case sh agrita rev.docx

31
LAPORAN KASUS Stroke Hemoragik Pembimbing: dr. Gian G Paramitha, Sp.S, M.Kes Disusun oleh: Agrita Alba Rosalina (2013.061.026) KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RSUD R. SYAMSUDIN SH, SUKABUMI

Upload: muhammad-thanthawi-jauhari

Post on 02-Dec-2015

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case SH Agrita rev.docx

LAPORAN KASUS

Stroke Hemoragik

Pembimbing:

dr. Gian G Paramitha, Sp.S, M.Kes

Disusun oleh:

Agrita Alba Rosalina (2013.061.026)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

RSUD R. SYAMSUDIN SH, SUKABUMI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA

ATMA JAYA

21 SEPTEMBER – 24 OKTOBER 2015

Page 2: Case SH Agrita rev.docx

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

Nama : Tn. S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 68 tahun

Pekerjaan : Tidak bekerja

Pendidikan : Sekolah Dasar

Agama : Islam

Alamat : Kp. Cicadas, Sukabumi

Tanggal MRS : 4 Oktober 2015

Tanggal Pemeriksaan : 5 Oktober 2015

II. Anamnesis

Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan istri dan anak pasien

Keluhan Utama :

Kelemahan keempat anggota gerak sejak 4 minggu SMRS

Keluhan Tambahan :

Nyeri kepala dan muntah – muntah 4 minggu SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang:

4 minggu SMRS, pasien kejang saat sedang tidur. Tangan menekuk kaku

keatas diikuti dengan kelojotan, kedua kaki kaku. Setelah kejang pasien

mengeluhkan lemah pada keempat anggota gerak. Kejang disertai dengan nyeri

kepala, terasa berdenyut dan berat, menjalar sampai ke leher belakang, serta

muntah. Pasien mengeluhkan bicara menjadi rero. Pendengaran berkurang, bibir

mencong di sangkal. Penurunan kesadaran disangkal.

Page 3: Case SH Agrita rev.docx

3 hari setelah kejadian, pasien dibawa ke RS. Kartika, dilakukan

pemeriksaan CT Scan kepala, dan pemeriksaan laboratorium. Keluarga pasien

diinformasikan dari hasil CT Scan menunjukkan stroke. Pasien dirawat inap 1

hari, lalu pulang paksa.

Selama 3 minggu di rumah, pasien masih mengeluhkan nyeri kepala

berdenyut disertai pusing berputar, lemah pada keempat anggota gerak, mual, dan

muntah. Tidak ada kejang. Pasien mengeluhkan badannya terasa miring ke

sebelah kanan, baik saat sedang duduk maupun berdiri.

1 minggu SMRS, keluarga mengeluhkan keadaaan pasien semakin lemah.

Pasien mengeluhkan nyeri kepala dan pusing semakin berat, serta muntah setiap

kali makan. Keluarga pasien mengeluhkan pasien menjadi susah untuk

mengambil barang karena tangan lemas dan gemetar. Pasien juga mengeluhkan

kedua kakinya bengkak dan nyeri.

Saat pemeriksaan, pasien mengeluhkan nyeri kepala terasa berat, nyeri dan

bengkak pada kedua kaki.

Riwayat Penyakit Dahulu:

- Riwayat Stroke:

Pasien mempunyai riwayat stroke 2 tahun SMRS. Saat itu keluhan

pasien keempat anggota gerak lemah tiba-tiba, diikuti dengan bicara rero dan

bibir mencong ke kiri. Pasien hanya dibawa ke mantri. 2 minggu setelah

kejadian, keadaan pasien mulai membaik.

- Riwayat hipertensi:

Pasien memiliki riwayat hipertensi yang diketahui sejak 4 tahun

SMRS. Tekanan darah tertinggi 220/120 mmHg. Pasien pernah

mengkonsumsi obat antihipertensi, namun tidak rutin. Nama obat tidak

diketahui.

Page 4: Case SH Agrita rev.docx

- Riwayat asam urat:

Pasien memiliki riwayat asam urat sejak lebih dari 10 tahun SMRS.

Pasien berulang kali mengeluhkan nyeri dan bengkak pada kedua siku, kedua

pergelangan kaki, dan seluruh jari-jari kaki.

- Riwayat diabetes mellitus: disangkal

- Riwayat kolesterol: disangkal

- Riwayat penyakit jantung: disangkal

- Riwayat penyakit ginjal: disangkal

- Riwayat penyakit hati: disangkal

Kebiasaan:

- Merokok: pasien mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 2 bungkus/hari. Berhenti

sejak 2 tahun SMRS

- Alkohol: disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga:

- Riwayat Stroke: disangkal

- Riwayat hipertensi: disangkal

- Riwayat diabetes mellitus: disangkal

- Riwayat kolesterol: disangkal

- Riwayat penyakit jantung: disangkal

III. Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4 M6 V5 (15)

Tekanan Darah : 170/120 mmHg

Laju nadi : 84 kali/menit

Laju napas : 20 kali/menit

Page 5: Case SH Agrita rev.docx

Suhu : 36,2 °C

Pembuluh Darah [pulsasi/getaran/bising]

A. Karotis komunis : +/-/- , +/-/-

A. Temporalis : +/-/- , +/-/-

A. Subklavia : +/-/- , +/-/-

A. Dorsalis pedis : +/-/- , +/-/-

Keadaan Regional [inspeksi-palpasi-perkusi-auskultasi]

Kepala

Kalvarium : normocephali, deformitas (-)

Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Hidung : septum nasi di tengah, deformitas -

Telinga : MAE normal, sekret -/-

Mulut : bibir lembap, mukosa oral basah, arkus faring hiperemis -/-

Leher

JVP : tidak meningkat

A. Karotis : teraba teratur, kuat, penuh

Kel. Tiroid : tidak ada pembesaran

Trakea : di tengah

KGB : tidak teraba pembesaran KGB

Toraks

Paru I : Pergerakan dinding dada simetris dalam statis dan dinamis

P: Gerakan napas teraba sismetris, fremitus taktil simetris

P: Sonor seluruh lapangan paru

A: Suara napas vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-

Page 6: Case SH Agrita rev.docx

Jantung I : iktus kordis tidak terlihat

P: iktus kordis tidak teraba

P: batas kanan jantung; ICS V linea sternalis dextra

batas kiri jantung; ICS V linea axillaris anterior sinistra

batas atas jantung; ICS III linea midklavikularis sinistra

A: bunyi jantung I dan II regular, murmur (–), gallop (–)

Abdomen I : Tampak datar

A: Bising usus 3 kali/menit

P: Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

P: Timpani pada seluruh region abdomen

Genitalia Eksterna : tidak diperiksa

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema − ⃒− ¿+ ⃒+¿¿ ¿

Sendi : jari kaki bilateral: topus(+), hiperemis(+), nyeri tekan(+), edema(+)

Otot : hipotonus

Kolumna Vertebralis : lurus, ditengah

IV. Pemeriksaan Neurologis

1. Tanda rangsang meningeal

Kaku kuduk : -

Kernig : -

Laseque : -

Brudzinski I : -

Brudzinski II : -

Brudzinski III : -

2. Tanda peningkatan tekanan intrakranial

Sakit kepala : (+)

Penglihatan kabur : -

Bradikardia : -

Page 7: Case SH Agrita rev.docx

Papil edema : tidak dilakukan

3. Saraf kranial

N.I : tidak dilakukan

N.II

Asies Visus : baik

Lihat Warna : tidak dilakukan

Kampus Visus : baik

Funduskopi : tidak dilakukan

N. III-IV-VI

Kedudukan bola mata: di tengah, simetris

Ptosis : -/-

Eks/en-oftalmus : -/-

Diplopia : -

Gerak bola mata : normal

Pupil : bulat, isokor, 3mm/3mm

Refleks cahaya Langsung : +/+

Tidak langsung : +/+

Refleks akomodasi : +

N. V

Motorik

Membuka mulut : baik

Menggerakkan rahang: baik

Menggigit/ngunyah : baik

Sensorik

Oftalmikus : baik

Maksilaris : baik

Mandibularis : baik

Refleks Kornea : tidak dilakukan

Page 8: Case SH Agrita rev.docx

Refleks Masseter : tidak dilakukan

N. VII

Raut wajah : simetris

Angkat alis : simetris

Tutup mata rapat-rapat : simetris

Kembungkan pipi : simetris

Memperlihatkan gigi : simetris

Mencucurkan bibir : simetris

Rasa kecap 2/3 depan : tidak diperiksa

N. VIII

N. Vestibularis: Nystagmus : +

Vertigo : -

Keseimbangan: tidak dilakukan

N. Koklearis: Tinitus : -/-

Gesekan jari : +/+

Tes Schwabach : tidak dilakukan

Tes Rinne : tidak dilakukan

Tes Weber : tidak dilakukan

N. IX-X

Suara : disarthria

Menelan : +

Batuk : +

Arkus faring : Istirahat : normal

Fonasi : normal

Refleks faring : tidak dilakukan

N. XI

Menoleh (M. sternokleidomastoideus) : baik

Mengangkat bahu (M. trapezius atas) : baik

Page 9: Case SH Agrita rev.docx

N. XII

Disartria : +

Posisi lidah : di dalam mulut : di tengah

saat menjulur : di tengah

Gerak lidah : ke kanan : +

kiri : +

Fasikulasi : -

Atrofi : -

V. Motorik

A. Kekuatan

Ekstermitas atas dan bawah : 5 ⃒45 ⃒4

B. Refleks-refleks

Fisiologis Biseps : +/+

Triseps : +/+

Patella : +/+

Achilles : +/+

Patologis Babinski : -/-

Chaddock : -/-

Oppenheim : -/-

Gordon : -/-

Schaeffer : -/-

Hoffman Tromner : -/-

C. Klonus Patella : - / -

Achilles : - / -

Page 10: Case SH Agrita rev.docx

D. Tonus Lengan Istirahat : hipotonus

Gerakan pasif : hipotonus

Tungkai Istirahat : hipotonus

Gerakan pasif : hipotonus

E. Trofik : tidak dilakukan

F. Koordinasi fungsi serebelar

Statis

Duduk : lateralisasi dextra

Berdiri : tidak dilakukan

Intention tremor : +

Disdiadokinesia : melambat

Rebound phenomenon : normal

Dinamis

Telunjuk-telunjuk : terganggu

Telunjuk-hidung : terganggu

Tumit-tumit : normal

VI. Sensibilitas

Permukaan

Lengan : dalam batas normal

Tungkai : dalam batas normal

Tubuh : dalam batas normal

Dalam

Sikap dan arah : dalam batas normal

Rasa getar : tidak dilakukan

Diskriminasi 2 titik : dalam batas normal

Page 11: Case SH Agrita rev.docx

VII. Sistem Otonom

Miksi : +

Defekasi : +

VIII. Fungsi Luhur

Afasia motorik : -

Afasia sensorik : -

Daya ingat, menghitung : normal

Apraksia : normal

IX. Tanda-tanda Regresi

Refleks glabela : -

Refleks mencucur : -

Refleks pegang : -

X. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : 11/09/2015

PEMERIKSAAN KETERANGAN

DARAH RUTIN

Hemoglobin 15.8 g/dL

Leukosit 7.500 /µL

Hematokrit 46 %

Eritrosit 5.4 juta / µL

MCV 84 fL

MCH 28,9 pg

MCHC 34,3 g/dL

Trombosit 308.000 / µL

LEMAK DARAH

Page 12: Case SH Agrita rev.docx

Trigliserida 213 mg/dL ↑

Cholesterol total 197 mg/dL

Cholestrol HDL 81 mg/dL

Cholesterol LDL-direk 73,4 mg/dL

ELEKTROLIT

Natrium 146 mmol/L

Kalium 3.6 mmol/L

Clorida 108,7 mmol/L

KIMIA KLINIK

Glukosa Darah

Glukosa Darah Sewaktu 128 mg/dL

Asam urat darah 11,5 mg/dl ↑

CT SCAN11 September 2015

Page 13: Case SH Agrita rev.docx

Kesan: Perdarahan di daerah serebelum kanan disertai edema perifokal.

IGD (4 Oktober 2015)

EKG

4 Oktober 2015

Page 14: Case SH Agrita rev.docx

Kesan:

PEMERIKSAAN KETERANGAN

Darah Rutin

Hemoglobin 15.1 g/dL

Leukosit 9.900 /µL

Hematokrit 46 %

Eritrosit 5.5 juta / µL

Index Eritrosit

MCV 84 fL

MCH 28 pg

MCHC 33 g/dL

Trombosit 257.000 / µL

KIMIA KLINIK

Glukosa Darah

Glukosa Darah Sewaktu 98 mg/dL

XI. Resume

Pasien laki-laki, 68 tahun datang dengan kelemahan keempat anggota tiba-tiba

sejak 4 minggu SMRS. Kelemahan didahului oleh kejang dan disertai dengan nyeri

kepala, muntah, bicara rero. Pasien sempat dibawa ke RS Kartika dilakukan pemeriksaan

CT Scan kepala dengan hasil perdarahan otak, lalu dirawat inap 1 hari, namun pulang

Page 15: Case SH Agrita rev.docx

paksa. Selama dirumah, pasien semakin lemah, mengeluhkan nyeri kepala berulang,

mual, muntah tiap kali makan, kedua kaki bengkak dan nyeri

*Riwayat penyakit dahulu: Stroke 2 tahun SMRS, hipertensi tidak terkontrol sejak 4

tahun SMRS, asam urat sejak lebih dari 10 tahun SMRS

*Kebiasaan: Merokok (+)

Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran/GCS : compos mentis/ E4 M6 V5

Tekanan Darah : 170/120 mmHg

Laju nadi : 84 kali/menit

Laju napas : 20 kali/menit

Suhu : 36,2 °C

Status generalis :

Jantung: kesan kardiomegali

Ekstremitas: edema tungkai bawah dilateral, Tophus (+), hiperemis (+),

nyeri tekan (+)

Pemeriksaan Neurologis

Tanda peningkatan tekanan intrakranial: Sakit kepala (+)

Pemeriksaan Nervus Kranialis

N. VIII: Nystagmus (+)

N. XII : Disartria (+)

Pemeriksaan Motorik

Kekuatan motorik: 5 ⃒45 ⃒4

Tonus: Hipotonus keempat anggota gerak

Test koordinasi fungsi serebelar: terganggu

Page 16: Case SH Agrita rev.docx

Pemeriksaan penunjang:

Laboratorium: hiperurisemia

CT Scan: perdarahan serebelum dextra dengan edema perifokal

XI. Diagnosis

Klinis : parese N. XII, gangguan koordinasi serebelar

Topis : cerebellum

Etiologis : Gangguan pembuluh darah otak

Patologis : perdarahan

Diagnosis tambahan: Gout arthritis + Hipertensi grade I

XII. Saran Pemeriksaan

- cek lab ulang

XIII. Rencana Tatalaksana

- Rawat inap dalam bangsal

- IVFD 2A + mecobalamin 500 mg/kolf 15 tpm

- Ketorolac amp 2 x 30 mg IV

- Ranitidine amp 2 x 50 mg IV

- Amlodipin tablet 1 x 3 mg PO

- Allupurinol tablet 1 x 100 mg PO

- Cholchicine tablet 3 x 0,5 mg PO

XIV. Prognosis

- Quo ad vitam : dubia ad bonam

- Quo ad functionam : malam

Skor Siriraj = (2,5 x 0) + (2x1) + (2x1) + (0,1 x 120) – (3x0)-12

= 0 + 2+ 2 + 12 – 0 – 12

= 4 ; (Strok hemoragik)

Page 17: Case SH Agrita rev.docx

Follow Up:

6 Oktober 2015 (HR-2, HO-28) 7 Oktober 2015 (HR-3, HO-29)

S Nyeri kepala berkurang (vas 3-4)

Mual (+), muntah (-)

Nyeri pada kedua kaki berkurang

Nyeri kepala berkurang

Nyeri kedua kaki (-)

O KU: tampak sakit sedang

Kesadaran: compos mentis, GCS E4M6V5

TTV: TD: 160/100 mmHg Nadi: 80 x/mnt

Napas: 20 x/mnt Suhu: 36,8 0C

Pemeriksaan fisik umum:

Jantung : kesan kardiomegali

Ekstremitas: topus (+), edema, hiperemis ↓,

nyeri ↓

Pemeriksaan neurologis:

TTIK: sakit kepala (+)

NC.VIII: nistagmus (+)

NC.XII: parese N.XII

Motorik: 5 ⃒44 ⃒4

Tonus: Hipotonus keempat anggota gerak

Test koordinasi fungsi serebelar: terganggu

Hasil lab (5/10/15)

Hiperurisemia

KU: tampak sakit sedang

Kesadaran: compos mentis, GCS E4M6V5

TTV: TD: 150/100 mmHg Nadi: 72 x/mnt

Napas: 20 x/mnt Suhu:36,3 0C

Pemeriksaan fisik umum:

Jantung : kesan kardiomegali

Ekstremitas: topus (+), edema, hiperemis

(-), nyeri ↓

Pemeriksaan neurologis:

TTIK: sakit kepala (+)

NC.VIII: nistagmus (+)

NC.XII: parese N.XII

Motorik: 5 ⃒44 ⃒4

Tonus: Hipotonus keempat anggota gerak

Test koordinasi fungsi serebelar: terganggu

A Laki-laki, 68 tahun, HR-2, HO-28 dengan

stroke hemoragik, dengan gout arthritis, dg

hipertensi grade I

Laki-laki, 68 tahun, HR-2, HO-28 dengan

stroke hemoragik, dengan gout arthritis, dg

hipertensi grade I, dg gangguan faal hepar dan

ginjal

P IVFD 2A + mecobalamin 500 mg/kolf 15 tpm

Ketorolac amp 2 x 30 mg IV stop

Ranitidine amp 2 x 50 mg IV

Amlodipin tablet 1 x 3 mg PO

Allupurinol tablet 1 x 100 mg PO

Citicholine 2 x 500 mg PO

Page 18: Case SH Agrita rev.docx

Amlodipin tablet 1 x 3 mg PO

Allupurinol tablet 1 x 100 mg PO

Cholchicine tablet 3 x 0,5 mg PO

Cholchicine tablet 3 x 0,5 mg PO

BLPL

Laboratorium

FX Sudarsono (5 Oktober 2015)

PEMERIKSAAN KETERANGAN

Glukosa darah

Glukosa Darah Sewaktu 97 mg/dL

Lemak

Trigliserida 135 mg/dL

Cholesterol total 149 mg/dL

Cholestrol HDL 47 mg/dL

Asam Urat 11.5 mg/dL ↑

Elektrolit

Natrium 148 mmol/L

Kalium 3.9 mmol/L

Calsium 10.1 mg/dl

Clorida 108 mmol/L

Page 19: Case SH Agrita rev.docx

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Stroke

Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (GPDO)

dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa deficit neurologis dan bukan sebagai

akibat tumor, trauma, ataupun infeksi susunan saraf pusat.

2.2 Anatomi

Page 20: Case SH Agrita rev.docx

2.3 Klasifikasi Stroke

Stroke dibagi menurut jenis dan area pendarahannya. Menurut jenisnya, stroke dibagi

menjadi dua, yaitu non hemoragik dan hemoragik. Menurut area pendarahannya dibagi menjadi

sistem karotis dan sistem vertebrobasiler.

Klasifikasi Stroke hemoragik:

1. Perdarahan Intraserebral (PIS): perdarahan primer yang berasal dari pembuluh darah dalam

parenkim otak.

2. Perdarahan Subaraknoid (PSA): keadaan terdapatnya atau masuknya darah ke dalam ruangan

subaraknoid karena pecahnya aneurisma, AVM, atau sekunder dari PIS.

GPD

O

Non Hemoragik (80%)

Trombosis

Lakunar

Arteril

Emboli

Tromboemboli

Kardioemboli

Hemoragik (20%)

Intraserebral

Subaraknoid

Arterivenous Malformation

Page 21: Case SH Agrita rev.docx

2.4 Faktor Risiko Stroke

Faktor risiko mayor:

1. Hipertensi

2. Penyakit jantung

a. infark miokard

b. artimia (terutama atrial fibrilasi)

c. penyakit katup jantung

d. gagal jantung kongestif

3. Manifestasi aterosklerosis secara klinis

a. coronary artery disease (CAD)

b. bruit karotis

c. lain-lain: klaudikasio intermitten, pulsasi perifer melemah

4. Diabetes mellitus

5. Polisitemia

6. Riwayat stroke

7. Merokok

Faktor risiko minor

1. dislipidemia

2. peningkatan hematokrit

3. obesitas

4. hiperurisemia

5. kurang olahraga

6. kadar fibrinogen plasma tinggi

2.5 Gejala Klinis Stroke

Otak merupakan organ tubuh yang berpartisipasi dalam semua kegiatan tubuh, seperti

bergerak, berbicara, merasa, berfikir, membaca, menulis, berhitung, dan lain-lain. Tugas yang

bergaram tersebut dilakukan oleh bagian-bagian dari otak. Apabila bagian-bagian otak tersebut

terganggu, misalnya oleh karena vaskularisasi yang menurun atau karena perdarahan, maka

Page 22: Case SH Agrita rev.docx

fungsinya pun akan terganggu. Oleh sebab itu, gejala stroke amat beragam, tergantung bagian

otak mana yang mengalami gangguan.

Nuklei serebeli terletak di dalam distribusi arteri superior serebeli. Salah satu cabang

arteri ini, yang menyuplai nucleus dentatus, terutama rentan mengalami rupture. Pada pasien

yang hipertensi, perdarahan dari pembuluh darah ini lebih sering terjadi daripada iskemik pada

teritorinya.

Pada stroke perdarahan di daerah serebelum, perdarahan sering menyebabkan efek masa

akut di fosa posterior degnan semua akibat yang ditimbulkannya (herniasi batang otak dan

serebelum ke atas melalui incisura tentoria dan ke bawah ke arah foramen magnum). Manifestasi

klinisnya adalah sakit kepala oksipital yang berat, mual dan muntah, dan vertigo, umumnya

disertai gaya berjalan tidak stabil, disartria, dan kepala menoleh serta deviasi bola mata ke arah

kontralateral lesi. Perdarahan besar segera menimbulkan somnolen, stupor, atau koma. Pada fase

lanjut, pasien menunjukan spasme ekstensor, instabilitas hemodinamik, dan akhirnya gagal

napas, kecuali fosa posterior didekompresi secara operatif.

Perdarahan yang lebih kecil, terutama di hemisfer serebeli, menyebabkan manifestasi

fokal yang meliputi ataksia ekstremitas, kecenderungan untuk jatuh ke sisi lesi, dan deviasi gaya

jalan ke arah lesi. Manifestasi ini tidak pulih sempurna bila nucleus serebeli profunda mengalami

kerusakan.

2.6 Diagnosis Stroke

Anamnesis

Menggali gejala klinis neurologis pada pasien

Mengetahui onset timbulnya gejala neurologis (pada stroke bersifat akut)

Menggali faktor resiko dan pengendalianya

Pemeriksaan Fisik

Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, kesadaran, dan status generalis (pemeriksaan fisik

umum) untuk memperoleh gambaran kondisi klinis umum pasien serta memperoleh data yang

dapat mengkonfirmasi adanya faktor resiko (antara lain: atrial fibrilasi, penyakit pembuluh darah

perifer, dan sebagainya).

Page 23: Case SH Agrita rev.docx

Melakukan pemeriksaan neurologis lengkap (rangsang meningeal, Nn. Kranialis, motorik,

sensorik, otonom, refleks, fungsi luhur) untuk menelusuri gangguan saraf dan mengetahui

diagnosis topik dari gejala-gejala neurologis tersebut

Pemeriksaan Penunjang

Gangguan peredaran darah otak dapat diketahui secara pasti melalui pemeriksaan CT scan

kepala, baik iskemik maupun hemoragik. Stroke perdarahan akan menunjukkan gambaran lesi

hiperdens, sementara stroke iskemik akan menunjukkan gambaran lesi hipodens pada jaringan

otak. MRI kepala dapat dipertimbangkan untuk mengidentifikasi infark dini pada kasus iskemik

akut yang seringkali belum terlihat gambarannya pada CT scan. Pemeriksaan penunjang lain

diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko stroke, seperti profil lipid, kadar gula

darah (GDS,GDP, GD2JPP,HbA1C), EKG, darah lengkap, fungsi ginjal dan hati, AGD, serta

elektrolit. Pemeriksaan radiologis lain seperti echocardiography dan doppler juga diperlukan

untuk mengidentifikasi faktor resiko penyakit jantung pada pasien.

Skoring Siriraj

Salah satu metode untuk membedakan stroke hemoragik dan non hemoragik.

Persamaan scoring Siriraj:

(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) – (3 x

penanda ateroma) – 12.

Interpretasi hasil:

Bila skor > 1 berarti terdapat perdarahan supratentorial (stroke hemoragik)

Bila skor < 1 berarti terdapat infark serebri.

2.7 Tatalaksana Stroke Hemoragik

Manajemen stroke hemoragik pertama-tama ditujukan langsung pada penanganan A (Airway), B

(Breathing), C (Circulation), D (Detection of focal neurological deficit)

Terapi Medik:

*Jalan napas dan oksigenasi dengan target Pco2 30 – 35 mmHg

*Kontrol tekanan darah:

Page 24: Case SH Agrita rev.docx

-Tekanan darah diturunkan bila tekanan sistolik > 180 mmHg atau tekanan

diastolic > 105 mmHg

-Pada fase akut tekanan darah tinggi, tekanan darah tidak boleh diturunkan lebih

dari 20%

*Penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial:

-Osmoterapi: manitol 20% 1 g/kg dalam 20 menit, dilanjutkan dengan 0,25 – 0,5

g/kg/24 jam. Untuk mempertahankan gradient osmotic, furosemide 10 mg dalam

2 – 8 jam dapat diberikan secara terus menerus bersama dengan osmoterapi.

-Hiperventilasi dengan target Pco2 35 mmHg

-Pengaturan cairan

Terapi Pembedahan:

Indikasi tindakan pembedahan:

*Pasien dengan perdarahan serebelar > 3 cm yang secara neurologis memburuk

atau yang mengalami kompresi batang otak dan hidrosefalus akibat obstruksi

ventricular.

*Perdarahan intraserebral dengan lesi structural seperti aneurisma, malformasi

arteriovena, atau angioma kavernosa dapat diangkat jika keadaan pasien stabil.

*Pasien usia muda dengan perdarahan lobus yang sedang atau besar yang secara

klinis memburuk.

Indikasi terapi konservatif medikamentosa:

*Pasien dengan perdarahan kecil (<10 cm3) atau deficit neurologis yang minimal.

*Pasien dengan GCS ≤ 4, kecuali dengan perdarahan serebelar disertai kompresi

batang otak, dapat menjadi kandidat untuk pembedahan darurat dalam situasi

klinis tertentu.

Fisioterapi (rehabilitasi medik)

Dapat dilakukan untuk memulihkan kecacatan yang terjadi pasca stroke.

Umumnya pemulihan gangguan saraf pada stroke terjadi dalam minggu pertama. Bila

setelah 6 bulan masih terdapat cacat, maka perbaikannya tidak akan mencolok lagi.

Perbaikan ringan masih dapat diharapkan sampai 2 tahun.

Page 25: Case SH Agrita rev.docx

2.8 Prognosis

Prognosis tergantung pada jenis stroke dan sindrom klinis stroke.

Kemungkinan hidup setelah menderita stroke bergantung pada lokasi,

ukuran, patologi, lesi, serta usia pasien dan penyakit yang menyertai

sebelum stroke. Stroke hemoragik memilii prognosis yang lebih buruk.

Pada 30 hari pertama risiko meninggal 50%, sedangkan pada stroke

iskemik hanya 10%