buku smk desain kapal kayu 1 rev.2.docx

Upload: wahyu-wiyati

Post on 09-Jan-2016

929 views

Category:

Documents


181 download

TRANSCRIPT

Kementerian Pendidikan Dan KebudayaanRepublik Indonesia2013 SMK Kelas XI Semester 1Paket Keahlian Teknik Konstruksi Kapal KayuDESAIN KAPAL KAYU 1

HAK CIPTA

Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaDilindungi Undang-Undang

Milik NegaraTidak Diperdagangkan

Kontributor: Wahyu WiyatiPenyunting materi: Penyunting bahasa: Badan BahasaPenyelia Penerbitan: Politeknik Perkapalan Negeri SurabayaHak Cipta 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Semua hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak (mereproduksi), mendistribusikan, atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku teks dalam bentuk apapun atau dengan cara apapun, termasuk fotokopi, rekaman, atau melalui metode (media) elektronik atau mekanis lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam kasus lain, seperti diwujudkan dalam kutipan singkat atau tinjauan penulisan ilmiah dan penggunaan non-komersial tertentu lainnya diizinkan oleh perundangan hak cipta. Penggunaan untuk komersial harus mendapat izin tertulis dari Penerbit.

Hak publikasi dan penerbitan dari seluruh isi buku teks dipegang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Untuk permohonan izin dapat ditujukan kepada Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, melalui alamat berikut ini:

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYAJl. Teknik Kimia, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp. (031) 5947186, 5942887, Fax. (031) 5942887

Cetakan Ke-1, 2014

DISKLAIMER (DISCLAIMER)

Penerbit tidak menjamin kebenaran dan keakuratan isi/informasi yang tertulis di dalam buku teks ini. Kebenaran dan keakuratan isi/informasi merupakan tanggung jawab dan wewenang dari penulis.Penerbit tidak bertanggung jawab dan tidak melayani terhadap semua komentar apapun yang ada di dalam buku teks ini. Setiap komentar yang tercantum untuk tujuan perbaikan isi adalah tanggung jawab dari masing-masing penulis.Setiap kutipan yang ada di dalam buku teks akan dicantumkan sumbernya dan penerbit tidak bertanggung jawab terhadap isi dari kutipan tersebut. Kebenaran keakuratan isi kutipan tetap menjadi tanggung jawab dan hak diberikan pada penulis dan pemilik asli. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap setiap perawatan (perbaikan) dalam menyusun informasi dan bahan dalam buku teks ini.Penerbit tidak bertanggung jawab atas kerugian, kerusakan atau ketidaknyamanan yang disebabkan sebagai akibat dari ketidakjelasan, ketidaktepatan atau kesalahan di dalam menyusun makna kalimat di dalam buku teks ini.Kewenangan Penerbit hanya sebatas memindahkan atau menerbitkan, mempublikasi, mencetak, memegang dan memproses data sesuai dengan undang-undang yang berkaitan dengan perlindungan data.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas tersusunnya buku teks ini, dengan harapan dapat digunakan sebagai buku teks untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Keahlian Teknik Konstruksi Kapal Kayu. Buku teks Desain Kapal Kayu 1 ini disusun berdasarkan tuntutan paradigma pengajaran dan pembelajaran kurikulum 2013 diselaraskan berdasarkan pendekatan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar kurikulum abad 21, yaitu pendekatan model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains.Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut. Pembelajaran XI jenjang Pendidikan Menengah Kejuruhan yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini berisi materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterapilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan abstrak, dan sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab. Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikanb untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. Penyajian buku teks untuk Mata Pelajaran Desain Kapal Kayu 1 ini disusun dengan tujuan agar peserta didik dapat melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah (penerapan saintifik), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru secara mandiri. Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam membantu terselesaikannya buku teks Siswa untuk Mata Pelajaran Desain Kapal Kayu 1 kelas XI/Semester 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Jakarta, 15 Desember 2014Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

DAFTAR ISI

HalamanHAK CIPTAiiDISKLAIMER (DISCLAIMER)iiiKATA PENGANTARvDAFTAR ISIviiPETA KEDUDUKAN BAHAN AJARxiidibangun dan dilengkapi sesuai dengan kebutuhan operasionalnya.xiiiBAB 1 PENDAHULUAN11.1DESKRIPSI MATERI PEMBELAJARAN11.2PRASYARAT11.3PETUNJUK PENGGUNAAN11.4TUJUAN AKHIR21.5KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR31.6CEK KEMAMPUAN AWAL4HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN6BAB 2 MENDESAIN GAMBAR KAPAL KAYU72.1RENCANA GARIS (LINES PLAN) KAPAL KAYU72.1.1Deskripsi Materi Pembelajaran72.1.2Tujuan Kegiatan Pembelajaran72.1.3Uraian Materi72.1.4Rangkuman122.1.5Tugas122.1.6Lembar Jawaban Tugas122.1.7Tes Formatif122.1.8Lembar Jawaban Tes Formatif122.1.9Lembar Kerja Peserta Didik122.2BENTUK LAMBUNG KAPAL KAYU122.2.1Deskripsi Materi Pembelajaran122.2.2Tujuan Kegiatan Pembelajaran122.2.3Uraian Materi122.2.4Rangkuman142.2.5Tugas142.2.6Lembar Jawaban Tugas142.2.7Tes Formatif142.2.8Lembar Jawaban Tes Formatif142.2.9Lembar Kerja Peserta Didik152.3MOULD LOFT152.3.1Deskripsi Materi Pembelajaran152.3.2Tujuan Kegiatan Pembelajaran152.3.3Uraian Materi152.3.4Rangkuman172.3.5Tugas172.3.6Lembar Jawaban Tugas172.3.7Tes Formatif182.3.8Lembar Jawaban Tes Formatif182.3.9Lembar Kerja Peserta Didik182.4KAYU SEBAGAI MATERIAL UNTUK KAPAL192.4.1Deskripsi Materi Pembelajaran192.4.2Tujuan Kegiatan Pembelajaran192.4.3Uraian Materi192.4.4Rangkuman322.4.5Tugas322.4.6Lembar Jawaban Tugas322.4.7Tes Formatif322.4.8Lembar Jawaban Tes Formatif322.4.9Lembar Kerja Peserta Didik322.5RENCANA UMUM (GENERAL ARRANGEMENT) KAPAL KAYU332.5.1Deskripsi Materi Pembelajaran332.5.2Tujuan Kegiatan Pembelajaran332.5.3Uraian Materi332.5.4Rangkuman412.5.5Tugas412.5.6Lembar Jawaban Tugas412.5.7Tes Formatif412.5.8Lembar Jawaban Tes Formatif412.5.9Lembar Kerja Peserta Didik412.6MENGGAMBAR POTONGAN KAPAL412.6.1Deskripsi Materi Pembelajaran412.6.2Tujuan Kegiatan Pembelajaran412.6.3Uraian Materi412.6.4Rangkuman482.6.5Tugas482.6.6Lembar Jawaban Tugas482.6.7Tes Formatif482.6.8Lembar Jawaban Tes Formatif482.6.9Lembar Kerja Peserta Didik48BAB 3 DESAIN KONSTRUKSI KAPAL KAYU503.1KONSTRUKSI MELINTANG KAPAL KAYU503.1.1Deskripsi Materi Pembelajaran503.1.2Tujuan Kegiatan Pembelajaran503.1.3Uraian Materi503.1.4Rangkuman583.1.5Tugas583.1.6Lembar Jawaban Tugas583.1.7Tes Formatif583.1.8Lembar Jawaban Tes Formatif583.1.9Lembar Kerja Peserta Didik583.2KONSTRUKSI MEMANJANG KAPAL KAYU703.4.1Deskripsi Materi Pembelajaran703.4.2Tujuan Kegiatan Pembelajaran703.4.3Uraian Materi703.4.4Rangkuman1353.4.5Tugas1353.4.6Lembar Jawaban Tugas1353.4.7Tes Formatif1353.4.8Lembar Jawaban Tes Formatif1353.4.9Lembar Kerja Peserta Didik1353.3MENGENAL BENTUK-BENTUK SAMBUNGAN KAYU1353.3.1Deskripsi Materi Pembelajaran1353.3.2Tujuan Kegiatan Pembelajaran1353.3.3Uraian Materi1353.3.4Rangkuman1503.3.5Tugas1503.3.6Lembar Jawaban Tugas1503.3.7Tes Formatif1503.3.8Lembar Jawaban Tes Formatif1503.3.9Lembar Kerja Peserta Didik1503.4Pekerjaan kayu1533.4.1Deskripsi Materi Pembelajaran1533.4.2Tujuan Kegiatan Pembelajaran1533.4.3Uraian Materi1533.4.4Rangkuman1763.4.5Tugas1763.4.6Lembar Jawaban Tugas1763.4.7Tes Formatif1763.4.8Lembar Jawaban Tes Formatif1763.4.9Lembar Kerja Peserta Didik1763.5Macam-macam Bentuk Kapal kayu1763.4.10Deskripsi Materi Pembelajaran1763.4.11Tujuan Kegiatan Pembelajaran1763.4.12Uraian Materi176

PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR

Mendesain Kapal KayuKonstruksi Kapal KayuMenggambar dengan KomputerPerawatan Mesin Kerja kayuPembuatan Kapal KayuTeknik Pengerjaan Dasar LogamTeknik Pengerjaan Dasar ListrikTeknik Pengerjaan Dasar Non LogamKonsep Dasar PerkapalanSimulasi DigitalGambar TeknikFisikaKimiaC3C1C2Pengoperasian Mesin Kerja kayu

GLOSARIUM

1. Kapal layar : Kapal yang digerakan dengan layar 2. Kapal Uap : Kapal yang digerakan memakai mesin uap torak maupun turbin uap 3. Kapal motor : Kapal yang digerakan dengan mesin motor (mesin pembakaran dalam) 4. Kapal kayu : Kapal yang konstruksinya terbuat dari kayu, umumnya diperuntukan bagi pelayaran di perairan pedalaman atau antar pulau dan kapal perikanan. 5. Kapal ferro cement: kapal yang dibuat dari bahan semen yang diperkuat dengan baja sebagai tulang-tulangnya. 6. Kapal Baja : Kapal yang konstruksinya terbuat dari baja dipakai baik bagi pelayaran interinsuler maupun samudera. 7. Kapal Dagang : Kapal yang dibangun dengan tujuan untuk mengangkut barang dagangan untuk memperoleh keuntungan. Kapal dagang berfungsi sebagai alat transportasi komersial di laut. Tidak dipersenjatai pada waktu digunakan untuk perang, digunakan sebagai kapal pengangkut perbekalan, kapal rumah sakit atau pembawa pasukan. 8. Kapal Penumpang : Kapal yang khusus dibangun untuk pengangkutan penumpang. 9. Kapal Barang dan :Kapal barang yang dapat menyediakan penumpang akomodasi lebih dari 12 orang penumpang. 10. Kapal Curah :Kapal yang khusus dibangun untuk mengangkat muatan curah (tanpa) kemasan, baik dalam bentuk cair seperti kapal-kapal tanker untuk pemuatan minyak mentah atau yang sudah diolah, kapal tanker LNG atau LPG dan kapal tanker yang mengangkut bahan-bahan kimia cair. Kapal curah kering seperti kapal mengangkut biji-bijian tambang atau biji-bijian aeteri Gandum (grain). 11. Kapal Container : Kapal yang dibangun khusus untuk mengangkut barang-barang di dalam peti kemas (constrainer), ada yang full container ada yang semi container 12. Kapal Ro-Ro : Kapal yang dibangun sedemikian rupa (Roll on Roll off) sehingga dapat memuat dan membongkar muatannya dengan merool di atas roda-roda. 13. Kapal-kapal khusus : ialah kapal-kapal yang karena sifat pekerjaannya

Desain Kapal Kayu 1

Desain Kapal Kayu 1dibangun dan dilengkapi sesuai dengan kebutuhan operasionalnya.

i

2

10

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 DESKRIPSI MATERI PEMBELAJARANPengetahuan mengenai pembuatan kapal kayu biasanya diwariskan secara turun temurun oleh generasi tua kepada generasi penerusnya. Dalam hal ini para pembuat kapal kayu mewarisi ilmu mendesain dan membangun kapal kayu secara tradisional. Agar pengetahuan tentang bagaimana cara mendesain kapal kayu dan langkah-langkah pengerjaannya yang sesuai dengan kaidah-kaidah desain kapal serta dapat diterima oleh semua perancang kapal khususnya siswa SMK, maka penulis mencoba menyusun buku tentang Desain Kapal Kayu 1. Buku Desain Kapal Kayu 1 ini berisi tentang pengetahuan umum tentang kapal kayu, bagaimana bentuk rencana garisnya, bagaimana membuat rencana garisnya, apa saja bagian-bagian dari kapal kayu, bagaimana membuat rencana umum kapal kayu, bagaimana konstruksi yang sesuai untuk kapal kayu, bagaimana bentuk-bentuk sambungan kayunya, pengetahuan tentang bahan kayu dan bagaimana cara pemilihan kayu serta penanganan kayu yang tepat, pengetahuan tentang macam-macam mesin kerja kayu, serta pengetahuan tentang bagaimana perawatan kapal kayu dan reparasi kapal kayu. Dengan mengulas beberapa hal tersebut, diharapkan para siswa memiliki gambaran yang mendasar mengenai bagaimana mendesain kapal kayu dan seluk beluk kapal kayu.

1.2 PRASYARATSetiap siswa yang mengikuti pembelajaran di sini agar dapat dengan mudah menyerap dan menerapkan teori dan praktek yang diajarkan, siswa harus telah mempelajari ; 1. Menyampaikan data analisis tentang Gambar Teknik2. Menyampaikan data analisis tentang Konsep Dasar Perkapalan3. Menyampaikan data analisis tentang Teknik Pengerjaan Dasar Non Logam

1.3 PETUNJUK PENGGUNAANPenggunaan buku ini adalah sebagai salah satu sumber belajar dalam pembelajaran Desain Kapal Kayu 1 di sekolah khususnya program keahlian Teknik Konstruksi Kapal Kayu. Siswa diharapkan dapat mempelajari terlebih dahulu dan memahami isi di dalam buku ini, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Buku ini mempunyai peran sebagai berikut: 1. Buku ini dirancang sebagai bahan pembelajaran dengan pendekatan siswa aktif. 2. Guru berfungsi sebagai fasilitator. 3. Penggunaan buku ini dikombinasikan dengan sumber belajar yang lainnya. 4. Pembelajaran untuk pembentukan sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terintegrasi dengan pembelajaran kognitif dan psikomotorik. 5. Lembar tugas siswa untuk menyusun pertanyaan yang berkaitan dengan isi buku yang memuat apa, mengapa dan bagaimana. 6. Tugas membaca buku teks secara mendalam untuk dapat menjawab pertanyaan. Apabila pertanyaan belum terjawab, maka siswa dipersilahkan untuk mempelajari sumber balajar lainya yang relevan. Buku ini juga terdiri dari pendahuluan, dan yang kedua adalah pembelajaran. Proses belajar mengajar siswa harus melewati tahap-tahap pembelajaran yaitu: 1. Kegiatan mengamati, yaitu siswa dapat mengamati segala sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan di kapal secara nyata, baik yang ada di buku ini, sekolah, industri atau sumber belajar lainnya 2. Kegiatan menanyakan, yaitu siswa diharapkan melakukan kegiatan bertanya mengenai kenyataan yang ada dibuku maupun di industri, dengan cara bertanya langsung terhadap guru, teman sendiri, wawancara dengan pihak industri maupun dengan cara diskusi kelompok 3. Kegiatan mengumpulkan data/informasi, yaitu siswa diharapkan dapat mengumpulkan data atau bahan tentang Desain Kapal Kayu 1, cara ekperimen atau praktik, membaca, melalui internet, wawancara dengan pihak yang kompeten 4. Kegiatan mengasosiasi, yaitu siswa diharapkan dapat menghubungkan dari hasil data/informasi tentang hasil pengamatan, membaca, ekperimen/praktek menjadi satu kesimpulan hasil belajar 5. Kegiatan mengkomunikasikan, yaitu siswa dapat mengkomunikasikan hasil data/informasi kepada orang lain, dapat melalui lisan atau tulisan.

1.4 TUJUAN AKHIRTujuan dari mata pelajaran Desain Kapal Kayu 1 adalah: 1. Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan keteraturan, keindahan alam, dan kompleksitas alam dalam jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya. 2. Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan bumi dan seisinya yang memungkinkan bagi makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. 3. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, ulet, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap ilmiah dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 4. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan, 5. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain. 6. Mengembangkan pengalaman menggunakan metode ilmiah untuk merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. 7. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip Desain Kapal Kayu 1 untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 8. Menguasai konsep dan prinsip Desain Kapal Kayu 1 serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1.5 KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASARKOMPETENSI INTIKOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1 Memahami nilai-nilai keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya 1.2 Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang mengatur tentang bentuk dan desain bendayang ada dialam semesta

2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi 2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 3.1 Memahami penggambaran rencana garis3.2 Memahami penggambaran konstruksi melintang kapal3.3 Memahami cara menggambar konstruksi memanjang kapal kayu3.4 Memahami cara menggambar rencana umum kapal kayu3.5 Memahami cara menggambar konstruksi bangunan kapal kayu3.6 Memahami cara membaca gambar kerja3.7 Memahami cara membentuk polamal konstruksi kapal

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.4.1 Menyajikan hasil penggambaran rencana garis4.2 Menyajikan hasil penggambaran konstruksi melintang kapal4.3 Menyajikan hasil penggambaran konstruksi memanjang kapal kayu4.4 Menyajikan hasil penggambaran rencana umum kapal kayu4.5 Menyajikan hasil penggambaran konstruksi bangunan kapal kayu4.6 Menyajikan hasil pembacaan gambar kerja4.7 Menyajikan hasil membentuk polamal konstruksi kapal

1.6 CEK KEMAMPUAN AWALUntuk menjajaki kemampuan peserta didik tentang pengetahuan dan ketrampilan berkait dengan isi materi buku ini, diberikan beberapa pertanyaan berikut ini :1. Jelaskan tentang jenis kapal menurut bahan pembuatannya?2. Jelaskan tentang ukuran utama kapal kayu?3. Jelaskan tentang gambar rencana garis kapal kayu?4. Jelaskan tentang bagian-bagian kapal kayu?5. Jelaskan tentang rencana umum kapal kayu?6. Jelaskan tentang konstruksi kapal kayu?7. Jelaskan tentang konstruksi melintang kapal?8. Jelaskan tentang konstruksi memanjang kapal?9. Jelaskan tentang bagaimana menggambar potongan kapal kayu?Bila ada diantara peserta didik yang mampu menyelesaikan soal dan tugas tadi dengan benar , maka yang bersangkutan berhak mendapatkan nilai kelulusan atas materi ini.

BAB 2 MENDESAIN GAMBAR KAPAL KAYU

2.1 PEMBAGIAN JENIS KAPAL2.1.1 Deskripsi Materi Pembelajaran..2.1.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran..2.1.3 Uraian Materi..2.1.4 Rangkuman.2.1.5 Tugas.2.1.6 Lembar Jawaban Tugas.2.1.7 Tes Formatif.2.1.8 Lembar Jawaban Tes Formatif.2.1.9 Lembar Kerja Peserta Didik ..2.2 UKURAN UTAMA KAPAL2.2.1 Deskripsi Materi Pembelajaran2.2.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran2.2.3 Uraian Materi2.2.4 Rangkuman.2.2.5 Tugas.2.2.6 Lembar Jawaban Tugas.2.2.7 Tes Formatif.2.2.8 Lembar Jawaban Tes Formatif.2.2.9 Lembar Kerja Peserta Didik

2.3 RENCANA GARIS (LINES PLAN) KAPAL KAYU2.3.1 Deskripsi Materi PembelajaranPemahaman mengenai pembuatan rencana garis (lines plan) merupakan langkah awal dalam mendesain kapal kayu. Dengan mempelajari modul mengenai rencana garis, diharapkan peserta didik mengerti bagaimana mendefinisikan dan membuat rencana garis. Selain itu peserta didik juga dituntut untuk bisa mengimplementasikan pengetahuannya dalam praktek pembuatan rencana garis.Rencana Garis merupakan gambar potongan dan penampang kapal yang di proyeksikan ke bidang diametral, bidang garis air, dan bidang tengah kapal. Gambar Rencana Garis ini menjadi pegangan utama atau merupakan dasar bagi perencana untuk melaksanakan perancangan kapal secara lengkap, mulai dari menghitung karakteristik kapal, menentukan pembagian ruangan di kapal, menentukan daya muat kapal, daya motor induk yang dibutuhkan untuk dapat menggerakkan kapal sesuai dengan kecepatan yang diinginkan, serta menghitung dan memeriksa kemampuan olah gerak kapal dalam pelayarannya. Sebagai calon juru gambar, disini siswa diberi pengertian untuk dapat memahami ukuran utama kapal dan membaca data-data yang tersedia dalam Gambar rencana garis.

2.3.2 Tujuan Kegiatan PembelajaranModul rencana garis kapal kayu ini dibuat dengan tujuan agar para peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian dari rencana garis kapal secara umum, memahami langkah-langkah pembuatan rencana garis secara umum, dapat membuat rencana garis kapal kayu dan mampu menjelaskan fungsi dari rencana garis kapal kayu tersebut.

2.3.3 Uraian MateriGambar rencana garis (lines plan) merupakan gambar utama dalam pembuatan kapal pada umumnya, dan khususnya pada pembuatan kapal kayu. Gambar rencana garis merupakan gambar pertama yang dibuat oleh perancang/insinyur kapal yang ingin membangun kapal. Sebagai gambar awal dalam pembuatan kapal, gambar rencana garis menjadi dasar penentuan bentuk badan kapal yang diinginkan oleh pembuat kapal tersebut. Bentuk lambung kapal yang berisi tentang gambar proyeksi dari bentuk lambung kapal kayu tersebut Di dalam gambar rencana garis terdapat tiga bagian penting yaitu sheer plan, half breadth plan dan body plan. Lambung kapal kayu pada umumnya memiliki satu buah bidang simetri yang biasa disebut dengan bidang centre line. Bidang centre line ini membagi lambung kapal menjadi dua buah bagian yang sama dan simetri, yaitu lambung kanan dan lambung kiri.Sheer plan adalah pandangan samping dari lambung kapal yang dipotong secara vertikal memanjang, memperlihatkan potongan memanjang badan kapal (buttock lines) dan bentuk sheer kapal. Gambar 1. memperlihatkan bentuk sheer plan dari suatu kapal. Half breadth plan adalah pandangan atas dari lambung kapal yang dipotong secara horizontal memanjang, dan memperlihatkan bentuk garis air (water lines). Gambar 2. memperlihatkan bentuk half breadth plan dari suatu kapal. Body plan adalah pandangan belakang dari suatu lambung kapal yang dipotong secara melintang, dan memperlihatkan bentuk gading-gading kapal. Gading-gading kapal di bagian midship ke depan digambar di bagian kanan dari center line, sedangkan gading-gading kapal pada bagian midship ke belakang digambar di bagian kiri dari center line (garis tengah kapal). Gambar 3. memperlihatkan bentuk body plan dari suatu kapal.

Gambar 1. Sheer plan kapal kayu.

Gambar 2. Half breadth plan kapal kayu.

Gambar 3. Body plan kapal kayu.

Sebelum mulai menggambar rencana garis (lines plan). Harus mengetahui lebih dahulu ukuran besar kecilnya kapal, seperti panjang, lebar meupun tinggi badan kapal. Ukuran kapal tersebut menggunakan singkatan singkatan yang mempunyai arti tertentu walaupun dalam istilah bahasa inggris dan penggunaannya sudah standart. Gambar 4. Menunjukkan gambar rencana garis secara utuh.

Gambar 4. Lines Plan Kapal KayuApabila seseorang hendak membuat suatu kapal digalangan, maka pertama yang harus dikerjakan adalah pemindahan gambar rencana garis dari kertas gambar kelantai (mould loft) dengan ukuran yang sebenarnya atau skala 1 : 1 karena dari gambar rencana garis inilah kita dapat membentuk kapal yang akan dibangun. Dalam gambar rencana garis ini ada beberapa istilah atau pengertian yang harus diketahui seperti yang diuraikan berikut ini.

a. Garis Air ( Water Line )Di umpamakan suatu kapal dipotong secara memanjang (mendatar). Garisgaris potong yang mendatar ini disebut garis air ( water line) dan mulai dari bawah diberi nama WL O, WL 1,WL 2, WL 3 dan seterusnya. Dengan adanya potongan mendatar ini terjadilah beberapa penampang. Tiap tiap penampang ini disebut bidang garis air.

b. Garis Dasar ( Base Line )Garis dasar ( base line ) adalah garis air yang paling bawah. Dalam hal ini adalah garis air 0 atau WL 0. Atau kalau dilihat dari bidang garis air, maka proyeksi base line adalah bidang garis air 0. Garis air ini ( WL 0 ) / garis dasar ini letaknya harus selalu datar. Pada kapal kapal yang direncanakan dalam keadaan datar (even keel ).

c. Garis Muat ( Load Water Line )Garis muat adalah garis air yang paling atas pada waktu kapal dimuati penuh dengan muatan. Tinggi garis muat ( T ) diukur persis di tengah tengah kapal (Midship ).

d. Garis Geladak Tepi ( Upper Deck Side Line/Sheer Line )Dalam gambar rencana garis, garis geladak tepi adalah garis lengkung dari tepi geladak yang di tarik melalui ujung atas dari balok geladak. Kalau kita melihat garis geladak tepi dari gambar diatas, maka terlihat bahwa jalannya garis sisi tersebut adalah menanjak naik di haluan maupun di buritan. Sheer standart ditunjukkan dalam Gambar 5.Cara Menentukan Garis Geladak Tepi ( Sheer Line ) standart (Gambar 5) adalah sebagai berikut. Langkah awal adalah panjang dari AP sampai FP dibagi menjadi 6 bagian yang sama seperti pada gambar 5.

Gambar 5. Cara menentukan sheer plan

1) Pembagian panjang kapal tersebut masing masing : 1/6L dari AP, 1/3 L dari AP, midship, 1/3 L dari FP dan 1/6 L dari FP.2) Selanjutnya pada midship ukurkan tinggi kapal ( H ).3) Kemudian pada ketinggian H ditarik garis datar sejajar dengan garis dasar ( base line ), sedemikia rupa hingga memotong garis tegak yang ditarik melalui titik AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP midship, 1/3 L dari FP, 1/6 L dari FP dan FP.4) Dari perpotongan antara garis datar yang ditarik sejajar dengan base line setinggi H pada midship tadi dengan garis tegak yang ditarik melalui titik-titik AP, diukurkan tinggi sheer standart sebagai berikut (dalam mm):AP = 25 (L/3 + 10)1/6 L dari AP = 11,1 (L/3 + 10)1/3 L dari AP = 2,8 (L/3 + 10)Miship = 0AP = 5,6 (L/3 + 10)1/6 L dari AP = 22,2 (L/3 + 10)1/3 L dari AP = 50 (L/3 + 10)5) Kemudian dari titik-titik tersebut diatas dibentuk garis yang stream line, menanjak naik kedepan dan kebelakang.

e. Garis Geladak Tengah ( Chamber )Cara menggambar chamber pada potongan memanjang kapal adalah sebagai berikut :1) Pertama tama kita menggambar garis geladak tepi sesuai dengan petunjuk diatas. 2) Kemudian dari masing masing titik pada garis geladak tepi sesuai dengan pembagian AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP dan seterusnya kita ukurkan keatas harga harga dari 1/50 B ( B = adalah lebar kapal setempat pada potongan AP, 1/6 L dari AP, 1/3 L dari AP dan seterusnya).3) Titik tersebut kita hubungkan satu sama lain sehingga terbentuk gambar garis geladak tengah seperti pada gambar.

2.3.4 Rangkuman.2.3.5 Tugas.2.3.6 Lembar Jawaban Tugas.2.3.7 Tes Formatif.2.3.8 Lembar Jawaban Tes Formatif.2.3.9 Lembar Kerja Peserta Didik .

2.4 BENTUK LAMBUNG KAPAL KAYU2.4.1 Deskripsi Materi Pembelajaran..2.4.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran..2.4.3 Uraian MateriSuatu kapal mempunyai bentuk lambung yang berbeda dengan kapal yang lain. Bentuk lambung tersebut mempunyai karakteristik yang unik, dan selalu menerapkan prinsip hukum Archimedes. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa bentuk lambung kapal berfungsi sebagai penyedia daya apung bagi kapal. Dari waktu ke waktu bentuk lambung kapal yang konvensional tidak banyak mengalami perubahan, termasuk pada kapal kayu yang masih menggunakan bentuk lambung konvensional. Lambung konvensional merupakan suatu bentuk lengkungan bidang pada dasar dan sisi kapal yang dalamnya berongga dan dibatasi oleh geladak. Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 menunjukkan bentuk lambung konvensional dari kapal kayu.

Gambar 2.1 Kapal kayu dengan lambung konvensional. (Sumber: www.indonesianship.com)

Gambar 2.2 Kapal kayu kecil dengan lambung konvensional. (Sumber: www.susilohardi.com)Bentuk lambung yang konvensional biasanya berupa bentuk U atau yang lebih dikenal dengan displacement hull, atau bentuk V yang lebih dikenal dengan semi displacement hull. Gambar 2.3 (a) sampai dengan (f) berikut ini memperlihatkan berbagai variasi perkembangan bentuk lambung kapal kayu yang ada di Indonesia:a. V bottom, yaitu lambung kapal yang memiliki bentuk seperti huruf V ;b. Round bottom, yaitu lambung kapal dengan bentuk bulat hampir setengah lingkaran ; c. Round flat bottom, yaitu lambung kapal dengan bentuk bulat yang rata pada bagian bawahnya ; d. U bottom, yaitu lambung kapal yang memiliki bentuk seperti huruf U ; e. Akatsuki bottom, yaitu lambung kapal yang berbentuk hampir menyerupai huruf U, tetapi setiap lekukannya membentuk suatu sudut dan rata pada bagian bawahnya ;f. Hard chin bottom, yaitu lambung kapal yang berbentuk hampir sama dengan Akatsuki bottom, tetapi pertemuan antara lambung kiri dan kanan kapal pada bagian lunas membentuk suatu sudut seperti dagu.

Gambar 2.3. Variasi bentuk lambung kapal kayu. (Sumber: .)2.4.4 Rangkuman.2.4.5 Tugas.2.4.6 Lembar Jawaban Tugas.2.4.7 Tes Formatif.2.4.8 Lembar Jawaban Tes Formatif.2.4.9 Lembar Kerja Peserta Didik.

2.5 MOULD LOFT2.3.1 Deskripsi Materi Pembelajaran..2.3.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran dalam kegiatan belajar 3 metode pembuatan kapal ini, siswa diberikan penjelasan tentang mould loft yaitu menggambar bentuk badan kapal dalam skala 1:1, yang akan dipergunakan untuk membuat mal pembentukan gaading atau mal untuk pemotongan pelat sesuai bentuk maupun konstruksi dalam gambar perancangan. 2.3.3 Uraian MateriTugas dari mould loft adalah menggambar bentuk badan kapal maupun dalam skala 1:1 pada lantai gambar, meliputi gambar seluruh gading-gading kapal dan perletakan senta, serta gambar bentangan dari pelat kapal. Fasilitas yang dibutuhkan: - Sebuah lantai gambar yang terbuat dari papan dengan dasar warna yang agak gelap, misalnya hijau dan harus terlindungi dalam gedung. - Material-material pembuat rambu, yang biasa dipakai adalah kayu plywood, tripleks, kertas film/transparan dan bilah kayu yang mudah dilengkungkan. - Besi dan ganjal pemberat. - Alat-alat gambar misalnya penggaris, jangka, meteran dll. - Sipatan, yaitu benang yang dipergunakan untuk membuat garis lurus dengan cara menghentakkannya, sehingga akan meninggalkan suatu garis lurus karena benang diberi zat pewarna (cairan lem putih atau warna lain). - Alat tulis cairan pewarna. - Alat-alat perkayuan misalnya mesin bor, mesin potong, palu dan paku. Tujuan Penggambaran Skala 1:1 Dengan tergambarnya bentuk badan kapal/konstruksi kapal dalam skala 1:1 maka akan didapat bentuk badan kapal yang akurat dan ukuran konstruksi kapal yang tepat, sehingga dalam proses pembangunannya segala ukuran yang terpakai sudah tepat dan tidak ada kesalahan bentuk maupun ukuran. Hal ini sangat diperlukan oleh pihak pelaksana, untuk menunjang kemudahan pelaksanaan dan kualitas hasil pekerjaan. Dari hasil penggambaran berupa bentuk-bentuk dan ukuran yang sebenarnya, akan dipindahkan dalam bentuk mal/template yang lengkap dengan data-data ukuran serta data-data yang lainnya, yang akan diserahkan ke bagaian fabrikasi untuk dibuatkan komponen-komponen sesuai bentuk dan ukuran pada template masing-masing. Dalam penggambaran bentuk badan kapal sesungguhnya, tidak selalu sepanjang ukuran kapal seluruhnya, terutama untuk daerah tengah (paralel middle body). Hal ini dilakukan untuk penghematan tempat, pekerjaan. Dapat pula gambar-gambar digambar secara menumpuk, untuk mengatasi kesulitan membaca gambar yang menumpuk maka digunakan warna cat yang berbeda. Gambar-gambar pada mould loft: 1. Lines plan. 2. Bentangan/bukaan kulit. 3. Segala detail konstruksi yang diperlukan. 4. Dan gambar lain yang dianggap diperlukan, karena kesulitan pembuatan mal bila tidak disediakan gambar ukuran sebenarnya.Urutan kerja di Mould Loft:

Gambar 3.1: Urutan rangkaian kerja di mould loft.

2.3.4 Rangkuman Tugas dari mould loft adalah menggambar bentuk badan kapal maupun konstruksinya dalam skala 1:1 pada lantai gambar. Tujuan Penggambaran skala 1:1 adalah untuk mencapai bentuk badan kapal yang akurat dan ukuran konstruksi kapal yang tepat, sehingga dalam proses pembangunannya segala ukuran yang terpakai sudah tepat dan tidak ada kesalahan bentuk maupun ukuran.

2.3.5 Tugas1. Jelaskan fasilitas yang dibutuhkan pada mould loft ! 2. Jelaskan gambar-gambar pada mould loft ! 2.3.6 Lembar Jawaban Tugas.

2.3.7 Tes Formatif1. Jelaskan fungsi mould loft ! 2. Jelaskan tujuan penggambaran skala 1:1 pada mould loft ! 2.3.8 Lembar Jawaban Tes Formatif.

Kunci Jawaban Tes Formatif1. Fungsi dari Mould Loft adalah menggambar bentuk badan kapal maupun konstruksinya dalam skala 1:1 pada lantai gambar 2. Tujuan penggambaran skala 1:1 pada mould loft adalah untuk mendapatkan bentuk badan kapal yang akurat dan ukuran konstruksi kapal yang tepat, sehingga dalam proses pembangunannya segala ukuran yang terpakai sudah tepat dan tidak ada kesalahan bentuk maupun ukuran. 2.3.9 Lembar Kerja Peserta DidikBuatlah mal untuk gading-gading kapal beserta bracketnya untuk gading-gading tertentu (misal Gd. No.30) dari sebuah kapal, agar teman anda di bengkel pelat tidak kesulitan dalam membuat gading-gading tersebut. Alat dan bahan 1. Alat tulis untuk penandaan 1 set. 2. Mistar gulung 1 buah. 3. Kayu secukupnya. 4. Papan 1 buah. 5. Palu 1 buah 6. paku secukupnya. 7. Gergaji tangan 1 buah. 8. Mal kayu (elastis) 1 buah. 9. Working drawing 1 set.Keselamatan dan Kesehatan Kerja A. Gunakan pakaian kerja. B. Ingatlah aturan keselamatan kerja untuk kerja manual. C. Berhati-hatilah dalam melakukan pekerjaan. D. Lakukanlah dengan tertip dan runtut sesuai urutan kerja. Langkah Kerja 1. Perhatikan betul gambar di mould loft, terutama pada gambar rencana gading-gading yang akan anda buat malnya. 2. Pasangkan kepala paku tepat pada garis gading yang di mal. 3. Taruhlah papan bahan mal diatas paku-paku tersebut dan pukullah sehingga kepala paku berbekas pada papan. 4. Gambarkan bentuk gading-gading pada papan mengikuti bekas paku dengan memperhatikan working drawing. 5. Lakukanlah pemotongan papan untuk membuat mal. 6. Lakukan hal yang sama untuk membuat mal bracketnya. 7. Setelah selesai, bersihkan dan simpan peralatan yang anda gunakan. 8. Laporkan hasil pekerjaan anda kepada guru/tutor.

2.6 KAYU SEBAGAI MATERIAL UNTUK KAPAL2.4.1 Deskripsi Materi Pembelajaran..2.4.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran..2.4.3 Uraian MateriPemilihan material kapal merupakan salah satu tahapan penting yang perlu diperhatikan dalam pembangunan kapal karena sangat menentukan umur teknis sebuah kapal dalam menjalankan fungsinya. Oleh karena itu, pemilihan material yang tepat akan dapat memberikan suatu kekuatan struktur badan kapal sehingga dalam pengoperasiannya dapat berjalan sesuai dengan harapan. Material kapal yang umum digunakan di Indonesia adalah kayu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), kayu adalah pohon yang batangnya keras; bagian batang (cabang, dahan, dsb) pokok yang keras (yang biasa dipakai untuk bahan bangunan, dsb). Kayu yang digunakan biasanya memiliki umur teknis antara 10-15 tahun. Kayu banyak digunakan sebagai material kapal karena merupakan material yang cukup mudah diperoleh, persediaannya banyak, cukup mudah untuk dikerjakan, serta harganya relatif murah dibanding material lainnya seperti bahan baja, besi, dan FRP. Selain itu, pembangunan kapal dengan kayu juga tidak memerlukan teknologi yang tinggi (Pasaribu, 1985 dalam Purba, 2004). Jenis-jenis kayu yang banyak digunakan untuk industri perkapalan di Indonesia beserta sifat dan kegunaannya dapat dilihat pada Tabel 1. Jenis kayu lainnya beserta sifat dan kegunaannya dapat dilihat pada Lampiran 1. Kapal memiliki bagian yang terus-menerus terendam air, kadang-kadang terendam kadang-kadang tidak dan terus-menerus terkena panas matahari dengan sekali-kali terkena hujan. Oleh karena itu, dibutuhkan kayu yang kuat, liat, tidak mudah pecah, tidak cacat dan tahan terhadap gangguan organisme laut. Selain itu, perlu juga dipertimbangkan juga cacat-cacat yang ada serta mudah atau tidaknya jenis kayu tersebut dikerjakan dan dibentuk. Mandang dan Pandit (1997) dalam Kalyana (2008) meneliti dan mendeskripsikan beberapa jenis kayu yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi kapal terutama untuk linggi dan lunas kapal, yaitu: 1) Kayu balau (Shorea roxb) Ciri utama jenis kayu ini warna kayu kuning kecoklatan, memiliki corak polos atau berjalur-jalur, warna agak gelap dan terang bergantian pada bidang radialnya. Jenis kayu ini memiliki tekstur dari halus sampai kasar dan umumnya agak halus. Kekerasan dari keras sampai sangat keras. Kayu ini memiliki berat jenis antara 0,88-1,13. Kayu ini digunakan untuk lunas dan gading-gading kapal;2) Kayu giam (Colylelobium pierre) Jenis kayu ini memiliki warna kuning kecoklatan, lambat laun akan berubah menjadi coklat gelap sampai coklat kemerah-merahan. Tekstur halus dan merata. Jenis kayu ini memiliki kekerasan sangat keras. Berat jenis rata-rata antara 0,83-1,15. Kayu ini digunakan sebagai lunas; 3) Kayu gofasa (Vitex cofassus) Ciri utama jenis kayu ini berwarna putih agak kelabu, kuning kelabu, kelabu ungu sampai kemerah-merahan. Bertekstur halus sampai agak kasar. Berat jenis rata-rata 0,74 dalam kisaran 0,57-0,93. Kayu ini dinilai sebagai bahan bangunan yang bermutu tinggi dan digunakan sebagai konstruksi lunas, dinding, dan balok-balok rangka; 4) Kayu jati (Tectona grandis) Jenis kayu ini berwarna kuning emas kecoklatan sampai coklat kemerahan, memiliki corak dekoratif yang indah. Teksturnya agak kasar sampai kasar dan tidak rata. Memiliki kekerasan agak keras. Berat jenis rata-rata 0,67 dalam kisaran 0,62-0,75. Kayu ini digunakan untuk semua bagian dari kapal, termasuk konstruksi lunas dan linggi kapal; 5) Kayu kereta (Swintonia griffith) Ciri utama jenis kayu ini berwarna coklat-kuning atau coklat merah pucat. Bercorak keras dan bertekstur agak keras. Permukaan mengkilap, berkesan raba licin. Kekerasan agak keras sampai keras. Berat jenis antara 0,67-0,79. Terutama digunakan untuk lunas dan badan kapal. 6) Kayu kempas (Koompassia malaccensis) Kayu ini memiliki ciri berwarna merah seperti bata, bercorak garis-garis kekuningan. Bertekstur kasar sampai sangat kasar. Berat jenis rata-rata 0,95 dalam kisaran 0,68-1,29. Berguna sebagai bahan konstruksi berat, dalam bidang perkapalan digunakan sebagai konstruksi lunas; dan 7) Kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) Ciri umum, teras berwarna kuning kecoklatan bila segar dan lambat laun berubah menjadi coklat tua kehitaman. Bercorak polos dan bertekstur agak kasar. Kayunya sangat keras dan termasuk kayu berat dengan rata-rata berat jenis 1,04 dengan kisaran 0,88-1,19. Digunakan sebagai bahan konstruksi berat dan bahan konstruksi di bawah laut seperti lunas.Penggunaan kayu sebagai material utama pembangunan sebuah kapal telah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu. Penggunaan kayu sebagai konstruksi kapal harus memperhatikan sifat-sifat kayu yang akan mempengaruhi proses pengerjaan, kekuatan dan umur operasional dari sebuah kapal kayu.

A. BAGIAN-BAGIAN KAYUKayu yang dipotong secara melintang akan menunjukkan bagian-bagian sebagai berikut :

Gubal

Hati KayuLingkar tahun

Teras

Gambar 1.1 Penampang melintang kayuKayu gubal adalah bagian kayu yang masih muda, terdiri dari sel-sel yang masih hidup dan terletak disebelah dalam kambium. Kayu gubal berfungsi sebagai penyalur cairan dan penimbunan zat-zat makanan.Kayu teras terbentuk dari perubahan sel-sel hidup pada lingkaran tahun bagian dalam. Terbentuknya kayu teras disebabkan oleh terhentinya fungsi sel-sel pada sisi dalam kayu gubal sebagai penyalur cairan dan proses lain dalam kehidupan kayu. Pada beberapa jenis kayu, kayu terasnya mengandung zat ekstraktif yang membuat kayu lebih awet dan berat.Lingkar tahun adalah garis-garis melingkar pada penampang melintang kayu yang menunjukkan perubahan musim hujan dan kemarau. Lingkar tahun ini dapat membantu untuk mengetahui umur sebuah kayu log/gelondongan. Lingkar tahun ini akan sangat penting dalam proses pembelahan kayu, karena terkait dengan perubahan bentuk kayu yang terkait dengan sifat kembang susut sebuah kayuHati kayu adalah bagian kayu yang terbentuk pada awal pertumbuhan kayu. Bagian ini cenderung lunak dan mudah terserang serangga atau cacat

B. PERSYARATAN KAYU UNTUK KAPAL (BKI 1996)Kayu sudah sejak lama digunakan sebagai material utama pembuatan kapal di Indonesia. Setiap daerah di Indonesia memiliki jenis-jenis kayu yang umum digunakan untuk kapal baik untuk keseluruhan konstruksi atau untuk bagian-bagian konstruksi tertentu dari kapal. Untuk menjamin kekuatan konstruksi dari kapal maka Biro Klasifikasi Indonesia menentukan persyaratan minimum yang harus dipenuhi agar kayu tertentu dapat digunakan untuk kapal. Persyaratan tersebut diantaranya :1. Berat jenis kayu yang digunakan untuk tiap konstruksi harus memenuhi berat jenis minimum sebagai berikut: Untuk lunas, linggi haluan, lingggi buritan, wrang, gading, balok buritan, tutup sisi geladak harus digunakan minimum dari kayu dengan berat jenis (BJ) 700 kg/m3; Bagian kulit luar, balok geladak, galar balok, lutut balok, dudukan mesin, kayu mati dan lain lain, jenis kayu yang digunakan mempunyai BJ minimum 560 kg/m3; Geladak dan galar bilga jenis kayu yang digunakan mempunyai BJ minimum 450 kg/m3. Berat kayu di atas berlaku untuk kayu dengan kadar air 15 %.

2. Mutu kayu yang digunakan untuk konstruksi-konstruksi penting harus memenuhi minimal kelas awet III dan kelas kuat III3. Bagian konstruksi di atas garis air seperti papan geladak, bangunan atas, ambang palkah, dan lainnya dibuat dari kayu yang telah kering udara. Untuk bagian di bawah garis air dapat dibuat dari kayu yang tidak begitu kering. Untuk kamar ikan harus dibuat dari kayu dengan kelembaban yang sangat tinggi.4. Kayu yang digunakan untuk konstruksi kapal yang penting harus baik, sehat, tidak ada cacat yang membahayakan dan harus memiliki sifat mudah dikerjakan5. Kayu yang digunakan harus tahan terhadap air, cuaca, serangga, dan jamur6. Kayu juga harus dalam kondisi kering dengan kelembaban maksimal sebesar 20%, pada kondisi ini diharapkan kembang susut kayu seminimal mungkin. Kayu harus dikeringkan segera setelah ditebang, karena dalam kondisi kayu kering akan menghilangkan organisme-organisme kecil yang biasa hidup dalam kayu basah yang dapat menyebabkan kerusakan pada kayu. Kayu yang tidak tahan terhadap perubahan kering-basah hanya dapat digunakan di bawah garis air seperti papan alas.

C. PEMBELAHAN KAYU LOGKayu yang digunakan sebagai konstruksi kapal kayu berbentuk balok dan papan sesuai dengan dimensi yang disyaratkan BKI. Balok dan papan yang digunakan diperoleh dari pembelahan kayu Log/Gelondongan. Pembelahan kayu log atau kayu gelondongan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) metode pembelahan berdasarkan arah pembelahan terhadap lingkar tahun kayu. Ketiga metode tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 1.2 Metode pembelahan kayu LogDari ketiga metode tersebut, BKI mensyaratkan penggunaan metode riftsawn dan quarter sawn untuk pembelahan papan atau balok yang akan digunakan untuk kapal dengan pertimbangan arah penyusutan kayu dan akibat dari penyusutan tersebut.Arah penyusutan pada arah melintang kayu (radial dan tangensial) adalah sebagai berikut:

Gambar 1.3 Arah penyusutan kayuJika memperhatikan arah penyusutan pada Gambar 3 diatas, terlihat bahwa penyusutan yang terjadi pada kayu sebagai akibat menguapnya kandungan air dalam kayu menyebabkan perubahan dimensi dan bentuk pada kayu. Penyusutan yang paling minimal dengan tanpa mengalami perubahan bentuk diperoleh pada papan atau balok dengan garis lingkar tahun yang tegal lurus arah pembelahan dan panjang garis lingkar tahun yang sama. Hal ini dapat diperoleh dengan pembelahan dengan metode Riftsawn dan Quartersawn

D. PENGERINGAN KAYUPengeringan kayu bisa dideskripsikan sebagai sebuah proses pengeluaran kandungan air di dalam kayu. Ukuran ideal proporsi air diukur dengan cara menentukan kandungan air atau moisture content (MC) di dalam kayu dalam ukuran persen (%). Proporsi yang baik adalah apabila MC berada pada level 8 - 12%. Kondisi ini mengindikasikan kayu dalam keadaan kering yang cukup dan baik sehingga kemungkinan menyusut sangat kecil. Keuntungan yang diperoleh apabila kayu dalam kondisi kering: Lebih ringan, dalam proses distribusi, perhitungan harga dan aspek lain ini berarti mengurangi biaya produksi. Lebih kuat, melalui beberapa cara pengetesan kekuatan kayu, kayu kering terbukti lebih kuat dari kayu basah. Lebih awet, kayu yang basah berarti terdapat air yang bisa menjadi tempat hidup makhluk lain seperti serangga, jamur dan mereka adalah musuh utama kayu. Pengerjaan lebih mudah: proses pengeleman akan lebih baik karena pada kayu kering berarti lem memiliki tempat untuk meresap ke dalam kayu. Mesin lebih awet karena kayu yang kering tidak membuat peralatan kerja yang pada umumnya terbuat dari logam menjadi berkarat. Proses finishing atau pelapisan akhir akan menjadi lebih baik tanpa adanya resiko penguapan setelah produk jadi.Teknologi pengeringan kayu saat ini yang cukup dikenal ada 4 jenis yaitu Solar Kiln, Conventional Kiln, Vacuum Kiln dan Dehumidification Kiln 1. Solar KilnAda beberapa tipe pengering kayu menggunakan tenaga matahari tapi pada dasarnya memiliki prinsip yang sama yaitu mengumpulkan energi panas matahari sehingga mencapai suhu tertentu dan suhu ini digunakan untuk mengeluarkan air dari dalam kayu.

Gambar di bawah menunjukkan contoh dari system pengeringan kayu yang menggunakan tenaga matahari (Solar Kiln)

Sumber : www.tentangkayu.com Gambar 1.4 Sistem pengering tenaga matahariKelemahan tipe pengering ini adalah kecepatan dan kapasitas pengeringan. Volume kayu dan lama pengeringan sangat tergantung dengan keberadaan panas matahari. Untuk di negara yang memiliki empat musim hal ini akan kurang menguntungkan tapi termasuk jenis pengeringan yang paling murah dalam hal investasi awal. Oleh karena itulah teknis ini lebih populer di negara yang memiliki 2 musim.2. Conventional KilnPengering Kayu Konvensional menggunakan uap air panas yang didorongkan ke dalam ruangan dan disirkulasikan oleh kipas ventilasi di dalamnya. Tipe pengeringan ini hanya mengalirkan uap panas dan kemudian mengalirkan keluar udara lembab melalui ventilasi yang terdapat di dalamnya. Proses ini menghasilkan hasil pengeringan dengan kualitas yang baik karena proses dilakukan secara bertahap dan stabil. Akan tetapi apabila dibandingkan dengan sistem lain tipe ini membutuhkan energi yang cukup besar, aliran uap air ke dalam ruangan pengering tidak boleh terhenti. Gambar di bawah menunjukkan contoh dari system pengeringan kayu yang menggunakan uap air panas atau udara panas yang dialirkan ke ruang pengeringan (conventional kiln) :

Sumber : www.tentangkayu.com Gambar 1.5 Sistem pengering konvensionalTeknis pengeringan ini paling dikenal di Indonesia dan negara asia lainnya. Terutama pada industri skala menengah ke bawah bahkan industri rumah tangga.3. Vacuum KilnProses berjalan dengan cepat, lebih cepat daripada pengering yang konvensional karena air di dalam kayu juga menguap dengan cepat sekali. Ini adalah keunggulan sistem pengeringan vacuum dibanding dengan yang lain dan masih tetap menghasilkan kualitas yang baik pada kayu yang dikeringkan.

Gambar 1.6 Sistem pengering vacuum (Sumber : www.tentangkayu.com)Kekurangannya adalah pada ukuran kayu yang dikeringkan tidak bisa besar karena kapasitas vacuum kiln (tabung) cukup terbatas. Volume total dalam sekali proses juga jauh lebih kecil daripada kiln konvensional. Sistem ini mutlak membutuhkan operator yang berkualitas karena tidak boleh ada kesalahan sama sekali dan berbiaya operasional cukup besar dibandingkan kiln konvensional. Lagipula biaya investasinya juga besar, bisa 3 hingga 4 kali investasi kiln dry konvensional. Ketika waktu dan lingkungan menjadi prioritas utama, vacuum kiln adalah pilihan terbaik. Menggunakan tenaga listrik yang tidak menimbulkan polusi udara sebagaimana kiln konvensional yang menggunakan kayu atau gas untuk pembakaran.4.Dehumidification KilnSebagai satu-satunya keunggulan sistem ini adalah karena dehumidificaton kiln mendaur ulang suhu udara panas di dalam ruangan pengering untuk berputar kembali melalui sela-sela tumpukan kayu. Ini berarti penghematan energi panas yang pada sistem kiln konvensional senantiasa mengalir tanpa henti. Kalau di sistem konvensional udara lembab yang berasal dari penguapan air dari dalam kayu disalurkan/dibuang keluar melalui ventilasi output, maka dalam dehumidification kiln udara tersebut dialirkan melalui koil pendingin sehingga uap air terurai kembali. Air yang terurai dialirkan melalui saluran khusus pembuangan dan udara panas mengalir kembali ke dalam ruangan pengering. Apabila suhu udara berlebih di dalam ruangan, ada fan khusus yang akan mengalirkan suhu tersebut keluar. Waktu pengeringan tidak berbeda dengan kiln jenis konvensional, dan cara penanganannya-pun cukup mudah.

E. CACAT PADA KAYUCacat kayu merupakan kondisi dimana kayu mengalami perubahan dalam hal bentuk dan atau kekuatan yang disebabkan karena faktor alam yaitu pengaruh lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan kayu dan faktor dari luar tumbuhan baik biologis (serangga, jamur, cacing laut) maupun non-biologis (fisik, mekanik, kimia). Beberapa cacat kayu dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Cacat mata kayuMata kayu merupakan cacat yang terbentuk dari bagian cabang yang berada di dalam kayu atau cabang yang tidak tumbuh yang selanjutnya ditutup oleh kayu berikutnya.Mata kayu dapat dibedakan :a. Mata kayu sehat : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuh kukuh dan rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dibandingkan dengan kayu sekitarnya.b. Mata kayu lepas : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya pada proses pengerjaan, mata kayu ini akan lepas namun tidak ada gejala busuk.c. Mata kayu busuk : mata kayu yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan dan bagian-bagian kayunya lunak atau lapuk, berlainan dengan bagian-bagian kayu lainnya

2. Cacat Pecah dan BelahPada kayu log atau gelondongan sering terlihat adanya serat-serat yang terpisah memanjang;Berdasarkan ketentuan pengujian kayu, maka : jika lebar terpisahnya serat 2 mm, dinamakan retak. Lebar terpisahnya serat 6 mm, dinamakan pecah Lebar terpisahnya serat 6 mm, dinamakan belahPenyebab terjadinya cacat pecah dan belah, diantaranya : Ketidakseimbangan arah penyusutan pada waktu kayu menjadi kering. Tekanan di dalam tubuh kayu yang kemudian terlepas pada waktu kayu ditebang. Kesalahan dalam teknik penebangan atau menimpa benda-benda keras pada saat penanganan pasca penebangan.

3. Pecah busur dan pecah gelangPecah busur adalah pecah yang mengikuti arah lingkaran tumbuh, bentuknya kurang dari setengah lingkaran. Sedangkan pecah gelang adalah kelanjutan dari pecah busur yang kedua ujungnya bertemu membentuk lingkaran penuh atau lebih dari setengah lingkaran. Penyebab terjadinya cacat pecah busur atau pecah gelang, diantaranya : Ketidakseimbangan dalam penyusutan pada waktu kayu mengering. Tegangan di dalam kayu yang terlepas secara tiba-tiba pada saat penebangan.

4. Cacat Hati rapuhHati adalah pusat lingkaran tumbuh kayu. Cacat hati rapuh merupakan tanda khas yang umum dimiliki kayu daun lebar yang umum tumbuh didaerah tropis, seperti : meranti. Bagian kayu yang rapuh umumnya menunjukkan tanda-tanda berkurangnya kekerasan dan kepadatan, namun hati rapuh yang dimaksud tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan yang nyata.Cacat hati rapuh mengurangi kekuatan terhadap kayu. Cacat ini akan menyulitkan proses pembuatan finir secara rotary (pengupasan) karena tidak adanya kekuatan dari sumbu mesin untuk mencengkram kayu log tersebut.

5. Cacat Arah seratBeberapa jenis kayu seperti lara, kesambi, memiliki serat yang berpadu sehingga kayu sulit dikerjakan (misalnya pada proses ketam) dan hal ini dianggap merugikan, namun mempunyai keteguhan belah yang tinggi. Jenis kayu ini mempunyai serat yang melintang artinya tidak sejajar dengan sumbu batang dan jenis serat semacam ini akan mengurangi keteguhan kayu.

6. Cacat akibat jamur penyerang kayuJamur penyerang kayu dapat dibedakan menjadi : jamur pembusuk kayu jamur pelapuk kayu jamur penyebab noda kayuPada tahap permulaan serangan jamur akan mengakibatkan timbulnya kerapuhan kayu yang nyata, cenderung kayu akan mengalami patah secara mendadak jika diberi beban dengan perubahan bentuk sedikit serta patahan halus tidak berserpih. Untuk jamur penyebab noda kayu, secara umum sedikit sekali pengaruhnya terhadap kekuatan kayu dan biasanya tidak menurunkan kekuatan yang besar, pengaruh terbesar adalah mengurangi keindahan, akibat timbulnya warna-warna yang kotor.7. Cacat akibat serangga perusak kayuJenis serangga perusak kayu, diantaranya : rayap, kumbang kayu, dan bubuk kayu. Kayu merupakan makanan dan tempat tinggal serangga tersebut, sehingga jelas bahwa serangga-serangga tersebut akan membuat lubang-lubang terowongan didalam kayu yang mengakibatkan kekuatan kayu akan berkurang.

8. Lubang gerek dan lubang cacing lautLubang gerek adalah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh serangga penggerek sedangkan lubang cacing laut adalah lubang-lubang yang disebabkan oleh cacing laut.Lubang gerek yang kecil hanya akan mengurangi keindahan kayu saja, tetapi jika banyak akan mengakibatkan menurunnya kekuatan kayu, bahkan kayu tidak bisa dimanfaatkan lagi. Begitu halnya dengan lubang cacing.

Gambar 1.7 Beberapa cacat pada kayu

F. KELAS KUAT DAN AWET KAYUKelas kuat dan kelas awet pada kayu adalah pengklasifikasian terhadap kayu yang didasarkan pada sifat fisis dan mekanis sebuah kayu. Kelas kuat kayu didasarkan pada sifat mekanik satu jenis kayu dalam menerima beban yaitu berupa kuat lentur dan kuat tekan. Sementara kelas awet kayu ditentukan dari seberapa lama satu jenis kayu dapat bertahan dalam satu kondisi lingkungan tertentu. Tabel berikut menunjukkan pengklasifikasian kayu berdasarkan kelas awet dan kelas kuat,

Tabel 1.1 Kelas awet dan kelas kuat kayu

Sumber : BKI Kayu 1996

G. TABEL JENIS KAYU UNTUK KAPAL KAYU Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) untuk kapal kayu telah mencatat 76 jenis kayu yang umum digunakan sebagai bahan pembangunan kapal kayu. Tiap daerah di Indonesia umumnya memiliki jenis kayu yang mudah didapatkan di daerah tersebut dan selanjutnya digunakan sebagai material pembuatan kapal kayu. Contoh tabel kayu dalam BKI Kayu 1996 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Jenis kayu untuk konstruksi kapal kayu

Sumber : BKI Kayu 1996

2.4.4 Rangkuman2.4.5 Tugas2.4.6 Lembar Jawaban Tugas2.4.7 Tes Formatif2.4.8 Lembar Jawaban Tes Formatif2.4.9 Lembar Kerja Peserta Didik

2.7 RENCANA UMUM (GENERAL ARRANGEMENT) KAPAL KAYU2.5.1 Deskripsi Materi Pembelajaran2.5.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran2.5.3 Uraian MateriPembangunan kapal kayu akhir-akhir ini semakin meningkat, khususnya kapal yang berukuran diatas 100 GT yang difungsikan sebagai kapal wisata (Dewa dan Muhammad, 2010). Kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tersedia dalam berbagai macam spesies di negara tropis seperti Indonesia. Sebagai bahan konstruksi kapal, kayu mempunyai sejumlah keunggulan dibanding material baja yang diantaranya adalah: ringan, mudah dalam pengerjaan, dapat di daur ulang, memiliki nilai estetika yang tinggi serta relatif ekonomis. Bahan kayu untuk bangunan kapal harus memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan dengan pengunaan secara umum. Hal tersebut dikarenakan bangunan kapal berada di air, selain itu kayu yang dipergunakan harus dapat menahan seluruh beban yang ditimbulkan oleh kapal baik beban internal (beban kapal itu sendiri) maupun beban ekternal (beban gelombang atau arus laut). Sehingga kayu yang digunakan harus awet, kuat, dan kelembaban tertentu. Biro Klasifikasi Indonesia pada tahun 1996 telah mengeluarkan peraturan dan konstruksi kapal kayu. Peraturan tersebut berisi ketentuan dimensi dan jenis-jenis kayu yang dipergunakan. Di Indonesia para pembuat kapal kayu tradisional sudah melakoni profesinya secara turun temurun selama bergenerasi. Teknologi pembangunan dikatagorikan masih sangat sederhana dan terbilang unik. Jika teknologi pembangunan kapal secara modern umumnya diawali dengan peletakan lunas, pemasangan linggi, gading, balok geladak, galar dan terakhir pemasangan lajur kulit serta papan geladak (BKI, 1996). Namun pembangunan kapal secara tradisional kapal dibangun dimulai dari peletakan lunas, pemasangan linggih dan balok tegak/poros, lajur kulit, gading (secara bersamaan), galar, balok geladak, dan papan geladak. Dari perbedaan cara dalam pembangunan kapal, hal tersebut menunjukan bahwa: cara tradisi lebih mementingkan kekuatan kulit yang dipasang secara utuh yang kemudian didukung dengan pemasangan rangka (gading dan galar) dengan jarak relatip kecil, sedangkan cara modern mengutamakan kekuatan pada keutuhan rangka (gading dan galar) meskipun dengan jarak yang relatip besar. Kedua sistem masing-masing mempunyai kekuatan yang kokoh, walaupun prinsip pembangunan berbeda.

Kapal Kayu Tradisional Kapal kayu tradisional, adalah kapal yang di bangun berdasarkan kepiawaian pengrajin tempatan yang berada di sepanjang pantai pulau Sulawesi bagian barat dan selatan (seperti: Takalar, Bulukumba, Sinjai, Bone, Palopo dan Majene). Kapal dibangun tanpa gambar garis air (lines plan), tidak seperti halnya kapal yang dibangun secara modern. Semuanya berdasarkan kepada tradisi dan daya ingat para pengrajin dalam menentukan bentuk badan kapal dan konstruksinya. Namun, bahan kayu yang digunakan untuk konstruksi kapal umumnya dipilih dari kayu yang cukup kuat dan memiliki daya tahan terhadap ombak laut. Misalnya kayu besi digunakan untuk lunas dan linggi, serta kayu Bitti digunakan untuk gading (Taufiqurrahman dan Muhammad, 2004) (Dewa dan muhammad, 2010). Teknik pembangunan kapal kayu tradisional terdapat dua jenis keunikan yaitu: 1) Teknik yang umum dalam pembangunan kapal adalah dimulai dengan pemasangan gading (rangka badan kapal) dan kemudian pemasangan kulit. Tetapi di Sulawesi pembangunan kapal didahului dengan pemasangan kulit dan kemudian diikuti dengan pemasangan gading (rangka badan kapal). 2) Pemasangan kulit terhadap gading (rangka badan kapal) dipasang dengan mengunakan paku kayu sementara sambungan antara papan kulit dengan menggunakan pasak. Tahapan pembangunan kapal kayu sebagai berikut: 1) Lunas dipasang menggunakan sebuah kayu utuh dengan tujuan memberikan kekuatan memanjang kapal, 2) Pemasangan linggi haluan dan buritan yang bertumpuh langsung pada kekuatan lunas, 3) pemasangan kulit kapal yang diatur dari bawah kemudian keatas badan kapal, 4) Pemasangan gading (rangka badan kapal) dengan jarak 30 40 cm, 5) pemasangan rangka geladak kapal yang bertumpuh pada konstruksi memanjang kapal. 6) Pemasangan tiang layar (muka dan belakang) dan 7) pemasangan daun kemudi sisi. Umumnya kapal tradisional tersebut dilengkapi dengan mesin pengerak kapal ( single engine dan single propeller) Selanjutnya sejumlah sebutan dimensi kapal yang digunakan dalam menentukan dimensi besaran kapal yang umum digunakan dalam pembangunan kapal kayu adalah sebagai berikut: Panjang dek, Panjang lunas, Tinggi kapal, sedangkan dimensi sarat ditentukan kemudian setelah kapal dioperasikan (disesuaikan dengan jenis muatan) termasuk koefisien blok kapal disesuaikan dengan kelengkunan kayu dibentuk semasa pembuatanya. Sehingga kapal kayu memiliki dimensi yang agak spesifik jika dibanding dengan kapal modern.

Rencana Umum (General Arrangement)

2.5.4 Rangkuman2.5.5 Tugas2.5.6 Lembar Jawaban Tugas2.5.7 Tes Formatif2.5.8 Lembar Jawaban Tes Formatif2.5.9 Lembar Kerja Peserta Didik

2.8 MENGGAMBAR POTONGAN KAPAL2.6.1 Deskripsi Materi Pembelajaran2.6.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran2.6.3 Uraian MateriKomponen KonstruksiKapal kayu tradisional memiliki sejumlah komponen utama konstruksi. Komponen- konstruksi tersebut antara lain lunas, linggi haluan dan buritan, gading, galar, geladak, dan kulit luar (lihat gambar 1).

a. Lunas Lunas (keel) merupakan komponen konstruksi bagian bawah kapal. Beban kapal sebagian besar bermuara pada konstruksi ini. Lunas dibuat menerus dari linggi buritan sampai ke linggi haluan. Dimensi lunas ditentukan oleh besaran kapal. Untuk kapal kecil, lunas dapat dibuat dari satu bagian saja, sedangkan untuk kapal besar lunas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian bawah disebut lunas luar dan bagian atas disebut lunas dalam. Sambungan pada Linngih haluan dan lunas diperkuat dengan balok lutut. b. Linggi Haluan dan Buritan Linggi haluan dan buritan merupakan lanjutan konstruksi dari lunas. Fungsi linggi antara lain: i) berfungsi menghubungkan papan kulit bagian kiri dan kanan, ii) menghubungkan galar galar pada kedua sisi kapal, iii) sebagai bantalan bawah untuk poros kemudi (sepatu kemudi). iv) sebagai tabung poros buritan (untuk berbaling baling). Bagian bagian linggi buritan adalah telapak linggi yang merupakan lanjutan lunas, linggi baling baling yang tegak lurus lunas, linggi kemudi yang memegang kemudi serta kayu mati dan kayu pondasi. c. Gading dan Papan Kulit Luar Fungsi gading adalah menghubungkan papan kulit antara satu papan dengan papan lainnya, secara struktur konstruksi gading berfungsi memperkuat kulit luar pada arah melintang untuk menahan beban ekternal (air) dan muatan diatas palka. Gading dapat dibuat secara tunggal (gading tunggal) ataupun secara ganda (gading ganda). Gading tunggal biasanya terdiri dari bagian kiri dan bagian kanan yang dihubungkan dengan wrang. Gading ganda umumnya menerus melewati tengah kapal dan dibagian tengah dibuat meninggi. Tingginya diambil sama dengan tinggi wrang pada gading tunggal. Jarak gading diukur dari tengah gading yang satu ke tengah gading berikutnya, dan jarak ini ditentukan berdasarkan daerah pelayaran kapal yang bersangkutan. d. Galar Galar adalah salah satu komponen konstruksi yang dipasang memanjang dari linggi haluan hingga linggi buritan. Letaknya bersilangan antara gading dan balok geladak. Komponen galar terdiri atas 2 bagian yaitu galar balok dan galar kim. Galar balok terletak (dilekatkan) dibawah balok geladak dan disamping gading. Sedangkan galar kim terletak (dilekatkan) didaerah lajur bilga yang dipasang secara memanjang mulai dari linggi haluan hingga linggi buritan. e. Geladak dan Balok Geladak Fungsi geladak adalah lantai yang dapat dimanfaatkan untuk aktifitas di atas kapal. Sejumlah konstruksi umumnya terletak diatas geladak antara lain: i) bangunan atas, ii) lubang palka, dan lain-lain. Ditinjau dari segi jumlahnya, geladak terdiri atas geladak tunggal dan geladak ganda. Untuk kapal yang hanya memiliki satu geladak yaitu geladak terbuka maka dinamakan geladak tunggal. Geladak diperkuat oleh balok geladak, dengan demikian papan geladak satu dengan lainnya dapat dihubungkan, selain itu balok geladak dapat memperkuat geladak pada arah melintang. Untuk daerah bagian ambang palka, balok geladak dipasang dari gadinggading sampai pada penumpu samping palka, balok geladak dipasang dari sisi kiri sampai sisi kanan. Peraturan Konstruksi Berdasarkan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dalam buku Peraturan Biro Klasifikasi dan Konstruksi Kapal Laut, penentuan dimensi bagian konstruksi didasarkan atas jenis kayu sebagai berikut: a. Untuk lunas, linggi haluan dan buritan, wrang, gading, balok buritan, tutup isi geladak :kayu dengan berat jenis minimum 700 kg/cm3. Untuk gading yang berlapis (laminasi), lapisan tengah boleh dibuat dari kayu yang lebih ringan (minimum 450 kg/cm3), dengan ketentuan tebal seluruhnya dari lapisan tengah tidak boleh melebihi 30% tebal gading-gading. b. Untuk papan kulit luar, balok geladak, galar balok, lutut balok, penumpu geladak, dudukan mesin, kayu mati: kayu dengan berat jenis minimum 560 kg/cm3. c. Untuk geladak dan galar bilga: kayu dengan berat jenis minimum 450 kg/cm3. d. Berat kayu tersebut diatas (butir a, b, c dan d) berlaku untuk kayu dengan kelembaban sebesar 15%. e. Kayu yang dipergunakan untuk bagian konstruksi harus baik, sehat dan tidak ada celah serta tidak ada cacat yang dapat membahayakan dan memiliki sifat yang mudah dikerjakan. f. Bagian konstruksi diatas garis air, umpamanya papan samping (dari kulit), geladak, bangunan atas, ambang palka dan lain-lain, dan juga bagian konstruksi di dalam badan kapal harus dibuat dari kayu yang telah kering udara. Selanjutnya bagian konstruksi di bawah garis air boleh digunakan kayu yang tidak begitu kering. Geladak, ruang ikan harus dibuat dari kayu yang agak besar kelembabannya.

Mutu Kayu Sawedy (2005) kayu yang baik dengan ciri-ciri kayu sebagai berikut : i) Serat dari kayu halus dan padat, letak seratnya tidak berbelok-belok. ii) Tidak terdapat mata kayu, sebab sebab bila ada maka mata kayu akan mudah membusuk atau lapuk. iii) Tidak mudah retak bila mendapat tekanan (seperti halnya tekanan air dan gelombang). iv) Tahan terhadap matahari bila sewaktu-waktu kapal naik dock.

Menurut Tsoumiis (1991) sifat mekanik kayu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah: kadar air, kerapatan, struktur, temperatur, lama pembebanan dan cacat kayu. Pada umumnya kekuatan, kekerasan, dan sifat mekanik lainnya adalah berbanding lurus dengan berat jenisnya (PKKI,1961). Tabel 2 menunjukan kelas kuat kayu berdasarkan keteguhan lengkung dan kekuatan tekan kayu.

Kekuatan kayu terhadap gaya tekanan (sejajar serat) disebut daya tegang kayu. Tegangan adalah gaya yang tersebar persatuan luas dan dinyatakan dalan psi (pon per inci persegi) atau dalam Pascal (newton per meter kuadrat). Apabila suatu gaya dikenakan pada suatu benda, maka akan terjadi tegangan-tegangan internal. Tegangan ini memiliki atau mengubah bentuk ukuran benda tersebut. Perubahan panjang per satuan panjang dalam arah tekanan disebut regangan. Sedangkan berdasarkan nilai MOE (Modulus of Elasticity) Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (1961) membagi kekuatan kayu Indonesia dalam empat kelas kuat seperti pada Tabel 3.

Model Sambungan Gambar 4 menunjukan konstruksi linggih haluan kapal sampel, konstruksi linggih terbagi atas dua bagian konstruksi dengan penyambungan bibir miring. Penyambungan linggih haluan dan lunas pada bagian siku dengan mengunakan kayu utuh, hal tersebut akan memperkuat konstruksi linggih. Gambar 5 menunjukun konstruksi buritan, konstruksi buritan difungsikan sebagai tabung poros propeler dan bagian atas konstruksi difungsikan sebagai dudukan kemudi. Konstruksi tabung poros disusun dari kayu utuh selebar lunas. Konstruksi sepatu kemudi mengunakan kayu menerus dari lunas. Keseluruahan konstruksi dengan jenis dan ukuran yang sejenis, kecuali konstruksi lunas dengan ukuran yang lebih besar

Gambar 6 dan 7 menunjukan konstruksi sambungan gading dengan gading, gading dengan kulit dan kulit dengan kulit baik secara memanjang maupun melebar. Sambungan gading dengan gading mengunakan sambungan miring dengan bahan kayu bitti. Sambungan gading dengan kulit mengunakan mur stanless dengan jarak yang sesuai. Selanjutnya konstruksi sambungan kulit dengan kulit, khusus sambungan memanjang dengan mengunakan bibir miring dan untuk yang melebar dengan mengunakan pasak yang diantarai dengan kulit kayu agar kedap terhadap air.

2.6.4 Rangkuman2.6.5 Tugas2.6.6 Lembar Jawaban Tugas2.6.7 Tes Formatif2.6.8 Lembar Jawaban Tes Formatif2.6.9 Lembar Kerja Peserta Didik

BAB 3 DESAIN KONSTRUKSI KAPAL KAYU

3.1 KONSTRUKSI MELINTANG KAPAL KAYU3.1.1 Deskripsi Materi Pembelajaran3.1.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran3.1.3 Uraian MateriA. Potongan MelintangGading-gading Kapal Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), gading-gading adalah rangka atau penguat kontruksi kapal secara melintang sekaligus tempat melekatnya kulit atau lambung kapal agar bentuk kapal tidak berubah. Gading-gading berfungsi untuk menghubungkan papan kulit luar satu dengan lainnya dan juga memperkuat kulit luar pada arah melintang. Bersama papan kulit, gading-gading menahan tekanan air dan muatan di palka. Pada umumnya, galangan kapal di Indonesia membangun kapal dengan pemasangan papan kulit luar terlebih dahulu. Pemasangan gading-gading dilaksanakan setelah papan kulit terluar dipasang. Hal ini mengakibatkan ketidaksimetrisan kapal karena gading-gadinglah yang dibuat mengikuti papan kulit kapal. Konstruksi gading-gading lengkung dibuat dari kayu yang arah seratnya sejalan dengan bentuk gading-gading. Apabila kayu tersebut tidak cukup panjang, maka gading-gading dapat disambung. Gading-gading dapat berupa gading tunggal atau gading ganda. Gading tunggal adalah gading-gading yang terdiri dari satu bagian dan gading-gading ganda adalah gading-gading yang terdiri dari dua bagian yang menempel. Gading-gading ganda terdiri atas gading-gading kiri dan kanan yang disatukan di bagian bawah dengan menggunakan wrang (floor). Wrang disambung dengan gading-gading dan lunas kapal menggunakan baut. Selain itu wrang juga dihubungkan dengan lunas menggunakan baut-baut. Wrang di bawah pondasi mesin harus diperkuat dengan menambah tinggi dan tebal wrang (Soekarsono, 1994 dalam Ayuningsari, 2007). Konstruksi gading-gading dan wrang kapal kayu seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Konstruksi gading-gading bagian haluan, midship dan buritan dapat dilihat pada Gambar 8.

Gading adalah konstruksi pada kapal yang memiliki peranan yang sangat penting. Menurut (Soegiono, 2006) dalam (Ayuningsari, 2007), gading-gading adalah salah satu anggota kerangka kapal melintang yang dipasang pada sisi kapal mulai dari bilge sampai geladak atau dari geladak sampai geladak di atasnya. Gading-gading merupakan tempat melekatnya kulit atau lambung kapal agar bentuknya tidak berubah. Selain sebagai tempat melekatnya kulit atau lambung kapal, gading-gading juga berfungsi sebagai tempat melekatnya galar dan sekaligus sebagai penumpu balok geladak kapal. Gading-gading dapat dibuat dari gading-gading tunggal dan gading-gading ganda. Gading-gading tunggal biasanya terdiri dari bagian kiri bagian kanan dihubungkan dengan wrang. Gading-gading ganda umumnya menerus melewati tengah kapal dan di bagian tengah dibuat meninggi. Tingginya diambil sama dengan tinggi wrang pada gading-gading tunggal. Pada konstruksi gading kapal kayu tidak terdapat gading alas dan gading balik. Gading-gading kapal kayu dibuat dari kayu yang melengkung secara alami, sehingga mudah untuk membentuknya, seperti terlihat pada (Gambar 3.1). Hal ini juga memperkuat konstruksi kapal karena arah serat kayu tidak ada yang berpotongan.

Gambar 3.1 Kayu yang melengkung untuk dijadikan gading kapal.

Adapun persyaratan untuk gading-gading pada kapal kayu adalah sebagai berikut: a) Tebal gading dalam kamar mesin dan sekitar tiang layar harus diperbesar 20% dari ukuran yang diisyaratkan. b) Untuk gading lengkung dapat digunakan bahan dari kayu yang urat-uratnya yang sejalan dengan bentuk gadingnya. Bilamana kayu tersebut tidak cukup panjang, maka gading-gading dapat disambung. (Peraturan Konstruksi Kapal Kayu BKI, 1996). Gading kapal baja tentunya berbeda dengan gading kapal kayu, hal ini ditunjukkan dari struktur kedua gading tersebut. Satu terbuat dari baja dan satunya lagi terbuat dari kayu. meskipun demikian, dari segi fungsi tentu keduanya memiliki fungsi dan peranan yang sama, yaitu sebagai salah satu komponen kerangka kapal.

Peran dan Fungsi Gading pada Kapal Kayu Dalam hal kekuatan keseluruhan bentuk kapal ditentukan oleh kerangka kapalnya. Kerangka tersebut haruslah baik dan kuat, agar dapat menahan beban yang diberikan padanya. Kerangka yang dimaksud adalah gading-gading yang juga merupakan tempat melekatnya kulit atau lambung kapal agar bentuknya tidak berubah atau dengan kata lain mempertahankan bentuk melintang kapal. Tidak hanya baik dan kuat, gading tersebut harus dapat dibentuk, sehingga memudahkan untuk menyesuaikan bentuk bodi kapal yang dibaut. Selain sebagai tempat melekatnya kulit atau lambung kapal, gading-gading juga berfungsi sebagai tempat melekatnya galar dan sekaligus sebagai penumpu balok geladak kapal. Sebagai tempat melekatnya kulit, gading juga harus mampu menempel atau melekat dengan baik pada masing-masing kulit. Agar dapat melekat dengan baik, pengikatan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara, yaitu dengan dipasak, dibaut, dipaku, dipasangi sekrup dan lain sebagainya. Guna memaksimalkan fungsi kerangka gading serta memperkuat konstruksi gading, maka dipasanglah galar. Galar dipasang pada bagian dalam kapal dan melekat pada gading. Konstruksi Gading Kapal Kayu Gading merupakan struktur rangka dari kapal yang menguatkan bagian lambung kapal dan membentuk badan kapal. Menurut (Soegiono, 2006), gading-gading biasa disebut frame. Dengan demikian, maka gading-gading harus kuat dan sambungannya harus minim atau lebih baik lagi jika tanpa sambungan agar diperoleh kekuatan yang besar (Ayuningsari, 2007). (Pasaribu, 1987) menjelaskan bahwa sistem konstruksi dengan kayu tanpa sambungan akan memberikan beban konstruksi yang merata. Hal tersebut menjadikan badan kapal secara keseluruhan menjadi lebih kuat dan gading-gading sebagai rangka kapal berfungsi dengan baik. Selain itu, dapat menghindari kelemahan-kelemahan sifat kayu yang non-isotropic (mempunyai sifat-sifat mekanis tidak sama ke berbagai arah). Sedangkan sistem konstruksi gading-gading kapal yang menggunakan kayu sambungan akan menimbulkan kelemahan akibat lubang baut dan mengurangi luas penampang. Nama gading-gading disesuaikan menurut tempatnya. Gading-gading yang terletak di sekitar haluan disebut gading haluan. Gading yang terletak pada tempat yang terlebar dari kapal disebut gading besar dan gading yang terletak di sarung poros baling-baling disebut gading kancing. Jumlah gading-gading disesuaikan dengan ukuran kapal dan diberi nomor urut mulai nol yang dimulai dari belakang.

Gambar 1.10 Konstruksi gading tunggal

Gambar 1.11 Konstruksi gading berganda

Gading-gading kapal dibuat dari kayu yang melengkung secara alami. Hal ini akan memperkuat konstruksi kapal karena arah serat kayu tidak ada yang berpotongan. Kayu yang digunakan pada pembuatan gading-gading berasal dari pohon yang belum cukup tua. Pohon ini memiliki kandungan kayu juvenil yang cukup besar. Hadikusumo (2000) menjelaskan bahwa apabila suatu sortimen mengandung kayu juvenil yang bercampur dengan kayu dewasa, maka sortimen tersebut akan mengalami pelengkungan setelah kering. Gading-gading berfungsi untuk menghubungkan papan lambung satu dengan yang lainnya dan memperkuat papan lambung pada arah melintang yaitu bersama-sama dengan papan lambung menahan tekanan air dari luar dan dari muatan palka. Gading-gading dapat terdiri dari satu bagian yang disebut gading tunggal dan dapat juga terdiri dari dua bagian yang menempel, disebut gading-gading ganda. Antar gading kiri dan kanan disatukan di bagian bawah dengan menggunakan wrang. Wrang disambung dengan gading-gading dan lunas menggunakan baut (Ayuningsari, 2007). Konstruksi gading-gading dan wrang kapal kayu dapat dilihat seperti gambar di bawah ini:

Konstruksi gading bagian haluan cenderung berbentuk V guna mengurangi tahanan kapal, sedangkan bagian tengah hingga buritan, gading kapal berbentuk ekstrim U, seperti dapat dilihat pada (Gambar 3).

Gambar 1.12 Konstruksi gading steam-bent frame dan sawn frame

3.1.4 Rangkuman3.1.5 Tugas3.1.6 Lembar Jawaban Tugas3.1.7 Tes Formatif3.1.8 Lembar Jawaban Tes Formatif3.1.9 Lembar Kerja Peserta Didik

3.2 KONSTRUKSI MEMANJANG KAPAL KAYU3.4.1 Deskripsi Materi Pembelajaran3.4.2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran3.4.3 Uraian Materi

Gambar 1. Rakit yang terbuat dari kayu dan bambu 1Bermula dari hanya menggunakan sebatang atau beberapa batang batang pohon yang bisa mengapung seperti kayu, bambu, atau pohon pisang yang diikat menjadi satu yang disebut rakit atau getek (bahasa betawi). Rakit awalnya hanya digunakan untuk mengapungkan manusia untuk mencari ikan atau berburu. Untuk bergerak dengan mengikuti arus/aliran air, ditarik dari darat, menggunakan tali yang diikatkan ke darat, tangan yang dikayuhkan, kayu/bambu yang panjang (galah) yang ditekankan ke dasar perairan. Sejarah kemudian mencatat alat transportasi air ini kemudian mulai berkembang dengan dibuatnya kano (canoe dugout) yaitu perahu dari sebatang kayu besar yang dilubangi bagian tengahnya dan dilapisi kulit hewan agar air tidak merembes ke dalamnya. Kano berukuran kecil dan sempit dengan lunas yang bulat. Dibeberapa daerah kano disebut juga kayak, meski ada perbedaan tertentu dalam bahan pembuatnya. Untuk menggerakkan kano digunakan alat bantu penggerak berupa galah atau dayung yang terbuat dari kayu berkapala satu atau ganda. Kepala dayung berukuran lebih lebar untuk mendapatkan tahanan air lebih besar. Suku Eskimo dikenal merupakan masyarakat yang menggunakan alat transportasi ini. Kano suku Eskimo berukuran kecil dan tertutup bagian atasnya agar air tidak mudah masuk. Sedangkan penduduk pasifik barat laut

dikenal sangat ahli dalam membuat kano yang digunakan untuk transportasi dan mencari ikan di pantai. Mereka membuat kano yang berukuran panjang 18 meter. Gambar 2. Suku di Pasifik sedang membuat kano dugout (kiri). Suku Eskimo membuat kano yang tertutup bagian atasnya (kanan) 1 Selain menggunakan kayu, Pada 7.000 SM, masyarakat mesir kuno menggunakan batang semacam buluh yang dinamakan papyrus untuk membuat perahu. Batang papyrus diikat kuat menjadi satu dan dibentuk serupa perahu. Sedangkan di Inggris, dibuat semacam perahu yang disebut coracle yang dibuat dari kayu willow. Bangsa lain yang membuat coracle adalah India, Indian, Vietnam, dan Thailand. Bangsa Vietnam dan Thailand membuat coracle dari anyaman bambu. Agar tidak bocor, coracle diberi resin dan minyak kelapa. Gambar 3. Perahu dari batang pohon papyrus 1 Gambar 4. Coracle dari Inggris dan Asia 1 Di Indonesia, tercatat ada beberapa daerah yang telah sejak dahulu menggunakan kano antara lain Papua dan Maluku. Kano dari Papua dibuat cukup panjang sehingga dapat dinaiki oleh beberapa orang. Namun umumnya yang menggunakannya dalam posisi berdiri. Gambar 5. Kano atau sampan yang ada di Indonesia 1 13 Selanjutnya seiring dengan pengetahuan manusia yang semakin meningkat, termasuk ditemukan alat bantu untuk memotong, dan membelah kayu, maka dibuatlah perahu yang lebih besar agar dapat mengangkut dalam jumlah yang lebih banyak dan dapat menjelajah lebih jauh. Pada masa ini perahu tidak lagi dibuat dengan sebatang kayu utuh, tetapi sudah dibuat dari lembaran-lembaran kayu yang lebih tipis yang disambung-sambung. Beberapa jenis kayu yang digunakan untuk membuat perahu antara lain kayu ek, cemara, ash atau elm. Perahu kecil atau sampan tersebut memiliki bagian tengah dan lunas yang lebih lebar sehingga dapat mengangkut lebih banyak dan tidak mudah terbalik. Selanjutnya digunakan juga cadik, alat tambahan pada perahu yang berguna untuk keseimbangan agar tidak mudah terbalik. Cadik lebih banyak digunakan untuk perahu yang berlayar di lautan yang memiliki gelombang besar. Gambar 6. Sampan, perahu kecil dengan alat penggerak berupa dayung 1 Untuk menggerakan sampan digunakan dayung tunggal atau ganda atau galah panjang. Posisi penggunanya bisa berdiri atau duduk. Sampan atau perahu yang lebih besar kemudian dibuat agar bisa mengangkut barang dan orang dalam jumlah banyak, serta dapat menjelajah lebih jauh. Salah satu yang terkenal adalah perahu naga dan gondola. Sekarang ini perahu naga digunakan sebagai salah satu sarana olahraga yang dipertandingkan ditingkat dunia. Pada tahun 1697, penjelajah Inggris mencatat bahwa suka bangsa Polynesia telah menggunakan sampan berlambung dua yang disebut catamaran dan tiga yang disebut trimaran.

Gambar 7. Gondola (atas) dan perahu (bawah) 1 Gambar 8. Perahu jenis catamaran dari Polynesia 1 Pada sekitar 600 SM, perahu yang dibuat saat itu telah menggunakan layar. Dengan penggunaan layar sebagai alat bantu penggeraknya, maka manusia dapat semakin cepat dan jauh menjelajah. Jumlah layarpun bisa lebih dari satu agar perahu dapat bergerak lebih cepat. Perahu hanya tinggal diarahkan agar tetap mendapat angin menuju ke arah yang diinginkan. Salah satu perahu layar pada zaman itu adalah dari jenis dow, yaitu perahu layar bertiang satu. Sambuq merupakan jenis dow dari wilayah Persia. Gambar 9. Perahu layar bertiang satu 1 Pada abad pertengahan, gabungan antara perahu dayung dan layar kemudian dikembangkan agar bisa menjelajah tanpa terlalu mengandalkan angin. Jenis kapal ini digunakan oleh bangsa Skandinavia untuk melakukan penjelajahan. Kapal mereka dinamakan kapal Viking yang termasuk dalam jenis longship. Dalam peperangan, untuk memenangkan pertempuran, diperlukan manuver yang cepat. Oleh karena itu ditempatkan sebanyak mungkin pendayung yang disusun 2 atau bahkan 3 tingkat. Ini terlihat pada perahu jenis galey dimana pendayung disusun di lambung kapal. Pada abad 15, salah satu kapal layar penjelajah yang cukup terkenal adalah jenis carrack yang memiliki 3-4 tiang dengan 6 layar, berat 100-200 ton dan mampu membawa 90 orang. Jenis kapal ini yang digunakan oleh para penjelajah barat seperti Christopher Colombus, Vasco da Gama, dan Afonso de Albuquerque untuk eksplorasi wilayah.

Gambar 10. Kapal dayung dan layar. Kapal Viking dibuat ramping agar dapat melaju cepat (kanan) 1 Gambar 11. Kapal layar dayung jenis galley. Sistem penyususnan dan penempatan dayung (kana) 1 Gambar 12. Kapal layar jenis carrack 1 Pada abad 16, hampir semua kapal layar yang digunakan untuk penjelajahan masih menggunakan pendayung seperti pada jenis galleaas, galeon dan man-of-war. Sedangkan pada abad 17, perahu layar tiang tinggi mulai dikenal diantaranya adalah kelas frigate, corvette, ship of the line. Salah satu jenis perahu bertiang tinggi yang terkenal dari Indonesia adalah jenis pinisi. Gambar 13. Bagian-bagian kapal layar satu tiang 1

Keterangan gambar: a Bowsprit sail h Main mast b Waterline i Crowsnest c Bowsprit k Main sail d Anchor l Forsesail e Rudder m Foremast f Mizzen mast n Bowsprit mast g Mizzan sail Gambar 14. Bagian-bagian perahu Galleon 1 Gambar 15. Perahu layar ship of the line dan diagramnya 1 Gambar 16. Kapal selam Drebbel 1 Pada tahun 1620, kapal selam pertama kali berhasil dibuat oleh Cornelius J. Drebbel. Sedangkan konsep untuk dapat membuat kapal yang dapat menyelam sudah ada sejak abad pertengahan. Gamar 17. Le Napolon, kapal perang pertama yang menggunakan mesin uap 1 Ditemukan mesin uap pada era revolusi industri di Inggris pada abad 19 juga berpengaruh pada perkembangan kapal. Kebutuhan untuk dapat semakin jauh berlayar dan membawa semakin banyak muatan mendorong berkembangnya penggunaan mesin

uap untuk kapal. Kapal uap (steamship) digerakan oleh tenaga uap yang menggerakan roda kayu atau baling-baling (propeller). Kapal perang pertama yang menggunakan mesin uap adalah Le Napolon yang dibuat pada tahun 1850. Kapal yang membawa 90 pucuk meriam ini memiliki kecepatan hingga 12 knot. Gambar 18. Kapal uap dan RMS Titanic 1 Salah satu kapal uap yang cukup terkenal adalah RMS Titanic yang telah terbuat dari besi. Titanic adalah jenis kapal penumpang terbesar saat itu yang memiliki bobot kotor 52.000 ton dan dapat mengangkut hingga 3.000 penumpang. Kapal samudera jenis olympic tersebut tenggelam di Samudera Atlantik pada tahun 1912 karena sobeknya lambung kanan akibat bertabrakan dengan gunung es. Dalam sejarah Indonesia sendiri, terdapat beberapa jenis perahu layar tradisional yang cukup dikenal seperti misalnya perahu/kapal lancang kuning, borobudur, peladang, pinisi, pakur, jomon dan lain-lain. Perahu-perahu tersebut seluruhnya terbuat kayu bertiang 1 hingga 3. Perahu pinisi telah dibuktikan ketangguhannya mampu melayari samudera bahkan keliling dunia. Gambar 19. Beberapa perahu tradisional Indonesia: Borobudur, Pinisi, dan Paledang 1 Alat transportasi air kemudian semakin berkembang sesuai kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan manusia. Beragam jenis dan bentuk kapal dibuat dengan berbagai tujuan, termasuk untuk riset, rekreasi dan olahraga. Begitupun bahan yang digunakan untuk membuat perahu/kapal semakin bervariasi.

Gambar 20. Perkembangan rakit/perahu dengan beragam fungsi sekarang ini 1 Ilmu bangunan kapal merupakan salah satu bagian dari ilmu kecakapan Pelaut (seamenship), yang akhir-akhir ini makin berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Perkembangan kemajuan teknologi khususnya yang menyangkut teknologi perkapalan dan konstruksi kapal-kapal yang dibangun menurut jenis dan sifat muatan yang diangkut, bentuk pengapalan muatan, trayek-trayek yang akan dilalui. Dalam materi Ilmu bangunan kapal ini akan ditampilkan beberapa bahasan pokok yang s