bronco pneumon i
TRANSCRIPT
Keperawatan Anak Pada Penyakit
BRONCHOPNEUMONIA
AKPERDian Husada
Oleh :1. Adi Sanjaya Putra (10.001)
2. Ainur Rofiah (10.002)
3. Ajeng Puspita Larasati (10.003)
4. Akbar Yodi Putra S. (10.004)
5. Akhmad Yuli Hermawan (10.005)
6. Akok Rizki Budianto (10.006)
7. Alfian Macfud Filianto (10.007)
8. Ariskha Nurrahmawati (10.008)
9. Arumsari Rahayu (10.009)
10. Citra Kartika Prastiwi (10.010)
Definisi 1. Bronkopneumonia adalah suatu
cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernapasan atau melalui hematogen sampai ke bronkus. (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009)
2.Bronkopneumonia adalah peradangan yang terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukosa purulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berbeda didekatnya, disebut juga pneumonia lobularis. (Wong, DL, 2004).
3.Bronkopneumonia adalah merupakan peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan produktif. (Hidayat. A.A, 2008)
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) 1.Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis,
dibagi atas :Pneumonia tipikalPneumonia atipikal2.Berdasarkan faktor lingkungan :
Pneumonia komunitasPneumonia nosokomialPneumonia rekurens
Lanjutan. . . .Pneumonia aspirasiPneumonia pada gangguan imunPneumonia hipostatik
3.Berdasarkan sindrom klinis : Pneumonia bakterial Pneumonia non bakterial
Etiologi Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis
Virus Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.
Jamur Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
Protozoa Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (PCP). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi
Lanjutan.. . . Penyebab tersering brokopneumonia
pada anak adalah pneumokokus sedang penyebab lainnya antara lain: streptococcus pneumoniae, stapilokokus aureus, haemopillus influenza, jamur (seperti candida albicans), dan virus. Pada bayi dan anak kecil ditemukan staphylococcus aureus sebagai penyebab yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas tinggi.
PatofisiologiSistem pertahanan normal
Terganggu
Organisme melalui jalan nafas
Bronchopneumonia
(panas tinggi,gelisah,dispneu,nafas cepat dan dangkal,
Nafas cuping hidung,batuk kering kemudian produktif)
Infeksi paru
Eksudat intra alveolus
G3 Pertukaran gas Retensi mucus Bersihan
Jalan Nafas
Oksigen
Hiperventilasi
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Manifestasi klinik Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
Nyeri pleuritik
Nafas dangkal dan mendengkur
Takipnea Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
Mengecil, kemudian menjadi hilang
Krekels, ronki, egofoni Gerakan dada tidak simetris Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium Diaforesis Anoreksia Malaise Batuk kental, produktif
Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau berkarat Gelisah Cyanosis
Area sirkumoral
Dasar kuku kebiruan
KomplikasiAtelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang
Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang
Infeksi sitemik
Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
NB: Komplikasi tidak terjadi bila diberikan antibiotik secara tepat. (Ngastiyah, 2005)
PenatalaksanaanKemoterapi
Pemberian kemoterapi harus berdasarkan pentunjuk penemuan kuman penyebab infeksi (hasil kultur sputum dan tes sensitivitas kuman terhadap antibodi). Bila penyakitnya ringan antibiotik diberikan secara oral, sedangkan bila berat diberikan secara parenteral(Harasawa, 1989
Pengobatan Umum1. Terapi Oksigen2. Hidrasi Bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat
hidrasi dilakukan secara parenteral3.Fisioterapi
Penderita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-ubah untuk menghindari pneumonia hipografik, kelemahan dan dekubitus.
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
2. Keluhan Utama :
Panas,sesak.
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Mula mula batuk kering kemudin menjadi produktif.
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Ada anggota keluarga yang menderita penyakit asma.
5. Pola Aktivitas Sehari hari
Aktivitas / istirahatGejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas
SirkulasiGejala : riwayat gagal jantung kronis
Tanda : takikardi, penampilan keperanan atau pucat
Integritas EgoGejala : banyak stressor
Makanan / CairanGejala : kehilangan nafsu makan, mual / muntah,
Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan malnutrusi
NeurosensoriTanda : perubahan mental
Nyeri / KenyamananGejala : nyeri dada meningkat dan batuk, myalgia, atralgia
PernafasanGejala : takipnea, dispnea, pernafasan dangkal, penggunaan
otot aksesori, pelebaran nasal
Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau purulen
Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural
Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas Bronkial
Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi
Warna : pucat atau sianosis bibir / kuku
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret di jalan nafasTujuan: setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam jalan nafas menjadi bersihKriteria:- Suara nafas bersih tidak ada ronkhi atau rales, wheezing- Sekret di jalan nafas bersih- Cuping hidung tidak ada- Tidak ada sianosis
Intervensi:- Kaji status pernafasan tiap 2 jam meliputi respiratory rate, penggunaan otot bantu nafas, warna kulit- Lakukan suction jika terdapat sekret di jalan nafas- Posisikan kepala lebih tinggi- Lakukan postural drainage- Kolaborasi dengan fisiotherapist untuk melaakukan fisiotherapi dada- Jaga humidifasi oksigen yang masuk- Gunakan tehnik aseptik dalam penghisapan lendir
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya penumpukan cairan di alveoli paru Tujuan: setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pertukaran gas dalam alveoli adekuat.Kriteria:- Akral hangat- Tidak ada tanda sianosis- Tidak ada hipoksia jaringan- Saturasi oksigen perifer 90%Intervensi:- Pertahankan kepatenan jalan nafas- Keluarkan lendir jika ada dalam jalan nafas- Periksa kelancaran aliran oksigen 5-6 liter per menit- Konsul dokter jaga jika ada tanda hipoksia/ sianosis- Awasi tingkat kesadaran klien
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam, menurunnya intake dan tachipneaTujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak terjadi kekurangan volume cairan.Kriteria hasil:- Tidak ada tanda dehidrasi- Suhu tubuh normal 36,5-37 0C- Kelopak mata tidak cekung- Turgor kulit baik- Akral hangat
Intervensi:- Kaji adanya tanda dehidrasi- Jaga kelancaran aliran infus- Periksa adanya tromboplebitis- Pantau tanda vital tiap 6 jam- Lakukan kompres dingin jika terdapat hipertermia suhu diatas 38 C- Pantau balance cairan- Berikan nutrisi sesuai diit- Awasi turgor kulit
Kekompakan dapat membuat
hal yang sulit m’jadi mudah
Kekompakan dapat membuat pekerjaan yang
berat m’jadi ringan
AYO KOMPAK
Sekian Presentasi Dari Kami Kurang ato lebihnya Mohon Maaf.. ..
Yang Terhormat
Bronchopneumoni