chapter 13_kajian teori kota

61
KAJIAN TEORI KOTA

Upload: jeane-setiawan

Post on 18-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter 13_kajian Teori Kota

KAJIAN TEORI KOTA

Page 2: Chapter 13_kajian Teori Kota

Holmer Hoyt (Sector Theory)Holmer Hoyt (Sector Theory)• Menurut Holmer Hoyt dalam Daldjoeni (1992:153) bahwa struktur

ruang kota cenderung berkembang berdasarkan sektor-sektor berbentuk lingkaran-lingkaran konsentrik.

Page 3: Chapter 13_kajian Teori Kota

Chicago City Zoning

CBDCBD

Page 4: Chapter 13_kajian Teori Kota

- CBD terletak di pusat kota, namun pada bagian lainnya berkembang menurut sektor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue bolu.

- Hal ini dapat terjadi akibat dari faktor geografi, seperti bentuk lahan dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi dan transportasi.

Chicago City Central Chicago City Central District BusinessDistrict Business

Page 5: Chapter 13_kajian Teori Kota

Susunan kota menurut teori sektor1. Sektor pusat kegiatan bisnis yang terdiri atas bangunan-bangunan kantor, hotel, bank, bioskop, pasar, dan pusat perbelanjaan.2. Sektor kawasan industri ringan dan perdagangan.3. Sektor kaum buruh rendahan , yaitu kawasan permukiman kaum buruh.4. Sektor perdagangan besar dan industry kecil termasuk zona transisi5. Sektor permukiman kaum elit, yaitu kawasan tempat tinggal golongan atas yang terdiri dari para eksekutif dan pejabat.

Hoyt’s city diagramHoyt’s city diagram

Page 6: Chapter 13_kajian Teori Kota

Sebaran massa dalam tatanan konsep teori sektor

Page 7: Chapter 13_kajian Teori Kota

Ernes W. Burgess (Teori Memusat/ Konsentris)Ernes W. Burgess (Teori Memusat/ Konsentris)• Menurut Burgess dalam Hadi Sabari Yunus (2004:5)

mengemukakan teori memusat atau konsentris yang menyatakan bahwa daerah perkotaan dapat dibagi dalam enam zona

Page 8: Chapter 13_kajian Teori Kota

Burgess’s city diagramBurgess’s city diagram

Page 9: Chapter 13_kajian Teori Kota

1. Zona pusat daerah kegiatan (Central Business District), yang merupakan pusat pertokoan besar, gedung perkantoran yang bertingkat, bank, museum, hotel restoran dan sebagainya.

Page 10: Chapter 13_kajian Teori Kota

2. Zona peralihan, merupakan daerah kegiatan. Penduduk zona ini tidak stabil, baik dilihat dari tempat tinggal maupun sosial ekonomi.Daerah ini sering ditemui kawasan permukiman kumuh yang disebut slum karena zona ini dihuni penduduk miskin. Namun demikian sebenarnya zona ini merupakan zona pengembangan industri sekaligus menghubungkan antara pusat kota dengan daerah di luarnya.

Sejarah pemukiman imigran di Chicago

Page 11: Chapter 13_kajian Teori Kota

CBD(PUBLIK & KOMRSIAL)

PERALIHAN

Page 12: Chapter 13_kajian Teori Kota

3. Zona permukiman kelas proletar, perumahannya sedikit lebih baik karena dihuni oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang kurang menarik dan rumah-rumah susun sederhana yang dihuni oleh keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini workingmen’s homes.

Chicago low clas residential, 1934

Low cost residential

Page 13: Chapter 13_kajian Teori Kota

4. Zona permukiman kelas menengah (residential zone), merupakan kompleks perumahan para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu. Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan kelas proletar.

Residential zone, dilengkapi dengan tempat ibadah

Page 14: Chapter 13_kajian Teori Kota

5. Wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi. Ditandai dengan adanya kawasan elit, perumahan dan halaman yang luas. Sebagian penduduk merupakan kaum eksekutif, pengusaha besar, dan pejabat tinggi.

Elite Zone. Ditandai dengan rumah dan halaman berukuran besar

Page 15: Chapter 13_kajian Teori Kota

6. Zona penglaju (commuters), merupakan daerah yang yang memasuki daerah belakang (hinterland) atau merupakan batas desa-kota. Penduduknya bekerja di kota dan tinggal di pinggiran

Zone penglaju, Chicago, Publik transport memegang peranan penting sebagai penghubung

Page 16: Chapter 13_kajian Teori Kota

Zone pemukiman proletar

Zone pemukiman menengah

Zone pemukiman elit

Page 17: Chapter 13_kajian Teori Kota

SENI MONARKI danmuncul lapanga

Tahun 1898, Howard mengusulkan sebuah visi kota masa depan berbalut reformasi politik dan sosial yang memperlihatkan perubahan bertahap pada PUSAT KOTA YANG PADAT MENJADI KOTA-KOTA DESENTRALISASI, namun terhubung dalam jaringan KOTA TAMAN, disebut juga Kota Sosialis.

Belajar dari GARDEN CITYBelajar dari GARDEN CITY

Page 18: Chapter 13_kajian Teori Kota

SENI MONARKI danmuncul lapanga

Dalam perkembangannya tidak lagi dikenal sebagai model Kota Sosialis namun model kota berwawasan lingkungan

Page 19: Chapter 13_kajian Teori Kota

SENI MONARKI danmuncul lapanga

London yang ramai dengan kawasan yang tidak terencana pertumbuhannya akibat migrasi dari luar kota, menghasilkan permukiman kumuh dan penurunan kualitas kehidupan kota yang bercirikan pedesaan

Letchworth Garden City

Page 20: Chapter 13_kajian Teori Kota

Ide Howard:‘bagaimana menarik kembali migrasi penduduk ke masing-masing daerah pinggiran kota yang merupakan tanah asalnya.”

Page 21: Chapter 13_kajian Teori Kota

GARDEN CITIES1.Terdiri dari beberapa kota kecil yang terencana,

2.setiap kota dikelilingi oleh permukiman pedesaan dan dihubungkan oleh sistem transportasi berupa jalur kereta api listrik,

3.kepadatan di setiap kota diatur dengan ketat yaitu berpopulasi 32,000 jiwa dengan ketentuan jika pusat kota berluas 1,000 acres sedangkan permukiman pedesaan dan pertanian seluas 5,000 acres

Page 22: Chapter 13_kajian Teori Kota

4. Tercapai keseimbangan sosial dan ekonomi antar kota taman

5. Mengakomodasi seluruh kelas sosial dengan sejumlah peluang kerja

6. Sistem regional kota taman dimana masing-masing kota berfokus pada satu kota induk yang paling besar dengan populasi 58,000 jiwa

7. Kota sosial polisentrik memiliki konsep modern yang terdiri dari sejumlah /multi kota terpusat yang dibagi oleh jalur hijau dan didukung oleh sistem transportasi yang terintegrasi

8. Sistem ZONASI lahan: fungsi fasilitas umum dan fasilitas publik di pusat kota, dikelilingi oleh lahan permukiman, jalur kereta api dan pabrik berada dalam perimeter ini/di sekitarnya

Page 23: Chapter 13_kajian Teori Kota

9. 6 Boulevard berbentuk radial membagi kota menjadi 6 bagian yang sama besarnya

10. Pedesaan sekitar pusat kota berupa lahan pertanian, kehutanan, rekreasi, berbagai jenis instansi publik seperti rumah sakit, rumah sakit jiwa, dan perumahan

Keunggulan diagram Howard :• Dapat diterapkan pada site kota

manapun , fleksibel, dan dapat menyediakan pilihan bebas berekspresi bagi penduduk kota sampai pada detail desain arsitektur

• Tanah harus dimiliki oleh penduduk untuk memastikan bahwa adanya kontrol sosial terhadap perencanaan pembangunan kota

• Nilai lahan yang meningkat ditujukan untuk kepentingan umum

Page 24: Chapter 13_kajian Teori Kota

Kualitas hidup perkotaan tercapai: hubungan sosial dan bahkan keyakinan/agama meningat, kapitaslime tetap tumbuh, hanya fungsi lahan yang diatur.Pertanian tumbuh karena adanya pasar tradisional dan akses yang baik menuju ke fasilitas umum kota, atraksi pinggiran kota yang asri dan peluang ekonomi bagi seluruh bagian kota.

Page 25: Chapter 13_kajian Teori Kota

CD Harris & EL Ullman CD Harris & EL Ullman (Teori Berganda/Multiple(Teori Berganda/Multiple NucleiNuclei))

Menurut Harris dan Ullman dalam Daldjoeni (1992:158) menilai bahwa kota tidak seteratur penggambaran Burgess karena antar kawasan kota seolah berdiri sendiri. Sruktur ruang kota tidaklah sesederhana dalam teori konsentris.

Page 26: Chapter 13_kajian Teori Kota

• Hal ini disebabkan oleh tidak adanya urutan-urutan yang teratur yang dapat terjadi. Dalam suatu kota terdapat tempat tempat tertentu yang befungsi sebagai inti kota dan pusat pertumbuhan baru.

Page 27: Chapter 13_kajian Teori Kota

1. Pusat kota atau Central Business District (CBD).2. Kawasan niaga dan industri ringan.3. Kawasan murbawisma atau permukiman kaum buruh.4. Kawasan madyawisma atau permukiman kaum pekerja menengah5. Kawasan adiwisma atau permukiman kaum kaya.6. Pusat industri berat.7. Pusat niaga/perbelanjaan lain di pinggiran.8. Upakota, untuk kawasan mudyawisma dan adiwisma.9. Upakota (sub-urban) kawasan industri.

Page 28: Chapter 13_kajian Teori Kota

Teori KotaTeori KotaRoger Trancik (1986), Kevin Lynch (1976), Ian

Bentley (1985)

Permasalahan ruang kota modern

Page 29: Chapter 13_kajian Teori Kota

Roger Trancik, 1986Roger Trancik, 1986Paradigma issue ruang perkotaan saat ini- Lahan kosong- Lahan tidak berguna- Lahan tidak berfungsi dengan optimal

Contoh Lost Space- Landscape di sekitar bangunan bertingkat tinggi- Plaza yang keberadaannya jauh dari flow aktifitas pedestrian- Lahan parkir yang menghubungkan kawasan komersial dengan

kawasan permukiman

Page 30: Chapter 13_kajian Teori Kota

• Definisi lost space : area urban yang tidak diinginkan sehingga perlu didisain kembali karena merupakan antispace yang tidak memberi kontribusi nilai positif bagi lingkungan sekitar ataupun pengguna

Page 31: Chapter 13_kajian Teori Kota

Penyebab issue tersebut :1. Meningkatnya

ketergantungan akan kendaraan bermotor

2. Sikap para arsitek pada jaman modern terhadap ruang terbuka

3. Kebijakan zoning dan tata guna lahan yang menkotak-kotakan kota

4. Rendahnya tanggung jawab institusi public maupun private dalam penyediaan ruang publik

5. Tidak terawatnya beberapa area untuk industri, militer ataupun transportasi di dalam kota

Page 32: Chapter 13_kajian Teori Kota

Diagram Teori Urban DisainDiagram Teori Urban Disain

• Figure Ground Theory

• Linkage Theory

• Place Theory

Page 33: Chapter 13_kajian Teori Kota

Figure Ground TheoryFigure Ground Theory• Dengan

pendekatan ini, langkah awal untuk memahami bentuk urban adalah dengan menganalisis hubungan antara masa bangunan dengan ruang terbuka.

Page 34: Chapter 13_kajian Teori Kota

• Analisis figure ground merupakan alat yang sangat kuat untuk mengidentifikasi tekstur dan pola urban fabric dan juga permasalahan pada tatanan ruang, namun terbatas pada ruang yang statis dan konsepsi 2 dimensi.

Brattle Street, Boston, Massachusetts

Page 35: Chapter 13_kajian Teori Kota

Linkage TheoryLinkage Theory• Dengan pendekatan ini, sirkulasi yang dinamis merupakan

pembangkit dari bentuk urban.

Page 36: Chapter 13_kajian Teori Kota

• Berkontribusi pada penekanannya pada koneksi (keterhubungan) dan pergerakkan, namun kebutuhan definisi keruangannya kadang-kadang di bawah nilai sesungguhnya (undervalued).

Page 37: Chapter 13_kajian Teori Kota
Page 38: Chapter 13_kajian Teori Kota

Place TheoryPlace Theory• Dengan pendekatan

ini perancang lebih menyadari akan pentingnya sejarah, budaya, dan nilai sosial pada ruang terbuka kota.

Page 39: Chapter 13_kajian Teori Kota

• Para kontekstualis sangat tidak mendukung kecenderungan dari para fungsionalis yang mengembangkan disain yang abstrak yang berasal dari luar konteksnya.

Page 40: Chapter 13_kajian Teori Kota

Vision of urban design

Mengamati kota dari kondisi visual yang bercerita

Page 41: Chapter 13_kajian Teori Kota

PERMASALAHAN/ISSUE RUANG PERKOTAAN MODERN:Pengaruh modernisasi mengancam keberlangsungan aktivitas ekonomi dan sosial budaya setempat serta pelestarian terhadap nilai-nilai sejarah kota

Identitas Kota

Kevin Lynch, 1976 (Image of the City)Kevin Lynch, 1976 (Image of the City)

Page 42: Chapter 13_kajian Teori Kota

Arsitek modern memberi kontribusi bagi gagalnya keberlangsungan nilai-nilai budaya lokal

Secara fisik, karakteristik bentuk ruang kota dan elemen penting yang memberi identitas unik bagi kota HILANG, kebanggaan kota hilang

Page 43: Chapter 13_kajian Teori Kota

Kebijakan kota yang ‘mengalah’ pada kepentingan modern .........

Page 44: Chapter 13_kajian Teori Kota

Jika dibiarkan, maka hal linilah yang terjadi...........Keseragaman wajah kota.....tanpa identitas...............

Dubai City Hongkong city

Page 45: Chapter 13_kajian Teori Kota

Kevin Lynch melihat kota dari “gambaran” yang terbentuk secara fisik yang diklasifikasikan menjadi :

- Path- Edges- District- Nodes- Landmark

Page 46: Chapter 13_kajian Teori Kota

PATHPATH• Jalur pergerakan • Berupa : jalan, kanal, rel kereta api dll• Jalur ini menjadi sarana bagi manusia untuk mengamati elemen

fisik dominan dalam kota

Page 47: Chapter 13_kajian Teori Kota
Page 48: Chapter 13_kajian Teori Kota

EdgesEdges• Elemen linier yang batas wilayah kawasan / kota• Berupa : sungai, kanal, ringroad, rel kereta, tembok dll• Tidak dipergunakan sebagai jalur pengamatan

Page 49: Chapter 13_kajian Teori Kota
Page 50: Chapter 13_kajian Teori Kota

DistrictDistrict-Bagian / wilayah kota yang mudah dikenali menjadi suatu kawasan dengan karakter tertentu- Contoh : residential district, historical district, etc- Dipengaruhi aspek sejarah perkembangan kawasan

Page 51: Chapter 13_kajian Teori Kota
Page 52: Chapter 13_kajian Teori Kota

NodesNodes• Titik strategis dalam suatu wilayah / kota yang dapat dimasuki

oleh pangamat• Berupa : persimpangan, terminal (lokasi pergantian moda

transportasi), dll• Menjadi pusat konsentrasi manusia yang mudah dikenali

Page 53: Chapter 13_kajian Teori Kota
Page 54: Chapter 13_kajian Teori Kota

Landmark• Poin / titik yang dapat

menjadi identitas kawasan / kota

• Contoh : Tugu, menara, bukit besar, dll

• Menjadi penanda dari kawasan, bedanya dengan nodes, landmark tidak menjadi entry point.

Page 55: Chapter 13_kajian Teori Kota
Page 56: Chapter 13_kajian Teori Kota

PERMASALAHAN / ISSUE RUANG PERKOTAAN MODERN:1.di jaman modern banyak desain tidak mempertimbangkan implikasi bentuk terhadap kondisi ideal sosial maupun politik. 2.Desain bentuk kota lebih bersifat superficial

Lingkungan yang tanggap terhadap kebutuhan pengguna

Ian Bentley, 1985 (Responsive Environment)Ian Bentley, 1985 (Responsive Environment)

Page 57: Chapter 13_kajian Teori Kota

BENTUK, secara produk merupakan hasil dari perilaku sosial dan politik yang progresif. Namun sebagian Arsitek kota gagal menyadari bahwa lingkungan buatan merupakan bagian dari sistem politik.

Contoh jika kita berjalan menyusuri dinding-dinding kota, kita dapat menyadari bahwa kota merupakan physical fabric/karya arsitektur yang melibatkan sejarah dan sebuah proses bagaimana kota dapat terbentuk dan dikelola, termasuk hambatan atas aturan mana yang dapat dilakukan dan mana yang tidak dapat.

Page 58: Chapter 13_kajian Teori Kota

RESPONSIVE RESPONSIVE ENVIRONMENTENVIRONMENT

Solusi berasal dari ide bahwa lingkungan binaan/kota harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan tatanan yang demokratik, memperkaya peluang mereka dengan cara memaksimalkan pilihan yang disebut Responsif atau tanggap.

Page 59: Chapter 13_kajian Teori Kota

Bagaimana desain Bagaimana desain dapat mempengaruhi dapat mempengaruhi pilihan?pilihan?

Disain suatu tempat dapat mempengaruhi pilihan seseorang dalam berbagai level:1.Mempengaruhi kemana seseorang dapat pergi permeability2.Mempengaruhi lingkup pengguna dapat dijangkau oleh orang lain variety3.Mempengaruhi tingkat kemudahan sesorang mengerti peluang yang ditawarkan legibility4.Mempengaruhi tingkat kemudahan seseorang menggunakan tempat untuk berbagai fungsi robustness

Page 60: Chapter 13_kajian Teori Kota

5.Mempengaruhi tampilan detil suatu tempat yang membuat seseorang menyadari pilihan yang tersedia visual appropriateness6.Mempengaruhi pilihan seseorang terhadap pengalaman indrawi richness7.Mempengaruhi kesempatan seseorang untuk menandai suatu tempat dapat mencerminkan identitas diri personalisation

Page 61: Chapter 13_kajian Teori Kota

Bagaimana dengan kota kita ?