bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. deskripsi...
TRANSCRIPT
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato
SD Inpres Padengo terletak di jalan Bendungan Padengo Desa Padengo
Kecamatan Tengilo di bangun pada tahun 1981 di atas tanah seluas 2030 m2 yang
terdiri dari 5 ruang kelas, 1 ruang dewan guru,1 ruang perpustakaan, 1 ruangan
RKS, 1 ruangan RPS, 1 ruang kantin, 1 RDG dan 1 buah WC dengan status hak
milik atas kepemilikan tanah dengan dana Inpres yang pelaksanaan bangunannya
dibantu oleh masyarakat sekitar.
Sekolah Dasar Inpres sejak dibangunnya bernama SD Inpres Tengilo
kemudian dirubah lagi menjadi SD Inpres Bendungan dan terakhir berdasarkan
SK Bupati diubah nama sekolah menjadi SD Inpres Padengo di Tengilo pada
tanggal 27 Januari 2009 dengan nomor 56/12/1/2009. Perubahan ini disebabkan
oleh adanya pemekaran Desa pada bulan Maret 2009. Sekolah ini letaknya tepat
dijalur lintas jalan bendungan dan masih termasuk di kawasan bendungan
sehingga tingkat kebisingan dan kemudian terjadinya kecelakaan sangatlah besar.
Sehingganya sudah upaya dari pihak sekolah, komite, dan Pemerintah untuk
merelokasikan sekolah ini.
Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, ada sejumlah prestasi yang telah
dicapai oleh SD Inpres Padengo antara lain lulusan setiap tahun 100%. SD Inpres
Padengo memerlukan peningkatan dan pengembangan dalam berbagai aspek,
misalnya dalam hal kurikulum, pembelajaran sumberdaya manusia, sarana dan
40
41
prasarana, kesiswaan, ketenagaan, pembiayaan serta masyarakat dalam bidang
pendidikan.
Untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat sekolah
telah membina kerjasama dengan orang tua dan masyarakat, menciptakan suasana
kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik dan warga sekolah sehingga
semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan
bersama. Dengan demikian prinsip kemandirian dalam nuansa kebersamaan dan
menghimpun serta mobalisasi kekuatan secara sinergis yang mengarah pada satu
tujuan yaitu peningkatan mutu dan kesesuaian pendidikan dengan pengembangan
mmasyarakat.
4.1.2. Keadaan Guru
Guru merupakan unsure yang utama dalam suatu lembaga pendidikan
yang pada hakekatnya menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.
Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara berkesinambungan akan berjalan
lancer apabila ditunjang oleh pengajar yang memiliki kemampuan kerja serta
semangat yang tinggi.untuk mengetahui keadaan guru, maka penulis jabarkan
dalam table yang diurut sesuai jabatan dan tugas masing-masing.
SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato memiliki 11 orang tenaga
pendidik. Diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Satu orang sebagai pembina (Kepala Sekolah)
2. Enam orang sebagai guru kelas (wali kelas)
3. Dua orang sebagai tenaga administrasi
4. Satu orang sebagai tenaga honorer dan guru bidang studi Agama
42
5. Satu orang sebagai tenaga kontrak dan guru bidang studi Penjas.
4.1.3. Keadaan Siswa
Siswa di SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato berjumlah 159 orang
dengan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 4.1 Keadaan siswa SD Inpres Padengo Kabupaten Pohuwato
Kelas
Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
I 23 23 46
II 8 10 18
III 6 12 18
IV 18 17 35
V 15 10 25
VI 5 12 17
Jumlah 159
Data sekunder tahun 2012
4.1.4. Keadaan Saran dan Prasarana
Bangunan sekolah ini dibangun di atas tanah seluas 2030 m2 yang terdiri
dari 5 ruang kelas, 1 ruang dewan guru,1 ruang perpustakaan, 1 ruangan RKS, 1
ruangan RPS, 1 ruang kantin, 1 RDG dan 1 buah WC dengan status hak milik atas
kepemilikan tanah dengan dana Inpres yang pelaksanaan bangunannya dibantu
oleh masyarakat sekitar.
Adapun keadaan ruangan-ruangan yang ada di SD Inpres Padengo
Kabupaten Pohuwato memiliki kondisi layak untuk digunakan namun keadaan
WC siswa yang menurut pengamatan peneliti masih perlu perbaikan agar benar-
benar dapat digunakan dengan nyaman oleh siswa. Namun keadaan ruang belajar
menurut peneliti sudah cukup dan layak untuk digunakan sebagai tempat proses
belajar mengajar.
43
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Siklus I
1. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan
sebelum pelaksanaan tindakan, yaitu:
a. Membuat perencanaan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam proses
belajar mengajar.
b. Menentukan skenario pembelajaran menggunakan model jigsaw.
c. Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan
d. Menyusun lembar kerja siswa
e. Mengembangkan format evaluasi
f. Mengembangkan format observasi pembelajaran
2. Tahap pelaksanaan
Siklus tindakan pertama diadakan hari senin tanggal 12 November 2012,
pada pukul08.05 – 09.15 atau 2x 35 menit. Materi yang diajarkan adalah
“Mengenal Lembaga-lembaga Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi”.
Adapun scenario pembelajaran sebagai berikut:
SKENARIO MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW
1) Pendahuluan (±5 menit)
(a) Mengkondisikan siswa dan ruang kelas
(b) Berdo‟a
(c) Guru mengecek kehadiran siswa
(d) Guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
44
(e) Apersepsi
Guru menghubungkan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki siswa
dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya dengan mengaitkan pemilihan
calon gubernur dan wakil gubernur. Atau dengan menyanyikan lagu anak-
anak yang liriknya telah diubah sesuai keperluan pembelajaran.
(f) Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti (±50 menit)
(a) Guru menampilkan media susunan organisasi pemerintahan
kabupaten/kota
(b) Guru menjelaskan secara singkat mengenai susunan organisasi tersebut
(c) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok @4 orang siswa (ada satu
kelompok yang berjumlah 5 orang)
(d) Guru membagikan masalah dalam bentuk LKS kepada setiap kelompok
(e) Guru membagikan pin ahli 1-4 pada tiap kelompok
(f) Guru menjelaskan cara pelaksanaan diskusi
(g) Siswa berdiskusi dalam kelompok asal mengenai masalah dalam LKS
(h) Siswa lalu membentuk kelompok ahli sesuai dengan masalah yang mereka
ahlikan
(i) Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli dengan bimbingan guru
(j) Siswa kembali ke kelompok asal
45
(k) Dalam kelompok asal tiap-tiap ahli menyampaikan hasil diskusinya secara
bergantian
(l) Siswa mencatat tiap hasil dari kelompok ahli
(m) Siswa menghapal materi yang telah meraka catat
(n) Guru membimbing tiap kelompok untuk melakukan pemantapan
Memorizer
(o) Siswa membentuk lingkaran berdasarkan kelompok
(p) Guru mengeluarkan kartu pertanyaan yang telah disisipi kartu „Ambil
Satu‟, „Ambil Dua‟, „Pilih Kelompok‟, dan „Putar kiri‟
(q) Guru mengocok kartu pertanyaan
(r) Tiap kelompok mendapatkan 2 kartu pertanyaan sebagai bekal permainan
(s) Guru meletakkan sisa kartu pertanyaan di tengah lingkaran
(t) Kelompok 1 bertanya kepada kelompok 2, dan seterusnya hingga kartu
pertanyaan habis
(u) Guru memberikan „Piagam Kelompok Juara‟ kepada kelompok yang
terlebih dahulu menghabiskan kartu pertanyaannya
(v) Guru bersama siswa memberi punishment pada kelompok yang kalah
3) Penutup (±15 menit)
(a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
(b) Guru memberikan evaluasi akhir
(c) Guru meminta siswa membaca materi pelajaran berikutnya di rumah
46
3. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap kegiatan mengajar guru dan
hasil belajar siswa. Berikut hasil pengamatan:
a. Hasil pengamatan kegiatan guru
Pelaksanaan siklus 1 dilakukan secara bersama-sama oleh peneliti dan
pengamat. Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan melalui model
pembelajaran jigsaw pada materi mengenal lembaga-lembaga pemerintahan
kabupaten, kota, dan provinsi, diamati oleh pengamat melalui lembar pengamatan
kegiatan belajar mengajar. Siklus 1 ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, tiap
pertemuan terdiri dari 1 rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan jumlah
aspek yang diamati sebanyak 11 aspek. Dari aspek yang diamati hasilnya dapat
diuraikan pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan kegiatan Guru Pada Siklus I
Kriteria Jumlah Aspek
Yang Diamati
Presentase
Nilai (%)
Sangat baik 2 18,18
Baik 2 18,18
Cukup 3 27,27
Kurang 4 36,37
Jumlah 11 100
Grafik. 4.3. Hasil Pengamatan kegiatan Guru Pada Siklus
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
18,18 %
27,27 %
36,37 %
18,18 %
27,27 %
36,37 %
18,18 %
47
Grafik 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang memperoleh kategori sangat baik
(SB) : (1), Menyanpaikan apersepsi , (6) Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok sekaligus menentukan tugas yang akan dilakukan masing-masing siswa
dalam kelompok. Kategori baik (B): 2) Memotivasi siswa , 5) Memberikan
masalah kepada siswa untuk diselesaikan dalam kelompok sesuai dengan materi
yang diajarkan. Kategori cukup (C): 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran 4)
Menjelaskan secara singkat mengenai materi yang akan di ajarkan dalam kelas 9)
Guru mengarahkan sekaligis menambahkan dalam merumuskan hasil temuanya.
Kategori kurang (K): 7) Mengontrol siswa pada saat melakukan diskusi, 8)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasekan hasil
kelompoknya, 10) Memberikan tes tertulis yang berisi soal essay, 11) Penutup.
Pada grafik 4.2. di atas, terlihat bahwa dari 11 aspek yang dilakukan Guru
pada siklus I yaitu untuk kriteria sangat baik memperoleh nilai presentasi 18,18%,
kriteria baik dengan nilai presentase 18,18%, kriteria cukup dengan presentase
27,27% dan kriteria kurang dengan presentase 36,37%.
b. Hasil pengamatan kegiatan belajar siswa
Proses pembelajaran pada siklus 1 difokuskan pada materi mengenal
lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi. Aktivitas siswa
yang dilakukan selama proses pembelajaran diamati oleh peneliti dan Guru PKn
sebagai pengamat dengan lembar observasi yang telah disiapkan sebelum
pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada
tabel 4.4 di bawah ini.
48
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I
No Krieria Aspek Jumlah Aspek Persentase (%)
1. Sangat Baik 4 40
2. Baik 1 10
3. Cukup 2 20
4. Kurang 3 30
Jumlah 10 100
Grafik 4.4. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I
Bersarkan hasilpengamatan pada 10 aspek aktivitas siswa yang
memperoleh kategori sangat baik (SB): 1) siswa menempati tempat duduk
masing- masing, 3) kesiapan menerima pelajaran, 5) siswa menempati kelompok
yang telah diberikan. 10) penutup. Kategori baik (B): 2) Berdoa, Absensi siswa.
Kategori cukup (C): 7) Tiap kelompok mempersentasekan hasil diskusinya dan
memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya, 8) Siswa
besama-sama menyimpulkan materi pembelajaran. Kategori kurang (K): 4)
Memperhatikan materi yang disampaikan, 6) Siswa menyelesaikan masalah-
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
40 %
10 %
20 %
30 %
49
masalah yang telah diberikan, 9) Siswa megerjakan tes tertulis yang berisi soal
essay
Beradasarkan data pada grafik 2, yang merupakan hasil persentase rata-
rata kegiatan siswa dapat diketahui jumlah siswa yang dapat melaksanakan dari
sepuluh poin pengamatan aktivitas siswa. Adapun siswa yang melaksanakan
aktivitas siswa sesuai instrumen dalam kategori sangat baik terdapat 40%, siswa
yang mendapat kategori baik 10%, siswa yang mendapatkan nilai aktivitas
kategori cukup berjumlah 20% dan siswa yang menjalankan aktivitas kategori
kurang terdiri 30%. Oleh karena itu hasil pengamatan aktivitas siswa ini masi
memerlukan suatu tindak lanjut untuk dapat mencapai indikator kinerja yang telah
ditetapkan sebelumnya.
c. Kegiatan Siswa Melalui Model Jigsaw
Pengamatan kegiatan siswa dengan model pembelajaran tipe jigsaw
diamati melalui beberapa aspek yang telah ditentukan. dengan penerapan
bertanya, Menjawab pertanyaan, Kerja sama, dan Menyelesaikan tugas kelompok.
50
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Melalui Model Jigsaw Siklus 1
No Nama Siswa
ASPEK PENILAIAN Nilai
Kerjasama
Menjawab
Pertanyaan
Menghargai
Pendapat
teman
Menye. Tgs
Kelompok
Rata-
Rata
(%)
1. Abdullah Taha √ √ 72
2. Ajrin Dunggio √ √ 60
3. Yusup Masigi √ √ 69
4. Febriyanto Tuu √ √ √ 60
5. Fitrah Abdullah √ 76.4
6. Steven Atune √ √ √ 68.8
7. Nurhidayah
Yusuf √
√
60
8. Rahmad Maiya √ √ 72.6
9. Ismail Halid √ √ 60
10. Risval Gogou √ √ 68
11. Rolin Tantowa √ √ 52
12. Sahrul Antula √ √ 74
13. Hais Hasan √ √ 52
14. Ismail Mooduto √ √ 62
15. Sartika Ake √ √ √ 65.6
16. Fadlun Abdullah 52
17. Nurahmawati
Tamrin √
√ √
56.8
18. Nurlaila Hamzah √ 60
19. Sarwin Arif √ 65
20. Sinantia Clara
Ibura √
√ √
61
21. Amna
Walangadi √
√
73
22. Sagita
Moodumbi
√
61
23. Debi Ntobuo √ 64
24. Stepiyanti
Sayedi √ √
√
62
25 Wirna Samarang √ 61
Jumlah Rata-rata 63.528
Dari 4 aspek yang dinilai dalam kegiatan pembelajaran Tipe Jigsaw bagi
siswa dapat diketahui bahwa kegiatan siswa menghargai pendapat teman,
51
0
10
20
30
40
50
60
70
Tuntas Tidak Tuntas
64 %
36 %
Menjawab Pertanyaan, kerjasama, dan menyelesaikan tugas kelompok berada
pada kategori yang rendah dengan rata-rata 63% dari seluruh siswa
d. Hasil Belajar Siswa
Mengukur tingkat daya serap siswa pada materi mengenal lembaga-
lembaga pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi pada akhir siklus 1
dilakukan penilaian tertulis menggunakan soal esay sebagaimana terdapat pada
lampiran. Soal yang diberikan berjumlah 4 (Empat) butir dengan skor maksimum
yang harus dicapai siswa adalah 60,00 sedangkan skor ketuntasan belajar siswa
pada siklus 1 dengan nilai ≥ 65.
Berdasarkan evaluasi tertulis yang dilaksanakan pada akhir siklus 1 pada
siswa yang berjumlah 25 orang yang dikenakan tindakan diperoleh data hasil
belajar siswa pada siklus I, sebagaimana terdapat pada lampiran, sedangkan secara
ringkas diuraikan pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Rentang
Nilai
Kriteria
Aspek
Jumlah
Siswa
Presentase
(%)
Tuntas/Tidak
Tuntas
90 - 100 Sangat Baik 4 16 T
75 – 89 Baik 7 28 T
65 – 74 Cukup 5 20 T
40 – 64 Kurang 9 36 TT
Grafik 4.5. Hasil Belajar Siswa Siklus I
52
Berdasarkan hasil evaluasi belajar siswa seperti terlihat pada tabel 4.5
terlihat ketercapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I adalah 16 dari
25 orang siswa memperoleh nilai 65 ke atas yang dinyatakan tuntas belajar ,
sedangkan 9 orang siswa lainya memperoleh nilai kurang dari 65. Secara
keseluruhan presentase yang ducapai siswa yang tuntas adalah 64% tetapi belum
mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal. Penelitian ini akan dilanjutkan ke
siklus berikutnya dengan materi yang berbeda dari siklus sebelumya dengan
memperhatikan lagi aspek-aspek pengelolaan pembelajaran. Sehingga jika
diakumulasi dalam grafik terlihat bahwa 64% siswa telah mencapai ketuntasan
dan 36% siswa belum mencapai ketuntasan atau tidak tuntas.
Data hasil belajar siswa di peroleh melalui tes hasil belajar siswa, pada
siklus I, yang terdiri dari 5 (tujuh) butir soal essay.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, Refleksi
dilakukan melalui diskusi antar peneliti dan pengamat. Refleksi dimaksudkan
untuk memperoleh dan mengetahui apakah pelaksanaan tindakan kelas yang
dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan serta apakah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil dari refleksi yang dilakukan oleh pengamat dan peneliti dapat
diketahui bahwa tindakan kelas yang dilakukan melalui pembelajaran siklus I
dengan aspek-aspek yang diamati belum tercapai pada kriteria yang diharapkan.
Oleh kerana itu akan dilakukan tindakan perbaikan untuk memperoleh kekurangan
pada siklus I. hal ini sesuai dengan hasil belajar siswa yaitu dari 25 siswa yang
53
dikenai tindakan, hanya 64% siswa yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan
siswa yang tidak tuntas mencapai 36%.
Proses pembalajaran pada siklus I dilaksanakan melalui model
pembelajaran jigsaw. Dalam pembelajaran guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk curah pendapat dalam membentuk dugaan sementara kemudian
selanjutnya guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relavan
dengan permasalahan dan mempioritaskan hipotesisi mana yang manjadi
perioritas penyelidikan.
Proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I ini belum
tercapai dengan baik . dari 10 aspek yang diamati, ada beberapa aspek yang belum
tercapai dan perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Aspek-aspek itu adalah
sebagai berikut:
1. Cara menjelaskan materi masih kurang baik sehingga siswa belum bisa
memahami isi materi yang di belajarkan pada pertemuan itu.
2. Cara menyimpulkan materi untuk mengetahui kemempuan penguasaan materi
pada siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran masih kurang
3. Kemampuan memberikan kesimpulan masih kurang karena tidak disetiap
akhir pertemuan bisa memberikan kesimpulan
4.2.2. Siklus II
1. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan
sebelum pelaksanaan tindakan, yaitu:
54
a. Membuat perencanaan pembelajaran yang akan ditetapkan dalam proses
belajar mengajar.
b. Menentukan skenario pembelajaran menggunakan model jigsaw.
c. Mempersiapkan sumber, bahan dan alat bantu yang dibutuhkan
d. Menyusun lembar kerja siswa
e. Mengembangkan format evaluasi
f. Mengembangkan format observasi pembelajaran
2. Tahap pelaksanaan
Siklus tindakan pertama diadakan hari Senin, tanggal 19 November 2012,
pada pukul 08.05 – 09.15 atau 2x 35 menit. Materi yang diajarkan adalah
“Mengenal Lembaga-lembaga Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi”.
Adapun scenario pembelajaran sebagai berikut:
SKENARIO MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW
1) Pendahuluan (±5 menit)
(a) Mengkondisikan siswa dan ruang kelas
(b) Berdo‟a
(c) Guru mengecek kehadiran siswa
(d) Guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran.
(e) Apersepsi
Guru menghubungkan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki siswa
dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya dengan mengaitkan pemilihan
calon gubernur dan wakil gubernur. Atau dengan menyanyikan lagu anak-
anak yang liriknya telah diubah sesuai keperluan pembelajaran.
55
(f) Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti (±50 menit)
(a) Guru menampilkan media susunan organisasi pemerintahan
kabupaten/kota
(b) Guru menjelaskan secara singkat mengenai susunan organisasi tersebut
(c) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok @4 orang siswa (ada satu
kelompok yang berjumlah 5 orang)
(d) Guru membagikan masalah dalam bentuk LKS kepada setiap kelompok
(e) Guru membagikan pin ahli 1-4 pada tiap kelompok
(f) Guru menjelaskan cara pelaksanaan diskusi
(g) Siswa berdiskusi dalam kelompok asal mengenai masalah dalam LKS
(h) Siswa lalu membentuk kelompok ahli sesuai dengan masalah yang mereka
ahlikan
(i) Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli dengan bimbingan guru
(j) Siswa kembali ke kelompok asal
(k) Dalam kelompok asal tiap-tiap ahli menyampaikan hasil diskusinya secara
bergantian
(l) Siswa mencatat tiap hasil dari kelompok ahli
(m) Siswa menghapal materi yang telah meraka catat
(n) Guru membimbing tiap kelompok untuk melakukan pemantapan
Memorizer
56
(o) Siswa membentuk lingkaran berdasarkan kelompok
(p) Guru mengeluarkan kartu pertanyaan yang telah disisipi kartu „Ambil
Satu‟, „Ambil Dua‟, „Pilih Kelompok‟, dan „Putar kiri‟
(q) Guru mengocok kartu pertanyaan
(r) Tiap kelompok mendapatkan 2 kartu pertanyaan sebagai bekal permainan
(s) Guru meletakkan sisa kartu pertanyaan di tengah lingkaran
(t) Kelompok 1 bertanya kepada kelompok 2, dan seterusnya hingga kartu
pertanyaan habis
(u) Guru memberikan „Piagam Kelompok Juara‟ kepada kelompok yang
terlebih dahulu menghabiskan kartu pertanyaannya
(v) Guru bersama siswa memberi punishment pada kelompok yang kalah
3) Penutup (±15 menit)
(a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
(b) Guru memberikan evaluasi akhir
(c) Guru meminta siswa membaca materi pelajaran berikutnya di rumah
3. Tahap pengamatan
a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru
Proses pelaksanaan tindakan pada siklus II ini merupakan penyempurnaan
aspek-aspek kegiatan belajar mengajar baik kegiatan Guru maupun kegiatan siswa
setelah evaluasi, hal ini dilakukan berdasarkan refleksi pada siklus I. konsep yang
dibelajarkan pada siklus I seperti pada siklus II yang merupakan lanjutan dari sub
konsep mengenal lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi.
Untuk tindakannya lebih diarahkan pada upaya pemeliharaan proses perubahan
57
yang terjadi pada diri siswa dengan mempebaiki aspek-aspek keaktifan siswa
yang belum terlaksana dengan baik pada siklus I. Hasil pengamatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
Kriteria Jumlah Aspek
Yang Diamati
Presentase Nilai
(%)
Sangat baik 7 63,64
Baik 4 36,36
Cukup - -
Kurang - -
Jumlah 11 100
Grafik 4.6. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
Berdasarkan pada tabel 4 di atas, diperoleh nilai hasil presentase yaitu
dengan kriteria samgat baik sebesar 63,64%, kriteria baik memperoleh nilai
persentase 36,36%.
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
63,64 %
36,36 %
58
b. Hasil pengamatan kegiatan siswa siklus II
Tabel 4.7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
No Krieria Aspek Jumlah Aspek Persentase (%)
1. Sangat Baik 4 40
2. Baik 6 60
3. Cukup - -
4. Kurang - -
Jumlah 10 100
Grafik 4.7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
Beradasarkan data pada grafik 4.7, yang merupakan hasil persentase
kegiatan siswa dapat diketahui jumlah siswa yang dapat melaksanakan dari
sepuluh poin pengamatan aktivitas siswa. Adapun siswa yang melaksanakan
aktivitas siswa sesuai instrumen pada siklus II ini dalam kategori sangat baik
terdapat 40%, dan siswa yang mendapat kategori baik 60%. Oleh karena itu hasil
pengamatan aktivitas siswa pada siklus II ini sudah tidak perlu dilakukan tindak
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
40 %
60 %
59
lanjut sebab indikator kinerja sudah tercapai sesuai yang telah ditetapkan
sebelumnya.
c. Kegiatan Siswa Melalui Model Jigsaw
Pengamatan kegiatan siswa dengan model pembelajaran tipe jigsaw
diamati melalui beberapa aspek yang telah ditentukan. dengan penerapan
bertanya, Menjawab pertanyaan, Kerja sama, dan Menyelesaikan tugas kelompok.
Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Melalui Model Jigsaw Siklus 2
No Nama Siswa
ASPEK PENILAIAN Nilai
Kerjasama
Menjawab
Pertanyaan
Menghargai
Pendapat
teman
Menye. Tgs
Kelompok
Rata-
Rata
(%)
1. Abdullah Taha √ √ √ √ 71.25
2. Ajrin Dunggio √ √ √ √ 73.75
3. Yusup Masigi √ √ √ 72.5
4. Febriyanto Tuu √ √ 75
5. Fitrah Abdullah √ √ √ √ 72.5
6. Steven Atune √ √ √ √ 80
7. Nurhidayah Yusuf √ √ √ √ 60
8. Rahmad Maiya √ √ √ 70
9. Ismail Halid √ √ 72.5
10. Risval Gogou √ √ √ 72.5
11. Rolin Tantowa √ √ √ √ 73.75
12. Sahrul Antula √ √ √ √ 70
13. Hais Hasan √ 70
14. Ismail Mooduto √ √ √ 70
15. Sartika Ake √ √ √ √ 70
16. Fadlun Abdullah √ √ 73.75
17. Nurahmawati
Tamrin √
√ √ 72.5
18. Nurlaila Hamzah √ √ √ 70
19. Sarwin Arif √ √ √ 72.5
20. Sinantia Clara Ibura √ √ √ √ 70
21. Amna Walangadi √ √ √ √ 72.5
22. Sagita Moodumbi √ √ √ 71.25
23. Debi Ntobuo √ √ √ 67.5
24. Stepiyanti Sayedi √ √ √ 67.5
25 Wirna Samarang √ √ √ 68.75
Jumlah Rata-rata 71.2
60
0
50
100
Tuntas Tidak Tuntas
96 %
4 %
Dari 4 aspek yang dinilai dalam kegiatan pembelajaran Tipe Jigsaw bagi
siswa dapat diketahui bahwa kegiatan siswa menghargai pendapat teman,
Menjawab Pertanyaan, kerjasama, dan menyelesaikan tugas kelompok berada
pada kategori yang rendah dengan rata-rata 71.2% dari seluruh siswa
d. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa diperoleh melelui evaluasi hasil belajar berupa soal
essay sebanyak 4 butir soal. Analisis hasil evaluasi siswa dilihat pada tabel 6 ini.
Tabel 4.8. Hasil Belajar Siswa II
Rentang
Nilai
Kriteria
aspek Jumlah siswa
Presentase
(%)
Tuntas/tidak
tuntas
90-100 Sangat baik 10 40 T
75-89 Baik 12 48 T
65-74 Cukup 2 8 T
40-64 Kurang 1 4 TT
Grafik 4.8. Hasil Belajar Siswa II
Pada tabel 4.8, terlihat bahwa dari 25 orang siswa yang mengikuti
evaluasi belajar, 24 orang yang tuntas mengerjakan sosal essay yang terdiri dari
10 orang yang sangat baik dengan presentase 40% 12 orang dengan karegori baik
dan mencapai presentasi 48% dan 2 orang dengan kategori cukup dengan jumlah
persentase 8%, dimana 1 orang siswa tidak tuntas dalam mengerjakan soal essay,
dengan hasil 4%. Sehingga setelah dipresentasekan dalam grafik menunjukan
61
hasil bahwa 96% siswa telah memperoleh nilai tuntas dan sisanya itulah yang
tidak tuntas yaitu tinggal 4% saja.
Data hasil belajar siswa di peroleh melalui tes hasil belajar siswa, pada
siklus II, yang terdiri dari 5 (tujuh) butir soal essay.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan 2 (dua) orang yang bertindak
sebagai observer dalam proses pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengetahui
apakah pelaksanaan tindakan telah sesuai degan yang direncanakan dan apakah
mampu meningkatkan hasial belajar siswa. Pada siklus II ini masih menggunakan
lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran yang sama seperti pada siklus I
yang terdiri dari 11 aspek dan untuk lembar pengamatan siswa masih tetap
menggunakan lembar pengamatan yang sama.
Berdasarkan refleksi yang dilakukan melalaui diskusi dapat diketahui
bahwa seluruh aspek kegiatan Guru dan aktifitas siswa pada pembelajaran pada
siklus II terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Penilaian yang diberikan oleh
observer menyangkut pada pembelajaran siklus II, 100% kriteria Sangat Baik
(SB), dan Baik (B), sedangkan untuk hasil observasi terhadap aktifitas siswa
selama proses pembelajaran diperoleh data bahwa untuk pembelajaran siklus II,
100% aspek aktivitas siswa mencapai kriteria sangat baik (SB) dan baik (B).
Kegiatan refleksi diarahkan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa
pada siklus II sebagai dampak dilakukannya penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa 24 orang atau 96% dari
keseluruhan yang dikenai tindakan dinyatakan tuntas pada siklus II. Model
62
pembelajaran pembelajaran jigsaw yang digunakan guru pada akhirnya
disimpulkan bahawa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan efektif.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi mengenal lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten,
kota, dan provinsi. Salah satu model yang digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw, karena
model pembelajaran jigsaw adalah suatu prosedur mengajar yang menitipberatkan
studi individual yang memanipulasi objek-objek, dan ekperimentasi suatu konsep.
Model pembelajaran jigsaw juga suatu tipe pengajaran yang meliputi model-
model yang mendesain untuk memajukan rentang yang luas dari belajar aktif,
berorentasi pada proses, membimbing diri sendiri.
Dari hasil penelitian pada siklus I adalah 16 dari 25 orang siswa
memperoleh nilai 65 ke atas yang dinyatakan tuntas belajar , sedangkan 9 orang
siswa lainya memperoleh nilai kurang dari 65. Secara keseluruhan presentase
yang dicapai siswa yang tuntas adalah 64% tetapi belum mencapai kriteria
ketuntasan secara klasikal.
Berdasarkan temuan diatas, guru bersama para pengamat melakukan
diskusi singkat untuk mencapai solusi dari tidak tercapainya target yang telah
ditetapkan dalam penelitian ini pada siklus I. Hasil diskusi tersebut menganjurkan
peneliti untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada
penggunaan model pembelajaran jigsaw yang belum sempurna, pada lanjutan dari
63
materi mengenal lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi
dengan menekankan pada aspek-aspek yang belum tercapai.
Pada siklus II pembelajaran semakin baik, ditinjau dari segi guru dan
siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam
pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah tergolong siswa
yang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran jigsaw
selama proses pembelajaran berlangsung, dapat menambah hasil belajar yang
semakin baik. Dari 25 orang siswa kelas IV yang dikenai tindakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa sudah mencapai 96 % yang telah memenuhi
kriteria kentuntasan hasil belajar siswa.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan yaitu
“Jika menggunakan model pembelajaran jigsaw di kelas IV maka hasil belajar
siswa akan meningkat.
4.3.1. Pengamatan kegiatan Guru dalam pembelajaran
Pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran jigsaw pada materi mengenal lembaga-lembaga pemerintahan
kabupaten, kota, dan provinsi yang diterapakan pada siklus I terdapat 11 aspek
yang diamati oleh obeserver (pengamat). Hasil dari aspek-aspek yang diamati
tersebut dapat dilihat pada grafik 4.3. dibawah ini:
64
010203040506070
Sangat Baik
Baik Cukup Kurang
Siklus I
Siklus II
37%
64 %
36 %27 %
Grafik 4.3. Hasil Perbandingan Kegiatan Mengajar Guru Siklus I dan II
Pada siklus I hasil yang dicapai belum memenuhi kriteria ketuntasan
karena belum mencapai target ketuntasan. Hal ini erat kaitannya dengan
peleksanaan kegiatan belajar mengajar terutama pada penyampaian materi,
membimbing siswa dalam menganalisis hubungan antar konsep dengan ide pokok
dan yang akan menjadi cabang-cabangnya, dan memberikan evaluasi pada akhir
pembelajaran pada siklus II, dari 11 aspek yang diamati pada kegiatan
pembelajran meningkat menjadi kriteria sangat baik sebesar 63,64%, kriteria baik
memperoleh nilai persentase 36,36%.
4.3.2. Pengamatan Aktivitas Siswa
Pada pelaksanaan siklus I, terdapat beberapa aspek pengamatan akativitas
siswa yang memperoleh kategori cukup dan kurang, yaitu kemempuan merespon
penjelasan Guru pada awal pembelajaran, kamampuan menyususn tiap konsep
secara cepat dan tepat. Penyebab aspek ini kurang dilakukan karena: 1. Kurangnya
pemahaman konsep materi yang di jelaskan, 2. Kurangnya interaksi siswa antar
teman sesama kelompoknya.
Pada siklus II, aktivitas siswa yang masih kurang pada siklus I telah
diperbaiki sehingga aspek-aspek pada siklus sebelumnya mendapat kategori
65
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Siklus I
Siklus II
32 %16 %
22 %
20 %
39%
61 %
kurang dan cukup, maka pada siklus II mendapat kategori baik dan sangat baik.
Perbedaan pencapaian kategori aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada diagram dibawah ini.
Grafik 4.4. Hasil Perbandingan Kegiatan Siswa Siklus I dan II
Pengamatan aktivitas pada siklus I dengan persentasi rata-rata untuk
kategori sangat baik 16%, 22% adalah nilai kategori baik, 32% merupakan
kategori cukup, dan 20% merupakan kategori kurang. Sedangkan hasil pengamaan
pada siklus II, untuk kategori sangat baik 39% dan 61% adalah kategori baik.
4.3.3. Hasil Evalusai Belajar Siswa
Hasil belajar siswa pada siklus I, 16 orang tuntas mengerjakan soal essay,
4 orang mendapat kriteria sangat baik dengan nilai persentase 16%, 7 orang
dengan kriteria baik untuk nilai persentase 28%, dan 5 orang untuk kriteria cukup
dengan nilai persentase 20%, sedangkan 9 orang lainnya tidak tuntas karena tidak
memenuhi kriteria ketuntasan pembelajaran. Untuk siklus II, 10 orang yang
mencapai kriteria sangat baik dengan nilai persentase 40%, 12 orang siswa yang
mencapai kriteria sangat baik dengan persentsi 48%, 2 orang siswa dengan nilai
persentasi 8% mendapat kriteria cukup serta nilai kurang 1 orang dengan
66
0
50
100
Siklus I Siklus II
60 %
96 %
presentase 4%. Peningkatan hasil siswa ini berdasarkan aspek-aspek yang tidak
tuntas pada siklus I telah diperbaiki pada suklus II yang dapat dilihat pada
diagram dibawah ini:
Grafik 4.5. Perandingan Hasil Belajar Siswa pada Siklu I dan II
Berdasarkan hasil pembahasan maka hipotesis yang berbunyi “jika
digunakan model pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran PKn materi mengenal
lembaga-lembaga pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi kelas IV SD Inpres
Padengo Kabupaten Pohuwato, maka hasil belajar siswa akan meningkat.“. Dapat
diterima.