Download - Muslianto g2f1011023 (Ppw Murni)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring majunya jaman dan perkembangan teknologi, semakin aktual/terkini
juga informasi – informasi yang ingin kita peroleh. Untuk mengaktualkan informasi
yang kita peroleh banyak cara yang dapat kita lakukan, salah satunya dengan ilmu
pengindaraan jauh yang merupakan ilmu yang dinamik, demikian juga cara
pengolahan datanya juga akan terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi
sensornya. Dan tehnik penginderaan jauh berkembang pesat sejak diluncurkannya
satelit penginderaan jauh ERTS(Earth Resources Technology Satellite) pada tahun
1972. Perkembangan sistem penginderaan jauh khususnya dalam penggunaan
sensor dan cara perekaman datanya, telah diikuti dengan pengembangan dalam
cara pengolahan dan analisis datanya. Pengembangan penginderaan jauh yang
terjadi tahun 1960-an terbatas pada penelitian serta analisis foto udara multispectral
scanner dan digitalisasi dari foto udara yang diambil dengan sensor kamera.
Semenjak ERTS-1/Landsat-1 (land satellite) diluncurkan tahun 1972, data citra digital
rekaman satelit menjadi semakin penting, khususnya untuk analisis permukaan
bumi.
Pengembangan suatu wilayah, tergantung pada ketersediaan data dan
informasi yang menunjang dalam pembangunan tersebut. Untuk mengantisipasi
perkambangan, pertumbuhan, serta pertumbuhan suatu wilayah diperlukan suatu
perencanaan yang baik dan matang yang bertumpu pada keberadaan informasi 2
lahan yang jelas, relevan, lengkap, mudah didapat, ekonomis dan aktual.
Pengelolaan penggunaan lahan dan bangunan suatu daerah yang bijaksana
menempati urutan pertama dalam masalah perencanaan pengembangan wilayah,
untuk itu diperlukan suatu peta tentang penggunaan lahan berdasar klasifikasi
penggunaan lahan yang dapat memberikan informasi pembagian wilayah di suatu
daerah, seperti tempat tinggal, kawasan perkantoran, industri, dll.
Yang dimaksud dengan system penginderaan jauh di sini adalah system
satelit yang merupakan sebuah platform (wahana) yang membawa sensor-sensor
untuk memotret bumi. Sistem satelit secara keseluruhan merupakan hasil
engineering (rekayasa) yang melibatkan berbagai disiplin ilmu mulai dari teknik
elektro, mesin, teknik fisika, matematika, teknik material, informatika, teknik
aeronautika termasuk geodesi dan sebagainya.
1
Dalam perkembangannya, system penginderaan jauh dibedakan atas dua
jenis yaitu sistem penginderaan jauh pasif dan aktif. Satelit-satelit penginderaan jauh
pasif seperti Landasat, SPOT, IKONOS dan sebagainya dirancang untuk berada
pada posisi yang selaras dengan matahari (sun-synchronous). Artinya, satelit-satelit
tersebut memiliki orbit (garis edar) dengan sudut inklinasi sekitar 95 hingga 100
derajat terhadap ekuator ke arah kutub utara bumi agar satelit tersebut berada pada
bagian bumi yang terang (siang) dan untuk memperoleh citra penginderaan jauh
yang maksimum. Sistem inderaja pasif adalah sistem yang mula-mula dikembangkan
orang. Sistem inderaja pasif bekerja dengan menggunakan prinsip-prinsip optis. Oleh
karena itu sistem ini amat tergantung pada energi matahari. Sistem-sistem satelit
mencakup system satelit yang paling sering digunakan khususnya di Indonesia
seperti Landsat, SPOT, GEOEYE-1, IKONOS, QuickBird, dan terra
Sensor yang dimuat dalam satelit-satelit tertentu seperti sensor ASTER dan
MODIS pada satelit TERRA. Istilah pankromatik, multispektral dan hiperspektral.
Pankromatik adalah citra yang terlihat berwarna hitam putih yang memuat semua
panjang gelombang cahaya tampak dari rentang spektral 0,4- 0,7 μm. Multispektral
adalah citra yang terdiri dari beberapa band mulai dari spektrum inframerah hingga
cahaya tampak. Sedangkan hiperspektral adalah citra yang terdiri dari sangat
banyak band spektral mulai dari inframerah hingga cahaya tampak dengan lebar
band yang sangat sempit sehingga dapat mencapai puluhan bahkan ratusan band.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum tentang satelit Landsat 7, SPOT 5, IKONOS,
Quickbird, Terra dan GeoEye1 ?
2. Bagaimana perbandingan antara keenam satelit tersebut ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran umum tentang satelit Landsat 7, SPOT 5,
IKONOS, Quickbird, Terra dan GeoEye1 ?
2. Untuk mengetahui perbandingan antara keenam satelit tersebut ?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut:
1. Bagi pembaca merupakan sebuah masukkan sebuah ilmu atau pun informasi
yang sangat penting guna mengetahui citra satelit yang digunakan dalam
penginderaan jauh.
2
3. Bagi peneliti lain dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan bermanfaat
bagi pihak yang berkepentingan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran umum tentang satelit Landsat 7, SPOT 5, IKONOS, Quickbird,
Terra dan GeoEye1.
Adapun gambaran umum tertang satelit pengindraan jauh yang sering digunakan
untuk pengambilan citra satelit yakni :
1. Landsat 7
Gambar 1 : Satelit Landsat 7
Kenampakan bumi disediakan dalam misi satelit berawak dan pada awalnya
satelit meteorology mendorong perkembangan program Satelit teknologi sumber-
daya bumi atau ERTS, Earth Resources Technology Satellites. Program ini
dikembangkan oleh NASA di Amerika, dan secara resmi diubah menjadi program
Landsat pada tahun 1975 untuk membedakannya dari program satelit kelautan
Seasat. Landsat merupakan satelit tak berawak pertama yang dirancang secara
spesifik untuk memperoleh data sumber daya bumi dalam basis yang sistematik dan
berulang. Landsat 7 dikontrol oleh USGS, yang telah mengambil alih dari EOSAT.
“Landsat 7 diluncurkan pada tanggal 15 Desember 1998. Landsat 7 dilengkapi
dengan sensor Enhanced Thematic Mapper Plus. Satelit Landsat 7 diluncurkan
dengan ketinggian orbit 705 km. Orbit yang rendah ini dipilih untuk membuat satelit
3
secara potensial dapat dicari oleh pesawat ruang angkasa dan untuk meningkatkan
resolusi tanah pada sensor. Setiap orbit membutuhkan kira-kira 99 menit dengan
lebih dari 14,5 orbit dilengkapi setiap hari. Orbit ini menghasilkan putaran berulang
selama 16 hari, yang berarti suatu lokasi di permukaan bumi bisa direkam setiap 16
hari. Landsat 7 tidak memiliki kenampakan off-nadir sehingga tidak bisa
menghasilkan cakupan yang meliputi seluruh dunia secara harian. Citra Landsat 7
ETM+ tampak sama seperti data Landsat TM, yang keduanya memiliki resolusi 25
meter. Satu layar penuh mencakup luasan 185 km2, sehingga sensor dapat
mencakup daerah yang besar di permukaan bumi.
Tabel 1 : karakteristik citra Landsat
Sistem Landsat-7
Orbit 705 km, 98.2 , sun-synchronous, 10:00 AM
crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle)
Sensor ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)
Swath Width 185 km (FOV=15 )
Off-track viewing Tidak tersedia
Revisit Time 16 hari
16 hari
Band-band Spektral
(µm)
0.45 -0.52 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3),
0.76-0.90 (4), 1.55-1.75 (5), 10.4-12.50 (6),
2.08-2.34 (7), 0.50-0.90 (PAN)
Ukuran Piksel Lapang
(Resolusi spasial)
15 m (PAN), 30 m (band 1-5, 7), 60 m
band 6
Arsip data earthexplorer.usgv.gov
Citra Landsat TM dan Landsat ETM+ memiliki persamaan, dimana keduanya
memiliki ukuran piksel sebesar 25 meter. Bagaimanapun juga citra Landsat ETM+
memiliki band pankromatik yang mampu menghasilkan citra pankromatik dengan
resolusi 12,5 meter. Hal ini memungkinkan untuk menghasilkan citra multispektral
pankromatik yang dipertajam (citra gabungan pankromatik dan multispektral dengan
resolusi spectral 7 band dan resolusi spasial 12,5 meter) tanpa merektifikasi citra
yang satu ke citra lainnya. Hal ini disebabkan citra pankromatik dan multispektral
direkam dengan sensor yang sama sehingga bisa diregister secara otomatis. Citra
Landsat 7 juga memiliki band thermal yang dipertajam. Sensor ETM+ menggunakan
panjang gelombang dari spectrum tampak mata sampai spectrum infra merah.
Secara radiometric, sensor ETM+ memiliki 256 angka digital (8 bit) yang
4
memungkinkan pengamatan terhadap perubahan kecil pada besaran radiometric dan
peka terhadap perubahan hubungan antar band.
Band-band ETM+ berguna untuk mengkaji air, pemilihan jenis vegetasi,
pengukuran kelembaban tanah dan tanaman, pembedaan awan, salju, dan es, serta
mengidentifikasi jenis batuan. Sama dengan Landsat tTM, Landsat ETM+ bisa
digunakan untuk penerapan daerah perkotaan, akan tetapi dengan resolusi spektral
yang tinggi akan lebih sesuai jika digunakan untuk membuat karakteristik alami
suatu bentang alam.
Tabel 2 : Spesifikasi Teknis:
ETM+ dirancang untuk mengumpulkan, menyaring, dan mendeteksi radiasi
dari bumi dalam petak seluas 185 km yang melewatinya. Viewing swath dihasilkan
oleh rata-rata system oscillating mirror yang menyapu melewati jalur sebagaimana
bidang pandang sensor bergerak maju sepanjang jalur yang disebabkan pergerakan
satelit. Data dari ETM+ merupakan output dalam dua channel yang masing-masing
pada 75 Mbps. Setiap channel berisi data dari beberapa detector bersama-sama
dengan data koreksi satelit (Payload Correction Data/PCD), time stamp, dan status
instrument. Data tiap channel berisi :
5
Channel 1 = band 1-3 (visible), band 4 (VNIR), Band 5 (SWIR), Band 6 (LWIR),
waktu, PCD, data status.
Channel 2 = band 6 (LWIR), band 7 (SWIR) dan band 8 (pankromatik), waktu,
PCD, data status.
Gambar 2 : Diagram Channel Band
6
Tabel 3. Band-band pada Landsat-TM dan kegunaannya (Lillesand dan Kiefer,
1997)
Band
Panjang Spektral
Kegunaan
Gelombang (µm)
Spektral Kegunaan
1 0.45 Ò 0.52 Biru Tembus terhadap tubuh air, dapat
untuk pemetaan air,
pantaipemetaan tanah, pemetaan
tumbuhan, pemetaan kehutanan
dan mengidentifikasi budidaya
manusia
2 0.52 Ò 0.60 Hijau Untuk pengukuran nilai pantul hijau
pucuk tumbuhan dan penafsiran
aktifitasnya, juga 4untuk
pengamatan kenampakan budidaya
manusia.
4 0.76 Ò 0.90 Infra
merah
Dekat
Untuk membedakan jenis tumbuhan
aktifitas dan kandungan biomas
untuk membatasi tubuh air dan
pemisahan kelembaban tanah
5 1.55 - 1.75 Infra
merah
sedang
Menunjukkan kandungan
kelembaban tumbuhan dan
kelembaban tanah, juga
untukmembedakan salju dan awan
6 10.4 - 12.5 Infra
Merah
Termal
Untuk menganallisis tegakan
tumbuhan, pemisahan kelembaban
tanah dan pemetaan panas
7 2.08 - 2.35 Infra
merah
sedang
Berguna untuk pengenalan
terhadap mineral dan jenis batuan,
juga sensitif terhadap kelembaban
tumbuhan
Data dari tiap band bisa dipilih untuk menghasilkan output yang lebih tinggi
atau lebih rendah, com-mandable setting untuk mengatur tegangan referensi mul-
7
tiplexor. Band 6 muncul dikedua channel, dengan data di channel 1 berada dalam
high gain dan data di channel 2 berada dalam low gain.
Sensor ETM+ ditambah dengan dua sistem mo-del kalibrasi untuk gangguan
radiasi matahari (dual mode solar calibrator system) dengan penambahan lampu
kalibrasi untuk fasilitas koreksi geometric (Hardiyanti, 2001).
Tabel 4 : Range Spektral Landsat ETM+ adalah sebagai Berikut:
Ciri khas dari citra Landsat 7 dengan sensor ETM+ adalah jumlah band yang
terdiri dari delapan band. Band-band yang terdapat pada sensor ETM+ mempunyai
kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda dalam menangkap gelombang
elektromagnetik dan dipancarkan oleh obyek di permukaan bumi seperti pada tabel.
Masih banyak kegunaan lainnya dari penggunaan Landsat 7 seperti pada tabel. Tiap
band pada Landsat 7 ETM + memiliki ukuran tersendiri.
Gambar 3 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Landsat 7
8
2. CITRA SPOT 5
Gambar 4 : Satelit Spot 5
Satelit pengamatan bumi yaitu spot 5 diluncurkan dari pusat luar angkasa The
Guiana, Kourou, Guyana, Prancis pada tanggal 3 – 4 Mei 2002. Dibandingkan
pendahulunya SPOT 5 menawarkan kemampuan kualitas citra yang lebih tinggi
sehingga menjamin keefektifitasan solusi pertambahan harga citra. Yaitu dengan
peningkatan resolusi sebesar 5 meter untuk multispektral dan 2,5 meter untuk
pankromatik serta lebar luas cakupan citra mencakup 60 x 60 km atau 60 x 120 km,
satelit SPOT 5 memberikan keseimbangan ideal antara resolusi yang tinggi dan luas
area cakupan yang merupakan asset kunci untuk aplikasi seperti dalam pemetaan
skala menengah (pada 1 ; 25.000 dan 1 : 10.000), perencanaan wilayah kota dan
pedesaan, eksplorasi minyak dan gas serta manajemen atau mitigasi bencana. Fitur
kunci dari satelit SPOT 5 lainnya adalah tidak 26 ditetapkannya acuan kemampuan
akusisi dari instrument HRS ( High Resolution Stereo), yang mana mampu meng-
cover arealuas dalam sekali orbit. Perumpamaan pasangan stereo adalah vital untuk
aplikasi semisal model 3D suatu daerah dan lingkungan komputerisasi sekitarnya,
contohnya basis data simulasi penerbangan, koridor jalur pipa dan perencanaan
jaringan telepon genggam.
SPOT 5 juga dapat memberikan monitoring lingkungan vegetasi tersebut
secara kontinyu di seluruh dunia, seperti satelit pendahulunya yaitu SPOT 4. Satelit
SPOT 5 diharapkan mampu memasuki masa operasional dalam memberikan
pelayanan komersil sekitar 2 bulan setelah peluncurannya. Grup dari SPOT image
terdiri dari empat bagian, satu kantor di jerman dan sebuah jaringan global dari
stasiun penerima. Saluran komunisasi 60 untuk rekan –rekan bisnis dan para
9
distributor. Satelit Imaging Corporation (SIC) merupakan sebuah petugas distribusi
untuk SPOT Image Corporation.
Band spectral dari satelit SPOT 5 hampir sama dengan yang ada di SPOT 4,
yaitu : B1 (0,50 – 0,59 μm), B2 (0,61 – 0,68 μm), B3 (0,79 – 0,89 μm) dan SWIR
(1,58 – 1,75 μm). Akan tetapi band pankromatik SPOT 5 kembali ke nilai yang ada
pada SPOT 1 dan SPOT 3 (pan: 0,51 – 0,73 μm). Seperti yang diminta dari banyak
penguna band pankromatik ini menyakinkan kontinuitas dari band spectral yang
dibuat sejak SPOT 1. di lain pihak resolusi spasial akan bisa meningkat tanpa batas
dari kemungkinan teknik seperti lebar medan dari masing – masing instrumen yang
juga akan nampak identik. Resolusi tinggi dari pankromatik mode akan dimulai dari
10m ke 5 m dan 2,5 dan multispektral mode (B1, B2, B3) dari 20 M KE 10 m. 27
Tabel 5 : Karakteristik SPOT 5
1. Tanggal Peluncuran : 3 Mei 2002
2. Peluncuran Kanderaan : Ariane 4
3. Tempat Peluncuran : Guiana Space Centre, Kourou, French
Guyana
4. Orbit Altitude : 822 Km
5. Orbit Inklinasi : 98,7o Sun Syncrhonous
6. Kecepatan : 7,4 Km/detik – 26.640 Km/Jam
7. Waktu melewati Equator : 22.3
8. Waktu Orbit : 101,4 Menit
9. Waktu Kembali : 2 – 3Hari Bergantung LAtittude
10. Daerah Cakupan : 60 Km x 60 Km – 80 Km pada Nadir
11. Akurasi Meter : <50 m akurasi posisi horizontal
12. Digitasi : 8 Bit
13. Resolusi : Pan ; 2,5 m dari 2 x 5 m lembar
Pan : 5 m (nadir )
MS : 10 m (nadir)
SWI : 20 m (nadir)
14. Nilai Band : Pan : 480 – 710 nm
Hijau : 500 – 590 nm
Merah : 610 – 680 nm
Near IR : 780 – 890 nm
ShortWave IR : 1580 – 1750 nm
10
Citra SPOT 5 dalam akurasi planimetris sebesar 10 m ( RMS) dan akurasi
ketinggian 5m (RMS). Gambaran ini sesuai dengan syarat standar pemetaan
berskala 1 : 50.000. Kemudian dihitung kualitas radiometrik dari SPOT 5, yang
perbandingannya akan sama atau lebih baik dari SPOT 4. Interpretasi tematik
khususnya yang terjamin dari interpretasi visual dan kontrol yang baik selama proses
digitasi.
Gambar 5 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Spot 5
11
3. Satelit Ikonos 2
Gambar 6 : Satelit Ikonos 2
Satelit IKONOS adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh GeoEye
berasal dari bawah Lockheed Martin Corporation sebagai Commercial Remote
Sensing System (CRSS) satelit. Pada April 1994 Lockheed diberi salah satu lisensi
dari US Department of Commerce untuk satelit komersial citra resolusi tinggi. Pada
tanggal 25 Oktober 1995 perusahaan mitra Space Imaging menerima lisensi dari
Komisi Komunikasi Federal (FCC) untuk mengirimkan telemetri dari satelit di Bumi
delapan-gigahertz band Exploration Satellite Service. Sebelum memulai, Space
Imaging mengubah nama untuk satelit IKONOS. IKONOS berasal dari bahasa
Yunani yang berarti "gambar".
Pada awalnya dua satelit direncanakan untuk operasi. Peluncuran IKONOS-1
pada tahun 1999 gagal ketika payload hadiah dari Athena roket, gagal untuk
memisahkan dan mencegah satelit mencapai orbit. Lalu, IKONOS-2 yang semula
direncanakan untuk diluncurkan pada 2000, berhasil diluncurkan pada 24 September
1999 dari Space Launch Complex 6 (SLC-6) di Vandenberg Air Force Base di
California. Sensor pencitraan panchromatic dan multispectral. Satelit ini memiliki
kutub, lingkaran, matahari-sinkron 681-km orbit dan keduanya sensor memiliki petak
lebar 11 km. Beratnya adalah 1600 pound (720 kg).
Pada November 2000 Lockheed Martin menerima "Best of What's New"
Grand Award dalam kategori Penerbangan & Ruang Angkasa dari majalah Popular
Science. Space Imaging diakuisisi oleh ORBIMAGE pada bulan September 2005.
Perusahaan ini kemudian diganti namanya menjadi GeoEye.
12
Kemampuannya yang terliput adalah mencitrakan dengan resolusi
multispektral 3,2 meter dan inframerah dekat (0,82mm) pankromatik. Aplikasinya
untuk pemetaan sumberdaya alam daerah pedalaman dan perkotaan, analisis
bencana alam, kehutanan, pertanian, pertambangan, teknik konstruksi, pemetaan
perpajakan, dan deteksi perubahan. IKONOS yang mampu menyediakan data yang
relevan untuk studi lingkungan serta pandangan udara dan foto satelit untuk banyak
tempat di seluruh dunia mulai dijual pada tanggal 1 Januari 2000.
IKONOS adalah 3-sumbu spacecraft distabilkan oleh Lockheed Martin. Desain
kemudian dikenal sebagai sistem bus satelit LM900. Sikap satelit diukur oleh dua
bintang pelacak dan matahari sensor dan dikendalikan oleh reaksi empat roda;
pengetahuan lokasi disediakan oleh penerima GPS. Desain kehidupan adalah 7
tahun; S / C ukuran tubuh = 1,83 mx 1,57 m (heksagonal konfigurasi); S / C massa =
817 kg; daya = 1,5 kW yang disediakan oleh 3 panel surya.
Pesawat ruang angkasa yang LM900 adalah stabil tiga-sumbu bus yang
dirancang untuk membawa muatan ilmiah di LEOs. Memberikan presisi menunjuk
pada ultra stabil sangat tangkas platform. Payloads untuk berbagai ilmiah dan
aplikasi penginderaan jarak jauh dapat ditampung termasuk sensor laser, pencitra,
sensor radar, elektro-optik dan astronomi sensor, serta sensor planet. Bus saham
yang LM900 warisan hardware dengan Iridium, yang merupakan dasar untuk LM700
bus.
Resolusi nya merupakan radiometrik, berarti data IKONOS dikumpulkan
sebagai 11 bit per pixel (2048 warna abu-abu), sehingga ada lebih banyak definisi
dalam nilai-nilai skala abu-abu dan sebagai pemirsa Anda dapat melihat lebih detail
dalam foto. Dalam rangka memperoleh manfaat dari informasi tambahan ini, Anda
akan memerlukan perangkat lunak pengolah gambar spesialis.
Berikut ini beberapa spesifikasi satelit IKONOS :
INFORMASI PELUNCURAN
Tanggal Peluncuran : 24 September 1999
Peluncuran Kendaraan : LM900
Peluncuran Situs/Lokasi : Vandenberg Air Force Base, California, USA
PETAK AREA UKURAN LEBAR DAN LUAS
Petak : 11 km x 11 km (single scene)
ORBIT
Orbit : 98.1 derajat, sun synchronous
Kecepatan pada Orbit : 7.5 km/detik
13
Kecepatan diatas bumi : 6.8 km/detik
Kecepatan mengelilingi Bumi : 14.7 kali tiap 24 jam
Ketinggian : 681 kilometer
Masa Operasi : 7 tahun lebih
RESOLUSI
Resolusi pada Nadir : 0,82 meter (panchromatic)
3,2 meter (multispectral )
Resolusi 26° Off-Nadir : 1,0 meter (panchromatic)
4,0 meter (multispectral)
Cakupan Citra : 11,3 kilometer pada nadir
13,8 kilometer pada 26° off-nadir
Waktu Melintas Ekuator : Nominal 10:30 AM waktu matahari
Waktu Lintas Ulang : Sekitar 3 hari pada 40 ° garis lintang
Saluran Citra : Panchromatic, blue, green, red, near IR
Dynamic Range : 11-bit per pixel
KOMUNIKASI
Pelacak dan Kontrol : 8345.968-8346.032 MHz band (downlink)
2025-2110 MHz (uplink).
Pembawa Data Downlink : 8025-8345 MHz
Ikonos adalah satelit milik Space Imaging (USA) yang diluncurkan bulan
September 1999 dan menyediakan data untuk tujuan komersial pada awal 2000.
Ikonos adalah satelit dengan resolusi spasial tinggi yang merekam data multispektral
4 kanal pada resolusi 4 m (citra berwarna) dan sebuah kanal pankromatik dengan
resolusi 1 m (hitam-putih). Ini berarti Ikonos merupakan satelit komersial pertama
yang dapat membuat image beresolusi tinggi.
Dengan kedetilan/resolusi yg cukup tinggi ini membuat satelit ini akan
menyaingi pembuatan foto udara. Lah iaya ngapain lagi pakai foto udara wong yang
ini sudah cukup detil, bahkan kalau memetakan kota bekasi bisa dengan
14
Tabel 6 : Besaran Band width dan Resolusi Spasilal
Skala 1: 5000 bahkan 1: 2000 untuk desain tata ruang
Gambar 7 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Ikonos 2
15
Band WidthResolusi
Spasial
Panchromatic 0.45 – 0.90µm 1 meter
Band 1 0.45 – 0.53µm (blue) 4 meter
Band 20.52 – 0.61µm
(green)4 meter
Band 3 0.64 – 0.72µm (red) 4 meter
Band 40.77 – 0.88µm (near
infra-red)4 meter
4. Quickbird
Gambar 8 : Satelit Quickbird
Quickbird merupakan satelit penginderaan jauh yang diluncurkan pada
tanggal 18 Oktober 2001 di California, U.S.A. Dan mulai memproduksi data pada
bulan Mei 2002. Quickbird diluncurkan dengan 98º orbit sun-synchronous dan misi
pertama kali satelit ini adalah menampilkan citra digital resolusi tinggi untuk
kebutuhan komersil yang berisi informasi geografi seperti sumber daya alam. Satelit
Quickbird mampu untuk men-download citra dari stasiun three mid-latitude yaitu
Jepang, Itali dan U.S (Colorado). Quickbird juga memperoleh data tutupan lahan
atau kebutuhan lain untuk keperluan GIS berdasarkan kemampuan Quickbird untuk
menyimpan data dalam ukuran besar dengan resolusi tertinggi dan medium-
inclination, non – polar orbit. Setelah meng-orbit selama 90 hari, Quickbird akan
memperoleh citra dengan nilai resolusi, Panchromatic sebesar 61 cm dan
Multispectral sebesar 2.44 meter. Pada resolusi 61 cm bangunan, jembatan, jalan-
jalan serta berbagai infrastruktur laindapat terlihat secara detail. Quickbird dapat
digunakan untuk berbagai aplikasi terutama dalam hal perolehan data yang memuat
infrastruktur, sumber daya alam bahkan untuk keperluan pengelolaan tanah
(manajemen, pajak). Sedangkan untuk keperluan industri, citra Quickbird dapat
memperoleh cakupan daerah yang cukup luas sebesar 16.5 km atau 10.3 mil.
16
Gambar 9 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Quickbird
5. TERRA
Gambar 10 : Satelit Terra
TERRA (disebut juga EOS AM-1) merupakan satelit pemantau bumi yang
diluncurkan pada 18 Desember 1999. Misi satelit TERRA didesain akan berlangsung
selama enam tahun. TERRA sesungguhnya merupakan (wahana) dari beberapa
sensor pemantau bumi yang disiapkan oleh beberapa Negara sebagai bentuk
kerjasama diantara mereka. NASA sebagai pemilik TERRA menyediakan bus satelit
dan sistem-sistem sensor CERES, MODIS dan MISR. Sedangkan Jepang
17
menyediakan sensor ASTER. Kanada menitipkan sensor MOPITT pada platform
TERRA. TERRA diluncurkan dengan orbit polar, sun-synchronous pada ketinggian
700 hingga 737 km (705 km di ekuator), sudut inklinasi 98,2º, recurrence cycle 16
hari di ekuator, periode orbit 98,88 menit.
A. Sensor ASTER
ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection
Radiometer) merupakan salah satu instrument yang dipasang pada satelit TERRA.
TERRA merupakan satelit Earth Observing System (EOS) milik NASA. ASTER
merupakan hasil kerjasama antara NASA dengan Kementerian Ekonomi,
Perdagangan dan Industri Jepang dan Japan's Earth Remote Sensing Data Analysis
Center (ERSDAC). ASTER dimanfaatkan untuk mengumpulkan data permukaan
bumi, sumberdaya lahan, temperatur dan ketinggian permukaan bumi. ASTER dapat
mengambil potret permukaan bumi dalam resolusi spasial dan spektral tinggi.
Resolusi spasialnya 15 meter. Resolusi spektralnya mencapai 14 band mulai dari
spektrum cahaya tampak hingga infrared termal (panas). Kemampuan lainnya
adalah menyediakan citra stereo yang menghasilkan model ketinggian digital (digital
elevation model).
B. Sensor MODIS
Instrumen MODIS (Moderate Imaging Spectroradiometer) sudah dirancang
dan dikembangkan sejak tahun 1995. MODIS sesungguhnya merupakan sensor dari
satelit Terra (pemantau daratan) dan Aqua (pemantau lautan). Pada tahun 1995,
Protoflight Model (PFM) di dalam Terra Satellite dan Flight Model 1 (FM1) di Gambar
21. Citra ASTER dengan band hiperspektral yang sangat baik untuk digunakan untuk
berbagai aplikasi, salah satunya pertambangan dan eksplorasi mineral dalam Aqua
Satellite telah diselesaikan dan siap diluncurkan. Terra diluncurkan pada 18
Desember 1999, dan Aqua diluncurkan pada 4 Mei 2002. Instrumen-instrumen
MODIS yang dibangun untuk spesifikasi NASA oleh Santa Barbara Remote Sensing
menunjukkan rancang-bangun perangkat keras spaceflight tersebut tergolong yang
terbaik untuk penginderaan jauh.
MODIS adalah suatu instrumen kunci di dalam satelit-satelit Terra (EOS AM)
dan Aqua (EOS PM). Garis edar Terra MODIS mengelilingi Bumi diatur waktunya
sehingga akan lewat dari utara ke selatan menyeberangi garis katulistiwa di waktu
pagi, sementara Aqua MODIS akan lewat dari selatan ke utara di atas garis
katulistiwa sore harinya. Terra MODIS dan Aqua MODIS mengamati seluruh
permukaan bumi setiap 1 sampai 2 hari, memperoleh data dalam 36 band spektral,
18
atau kelompok panjang gelombang. Data ini akan menambah pemahaman kita
mengenai dinamika dan proses-proses global yang terjadi di daratan, di dalam
samudra-samudra, dan di dalam lapisan atmosfer yang lebih rendah (dekat dengan
permukaan bumi). MODIS sangat ideal untuk monitoring perubahan berskala besar
dalam biosfer yang akan menghasilkan pemahaman yang mendalam terhadap kerja
daur karbon secara global. Saat tidak ada sensor satelit yang dapat secara langsung
mengukur konsentrasi-konsentrasi gas karbondioksida dalam atmosfer, MODIS
dapat mengukur aktivitas fotosintetis lahan dan tumbuhtumbuhan laut (fitoplankton)
yang menghasilkan karbondioksida dan memberikan pemahaman kepada kita
seberapa besar efeknya terhadap pemanasan global. Dengan menggabungkan hasil
analisis data pemantauan MODIS dan hasil pengamatan sensor pengukur
temperature permukaan, membantu para ilmuwan melacak sumber dan konsentrasi
gas karbondioksida sebagai jawaban atas perubahan iklim yang terjadi.
Tabel 7 : Parameter Satelit MODIS
Orbit 705 km di atas permukaan
bumi, 10:30 pagi titik turun
(Terra) atau 1:30 siang titik
naik (Aqua), sunsynchronous
(selaras
matahari)
Lebar
sapuan
2330 km x 10 km
Ukuran
satelit
1,0 x 1,6 x 1,0 m
Berat 228,7 kg
Resolusi
spasial
250 m (band 1-2)
500 m (band 3-7)
1000 m (band 8-36)
Masa
Operasional
6 years
Salah satu kelebihan dari MODIS ini adalah banyaknya band spektral yang
dimilikinya sehingga termasuk dalam satelit dengan sensor hyperspektral. 36
spektrum gelombang elektromagnetik yang dihasilkan MODIS, memberi kesempatan
pada para ilmuwan untuk mempelajari karakteristik bumi dan laut hanya dengan 19
menggunakan satu instrumen saja. Citra daratan yang dihasilkan oleh Terra MODIS
didapat dari hasil reflektansi tiga gelombang yaitu 645 nm (red), 555 nm (green), 469
nm (blue). Kombinasi dari tiga band ini menghasilkan warna yang hampir sama
dengan warna yang ditangkap mata kita (MODIS True Color). Kemampuan
mengkombinasikan pantulan cahaya matahari dan temperatur permukaan bumi
menggunakan spektrum radiasi termal (panas) pada panjang gelombang 3,9 dan 4,0
μm menghasilkan kemampuan MODIS untuk merekam perbedaan temperatur
permukaan air. Hal ini bermanfaat dalam studi-studi zona sebaran fiktoplankton
untuk mendeteksi pola sebaran ikan dan zona tangkapan nelayan. 12.3 Sensor
C. MOPITT
MOPITT adalah satu instrumen yang dirancang untuk memberikan informasi
mengenai kondisi lapisan atmosfer yang berada dekat dengan permukaan bumi.
Sensor yang dipasang pada satelit TERRA mengirimkan informasi mengenai
kondisidaratan dan biosfir samudera. Fokus utama sensor ini adalah pada data
sumber dan distribusi gas karbon monoksida serta metana dalam lapisan troposfir.
Metana adalah satu gas rumah kaca dengan hampir 30 kali lipat dari pada karbon
dioksida dalam mempengaruhi pemanasan global. Gas metana berasal dari proses
pembusukan di rawa, kotoran ternak, dan biomass yang terbakar dan sebagainya.
Karbon monoksida berasal dari buangan asap pabrik, mobil, dan kebakaran hutan
dan sangat merugikan dimana gas tersebut merintangi kemampuan alami atmosfir
untuk mengurai polutan (penghasil polusi) berbahaya.
MOPITT adalah sensor satelit pertama yang memasang spektroskopi gas.
Sensor merekam pantulan gelombang EM dari permukaan bumi dalam tiga band
spektral. Resolusi MOPITT adalah 22 km pada titik terendah (nadir) dan lebar
sapuan 640 km. Sensor akan mengukur konsentrasi karbon monoksida pada lapisan
atmosfer 5-km di atas permukaan bumi secara vertikal untuk membantu para
ilmuwan menjejaki gas
20
Gambar 11 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Sensor Aster-terra
Gambar 12 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Sensor Modis-terra
21
6. GEOEYE-1
Gambar 13 : Satelit GeoEye-1
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori
oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan
pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini
mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan
merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit
bumi saat ini.
GeoEye-1 dikeluarkan oleh GeoEye Inc yang sebelumnya juga mengeluarkan
satelit bernama IKONOS yang merupakan satelit sub-meter komersial pertama di
dunia. GeoEye-1 dilengkapi dengan teknologi-teknologi tercanggih yang pernah
digunakan dalam sistem satelit komersial yang dibuat oleh perusahaan General
Dynamics. Dalam pembuatannya, satelit ini memakan biaya sebesar $502 juta yang
ditanggung oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) sebagai
sponsor-sponsor utamanya. Pada satelit ini, terdapat logo Google yang terletak pada
bagian samping roket Delta II yang meluncurkannya.
Sensor kamera pada satelit ini dibuat oleh ITT Corporation yang kemudian
dikirimkan pada General Dynamics untuk diintegrasikan ke dalam GeoEye-1 pada
Januari 2007. Gambar pertama yang dihasilkan oleh GeoEye-1 setelah proses
kalibrasi selesai adalah foto udara dari kampus Universitas Kutztown yang terletak di
pertengahan antara Reading dan Allentown, Pennsylvania dengan ketinggian orbit
423 mil atau 681 km di atas East Coast, Amerika.
22
Spesifikasi dan Operasi dimana Satelit ini mampu menghasilkan gambar
dengan resolusi 0,41 meter untuk sensor panchromatic (hitam-putih) dan 1,65 meter
untuk sensor multispectral (berwarna). Kemampuan ini sangat ideal untuk proyek
pemetaan skala besar. GeoEye-1 mengorbit pada ketinggian 681 km di atas
permukaan bumi dan melaju dengan kecepatan 7,5 km per detik.
Selain resolusi spasial tersebut, GeoEye-1 juga memiliki tingkat akurasi tiga
meter, yang berarti bahwa pengguna satelit ini dapat memetakan alam dan fitur
buatan dalam jarak tiga meter dari lokasi sebenarnya di permukaan bumi tanpa
adanya titik kontrol utama. Tingkat akurasi ini tidak pernah dicapai sebelumnya
dalam sistem pencitraan komersial lainnya.
Ketepatan GeoEye-1 dapat kembali ke titik manapun di bumi sekali dalam
jangka waktu tiga hari atau lebih cepat. Walaupun GeoEye-1 memiliki berat
mencapai lebih dari 2 ton dan memiliki dua tingkat, namun satelit ini dirancang untuk
dapat membidik beberapa target kamera ITT sekaligus selama satu kali pengorbitan.
GeoEye-1 telah diprogram untuk dapat berputar serta bergeser ke depan, belakang,
atau samping dalam membidik targetnya sehingga hasil pencitraan yang dilakukan
akan memiliki ketelian yang sangat tinggi. Kemampuan ini membuat GeoEye-1
mampu mengumpulkan banyak gambar selama satu kali pengorbitan.
GeoEye-1 mengorbit 15 kali per hari dan membutuhkan waktu 98 menit untuk
satu kali orbit. Satelit yang berada pada ketinggian 681 km atau 423 mil dari
permukaan bumi ini mengorbit dengan kecepatan sebesar 7,5 km/ detik atau 16.800
mil/ jam. Satelit ini dapat kembali ke titik pengorbitan sebelumnya dalam waktu 3 hari
atau lebih cepat untuk mencari sudut pandang pencitraan yang diperlukan, Satelit ini
melengkapi sistem satelit IKONOS yang juga dikeluarkan oleh GeoEye Inc, namun
akan lebih cepat dalam proses pengumpulan gambarnya yaitu 40% lebih cepat untuk
panchromatic dan 25% lebih cepat untuk multispectral. Bersama-sama, satelit
GeoEye-1 dan IKONOS dapat mengumpulkan hampir 1 juta sq km hasil pencitraan
setiap harinya.
Dalam satu hari, GeoEye-1 dapat melakukan pencitraan terhadap wilayah
dengan ukuran sampai 700.000 km2 atau sebesar kota Texas dalam mode
panchromatic. Sedangkan dalam mode multispectral, GeoEye-1 melakukan
pencitraan terhadap 350.000 km2 wilayah setiap harinya, setara dengan warna
memotret di seluruh Negara Bagian New Mexico.
Teleskop optik, detektor, focal plane dan prosesor digital berkecepatan tinggi
pada GeoEye-1 mampu mengolah gambar sebesar 700 juta piksel setiap detiknya.
23
Kegesitan kamera GeoEye-1, membuatnya mampu untuk memperpanjang lebar
petak kamera sebesar 15,2 km atau menghasilkan beberapa gambar dari target
yang sama selama satu kali pengorbitan untuk membuat gambar stereo.
Terdapat tiga tingkat produk pencitraan yang ditentukan oleh tingkat akurasi
posisi :
Produk Geo adalah gambar peta berorientasi radiometrik yang cocok
digunakan untuk berbagai keperluan. Selain cocok untuk aplikasi visualisasi dan
pemantauan, produk Geo juga dilengkapi dengan model sensor kamera dalam
format rational polynomial coefficient (RPC). Model kamera ini memetakan koordinat
tanah menjadi koordinat gambar hasil pencitraan. Produk Geo dapat digunakan oleh
pengguna ahli dengan menggunakan perangkat lunak komersial.
Produk GeoProfesional adalah hasil pencitraan yang telah dikoreksi oleh staf
produksi GeoEye Inc dengan menggunakan proses kepemilikannya atas fasilitas
produksi untuk mengoptimalkan data yang dikumpulkan oleh satelit GeoEye. Proses
pengkoreksian yang dilakukan GeoEye memungkinkan pengguna untuk dengan
cepat mendapatkan hasil yang paling akurat dan tepat yang tersedia dari program
satelit. Produk ini cocok untuk ekstraksi fitur, perubahan deteksi, pemetaan dasar
dan aplikasi serupa lainnya.
Produk GeoStereo menyediakan dasar untuk fitur pengenalan tiga dimensi,
ekstraksi, dan eksploitasi. Oleh karena itu, produk ini menyediakan dua gambar
berbentuk stereo geometri untuk mendukung berbagai aplikasi pencitraan stereo
seperti pembuatan Model Elevasi Digital (DEM), pembuatan ekstraksi ketinggian,
dan menciptakan berbagai lapisan spasial. GeoStereo dalam proyeksi pemetaan
meliputi data kamera dengan format RPC yang mendukung penyesuaian, ekstraksi ,
stereo tiga dimensi, generasi DEM, dan operasi fotogrametri.
Satelit ini digunakan untuk menyediakan data-data peta satelit daratan di
seluruh dunia yang akan memperkuat layanan peta berbasis web melalui Google
Earth maupun Google Maps. Selain itu, GeoEye-1 juga memberikan data hasil
pencitraan beresolusi tinggi pada National Geospatial-Intelligence Agency (NGA)
untuk kepentingan pemerintah Amerika Serikat.
Pengguna GeoEye-1 memiliki pilihan untuk memesan hasil pencitraan dalam
bentuk gambar biasa, sudah dimodifikasi, atau dalam bentuk gambar stereo sebagai
produk-produk yang dihasilkan. Produk GeoEye-1 akan memberikan berbagai
aplikasi untuk :
24
Pertahanan Negara
Keamanan nasional
Transportasi air dan Kelautan
Minyak dan Gas
Energi
Pertambangan
Pemetaan dan Layanan berbasis lokasi
Negara dan Pemerintahan Daerah
Asuransi dan Manajemen risiko
Pertanian
Sumber Daya Alam dan pemantauan lingkungan
Resolusi gambar yang mampu dihasilkan oleh satelit GeoEye-1 bisa
mencapai jarak 41 cm, namun pemerintah Amerika Serikat membatasi
penggunaannya oleh publik yaitu hanya sampai resolusi 50 cm karena detail seperti
itu dapat mengancam privasi Negara. Google sebagai klien komersial hanya
diperbolehkan mengambil gambar melalui satelit ini dengan resolusi maksimal
sebesar 50 cm, sedangkan NGA memperoleh gambar dengan resolusi 43 cm.
Untuk pusat komando, GeoEye memperbaharui dan mengontrol fasilitas
stasiun utamanya dari markas besarnya di Dulles, Virginia. Pusat operasi ini
bertugas untuk mengirimkan perintah dan menerima data dari satelit. Tiga stasiun
lainnya lainnya dioperasikan oleh GeoEye Inc di Barrow, Alaska, Tromso, Norwegia
dan Troll, Antartika. Empat stasiun utama tersebut memberikan tempat
penampungan data yang dibutuhkan sesuai dengan banyaknya hasil pencitraan
yang ditangkap oleh satelit GeoEye-1. Fasilitas operasional yang berada di Thornton,
Colorado juga telah diperbarui sebagai stasiun utama cadangan bagi GeoEye-1.
Gambar hasil pantauan satelit GeoEye-1 saat ini sudah tersedia untuk
sebagian kecil wilayah Indonesia. GeoEye-1 sudah merekam kota Makassar dan
sekitarnya pada tanggal 30 April 2009 dan pembaharuannya sudah tersedia sejak
bulan Juli 2009. Pada awal bulan Agustus, GeoEye-1 juga sudah merekam gambar
pada wilayah Timor Leste.
GeoEye-2 merupakan Satelit pengamat Bumi komersial generasi baru yang
akan diluncurkan pada tahun 2011 atau 2012. Satelit ini akan memiliki resolusi
sampai 25 cm dan akan menjadikannya sebagai satelit komersial dengan pencitraan
gambar tertinggi menggantikan GeoEye-1. Penggunaan resolusi gambar satelit
GeoEye-2 juga akan dibatasi oleh pemerintah Amerika Serikat, dimana hanya
25
pemerintah dan agennya yang dapat menggunakan resolusi tertinggi dari satelit ini.
Sensor gambar akan dibuat oleh ITT Corporation dan satelit akan dimilki oleh
GeoEye Inc. Seperti pada GeoEye-1, GeoEye-2 juga akan dikontrak oleh Google.
Gambar 14 : contoh hasil pengindraan jauh satelit GeoEye-1
26
B. Perbandingan antara keenam satelit Landsat 7, SPOT 5, IKONOS, Quickbird, Terra dan GeoEye1.
Adapun Perbandingan antara keenam satelit (Landsat 7, SPOT 5, IKONOS, Quickbird, Terra dan GeoEye1) pengindraan jauh
yang sering digunakan untuk pengambilan citra satelit yakni :
Tebel 8 : PERBANDINGAN ANTARA KEENAM SATELIT
Nama GambarTahun
PeluncuranPriode Orbit Sensor Kegunaan Contoh
Ladsat 7
.
15 April 1999
705 km, 98.2 ,
sun-synchronous,
10:00 AM
crossing, rotasi 16 hari (repeat cycle)
ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)
pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi, pemetaan suhu permukaan laut dan lain-lain.
SPOT 5 (SystemePour l’Observation de laTerre 5)
Tengah malam antaratanggal 3 dan 4 Mei 2002
Orbit Altitude : 822 Km Orbit Inklinasi
: 98,7o
Sun Syncrhonous Kecepatan : 7,4 Km/detik – 26.640 Km/Jam Waktu melewati Equator : 22.3
HRG sensors (High Resolution Geometric) sensors dengan dua instrumen yang dapat diambil : citra panchromatic dan
pemetaan skala menengah (pada 1 ; 25.000 dan 1 : 10.000), perencanaan wilayah kota dan pedesaan, eksplorasi minyak dan gas serta manajemen atau mitigasi bencana
27
Waktu Orbit : 101,4 Menit Waktu Kembali : 2 – 3Hari Bergantung LAtittude Daerah Cakupan : 60 Km x 60 Km – 80 Km pada Nadir Akurasi Meter Akurasi Meter
multispectral
Ikonos 2 . 24 September 1999
Orbit : 98.1 derajat, sun synchronous Kecepatan pada Orbit : 7.5 km/detik Kecepatan diatas bumi :6.8 km/detik
Kecepatan mengelilingi Bumi : 14.7 kali tiap 24 jam Ketinggian : 681 kilometer Masa Operasi : 7 tahun lebih
Sensor OSA pada satelit didasarkan pada prinsippushbroom dan dapat secara simultan mengambil citra panchromatic dan multispectral
Perencanaan, explorasi, inventarisasi dan
monitoring aset
.
Quickbird 2 18 Oktober 2001
Orbit 97.2°, sun synchronous Kecepatan pada Orbit 7.1 Km/detik (25,560 Km/jam) Kecepatan diatas bumi 6.8 km/detik Akurasi 23 meter horizontal (CE90%) Ketinggian 450
sensor BGIS 2000 Sensor dengan derajad kedetilan resolusi 0.61 meter.
pemetaan, penilai properti, perpajakan, analisis perubahan penggunaan lahan, pertanian, dan kehutanan. Dalam bidang perindustrian, citra satelit ini dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi dan
28
kilometer Resolusi Pankromatik : 61 cm (nadir) to 72 cm (25° off-nadir) Multi Spektral: 2.44 m (nadir) to 2.88 m (25° off-nadir)) Cakupan Citra 16.5 Km x 16.5 Km at nadir Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM (descending node) solar time Waktu Lintas Ulang 1-3.5 days, tergantung latitude (30° off-nadir)
produksi minyak/gas, teknik konstruksi, dan studi lingkungan
Terra
.
18 Desember 1999
orbitpolar, sun-synchronous pada ketinggian 700hingga 737 km (705 km di ekuator), sudutinklinasi 98,2º, recurrence cycle 16 hari diekuator, periode orbit 98,88 menit
sensor CERES,MODIS dan MISR. sensor ASTER. sensor MOPITT
permukaan bumi, sumberdaya lahan,temperatur dan ketinggian permukaan bumi, (pemantaudaratan), Aqua (pemantau lautan), mengirimkan informasi mengenai kondisidaratan dan biosfir samudera. yakni data sumber dandistribusi gas karbon monoksida sertametana dalam lapisan troposfir
Sensor Aster-terra
Sensor Modis-terra
29
GeoEye 1 6 September 2008
mengorbit 15 kali per hari dan membutuhkan waktu 98 menit untuk satu kali orbit. Satelit yang berada pada ketinggian 681 km atau 423 mil dari permukaan bumi ini mengorbit dengan kecepatan sebesar 7,5 km/ detik atau 16.800 mil/ jam
Sensor GEOEYE-1 Satelit ini mampu menghasilkan gambar dengan resolusi 0,41 meter untuk sensor panchromatic (hitam-putih) dan 1,65 meter untuk sensor multispectral (berwarna).
Pertahanan Negara, Keamanan nasional, Transportasi air dan Kelautan, Minyak dan Gas, Energi Pertambangan, Pemetaan dan Layanan berbasis lokasi, Negara dan Pemerintahan Daerah, Asuransi dan Manajemen risiko, Pertanian, Sumber Daya Alam dan pemantauan lingkungan
.
30
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas adalah gambaran
umum dan perbandingan dari keenam satelit tersebut yakni :
1. Landsat merupakan satelit tak berawak pertama yang dirancang secara spesifik
untuk memperoleh data sumber daya bumi dalam basis yang sistematik dan
berulang. Landsat 7 dikontrol oleh USGS, yang telah mengambil alih dari EOSAT.
“Landsat 7 diluncurkan pada tanggal 15 Desember 1998. Landsat 7 dilengkapi
dengan sensor Enhanced Thematic Mapper Plus. Satelit Landsat 7 diluncurkan
dengan ketinggian orbit 705 km.
2. Satelit pengamatan bumi yaitu spot 5 diluncurkan dari pusat luar angkasa The
Guiana, Kourou, Guyana, Prancis pada tanggal 3 – 4 Mei 2002. Dibandingkan
pendahulunya SPOT 5 menawarkan kemampuan kualitas citra yang lebih tinggi
sehingga menjamin keefektifitasan solusi pertambahan harga citra. Yaitu dengan
peningkatan resolusi sebesar 5 meter untuk multispektral dan 2,5 meter untuk
pankromatik serta lebar luas cakupan citra mencakup 60 x 60 km atau 60 x 120
km, satelit SPOT 5 memberikan keseimbangan ideal antara resolusi yang tinggi
dan luas area cakupan yang merupakan asset kunci untuk aplikasi seperti dalam
pemetaan skala menengah (pada 1 ; 25.000 dan 1 : 10.000), perencanaan
wilayah kota dan pedesaan, eksplorasi minyak dan gas serta manajemen atau
mitigasi bencana.
3. Satelit IKONOS adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh GeoEye
berasal dari bawah Lockheed Martin Corporation sebagai Commercial Remote
Sensing System (CRSS) satelit. Pada April 1994 Lockheed diberi salah satu
lisensi dari US Department of Commerce untuk satelit komersial citra resolusi
tinggi. Pada tanggal 25 Oktober 1995 perusahaan mitra Space Imaging
menerima lisensi dari Komisi Komunikasi Federal (FCC) untuk mengirimkan
telemetri dari satelit di Bumi delapan-gigahertz band Exploration Satellite Service.
Sebelum memulai, Space Imaging mengubah nama untuk satelit IKONOS.
IKONOS berasal dari bahasa Yunani yang berarti "gambar".
4. Quickbird merupakan satelit penginderaan jauh yang diluncurkan pada tanggal 18
Oktober 2001 di California, U.S.A. Dan mulai memproduksi data pada bulan Mei
2002. Quickbird diluncurkan dengan 98º orbit sun-synchronous dan misi pertama
kali satelit ini adalah menampilkan citra digital resolusi tinggi untuk kebutuhan
komersil yang berisi informasi geografi seperti sumber daya alam. Satelit
31
Quickbird mampu untuk men-download citra dari stasiun three mid-latitude yaitu
Jepang, Itali dan U.S (Colorado). Quickbird juga memperoleh data tutupan lahan
atau kebutuhan lain untuk keperluan GIS berdasarkan kemampuan Quickbird
untuk menyimpan data dalam ukuran besar dengan resolusi tertinggi dan
medium-inclination, non – polar orbit.
5. TERRA (disebut juga EOS AM-1) merupakan satelit pemantau bumi yang
diluncurkan pada 18 Desember 1999. Misi satelit TERRA didesain akan
berlangsung selama enam tahun. TERRA sesungguhnya merupakan (wahana)
dari beberapa sensor pemantau bumi yang disiapkan oleh beberapa Negara
sebagai bentuk kerjasama diantara mereka. NASA sebagai pemilik TERRA
menyediakan bus satelit dan sistem-sistem sensor CERES, MODIS dan MISR.
Sedangkan Jepang menyediakan sensor ASTER. Kanada menitipkan sensor
MOPITT pada platform TERRA. TERRA diluncurkan dengan orbit polar, sun-
synchronous pada ketinggian 700 hingga 737 km (705 km di ekuator), sudut
inklinasi 98,2º, recurrence cycle 16 hari di ekuator, periode orbit 98,88 menit.
6. GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori
oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang
diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California,
AS. Spesifikasi dan Operasi dimana Satelit ini mampu menghasilkan gambar
dengan resolusi 0,41 meter untuk sensor panchromatic (hitam-putih) dan 1,65
meter untuk sensor multispectral (berwarna). Kemampuan ini sangat ideal untuk
proyek pemetaan skala besar. GeoEye-1 mengorbit pada ketinggian 681 km di
atas permukaan bumi dan melaju dengan kecepatan 7,5 km per detik.
32
DAFTAR PUSTAKA
HUSNUL KHALID. 2009. Citra Satelit Landsat. http://remotesensing1a.blogspot.com/2009/12/citra-
satelit-landsat.html Diakses tanggal 10 April 2012
alay rose. 2010. Sejarah Satelit Landsat 7. http://alayrose.blogspot.com/2010/11/sejarah-satelit-
landsat-7.html Diakses tanggal 10 April 2012
Wikipedia. 2011. Program Landsat
http://id.wikipedia.org/wiki/Program_Landsat Diakses tanggal 10 April 2012
Nur cahyanto. 2011. Spesifikasi Beberapa Sensor Satelit.
http://nurcahyanto88.wordpress.com/2011/03/30/spesifikasi-beberapa-sensor-satelit/ Diakses tanggal
10 April 2012
Muhammad Haqky. 2010. SATELIT IKONOS. http://haqky.webs.com/apps/blog/show/3691694
Diakses tanggal 10 April 2012
Uftori Wasit. 2010. Karakteristik citra satelit. http://www.scribd.com/doc/38512277/Citra-Satelit Diakses
tanggal 10 April 2012
eoedu.belspo.be. 2011. SPOT (Satellite Pour l'Observation de la Terre).
http://eoedu.belspo.be/en/satellites/spot.html Diakses tanggal 10 April 2012
eoedu.belspo.be. 2012. Satellites table. http://eoedu.belspo.be/en/satellites/table.html
Wikipedia. 2011. Landsat 7. http://id.wikipedia.org/wiki/Landsat_7 Diakses tanggal 10 April 2012
http://maps.google.co.id/maps?hl=id&tab=wl Diakses tanggal 10 April 2012
Dony Purnomo. 2012. CITRA LANDSAT. http://pinterdw.blogspot.com/2012/02/citra-landsat.html
Wikipedia. 2012. GeoEye-1 . http://id.wikipedia.org/wiki/GeoEye-1 Diakses tanggal 10 April 2012
Ahmad Maryanto. 2005. PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH RESOLUSI TINGGI UNTUK
MENDUKUNG PENYUSUNAN TATA RUANG KAWASAN PERBATASAN KALIMANTAN TIMUR –
SABAH. http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=satelit+spot+5&source=web&cd=3&ved=0CDUQFjAC&url=http%3A%2F%2Foc.its.ac.id
%2Fambilfile.php%3Fidp
%3D466&ei=SbWFT5zWNcvumAWsn4HjBw&usg=AFQjCNEyo7mjyEAFrHQiMpXFO_o15NAbfg&cad
=rja Diakses tanggal 10 April 2012
33
petacitra.com. 2012. Spot 5. http://petacitra.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=29&Itemid=43 Diakses tanggal 10 April 2012
Jhonni Sinaga. 2011. satelit Ikonos. http://pagarberkawatduri.blogspot.com/2011_11_01_archive.html
Diakses tanggal 10 April 2012
Dian Puspitosari. 2007. PEMANFAATAN CITRA SATELIT SPOT5 DALAM PEMETAAN
PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG.
http://koleksi.pustakaskripsi.com/dl.php?f=3034.pdf Diakses tanggal 10 April 2012
Didi. 2012. Quickbird. http://idithea.wordpress.com/mengenal-citra-satelit/ Diakses tanggal 10 April
2012
Khairullah. 2011. PEMAHAMAN AWAL TENTANG MODIS
http://ustadzklimat.blogspot.com/2011/09/pemahaman-awal-tentang-modis.html Diakses tanggal 10
April 2012
CITRA SATELIT PENGINDERAAN JAUH UNTUK PEMETAAN.
http://dc429.4shared.com/download/QthuQNOM/DASAR-DASAR_INDERAJA.pdf?tsid=20120412-
162435-bb6476b2 Diakses tanggal 10 April 2012
KATA PENGANTAR
34
Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT
atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis berkesempatan
menyusun dan menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MACAM-MACAM
SATELIT PENGINDERAAN JAUH”.
Didalam tugas ini tidak luput dari bantuan pihak lain untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu dalam penyusunan tugas ini sehingga tugas ini selesai tepat pada
waktunya.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini baik isi maupun
pembahasannya masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif
guna penyempurnaan penulisan tugas ini, dan semoga tugas ini bermanfaat, Amin...
Kendari, 11 April 2012
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
35
ii
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................1
B. Perumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Penelitian...............................................................................2
D. Manfaat Penelitian.............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Gambaran umum tentang satelit Landsat 7, SPOT 5,
IKONOS, Quickbird, Terra dan GeoEye1..........................................3
1. Landsat 7......................................................................................3
2. CITRA SPOT 5 ............................................................................9
3. Satelit Ikonos 2.............................................................................12
4. Quickbird......................................................................................16
5. TERRA.........................................................................................17
6. GEOEYE-1...................................................................................22
B. Perbandingan antara keenam satelit Landsat 7, SPOT 5,
IKONOS, Quickbird, Terra dan GeoEye1..........................................27
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................33
DAFTAR TABEL
36
iii
Tabel 1 : karakteristik citra Landsat........................................................................4
Tabel 2 : Spesifikasi Teknis....................................................................................5
Tabel 3 : Band-band pada Landsat-TM dan kegunaannya (Lillesand dan Kiefer,
1997).......................................................................................................7
Tabel 4 : Range Spektral Landsat ETM+ adalah sebagai Berikut..........................8
Tabel 5 : Karakteristik SPOT 5...............................................................................10
Tabel 6 : Besaran Band width dan Resolusi Spasilal
Skala 1 : 5000 bahkan 1: 2000 untuk desain tata ruang.........................15
Tabel 7 : Parameter Satelit MODIS........................................................................19
Tebel 8 : PERBANDINGAN ANTARA KEENAM SATELIT.....................................27
DAFTAR GAMBAR
37
iv
Gambar 1 : Satelit Landsat 7..............................................................................3
Gambar 2 : Diagram Channel Band...................................................................6
Gambar 3 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Landsat 7.............................8
Gambar 4 : Satelit Spot 5...................................................................................9
Gambar 5 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Spot 5...................................11
Gambar 6 : Satelit Ikonos 2................................................................................12
Gambar 7 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Ikonos 2................................15
Gambar 8 : Satelit Quickbird..............................................................................16
Gambar 9 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Quickbird..............................17
Gambar 10 : Satelit Terra.....................................................................................17
Gambar 11 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Sensor Aster-terra................21
Gambar 12 : contoh hasil pengindraan jauh satelit Sensor Modis-terra...............21
Gambar 13 : Satelit GeoEye-1.............................................................................22
Gambar 14 : contoh hasil pengindraan jauh satelit GeoEye-1.............................26
Tugas :
38
v
MACAM-MACAM SATELIT PENGINDERAAN JAUH
Oleh
MUSLIANTOG2F1011023
PROGRAM PASCASARJANA
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
39