deteksi bakteri selulotik dari usus dan kascing.pdf

8
Deteksi Bakteri Selulolitik dari Usus dan Kascing Cacing Tanah (Lumbricus terestris) 1 Dwi Suhartanti, 2 Edwin Daru Anggara, 1 Susanti 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Ahmad Dahlan 2 Pasca Sarjana Farmasi Unviersitas Ahmad Dahlan [email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bakteri selulolitik yang terdapat dalam saluran pencernaan cacing tanah khususnya crop dan gizzard serta kascing. Crop atau pro ventriculus yang merupakan tempat menyimpan makanan. Sedangkan gizzard atau ventriculus merupakan tempat mencerna makanan. Suspensi sampel dibuat pengenceran 10 -1 -10 -6 kemudian diinkulasikan dengan 0,1 ml supseni pada media NA dengan metode taburan (spread plate) kemudian diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 48 jam. Identifikasi isolat bakteri dilakukan dengan mengamati ciri ciri morfologi koloni dan pengecatan gram. Hasil penelitian menenjukan bahwa terdapat koloni pada media CMC. Ciri morfologi koloni dari usus maupun kascing cacing tanah (Lumbricus terestris) adalah warna koloni putih bening denan permukaan rata Bakteri selulolitik yang terdeteksi berbentuk batang dan bersifat gram negatif berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam saluran pencernaan cacing tanah (Lumbricus terestris) dan kascing terdapat bakteri selulotik. Kata Kunci: bakteri selulotik, crop, gizzard kascing, degradasi selulotik. ABSTRACK The objective of this research was to study the cellulolytic bacteria in the digestive system of the Lumbricus terestris especially crop and gizzard along with worm dirt. Crop or pro ventricles are food storage while gizzard or ventricles function as place of food ingestion. Sample suspension are made by diluting 10 -1 -10 -6 then inoculation with 0,1 ml suspension in the NA medium with spread plate method then incubation in 37 o C temperature for 48 hours. Bacteria colonies were growth replaced in the selective medium (CMC) with streak plate method and re- incubation in 37 o C temperature for 48 hours. The bacteria isolate was detected by observation of the colony morphology characteristic and gram printing. The result of the study was showed by colony in the CMC medium. Colony morphology characteristic from Lumbricus terestris digestive system and worm dirt was transparent colony with flat surface. The result of detection cellulolytic bacteria was coccus form and negative gram character. The conclusion from this show that the Lumbricus terestris digestive system and worm dirt where was cellulolytic bacteria Keyword: Cellulolytic bacteria, crop, gizzard, worm dirt, cellulose degradation.

Upload: cowox

Post on 13-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Deteksi Bakteri Selulolitik dari Usus dan Kascing

    Cacing Tanah (Lumbricus terestris)

    1Dwi Suhartanti,

    2Edwin Daru Anggara,

    1Susanti

    1Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Ahmad Dahlan

    2Pasca Sarjana Farmasi Unviersitas Ahmad Dahlan

    [email protected], [email protected]

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bakteri selulolitik yang terdapat dalam saluran

    pencernaan cacing tanah khususnya crop dan gizzard serta kascing. Crop atau pro ventriculus yang

    merupakan tempat menyimpan makanan. Sedangkan gizzard atau ventriculus merupakan tempat

    mencerna makanan. Suspensi sampel dibuat pengenceran 10-1-10-6 kemudian diinkulasikan dengan

    0,1 ml supseni pada media NA dengan metode taburan (spread plate) kemudian diinkubasi pada

    suhu 370C selama 48 jam. Identifikasi isolat bakteri dilakukan dengan mengamati ciri ciri

    morfologi koloni dan pengecatan gram.

    Hasil penelitian menenjukan bahwa terdapat koloni pada media CMC. Ciri morfologi koloni dari

    usus maupun kascing cacing tanah (Lumbricus terestris) adalah warna koloni putih bening denan

    permukaan rata Bakteri selulolitik yang terdeteksi berbentuk batang dan bersifat gram negatif

    berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam saluran pencernaan cacing tanah

    (Lumbricus terestris) dan kascing terdapat bakteri selulotik.

    Kata Kunci: bakteri selulotik, crop, gizzard kascing, degradasi selulotik.

    ABSTRACK

    The objective of this research was to study the cellulolytic bacteria in the digestive system of the

    Lumbricus terestris especially crop and gizzard along with worm dirt. Crop or pro ventricles are

    food storage while gizzard or ventricles function as place of food ingestion.

    Sample suspension are made by diluting 10-1-10-6 then inoculation with 0,1 ml suspension in the

    NA medium with spread plate method then incubation in 37oC temperature for 48 hours. Bacteria

    colonies were growth replaced in the selective medium (CMC) with streak plate method and re-

    incubation in 37oC temperature for 48 hours. The bacteria isolate was detected by observation of

    the colony morphology characteristic and gram printing.

    The result of the study was showed by colony in the CMC medium. Colony morphology

    characteristic from Lumbricus terestris digestive system and worm dirt was transparent colony

    with flat surface. The result of detection cellulolytic bacteria was coccus form and negative gram

    character. The conclusion from this show that the Lumbricus terestris digestive system and worm

    dirt where was cellulolytic bacteria

    Keyword: Cellulolytic bacteria, crop, gizzard, worm dirt, cellulose degradation.

  • Pendahuluan

    Bakteri selulolitik dalam saluran pencernaan mempunyai peranan penting dalam

    proses pendegradasi seloluosa yang hidup secara anarob dalam saluran cerna.

    Bakteri tersebut salah satunya dapat ditemukan dalam saluran cerna cacaing tanah

    Karena hewan tersebut mamakan sisa organisme yang membusuk dalam tanah

    (Reanida, dkk, 2012). Cacing merupakan hewan tanah yang berperan dalam

    perombakan bahan organik. Cacing tanah dapat mencerna bahan organik

    melebihi dari berat badannya dalam waktu sehari. (Sugiyarto,dkk 2007)

    Bahwa mikroorganisme yang terdapat dalam saluran pencernaan hewan hewan

    invertebrate yang menguraikan bahan organik, ditemukan bakteri yang dapat

    mendegradasi selulosa dalam saluran pencernaan. Bakteri tersebut merupakan

    bakteri selulolitik yang bersimbiosis dalam saluran penceranaan cacing. Bakteri

    selulolitik dalam saluran pencernaan cacing tanah dapat mendegradasi selulosa,

    hasil degradasi dari bakteri tersebut sangat bermanfaat untuk meningkatkan

    senyawa senyawa yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman atau

    mikroorganisme lain (Reanida, dkk, 2012). Pada penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui bakteri selulolitik pada usus cacing tanah, bakteri pada kascing cacing

    tanah dan mengetahui ciri morfologi koloni bakteri selulolitik dari usus dan

    kascing cacing tanah.

    Metode Penelitian

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, oven, autoklaf, ose

    bulat, erlenmeyer, inkubator, lampu spritus, korek api, cawan petri, tabung reaksi,

    rak, kapas, pipet ukur, pro-pipet, kertas label, beker gelas, tissue, gelas benda dan

    hairdrayer.

    Bahan yang digunakan antara lain bahan pembuat isolat; saluran cerna

    cacing bagian crop dan gizzard, kascing cacing tanah, media nutrient agar

    ditambah tepung selulosa, media berisikan K2HPO4, MgSO4.7H2O dan NH4Cl

    Bahan Uji Bakteri: Isolat, media CMC, cat bakteri terdiri dari: Larutan

    huckers crystal violet (gram A), larutan mordan lugols iodine (gram B), larutan

    Aceton-alkohol (gram C), dan larutan safrin (gram D).

    Jalan penelitian sebagai berikut :

    1. Seterilisasi

    Dicuci semua alat sampai bersih kemudian dikeringkan, alat-alat seperti

    cawan petri, pipet yang telah dicuci dikeringkan kemudian dibungkus dengan

    kertas koran, sedangkan tabung reaksi disumbat dengan kapas, kemudian

  • diseterilkan dengan oven pada suhu 1800C selama 2 jam. Sedangkan media

    untuk isolasi diseterilisasi dengan autoklave pada suhu 120C (Fardiaz, 1992).

    2. Tahap pembuatan isolat bakteri dengan metode permuakaan (spread plate)

    Disiapkan crop dan gizzard dari cacing tanah, cacing tanah disterilkan

    permukaan tubuhnya dengan kloroks selama 1 menit kemudiian pembilasan

    dengan aquades steril 3 kali, tubuh caicng tanah disayat menjaid 2 bagian

    kemudian diambil crop dan gizzard dari cacing tanah. Diletakan dalam

    erlenmeyer yang telah disi Media K2HPO4, MgSO4.7H2O dan NH4Cl masing

    masing sebesar 0,0025 gram kemudian ditambahkan aquadest steril sampai

    volume mencapai 50 ml, kemudian diaduk hingga homogen, untuk mencegah

    organisme dari udara, pada saat membedah cacing dan menuang pembenih

    dilakukan didalam enkas (Hartadi, 1989)

    3. Identifikasi isolat bakteri terpilih

    Identifikasi isolat bakteri terpilih meliputi pengamatan morfologi koloni dan

    morfologi sel bakteri.

    Morfologi koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media nutrient agar

    diinokulasi dalam media selektif yaitu media CMC. Media tersebut diinkubasi

    pada suhu 370C selama 48 jam kemudian diamati warna dan bentuk koloninya

    (Kusmiati, 2002)

    Morfologi sel bakteri, suspense bakteri yang berumur 48 jam dambil 1 ose

    diratakan di atas permukaan gelas benda seluas (1x1) cm2,

    setelah itu difiksasi

    diatas nyala api kemudian ditambahkan dengan cat gram A (crystal violet) lalu

    didiamkan selama 2 menit. Preparat lalu dikeringkan anginkan. Dilakukan hal

    yang sama untuk cat Gram B (Lugols iodine) selama 1 menit. Gram C

    (alkohol) selama 30 detik dan yang terkahir gram D (safranin) selama 1 menit.

    Setelah itu diamati diabawah mikroskop dengan perbesaran kuat. Sehingga

    tidak dilunturkan dan tidak dapat diwarnai lagi oleh cat lawan. Pada

    pengamatan mikroskopik sel-sel bakteri gram positif berwarna biru ungu.

    Sedangkan bakteri gram negatif mempunyai daya ikat cat utama tidak kuat.

    Sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh cat lawan.

    Pada pengamatan mikroskopik sel sel bakteri gram negatif nampak berawarna

    merah (Kusnedi et al, 1993).

    Analisis Data

    Data yang diperoleh berupa ada tidaknya bakteri yang tumbuh dari saluran

    pencernaan dan kascing dari caing tanah dan ditumbuhkan dalam media CMC

    agar kemudian menggunakan bahan selulosa berdasarkan pembentukan koloni

    dalam media tersebut, Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dan

    pemaparan.

  • Hasil dan Pembahasan

    Isolasi bakteri selulolitik yang diambil dari saluran pencernaan cacing tanah (crop

    dan gizzard) dan kascing cacing tanah dilakukan dengan menggunakan metode

    taburan (spread plate) pada media nutrien agar ditambahkan dengan tepung

    selulosa sebasar 1gr/100ml. Kultur bakteri diinkubasi selama 48 jam pada suhu

    370C. Crop dan pro ventriculus merupakan bagian ujung caudal esophagus yang

    membesar, bagian ini berfungsi untuk menyimpan makanan. Sedangkan gizzard

    atau ventriculus merupakan lanjutkan ke caudal dari ventriculus yang berfungsi

    sebagai tempat mencerna makanan (Baraldi, dkk, 2005).

    Hasil isolasi bakteri yang diambil dari saluran pencernaan cacing tanah (crop dan

    gizzards) dan kasicng cacing tanah ditemukan adanya koloni bakteri yang tumbuh

    pada media nutrient agar. Hal ini menunjukan bahawa koloni bakteri yang tumbuh

    dalam media nutrien agar merupakan bakteri selulotik. Koloni bakteri yang

    tumbuh pada media nutrien agar diinokulasi ke media yang baru yaitu media

    CMC untuk bakteri selulotik.

    Penguji selulolitik dilakukan dengan menumbuhkan isolat bakteri pada media

    CMC agar dengan metode goresan (streak plate). Selanjutnya petri diletakan

    terbalik dan diinkubasi pada suhu 370C selama 48 jam. Digunkan media CMC

    karena media ini mengandung sumber C/karbon utama yang dibutuhkan oleh

    bakteri selulolitik yang aktif, sehingga bakteri tersebut depat tumbuhan dengan

    baik dan hanya bakteri selulolitik saja yang dapat tumbuh (Alam, 2013). Koloni

    yang tumbuh pada media CMC merupakan koloni bakteri selulolitik seperti

    terlihat pada gambar 1.

    Gambar1 a. Koloni bakteri dari criop dan gizzard, b.Koloni bakteri dari kascing yang ditumbuhkan pada media CMC

    Hasil pengamatan menunjukan adanya koloni yang tumbuh pada media CMC, ini

    berarti bahwa isolat yang didapat dari saluran pencernan (crop dan gizzard) dan

    kascing cacing tanah merupakan isolat bakteri selulotik. Cacing tanah tidak

  • memiliki enzim selulose yang dapat menguraikan selulose (Watanaba dan

    Tokuda, 2001). Sehingga dengan adanya bakteri selulolitik maka mengandung

    selulose dalam saluran pencernaannya. Mikroorganisme tersebut adalah bakteri

    selulotik. Bakteri selulolitik ini dapat menguraikan selulose menajdi monomer-

    monomer glucose dengan memecah ikatan B-1,4 glukosida (Kusnadi et al, 2003).

    Menurut penelitian Hadisusanto (1992), bahwa hewan inverterberata yang

    mengkonsumsi sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang ada dalam tanah ditemukan

    bakteri yang dapat mendegradasi selulose dalam saluran pencernaan makanannya.

    Bakteri tersebut dapat menghasilkan enzim selulose yang dapat memutus ikatan

    B-14, glikosida pada rantai selulose

    Makanan cacaing tanah terdiri dari daun daunan, sisa tumbuhan/hewan yang ada

    dalam tanah. Makanan tersebut ditelan masuk kemulut kemudian ke phaynx

    kemudian terus ke esophagus kemudian dilanjutkan ke crop. Crop ini hanya

    berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan. Setelah itu, dilanjutkan ke

    gizzard yang berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Setelah itu,

    dilanjutkan ke gizzard yang berfungsi sebagai alat penggilingan bekerja

    menghancurkan bahan makanan yang bercampur dengan tanah. Bahan makanan

    yang mengandung selulosa didegradasi oleh mikoorganisme yang terdapat dalam

    saluran pencernaan cacing tanah. Bakteri selulolitik yang terdapat dalam saluran

    pencernaan cacing tanah berperan aktif dalam mendegradasi selulosa. Selulosa ini

    sulit didegrasai oleh mikroorganisme lain,. Sehingga oleh bakteri selulolitik bahan

    makanan tersebut dapat denga mudah didegradasi . Pada akhirnya zat zat makanan

    akan diserap oleh pembuluh darah dan sisa zat makanan akan dibuang melalui

    anus dikenal sebagai kascing yang merupakan hasil vermikasi. Vermikasi

    merupakan proses penguraian sampah sampah organik yang digunakan oleh

    cacing.

    Pengamatan morfologis koloni merupakan salah saru cara langsung diamati dan

    digunakan untuk mengamati bentuk selama dan proses pewarnaan yang

    mengakibatkan beberapa perubahan (Kusnadi et al, 2003). Morfologi koloni

    bakteri yang diamati pada penelitian ini meliputi morfologi koloni dan morfologi

    sel. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka diperoleh isolat bakteri dari

    saluran pencernaan (crop dan gizzard) dan kascing cacng tanah diharapkan dapat

    digunakan sebagai inokulom pendegradasi selulosa Hasil isolasi bakteri pada

    saluran pencernaan dan kascing yang diambil dari cacang tanah setelah

    ditumbuhkan pada media CMC diperoleh data sebagai berikut:

    Tabel 1. Hasil Pengamatan morfologi

    Ciri Koloni I (crop dan gizzard) Koloni II (Kascing)

    Morfologi Koloni:

  • Warna

    Permukaan

    Putih Bening

    Rata

    Putih Bening

    Rata

    Karakteristik Morfologi:

    Bentuk

    Cat Gram

    Batang

    Negatif

    Batang

    Negatif

    Dari hasil pengamatan morfogis, didapatkan sel bakteri bentuk batang dari saluran

    pencernaan (crop dan gizzard) maupun dari kascing cacing tanah. Setelah

    dilakukan pengecetan gram menunjukan hasil gram negatif pada saluran

    pencernaan (crop dan gizzard) maupun dari kascing. Cowan, S. T., & Steel, K. J.

    (2004) menyatakan bawha bakteri gram negatif adalah bakteri yang pada

    pengecetan gram tidak tahan terhadap alkohol, sehingga warna gram pertama

    (gram A) akan dilunturkan dan bakteri akan mengikat warna yang diberikan

    (warna kontras) sehingga bakteri akan berwarna merah.

    Koloni 1 (crop dan gizzard): dari hasil pengamatan morfologi kolonio diketahui

    berbentuk batang, koloni berwarna putih bening dengan permukaan koloni rata

    dan setelah dilakukan pengecetan gram menghasilkan gram negatif. Koloni

    bakteri dari crop dan gizzad setelah dilakukan pengecetan gram seperti terlihat

    pada gambar 2.

    Gambar 2.Bakteri gram negatif pada crop dan gizzard (100x)

    Koloni II (kascing): dari hasil pengamatan morfologis koloni diketahui berbetuk

    batang, koloni berwana putih bening dengan permukaan koloni rata dan setelah

    dilakukan pengecetan gram menghasilkan gram negatif sama seperti pada crop

    dan gizzard. Koloni bakteri dari kascing setelah dilakukan pengecetan gram

    seperti terlihat pada gambar 3.

  • Gambar 3. Bakteri gram negatif pada kascing (100x)

    Degradasi selulosa dipengaruhi oleh jenis mikroorganisme. Menurut Schwarz, W.

    (2001) tidak semua mikroorgansinme dapat mendegradasi selulose adalah

    mikroorganisme yang mampu menghasilkan enzim selulose yaitu bakteri

    selulotik. Bakteri selulolitik ini mempunyai kemampuan dalam mensekresi enzim

    selulose ke dalam substat. Dalam penelitian ini, isolat yang didapat diharapkan

    dapat digunakan sebagai inoculum pendegradasi selulosa.

    Kesimpulan

    Dari penelitian dapat disimpulkan pada saluran pencernaan dan kascing cacing

    tanah terdapat bakteri selulotik. Bakteri selulolitik yang dapat diisolasi dari

    pencernaan dan kascing cacing tanah berdasarkan morfologinya memiliki warna

    koloni putih bening dengan permukaan rata, sel bakteri bebentuk batang dan

    bersifat bakteri gram negatif.

    Daftar Pustaka

    Alam, M. S. 2013. Isolasi Bakteri Selulolitik Termofilik Kompos Pertanian Desa

    Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Chem Info Journal, 1(1), 190-195

    Baraldi, J. R. R. S. M., Oliveira, A. D., Franzo, C. D. C. V. S., & Sagula, A. 2005.

    Morphology of glandular stomach (Ventriculus glandularis) and muscular

    stomach (Ventriculus muscularis) of the partrigde Rhynchotus rufescens. Cincia

    Rural, 35(6).

    Cowan, S. T., & Steel, K. J. 2004. Cowan and Steel's manual for the identification

    of medical bacteria. G. I. Barrow, & R. K. A. Feltham (Eds.). Cambridge

    University Press.

  • Fitria, A.2011. Produksi biogas dari limbah cair pabrik minyak kelapa sawit

    dengan menggunakan digester dua tahap.Undergraduate Theses. ITB. Bogor

    Fardiaz,S.1992.Mikrobiologi Pangan Jilid 1,PAU,Institute Pertanian

    Bogor.Bandung

    Hadisusanto, 1992, Ekologi Semut. Makalah Universitas Gadjah mda. Yogyakarta

    Hartadi.1989.Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Industri,Universitas Gadjah

    Mada, Yogyakarta

    Heny Dwi , Kurniawati.2012.Seleksi, Karakterisasi, Dan Identifikasi Isolat

    Bakteri Termofilik Pasca Erupsi Merapi Sebagai Penghasil Enzim Protease. S1

    Thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

    Kusmiati,DP.2002.Kriopeservasi Bakteri Selulolitik Bacillus pumillus dengan

    Krioprotekton Berbeda, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.Bogor

    Kusnaedi, Purwaningsih. W, Ratna, S.2003. Mikrobiologi Fakultas PMIPA

    Universitas Pendidikan Indonesia,Bandung.

    Reanida, P, Supriyanto,dan Salamun.2012. Eksplorasi Bakteri Selulolitik Dari

    Tanah Mangrove Wonorejo Surabaya. Jurnal Untan. Sumber jurnal.untan.ac.id

    diakses 14 September 2013

    Schwarz, W. 2001. The cellulosome and cellulose degradation by anaerobic

    bacteria. Applied microbiology and biotechnology, 56(5-6), 634-649.

    Sugiyarto, M. E., Mahajoeno, E., Sugito, Y., Handayanto, E., & Agustina, D.

    .2007. Preferensi Berbagai Jenis Makrofauna Tanah Terhadap Sisa Bahan Organik

    Tanaman Pada Intensitas Cahaya Berbeda. Biodiversitas, 8(2), 96-100

    Watanabe, H., & Tokuda, G.2001. Animal cellulases. Cellular and Molecular Life

    Sciences CMLS, 58(9), 1167-1178.