perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac... · daftar pustaka lampiran daftar riwayat hidup ....
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TUGAS AKHIR
PERUBAHAN KONDISI FISIK DAN EKONOMI WILAYAH
SEKITAR BANDARA SELAMA PEMBANGUNAN
BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK
Disusun Oleh :
MERI FITRI ANDRIYANI
I0607054
Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai
Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI | vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………………....HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….
i ii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….. iii ABSTRAK................................................................................................................iv ABSTRACT………………………………………………………………......... v KATA PENGANTAR………………………………………………………..... vi DAFTAR ISI ..........................................................................................................vii DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x DAFTAR PETA……………………………………………………………....... xi DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………... xii BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1 – 1 1.2 Rumusan Masalah................................................................. 1– 5 1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian ...............................................................1– 5 1.3.1 Tujuan……………………………………………….. 1– 5 1.3.2 Sasaran………………………………………………. 1– 5 1.4 Manfaat Penelitian………………………………………….1– 6 1.4.1 Manfaat bagi Peneliti………………………………... 1– 6 1.4.2 Manfaat bagi Pemerintah……………………………. 1– 6 1.4.3 Manfaat bagi Akademisi…………………………….. 1– 6 1.4.4 Manfaat bagi Pengembang……………………………1– 6 1.4.5 Manfaat bagi Masyarakat……………………………. 1– 7 1.5 Ruang Lingkup……………………………………………. 1– 7 1.5.1 Ruang Lingkup Materi………………………………. 1– 7 1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah…………………………….. 1– 8 1.5.3 Ruang Lingkup Waktu………………………………. 1– 8 1.6 Kerangka Penelitian ................................................................I – 10 1.7 Sistematika Pembahasan ................................................................I – 11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum tentang Transportasi Udara…………….... 2 – 1 2.2 Tinjauan Khusus Terkait Penelitian .......................................................2 – 2
2.2.1 Kajian Tentang Bandar udara..................................... 2 – 2 2.2.2 Perubahan dan Pola Pemanfaatan Lahan….…..……...2 – 9 2.2.3 Nilai Lahan………………………………………....... 2 – 16 2.2.4 Pusat Pertumbuhan………………………………….. 2 – 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................3 – 1 3.2 Tahap Penenelitian………………………………………... 3 – 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI | viii
3.2.1 Persiapan…………………………………………..... 3 – 1 3.2.2 Penentuan Variabel Penelitian……….………..……. 3 – 2 3.2.3 Pengumpulan Data………….…………………..…... 3 – 3 3.2.4 Penentuan Sampel………………………..………..... 3– 7 3.2.5 Teknik Analisis Data.................................................. 3 – 8 BAB 4 GAMBARAN KAWASAN PENELITIAN
4.1 Gambaran Tentang Bandara Internasional Lombok...............................4 – 1 4.2 Kondisi Fisik Kawasan Penelitain ..........................................................4 – 11 4.2.1 Orientasi Kawasan Penelitian..................................... 4 – 11 4.2.2 Topografi dan Klimatologi......................................... 4 – 13 4.2.3 Tata Guna Lahan…………………………………….. 4 – 13 4.2.4 Sarana Perdagangan dan Jasa………………………... 4 – 25 4.2.5 Kondisi Jaringan Jalan………………………………. 4 – 30 4.3 Kondisi Ekonomi Kawasan Penelitian…………………….. 4 – 35 4.3.1 Nilai Lahan………..………………………………… 4 – 35 4.3.2 Pendapatan Masyarakat……………………….…….. 4 – 39
BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh Terhadap Kondisi Fisik ..........................................................5 – 1 5.1.1 Perubahan Penggunaan Lahan……………………….5 – 1 5.1.2 Pola Persebaran/Pergerakan Aktifitas Kawasan......... 5 – 9 5.1.3 Perubahan Sarana Perdagangan Jasa dan
Perkembangan Jaringan Jalan……………………..... 5 – 16
5.2 Pengaruh Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat ................................5 – 25 5.2.1 Nilai Lahan................................................................
5.2.2 Tingkat Pendapatan Masyarakat..................................5 – 25 5 – 26
BAB 6 PENUTUP
6.1. Kesimpulan ......................................................................... 6 – 1 6.2 Rekomendasi........................................................................ 6 – 3 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK | iv
ABSTRAK
Pembangunan bandara bertaraf internasional di Pulau Lombok merupakan
upaya pemerintah atau program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan memeratakan pembangunan kawasan Indonesia bagian timur. Selain
itu, adanya pembangunan bandara tersebut karena adanya peningkatan penumpang pada
Bandara Selaparang yang ada di Pulau Lombok. Adanya pembangunan bandara ini
menyebabkan perubahan pada wilayah sekitarnya karena semakin bertambahnya aktifitas
di wilayah tersebut. Perubahan tersebut yang terjadi di wilayah sekitar bandara selama
pembangunan dapat berupa perubahan kondisi fisik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana
perubahan kondisi fisik dan ekonomi wilayah sekitar bandara selama pembangunan
bandara internasional, dari rumusan masalah tersebut yang ingin diketahui adalah
seberapa jauh perubahan yang terjadi pada wilayah sekitar lokasi pembangunan bandara
tersebut. Penelitian ini dilakukan pada 19 desa/kelurahan yang berada dekat kawasan
bandara dan merupakan desa yang berada dalam kawasan keselamatan operasi
penerbangan yang diarahkan berdasarkan Perda No 7 Tahun 2006 tentang RDTR
Kawasan Bandara Baru Lombok. Untuk metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif. Sedangkan untuk teknik analisisnya adalah menggunakan teknik
deskriptif kualitatif , deskriptif kuantitatif, superimpose, dan kebijakan.
Hasil studi yang diperoleh menunjukan bahwa selama pembangunan bandara
tersebut tahun 2005 hingga tahun 2010 untuk wilayah sekitarnya mengalami perubahan
kondisi fisik dan ekonomi antara lain adalah perubahan penggunaan lahan sawah irigasi
setengah teknis seluas 222 hektar menjadi penggunaan pekarangan dan penggunaan
lainnya ; perubahan pola persebaran aktifitas permukiman, peningkatan jumlah sarana
perdagangan dan jasa terutama untuk toko dan kios yaitu 47% dan 24%; perkembangan
jaringan jalan yaitu berupa peningkatan kondisi jalan, pembuatan jalan baru, dan
penggantian nama ruas /kelas jalan; peningkatan nilai lahan wilayah dimana semakin
dekat dengan pusat kota dan kawasan bandara semakin tinggi nilai lahannya; dan
terjadinya perubahan tingkat pendapatan penduduk sekitar bandara yaitu peningkatan
pendapatan 9,30%. Hasil ini diharapkan dapat dijadikan sebagai input dalam
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian perkembangan wilayah sekitar bandara,
sehingga segala potensi dan permasalahan perubahan dapat diantisipasi sedini mungkin.
Kata kunci : Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi, Pembangunan Bandara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK | v
ABSTRACT
Construction of international airport on the island of Lombok is the government's
efforts or the government programs aimed at improving the welfare and development
evenly region of eastern Indonesia. In addition, the development of the airport is due to an
increase in airport passenger Selaparang existing on the island of Lombok. The existence
of the airport development is cause changes in the surrounding area because of the
increasing activity in the region. Changes that occur in the region around the airport
during construction may include changes in physical condition, economic, social, and
cultural..
Formulation of the issues raised in this study is how changes in physical and
economic conditions around the airport area during the construction of international
airports, from the formulation, we want to know is how far the changes that occur in the
region around the airport construction site. The research was conducted in 19 villages /
urban villages located near the airport and is a village which is within the safety of flight
operations are directed by Regulation No. 7 of 2006 concerning RDTR New Lombok
airport Regions. For the research method used is descriptive method. As for the technique
using the technique of descriptive analysis is qualitative, quantitative descriptive,
superimpose, and policies.
The study results obtained show that during the airport construction in 2005 until
2010 for the surrounding area changes the physical and economic conditions among other
are changes in the use of irrigated land area of 222 hectares of semi-technical to use the
yard and other uses; changes in distribution patterns of settlement activities, an increasing
number of trade facilities and services especially for shops and kiosks that is 47% and
24%; development of road network that is in the form of an increase in road conditions,
new road construction, and replacement segment name / class roads; areas where land
values increase the closer to downtown and the airport area the higher the value of their
land, and the occurrence of changes in income levels of residents around the airport
which is an increase in revenue 9,30%. These results are expected to be used as input in
the planning, utilization, control the development of the region around the airport, so all
the potential and problems of change can be anticipated as early as possible.
Keyword : Change the physical and Economic Condition, Airport Development
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENDAHULUAN | 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adanya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi
daerah, memberikan peluang bagi daerah kabupaten atau kota untuk
menciptakan kemandirian dalam pengelolaan atau pemanfaatan sumber daya
alam dan sumber daya manusia secara optimal untuk membangun daerah
dan kesejahteraan masyarakatnya. Upaya pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memeratakan pembangunan
adalah mengadakan perencanaan pembangunan infrastruktur di beberapa
daerah di kawasan timur Indonesia, seperti halnya dalam instruksi Presiden
Nomor 7 tahun 2002 tentang pelaksanaan kebijakan dan strategi
pembangunan kawasan timur Indonesia. Selain itu, adanya Keputusan
Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia Nomor 1 Tahun 2002
tentang kebijakan dan strategi nasional percepatan pembangunan kawasan
timur Indonesia merupakan upaya untuk mewujudkan percepatan
pembangunan serta mewujudkan kesetaraan akses ekonomi, sosial dan
keberdayaan masyarakat antar kawasan barat dan kawasan timur Indonesia.
Salah satu wilayah yang berada di kawasan timur Indonesia yang
menjadi perhatian pemerintah pusat adalah Provinsi Nusa Tenggara Barat,
khususnya Pulau Lombok yang memiliki banyak potensi sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang berkualitas namun belum dimanfaatkan
secara optimal oleh pemerintah daerah. Untuk meningkatkan potensi yang
ada diwilayah tersebut dan didukung dengan program pemerintah pusat
berupa pembangunan bandara baru yang bertaraf internasional tersebut,
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau memajukan
wilayah Pulau Lombok.
Bandar udara merupakan salah satu bagian dari infrastruktur yang
memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENDAHULUAN | 2
manusia. Bandar udara juga merupakan pintu masuk bagi investor dan
wisatawan baik asing maupun domestik yang akan menggerakkan
perekonomian daerah. Pulau Lombok sebenarnya telah memiliki bandar
udara yang menjadi pintu gerbang menuju Provinsi Nusa Tenggara Barat,
namun saat ini kondisinya kurang memadai sehingga masih memerlukan
pembangunan berbagai sarana perhubungan yang lebih memadai guna
tercapainya pelayanan publik yang optimal serta membuka akses untuk
daerah terpencil di provinsi ini agar tidak terisolir.
Menurut General Manager Angkasa Pura I Bandara Selaparang
Ketut Adi Nuka menjelaskan adanya masalah kepadatan penumpang di
terminal Bandara Selaparang yaitu kepadatan penumpang pergi dan datang
di Bandara Selaparang Mataram yang memiliki kemampuan pelayanan
sekitar 850.000 orang setahun. Pertumbuhan penumpang yang terus
meningkat per tahun menjadi perhatian serius pengelola bandara dan untuk
memberikan kenyamanan dan jaminan keselamatan kepada pengguna jasa
sehingga dilakukan pencarian lokasi baru untuk Bandar udara baru.
Tabel 1.1 Jumlah Warga asing dan Penumpang Domestik
No Tahun WNA Domestik 1 2005 55.046 - 2 2006 56.637 848.285 3 2007 72.365 874.261 4 2008 65.023 1.040.000 5 2009 74.959 1.170.000 6 2010 - 1.340.000
Sumber : Angkasa Pura I
Catatan :
- Tidak ada data
Dari tabel tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan yang cukup
tinggi dari tahun 2005 hingga tahun 2010. Rute pesawat juga mengalami
kenaikan dari 16.137 unit pada tahun 2006 menjadi 18.975 unit pada tahun
2010. Berbagai pesawat yang melayani rute tujuan Lombok antara lain
Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, Lion Air, Batavia Air, IAT dan Silk
Air, sehingga perlu penanganan untuk mengatasi masalah peningkatan
pertumbuhan penumpang. Jika adanya sarana transportasi udara baru yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENDAHULUAN | 3
memadai maka dapat meminimalisir atau mengurangi keluhan-kelurahan
atas ketidaknyamanan masyarakat. Oleh karena itu, Dinas Perhubungan
Provinsi NTB terus melakukan terobosan untuk membuka akses transportasi
dari dan ke Provinsi Nusa Tenggara Barat demi kemudahan masyarakat
memenuhi tuntunan kebutuhan. Terobosan yang telah dilakukan antara lain,
memberikan subsidi kepada perusahaan angkutan udara dengan membuka
jalur penerbangan langsung rute dalam wilayah provinsi. Sebelumnya tidak
ada hubungan langsung melalui udara dari Bima dan Sumbawa ke Mataram.
Terobosan terbesar yang dilakukan dalam bidang transportasi oleh
pemerintah untuk mengatasi masalah peningkatan penumpang di Bandara
Selaparang adalah dengan melakukan pembangunan Bandara Internasional
Lombok baru yang berlokasi di Desa Tanak Awu, Kabupaten Lombok
Tengah yang menghabiskan lahan sekitar 595 hektar.
Persiapan pembangunan bandar udara baru yang bertaraf
internasional tersebut dilakukan pada tahun 2005, dan pembangunan
fasilitas Aeronotika penerbangan dan terminal penumpang telah
dilaksanakan pada tahun 2008 hingga 2009. Pada tahun 2010 sebenarnya
pembangunan bandara tersebut hampir selesai dan beroperasi pada bulan
Desember namun target pengoperasiaanya menjadi mundur karena
pembangunan terminal diperluas dari 12.000 m2 menjadi 21.000 m2 dan
lantai bandara yang semula keramik diganti dengan marmer, serta ruang
executive lounge di lantai tiga terminal yang semula masuk tahap
pembangunan berikutnya menjadi dipercepat pembangunannya.
Kegiatan pembangunan bandara tersebut merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur dalam suatu wilayah, dimana
begitu banyak dan besarnya peran infrastruktur dalam suatu wilayah
sehingga dalam sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat (Aschaeur,
1989 dan Munnel, 1990) menunjukkan bahwa tingkat pengembalian
investasi infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi, adalah sebesar 60%
(Dikun, 2003), dan adanya suatu bandara dalam suatu wilayah memiliki
pengaruh atau dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENDAHULUAN | 4
itu juga, perkembangan suatu negara atau wilayah terutama kawasan
sekitar bandara memiliki pertumbuhan wilayah yang relatif berkembang
lebih cepat dibandingkan wilayah lainnya. Berdasarkan pendapat tersebut
juga diketahui bahwa kegiatan pembangunan menyebabkan adanya
perubahan terhadap wilayah sekitarnya karena adanya suatu aktifitas dalam
wilayah tersebut.
Pembangunan bandara baru yang terletak di Kabupaten Lombok
Tengah mempengaruhi perubahan di wilayah sekitarnya baik itu kondisi
fisik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Dengan adanya pembangunan
bandara dan didukung dengan perkembangan jaringan jalan otomatis
memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk mencapai lokasi
tertentu sehingga terjadi perkembangan dalam suatau wilayah. Adanya
bandara tersebut juga dapat meningkatkan aksesibilitas dari dan ke Pulau
Lombok yang sesuai dengan pendapat Yunus (2002) dimana wilayah yang
memiliki aksesibilitas tinggi mempunyai daya tarik yang lebih kuat
dibandingkan dengan wilayah yang memiliki aksesibilitas rendah.
Berdasarkan tinjauan tata ruang bandara dalam RDTR Kawasan
Bandara Baru Tahun 2006, kegiatan kebandarudaraan mendorong
pertumbuhan kegiatan ekonomi ikutan yang memberikan multiplier effect
bagi daerah sekitar karena adanya pembangunan bandar udara baru tersebut
dapat menjadi penggerak utama dalam suatu kawasan. Kegiatan ikutan
tersebut dapat berupa:
· Tumbuhnya berbagai institusi bisnis baru untuk pengelolaan kegiatan-
kegiatan bisnis yang berkait dengan transportasi udara (kantor maskapai
penerbangan, kantor perusahaan jasa pengiriman barang, dan lain-lain);
· Tumbuhnya usaha jasa pendukung aktivitas kebandarudaraan (seperti
hotel, pertokoan, rumah makan, dan sebagainya);
· Tumbuhnya kegiatan ekonomi baru pada area-area perlintasan antara
bandar udara dan berbagai simpul kegiatan ekonomi yang telah ada.
· Pada sektor perdagangan dan jasa, dibangunnya sarana bandar udara
dapat meningkatkan jalur perdagangan, baik pada tingkat perdagangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENDAHULUAN | 5
antar daerah maupun perdagangan internasional. Hasil-hasil industri
lokal dapat didistribusikan ke luar daerah dengan lebih efektif dan
efisien, sebagai alternatif bagi distribusi barang melalui jalur darat dan
laut.
Adanya pembangunan bandar udara baru tersebut menyebabkan
perubahan fisik dan ekonomi wilayah sekitarnya terutama kawasan yang
berada semakin dekat dengan bandara. Untuk menentukan dan menetapkan
panduan pemanfaatan ruang sekitar kawasan bandara baru, serta
menciptakan keserasian lingkungan dan intensitas pemanfaatan ruang
kawasan, sehingga Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah menetapkan
Perda No. 7 tahun 2006 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Bandar Udara Lombok Baru Kabupaten Lombok Tengah. Dalam RDTR
tersebut kawasan perencanaannya mencakup 31 desa/kelurahan, namun
kawasan yang dijadikan wilayah penelitian adalah daerah yang berada dalam
kawasan keselamatan operasi penerbangan, meliputi 19 desa/kelurahan
Batujai, Batunyala, Darek, Jontlak, Kawo, Ketara, Lajut, Leneng, Panjisari,
Pejanggik, Penujak, Praya, Prapen, Puyung, Sesake, Semayan, Segala Anyar,
Tanak Awu, dan Tiwu Galih.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perubahan kondisi fisik dan ekonomi yang terjadi di
sekitar kawasan bandara selama pembangunan Bandara Internasional
Lombok.
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian
1.3.1 Tujuan
Mengetahui perubahan kondisi fisik dan ekonomi wilayah
sekitar bandara selama pembangunan Bandara Internasional Lombok.
1.3.2 Sasaran
1. Teridentifikasi perubahan lahan pada wilayah sekitar kawasan
bandara selama pembangunan bandara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENDAHULUAN | 6
2. Teridentifikasi pola pergerakan/persebaran aktifitas kawasan yang
muncul selama pembangunan bandara.
3. Teridentifikasi perkembangan jaringan jalan dan sarana
perdagangan jasa selama pembangunan bandara.
4. Teridentifikasi perubahan nilai lahan selama pembangunan
bandara
5. Teridentifikasi perubahan tingkat pendapatan masyarakat sekitar
selama pembangunan bandara.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat bermanfaat
antara lain:
1.4.1 Manfaat bagi Peneliti
Mengetahui besarnya perubahan yang terjadi di wilayah sekitar
bandara selama pembangunan bandara terkait kondisi fisik dan
ekonomi.
1.4.2 Manfaat bagi Pemerintah Setempat
Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan suatu gagasan
atau sumbangan pemikiran kepada pemerintah daerah dalam hal
evaluasi dan monitoring perkembangan wilayah kawasan bandara
sehingga perkembangannya sesuai dengan peraturan daerah yang telah
ditetapkan untuk kawasan tersebut.
1.4.3 Manfaat bagi Akademisi
Memberikan wawasan dalam bidang perencanaan wilayah kota,
khususnya dalam mengidentifikasi perubahan fisik dan ekonomi
kawasan sekitar bandara. Hasil studi dapat dijadikan perbendaharaan
studi ilmiah bagi universitas.
1.4.4 Manfaat bagi Pengembang/Investor
Hasil studi dapat dijadikan informasi lokasi dan investasi yang
sesuai untuk dikembangkan di masa yang akan datang dan sesuai
dengan perda yang telah ditetapkan pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENDAHULUAN | 7
1.4.5 Manfaat bagi Masyarakat
Agar masyarakat mengetahui kondisi perubahan yang terjadi di
lingkungan wilayah sekitar bandara sehingga diharapkan adanya upaya
untuk menjaga lingkungan sekitar dan menghindari pertumbuhan
permukiman di kawasan yang rawan kecelakaan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1 Ruang Lingkup Materi
Lingkup materi berfungsi untuk memfokuskan pembahasan
yang menjadi penelitian dan memberikan batasan pengkajian
permasalahan serta menghindari penelitian yang terlalu luas. Selama
pembangunan bandara terjadi perubahan-perubahan untuk wilayah
sekitarnya, antara lain adalah faktor yang terkait dengan perubahan
aspek fisik dan ekonomi. Penelitian yang berjudul “Perubahan Kondisi
Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Bandara Selama Pembangunan
Bandara Internasional Lombok” dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa besar perubahan terkait kondisi fisik dan ekonomi yang
terjadi di wilayah sekitar bandara selama pembangunan bandara
tersebut dilakukan. Penjabaran lebih lanjut tentang fisik dan ekonomi
yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kondisi fisik yang diteliti, dibatasi pada penggunaan lahan, sarana
perdagangan dan jasa, dan jaringan jalan di 19 desa/kelurahan yang
berada di sekitar pembangunan bandara baru tersebut selama
pembangunan bandara dilakukan. Untuk penggunaan lahan yang
dibahas dalam penelitian ini meliputi luasan penggunaan lahan,
perubahan penggunaan lahan, pemanfaatannya dan pola persebaran
aktifitas. Pembahasan tentang sarana perdagangan dan jasa
mencakup komposisi dan pertambahan sarana perdagangan dan
jasa. Jaringan jalan yang dibahas, mencakup perubahan kelas jalan,
perkembangan jaringan jalan di wilayah sekitar bandara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENDAHULUAN | 8
2. Kondisi ekonomi yang diteliti, dibatasi pada nilai lahan dan
pendapatan masyarakat. Untuk nilai lahan yang dibahas dalam
penelitian ini yaitu perubahan nilai lahan dan untuk pendapatan
penduduk adalah perubahan tingkat pendapatan penduduk sekitar
bandara.
1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah yang tertuang dalam Perda No. 7 Tahun 2006 terdiri
dari 31 desa/kelurahan, namun wilayah yang dijadikan penelitian
merupakan kawasan yang termasuk KKOP dan terletak dekat dengan
lokasi pembangunan bandara yang terdiri dari 19 desa/kelurahan.
Desa/kelurahan tersebut antara lain adalah desa/kelurahan Batujai,
Batunyala, Darek, Jontlak, Kawo, Ketara, Lajut, Leneng, Panjisari,
Pejanggik, Penujak, Praya, Prapen, Puyung, Sesake, Semayan, Segala
Anyar, Tanak Awu, dan Tiwu Galih. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 1.1 Peta Wilayah Penelitian.
1.5.3 Ruang Lingkup Waktu
Lingkup waktu yang dibahas untuk penelitian ini adalah selama
pembangunan Bandara Internasional Lombok tersebut dilakukan
tepatnya dari tahun 2005 hingga tahun 2010. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.2 Proses Pembangunan Bandara Internasional Lombok
Tahun Aktivitas 2005 Ground Breaking dan persiapan pembangunan 2006- 2007 Mulai pembangunan seperti saluran pengaman dan gebalan
rumput, landclearing landside, pembuatan pos jaga, pos polisi, dan guard house
2008 – 2009 Pembangunan fasilitas Aeronotika penerbangan, Terminal penumpang, Pembangunan pagar dan gerbang kawasan Bandara, dan fasilitas penunjang
2010- sekarang Perbaikan dan perluasan Terminal penumpang Sumber : Angkasa Pura I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENDAHULUAN | 9
Peta wilayah penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENDAHULUAN | 10
1.6 Kerangka Penelitian
Gambar 1.1 Skema Kerangka Penelitian
Tujuan : mengetahui perubahan kondisi fisik dan ekonomi wilayah sekitar bandara selama pembangunan Bandara Internasional Lombok Sasaran :
1. Teridentifikasi perubahan penggunaan lahan sekitar bandara selama pembangunan bandara 2. Teridentifikasi pola pergerakan aktifitas kawasan yang muncul selama pembangunan bandara. 3. Teridentifikasi perkembangan jaringan jalan dan sarana perdagangan dan jasa selama pembangunan
bandara 4. Teridentifikasi perubahan nilai lahan selama pembangunan bandara 5. Teridentifikasi perubahan tingkat pendapatan penduduk sekitar selama pembangunan bandara
Latar Belakang : · Adanya UU tentang otonomi daerah yang memberikan peluang bagi daerah untuk menciptakan
kemandirin dalam pengelolaan SDA dan SDM · Pulau Lombok memiliki banyak potensi namun belum dikelola dan dimanfaatkan dengan baik oleh
pemerintah daerah · Kapasitas Bandara Selaparang yang sudah tidak memadai · Adanya terobosan pemerintah untuk melakukan pembangunan Bandar udara baru yang bertaraf
internasional di Kabupaten Lombok Tengah · Bandar udara memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia · Suatu kegiatan kebandarudaraan akan memicu pertumbuhan kegiatan ekonomi ikutan yang
memberikan multiplier effect bagi daerah sekitar dan perubahan wterhadap wilayah sekitarnya ·
Pembangunan Bandara Internasional Lombok
Bagaimana perubahan kondisi fisik dan ekonomi sekitar bandara selama pembangunan bandara internasional Lombok
Tinjauan Teori: · Teori Bandar Udara dan lngkungannya
serta perda terkait kawasan bandara · Perubahan Pemanfaatan Lahan, Pola
Penggunaan lahan · Nilai Lahan · Pusat pertumbuhan dan grafitasi
Kompilasi Data : · Gambaran tentang BIL · Kondisi Fisik Kawasan ( administrasi
kawasan,tgl,sarana perdagangan jasa dan jaringan jalan)
· Kondisi Ekonomi ( nilai lahan,pendapatan masyarakat)
Analisis : · Analisis Kondisi Fisik( analisis peubahan penggunaan lahan, perkembangan jaringan jalan dan
sarana perdagangan dan jasa, pola persebaran aktifitas kawasan ) · Analisis pengaruh ekonomi ( perubahan nilai lahan, tingkat pendapatan masyarakat )
Kesimpulan
Rekomendasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENDAHULUAN | 11
1.7 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan laporan penelitian “Perubahan Kondisi Fisik dan
Ekonomi Sekitar Bandara Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok”
ini terdiri dari :
BAB 1 Pendahuluan
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran,
manfaat penelitian, ruang lingkup, kerangka pikir dan sistematika pembahasan.
BAB 2 Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini berisi tentang teori-teori yang mendasari penelitian ini yaitu,
transportasi udara secara umum, definisi Bandar udara, perubahan penggunaan
lahan, pola penggunaan lahan, nilai lahan, pusat pertumbuhan, dan kajian tentang
kawasan bandara.
BAB 3 Metode Penelitian
Dalam bab ini berisi tentang jenis penelitian yang digunakan, tahapan
penelitian(persiapan, penentuan variable, pengumpulan data, penentuan sampel,
analisis data).
BAB 4 Gambaran Wilayah Penelitian
Dalam bab ini berisi tentang gambaran tentang Bandara Internasional Lombok,
Tata guna lahan, sarana perdagangan dan jasa, jaringan jalan, nilai lahan, dan
pendapatan penduduk sekitar.
BAB 5 Pembahasan
Dalam bab ini berisi tentang pembahasan dari penelitian yang dilakukan. Hasilnya
berupa analisis perubahan penggunaan lahan, analisis pola persebaran aktifitas
kawasan, analisis perkembangan jaringan jalan dan perubahan sarana perdagangan
jasa, analisis perubahan nilai tanah, analisis tingkat pendapatan masyarakat.
BAB 6 Penutup
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tentang Transportasi Udara
Transportasi udara merupakan kegiatan dengan menggunakan
pesawat udara yang memiliki keistimewaan dapat membuat interaksi atau
memindahkan dari suatu tempat ke tempat lain dengan relatif waktu yang
lebih cepat pencapaiannya dan juga mampu melintasi rintangan alam yang
tidak teratasi oleh transportasi lainnya. Seperti transportasi pada umumnya,
transportasi udara mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai unsure penunjang
dan unsure pendorong(Abubakar,2000). Peran trasnportasi udara sebagai
penunjang dapat dilihat pada kemampuannya menyediakan jasa trasnportasi
yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sektor lain, sekaligus
juga berperan dalam menggerakan dinamika pembangunan. Pendapat selama
ini yang mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan apabila menggunakan
transportasi udara sangat besar, saat ini sudah terjawab dengan munculnya
maskapai-maskapai baru yang menawarkan layanan transportasi udara yang
prima dengan harga yang sangat kompetitif. Jika dilihat dari teori ekonomi
fakta yang muncul, hal ini dikarenakan transportasi udara khususnya
pesawat terbang mampu memberikan nilai tambah berupa kecepatan,
sehingga memungkinkan peredaran uang yang lebih cepat dan tentunya hal
ini berarti penekanan biaya produksi. Sedangkan sebagai unsur pendorong,
transportasi udara juga sudah terbukti mampu menjadi jasa transportasi yang
efektif untuk membuka daerah terisolasi dan juga melayani daerah-daerah
dan pulau-pulau terpencil. Tersedianya transportasi yang dapat menjangkau
daerah pelosok termasuk yang ada di perbatasan sudah pasti dapat memicu
produktivitas penduduk setempat, sehingga akhirnya akan meningkatkan
penghasilan seluruh rakyat dan tentunya juga pendapatan pemerintah.
Transportasi meningkatkan aksesibilitas dari potensi-potensi
sumber alam dan luas pasar (Nasution, 2004:14). Menurut Catanese dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 2
Snyder (1979:120) bahwa keberadaan infrastruktur memberi dampak yang
sangat besar bagi kehidupan masyarakat, pola pertumbuhan dan prospek
perkembangan ekonomi suatu kota. Keberadaan suatu transportasi secara
umum memiliki pengaruh antara lain adalah perubahan penggunaan lahan,
penyebaran dan kepadatan penduduk, harga lahan, tingginya mobilitas
penduduk, pembangunan berbagai fasilitas fisik, dan perubahan social
budaya masyarakat. Dengan keberadaan transportasi udara tersebut menjadi
pemicu perubahan fisik pada wilayah sekitar.
2.2 Tinjauan Khusus Terkait Penelitian
2.2.1 Kajian Tentang Bandar Udara
1. Definisi Bandar Udara
Bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan
untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun
penumpang, dan atau bongkar muat kargo dan/atau pos, serta
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai
tempat perpindahan antar moda transportasi(Peraturan Pemerintah
No. 70 Tahun 2001, BAB I, Pasal 1).
Pengertian bandar udara sama dengan Airport (dalam bahasa
Inggris) yaitu lapangan dan gedung terminal, tempat pesawat udara
berangkat, mendarat dan parkir. Pengertian lain dari bandar udara
yaitu lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat dan lepas
landas pesawat udara, naik turun penumpang dan/atau bongkar
muat kargo dan/atau pos serta dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar
moda transportasi (Keputusan Menteri Perhubungan No KM 77
Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum).
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation
Organization) definisi bandar udara adalah area tertentu di daratan
atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang
diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 3
kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan
definisi bandar udara menurut PT (Persero) Angkasa Pura I adalah
lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang
merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya
fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2001 yang
mengatur tentang ketentuan penyelenggaraan bandar udara
nasional, setiap pengoperasian bandar udara harus memenuhi :
· Penetapan lokasi bandar udara.
· Rencana induk bandar udara.
· Penetapan pembangunan bandar udara.
· Penetapan pengoperasian bandar udara.
· Penetapan daerah lingkungan kerja bandar udara.
· Penetapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan.
· Penetapan kawasan kebisingan di sekitar bandar udara.
· Penetapan pengelolaan limbah di bandar udara.
· penetapan pejabat fungsi koordinasi di bandar udara yang
dikelola oleh badan usaha kebandarudaraan.
· Penetapan besaran tarif jasa kebandarudaraan yang
diselenggarakan oleh pemerintah.
Rencana Induk Bandar Udara adalah pedoman pembangunan dan
pengembangan bandar udara yang mencangkup seluruh kebutuhan
dan penggunaan lahan serta ruang udara untuk kegiatan
penerbangan dan kegiatan penunjang penerbangan dengan
mempertimbangkan aspek-aspek teknis, pertahanan keamanan,
sosial budaya serta aspek-aspek terkait lainnya. Daerah lingkungan
kerja bandar udara adalah wilayah daratan dan/atau perairan yang
dipergunakan secara langsung untuk kegiatan bandar udara
(Kep.Men. Perhubungan No. KM 48/2002, BAB I, Pasal 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 4
Bandar udara mempunyai 2 tipe pembagian wilayah, yaitu :
pembagian wilayah menurut tinggi dan bahaya yang maksudnya
adalah untuk melindungi daerah pendekatan ke bandar udara dari
halangan pandangan. Untuk yang kedua, pembagian wilayah tata
guna lahan. Pembagian tata guna lahan terdiri dari 2 golongan,
yaitu tata guna lahan yang terkait dengan kegiatan penerbangan
pesawat dan penggunaan lahan yang tidak berkaitan dengan
kegiatan penerbangan yang meliputi tempat rekreasi, industri dan
perdagangan di kawasan sekitar bandar udara. Tujuan utama
penataan guna lahan untuk daerah di sekitar bandar udara adalah
untuk mengurangi pengaruh buruk kebisingan. Sedangkan dasar
yang cukup efektif yang dijadikan acuan dalam penataan guna
lahan tersebut adalah kontur kebisingan. Garis kontur kebisingan
merupakan garis yang yang menunjukkan tingkat kepekaan
kawasan terhadap kebisingan. Kontur kebisingan ini dapat
dijadikan dasar untuk menetapkan daerah yang cocok atau tidak
cocok untuk daerah permukiman, industri, perdagangan, rekreasi,
dan fasilitas perkotaan yang lain (Horonjeff,1988: 168).
2. Kebijakan Kawasan Sekitar Bandara Menurut Perda
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor
7 Tahun 2006 Tentang Rencana Detil Tata Ruang Kawasan
Bandar Udara Lombok Baru Kabupaten Lombok Tengah, kawasan
yang ditentukan dalam RDTR Kawasan Bandar Udara Lombok
Baru adalah:
· Kawasan rencana berbentuk ruang elips yang dibentuk oleh
ketentuan KKOP Bandar Udara;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 5
Peta arahan KKOP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 6
· Kawasan rencana mencakup 31 (tiga puluh satu) wilayah atau
bagian wilayah Kabupaten Lombok Tengah, meliputi
desa/kelurahan Batujai, Batunyala, Bonder, Darek, Jontlak,
Kateng, Kawo, Kelebuh, Ketara, Lajut, Leneng, Marong,
Mujur, Panjisari, Pejanggik, Pengembur, Penujak, Praya,
Prapen, Gerantung, Gapura, Puyung, Sesake, Semayan,
Sengkol, Setangor, Segala Anyar, Sukarara, Tanak Awu, Tiwu
Galih dan Truwai dan 7 (tujuh) wilayah atau bagian wilayah
kecamatan, yaitu Jonggat, Praya, Praya Barat, Praya Barat
Daya, Praya Tengah, Praya Timur dan Pujut di Kabupaten
Lombok Tengah.
Ketentuan–ketentuan yang diarahkan untuk kawasan bandara
tersebut adalah antara lain :
· Arah Persebaran Penduduk Dan Fungsi Kawasan
Kawasan rencana dalam RDTR Kawasan Bandar Udara
Lombok Baru diklasifikasikan menjadi:
Ø 22 (dua puluh dua) blok kawasan, yang terbentuk dari
perpotongan batas fisik (jalan, sungai) dengan garis elips
imajiner dari KKOP Bandar Udara;
Ø 6 (enam) arahan fungsi blok kawasan yakni: konservasi air,
preservasi sawah, tumbuh lambat, tumbuh cepat, perkotaan
dan rawan kecelakaan penerbangan;
Ø 3 (tiga) bagian utama dari KKOP, yakni kawasan horisontal
dalam, kawasan horisontal luar dan kawasan rawan
kecelakaan penerbangan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta blok rencana RDTR
Kawasan Bandara Internasional Lombok dibawah ini.
· Arah sistem pergerakan transportasi dimaksudkan untuk
menunjang sistem pergerakan pada kawasan rencana dengan
kawasan regional Lombok, yang diakibatkan oleh adanya
Bandar Udara Lombok Baru di Lombok Tengah. Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 7
peta arahan system pergerakan, jaringan perhubungan darat
terdiri dari:
Ø Jalan Arteri Sekunder yang menghubungkan Tanak Awu ke
Kota Mataram melalui Batujai – Kuripan – Gerung;
Ø Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan:
§ Praya ke Kota Mataram melalui Ubung;
§ Praya ke Kopang;
§ Tanak Awu ke Kuta melalui Sengkol ;
§ Sengkol ke Praya melalui Batunyala;
§ Batunyala ke Mujur.
Ø Jalan Kolektor Sekunder yang menghubungkan Penujak ke
Selong Belanak.
· Pengembangan Prasarana dan Sarana Lain
Penyediaan dan pengaturan prasarana dan sarana wilayah
lainnya mempertimbangkan kebutuhan pengembangan dan
pengendalian pada wilayah rencana, yakni pengembangan
sarana-prasarana:
Ø Irigasi dilakukan sebagai upaya untuk konservasi air dan
lahan pertanian sawah;
Ø Air bersih guna menunjang pengembangan pusat-pusat
pengembangan wilayah (CBD) dan pusat-pusat
permukiman dengan tetap mempertimbangkan daya dukung
sumber daya air yang ada;
Ø Drainase sebagai penunjang sistem pergerakan kawasan
dan pengaturan kawasan permukiman dari genangan air
hujan;
Ø Sanitasi persampahan dan air limbah pada pusat-pusat
pengembangan wilayah dan permukiman;
Ø Energi listrik pada seluruh kawasan rencana dengan
pertimbangan khusus pada perletakan jaringan transmisi
tegangan tinggi berkaitan dengan tinggi bangunan transmisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 8
dan pusat-pusat permukiman, sesuai ketentuan KKOP dan
IMB;
Ø Jaringan telekomunikasi diserahkan pada jasa penyedia
telekomunikasi, baik kabel maupun nir-kabel dengan
pertimbangan khusus pada perletakan tower telekomunikasi
berkaitan dengan tinggi bangunan sesuai ketentuan KKOP
dan IMB.
· Pemanfaatan ruang pada kawasan rencana diarahkan pada:
Ø Konservasi air, ditujukan pada blok kawasan Batujai dan
sekitarnya, didukung oleh kelestarian kawasan Lombok
Tengah bagian Utara;
Ø Preservasi lahan pertanian sawah, yakni pada blok kawasan
yang didominasi oleh lahan sawah dan blok kawasan dekat
dengan landas pacu Bandar Udara;
Ø Permukiman perdesaan sebagai blok kawasan tumbuh
lambat, guna melindungi lahan dari pertumbuhan urbanisasi
yang tak terkendali;
Ø Permukiman perkotaan sebagai blok kawasan tumbuh
cepat, ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan sarana-
prasarana perkotaan yang efisien;
Ø Pengembangan pusat pertumbuhan perkotaan di blok
kawasan Prayadan Tanak Awu.
· Pemanfaatan ruang khusus adalah:
Ø Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan penunjang
pariwisata dan kebandarudaraan pada blok kawasan
Batujai, Penujak, Tanak Awu dan Sengkol;
Ø Pengendalian blok kawasan pada zona KKOP, khususnya
blok kawasan rawan bahaya kecelakaan penerbangan, untuk
tetap dipertahankan sebagai ruang terbuka, lahan pertanian
sawah dan atau permukiman yang sudah ada sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 9
ketentuan tinggi dan kepadatan bangunan pada zona
KKOP.
· Berkaitan dengan rencana pengembangan Bandar Udara
Lombok Baru, maka di rekomendaikan pengembangan dan
pengendalian pemanfaatan ruang di luar wilayah perencanaan
sebagai berikut :
Ø Pengembangan Kawasan Pantai Kuta Selatan Lombok
Tengah sebagai kawasan wisata pantai dan akomodasi
wisata utama di Kabupaten Lombok Tengah, sekaligus
sesegera mungkin dilakukan pengendalian pengembangan
berkaitan dengan ketentuan sempadan pantai, pengelolaan
air limbah dan sampah serta daya dukung kawasan;
Ø Konservasi kawasan lindung bawahan pada kawasan
Lombok Tengah bagian Utara, sebagai kawasan penangkap
air bagi wilayah bawahannya, dimana kawasan rencana dan
Bandar Udara Lombok Baru berada;
Ø Peningkatan pengelolaan kawasan Desa Budaya Sade,
khususnya sanitasi lingkungan dan perparkiran.
2.2.2 Perubahan dan Pola Pemanfaatan Lahan
Menurut Khadiyanto (2005), kebutuhan lahan adalah implikasi
dari semakin beragamnya fungsi kawasan perkotaan (pemerintahan,
perdagangan, jasa, industri, dan sebagainya) yang disebabkan oleh
kelebihan dalam ketersediaan fasilitas dan kemudahan aksesibilitas
sehingga mampu menarik berbagai kegiatan untuk beraglomerasi.
Dengan ketersediaan lahan yang terbatas, dinamika perkembangan
kegiatan ini akan menimbulkan persaingan antar penggunaan lahan
yang mengarah pada pergeseran penggunaan lahan dengan intensitas
yang semakin tinggi.
Proses perubahan penggunaan lahan dari satu fungsi ke fungsi
lain merupakan dinamika tata ruang kota yang diakibatkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 10
perkembangan dan dinamika penduduk disamping kekuatan potensi
yang dimiliki oleh lahan tersebut. Potensi terbesar yang paling
berpengaruh terhadap perubahan guna lahan adalah potensi ekonomi,
meskipun banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap perubahan
tersebut (Rossi dalam Napituliu, 1999).
Dalam perkembangan wilayah tersebut adanya suatu
kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi tidak di
setiap lokasi yang ada. Kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan
ini terjadi karena adanya pertimbangan lokasi sebagai salah satu faktor
penyebab perubahan pemanfaatan lahan (Alit,2001). Pendekatan teori
neoklasik tentang ekonomi dan perubahan lokasi mengemukakan
bahwa secara normatif masyarakat akan memaksimalkan keuntungan
yang dapat diperoleh dari lahan atau kegiatan yang dilakukan dalam
pemilihan lokasinya (Alit,2001). Oleh karena itu, kecenderungan
perubahan pemanfaatan lahan terjadi pada lokasi-lokasi yang
menawarkan peluang dan kemudahan dibandingkan lokasi lainnya
seperti tingkat aksesibilitas tinggi dan kelengkapan utilitas.
Selain itu, gejala perubahan pemanfaatan lahan tidak terjadi di
setiap lokasi secara seragam, karena setiap lahan memiliki tingkat
kestrategisan dan potensi yang berbeda (Legawa dalam Wijayanti,
1998). Pengalokasian guna lahan di perkotaan akan mengarah ke
lokasi yang dapat memberikan keuntungan tertinggi (Goldberg dalam
Yunus, 2000), sehingga lahan–lahan yang memiliki tingkat
kestrategisan dan potensi yang lebih besar akan lebih berpeluang
mengalami proses perubahan pemanfaatan lahan. Pada umumnya
gejala ini terjadi di jalan–jalan utama atau kawasan–kawasan tertentu
yang memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri.
Menurut Bourne dalam Yusran (2006), ada beberapa faktor
yang menjadi penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahan, yaitu:
perluasan batas kota, peremajaan di pusat kota, perluasan jaringan
infrastruktur terutama jaringan transportasi serta tumbuh dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 11
hilangnya pemusatan aktifitas tertentu yang secara garis besar berjalan
dan berkembang secara dinamis dan natural terhadap alam yang
dipengaruhi antara lain:
1. Faktor manusia, yang terdiri dari kebutuhan manusia akan tempat
tinggal, potensi manusia, finansial, sosial budaya serta teknologi;
2. Faktor fisik kota, meliputi pusat kegiatan sebagai pusat-pusat
pertumbuhan kota dan jaringan transportasi sebagai aksesibilitas
kemudahan pencapaian;
3. Faktor bentang alam yang berupa kemiringan lereng dan
ketinggian lahan.
Menurut Charles C. Colby (dalam Yunus:1994)
mengidentifikasikan 2 gaya yang berlawanan dalam proses
pembentukan dan perubahan pemanfaatan lahan, yaitu :
1. Gaya sentrifugal, yaitu gaya yang mendorong kegiatan berpindah
dari suatu kawasan pusat kota ke wilayah pinggiran. Gaya ini
terdiri dari : gaya ruang (meningkatnya kemacetan), gaya tapak
(kerugian akibat pusat kota terlalu sensitif), gaya situasional (jarak
antar bangunan dan alinemen fungsional tidak memuaskan), gaya
evolusi sosial (tingginya nilai lahan, pajak, dan keterbatasan
perkembangan), dan status dan organisasi hunian (bentuk
fungsional yang kadaluarsa, pola mengkristal, dan fasilitas
transportasi yang tidak memuaskan).
2. Gaya sentripetal, yaitu gaya yang bekerja menahan fungsi-fungsi
tertentu di suatu kawasan pusat kota dan menarik fungsi lain ke
dalamnya. Gaya ini dipengaruhi oleh daya tarik fisik dan tapak
alami, kenyamanan fungsional dan gengsi fungsional.
Menurut Yunus, 2002 faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan spasial antara lain adalah :
1. Faktor Aksesibilitas
Aksesibilitas mempunyai peranan yang besar terhadap perubahan
pemanfaatan lahan. Aksesibilitas tersebut dikenal dengan berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 12
macam, antara lain aksesibilitas social, aksesibilitas ekonomi,
aksesibilitas budaya, aksesibilitas politik, dan aksesibilitas
spasial/fiskal. Aksesibilitas yang terkait dalam hal ini adalah
aksesibilitas fiskal. Pengukuran aksesibilitas fiskal tersebut dengan
menilai prasarana transportasi yang ada bersama-sama dengan
sarana transportasinya. Suatu wilayah yang mempunyai
aksesibilitas yang tinggi akan mempunyai daya tarik yang lebih
kuat dibandingkan dengan wilayah yang mempunyai aksesibilitas
rendah terhadap penduduk maupun fungsi–fungsi kekotaan.
2. Faktor Pelayanan Umum
Faktor pelayanan umum merupakan faktor penarik terhadap
penduduk dan fungsi-fungsi kekotan untuk datang kearahnya.
Makin banyak jenis dan macam pelayanan umum yang
terkonsentrasi pada suatu wilayah, maka makin besar daya tariknya
terhadap penduduk dan fungsi-fungsi kekotaan.
3. Faktor Karakteristik Lahan
Lahan-lahan yang terbebas dari banjir, stabilitas tanahnya tinggi,
topografi relatif datar atau mempunyai kemiringan yang kecil, air
tanah relatif dangkal, relief mikronya tidak menyulitkan untuk
pembangunan, drainasenya baik, terbebas dari polusi air, udara
maupun tanah akan mempunyai daya tarik yang lebih besar
terhadap penduduk maupun fungsi-fungsi kekotaan dibandingkan
dengan daerah-daerah yang skor komposit variabel karakteristik
lahannya lebih rendah. Selain itu juga bentuk pemanfaatan lahan
yang berbeda akan mempunyai daya tarik yang berbeda pula.
4. Faktor Karakteristik Pemilik Lahan
Pemilik lahan yang mempunyai status ekonomi lebih lemah
mempunyai kecenderungan lebih kuat untuk menjual lahannya
dibanding dengan mereka yang mempunyai status ekonomi kuat.
Pemilik-pemilik lahan berekonomi lemah kebanyakan berasosiasi
dengan pemilikan lahan yang sempit dan mereka inilah yang paling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 13
terpengaruh oleh meningkatnya harga lahan yang semakin tinggi,
sementera itu upaya pengolahan lahannya tidak menguntungkan.
Mereka yang berekonomi kuat tidak didera oleh kebutuhan
ekonomi mendesak, sehingga kemampuan untuk mempertahankan
lahannya atau tidak menjual lahannya lebih kuat dibandingkan
dengan mereka yang berekonomi lemah. Hal inilah antara lain
alasan rasional yang mendasari mengapa karakteristik pemilik
lahan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan spasial di
daerah pinggiran kota. Pada daerah yang didominasi oleh pemilik
lahan yang berstatus ekonomi lemah, transaksi jual-beli lahan akan
lebih intensif dibandingkan dengan daerah yang didominasi oleh
pemilik lahan berekonomi kuat.
5. Faktor Keberadaan Peraturan Yang Mengatur Tata Ruang
Salah satu Faktor yang berpengaruh kuat terhadap intensitas
perkembangan spasial di daerah pinggiran kota apabila peraturan
yang ada dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
6. Faktor Pemrakarsa Pengembang
Faktor ini juga memiliki peranan yang kuat dalam mengarahkan
pengembangan spasial suatu daerah karena pengembang selalu
menggunakan ruang yang cukup luas maka keberadaan kompleks
yang dibangun akan mempunyai dampak yang besar pula terhadap
lingkungan sekitar.
Menurut Sadyohutomo (2006:89) bahwa perubahan
penggunaan lahan terjadi akibat adanya kegiatan pembangunan di atas
lahan tersebut. Variabel perubahan penggunaan lahan adalah :
1. Sifat Fisik Lahan
Potensi fisik lahan yang memungkinkan lahan tersebut dibangun/
diubah sesuai penggunaan yang diinginkan. Sifat fisik tersebut
menggambarkan kemampuan secara umum dan menjadi dasar
dalam menilai kesesuaiannya untuk jenis - jenis penggunaan
lahan yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 14
2. Tersedianya Prasarana Kota
Prasarana yang tersedia pada jarak tertentu memberi pendorong
seseorang untuk membangun lahannya. Prasarana yang vital
untuk penggunaan lahan perkotaan seperti jalan.
3. Jarak ke lokasi Strategis
Lokasi strategis ditentukan oleh tersedianya prasarna yang ada dari
segi kuantitas dan kualitas. Lokasi strategis tersebut biasanya
berupa pusat kota, pusat perdagangan, pelabuhan, terminal, pusat
pemerintahan, dan sebagainya.
4. Peruntukan Lahan
Peruntukan yang sesuai dengan kehendak seseorang dapat
merangsang pembangunan lahan, sedangkan yang tidak sesuai
menjadi penghambat pembangunan lahan.
5. Status Lahan
Hak atas lahan menyatakan hubungan hokum antara individu,
kelompokatau badan hukum dengan lahan. Lahan yang dimiliki
oleh seseorangbelum dapat dibangun oleh orang lain sebelum
dibeli atau dibebaskan.
Pola tata guna lahan adalah model susunan tata guna lahan
dalam konteks keruangan suatu kota, dalam penggunaan media atau
lahan untuk fungsi kota. Tiap kota di negara maju maupun negara
berkembang mempunyai pola tata guna lahan atau pola keruangan kota
yang tidak sama. Perbedaan pola keruangan ini menurut Bintarto
(1977:56) disebabkan oleh: luas daerah kota, unsur topografi, faktor
sosial, faktor budaya, faktor politik dan faktor ekonomi. Selain itu,
pola penggunaan lahan adalah rumusan distribusi spasial dengan
kegiatan perkotaan dan penduduknya. Penggunaan lahan di perkotaan
sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang terjadi di dalam kota tersebut.
Kebutuhan Lahan untuk pembangunan struktur strategis yang
berorientasi ke pusat pemasaran/kota, seringkali harus bersaing dengan
kebutuhan lahan untuk keseimbangan lingkungan ekonomi. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 15
karena itu dalam pembangunan lahan di suatu perkotaan diperlukan
suatu penataan ruang dengan pola penggunaan lahan agar lebih efektif
dan efisien ( Dirjen Cipta Karya, 1989).
Distribusi perubahan penggunaan lahan akan mempunyai pola-
pola perubahan penggunaan lahan. Menurut Bintarto (1977) pada
distribusi perubahan penggunaan lahan pada dasarnya dikelompokkan
menjadi :
1. Pola memanjang mengikuti jalan.
2. Pola memanjang mengikuti sungai
3. Pola radial
4. Pola tersebar
5. Pola memanjang mengikuti garis pantai
6. Pola memanjang mengikuti rel kereta api.
Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi perubahan
penggunaan lahan tersebut pada dasarnya adalah topografi dan potensi
di masing-masing daerah. Dalam penggunaan lahan baik untuk
perumahan maupun untuk pertanian harus diperhitungkan beberapa
unsur alam seperti ketinggian tempat, ketersediaan air dan lain
sebagainya sehingga diharapkan akan tercipta keseimbangan dan
keserasian dalam tata guna lahan dan diperoleh manfaat yang optimal
dari penggunaannya dan menjaga kelestariaannya.
Menurut Cheema dalam Jayadinata (1999:179), karena keadaan
topografi tertentu atau karena perkembangan sosial ekonomi tertentu
maka akan berkembang beberapa pola perkembangan kota dengan pola
menyebar (dispersed pattern), pola sejajar (lineair pattern) dan pola
merumpun (clustered pattern). Pola menyebar terjadi pada keadaan
topografi yang seragam dan ekonomi yang homogen. Pada pola sejajar,
perkotaan terjadi akibat adanya perkembangan sepanjang jalan, lembah,
sungai dan pantai. Pada pola merumpun, biasanya terjadi pada kota-kota
yang berhubungan dengan pertambangan dengan topografi agak datar
meskipun terdapat beberapa relief lokal yang nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 16
2.2.3 Nilai Lahan
Nilai lahan merupakan pengukuran nilai lahan yang didasarkan
kepada kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya
dengan produktivitas dan strategi ekonomis. Nilai lahan dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu (Sukanto, 1981: 22) :
· Lahan yang diusahakan (Improved Land)
Harga lahan ditambah dengan harga bangunan yang terdapat
diatasnya
· Lahan yang tidak diusahakan (Unimproved Land).
Struktur nilai lahan menurut Chapin dapat dibagi sebagai
berikut (Jayadinata, 1992:22):
· Pusat wilayah perdagangan mempunyai nilai tertinggi
dibandingkan dengan wilayah lain
· Wilayah tempat pusat kerja, pusat perkotaan terletak di sekeliling
perbatasan pusat kota mempunyai nilai tertinggi setelah CBD
· Makin jauh keluar keliling kawasan tersebut terdapat kawasan
perumahan dengan nilai lahan makin murah jika makin jauh dari
pusat kota
· Pusat-pusat pengelompokkan industri dan perdagangan yang
menyebar mempunyai nilai lahan tinggi dibanding dengan
sekeliling, biasanya kawasan ini di lokasi perumahan.
Berdasarkan Urdi (2005), nilai lahan adalah tingkat sewa lahan
yang paling mahal di pusat pasar dan makin rendah apabila semakin
jauh dari pasar. Makin tinggi kemampuannya untuk membayar sewa
lahan maka makin besar kemungkinan kegiatan itu berlokasi dekat ke
pusat pasar. Harga lahan tinggi di pusat kota dan akan makin menurun
apabila makin jauh dari pusat kota. Selain itu, adanya pembangunan
mengakibatkan harga lahan tidak dapat terjangkau oleh kelompok
strata menengah kebawah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan lahan digunakan
sebagai investasi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 17
· Adanya kecenderungan orang terhadap pemilikan lahan sebagai
kekayaan yang layak
· Karakteristik lahan yang merupakan investasi jangka panjang
· Investor mengetahui keadaan pasar lahan dan barang tak bergerak
· Investor dapat mengawasi sendiri investasinya
· Kepercayaan bahwa dengan investasi barang tak bergerak maka
akan terhindar dari inflasi (Cahyono, 1982:26).
Nilai lahan ditentukan oleh kemampuan lahan tersebut secara
kualitatif maupun strategis dalam penggunaannya, misalnya untuk
kegiatan fungsional tertentu. Secara teoritis nilai ekonomis lahan
perkotaan akan semakin tinggi jika lokasinya mendekati kawasan pusat
kota. Karena pada umumnya semakin mendekati pusat kota akan
semakin tinggi aksesibilitas terhadap fasilitas. Sebaliknya semakin
jauh dari pusat kota nilai lahan perkotaan akan semakin berkurang.
Pada hakekatnya harga lahan merupakan refleksi dari nilai lahan.
Harga sebidang lahan akan ditentukan oleh jenis kegiatan yang akan
ditempatkan di atasnya, yang akan terwujud dalam bentuk penggunaan
lahan tersebut. Tinggi rendahnya nilai lahan dipengaruhi oleh
produktivitas lahan tersebut. Bidang lahan yang potensial untuk
menghasilkan produktivitas yang maksimum (misalnya perdagangan,
industri, perkantoran) akan dinilai lebih tinggi daripada lahan yang
dipakai untuk kegiatan yang kurang produktif (misalnya perumahan).
Menurut Chappin (1979) dalam Hendarto (2005), penentuan
nilai sebidang lahan tidak terlepas dari nilai keseluruhan lahan dimana
lahan tersebut berlokasi. Sehingga penentuan nilai lahan memiliki
kaitan dengan pola penggunaan lahan secara keseluruhan dari suatu
bagian kota. Apabila dapat dianggap/diasumsikan pola harga lahan
memang secara nyata mengikuti kecenderungan demikian, maka
karakteristik harga lahan ini akan menunjukkan suatu pola dimana
harga lahan akan semakin tinggi ke wilayah yang mendekati lokasi
kegiatan fungsional kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 18
2.2.4 Pusat Pertumbuhan
Pusat pertumbuhan (Growth Pole) dapat diartikan dengan dua
cara, yaitu secara fungsional dan secara geografis. Secara fungsional,
pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha
atau cabang industri yang karena sifat hubungannya memiliki unsur-
unsur kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupan ekonomi
baik ke dalam maupun ke luar (daerah belakangnya). Secara geografis,
pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas
dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of attraction),
yang menyebabkan berbagai macam usaha tertarik untuk berlokasi di
wilayah tersebut dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas
yang ada di kota tersebut, walaupun kemungkinan tidak ada pola
interaksi antara usaha-usaha tersebut(Tarigan, 2009 : 128-130).
Suatu kota dikatakan sebagai pusat pertumbuhan harus
bercirikan(Tarigan,2004):
1. Adanya hubungan intern dari berbagai macam kegiatan hubungan
internal sangat menentukan dinamika sebuah kota. Ada keterkaitan
antara satu sektor dengan sektor lainnya sehingga apabila ada satu
sektor yang tumbuh akan mendorong pertumbuhan sektor lainnya,
karena saling terkait. Dengan demikian kehidupan kota
menciptakan sinergi untuk saling mendukung terciptanya
pertumbuhan.
2. Adanya unsur pengganda (multiplier effect) keberadaan sektor-
sektor yang saling terkait dan saling mendukung akan menciptakan
efek pengganda. Maknanya bila ada permintaan satu sektor dari
luar wilayah, peningkatan produksi sektor tersebut akan
berpengaruh pada peningkatan sektor lain. Peningkatan ini akan
terjadi beberapa kali putaran pertumbuhan sehingga total kenaikan
produksi dapat beberapa kali lipat dibandingkan dengan kenaikan
permintaan di luar untuk sektor tersebut. Unsur efek pengganda
memiliki peran yang signifikan terhadap pertumbuhan kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
TINJAUAN PUSTAKA | 19
belakangnya. Hal ini terjadi karena peningkatan berbagai sektor di
kota pusat pertumbuhan akan membutuhkan berbagai pasokan baik
tenaga kerja maupun bahan baku dari kota belakangnya.
3. Adanya konsentrasi geografis konsentrasi geografis dari berbagai
sektor atau fasilitas, selain bisa menciptakan efisiensi di antara
sektor-sektor yang saling membutuhkan, juga meningkatkan daya
tarik (attraciveness) dari kota tersebut. Orang yang datang ke kota
tersebut bisa mendapatkan berbagai kebutuhan pada lokasi yang
berdekatan. Jadi kebutuhan dapat diperoleh dengan lebih hemat
waktu, biaya, dan tenaga. Hal ini membuat kota tersebut menarik
untuk dikunjungi dan karena volume transaksi yang makin
meningkat akan menciptakan economic of scale sehingga tercipta
efisiensi lebih lanjut.
4. Bersifat mendorong pertumbuhan daerah belakangnya sepanjang
terdapat hubungan yang harmonis di antara kota sebagai pusat
pertumbuhan dengan kota belakangnya maka pertumbuhan kota
pusat akan mendorong pertumbuhan kota belakangnya. Kota
membutuhkan bahan baku dari wilayah belakangnya dan
menyediakan berbagai fasilitas atau kebutuhan wilayah
belakangnya untuk dapat mengembangkan diri.
Pemikiran dasar dari konsep titik pertumbuhan ini adalah
bahwa kegiatan ekonomi di dalam suatu daerah cenderung
beraglomerasi di sekitar sejumlah kecil titik fokal (pusat). Di dalam
suatu daerah arus polarisasi akan bergravitasi kearah titik-titik fokal
ini, yang walaupun karena jarak arus tersebut akan berkurang. Di
sekitar titik fokal ini dapat ditentukan garis perbatasan dimana
kepadatan arus turun sampai suatu tingkat kritis minimum, pusat
tersebut dapat dikatakan titik pertumbuhan sedangkan daerah di dalam
garis perbatasan adalah daerah pengaruhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
METODE PENELITIAN | 1
BAB 3
METODE PENELITIAN
Menurut Nazir (1988), Metode penelitian merupakan suatu kesatuan
sistem dalam penelitian yang terdiri dari prosedur dan teknik yang perlu
dilaksanakan dalam suatu penelitian. Prosedur tersebut memberikan kepada
peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian,
sedangkan teknik penelitian merupakan alat ukur apa yang akan diperlukan dalam
melaksanaan penelitian. Untuk menentukan metode yang digunakan dalam suatu
kegiatan penelitian harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode
penelitian merupakan rangkaian atau proses yang dilakukan dalam penelitian ini,
meliputi jenis penelitian dan tahapan penelitian.
3.1 Jenis penelitian
Dalam penelitian untuk mengetahui perubahan kondisi fisik dan
ekonomi wilayah sekitar bandara selama pembangunan bandara tersebut
adalah menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian atau metode yang berusaha untuk menentukan pemecahan
masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Jadi metode ini juga
menyajikan, menganalisis data dan menginterpretasi data (Narbuko dan
Achmadi 2003: 44). Menurut Nazir, (2003: 54) penelitian deskriptif adalah
metode yang digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu
objek, suatu kondisi, atau suatu pemikiran, dengan tujuan untuk membuat
deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena.
3.2 Tahapan Penelitian
3.2.1 Persiapan
Persiapan data meliputi kegiatan identifikasi permasalahan
yang menjadi kajian penelitian, pemilihan lapangan penelitian,
penyusunan rancangan penelitian, dan kajian pustaka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
METODE PENELITIAN | 2
3.2.2 Penentuan Variabel Penelitian
Menurut Nazir (2005), variabel adalah konsep yang
mempunyai bermacam-macam nilai. Variabel juga merupakan
indikator yang digunakan untuk menjelaskan rumusan masalah dari
suatu penelitian. Penelitian ini difokuskan pada perubahan fisik dan
ekonomi. Berdasarkan teori-teori yang dibahas di bab tinjauan pustaka
tersebut diperoleh variable penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Penentuan Variabel Penelitian
No Variabel Sumber Pustaka Dasar Pertimbangan 1 Perubahan
penggunaan lahan
· Pengalokasian guna lahan di perkotaan akan mengarah ke lokasi yang dapat memberikan keuntungan tertinggi (Goldberg dalam Yunus, 2000)
· Bentuk perubahan ini tidak terjadi di setiap lokasi secara seragam, karena setiap lahan memiliki tingkat kestrategisan dan potensi yang berbeda (Legawa dalam Wijayanti, 1998).
· Perubahan pemanfaatan lahan (Yunus, 2002)
· Perubahan penggunaan lahan (Sadyohutomo, 2006)
Pembangunan Bandar udara akan mempengaruhi perubahan tata guna lahan di sekitarnya. perubahan tata guna lahan tersebut juga berpengaruh terhadap luasan masing-masing guna lahan
2 Pola persebaran aktifitas wilayah
Pola-pola perubahan penggunaan lahan ( Bintarto 1977)
Pembangunan bandar udara tersebut menyebabkan perubahan penggunaan lahan dan munculnya fasilitas-fasilitas baru di wilayah sekitar sehingga menyebabkan pula perubahan pola penggunaan lahan pada kawasan bandara tersebut
3 Nilai lahan · Struktur nilai lahan menurut Chapin
· Perbedaan nilai lahan ( URDI, 2005)
· Penentuan nilai sebidang lahan (Mulyo Hendarto, 2005)
adanya suatu pembangunan Bandar udara maka akan mempengaruhi perubahan nilai lahan di sekitar kawasan bandara tersebut karena semakin mendekati pusat pertumbuhan akan semakin tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
METODE PENELITIAN | 3
aksesibilitas terhadap fasilitas dan munculnya sarana ekonomi baru yang akhirnya menyebabkan peningkatan terhadap nilai lahan. Selain itu adanya kaitan nilai lahan dan perubahan penggunaan lahan tersebut
4 Perkembangan jaringan jalan dan sarana perdagangan jasa
· Pusat pertumbuhan ( Tarigan, 2009)
· Prasarana yang tersedia pada jarak tertentu menjadi pendorong untuk membangun tanahnya ( Sadyohutomo, 2006)
Adanya pembangunan Bandar udara tersebut mempengaruhi sarana dan jaringan jalan yang ada di wilayah sekitar. Jalan berperan penting sebagai pendukung mudahnya akses baik internal atau eksternal bandara. Adanya pembangunan bandara mendorong munculnya fasilitas-fasilitas penunjang baru.
5 Perubahan pendapatan masyarakat
· Suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik ( Tarigan, 2009)
Adanya pembangunan Bandar udara tersebut menyebabkan perubahan mata pencaharian bagi sebagian penduduk kawasan Bandar udara dan berpengaruh pula pada pendapatan masyarakat tersebut.
Sumber : Analisis Peneliti
3.2.3 Pengumpulan Data
Teknik atau metode pengumpulan data dari suatu penelitian,
secara umum di bagi menjadi dua (Nazir, 2003: 174), yaitu:
pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.
Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada objek penelitian di
lapangan, baik melalui pengamatan (observasi) langsung maupun
wawancara (interview) serta penyebaran angket/kuesioner, sedangkan
pengumpulan data sekunder dilakukan peneliti dengan cara tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
METODE PENELITIAN | 4
langsung ke objek penelitian, tetapi melalui penelitian terhadap
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian.
Kegiatan pengumpulan data meliputi pengumpulan data primer
dan sekunder yang terkait dengan penelitian.
1. Survei primer
Survei primer berupa survei lapangan yang dimaksudkan untuk
menguji kebenaran fakta dari survei instansional atau kajian teori
dan untuk memperoleh data serta informasi mengenai keadaan,
situasi dan permasalahan langsung di wilayah studi. Jenis data
yang diperoleh secara langsung dapat berupa kondisi fisik wilayah
studi, peruntukan lahan sekitar bandara, ekonomi masyarakat yang
ada di wilayah tersebut. Pengumpulan data tersebut digunakan
untuk melakukan analisis perubahan yang terjadi selama
pembangunan bandara tersebut untuk memperoleh data primer
tersebut dapat dilakukan dengan beberapa teknik pengambilan data
yaitu antara lain :
· Observasi lapangan
Mengamati langsung kondisi lapangan yang dijadikan objek
penelitian. Tujuan dari pengamatan langsung ini adalah untuk
melihat secara langsung kondisi kawasan. Pengamatan
langsung ini berupa pengamatan terhadap tata guna lahan saat
ini yang terjadi setelah adanya pembangunan bandara baru
tersebut, kondisi jaringan jalan dan sarana perdagangan jasa,
dan ekonomi kawasan sekitar bandara.
· Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk mengetahui pandangan pihak-
pihak terkait terhadap adanya pembangunan bandara di wilayah
tersebut. Pihak terkait yang menjadi responden untuk
kepentingan wawancara dalam studi ini antara lain dengan
pejabat dari instansi pemerintah, masyarakat yang berada di
dalam kawasan penelitian. Wawancara terhadap masyarakat di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
METODE PENELITIAN | 5
dalam kawasan dilakukan untuk menggali lebih dalam lagi
informasi mengenai perubahan fisik dan ekonomi masyarakat
yang terjadi selama proses pembangunan Bandara Internasional
Lombok dilakukan.
· Kuesioner
Kuisioner adalah memberikan angket kepada masyarakat dan
aparat pemerintahan di kecamatan atau pihak yang terkait
dalam penelitian ini untuk diisi dengan jawaban sesuai dengan
pertanyaan yang ada di angket tersebut. Kuesioner merupakan
metode yang sangat penting untuk mengetahui seberapa jauh
perubahan fisik dan ekonomi yang terjadi di sekitar lokasi
pembangunan bandara.
2. Survei sekunder
Survei sekunder dapat dilakukan dengan menggali informasi dari
sumber-sumber yang antara lain adalah :
· Studi Literatur, bermanfaat untuk mengumpulkan literatur dan
wacana mengenai inti pokok materi dan permasalahan yang
dibahas dalam penelitian ini, sekaligus sebagai pengembangan
wacana. Studi literatur ini kemudian dapat diambil kesimpulan
dari dalamnya sehingga ditemukan pokok permasalahan serta
analisis dan metode pemecahan yang paling signifikan serta
relevan.
· Informasi media cetak dan media elektronika
· Studi Dokumen dari Instansi pemerintahan berupa data-data
yang dikeluarkan oleh instansi terkait, yaitu ;
§ Bappeda Kabupaten Lombok Tengah
§ BPN Kabupaten Lombok Tengah
§ BPS Kabupaten Lombok Tengah
§ DPU Kabupaten Lombok Tengah
§ Kecamatan – kecamatan yang termasuk dalam wilayah
studi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
METODE PENELITIAN | 6
Tabel 3.2 Kebutuhan Data
No Data Yang Digunakan
Jenis Data Metode
Pengumpulan Data
Sumber
1 · Luasan tanah basah dan tanah kering perkelurahan
· Jenis penggunaan lahan tahun 2005 hingga 2010
· Luasan penggunaan lahan tahun 2005 hingga 2010
· Peta tata guna lahan 2005 dan 2010
· Kecamatan dalam angka tahun 2005 hingga 2010
Kuantitatif, kualitatif
· Hasil survei Sekunder
· Observasi lapangan
· BPN Kabupaten Lombok Tengah
· Bappeda Kabupaten Lombok Tengah
2 · Nilai lahan tahun 2005
· Nilai lahan tahun 2010
Kuantitatif · Hasil survei Sekunder, wawancara
· Kantor pajak · BPN · masyarakat
3 · Data perkembangan jaringan jalan tahun 2005 hingga 2010
· Data jumlah sarana perdagangan dan jasa tahun 2005 hingga 2010
· Peta persebaran sarana perdagangan dan jaringan jalan
kuantitatif · Observasi Lapangan
· Hasil survei sekunder
· wawancara
· DPU Kabupaten Lombok Tengah
· BPS Kabupaten Lombok Tengah
· masyarakat
4 · Pendapatan penduduk pada awal proses pembangunan bandara
· Pendapatan penduduk proses akhir pembangunan bandara
Kuantitatif, kualitatif
· Sekunder · Observasi
lapangan · Wawancara · kuesioner
· BPS · masyarakat
5 RDTR Kawasan Bandara dan Perdanya
Kualitatif Sekunder Bapeda Kabupaten Lombok Tengah
Sumber : Analisis Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
METODE PENELITIAN | 7
3.2.4 Penentuan Sampel
Sampling adalah salah satu cara pengumpulan data dimana
yang diselidiki adalah elemen-elemen sampel (sebagian) dari suatu
populasi. Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
· Dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh
populasi
· Dapat menentukan presisi dari hasil penelitian
· Sederhana sehingga mudah dilaksanakan
· Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya
serendah-rendahnya.
Teknik untuk pengambilan sampel digunakan teknik
Probability sampling (pengambilan sampling berdasarkan peluang)
dengan cara Random Sampling (teknik acak sederhana). Selian itu,
teknik pengambilan sampel atau teknik sampling yang digunakan
adalah Purposive Sampling pada 19 kelurahan/desa yang berada di
dekat kawasan pembangunan bandara baru di Kabupaten Lombok
Tengah yang dipilah sesuai dengan tujuan penelitian dengan
responden-responden diambil secara proposional per wilayah
desa/kelurahan (data primer) melalui ground research dengan metode
Area Propotional sample yaitu teknik sampling dengan mengambil
wakil setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Adakalanya
jumlah subyek yang ada pada setiap strata atau setiap wilayah tidak
sama. Oleh karena itu, agar mendapat data yang representative
ditentukan seimbang/sebanding dengan banyaknya subyek dari setiap
wilayah (Arikunto, 1998:126-127).
Penentuan sampel ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
pendapatan penduduk selama pembangunan Bandara Internasional
Lombok tersebut bagi wilayah sekitarnya, dimana yang dibahas dalam
perhitungan tingkat pendapatan masyarakat tersebut adalah pendapatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
METODE PENELITIAN | 8
penduduk pada waktu awal pembangunan dan akhir pembangunan
bandara tepatnya tahun 2005 dan tahun 2010.
Populasi merupakan keseluruhan penduduk atau individu yang
dimaksudkan untuk diselidiki. Desa/kelurahan yang dijadikan lingkup
penelitian adalah 19 desa/kelurahan dan berdasarkan data dari
Kecamatan dalam Angka tahun 2010 bahwa jumlah penduduk total di
wilayah yang termasuk penelitian sebesar 142.668 jiwa. Untuk
menentukan jumlah ukuran sampel dipakai formulasi Slovin
(Servilla,1993:161), yaitu :
Keterangan n : ukuran sampel
N : Ukuran Populasi
s挠 : nilai kritis(batas ketelitian) yang diinginkan
Dalam hal ini batas ketelitian yang dipakai dalam menetukan
jumlah sampel adalah 10%, dengan tingkat kepercayaan studi sebesar
90%. Berdasarkan formulasi tersebut jumlah sampel yang diambil
untuk penelitian adalah: k 实142.6681 十142.668果纵0,1邹挠
= 99,9 100 Responden
Wilayah penelitian tersebut terdiri dari 19 desa/kelurahan jika
responden yang diambil dibagi secara proporsional maka setiap
desa/kelurahan diambil 5 responden.
3.2.5 Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan
(Singarimbun,1989:78). Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui
perubahan kondisi fisik dan ekonomi yang terjadi di sekitar bandara
selama pembangunan bandara tersebut tepatnya tahun 2005 hingga
k 实棺1 十棺s挠
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
METODE PENELITIAN | 9
tahun 2010, dimana karena teknik analisis datanya berupa deskriptif
kualitatif sehingga jika adanya perubahan yang terjadi di wilayah
tersebut dalam persentase dapat digolongkan menjadi :
· Kurang signifikan : (0-25)%
· Cukup signifikan : (26-50)%
· Signifikan : (51-75)%
· Sangat signifikan : (76-100)%
Berikut merupakan metode yang digunakan dalam teknik
analisis data penelitian ini meliputi :
1. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan
Analisis perubahan penggunaan lahan adalah analisis yang
digunakan untuk mngetahui perubahan luasan penggunaan lahan di
sekitar wilayah bandara selama adanya pembangunan bandara baru
tersebut dilakukan. Pada analisis ini juga akan diketahui persentase
perkembangan yang terjadi dari tahun ke tahun selama
pembangunan bandara tersebut. Input data yang digunakan adalah
data jenis penggunaan lahan perkelurahan/desa dari tahun 2005
hingga tahun 2010. Berdasarkan proses pembangunan pada ruang
lingkup wilayah penelitian diketahui bahwa periode waktu yang
dibahas dalam penelitian ini adalah lima tahun. Untuk mengetahui
perkembangan atau perubahan yang terjadi selama lima tahun
sehingga sampel waktu yang diambil adalah dimana proses awal
dilakukan, pertengahan proses dan akhir proses tepatnya tahun
2005, 2008, dan 2010. Metode yang digunakan untuk mengetahui
perubahan dan perkembangan penggunaan lahan di sekitar bandara
tersebut adalah metode analisis superimpose dan deskriptif
kualitatif, dimana langkah awal yang dilakukan adalah menumpang
tindih peta tahun 2005, 2008, dan 2010 dan kemudian dibahas
dengan deskriptif kualitatif. Selain itu juga, adanya analisis
kebijakan yang digunakan untuk mengetahui kaitan antara Perda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
METODE PENELITIAN | 10
yang telah ditetapkan tentang kawasan bandara dengan perubahan
yang terjadi di wilayah tersebut.
2. Analisis Pola Persebaran aktifitas
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pola persebaran yang
terjadi di wilayah sekitar lokasi pembangunan bandara yang
disesuaikan dengan perubahan lahan yang terjadi selama
pembangunan. Input yang digunakan adalah peta awal
pembangunan bandara dan perubahan penggunaan lahan sehingga
diperoleh suatu pola persebaran aktifitas di wilayah sekitar bandara
dan metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan
kebijakan terkait dengan Perda No 7 Tahun 2006.
3. Analisis Perkembangan Jaringan Jalan dan Perubahan Sarana
Perdagangan dan jasa
Input yang dibutuhkan adalah data jaringan jalan dan data sarana
perdagangan dan jasa dari tahun 2005 hingga 2010. Metode
analisis yang digunakan adalah metode analisis superimpose,
kebijakan dan deksriptif kualitatif, dimana untuk mengetahui
perkembangan dan perubahan yang terjadi selama pembangunan
terkait dengan aspek jaringan jalan dan sarana perdagangan dan
jasa yang dijabarkan dan disesuaikan dengan peraturan terhadap
kawasan bandara tersebut.
4. Analisis Nilai Lahan
Input yang dibutuhkan adalah data nilai lahan tahun 2005 dan
tahun 2010 karena adanya kesulitan dalam perolehan data tiap
tahun. Selain itu juga, dengan data 2005 dan 2010 sehinggga dapat
diketahui perubahan yang terjadi pada awal proses pembangunan
bandara tersebut dengan akhir proses pembangunan di sekitar
wilayah lokasi pembangunan bandara. Metode analisis yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
METODE PENELITIAN | 11
5. Analisis Pendapatan Penduduk sekitar Bandara
Data yang dibutuhkan adalah pendapatan penduduk pada awal
proses pembangunan dan akhir proses sehingga dapat diketahui
perubahan tingkat pendapatan di wilayah sekitar yang terjadi
selama pembangunan bandara tersebut. Data yang digunakan
adalah data kuantitatif dan metode analisisnya adalah dekriptif
kuantitatif. Dibawah ini merupakan rumus perhitungan tingkat
pendapatan rata-rata.
ikd诡Ǵ 灸skrǴ灸Ǵ Ǵk嘀Ǵ Ǵ エ 嘀Ǵ Ǵ 实 䦘ƅƼ评篇乒坡聘aƼ坡凭漂屏评萍�乒魄aƅ坡聘乒坡
Tabel 3.3 Analisis Data
Sasaran Variabel Jenis
Analisis Output
Teridentifikasi perubahan lahan pada wilayah yang dekat kawasan bandara selama proses pembangunan Bandar udara Internasional Lombok tersebut dilakukan.
Perubahan penggunaan lahan
Analisis superimpose, deskriptif kualitatif dan kebijakan
Pemanfaatan ruang sekitar bandara yang mengalami perubahan lahan selama pembangunan bandara
Teridentifikasi pola persebaran aktifitas kawasan yang muncul selama adanya pembangunan bandara.
Pola persebaran aktifitas
Analisis deskriptif kualitatif dan kebijakan
Pola persebaran aktifitas kawasan yang muncul dan terbentuk selama adanya pembangunan bandara tersebut
Teridentifikasi perubahan nilai lahan selama pembangunan bandara
Perubahan nilai lahan
Analisis deskriptif kualitatif
Perubahan nilai tanah selama pembangunan bandara terhadap
Teridentifikasi perkembangan jaringan jalan dan sarana perdagangan selama pembangunan bandara,
Pertambahan Sarana dan jaringan jalan Penunjang
Analisis deskriptif kualitatif , analisis superimpose, dan kebijakan
Perubahan dan perkembangan jaringan jalan dan sarana perdagangan jasa selama pembangunan
Teridentifikasi perubahan tingkat pendapatan penduduk selama adanya pembangunan bandara
Perubahan Tingkat pendapatan
Analisis deskriptif kuantitatif
Tingkat pendapatan masyarakat di proses awal dan akhir pembangunan
Sumber : Analisis Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 1
BAB 4
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN
4.1 Gambaran Tentang Bandara Internasional Lombok
Bandara Internasional Lombok merupakan Bandar udara baru yang
ada di Pulau Lombok. Bandara ini terletak di Desa Tanak Awu, Kecamatan
Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Pusat pemerintahan atau pusat kota
Kabupaten Lombok Tengah berada di Praya. Pembangunan bandara ini
terletak di daerah bagian selatan Praya yang memiliki luas sekitar 595 Ha
berada ditengah persawahan dan sebelah utaranya terdapat sebuah waduk
yang dikenal dengan Bendungan Batujai, dimana waduk ini sangat berperan
sebagai penyalur air untuk kegiatan pembangunan bandara.
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Lombok Tengah Sumber : Bapeda Kabupaten Lombok Tengah
Bandara Internasional Lombok tersebut dibangun berdasarkan
beberapa pertimbangan antara lain :
Lokasi Bandara baru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 2
1. Keputusan pemerintah
Keputusan pemerintah untuk segera membangun bandar udara
internasional Lombok untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Provinsi NTB. Walaupun sebelumnya terjadi penarikan secara paksa
petani yang menduduki areal tanah yang bakal menjadi lokasi
pembangunan Bandar Udara (Bandara) Lombok Baru di Tanak Awu,
Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, berakhir
dengan bentrokan. Puluhan petani menderita luka-luka terkena tembakan
termasuk dua anggota polisi luka terkena anak panah.
Adanya unjuk rasa tersebut dilakukan oleh masyarakat sekitar
karena tanah mereka dibayar dengan harga sangat murah. Pembelian
tanah tersebut dimulai sekitar tahun 1994. Sementara pada waktu itu
harga tanah jauh lebih murah dibandingkan sekarang karena nilai tukar
rupiah waktu itu yang murah sehingga semua barang termasuk harga
tanah juga memiliki nilai tanah yang murah. Perbedaan harga tanah
tahun 1994 dengan 2006 yang pasti jauh berbeda menyebabkan adanya
unjuk rasa. Meskipun ditentang banyak pihak, khususnya kaum petani
namun dari pihak DPR menyetujui rencana pembangunan bandara
internasional tersebut.
2. Keberadaan bandara yang dapat didarati pesawat berbadan lebar dapat
memacu pertumbuhan ekonomi NTB.
Bandara Selaparang hanya mampu didarati maksimal pesawat
Boeing 737 atau sejenisnya. Berdasarkan lokasinya juga berada di
tengah kota, didekat Gunung Rinjani yang menjulang sangat tinggi
sehingga dapat mengganggu penerbangan dikala cuaca buruk dan daerah
sekitarnya berupa pemukiman penduduk sehingga membuat Bandara
Selaparang sulit untuk dikembangkan. Jika dilakukan perluasan bandara
maka terlalu banyak sarana yang akan dirusak. Sementara lokasi
bandara baru di Desa Tanak Awu berada didataran yang sangat luas dan
tidak berada dekat gunung atau relief-relief lain yang berbahaya untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 3
penerbangan. Maka dengan demikian Tanaq awu jauh lebih berpotensi
untuk lokasi pembangunan bandara baru.
3. Bandara Selaparang tidak dapat dikembangkan karena berbagai
pertimbangan aspek teknis dan operasional.
Kondisi kinerja Bandara Selaparang saat ini memiliki luas
sebesar 69 hektar yang landas pacunya 2.100 m x 40 m tidak dapat
digunakan untuk pendaratan pesawat berbadan lebar. Padahal,
permintaan pasar pariwisata Lombok dan NTB sebagaimana Bali adalah
pangsa pasar regional Asia Timur (Korea, China, Taiwan dan Jepang)
dan Australia. Jika layanan penerbangan yang ada hanya sebatas kelas
pesawat Boeing 737-200 atau 300, maka pasar pariwisata yang
dijangkau hanya sebatas Singapura dan Malaysia.
Selain itu, juga Bandara Selaparang melayani penumpang rata-
rata 2500 setiap hari. Pesawat terbesar yang bisa mendarat di bandara ini
hanya sekelas boeing 737 seri 400 dengan kapasitas 180 tempat duduk,
sedangkan pesawat berbadan lebar seperti boeing 747 atau airbus yang
banyak digunakan membawa wisatawan dunia dari berbagai negara tidak
bisa mendarat di bandara tersebut. Oleh karena itu, dibangunnya
bandara baru yang lebih luas, lebih nyaman, dan lebih representatif
untuk pengguna jasa.
4. PT. (PERSERO) Angkasa Pura I sudah membebaskan lahan pada
tahun 1995 di Kabupaten Lombok Tengah dengan luas sekitar 538,8 Ha
untuk mengganti Bandara Selaparang. Sejak tahun 1995 pihak Angkasa
Pura sudah membayar lahan yang akan dijadikan Bandara Baru yang
telah mendapat persetujuan dari Presiden yaitu Presiden Soeharto.
Sedangkan berdasarkan tinjauan tata ruang dalam RDTR kawasan
sekitar bandara baru Lombok tersebut dikatakan bahwa menurut Angkasa
Pura I adanya beberapa alasan teknis kenapa Bandara Selaparang harus
dipindah atau adanya pembangunan bandar udara baru yaitu :
1. Secara teknis operasional tidak dapat mendukung operasional
penerbangan berbadan lebar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 4
2. Letak Bandara Selaparang sudah berada dalam kawasan perkotaan
Mataram
3. Perpanjangan landas pacu dari 2.100 m menjadi 2.500 m ke arah barat
harus membebaskan kawasan perdagang/ruko, kuburan Cina dan jalan
menuju Senggigi seluas ± 136.000 m2.
4. Perpanjangan landas pacu ke arah timur tidak dimungkinkan karena
adanya hambatan fisik berupa kontur kaki Gunung Rinjani
5. Pelebaran runway strip ke arah utara memerlukan pembebasan
permukiman seluas ± 248.140 m2.
6. Pelebaran runway strip ke arah selatan mengakibatkan bergesernya
apron, terminal dan area parkir, sehingga diperlukan pembebasan lahan
seluas ± 519.816 m2
7. Pembebasan DVOR (menjadi off-site) memerlukan pembebasan lahan
seluas ± 40.000 m2
8. Pelebaran runway strip berarti juga membangun ulang fasilitas bandara.
9. Pembangunan (perluasan) bandar udara di Bandara Selaparang
berkonsekuensi:
· Pola pembangunan sepenuhnya maka operasional bandar udara
ditutup, atau
· Pola pembangunan bandar udara dengan tetap mempertahankan
kegiatan operasional, akan tetapi pola ini akan memakan waktu
pelaksanaan yang sangat lama.
10. Perkembangan tata Kota Mataram akan terhambat, karena persyaratan-
persyaratan ruang sekitar bandar udara yang ketat.
11. Adanya tuntutan masyarakat untuk meminta ganti rugi atas polusi udara
(kebisingan) yang terjadi.
12. Resiko dampak lingkungan pada kawasan perkotaan sekitarnya sejalan
dengan meningkatnya frekuensi penerbangan.
13. Pihak Angkasa Pura telah memiliki lahan seluas 551,6 ha di Kabupaten
Lombok Tengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 5
14. Dari segi pendanaan perluasan Bandara Selaparang akan menghabiskan
dana tak kurang dari Rp. 682 milyar, belum termasuk ganti rugi lahan
dan bangunan. Sedangkan, jika membangun bandar udara baru di
Lombok Tengah hanya memerlukan biaya Rp. 625 milyar.
Sumber dana untuk pembangunan Bandara Internasional Lombok
tersebut berasal dari :
1. PT. (PERSERO) Angkasa Pura.I sebesar Rp. 795,8 Miliar
Anggaran dana yang berasal dari dari PT. Angkasa Pura I sebesar Rp.
795,8 miliar yang digunakan untuk membangun landasan pacu(runway),
terminal penumpang, fasilitas operasional, dan fasilitas penunjang
bandara.
2. Pemerintah Provinsi NTB
Anggaran dari Pemerintah Provinsi NTB sebesar Rp. 110 Miliar
digunakan untuk membangun taxiway, apron, dan fasilitas penunjang.
3. Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah
Anggaran dari pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp. 40
Miliar yang digunakan untuk membangun area parkir dan jalan akses
menuju bandara.
4. Tiga bank BUMN siap berminat membiayai pembangunan Bandara
Internasional Lombok Baru pengganti Bandara Selaparang, di Nusa
Tenggara Barat yang telah di tender proyek konstruksinya. Ke-3 bank
tersebut telah menyatakan berminat ikut dalam pembiayaan bandara
Internasional itu, tiga bank BUMN itu adalah Bank mandiri, BNI dan
BRI.
PT. (Persero) Angkasa Pura I mengadopsi desain bandara hijau
atau green airport untuk proyek pembangunan Bandara Internasional
Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 6
Gambar 4.2 Perspektif Desain Bandara
Sumber : http://sasak.org/category/kabar-lombok/
Berdasarkan tahap pertama Bandara Internasional Lombok
memiliki panjang runway 2750 meter dan lebar 45 meter yang
diproyeksikan mampu didarati pesawat badan lebar Boeing 747. Landasan
pacu itu didesain dengan ketebalan 142 sentimeter, terdiri dari lapisan pasir
batu setinggi 85 sentimeter, lapisan batu pecah setinggi 45 setimeter, dan
aspal hotmix tiga lapisan setinggi 12 sentimeter. Bandara tersebut juga
didukung lahan apron (tempat parkir pesawat udara) seluas 62.074 meter,
terminal yang dilengkapi dua buah ruang eksekutif pada areal seluas 12 ribu
meter dan kawasan parkir kendaraan seluas 17.500 meter.
Gambar 4.3 Terminal Penumpang Bandara Sumber : Foto Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 7
Gambar 4.4 Perspektif Desain Gapura BIL
Sumber : http://www.tribunnews.com/2011/04/27/bandara-internasional-lombok-
operasi-juli
Berdasarkan dari gambar perspektif diatas terlihat bahwa bandara
internasional Lombok baru yang dalam proses pembangunan tersebut
memiliki bentuk fisik bangunan utama yang berarsitektur lumbung karena
lumbung merupakan arsitektur khas atau rumah adat Suku Sasak Lombok.
Walaupun adanya kesan yang ditimbulkan lebih modern dari segi tampilan
dan bahan tapi tetap memiliki ciri khas arsitektur Lombok dengan arsitektur
lumbungnya.
Tabel 4.1 Tahap Pelaksanaan Pembangunan Bandara Internasional
Lombok
Tahun Aktivitas 2005 Ground Breaking dan persiapan pembangunan 2006- 2007 Mulai pembangunan seperti saluran pengaman dan gebalan
rumput, landclearing landside, pembuatan pos jaga, pos polisi, dan guard house
2008 – 2009 Pembangunan fasilitas Aeronotika penerbangan, Terminal penumpang, Pembangunan pagar dan gerbang kawasan Bandara, dan fasilitas penunjang
2010- sekarang Perbaikan dan perluasan Terminal penumpang Sumber : Angkasa Pura I
Berdasarkan tabel diatas bahwa persiapan pembangunan
dilaksanakan mulai tahun 2005, tahapan selanjutnya adalah pembangunan
fasilitas Aeronotika Penerbangan mulai Maret 2008 hingga Juni 2009 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 8
terminal penumpang dibangun juga mulai 2008 hingga 2009. Selanjutnya
sarana penunjang dimulai 2009 termasuk pembangunan pagar dan gerbang
kawasan Bandara, namun pada tahun 2010 untuk terminal bandara
dilakukan perbaikan dan perluasan.
Tabel 4.2 Tahapan Pembangunan Bandara Internasional Lombok
Uraian Selaparang BIL Phase I Stage 1
( 2006-2009)
BIL Phase I stage 2
( 2013-2015)
BIL Phase II (2028)
Runway 09-27 2100 m x 40 m
13-31 2750 m x 45 m
13-31 2750 m x 45 m
13-31 3500 m x 45 m
Apron 28.181 m2 52.074 m2 63.294 m2 274.514 m2 Taxiway Exit taxiway :2
Rapid exit : Parallel :
Exit taxiway : 2 Rapid exit Parallel
Exit taxiway : 2 Rapid exit parallel
Exit taxiway :12 Rapid exit : 2 Parallel : 1
Terminal 4.796 m2 800.000 Pax
12.000 m2 2.000.000 pax
16.500 m2 2.400.000 pax
28.750 m2 3.250.000 pax
Car Park 7.334 m2 17.500 m2 29.100 m2 29.100 m2 Navigasi Penerbangan
Telekom dan Nav-AIDs
TEL, NAV, dan MET
TEL, NAV, dan MET
TEL, NAV, dan MET
Sumber :Angkasa Pura I
Pelaksanaan Pembangunan Bandara Internasional Lombok antara
lain:
1. Perencanaan
· Perencanaan dilaksanakan oleh PT.Angkasa Pura 1.
Pekerjaan PEMDA menggunakan Spesifikasi Teknis PT.AP 1
· Pembangunan tidak menggunakan satu ” Main Contractor”
· Pekerjaan dibagi dalam beberapa paket yang bersifat “ Individual
paket” yang dilaksanakan secara bertahap
· Prosedur Lelang :
- Untuk pekerjaan PT. AP I, menggunakan Skep Dir PT AP I
- Untuk pekerjaan PEMDA yang ditentukan oleh PEMDA
· A a n w i j z e r : K o n s u l t a n P e r e n c a n a / P T A P
I / P E M D A
· Pengawas Pekerjaan: Satker Proyek AP I, Konsultan, PEMDA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 9
2. Jadwal Pelaksanaan
· Pembangunan seharusnya dilakukan pada tahun 2006 hingga 2009
dan commissioning dilakukan pada awal tahun 2010.
· Tahap pembangunan diatur sesuai prioritas paket pekerjaan oleh
alokasi dana sesuai jadwal pekerjaan tersebut.
· Jadwal pelaksanaan disiapkan oleh PT. AP 1, sedangkan paket
pekerjaan Pemda dilaksanakan sesuai jadwal tersebut.
3. Pengawasan Pekerjaan
· Pengawasan dan pengendalian kegiatan proyek dilaksanakan oleh
satker pembangunan Bandara Internasional Lombok yang dipimpin
oleh Koordinator proyek PT. AP 1.
· Organisasi satuan kerja didampingi oleh Expert/Tenaga Ahli
· Masing-masing paket pekerjaan diawasi oleh konsultan pengawas
· Bila Pemda menunjuk pengawasanya sendiri, maka pengawas
tesrebut secara teknis di bawah Satker Proyek PT. AP 1
4. Infrastruktur Pendukung
· Pekerjaan infrastruktur pendukung di bawah tanggung jawab Pemda
· Penyelesaian pekerjaan infrastruktur pendukung harus sesuai dengan
jadwal pembangunan bandara Internasional Lombok
· Pekerjaan infrastruktur yang dimaksud adalah jalan akses menuju
bandara, jaringan dan daya listrik, jaringan telepon, jaringan air
bersih,
Pembangunan Bandar udara baru di Kabupaten Lombok Tengah
ini dikerjakan oleh pihak kontaraktor yaitu PT Hutama Karya, PT. Kali Intan
Asri dan PT. Slipi Raya Utama.
1. Pekerjaan Runway & Fasilitas Penunjangnya) oleh PT. Hutama Karya,
2. Pekerjaan Taxiway, Apron & Fasilitas Penunjangnya oleh PT. Kali Intan
Asri,
3. Pekerjaan Pembangunan Terminal & Fasilitas Penunjangnya oleh PT.
Slipi Raya Utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 10
Berikut adalah beberapa gambar proses pengerjaan proyek
pembangunan Bandara Internasional Lombok Baru sejak tahun 2007 hingga
Mei 2009.
Gambar 4.5 Kondisi Kegiatan Pembangunan Bandara Tahun 2009
Sumber : http://teknologi.kompasiana.com/group/internet/2010/02/04/menanti-bandara-
internasional-lombok/
Pembangunan landas pacu BIL semula direncanakan sepanjang
2.500 meter, dan konstruksinya sudah selesai, kemudian diperpanjang 250
meter agar bisa didarat-landaskan pesawat berbadan lebar Boeing 747
terbatas, sebelum diperpanjang landasannya menjadi 3.500 meter.
Peningkatan panjang landasan ditujukan untuk mengantisipasi peningkatan
penerbangan.
Gambar 4.6 Tampak Depan Terminal Bandara Internasional Lombok
Sumber : Foto Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 11
4.2 Kondisi Fisik Kawasan Penelitian
4.2.1 Orientasi Kawasan Penelitian
Kawasan sekitar bandara yang masuk dalam lingkup wilayah
penelitian memiliki luasan 12.616 hektar yang terdiri dari 19 desa/
kelurahan yaitu Desa Batujai, Desa Penujak, Desa Bantunyala, Desa
Darek, Kelurahan Jontlak, Desa Kawo, Desa Ketara, Kelurahan Lajut,
Kelurahan Prapen, Kelurahan Tiwugalih, Kelurahan Semayan,
Kelurahan Leneng, Kelurahan Pejanggik, Kelurahan Praya, Kelurahan
Sesake, Desa Puyung, Desa Batunyala, Desa Segala Anyar, dan Desa
Tanak Awu. Desa atau kelurahan yang termasuk lingkup wilayah
penelitian berada di utara dan selatan lokasi pembangunan bandara
tersebut. 19 desa/kelurahan tersebut tidak termasuk dalam satu wilayah
kecamatan.
Tabel 4.3 Luas Wilayah Penelitian
No Kelurahan/desa Luas wilayah (ha)
1 Tanak Awu 1077
2 Ketara 356 3 Penujak 1532 4 Segala Anyar 450 5 Kawo 836 6 Semayan 418 7 Lajut 1215 8 Pejanggik 625
9 Batujai 1213 10 Bantunyala 700 11 Darek 1224 12 Leneng 538 13 Puyung 704 14 Praya 241 15 Jontlak 426 16 Panjisari 180 17 Tiwugalih 321 18 Prapen 397 19 Sasake 465 Total 12616
Sumber : BPS Kabupten Lombok Tengah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 12
Peta orientasi penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 13
4.2.2 Topografi dan Klimatologi
Secara umum topografi kawasan penelitian merupakan
kawasan yang datar dan landai yaitu memiliki kemiringan (0 – 5%)
dan (5 – 15%) sedangkan kawasan bandar udara memiliki kemiringan
lahan hanya berkisar 2%. Kondisi klimatologi kawasan penelitian
adalah beriklim tropis.
4.2.3 Tata Guna Lahan
Pemanfaatan lahan wilayah kawasan bandara didominasi
dengan persawahan baik itu sawah irigasi, sederhana maupun tadah
hujan. Tata guna lahan kawasan bandara juga masih didominasi untuk
pekarangan dan penggunaan lainnya.
Tabel 4.4 Perkembangan Penggunaan Lahan
Tahun 2005-2010
No Jenis Penggunaan Lahan ( hektar )
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Sawah irigasi teknis 1306 1306 1306 1306 1306 1305 2 Sawah irigasi ½ teknis 4853 4851 4712 4750 4533 4531 3 Sawah irigasi sederhana 1405 1393 1384 1384 1384 1380 4 Sawah tadah hujan 1266 1266 1263 1263 1263 1211 5 Tanah kering 886 886 884 886 886 886 6 Pekarangan 1737 1753 1918 1914 1914 1984 7 Hutan 0 0 0 0 0 0 8 lainnya 1163 1163 1104 1123 1366 1319
Jumlah 12616 12616 12616 12616 12616 12616 Sumber : BPS Kabupaten Lombok Tengah
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa secara umum
penggunaan lahan sawah memiliki persebaran penggunaan terbesar
dibandingkan dengan penggunaan lainnya.
Jenis penggunaan lahan di wilayah penelitian tersebut adalah :
1. Tanah Sawah
Penggunaan lahan untuk sawah pada kawasan penelitian
merupakan penggunaan lahan yang paling dominan dibanding
penggunaan lahan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 14
Gambar 4.7 Penggunaan Tanah Sawah
Sumber : Foto Pribadi
Jenis penggunaan lahan persawahan berdasarkan pengairannya
adalah sebagai berikut :
· Sawah Irigasi Teknis
Tabel 4.5 Penggunaan Lahan Irigasi Teknis Tahun 2005-2010
No Desa/Kel Irigasi Teknis
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Penujak 83 83 83 83 83 82 2 Batujai 31 31 31 31 31 31 3 Darek 505 505 505 505 505 505 4 Segala Anyar - - - - - - 5 Ketara - - - - - - 6 Tanak Awu - - - - - - 7 Panji Sari - - - - - - 8 Leneng - - - - - - 9 Praya - - - - - - 10 Prapen - - - - - - 11 Tiwu Galih - - - - - - 12 Semayan - - - - - - 13 Jontlak - - - - - - 14 Sasake - - - - - - 15 Lajut - - - - - - 16 Batunyala 237 237 237 237 237 237 17 Pejanggik - - - - - - 18 Kawo - - - - - - 19 Puyung 450 450 450 450 450 450
Total 1306 1306 1306 1306 1306 1305 Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2005-2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 15
Berdasarkan pada tabel diatas, kelurahan /desa yang memiliki
penggunaan lahan sawah irigasi teknis adalah Penujak, Batujai,
Darek, Bantunyala, dan Puyung. Pada tahun 2005 luasan total
penggunaan sawah irigasi teknis adalah 1.306 hektar. Secara
geografis penyebaran tanah sawah di kawasan penelitian yang
memiliki luas cukup luas adalah Desa Darek dan Kelurahan
Puyung seluas 505 hektar dan 450 hektar. Pada tahun 2010 Desa
Puyung dan Desa Darek tetap memiliki persebaran tanah sawah
yang cukup luas dibanding desa/kelurahan lainnya. Desa Tanak
Awu tempat lokasi pembangunan bandara tidak memiliki
persebaran penggunaan lahan sawah irigasi teknis.
· Sawah Irigasi Setengah Teknis
Untuk penggunaan lahan sawah irigasi setengah teknis yang
memiliki persebaran luasan cukup luas adalah Desa Penujak dan
Desa Lajut seluas 964 hektar dan 982 hektar pada tahun 2005.
Luasan total penggunaan lahan sawah irigasi setengah teknis ini
adalah 4853 hektar pada tahun 2005. Sedangkan pada tahun 2010
luasan total penggunannnya menjadi 4531 hektar. Persebaran
penggunaan lahan sawah irigasi setengah teknis yang cukup luas
tetap berada di Desa Lajut seluas 932 hektar pada tahun 2010.
Untuk Desa Tanak Awu dimana sebagian luas lahannya digunakan
sebagai pembangunan bandara memiliki persebaran penggunaan
lahan sawah irigasi setengah teknis sebesar 115 hektar. Berikut
adalah tabel penggunaan lahan sawah yang system irigasinya
setengah teknis pada tahun 2005 hingga 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 16
Tabel 4.6 Penggunaan Lahan Sawah Irigasi Setengah Teknis
Tahun 2005-2010
No Desa/Kel Irigasi 1/2 Teknis
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Penujak 964 964 964 964 747 747 2 Batujai 780 780 780 780 780 779 3 Darek 255 255 255 235 235 235 4 Segala Anyar 177 177 177 177 177 177 5 Ketara 170 170 170 170 170 170 6 Tanak Awu 115 115 115 115 115 115 7 Panji Sari 25 25 25 24 24 24 8 Leneng - - - - - - 9 Praya - - - - - - 10 Prapen 10 8 8 8 8 7 11 Tiwu Galih - - - - - - 12 Semayan - - - - - - 13 Jontlak 358 358 334 334 334 334 14 Sasake 155 155 155 189 189 189 15 Lajut 982 982 932 932 932 932 16 Batunyala 329 329 300 325 325 325 17 Pejanggik 533 533 497 497 497 497 18 Kawo - - - - - - 19 Puyung - - - - - -
Total 4853 4851 4712 4750 4533 4531 Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2005-2010
· Sawah Irigasi Sederhana
Penggunaan sawah irigasi sederhana tersebar hanya di beberapa
desa atau kelurahan di kawasan penelitian. Desa atau kelurahan
yang memiliki penggunaan lahan tersebut adalah Panjisari,
Leneng, Praya, Tiwugalih, Semayan, dan Kawo dengan luasan
total sebesar 1380 hektar pada tahun 2010. Desa Kawo memiliki
persebaran luasan yang terbesar dibanding desa/kelurahan yang
lain yaitu seluas 726 hektar pada tahun 2010. Desa Leneng juga
memiliki persebaran luasan yang cukup luas yaitu 355 hektar.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 17
Tabel 4.7 Penggunaan Lahan Sawah Irigasi Sederhana
Tahun 2005-2010
No
Desa/Kel
Irigasi Sederhana
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Penujak - - - - - - 2 Batujai - - - - - - 3 Darek - - - - - - 4 Segala Anyar - - - - - - 5 Ketara - - - - - - 6 Tanak Awu - - - - - - 7 Panji Sari 125 124 124 124 124 124 8 Leneng 361 359 355 355 355 355 9 Praya 27 24 23 23 23 21 10 Prapen - - - - - - 11 Tiwu Galih 23 19 19 19 19 18 12 Semayan 141 139 137 137 137 136 13 Jontlak - - - - - - 14 Sasake - - - - - - 15 Lajut - - - - - - 16 Batunyala - - - - - - 17 Pejanggik - - - - - - 18 Kawo 728 728 726 726 726 726 19 Puyung - - - - - -
Total 1405 1393 1384 1384 1384 1380 Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2005-2010
· Sawah Tadah Hujan
Persebaran penggunaan lahan sawah tadah hujan juga terdapat di
wilayah penelitian yang berada dekat kawasan bandara baru
tersebut, walaupun tidak semua desa/kelurahan yang menjadi
wilayah penelitian memiliki persebaran penggunaan lahan sawah
tadah hujan. Luasan total penggunaan lahan sawah tanpa sistem
irigasi tersebut adalah 1211 hektar berdasarkan data tahun 2010.
Pada tahun 2010, Desa atau kelurahan yang memiliki persebaran
penggunaan lahan terbesar adalah Desa Tanak Awu dan Desa
Batujai yaitu 441 hektar dan 214 hektar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 18
Tabel 4.8 Penggunaan Lahan Sawah Tadah Hujan
Tahun 2005-2010
No
Desa/Kel
Non Irigasi/Tadah Hujan
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Penujak 245 245 245 245 245 195 2 Batujai 216 216 216 216 216 214 3 Darek 35 35 35 35 35 35 4 Segala Anyar 126 126 123 123 123 123 5 Ketara 100 100 100 100 100 100 6 Tanak Awu 441 441 441 441 441 441 7 Panji Sari - - - - - - 8 Leneng 103 103 103 103 103 103 9 Praya - - - - - - 10 Prapen - - - - - - 11 Tiwu Galih - - - - - - 12 Semayan - - - - - - 13 Jontlak - - - - - - 14 Sasake - - - - - - 15 Lajut - - - - - - 16 Batunyala - - - - - - 17 Pejanggik - - - - - - 18 Kawo - - - - - - 19 Puyung - - - - - - Total 1266 1266 1263 1263 1263 1211
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2005-2010
2. Tegal/Ladang
Penggunaan lahan untuk tegalan atau ladang di kawasan penelitian
merupakan penggunaan lahan yang dominan selain lahan sawah.
Berdasarkan data Tahun 2010 luas lahan untuk tanah tegalan atau
ladang seluas 886 Ha. Secara geografis penyebaran tegalan/ladang di
kawasan penelitian yang memiliki luas cukup besar adalah Desa
Tanak Awu seluas 420 Ha yang merupakan daerah yang paling dekat
dengan lokasi pembangunan bandara. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 19
Tabel 4.9 Penggunaan Tegal/Ladang Tahun 2005-2010
No
Desa/Kel
Tegal/Ladang
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Penujak - - - - - - 2 Batujai - - - - - - 3 Darek - - - - - - 4 Segala Anyar 106 106 106 106 106 106 5 Ketara 63 63 41 41 41 41 6 Tanak Awu 422 422 422 420 420 420 7 Panji Sari 15 15 11 11 11 11 8 Leneng - - - - - - 9 Praya - - - - - - 10 Prapen - - - - - - 11 Tiwu Galih - - - - - - 12 Semayan 11 11 11 11 11 11 13 Jontlak 20 20 10 10 10 10 14 Sasake - - 4 4 4 4 15 Lajut 15 15 35 35 35 35 16 Batunyala 24 24 34 34 34 34 17 Pejanggik 59 59 59 59 59 59 18 Kawo 27 27 27 27 27 27 19 Puyung 124 124 124 128 128 128
Total 886 886 884 886 886 886 Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2005-2010
Gambar 4.8 Penggunaan Lahan Kering
Sumber : Foto Pribadi
3. Pekarangan
Secara keseluruhan penggunaan lahan untuk pekarangan memiliki luas
lahan sebesar1984 Ha pada tahun 2010 dengan penyebaran terbesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 20
terdapat di Desa Tanak Awu, Desa Segala Anyar, Kelurahan Prapen,
Kelurahan praya, serta Kelurahan Tiwugalih.
Tabel 4.10 Penggunaan Lahan Pekarangan Tahun 2005-2010
No
Desa/Kel
Pekarangan
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Penujak 146 146 159 161 161 171 2 Batujai 114 114 138 142 142 164 3 Darek 117 117 117 104 104 137 4 Segala Anyar 39 39 42 42 42 42 5 Ketara 18 18 40 40 40 40 6 Tanak Awu 86 86 86 88 88 88 7 Panji Sari 18 21 23 23 23 23 8 Leneng 59 61 64 64 64 64 9 Praya 186 189 190 190 190 192 10 Prapen 307 309 309 309 309 310 11 Tiwu Galih 178 182 182 182 182 183 12 Semayan 56 58 60 60 60 61 13 Jontlak 48 48 75 75 75 75 14 Sasake 17 17 42 42 42 42 15 Lajut 93 93 99 99 99 99 16 Batunyala 67 67 75 75 75 75 17 Pejanggik 33 33 60 60 60 60 18 Kawo 72 72 74 74 74 74 19 Puyung 83 83 83 84 84 84 Total 1737 1753 1918 1914 1914 1984
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2005-2010
Gambar 4.9 Penggunaan Lahan untuk Pekarangan
Sumber : Foto Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 21
4. Hutan
Wilayah sekitar kawasan bandara tidak memiliki persebaran
penggunaan lahan untuk hutan.
5. Penggunaan Lainnya
Tabel 4.11 Penggunaan Lahan Lainnya Tahun 2005-2010
No
Desa/Kel
Lainnya
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Penujak 94 94 94 94 337 337 2 Batujai 72 72 72 72 72 25 3 Darek - - - - - - 4 Segala Anyar 2 2 2 2 2 2 5 Ketara 5 5 5 5 5 5 6 Tanak Awu 13 13 13 13 13 13 7 Panji Sari 7 7 8 8 8 8 8 Leneng 15 15 16 16 16 16 9 Praya 28 28 28 28 28 28 10 Prapen 80 80 80 80 80 80 11 Tiwu Galih 120 120 120 120 120 120 12 Semayan 210 210 210 210 210 210 13 Jontlak - - 7 7 7 7 14 Sasake 293 293 230 230 230 230 15 Lajut 125 125 125 149 149 149 16 Batunyala 43 43 29 29 29 29 17 Pejanggik - - 9 9 9 9 18 Kawo 9 9 9 9 9 9 19 Puyung 47 47 47 42 42 42
Total 1163 1163 1104 1123 1366 1319 Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2005-2010
Berdasarkan tabel diatas, Luasan total penggunaan lahan lainnya pada
tahun 2005 adalah 1.163 hektar dan pada tahun 2010 adalah sebesar
1.319 hektar dengan luasan yang cukup besar terdapat di Desa
Penujak yaitu 337 hektar. Luasan terkecil terdapat di Desa Segala
anyar yaitu 2 hektar. Untuk Desa Tanak Awu memiliki persebaran
penggunaan lainnya yaitu sebesar 13 hektar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 22
Peta tgl 2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 23
Peta tgl 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 24
Peta tgl 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 25
4.2.4 Sarana Perdagangan dan Jasa
Jenis sarana perdagangan dan jasa yang ada di kawasan
penelitian antara lain adalah :
1. Pasar Umum
Fasilitas perdagangan berupa pasar yang tidak terdapat di setiap
desa. Desa atau kelurahan yang memiliki pasar umum adalah Desa
Batujai, Desa Darek, Desa Segala Anyar, Desa Tanak Awu,
Kelurahan Praya, Kelurahan Prapen, Kelurahan Tiwugalih, Desa
Puyung. Setiap kelurahan atau desa tersebut memiliki 1 buah pasar
umum. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.12 Jumlah Pasar Umum Tahun 2005-2010
No Desa/Kel Pasar Umum
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Penujak - - - - - - 2 Batujai 1 1 1 1 1 1 3 Darek 1 1 1 1 1 1 4 Segala Anyar 5 Ketara - - - - - - 6 Tanak Awu 1 1 1 1 1 1 7 Panji Sari - - - - - - 8 Leneng - - - - - - 9 Praya - - - 1 1 1
10 Prapen 1 1 1 1 1 1 11 Tiwu Galih 1 1 1 1 1 1 12 Semayan - - - - - - 13 Jontlak - - - - - - 14 Sasake - - - - - - 15 Lajut - - - - - - 16 Batunyala - - - 1 1 1 17 Pejanggik - - - - - - 18 Kawo - - - - - - 19 Puyung 1 1 1 1 1 1
Total 8 8 8 8 8 10 Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2005-2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 26
Gambar 4.10 Kondisi Pasar Umum di Wilayah Penelitian
Sumber : Foto Pribadi
2. Toko
Toko cukup banyak tersebar di kawasan penelitian, namun
tidak semua kelurahan atau desa memiliki toko di wilayahnya.
Jumlah toko pada tahun 2005 adalah 152 nuah dengan persebaran
terbesar terletak di Kelurahan Praya dan Kelurahan Prapen.
Jumlah toko terbanyak tahun 2010 juga tersebar di Kelurahan
Praya dan Kelurahan Prapen yaitu 53 buah dan 48 buah.
Sedangkan Desa Ketara, Desa Tanak Awu, Desa Semayan dari
tahun 2005 hingga 2010 belum terdapat persebaran penggunaan
bangunan untuk toko.
Tabel 4. 13 Jumlah Toko Tahun 2005- 2010
No Desa/Kel Toko 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Penujak 18 18 18 18 20 24 2 Batujai 4 4 4 4 6 7 3 Darek 3 3 8 12 12 12 4 Segala Anyar - - - - - - 5 Ketara - - - - - - 6 Tanak Awu - - - - - -
7 Panji Sari 2 2 3 4 4 4 8 Leneng - - 1 14 14 15 9 Praya 47 47 49 49 49 53 10 Prapen 43 43 44 46 46 48 11 Tiwu Galih - - - 4 4 6 12 Semayan - - - - - - 13 Jontlak 4 4 6 12 12 12 14 Sasake 1 1 1 1 1 1 15 Lajut 2 2 3 3 3 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 27
16 Batunyala 5 5 5 5 5 5 17 Pejanggik 1 1 1 1 1 1 18 Kawo 1 1 1 1 1 1 19 Puyung 17 17 17 21 21 21
Total 152 152 165 206 210 224 Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2005-2010
3. Kios/Warung
Kios cukup banyak tersebar di masing-masing
desa/kelurahan dalam kawasan penelitian. Jumlah kios atau warung
yang terbanyak pada tahun 2010 tersebar di Desa Darek, Desa
Kawo, Kelurahan Praya, Kelurahan Prapen yaitu 215 buah, 112
buah, 110 buah, dan 89 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 14 Jumlah Kios/ Warung Kawasan penelitian
Tahun 2005-2010
No Desa/Kel Kios/Warung
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Penujak 78 78 82 87 91 98 2 Batujai 54 54 54 69 69 70 3 Darek 198 198 201 215 215 215 4 Segala Anyar 27 27 27 27 30 30 5 Ketara 29 29 29 29 29 29 6 Tanak Awu 44 44 46 46 46 46 7 Panji Sari 10 10 12 24 24 27 8 Leneng 26 26 29 47 47 50 9 Praya 71 71 77 102 102 110
10 Prapen 72 72 76 86 86 89 11 Tiwu Galih 45 45 48 62 62 67 12 Semayan 17 17 19 33 33 38 13 Jontlak 47 47 47 47 47 47 14 Sasake 8 8 9 9 9 9 15 Lajut 8 8 8 13 13 13 16 Batunyala 26 26 26 28 28 28 17 Pejanggik 21 21 21 28 28 28 18 Kawo 91 97 97 100 100 112 19 Puyung 65 73 73 75 75 75
Total 1022 1045 1075 1221 1225 1272 Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2005-2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 28
Gambar 4.11 Kios/ Warung
Sumber : Foto Pribadi
4. Koperasi Unit Desa (KUD)
Sebagian besar setiap desa/ kelurahan memiliki koperasi
Unit Desa (KUD). Persebaran jumlah Koperasi Unit Desa
terbanyak terdapat di Kelurahan Praya yaitu sebanyak 24 buah
pada tahun 2010 . Pada tahun 2010, jumlah total koperasi unit
desa yang ada di kawasan penelitian adalah 63 buah. Berikut
persebaran jumlah koperasi unit desa berdasarkan tahun 2005
hingga tahun 2010.
Tabel 4.15 Jumlah Koperasi Unit Desa Tahun 2005- 2010
No Desa/Kel KUD
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Penujak 1 1 1 1 1 1 2 Batujai 1 1 1 1 1 1 3 Darek 1 1 1 1 1 1 4 Segala Anyar 1 1 4 1 1 1 5 Ketara - - - - - - 6 Tanak Awu - - 3 - - - 7 Panji Sari 1 1 1 3 3 3 8 Leneng 7 7 7 7 7 7 9 Praya 22 22 22 24 24 24 10 Prapen 5 5 5 7 7 7 11 Tiwu Galih - - - 5 5 5 12 Semayan 1 1 1 3 3 3 13 Jontlak 4 4 4 4 4 4 14 Sasake - - - - - - 15 Lajut - - - - - -
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 29
16 Batunyala - 2 2 2 2 2 17 Pejanggik 2 2 2 2 2 2 18 Kawo 1 1 1 1 1 1 19 Puyung 1 1 1 1 1 1
Total 48 50 56 63 63 63 Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2005-2010
5. Bank
Tabel 4.16 Jumlah dan Keberadaan Bank Tahun 2005-2010 No Desa/Kel Bank
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Penujak 1 1 1 1 1 1 2 Batujai 1 1 1 1 1 1 3 Darek - - - - - - 4 Sengkol - - - - - - 5 Ketara - - - - - - 6 Tanak Awu - - - - - - 7 Panji Sari - - - - - - 8 Leneng - - - - - - 9 Praya 6 6 6 6 6 6 10 Prapen 2 2 2 2 2 2 11 Tiwu Galih - - - - - - 12 Semayan - - - - - - 13 Jontlak - - - - - - 14 Sasake - - - - - - 15 Lajut - - - - - - 16 Batunyala - - - - - - 17 Pejanggik - - - - - - 18 Kawo - - - - - - 19 Puyung 2 2 2 2 2 2
Total 12 12 12 12 12 12 Sumber : Kecamatan Dalam Angka tahun 2005-2010
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah perbankan
paling banyak terdapat di Kelurahan Praya. Sebagian besar
desa/kelurahan yang ada di wilayah penelitian belum memiliki
sarana perbankan. Sarana perbankan hanya terdapat di
Desa/Kelurahan Penujak, Batujai, Praya, Prapen, dan Puyung.
Pada tahun 2010, jumlah total sarana perbankan di wilayah
penelitian adalah 12 buah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 30
4.2.5 Kondisi Jaringan Jalan
Kawasan sekitar bandara baru yang dijadikan objek penelitian
dilalui oleh jalan arteri dengan status jalan negara, jalur kolektor
dengan status jalan provinsi dan jalur lokal dengan status jalan
kabupaten.
Ruas- ruas jalan tersebut menurut tahun 2005 adalah
1. Jalan Arteri, menghubungkan kota jenjang pertama lainnya atau
menghubungkan kota jenjang pertama dengan jenjang kedua. Jalan
arteri yang ada di wilayah penelitian tersebut adalah Jalan Sultan
Hasanudin.
2. Jalan kolektor, menghubungkan kota jenjang kedua lainnya atau
menghubungkan kota jenjang kedua dengan jenjang ketiga. Jalan
kolektor yang ada di wilayah penelitian antara lain adalah ruas
jalan Gerantung - Semayan, Sengkol- Kuta, Praya-Keruak-pancor,
Praya-Kopang, Praya-Mantang.
3. Jalan lokal merupakan menghubungkan kota jenjang ketiga dengan
kota jenjang ketiga lainnya atau persil.
Sedangkan nama ruas-ruas jalan pada tahun 2008 adalah
hampir sama dengan nama ruas jalan tahun 2005, namun terdapat
perbedaan dalam hal kondisi jaringan jalan. Jaringan jalan pada tahun
2008 terdapat sedikit perbaikan di sebagian ruas jalan.
Ruas-ruas jalan pada tahun 2010 adalah :
1. Jalan arteri, yang ada adalah Jalan Sudirman, Jalan TGH Lopan,
jalur Praya- Kopang.
2. Jalan kolektor yang ada di wilayah penelitian antara lain adalah
ruas jalan Praya-SP. Penujak, SP. Penujak- Tanak Awu, Tanak
Awu- Sengkol, Sengkol- Kuta, Jalan Gajah Mada, Jalan
Mandalika, Jalan Pejanggik, Praya-Keruak, Jalan Basuki Rahmat.
3. Jalan lokal merupakan menghubungkan kota jenjang ketiga dengan
kota jenjang ketiga lainnya atau persil. Jalan yang termasuk jalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 31
lokal adalah jalan yang ada di wilayah penelitian selain yang ada di
fungsi jalan kolektor dan arteri tersebut.
Jaringan jalan di kawasan penelitian pada tahun 2010, kondisi
jalan provinsi dan jalan kabupaten merupakan jalan aspal dengan
kondisi yang masih baik dengan bahu jalan di kedua sisinya,
sedangkan jalan desa sebagian besar masih merupakan jalan aspal,
sebagian jalan kerikil, dan tanah. Namun kondisi jaringan jalan
sebagian desa di wilayah penelitian memiliki kondisi yang sedang
rusak dan rusak berat., hanya desa /kelurahan yang dilewati jalur
menuju kabupaten lain atau jaringan jalan yang menuju bandara dan
dari bandara telah diperbaiki dan diperlebar untuk menunjang
mudahnya akses menuju dan dari bandara. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Peta Kondisi Jaringan Jalan Tahun 2005, Tahun 2008, dan
Tahun 2010.
Gambar 4.12 Kondisi Jaringan Jalan Dekat Kawasan Bandara
Sumber : Foto Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 32
Peta jalan 2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 33
Peta jalan 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 34
Peta jalan 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 35
4.3 Kondisi Ekonomi Kawasan penelitian
4.3.1 Nilai Lahan
Secara umum setiap tahun harga lahan selalu mengalami
peningkatan. Adanya perbedaan harga lahan untuk klasifikasi tempat
atau lokasi yang berada menghadap ke koridor jalan utama(periphery)
dengan lokasi yang berada di belakang koridor jalan utama atau persil-
persil lainnya yaitu nilai lahan yang menghadap jalan utama lebih
tinggi dibandingkan dengan yang ada di belakang koridor jalan utama.
Berikut adalah tabel harga lahan berdasarkan klasifikasi dan tabel
perdesa/kelurahan di sekitar kawasan pembangunan bandara.
Tabel 4.17 Harga Lahan Tahun 2005 dan 2010
Klasifikasi Tahun 2005 ( Rp/m2) Tahun 2010(Rp/m2) Periphery ± 150.000 ± 1000.000 Enclave ± 25.000 ± 300.000
Sumber : BPN Kabupaten Lombok Tengah
Tabel 4.18 Harga Lahan Perkelurahan/Desa tahun 2005 dan 2010
No Desa/Kel Tahun 2005(Rp./m2) Tahun 2010 (Rp./m2) 1 Penujak 30.000 – 100.000 100.000 – 900.000 2 Batujai 50.000 – 100.000 200.000 - 700.000 3 Darek 40.000 – 80.000 100.000 – 600.000 4 Segala Anyar 30.000-100.000 100.000 – 600.000 5 Ketara 30.000–100.000 100.000 – 900.000 6 Tanak Awu 30.000- 100.000 200.000 – 1.000.000 7 Panji Sari 60.000- 200.000 150.000- 900.000 8 Leneng 60.000 – 200.000 150.000 – 900.000 9 Praya 70.000 - 300.000 200.000 – 1.000.000 10 Prapen 70.000 - 300.000 200.000 – 1.000.000 11 Tiwu Galih 70.000 - 300.000 200.000 – 1.000.000 12 Semayan 50.000 – 100.000 90.000 – 700.000 13 Jontlak 60.000- 200.000 90.000 – 800.000 14 Sasake 50.000 – 150.000 90.000 – 700.000 15 Lajut 50.000 – 150.000 90.000 – 700.000 16 Batunyala 30.000-90.000 75.000 – 500.000 17 Pejanggik 25.000 – 80.000 75.000 – 500.000 18 Kawo 30.000-100.000 90.000 – 700.000 19 Puyung 30.000- 90.000 90.000 – 600.000
Sumber : BPN Kabupaten Lombok Tengah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 36
Berdasarkan tabel harga lahan secara umum berdasarkan lokasi
yang menghadap jalan atau berada di belakang jalan, dimana harga lahan
pada tahun 2005 untuk lokasi yang menghadap jalan adalah ± 150.000.
Sedangkan berdasarkan tabel harga lahan perdesa/keluraha, pada tahun
2005 kelurahan Praya memiliki rata-rata nilai lahan tertinggi yaitu
Rp.70.000,- hingga Rp. 250.000,- untuk permeter persegi. Sedangkan pada
tahun 2010, harga lahan tertinggi terdapat di Kelurahan Praya dan Desa
Tanak Awu yaitu dengan rata-rata Rp.200.000,- hingga Rp.1.000.000,-
untuk permeter persegi.
Nilai lahan sekitar kawasan bandara setiap tahun berbeda-beda.
Nilai lahan yang terbesar di kawasan penelitian adalah desa/kelurahan
yang berada di pusat kota Kabupaten Lombok Tengah seperti Kelurahan
Praya, Kelurahan Prapen, dan Kelurahan Tiwugalih. Untuk Desa Tanak
awu, Penujak, Ketara juga memiliki nilai lahan yang tinggi walaupun tidak
berada di pusat kota, namun kenaikan ini mulai meningkat karena adanya
pembangunan bandara yang berlokasi di Desa Tanak Awu.
Pada tahun 2010, nilai lahan terbesar berada di pusat kota dan
fasilitas jalan utama atau jaringan jalan arteri berada di Kota Praya dan
yang dilalui jaringan jalan arteri. Sedangkan untuk nilai lahan di daerah
desa berbanding jauh atau nilainya tidak terlalu mahal karena kurangnya
fasilitas yang ada di sekitar kawasan tersebut dan letaknya yang jauh dari
pusat kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 37
Peta nilai lahan 2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 38
peta nilai lahan 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 39
4.3.2 Pendapatan Masyarakat dan Aktifitas Ekonomi
Jumlah penduduk pada tahun 2005 sebanyak 136.806 jiwa
sedangkan pada tahun 2010 di wilayah penelitian yang terdiri dari 19
desa/kelurahan adalah 142.668 jiwa, sehingga selama periode lima
tahun terjadi peningkatan jumlah penduduk di sekitar wilayah
pembangunan bandara baru tersebut. Jumlah penduduk terbesar
terdapat di Desa Batujai yaitu sebanyak 11.889 jiwa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.19 Jumlah Penduduk Tahun 2005 dan 2010
No Desa/Kel Jumlah Penduduk
Tahun 2005 ( jiwa)
Jumlah Penduduk Tahun 2010
( jiwa) 1 Penujak 10.348 11.505 2 Batujai 14.070 11.889 3 Darek 7.727 8.048 4 Segala Anyar 2.726 2.838 5 Ketara 3.786 3.944 6 Tanak Awu 8.257 8.591 7 Panji Sari 2.877 2.997 8 Leneng 6.817 7.096 9 Praya 10.446 10.851
10 Prapen 11.413 11.870 11 Tiwu Galih 8.559 8.912 12 Semayan 4.419 4.599 13 Jontlak 5.339 5.166 14 Sasake 2.825 4.149 15 Lajut 6.369 6.164 16 Batunyala 6.401 6.189 17 Pejanggik 5.603 8.268 18 Kawo 8.589 8.939 19 Puyung 10.235 10.653
Total 136.806 142.668 Sumber :Kecamatan Dalam Angka, 2010
Penduduk wilayah penelitian yang berada di sekitar kawasan
bandara mayoritas bermata pencaharian sebagai petani yang didukung
dengan lahan pertanian yang cukup luas. Pendapatan penduduk sekitar
pada tahun 2005 dan tahun 2010 memiliki perbedaan yaitu semakin tinggi,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 40
Tabel 4.20 Pendapatan Penduduk Tahun 2005 dan 2010
No Kelompok Pendapatan Tahun 2005 Tahun 2010 1 0-249.999 5 4 2 250.000-499.999 25 18 3 500.000-749.999 21 20 4 750.000-999.999 20 19 5 1000.000-1.249.999 8 15 6 1.250.000-1.499.999 7 10 7 1.500.000-1.749.999 5 4 8 1.750.000-1.999.999 3 4 9 2000.000-2.249.999 4 4 10 >2.500.000 2 2
Jumlah Responden 100 100 Sumber : Hasil Kuesioner, 2011
Gambar 4.13 Diagram Persentase Pendapatan Penduduk Tahun 2005
Gambar 4.14 Diagram Persentase Pendapatan Penduduk Tahun 2010
5%
25%
21% 20%
8%
7% 5%
3% 4% 2%
Pendapatan Penduduk tahun 2005 0-249.999250.000-499.999500.000-749.999750.000-999.9991000.000-1.249.9991.250.000-1.499.9991.500.000-1.749.9991.750.000-1.999.9992000.000-2.249.999>2.500.000
4%
18%
20%
19%
15%
10%
4% 4% 4% 2%
Pendapatan Penduduk Tahun 2010 0-249.999
250.000-499.999
500.000-749.999
750.000-999.999
1000.000-1.249.999
1.250.000-1.499.999
1.500.000-1.749.999
1.750.000-1.999.999
2000.000-2.249.999
>2.500.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN | 41
Pada tahun 2010, pendapatan masyarakat sekitar kawasan bandara
tersebut mayoritas antara Rp. 500.000,- s/d Rp. 749.999,- dengan
persentase 20 %. Sebagian dari mereka mencari keuntungan dari adanya
pembangunan bandara tersebut yaitu dengan bekerja sampingan menjadi
buruh sehingga sebagian penduduk tersebut mendapat penghasilan
tambahan. Selain itu, berdasarkan wawancara kepada penduduk sekitar di
setiap desa/kelurahan yang ada di sekitar wilayah bandara tersebut, cukup
banyak penduduk Desa Tanak Awu yang berubah profesi jadi buruh
bangunan di bandara karena lahan yang biasanya digunakan untuk
menggarap sawah telah digunakan sebagai penggunaan bangunan bandara
yang bertaraf internasional tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 1
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Perubahan Terhadap Kondisi Fisik
Kondisi fisik suatu wilayah di sekitar bandara pada saat mulai
pembangunan bandara dengan proses akhir pembangunan bandara tersebut
pasti memiliki perbedaan karena pada setiap proses pembangunan tersebut
memberikan dampak berupa perubahan kondisi fisik untuk wilayah sekitar
seperti perubahan pemanfaatan lahan, perubahan jaringan jalan, dan
bertambahnya sarana perdagangan dan jasa yang beskala mikro. Dari tahun
2005 hingga 2010 tersebut terjadi perkembangan kegiatan, pada umumnya
dikarenakan adanya aktivitas atau kebutuhan masyarakat yang selalu
berkembang. Untuk lebih jelasnya perubahan-perubahan yang terjadi selama
pembangunan bandara antara lain adalah :
5.1.1 Perubahan Penggunaan Lahan
Perubahan penggunaan lahan merupakan transformasi dalam
mengalokasikan sumber daya lahan dari satu pengguna ke pengguna
lainnya. Selain itu juga, perubahan penggunaan lahan pada dasarnya
adalah peralihan fungsi lahan yang tadinya untuk peruntukan tertentu
berubah menjadi peruntukan tertentu pula (yang lain). Dengan
perubahan penggunaan lahan tersebut daerah tersebut mengalami
perkembangan dan meningkatnya kebutuhan lahan berpengaruh
terhadap penggunaan lahan yang ada yaitu mengakibatkan terjadinya
perubahan penggunaan lahan selama pembangunan atau tepatnya dari
tahun 2005 hingga 2010. Sedangkan pertumbuhan yang terjadi di
sekitar bandara dapat dilihat dari jumlah lahan yang terkonversi. Untuk
mengetahui jumlah lahan yang terkonversi maka perlu diketahui
kondisi perkembangan penggunaan lahan dari mulai proses
pembangunan tersebut hingga proses akhir proses pembangunan yang
dilakukan. Berdasarkan periode tersebut, jika analisis perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 2
penggunaan lahannya tiap tahun maka terlihat jumlah lahan yang
terkonversi hanya sedikit sehingga perubahan tersebut dilihat
berdasarkan tahapan pelaksanaan pembangunan bandara tersebut yaitu
proses persiapan mulai pembangunan, proses pembangunan fasilitas
aeronotika dan terminal penumpang, dan proses perbaikan dan
perluasan terminal penumpang. Berikut adalah tabel perkembangan
penggunaan lahan di sekitar wilayah lokasi pembangunan bandara di
Desa Tanak Awu tersebut yang dilihat perubahannya pada beberapa
proses dari proyek pembangunan tersebut yaitu tahun 2005, tahun
2008, dan tahun 2010.
Tabel 5.1 Perubahan Komposisi Tata Guna lahan
Tahun 2005 dan Tahun 2008
No Jenis 2005 2008 Perubahan
luas % luas % luas % 1 Sawah irigasi teknis 1306 10.4 1306 10,4 0 0 2 Sawah irigasi ½ teknis 4853 38,.5 4750 37,7 -103 -0,8 3 Sawah irigasi sederhana 1405 11,1 1384 11 -21 -0,1 4 Sawah tadah hujan 1266 10 1263 10 -3 0 5 Tanah kering 886 7 886 7 0 0 6 Pekarangan 1737 13,8 1914 15,2 +167 1,4 7 Hutan 0 0 0 0 0 0 8 lainnya 1163 9,2 1123 8,9 -40 -0,3
Jumlah 12616 100 12616 100 Sumber : Hasil Analisis
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terjadi perubahan
penggunaan lahan yaitu sawah irigasi setengah teknis mengalami
penurunan luasan sebesar 103 hektar atau 0,8 %, sawah irigasi
sederhana mengalami penurunan luasan sebesar 21 hektar atau 0,1 %
dan penggunaan lahan lainnya juga mengalami penurunan luasan
sebesar 40 hektar atau 0,3 %. Namun berbeda dengan penggunaan
pekarangan dari tahun 2005 hingga 2008 terjadi peningkatan luasan
sebesar 167 hektar atau 1,4 %. Berarti adanya konversi lahan dari
lahan sawah irigasi setengah teknis, sederhana, dan penggunaan
lainnya menjadi penggunaan pekarangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 3
Tabel 5.2 Perubahan Komposisi Tata Guna lahan
Tahun 2008 dan Tahun 2010
No Jenis 2008 2010 Perubahan
luas % luas % luas % 1 Sawah irigasi teknis 1306 10,4 1305 10,3 - 1 - 0,1 2 Sawah irigasi ½ teknis 4750 37,7 4531 35,9 - 119 -1,8 3 Sawah irigasi sederhana 1384 11 1380 10,9 -4 -0,1 4 Sawah tadah hujan 1263 10 1211 9,6 -52 -0,4 5 Tanah kering 886 7 886 7 0 0 6 Pekarangan 1914 15,2 1984 15,7 +70 +0,5 7 Hutan 0 0 0 0 0 0 8 Lainnya 1123 8,9 1319 10,5 +196 +1,6
Jumlah 12616 100 12616 100 Sumber : Hasil Analisis
Sedangkan menurut tabel diatas, diketahui bahwa hampir sama
dengan perubahan komposisi tahun 2005 dengan 2008 yaitu penurunan
jumlah luasan penggunaan lahan sawah menjadi lahan kering. Lahan
sawah yang beririgasi dan tadah hujan mengalami konversi lahan, padahal
untuk sawah irigasi teknis seharusnya tidak boleh dikonversi. Komposisi
penggunaan lainnya mengalami peningkatan luasan sebesar 196 hektar
atau 1,6 % dan juga untuk penggunaan pekarangan hanya mengalami
peningkatan sebesar 70 hektar atau 0,5 %. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram tata guna lahan tahun 2005 hingga 2010.
Gambar 5. 1 Diagram Persentase Penggunaan Lahan tahun 2005
10%
39%
11% 10%
7%
14%
0% 9%
Tata Guna Lahan Tahun 2005
Sawah irigasi teknis
Sawah irigasi ½ teknis
Sawah irigasi sederhana
Sawah tadah hujan
Tanah kering
Pekarangan
Hutan
lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 4
Berdasarkan gambar diagram diatas pada tahun 2005, persentase
penggunaan lahan terbesar adalah lahan sawah irigasi setengah teknis
sebesar 39%. Kemudian untuk penggunaan lahan sawah irigasi sederhana
memiliki persentase sebesar 11%, dan penggunaan untuk pekarangan
sebesar 14 %.
Gambar 5. 2 Diagram Persentase penggunaan Lahan tahun 2008
Berdasarkan gambar diagram persentase penggunaan lahan tahun
2005 dan 2008 dapat diketahui bahwa dalam perkembangan tahun,
penggunaan lahan sawah irigasi setengah teknis mengalami penurunan
luasan menjadi 38 %.
Gambar 5.3 Diagram Persentase penggunaan Lahan Tahun 2010
Sedangkan berdasarkan diagram persentase penggunaan lahan
tahun 2008 dan 2010 dapat diketahui bahwa adanya alih fungsi lahan
10%
38%
11% 10%
7%
15%
0% 9%
Tata Guna Lahan Tahun 2008 Sawah irigasi teknis
Sawah irigasi ½ teknis
Sawah irigasi sederhana
Sawah tadah hujan
Tanah kering
Pekarangan
Hutan
lainnya
10%
36%
11% 10%
7%
16%
0% 10%
Tata Guna Lahan tahun 2010 Sawah irigasi teknis
Sawah irigasi ½ teknis
Sawah irigasi sederhana
Sawah tadah hujan
Tanah kering
Pekarangan
Hutan
lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 5
sawah irigasi setengah teknis sebesar 2 % menjadi pekarangan dan
penggunaan lainnya yang masing-masing 1% dan 1%.
Tabel 5.3 Perubahan Penggunaan Lahan Perdesa/Kelurahan
Selama Pembangunan(Tahun 2005-2010)
No
Desa/Kel
Jenis Guna Lahan (Hektar)
Sawah teknis
Sawah 1/2
teknis
Sederhana Tadah hujan
Tegal/ ladang
Pekarangan Lainnya
1 Penujak -1 -217 - -50 - +25 +243 2 Batujai 0 -1 - -2 - +50 -47 3 Darek 0 -20 - 0 - +20 - 4 Segala Anyar - 0 - -3 0 +3 0 5 Ketara - 0 - 0 -22 +22 0 6 Tanak Awu - 0 - 0 -2 +2 0 7 Panji Sari - -1 -1 - -4 +5 +1 8 Leneng - - -6 0 - +5 +1 9 Praya - - -6 - - +6 0 10 Prapen - -3 - - - +3 0 11 TiwuGalih - - -5 - - +5 0 12 Semayan - - -5 - 0 +5 0 13 Jontlak - -24 - - -10 +27 +7 14 Sasake - +34 - - +4 +25 -63 15 Lajut - -50 - - +20 +6 +24 16 Batunyala 0 -4 - - +10 +8 -14 17 Pejanggik - -36 - - 0 +27 +9 18 Kawo - - -2 - 0 +2 0 19 Puyung 0 - - +4 +1 -5
Sumber : Hasil Analisis
Keterangan :
+ : Bertambah
- : Berkurang
Berdasarkan kajian teori yang telah disebutkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan meliputi tiga faktor, yaitu:
faktor manusia, fisik kota dan bentang alam. Selain itu, dalam perkembangan
wilayah terdapat pula siklus perubahan penggunaan lahan yang dipengaruhi
oleh manusia, aktivitas dan lokasi dimana hubungan ketiganya sangat
berkaitan, sehingga adanya suatu aktifitas pembangunan bandara tersebut
mendorong pergeseran aktifitas atau pertambahan aktifitas ke lahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 6
terletak dekat dengan lokasi pembangunan bandara atau di sekitar kawasan
tersebut. Kawasan sekitar bandara tersebut mulai berkembang dan
dimanfaatkan sebagai investasi terutama pada lahan-lahan yang mempunyai
prospek menghasilkan keuntungan yang tinggi oleh pihak-pihak tertentu.
Dari hasil data perbandingan penggunaan lahan tahun 2005 hingga 2010
terlihat terjadi perubahan di setiap desa/kelurahan yang ada di sekitar
bandara, meskipun perubahan yang terjadi cenderung mengalami
pertumbuhan dan perubahan guna lahan yang tidak begitu cepat atau tidak
terlalu signifikan. Menurut pendapat chapin, Kaiser, dan Godschalk,
perubahan lahan dapat terjadi karena adanya pengaruh perencanaan guna
lahan setempat. Jika dikaitkan dengan Perda kawasan bandara tersebut
yang telah ditetapkan tahun 2006, didalam rencana tersebut terdapat
arahan fungsi lahan atau blok perencanaan wilayah dimana yang harus
berkembang cepat, lambat atau sebagai daerah preservasi secara tidak
langsung juga berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi di wilayah
sekitar bandara.
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa komposisi
penggunaan pekarangan yang memiliki pertambahan yang cukup luas
adalah Desa Penujak, Desa Batujai, Desa Darek, Desa Ketara, Kelurahan
Jontlak, Kelurahan Sasake, dan Kelurahan Pejanggik yaitu masing-masing
25 ha, 50 ha, 20 ha, 27 ha, 25 ha, dan 27 ha. Jika disesuaikan dengan perda
tersebut desa/kelurahan yang mengalami pertambahan luasan fungsi
pekarangan atau permukiman tersebut termasuk wilayah yang
direncanakan tumbuh cepat sehingga pertumbuhan permukiman di
kawasan sekitar bandara selama pembangunan ini masih memiliki
pertumbuhan yang sesuai dengan arahan yang telah ditetapkan.
Selain itu, jika dikaitkan dengan teori Alit, 2001 bahwa
kecenderungan perubahan pemanfaatan lahan ini terjadi karena adanya
pertimbangan lokasi sebagai salah satu faktor penyebab perubahan
pemanfaatan lahan. Kecenderungan perubahan tersebut terjadi pada lokasi
yang menawarkan peluang dan kemudahan dibandingkan lokasi lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 7
seperti tingkat aksesibilitas tinggi dan kelengkapan utilitas. Menurut Lee,
di daerah yang mempunyai nilai aksesibilitas fisikal yang tinggi akan
mempunyai daya tarik yang lebih kuat dibandingkan dengan daerah yang
mempunyai nilai aksesibilitas fisikal yang rendah. Sehingga semakin dekat
dengan lokasi pembangunan bandara udara, seharusnya semakin intens
pola perubahan pemanfaatan lahan yang berubah, namun perubahan yang
terjadi pada awal proses pembangunan bandara hingga proses akhir
pembangunan bandara tersebut di wilayah penelitian sekitar bandara baru
tersebut berdasarkan data pada tabel dan diagram diatas perubahan yang
terjadi kurang signifikan karena 3% dari luasan lahan sawah irigasi
setengah teknis mengalami alih fungsi lahan.
Berarti dalam hal ini terlihat bahwa selama proses pembangunan
bandara untuk wilayah yang masuk dalam rencana kawasan keselamatan
operasi penerbangan pada Perda No. 7 Tahun 2006 tersebut memberikan
perubahan terkait penggunaan lahan, dan dapat diketahui bahwa
perkembangan yang terjadi di wilayah tersebut masih bersifat alami dan
sesuai dengan arahan yang telah direncanakan. Untuk itu diperlukan waktu
oleh masyarakat sekitar maupun dari luar untuk menangkap peluang dan
prospek dari suatu pembangunan bandara tersebut atau keberadaan
bandara di wilayah tersebut. Untuk melihat lebih jelas mengenai
perubahan penggunaan lahan dan pertumbuhan yang terjadi di wilayah
sekitar bandara dapat dilihat pada peta berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 8
Peta perubahan tata guna lahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 9
5.1.2 Pola Penyebaran Aktifitas Kawasan
Dalam perkembangannya perubahan lahan tersebut akan
terdistribusi pada tempat-tempat tertentu yang mempunyai potensi
yang baik sehingga distribusi perubahan penggunaan lahan tersebut
membentuk pola penggunaan lahan. Bentuk pola penggunaan lahan
pada wilayah sekitar bandara dari tahun 2005 hingga 2010 mengarah
pada bentuk pola linear dan mengelompok. Pola penyebaran aktifitas
yang muncul di kawasan penelitian tersebut selama adanya
pembangunan bandara tersebut antara lain adalah :
1. Kegiatan pemerintahan dan fasilitas pelayanan umum
Kegiatan pemerintahan di kawasan penelitian dari tahun 2005
hingga tahun 2010 atau selama proses pembangunan tersebut tetap
terpusat di Kota Praya dengan keberadaan kantor-kantor dinas
Kabupaten Lombok Tengah, Kantor Bupati. Sedangkan untuk
kantor-kantor desa persebarannya terletak di desa/kelurahan
masing-masing.
2. Kegiatan permukiman
Permukiman merupakan aktifitas dalam suatu wilayah yang
berkembang secara terus menerus. Pada tahun 2005, pola aktifitas
permukiman yang terbentuk secara linear dan tersebar, dan untuk
tahun 2010 juga sebagian besar pemukiman yang ada di kawasan
penelitian merupakan pemukiman yang berkembang secara alami
dan tersebar sporadis secara linier mengikuti pola jaringan jalan.
Selain berpola linier mengikuti jaringan jalan yang ada,
pemukiman di kawasan penelitian juga ada yang bersifat
mengelompok (cluster) di beberapa lokasi dan cluster-cluster
pemukiman yang tersebar. Pola linear yang terbentuk akibat dari
aksesibilitas penduduk pada jaringan jalan-jalan utama( jaringan
jalan primer dan sekunder). Pola linear terdapat pada sepanjang
jalan arteri atau kolektor yang berada di pusat kota seperti jalan
TGH. Lopan, jalan Sudirman, jalan sengkol-kuta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 10
Gambar 5.4 Pola Aktifitas Permukiman Linier Kawasan Penelitian
Tahun 2010
Sumber : Hasil Analisis
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa kegiatan permukiman
muncul mengikuti jaringan jalan yang ada dan mengelompok di
wilayah tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 11
Gambar 5.5 Pola Aktifitas Permukiman Mengelompok Kawasan
Penelitian Tahun 2010
Sumber : Hasil Analisis
3. Kegiatan pertanian
Kegiatan pertanian lahan basah (sawah irigasi teknis) tersebar di
kawasan sekitar bandara yaitu Desa Penujak, Desa Tanak Awu,
Desa Ketara dan sebagian Desa Segala Anyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 12
Sedangkan untuk kegiatan pertanian lahan kering (sawah tadah
hujan) tersebar di bagian utara Desa Kawo. Karena lokasi kawasan
yang menjadi penelitian bukan daerah pesisir sehingga kegiatan
perikanan tidak terdapat dalam wilayah penelitian. Sedangkan
kegiatan peternakan khususnya dengan hewan ternak sapi,
kambing tersebar di kawasan penelitian yang sifatnya diusahakan
oleh rumah tangga. Selama pembangunan bandara tersebut aktifitas
pertanian wilayah tersebut masih tersebar hampir di seluruh
desa/kelurahan yang masuk lingkup penelitian.
4. Kegiatan perdagangan dan jasa
Kegiatan perdagangan dan jasa sebelum pembangunan bandara
terpusat pada wilayah Kota Praya, namun selama pembangunan
bandara tersebut juga masih tetap terpusat di Kota Praya untuk
kegiatan perdagangan dan jasa yang skala makro dan mulai
bermunculan warung/toko yang tersebar di kawasan penelitian
terutama di Desa Penujak, Desa Tanak Awu.
5. Kegiatan Industri Kecil dan Kerajinan
Kegiatan industri kecil dan rumah tangga pada umumnya terdapat
di Desa Penujak yaitu berupa kerajinan gerabah. Dari tahun 2005
hingga tahun 2010 industri tersebut masih dan hanya baru
berkembang di Desa Penujak.
Berdasarkan pola persebaran aktifitas tersebut yang baru
terlihat jelas dari perubahan penggunaan lahan yang terjadi selama
pembangunan bandara atau tepatnya tahun 2005 hingga tahun 2010
adalah aktifitas permukiman yang memiliki perkembangan secara
alami dan pertumbuhannya masih sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan untuk kawasan sekitar bandara tersebut. Pola persebaran
yang mengelompok tersebut terdapat di desa/kelurahan yang dilalui
oleh jaringan jalan kolektor dan arteri karena mencari kemudahan
akses menuju fasilitas umum atau pusat pelayanan kota. Dengan
meningkatnya jumlah penduduk mulai munculnya permukiman yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 13
berada pada pinggiran jalan lokal, yang berawal dari perubahan
penggunaan lahan sawah menjadi lahan perumahan. Rata-rata
pertumbuhan permukiman tersebut mengikuti jaringan jalan yang ada
pada wilayah tersebut. Untuk aktifitas perdagangan jasa dan
perkantoran masih bersifat terpusat di Kota Praya karena memiliki
fasilitas umum yang memadai dibandingkan dengan wilayah lain.
Sejak adanya pembangunan bandara tersebut mulai munculnya sarana
perdagangan dan jasa berupa pertokoan yang berada pada pinggir jalan
primer atau sekunder. Untuk kegiatan pertanian dari dulu hingga
adanya pembangunan bandara tersebut masih tetap tersebar di seluruh
desa/kelurahan, dimana pola peruntukannya belum berubah namun
luasannya yang mengalami perubahan karena peningkatan aktifitas
permukiman.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perubahan pola yang
terjadi selama pembangunan bandara tersebut dapat dilihat pada peta
tata guna lahan tahun 2005 dan tahun 2010 yang dijabarkan polanya
pada peta dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 14
Peta pola tahun 2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 15
Petaaa pola 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 16
5.1.3 Perubahan Sarana Perdagangan Jasa dan Perkembangan
Jaringan Jalan
Pembangunan bandara tersebut di wilayah Desa Tanak Awu
mendorong munculnya kegiatan perdagangan dan jasa untuk wilayah
kawasan bandara. Dilihat berdasarkan jumlah sarana perdagangan dan
jasa di wilayah penelitian sekitar bandara tersebut selama
pembangunan mengalami peningkatan. Berikut merupakan
perkembangan jumlah sarana perdagangan dan jasa selama
pembangunan bandara tepatnya tahun 2005 hingga tahun 2010.
Tabel 5. 4 Perkembangan Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa di
Wilayah Penelitian Sekitar Bandara
No Jenis Sarana Sarana Perdagangan dan Jasa(buah)
2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Pasar Umum 8 8 8 8 8 10 2 Toko 152 152 165 206 210 224 3 Kios/Warung 1022 1045 1075 1221 1225 1272 4 KUD 48 50 56 63 63 63 5 Bank 12 12 12 12 12 12
Sumber : Hasil Analisis,2011
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa jumlah sarana
perdagangan dan jasa setiap tahun mengalami peningkatan. Jumlah
pasar umum dari tahun 2005 hingga 2009 tidak terjadi penambahan
yaitu tetap berjumlah 8 buah, namun tahun 2010 terjadi penambahan
sebanyak 2 buah atau meningkat 25%.
Jumlah toko sebelum adanya pembangunan bandara ( tahun
2005) berjumlah 152 buah dan tahun 2010 berjumlah 224 buah. Untuk
tahun 2008 terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah toko sebanyak
54 toko. Pada tahun 2010 untuk kawasan penelitian yang terdiri dari
19 desa/kelurahan tersebut terjadi pertambahan jumlah toko sebanyak
72 buah atau meningkat 47,37 % dimana perubahannya cukup
signifikan. Sedangkan jumlah kios pada tahun 2005 berjumlah 1022
buah dan pada tahun 2008 berjumlah 1221 buah sehingga selama
periode tiga tahun untuk kawasan penelitian tersebut terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 17
penambahan 199 buah. jumlah kios atau warung di Kawasan
penelitian dari tahun 2005 hingga tahun 2010 terjadi penambahan
yang kurang signifikan juga yaitu sebanyak 250 buah atau meningkat
24,46 %. Untuk Koperasi Unit Desa (KUD), tahun 2005 berjumlah 48
buah dan hingga tahun 2010 mengalami pertambahan yang cukup
signifikan yaitu sebanyak 15 buah atau meningkat 31,25 %. Sarana
perdagangan dan jasa seperti pasar umum, toko, kios/warung, dan
KUD dari tahun 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan atau
pertambahan jumlah, namun berbeda dengan sarana perbankan yang
dari tahun 2005 hingga 2010 tetap berjumlah 12 buah yang terpusat di
Kelurahan Praya atau pusat kota Kabupaten Lombok Tengah.
Gambar 5. 6 Grafik Perkembangan Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa
Dengan adanya pembangunan bandara tersebut terhadap
perkembangan sarana perdagangan dan jasa adalah terjadi penambahan
kegiatan perdagangan dan jasa yang berskala mikro, namun belum
munculnya kegiatan perdagangan dan jasa yang berskala makro.
Untuk jaringan jalan di wilayah penelitian adalah adanya
perkembangan jaringan jalan selama adanya pembangunan bandara
tersebut dilakukan karena jalan sangat penting dalam mendukung
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Jum
lah
sara
na
Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa Tahun 2005-2010
PasarUmumToko
Kios/WarungKUD
Bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 18
kemudahan akses baik ke luar maupun kedalam dengan adanya
bandara di wilayah tersebut. Perbaikan jaringan jalan juga merupakan
proyek pembangunan wilayah yang satu paket kegiatan karena jalan
sangat mendukung aksesibilitas suatu wilayah dan berfungsi sebagai
penghubung dan memudahkan akses dari suatu tempat ke tempat lain.
Sebagai prasarana perhubungan pada hakekatnya jalan merupakan
unsur penting dalam mewujudkan sasaran pembangunan dan hasil-
hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan tercapainya stabilitas nasional
yang sehat dan dinamis. Peningkatan kualitas jalan terlihat dari adanya
upaya pemerintah berupa perbaikan pada jalan-jalan kolektor yang
mengalami kerusakan untuk mempermudah aksesibilitas menuju dan
dari lokasi pembangunan bandara. Untuk lebih jelasnya tentang
perubahan dan perkembangan jaringan jalan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 5.5 Perbandingan Kondisi Jaringan Jalan Tahun 2005 dan 2010
No Nama Ruas Jalan Panjang ruas(km)
Proses Awal Pembangunan ( Tahun 2005)
Proses Akhir Pengerjaan pembangunan bandara
( tahun 2010)
I Jalan negara Jalan yang berfungsi sebagai jalan arteri hanya Jalan Sudirman
Peningkatan ruas jalan yang berfungsi sebagai jalan arteri
Jl. TGH lopan 2,493 Masih berfungsi sebagai jalan kolektor
Berfungsi sebagai jalan arteri
Jl. Sudirman 1, 234 Masih berfungsi sebagai jalan kolektor
Berfungsi sebagai jalan arteri
II Jalan Propinsi masih terdapat kondisi jalan tanah yang rusak berat
Adanya pembuatan jalan baru, penggantian nama ruas jalan, perbaikan kondisi jalan dan pelebaran jalan
Praya-SP. Penujak 4,03 Belum ada Ada Jl. Mandalika 1,21 Belum ada Ada SP. Penujak- Tanak awu 7,17 Belum ada Ada Tanak Awu – sengkol 6,97 Belum ada Ada Praya - mantang 12,27 Berfungsi kolektor dengan
kondisi baik 1 km berubah menjadi ruas jalan Basuki Rahmat
Gerantung- Semayan 2 Berfungsi kolektor dengan jalan tanah dan kondisi rusak berat
Berfungsi jalan local dengan kondisi rusak
Sengkol – kuta 11,74 sama Sama Jl. Sultan Hasanudin 1,7 Berfungsi kolektor Berfungsi jalan lokal Jl. Gajah Mada 2,95 Belum ada nama ruas
jalan tersebut Ada, kondisi baik
Jl. Pejanggik 0,75 Belum ada nama ruas Ada, kondisi baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 19
jalan tersebut Praya-Keruak-Pancor 17,50 Nama ruas jalannya
hingga Pancor Nama ruas jalannya hingga Keruak
Jl. Basuki Rahmat 1 Termasuk ruas jalan Praya-Mantang
Ada, dan berganti nama ruas jalan
III Jalan Lokal Praya-penaban 7,23 Kondisi rusak 1,5 km Kondisi baik, dan 5,
73 km kondisi sedang Sengkol-Teruwai 4,70 Kondisi sedang 1 km kondisi baik, 3, 7 km
rusak Bantunyala-Sengkol 9,00 Kondisi baik Kondisi baik Praya-Lajut 5,80 Kondisi sedang Kondisi sedang Penujak-Mangkung 6,70 Kondisi sedang 3,65 km kondisi baik, 3,05
km kondisi rusak Sengkol-Mangkung 8,10 Kondisi sedang Kondisi sedang Tanak Awu-Pengembur 4,10 Kondisi rusak Kondisi rusak Darek-Ungga 2,25 Kondisi rusak Kondisi sedang Puyung-Sukarara 1,90 Kondisi rusak Kondisi sedang Kawo-Teruwai 5,70 Kondisi rusak Kondisi rusak Puyung-Jago 3,50 Jalan kerikil dengan
kondisi rusak 2,5 km, dan jalan aspal kondisi sedang 1 km
Jalan aspal kondisi sedang 3,5 km
Penujak-MT. Beliak 2,60 Jalan tanah kondisi rusak berat
Jalan aspal kondisi sedang 0,65 km, jalan tanah kondisi rusak 1,95 km
Pejanggik-Lajut 2,50 Jalan aspal kondisi rusak 0,7 km, jalan tanah kondisi rusak 1,8 km
Jalan aspal kondisi sedang
Praya-Semayan 0,40 Kondisi rusak Kondisi baik Tiwugalih-Abiantubuh 6,00 Jalan tanah kondisi rusak
berat Jalan aspal kondisi sedang/rusak 4 km, jalan kerikil kondisi rusak 2 km
Praya-Pengendong 1,50 Jalan tanah kondisi rusak dan rusak berat
Jalan tanah kondisi rusak berat
Jl. Kalimutu 2,00 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Singkarak 2,15 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Agus salim 0,20 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Diponegoro 1,90 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Bromo 0,30 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Krinci 0,30 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Lombok 0,90 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Kalimantan 0,50 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Sumatera 0,70 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Rinjani 1,90 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Yos sudarso 0,80 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Nangka 0,40 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Kedondong 0,30 Kondisi sedang Kondisi baik Jl. Mangga 0,30 Kondisi sedang Kondisi baik Jl. Guru bangkol 0,20 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Delima 0,20 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Imam bonjol 0,25 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Segara anak 0,50 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Untung surapati 0,50 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Pengsong 0,60 Kondisi sedang Kondisi sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 20
Jl. Sawing 0,20 Kondisi sedang Kondisi sedang Jl. Kahuripan 0,20 Kondisi rusak Kondisi baik Jl. Mareje 0,20 Kondisi sedang Kondisi sedang Jl. Merapi 0,50 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Belitung 0,20 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Bangka 0,20 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Flores 0,20 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Maluku 0,40 Kondisi rusak Kondisi sedang Jl. Ahmad yani 0,90 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Melur 0,20 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Mawar 0,20 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Melati 0,20 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Anggrek 0,50 Kondisi rusak Kondisi rusak Jl. Angsoka 0,40 Kondisi baik Kondisi baik Jl. S. parman 0,80 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Sulawesi 0,60 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Anyelir 0,50 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Pepaya 0,20 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Rambutan 0,20 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Pisang 0,20 Kondisi rusak Kondisi sedang Jl. Kepundung 0,20 Kondisi rusak Kondisi sedang Jl. Belimbing 0,20 Kondisi rusak Kondisi sedang Jl. Dahlia 0,43 Kondisi baik Kondisi baik Jl. Durian 0,30 Kondisi rusak Kondisi rusak dan sedang
masing-masing 0,15 km Jl. M yamin 0,55 Kondisi baik Kondisi baik Jl. alamanda 0,75 Belum ada Ada, kondisi sedang Jl lingk. BTN tampar 3,00 Belum ada Ada, kondisi sedang/rusak Jl. Lingk. BTN bermis 2,00 Belum ada Ada, kondisi sedang/rusak Jl. Lingk. bTN leneng 2,00 Belum ada Ada, kondisi sedang/rusak
Sumber : Hasil Analisis
Berdasarkan tabel perbandingan kondisi jaringan jalan pada tabel
diatas pada tahun 2005 dengan tahun 2010, dapat diketahui bahwa ketika
dalam proses awal pembangunan bandara masih banyak jaringan jalan
yang memiliki kondisi sedang/rusak dan rusak berat, namun ketika mulai
proses tahapan pembangunan Aeronetika dan terminal Bandar udara
tersebut telah adanya perbaikan jalan sehingga sebagian ruas jalan menjadi
kondisi jalan sedang dan baik. Selain itu, adanya perubahan fungsi jalan
yang dulunya sebagai jalan kolektor menjadi jalan lokal, dan adanya
penggantian nama ruas jalan serta adanya jaringan jalan baru pada tahun
2010.
Adanya pembangunan bandara tersebut menyebabkan adanya
perbaikan dan pelebaran serta pembuatan jaringan jalan baru, dimana
prasarana jalan yang baik ini menyebabkan perkembangan pola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 21
permukiman maupun kegiatan ekonomi lain. Hal ini sesuai dengan
pendapat Cooley dan Weber (Yunus 1994:44) mengemukakan suatu
sistem transportasi mempunyai peran yang sangat besar terhadap
perkembangan kota. Sedangkan Bandar udara dan jaringan jalan
merupakan bagian dari sistem transportasi tersebut sehingga adanya
pertumbuhan wilayah yang memanfaatkan lahan-lahan yang mempunyai
prasarana atau infrastruktur baik prasarana jalan, transportasi mempunyai
letak strategis dan menguntungkan. Dari adanya pembangunan atau
keberadaan bandara tersebut dapat memberikan keuntungan yang
menyebabkan perkembangan, yang selanjutnya mempengaruhi pola
permukiman maupun kegiatan ekonomi yang selalu berorientasi pada
ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur.
Kawasan penelitian ini memiliki pusat-pusat pelayanan yang
terletak di sepanjang jalan di daerah pusat kota dan pusat kegiatan
perdagangan juga terletak di pusat kota yaitu Kelurahan Praya, Prapen,
Panjisari, dan Tiwugalih. Untuk kawasan yang berada dekat dengan lokasi
Bandar udara baru tersebut, mulai bermunculan kegiatan perdagangan dan
jasa skala kecil yang mengikuti jaringan jalan. Dari sebelum dilaksanakan
pembangunan bandara hingga proses pembangunan bandara tersebut
berlangsung, kondisi jalan pendukung akses tersebut mengalami
perkembangan dan perubahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
peta berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 22
Peta jalan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 23
5.2 Perubahan Kondisi Ekonomi
Adanya pembangunan Bandar udara baru di suatu wilayah secara
tidak langsung memberikan perubahan terhadap kondisi ekonomi wilayah
sekitar bandara tersebut. Kondisi ekonomi yang dibahas adalah analisis nilai
lahan dan analisis tingkat pendapatan penduduk sekitar.
5.2.1 Analisis Nilai Lahan
Harga lahan merupakan penilaian atas lahan yang diukur
berdasarkan harga nominal dalam satuan uang untuk satuan luas pada
pasarana lahan (Drabkin, 1977 : 169). Harga lahan sulit untuk
digunakan sebagai pembanding karena transaksi jual beli lahan terjadi
di tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda (Drabkin, 1977 : 48).
Berdasarkan teori tersebut harga lahan merupakan refleksi dari nilai
lahan dimana harga lahan sebelum adanya pembangunan bandara
sangat berbeda jauh dengan setelah adanya proses pembangunan
bandara tersebut dilakukan. Selama pembangunan pada tahun 2005
hingga tahun 2010 terlihat peningkatan yang sangat signifikan yaitu
rata-rata untuk wilayah yang pusat kota dan dilalui jalur arteri primer
dan kolektor memiliki harga lahan dari 70.000-300.000 menjadi
200.000-1000.000 atau peningkatan sebesar 242%. Peningkatan
tersebut diperoleh dari perhitungan dibawah ini:
Rata-rata harga lahan tahun 2005 sebesar Rp. 175.000,-, dan
untuk tahun 2010 sebesar Rp. 600.000,-.
Persentase peningkatan harga lahan = 槠úú.úúú蛀囊呢闹.úúú囊呢闹.úúú 果100%
= 242%
Persentase peningkatan harga lahan diatas karena melebihi
100% berarti perubahannya sangat signifikan. Perubahan tersebut
karena adanya pembangunan bandara dan jika semakin tinggi harga
lahan dalam suatu wilayah maka akan menyebabkan tingkat
produktifitasnya tinggi di wilayah tersebut. Kegiatan pembangunan
bandara merupakan salah satu aktivitas yang mendorong pertumbuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 24
ekonomi suatu wilayah. Berdasarkan teori yunus, bahwa adanya
kaitan yang sangat erat antara nilai lahan dan penggunaan lahan.
Semenjak mulai dilaksanakan pembangunan bandara muncul gejala-
gejala perubahan kegiatan di wilayah dekat kawasan pembangunan
bandara tersebut, sehingga selama berlangsungnya pembangunan
bandara tersebut hingga hampir selesai proyek pembangunannya
secara tidak langsung mengubah pola pemanfaatan lahan di sekitar.
Selain itu, dengan adanya perbaikan jalan, pelebaran jalan, dan
pembuatan jaringan jalan baru menyebabkan kawasan sekitar yang
terdekat dengan kawasan pembangunan bandara memiliki prospek dan
peluang yang menjanjikan sebagai kawasan yang cepat tumbuh
menurut Perda No. 7 tahun 2006 untuk kawasan sekitar bandara dan
berpengaruh terhadap peningkatan nilai lahan yang sangat signifikan.
Dalam hal ini kebutuhan ruang yang berada di atas lahan
tersebut menjadi kebutuhan dasar sehingga lahan menjadi komoditas
ekonomi yang dapat dipertukarkan melalui mekanisme tertentu. Hal ini
ditunjukkan bahwa lahan mempunyai nilai. Nilai lahan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, di antaranya: faktor lokasi relatif, dan jarak, nilai
kepentingan umum pelayanan sarana dan prasarana kota seperti listrik,
ketersediaan air baku, prasarana jalan, dan harga lahan. Dengan kata
lain nilai lahan berkaitan langsung dengan guna lahan, jaringan jalan,
status lahan dan perkembangan kota. Selain itu, besarnya nilai lahan
tergantung pada lokasi atau kedekatannya dengan jaringan jalan,
sarana prasarana dan fasilitas yang ada di sekitarnya. Nilai lahan di
pinggir jalan utama mempunyai nilai lebih tinggi dibanding lahan di
pinggir jalan antar lingkungan. Pertumbuhan pusat-pusat wilayah
pembangunan dengan prasarana yang memadai,bisa memberikan nilai
tambah pada lahan sekitarnya. Adanya ketersediaan infrastruktur di
kawasan perkotaan juga memiliki hubungan yang positif dan efek
saling ketergantungan dengan harga lahan. Sehingga sebelum adanya
pembangunan hingga adanya proses pembangunan bandara tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 25
untuk wilayah bagian utara dari kawasan bandara yang merupakan
pusat perkotaan dari Kabupaten Lombok Tengah sendiri dari dulu
memiliki nilai lahan yang cukup tinggi kemudian ditambah lagi dengan
adanya pembangunan tersebut maka nilai lahannya semakin tinggi
atau berubah secara signifikan.
5.2.2 Analisis Tingkat Pendapatan Masyarakat
Analisis Pendapatan masyarakat yang dibahas adalah
perbandingan antara tingkat pendapatan penduduk sekitar bandara
yang dilihat pada proses awal pembangunan dengan proses tahapan
akhir pembangunan tersebut atau tepatnya tahun 2005 dengan tahun
2010. Menurut Tarigan, 2009, suatu lokasi yang banyak memiliki
kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik, yang berarti dengan
adanya pembangunan bandara tersebut maka kemudahan akses
tersebut semakin tinggi sehingga mendorong untuk sebagian
masyarakat mengambil keuntungan untuk bekerja sampingan dalam
pembangunan bandara tersebut dan membuka usaha baru berupa toko
atau kios guna meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Tabel 5. 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan
Tahun 2005 di Wilayah Penelitian, Kabupaten Lombok Tengah
No Kelompok Pendapatan
Titik Tengah Interval(xi)
Frekuensi (f) Frekuensi interval ( f. xi)
1 0-249.999 124.999,5 5 624997.5 2 250.000-499.999 374.999,5 25 9374987.5 3 500.000-749.999 624.999,5 21 13124990 4 750.000-999.999 874.999,5 20 17499990 5 1000.000-1.249.999 1.124.999,5 8 8999996 6 1.250.000-1.499.999 1.374.999,5 7 9624996.5 7 1.500.000-1.749.999 1.624.999,5 5 8124997.5 8 1.750.000-1.999.999 1.874.999,5 3 5624998.5 9 2000.000-2.249.999 2.124.999,5 4 8499998 10 2.250.000-2.249.999 2.374.999,5 2 4749999
Total 100 86249950 Sumber : Hasil Analisis, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 26
Rata-rata pendapatan penduduk Tahun 2005 = ∑쿠 .铺 ∑쿠
= 馁槠.쿨ŒǨ.Ǩ闹ú囊úú
= 862.500
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa rata-rata
pendapatan masyarakat sekitar kawasan bandara yang dijadikan penelitian
tahun 2005 adalah sebesar Rp. 862.500,-
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan
Tahun 2010 di Wilayah Penelitian, Kabupaten Lombok Tengah
No Kelompok Pendapatan
Titik Tengah Interval(xi)
Frekuensi (f) Frekuensi interval ( f. xi)
1 0-249.999 124.999,5 4 499998.0 2 250.000-499.999 374.999,5 18 6749991.0 3 500.000-749.999 624.999,5 20 12499990.0 4 750.000-999.999 874.999,5 19 16624990.5 5 1000.000-1.249.999 1.124.999,5 15 16874992.5 6 1.250.000-1.499.999 1.374.999,5 10 13749995.0 7 1.500.000-1.749.999 1.624.999,5 4 6499998.0 8 1.750.000-1.999.999 1.874.999,5 4 7499998.0 9 2000.000-2.249.999 2.124.999,5 4 8499998.0 10 2.250.000-2.249.999 2.374.999,5 2 4749999.0
Total 100 94249950.0 Sumber : Hasil Analisis, 2011
Rata-rata pendapatan penduduk = ∑쿠 .铺 ∑쿠
= ǨŒ.쿨ŒǨ.Ǩ闹ú囊úú
= 942.500
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan
penduduk wilayah sekitar bandara sebesar Rp. 895.000,-. Berdasarkan
kedua tabel diatas juga dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan
penduduk tahun 2005 dan tahun 2010 terjadi peningkatan pendapatan
penduduk sebesar 9,30 %.
Peningkatan Pendapatan = ǨŒ쿨.闹úú蛀馁槠쿨.闹úú馁槠쿨.闹úú 果100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PEMBAHASAN | 27
= 9,30%
Persentase peningkatan pendapatan tersebut selama pembangunan
bandara dengan perbandingan pendapatan pada tahun 2005 dengan 2010
adalah perubahan tingkat pendapatan penduduk sekitar kurang signifikan
selama pembangunan bandara tersebut dilakukan. Perubahan tingkat
pendapatan penduduk selama pembangunan bandara tersebut perubahan
yang terjadi kurang signifikan karena hanya sebagian kecil penduduk yang
berubah mata pencaharian atau mengambil keuntungan untuk bekerja
sampingan selama pembangunan bandara tersebut dilakukan. Berdasarkan
hasil survey dan wawancara dengan masyarakat bahwa penduduk yang
berubah mata pencaharian yang dulunya petani menjadi buruh bangunan
karena lahan yang digunakan untuk pertanian telah dialih fungsi menjadi
bangunan kawasan bandara. Selain itu, sebagian dari mereka juga yang
pekerjaannya sebagai petani mengambil keuntungan dari pembangunan
bandara dengan bekerja sampingan menjadi buruh bangunan sehingga
tingkat pendapatannya meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENUTUP | 1
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada Bab 5, maka
kesimpulan dari penelitian berjudul “Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi
Wilayah Sekitar Bandara Selama Pembangunan Bandara Internasional
Lombok” adalah sebagai berikut :
1. Perubahan penggunaan lahan di wilayah penelitian yang berada di sekitar
bandara selama pembangunan bandara tersebut dilaksanakan tepatnya
dalam kurun waktu tahun 2005 sampai dengan tahun 2010, menunjukkan
bahwa lahan pertanian semakin berkurang yaitu lahan sawah irigasi
setengah teknis atau sederhana berubah menjadi penggunaan lahan
pekarangan dan penggunaan lainnya. Perubahan tersebut berupa
pengurangan luasan sawah irigasi teknis seluas 222 hektar selama
pembangunan bandara di wilayah sekitarnya. Berarti selama proses
pembangunan bandara tersebut berlangsung perubahan penggunaan lahan
di kawasan sekitar bandara dengan semakin bertambahnya alih fungsi
untuk permukiman.
2. Perubahan penggunaan lahan tersebut selama pembangunan bandara
mempunyai pola-pola distribusi yaitu kegiatan pemerintahan masih
terpusat di Kota Praya, belum muncul pusat kegiatan perdagangan dan jasa
di luar pusat Kota Praya, dan untuk permukiman di wilayah penelitian
terlihat berkembang secara alami dan tersebar secara linier mengikuti pola
jaringan jalan. Hanya aktifitas permukiman yang mengalami perubahan
selama pembangunan bandara tersebut seiring dengan adanya
perkembangan jaringan jalan dan pertambahan aktifitas perdagangan dan
jasa.
3. Selama adanya pembangunan bandara tersebut yaitu tahun 2005 hingga
tahun 2010, terjadi perubahan dalam komposisi persebaran sarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENUTUP | 2
perdagangan dan jasa. Pertambahan jumlah sarana perdagangan dan jasa
yaitu berupa peningkatan jumlah pasar umum, toko, dan kios dengan
persentase masing-masing 25%, 47,37%, dan 24,46%. Dari persentase
tersebut diketahui perubahan yang terjadi selama pembangunan bandara
tersebut untuk toko mengalami peningkatan yang cukup signifikan namun
untuk pasar umum dan kios masih kurang signifikan perubahan yang
terjadi. Sedangkan untuk perkembangan jaringan jalan tahun 2005 hingga
2010 adalah sebelumnya kondisi jalan buruk dan lebar jalan kecil, namun
pada tahun 2008 mulai adanya pembuatan jaringan jalan baru, perbaikan
jalan, dan pelebaran jalan guna memudahkan akses menuju dan dari
bandara.
4. Nilai lahan dipengaruhi oleh faktor relatif, jarak, nilai kepentingan umum
pelayanan sarana dan prasarana kota. Selama pembangunan bandara nilai
lahan kawasan penelitian sekitar bandara yaitu pada awal proses
pembangunan tahun 2005 belum terlalu tinggi, namun selama proses
berjalan hingga proses pembangunan tersebut hampir selesai, nilai lahan
di wilayah sekitar menjadi semakin meningkat seiring dengan semakin
tinggi kemudahan akses ke wilayah tersebut.
5. Rata-rata tingkat pendapatan masyarakat sekitar bandara selama
pembangunan bandara yang dilihat pada tahun 2005 dengan tahun 2010
adalah peningkatan sebesar Rp. 800.000,- atau meningkat 9,30 %.
Berdasarkan persentase tingkat pendapatan tersebut terlihat perubahannya
kurang signifikan karena hanya sebagian kecil penduduk yang memiliki
pendapatan rendah memanfaatkan peluang adanya pembangunan bandara
tersebut untuk bekerja dalam proses pembangunan bandara tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perubahan Kondisi Fisik dan Ekonomi Wilayah Sekitar Selama Pembangunan Bandara Internasional Lombok
PENUTUP | 3
6.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka rekomendasi yang bisa
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Kepada Pihak Pemerintah
Berdasarkan perubahan lahan yang terjadi selama periode lima tahun
tersebut terlihat perkembangan yang kurang signifikan dari adanya
pembangunan bandara tersebut, untuk itu, pemerintah harus
mengutamakan terlebih dahulu kepentingan yang sangat prioritas untuk
perkembangan wilayah sekitar bandara, sehingga sesuai dengan Perda No
7 Tahun 2006 yang telah ditetapkan. Selain itu, Pemerintah Kabupaten
Lombok Tengah diharapkan mengantisipasi perkembangan wilayah dekat
kawasan bandara sehingga tidak adanya perkembangan atau pertumbuhan
aktifitas di kawasan yang seharusnya termasuk kawasan rawan, serta harus
melakukan pengawasan terhadap kemungkina adanya perubahan fungsi
lahan yang berkembang semakin pesat di kawasan
2. Kepada Pihak Pengembang
Pihak pengembang harus lebih konsisten dengan rencana tata ruang yang
telah ditetapkan untuk kawasan bandara baru tersebut sehingga dapat
mencegah timbulnya dampak negatif yang tidak dikehendaki dari
perkembangan kawasan sekitar bandara baru tersebut. Selain itu, jika
adanyapengembangan kegiatan komersial yang berskala makro, pihak
swasta kemungkinan bias membuka kesempatan kerja untuk masyarakat
sekitar sehingga tingkat pendapatan masyarakat sekitar dapat meningkat.
3. Kepada Peneliti lain
Penelitian tentang perubahan kondisi fisik wilayah sekitar bandara selama
pembangunan bandara ini belum membahas seluruh aspek, seperti
perubahan terkait kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar. Selain itu,
dapat dilanjutkan dengan penelitian pengaruh keberadaan Bandara
Internasional Lombok ini terhadap kondisi fisik wilayah jika bandara
tersebut telah beroperasi karena kemungkinan perubahan fisik yang terjadi
jauh berbeda dengan selama pembangunan bandara itu sendiri.