contoh laporan mortum
DESCRIPTION
JKJJKTRANSCRIPT
LAPORAN KULIAH LAPANGAN
MORFOLOGI SISTEMATIKA TUMBUHAN
STUDY FLORISTIK JENIS TUMBUHAN DAN TANAMAN OBAT DI
KELURAHAN KOTO KATIAK,KECAMATAN PADANG PANJANG
TIMUR,KOTA PADANG PANJANG
FAMILY : MALVACEAE
OLEH:
KELOMPOK 1 SHIFT 4
NAMA ANGGOTA :
1. Elin Andika Putri (1304067)
2. Mita Ardini (1304043)
3. Ramona Chasdiana (1304057)
4. Rifka Irhamna (1304071)
5. Septria Lovita (1304103)
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI INDONESIA
YAYASAN PERINTIS
PADANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dimana berkat rahmat dan kasih sayang-Nya,
laporan Kuliah Lapangan Morfologi Sistematika Tumbuhan dapat kami selesaikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan Laporan Kuliah Lapangan ini. Penulis menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan di dalam laporan ini, untuk itu kami sangat mengharapkan
kritikan dan solusi yang membangun, agar laporan ini dapat lebih baik lagi. Kami
menyadari, bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian,
tidak ada hal yang sia-sia jika kita senantiasa ikhlas menjalaninya.
Semoga apa yang kami buat ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan
ilmu tidak hanya di bidang morfologi, namun menyangkut bidang lain secara
keseluruhannya.
Padang, Januari 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................... ................................................. iii
DAFTAR TABEL.................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................... v
I. PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1. LATAR BELAKANG................................................................
1.2. TUJUAN.....................................................................................
1.3. MANFAAT.................................................................................
II. PELAKSAAN.............................................................................
2.1. WAKTU DAN TEMPAT
2.2. ALAT DAN BAHAN
2.3. CARA KERJA
2.3.1. Dilapangan ......................
2.3.2. Di Herbarium ......
2.3.3. Di Laboratorium ...........................
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
3.1. JENIS-JENIS YANG DITEMUKAN ..............
3.2. MONOGRAF ......................
3.2.1. Sida thombifolia . ......................................
3.2.2. . Hibiscus abelmoscul. .................................
IV. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................
4.1. KESIMPULAN
4.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
Lampiran Tabel ......................
Lampiran Gambar ................................
iii
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Morfologi Sistematika Tumbuhan adalah bidang studi yang luas yang mencakup
keanekaragaman, identifikasi, penamaan, klasifikasi dan evolusi tumbuhan. Istilah
lain untuk ini adalah Taksonomi Tumbuhan , karena beberapa penulis menyatakan
bahwa sistematik tumbuhan dan taksonomi tumbuhan adalah sinonim. Pertama kali
de Condolle orfol (1813), menyatakan taksonomi tumbuhan adalah teori dari
klasifikasi tumbuhan, jadi de Condelle berpendapat bahwa taksonomi tumbuhan
adalah sebagian dari sitematik tumbuhan, yang mencakup prinsip, prosedur,
peraturan dan dasar dari klasifikasi tumbuhan. Karena belum ada kesepakatan
tentang perbedaan antar sistematik dan taksonomi tumbuhan. Menurut definisinya,
morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan
saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah fungsi masing – masing itu
dalam kehidupan manusia, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal
bentuk dan susunan tubuh. Selain itu morfologi harus dapat juga memberikan
jawaban atas pertanyaan mengapa bagian – bagian tubuh tumbuhan mempunyai
bentuk dan susunan yang beraneka ragam. (Jones & Luchsinger , 1987).
Dalam khidupan sehari-hari, manusia idak terlepas dari ketersediaan tumbuhan
untuk memenuhi kebutuhan hidup, perumahan dan obat-obatan. Secara tradisional
masing-masing daerah memiliki nama tersendiri untuk tumbuhan yang terdapat
didaerah mereka. Nama ini lebih dikenal dengan nama lokal ( vernacular name).
Sebagian besar masyarakat Indonesia telah menggunakan tumbuhan obat
secara turun temurun untuk mengobati penyakit. Menurut Undang-Undang No. 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan, Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
Identifikasi ini didasari dari pengamatan langsung terhadap objek yang
dikoleksi, dengan memperhatikan bentuk dan morfologi suatu tumbuhan tanpa
mengabaikan teori dan informasi dari literatur resmi yang telah ada. Selain itu,
melalui kuliah lapangan ini dapat memperluas pengetahuan dan membuka cakrawala
tentang jenis-jenis tumbuhan yang ada di Sumatera Barat khususnya di kawasan
padang panjang
Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah penerapan dari ilmu yang telah
didapatkan selama dibangku perkuliahan dan praktikum dilaboratorium yang secara
garis besar yaitu, mengetahui cara mengidentifikasi suatu specimen. Untuk
mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan untuk masyarakat di
kelurahan koto katiak, kecamatan Padang Panjang Timur, kota Padang Panjang.
Lokasi ini dipilih karena hutannya yang masih asri dan memiliki tumbuhan beragam.
Lokasi juga tidak jauh dari pemukiman penduduk, sehingga ketersediaan tempat
bermalam, makanan dan air memadai. Tujuan kuliah lapangan ini tidak hanya untuk
mengoleksi tumbuhan yang ada di hutan, namun juga bertujuan untuk mengetahui
jenis-jenis tanaman yang digunakan oleh masayarakat. Berbagai jenis tanaman yang
dimiliki oleh masyarakat dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari kuliah lapangan ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis
tumbuhan di Kelurahan koto katiak, kecamatan Padang Panjang Timur, kota Padang
panjang. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya tumbuhan obat disekitar Kawasan koto
katiak padang panjang.
1.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari kuliah lapangan ini yaitu :
1. Untuk dapat mempraktekan pengetahuan yang didapatkan dalam mata kuliah
Morfologi dan Sistematika Tumbuhan.
2. Untuk memahami cara kerja lapangan dalam melakukan koleksi dan pembuatan
spesimen herbarium.
3. Untuk memahami berbagai jenis tumbuhan, terutama tumbuhan obat yang
digunakan oleh masyarakat.
II. PELAKSANAAN
2.1. Waktu dan tempat
Kegiatan kuliah Lapangan Morfologi dan Sistematika Tumbuhan ini dilaksanakan
pada tanggal 26-28 Desember 2014 di Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang
Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Dilanjutkan di Herbarium
Universitas Andalas (ANDA), dan laboratorium STIFI-YP.
2.2 Alat dan bahan
2.2.1. Peralatan Di Lapangan
Peralatan di lapangan yang harus dipersiapkan oleh masing-masing kelompok yaitu,
notebook laporan, spidol permanen, kertas folio bergaris, kertas HVS A4, data sheet
tumbuhan obat, pensil, penghapus, dan mistar, kamera. Peralatan yang diperlukan
untuk koleksi bebas adalah parang, gunting tumbuhan, label gantung (3 x 4) cm,
karet gelang, plastik 5 kg, karung plastik, kamera, notebook dan alat tulis. Peralatan
untuk Tumbuhan Obat sama dengan koleksi bebas, dan ditambah dengan datasheet.
Peralatan yang dibutuhkan untuk pengawetan tumbuhan yaitu koran tabloid, spidol
permanen, lakban kuning besar, dan karung plastik. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu alkohol 70 % atau spritus bening.
2.2.2. Peralatan Di Laboratorium
Peralatan yang diperlukan untuk pengeringan adalah potongan kardus 40 x 30 cm,
tali rafia, label gantung, pensil, oven. Peralatan yang diperlukan untuk proses
mounting adalah karton tik/ kertas spesimen 30 x 40 cm, jarum kasur, benang
jagung, label herbarium, alat tulis dan notebook, kertas manila biru, map herbarium
ukuran 43 x 30 cm, sesuai dengan jumlah family, label map herba sesuai dengan
jumlah family. Bahan yang digunakan yaitu lem khusus.
2.3. Cara Kerja
2.3.1. Cara Kerja Di Lapangan
Pada saat di kerja di lapangan anggota kelompok dibagi menjadi dua tim. Satu tim
terdiri dari 3 orang ke hutan untuk mengambil sampel tumbuhan (koleksi bebas).
Tim lain yang terdiri dari 2 orang ke masyarakat untuk mencari tanaman obat.
Di hutan, pada saat akan mengambil / mengoleksi tumbuhan perlu
diperhatikan habit dan cara pengambilannya, sebagai berikut :
Untuk tumbuhan herba, semak yang berukuran kecil dikoleksi lengkap
dengan cara mencabut dari bagian akarnya. Khusus Zingiberaceae mempunyai cara
khusus untuk mengkoleksinya. Untuk pohon, semak besar dan liana, dikoleksi
sebagian rantingnya sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan serta harus lengkap
dengan organ generative dan vegetatifnya.
Sebelum berangkat menuju hutan lokasi pengoleksian, semua alat dan bahan
dipersiapkan. Berangkat pada jam 08.00 Setelah di lokasi pengoleksian, tanaman
yang ingin dikoleksi dicari yang lengkap organ vegetatif dan generatif nya. Sebagai
langkah awal, dicatat karakter penting yang terdapat pada tumbuhan yang bisa hilang
setelah dikeringkan di notebook, misalnya habit, habitat, warna batang, warna daun,
warna bunga, warna buah, serta warna getah apabila bergetah, dan sebagainya, serta
menggali informasi tentang tumbuhan yang bersangkutan kepada masyarakat
setempat mengenai nama lokal, khasiat dan sebagainya. Kemudian tanaman
dikoleksi, untuk tumbuhan herba atau semak kecil digali dengan parang agar akarnya
ikut terkoleksi. Pohon, semak atau liana diambil rantingnya dengan gunting tanaman
sepanjang + 30 cm. Diberi label gantung sesuai nomor koleksi dengan pensil,
kemudian mendokumentasikan tumbuhan dimulai dari habit, daun, bunga dan buah,
dan jika tumbuhan bersifat parasit atau hidup dengan tumbuhan lain, tumbuhan inang
juga didokumentasikan. Tumbuhan diikat beserta duplikat dengan karet gelang.
Kemudian tumbuhan dimasukan dalam karung plastik dengan posisi melintang, dan
apabila terdapat bunga atau buah pada tumbuhan, organ tersebut dibungkus terlebih
dahulu dengan plastik 5 kilo baru dimasukan dalam plastik karung.
Dipenginapan, sampel dikorankan dengan ukuran koran 29 cm x 39 cm, dan
apabila sampel melebihi ukuran koran, sampel dapat dilipat tanpa ada bagian yang
rusak. Saat meletakkan sampel pada koran, posisi daun tumbuhan ada yang
terlentang dan ada yang tertelungkup. Sampel dipilih yang paling bagus sebagai
spesimen untuk dikeringkan terlebih dahulu, dan sampel lainnya sebagai duplikat.
Setelah dikorankan, tumbuhan kemudian diidentifikasi jenis dan famili nya dan
dituliskan dibagian depan koran beserta nama lokasi dan nomor koleksinya dengan
spidol permanent, ditumpuk dan diikat dengan tali rafia, kemudian dilakukan
pengawetan. Tumbuhan dimasukan dalam plastik karung lalu disiram dengan alkohol
sampai semua bagian tumbuhan basah oleh alkohol, lalu udara didalam karung
dihilangkan. Plastik karung lalu dilipat sedemikian rupa kemudian dipress
menggunakan lakban. Dimasukan kedalam karung kemudian di ikat dengan tali rafia.
Diberi label nama kelompok dan shift. Spesimen dan duplikat dipisahkan. Setelah
proses pengawetan selesai, spesimen kemudian dibawa ke Herbarium Universitas
Andalas (ANDA).
Dalam melakukan inventarisasi obat, hal yang pertama kali harus dilakukan
yaitu memperkenalkan diri pada masyarakat dan menyampaikan maksud serta tujuan
kedatangan. Kemudian bertanya langsung atau berdiskusi dengan masyarakat sebagai
responden mengenai penyakit yang umum terjadi dilingkungan sekitar serta
tumbuhan yang biasa digunakan sebagai ramuan untuk menyembuhkan penyakit
tersebut. Keterangan mengenai responden diisikan dalam datasheet, juga mengenai
ramuan obat yang disebutkan responden. Selain bertanya mengenai tumbuhan obat
tersebut, tim juga mendokumentasikan tumbuhan yang disebutkan responden apabila
ada mulai dari habit, daun, bunga atau buah, dan juga jika diperbolehkan tumbuhan
obat tersebut dapat dikoleksi. Setelah melakukan wawancara dan mengisi datasheet,
diucapkan terima kasih pada responden dan kembali ke penginapan, apabila spesies
untuk tumbuhan obat telah didapatkan 8 spesies. Jika ada tumbuhan yang dikoleksi,
lakukan pengoranan, pengepressan dan pengawetan seperti pada tumbuhan koleksi
bebas.
2.3.2 Cara Kerja Di Herbarium dan Laboratorium
Di herbarium di lakukan pengepresan dan pengeringan. Pengepresan
dilakukan dengan cara: spesimen yang diletakkan di herbarium dikeluarkan dari
karung dan plastik packingnya. Disusun secara bergantian antara kardus dan
spesimen yaitu kardus-spesimen-kardus-spesimen dan seterusnya. Jumlah tumpukan
kardus dan spesimen tidak boleh terlalu tebal atau terlalu tipis, lalu diikat dengan tali
rafia dengan kuat sehingga semua specimen akan terapit dengan kuat dan rata. Dan
diberi label gantung sesuai kelompok dan shift masing-masing.
Specimen yang sudah diikat tadi dimasukkan ke dalam tempat pengeringan
(oven) dengan suhu 70 – 80 ◦ C, selama 48 jam- 72 jam. Setiap hari spesimen
diperiksa dan dibalikkan, agar spesimen kering dengan merata dan sempurna. Setelah
spesimen kering dengan sempurna, diambil dan dipisahkan dari kardus, kemudian
diikat dan dibawa ke laboratorium STIFI untuk proses mounting, lalu masukan
spesimen duplikat dalam oven.
Spesimen yang telah kering ikatannya dibuka dan dilepas dari kardusnya.
Spesimen dijahit dengan jarum kasur dan benang pada kertas mounting berwarna
putih berukuran 30 x 40 cm kemudia dikanan bawah diberikan label herbarium dan
untuk spesimen duplikat juga diberikan label herbarium, untuk tumbuhan yang bunga
atau buahnya lepas disisipkan di dalam kertas yang dibuat bentuk amplop ditempel d
karton tik. Dimasukkan ke dalam map biru sesuai dengan family dan diikat dengan
tali rafia.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Jenis – jenis yang ditemukan dihutan
Berdasarkan kegiatan Kuliah Lapangan yang telah dilakukan, maka didapatkan jenis
– jenis tumbuhan seperti yang tertera pada tabel 1.
Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dihutan Kelurahan Koto Katiak,
Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat.
No Family No. Coll Spesies Ket
1. VERBENACEAE SP-001 Calicarpa sp. Frustescens, buah berwarna hijau bulat.
2. BALSAMINACEAE SP-002 Impatiens sp. Frustescens, bunga putih-kekuningan.
3. LAURACEAE SP-003 Lisea sp. Frutescens, berbunga putih kecil.
4. CYCURBITACEA SP-004 Tricosanphes aquina Liana, bersulur dan berbunga hijau menguncup.
5. GRAMINIAE SP-005 Colx lachrymal fobi Calamus, berbuga bulat keras berwarna merah, hitam dan putih.
6. MELASTOMATACEAE
SP-006 Pogonanthera polverohenta Frutescens, berbunga orens muda.
7. MALVACEAE SP-007 Hibiscus abelmoscus Frustescens, berbuah hijau berbentuk bintang.
8. MIRTACEAE SP-008 Eugenia sp. Frutescens, berbuah bulat berwarna putih.
9. ASTERACEAE SP-009 Clibadium surinamence Frustescens, berbunga majemuk, berwarna putih.
10. COSTACEAE SP-010 Costus speciosus Calamus, berbunga merah.
11. POLIGALACEAE SP-011 Poligala paniculari Frutescens, berbunga putih, akar tunggang
12. SOLANACEAE SP-012 Cestrum nochurnum Frutescens, bunga berwarna putih
13. ASTERACEAE SP-013 Blumea sp. Frutescens, bunga
majemuk, berwarna putih.
14. THEACEAE SP-014 Eurya aeuminata Frutescens, berbunga kecil putih
15. VITACEAE SP-015 Vitis sp. Liana, berbuah hijau dan bersulur.
16 MALVACEAE SP-016 Sida thombifolia Frutescens, berbunga berwarna kuning pekat.
17 ONAGIACEAE SP-017 Ludwigia sp. Frutescens, berbunga kuning berdaun tunggal.
18 RUBIACEAE SP-018 Hedyotis corymbosa Frutescens, berbunga warna putih.
19 ASTERACEAE SP-019 Tithonia difersifolia Frutescens, berbunga majemuk, bewarna kuning pekat.
20 PALMAE SP-020 Daemanoropes draco Calamus, berbush bulat bersisik.
Dari koleksi yang dilakukan dihutan dapat diketahui bahwa spesimen yang
didapatkan adalah sebanyak 17 family, dengan 20 spesies. Dan yang ditugaskan
adalah family Malvaceae yaitu Hibiscus abelmoscus dan Sida thombifolia
Kelompok tumbuhan Malvaceae adalah salah satu kelompok tumbuhan
berbunga. Suku kapas-kapasan atau Malvaceae merupakan kelompok tumbuhan
berbiji dua yang spesiesnya mencakup sejumlah tanaman budidaya penting.
Contohnya sebagai penghasil serat tekstil dan minyak. Selain itu juga bisa
dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan farmasetika. Beberapa spesiesnya
merupakan penghasil kayu perdagangan.
Ciri umum dari kelompok tumbuhan Malvaceae adalah habitnya berupa
semak, jarang pohon. Permukaan batangnya ditumbuhi bulu atau rambut.
Daun tunggal, duduk tersebar pada batang, tepi daun nya rata dan ada juga
yang berlekuk beranekaragam. Pertulangannya umumnya menjari. Seluruh
permukaan daunnya ditumbuhi bulu atau rambut-rambut seperti sikat, mempunyai
daun penumpu.
Kelopaknya 4-5 dengan susunan seperti katup. Umumnya mempunyai
epicalyx. Bunga besar kelamin, bisexual, simetri corolla actinomorphous. Benang
sari banyak dengan tangkai sari berlekatan membentuk suatu kolom yang berongga.
Bagian dasar bunga menonjol keatas mendukung stamen dan putik. Bakal
buah menumpang. Memiliki buah berkendaga atau buah berbelah. Biji mempunyai
endosperm, lembaga umumnya lurus atau bengkok.
Pada tumbuhan hibiscus abelmoscus, tinggi tumbuhannya berkisar 1 – 2
meter. Tumbuh liar dihalaman, tanah kosong dan ditempat yang banyak sinar
matahari. Mempunyai cabang simpodial., phylotaksisnya alternates, nervationya
palmatinervis, apexnya acutus dan marginnya seratus. Seluruh tanaman ditumbuhi
bulu halus.
Daunnya tunggal, tepi daunnya berlekuk menjari, daunnya tumbuh berselang-
seling, warna daun bagian atas hijau, dan bagian bawah daun hijau muda atau hijau
kusam. Seluruh permukaan daun ditutupi bulu halus. Buahnya berkendaga empat,
memiliki empat biji, satu biji pada setiap ruang.
Pada tmbuhan Sida thombifolia tinggi tumbuhannya berkisar 0,5-1 meter.
Tumbuhan liar , tumbuh dihalaman, lading atau ruang kosong yang banyak terkena
sinar matahari, mempunyai cabang sympodial, phylotaksisnya alternates, nervationya
penninervis, apexnya acuminatus, dan marginnya seratus.
Daunnya tunggal, runcing dan tumbuh berselang seling, warna daun bagian
atas hijau muda dan bagian bawah lebih pucat.
Jenis – jenis ramuan tanaman obat yang diperoleh dari diskusi langsung ke
masyarakat adalah pada tabel 2.
Tabel 2. Jenis-jenis
No Family Spesies Kegunaan Ramuan
1. Rosaceae Hibiscus risasinensis Obat Demam
Ambil segengngam bunga rayo/ daun rayo diremas-remas beri lebih kurang ½ gelas air, remes-remes kemudian disaring diambil airnya lalu diminum 1 gelas
2. B inahong rematik Daunnya direbus , lalu diambil airnya, kemudian
dimunum3. Asteraceae Tithonia difersifolia Obat luka Ambil kira- kira 2 helai
daun kemudian diremas-remas sampai agak halus, letakkan pada bagian tangan yang luka.
4. Rutaceae Citrus sp. Obat pegal-pegal pada badan
1 buah limau sundai ditambah simpadeh secukupnya, santan secukupnya, bawang secukupnyya, saka sedikit dimasak dalam kuali hingga matang, lalu di ambil satu gelas dan minum.
5. Moraceae Arthocarpus integra Obat jerawat
Ambil kira-kira 3 lembar daun nangka yang sudah kering dan berwarna kuning, kemudian diremas-remas daunnya dan di gosok lambat- lambat pada bagian yang berjerawat.
6. Clusiaceae .Gracinia mangostana Obat diabetes
Ambil 3 buah kulit manggis, kemudian diblender lalu campurkan dengan sedikit air lau ambil airnya untuk diminum
7. Caricaceae Carica papaya Obat mencret atau diare
Ambil beberapa lembar daun carica papaya, kemudian direbus sampai mendidih, lalu ambil airnya, dan minum air tersebut
8. Xanthorrhoeaceae Aloe vera Obat wasir Lidah buaya diparut ditambah lebih kuarang 2 sendok madu tambah ½ gelas air aduk sampai rata, ambil satu gelas lalu minum
Untuk inventarisasi tumbuhan obat, dilakukan kunjungan langsung kerumah
penduduk di jorong sigando, kabupaten Padang Panjang, kecamatan Padang Panjang
Barat. Sebagian masyarakat setempat masih menggunakan tumbuhan sebagai bahan
utama dalam pembuatan obat tradisonal untuk mengobati berbagai penyakit. Cara
pengolahan nya pun cukup sederhana dan mudah.
Tumbuhan yang didapatkan yaitu sebanyak 8 Familly dengan 8 spesies.
Masing – masing family didapatkan satu spesies.
Dari keterangan beberapa orang responden atau narasumber, kami dapat
menyimpulkan bahwa sebagian besar tumbuhan obat di wilayah tersebut dapat
digunakan seluruh bagian organnya. Misalnya seperti daun, batang/kulit batang,
buah, bunga/putik.
Tumbuhan-tumbuhan itu dapat dijadikan sebagai ramuan untuk berbagai jenis
penyakit, contohnya untuk obat demam, obat rematik, obat wasir, obat diabetes, obat
jerawat, obat diare dsb. Ramuan dapat dibuat dengan mencampurkan beberapa jenis
tumbuhan obat, namun ada beberapa ramuan yang hanya boleh menggunakan satu
jenis tumbuhan saja sebagai bahan ramuan. Cara pengolahan dan penyiapan ramuan
obat itu juga cukup sederhana.
Tumbuhan-tumbuhan tersebut dapat mengobati penyakit karena mengandung
senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat.
3.3. Monograf
3.3.1. Sida thombifolia
Sida thombifolia
Nama lokal dari jenis ini antara lain : Sumatra barat (saliguri); jawa (otok-otok,
taguri, sidagori) ; Nusa Tenggara (kahindu) Maluku (hutugamu); china (Huang hua
mu).
Tumbuhan ini tumbuh liar ditepi jalan, halaman berumput, hutan,lading dan tempat-
tempat sinar matahari cerah atau sedikit terlindung. Daun tunggal letaknya berseling,
bentuknya bulat lonjong, tepi bergerigi uung runcing, pertulangan menyirip, bagian
bawah berambut pendek warnanya abu-abu. Bunga tunggal, berwarna kuning cerah
yang keluar dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12.00 siang dan layu 3 jam
kemudian. Buah berwarna hijau dengan diameter6-7 mm, akar dan kulit sedaguri
kuat dipakai untuk pembuatan tali.
Deskripsi di atas sesuai dengan spesimen berikut: SUMATRA BARAT, Padang,
Padang Panjang, Koto Katiak, kelurahan Padang Panjang Timur 27 desember 2014,
Ramona, Elin, Rifka, Mitha , Septri .
Tanaman ini tersebar diselur dunia, pada daerah tropis dari dataran rendah
sampai 1450 m dipermukaan laut.
Tumbuhan ini dapat digunakan untuk antiradang, penghilang nyeri (analgesic)
peluruh kencing(diuretic), peluruh haid dan pelembut kulit. Merangsang enzim
pencernaan, mempercepat pematangan bisul dan anti radang.
3.3.2. Hibiscus abelmoscul
Hibiscus abelmoscus
Nama lokal tidak diketahui.
Merupakan tubuhan semak (frutescens),berakar tunggang. Batangnya bulat dan
tumbuh tegak, memiliki percabangan sympodial, permukaan batangnya kasar.
Struktur daun tunggal menjari dan folium incompletus. Bentuk ujung daun
meruncing dan pangkal daun acutus. Pertulangan daun palmatinervis, pinggir daun
seratus, ukuran daun (12 x 6,7) cm. Permukaan daun kasar. Bunga lengkap bisexual,
posisi calyx dan corolla berselang-seling, susunan sepal Gamosepalus, warnanya
putih kecoklatan
Deskrirsi diatas sesuai dengan spesimen berikut: Sumatra Barat Padang Panjang,
Koto katiak,kecamatan Padang Panjang Timur 27 desember 2014, Ramona, Elin,
Rifka, Mhita, Septri
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
TANAMAN BEBAS
1. Tanaman yang didapatkan 17 famili 20 spesimen.
2. Spesies terbanyak ditemukan famili asteraceae terdiri dari Tithonia
difersifolia, Blumea sp. Clibadium surinamence .Family Malvaceae yaitu
Hibiscus abelmoscus, Sida thombifolia
3. Famili yang ditugaskan Malvaceae yaitu Sida thombifolia dan Hibiscus
abelmoscus.
4. Famili Malvaceae habitnya frutescens, jarang arborescens, sistem
perakaran tunggang, daun tunggal.
TANAMAN OBAT
1. Pada metode kuisioner didapatkan 8 famili dan 8 spesies tanaman obat
yaitu, Hibiscus rosasinensis, Binahong, Tithonia difersifolia, Citrus sp,
Artocarpus integra, Gracinia mangostana, Carica papaya, Aloe vera
2. Mendapatkan berbagai informasi mengenai tumbuhan yang berpotensi
obat.
3. Mendapatkan ciri morfologi dan karakteristik dari setiap tumbuhan obat
yang ditemukan.
4. Hampir setiap organ tumbuhan bisa digunakan sebagai obat dan informasi
lengkap tentang cara dan penggunaan obat tersebut bisa didapatkan setelah
kuliah lapangan dilakukan.
4.2. SARAN
1. Pada saat berjalan ke hutan untuk mencari tanaman bebas sering kali
terjatuh,dan diharapkan untuk selanjutnya perlu dugunakan sepatu khusus
mendaki gunung. Untuk menghindari terjatuh saat berjalan.
2. Saat mengoleksi tanaman dihutan diharapkan kewaspadaan pada tumbuhan jilatang,karna begitu banyak macam-macam tumbuhan jilatang.
3. Saat pengambilan sampel,haru bisa mempergunaakan alat yang di bawa. Misalnya,tanaman yang lunak dan batangnya kecil diambil dengan menggunakan gunting. Jika tanmannya besar dan keras,kita mengunakan parang.
4. Saat memasukkan ke dalam plastik berukuran 5 kg harus berhati-hati,terutama pada tumbuhan yang memiliki bunga dan buah,untuk menghindari kerontokan dari organ tersebut.
5. Untuk pratikum selanjutnya diharapkan lebih baik lagi dari yang sekarang terutama masalah lokasi,karena tanaman yang ditemukan kurang lengkap disaat pencarian tanaman bebas.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Hernawati, dkk. 2011. Morfologi dan Sistematika Tumbuhan. Herbarium Universitas Andalas. PADANG
LAMPIRAN
Lamp. 1. Tabel
1. Jenis – jenis yang ditemukan dihutan.
No. Coll No. ram-uan
No. photo Family Spesies Nama lokal Keterangan
S4-KI-01 IMG04607IMG04608IMG04609IMG04610IMG04611IMG04612IMG04613
- -
Bintungan Arborescens, obat pendingin, warna batang merah, folium compositum trifoliolatus, alternatus, pertulangan anak daun menyirip, tepi daun serratus.
S4-KI-02 IMG04614IMG04615IMG04616IMG04617IMG04618IMG04619
GRAMINAE Batuang-batuang
Frustescens, akar serabut, folium simplex, alernatus, pertulangan rectinervis, obat antibiotik.
S4-KI-03 IMG04634IMG04635IMG04636IMG04637IMG04638
EUPHORBIACEAE Folium simplex, alternatus, pertulangan penninervis, permukaan daun licin, tepi daun intiger.
S4-KI-04 IMG04639IMG04640IMG04641IMG04642IMG04643IMG04644IMG04645
ORCHIDACEAE Calanthe veratrifolia Bunga bahagia
Frustescens, akar tunggang, permukaan daun licin, pinggir daun intiger, warna bunga kuning.
S4-KI-06 IMG04654IMG04655IMG04656IMG04657
CYPERACEAE Cyperus sp Calamus, batang triangularis, pertulangan rectinervis, akar serabut.
S4-KI-07 IMG04658IMG04659IMG04660
ORCHIDACEAE Nervillea sp Frustescens, akar tunggang, batang kecoklatan, folium simplex, alternatus, daun coklat kehitaman, permukaan daun licin, bunga warna orange.
S4-KI-08 IMG04672IMG04673IMG04674IMG04675IMG04676IMG04677IMG04678
VITACEAE Tetrastigma sp Liana, folium compositum trifoliolatus, pertulangan penninervis, bunga warna ungu muda / krem.
S4-KI-09 IMG04679IMG04680
ACANTHACEAE Frustescens, folium simplex, decussatus, pertulangan penninervis, bunga putih.
S4-KI-10 IMG04681IMG04682
EUPHORBIACEAE Homalanthus populneus Frustescens, folium simplex, alternatus, tangkai daun hijau
IMG04683IMG04684
kecoklatan, daun subcordate, pertulangan penninervis.
S4-KI-11 IMG04685IMG04686IMG04687IMG04688
MALVACEAE Urena lobata Frutescens, batang bulat dan berbulu, folium simplex, alternatus, daun subcordate/cordate, pinggir daun palmatilobus, pertulangan palminervis,permukaan daun berbulu, buah saat muda berwarna hijau.
S4-KI-12 IMG04689IMG04690IMG04691IMG04744
LABIATAE Hyptis capitata Frustescens, folium simplex, oppositus, , pertulangan penninervis, pinggir daun serratus, bunga axilaris berwarna hijau.
S4-KI-13 IMG04692IMG04693IMG04694IMG04695IMG04696
COMPOSITAE Clibadium surinamense Frustescens, batang kasar, folium simplex, oppositus, permukaan daun kasar, bunga majemuk.
S4-KI-14 IMG04697 IMG04698IMG04699IMG04700IMG04745
COMPOSITAE Eupatorium odoratum Frutescens, percabangan sympodial, pertulangan daun penninervis, pinggir daun crenatus, bunga majemuk warna putih.
S4-KI-15 IMG04701IMG04702IMG04703IMG04704
GRAMINAE Frutescens, akar serabut, folium simplex, pertulangan rectinervis, bunga majemuk warna hijau.
S4-KI-16 IMG04705IMG04706IMG04707IMG04708IMG04709
PIPERACEAE Piper aduncum Folium simplex, pertulangan daun penninervis, pinggir daun intiger, permukaan daun kasar, bentuk umum daun asimetri.
S4-KI-17 IMG04711IMG04712IMG04713IMG04718
AMARANTHACEAE Cyathula sp Frustencens, folium simplex, oppositus, pertulangan daun penninervis, permukaan daun kasar, bunga warna hijau muda.
S4-KI-18 IMG04714IMG04715IMG04716IMG04717IMG04719
CHLORANTHACEAE Chloranthus elatior Frustescens, pertulangan penninervis, ujung daun acuminatus, pangkal daun acutus, buah warna putih/ krem.
S4-KI-19 IMG04720IMG04721IMG04722IMG04723IMG04724IMG04725
PIPERACEAE Piper sp Liana, folium simplex, pertulangan daun curvinervis, permukaan daun licin, buah mudanya warna hijau, buah tuanya warna merah.
S4-KI-20 IMG04726IMG04727IMG04728IMG04729IMG04730IMG04731
BEGONIACEAE Begonia sp Frustescens, percabangan sympodial, folium simplex, bunga warna merah.
S4-KI-21 IMG04732IMG04733IMG04734IMG04735IMG04736IMG04737
MORACEAE Ficus sp Frustescens, akar tunggang, alternatus, pertulangan penninervis, pinggir daun pinnati partitus, permukaan daun kasar, buah warna merah.
2. Jenis tumbuhan obatNama Ramuan
Komposisi Asal tumbuha
n
Dosis Cara Penyiapan Pema-
kaian
Frekuensi
Lama Pengobat
-anColl & Photo
Nama Tumbuhan Bagian
Loka-si
Budi-daya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Lokal Latin
Obat Demam
Bungo Rayo Hibiscus rosasinensis
7 2 2 Kapan perlu
Daunnya direbus dengan air rebus, disaring, dan minum
1 2 X pagi dan malam
1 hari 2569
Adem sari Hibiscus manihot 7 2 2 1 gelas Daun di remas dengan air masak, disaring dan diminum
1 1 X minum
1 hari -
Jarak Jatropha curcas 7 - 2 1 gelas Daun jarak di rendam, di usap ke tubuh penderita
2 1 X usap seluruh tubuh
- -
Kunyit Curcuma domestica 3 2 2 1 gelas Kunyit + air + beras di baca-bacakan, di usapkan ke sendi, sedikit airnya minum
1,2 1 kali - 2585
Daun Rambutan
Nephelium lappaceum
7 2 2 1 gelas Diremas dengan air + telur diminum airnya
1 1x minum
- -
Daun Sirsak Annona mucirata 7 - 2 1 gelas Diremas, diminum airnya 1 1 X minum
- -
Cik kumpang, Panicum auritum 7 3 2 Dikira- kira
Direndam, dioleskan batang dan daunnya
2 1x sehari
- 2499
Cik karau Enhydra fluctuans 7 3 2 Dikira- kira
Direndam, dioleskan batang dan daunnya
2 1x sehari
-
Sitawa Costus specious 7 2 2 Dikira – kira saja
Direndam, dioleskan batang dan daunnya
2 1x sehari
- 2561
Sidingin Kalanchoe pinnata 7 2 2 Dikira – kira saja
Semua bahan dicampur didalam air diperas dan disaring lalu diminum
1 3x sehari
2-3 hari
Kelapa Cocus necifera 9 3 2 1 buah kelapa muda
Diambil air nya + telur dikocok minum air nya
1 1x sehari
- 2549
Rosela Hibiscus sabdarifa 9 2 1 1 gelas Rebus bunganya minum air rebusannya
1 2x sehari
- 2557
Obat luka
Betadine Jatropha multifida getah
2 2 1 daun ambil getahnya
Getahnya dioleskan pada tempat yang luka
2 Kira – kira 1 atau 2
Sampai luka sembuh
2554
Ubi kayu Manihot uttilissima 7 2 2 1 lembar
Dikunyah, dioleskan ditempat yang luka
2 1x sehari
- 2579
Tunas pisang Musa sp tunas
3 2 1 tunas Tunas diberi minyak goreng pangkalnya didiang pada api dan diusapka pada daerah memar
2 Kira – kira 1 atau 2x
Sampai memar hilang
2515
Obat diare
Jampu biji/paraweh
Psidium guajava 1, 5, 7, 9
3 2 Beberapa daunnya
Rebus kulit batang, daun, buah, akar diminum airnya
1 1x sehari
1 atau 2 hari
2554
Sawo Achras zapota putik
2 2 segenggam
Dikunyah, diremasi, dan diminum airnya
1 1x sehari
- -
Sipadeh/jahe Zingiber officinale 3 - 2 1 rimpang+1bawang sedikit beras
Jahe + bawang + beras rendang sampai hitam, seduh dengan air panas lalu diminum
1 1x sehari
- -
Obat sakit pinggang
Dukuang – dukuang anak
Phyllanthus nirruri 1, 4, 7, 9
3 2 Sacakak
Direbus seluruh bagian tumbuhannya, minum airnya
1 1 x sehari
- 2527
Obat Gatal
Sipancih-pancih
Polygonum sp 7 3 2 Segenggam
Direbus airnya dan dioleskan pada tempat yang gatal
2 Kira-kira 1-3 x sehari
- 2533
Kode kolom 31. Akar 7. Dun2. Umbi 8. Bunga3. Rimpang 9. Buah4. Batang 10.Kulit buah5. Kulit Batang 11. Daging Buah6. Eksudat 12. Biji
Kode kolom 41. Beli 7. Rawa2. Perkarangan 8. Pantai3. Sawah 9. Lembah4. Ladang/Kebun 10.Bukit5. Tepi Sungai 11.Gunung6. Tepi Danau
Kode kolom 51. Ya2. Tidak
Kode kolom 81. Dalam2. Luar3. Hirup
Lamp. 2. Gambar
Tumbuhan Obat
1. Famili Acoraceae
Acorus calamus
2. Famili Crassulaceae
Kalanchoe pinnata
3. Famili Laminaceae
Ocimum basilum
4. Famili Malvaceae
Hibiscus rosa-sinensis
5. Famili Menispermaceae
Cyclea barbata
6. Famili Moraceae
Artocarpus integra
7. Famili Myrtaceae
Psidium guajava
8. Famili Palmae
Cocos nucifera
9. Famili Poaceae
Cymbopogan nordus