tugas kapal kayu

58
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan dengan konsep wawasan nusantara. Pulau-pulau kecil hingga besar tersebar dan terpampang nyata di seantero pelosok bumi pertiwi. Sebagai negara berbasis bahari, maka pulau – pulau di Indonesia harus terjalin hubungan dan interkoneksi satu sama lain. Karena dengan terjalinnya interkoneksi pulau, maka upaya pengoptimalan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dari masing–masing pulau dapat di wujudkan. Berangkat dari tujuan ini, maka untuk menghubungkan pulau-pulau itu menjadi suatu kesatuan yang utuh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka digunakan kapal sebagai moda transportasi. Kapal merupakan salah satu moda transportasi yang memanfaatkan medium air sebagai lintasan pergerakannya. Sejak awal perkembangannya hingga arus globalisasi telah bergulir, proses pembuatan kapal juga telah mengalami perkembangan, khususnya dari sudut pandang material yang dipergunakan. Saat ini, material yang dipergunakan untuk membangun kapal dapat berupa baja, fiberglass, alumunium, karbon, dan kayu. Namun, yang menjadi perhatian khusus kelompok 4 pada penyusunan paper ini adalah mengenai kapal yang terbuat dari kayu. Karena selain historis, kapal kayu juga memiliki keunikan tersendiri dalam proses pembuatannya yang sangat tradisional dan original. B. Rumusan Masalah

Upload: bdebah

Post on 12-Nov-2015

91 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dsdsdsds

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangNegara Indonesia merupakan negara kepulauan dengan konsep wawasan nusantara. Pulau-pulau kecil hingga besar tersebar dan terpampang nyata di seantero pelosok bumi pertiwi. Sebagai negara berbasis bahari, maka pulau pulau di Indonesia harus terjalin hubungan dan interkoneksi satu sama lain. Karena dengan terjalinnya interkoneksi pulau, maka upaya pengoptimalan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dari masingmasing pulau dapat di wujudkan. Berangkat dari tujuan ini, maka untuk menghubungkan pulau-pulau itu menjadi suatu kesatuan yang utuh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka digunakan kapal sebagai moda transportasi. Kapal merupakan salah satu moda transportasi yang memanfaatkan medium air sebagai lintasan pergerakannya. Sejak awal perkembangannya hingga arus globalisasi telah bergulir, proses pembuatan kapal juga telah mengalami perkembangan, khususnya dari sudut pandang material yang dipergunakan. Saat ini, material yang dipergunakan untuk membangun kapal dapat berupa baja, fiberglass, alumunium, karbon, dan kayu. Namun, yang menjadi perhatian khusus kelompok 4 pada penyusunan paper ini adalah mengenai kapal yang terbuat dari kayu. Karena selain historis, kapal kayu juga memiliki keunikan tersendiri dalam proses pembuatannya yang sangat tradisional dan original.

B. Rumusan Masalah Bagaimana sejarah tentang kapal kayu? Bagaimana gambaran umum tentang kapal kayu? Apa jenis jenis kapal kayu? Apa tipe tipe kapal kayu? Bagaimana cara perbaikan dan perawan kapal kayu? Bagaimana rules BKI tentang kapal kayu? Bagaimana karakteristik mutu kayu yang baik dalam proses pembuatan kapal kayu? Bagaimana konstruksi kapal kayu secara tradisional? Galangan dan pelabuhan apa saja yang ada di Indonesia yang bergerak dalam bidang kapal kayu?

C. Manfaat Penyusunan Menambah wawasan bagi mahasiswa perkapalan tentang kapal kayu baik dari material, konstruksi, hingga perawatan dan perbaikannya, Mengetahui history kapal kayu yang berhubungan dengan histori Indonesia Melatih mahasiswa dalam menyusun makalah Mengetahui rules kapal kayu versi Biro Klasifikasi Indonesia sebagai langkah awal mahasiswa yang ingin bekerja di Biro Klasifikasi Indonesia. Mengetahui perbedaan kapal kayu versi tradisional dan versi BKI

D. Metodologi PenyusunanMetode penyusunan makalah ini menggunakan konsep Library Research dan Studi Pustaka yang menitikberatkan pada pemanfaatan aplikasi internet untuk mencari informasi tentang kapal kayu. Selain melalui internet, informasi mengenai kapal kayu juga kami dapatkan melalui media online, yakni facebook. Melalui media online, kami bisa menjalin koneksi dengan senior yang telah bekerja di Biro Klasifikasi Indonesia untuk mendapatkan rules kapal kayu versi BKI. Untuk mendownload rules tersebut langsung dari situs BKI itu sangat susah, karena untuk mendapatkan informasi harus melakukan login terlebih dahulu.

BAB IIPEMBAHASANA. Kapal KayuKapal kayu adalah kayu yang keseluruhannya terbuat dari kayu dan dilengkapi dengan alat penggerak ( motor ) dan alat penggerak layar. Kapal kayusecara khusus mempunyai tiga fungsi utama yaitu sebagai kapal barang, sebagai kapal ikan, dan sebagai kapal pesiar ( beranggotakan 8 orang ). Kapal kayu merupakan salah satu jenis kapal yang kebanyakan dibuat secara tradisional dengan rata-rata koefisien blok ( Cb ) 0.50Tipe Kapal Kayu PHINISI Kapal Phinisi merupakan kapal layar tradisional yang berasal dari Suku Bugis di Sulawesi Selatan. Kapal pinisi dalam proses pembuatannya masih menggunakan cara yang tradisional. Ciri ciri kapal Phinisi antara lain : Mempunyai 2 tiang utama Menggunakan 7 helai layar dengan rincian 3 helai layar di bagian depan dan masing-masing 2 helai layar terdapat pada kedua tiang utama Model kapalnya agak lansing Mempunyai cocor sehingga LOA diukur dari ujung cocor hingga buritan kapal Bagian-bagian kapal Phinsi antara lain: Anjong, (segi tiga penyeimbang) berada pada bagian depan kapal. Sombala (layar utama) berukuran besar Tanpasere (layar kecil) berbentuk segitiga ada di setiap tiang utama. Cocoro pantara (layar bantu depan). Cocoro tangnga (layar bantu tengah. Tarengke (layar bantu di belakang) LAMBO ATAU LAMBALambo merupakan Phinisi dengan modern yang sudah dilengkapi dengan motor diesel (mesin). Lambo memiliki ciri ciri : Model kapal Lambo agak gemuk dibandingkan Phinisi. Hanya mempunyai 1 tiang agung TPunya sedikit cocor bahkan tidak ada Koefisien blok (Cb) Lambo lebih besar dibandingkan dengan koefisien blok (Cb) Phinisi Hanya mempunyai 1 layar utama, ditambah layar berlapis-lapis di bagian depan dan di puncak tiang agung

PALARIPalari yang merupakan bentuk awal Phinisi de ngan ukuran lebih kecil dari Lambo. Palari memiliki ciri ciri : Umumnya ukuran kapal tidak terlalu besar. Hanya berukuran panjang antara 10-15 meter dengan daya angkut hingga 30 ton saja Bentuk lunasnya melengkung

B. METODE DAN TAHAP PEMBUATAN KAPAL KAYU 2Secara Tradisional

Pemotongan Lunas *Pemilihan pohon atau kayu yang akan dijadikan bahan dasar * 1Proses Pencarian Bahan Dasar *

543

6Pemasangan papan sebagai dinding lambungPemasangan Lunas

Penentuan Pusat Perahu *

Pemasangan tulang dan gading kapal

Pemasangan papan lajur lunas, alas, bilga dan sisi

Pemasangan Linggi Haluan dan Linggi Buritan

7

98

Pemasangan Galar Kapal

Pemasangan balok-balok dinding dan dekPemasangan papan geladak dan ambang palka

121110Pemakalan, pendempulan, dan pengecetanPemasangan instalasi listrik, mesin induk, dan instalasi pipa

Pemasangan tiang layar, bangunan atas dan rumah geladak

13

Peluncuran

Keterangan * Menandakan bahwa pada proses tersebut menggunakan ritual tertentu.

1Secara Modern

32Pemasangan floor/wrangPemasangan beberapa/seluruh gadingPeletakan lunas

4Perkuat dengan balok pembantuPemasangan balok geladak/balok sementara

Sambungan linggi haluan, linggi buritan, balok mati dan balok tegak

Pemasangan galar/galar sementara

5Pemasangan lunas dalamMengahubungakan antara gading dengan gading lain

87

Pemasangan papan geladak dan ambang palka6Pemasangan sekat kedap air dan balok geladak

Pemasangan lajur papan alas, sisi, sampai atas

1211109Pemakalan, pendempulan, dan pengecetanPemasangan instalasi listrik, mesin induk, dan instalasi pipaPemasangan tiang layar, bangunan atas dan rumah geladak

Peluncuran

C. Gambaran Umum Tentang Kayu Sebagai Material Pembuatan Kapal KayuBahan untuk membuat kapal bermacam-macam adanya dan tergantung dari tujuan serta maksud pembuatan itu. Tentunya dicari bahan yang paling ekonomis sesuai dengan keperluannya. Menurut bahan utamanya, kapal dibedakan menjadi kapal kayu, kapal baja, kapal fiberglass, kapal ferrocement, kapal aluminium, kapal composit, kapal bantalan udara. Dalam tugas ini, penulis memilih kapal kayu sebagai bahan studi.a) Sifat Umum KayuKayu merupakan material komposit yang baik. Kenyataannya, kayu berasal dari alam dan ada sejak milyaran tahun yang lalu. Kayu tersusun dari lapisan selulosa yang teratur. Sebagian besar kayu mempunyai berat jenis 24 - 44 lb/cu.ft (384 706 kg/m3). Sebagai perbandingan, besi mempunyai berat jenis 500 lb/cu.ft (8000 kg/m3), aluminium 168 lb/cu.ft (2690 kg/m3). (Dave Gerr, 2000).Anonim, Kayu mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian sebagai bahan utama pembuatan kapal nelayan, antara lain : Keuntungana. Relatif mempunyai kekuatan yang tinggi dan berat jenis yang rendah.b. Memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik.c. Mudah dikerjakan.d. Relatif lebih murah dan mudah didapat (di Indonesia).e. Mudah diganti dalam waktu singkat.f. Memiliki stabilitas yang cukup bagus, karena dilatarbelakangi sebagai benda terapung. Kerugiana. Kurang homogen dengan cacat-cacat alam seperti, arah serat yang membentuk penampang spiral dan diagonal, mata kayu dan lain sebagainya. Homogenitas (sifat keserbasamaan) artinya tiap-tiap bagian mempunyai sifat fisik yang sama.b. Daya muai dan susut yang yang besar. c. Kurang awet.d. Pada pembebanan jangka panjang, lendutan cukup besar.Pada umumnya, proses pemilihan kayu sebagai bahan baku pembangunan kapal adalah sesuai dengan proses pembangunan kapal itu sendiri. Kapal tradisional proses pemilihan kayu sebagai bahan pembangunan kapal tidak terlalu rumit. Hal ini disebabkan proses produksinya juga sangat sederhana. Sedangkan kapal yang lebih modern, pemilihan kayu sebagai bahan baku pembangunan kapal dengan memperhatikan kondisi kayu, seperti arah serat, kadar air, dan cacat kayu. b) Tipe KayuDave Gerr (2000) menyebutkan bahwa pohon terbagi menjadi 2 spesies kayu yaitu kayu keras dan kayu lunak. Penggolongan kayu tersebut didasarkan atas penampakan kayu.a) Kayu keras

Kayu keras berasal dari pohon yang daunnya gugur sepanjang tahun. Daunnya berbentuk besar dan datar, batangnya bercabang. Jenis ini mudah ditemukan dan memiliki bentuk lengkungan yang alami. Kayu keras termasuk golongan tumbuhan angiospermae.b) Kayu lunak

Kayu lunak berasal dari pohon yang tinggi, lurus dan tunggal. Kebanyakan kayu lunak dapat mempertahankan daunnya sepanjang tahun. Kayu lunak jarang memiliki bentuk batang yang bengkok, tetapi sangat baik untuk tiang, papan panjang, dan rangka panjang. Kayu lunak termasuk golongan tumbuhan gymnospermae.c) Sifat-Sifat Kayu1. Sifat Fisik KayuBeberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah :1. Berat jenisKayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar 0,20 sampai 1,28. Berat jenismerupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makinkuat pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya.Berat jenis kayu diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentudengan volume air yang sama pada suhu standar.1. Keawetan Kayu AlamiYang dimaksud dengan keawetan alami ialah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan mahkluklainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusakkayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di dalamnya serta merusakkayu. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon, kayu ulin memiliki silica dan lain-lain.Keawetan kayu didefinisikan sebagai ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsurperusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan makhluk lainnya dalamjangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat didalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu,sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal didalamnya serta merusak kayu.Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon, kayu ulin memiliki silika dan lain-lain. Sehinggajenis-jenis kayu ini mempunyai cukup keawetan secara alami. Klasifikasi kayu di Indonesia membagi tingkat keawetan kayu kedalam 5 kelas.1. Warna KayuKayu mempunyai warna yang bermacam-macam. Kayu yang berwarna putih misalnya kayujelutung, kayu kempas dan renghas bewarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Ada banyak faktor yang mempengaruhi warna kayu, antara lain: tempat didalam batang, umur pohon dan kelembaban udara. Kayu tersa umumnya memiliki warna yang lebih jelas atau lebih gelap daripada warna bagian kayu gubal. Kayu yang umurnya lebih tua umumnya berwarna lebihgelap daripada kayu yang muda dari jenis yang sama. Kayu yang kering berbeda pula warnanya dengan kayu yang basah. Demikian pula kayu yang lama berada diluar kelihatan lebih gelap atau lebih pucat warnanya daripada kayu yang segar dan kering udara.1. HigroskopikKayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu suatu sifat yang dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Sifat higroskopik ini merupakan suatu petunjuk bahwa kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara sekitarnya pada suatu saat tertentu. Makin lembab udara disekitarnya maka makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Kandungan air pada kayu seperti ini dinamakan kandungan air kesetimbangan (EMC=Equilibrium Moisture Content) masuknya air kedalam kayu itu, maka berat kayu akan bertambah. Selanjutnya masuk dan keluarnya air dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau kering. Akibatnya kayu itu akan mengembang atau menyusut.1. TeksturTekstur ialah ukuran relatif sel-sel kayu. Yang dimaksud dengan sel kayu ialah serat-serat kayu. Jadi dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relative serat-serat kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu dapat digolongkan ke dalam : 1. Kayu bertekstur halus, contoh : giam, lara, kulim dll1. Kayu bertekstur sedang, contoh : jati, sonokeling dll1. Kayu bertekstur kasar, contoh : meranti, kempas dll1. SeratBagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukkan arah sel-sel kayu di dalam kayu terhadap sumbu batang pohon asal potongan tadi. Arah serat dapat ditentukan oleh alur-aluryang terdapat pada permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-sel kayunya sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang, dikatakan kayu itu berserat mencong. Serat mencong dapat dibagi lagi menjadi:1. Serat berpadu; bila batang kayu terdiri dari lapisan-lapisan yang berselang-seling,menyimpang ke kiri kemudian ke kanan terhadap sumbu batang, contoh kayu: kulim,renghas, kapur.1. Serat berombak; serat-serat kayu yang membentuk gambaran berombak, contoh kayu : renghas, merbau dan lain-lain.1. Serat terpilin; serat-serat kayu yang membuat gambaran terpilin (puntiran), seolah-olahbatang kayu dipilin mengelilingi sumbu, contoh kayu: bintangur, kapur, dammar dan lain-lain.1. Serat diagonal; yaitu serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan, yang digergaji sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu, tetapi membentuk sudut dengan sumbu.1. Berat kayuBerat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga selatau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayudigolongkan ke dalam kelas-kelas antara lainsangat berat = lebih besar dari 0,90berat = 0,75 - 0,90agak berat = 0,60 - 0,75ringan = lebih kecil dari 0,60Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah giam, balau, dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak berat misalnya bintangur dan yang termasuk ringan misalnya pinus dan balsa.1. KekerasanPada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu. Kayu-kayu yang keras juga temasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu ringan adalah juga kayu yang lunak. Berdasarkan kekerasannya, jenis-jenis kayu digolongkan sebagai berikut: Kayu sangat keras, contoh: balau, giam, dan lain-lain.Kayu keras, contoh: kulim, pilang dan lain-lain.Kayu sedang kekerasannya, contoh: mahoni, meranti, dan lain-lain.Kayu lunak, contoh: pinus, balsa, dan lain-lainCara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut arah melintang dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat pemotongan dan kilapnya bidangpotongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat keras akan sulit dipotong melintang dengan pisau.Pisau tersebut akan meleset dan hasil potongannya akan memberi tanda kilauan pada kayu. Kayu yang lunak akan mudah rusak, dan hasil potongan melintangnya akan memberikan hasil yang kasardan suram.1. Kesan rabaKesan raba sesuatu jenis kayu adalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan kasar, halus, licin, dingin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap-tiap jenis kayu tergantung dari tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu.Kesan raba ialah licin, apabila tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya apabila keadaan tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayubertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa panas bila teksturnya kasar danberat jenisnya rendah. Jati member kesan agak berlemak atau berlilin kalau diraba;sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit (alergi).1. Bau dan RasaBau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untukmengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu atau dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada jenis-jenis kayu mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai dengan bau yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang dihadapi, seringkali kita gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal, misalnya: bau bawang putih(kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dan lainsebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh berbeda. Adanya persamaan di antara kesan bauan rasa disebabkan oleh adanya hubungan erat yang terdapat pada indera pembau dan inderaperasa kita.1. Sifat Mekanik KayuSifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan dari luar.Yang dimaksud dengan muatan dari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Kekuatan kayu memegang perananpenting dalam penggunaan kayu untuk bangunan, perkakas dan lain penggunaan. Hakekatnya hampir pada semua penggunaan kayu, dibutuhkan syarat kekuatan. Dalam hubungan ini dibedakanbeberapa macam kekuatan sebagai berikut:Keteguhan tarikKekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yangberusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat dan keteguhan tarikini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan.

Keteguhan tekan/kompresiKeteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Dalam halini dibedakan 2 macam kompresi yaitu kompresi tegak lurus arah serat dan kompresi sejajar arah serat.Keteguhan kompresi tegak lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban. Seperti halnya berat rel kereta apioleh bantalan di bawahnya. Keteguhan ini mempunyai hubunganjuga dengan kekerasan kayu dan keteguhan geser. Keteguhan kompresi tegaklurus arah serat pada semua kayu lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat.Keteguhan geserYang dimaksud dengan keteguhan geserialah suatu ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya, yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser atau bergelingsir dari bagian lain di dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan 3 macam keteguhan geser sejajar arah serat, keteguhan geser tegak lurus arah serat dan keteguhan geser miring. Pada keteguhan geser tegak lurus arah serat jauh lebih besar daripada keteguhan geser sejajar arah serat.Keteguhan lengkung (lentur)Ialah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban-beban mati maupun hidup selain beban pukulan yang harus dipikul oleh kayu tersebut, misalnya blandar. Dalam hal ini dibedakan keteguhan lengkung static dan keteguhan lengkung pukul.Yang pertama menunjukkan kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan, sedangkan keteguhan pukul adalah kekuatan kayu yang menahan gaya yang mengenainya secara mendadak seperti pukulan.KekakuanKekakuan kayu baik yang dipergunakan sebagai blandar ataupun tiang ialah suatu ukuran kekuatannya untuk mampu menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang berasal dari pengujian-pengujian keteguhan lengkung statik.KeuletanKeuletan ialah suatu istilah yan biasa dipergunakan bagi lebih dari satu sifat kayu. Misalnya kayuyang sukar dibelah, dikatakan ulet. Ada pula pengertian bahwa kayu yang ulet itu adalah kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya berubah karena beban-beban yang sama atau mendekati keteguhan maksimumnya, atau kayu yang telah patah dan dilekuk bolak-balik tanpa kayu tersebutputus terlepas. Dalam uraian ini keuletan kayu diartikan sebagai kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relative besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentukyang permanen dan kerusakan sebagian. Keuletan kebalikan dari kerapuhan kayu dalam arti bahwa kayu yang ulet akan patah secara berangsur-angsur dan memberi suara peringatan tentang kerusakannya. Sifat keuletan itu terutama merupakan faktor yang penting untuk menentukan kepastian suatu jenis kayu tertentu untuk digunakan sebagai tangkai alat pemukul, alat-alat olahraga dan lain penggunaan sebagai bagian alat untuk mengerjakan sesuatu.KekerasanYang dimaksud dengan kekerasan kayu ialah suatu ukuran kekuatan kayu menahan gaya yang membuat takik atau lekukan padanya. Juga dapat diartikan sebagai kemampuan kayu untukmenahan kikisan (abrasi). Dalam arti yang terakhir kekerasan kayu bersamaan keuletannya merupakan suatu ukuran tentang ketahanannya terhadap pengausan kayu. Hal ini merupakan suatupertimbangan dalam menentukan suatu jenis kayu untuk digunakan sebagai lantai rumah, balokpengerasan, pelincir sumbu,dan lain-lain. Kekerasan dalam arah sejajar serat pada umumnya melampaui kekerasan kayu dalam arah lain.

Keteguhan belahSifat ini digunakan untuk menyatakan kekuatan kayu menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu.Tegangan belah adalah suatu tegangan yang terjadi karena adanya gaya yang berperan sebagai baji. Suatu sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalampembuatan sirap ataupun pembuatan kayubakar.sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangatbaik untuk pembuatan jenis ukir-ukiran (patung). Contoh: kayu ulin baik untuk pembuatan sirap,kayu sawo baik untuk pembuatan patung ataupun popor senjata dan lain sebagainya. Perlu diketahuibahwa kebanyakan kayu lebih mudah terbelah sepanjang jari-jari (arah radial) daripada dalam arahsejajar lingkaran tahun (tangensial). Ukuran-ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat-sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor- faktor yangmempengaruhi sifat-sifat mekanik secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu: Faktor-faktor luar (eksternal) antara lain: pengawetan kayu, kelambaban lingkungan, pembebanandan cacat-cacat yang disebabkan jamur serta serangga perusak kayu. Faktor kedua yaitu faktordalam kayu (internal) yang bersangkutan antara lain: dan lain sebagainya. Sifat kekuatan tiap-tiapjenis kayu berbeda-beda. Berdasarkan kekuatannya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam 5 kelas kuat yaitu: kelas kuat I sampai dengan kelas kuat V. kayu dari kelas kuat I memiliki kekuatan lebih dari kayu kelas II, dan seterusnya. Untuk penggunaan konstruksi berat dianjurkan dipakai jenis-jenis kayu dengan kelas kekuatan I. Untuk perumahan dapat dipakai jenis-jenis dari kelas II. Kesimpulannya ialah bahwa tiap-tiap penggunaan harus disesuaikan dengan kelas kekuatannyad) Mutu KayuMutu atau kualitas kayu secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran ciri - ciri kayu yang mempengaruhi sifat produk produk yang dibuat dari padanya. Menurut (Sawedi, 2005), untuk mengetahui mutu kayu yang baik dapat dilakukan dengan mengamati secara langsung kayu yang akan digunakan, yaitu sebagai berikut :1. Tidal terdapat mata kayu, sebab bila ada maka mata kayu akan mudah membusuk atau lapuk bila berada dalam air.1. Serat dari kayu halus dan padat, letak seratnya tidak berbelok-belok.1. Tidak mudah retak bila mendapat tekanan tekanan dan juga terhadap benturan ombak.1. Tahan terhadap matahari bila sewaktu-waktu kapal naik dock. Mutu kayu dibagi menjadi dua jenis mutu, yakni mutu A dan mutu BTabel Mutu Kayu A dan Mutu Kayu BMutu AMutu B

Kadar lengas kering udara 12-18% dengan rata-rata 15%Kadar lengas kering udara 30 %

Mutu kayud1 1/6 lebar kayu ; d2 1/6 tinggi kayu ; d 3,5 cmMutu kayud1 1/4 lebar kayu ; d2 1/4 tinggi kayu ; d 5 cm

Wanvlak, e1 1/10 lebar kayu ; e2 1/10 tinggi kayuWanvlak, e1 1/10 lebar kayu ; e2 1/10 tinggi kayu

Retak dalam arah redial 1/4 tebal kayu dan retak menurut lingkaran tumbuh 1/5 tebal kayuRetak dalam arah redial 1/3 tebal kayu dan retak menurut lingkaran tumbuh 1/4 tebal kayu

B. Kekuatan Kayu Kuat acuan berdasarkan pemilahan secara mekanisSifat fisik kayu merupakan salah satu dari sifat kayu yang khas. Sifat fisik kayu banyak dipengaruhi oleh temperatur dan kadar lengas. Seperti benda-benda lainnya, kayu akan mengembang jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Akan tetapi pengaruh temperatur ini tidak begitu besar jika dibandingkan dengan pengaruh kadar lengas. Angka muai linear kayu pada temperatur biasa untuk arah sejajar serat sangat kecil dan untuk arah tegak lurus serat adalah besar.Perbandingan antara berat kayu pada keadaan kering udara dengan berat kering tungku dan dinyatakan dalam prosentase disebut kadar air kayu. Kayu yang baru ditebang pada umumnya memiliki kadar air yang cukup tinggi. Kadar air kayu selalu berubah-ubah tergantung pada kelembaban suhu sekitarnya. Perubahan dimensi kayu sebagai akibat dari berkurangnya air pada keadaan titik jenuh serat pada umumnya dinyatakan dalam prosentase dari dimensi maksimum disebut penyusutan. Pemilahan secara mekanis untuk mendapatkan modulus elastisitas lentur harus dilakukan dengan mengikuti standar pemilahan mekanis yang berlaku. Berdasarkan modulus elastisitas lentur yang diperoleh secara mekanis, kuat acuan lainnya dapat diambil mengikuti Tabel di bawah ini. Kuat acuan yang berbeda dengan Tabel di bawah ini dapat digunakan apabila ada pembuktian secara eksperimental yang mengikuti standar-standar eksperimen yang berlaku.Nilai kuat acuan berdasarkan pemilahan secara mekanis pada kadar air 15 %KodemutuModulusElastisitas Lentur EwKuat lenturFbKuat Tariksejajar seratFtKuat Tekansejajar seratFcKuatGeserFvKuat TekanTegak Lurus seratFc

E26250006660466.624

E25240006258456.523

E24230005956456.422

E23220005653436.221

E22210005450416.120

E21200005647405.919

E20190004744395.818

E19180004442375.617

E18170004239355.416

E17160003836345.415

E16150003533335.214

E15140003231315.113

E14130003028304.912

E13120002725284.811

E12110002322274.611

E11100002019254.510

E1090001817244.39

Sumber : Standar Nasional Indonesia Kayu, 2003Kekuatan kayu terhadap gaya tekanan (sejajar serat) disebut daya tegang kayu. Tegangan adalah gaya yang tersebar persatuan luas dan dinyatakan dalam psi (pon per inci persegi) atau dalam Pascal (newton per meter kuadrat). Apabila suatu gaya dikenakan pada suatu benda, maka akan terjadi tegangan-tegangan internal. Tegangan ini memiliki atau mengubah bentuk benda tersebut. Perubahan panjang per satuan panjang dalam arah tekanan disebut regangan.Sedangkan berdasarkan nilai MOE (Modulus Of Elasticity) Peraturan Konstruksi kayu Indonesia (1961) membagi kekuatan kayu Indonesia dalam empat kelas kuat seperti pada tabel di bawah iniTabel Kelas kuat kayu Berdasarkan MOE ( Modulus Of Elastisity )Kelas KuatModulus of Elasticity / MOE (kg/cm2)

I125.000

II100.000

III80.000

IV60.000

C. Pengawetan KayuKeawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya. Kayu dikatakan awet bila mempunyai umur pakai lama. Kayu berumur pakai lama bila mampu menahan bermacam-macam faktor perusakkayu. Dengan kata lain: keawetan kayu ialah daya tahan suatu jenis kayu terhadap factor-faktorperusak yang datang dari luar tubuh kayu itu sendiri. Kayu diselidiki keawetannya pada bagiankayu terasnya, sedangkan kayu gubalnya kurang diperhatikan. Pemakaian kayu menentukan pulaumur keawetannya. Kayu, yang awet dipakai dalam konstruksi atap, belum pasti dapat bertahan lama bila digunakan di laut, ataupun tempat lain yang berhubungan langsung dengan tanah. Demikian pula kayu yang dianggap awet bila dipakai di Indonesia. Serangga perusak kayu jugaberpengaruh besar. Kayu yang mampu menahan serangga rayap tanah, belum tentu mampu menahan serangan bubuk. Oleh karena itu tiap-tiap jenis kayu mempunyai keawetan yang berbedapula. Misalnya keawetan kayu meranti tidak akan sama dengan keawetan kayu jati. Ada kalanyapada satu jenis kayu terdapat keawetan yang berbeda, disebabkan oleh perbedaan ekologi tumbuh.1. Faktor-Faktor Perusak Dalam Pengawetan KayuKeawetan kayu dikatakan rendah, bila dalam pemakaian tidak tercapai umur yang diharapkan sesuai dengan ketentuan kelas awet. Dalam hal ini perlu diketahui apakah factor penyebabnya. Adapun faktor penyebab kerusakan digolongkan menjadi:Penyebab non-makhluk hidup terdiri dari1. Faktor fisik1. Faktor mekanik1. Faktor kimiaPenyebab makhluk hidup terdiri dari1. Jenis jamur (aneka macam)1. Jenis serangga (aneka macam)1. Jenis binatang laut (aneka macam)Penyebab non-makhluk hidup1. Faktor non-makhluk hidup ialah pengaruh yang disebabkan oleh unsur pengaruh alam dan keadaan alam itu sendiri.1. Faktor fisik, ialah keadaan atau sifat alam yang mampu merusak komponen kayu sehingga umur pakainya menjadi pendek. Yang termasuk faktor fisik antara lain: suhu dan kelembaban udara, panas matahari, api, udara, dan air. Semua yang termasuk faktor fisik itu mempercepat kerusakan kayu bila terjadi penyimpangan. Misalnya bila kayu tersebut terus-menerus kena panas maka kayu akan cepat rusak.1. Faktor mekanik, terdiri atas proses kerja alam atau akibat tindakan manusia. Yang termasuk faktor mekanik antara lain: pukulan, gesekan, tarikan, tekanan, dan lain sebagainya. Faktor mekanik berhubungan erat sekali dengan tujuan pemakaian.1. Faktor kimia, juga mempunyai pengaruh besar terhadap umur pakai kayu. Faktor ini bekerjamempengaruhi unsur kimia yang membentuk komponen seperti selulosa, lignin dan hemiselulosa. Unsur kimia perusak kayu antara lain: pengaruh garam, pengaruh asam danbasa.Penyebab kerusakan oleh makhluk hidupMakhluk hidup perusak kayu beraneka macam, kebanyakan serangan perusak ini sangat cepat menurunkan nilai keawetan dan umur pakai kayu. Ada jenis yang langsung memakan komponenkayu tersebut, ada juga yang melapukkan kayu, mmengubah susunan kimia kayu, tetapi ada pulayang hanya merusak kayu dengan mengubah warna menjadi kebiru-biruan kotor. Jenis-jenis serangga sering melubangi kayu untuk memakan selulosa dan selanjutnya menjadikan tempatbersarang. Adapun jenis-jenis perusak kayu makhluk hidup antara lain:Jenis jamur (cendekiawan atau fungi), ialah jenis tumbuhan satu sel, yang berkembang biak denganspora. Hidupnya sebagai parasit terhadap makhluk lain. Umumnya hidup sangat subur di daerah lembab. Jamur terkenal sebagai perusak kayu kering. Sifat utama kerusakan oleh jamur ialahpelapukan dan pembusukan kayu, tapi ada juga kayu yang hanya berubah warnanya menjadi kotor,misalnya jamur biru (blue stain). Macam-macam jamur antara lain: jamur pelapuk kayu, jamurpelunak kayu dan jamur pewarna kayu.Jenis serangga, merupakan perusak kayu yang sangat hebat, terutama di daerah tropik misalnya:Indonesia, Malaysia, Filipina, dan lain-lain. Serangga tersebut makan dan tinggal di dalam kayu.Macam-macam serangga perusak kayu antara lain: rayap tanah, rayap kayu kering, dan seranggabubuk kayu.Jenis binatang laut, terkenal dengan nama Marine borer. Kayu yang dipasang di air asin akan mengalami kerusakan yang lebih hebat daripada kayu yang dipasang di tempat lain. Hampir semuajenis kayu mudah diserang oleh binatang laut. Akan tetapi, ada pula beberapa jenis kayu yangmemiliki factor ketahanan, karena adanya zat ekstraktif yang merupakan racun bagi binatang laut,antara lain: kayu lara, kayu ulin, kayu giam, dan lain-lain. Setelah diketahui bahwa faktor utamaperusak kayu ialah makhluk hidup tertentu, jelas bahwa kayu dapat dilindungi dengan cara mengawetkan. Nilai pakai kayu itu sendiri akan lebih awet dan tahan terhadap perusak-perusakyang telah dijelaskan di muka. Caranya ialah dengan memasukkan kayu secara umum berarti: usaha manusia untuk menaikkan keawetan kayu dan umur pakainya, sehingga keperluan akan kayu lebih terpenuhi. Umur penggunaan kayu yang pendek dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu pengawetan kayu selalu ditujukan pada kayu yang berkeawetan rendah. Jenis-jenis kayu inilah yang perlu ditingkatkan daya tahannya dalam pemakainnya. Pengawetan kayu dari segi ilmiah teknis juga merupakan usaha untuk memperbesar sifat keawetan kayu, sehingga penggunaan kayu dapat lebih lama. Tapi yang terpenting, pengawetan kayu berarti: memasukkan bahan racun kedalam kayu, sebagai pelindung terhadap makhluk-makhluk perusak kayu yang datang dari luar,yaitu jenis-jenis serangga, jamur dan binatang laut. Prinsip memasukkan bahan pengawet (woodpreservative) sampai saat ini menunjukkan hasil yang terbaik. Semua industri pengawetan kayu umumnya menggunakan prinsip ini, hanya macam bahan pengawet berikut cara atau proses memasukkannya yang berbeda. Alasan manusia melakukan pengawetan kayu karena:1. Kayu yang memiliki kelas keawetan alami tinggi sangat sedikit, dan sulit didapat dalamjumlah banyak, selain itu harganya cukup mahal.1. Kayu berkelas keawetan III sampai dengan V cukup banyak dan mudah didapat dalamjumlah banyak dan cara pengerjaannya pun lebih mudah. Selain itu segi keindahannyacukup tinggi, hanya faktor keawetannya saja yang kurang. Sehingga lebih efisien biladiawetkan terlebih dahulu. 1. Di lain pihak dengan pengawetan kayu orang berusaha mendapatkan keuntungan finansial.

1. Tujuan Pengawetan Kayu0. Untuk memperbesar keawetan kayu sehingga kayu yang mulanya memiliki umur pakai tidakpanjang menjadi lebih panjang dalam pemakaian.1. Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu yang berkelas keawetan rendah dan sebelumnyabelum pernah digunakan dalam pemakaian, mengingat sumber kayu di Indonesia memilikipotensi hutan yang cukup luas dan banyak dengan aneka jenis kayunya1. Adanya industri pengawetan kayu akan memberi lapangan pekerjaan, sehinggapengangguran dapat diatasi1. Faktor-Faktor Perusak Dalam Pengawetan KayuKeawetan kayu dikatakan rendah, bila dalam pemakaian tidak tercapai umur yang diharapkan sesuai dengan ketentuan kelas awet. Dalam hal ini perlu diketahui apakah faktor penyebabnya. Adapun faktor penyebab kerusakan digolongkan menjadi:Penyebab non-makhluk hidup terdiri dari1. Faktor fisik1. Faktor mekanik1. Faktor kimiaPenyebab makhluk hidup terdiri dari1. Jenis jamur (aneka macam)1. Jenis serangga (aneka macam)1. Jenis binatang laut (aneka macam)Penyebab non-makhluk hidup1. Faktor non-makhluk hidup ialah pengaruh yang disebabkan oleh unsur pengaruh alam dan keadaan alam itu sendiri.1. Faktor fisik, ialah keadaan atau sifat alam yang mampu merusak komponen kayu sehingga umur pakainya menjadi pendek. Yang termasuk faktor fisik antara lain: suhu dan kelembaban udara, panas matahari, api, udara, dan air. Semua yang termasuk faktor fisik itu mempercepat kerusakan kayu bila terjadi penyimpangan. Misalnya bila kayu tersebut terus-menerus kena panas maka kayu akan cepat rusak.1. Faktor mekanik, terdiri atas proses kerja alam atau akibat tindakan manusia. Yang termasuk faktor mekanik antara lain: pukulan, gesekan, tarikan, tekanan, dan lain sebagainya. Faktor mekanik berhubungan erat sekali dengan tujuan pemakaian.1. Faktor kimia, juga mempunyai pengaruh besar terhadap umur pakai kayu. Faktor ini bekerja mempengaruhi unsure kimia yang membentuk komponen seperti selulosa, lignin dan hemiselulosa. Unsur kimia perusak kayu antara lain: pengaruh garam, pengaruh asam danbasa.Penyebab kerusakan oleh makhluk hidupMakhluk hidup perusak kayu beraneka macam, kebanyakan serangan perusak ini sangat cepatmenurunkan nilai keawetan dan umur pakai kayu. Ada jenis yang langsung memakan komponenkayu tersebut, ada juga yang melapukkan kayu, mmengubah susunan kimia kayu, tetapi ada pulayang hanya merusak kayu dengan mengubah warna menjadi kebiru-biruan kotor. Jenis-jenisserangga sering melubangi kayu untuk memakan selulosa dan selanjutnya menjadikan tempatbersarang. Adapun jenis-jenis perusak kayu makhluk hidup antara lain:Jenis jamur (cendekiawan atau fungi), ialah jenis tumbuhan satu sel, yang berkembang biak denganspora. Hidupnya sebagai parasit terhadap makhluk lain. Umumnya hidup sangat subur di daerahlembab. Jamur terkenal sebagai perusak kayu kering. Sifat utama kerusakan oleh jamur ialahpelapukan dan pembusukan kayu, tapi ada juga kayu yang hanya berubah warnanya menjadi kotor,misalnya jamur biru (blue stain). Macam-macam jamur antara lain: jamur pelapuk kayu, jamurpelunak kayu dan jamur pewarna kayu.Jenis serangga, merupakan perusak kayu yang sangat hebat, terutama di daerah tropic misalnya: Indonesia, Malaysia, Filipina, dan lain-lain. Serangga tersebut makan dan tinggal di dalam kayu.Macam-macam serangga perusak kayu antara lain: rayap tanah, rayap kayu kering, dan seranggabubuk kayu.Jenis binatang laut, terkenal dengan nama Marine borer. Kayu yang dipasang di air asin akan mengalami kerusakan yang lebih hebat daripada kayu yang dipasang di tempat lain. Hampir semuajenis kayu mudah diserang oleh binatang laut. Akan tetapi, ada pula beberapa jenis kayu yang memiliki factor ketahanan, karena adanya zat ekstraktif yang merupakan racun bagi binatang laut,antara lain: kayu lara, kayu ulin, kayu giam, dan lain-lain. Setelah diketahui bahwa faktor utamaperusak kayu ialah makhluk hidup tertentu, jelas bahwa kayu dapat dilindungi dengan cara mengawetkan. Nilai pakai kayu itu sendiri akan lebih awet dan tahan terhadap perusak-perusakyang telah dijelaskan di muka. Caranya ialah dengan memasukkan kayu secara umum berarti: usaha manusia untuk menaikkan keawetan kayu dan umur pakainya, sehingga keperluan akan kayu lebih terpenuhi. Umur penggunaan kayu yang pendek dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu pengawetan kayu selalu ditujukan pada kayu yang berkeawetan rendah. Jenis-jenis kayu inilah yang perlu ditingkatkan daya tahannya dalam pemakainnya. Pengawetan kayu dari segi ilmiah teknis juga merupakan usaha untuk memperbesar sifat keawetan kayu, sehingga penggunaan kayu dapat lebih lama. Tapi yang terpenting, pengawetan kayu berarti: memasukkan bahan racun kedalam kayu, sebagai pelindung terhadap makhluk-makhluk perusak kayu yang datang dari luar,yaitu jenis-jenis serangga, jamur dan binatang laut. Prinsip memasukkan bahan pengawet (woodpreservative) sampai saat ini menunjukkan hasil yang terbaik. Semua industri pengawetan kayu umumnya menggunakan prinsip ini, hanya macam bahan pengawet berikut cara atau proses memasukkannya yang berbeda. Alasan manusia melakukan pengawetan kayu karena:1. Kayu yang memiliki kelas keawetan alami tinggi sangat sedikit, dan sulit didapat dalamjumlah banyak, selain itu harganya cukup mahal.1. Kayu berkelas keawetan III sampai dengan V cukup banyak dan mudah didapat dalamjumlah banyak dan cara pengerjaannya pun lebih mudah. Selain itu segi keindahannyacukup tinggi, hanya faktor keawetannya saja yang kurang. Sehingga lebih efisien biladiawetkan terlebih dahulu. 1. Di lain pihak dengan pengawetan kayu orang berusaha mendapatkan keuntungan financial.1. Prinsip-Prinsip Dalam Pengawetan Kayu1. Pengawetan kayu harus merata pada seluruh bidang kayu.1. Faktor kayu sebelum diawetkan, meliputi jenis kayu, kadar air kayu, zat ekstraktif yang dikandung oleh kayu serta sifat-sifat lainnya.1. Penetrasi dan retensi bahan pengawet diusahakan masuk sedalam dan sebanyak mungkin di dalam kayu1. Dalam pengawetan kayu bahan pengawet harus tahan terhadap pelunturan (faktor bahanpengawetnya).1. Faktor waktu yang digunakan.1. Metode pengawetan yang digunakan.1. Faktor perlatan yang dipakai serta manusia yang melaksanakannya1. Jenis Pengawetan KayuPengawetan remanen atau sementara (prophylactis treatment) bertujuan menghindari seranganperusak kayu pada kayu basah (baru ditebang) antara lain blue stain, bubuk kayu basah dan serangga lainnya. Bahan pengawet yang dipakai antara lain NaPCP (Natrium PenthaclorPhenol), Gammexane, Borax, baik untuk dolok maupun kayu gergajian basah.Pengawetan permanent bertujuan menahan semua faktor perusak kayu dalam waktu selama mungkin. Yang perlu diperhatikan dalam pengawetan, kayu tidak boleh diproses lagi (diketam atau pun digergaji, dibor, dan lain-lain), sehingga terbukanya permukaan kayu yang sudah diawetkan. Bila terpaksa harus diolah, maka bekas pemotongan harus diberi bahan pengawet lagi.Adapun bahan pengawet yang dapat dipakai untuk pengawetan remanen (sementara). Pengawetan remanen umumnya hanya menggunakan metode pelaburan dan penyemprotan, sedangkanpengawetan tetap dapat menggunakan semua metode, tergantung bahan pengawet yang dipakaiserta penetrasi dan retensi yang diinginkan. Sehingga pengawetan dapat lebih efektif dan waktupemakaiannya dapat selama mungkin.Ada 2 macam metode pengawetan yang pokok yaitu :1. Pengawetan metode sederhana :1. metode rendaman1. metode pencelupan1. metode pemulasan1. metode penyemprotan1. metode pembalutan1. Pengawetan metode khusus 1. metode proses sel penuh1. metode proses sel kosong1. Bahan Pengawet KayuBahan pengawet kayu ialah bahan-bahan kimia yang telah diketemukan dan sangat beracunterhadap makhluk perusak kayu, antara lain: arsen(As), tembaga(Cu), seng(Zn), fluor(F), chroom(Cr), dan lain-lain. Tidak semua bahan pengawet akan baik digunakan dalam pengawetan kayu. Dalam penggunaan harus diperhatikan, sifat-sifat bahan pengawet agar sesuai dengan tujuanpemakaian. Faktor-faktor sebagai syarat bahan pengawet yang baik :1. Bersifat racun terhadap makhluk perusak kayu1. Mudah masuk dan tetap tinggal di dalam kayu1. Bersifat permanent tidak mudah luntur atau menguap1. Bersifat toleran terhadap bahan-bahan lain, misalnya: logam, perekat, dan cat/finishing1. Tidak mempengaruhi kembang susut kayu1. Tidak merusak sifat-sifat kayu: sifat fisik, mekanik, dan kimia1. Tidak mudah terbakar maupun mempertinggi bahaya kebakaran1. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan1. Mudah dikerjakan, diangkut, serta mudah didapat, dan murah.Tentunya tidak semua sifat-sifat di atas dimiliki oleh sesuatu jenis bahan pengawet. Dalam praktekbiasanya diperhatikan sifat-sifat mana yang perlu tergantung pada tujuan pemakaian kayu itunantinya. Pada waktu memilih bahan pengawet kayu harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:1. Di mana kayu itu akan dipakai setelah diawetkan.1. Makhluk perusak kayu apa yang terdapat di tempat tersebut.1. Syarat-Syarat KesehatanPada kayu yang akan digunakan di tempat yang lembab dengan resiko serangan perusak kayu yanghebat, perlu diambil bahan pengawet yang tidak mudah luntur dan cukup beracun bagi jamur. Bagi kayu untuk bangunan di bawah atap, perlu adanya bahan pengawet yang tidak mengganggu kesehatan manusia, tidak mempengaruhi cat, politur, dan lain-lain. Untuk kayu yang dipakai di luarruangan, digunakan tipe bahan pengawet larut air tapi tidak mudah mengubah warna kayu tersebut.Bahan pengawet yang mengandung garam arsen umumnya digenakan untuk serangan serangga yang hebat. Kayu yang akan digunakan di tempat yang berhubungan dengan air laut umumnya diawetkan dengan penggunaan tipe CCA (tembaga-chroom-arsen) atau dengan creosot,carbolineum, yang memiliki kadar racun yang tinggi.Macam-macam bahan pengawet kayu menurut bahan pelarut yang digunakan:1. Bahan pengawet yang larut dalam air, menggunakan air biasa sebagai bahan pengencer.1. Bahan pengawet yang larut dalam minyak, menggunakan minyak sebagai bahan pengencer.1. Bahan pengawet yang berupa minyak, tapi masih dapat diencerkan dengan bermacam-macam minyak.1. Bahan pengawet larut airTipe bahan pengawet ini memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut:1. Dijual dalam perdagangan berbentuk garam, larutan pekat, dan tepung.1. Tidak mengotori kayu.1. Kayu yang sudah diawetkan masih dapat di-finishing (politur atau cat) setelah kayu tersebutdikeringkan terlebih dahulu.1. Penetrasi dan retensi bahan pengawet cukup tinggi masuk ke dalam kayu.1. Mudah lunturJenis ini baik digunakan untuk mengawetkan kayu yang akan digunakan di dalam rumah (perabot, dan lain-lain) yang umumnya terletak di bawah atap. Dianjurkan, setelah kayu perabot tersebutdiawetkan dan dikeringkan, selanjutnya di-finishing. Gunanya untuk menutup permukaan kayu agarbahan pengawet tidak terpengaruh oleh udara lembab, sebab kayu cenderung untuk membasah (sifathigroskopis). Nama-nama bahan pengawet dalam perdagangan antara lain: Tanalith C, Celcure,Boliden, Greensalt, Superwolman C, Borax, Asam Borat, dan lain-lain. Konsentrasi larutan dapatberbeda-beda tergantung tujuan pemakaian kayu setelah diawetkan (rata-rata 5-10%).1. Bahan pengawet larut minyakSifat-sifat umum yang dimiliki sebagai berikut:1. Dijual dalam perdagangan berbentuk cairan agak pekat, bubuk (tepung). Pada waktu akandigunakan, dilarutkan lebih dahulu dalam pelarut-pelarut antara lain: solar, minyak disel,residu, dan lain-lain.1. Bersifat menolak air, daya pelunturannya rendah, sebab minyak tidak dapat bertoleransidengan air.1. Daya cegah terhadap makhluk perusak kayu cukup baik.1. Memiliki bau tidak enak dan dapat merangsang kulit (alergis).1. Warnanya gelap dan kayu yang diawetkan menjadi kotor.1. Sulit di-finishing karena lapisan minyak yang pekat pada permukaan kayu.1. Penetrasi dan retensi agak kurang, disebabkan tidak adanya toleransi antara minyak dankandungan air pada kayu.1. Mudah terbakar.1. Tidak mudah luntur.Nama-nama perdagangan bahan pengawet larut minyak antara lain: PCP (Pentha Chlor Phenol), Rentokil, Cu-Napthenate, Tributyltin-oxide, Dowicide, Restol, Anticelbor, Cuprinol, Solignum, Xylamon, Brunophen, Pendrex, Dieldrien, dan Aldrin.3.1. Bahan pengawet berupa minyakSifat-sifat yang dimiliki oleh bahan pengawet berupa minyak sama dengan sifat-sifat yangdimiliki oleh bahan pengawet larut minyak. Penggunaannya diusahakan dijauhkan dari hubungan manusia, karena baunya tidak enak dan mengotori tempat. Penggunaannya denganmetode tertentu. Nama-nama perdagangan yang terkenal antara lain: Creosot, Carbolineum,Napthaline, dan lain-lain. Umumnya penggunaan bahan pengawet larut minyak dan berupa minyak tidak begitu luas dalam penggunaan, orang lebih cenderung menggunakan bahanpengawet yang lain dalam arti mudah dan praktis.1. Teknik Pengawetan KayuTeknik atau cara pengawetan yang digunakanakan berpengaruh terhadap hasil atau umurpemakaian kayu. Pemilihan cara pengawetanselain tergantung dari faktor tempat kayunantinya akan digunakan/dipasang, perlu jugadiperti mbangkan faktor ekonomisnya. Banyakcara pengawetan yang dapat dilaksanakan,mulai cara sederhana sampai kepada cara yangrelative sukar dengan peralatan yang mahal (modern)Menyiapkan kayu yang akan diawetkan:1. Setiap cara pengawetan bertujuan memasukkan bahan pengawet sedalam, sebanyakmungkin ke dalam kayu secara merata sesuai dengan jumlah retensi yang diperlukan. Agardiperoleh hasil pengawetan yang baik perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:1. Kayu harus cukup kering sebelum diawetkan, terutama bila menggunakan bahan pengawetberupa minyak atau larut minyak dengan cara tekanan/vakum (kadar air yang dikandungsekitar 20-25%).1. Kayu harus bebas kulit dan kotoran. Kecuali cara pengawetan khusus, kayu tidak perludikuliti.1. Sortimen kayu atau bentuk kayunya(kayu gergajian atau dolok).Kayudianjurkan dalam bentuk siap pakai,tidak diperkenankan dipotong, dibelah,diserut, ataupun pengerjaan lain setelahdiawetkan, sebab akan membukapermukaan kayu yang telah terlapisibahan pengawet. Bila pengerjaanlanjutan terpaksa harus dilakukan makabagian yang terbuka dan tidak tembusbahan pengawet perlu dilabur bahanpengawet secara merata.1. Bahan peengawet, metode serta alat untuk pelaksanaan pengawetan.1. Faktor perusak kayu, tempat kayu akan digunakan kemudian.1. Cara Pengawetan KayuCara rendaman: kayu direndam di dalam bak larutan baha pengawet yang telah ditentukan konsentrasi (kepekatan) bahan pengawet dan larutannya, selama beberapa jam atau beberapahari. Waktu pengawetan (rendaman) kayu harus seluruhnya terendam, jangan sampai adayang terapung. Karena itu diberi beban pemberat dan sticker. Ada beberapa macampelaksanaan rendaman, antara lain rendaman dingin, rendaman panas, dan rendaman panasdan rendaman dingin. Cara rendaman dingin dapat dilakukan dengan bak dari beton, kayuatau logam anti karat. Sedangkan cara rendaman panas atau rendaman panas dan dingin lazim dilakukan dalam bak dari logam. Bila jumlah kayu yang akan diawetkan cukupbanyak, perlu disediakan dua bak rendaman (satu bak untuk merendam dan bak kedua untukmembuat larutan bahan pengawet, kemudian diberi saluran penghubung). Setelah kayu siap dengan beban pemberat dan lain-lain, maka bahan pengawet dialirkan ke bak berisi kayu tersebut. Cara rendaman panas dan dingin lebih baik dari cara rendaman panas atau rendaman dingin saja. Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih dalam dan banyak masukke dalam kayu. Larutan bahan pengawet berupa garam akan memberikan hasil lebih baikdaripada bahan pengawet larut minyak atau berupa minyak, karena proses difusi. Kayu yang diawetkan dengan cara ini dapat digunakan untuk bangunan di bawah atap denganpenyerang perusak kayunya tidak hebat.Cara pencelupan: kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan konsentrasi yang telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit bahkan detik.Kelemahan cara ini: penetrasi dan retensi bahan pengawet tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu sangat tipis, tidak berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan (pemolesan). Cara ini umumnya dilakukan di industri-industri penggergajian untuk mencegah serangan jamur blue stain. Bahan pengawet yang dipakai Natrium Penthachlorophenol. Hasil pengawetan ini akan lebih baik baila kayu yang akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan lebih dahulu.Cara pemulasan dan penyemprotan : cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yang sederhana. Bahan pengawet yang masuk dan diam di dalam kayu sangat tipis. Bila dalam kayu terdapat retak-retak, penembusan bahan pengawet tentu lebih dalam. Cara pengawetan ini hanya dipakai untuk maksut tertentu, yaitu : a. Pengawetan sementara (prophylactictreatment) di daerah ekploatasi atau kayu-kayu gergajian untuk mencegah serangan jamuratau bubuk kayu basah. b. Untuk membunuh serangga atau perusak kayu yang belumbanyak dan belum merusak kayu (represif). c. Untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Cara pengawetan ini hanya dianjurkan bila serangan perusak kayu tempat kayu akan dipakai tidak hebat (ganas).Cara pembalutan : cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang dengan menggunakan bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat, yang dilaburkan/diletakkan pada permukaan kayu yang masih basah. Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses difusi secara perlahan-lahan ke dalam kayu1. Keutungan Metode Pengawetan Kayu1. Metode RendamanKeuntungan : penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih banyak.kayu dalam jumlah banyak dapat diawetkan bersama. larutan dapat digunakan berulang kali (dengan menambah konsentrasi bila berkurang)Kerugian : waktu agak lama, terlebih dengan rendaman dingin, peralatan mudah terkena karat, pada proses panas, bila tidak hati - hati kayu bisa terbakar, kayu basah agak sulit diawetkan1. Metode PencelupanKeuntungan : proses sangat cepat, bahan pengawet dapat dipakai berulang kali (hemat), peralatan cukup sederhanaKerugian : penetrasi dan retensi kecil sekali, terlebih pada kayu basah, mudah luntur, karena bahan pengawet melapisi permukaan kayu sangat tipis1. Metode Pelaburan dan Penyemprotan Keuntungan : alat sederhana, mudah penggunaannya dan biaya relatif murah. Kerugian : penetrasi dan retensi bahan pengawet kecil, mudah luntur.1. Metode PembalutanKeuntungan : peralatan sederhana, penetrasi lebih baik, hanya waktu agak lama, digunakan untuk tiang-tiang kering ataupun basahKerugian : pemakaian bahan pengawet boros, jumlah kayu yang diawetkan terbatas, waktu membalut lama, membahayakan mahluk hidup sekitarnya (hewan dan tanaman).1. Proses Akhir Pengawetan KayuAda 3 hal yang perlu diperhatikan pada akhir proses pengawetan kayu :1. Pembongkaran kayu dari tumpukan dalam bak celup (rendaman) harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai terjadi kerusakan kayu yang mengakibatkan tergoresnya permukaan yang telah terlapiskan bahan pengawet.1. Untuk pengeringan kayu setelah diawetkan, dapat digunakan pengeringan secara alami ataubuatan. Hanya perlu diperhatikan, tidak semua bahan pengawet dapat dikeringkan secarapengeringan buatan (dry kiln). Sebab dengan pengeringan yang mendadak, bahan pengawetakan menguap dari dalam kayu, yang berarti pelunturan bahan pengawet. Biasanya bahanpengawet larut minyak dan berupa minyak mengijinkan pengeringan akhir dengan kiln.Setelah kayu benar-benar kering, penggunaan dapat dilakukan.1. Penyimpanan sementara sebelum kayu dipakai harus dilakukan di tempat terlindung dan terbuka bagi sirkulasi udara. caranya seperti penyusunan kayu gergajian dengan menggunakan sticker.CACAT KAYUKerusakan dan Cacat pada KayuYang dimaksud kerusakan kayu adalah menurunnya kekuatan kayu akibat adanya/terjadinya reta-retak, pecah-pecah, belah, pelapukan karena cuaca, serangan serangga atau jamur; juga menurunnya mutu kayu akibat terjadinya perubahan warna, berubahnya nilai dekoratif. Hal ini dapat diakibatkan oleh ulah manusia yang kurang cermat dalam mengelola kayu, misalnya :1. Pememliharaan hutan yang kurang baik1. Cara penebangan pohon yang salah,1. Pembagian kayu yang keliru,1. Cara menggergaji yang keliru, dan1. pengeringan kayu yang tidak sesuai.Kerusakan pada kayu terjadi karena tindakan-tindakan atau karena keadaan yang mengakibatkankekuatan kayu menurun, harga kayu menurun, dan mutu dan nilai pakai kayu berkurang atau kayusama sekali tak terpakai. Kerusakan yang dimaksud antara lain: retak-retak, pecah,belah,seranganjamur, serangan serangga dan kerusakan-kerusakan akibat perilaku manusia yang kurang cermatdalam mengelola kayu. Misalnya: pemeliharaan hutan yang kurang baik, penebangan pohon yangsalah,pembagian batang yang keliru, cara menggergaji yang keliru serta cara pengeringan kayuyang tidak sesuai, sehingga kerusakan-kerusakan tersebut di atas akan mengurangi mutu dan nilaipakai kayu untuk penggunaan tertentu secara maksimal.1. Cacat Mata KayuMata kayu merupakan lembaga atau bagian cabang yang berada di dalam kayu. Mata kayu dapat dibedakan :1. Mata kayu sehat : mata kayu yang tidak busuk,berpenampang keras, tumbuh kukuh dan rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dibandingkan dengan kayu sekitarnya.1. Mata keyu lepas : mata kayu yang tidaktumbuh rapat pada kayu, biasanya pada prosespengerjaan, mata kayu ini akan lepas dan tidak ada gejala busuk.1. Mata kayu busuk : mata kayu yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan dan bagian-bagian kayunya lunak atau lapuk, berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya.Pengaruh mata kayu :1. Mengurangi sifat keteguhan kayu1. Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu (mata kayu sehat)1. Mengurangi keindahan permukaan kayu1. Menyebabkan lubangnya lembara-lembaran finir1. Pecah Dan BelahPada kayu bulat sering terlihat adanya serat-serta yang terpisah memanjang:1. Berdasarkan ketentuan pengujian kayu, maka :1. jika lebar terpisahnya serat 2 mm, dinamakan retak.1. Lebar terpisahnya serat 6 mm, dinamakan pecah1. Lebar terpisahnya serat 6 mm, dinamakan belah1. Penyebab terjadinya cacat pecah dan belah, diantaranya :1. Ketidakseimbangan arah penyusutan pada waktu kayu menjadi kering.1. Tekanan di dalam tubuh kayu yang kemudian terlepas pada waktu kayu ditebang.1. Kesalahan dalam teknik penebangan atau menimpa benda-benda keras.1. Pengaruh cacat pecah atau belah :1. Mengurangi keteguhan tarik1. Mengurang keteguhan kompresi, distrubsi beba jadi tidak merata.1. Keteguhan geser berkurang, akibat luasan daerah yang menahan beban berkurang.1. Pecah Busur Dan Pecah Gelang Pecah Busur adalah pecah yang mengikuti arah lingkaran tumbuh, bentuknya kurang dari setengah lingkaran. Sedangkan pecah gelang adalah kelanjutan dari pecah busur yang kedua ujungnya bertemu membentuk lingkaran penuh atau lebih dari setengah lingkaran. Penyebab terjadinya cacat pecah busur atau peah gelang, diantaranya :1. Ketidakseimbangan dalam penyusutan pada waktu kayu mengering.1. Tegangan di dalam kayu yang terlepas secara tiba-tiba pada saat penebangan. Pengaruh cacat jenis ini sama dengan halnya pengaruh cacat belah dan pecah.1. Hati rapuhHati adalah pusat lingkaran tumbuh kayu bulat. Cacat hati rapuh merupakan tanda khas yang umum dimiliki kayu daun lebar yang umum tumbuh di daerah tropis, seperti : meranti. Bagian kayu yang rapuh ummnya menunjukkan tanda-tanda berkurangnya kekerasan dan kepadatan namun hati rapuh yang dimaksud tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan yang nyata. Cacat hati rapuh mengurangi kekuatan terhadap kayu. Cacat ini akan menyulitkan proses pembuatan finir secara rotary (pengupasan) karena tidak adanya kekuatan dari sumbu mesin untuk mencengkram doloktersebut.1. Arah seratBeberapa jenis kayu seperti lara, kesambi, memiliki serat yang berpadu sehingga kayu sulit dikerjakan (misalnya pada proses ketam) dan hal ini dianggap merugikan, namun mempunyai keteguhan belah yang tinggi. Jenis kayu ini mempunyai serat yang melintang artinya tidak sejajardengan sumbu batang dan jenis serat semacam ini akan mengurangi keteguhan kayu.1. Cacat akibat jamur penyerang kayu Jamur penyerang kayu dapat dibedakan menjadi :1. Jamur pembusuk kayu1. Jamur pelapuk kayu1. Jamur penyebab noda kayu.Pada tahap permulaan serangan jamur akan mengakibatkan timbulnya kerapuhan kayu yang nyata, cenderung kayu akan mengalami patah secara mendadak jika diberi beban dengan perubahanbentuk sedikit serta patahan halus tidakberserpih. Untuk jamur penyebab noda kayu, secara umumsedikit sekali pengaruhnya terhadap kekauatan kayu dan biasanya tidak menurunkan kekuatan yangbesar, pengaruh terbesar adalah mengurangi keindahan, akibat timbulnya warna-warna yang kotor(noda-noda).1. Cacat akibat Serangga perusak kayuJenis serangga perusak kayu, diantaranya : rayap,kumbang kayu, dan bubuk kayu. Kayumerupakan makanan dan tempat tinggalserangga tersebut, sehingga jelas bahwa serangga-serangga tersebut akan membuat lubang-lubang terowongan didalam kayu yang mengakibatkan kekuatan kayu akan berkurang.Lubang gerek dan lubang cacing laut. Lubang gerek ialah lubang-lubang pada kayuyang disebabkan oleh serangga penggerek, atau cacing-cacing laut. Lubang cacing laut ialah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh cacing-cacing laut. Umumnya penggerekan tersebut menyerang kayu yang baru ditebang. Kadang kala padapohon yang masih tegak berdiri. Serangga ini tidak dapat hidup pada kayu gergajian yang telah dikeringkan, karena larvanya memerlukan jamur. Padahal agar jamur dapat hidup diperlukan kadarair yang cukup tinggi. Serangan-serangan akan lebih berat pada bagian kayu yang menghadap tanahyang terlindung dari sinar matahari langsung. Sedangkan cacing laut menyerang kayu yang beradadi air laut. Lubang gerek mengurangi keindahan. Bila banyak menggerombol akan mempengaruhi kekuatan kayu, bahkan kayu sama sekali mungkin tidak dapat dimanfaatkan lagi. Demikian pula cacat pada lubang cacing laut.

KOMPONEN KONSTRUKSI KAPAL KAYU1) LunasLunas merupakan konstruksi yang berada pada bagian terbawah dari bangunan kapal. Dengan aliran beban yang sebagian besar bermuara ke konstruksi lunas maim konstruksi ini menahan beban yang terbesar. Lunas dibuat dari linggi buritan 'sampai linggi haluan. Dimensi lunas ditentukan oleh besar kapal dan konstruksinya. Untuk kapal kecil, lunas dapat dibuat dari satu bagian saja, sedangkan untuk kapal besar lunas terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah disebut lunas luar dan bagian atas disebut lunas dalam (Rauf & Chaerunnisa, 2003)2) Linggi Haluan dan Linggi BuritanLinggi haluan merupakan lanjutan dari lunas dan berfungsi menghubungkan papan kulit bagian kiri dan kanan. Selain itu, linggi haluan juga menghubungkan galar galar pada kedua sisi kapal. Linggi buritan juga merupakan lanjutan dari lunas, di mana ujung belakang ini disebut sepatu linggi jika ia berfungsi sebagai bantalan bawah untuk poros kemudi. Selain itu, linggi buritan juga berfungsi memegang atau sebagai rumah untuk tabung poros buritan jika kapal memakai baling baling, juga kemudi atau porosnyabertumpu pada linggi buritan. Bagian bagian linggi buritan adalah telapak linggi yang merupakan lanjutan lunas, linggi baling baling yang tegak lurus lunas, linggi kemudi yang memegang kemudi serta kayu mati dan kayu pondasi (Rauf dan Chaerunnisa, 2003)3) Gading-GadingGading gading berfungsi menghubungkan papan kulit luar satu dengan yang lainnya dan juga memperkuat kulit luar pada arah melintang, yaitu bersama papan kulit menahan air dan muatan di atas palka. Gading gading dapat dibuat dari gading-gading tunggal dan gading-gading ganda. Gading-gading tunggal biasanya terdiri dari bagian kiri dan bagian kanan dihubungkan dengan wrang. Gading-gading ganda umumnya menerus melewati tengah kapal dan dibagian tengah dibuat meninggi. Tingginya diambil sama dengan tinggi wrang pada gading-gading tunggal. Jarak gading diukur dari tengah gading yang satu ke tengah gading berikutnya, dan jarak ini ditentukan berdasarkan daerah pelayaran kapal yang bersangkutan. (Rauf & Chaerunnisa, 2003).4) GalarGalar adalah salah satu elemen konstruksi yang dipasang memanjang dari linggi haluan ke linggi buritan hingga linggi buritan yang letaknya bersilangan dengan gading-gading dan balok geladak. Galar terdiri atas galar balok dan galar kim.Galar balok terletak dibawah balok geladak dan disamping gading. Galar balok dilekatkan dengan balok geld dan gading. Sedangkan galar kim terletak di daerah lajur bilga dan diletakkan secara memanjang dari linggi haluan hingga linggi buritan (Marhaban, 2005).5) Geladak Geladak adalah lantai yang dimanfaatkan untuk aktifitas di atas kapal. Di atas geladak terdpat elemen elemen konstruksi seperti bangunan atas, palka, lubang palka, dan lain-lain. Dari segi jumlah geladak biasanya terdiri atas geladak tunggal dari geladak Ganda. Untuk kapal yang hanya memiliki satu geladak yaitu geladak terbuka maka dinamakan geladak tunggal (Marhaban, 2005).Balok geladak berfungsi menghubungkan papan geladak satu dengan lainnya dan juga memperkuat geladak pada arah melintang, yaitu bersama papan-papan pada daerah yang mendapat beban besar. Untuk daerah disamping ambang palka, balok geladak dipasang dari gading-gading disisi sampai pada penumpu samping palka, balok geladak dipasang dari sisi kiri sampai sisi kanan 6) KulitKulit luar merupakan susunan dari papan papan kulit yang berfungsi sebagai lambung kapal. Kulit luar dilekatkan ke gading-gading secara memanjang dari linggi haluan hingga linggi buritan. Kulit luar atau papan kulit terdiri dari beberapa bagian yaitu ; Papan lajur lunas Papan lajur alas Papan lajur bilga Papan lajur sisi

Gambar 2.1. Konstruksi Melintang Kapal kayuD. Perawatan Kapal KayuSama halnya dengan kapal baja, kapal kayu suatu waktu juga akan mengalami kerusakan atau penurunan kualitas pada kapal itu sendiri, dimana kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia yang berada didalam kapal itu sendiri ataukah faktor eksternalnya seperti kerusakan pada body kapal akibat penempelan dari biota biofauling yaitu triptin. Perlu diketahui bahwa, apabila biota laut ini menempel pada body kapal kayu dalam jumlah yang begitu banyak maka, proses pelayaran serta pergerakan kapal kayu menjadi sedikit lambat dari biasanya. Oleh sebab itu, apabila sebuah kapal kayu telah mengalami penurunan kualitas atau kerusakan yang dapat mengganggu aktivitas transportasi, maka kapal kayu tersebut harus mengalami perawatan yang semestinya oleh para ahli perawatan kapal kayu. Proses perawatan dan perbaikan kapal pada bagian badan kapal (lambung kapal) yaitu: A. Pencucian seluruh bagian kapal.Setelah kapal berada di atas slipway, kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah pembersihan atau pencucian seluruh bagian kapal. Pencucian ini menggunakan air tawar yang berasal dari ledeng. Pegawai yang melakukan kegiatan ini adalah mereka yang melakukan proses penaikkan kapal. Selama proses pencucian berlangsung, juga dilakukan kegiatan pembersihan badan kapal dari teritip, lumut dan lumpur serta kotoran lain yang menempel pada lambung kapal. Kegiatan ini berlangsung selama 1-2 jam. B. Pemakalan dan pendempulan.Proses pakal adalah kegiatan menambal bagian-bagian antar papan pada lambung kapal dengan menggunakan makjun. Makjun merupakan semacam serat terbuat dari rami. Serat ini dimasukkan pada sela-sela papan dengan menggunakan palu dan pakal. Bagan yang selesai dipakal dilumasi dengan adonan dempul hasil campuran bubuk dammar dan dempul kapal ( Lihat Tabel Di Bawah ). Adonan ini berwarna kecoklatan, proses pelapisan menggunakan alat yang disebut solet. Bagian-bagian papan yang memiliki lubang cukup besar ditambal dengan menggunakan dempul. Adonannya berbeda dengan adonan dempul yang melapisi makjun. Adonan dempul ini merupakan campuran antara semen putih dan lem kapal. Proses pemakalan dan pendempulan dilakukan oleh sebuah kelompok pekerja berjumlah 5-7 orang. Proses ini memakan waktu 2-3 hari tergantung kepada jumlah pekerja dan ukuran kapal yang dikerjakan.Tabel tentang jenis dan fungsi adonan dalam proses pendempulan.AdonanWarnaFungsi

Bubuk dammar + dempul kapalCoklat tuaMenambal makjun pada rongga antar papan pada lambung kapal

Dempul kapal + bubul + semen putihCoklat mudaMenambal pipa-pipa atau batangan besi lainnya

Bubuk semen putih + lem kapalPutihMenambal kebocoran dan lubang-lubang pada badan kapal

Dempul MobilKrimMenambal kebocoran yang besar, paling kuat dan paling mahal harganya

3) Pengecetan kapalProses perawatan kapal yang rutin dilakukan setiap tahun adalah pengecatan kapal kembali. Proses ini dimulai dengan pengelotokkan cat yang telah lama dan telah terkelupas, dilanjutkan dengan proses penggantian papan-papan lambung yang telah lapuk dan pemakaianProses pengecatan dimulai dengan pemberian cat menje pada seluruh bagian lambung kapal. Pemberian cat menje bermula dari lunas (dasar) sampai batas water line tertinggi. Cat ini diharapkan dapat menjadi anti fouling dan anti karat bagi lambung kapal. Proses pengecatan kapal dilakukan oleh kelompok pekerja yang berbeda dari sebelumnya, berjumlah 5-6 orang sehingga proses ini dapat diselesaikan selama 1-2 hari.Tahapan Kegiatan Docking Kapal KayuNo.Jenis KegiatanWaktu yang dibutuhkanJumlah PekerjaKeterangan

1.Penaikan kapal ke atas slipway30-45 menit6-10 orangUkuran kapal mempengaruhi lama penaikan

2.Pencucian Kapal1-2 jam6-8 orangPekerjanya sama dengan saat penaikan kapal

3.Pemakalan dan pendempulan5-7 hari5-8 orangTergantung ukuran kapal

4.Reparasi Kapal5-7 hari5-7 orangTergantung tingkat kerusakan dikerjakan oleh kelompok pengrajin kapal

5.Pengecatan kapal1-2 hari5-7 orangTergantung ukuran kapal

6.Penurunan kapal dari slipway20-30 menit6-10 orangPekerjanya sama dengan saat menaikkan kapal

Namun demikian apabila pihak pemilik kapal menginginkan hal tersebut dilakukan oleh pihak dari galangan kapal maka setelah terjadi kesepakatan bersama, proses perbaikan akan segera dilakukan. Perawatan dan perbaikan yang lainnya seperti mesin kapal, baling-baling, jangkar, instalasi listrik dan lainnya dapat dilakukan oleh pihak galangan kapal.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULAN1) Tipe kapal kayu ada tiga yaitu Phinisi, Lambo, dan Palari2) Metode pembuatan kapal kayu dapat dilakukan secara tradisional dan modern3) Dalam pembuatan kapal kayu perlu diperhatikan sifat-sifat kayu4) Rules BKI tentang kapal kayu itu berbeda jika dibandingkan secara tradisional5) Komponen konstruksi kapal kayu memakai jenis kayu yang berbeda-beda

B. SARAN1) Sebaiknya proses pembuatan kapal kayu di Indonesia tetap di lestarikan2) Sebaiknya BKI mempermudah cara pengambilan data-data tentang aturan kapal kayu. Karena kelompok kami mendapatkan data tersebut dari senior yang bekerja di BKI.

DAFTAR PUSTAKAAmsdynov , Helmy. 2012. Kapal Kayu. www. neverstopdive.blogspot.com. Diakses pada Jumat, 4 Oktober 2013Anonim. 2011. Proses Pembuatan Kapal Phinisi. www.smartnewz.info. Diakses pada Jumat, 4 Oktober 2013Biro Klasifikasi Indonesia. 1996. Kapal KayuIruzer, Rizka Rath. 2012. Perawatan dan Pemeliharaan Perahu. www. rathiruzer.wordpress.com. Diakses pada Jumat, 4 Oktober 2013Lumonon, Sean Stanislaus. 2011. Makalah Kayu Summary The Material Of Wood. www.academia.edu. Di akses pada Jumat, 4 Oktober 2013Suparman. 2007. Perahu Phinisi Dari Tanah Beru. buginese.blogspot.com. Diakses pada Jumat, 4 Oktober 2013Wijanarko , Tri Setyu. 2012. Melihat Proses Pembuatan Kapal Phinisi. www.wijanarko.net. Diakses pada Jumat, 4 Oktober 2013