bhan dk2

9
DEFINISI Edema serebri atau edema otak adalah keadaan patologis terjadinya akumulasi cairan di dalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler (lebih banyak di daerah substansia grisea) maupuN ekstraseluler (daerah substansia alba), yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial. ETIOLOGI Edema otak dapat muncul pada kondisi neurologis dan nonneurologis: 1. Kondisi neurologis: Stroke iskemik dan perdarahan intraserebral, trauma kepala, tumor otak, dan infeksi otak. 2. Kondisi non neurologis: Ketoasidosis diabetikum, koma asidosis laktat, hipertensi maligna, ensefalopati, hiponatremia, ketergantungan pada opioid, gigitan reptil tertentu, atau high altitude cerebral edema (HACE). KLASIFIKASI DAN PATOFISIOLOGI Edema serebri dibagi atas dua bagian besar 1) Berdasarkan lokalisasi cairan dalam jaringan otak : edema serebri ekstraseluler, bila kelebihan air terutama dalam substansia alba. edema serebri intraseluler, bila kelebihan air terutama dalam substansia grisea. 2) Berdasarkan patogenesis: edema serebri vasogenik.

Upload: eben-haezer

Post on 04-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Fakultas Kedokteran

TRANSCRIPT

DEFINISIEdema serebriatauedema otakadalah keadaan patologis terjadinya akumulasi cairan di dalam jaringan otak sehingga meningkatkan volume otak. Dapat terjadi peningkatan volume intraseluler (lebih banyak di daerah substansia grisea) maupuN ekstraseluler (daerah substansia alba), yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intrakranial.

ETIOLOGIEdema otak dapat muncul pada kondisi neurologis dan nonneurologis:

1. Kondisi neurologis: Stroke iskemik dan perdarahan intraserebral, trauma kepala, tumor otak, dan infeksi otak.

2. Kondisi non neurologis: Ketoasidosis diabetikum, koma asidosis laktat, hipertensi maligna, ensefalopati, hiponatremia, ketergantungan pada opioid, gigitan reptil tertentu, atau high altitude cerebral edema (HACE).

KLASIFIKASI DAN PATOFISIOLOGIEdema serebri dibagi atas dua bagian besar

1) Berdasarkan lokalisasi cairan dalam jaringan otak :

edema serebri ekstraseluler, bila kelebihan air terutama dalam substansia alba.

edema serebri intraseluler, bila kelebihan air terutama dalam substansia grisea.

2) Berdasarkan patogenesis:

edema serebri vasogenik.

Paling sering dijumpai di klinik. Gangguan utama padablood brain barrier(sawar darah-otak). Permeabilitas sel endotel kapiler meningkat. sehingga air dan komponen yang terlarut keluar dari kapiler masuk ruangan ekstraseluler, sehingga cairan ekstraseluler bertambah. Dugaan bahwa serotonin memegang peranan penting pada perubahan permeabilitas sel-sel endotel masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Jenis edema ini dijumpai pada trauma kepala, iskemia otak, tumor otak, hipertensi maligna, perdarahan otak dan berbagai penyakit yang merusak pembuluh darah otak

edema serebri sitotoksik.

Kelainan dasar terletak pada semua unsur seluler otak (neuron, glia dan endotel kapiler). Pompa Na tidak berfungsi dengan baik, sehingga ion Na tertimbun dalam sel,mengakibatkan kenaikan tekanan osmotik intraseluler yang akan menarik cairan masuk ke dalam sel. Sel makin lama makin membengkak dan akhirnya pecah. Akibat pembengkakan endotel kapiler, lumen menjadi sempit, iskemia otak makin hebat karena perfusi darah terganggu. Pada binatang percobaan, pemakaian bakterisid yang luas pada kulit seperti heksaklorofen dan bahan yang mengandung and, seperti trietil tin, dapat menimbulkan edemasitotoksik.Edemaserebri sitotoksik sering ditemukan pada hipoksia/ anoksia(cardiac arrest),iskemia otak, keracunan air dan intoksikasi zat-zat kimia tertentu. Juga sering bersama-sama dengan edema serebri vasogenik, misalnya padastrokeobstruktif (trombosis, emboli serebri) dan meningitis.

edema serebri osmotik.

Edema terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmotik antara plasma darah (intravaskuler) dan jaringan otak (ekstravaskuler). Apabila tekanan osmotik plasma turun > 12%, akan terjadi edema serebri dan kenaikan TIK. Hal ini dapat dibuktikan pada binatang percobaan dengan infus air suling, yang menunjukkan kenaikan volume air. Pada edema serebri osmotik tidak ada kelainan pada pembuluh darah dan membran sel.

edema serebri hidrostatik/interstisial

Dijumpai pada hidrosefalus obstruktif. Karena sirkulasi terhambat, cairan srebrospinal merembes melalui dinding ventrikel, meningkatkan volume ruang ekstraseluler

TANDA DAN GEJALAPada kondisi terjadi peningkatan tekanan intrakranial dapat ditemukan tanda dan gejala berupa:

1. Nyeri kepala hebat.2. Muntah; dapat proyektil maupun tidak.3. Penglihatan kabur.4. Bradikardi dan hipertensi; terjadi akibat iskemi dan terganggunya pusat vasomotor medular. Hal ini merupakan mekanisme untuk mempertahankan aliran darah otak tetap konstan pada keadaan meningkatnya resistensi serebrovaskular akibat kompresi pembuluh darah kapiler serebral oleh edema.

5. Penurunan frekuensi dan dalamnya pemapasan; respirasi menjadi lambat dan dangkal secara progresif akibat peningkatan tekanan intrakranial (TIK) yang menyebabkan herniasi unkal. Saat terjadi kompresi batang otak, timbul perubahan pola pernapasan menjadi pola Cheyne-Stokes, kemudian timbul hiperventilasi, diikuti dengan respirasi yang ireguler, apnea, dan kematian.

6. Gambaran papiledema pada funduskopi; ditandai dengan batas papil yang tidak tegas, serta cup and disc ratio lebih dari 0,2. Dapat dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI otak untuk melihat etiologi dan luas edema serebri.

2.1 DefinisiStrokeadalahtanda-tandaklinisyangberkembangcepatakibatgangguanperedaran darahdi otak danmengakibatkan terganggunya fungsi otak,dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian sel-selotak, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular.Tanda paling umum dari stroke adalah kelemahan tiba-tiba pada wajah, lenganatau kaki, paling sering di salah satu sisi tubuh. Tanda-tanda peringatan lainnya dapatberupa:1. Mati rasa mendadak pada wajah, lengan, atau kaki, terutama pada satu sisi tubuh.2. Kebingungan, tiba-tiba kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan3. Tiba-tiba kesulitan melihat pada satu atau kedua mata4. Tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi5. Mendadak sakit kepala parah tanpa diketahui penyebabnya.Tanda-tanda stroke tergantung pada sisi otak yang dipengaruhi, bagian otakyangterkena,dantingkatcederaotak.Olehkarenaitu,setiaporangmungkinmemilikitanda-tanda peringatanstroke yangberbeda.Strokedapat menimbulkansakit kepala, atau mungkin sama sekali tidak menyakitkan.

2.1 Jenis-Jenis StrokeBerdasarkan kelainan patologis :a. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)1) Stroke akibat trombosis serebri

2) Emboli serebri3) Hipoperfusi sistemikb. Stroke hemoragik1) Perdarahan intra serebral2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)1. Stroke iskemikStroke iskemik terjadi bila pembuluh darah yang memasok darah keotak tersumbat. Jenis stroke ini yang paling umum (hampir 90% strokeadalah iskemik).Kondisiyangmendasaristroke iskemik adalahpenumpukan lemakyang melapisi dinding pembuluh darah (disebut aterosklerosis). Kolesterol,homosistein dan zat lainnya dapat melekat pada dinding arteri, membentukzatlengketyangdisebutplak.Seiringwaktu,plakmenumpuk.Halinisering membuat darah sulit mengalirdengan baik dan menyebabkan bekuandarah (trombus).Stroke iskemik dibedakan berdasarkan penyebab sumbatan arteri:A. Stroke trombotik.Sumbatandisebabkantrombusyangberkembangdidalamarteriotak yang sudah sangat sempit.B. Stroke embolik.Sumbatandisebabkantrombus,gelembungudaraataupecahanlemak (emboli) yang terbentuk dibagiantubuhlain sepertijantungdan pembuluh aorta di dada dan leher, yang terbawa aliran darah ke

otak.Kelainanjantungyangdisebutfibrilasiatriumdapatmenciptakan kondisi di mana trombus yang terbentuk di jantungterpompa dan beredar menuju otak.2. Stroke hemoragik.Stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah yang bocor ataupecahdidalamataudisekitarotaksehinggamenghentikansuplaidarahkejaringanotakyangdituju.Selainitu,darahmembanjiridanmemampatkanjaringanotaksekitarnyasehinggamenggangguataumematikanfungsinya.Dua jenis stroke hemoragik:A. Perdarahan intraserebral.Perdarahan intraserebraladalah perdarahandidalam otakyang disebabkan oleh trauma (cedera otak) atau kelainan pembuluhdarah (aneurisma atau angioma). Jika tidak disebabkan oleh salahsatu kondisi tersebut, paling sering disebabkan oleh tekanan darahtinggikronis.Perdarahanintraserebral menyumbangsekitar 10%dari semuastroke,tetapimemilikipersentasetertinggi penyebabkematian akibat stroke.B. Perdarahan subarachnoid.Perdarahansubarachnoidadalahperdarahandalamruangsubarachnoid, ruang di antara lapisan dalam (Pia mater) dan lapisantengah(arachnoidmater)darijaringanselaputotak(meninges).Penyebabpalingumumadalahpecahnyatonjolan(aneurisma)dalam arteri.Perdarahan subarachnoidadalah kedaruratanmedisseriusyangdapatmenyebabkancacatpermanenataukematian.Stroke ini juga satu-satunya jenis stroke yang lebih sering terjadipada wanita dibandingkan pada pria

DAFTAR PUSTAKA1. JLangham, CGoldfrad, GTeasdale, DShaw, KRowan. Calcium channel blockers for acute traumatic brain injury. The Cochrane Database of Syst Rev 2003;(4):CD000565.

2. Johnson, M. Maas, M and Moorhead, S. 2007.Nursing Outcomes Classifications (NOC).Second Edition. IOWA Outcomes Project. Mosby-Year Book, Inc.St.Louis, Missouri.

3. Joseph V, dkk.Intracranial pressure/ head elevation. Diambil 02 Januari 2012.http://pedscm.wustl.edu/all_net/English/Neuropage/Protect/icp-Tx-3.htm4. North American Nursing Diagnosis Association. 2007.Nursing Diagnosis : Definition and Classification 2007-2009. NANDA International. Philadelphia.

5. McCloskey, J.C and Bulechek, G.M. 2007.Nursing Intervention Classifications (NIC). Second Edition. IOWA Interventions Project. Mosby-Year Book, Inc.St.Louis, Missouri.

6. UNC Hospital.Intracranial Pressure Monitoring. Diambil 02 Januari 2012.. www. intracranial pressure monitoring.

7. Vincent Thamburaj.Intracranial Pressure. Diambil 02 Januari 2012.http://www.Rhamburaj.com/assited_ventilation-in-neurosurgery.htm.Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Medik Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa Persetujuan tindakan medik kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.

Pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Medik, pengaturan mengenai informed consent pada kegawatdaruratan lebih tegas dan lugas. Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 pasal 4 ayat (1) dijelaskan bahwa Dalam keadaan darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran.

Disahkannya Permenkes No. 290/MENKES/PER/III/2008 sekaligus mengggugurkan Permenkes sebelumnya yaitu pada Permenkes No 585/Men.Kes/Per/IX/1989 masih terdapat beberapa kelemahan. Pada pasal 11 hanya disebutkan bahwa yang mendapat pengecualian hanya pada pasien pingsan atau tidak sadar. Beberapa pakar mengkritisi bagaimana jika pasien tersebut sadar namun dalam keadaan darurat. Guwandi (2008) mencontoh pada kasus pasien yang mengalami kecelakaan lalu-lintas dan terdapat perdarahan serta membahayakan jiwa di tubuhnya tetapi masih dalam keadaan sadar. Contoh lain apabila seseorang digigit ular berbisa dan racun yang sudah masuk harus segera dikeluarkan atau segera dinetralisir dengan anti-venom ular.Jika ditinjau dari hukum kedokteran yang dikaitkan dengan doktrin informed consent, maka yang dimaksudkan dengan kegawatdaruratan adalah suatu keadaan dimana :a. Tidak ada kesempatan lagi untuk memintakan informed consent, baik dari pasien atau anggota keluarga terdekat (next of kin)b. Tidak ada waktu lagi untuk menunda-nunda

c. Suatu tindakan harus segera diambil

d. Untuk menyelamatkan jiwa pasien atau anggota tubuh.

Daftar Rujukan1. Purbacaraka P, Soekanto S. Perihal kaedah hukum. Bandung:Alumni; 1979.2. Soekanto S, Herkutanto. Pengantar hukum kesehatan. Jakarta:CV Remadja Karya; 1987.3. Mancini MR, Gale AT. Emergency care and the law. Maryland:Aspen Publication; 1981.4. Pusponegoro AD. Perbedaan pengelolaan kasus gawat darurat prarumahsakit dan di rumah sakit. Bandung: PKGDI; 1992.5. Holder AR. Emergency room liability. JAMA 1972;220:5.6. Undang-undang No 23/1992 tentang Kesehatan7. Peraturan Menteri Kesehatan No.585/1989 tentang PersetujuanTindakan Medis8. Peraturan Menteri Kesehatan No.749a/1989 tentang RekamMedis9. Peraturan Menteri Kesehatan No.159b/1988 tentang Rumah Sakit10. Undang-undang No. 29/ tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran11. Astuti, E.K. 2009. Transaksi Terapeutik Dalam Upaya Pelayanan Medis Di Rumah Sakit. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.12.Chazawi, A. 2007. Malpraktik Kedokteran. Malang: Bayumedia.13.Guwandi, J. 2008. Informed consent. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.14.Komalawati, V. 1989. Hukum dan Etika Dalam Praktek Dokter. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.16.Pramana, B.T. 2007. Tinjauan Yuridis Terhadap Informed consent Sebagai Dasar Dokter Dalam Melakukan Penanganan Medis Yang Berakibat Malpraktek. Skripsi : Universitas Islam Indonesia.17. Subekti dan Tjitrosudibio. 2008. KUH Perdata. Jakarta: PT. Pradya Paramita.18.Supriadi, W. C. 2001. Hukum Kedokteran. Bandung : Mandar Maju.20.Syahrani, R. 2006. Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata. Bandung: PT. Alumni.