bab iv hasilpenelitian dan pembahasan 4.1 hasil …etheses.uin-malang.ac.id/822/9/11510049 bab...
TRANSCRIPT
56
BAB IV
HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Perusahaan diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus1957 oleh
Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per
tahun, dan di tahun 2013 kapasitas terpasang mencapai 30 juta ton/tahun.
Pada tanggal 8 Juli 1991 saham Perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa EfekSurabaya (kini menjadi Bursa Efek Indonesia) serta
merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar
saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang saham pada saat itu: Negara
RI 73% dan masyarakat 27%. Pada bulan September 1995, Perseroan
melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah
komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%.
Pada tanggal 15 September 1995 PT Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT
Semen Padang dan PT Semen Tonasa.Total kapasitas terpasang Perseroan
saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per tahun.
Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas kepemilikan
sahamnya di Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang
dimenangkan oleh Cemex S. A. de C. V., perusahaan semen global yang
57
berpusat di Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara
RI 51%, masyarakat 35%, dan Cemex 14%. Kemudian tanggal 30 September
1999 komposisi kepemilikan saham berubah menjadi: Pemerintah Republik
Indonesia 51,0%, masyarakat 23,4% dan Cemex 25,5%.
Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia
Holdings Ltd. kepadaBlue Valley Holdings PTE Ltd. sehingga komposisi
kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51,0% Blue Valley Holdings
PTE Ltd. 24,9%, dan masyarakat 24,0%. Pada akhir Maret 2010, Blue Valley
Holdings PTELtd, menjual seluruh sahamnya melalui private placement,
sehingga komposisi pemegang saham Perseroan berubah menjadi Pemerintah
51,0% dan publik 48,9%.
4.1.2 Lokasi Perusahaan
Kantor pusat PT.Semen Indonesia JL.Veteran Gresik 61122 Telp
3981732 Fax: 3983207, 3972264 Gresik Jawa Timur.
4.1.3 Struktur organisasi
Perusahaan memerlukan adanya struktur organisasi sebagai penunjang
kelancaran dan kesinambunagn proses produksi serta pencapaian tujuan.
Melalui struktur organisasi dapat diketahui tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepada masing-masing individu dengan jabatan yang diterima.
selain itu struktur organisasi dapat mengatur sistem serta hubungan struktural
antara fungsi dan orang-orang dalam hubungan satu dengan yang lain pada
pelaksanaan fungsi mereka.
58
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasinya sendiri-sendiri, yang
membedakan dengan perusahaan lainnya adalah struktur organisasinya ini
disebabkan oleh : jenis perusahaan, luas perusahaan, jumlah tenaga kerja,
kapasitas produksi, dan lain sebagainya. Gambar struktur organisasi yang ada
pada PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk terdapat pada lampiran.
4.1.4 Visi Dan Misi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Visi
Menjadi perusahaan persemenan internasional yang terkemuka di Asia
Tenggara
Misi
Mengembangkan usaha persemenan dan industri terkait yang
berorientasikan kepuasan konsumen.
Mewujudkan perusahaan berstandar internasional dengan
keunggulan daya saing dan sinergi untuk meningkatkan nilai
tambah secara berkesinambungan.
Mewujudkan tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
Memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan
(stakeholders).
Membangun kompetensi melalui pengembangan sumber daya
manusia.
59
4.1.5 Sistem Manajemen PT Semen Indonesia
Sistem Manajemen PT Semen Indonesia meliputi:
1. Sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000
2. Sistem manajemen lingkungan (SML) ISO 14001 : 2004
3. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
4. Sistem manajemen laboratorium ISO/IEC 17025 : 2005
5. API Monogram sertifikat no. 1 OA-0044 dari American Petrolieum
Institute New York.
6. OHSAS (Occupational Health & Safety Assessment Series) 18001
: 2007.
Semua sistem manajemen di atas diimplementasikan dengan
memepersyaratkan management continuous improvement dan penerapan sub
sistem manajemen yang meliputi:
1. Gugus kendali mutu (GKM)
2. 5 R
3. Sistem saran (SS)
4. Total productive maintenance (TPM)
Semua ini ditunjang degan penerapan good conporate governance (GCG)
dan managemen risiko yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
4.1.6 Anak Perusahaan
Anak perusahaan penghasil semen:
1. PT Semen Padang
2. PT Semen Tonasa
Anak perusahaan bukan penghasil semen:
1. PT United Tractors Semen Gresik
2. PT Industri Keemasan Semen Gresik
60
3. PT Kawasan Industri Gresik
4. PT Swadaya Graha
5. PT Varia Usaha
6. PT Eternit Gresik
4.1.7 Produk
1. Semen Lportland Tipe I
2. Semen Portland Ii
3. Semen Portland Tipe Iii
4. Semen Portland Tipe V
5. Special Blended Cement (Sbc)
6. Super Masonry Cement (Smc)
7. Portlandt Pozzolan Cement (Ppc)
8. Portland Composite Cement (Pcc)
9. Oil Well Cement (Owc) Class G Hrc
10. Semen Thang Long Pcb40
11. Semen Thang Long Pc50
4.1.8 Jadual shift di PT.Semen indonesia (Persero) Tbk
Terdapat tiga shift pada PT.Semen indonesia (Persero) Tbk yaitu :
1. Shift satu : 08.30 - 16.30 WIB
2. Shift dua : 16.30 – 23.30 WIB
3. Shift tiga : 23.30 -08.30 WIB
Dimana setiap shiftnya terdapat satu regu atau kelompok yang
terdiri dari 3-5 orang karyawan.
4.1.9 Gambaran Umum Responden
Dalam penelitian ini responden yang diambil adalah karyawan
shift di lingkungan PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk pada bagian
finish mill, listrik, WT, paker, mesin dan bagian jumbo bag.
Sedangkan prosedurnya dengan menyebarkan kuisioner dan meminta
61
untuk mengisi kuisioner. Penentuan jumlah responden ini berdasarkan
rumus Slovin Housein Umar dalam (Arikunto, 2002:38) adalah
sebagai berikut :
n = 200
1+200(0,1)2
n =
n = 66,66
Dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e =persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan.
1. Gambaran umum responden berdasarkan usia
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 67 responden tentang
NO Usia
Frekuensi Presentase (%)
1 21 – 25 tahun 17 25,4 %
2 26 – 30 tahun 19 28,4 %
3 31 – 35 tahun 9 13,4%
4 36 – 40 tahun 10 14,9 %
5 41 -45 tahun 7 10,4 %
6 46 – 50 tahun 3 4,5 %
7 >50 tahun 2 3,0%
Jumlah 67 100,0 %
62
usia dapat dijelaskan bahwa 17 responden atau (25,4%) berusia 21-25 tahun, 19
responden atau (28,4%) berusia 26-30 tahun, 9 responden atau (13,4%) berusia
31-35 tahun, 10 responden atau (14,9%) berusia 36-40 tahun, 10 responden atau
(14,9%) berusia 41-45 tahun, 7 responden atau (10,4%) berusia 46-50 tahun dan
2 responden atau (3,0%) berusia >50 tahun.
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa responden karyawan shift di
lingkungan PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk. sebagian besar berusia antara 26-
30 tahun sebesar (28,4%).
2. Gambaran umum responden berdasarkan lama masa kerja
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Masa Kerja
No Lama Kerja Frekuensi Presentase (%)
1 1 – 10 tahun 52 77,6 %
2 11 –20 tahun 6 9,0 %
3 21 – 30 tahun 8 11,9 %
4 >30 tahun 1 1,5 %
Jumlah 67 100,0 %
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 67 responden tentang
lama masa kerja dapat dijelaskan bahwa 52 responden atau (77,6%) telah bekerja
selama 1-10 tahun, 6 responden atau (9,0%) telah bekerja selama 11-20 tahun, 8
responden atau (11,9%) telah bekerja selama 21-30 tahun, 1 responden atau
(1,5%) telah bekerja selama >30 tahun.
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa responden karyawan shift di
lingkungan PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk. sebagian besar telah bekerja
antara 1-10 tahun sebesar (76,11%).
63
3. Deskriptif frekuensi jawaban responden
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Jawaban Shift Kerja (Y)
Sumber : Data diolah
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Jawaban Stres Kerja (Y)
NO ITEM FREK % FREK % FREK % FREK % FREK %
1 2 3 4 5
1 Y1.1 2 3,0 14 20,9 33 49,3 14 20,9 4 6,0
2 Y1.2 4 6,0 12 17,4 26 38,8 21 31,3 4 6,0
3 Y1.3 4 6,0 11 16,4 29 43,3 20 29,9 3 4,5
4 Y1.4 2 3,0 7 10,4 30 44,8 25 37,3 3 4,5
5 Y1.5 3 4,5 10 14,9 26 38,8 20 29,9 8 11,9
6 Y1.6 11 16,4 12 17,9 20 29,9 20 29,9 4 6,0
7 Y1.7 7 10,4 22 32,8 11 16,4 22 32,8 5 7,5
8 Y1.8 9 13,4 15 22,4 29 43,3 9 13,4 5 7,5
9 Y1.9 5 7,5 13 19,4 28 41,8 15 22,4 6 9,0
10 Y1.10 8 11,9 13 19,4 28 4`,8 14 20,9 4 6,0
11 Y1.11 2 3,0 16 23,9 28 4,8 20 29,9 1 1,5
12 Y1.12 3 4,5 8 11,9 32 47,8 20 29,9 4 6,0
13 Y1.13 3 4,5 14 20,9 27 40,3 21 31,3 2 3,0
14 Y1.14 2 3,6 20 29,9 20 29,9 20 29,9 5 7,5
15 Y1.15 1 1,5 12 17,9 25 37,3 21 31,3 8 11,9
16 Y1.16 3 4,5 18 26,,9 25 37,3 16 23,9 5 7,5
17 Y1.18 4 6,0 11 16,4 18 26,9 14 20,9 20 29,9
Sumber : Data diolah
NO ITEM FREK % FREK % FREK % FREK % FREK %
1 2 3 4 5
1 X1.1 1 3,0 2 3,0 27 40,3 27 40,3 9 13,4
2 X1.2 - - 5 7,5 20 29,9 25 37,3 17 25,4
3 X1.3 7 10,4 19 28,4 30 44,8 11 16,4 67 -
4 X1.4 1 1,5 6 9,0 37 55,2 19 28,4 4 6,0
5 X1.5 - - 2 3,0 21 31,3 25 37,3 19 28,4
6 X1.6 1 1,5 3 4,5 14 20,9 25 37,3 24 35,3
64
4.1.10 Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
keaslian suatu instrumen (Arikunto, 2002:144). Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi. Uji validitas menunjukan sejauh mana
suatu instrumen penelitian menggunakan apa yang diukur yaitu perorangan
dengan level signifikan 5% (0,05). Menurut Tika 2006: 65, suatu instrumen
dikatakan valid apabila memiliki nilai r lebih dari 0,3.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Shift (X)
Variabel Item Koefisien
validitas Probabilitas Kesimpulan
Shift kerja
(x)
X1.1 0,619 0,000 Valid
X1.2 0,670 0,000 Valid
X1.3 0,634 0,000 Valid
X1.4 0,641 0,000 Valid
X1.5 0,573 0,000 Valid
X1.6 0,674 0,000 Valid
Sumber : Data diolah
Dari pengujian validitas instrumen penelitian (kuisioner) dengan masing-
masing pertanyaan mendapatkan nilai r lebih dari 0,3 sehingga keseluruhan
instrumen penelitian tersebut dikatakan valid.
Tabel 4.6
Uji Validitas Variabel Stress (Y)
Variabel Item Koefisien validitas Probabilitas Kesimpulan
Stres kerja
(Y)
Y1.1 0,572 0,000 Valid
Y1.2 0,573 0,000 Valid
Y1.3 0,563 0,000 Valid
Y1.4 0,601 0,000 Valid
65
Sumber : Data diolah
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Tabel 4.7
Uji Reliabilitas
Variabel
Alpha Keterangan
Shift Kerja (X) 0,704 Reliabel
Stres Kerja (Y) 0,861 Reliabel
Sumber : Data diolah
Hasil uji reliabilitas yang disajikan dalam tabel di atas berdasarkan tabel 4.7
diatas, terlihat bahwa koefisien reliabilitas untuk variabel Shift (X) diperoleh
0,704 dan Stress (Y) sebesar 0,861. Hasil ini dinyatakan reliabel karena nilai
Cronbach Alpha variabel Shift (X) dan stres (Y) lebih besar dari 0,6.
4.1.11 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Mudrajad (2004), heteroskedastisitas muncul apabila
kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians
Y1.5 0,397 0,000 Valid
Y1.6 0,548 0,000 Valid
Y1.7 0,508 0,000 Valid
Y1.8 0,686 0,000 Valid
Y1.9 0,706 0,000 Valid
Y1.10 0,653 0,000 Valid
Y1.11 0,569 0,000 Valid
Y1.12 0,501 0,000 Valid
Y1.13 0,524 0,000 Valid
Y1.14 0,532 0,000 Valid
Y1.15 0,469 0,000 Valid
Y1.16 0,627 0,000 Valid
Y1.18 0,504 0,000 Valid
66
yang konstan dari satu observasi lain, artinya setiap observasi mempunyai
reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatar
belakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model. (Mudrajad, 2004)
dalam Sani (2010:255) Bila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 0,05
(5%) maka persamaan regresi tersebut mengandung Heteroskedastisitas
dan sebaliknya Non-Heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan
menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman yaitu
mengkorelasikan antara absolut residual hasil regresi dengan semua
variabel bebas (Sani, 2010:256).
Tabel 4.8
Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data diolah
Dari tabel di atas hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan
bahwa signifikan hasil korelasi lebih besar dari 0,05 (5%) yaitu sebesar
0,322. Sehingga dapat diketahui bahwa pada model regresi yang
digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas atau homoskedastisitas. Artinya
tidak ada korelasi antara besarnya data dengan residual sehingga dapat
diperbesar tidak menyebabkan residual (kesalahan) semakin besar pula.
VARIABEL Sig. Keterangan
Shift Kerja 0,322 Homoskedastisitas
67
2. Uji Normalitas.
Uji normalitas menguji apakah model regresi variabel independen
dan variabel dependen, keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak.
Uji ini adalah untuk menguji normal atau tidaknya suatu distribusi data.
Pedoman pengambilan keputusan :
Nilai Sig. atau Signifikansi atau Nilai Probabilitas < 0,05 maka,
distribusi adalah tidak normal.
Nilai Sig. atau Signifikansi atau Nilai Probabilitas > 0,05 maka,
distribusi adalah normal.
Tabel 4.9
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 67
Normal
Parametersa
Mean .0000000
Std. Deviation .44662948
Most Extreme
Differences
Absolute .091
Positive .038
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .742
Asymp. Sig. (2-tailed) .641
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data diolah
Hasil dari tabel diatas uji normalitas, bahwa nilai sig adalah 0,641
yang mana > 0,05 Maka distribusinya adalah normal.
3. Uji Linieritas
Pengujian linieritas ini untuk mengetahui model yang dibuktikan
merupakan model linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan
68
menggunakan curve estimation, yaitu gambaran hubungan linier antara
variabel X dengan variabel Y. Jika nilai sig <0,05. Jika nilai sig lebih kecil
dari 0,05 maka memiliki hubungan linier dengan Y (Zainuddindalam sani,
2010:258).
Tabel 4.10
Uji Linieritas
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable:Y
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R
Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear .292 26.849 1 65 .000 19.675 9.296
The independent variable is X.
Sumber : Data diolah
Dari hasil tabel diatas diketahui bahwa nilai sig adalah 0,000 yang artinya
lebih kecil dari0,05. Maka variabel shift kerja (X) tersebut memiliki hubungan
linier terhadap variabelstre kerja (Y).
4.1.12 Metode Analisis Data
Regresi linier sederhana bertujuan untuk mempelajari hubungan linier
anatara dua variabel.Bahwa regresi sederhana didasarkan pada hubungan
fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel
dependen (Somatri,2011:243).
69
Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .541a .292 .281 8.07405
a. Predictors: (Constant), X
Sumber : Data diolah
Tabel diatas menjelaskan bahwa nilai Adjusted R Square (koefisien
determinasi) menunjukkan nilai sebesar 0,281 atau 28,1%, menunjukkan bahwa
kemampuan menjelaskan variabel shift kerja (X) terhadap variabel stres kerja (Y)
sebesar 28,1%, atau pengaruh shift kerja (X) terhadap stres kerja (Y) adalah
sebesar 28,1%. Sedangkan sisanya sebesar 71,9% dijelaskan oleh variabel lain di
luar variabel lain yang tidak di masukkan.
4.1.13 Pengujian Hipotesis
Tabel 4.12
Uji T
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui model persamaan dari
regresi linier sederhana yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial Part
1 (Constant) 19.675 6.435 3.057 .003
X 9.296 1.794 .541 5.182 .000 .541 .541 .541
a. Dependent Variable: Y
70
Y = α + ßX
Y = 19.675 + 9.296X
1. onstanta (α) = 19.675
Maksudnya adalah apabila shift kerja (X) sama dengan nol (tidak ada
perubahan), maka stres kerja sebesar (Y) 19.675.
2. Koefisien Regresi stres kerja (ß) = 9.296
Maksudnya adalah koefisien regresi positif (searah) 9.296. Jika shift kerja
(X) meningkat sebesar 1 satuan, maka stres kerja (Y) juga akan meningkat
sebesar 9.296. Yang artinya jika shift kerja naik sebesar 9.296 maka stres
kerja akan meningkat 9.296.
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Thitung sebesar 5.182
(signifikan=0,000). Jadi Thitung > Ttabel sebesar 5.182 > 1,960. Dengan
signifikansi 0,000 < 0,05. Dengan nilai Thitung lebih besar daripada Ttabel, yang
artinya bahwa variabel shift kerja (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel
stres kerja (Y).
4.2 Pembahasan
Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa nilai nilai Thitung
sebesar 5.182 (signifikan=0,000). Jadi Thitung > Ttabel sebesar 5.182 > 1,960.
Dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil pengujian variable shift kerja (X)
terhadap stres kerja (Y). Dimana variabel shift kerja (X) memiliki kontribusi
sebesar 0,281 atau 28,1%, hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan menjelaskan
71
variabel shift kerja (X) terhadap variabel stres kerja (Y) sebesar 28,1% atau
pengaruh shift kerja (X) terhadap stres kerja (Y) adalah sebesar 28,1%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Ruri Kartika
Puteri pada tahun (2009). Dari 42 perawat shift malam yang bekerja diruang
instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit umum daerah dr. Pirngadi Medan
dijumpai 19 orang (45,25%) yang mengalami stres berdasarkan umur, jenis
kelamin, masa kerja, status perkawinan, beban kerja, tanggung jawab kerja,
keamana kerja, hubungan interpersonal, dan 23 (54,76%) tidak menglami stres
kerja.
Juga menurut Jati Uji Sekti Widyasrini (Universitas Sebelas Maret
Surakarta2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Shift Kerja
Terhadap Tingkat Stres Kerja Pada Perawat Rawat Inap Rumah Sakit Ortopedi
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan
adalah 71 perawat dengan jumlah sampel sebesar 32 perawat yang ditentukan
melalui proses screening, dari 32 perawat di dapatkan perawat shift pagi yaitu
sebanyak 26 perawat (81.25%) yang mengalami stres kerja yang dapat teratasi
sedangkan 6 perawat (18.75%) mengalami stres ringan. Shift malam yaitu
sebanyak 28 perawat (87.5%) yang mengalami stres kerja yang dapat teratasi
sedangkan 4 perawat (12.5%) mengalami stres ringan. Data hasil penelitian diuji
secara statistik dengan Uji Komparatif Marginal Homogeneity (SPSS 16.0 for
Windows) hasil yang diperoleh adalah nilai p value = 0.000 yang berarti p value
0.000 ≤ 0.05.
72
Kristin Nuryati (Universitas Katholik Soegija Pranata Semarang 2007)
dengan judul Tingkat Stres Kerja Pada Karyawan SPBU Bagian Operator Ditinjau
dari Shift Kerja. Hasilnya Bahwa saat bekerja karyawan SPBU bagian operator
yang bekerja secara shift karyawan akan mengalami perbedaan situasi dan kondisi
yang berbeda disetiap shiftnya, dimana perbedaan tersebut yang menyebabkan
adanya perbedaan tingkat stres kerja pada setiap shift kerjanya. Perbedaan tersebut
dapat berupa peningkatan atau penurunan tingkat stres kerja. Berdasarkan hasil uji
hipotesa didapat signifikasi 0,000 (p<0,05) dengan F hitung 2322,567 dengan
mean pada shift pagi sebesar 42,906, shift siang 46,188 dan shift malam 47,750.
Ini berarti ada peningkatan stres kerja yang terjadi disetiap shiftnya
Menurut Cooper dalam Arnold (2005:395-410) kerja shift merupakan
sumber utama dari stres bagi para pekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa shift kerja mempengaruhi stres kerja
pada karyawan di lingkungan PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk. Hasil
penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Menurut Cooper
dalam Arnold (2005:395-410) kerja shift merupakan sumber dari stres bagi para
pekerja.
Veny Marchelia (2014:132) mengatakan bahwa stress akibat shift kerja
akan menyebabkan kelelahan (fatique) yang dapat menyebabkan gangguan psikis
pada pekerja, seperti ketidakpuasan dan iritasi. Tingkat kecelakaan dapat
meningkat dengan meningkatnya stres, fatique, dan ketidakpuasan akibat shift
kerja ini.
73
Terdapat tiga jadual shift yang ada di di lingkungan PT.Semen Indonesia
(Persero) Tbk, yaitu shift satu, shift dua dn shift tiga. Pemagiannya yaitu :
1. Shift satu : 07.30-16.30 WIB
2. Shift dua : 16.30-23.30 WIB
3. Shift tiga :23.30-07.30 WIB
Para karyawan datang secara bergiliran sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan, setiap jadul shift adalah satu kelompok yang terdiri dari 2-3 orang
karyawan dengan satu supervisor. Setiap shiftnya beban kerja tidak sama, ada
kalanya pada shift satu terdapat banyak pekerjaan dan ada shift tiga tidak ada.
Shift kerja yang ada di lingkungan PT.Semen Indonesia (Persero) Tbk,
mengakibatkan stres kerja pada karyawan tersebut. Karena pola tidur yang selalu
berubah-ubah setiap minggunya, beban kerja, kelelahan ataupun masalah
kesehatan, kurangnya waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga ataupun dengan
masyarakat. Waktu shalat yang sedikit karena termasuk pada jam kerja.
Dampak stres yang dialami karyawan shift di lingkungan PT.Semen
Indonesia (Persero) Tbk tidak sesuai dengan firman Allah SWT, dimana Allah
SWT telah membagi waktu diantaranya waktu untuk beribadah, bekerja, dan
beristirahat. Sedangkan sistem shift kerja bertolak belakang dengan perintah Allah
SWT. Sistem shift para karyawan bisa bekerja baik pagi, sore ataupun malam
sesuai dengan jadual yang ditentukan. Maka dari itu para karyawan mengalami
stres kerja.
Firman Allah yang memerintah pembagian waktu istirahat dan untu bekerja
terdapat pada firman Allah SWT dalam surat An-Naba‟ 10-11 :
74
.
Artinya : “Dan kami jadikan malam sebagai pakaian (10). Dan kami
jadikan siang untuk mencari penghidupan (11)”
Dan surat Al-Qashash :73
Artinya : “dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang,
supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian
dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.”
Pada surat Al-Lail 1-4 :
Artinya : “ Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1). dan siang apabila
terang benderang (2) dan penciptaan laki-laki dan perempuan (3) Sesungguhnya
usaha kamu memang berbeda-beda (4)
75
Dimana Allah SWT membagi waktu pagi dan siang untuk bekerja
sedangkan waktu malam untuk beristirahat. Sedangkan shift kerja diterapkan guna
memproduksi secara maksimal, berproduksi sebanyak mungkin guna memenuhi
permintaan konsumen dan bekerja selama 24 jam dalam sehari. shift kerja
merupakan kerja bergilir diluar jam kerja normal. Setiap shift terdapat satu regu
yang terdiri dari 2-5 orang. Tujuan meningkatkan laba dengan biaya yang tetap.
Dengan adanya jadual shift yang berlaku maka karyawan tersebut bekerja sesuai
dengan jadual shift yang telah ditentukan baik shift satu di waktu pagi, shift dua di
waktu sore, dan shift tiga waktu malam.