basic design of cuk converter

Upload: arya-repatmaja

Post on 09-Oct-2015

346 views

Category:

Documents


84 download

DESCRIPTION

how to design DC-DC converter

TRANSCRIPT

  • ELEKTRONIKA DAYA

    PERANCANGAN CK CONVERTER

    Disusun Oleh :

    Lalu Arya Repatmaja 2213105054

    BIDANG STUDI TEKNIK SISTEM TENAGA

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    2014

  • PERANCANGAN CK CONVERTER

    Ck converter adalah converter dc dc yang dapat menghasilkan tegangan keluaran

    yang lebih kecil atau lebih besar dibandingkan tegangan masukan, tetapi polaritas tegangan

    keluaran berlawanan dengan polaritas tegangan masukan. Ck converter ini didasarkan pada

    pemindahan energi pada kapasitor. Akibatnya, arus masukan menjadi kontinyu. Pada tugas

    ini dilakukan perancangan tentang ck converter dengan menentukan nilai-nilai dari

    komponen-komponen penyusun ck converter tersebut menggunakan perhitungan matematis

    dan simulasi. Simulasi pada perancangan ini menggunakan software PSIM.

    Spesifikasi Ck Converter yang diinginkan :

    Daya maksimal : 10 watt I : 8.4 % x IL

    Vin : 12 volt Vo : 4.1 %

    Vout : 5 32 volt VC1 : 4.1 %

    Switch Frequency : 10 KHz

    A. Perhitungan secara matematis menggunakan rumus

    Untuk mencari R sesuai spesifikasi yang diinginkan maka harus dicari nilai arusnya

    terlebih dahulu.

    Nilai Arus

    Rumus : I=P

    V

    Daya (maks) Vout Arus

    10 Watt

    5 volt 2 A

    10 volt 1 A

    15 volt 0.67 A

    20 volt 0.5 A

    25 volt 0.4 A

    32 volt 0.3125 A

  • Nilai R

    Rumus : R=V

    I

    Vout Arus R

    5 volt 2 A 2.5 ohm

    10 volt 1 A 10 ohm

    15 volt 0.67 A 22.39 ohm

    20 volt 0.5 A 40 ohm

    25 volt 0.4 A 62.5 ohm

    32 volt 0.3125 A 102.4 ohm

    Untuk memastikan harga tahanan ( R ) menghasilkan daya maksimal 10 watt maka

    dilakukan perhitungan dengan memasukkan nilai R yang telah didapat.

    R = 2.5 ohm

    R Vout Arus Daya

    2.5 ohm

    5 volt 2 A 10 W

    10 volt 4 A 40 W

    15 volt 6 A 90 W

    20 volt 8 A 160 W

    25 volt 10 A 250 W

    32 volt 12.8 A 409.6 W

    R = 10 ohm

    R Vout Arus Daya

    10 ohm

    5 volt 0.5 A 2.5 W

    10 volt 1 A 10 W

    15 volt 1.5 A 22.5 W

    20 volt 2 A 40 W

    25 volt 2.5 A 62.5 W

    32 volt 3.2 A 102.4 W

  • R = 22.39 ohm

    R Vout Arus Daya

    22.39 ohm

    5 volt 0.22 A 1.1 W

    10 volt 0.45 A 4.5 W

    15 volt 0.67 A 10.05 W

    20 volt 0.89 A 17.8 W

    25 volt 1.12 A 28 W

    32 volt 1.43 A 45.76 W

    R = 40

    R Vout Arus Daya

    40 ohm

    5 volt 0.125 A 0.625 W

    10 volt 0.25 A 2.5 W

    15 volt 0.375 A 5.625 W

    20 volt 0.5 A 10 W

    25 volt 0.625 A 15.625 W

    32 volt 0.8 A 25.6 W

    Untuk R = 62.5

    R Vout Arus Daya

    62.5 ohm

    5 volt 0.08 A 0.4 W

    10 volt 0.16 A 1.6 W

    15 volt 0.24 A 3.6 W

    20 volt 0.32 A 6.4 W

    25 volt 0.4 A 10 W

    32 volt 0.512 A 16.38 W

  • Untuk R = 102.4 ohm

    R Vout Arus Daya

    102.4 ohm

    5 volt 0.049 A 0.245 W

    10 volt 0.098 A 0.98 W

    15 volt 0.146 A 2.19 W

    20 volt 0.195 A 3.9 W

    25 volt 0.244 A 6.1 W

    32 volt 0.3125 A 10 W

    Resistor 2.5 ohm, 10 ohm, 22.39 ohm, 40 ohm, dan 62.5 ohm ini melebihi daya

    maksimal yang telah ditentukan yaitu 10 W, oleh karena itu resistor tidak dapat

    digunakan. Resistor 102.4 ohm dapat digunakan dikarenakan masih dalam daya 10 W.

    Duty Cycle (D)

    Duty cycle adalah perbandingan lama waktu suatu signal/ pulsa berada dalam

    kondisi High dengan lama waktu periodenya (kondisi saat High + Low). Duty cycle yang

    digunakan ada 2 yaitu pada saat Vout minimum (5 V) dan pada saat Vout maksimum (32

    V). Vin sesuai spesifikasi yang diinginkan yaitu 12 V.

    Rumus : Vout

    Vin=

    D

    1D

    Nilai D minimum : Nilai D maksimum :

    5

    12=

    D

    1D

    12D = 5 5D

    Dmin = 0.29

    Jadi range untuk duty cycle adalah D = 0.29 0.73

    Nilai L

    Untuk mencari nilai L harus dicari I beban yang melewati hambatan. Nilai induktor

    yang akan didapatkan ada 2 kemungkinan yaitu pada saat duty cycle minimum dan duty

    cycle pada saat maksimum. Untuk mencari nilai L maka dicari terlebih dahulu nilai VC1

    dengan menggunakan kedua duty cycle tersebut.

    VC1 =1

    1D x Vin

    32

    12=

    D

    1D

    12D = 32 32D

    Dmaks = 0.73

  • Untuk D minimum : Untuk D maksimum :

    Mencari nilai L1 dan L2 minimum :

    Ts = 1

    fs

    = 1

    10x1000=1x10-4

    Untuk D = 0.29; Vout = 5 V : Untuk D = 0.73; Vout = 32 V :

    Nilai L1 minimum

    Untuk D min = 0.29 ; VC1 = 16.9 V Untuk D maks = 0.73 ; VC1 = 44.4 V

    VC1 =1

    10.73 x 12

    = 44.4 volt

    Iload = Vout

    R

    = 32

    102.4

    = 0.3125 A

    IL2 rata-rata 1 = iout

    IL2 rata-rata 1 = 0.3125 A

    Arus yang melewati L2

    IL2 ratarata1

    IL1 ratarata2=

    1D

    D

    0.3125

    IL1 ratarata2 =

    10.73

    0.73

    0.2281 = IL1 rata-rata2 0.73 IL1 rata-rata2

    0.2281 = 0.27 IL1 rata-rata2

    IL1 rata-rata2 = 84.48 mA

    I = 8.4

    100 x 0.8448 = 0.071 A

    IL1 =VC1Vin

    L1 (1 D) x Ts

    84.48 x 10-3 =44.412

    L1 (1 0.73) x 1x10-4

    L1 x 84.48 x 10-3 = 8.748x10-4

    L1 min = 10.35 mH

    Iload = Vout

    R

    = 5

    102.4

    = 0.049 A

    IL2 rata-rata 1 = iout

    IL2 rata-rata 1 = 0.049 A

    Arus yang melewati L2

    IL2 ratarata1

    IL1 ratarata2=

    1D

    D

    0.049

    IL1 ratarata2 =

    10.29

    0.29

    14.21 x 10-3 = IL1 rata-rata2 0.29 IL1 rata-rata2

    14.21 x 10-3 = 0.71 IL1 rata-rata2

    IL1 rata-rata2 = 20.01 mA

    I = 8.4

    100 x 0.2001 = 0.017 A

    VC1 =1

    10.29 x 12

    = 16.9 volt

    IL1 =VC1Vin

    L1 (1 D) x Ts

    20.01 x 10-3 =16.912

    L1 (1 0.29) x 1x10-4

    L1 x 20.01 x 10-3 = 3.479x10-4

    L1 min = 17.38 mH

  • Untuk memilih konduktor agar dihasilkan gelombang yang kontinyu dan dapat

    digunakan pada kedua duty cycle yang berbeda maka induktor diatas disimulasikan

    menggunakan software PSIM.

    Menggunakan nilai L1 min = 17.38 mH

    Hasil Gelombang Kontinyu

    0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

    Time (s)

    0

    -0.2

    -0.4

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    IL1

  • Menggunakan nilai L1 min = 10.35 mH

    Hasil Gelombang Diskontinyu

    Hasil simulasi pada PSIM didapatkan bahwa L1 min yang sesuai adalah 17.38 mH.

    Mencari nilai L2 minimum

    Untuk D min = 0.29 ; Vout = 5 V Untuk D maks = 0.73 ; Vout = 32 V

    IL2 =Vout

    L2 (1 D) x Ts

    0.3125 =32

    L2 (1 0.73) x 1x10-4

    L2 x 0.3125 = 3.96x10-4

    L2 min = 2.76 mH

    IL2 =Vout

    L2 (1 D) x Ts

    0.049 =5

    L2 (1 0.29) x 1x10-4

    L2 x 0.049 = 3.55x10-4

    L2 min = 7.24 mH

  • Untuk memilih konduktor agar dihasilkan gelombang yang kontinyu dan dapat

    digunakan pada kedua duty cycle yang berbeda maka induktor hasil perhitungan diatas di

    simulasikan lagi seperti pada L1 min.

    Menggunakan nilai L2 min = 7.24x10-3

    Hasil Gelombang Kontinyu

  • Menggunakan nilai L2 min = 2.76x10-3

    Hasil Gelombang Diskontinyu

    Hasil simulasi pada PSIM didapatkan bahwa L2 min yang sesuai adalah 7.24 mH.

    Nilai C

    Untuk D = 0.73

    Vo

    Vo=

    D

    RCfs

    0.041 = 0.73

    102.4xCx10000

    41984 C = 0.73

    C2 = 17.38 F

    Untuk D = 0.29

    Vo

    Vo=

    D

    RCfs

    0.041 = 0.29

    102.4xCx10000

    41984 C = 0.29

    C2 = 6.91 F

  • Dengan menggunakan 2 duty cycle yang berbeda, maka didapatkan 2 nilai

    kapasitor. Untuk mendapatkan nilai C yang bila disimulasikan akan menghasilkan

    gelombang yang kontinyu, maka C tersebut dicoba dengan duty cycle yang berbeda.

    Untuk D = 0.29; C2 = 17.38F

    Vo

    Vo=

    D

    RCfs

    0.041 = 0.29

    102.4x17.38x10000

    = 1.63x10-2

    = 1.63%

    Untuk D = 0.73; C2 = 6.91F

    Vo

    Vo=

    D

    RCfs

    0.041 = 0.73

    102.4x6.91x10000

    = 0.1031

    = 10.31%

    Mencari nilai C1 digunakan data minimum.

    Dengan menggunakan 2 duty cycle, maka didapatkan dua buah nilai Kapasitor.

    Untuk mendapatkan C yang bila disimulasikan akan menghasilkan gelombang yang

    kontinyu maka C tersebut dicoba dengan duty cycle yang berbeda. Dapat dilihat dengan

    cara berikut.

    Kapasitor ini memenuhi ripple yang telah

    ditentukan (4.1%), saat C ini menggunakan duty

    cycle minimum menghasilkan ripple 1.63% dan

    saat menggunakan duty cycle maksimum

    menghasilkan ripple 4.1%.

    Kapasitor ini tidak memenuhi ripple yang telah

    ditentukan (4.1%), saat C ini menggunakan duty

    cycle minimum menghasilkan ripple 4.1% dan

    saat menggunakan duty cycle maksimum

    menghasilkan ripple 10.31%. Tidak dapat

    digunakan karena melebihi ripple peak to peak

    nya (4.1%).

    Untuk D = 0.73; VC1 = 4.1%

    VC1

    VC1=

    1

    C x IL1 (1-D)Ts

    0.041 = 1

    C x 20.01m (1-0.73) 1x10-4

    0.041C = 5.4027x10-7

    C1 = 13.18F

    Untuk D = 0.29; VC1 = 4.1%

    VC1

    VC1=

    1

    C x IL1 (1-D)Ts

    0.041 = 1

    C x 20.01m (1-0.29) 1x10-4

    0.041C = 1.42x10-7

    C1 = 34.65F

  • Untuk C1 = 13.18F; D = 0.29

    VC1

    VC1=

    1

    C x IL1 (1-D)Ts

    = 1

    13.18 x 20.01m (1-0.29) 1x10-4

    = 0.1078

    = 10.78%

    Untuk C1 = 34.65F; D = 0.73

    VC1

    VC1=

    1

    C x IL1 (1-D)Ts

    = 1

    34.65 x 20.01m (1-0.73) 1x10-4

    = 0.0156

    = 1.56%

    Dari data nilai masing-masing komponen yang telah didapatkan diatas maka

    rangkaian ck converter dapat digambarkan sebagai berikut :

    Gambar rangkaian ck converter hasil perancangan

    Kapasitor ini tidak memenuhi ripple

    yang telah ditentukan (4.1%). Saat C ini

    menggunakan duty cycle maksimum

    menghasilkan ripple 4.1% dan saat

    menggunakan duty cycle minimum

    menghasilkan ripple 10.78%. Tidak

    dapat digunakan karena melebihi ripple

    peak to peak yaitu 4.1%.

    Kapasitor ini memenuhi ripple yang

    telah ditentukan (4.1%). Saat C ini

    menggunakan duty cycle minimum

    menghasilkan ripple 4.1% dan saat

    menggunakan duty cycle maksimum

    menghasilkan ripple 1.56%.

  • B. Hasil Simulasi pada PSIM

    Bentuk gelombang output

    Duty Cycle 0.73

    Duty Cycle 0.29

  • Perbandingan gelombang IL1 dan IL2

  • C. Perbandingan antara Perhitungan dan Rumus

    Parameter Hasil Perhitungan Hasil Simulasi

    Vout untuk D=0.73 32 volt -31.6783 volt

    Vout untuk D=0.29 5 volt -5.25631 volt

    IL1 0.8448 A 0.899801 A

    IL2 0.3125 A 0.315082 A

    Cara Kerja Ck converter :

    Cara kerja terdapat 2 mode :

    Mode 1 (t=0), dimulai ketika MOSFET (Q1) off. Kapasitor C1 charging dari input

    supply dan arus yang tersimpan di induktor L2 ditransfer menuju beban. Dioda dan

    MOSFET saling bergantian kondisi saat MOSFET on Dioda Reverse begitu sebaliknya.

    Kapasitor C1 adalah media untuk mentransfer energi dari sumber ke beban.

    Aplikasi Ck converter pada Battery Control Unit di Instalasi Tenaga Surya