bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil...
TRANSCRIPT
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pra Siklus / Kondisi Awal
Pada kondisi awal sebelum dilakukan penelitian, guru masih
menggunakan model pembelajaran ceramah. Penggunaan model
pembelajaran ini menjadikan siswa pasif dan hanya mendengarkan apa
yang dijelaskan oleh guru dan cenderung membuat siswa jenuh dan tidak
tertarik terhadap materi yang disampaikan guru. Guru terkesan hanya
ingin menghabiskan materi yang diajarkannya tanpa tahu sampai mana
siswa mengerti materi. Guru sesekali memberi kesempatan pada siswa
tentang hal-hal yang belum di mengerti siswa, namun siswa cenderung
diam. Guru tidak berupaya untuk membuat pelajaran Matematika
menjadi pelajaran yang menyenangkan dan proses pembelajaran
Matematika menjadi lebih bermakna bagi siswa. Dalam pembelajaran
Matematika guru tidak menekankan pada pemahaman konsep dan
keterampilan menyelesaikan atau dan pemecahan masalah. Siswa dalam
penguasaan materi hanya menggunakan sistem hafalan untuk mengingat
materi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil ulangan harian siswa
pada mata pelajaran Matematika masih banyak siswa yang memperoleh
nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan yaitu
≥ 60. Data ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal/pra siklus
dipaparkan dalam tabel dan diskripsi, serta dilengkapi dengan diagram
batang berikut ini:
Tabel 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa kelas IV SD Negeri 1 Sendangsari
pada Kondisi Awal
Ketuntasan Frekuensi Persentase
< 60 16 69,57 %
≥ 60 7 30,43 %
Jumlah 23 100 %
35
Berdasarkan tabel 4.1 dapat ditunjukkan bahwa dari 23 siswa kelas IV
SD Negeri 1 Sendangsari Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo,
persentase hasil belajar siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) ≥ 60 terdapat 7 siswa dengan persentase 30,43 %, dan yang tidak
tuntas dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) terdapat
16 siswa dengan persentase 69,57 %. Berdasarkan tabel 4.1 dapat
digambarkan dalam diagram batang pada gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa kelas IV SD Negeri 1 Sendangsari
pada Kondisi Awal
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa dari 23 siswa kelas 4 SD
Negeri 1 Sendangsari Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo hanya 7
siswa dengan persentase 30,43 % yang tuntas dan sudah memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 60, dan 16 siswa dengan
persentase 69,57% yang tidak tuntas dan tidak memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu < 60.
Sehingga peneliti perlu mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran
dengan model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) untuk
membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas IV
SD Negeri 1 Sendangsari Kecamaan Garung Kabupaten Wonosobo pada
16
69,57%
7
30,43% 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Frekuensi Persentase
< 60
≥ 60
36
matapelajaran Matematika. Tindakan perbaikan pembelajaran ini
dilakukan dalam 2 siklus.
2. Deskripsi Siklus I
a. Pertemuan 1
1) Perencanaan
Pada siklus I pertemuan 1, perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a) Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan
dalam bentuk RPP lengkap dengan pokok bahasan bangun
ruang khusunya kubus.
b) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dilaksanakan
sesuai dengan rencana dalam pembelajaran menggunakan model
pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT). Materi yang
dibahas pada pertemuan 1 adalah pokok bahasan sifat-sifat
bangun ruang khususnya kubus. Pelaksanaan tindakan siklus I
pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 April 2016
pada pukul 07.35-08.45. Alokasi waktu yang digunakan yaitu 2
jam pelajaran (2 x 35 menit). Proses pembelajaran dilaksanakan
oleh Martanto, S.Pd.
a) Kegiatan awal
Pelaksanaan kegiatan awal guru menyiapkan mental siswa
untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengucap
salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan
mengajak berdoa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi,
memberikan motifasi tentang pentingnya mempelajari sifat-
sifat bangun ruang pada kehidupan sehari-hari, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
37
b) Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti guru menggali pengalaman siswa
dari kehidupan sehari-hari. Guru menyampaikan pokok
bahasan sifat-sifat bangun ruang khususnya kubus. Guru
juga melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai pokok
bahasan sifat- sifat bangun ruang khususnya kubus.
Kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok yang
terdiri dari 4-5 siswa. Siswa menempatkan diri pada
kelompok yang telah ditentukan. Guru menginformasikan
mengenai kegiatan kelompok yang akan dilakukan. Dalam
kelompok siswa mendapat bimbingan dari guru untuk
memulai permainan dengan memberikan soal-soal terkait
dengan materi ajar. Kelompok yang sudah menyelesaikan
langsung mengumpulkan lembar soal dan jawaban kepada
guru dan bagi kelompok yang tercepat maka akan ada
tambahan poin, dan jika semua kelompok sudah selesai
maka setiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan
kelas dan setiap jawaban yang benar akan mendapat poin.
Kemudian siswa bersama guru membahas hasil kerjasama
kelompok dan jika masih ada jawaban yang kurang tepat
guru meluruskan jawabannya.
c) Kegiatan Akhir
Pembelajaran kegiatan akhir guru mengulas materi yang
telah dipelajari dan memberikan penguatan dengan
menanyakan beberapa soal terkait dengan materi ajar secara
lisan. Kemudian dengan bimbingan guru siswa
menyimpulkan materi pembelajaran dengan pokok bahasan
sifat-sifat bangun ruang khususnya kubus. Kemudian siswa
diminta mempelajari kembali pembelajaran yang telah
dipelajari dan siswa diminta untuk mempelajari materi
selanjutnya.
38
3) Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal-hal yang diamati adalah keseluruhan proses
pembelajaran maupun akibat dari penerapan model
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi guru dalam pra pembelajaran guru
sudah melakukan kegiatan seperti memeriksa kesiapan ruang
dan mengawali pembelajaran dengan salam, berdoa, dan
presensi. Tetapi guru tidak memeriksa kesiapan siswa sehingga
banyak siswa siswa yang tidak menyiapkan alat tulis.
Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dengan
baik, guru juga sudah melakukan motivasi. Tetapi guru tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru belum banyak melaksanakan kegiatan
dengan baik. Dalam pembentukan kelompok guru kurang
mengarahkan siswa sehingga dalam kegiatan ini siswa menjadi
ribut. Guru belum membimbing siswa dalam mempresentasikan
hasil, sehingga siswa cenderung malu maju kedepan kelas untuk
mempresentasikan hasil kelompoknya. Guru belum menyikapi
semua hasil presentasi kelompok sehingga hanya menyikapi
hasil presentasi dari beberapa kelompok saja. Guru juga belum
menggunakan waktunya dengan baik sehingga dalam
pelaksanaan belajar mengajar melebihi waktu yang telah
dialokasikan.
Pada kegiatan akhir guru sudah melaksanakan kesimpulan,
refleksi, penguatan, dan tindak lanjut berupa PR.
Berdasarkan hasil observasi siswa dalam pra pembelajaran siswa
tidak menyiapkan alat tulis sehingga dalam pelaksanaan belajar
mengajar siswa tidak mencatat materi yang dijelaskan guru,
siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Tetapi
39
pada saat guru mengucap salam, berdoa, dan presensi siswa
sudah melakukannya dengan baik.
Pada kegiatan awal siswa kurang dalam menanggapi apersepsi,
menghayati motivasi, dan siswa tidak memperhatikan saat guru
menyapaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti siswa belum melaksanakan kegiatan dengan
baik. Siswa tidak berani menjawab pertanyaan dari guru terkait
dengan materi ajar. Siswa ribut sendiri saat pembagian
kelompok. Siswa belum mendapat bimbingan dari guru dalam
mempresentasikan hasil sehingga siswa cenderung malu maju
kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil kelompoknya.
Interaksi antar peserta didik belum terjadi. Dalam pelaksanaan
belajar mengajar banyak siswa yang ramai sehingga kelas
menjadi gaduh namun guru menegurnya dan kelas bisa menjadi
kondusif. Siswa cenderung diam ketika ada hal yang belum
diketahui.
Pada kegiatan akhir siswa melaksanakan pembelajaran dengan
baik. Siswa sudah menyimpulkan pembelajaran, refleksi dan
merespon penguatan serta melaksanakan tindak lanjut.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil tindakan yang diperoleh dari observasi, guru
harus memeriksa kesiapan siswa sehingga siswa menyiapkan
alat tulis. Sebelum memulai pembelajaran guru sebaiknya
menyampaikan tujuan pelajaran sehingga siswa tidak bingung
saat pembelajaran berlangsung. Guru harus mengarahkan siswa
pada saat pembentukan kelompok sehingga siswa tidak ribut.
Guru harus membimbing siswa saat mempresentasikan hasil
kelompok sehingga siswa menjadi percaya diri saat maju
didepan kelas. Guru harus menyikapi semua hasil presentasi
kelompok yang maju. Guru harus membimbing tumbuhnya
sikap percaya diri pada siswa, sehingga interaksi antara guru dan
40
siswa dapat terjalin. Guru harus mengalokasikan waktu dengan
baik sehingga dalam pelaksanaan belajar mengajar tidak
melebihi batas waktu yang di tentukan, guru juga harus menegur
siswa saat menyelesaikan tugas kelompok sehingga tidak
melebihi waktu.
b. Pertemuan 2
1) Perencanaan
Pada siklus I pertemuan 2, perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a) Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan
dalam bentuk RPP lengkap dengan pokok bahasan bangun
ruang khusunya balok.
b) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
c) Membuat soal evaluasi.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 2 dilaksanakan
sesuai dengan rencana dalam pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT).
Materi yang dibahas pada pertemuan 2 adalah pokok bahasan
sifat-sifat bangun ruang khususnya balok. Pelaksanaan tindakan
siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26
April 2016 pada pukul 07.00-08.10. Alokasi waktu yang
digunakan yaitu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Proses
pembelajaran dilaksanakan oleh Martanto, S.Pd.
a) Kegiatan awal
Pelaksanaan kegiatan awal guru menyiapkan mental siswa
untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengucap
salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan
mengajak berdoa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi,
memberikan motifasi tentang pentingnya mempelajari sifat-
41
sifat bangun ruang pada kehidupan sehari-hari, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti guru menggali pengalaman siswa
dari kehidupan sehari-hari. Guru menyampaikan pokok
bahasan sifat-sifat bangun ruang khususnya balok. Guru
juga melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai pokok
bahasan sifat- sifat bangun ruang khususnya balok.
Kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok yang
terdiri dari 4-5 siswa. Siswa menempatkan diri pada
kelompok yang telah ditentukan. Guru menginformasikan
mengenai kegiatan kelompok yang akan dilakukan. Dalam
kelompok siswa mendapat bimbingan dari guru untuk
memulai permainan dengan memberikan soal-soal terkait
dengan materi ajar. Kelompok yang sudah menyelesaikan
langsung mengumpulkan lembar soal dan jawaban kepada
guru dan bagi kelompok yang tercepat maka akan ada
tambahan poin, dan jika semua kelompok sudah selesai
maka setiap kelompok mempresentasikan hasilnya di depan
kelas dan setiap jawaban yang benar akan mendapat poin.
Kemudian siswa bersama guru membahas hasil kerjasama
kelompok dan jika masih ada jawaban yang kurang tepat
guru meluruskan jawabannya.
c) Kegiatan Akhir
Pembelajaran kegiatan akhir guru mengulas materi yang
telah dipelajari dan memberikan penguatan dengan
menanyakan beberapa soal terkait dengan materi ajar secara
lisan. Kemudian dengan bimbingan guru siswa
menyimpulkan materi pembelajaran dengan pokok bahasan
sifat-sifat bangun ruang khususnya balok. Kemudian siswa
diminta mempelajari kembali pembelajaran yang telah
42
dipelajari dan siswa diminta untuk mempelajari materi
selanjutnya. Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi.
3) Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal-hal yang diamati adalah keseluruhan proses
pembelajaran maupun akibat dari penerapan model
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi guru, dalam pra pembelajaran guru
sudah melakukan kegiatan seperti memeriksa kesiapan ruang
dan mengawali pembelajaran dengan salam, berdoa, dan
presensi. Pada kegiatan pra pembelajaran ini guru sudah
memeriksa kesiapan siswa akan tetapi banyak siswa siswa yang
belum menyiapkan alat tulis.
Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi, melakukan
motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru sudah melaksanakan kegiatan dengan
baik. Guru sudah membimbing siswa dalam mempresentasikan
hasil kelompoknya. Guru sudah menyikapi semua hasil
presentasi kelompok. Tetapi guru belum menggunakan
waktunya dengan baik sehingga dalam pelaksanaan belajar
mengajar melebihi waktu yang dialokasikan.
Pada kegiatan akhir guru sudah melaksanakan kesimpulan,
refleksi, penguatan, dan tindak lanjut berupa memberikan soal
evaluasi.
Berdasarkan hasil observasi siswa dalam pra pembelajaran siswa
sudah antusias menyiapkan diri mengikuti pelajaran termasuk
siswa mengucap salam, berdoa, dan presensi. Tetapi masih ada
siswa yang belum menyiapkan alat tulis.
Pada kegiatan awal siswa sudah menanggapi apersepsi,
menghayati motivasi, dan siswa memperhatikan saat guru
menyapaikan tujuan pembelajaran.
43
Pada kegiatan inti siswa sudah melaksanakan kegiatan dengan
baik. Tetapi masih ada siswa yang belum berani menjawab
pertanyaan dari guru terkait dengan materi ajar. Interaksi antar
peserta didik belum terjadi. Dalam pelaksanaan belajar mengajar
banyak siswa yang ramai namun guru menegurnya dan kelas
bisa menjadi kondusif. Siswa cenderung diam ketika ada hal
yang belum diketahui. Interaksi antara guru dan siswa juga
belum terjadi.
Pada kegiatan akhir siswa sudah melaksanakan pembelajaran
dengan baik. Siswa sudah sudah menyimpulkan pembelajaran,
refleksi dan merespon penguatan serta melaksanakan tindak
lanjut berupa mengerjakan soal evaluasi.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil tindakan yang diperoleh dari observasi, guru
harus memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Guru harus membimbing tumbuhnya sikap percaya diri pada
siswa, sehingga interaksi antara guru dan siswa dapat terjalin.
Guru juga belum menggunakan waktunya dengan baik sehingga
dalam pelaksanaan belajar mengajar melebihi waktu yang telah
dialokasikan, guru harus membimbing siswa saat menyelesaikan
tugas kelompok sehingga tidak melebihi waktu.
c. Hasil Belajar / Hasil Tindakan Siklus I
Hasil belajar Matematika siswa setelah memperoleh tindakan yang
dilakukan pada akhir pertemuan 2 pada siklus I mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar Matematika pada
kondisi awal. Hasil belajar secara terperinci disajikan pada lampiran.
Hasil belajar Matematika kelas IV SD Negeri 1 Sendangsari
Kecamatan Garung Kebupaten Wonosobo siklus I dapat dilihat pada
tabel 4.3 dibawah ini:
44
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1
Sendangsari pada Siklus I
Ketuntasan Frekuensi Persentase
< 60 10 43,48 %
≥ 60 13 56,52 %
Jumlah 23 100 %
Berdasarkan tabel 4.2 dapat ditunjukkan bahwa dari 23 siswa kelas
IV SD Negeri 1 Sendangsari Kecamatan Garung Kabupaten
Wonosobo, persentase hasil belajar siswa yang mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) ≥ 60 pada siklus I meningkat yaitu 56,52
%, dibandingkan dengan persentase hasil belajar siswa pada kondisi
awal yaitu 30,43 %. Berdasarkan tabel 4.3 dapat digambarkan dalam
diagram batang berikut ini:
Gambar 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa kelas IV SD Negeri 1 Sendangsari
pada Siklus I
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa dari 23 siswa kelas
IV SD Negeri 1 Sendangsari Kecamatan Garung Kabupaten
Wonosobo terdapat 13 siswa dengan persentase 56,52 % yang tuntas
dan sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 60,
10
43,48%
13
56,52%
0
2
4
6
8
10
12
14
Frekuensi Persentase
< 60
≥ 60
45
dan 10 siswa dengan persentase 43,48 % yang tidak tuntas dan tidak
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu < 60.
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar meningkat dari pra
siklus / kondisi awal yaitu hanya 7 siswa dengan persentase 30,43 %
siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Setelah dilakukan
perbaikan pembelajaran dengan model Team Game Tournament
(TGT) pada siklus I hasil belajar siswa meningkat, yaitu siswa yang
mencapai KKM menjadi 13 siswa dengan persentase 56,52 %.
Peningkatan hasil belajar ini belum mencapai indikator ketuntasaan
maka dari itu diadakan perbaikan pada siklus 2.
3. Deskripsi Siklus II
a. Pertemuan 1
1) Perencanaan
Pada siklus II pertemuan 1, perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a) Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan
dalam bentuk RPP lengkap dengan pokok bahasan bangun
ruang khusunya prisma dan limas.
b) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan 1 dilaksanakan
sesuai dengan rencana dalam pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT).
Materi yang dibahas pada pertemuan 1 adalah pokok bahsan
sifat-sifat bangun ruang khususnya prisma dan limas.
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 2 Mei 2016 pada pukul 07.35-08.45. Alokasi
waktu yang digunakan yaitu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).
Proses pembelajaran dilaksanakan oleh Martanto, S.Pd.
46
a) Kegiatan awal
Pelaksanaan kegiatan awal guru menyiapkan mental siswa
untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengucap
salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan
mengajak berdoa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi,
memberikan motifasi tentang pentingnya mempelajari sifat-
sifat bangun ruang pada kehidupan sehari-hari, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti guru menggali pengalaman siswa
dari kehidupan sehari-hari. Guru menyampaikan pokok
bahasan sifat-sifat bangun ruang khususnya prisma dan
limas. Guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai pokok bahasan sifat- sifat bangun ruang
khususnya prisma dan limas. Kemudian guru membagi
siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Siswa
menempatkan diri pada kelompok yang telah ditentukan.
Guru menginformasikan mengenai kegiatan kelompok yang
akan dilakukan. Dalam kelompok siswa mendapat
bimbingan dari guru untuk memulai permainan dengan
memberikan soal-soal terkait dengan materi ajar. Kelompok
yang sudah menyelesaikan langsung mengumpulkan lembar
soal dan jawaban kepada guru dan bagi kelompok yang
tercepat maka akan ada tambahan poin, dan jika semua
kelompok sudah selesai maka setiap kelompok
mempresentasikan hasilnya di depan kelas dan setiap
jawaban yang benar akan mendapat poin. Kemudian siswa
bersama guru membahas hasil kerjasama kelompok dan jika
masih ada jawaban yang kurang tepat guru meluruskan
jawabannya.
47
c) Kegiatan Akhir
Pembelajaran kegiatan akhir guru mengulas materi yang
telah dipelajari dan memberikan penguatan dengan
menanyakan beberapa soal terkait dengan materi ajar secara
lisan. Kemudian dengan bimbingan guru siswa
menyimpulkan materi pembelajaran dengan pokok bahasan
sifat-sifat bangun ruang khususnya prisma dan limas.
Kemudian siswa diminta mempelajari kembali
pembelajaran yang telah dipelajari dan siswa diminta untuk
mempelajari materi selanjutnya. Selanjutnya siswa
mengerjakan soal evaluasi.
3) Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal-hal yang diamati adalah keseluruhan proses
pembelajaran maupun akibat dari penerapan model
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi guru dalam pra pembelajaran guru
sudah melakukan kegiatan seperti memeriksa kesiapan ruang
dan mengawali pembelajaran dengan salam, berdoa, dan
presensi. Pada kegiatan pra pembelajaran ini guru sudah
memeriksa kesiapan siswa dan sebagian besar siswa sudah
menyiapkan alat tulis.
Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dengan
baik, guru juga sudah melakukan motivasi. Pada kegiatan awal
guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru sudah melaksanakan kegiatan dengan
baik. Guru sudah menggunakan waktunya dengan baik sehingga
dalam pelaksanaan belajar mengajar tidak melebihi waktu yang
dialokasikan.
48
Pada kegiatan akhir guru sudah melaksanakan kesimpulan,
refleksi, penguatan, dan tindak lanjut berupa PR.
Berdasarkan hasil observasi siswa dalam pra pembelajaran siswa
sudah antusias menyiapkan diri mengikuti pelajaran, siswa juga
sudah mengucap salam, berdoa, dan presensi siswa sudah
melakukannya dengan baik. Sebagian besar siswa sudah
menyiapkan alat tulis.
Pada kegiatan awal siswa sudah menanggapi apersepsi,
menghayati motivasi, dan siswa memperhatikan saat guru
menyapaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti siswa sudah melaksanakan kegiatan dengan
baik. Siswa sudah berani menjawab pertanyaan dari guru terkait
dengan materi ajar. Interaksi antar peserta didik juga sudah
terlihat baik. Dalam pelaksanaan belajar mengajar siswa yang
rame sudah mulai berkurang. Beberapa siswa mulai bertanya
kepada guru ketika ada hal yang belum diketahui.
Pada kegiatan akhir siswa sudah melaksanakan pembelajaran
dengan baik. Siswa sudah menyimpulkan pembelajaran, refleksi
dan merespon penguatan serta melaksanakan tindak lanjut.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil tindakan yang diperoleh dari observasi, guru
harus memeriksa kesiapan siswa karna dalam pertemuan ini
masih ada siswa yang belum menyiapkan alat tulis. Guru juga
harus meningkatkan antusiasme siswa sehingga tumbuhnya
minat siswa untuk belajar. Guru sudah melaksanakan
kegiatannya dengan baik sehingga guru perlu mempertahankan
untuk pertemuan selanjutnya.
b. Pertemuan 2
1. Perencanaan
Pada siklus II pertemuan 2, perencanaan yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
49
a) Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan
dalam bentuk RPP lengkap dengan pokok bahasan bangun
ruang khusunya tabung dan kerucut.
b) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
c) Membuat soal evaluasi.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan 2 dilaksanakan
sesuai dengan rencana dalam pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT).
Materi yang dibahas pada pertemuan 2 adalah pook bahasan
sifat-sifat bangun ruang khususnya tabung dan kerucut.
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 3 Mei 2016 pada pukul 07.00-08.10. Alokasi
waktu yang digunakan yaitu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).
Proses pembelajaran dilaksanakan oleh Martanto, S.Pd.
a) Kegiatan awal
Pelaksanaan kegiatan awal guru menyiapkan mental siswa
untuk mengikuti pembelajaran dengan cara mengucap
salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan
mengajak berdoa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi,
memberikan motifasi tentang pentingnya mempelajari sifat-
sifat bangun ruang pada kehidupan sehari-hari, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti guru menggali pengalaman siswa
dari kehidupan sehari-hari. Guru menyampaikan pokok
bahasan sifat-sifat bangun ruang khususnya tabung dan
kerucut. Guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai pokok bahasan sifat- sifat bangun ruang
khususnya tabung dan kerucut. Kemudian guru membagi
siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Siswa
50
menempatkan diri pada kelompok yang telah ditentukan.
Guru menginformasikan mengenai kegiatan kelompok yang
akan dilakukan. Dalam kelompok siswa mendapat
bimbingan dari guru untuk memulai permainan dengan
memberikan soal-soal terkait dengan materi ajar. Kelompok
yang sudah menyelesaikan langsung mengumpulkan lembar
soal dan jawaban kepada guru dan bagi kelompok yang
tercepat maka akan ada tambahan poin, dan jika semua
kelompok sudah selesai maka setiap kelompok
mempresentasikan hasilnya di depan kelas dan setiap
jawaban yang benar akan mendapat poin. Kemudian siswa
bersama guru membahas hasil kerjasama kelompok dan jika
masih ada jawaban yang kurang tepat guru meluruskan
jawabannya.
c) Kegiatan Akhir
Pembelajaran kegiatan akhir guru mengulas materi yang
telah dipelajari dan memberikan penguatan dengan
menanyakan beberapa soal terkait dengan materi ajar secara
lisan. Kemudian dengan bimbingan guru siswa
menyimpulkan materi pembelajaran dengan pokok bahasan
sifat-sifat bangun ruang khususnya tabung dan kerucut.
Kemudian siswa diminta mempelajari kembali
pembelajaran yang telah dipelajari dan siswa diminta untuk
mempelajari materi selanjutnya. Selanjutnya siswa
mengerjakan soal evaluasi.
3. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal-hal yang diamati adalah keseluruhan proses
pembelajaran maupun akibat dari penerapan model
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.
51
Berdasarkan hasil observasi guru dalam pra pembelajaran guru
sudah melakukan kegiatan seperti memeriksa kesiapan ruang
dan mengawali pembelajaran dengan salam, berdoa, dan
presensi. Pada kegiatan pra pembelajaran ini guru sudah
memeriksa kesiapan siswa dan semua siswa sudah menyiapkan
alat tulis.
Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dengan
baik, guru juga sudah melakukan motivasi. Pada kegiatan awal
guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru sudah melaksanakan kegiatan dengan
baik. Guru sudah menggunakan waktu sesuai dengan yang
dialokasikan.
Pada kegiatan akhir guru sudah melaksanakan kesimpulan,
refleksi, penguatan, dan tindak lanjut berupa memberikan soal
evaluasi.
Berdasarkan hasil observasi siswa dalam pra pembelajaran siswa
antusias menyiapkan diri mengikuti pelajaran termasuk
mengucap salam, berdoa, dan presensi siswa, siswa sudah
menyiapkan alat tulis.
Pada kegiatan awal siswa sudah menanggapi apersepsi,
menghayati motivasi, dan siswa memperhatikan saat guru
menyapaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti siswa sudah melaksanakan kegiatan dengan
baik. Dalam pelaksanaan belajar mengajar siswa yang ramai
sudah mulai berkurang. Siswa berani bertanya kepada guru
ketika ada hal yang belum diketahui.
Pada kegiatan akhir siswa sudah melaksanakan pembelajaran
dengan baik. Siswa sudah sudah menyimpulkan pembelajaran,
refleksi dan merespon penguatan serta melaksanakan tindak
lanjut berupa mengerjakan soal evaluasi.
52
4. Refleksi
Berdasarkan hasil tindakan yang diperoleh dari observasi, guru
sudah melaksanakan semua proses belajar mengajar sehingga
dalam proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
kendala-kendala yang ada dalam pertemuan-pertemuan
sebelumnya juga sudah tidak tampak.
c. Hasil Belajar / Hasil Tindakan Siklus II
Hasil belajar Matematika siswa setelah memperoleh tindakan yang
dilakukan pada akhir pertemuan 2 pada siklus II mengalami
peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar Matematika pra
siklus dan siklus I. Hasil belajar secara terperinci disajikan pada
lampiran. Hasil belajar Matematika kelas IV SD Negeri 1
Sendangsari Kecamatan Garung Kebupaten Wonosobo pada siklus II
tersaji pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa kelas IV SD Negeri 1
Sendangsari pada Siklus II
Ketuntasan Frekuensi Persentase
< 60 2 8,70 %
≥ 60 21 91,30 %
Jumlah 23 100 %
Berdasarkan tabel 4.3 dapat ditunjukkan bahwa dari 23 siswa kelas
IV SD Negeri 1 Sendangsari Kecamatan Garung Kabupaten
Wonosobo, persentase hasil belajar siswa yang mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) ≥ 60 pada siklus II meningkat yaitu
91,30 %, dibandingkan dengan persentase hasil belajar siswa pra
siklus / kondisi awal yaitu 30,43 %, dan dengan persentase hasil
belajar pada siklus I yaitu 56,52 %. Berdasarkan tabel 4.5 dapat
digambarkan dalam diagram batang berikut ini:
53
Gambar 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa kelas IV SD Negeri 1
Sendangsari pada Siklus II
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa dari 23 siswa kelas
IV SD Negeri 1 Sendangsari Kecamatan Garung Kabupaten
Wonosobo terdapat 21 siswa dengan persentase 91,30 % yang tuntas
dan sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 60,
dan 2 siswa dengan persentase 8,70 % yang tidak tuntas dan tidak
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu < 60.
Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar meningkat dari pra
siklus / kondisi awal yaitu hanya 7 siswa dengan persentase 30,43 %
siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Setelah dilakukan
perbaikan pembelajaran dengan model Team Game Tournament
pada siklus I hasil belajar siswa meningkat, yaitu siswa yang
mencapai KKM menjadi 13 siswa dengan persentase 56,52 %.
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II hasil belajar
siswa meningkat, yaitu siswa yang mencapai KKM menjadi 21 siswa
dengan persentase 91,30 %.
2
8,70%
21
91,30%
0
5
10
15
20
25
Frekuensi Persentase
< 60
≥ 60
54
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data hasil evaluasi siswa, model
pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) pada pelajaran Matematika
dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 1
Sendangsari Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. Hal ini dapat dilihat
dari ketuntasan hasil belajar siswa sebelum diadakan tindakan dan sesudah
diadakan tindakan.
Dari analisis hasil belajar Matematika kelas IV SD Negeri 1
Sendangsari Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo dari pra siklus /
kondisi awal, siklus I dan siklus II selalu mengalami peningkatan. Berikut
rekapitulasi perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus /
kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah
ini:
Tabel 4.4
Perbandingan ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD
Negeri 1 Sendangsari pada Kondisi awal, siklus I dan siklus II
Ketun
tasan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
< 60 16 69,57 % 10 43,48 % 2 8,70 %
≥ 60 7 30,43 % 13 56,52 % 21 91,30 %
Jumlah 23 100 % 23 100 % 23 100 %
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat ditunjukkan bahwa hasil belajar Matematika dari
23 siswa kelas IV SD Negeri 1 Sendangsari Kecamatan Garung Kabupaten
Wonosobo, mengalami peningkatan yang memenuhi kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yaitu ≥ 60. Terbukti dari persentase ketuntasan hasil belajar
pada pra siklus / kondisi awal hanya terdapat 7 siswa dengan persentase 30,43
%. Sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) sebanyak 16 siswa dengan persentase 69,57 %. Pada siklus I siswa
yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) meningkat yaitu 13 siswa
dengan persentase 56,52 %. Sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 10 siswa dengan persentase 43,48 %. Pada
55
siklus II siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 21
siswa dengan persentase 91,30 % , sedangkan siswa yang belum mencapai
KKM yaitu 2 siswa dengen persentase 8,70 %. Berdasarkan tabel 4.7 dapat
digambarkan dalam diagram batang berikut ini:
Gambar 4.4
Perbandingan ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD
Negeri 1 Sendangsari pada Kondisi awal, siklus I dan siklus II
Berdasarkan gambar 4.4 menunjukkan bahwa model pembelajaran tipe Team
Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan
adanya peningkatan hasil belajar Matematika dari kondisi awal, siklus I, dan
siklus II yang sudah tuntas dalam belajar atau telah mencapai KKM yang
ditetapkan yaitu ≥ 60.
Dari hasil tersebut maka diambil kesimpulan bahwa penggunaan
model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan
hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Sendangsari Kecamatan
Garung Kabupaten Wonosobo.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Rusman (2011: 225)
karena model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) memiliki
kelebihan. Kelebihan dari pembelajaran tipe Team Game Tournament siswa
lebih percaya diri untuk untuk berfikir mandiri, menemukan informasi dari
69,57 %
30,43 %
43,48 %
56,52 %
8,70 %
91,30 %
0
5
10
15
20
25
< 60 ≥ 60
56
berbagai sumber, dan belajar bersama siswa lainnya, mengembangkan
kemampuan mengungkapkan ide secara verbal dan membandingkan dengan
ide-ide orang lain, membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar, meningkatkan prestasi akademik dan
kemampuan sosial, meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi
dan mengubah belajar abstrak menjadi nyata. Sehingga dari kelebihan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran tipe Team
Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
matapelajaran Matematika.
Hasil penelitian tindakan ini juga sejalan dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Inayati dengan judul penelitian “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Kooperatif Team
Games Tournament Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian Bilangan Pada
Siswa Kelas 2 SDN Sidorejo lor 01 Salatiga Semester II Tahun 2011/2012”.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan metode kooperatif tipe
Team Game Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II
SDN Sidorejolor 01 Salatiga semester II tahun ajaran 2011/ 2012. Demikian
juga hasil penelitian Purnasari dengan judul peneltian “Upaya Meningkatkan
Prestasi Belajar Matematika Melalui Cooperative Learning Tipe Team Game
Tournament (TGT) Pokok Bahasan Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
3 Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran
2011/2012”, yang menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Game Tournament dalam pembelajaran Matematika
pada pokok bahasan pecahan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangrejo Kecamatan Selomerto Kabupaten
Wonosobo Tahun Pelajaran 2011/2012. Disamping itu hasil penelitian
Effendi dengan judul penelitian “Pendekatan Kooperatif Tipe Team Game
Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kompetensi Dasar
Menemukan Sifat-Sifat Bangun Sederhana Pada Pembelajaran Matematika
Kelas IV SD Negeri 01 Tlogosih Kecamatan Kebungagung Kabupaten
Demak Semester II Pada Tahun Pelajaran 2011/2012”, yang menyimpulkan
57
bahwa model koopertaif tipe Team Game Tournament (TGT) dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.