakdibudidayakan.. Sangatdisayangkanbudidayanya masih
banyak dilakukan secara tradisional sehinggamenyebabkan produksi ikan nilem per
tahunnya masih sangat rendah. Untuk mengatasi terjadinya kelangkaan karena
penangkapan yang terus-menerus maka dilakukanlah salah satu usaha yaitu usaha
budidaya yang bertujuan untuk melestarikan spesies ikan yang hampir punah atau
diperkirakan akan punah akibat penangkapan dan perusakan lingkungan secara terus
menerus, salah satu caranya yaitu dengan dilakukannya pengamatan gonad pada ikan
tersebut.
1.2 Tujuan
Praktikum pengamatan gonad ini bertujuan untuk mengetahui indeks kematangan
gonad ikan nilem (Osteochilus hasselti).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi
Menurut Valenciennes, 1842 klasifikasi ikan nilem (Osteochilus hasselti)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Species : Osteochilus hasselti
Gambar Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Ikan nilem mempunyai bentuk tubuh pipih, mulut dapat disembulkan. Posisi
mulut terletak diujung hidung (terminal), Posisi sirip perut terletak di belakang sirip
dada (abdominal). Ikan nilem tergolong bersisik lingkaran (sikloid). Rahang atas
sama panjang atau lebih panjang dari diameter mata, sedangkan sungut moncong
lebih pendek daripada panjang kepala. Permulaan sirip punggung berhadapan dengan
sisik garis rusuk ke-8 sampai ke-10. Bentuk sirip dubur agak tegak, permulaan sirip
dubur berhadapan dengan sisik garis rusuk ke-22 atau ke-23 di belakang jari-jari sirip
punggung terakhir. Sirip perut dan sirip dada hampir sama panjang, Permulaan sirip
perut dipisahkan oleh 4 – 4 1/2 sisik dari sisik garis rusuk ke-10 sampai ke-12. Sirip
perut tidak mencapai dubur. Sirip ekor bercagak. Tinggi batang ekor hampir sama
dengan panjang batang ekor dan dikelilingi oleh 16 sisik (Weber dan de Beaufort
1916 dalam Nuryanto 2001).
Menurut Hardjamulia (1979) ikan nilem berdasarkan warna sisiknya dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu ikan nilem yang berwarna coklat
kehitamandanikannilemberwarnamerah. Ikannilemberwarnacoklatmemilikiwarna
coklat hijau pada punggungnya dan terang di bagian perut.Ikan nilem merah
memilikiciriberwarna merah atau kemerah-merahan pada bagian punggungnya dan
pada bagian perut agak terang).
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) (Valenciennes dalam Sitisna et al 2010)
merupakan komoditas perikanan air tawar asli Indonesia yang memiliki nilai
potensial untuk dibudidayakan karena memiliki keunggulan, diantaranya adalah
teknik budidaya yang relatif mudah, memiliki citarasa daging yang sangat lezat
sehingga sering digunakan sebagai bahan pembuat saus dan telurnya juga sering
diekspor keluar negeri sebagai pengganti kaviar (Subagja et al, 2006). Selain itu, ikan
yang banyak dibudidayakan di daerah Jawa Barat (Mulyasari, 2010) ini mampu
berperan aktif dalam mencegah atau mengatasi blooming plankton yang terjadi pada
suatu perairan (Syandri, 2004) serta berperan bagi kesehatan manusia karena mampu
mengangkat sel kulit mati manusia dengan cara memakan sel-sel kulit yang telah mati
tersebut (Tjakrawidjaja, 2010). Akan tetapi, budidayanya yang masih banyak
dilakukan secara tradisional menyebabkan produksi ikan nilem per tahunnya masih
sangat rendah (Subagja et al., 2006).
Kematangan gonad merupakan tahapan tertentu perkembangan gonad
2.2 Indeks kematangan gonad
sebelum dan sesudah memijah. Selama proses reproduksi, sebagian energi
dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan mencapai maksimum
sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan cepat selama proses
pemijahan berlangsung sampai selesai (Kreiner et al., 2001).Menurut Effendie
(1997), umumnya pertambahan bobot gonad ikan betina pada saat stadium matang
gonad dapat mencapai 10-25 persen dari bobot tubuh dan pada ikan jantan 5-10
persen, Lebih lanjut dikemukakan bahwa semakin rneningkat tingkat kematangan
gonad, diameter telur yang ada dalam gonad akan menjadi semakin besar. Pendapat
ini diperkuat oleh (Kuo et al dalam B.A. Shinkafi and J.K. Ipinjolu (2012)), bahwa
kematangan seksual pada ikan dicirikan oleh perkembangan diameter rata-rata telur
dan melalui distribusi penyebaran ukuran telurnya.
Secara garis besar, perkembangan gonad ikan dapat dibagi menjadi dua tahap,
yaitu tahap pertumbuhan gonad ikan sampai ikan menjadi dewasa kelamin dan
selanjutnya adalah pematangan gamet. Tahap pertama berlangsung mulai dari ikan
menetas hingga mencapai dewasa kelamin dan tahap kedua dimulai setelah ikan
mencapai dewasa, dan terus berkembang selama fungsi reproduksi masih tetap
berjalan normal (Lagler et al, 1977). Pada saat menjelang ovulasi akan terjadi
peningkatan diameter oosit karena diisi oleh massa kuning telur yang homogen akibat
adanya peningkatan kadar estrogen dan vitelogeni.
Menurut (Syafei et al, 1992 dalam Sitiady, 2008) ada dua faktor yang
mempengaruhi proses kematangan gonad induk yaitu faktor dalam (jenis ikan,
hormon) dan faktor luar (suhu, makanan, intensitas cahaya, dll). Mokoginta (1998)
menyatakan bahwa pemberian pakan dengan kandungan nutrisi (protein, lemak,
karbohidrat, meniral, vitamin + E) yang baik akan mempengaruhi pematangan gonad,
fekunditas dan kualitas telur secara maksimal. Faktor pakan yang diberikan juga bisa
mempengaruhi kematangan gonad dikarenakan kandungan protein yang ada dipakan
yang berbeda - beda, mungkin ini salah satu penyebab kenapa bisa kematangan gonad
ikan berbeda pula.
Tingkat kematangan gonad pada ikan berbeda-beda.Dengan demikian,
penggologan tingkat kematangan gonad juga berbeda-beda Menurut Takata & Tester,
1953 tingkat kematangan gonad terbagi menjadi :
a) Tidak masak
Gonad sangat kecil, seperti benang, transparan, Ikan jantan, penampang
lintang pipih, kelabu, Ikan betina, penampang lintang bulat, kemerahan.
b) Permulaan masak
Gonad mengisi seper empat rongga tubuh. Ikan jantan, penampang lintang
pipih, kelabu keputihan. Ikan betina, penampang lintang bulat, kemerahan,
kuning telur tidak tampak.
c) Hampir masak
Gonad mengisi setengah rongga tubuh : Ikan jantan, berwarna putih dan Ikan
betina, berwarna kuning, bentuk telur tampak.
d) Masak
Gonad mengisi tiga perempat rongga tubuh. Ikan jantan, warna putih, keluar
sperma jika distripping. Ikan betina, warna kuning, bening, bentuk telur
tampak distriping dan tampak menonjol di kloaka.
e) Salin
Ovarium mengkerut sebagai hasil pemijahan.
Menurut Sumantadinata (1981) stadium kematangan gonad terbagi menjadi :
a) IKG di bawah 4% : ikan belum siap memijah
b) IKG antara 4 - 12% : ikan matang gonad belum siap memijah
c) IKG antara 12 – 19% : ikan siap memijah
III. MATERI DAN METODE
3.1 Materi
3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah timbangan yang berfungsi untuk mengukur
berat tubuh dan gonad ikan; kertas penghisap (kertas karbon) yang berfungsi untuk
menghisap air yang berlebihan pada gonad yang akan diamati; dan alat bedah
(gunting, silet, dan pinset) untuk membedah perut ikan tersebut untuk diambil
gonadnya.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah gonad dari ikan Nilem (Ostheochillus haselti).
3. 2 Metode
Ikan dimatikan agar tidak bergerak. Ikan diberi nomer dengan label.
Kemudian masing-masing ikan ditimbang, diukur panjang tubuhnya dan dicatat
hasilnya. Setelah itu , ikan dibedah dari bagian anal kebagian depan dengan hati-hati
agar bagian organ dalam tidak rusak dan didipisahkan bagian gondanya. Bagian
gonad dikeringkan dengan cara diletakan pada kertas karbon, kemudian masing-
masing gonad ditimbang dengan menggunakan timbangan digital yang telah
disediakan dan dicatat hasilnya. Data yang diperoleh dihitung dengan rumus IKG
sebagai berikut dan tingkat kematangan gonad ditentukan :
IKG=Berat GonadBerat Tubuh
×100 %
Dimana :
IKG : indeks kematangan gonad (%)
Bg : Berat gonad ikan (gram)
Bt : Berat tubuh ikan (gram)
(de Vlaming et al,1982 dalam A. Bani et al 2012)
3.2 Waktu dan Tempat
Praktikum Pengamatan Gonad dilakukan pada Sabtu, 11 Oktober 2014 pada
pukul 08.00-12.00 WIB bertempat di Laboratorium Pemanfaatan Sumberdaya
Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jendral Soedirman,
Purwokerto.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Indeks Kematangan Gonad Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Gonad Ke-
Berat Gonad (gr)
Berat Tubuh (gr) IKG (%) Keterangan Jenis gonad
1 12,50 94,00 13,30 Ikan siap memijah Betina
2 6,00 57,00 10,53 Ikan matang gonad belum siap memijah Betina
3 10,00 60,00 16,67 Ikan siap memijah Jantan4 12,00 55,00 21,82 Ikan siap memijah Jantan5 18,00 81,00 22,22 Ikan siap memijah Jantan6 9,00 61,00 14,75 Ikan siap memijah Jantan7 10,00 52,00 19,23 Ikan siap memijah Jantan8 18,00 52,00 34,62 Ikan siap memijah Jantan9 1,00 53,00 1,89 Ikan belum siap memijah Betina
10 4,00 65,50 6,11 Ikan matang gonad belum siap memijah Betina
11 1,50 55,50 2,70 Ikan belum siap memijah Jantan12 2,50 61,00 4,10 Ikan belum siap memijah Jantan
13 6,00 68,50 8,76 Ikan matang gonad belum siap memijah Betina
14 6,00 57,00 10,53 Ikan matang gonad belum siap memijah Betina
15 4,50 70,00 6,43 Ikan matang gonad belum siap memijah Jantan
16 6,50 59,00 11,02 Ikan matang gonad belum siap memijah Betina
17 31,50 178,50 17,65 Ikan siap memijah Betina
18 5,50 57,00 9,65 Ikan matang gonad belum siap memijah Betina
19 33,50 167,00 20,06 Ikan siap memijah Betina
20 4,50 58,00 7,76 Ikan matang gonad belum siap memijah Jantan
21 5,50 62,00 8,87 Ikan matang gonad belum siap memijah Jantan
22 4,50 57,00 7,89 Ikan matang gonad belum siap memijah Jantan
23 7,00 93,00 7,53 Ikan matang gonad belum Jantan
siap memijah
24 10,50 90,00 11,67 Ikan matang gonad belum siap memijah Jantan
25 8,50 71,00 11,97 Ikan matang gonad belum siap memijah Jantan
26 3,50 62,00 5,65 Ikan matang gonad belum siap memijah Jantan
27 6,00 66,00 9,10 Ikan matang gonad belum siap memijah Jantan
28 7,00 75,0 9,33 Ikan matang gonad belum siap memijah Betina
29 6,00 66,0 9,10 Ikan matang gonad belum siap memijah Betina
30 4,5 61,0 7,38 Ikan matang gonad belum siap memijah Betina
31 17,5 116,0 15,09 Ikan siap memijah Betina
32 8,5 93,0 9,14 Ikan matang gonad belum siap memijah Betina
33 6,00 66,00 9,10 Ikan matang gonad belum siap memijah Jantan
34 14,5 115,0 12,61 Ikan siap memijah Betina
35 4,00 67,0 5,97 Ikan matang gonad belum siap memijah Betina
4.2 Pembahasan
Indeks Kematangan Gonad (IKG) diketahui untuk melihat perubahan yang
terjadi didalam gonad secara kuantitaf. Setelah dilakukan perhitungan indeks
kematangan gonad dari 35 ekor ikan Nilem diperoleh hasil 3 ekor ikan belum siap
memijah, 11 ekor ikan telah siap memijah, dan 21 ekor ikan telah matang gonad
tetapi belum siap untuk memijah. Ikan yang belum siap memijah memiliki IKG
kurang dari 4%, ikan yang siap memijah memiliki IKG lebih dari 12%, dan ikan yang
telah matang gonad tetapi belum siap memijah memiliki IKG antara 4-12%. IKG
tertinggi diperoleh pada ikan nilem berbobot 52 gr yakni sebesar 34,62% dan IKG
terendah diperoleh pada ikan nilem yang memiliki berat tubuh 53 gr sebesar 1,89%.
40.0060.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
200.000.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
IKG (%)Linear (IKG (%))
Berat Tubuh (kg)
IKG
(%)
Gambar 1. Grafik Hubungan Berat Tubuh Ikan Nilem dengan Indeks Kematangan Gonad
Dari hasil perhitungan IKG, perbandingan rata-rata ikan Nilem betina dan
ikan Nilem jantan sebesar 1 : 1,2.Pada ikan Nilem betina diperoleh IKG tertinggi
pada ikan Nilem betina sebesar 20,06% dengan panjang 22 cm dan berat tubuh 167 gr
dan IKG terkecil sebesar 1,89% dengan panjang 16,2 cm dan berat tubuh 53 gr.
Sedangkan IKG tertinggi pada ikan Nilem jantan sebesar 34,62% dengan panjang 17
cm dan berat tubuh ikan 52 gr. IKG terendah pada ikan Nilem jantan sebesar 2,70%
dengan panjang 15,3 cm dan berat tubuh ikan 55,5 gr. Hasil tersebut menyatakan
bahwa indeks kematangan gonad pada ikan nilem betina lebih kecil dibanding dengan
indeks kematangan gonad ikan nilem jantan. Hal tersebut tidak sesuai dengan
Effendie (2002), yang menyatakan bahwa Indeks Kematangan Gonad Ikan Nilem
Betina lebih besar dibandingkan IKG ikan Nilem Jantan. Perbedaan ini dapat
disebabkan oleh kondisi lingkungan dimana ikan tersebut hidup, ada tidaknya
ketersediaan makanan, suhu, salinitas dan kecepatan pertumbuhan ikan itu sendiri
sehingga mempengaruhi kematangan gonadnya.
Menurut (Syafei et al, 1992 dalam Sitiady, 2008) ada dua faktor yang
mempengaruhi proses kematangan gonad induk yaitu faktor dalam (jenis ikan,
hormon) dan faktor luar (suhu, makanan, intensitas cahaya, salinitas). Effendie (2002)
menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor utama yang mampu mempengaruhi
kematangan gonad ikan, antara lain suhu dan makanan, tetapi secara relatif
perubahannya tidak besar dan di daerah tropik gonad dapat masak lebih cepat.
Kualitas pakan yang diberikan harus mempunyai komposisi khusus yang merupakan
faktor penting dalam mendukung keberhasilan proses pematangan gonad dan
pemijahan.Aryani (2002) menyatakan bahwa pemberian pakan dengan kandungan
nutrisi (protein, lemak, karbohidrat, meniral, vitamin + E) yang baik akan
mempengaruhi pematangan gonad, fekunditas dan kualitas telur secara maksimal.
Faktor pakan yang diberikan juga bisa mempengaruhi kematangan gonad dikarenakan
kandungan protein yang ada dipakan yang berbeda - beda, mungkin ini salah satu
penyebab kenapa bisa kematangan gonad ikan berbeda pula.
Faktor lingkungan seperti cahaya matahari, suhu permukaan air dan salinitas
secara umum mempunyai peran penting dalam reproduksi. Faktor-faktor lingkungan
tersebut dapat merangsang sistem organ endokrin. Faktor-faktor tersebut juga
mempengaruhi aktivitas reproduksi seperti sekresi hormon gonadotropin oleh sel-sel
pituitary yang mendukung perkembangan telur dan sperma dan menstimulasi
produksi steroid androgen jantan dan steroid estrogen betina yang akan
mengendalikan aktivitas dan tingkah laku reproduksi (Weatherley and Gill dalam Ali
et al., 2005).
Berdasarkan hasil pengamatan, berat tubuh ikan tidak mempengaruhi indeks
kematangan gonad yang. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Putri Ratna
Mariskha dan Nurlita Abdulgani (2012), adanya kecenderungan semakin tinggi IKG
maka kisaran panjang dan berat tubuh semakin tinggi. Perbedaan ini dapat
disebabkan oleh kondisi lingkungan dimana ikan tersebut hidup, ada tidaknya
ketersediaan makanan, suhu, salinitas dan kecepatan pertumbuhan ikan itu sendiri.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa IKG
tertinggi diperoleh pada ikan nilem berbobot 52 gr yakni sebesar 34,62% (ikan siap
memijah) dan IKG terendah diperoleh pada ikan nilem yang memiliki berat tubuh 53
gr sebesar 1,89% (ikan belum siap memijah). Indeks Kematagan Gonad (IKG) pada
ikan jantan lebih besar dibanding dengan ikan betina. Dengan perbandingan rata–rata
IKG Ikan Nilem Betina dengan Ikan Nilem Jantan adalah 1 : 1,2.
5.2 Saran
Dalam pengamatan tingkat kematangan gonad ikan sebaiknya diamati dengan
sangat teliti dan dilakukan perihitugan dengan menggunakan aplikasi pengolah data
agar data hasil yang diperoleh akurat.Manfaat dari praktikum ini mahasiswa dapat
menerapkan ilmu yang didapat untuk dikembangkan lagi dalam perkuliahan serta
dapat bermanfaat bagi dunia perikanan dan kelautan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Bani et al. 2012. Age, sex ratio, spawning season, gonadosomatic index, and fecundity of Cobitis faridpaki (Actinopterygii, Cobitidae) from the Siahrud River in the southeastern Caspian Sea basin. Caspian Journal of Environmental Sciences.Vol. 10 (1): 3-5.
Ali, Syamsu Alam, dan Nessa, M. Natsir et al. 2005. Hubungan AntaraKematangan Gonad Ikan Terbang (Hirundichthys oxycephalus Bleeker, 1852) dengan Beberapa Parameter Lingkungan Di Laut Flores, Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Torani. No.6: 8-9.
Aryani, N. 2002. Penggunaan Vitamin E pada Pakan untuk Pematangan Gonad Ikan Baung (Mystus nemurus). Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Vol.6 (1) : 28 – 36.
B.A. Shinkafi dan J.K. Ipinjolu. 2012. Gonadosomatic Index, Fecundity and EggSize of Auchenoglanis occidentalis (Cuvier and Valenciennes) in River Rima, North-Western Nigeria. Nigerian Journal of Basic and AppliedScience. Vol.20 (3): 217-224.
Effendie.M.I. 1978. Pola Reproduksi Ikan Belanak (Mungil dussumeri) di Muara Sungai Cimanuk. Indramayu. Laporan LIPI.fish squids. Fishery bulletin, 90(1): 101-128.
Hardjamulia, A. 1979. Budidaya Ikan Introduksi. Departemen Pertanian. Balai Latihan Pendidikan dan Penyuluhan. SUPM Bogor. 49 hal.
Hunter, J.R. and Macewicz, B.J. 2001. Fecundity, spawning and mturity of female dover sole, Micromotumu pacificus with and evaluation of assumption and precisions. Fishery Bulletin, 90: 110-125.
Kreiner, A, dan C.D, Van Der Lingen et al. 2001. A ComparisonOfCondition Factor and Gonad Somatic Index Of Sardine Sardinops Sagax Stocks In The Northernand Southern Benguela Upwelling Ecosystems. South African Journal of Marine Science. Vol. 23: 10-11.
Largler et al.1977. Ichthyology. John wiley and Sons. New York.
Mulyasari. 2010. Karakteristik Fenotipe Morfomeristik dan Keragaman Genotipe
RAPD (Randomly Amplified Polymorphism DNA) Ikan Nilem Osteochilus hasselti Di Jawa Barat. Tesis. Program Studi Ilmu Akuakultur, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sitisna,Y dan Sulistyo, Isdy et al. 2010. Poliploidasi Ikan Nilem(Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Kejut Dingin40C. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNs. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, November 2010, Purwokerto.
Syandri, H. 2004. Penggunaan Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) dan Ikan Tawes (Puntius javanicus C.V.) sebagai Agen Hayati Pembersih Perairan Danau Maninjau, Sumatera Barat. Jurnal Natur Indonesia. Vol.6(2): 87-90.
Tjakrawidjaja, A.H. 2010. Jenis-jenis Ikan Terapi. http://www.ikanterapi.com, diakses tanggal 30 Oktober 2014.
Valenciennes. 1842. Encyclopedia of Life. Osteochilus hasseltii,http://eol.org/pages/224431/overview, diakses pada 4 November 2014.
VI. LAMPIRAN
6.1 Gambar gonad Ikan Nilem(Osteochilus hasselti)
Gambar a) Ikan Nilem Jantan yang telah dibedah
Gambar b) Ikan Nilem Betina yang telah telah dibedah
Gambar c) Gonad Ikan Nilem(Ostheochillus haselti)
6.2 Perhitungan Indeks Kematangan Gonad
Rumus Indeks Kematangan Gonad:
IKG=Berat GonadBerat Tubuh
×100 %
IKG1=12,5094
×100 %=13,30 %
IKG 2= 657
×100 %=10,53 %
IKG3=1060
×100 %=16,67 %
IKG 4=1255
×100 %=21,82 %
IKG5=1881
×100 %=22,22 %
IKG 6= 961
×100 %=14,75 %
IKG7=1052
×100 %=19,23%
IKG 8=1852
×100 %=34,62 %
IKG 9= 153
× 100 %=1,89 %
IKG10= 465,5
×100 %=6,11 %
IKG11= 1,555,5
×100 %=2,70 %
IKG12=2,561
×100 %=4,10 %
IKG13= 668,5
×100 %=8,76 %
IKG14= 657
× 100 %=10,53 %
IKG15=4,570
× 100 %=6,43 %
IKG16=6,559
× 100 %=11,02 %
IKG17= 31,5178,5
×100 %=17,65 %
IKG18=5,557
×100 %=9,65 %
IKG19=33,5167
×100 %=20,06 %
IKG 20=4,558
× 100%=7,76%
IKG 21=5,562
×100 %=8,87 %
IKG 22=4,557
× 100%=7,89%
IKG 23= 793
× 100 %=7,53 %
IKG 24=10,590
× 100 %=11,67%
IKG 25=8,571
× 100 %=11,97 %
IKG 26=3,562
× 100 %=5,65 %
IKG 27= 666
× 100 %=9,10 %
IKG 28= 775
×100 %=9,33 %
IKG 29= 666
× 100 %=9,10 %
IKG30=4,561
× 100%=7,38%
IKG31=17,5116
×100 %=15,09 %
IKG32=8,593
×100 %=9,14 %
IKG33= 666
× 100 %=9,10 %
IKG34=14,5115
× 100 %=12,61%
IKG35= 467
× 100 %=5,97 %