bab iv

Download BAB IV

If you can't read please download the document

Upload: innadyafemiliasari

Post on 25-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tb

TRANSCRIPT

60

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Karakteristik Responden

4.1.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam rangka meningkatkan kesehatan yang optimal, pemerintah telah banyak mendirikan sarana kesehatan yang salah satunya adalah Puskesmas Binjai Kota yang terletak di Kecamatan Binjai Kota.

Secara geografi, saat ini wilayah kerja Puskemas Binjai Kota terdiri dari 5 kelurahaan binaan yaitu :

Kelurahan KartiniKelurahan SatriaKelurahan SetiaKelurahan BinjaiKelurahan TangsiKelurahan Pekan BinjaiKelurahan Berengam

Wilayah Binjai kota seluas 4,12 km2 berbatas dengan:

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Binjai Timur.Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Bandar Sinembah.Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Binjai Selatan.Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Binjai Utara.

Gambaran Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi jenis kelamin responden

Di Puskesmas Binjai Kota

Jenis Kelamim

N

%

Laki-Laki

11

44%

Perempuan

14

56%

TOTAL

25

100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berjenis laki-laki berjumlah 11 responden (44%) dan responden yang berjenis perempuan berjumlah 14 responden (56%).

Gambaran Pendidikan Responden

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi pendidikan responden

Di Puskesmas Binjai Kota

Pendidikan

N

%

Perguruan tinggi

3

12%

SMA

15

60%

SMP

5

20%

SD

2

8%

TOTAL

25

100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang pendidikan Perguruan tinggi berjumlah 3 responden (12%), SMA berjumlah 15 responden (60%), SMP berjumlah 5 responden (20%) dan SD berjumlah 2 responden (8%).

Gambaran Pekerjaan Responden

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi pekerjaan responden

Di Puskesmas Binjai Kota

Pekerjaan

N

%

PNS

1

4%

Wiraswasta

12

48%

IRT

7

28%

Pelajar

5

20%

Total

25

100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang pekerjaan PNS berjumlah 1 responden (4%), Wiraswasta berjumlah 12 responden (48%), IRT berjumlah 7 responden (28%) dan Pelajar berjumlah 5 responden (20%).

Analisa Univariat

Analisa univariat yang dilakukan terhadap variabel hasil penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independen. Pada umunnya dalam analisa univariat ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel.

Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 4.4

Distribusi frekuensi pengetahuan responden

Di Puskesmas Binjai Kota

Pengetahuan

N

%

Pengetahuan baik

22

88%

Pengetahuan sedang

3

12%

Pengetahuan buruk

-

-

Total

25

100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik berjumlah 22 responden (88%) , responden yang mempunyai pengetahuan sedang berjumlah 3 responden (12%) dan yang mempunyai pengetahuan buruk tidak ada.

Tingkat Kepatuhan Responden

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi kepatuhan responden

Di Puskesmas Binjai Kota

Kepatuhan

N

%

Patuh

25

100%

Tidak Patuh

-

-

Total

25

100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang patuh minum obat berjumlah 25 responden (100%) dan responden yang tidak patuh minum obat berjumlah 0 responden (0%).

Analisa Bivariat

Analisa bivariat untuk menguji hubungan pengetahuan penderita tuberkulosis paru dengan perilaku minum obat di Puskesmas Binjai Kota. Uji statistik yang dilakukan menggunakan rumus chi square.

Tabel 4.6

hubungan pengetahuan penderita tuberkulosis paru dengan perilaku minum obat di Puskesmas Binjai Kota

Pengetahuan

Kepatuhan

P value

Patuh

Tidak patuh

Baik

22 (88%)

0 (0%)

0,00

Sedang

3 (22%)

0 (0%)

Buruk

0 (0%)

0 (0%)

Total

25 (100%)

0 (0%)

Berdasarkan tabel di atas, responden yang mempunyai pengetahuan baik 22 responden (88%) dan pengetahuan sedang 3 responden (12%) keduanya sama-sama patuh dalam minum obat dan tidak ada yg tidak patuh dalam minum obat. dan p Value (0,00) < (0,05), maka H1 diterima. Jadi ada hubungan pengetahuan penderita Tuberkulosis Paru dengan perilaku kepatuhan minum obat di Puskesmas Binjai Kota.

Pembahasan

Analisa Univariat

Pengetahuan tentang tuberkulosis

Pengetahuan penderita Tuberkulosis adalah semua informasi yang diperoleh penderita tuberkulosis mengenai progaram pengobatan. Meningkatnya pengetahuan dapat menimbulkan perubahan presepsi dan kebiasaan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan.5

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.4 distribusi frekuens pengetahuan penderita tentang tuberkulosis paru di puskesmas binjai kota yang memiliki pengetahuan baik yaitu 22 responden (80%) sedangkan yang memiliki pengetahuan sedang yaitu 3 responden (12%) dan yang berpengetahuan buruk tidak ada.

Ini menunjukan bahwa seluruh penderita Tuberkulosis di Puskesmas Binjai Kota memiliki pengetahuan yang cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian, Pendidika tertiggi responden adalah Perguruan tinggi 3 responden (3%) dan SMA 15 responden (60%) dimana pengetahuan dan pemahaman responden tentang penyakit Tuberkulosis paru kemungkinan lebih baik daripada berpendidikan SD dan SMP. Peneliti berasumsi bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan oleh para tenaga kesehatan telah cukup efektif.

4.2.1.2 Kepatuhan minum obat

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang patuh minum obat berjumlah 25 responden (100%) dan responden yang tidak patuh minum obat berjumlah 0 responden (0). Ini menunjukan bahwa tingkat kepatuhan penderita Tuberkulosis dalam melaksanakan program pengobatan sudah berjalan sangat baik .

Faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah karena responden sudah pernah mendapatkan informasi tentang kepatuhan minum obat tuberkulosis paru. Informasi ini dapat berasal dari tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat. Responden yang mempunyai pengetahuan tentang kepatuhan minum obat Tuberkulosis paru mempunyai keinginan tetap sehat, sehingga mempunyai motivasi untuk mencari informasi kesehatan terutama penyakit Tuberkulosis paru.10

Menurut Niven, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah Faktor penderita atau individu yaitu sikap atau motivasi ingin sembuh, keyakinan, dukungan keluarga, dukungan sosial, dukungan petugas kesehatan.7

Kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan.7 Penderita yang patuh berobat adalah yang menyeselaikan pengobatan secara teratur dan lengkap tanpa terputus selama minimal 6 bulan sampai dengan 9 bulan. Penderita dikatakan lalai jika tidak datang lebih dari 3 hari sampai 2 bulan dari tanggal perjanjian dan dikatakan Droup Out jika lebih dari 2 bulan berturut-turut tidak datang berobat setelah dikunjungi petugas kesehatan.3

Analisa Bivariat

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian pada tabel 4.6 hubungan pengetahuan penderita Tuberkulosis Paru dengan perilaku kepatuhan minum obat di Puskesmas Binjai Kota diketahui bahwa hasil uji statistik didapat nilai p Value (0,00) < (0,05), yang berarti ada hubungan pengetahuan penderita Tuberkulosis Paru dengan perilaku kepatuhan minum obat di Puskesmas Binjai Kota .

Faktor yang mempengaruhi individu dan keluarga penderita tuberkulosis paru dalam mencari pertolongan kesehatan dan patuh dalam pengobatan adalah tingkat pengetahuan, sikap, pekerjaan, pendapatan, jarak pelayanan kesehatan dan dukungan pengawas minum obat serta didukung oleh peran petugas kesehatan dalam memotivasi perubahan perilaku.

Menurut Notoatmodjo bahwa tindakan seseorang terhadap masalah kesehatan pada dasarnya akan dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang terhadap masalah tersebut. Dalam hal ini semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki penderita tuberkulosis paru maka semakin tinggi pula kepatuhan penderita tersebut melakukan pengobatan.6

Sementara menurut Senewe menyatakan bahwa faktor pelayanan kesehatan mempengaruhi terhadap kepatuhan berobat penderita tuberkulosis paru. Pada penelitian tersebut, faktor pelayanan kesehatan meliputi penyuluhan kesehatan, kunjungan rumah, ketersediaan obat tuberkulosis, mutu obat tuberkulosis, ketersediaan sarana trasnportasi dan jarak. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan memberikan penyuluhan ketika pasien datang berobat pertama kali dan di beri penyuluhan tentang jadwal menelan obat, jadwal mengambil obat dan makanan bergizi.10