lpkp ut bab i - bab v
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan dinilai bermutu dan efisien jika benar-benar memiliki manfaat
bagi kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. Pendidikan seharusnya mampu
menghasilkan SDM yang tidak menjadi beban, tetapi sebaliknya menjadi kekuatan
penggerak bagi seluruh proses pembangunan (Depdiknas, 2003:5)
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang sejalan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka berbagai upaya perlu terus
dilakukan antara lain meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para pendidik,
menyediakan sarana dan prasarana belajar mengajar serta menyempurnakan
kurikulum yang disesuaikan dengan kemajuan IPTEK. Berbagai upaya di atas
dapat meningkatkan daya serap materi serta pemahamannya bagi siswa sehingga
prestasi belajar tentu akan lebih baik pada setiap jenjang pendidikan. Tingkat
pemahaman siswa yang dimaksud adalah suatu keadaan yang merupakan cita-cita
bersama dari seluruh komponen pendidikan di semua jenjang setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
Tujuan dari kegiatan proses belajar mengajar pada umumnya adalah bahwa
materi yang telah dipelajari dapat dipahami dan benar-benar dipahami oleh siswa.
Sebagai petunjuk bahwa siswa telah berhasil apabila daya serap dan pemahaman
materi pelajaran mencapai ketuntasan belajar yang maksimal secara individu.
1
Para guru dan siswa serta semua pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan
hendaknya menyadari tugas untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang
dimaksud agar siswa memahami materi pembelajaran. Berbagai cara dapat di tempuh
oleh guru termasuk pengguna metode mengajar, pertimbangan pokok dalam
menentukan metode terletak pada keefektifan proses belajar mengajar, tentu saja
orientasinya adalah pada siswa belajar. Untuk itu siswa harus dibimbing dan dilatih
untuk dapat menemukan masalah dan mampu untuk menjawab masalah tersebut.
Kebanyakan siswa mempelajari IPA secara pasif, bersikap sebagai konsumen
ilmu pengetahuan saja. Keadaan seperti ini, sebenarnya merupakan akibat dari cara
mengajar IPA yang kurang menarik atau membosankan.
Hal ini termaksud untuk mengupayakan terciptanya lingkungan, baik dilakukan
guru maupun siswa agar terjadi proses belajar. Oleh sebab itu kemampuan seorang
guru meliputi juga kemampuan memiliki suatu model mengajar. Untuk dapat
mencapai maksud tersebut guru terlebih dahulu harus memahami berbagai model
mengajar secara teoritis, untuk selanjutnya dapat memilih model-model tertentu yang
sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh siswa dalam meraih prestasi belajar.
Dalam kenyataannya, setiap anak didik memiliki kemampuan daya serap
dan tingkat pemahaman berbeda-beda. Untuk mengurangi kenyataan tingkat
pemahaman yang berbeda maka guru sebagai pendidik memiliki peran besar dalam
menggunakan metode yang tepat.
Di SD Negeri 007 Pamak menetapkan nilai KKM untuk mata pelajaran IPA
adalah 60. Hal ini mengingat mata pelajaran IPA cukup sulit dipelajari siswa.
Walaupun demikian, masih ada siswa yang belum mencapai nilai KKM. Sehingga
penulis berkeinginan melakukan penelitian di sekolah tersebut.
2
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di SD Negeri 007 Pamak bahwa
masih ada siswa yang belum mencapai nilai KKM pada mata pelajaran IPA.
Belum mencapai nilai 60 seperti yang ditetapkan sekolah dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain :
Penyajian materi dari guru yang mengajar IPA belum maksimal.
Minat belajar siswa yang masih rendah.
Motivasi belajar siswa yang kurang memadai.
Lingkungan belajar siswa kurang mendukung
Pemilihan metode mengajar yang kurang sesuai dengan materi yang
disajikan
Sarana dan prasarana belajar yang masih terbatas.
Dengan melihat hasil pembelajaran siswa di SDN 007 Pamak yang belum
maksimal dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPA,
penulis lebih tertarik pada satu faktor saja. Penulis memusatkan perhatian pada
pemilihan metode mengajar dengan menyesuaikan materi pelajaran. Menyadari
dalam pelaksanaan pembelajaran setiap metode mengajar memiliki kekurangan
dan kelebihan masing-masing. Penggunaan metode mengajar tersebut hendaknya
disesuaikan dengan materi pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terdorong untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Pemahaman Materi Menggolongkan
Hewan dengan Menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas IV SDN
007 Pamak”.
3
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah; Apakah pemahaman siswa
kelas IV SD Negeri 007 Pamak pada materi penggolongan hewan akan lebih
ditingkatkan dengan menggunakan metode demonstrasi ?
1.3 Rencana Pemecahan
Dari perumasan masalah diatas, maka masalah-masalah tersebut dibatasi pada:
Hasil belajar siswa Kelas IV setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi.
a) Aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi.
b) Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menemukan dan menganalisis
apakah pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA akan lebih efektif apabila guru
menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Siswa, dapat meningkatkan pemahaman konsep materi sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar.
4
2. Guru, sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran pada proses
kegiatan belajar mengajar.
3. Sekolah, dapat memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang
metode demonstrasi yang dapat dijadikan masukan serta bahan
pertimbangan untuk merumuskan strategi pembelajaran selanjutnya.
4. Peneliti, untuk menambah dan meningkatkan kualitas pengetahuan peneliti
tentang ilmu pendidikan yang dapat digunakan di kemudian hari. Terutama
dalam pemilihan metode, model dan media yang akan digunakan dalam
proses belajar mengajar.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Demonstrasi
Seiring dengan perkembangan jaman, manusia dituntut agar semakin
dinamis dan peka terhadap perkembangan tersebut. Untuk meningkatkan
kepekaan dan kedinamisannya, manusia mulai berpikir dan mencoba untuk
membuat suatu terobosan diberbagai bidang. Sehingga pada akhirnya manusia
tidak menjadi korban perubahan jaman, tetapi mampu mengendalikan perubahan
tersebut untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Dan semua itu hanya
dapat dilakukan jika mempunyai bekal pendidikan dan pengetahuan.
Salah satu terobosan tersebut adalah dibidang pendidikan. Agar
kedepannya proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan memberi banyak
manfaat bagi kehidupan manusia, maka mulai muncul dan berkembang berbagai
metode Pembelajaran yang dikatakan dapat mempercepat penerimaan dan
pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Metode-metode
tersebut antara lain : metode demonstrasi
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu
peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan
agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau
tiruannya (Syaiful, 2008:210).
6
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan
pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan” (Muhibbin Syah, 2000:22).
Sementara menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2000:2) bahwa “metode
demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu
proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran”.
Menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk
mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan,
suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi
peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala
benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-
kesimpulan yang diharapkan.
Metode ini dilakukan oleh seorang guru. Akan lebih baik jika siswa ikut
berperan aktif dalam demonstrasi yang sedang berlangsung. Keefektifan
belajar dengan melakukan dan mencoba sendiri telah diakui orang sejak
zaman dahulu.
Terbatasnya waktu sekolah dan kemampuan masing-masing siswa
berbeda, tidak semua siswa dapat melakukannya sendiri. Oleh karena itu,
maka Metode Demonstrasi masih merupakan metode utama dalam proses
belajar-mengajar. Metode Demonstrasi biasanya dilakukan oleh guru dalam
hal berikut ini.
7
Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat yang rumit sehingga sulit bagi
siswa menggunakannya, memanipulasinya atau karena memakan waktu
yang terlampau lama.
Alat yang digunakan mudah rusak.
Alat yang akan digunakan jumlahnya lebih sedikit di-bandingkan jumlah
siswanya.
Percobaan yang akan dilakukan itu memerlukan ketelitian yang cukup
tinggi.
Ingin mengulangi prinsip-prinsip yang sudah diajarkan secara cepat.
Mengembangkan suatu pengertian yang berhubungan dan serangkaian
percobaan yang terkait satu sama lainnya.Percobaan yang tidak dapat atau
sukar untuk dipisah-pisahkan.
Demonstrasi tidak selalu harus dilakukan oleh guru. Siswa juga perlu
melakukannya sendiri, terutama percobaan yang mudah dan tidak memerlukan
suatu keterampilan yang tinggi dan khusus. Kegiatan ini sebaiknya harus
dalam pengawasan guru yang bersangkutan.
Metode ini juga dapat dilakukan secara bergantian antar siswa. Terutama,
bila dalam percobaan itu ada data-data yang harus diamati atau ada
pengukuran-pengukuran yang harus dilakukan. Guru menuliskan hasil
pegamatan itu di papan tulis, dan siswa dapat mengambil satu kesimpulan dari
hasil pengamatan tadi.
8
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sebelum dan
pada saat akan mengadakan demonstrasi.Demonstrasi itu harus dicoba terlebih
dulu sebelum dilakukan di depan kelas.
Jangan terlalu percaya kepada percobaan-percobaan demonstrasi yang
dituliskan dalam buku. Sering percobaan yang ditulis tidak sesuai dengan apa
yang dihasilkan apabila kita melakukannya sendiri. Oleh sebab itu, guru perlu
sekali untuk mencoba lebih dulu sebelum mendemonstrasikannya di depan
kelas.
Selain itu, mencoba terlebih dulu memberikan kesempatan bagi guru untuk
mengecek perlengkapan dan waktu yang diperlukan. Guru harus dapat
membuat para siswanya nyaman sehingga pada saat dilakukan percobaan
siswa dapat memahami proses percobaan dan cara menyusun data.
2. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
Langkah-langkah metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
1) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukanRumuskan
tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir.
Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan
Lakukan uji coba demonstrasi
9
2) Tahap Pelaksanaan
a) langkah pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada
beberapa hal yang harus dilakukan, di antaranya:
Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua
siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan.
Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh
siswa.
Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan
oleh siswa.
b) Langkah pelaksanaan demonstrasi:
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang siswa untuk berfikir,misalnya
melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung
teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memperhatikan demonstrasi.
Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan
menghindari suasana yang menegangkan.
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya
demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh
siswa.
10
Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang
dilihat dari proses demonstrasi itu.
c) Langkah mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi
selesai dilakukan proses pembelajaran perlu
dilakukan,proses pembelajaran perlu diahiri dengan
memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
denagan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian
tujuanpembelajaran. Hal ini perlu dilakukan untuk
meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi
itu atau tidak.selain memberikan tugas yang relevan,ada
baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama
tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan
selanjutnya
3. Tujuan dan Prinsip Metode Demonstrasi
Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk
memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara
pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajaran
kelas. Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan kelekurangan.
Demonstrasi dilakukan di suatu tempat yang mudah dilihat oleh semua
siswa. Tempat untuk mengadakan demonstrasi juga patut diperhatikan.
Tempatnya dapat menampung semua siswa, dengan sirkulasi udara yang
11
cukup, jika dilakukan di dalam ruangan. Tempat demonstrasi pun dapat dilihat
oleh semua siswa. Hal ini cukup penting, agar siswa dapat dengan jelas
mengetahui bagaimana proses berjalannya suatu demonstrasi dan memahami
apa yang didemonstrasikan di depan.
Alat peraga yang digunakan dibuat lebih menarik .Alat peraga yang
digunakan dibuat lebih unik dan menarik agar siswa lebih tertarik untuk
memperhatikan penjelasan guru dalam demonstrasi tersebut. Tetapi alat
peraga yang digunakan juga jangan sampai membuat siswa hanya
memperhatikan alat peraganya saja sehingga tidak fokus terhadap penjelasan
gurunya. Alat peraga dibuat dan digunakan untuk memberikan penjelasan
terhadap siswa sehingga siswa lebih mudah dalam memahami apa yang
disampaikan guru melalui alat peraga tersebut.
Tercapainya tujuanDengan melakukan tahapan yang telah dijelaskan
sebelumnya, diharapkan tujuan yang dibuat oleh guru akan tercapai. Sebuah
demonstrasi harus memiliki daya tarik yang cukup baik agar siswa lebih
tertarik dan bisa dimengerti. Demonstrasi yang baik adalah demostrasi yang
dapat menambah pengetahuan, membuat siswa lebih kritis sehingga timbul
minat siswa terhadap hal yang sedang didemokan oleh gurunya. Diharapkan
sebuah demonstrasi bukan hanya menjadi tontonan bagi siswa dengan
mengabaikan prinsip keilmiahannya, tetapi dapat menangkap maksud dan
tujuan yang ingin disampaikan guru melalui demo tersebut.
Dengan metode demonstrasi kita berarti menyampaikan sesuatu dan
berkomunikasi dengan orang lain,sehingga orang lain mengerti. Untuk itu
12
diperlukan prinsip-prinsip. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip metode
demonstrasi, antara lain :
1) Menciptakan hubungan yang baik sehingga menarik perhatian muri
2) Usahakan lebiih jelas bagi orang yang sebelumnya tidak
memahaminya
3) Pikairkan pokok-pokok inti dari demonstrasi itu agar anak-anak benar-
benar memahaminya.
4) Demonstrasi dilaksanakan pada waktu yang tepat. Untuk
melaksanakan demonstrasi, guru perlu memperhitungkan /
menentukan waktu yang tepat agar demonstrasi benar-benar
berjalan lancar tanpa ada hambatan. Guru dan siswa memiliki
kesempatan yang luas untuk melaksanakan demonstrasi tanpa
terdesak oleh sesuatu hal.
4. Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah :
Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang
dipelajari.
Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih
melekat dalam diri siswa.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:211) kelebihan dan kekurangan
metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
13
a) Kelebihan metode demonstrasi
1) Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap
penting oleh guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati
secara teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah
dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada
yang lainya.
2) Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam
satu saluran pikiran yang sama.
3) Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam
waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi
dengan waktu yang pendek.
4) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan
dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid
mendapatkan gambaan yang jelas dari hasil pengamatannya.
5) Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak
memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
6) Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau
keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.
b) Kekurangan metode demonstrasi
1) Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat
atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang
didemonstrasikan kadang-kadang terjadiperubahan yang tidak
terkontrol.
14
2) Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang
khusus, kadang-kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi
merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang
didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
3) Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang
didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal
ini banyak diabaikan leh peserta didik.
4) Tidak semua hal dapatdidemonstrasikan di kelas.
5) Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang
sangat minimum.
6) Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan
berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata
atau sebenarnya.
7) Agar demonstrasi mendapaptkan hasil yang baik diperlukan
ketekitian dan kesabaran.
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran
akan lebih berkesan secra mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan
baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang
diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang
lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes mengatur sesuatu,
proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan atau
menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu,
15
membandingkan suatu cara engan cara lain dan untuk mengetahui atau melihat
kebenaran sesuatu.
B. Pemahaman Materi
1. Pengertian Pemahaman
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pemahaman berasal dari
kata dasar paham, yang artinya pengertian, pengetahuan banyak, mengerti
benar, pandai dan mengerti sekali. Sedangakan pengertian dari pemahaman
adalah merupakan suatu proses, perbuatan memahami atau memahamkan
(KBBI; 2012)
2. Pengertian Materi
Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan,
dibicarakan, dikarangkan. Berkaitan dengan proses pembelajaran, materi yang
dimaksudkan adalah bahan yang dipelajari dalam dunia pendidikan.
3. Pemahaman Materi dan Tolak Ukur Peningkatan Hasil Belajar
Pengertian pemahaman materi adalah suatu proses menuju
pengertian yang banyak pengetahuannya pada bahan pembelajaran yang harus
dipelajari. Dalam dunia pendidikan pemahaman materi pembelajaran mutlak
diperlukan untuk kelangsungan proses belajar mengajar sebagaimana
mestinya.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pemahaman Materi
Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar.
terkadang lancar dan terkadang tidak lancar, terkadang cepat menangkap apa
16
yang dipelajari, terkadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal
semangatpun terkadang tinggi dan terkadang sulit untuk dapat berkonsentrasi
dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering dijumpai pada setiap siswa
dalam aktivitas belajar mengajar.
Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual
inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa,
sehingga menyebabkan perbedaan hasil belajarnya.
C. Penggolongan Hewan
Materi penggolongan hewan merupakan salah satu materi IPA di kelas IV
SD. Penggolongan hewan dimaksudkan agar peserta didik dapat mengetahui
berbagai jenis hewan yang memiliki kesamaan dan perbedaan dalam hal
bentuk tubuh, jenis makanan dan sebagainya. Dalam pembahasan ini lebih
banyak menjelaskan penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya.
Ada tiga jenis hewan yang menurut jenis makanannya yaitu herbivora
(pemakan tumbuhan), karnivora (pemakan daging) dan omnivora (pemakan
segalanya). Dengan demikian kita bisa mengetahui berbagai jenis hewan.
17
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek, Tempat, Waktu Penelitian, dan Pihak yang Membantu
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan penulis di kelas IV (empat)
Sekolah Dasar Negeri 007 Pamak. Jadwal pelaksanaan perbaikan adalah sebagai
berikut:
No Hari / Tanggal Waktu Mata
Pelajaran
Kelas Guru
Pembimbing
1
Jumat
18 Oktober 201313.00 -14.10 IPA IV Aritawati, S.Pd.SD
2
Jumat
25 Oktober 201313.00 -14.10
IPA IV Aritawati, S.Pd.SD
B. Deskripsi Per Siklus
1. Rencana Penelitian
Rencana tindakan perbaikan ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Tahap-tahap persiapan adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan jumlah siklus yaitu 2 siklus.
18
2) Menetapkan dimulainya penelitian, yaitu minggu pertama Oktober
2013. Mengunpulkan data sampai dengan pelaksanaan perbaikan
mulai dari tanggal 18 Oktober 2013 hingga 25 Oktober 2013.
3) Pra Siklus, merupakan tahap pengumpulan data.
4) Siklus Pertama, merupakan perbaikan pertama dilaksanakan
dengan satu materi tentang penggolongan hewan pada mata
pelajaran IPA di kelas IV.
5) Siklus Kedua, merupakan perbaikan kedua yang dilaksanakan
masih dengan satu materi yang sama seperti siklus pertama yaitu
tentang penggolongan hewan pada mata pelajaran IPA di kelas IV.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini tindakan yang dilakukan 2 siklus yaitu siklus
pertama dan siklus kedua adalah sebagai berikut:
1) Siklus Pertama
Proses pembelajaran pada perbaikan pertama dengan memberikan
appersepsi, tanya jawab, dan motivasi pada siswa sedangkan untuk
proses pada mata pelajaran IPA yaitu dengan menggunakan alat
peraga dan latihan soal.
1. Siklus kedua
Proses pembelajaran pada perbaikan kedua yaitu dengan
memberikan appersepsi, tanya jawab, dan memotivasi siswa
dengan memaksimalkan penerapan alat peraga yang melibatkan
19
siswa serta latihan soal secara keseluruhan agar siswa lebih fokus
pada materi yang diajarkan. Hal ini dilakukan berdasarkan hasil
refleksi dari siklus pertama (pengumpulan data) dan siklus pertama
(perbaikan pertama).
2. Prosedur Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Prosedur Umum Mata Pelajaran IPA:
1) Menyampaikan Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan
Pembelajaran.
2) Mengkondisikan siswa dalam situasi belajar
3) Melakukan Appersepsi
4) Melakukan tanya jawab untuk sampai ke materi dengan menggunakan
metode demonstrasi.
5) Melakukan pembahasan materi
6) Memberikan contoh
7) Mengadakan evaluasi
8) Memberikan tindak lanjut
b. Prosedur Khusus Mata Pelajaran IPA:
1) Guru memanggil beberapa orang siswa untuk ke depan kelas dan
menggunakan alat peraga untuk memahami dan memecahkan masalah
tentang menggolongkan hewan.
20
2) Melakukan bimbingan untuk menyelesaikan masalah tentang soal
menggolongkan hewan.
3) Belajar melalui tutor sebaya.
4) Menggunakan metode yang bervariatif yaitu: ceramah, tanya jawab,
dan demonsrtasi.
3. Pengamatan dan Pengumpulan Data
Sebagai orientasi penyajian pembelajaran secara utuh dan benar bagi
peserta didik penulis telah menempuh berbagai langkah mulai dari kegiatan
awal yang memuat appersepsi dan motivasi dilanjutkan dengan proses
pembelajaran yang disajikan sedemikian rupa untuk menggali potensi yang
ada di dalam dirinya sehingga siswa menjadi pemeran utama di dalam proses
pembelajaran serta pengadaan sarana prasarana yang menjadi penunjang
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan untuk pengumpulan
data baik itu melalui demonstrasi alat peraga maupun memberi kerja
kelompok. Data-data yang sudah didapat, dianalisis agar penulis dapat
mencari alasan, sebab akibat dan cara apa yang harus penulis lakukan untuk
mengatasi masalah dalam pembelajaran.
Data awal untuk penelitian tindakan kelas sebagai dasar untuk
penulis mengambil sebuah keputusan disesuaikan dengan hasil yang penulis
temui dalam pra siklus I. Mata pelajaran IPA hanya 10 orang siswa (34,48%)
yang tingkat penguasaan materinya di atas 60 yaitu 70, 9 orang siswa
21
(31,04%) yang tingkat penguasaan materinya mencapai KKM sedangkan 10
siswa (34,48%) yang tingkat penguasaan materinya di bawah KKM pada
Kompetensi Dasar yang diperbaiki adalah 60.
Pada analisis data kegiatan pembelajaran di atas adalah pada tahap
observasi sebagai berikut:
a. Penyeleksian dan pengelompokkan .
b. Melakukan pemaparan dan pendeskripsian.
c. Menyimpulkan dan pemberian makna.
Pada tahap pertama data yang diperoleh akan direduksi dan
dikelompokkan untuk mencari masalah yang akan diangkat, membuat
pertanyaan untuk mencari jawaban dari penelitian yang dilakukan. Pada tahap
kedua data yang diperoleh akan didistribusikan kedalam bentuk tabel dan
grafik.
4. Refleksi
Pada tahap pertama data diseleksi dan difokuskan kemudian
direduksi untuk dapat dikelompokkan yang pada akahirnya akan disesuaikan
dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabannya di dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan.
Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus, dimana pada tahap ini
baru tahap pengumpulan data yang selanjutnya dilakukan perbaikan pada
siklus pertama. Pada siklus ini dilakukan perbaikan pertama dimana penulis
merancang perbaikan pembelajaran untuk satu materi yaitu menggolongkan
22
hewan pada mata pelajaran IPA di kelas IV untuk meningkatkan pemahaman
siswa yang masih di bawah nilai 60 (KKM) pada pra siklus.
Selanjutnya penulis melakukan perbaikan kedua (siklus II) untuk
satu materi yang sama yaitu menggolongkan hewan pada mata pelajaran IPA
di kelas IV. Hal ini bertujuan agar lebih meningkatkan lagi pemahaman siswa
dan nilai yang masih di bawah 60 (KKM) pada siklus I dengan
memaksimalkan alat peraga yang merupakan salah satu penerapan metode
demonstrasi.
23
BAB IV
HASIL PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus
1. Hasil Pengolahan Data
Setelah dilaksanakan pengumpulan data dan perbaikan dalam
pembelajaran IPA khususnya pada materi Menggolongkan Hewan di kelas
IV SD Negeri 007 Pamak, penulis melakukan pengolahan data. Hasil
pengolahan data ditampilkan dalam bentuk tabel berikut ini:
No Nilai
Siklus I Siklus II
Banyak siswa
JumlahBanyak siswa
Jumlah
1 10 - - - -
2 20 - - - -
3 30 - - - -
4 40 6 240 1 40
5 50 - - - -
6 60 11 660 3 180
7 70 - - 1 70
8 80 8 640 8 640
9 90 - - 2 180
10 100 4 400 14 1400
Jumlah 29 1940 29 2510
Rata-rata 66,90 86,55 Tabel I : Hasil observasi terhadap siswa dalam evaluasi pada mata pelajaran
IPA siklus I dan siklus II
24
Persentase hasil observasi terhadap evaluasi menurut kategori
nilai baik, sedang dan kurang dari siklus I dan siklus II untuk mata
pelajaran IPA ditampilkan dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel II: Siklus I Perbaikan Pertama pada Mata Pelajaran IPA
Tabel III:
Siklus II Perbaikan Kedua pada Mata Pelajaran IPA
25
No Kategori NilaiBanyak siswa
Persentase Ket
1 Baik > 60 12 41,38%
Siklus I2 Sedang 60 11 37,93%
3 Kurang < 60 6 20,69%
No Kategori NilaiBanyak siswa
Persentase Ket
1 Baik > 60 25 86,21%
Siklus II2 Sedang 60 3 10,34%
3 Kurang < 60 1 3,45%
Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada
diagram batang berikut ini:
BAIK SEDANG KURANG0
5
10
15
20
25
1211
6
25
3
1
SIKLUS ISIKLUS II
Gambar 1: Diagram Pencapaian Hasil Perbaikan Pembelajaran IPA
26
NILAI IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 007 PAMAK
PROGRAM PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I DAN II
No Nama Siswa Nilai KeteranganSiklus 1 Siklus 2
1234567891011121314151617181920212223242526272829
RENDI ASRIANDIDESCAUSAR CHAYAN. SDEVA PRATAMADIMAS ARIEF TIRTAGHINA ANANDAHAIKAL ALSIDIQDIAN RAHAYU PUTRILIDYA ASTINAWATYAISYAHSARI INDRIYANIMELISA ZURLIANIKARINA MAISYANUR MARDHATILAAJI DARMAWANGSAURI FEBERIYANIEKA PUSTIKA SAPUTRIDWI KURNIA WAHYUNIMELISA EKA PUTRIANGGRELIA DEVINAMUHAMMAD RISKYALEXANDER DENILOJOY JUWITA. PVINCENSIUS PANTERIUSRAMADHANWAHYUDIBAGUSTRI CAHYUDAANDIKAROZANA NURUL PUJIHA
4040
1006060806040608040
1006080
1008060808080
1006060806060404060
6070
10010090
1008080
10010080
1008080
10080
10010010080
1001001008090
100406060
JUMLAH1940 2510
RATA-RATA
66,90 86.55
27
2. Hasil Temuan dan Refleksi
Hasil temuan dan refleksi perbaikan dan pembelajaran yang
dilakukan pada mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut:
a. Siklus I
Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada siklus pertama
untuk mata pelajaran IPA, bahwa dari jumlah siswa yang mengikuti
pembelajaran sebanyak 29 siswa; yang mendapat nilai 60 ke atas
adalah 12 orang siswa atau 41,38%. Yang memperoleh nilai 60
sebanyak 11 siswa atau 37,93%. Sedangkan yang memperoleh nilai di
bawah KKM sebanyak 6 siswa atau 20,69%. Pada siklus ini dapat
diambil kesimpulan bahwa penguasaan materi terhadap penyelesaian
materi Menggolongkan Hewan, masih tergolong kurang karena dari 29
siswa hanya 12 siswa yang dapat menyelesaikan soal latihan dengan
baik, karena itu perlu dilakukan tindakan pada Siklus II.
b. Siklus II
Data yang diperoleh untuk perbaikan di siklus II ini setelah
dirancang dengan menggunakan alat peraga dan dilakukan dengan
lebih variatif dan melibatkan siswa di dalamnya sehingga hasil yang
diperoleh dari perbaikan siklus II ini yang memperoleh nilai 70 ke atas
sebanyak 25 siswa atau 86,21%. Yang memperoleh nilai 60 hanya 3
siswa atau 10,34%. Sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 50
28
hanya 1 siswa atau 3,45% saja. Dari data tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa pada siklus kedua ini terjadi peningkatan. Dengan
demikian perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran IPA dengan
materi pokok Menggolongkan Hewan telah berhasil ditingkatkan
penguasaan materinya.
B. Pembahasan Setiap Siklus
Pembahasan dari setiap siklus untuk mata pelajaran IPA adalah
sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus ini nilai yang diambil sebagai data awal untuk
observasi dan membuat sebuah kesimpulan tentang masalah dari
pembelajaran yang sedang penulis hadapi serta mencari penyebab dengan
merumuskan masalah dengan bantuan teman sejawat terlihat peningkatan
hasil belajar yang diperoleh dari hasil belajar sebelumnya.
Setelah melakukan perbaikan pada Siklus I, terlihat ada
peningkatan yang signifikan dari 29 orang siswa yang mengikuti
pembelajaran, yang mendapat nilai 60 ke atas adalah 12 orang siswa atau
41,38%. Yang memperoleh nilai 60 sebanyak 11 siswa atau 37,93%.
Sedangkan yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 6 siswa atau
20,69%. Pada siklus ini dapat diambil kesimpulan bahwa penguasaan
materi terhadap penyelesaian materi Menggolongkan Hewan, masih
tergolong kurang karena dari 29 siswa hanya 12 siswa yang dapat
29
menyelesaikan soal latihan dengan baik, karena itu perlu dilakukan
tindakan pada Siklus II.
2. Siklus II
Berdasarkan hasil dari siklus pertama penulis merasa perlu
melanjutkan pada siklus berikutnya. Pada siklus kedua untuk proses
perbaikan penulis melibatkan siswa yang kurang aktif untuk lebih giat
dalam proses pembelajaran. Dengan melibatkan siswa yang lebih intensif
serta pembimbingan khusus bagi yang kurang nilainya, sehingga didapat
hasil pada siklus ini hanya 1 siswa saja yang belum menguasai materi.
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pelaksanaan perbaikan
pembelajaran IPA yaitu:
1. Guru berhasil meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang
diajarkan dengan tujuan agar siswa menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas.
2. Siswa diberi kesempatan untuk menjadi pemeran utama dalam proses
pembelajaran, menggali potensi dan pengetahuan mereka serta
mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin.
3. Suasana kelas yang menyenangkan serta pemberian motivasi
merupakan kegiatan awal siswa untuk dapat menerima pembelajaran
dengan baik.
4. Penggunaan metode dan alat peraga yang sesuai serta proses
pembelajaran yang baik merupakan cara untuk menciptakan
pembelajaran bermakna untuk siswa.
5. Siawa diberi latihan secara terus menerus sehingga lebih trampil dalam
menyelesaikan soal latihan pada mata pelajaran yang diberikan oleh
guru.
6. Memberikan penjelasan materi kepada siswa dengan menggunakan
bahasa yang sederhana agar mudah dipahami siswa.
31
7. Memupuk keberanian siswa untuk maju ke depan kelas sebagai suatu
bentuk proses pembelajaran dan pengembangan mental.
8. Tanya jawab terhadap siswa akan membentuk pola berfikir kritis bagi
siswa itu sendiri.
9. Siswa akan merasa puas karena materi yang menjadi permasalahan
dapat terselesaikan dan memahami materi sehingga siswa mendapat
nilai yang baik.
10. Memajukan pola dan interaksi antara guru dan murid ke arah yang
lebih baik.
11. Memberikan bimbingan khusus kepada siswa yang kurang menguasai
materi.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang bisa
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran baik itu
dibidang kognitif, afektif maupun psikomotor antara lain:
1. Mencantumkan pertanyaan-pertanyaan yang menggali pemahaman
siswa dalam rencana pembelajaran tentang materi yang akan
diajarkan.
2. Menggunakan media pembelajaran yang tepat.
3. Menggunakan metode yang sesuai.
4. Menciptakan proses pembelajaran dimana siswa aktif, kreatif dalam
mengeluarkan pendapat serta menggali rasa ingin tahu mereka.
32
5. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.
6. Menyesuaikan bahan ajar dengan kemampuan siswa.
7. Memberikan latihan-latihan agar siswa lebih terampil dalam
menyelesaikan soal.
8. Melakukan pembelajaran yang bervariatf untuk mengurangi kebosanan
anak didik.
9. Diharapkan dengan rencana perbaikan pembelajaran ini penulis lebih
dapat mendalami dan memahami karakteristik anak dalam menyajikan
proses pembelajaran yang baik dan benar untuk meningkatkan mutu
pendidikan dimasa yang akan datang.
33