bab v

4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1.Dari hasil laporan kasus, analisis catatan medis dan daftar tilik kunjungan rumah dapat ditarik kesimpulan bahwa diagnosis pasien yaitu diabetes melitus tipe II dan hipertensi primer grade 2 pada seorang wanita pencari nafkah dengan pola makan yang kurang sehat dan disfungsi keluarga sedang. 2. Penegakan diagnosis hipertensi primer grade 2 berdasarkan penemuan fisik yang utama yaitu meningkatnya tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 100 mmHg. Riwayat hipertensi muncul pertama kali tanpa penyebab apapun, dan tidak didahului oleh adanya kadar gula yang tinggi sebelumnya. 3. Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara: Jika keluhan klasik ditemukan (poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya), maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM; Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik; Tes toleransi glukosa oral (TTGO) 69

Upload: binadi

Post on 09-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

inside of photograph

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil laporan kasus, analisis catatan medis dan daftar tilik kunjungan

rumah dapat ditarik kesimpulan bahwa diagnosis pasien yaitu diabetes

melitus tipe II dan hipertensi primer grade 2 pada seorang wanita pencari nafkah

dengan pola makan yang kurang sehat dan disfungsi keluarga sedang.

2. Penegakan diagnosis hipertensi primer grade 2 berdasarkan penemuan

fisik yang utama yaitu meningkatnya tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg

atau tekanan darah diastolik ≥ 100 mmHg. Riwayat hipertensi muncul

pertama kali tanpa penyebab apapun, dan tidak didahului oleh adanya

kadar gula yang tinggi sebelumnya.

3. Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara: Jika keluhan klasik

ditemukan (poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang

tidak dapat dijelaskan sebabnya), maka pemeriksaan glukosa plasma

sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM;

Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan

klasik; Tes toleransi glukosa oral (TTGO)

4. Hipertensi yang tidak dikelola dengan baik akan mempercepat kerusakan

pada ginjal dan kelainan kardiovaskuler. Sebaliknya apabila tekanan darah

dapat dikontrol maka akan memproteksi terhadap komplikasi mikro dan

makrovaskuler yang disertai pengelolaan hiperglikemia yang terkontrol.

Obat anti hipertensi yang ideal diharapkan adalah yang dapat

mengontroltekanan darah, tidak mengganggu terhadap metabolisme baik

glukosa maupunlipid, bahkan lebih menguntungkan, Dapat berperan

sebagi renoprotektif, sertadapat menuntungkan secara maksimal adalah

respon terhadap kematian akibat kardiovaskuler.

5. Dokter keluarga melalui institusi puskesmas dapat menjadi salah satu

sektor yang berperan dalam menangani kasus hipertensi dan diabetes

mellitus secara holistik, mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan

69

Page 2: BAB V

rehabilitative serta diperlukan kerjasama antara petugas kesehatan, pasien,

dan keluarga menentukan keberhasilan terapi.

B. Saran

1. Bagi mahasiswa

a. Berusaha lebih mendalami, aktif, kreatif, dan variatif dalam menganalisis

permasalahan kesehatan, baik pada keluarga maupun lingkungannya.

b. Meningkatkan profesionalisme sebelum terjun ke masyarakat.

2. Bagi puskesmas

a. Hendaknya terus melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan usaha

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

b. Hendaknya terus menindaklanjuti kasus dengan pendekatan kepada

masyarakat sehingga pasien dapat terus terkontrol.

70