bab iv hasil penelitian dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Diskripsi Pra Siklus
Perencanaan
Penelitian dilakukan di SDN 07 Boyolali Kota Boyolali. Proses
pembelajaran saat sebelum dilakukan tindakan di SDN 07 Boyolali Kota Boyolali
semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 pada siswa kelas 4 khususnya mata
pelajaran IPS guru menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi.
Model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL belum pernah digunakan oleh
guru. Guru masih mendominasi pembicaraan dan buku Paket IPS masih
merupakan sumber belajar utama kemudian kurang terdapat pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif. Siswa juga belum nampak melakukan pembelajaran
dengan mengerjakan sebuah karya. Dalam kegiatan inti pembelajaran yang
nampak menonjol adalah siswa mendengarkan penjelasan materi koperasi dari
guru dan mengerjakan soal evaluasi yang terdapat pada LKS IPS halaman 56.
Dalam pembelajaran IPS tidak didesain mengikuti model ST dan
pendekatan PjBL. Ada delapan siswa yang tidak menyiapkan buku paket IPS
dan LKS IPS. Dari 43 siswa, terdapat sejumlah 6 siswa tidak membawa buku
paket IPS dan 5 siswa tidak membawa LKS IPS. Siswa juga terlihat diam saja
dalam kegiatan pembelajaran. Hanya terlihat 2 siswa yang mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang disampaikan guru, dan 2 siswa yang menjawab
pertanyaan dari guru. Suasana pelaksanaan pembelajaranpun terlihat kurang
tenang. Terdapat 14 siswa yang gaduh ketika pelajaran berlangsung. Suasana
bercanda tersebut terjadi karena beberapa siswa yang bercerita diluar kontek
materi pelajaran dengan teman sebangku, tidak mendengarkan penjelasan guru,
bermain dengan sebangkunya, saling mengganggu satu sama lain, dan bolak-balik
kamar mandi.
46
Diakhir proses pembelajaran guru juga belum melaksanakan refleksi
pembelajaran, yang seharusnya dilakukan agar guru dapat mengukur/mengetahui
tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan guru.
Kondisi dan situasi pembelajaran ini menunjukkan bahwa siswa tidak
nampak dalam menyimak tema tertentu, tidak pernah membentuk kelompok, tidak
ada aktifitas mengidentifikasi masalah , tidak ada aktifitas pembentukan
kelompok sehingga ketua kelompok tidak terlibat dalam langkah – langkah
penyelesaian tugas, tidak ada aktifitas mengumpulkan data sesuai tema, tidak ada
aktifitas membuat pertanyaan sesuai tema,tidak ada aktifitas memberikan
pertanyaan melalui lemparan bola, tidak ada tugas tugas untuk menyusun laporan
dan menjawab pertanyaan, tidak ada tugas untuk mempresentasikan laporan tugas,
serta tidak merefleksi pelaksanaan pembelajaran. Siswa tidak terlibat langsung
dalam pelajaran IPS , sehingga siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali
nampak tidak berminat mengikuti kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran
IPS. Kondisipembelajaran yang berpusat pada guru semacam ini juga membuat
siswa pasif terhadap pembelajaran sehingga siswa kesulitan mengembangkan
potensinya dan pengalaman siswa terhadap lingkungan sekitar kurang. Dengan
kondisi tersebut makadilakukan penelitian tindakan kelas sebagai tindak lanjut
sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan
rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL.
4.1.2Hasil Penelitian Siklus 1
Pelaksanaan siklus 1 dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman penggunaannya
dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, berdasarkan observasi yang diperoleh pada
observasi awal, Langkah pertama diawali dengan diskusi bersama guru kelas 4
mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang
perlu digunakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan
47
perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
beserta perangkat pembelajarannya yang dibuat mengenai KD 2.3 Mengenal
Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, Dan Transportasi Serta
Pengalaman Penggunaannya, disertai dengan perangkat pembelajaran seperti
materi pembelajaran berupa teks bacaan dan gambar (lampiran1) dengan indikator
membuat tugas berupa mading mengenai perkembangan teknologi, kemudian
menentukan tujuan sesuai indikator yang akan dicapai , media yang digunakan
dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran tentang perkembangan
teknologi, buku paket IPS BSE kelas 4, gambar alat teknologi produksi tradisional
seperti proses pembuatan jenang dan pembuatan gula jawa dan teknologi produksi
modern seperti pembuatan tekstile di pabrik, gambar teknologi komunikasi masa
lalu seperti kentongan dan merpati pos dan teknologi komunikasi masa kini
seperti TV dan gadget, serta teknologi transportasi masa lalu seperti rakit dan
kapal layar dan teknologi transportasimasa kini seperti mobil,kapal selam, dan
pesawat terbang , kertas HVS, alat tulis, pensil warna/spidol, kertas buvalo, kertas
karton dan selain itu juga perangkat instrumen penilaian yang meliputi angket
minat belajar IPS sesuai dengan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL
tersaji secara rinci dilampiran 5, kemudian lembar observasi pelaksanaan model
pembelajaran ST dan pendekatan PjBL untuk mengetahui pelaksanaan langkah-
langkah pembelajaran yang dilakukan guru serta respon siswa selama proses
pembelajaran tersaji secara rinci dilampiran 10 dan 11.
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pertemuan pertama dan kedua
Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 29 April 2016. Pertemuan
pertama terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran, mengabsen siswa yang hadir
dan melakukan apersepsi yang sesuai dengan materi perkembangan teknologi
yaitu dengan mengajakan siswa menyanyikan lagu naik delman. Guru
48
menanyakan transportasi apakah yang terdapat pada lagu tersebut. Berdasarkan
jawaban yang diutarakan siswa, guru menegaskan tujuan pembelajaran yang akan
diajarkan yaitu Perkembangan teknologi komunikasi dan tranportasi masa lalu
dan masa kini.
Kegiatan inti diawali dengan mengikuti aktivitas menyimak tema tertentu
, setelah itu pembentukan kelompok, siswa membentuk 7 kelompok yang masing-
masing kelompok beranggotakan 6 siswa. Setelah terbentuk kelompok siswa
mengidentifikasi lebih dari 1 masalah perkembangan teknologi tentang kelebihan
dan kelemahan teknologi komunikasi masa lalu dan kini. Ketua kelompok
menjelaskan langkah – langkah penyelesaian tugas, bersama kelompok siswa ikut
serta dalam mengumpulkan data materi perkembangan teknologi untuk
selanjutnya membuat pertanyaan tentang perkembangan teknologi dengan serius ,
setelah itu menyusun laporan tugas dan menjawab pertanyaan dengan serius,
dilanjutkan dengan melaksanakan presentasi laporan tugas berupa mading, dan
merefleksi kegiatan pembelajaran.
Guru menjelaskan KD 2.3 dengan menggunakan model pembelajaran
ST dan pendekatan PjBL untuk mempermudah siswa memahami materi
perkembangan teknologi dan sekaligus untuk menarik minat belajar siswa.
Kemudian guru memanggil ketua kelompok untuk mendapatkan penjelasan
langkah-langkah dalam model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL. Setelah
menerangkan langkah-langkah model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL,
guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama dimulai dengan
guru menampilkan gambar kentongan dan merpati pos sebagai contoh benda
yang termasuk pada perkembangan teknologi komunikasi masa lalu, serta gambar
TV, Radio, gadget sebagai contoh gambar teknologi masa kini dan tranportasi
masa lalu seperti rakit dan kapal layar serta gambar mobil, kapal selam dan
pesawat terbang sebagai teknologi transportasi masa kini diiringi dengan
penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan menyimak setiap gambar
yang ditampilkan guru. Dalam penjelasan setiap gambar seperti gambar
kentongan, merpati pos, TV, radio, gadget, rakit, kapal layar , mobil, kapal selam
49
dan pesawat terbang guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kelemahan
dan kelebihan pada setiap gambar. Siswa mulai menunjukkan ketertarikan untuk
menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Hampir semua siswa beradu
kecepatan untuk angkat tangan agar ditunjuk guru untuk menjawab kelemahan
dan kelebihan pada gambar yang sedang ditampilkan. Kondisi siswa yang
menampakan perasaan senang dan tertarik dengan materi berlangsung hingga
gambar yang ditampilkan habis. Langkah selanjutnya guru membagi satu lembar
kertas hvs untuk membuat pertanyaan dengan mencari informasi di buku paket
IPS dengan berdiskusi dalam kelompok dan kertas pertanyaan tersebut di bentuk
menyerupai bola. Setelah selesai membuat pertanyaan guru menunjuk siswa
secara bergantian untuk melempar bola pertanyaan kepada siswa lain dalam
kelompok lain dan siswa yang mendapat lemparan bola harus menjawab
pertanyaan dengan serius. Pada akhir kegiatan pembelajaran selesei, guru
menutup pembelajaran dengan melaksanakan refleksi pembelajaran dan meminta
siswa untuk membawa gunting , lem , dan spidol pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan kedua guru membagikan 36 gambar alat tranportasi dan
komunikasi pada kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan 6 gambar
alat transportasi atau alat komunikasi. Guru menjelaskan bahwa gambar yang
didapatkan nanti akan menjadi topik kelompok dalam membuat mading. Setelah
seluruh kelompok mendapatkan 6 gambar, guru mengajak siswa untuk mencari
informasi mengenai gambar yang didapat pada setiap kelompok. Guru
mengarahkan siswa untuk mencari informasi kelemahan dan kelebihan dari setiap
gambar yang didapat. Guru memberikan contoh misalkan kelompok 1
mendapatkan gambar perahu, mobil, dan sepeda, maka kelompok 1 akan mencari
informasi tentang kelemahan dan kelebihan perahu, mobil, dan sepeda. Setelah
siswa mengerti tugas yang harus dilakukan, siswa bersama kelompoknya
mendapatkan gambar tentang perkembangan teknologi. Siswa mencari informasi
melalui buku paket IPS dan buku LKS IPS. Dalam kegiatan pencarian informasi,
beberapa siswa nampak gaduh dalam berdiskusi dengan teman satu kelompoknya
dan berebut untuk saling menggunting gambar. Adapula beberapa siswa yang
50
nampak diam dan hanya duduk-duduk saja tanpa mencari informasi yang
kemudian ditegur oleh guru. Setelah selesei mengerjakan tugas berupa mading
setiap kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil tugas
bersama kelompok yang berupa mading. Pada akhir pembelajaran siswa diminta
untuk mengisi angket minat belajar IPS melalui model pembelajaran STdan
pendekatan PjBL disajikan secara rinci di lampiran 5.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dan kedua
dilakukan pengamatan , dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru serta
respon siswa dalam pembelajaran disajikan secara rinci dilampiran 10 dan 11.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan
kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama.
Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus
1 selesai, dengan menganalis hasil observasi dan catatan yang diisi.Pada
pertemuan 1 dalam kegiatan inti terdiri 11 kegiatan yang menggunakan model
pembelajaran STdan pendekatan PjBL yang terdiri dari menyimak tema,
mengidentifikasi masalah, membentuk kelompok masing – masing 6 siswa , ketua
kelompok mendapatkan penjelasan dari guru tentang langkah – langkah
menyusun tugas membuat pertanyaan, menerima satu lembar kertas untuk
membuat pertanyaan ,mengumpulkan data di buku paket IPS dan buku LKS IPS
untuk membuat pertanyaan, melempar bola pertanyaan ke siswa lain. Seluruh
kegiatan inti pada pertemuan 1 dilakukan dengan baik oleh siswa, namun
beberapa siswa masih ada yang tidak fokus untuk mengumpulkan data di buku
paket IPS dan buku LKS IPS .
Pertemuan kedua berjumlah 9 kegiatan dan sudah dilakukan lebih baik
oleh siswa diantaranya adalah menyimak tema, membentuk kelompok @6 siswa ,
mengidentifikasi masalah kelebihan dan kelemahan perkembangan teknologi,
ketua kelompok mendapatkan penjelasan dari guru tentang langkah – langkah
menyusun tugas membuat mading, tiap kelompok menerima satu lembar kertas
51
karton untuk membuat mading ,mengumpulkan data di buku paket IPS dan buku
LKS IPS sebagai sumber informasi untuk penyelesaian tugas mading. Disamping
itu catatan tentang kegiatan pembelajaran siklus 1 muncul kelebihan dan
pelaksanaan diantaranya menimbulkan keaktifan siswa untuk bertanya mengenai
materi perkembangan teknologi yang belum jelas, keterlibatan siswa dalam
belajar dan menyusun tugas mading, dan menumbuhkan rasa ketertarikan siswa
pada materi IPS.
Hasil Minat Belajar IPS Siklus 1
Skor minat belajar IPS menggunakan model pembelajaran ST dan
pendekatan PjBL diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi
butir-butir pernyataan aspek minat. Angket minat belajar siswa terbagi menjadi 5
aspek, yaitu aspek perasaan senang, aspek ketertarikan siswa, aspek perhatian
belajar, aspek kesadaraan manfaat, dan aspek keterlibatan siswa.
Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam model
pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali disajikan
pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran ST dan
Pendekatan PjBL Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota BoyolaliSemester 2
Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1
Skor Minat Kriteria Frekuensi Prosentase (%)
14-20 Tinggi 29 68
7 –13 Sedang 10 23
0 – 6 Rendah 4 9
Jumlah 43 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 49 % dari 43 siswa masuk dalam kriteria
minat belajar yang tinggi, 44,2% (19 siswa) masuk dalam kriteria minat belajar
52
sedang, dan 9,3% (4 siswa) masuk dalam kriteria minat belajar siswa rendah. Skor
minat belajar IPS melalui model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa
kelas 4 SD N 07 Boyolali disajikan pada gambar 4.3, yaitu Grafik Batang Skor
Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali Semester 2
Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1 berikut ini :
Gambar 4.1
Grafik BatangDistribusi Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali
Kota Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa siswa yang memiliki skor minat
terendah dengan skor 6 sebanyak 4 siswa, skor 10 sebanyak 4 siswa, skor 12
sebanyak 4 siswa, skor 13 sebanyak 2 siswa, skor 14 sebanyak 4 siswa, skor 15
sebanyak 2 siswa, skor 16 sebanyak 10 siswa, skor 17 sebanyak 8 siswa, dan skor
18 sebanyak 5 siswa.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 dengan KD 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial di
Daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jum
lah
Sis
wa
Skor Minat Belajar IPS
53
Perencanaan
Perencanaan dan pelaksanaan PTK pada siklus 2, mendasarkan pada
hasil refleksi pada siklus 1, yakni mengacu kelemahan dan kelebihan pada siklus
1. Persiapan yang dilakukan pada siklus 2 hampir sama seperti yang dilakukan
pada siklus 1, perbedaannya terletak pada materi yang diberikan. Kegiatan yang
dilakukan dalam siklus 2 ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta perangkat pembelajaran yang
dibuat mengenai kompetensi dasar 2.4Mengenal Permasalahan Sosial di
Daerahnya tersaji secara rinci di lampiran 2 dengan indikator membuat tugas
berupa mading mengenai permasalahan sosial, kemudian menentukan tujuan
sesuai indikator yang akan dicapai , media yang digunakan dalam pembelajaran
ini antara lain materi pembelajaran tentang permasalahan sosial, buku paket IPS
BSEkelas 4,
Gambar contoh dari permasalahan sosial seperti : pengangguran, kemiskinan,
pengamen, pemulung, kenalan remaja, tawuran pelajar, pelanggaran lalu lintas,
pemakaian narkorba dan miras, serta alat yang digunakan antara lain kertas HVS,
alat tulis, pensil warna/spidol, kertas buvalo, kertas karton dan selain itu juga
perangkat instrumen penilaian yang meliputi angket minat belajar IPS sesuai
dengan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL yang disajikan secara rinci
dilampiran 5 , kemudian lembar observasi pelaksanaan model pembelajaran ST
dan pendekatan PjBL untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan guru serta respon siswa selama proses pembelajaran
yang disajikan secara rinci dilampiran 10 dan 11.
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pertemuan Pertama dan kedua
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 30 April 2016 jam
pertama dan kedua. Pertemuan pertama terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
54
Kegiatan awal pada pertemuan pertama yatiu guru mengkondisikan siswa
untuk siap menerima pelajaran dengan tepuk diam, guru memeriksa kehadiran
siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan guru melakukan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan “pernahkah kalian melihat anak mengemis di
jalan?” “mengapa seorang anak seumuran kalian tidak kesekolah tetapi malah
menjadi pengemis ?” Siswa antusias saat guru memberikan pertanyaan, nampak
seluruh siswa mengajukan diri dengan mengangkat tangan untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan guru.
Kegiatan inti diawali dengan mengikuti aktivitas menyimak tema
tertentu , setelah itu pembentukan kelompok, siswa membentuk 6 kelompok yang
masing-masing kelompok beranggotakan 6 siswa. Setelah terbentuk kelompok
siswa mengidentifikasi lebih dari 1 masalah penyebab terjadinya masalah sosial
seperti mengapa anak menjadi pengemis. Ketua kelompok menjelaskan langkah –
langkah penyelesaian tugas, bersama kelompok siswa ikut serta dalam
mengumpulkan data materi permasalahan sosial untuk selanjutnya membuat
pertanyaan tentang permasalahan sosial dengan serius , setelah itu menyusun
laporan tugas dan menjawab pertanyaan dengan serius, dilanjutkan dengan
melaksanakan presentasi laporan tugas berupa mading, dan merefleksi kegiatan
pembelajaran. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan model
pembelajaran ST dan pendekatan PjBL untuk mempermudah siswa memahami
materi dan sekaligus untuk menarik minat belajar siswa. Kemudian guru
menjelaskan langkah-langkah dalam model pembelajaran ST dan pendekatan
PjBL. Setelah menerangkan langkah-langkah model pembelajaran ST dan
pendekatan PjBL, guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah
pertama adalah dimulai dengan guru menampilkan gambar pengemis,
pengamen,dan tawuran antar pelajar sebagai contoh permasalahan sosial diiringi
dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan menyimak gambar
pengemis, pengamen,dan tawuran antar pelajar yang ditampilkan guru. Dalam
penjelasan setiap gambar pengemis,pengamen,dan tawuran antar pelajar, guru
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai sebab dan akibat pada setiap gambar.
55
Siswa mulai menunjukkan ketertarikan untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan guru. Hampir semua siswa beradu kecepatan untuk tunjuk jari agar
ditunjuk guru untuk menjawab kelemahan dan kelebihan pada gambar yang
sedang ditampilkan. Kondisi siswa yang menunjukkan perasaan senang dan
tertarik dengan materi berlangsung hingga gambar yang ditampilkan habis. Guru
membagi satu lempar kertas untuk membuat pertanyaan dengan cara menuliskan
pertanyaan tentang masalah sosial di kertas yang dibentuk menyerupai bola, dan
bola pertanyaan tersebut di lempar ke siswa lain untuk dijawab. Pada akhir
pembelajaran guru melakukan refleksi pembelajaran dan meminta siswa untuk
membawa gunting,lem,dan spidol untuk keperluan pertemuan berikutnya.
Guru membagi 42 gambar masalah sosial pada kelompok. Masing-
masing kelompok mendapatkan 6 gambar permasalahan sosial. Guru menjelaskan
bwahwa gambar yang didapatkan nanti akan menjadi topik kelompok dalam
membuat laporan. Setelah seluruh kelompok mendapatkan gambar, guru
mengajak siswa untuk mencari informasi mengenai gambar yang didapat pada
setiap kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi sebab, akibat
dan cara mengatasi dari setiap gambar yang didapat. Guru memberikan contoh
misalkan kelompok 1 mendapatkan gambar penggunaan narkoba, maka kelompok
1 akan mencari informasi tentang sebab penggunaan narkoba, akibat
menggunakan narkoba, dan cara mengatasi penggunaan narkoba. Setelah siswa
mengerti tugas yang harus dilakukan, siswa bersama kelompoknya berdiskusi dan
mencari informasi di buku paket IPS dan buku LKS IPS. Langkah selanjutnya
adalah setelah siswa selesei membuat tugas berupa mading, guru meminta siswa
dalam satu kelompok maju ke depan kelas untuk melaksanakan kegiatan
presentasi. Setelah semua kelompok melaksanakan presentasi, guru meminta
siswa untuk mengisi angket minat belajar IPS siswa dengan menggunakan model
pembelajaran ST dan pendekatan PjBL yang disajikan secara rinci dilampiran 5.
56
Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus
2 selesai, dengan menganalis hasil observasi dan catatan yang diisikan observer.
Hasil dari pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan model pembelajaran ST dan
pendekatan PjBL pada siklus 2 yang dilaksanakan melalui 2 pertemuan, meliputi
pengamatan terhadap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Pertemuan 1, 100% kegiatan sudah dilakukan lebih baik oleh siswa.
Kegiatan awal terdiri dari kegiatan pembelajaran melakukan persiapan, menyimak
apersepsi dan motivasi, dan menyimak tujuan pembelajaran sudah dilakukan
dengan baik oleh siswa. Langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh
guru juga telah disimak dan dilaksanakan dengan baik oleh siswa sampai akhir
kegiatan. Dalam kegiatan inti terdiri dari 11 kegiatan, 4 diantaranya merupakan
kegiatan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL yang menjadi fokus
pengamatan yang terdiri dari menyimak tema, mengidentifikasi masalah ,
membuat dan melempar pertanyaan , dan mengumpulkan data. Seluruh kegiatan
inti pada pertemuan 1 dilakukan dengan baik oleh siswa. Dalam kegiatan penutup
nampak semua kegiatan sudah dilakukan dengan baik oleh siswa.
Pertemuan 2, 100 % kegiatan sudah dilakukan lebih baik oleh
siswa.Dalam kegiatan inti terdiri dari 9 kegiatan, 4 diantaranya merupakan
kegiatan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL yang menjadi fokus
pengamatan yang terdiri dari menyederhanakan informasi, menyusun laporan,
mempresentasikan laporan, dan merefleksi kegiatan ST dan PjBL. Siswa nampak
sangat antusias dan fokus dalam menyusun laporan dengan anggota kelompoknya.
Di samping itu catatan tentang kegiatan pembelajaran pada siklus 1 muncul
kelebihan dalam pelaksanaan diantaranya siswa sudah lebih tertarik pada kegiatan
pembelajaran, mampu bekerja sama dengan anggota kelompok, serta keberanian
siswa sudah mulai tumbuh dalam mengemukakan pendapat baik dalam diskusi
kelompok maupun diskusi kelas. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran
pun sudah tumbuh pada siklus ke 2.
57
Aktivitas tindakan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL guru
pada pertemuan 1 juga nampak kelebihan guru yaitu guru telah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan RPP menggunakan model pembelajaran STdan
pendekatan PjBL secara optimal. Kegiatan pada pertemuan 2 juga sudah
dilaksanakan 100% oleh guru. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tepat
waktu dan menimbulkan keaktifan siswa secara optimal. Kelebihan guru pada
pertemuan kedua adalah pemantauan dan bimbingan guru dalam menyusun
laporan sudah menyeluruh dan rata kepada semua kelompok. Keseluruhan
kegiatan pembelajaran pada pertemuan sudah dilaksanakan semua dengan baik.
Hasil Minat Belajar IPS Siklus 2
Skor minat belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran ST dan
pendekatan PjBL diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi
butir-butir pernyataan mengenai model pembelajaran ST dan pendekatanPjBL .
Angket minat belajar siswa ternagi menjadi 5 aspek, yaitu aspek perasaan senang,
aspek ketertarikan siswa, aspek perhatian belajar, aspek kesadaraan manfaat, dan
aspek keterlibatan siswa.
Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam model
pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota
Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 siklus 2 disajikan pada tabel 4.2
sebagai berikut :
58
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran ST dan
Pendekatan PjBL Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali Semester 2
Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2
Skor Minat Kriteria Frekuensi Prosentase (%)
14-20 Tinggi 35 81
7-13 Sedang 8 19
Jumlah 43 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4.2, menunjukkan bahwa 81 % dari 43 siswa masuk dalam kriteria
minat belajar yang tinggi, 19% (8 siswa) masuk dalam kriteria minat belajar
sedang, dan 0% untuk kriteria minat belajar rendah.Hasil yang diperoleh dari
penelitian, minat belajar IPS dalam model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL
siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali, dapat juga disajikan secara rinci
melalui gambar 4.2 yaitu grafik skor minat belajar IPS melalui model
pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota
Boyolali Siklus 2 berikut ini :
59
Gambar 4.2
Grafik Batang Distribusi Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota
Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh skor 12
sebanyak 4 siswa, skor 13 sebanyak 4 siswa, skor 14 sebanyak 4 siswa, skor 15
sebanyak 8 siswa, skor 16 sebanyak 10 siswa, skor 17 sebanyak 8 siswa, dan skor
18 sebanyak 5 siswa. Dengan demikian, pencapaian minat belajar IPS siklus 2,
telah mencapai peningkatan 80%, atau dapat dikatakan minat belajar IPS seluruh
siswa (43 siswa) kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali semester 2 tahun
pelajaran 2015/2016 meningkat.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis tindakan model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa
kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2015/2016,
menunjukan adanya peningkatan model pembelajaran ST dan tindakan PjBL yang
dilakukan oleh siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Hasil yang diperoleh dari
penelitian, minat belajar IPS dalam model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL
siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali, disajikan secara rinci melalui tabel
4.3 berikut ini:
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jum
lah
Sis
wa
Skor Minat Belajar IPS
60
Tabel 4.3
Perbandingan Skor Minat Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran ST dan
Pendekatan PjBL Siswa Kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali
Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1 dan Siklus 2
No. Kriteria Siklus I Sklus II
F % F %
1. Rendah 4 9 - -
2. Sedang 10 23 8 19
3. Tinggi 29 68 35 81
Jumlah 43 100 43 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4.3, menunjukkan bahwa skor minat belajar IPS yang didapat
siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan. Peningkatan skor minat
belajar IPS secara rinci disajikan melalui gambar 4.3 yaitu grafik perbandingan skor
minat belajar IPS melalui model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa kelas
4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan tabel 4.3 yaitu
menunjukkan bahwa ada peningkatan jumlah skor minat belajar IPS dari siklus 1 ke
siklus 2. Peningkatan nampak terlihat pada skor minat rendah pada siklus 1
diperoleh sebanyak 4 siswa (9%), sedangkan siklus 2 sudah tak terlihat lagi siswa
yang memiliki skor terendah. Skor minat sedang pada siklus 1 diperoleh sebanyak
10 siswa (23%) sedangkan, pada siklus 2 diperoleh sebanyak 8 siswa (19%). Skor
minat tinggi pada siklus 1 diperoleh sebanyak 29 siswa (68%), sedangkan pada
siklus 2 diraih sebanyak 35 siswa (81%). Peningkatan jumlah skor minat belajar
IPS terjadi setelah diterapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
STdan pendekatan PjBL.
Tabel 4.3, menunjukkan bahwa skor minat belajar IPS yang didapat
siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan. Peningkatan skor minat
belajar IPS secara rinci disajikan melalui gambar 4.3 yaitu grafik perbandingan
skor minat belajar IPS melalui model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL
siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali siklus 1 dan siklus 2 berikut ini:
61
Gambar 4.3
Grafik Batang Perbandingan Skor Minat Belajar IPS melalui
model pembelajaran ST dan Pendekatan PjBL
Siswa Kelas 4SDN 07 Boyolali Kota Boyolali
Siklus 1 dan Siklus 2
Gambar 4.3 yaitu grafik perbandingan jumlah skor minat belajar IPS
melalui model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa kelas 4 SDN 07
Boyolali Kota Boyolali siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa ada nampak
terlihat pada skor minat rendah pada siklus 1 diperoleh sebanyak 4 siswa (9%),
sedangkan siklus 2 sudah tak terlihat lagi siswa yang memiliki skor terendah. Skor
minat sedang pada siklus 1 diperoleh sebanyak 10 siswa (23%) sedangkan, pada
siklus 2 diperoleh sebanyak 8 siswa (19%). Skor minat tinggi pada siklus 1
diperoleh sebanyak 29 siswa (68%), sedangkan pada siklus 2 diraih sebanyak 35
siswa (81%). Peningkatan jumlah skor minat belajar IPS terjadi setelah diterapkan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran ST dan pendekatanPjBL.
Hipotesis tindakan yang berbunyi “Peningkatan minat belajar IPS diduga
dapat diupayakan melalui model pembelajaran ST dan pendekatan PjBL siswa
kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali semester 2 tahun pelajaran 2015/2016”
terbukti.Hal ini ditunjukkan oleh perbandingan yang nampak ada peningkatan
siklus 1 dan siklus 2 minat belajar IPS yang tinggi adalah 29 : 35. Penelitian ini
108
29
35
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Jum
lah
Sis
wa
Skor Minat
62
dikatakan berhasil yang ditunjukkan oleh 81% >80% dari seluruh siswa memiliki
minat belajar IPS yang tinggi sesuai dengan indikator yang ditetapkan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djehan Mulyani
dengan judul“Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Project Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) Pada Siswa Kelas V Di SD Islam Al-
Syukro Universal”. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan
adanya kemampuan hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan hasil belajar
dapat dilihat dari teknik analisis data yang dilakukan secara kuantitatif indikator
keberhasilan penelitian ini dilihat dari ketuntasan belajar siswa sebanyak 75%,
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65. Dari hasil penelitian, pada siklus
pertama ketuntasan belajar yang dicapai sebanyak 70%, dan siklus kedua
sebanyak 97%. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
Veronica Yasinta dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Metematika
Bagi Siswa Kelas 4 Melalui Project Based Learning dengan Pendekatan
Kontekstual di SD Negeri 01 Gandulan Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Hasil penelitian pada siklus I dengan menerapkan Pendekatan Kontekstual
Melalui Project Based Learning siswa mengalami peningkatan, 5 siswa (23,8%)
belum tuntas KKM dan 16 siswa (76,2%) siswa sudah tuntas KKM. Dan hasil dari
siklus II hasil yang diperoleh 2 siswa (9,5%) belum tuntas KKM dan 19 siswa
(90,5%) tuntas KKM.Ketuntasan belajar siswa dapat dicapai siswa karena adanya
fokus siswa yang lebih baik dalam proses pembelajaran dan siswa
mampumemfokuskan pertanyaan, menimbulkan ketertarikan pada materi, dan
menemukan konsep yang digunakan untuk penyelesaian (focus) sehingga
memunculkan minat belajar siswa yang tinggi dan berdampak pada ketuntasan
belajar siswa. Penelitian yang senada juga dilakukan juga oleh Suwiji Budi pada
tahun 2012 yang berjudul “Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS tentang
Perkembangan Teknologi Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing
Siswa Kelas IV SD Negeri Tumrep 02 Bandar Batang Semester 2 Tahun
2011/2012” Menunjukkan bahwa ada peningkatan minat belajar IPS tentang
perkembangan teknologi yang diupayakan melalui model pembelajaran Snowball
63
Throwing. Siswa SD kelas 4 Negeri Tumbrep 02 Bandar Batang Semester 2 tahun
2011/2012. Hal ini terlihat pada kondisi pra siklus hanya 10% dari seluruh siswa
saja yang minat untuk mengajukan pertanyaan ketika guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Setelah ada tindakan yang berupa 8 aktivitas pembelajaran yang
tercermin dalam 3 aspek minat yakni perasaan senang, keterlibatan siswa dan
ketertarikan siswa ada peningkatan minat belajar siswa yakni pada siklus 1 aspek
rasa ingin tahu tercapai 80% di siklus 2 naik menjadi 90%. Aspek toleransi
terhadap resiko di siklus 1 mencapai 75% siklus 2 90% dan pada aspek
keterbukaan terhadap pengalaman dan pengetahuan dari 85 % di siklus 1 naik
menjadi 95 % di siklus 2. Berdasarkan indikator keberhasilan tindakan sebesar
80% maka pemberian tindakan yang berupa penggunaan model Snowball
Throwing dalam pembelajaran IPS kelas 4 dikatakan berhasil. Kelebihan dari
penelitian ini adalah ada peningkatan minat siswa pada siklus 1 dan siklus 2 yang
tercermin dalam 3 aspek yaitu perasaan senang, keterlibatan siswa dan
ketertarikan siswaadanya peningkatan minat yang mencapai 80%.
Miftahul Huda menjelaskan bahwa dalam konteks pembelajaran ST
diterapkan dengan melempar segumpalan kertas yang dibentuk menyerupai bola
untuk menunjuk siswa lain yang diharuskan menjawab soal. Menurut Zainal Aqib
(2013 : 27) mengungkapkan bahwa model pembelajaran ST merupakan model
pembelajaran yang melatih siswa untuk tanggap dan menerima pertanyaan dari
siswa lain melalui kertas yang diremas menjadi bola kertas. Pendapat lain juga
diutarakan oleh Triyanto (2010 : 71), mengungkapkan bahwa model pembelajaran
ST merupakan salah satu modifikasi tehnik bertanya jawab yang menitik beratkan
pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan
yang menarik yaitu saling melempar bola kertas yang berisi pertanyaan
Thomas J.W. Moursund, et al. menyebutkan bahwa PjBL adalah
pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang menekankan pembelajaran yang
berpusat pada siswa dalan suatu proyek. Intel Corporation dalam Hosnan
(2014:319) mendefinisikan PjBL sebagai “an instructional model that involves
students in investigations of compelling problems that culminate in authentic
64
products”. Pendekatan denganmenggunakan model pembelajaran yang
melibatkan peserta didik dalam penyelidikan masalah menarik kemudian akan
diakhiri dengan hasil produk yang otentik.Pendapat ini senada dengan pemikiran
teori di atas, definisi PjBL menurut B. Baron dalam Hosnan (2014:320) adalah
pendekatan pembelajaran secara konstruktif untuk pedalaman pembelajaran
dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang
berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya. Dalam pendekatan PjBL, siswa
mengembangkan sendiri wawasan mereka bersama rekan kelompok maupun
secara individual, sehingga secara otomatis akan mengembangkan pula kampuan
riset mereka. Mereka didorong untuk aktif dalam memecahkan masalah,
pengambilan keputusan, dan aktivitas lainnya.Hal ini memungkinkan siswa untuk
bekerja secara mandiri untuk membangun pembelajarannya sendiri dan kemudian
akan mencapai puncaknya dalam suatu hasil yang realistis, seperti karya yang
dihasilkan siswa sendiri. Maka melalui pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran STdan pendekatan PjBL diharapkan dapat meningkatkan minat
belajar IPS siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali semester 2 tahun
pelajaran 2015/2016.
Model pembelajaran STdan pendekatan PjBL dapat meningkatkan minat
belajar IPS siswa kelas 4 SDN 07 Boyolali Kota Boyolali semester 2 tahun
pelajaran 2015/2016. Nampak dari skor minat belajar IPS siswa kelas 4 pada
siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan mencapai 80%, sehingga dapat
dikatakan bahwa model pembelajaran STdanpendekatan PjBL dapat mengurangi
kesenjangan antara apa yang diharapkan guru terhadap siswa, dan realita yang
dihasilkan siswa, yaitu minat belajar IPS.