gatak isi refisi pak pras 1 cuk cuk cuk
DESCRIPTION
nmbkhTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan, telah dikembangkan suatu
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang merupakan suatu tatanan yang
mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai wujud kesejahteraan umum.
Sesuai dengan peraturan pelaksanaan Undang Undang Nomor 22 tahun 1999 dan
Undang Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang otonomi daerah, salah satu
system keluaran dari system informasi kesehatan yang di kembangkan adalah
profil kesehatan kabupaten yang diharapkan mendukung pelaksanaan manajemen
kesehatan dan pengembangan upaya-upaya kesehatan demi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Dalam SKN disebutkan pula fungsi puskesmas yang dibagi dalam tiga
kelompok., yaitu pertama puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, puskesmas sebagai pusat penggerak (motivatordan
fasilitator) dan turut serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di
tingkat kecamatan agar dalam pelaksanaanya mengacu, berorientasi serta
dilandasai oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama. Kedua adalah
puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, dan ketiga
puskesmas sebagai pusat pelayanaan kesehatan tingkat pertama.
Upaya pelayanan kesehatan ditingkat pertama yang diselenggarakan
Puskesmas bersifat holistik, komprehensif, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok
(basic health service) yang banyak dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat
serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.Pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan
1PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
masyarakat (preventif & promotif) dan pelayanan medic (kuratif dan
rehabilitatif).
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas
merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan
merata.Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat, puskesmas
menjalankan tujuh program pokok pelayanan Puskesmas.
Puskesmas Gatak merupakan salah satu puskesmas di wilayah kabupaten
sukoharjo.Puskesman Gatak memiliki 16 unit program yang harus dilaksanankan
dan sudah memulai melaksanakan tujuan unit program pokok puskesmas.
Kelompok kami akan menganalisis salah satu program pokok yaitu pengendalian
dan pencegahan penyakit menular langsung (P2ML) khususnya penyakit TB
paru. P2ML merupakan salah satu program pokok dari tujuh program pokok unit
UKM esensial dan keperawatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Gatak,
dimana P2ML termasuk didalamnya. Ada beberapa hal yang mendorong
kelompok memilih program P2ML khususnya TB paru untuk dianalisis,
diantaranya adalah belum tercapainya target penemuan pasien dengan suspek TB
hingga saat ini baru teracapai 25% dari 70% target penemuan suspek TB, Selain
itu di dapat data puskesmas terdapat 30 kasus TB paru 1 diantaranya merupakan
TB MDR dan 1 pasien gagal pengobatan pertama. Data dari SMK 6 yang
dilakukan pemeriksaan anemia dan KEK serta pemberian tablet tambah darah,
terdapat 16 remaja putri mengalami anemia dan 14 remaja putri dengan anemia
dan KEK. Sedangkantablet tambah darah yang diedarkan bagi remaja putri rata-
rata tidak diminum. Hasil evaluasi sikap konsumsi tablet tambah darah yang
dilakukan puskesmas di SMK 6 pada tanggal 17 juni Terdapat 18 siswi tidak
meminum tablet tambah darah dengan alasan pusing dan mual setelah
mengkonsumsi.Hasil wawancara remaja putri yang mengalami anemia
mengatakan bahwa tablet tambah darah hanya dikonsumsi kadang-kadang saja.
2PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok kami tertarik untuk menganalisa
program pelayanan Gizi bersifat UKM khususnya dalam pencegahan anemia.
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam analisis program puskesmas ini adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hasil analisis program P2ML khususnya TB paru
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hasil pelaksanaan program program P2ML khususnya TB
paru
b. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh puskesmas pada
pelaksanaan program P2ML khususnya kegiatan tindak lanjut
pengobatan TB paru
C. Metodologi
Penyusunan laporan ini menggunakan metode sebagai berikut :
1. Studi dokumentasi untuk mendapatkan data mengenai kegiatan yang telah
dilakukan dalam pelayanan P2ML khususnya TB paru
2. Observasi untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan secara langsung berkaitan
dengan masalah P2ML khususnya TB paru
3. Wawancara dengan petugas puskesmas, untuk memperoleh data mengenai
kendala-kendala yang dihadapi oleh petugas P2ML khususnya TB paru
4. Wawancara dengan masyarakat, kader-kader kesehatan. Metode ini bertujuan
memperoleh data mengenai persepsi, respondan sikap terhadap pelayanan
P2ML khususnya TB paru.
D. Cara Analisis
3PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
Analisis program puskesmas dilakukan dengan jalan membandingkan
(comparison) antara perencanaan program P2ML khususnya TB paru berupa
prosentase-prosentase target yang diharapkan dengan hasil yang diperoleh,
kemudian dianalisa faktor-faktor yang berperan dalam pelaksanaan program
melalui analisa SWOT. Melalui analisa ini diharapkan kelompok dapat
menemukan formula pemecahan masalah secara lebih obyektif dan operasional,
sehingga dapat ditindaklanjuti oleh puskesmas.
BAB II
4PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
ANALISA
A. Letak Geografis
Puskesmas Gatak merupakan pusat kesehatan masyarakat ditingkat
kecamatan.Puskesmas Gatak terletak di kelurahan Blimbing Kecamatan Gatak
kabupaten Sukoharjo. Untuk mendukung operasional puskesmas, Puskesmas
Gatak dibantu oleh 2 sub puskesmas (pustu) yaiut pustu pertama di desa Terik
dan pustu yang kedua di desa Geneng. Batas wilayah kecamatan Gatak bagian
utara merupakan kecamatan Kartasura, sebelah selatan merupakan kecamatan
wonosari klaten, sebelah barat merupakan kecamatan sawit kabupaten Boyolali
dan sebelah timur desa Duwet kecamatan Baki Sukoharjo.
Jumlah wilayah kerja puskesmas Gatak ada 14 desa, dimana seluruh
desa merupakan dataran rendah dan mudah dijangkau dengan kendaraan roda
dua maupun roda empat.
1. Luas total wilayah binaan puskesmas gatak adalah : 19,47 km2 terdiri dari 14
desa yaitu :
a. DesaSanggung dengan luas wilayah 0,96 km2
b. Desa Kagokan dengan luas wilayah 0,95 km2
c. Desa Blimbing dengan luas wilayah 2,29 km2
d. Desa Krajan dengan luas wilayah 1,91 km2
e. Desa Geneng dengan luas wilayah 1,43 km2
f. Desa Jati dengan luas wilayah 1,15 km2
g. Desa Trosemi dengan luas wilayah 1,24 km2
h. Desa Luwang dengan luas wilayah 1,28 km2
i. Desa Klaseman dengan luas wilayah 0,91 km2
j. Desa Tempel dengan luas wilayah 1,024 km2
k. Desa Sraten dengan luas wilayah 0,96 km2
l. Desa Wironanggan dengan luas wilayah 1,263 km2
m. Desa Trangsan dengan luas wilayah 2,49 km2
5PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
n. Desa Mayang dengan luas wilayah 1,605 km2
2. Batas wilayah :
a. Utara : Kecamatan Kartasura Sukoharjo
b. Selatan : Kecamatan Wonosari Klaten
c. Barat : Kecamatan Sawit Kab. Boyolali
d. Timur : Desa Duwet Kec. Baki Sukoharjo
3. Keadaan Penduduk
Pertumbuhan dan kepadatan penduduk, berdasarkan data dari profil
Desa jumlah penduduk tahun 2013 adalah 50.398 jiwa
B. Ketenagaan
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dan program Puskesmas,
Puskesmas Gatak memiliki pegawai sebanyak 95 orang yang terdiri dari :
1. Kepala puskesmas : 1
orang
2. Dokter Umum : 7
orang
3. Dokter Gigi : 2
orang
4. Kepala Tata Usaha : 1
orang
5. Bidan : 21
orang
6. Bidan Desa PTT : 14
orang
7. Perawat : 16
orang
8. Perawat gigi :
1 orang
9. Farmasi :
4 orang
10. Pranata laboratorium :
2 orang
11. Radiografer :
2 orang
12. Fisioterapi :
1 orang
13. Sanitarian :
4 orang
14. Nutrisionis :
1 orang
15. Perekam Medis : 1 orang6
PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
16. Petugas kamar obat: 1 orang
17. Pendaftaran : 3 orang
18. Kasir : 2 orang
19. Bendahara penerimaan pembantu
: 2 orang
20. Pelaksana pusling : 1 orang
21. Koordinator simpus: 1 orang
22. Penjaga malam : 1 orang
23. Cleaning service : 2 orang
7PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
24. Pengemudi : 1 orang
25. Juru masak : 1 orang
26. Penjaga UPG sraten: 1 orang
C. Struktur Organisasi
1. Kepala Puskesmas : drg. Tri Prasetyo Nugroho, MM.
2. Subag Tata Usaha : Sugeng Wiyono
3. Bagian Umum dan Kepegawaian : Sugeng Wiyono
4. Bagian program/ Perencanaan : Maryamah
5. Bendahara Penerimaan : Sudiarmin Yuniati
6. Bendahara pengeluaran : Tri Nurgiyanto
7. Bendahara Program : Euis Win Farida
8. Bendahara BOK : Yulia wulandari
9. Koordinator Promkes, Kemitraan dan Gizi : drg Faizah ariyani
10. Promkes : Euis Win Farida
11. Pemberdayaan (PSM) : Yuni K
12. Pemberdayaan (UKS) : Sigit Abdulah
13. JPK/ Jamkesmas : drg Faizah Ariyani
14. Bendahara Jamkesmas : Yulia wulandari
15. Sekertaris JAmkesmas : Chahya Tri Prihantoro
16. Sie Gizi : Maryamah
17. Koordinator SDK : Eka setyowaty
18. Pengendalian Farmamin : Mieske Suryati D
19. Pengawasan Institusi Kesehatan : Eko waluyo
20. Koordinator Simpus : Fery Setiawan
21. Koordinator Unit P2 PL : dr. Dewi utami
22. Pencegahan (Imunisasi) : Tutik Suwartatik
23. PTM : Amiwati
8PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
24. Pengendalian Penyakit (P2ML) : Kisman
25. Pengendalian Penyakit (P2BB) : Andi K
26. Penyehatan Lingkungan : Mardiana, Widodo
27. Koordinator Unit Yan Kes UKM : dr. Setyaningsih
28. Yan Kes Rawat Jalan : dr. Siti Nurjanah
29. Yan Kes Das dan Rujukan : dr. Siti Nurjanah
30. Yan Rawat Inap : dr. David Herlambang
31. PJ Laboraterium : Sri Supini
32. PJ Kamar Obat : Mieske suryati D
33. Pj Gudang Obat : Rina Catur W
34. Pj Radiologi : Putri Siwartatik
35. Pj Sarana Prasarana : Tutik Suwartatik
36. Yan Kes Ga : Meirdian Eva Yosianti
37. Yan Kes Anak dan Remaja : Muningsih
38. Yan Kes Ibu : Ida Nurul Hidayati
39. Yan Kes KB : Nanik S
40. Yan Kes Usila : Kenros Novi A
41. Sub Unit Yan Kes Matra : Atik Hidayati
42. Yan Kes Bencana : Budi Kristianto
43. Yan Kes Haji : Atik Hidayati
44. Yan Kes PPPK : Eko Waluyo
BIDAN DESA
45. Bidan Desa Sangung : Nurina Indri Hastuti
46. Bidan Desa Kagokan : Nining Nintarsih
47. Bidan Desa Blimbing : Nurhayati
48. Bidan Desa Blimbing : Sri Rahayu
49. Bidan Desa Krajan : Nurul Yulia Rosyid
9PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
50. Bidan Desa Geneng : Tri Susilowati
51. Bidan Desa Jati : Andriyani
52. Bidan Desa Luwang : Lilik Setya Ningsih
53. Bidan Desa Klaseman : Frist Fatkhiyatul
54. Bidan Desa Tempel : Intan Trisnawati
55. Bidan Desa Sraten : Nur Dwi
56. Bidan Desa Wironanggan : Iffah Mukaromah
57. Bidan Desa Trangsan : Ratih Resmiyarsih
58. Bidan Desa Trangsan : Nur Hanjariyah
59. Bidan Desa Mayang : Puji Astuti
10PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS GATAK DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKOHARJO
11PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
Kepala Puskesmasdrg. Tri Prasetyo N., MM
Subbag Tata UsahaSugeng Wiyono
Umum & Kepegawaian:Urusan Umum : Sugeng WiyonoUrusan Kepeg: Sugeng Wiyono
Perencanaan /Program : Maryamah
KeuanganBend. Penerimaan : Sudarmi YuniatiBend. Pengeluaran : Tri NurgiyantoBend. BOK : Yuni Wulandari
Unit P2 PL: dr. Dewi Utami
Unit Registrasi Informasi &SDK : Eka Setyawaty
Unit Promkes, Kemitraan &Gizi : drg.Faizah Ariyani
Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas
dr. Setya Ningsih
1. Promosi & Kemitraan a. Pemberdayaan : Yuni Kb. Promkes : Eusi Win F
2. Gizia. Gizi Masyarakat : Maryamahb. Gizi Rawat Inap : Maryamah
3. Pelayanan JPKa. Kesekertariatanb. Keuangan
1. Sub Unit Pengendalian Farmamina. Pengawasan Keamanan Pangan : Mieske
Suryati Db. Pengawasan Institusi : Eko Waluyo
2. Sub Unit Informasi Dataa. Simpus : Veri Setyawanb. Simpus KIA : Eka S
3. Sub Unit SDK
1. Pengendalian Penyakita. P2ML : Kismanb. P2BB : Andi Kc. Surveilans & KLB
2. Pencegahan Penyakita. Imunisasi Tutik Sb. PTM : Amiwati
3. Penyehatan Lingkungana. Perumahan, Samijaga dan SPAL ; Widodob. TTU, TPM, Industri : Mardiono
Sub Unit Yan Kes GA: Meirdiana Eva Yosianti
Sub Unit Yan. Kes. DAS & rujukan
: DR. Siti Nurjanah
Sub Unit Yan Kes Matra: Atik Hidayah
1. Yan Rawat JalanDR. Siti Nurjanah
2. Yan Rawat Inapdr. Indriawati K W
3. Pel. Penunjanga. Laborat : Sri Supinib. Kamar Obat : Mieske Sc. Gedung Obat : Rina Cd. RO/EKG : Putri Dwi Ae. Fisioterapi : Fatimahf. Sarana Prasarana : Tutik
1. Yan Kes Bencana : Budi Kristiyanto2. Yan Kes Haji : Atik Hidayah3. Yan Kes PPPK : Eko Waluyo
1. Yan Kes Anak & remaja : Ida Nurul Hidayati
2. Yan Kes Ibu : Meirdian Eva W3. Yan Kes KB : Enik Sosilowati4. Yan Kes Usila : Kenroos Novi A
TIM DESA
D. Program Puskesmas
Puskesmas Gatak adalah suatu organisasi fungsional kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara langsung serta sebagai pusat
pengembangan dan pembinaan peran serta masyarakat di Kecamatan Gatak.
Pelayanan kesehatan dilaksanakan di dalam gedung dan di luar gedung.
Dalam proses pelayanannya, Puskesmas Gatak mempunyai 2 Puskesmas
pembantu (Pustu) yang membantu puskesmas dalam pelayanan kesehatan
masyarakat.
Program yang dilaksanakan oleh Puskesmas terdiri dari 4 unit
program Puskesmas yaitu :
1. Unit UKM Esensial dan keperawatan
a. Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan KIA-KB bersifat UKM
d. Pelayanan gizi bersifat UKM
e. Pelayanan pencegahan penyakit
f. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
2. Unit UKM Pengembangan
a. Pelayanan kesehatan jiwa
b. Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. Pelayanan kesehatan tradisional
d. Pelayanan kesehatan olahraga
e. Pelayanan kesehatan indra
f. Pelayanan kesehatan lansia
g. Pelayanan kesehatan kerja
h. Pelayanan sertifikasi, registrasi & farmamin
i. Pelayanan kesehatan matra
12PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
3. Unit UKP Kefarmasian dan Laboratorium
a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan kesehatan gigi & mulut
c. Pelayanan KIA-KB bersifat UKP
d. Pelayanan gawat darurat
e. Pelayanan gizi bersifat UKP
f. Pelayanan persalinan
g. Pelayanan rawat inap
h. Pelayanan kefarmasian
i. Pelayanan laboratorium
j. Jaminan pemeliharaan kesehatan
4. Unit Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
a. Puskesmas pembantu
b. Puskesmas keliling
c. Bidan desa
d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
E. Program P2ML di Puskesamas Gatak
Dikarenakan kelompok hanya menfokuskan analisis pada 1 program
pokok Puskesmas yaitu P2ML khususnya TB paru, maka yang kelompok
uraikan secara rinci adalah program P2ML. Ada beberapa program TB paru
yang harus di selesaikan di puskesmas Gatak, diantaranya Berikut ini
rinciannya:
1. Tinjauan teknis program P2ML
Pelayanan P2ML dilaksanakan di dalam gedung dan di luar gedung,
pelaksanaan ini ada yang didanai dan ada juga yang tidak didanai. Secara
rinci diuraikan sebagai berikut:
a. Pelayanan di dalam gedung
Pelayanan P2ML di dalam gedung yang dilakukan meliputi:
1) Di rawat jalan melayani konsultasi penyakit menular langsung
13PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
2) Di rawat inap melayani pelayanan penyakit secara rawat inap
diantaranya kegiatan konsultasi bagi pasien-pasien yang rawat inap
b. Pelayanan di luar gedung
Program kegiatan di luar gedung dibagi menjadi dua, diantaranya
program yang didanai dan program yang tidak didanai, berikut rincian
programnya:
1) Rutinitas
a) Pengelohan laporan bulanan
b) Pelacakan TB paru kasus baru, kegiatanan ini dilakukan apabila
ada kasus TB paru yang dilaporkan, kemudian dari puskesmas
melakukan tindak lanjut.
2) Dana BOK (bantuan operasional kesehatan)
a) Kunjungan rumah untuk penderita kasus TB paru sudah dilakukan
sampai bulan September 2015.
b) Pemeriksaan kontak pada TB BTA + dan TB anak
c) Penyuluhan TB paru kepada masyarakat.
d) Dilakukanya One Job Training (OJT) pada kader kesehatan.
e) Bekerjasama dengan pelayanan swasta dalam hal ini dokter
praktek, bidan, perawat praktik untuk mengirimkan pasien suspek
TB
f) Refresing kader
g) PMT pemulihan yang diberikan pada balita dengan gizi buruk.
h) Pelatihan motivator ASI
i) Survey kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) terdiri 30 posyandu
j) Penyuluhan kesehatan pada pekerja tentang ASI
k) PMT penyuluhan bagi ibu hamil dan KEK yang berkolaborasi
dengan kesehatan keluarga.
3) Dana APBD
a) Review teknis atopometri bagi bidan desa, bentuk kegiatan ini
pertemuan dengan bidan desa untuk melakukan pelatiah-pelatihan
14PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
diantaranya cara menimbang dan cara mengukur tinggi badan.
Program kegiatan ini sudah dilaksanakan di bulan april.
b) Validasi data gizi, program sudah dilaksanakan di bulan maret
2015.
c) Pemantauan konsumsi tablet tambah darah bagi ibu hamil yang
rencana akan dilaksanakan di bulan agustus dan september 2015.
d) Bantuan oprasional posyandu
e) Rujukan gizi buruk, rencana akan dilaksabakan di bulan agustus
dengan kuota 13 anak.
f) Pemeriksaan anemia dan KEK ( kurang energi kronis) bagi remaja
putri. Program ini yang akan kelompok analisis:
kegiatanprogramini dilakukan di SMK 6 bagi remaja putri.
Profil dari SMK 6 sendiri yaitu: sekolah menengah atas yang
terletak 1 km dari puskesmas. Sekolah SMK 6 yang terdiri dari 3
jurusan yaitu akuntansi, informatika dan otomotif, dengan jumlah
622 siswa dan jumlah siswi 322 perempuan. Jumlah siswa
perempuan pada sekolah tersebut semua mengikuti program
tersebut. Sekolah Menengah Kejuruhan 6 ini adalah salah satu
sekolah kejuruhan yang sudah terbentuk Unit Kesehatan Sekolah
(UKS) yang sudah memiliki sarana dan alat yang mendukung
dengan 1 penanggung jawab untuk mengelola UKS yang belum
dilakukan pelatihan tentang UKS adapun struktur organisasi yang
di bentuk ssebagai berikut :
Ketua : Dwi Hastunti
Wakil : Yurina
Anggota : Diah
Waluyo
Hasil wawancara dengan petugas/guru dikatakan bahwa
program UKS di sekolah memang belum diprioritaskan dalam
waktu dekat ini, karena kendala ada program yang lebih
prioritas.Dari hasil survey yang dilakukan pada tanggal 22 juni
15PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
2015, mendapatkan data bahwa SMK 6 belum memiliki gedung
UKS, alat- alat UKS, dan belum ada laporan dari UKS dari
berdirinya sekolah tersebut.Adapun program kesehatan yang
pernah dilakukan oleh pihak sekolah selain program pencegahan
anemia adalah donor darah yang bekerja sama dengan PMI,
penyuluhan pendidikan kesahatan dari pihak dinas kesehatan.
Kegiatan pemeriksaan anemia dan KEK ini sudah
dilakukan pada bulan agustus 2014 yang mana program ini yang
akan kelompok analisis. Program kegiatan ini berdasarkan
program APBD Dinas Kesahatan Sukoharjo.
Berikut rincian dari program kegiatannya:
- Kegiatan penyuluhan, pemeriksaan HB dan antopometri serta
pemberian distribusi tablet tambah darahyang didanai oleh
APBD yang mana dilakukan dibulan Agustus 2014. Hasilnya
16% remaja putri yang dilakukan pemeriksaan HB mengalami
anemia, 36% mengalami KEK, 14% remaja putri mengalami
anemia dan KEK, dan 33% mengalami HB dan LILA normal.
kegiatan ini melibatkan tenaga gizi puskesmas yang terdiri
dari petugas laboratorium1 orang, petugas bidan 4 orang dan
petugas gizi 2 orang.
- Hasil pemeriksaan HB yang kurang dari 10 gr % dilakukan
pemeriksaaan ulang. Kegiatan ini dilakukan pada bulan
November 2014. Bersamaan dengan ini pihak puskesmas,
Dinas kesehatan serta pihak SMK 6 berdiskusi untuk
mendirikan otlet tablet tambah darah mandiri.Sebagai awal
pendirian outlet tablet tambah darah, dari puskesmas
memberikan stimulasi tablet tambah darah sebanya 2 Box.
Rencana tindak lanjut di SMK 6 akan diadakan program kamis
pintar dengan meminum tablet tambah darah yang
tersedia.Akan tetapi kegiatan dilakukan oleh SMK 6 setiap
hari jumat setelah apel pagi.
16PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
- Pada bulan April 2015 dilakukan evaluasi kegiatan oleh
puskesmas dan Dinas kesehatan pelaksanaan jumat pintar.
Kegiatan ini didukung dengan baik oleh kepalah sekolah SMK
6 dan Kegiatan ini berjalan setiap hari jumat pagi setelah apel.
Bentuk kegiatannya seluruh remaja putri setelah apel pagi
diberikan tablet tambah darahuntuk dikonsumsi bersama-
sama. Hasil wawancara guru penanggung jawab SMK 6
mengatanakn bahwa seluruh remaja putri SMK 6 sudah
diberikan tablet tambah darah dan bagi remaja putri yang
mengalami anemia diberika 1 Saktablet Tambah darah yang
berisi 30 tablet, akan tetapi dalam pelaksanaan minum tablet
tambah darah siswi belum bisa terpantau dengan baik akibat
jumlah siswa dan petugas tidak sebanding.
Dalam pemberian tablet tambah darah masih
menggunakan tablet tambah darah yang diberikan oleh
puskesmas Gatak. Sekolahan belum mampu mengadakan
tablet tablet tambah darah secara mandiri karena terkendala
dana.
- Di bulan juni 2015 dilakukan evaluasi sikap konsumsi tablet
tambah darah bagi remaja putri di SMK 6dan rata-rata 18
remaja putri tidak mengkonsumsi tablet tambah darah dengan
rutin.Dari hasil wawancara siswi kelas X dan kelas X kelas XI
dengan jumlah 10 siswi mengatakan bahwa :
Siswi merasa mual setelah mengkonsumsi tablet
tambah darah
Siswi merasakan pusing setelah minum tablet tambah
darah kurang lebih 2-3 jam setelah minum
Siswi mengatakan tidak bisa konsentrasi setelah timbul
efek samping
Siswi trauma dengan efek samping yang muncul
17PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
Siswi yang timbul efek samping mual, pusing tersebut
setelah dilakukan pembagian tablet tambah
darahmereka tidak meminum tablet lagi kemudian
tablet dibuang/dibawa pulang.
Hasil wawancara remaja putri yang mengalami anemia
didapatkan data bahwa :
Siswi tidak rutin meminum tablet tambah darah
seminggu tiga kali
Siswi selama menstruasi tidak mengkonsumsi setiap
hari
Tabel. 2.1. Hasil pencapaian program Gizi Khususnya Pencegahan Anemia
Dengan Pendirian Outlet Tambah Darah Mandiri Di SMK 6
No Rencana Kegiatan Target Vol Kgt Pencapaian
1 Pendataan sasaran program 100 % 1x 100 %
2 Pengolahan data 100 % 1 bln/1x 100 %
3 Penyuluhan, pemeriksaan Hb dan KEK
100 % 2bln/1x 100 %
4 Penentuan jadwal konsumsi tablet Tambah darah secara serempak (setiap hari jumat)
100% 1x 100%
5 Pemberian tablet Tambah darah
100 % 1x 100 %
6 Pemeriksaan Hb ulang pada anak yang memiliki Hb rendah
100% 1x 100 %
7 Motivasi keluarga dan siswa untuk minum tablet Tambah darah
100 % 1 x 46,7 %
8 Evaluasi program pemberian tablet Tambah darah
100% 2x 40 %
18PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
Tabel 2.1.menunjukkan bahwa secara umum pencapaian hasil
dari masing-masing kegiatan Gizi khususnya pencegahan anemia di SMK
6 sudah baik. Beberapa hal yang perlu dicermati dari hasil kegiatan
program Gizi khususnya pencegahan anemia, dimana hasilnya yang telah
tercapai (100%) adalah
1. Pendataan sasaran program
2. Pengolahan data
3. Penyuluhan, pemeriksaan Hb dan KEK
4. Pemberian tablet Tambah darah
5. Pemeriksaan Hb ulang pada anak yang memiliki Hb rendah
Sedang yang belum mencapai 100 % adalah :
1. Evaluasi program pemberian tablet Tambah darah
2. Motivasi keluarga dan siswa untuk minum tablet Tambah darah
Beberapa kendala yang muncul untuk mencapai keberhasilan dalam
arti untuk mencapai 100 % telah dikemukanan pada bab II. Dalam bab III
perlu dikemukan analisa SWOT yaitu berbagai strategi yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan berdiriny outlet tambah darah
mandiri di SMK 6.
19PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
BAB III
PEMBAHASAN
Pembahasan dilakukan dengan metode perbandingan
(comparison) antara hasil pelaksanaan dari perencanaan yang telah
disusun. Untuk membahas lebih lanjut maka setiap komponen pencapaian
hasil/variabel penilaian akan ditelaah berdasar analisis SWOT.
Tabel 3.1. Analisis SWOT Program Pengendalian Penyakit Menular
Langsung (Pencegahan TB Paru)
Strengths Weakness Opportunities Threats
1. Jumlah tenaga dokter umum 7 orang sehingga mudah dalam melakukan konsultasi
2. Adanya dukungan dari tenaga lain untuk mengatasi program P2ML seperti tenaga laboratorium,bidan/perawat dan tenaga medis swasta
3. Dukungan dari dinas kesehatan dalam bentuk dana, pelaksanaan kegiatan dan menyediakan stimulasi tablet tambah darah
1. Tidak adanya ruang pelayanan khusus untuk pemeriksaan pasien TB Paru ataupun untuk MDR.
2. Kurang tenaga yang menanaungi masalah P2ML dalam Pelacakan TB paru kasus baru, kegiatanan ini dilakukan apabila ada kasus TB paru yang dilaporkan Pemantauan pelaksanaan program sulit
1. Adanya dukungan lintas sektor dari dinas pendidikan, SMK 6, guru dan siswa dalam program pencegahan anemia
2. Sekolah menentukan bahwa setiap hari jumat sebagai hari mengkonsumsi tablet Tambah darah
1. Keterbatasan jumlah guru yang melakukan monitor karena banyaknya siswa yang mengikuti program tablet tambah darahsehingga perlu penambahan petugas pemantau minum tablet tambah darah mandiri
2. Dana pendirian outlet tablet tambah darah secara mandiri tidak ada
3. Kurangnya penyuluhan kesehatan, sumber informasi dan tingkat pengetahuan orang tua siswa yang berbeda mengenai anemia,mempengaruhi motivasi dari
20PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
4. Laporan evaluasikegiatan sudah berjalan dengan baik
dilakukan karena tidak sebanding antara jumlah petugas dengan banyaknya siswa yang mengikuti program tablet tambah darah
3. Jarak antara SMK 6 dan puskesmas lebih kurang 1 km sehingga mudah dijangkau dan memudahkan dalam melaksanakan kegiatan
orang tua terhadap penerapan kemandirian minum tablet tambah darah
4. Kurangnyakesadaran siswa terhadap pentingnyatablet tambah darah,mual dan pusing sehingga siswa tidak minum obat tiap pagi karena menggangu pelajaran
5. Jadwal evaluasi kegiatan yang sulit disesuaikan dengan pihak puskesmas, karena terbenturnya dengan jadwal sekolah.
A. STRATEGI S-O
Adanya dukungan internal dari puskesmas seperti jumlah tenaga
Dokter umum 7 orang dalam pelayanan konsultasi akan mendukung jalannya
program tablet tambah darah ini. Ditambah lagi adanya dukungan program
dari tenaga lain untuk mengatasi program Gizi dalam pelaksanaan program
tambah darah seperti tenaga laboratorium, dan bidan akan sejalan dengan
adanya dukungan lintas sektor eksternal diantaranya dari Dinas pendidikan,
SMK 6, guru dan siswa mengenai penyelenggaraan program pencegahan
anemia dan penerapan outlet mandiri tablet tambah darah. Diperkuat dengan
adanya dukungan dari dinas kesehatan dalam bentuk dana pelaksanaan
kegiatan dan menyediakan stimulasi tablet tambah darah ditanggapi oleh
pihak sekolah dengan menentukan setiap hari jumat sebagai hari
mengkonsumsi tablet tambah darah.
21PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
Jarak antara SMK 6 dan puskesmas lebih kurang 1 km sehingga
mudah dijangkau dan memudahkan dalam melaksanakan kegiatan juga
membantu berjalan dengan baiknya laporan evaluasi program ini.
B. STRATEGI S-T
Dukungan yang baik dari puskesmas seperti adanya dukungan
program dari tenaga lain untuk mengatasi program Gizi seperti tenaga
laboratorium, dan bidan dalam pemantauan jalannya program tablet tambah
darah ternyata mendapat hambatan dari pihak sekolah seperti keterbatasan
jumlah guru yang melakukan monitor karena banyaknya siswa yang mengikuti
program tablet tambah darah sehingga perlu penambahan petugas pemantau
minum tablet tambah darah mandir.
Kurangnya penyuluhan kesehatan, sumber informasi dan tingkat
pengetahuan orangtua siswa yang berbeda mengenai anemia, mempengaruhi
motivasi dari orang tua terhadap penerapan kemandirian minum tablet tambah
darah berdampak langsung pada kurang kesadaran siswa terhadap pentingnya
suplement tablet tambah darah sehingga siswa tidak minum obat tiap pagi
dengan alasan merasa mual dan pusing sehingga menggangu pelajaran
Dukungan dari dinas kesehatan dalam bentuk dana pelaksanaan
kegiatan dan menyediakan stimulasi tablet tambah darah masih belum ada
rencana tindak lanjut seperti belum adanyadana pendirian outlet tablet tambah
darah secara mandiri dari pihak sekolah.
C. STRATEGI W-O
Banyaknya dukungan eksternal seperti Adanya dukungan lintas
sektor diantaranya dari Dinas pendidikan, SMK 6, guru dan siswa mengenai
penyelenggaraan program pencegahan anemia dan Sekolah menentukan
setiap hari jumat sebagai hari mengkonsumsi tablet tambah darah ternyata
masih memiliki kendala besar yang menghambat keberhasilan program ini.
Seperti Kurang tenaga nutrisionis dan pemantauan pelaksanaan program sulit
dilakukan karena tidak sebanding antara jumlah petugas pemantau yang
22PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
terbatasdengan banyaknya siswa yang mengikuti program tablet tambah
darah. Padahal dengan Jarak antara SMK 6 dan puskesmas lebih kurang 1 km
memudahkan dalam melaksanakan kegiatan.
D. STRATEGI W-T
Beberapa kelemahan dari puskesmas apabila dihubungkan dengan
ancaman-ancaman dari luar akan mempersulit pelaksanaan program tablet
tambah darah. Seperti Pemantauan pelaksanaan program sulit dilakukan
karena tidak sebanding antara jumlah petugas pemantau yaitu kurang tenaga
nutrisionis dan banyaknya siswa yang mengikuti program tablet tambah
darah.Ditambah lagi keterbatasan jumlah guru yang melakukan monitor
karena banyaknya siswa yang mengikuti program tablet tambah darah
sehingga perlu penambahan petugas pemantau minum tablet tambah darah
mandiri.
Kurangnya penyuluhan kesehatan, sumber informasi dan tingkat
pengetahuan orangtua siswa yang berbeda mengenai anemia akan
mempengaruhi motivasi dari orang tua terhadap penerapan kemandirian
minum tablet tambah darah sehingga berdampak langsung pada kurang
kesadaran siswa terhadap pentingnya suplement tablet tambah darah dan
memberikan dampak pada siswa tidak minum obat tiap pagi karena merasa
mual dan pusing sehingga menggangu pelajaran. Jadwal evaluasi kegiatan
yang sulit disesuaikan dengan pihak puskesmas karena terbenturnya dengan
jadwal sekolah juga menghambat kelancaran program ini.
23PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa SWOT dapat disimpulkan:
1. Kurangnya tenaga nutrisi dan keterbatasan guru, sehingga proses
pemantauan program sulit dilakukan.
2. Pendanaan outlet tambah darah secara mandiri tidak ada sehingga untuk
mengatasi kendala mual dan pusing siswa belum teratasi.
3. Kurangnya penyuluhan dan sumber informasi orang tua tentang anemia
mempengaruhi kurangnya motivasi orang tua terhadap kesadaran siswi
dalam penerapan kemandirian minum tablet tambah darah.
B. Saran
Beberapa masukan yang dapat kelompok sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Puskesmas
a. Penambahan tenaga Gizi untuk membantu jalannya program tablet
tambah darah
b. Dibentuknya jadwal kegiatan yang sesui antara puskesmas dan
sekolah
2. SMK 6
a. Perlunya penambahan guru untuk memantau penerapan minum
tablet Tambah darah hal ini bisa di lakukan dengan cara setiap wali
murid bertanggung jawab memantau siswi di kelas.
b. Mengikut sertakan siswa atau siswi dalam program UKS hal ini
bisa membantu fungsi kader guru dalam pemantauan.
24PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK
c. Dilakukan penyuluhan atau pelatihan tim kader atau anggota UKS
(guru atau siswa)
d. Perlu adanya peningkatan pengetahuan dan sosialisasi kepada
masyarakat khususnya orangtua siswa mengenai anemia dan
manfaat tablet Tambah darah.
e. Sering dilakukannya motivasi terhadap siswa dalam manfaat dan
pentingnya mengkonsumsi tablet Tambah darah
f. Menyediakan tablet tambah darah yang berbeda produk dari
puskesmas untuk mengurangi munculnya efek samping obat
seperti mual dan pusing pada siswi.
g. Pembuatan proposal dari pihak sekolah untuk dinas pendidikan
dalam anggaran pengadaan tablet Tambah darah sebagai tindak
lanjut menyikapi program tablet Tambah darah mandiri .
25PROFESI NERS XIII UMS/ PUSKESMAS GATAK