bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik ......30 bab iii metode penelitian 3.1...
TRANSCRIPT
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini di laksanakan pada bula Maret hingga bulan
Mei pada tahun 2014 di SD Negeri Salatiga 03 Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Subyek penelitian adalah
siswa siswi kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 37 anak.
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian akan di lakukan di SD Negeri Salatiga 03. SD ini terletak
masih diarea Kota Salatiga sehingga untuk aksesnya sangat di permudah. SD
Negeri Salatiga 03 dekat dengan SD swasta di sebelahnya dan menjadi satu
lokasinya dengan SD Negeri Salatiga 10 yang berkecamatan di Sidorejo. SD
Negeri Salatiga 03 ini di tetapkan oleh pemerintah Salatiga sebagai sekolah
cagar budaya, di karenakan keunikan bangun sekolah ini akibat dari peninggalan
belandan. Setiap ruang kelas memiliki jendela-jendela beserta pintu yang besar
juga. Suatu kebanggaan bisa melakukan penelitian di SD Negeri Salatiga 03.
Keadaan sekolah rapi dan bersih didukung juga ketersediaan fasilitas yang
lengkap untuk para siswa-siswinya. Terdapat lapangan sepak bola dan juga rung
kelas yang berjumlah 6, serta kantor Kepala Sekolah yang terpisah dengan
Ruang Guru. Kemudian di area belakang gedung terdapat kantin, ruang
perpustakaan, ruang aula serta ada toilet siswa dan toilet guru.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan
Mei. Namun sebelum penelitian tentunya pembuatan proposal penelitian terlebih
dahulu yang sudah di lakukan semenjak bulan Desember hingga Januari untuk
masa persiapan kemudian di setujui pada bulan awal tahun 2014, yaitu sekitar
pada bulan Februari. Tentunya Penelitian Tindakan Kelas ini di laksanakan pada
hari-hari efektif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas IV semester II tahun
ajaran 2013/2014. Penelitian Tindakan Kelas menempuh beberapa siklus hingga
31
mencapai hasil yang di harapkan oleh peneliti. Kemudian pada bulan Mei
peneliti membuat laporan hasil penelitian.
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
Jenis Kegiatan Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14
1. Persiapan
Penelitian
a. Penyusunan
Judul
b. Penyusunan
Proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan
Tindakan
3. Implikasi
Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
4. Review
5. Penyusunan
Laporan
3.1.3 Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek peneliti adalah siswa siswi kelas IV SD Negeri Salatiga 03
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun ajaran 2013/2014. Jumlah anak dalam
satu kelas terdapat 37anak, yang terdiri dari 19 siswa dan 18 siswi selisih siswa
laki-laki dan siswi perempuan hanya ada 1 saja. Di kelas IV ini terdapat seorang
siswi yang berkebutuhan khusus dimana tangan sebelah kanannya tidak ada,
namun semangatnya untuk belajar tidaklah padam dan perasaan percaya diri
juga dia miliki. Dengan adanyan dukungan dari teman-teman, serta rasa toleransi
yang tinggi maka tidak ada yang mengacuhkan dia. Karakteristik anak kelas IV
SD Negeri Salatiga 03 ini sangatlah aktif didalam kelas.
Aktif dalam arti negatif dimana mereka sering banyak mengobrol dan
jalan-jalan kesana kemari. Sehingga ini mengakibatkan nilai matematika ada
sebagian yang belum mencapai KKM dan motivasi mereka untuk belajar itu
32
rendah. Dan karena kehidupan di kotalah yang juga mempengaruhi anak untuk
belajar. Mereka lebih senang untuk bermain. Kehidupan perekonomian keluarga
mereka sangatlah beragam.
3.2 Variabel Penelitian
1.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas biasanya di lambangkan dengan huruf X. Dalam
penelitian kali ini yang bertindak sebagai variabel bebas adalah cooperative
learning tipe talking stick. Cooperative leraning tipe talking stick adalah
pembelajaran yang menggunakan interaksi secara berkelompok dalam proses
belajar mengajar didalam kelas yang nantinya dalam kelompok itu mempunyai
tujuan pembelajaran yang harus dicapai, kemudian dikombinasikan dengan
permainan tongkat berjalan atau yang sering disebut dengan talking stick.
Dengan langkah-langkah pembelajaran cooperative learning tipe talking
stick sebagai berikutini:
1. Pertama persiapan, tentunya guru menyiapkan tongkat sepanjang
20-40cm untuk permainan talking stick.
2. Kedua pemaparan materi, guru memaparkan materi yang akan
diajarkan didalam kelas.
3. Ketiga pembentukan kelompok, kemudian membagi siswa kedalam
beberapa kelompok. Setelah terselesaikan diskusi kelompok dan
juga pemaparan materi yang ada, guru meminta siswa untuk siswa
untuk belajar kembali dan setalah waktu yang diberikan telah habis
maka guru meminta siswa untuk menutup segala macam bentuk
catatan dan buku pegangan
4. Keempat permainan talking stick, guru menerangkan pada siswa
cara bermain talking stick dan aturan permainannya. Permainan
dilakukan hingga siswa mendapatkan soalnya sudah merata.
5. Kelima kesimpulan, pada langkah terakhir ini guru menyampaikan
kesimpulan pembelajaran pada siswa dan mengucapkan salam
penutup.
33
1.2.2 Variabel Terikat
Didalam penelitian ini, peneliti mengangkat dua variabel terikat yang
bisa dilambangkan dengan Y1 dan Y2. Motivasi belajar sebagai Y1 dan hasil
belajar matematika kelas IV SD Negri Salatiga 03 sebagai Y2.
Motivasi belajar adalah rasa ingin yang dimiliki oleh manusia, dan rasa
ingin itu ditujukan untuk mewujudkan apa yang diinginkan atau apa yang
menjadi tujuanya. Apapun akan dilakukan untuk mencapai dari tujuan tersebut.
Sedangkan hasil belajar adalah wujud hasil siswa dari kegiatan atau proses
belajar mengajar didalam kelas dengan ukuran waktu yang sama dan juga
diajarka dengan guru yang sama juga.
Proses kegiatan belajar mengajar nantinya akan dilaksanakan diskusi
dan kemudian permainan tongkat berjalan yang nantinya untuk mengukur hasil
belajar siswa. Dan untuk motivasi siswa akan di ukur dengan angket yang akan
di isi oleh masing-masing siswa
1.3 Rencana Tindakan
Rancangan tindakan penelitian kelas yang digunakan oleh peneliti adalah
menurut Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar. Pada model ini
tindakan dan observasi dilakukan secara bersama-sama, dikarenakan pada
kenyataannya antara implementasi tindakan dan pengamatan merupakan dua
kegiatan yang saling bergantung atau tidak dapat di pisahkan. Tindakan yang
dilakukan pada setiap siklusnya akan selalu dievaluasi, dikaji lagi kemudiana
akan di refleksikan dengan tujuan meningkatkan efektivitas tindakan pada
siklus berikutnya. PTK ini akan dilaksanakan menjadi tiga langkah saja yaitu:
1. Perencanaan (planning)
2. Tindakan (acting) dan observasi (observing)
3. Refleksi (reflecting)
Apabila di tungakan dalam bentuk bagan maka seperti ini bentuk Model
Kemmis dan MC Taggart (Miftahul, 2013: 90):
34
Tabel 3.2
Model Kemis & MC Tagart
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model pembelajaraan
cooperative learning tipe talking stick yang akan di laksanakan secara
beberapa siklus sehingga didapatkan hasil motivasi dan hasil belajar
Matematika siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 melebihi indikator kinerja
yang sudah di tentukan oleh peneliti.
3.3.1 Rencana Tindakan Siklus I dan seterusnya
Rencana tindakan siklus I yang akan di lakukan di SD Negeri Salatiga
03 Kelas IV, seperti telah di uraikan di atas bahwa penelitian tindakan kelas
ini memerlukan empat tahapan maka akan di uraikan seperti dibawah ini.
1. Perencanaan (planning)
Tahap perencanaan ini berisi tentang penyusunan tahapan rancangan
yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan motivasi dan hasil
belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga. Langkah yang paling pertama dan utama adalah
menyamakan pandangan dan konsep tentang cooperative leraning tipe
talking stick dengan guru kelas IV. Hingga hasil yang di dapat oleh
peneliti nantinya akan lebih maksimal. Kemudian menuju langkah-langkah
yang lain seperti berikut ini:
REFLEKSI
TINDAKAN & OBSERVASI
PERENCANAAN II
PERENCANAAN I
REFLEKSI
TINDAKAN & OBSERVASI
SIKLUS II
SIKLUS I
35
a) Menentukan terlebih dahulu standart kompetensi, kompetensi dasar,
indikator serta tujuan pembelajaran dan tentunya juga alokasi waktu
terhadap mata pelajaran Matematika yang akan di ajarkan.
b) Menentukan berapa siklus yang akan digunakan oleh peneliti dan
satu siklus akan dilaksanakan sebanyak berapa kali pertemuan.
c) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika
dengan tiga kali pertemuan (6 x 35 menit) dan disesuaikan dengan
langkah-langkah pembelajaran cooperative learning tipe talking
stick.
d) Mempersiapkan alat atau media ajar yang akan di gunakan dalam
pembelajaran. Contohnya seperti, lembar kerja siswa dan juga alat
peraga yang akan digunakan.
e) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar Matematika
para siswa.
f) Menyusun lembar observasi guru dan siswa dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
g) Menyusun lembar observasi motivasi belajar siswa.
2. Tindakan (acting) dan Observasi (observing)
Pelaksanaan tindakan ini merupakan implementasi dari Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di buat tadi. Pelaksanaan
tindakan pada tiap siklusnya yang di lakukan oleh peneliti terdiri dari 3 x
pertemuan dengan alokasi waktu pada setaiap pertemuannya 1 x 35 menit.
Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan mengenai sifat bangun
ruang sederhana balok dan kubus. Kemudian pada pertemuan kedua materi
yang diajarkan adalah sifat bangun ruang bola, tabung, dan kerucut. Dan
pada pertemuan ketiga digunakan untuk memberikan tes yang berfungsi
sebagai evaluasi. Dengan langkah-langkah yang dilaksanakan pada
pertemuan satu dan dua sama. Tindakan ini terdiri dari kegiatan awal,
kegiatan inti dan kemudian kegiatan penutup. Dengan langkah-langkah
sebagai berikut ini:
a) Kegiatan awal
36
Guru mengembangakan topik-topik yang sudah ada itu agar
sesuai dengan karakteristik dari siswa.
Guru melakukan observasi kelas untuk mengenal dan
memahami siswa. (tingkah laku, posisi tempat duduk, benda-
benda yang ada di ruang kelas, dll)
Guru mermberikan apresepsi atau motivasi mengenai materi
terkait kepada siswa.
Guru akan menyampaikan tujuan pelajaran yang akan di capai
pada hari mengajar.
b) Kegiatan Inti
Siswa dibagikan ke dalam beberapa kelompok oleh guru.
Siswa diminta untuk membaca kembali materi yang sudah di
terangkan tadi.
Siswa memperhatikan sajian pokok bahasan yang di persiapkan
oleh guru.
Setelah guru selesai memaparkan materi, guru meminta siswa
untuk menutup buku catatan yang dimilikinya.
Siswa bersama dengan guru melakukan permainan Talking
Stick. Siswa yang mendapat tongkat pada saat lagu berhenti
dinyanyikan berkewajiban untuk menjawab soal yang sudah di
sedia guru di depan.
c) Kegiatan Penutup
Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang apa
yang telah dipelajari hari itu.
Siswa menerima evaluasi dari guru.
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang
akan di pelajari pada pertemuan berikutnya.
Guru mengakhiri pelajaran.
Setiap akhir dari siklus tentu perlu adanya pengamatan. Pada tahapan
observasi ini dilakukan bersama dengan tindakan, yang berwenang sebagai
37
observer adalah guru kelas lain. Observasi dilakukan untuk mengukur
penerapan cooperative learning tipe talking stick. Observasi dilakukan
secara bersamaan dengan tindakan, jadi dilakukan pada pertemuan
pertama dan kedua, pertemuan ketiga tidak dilakukan observasi
dikarenakan pada pertemuan ketiga hanya dilakukan untuk tes. Langkah-
langkah observasi ini dilakukan sama dari pertemuan pertama dan kedua
dengan rincian sebagai berikut ini:
a) Observer mengamati proses pembelajaran yang sudah berlangsung
apakah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
b) Observer mengamati siswa dalam melalui proses pembelajaran
seperti para siswa ini mengikuti permainan talking stick dengan
benar.
c) Observer mengamati penerapan cooperative learning tipe talking
stick dalam proses belajar mengajar.
d) Menyusun keseluruhan hasil pengamatan tersebut kemudian
dituangkan dalam lembar observasi yang telah disiapkan
sebelumnya.
3. Refleksi (reflecting)
Tahapan refleksi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keterlaksanaan dari penerapan cooperative learning tipe talking stick
sesuai dengan sintak yang sudah dibuat. Kemudian didiskusikan kembali
antara guru, observer dan juga peneliti apakah masih ada kekurangan atau
kelebihan yang terjadi pada siklus I. Setelah mengidentifikasi kekurangan
dan kelebihannya maka akan dapat menentukan perencanaan yang akan
dilaksanakan pada siklus selanjutnya.
3.3.2 Rencana Tindakan Siklus II dan seterusnya
Di dalam rencana tindakan siklus II ini merupakan kelanjutan dari
sikuls I dengan pertimbangan dari refleksi yang sudah di ulas pada siklus I.
Agar nantinya pada siklus II ini ketercapaian hasil dan juga tujuan
pembelajarannya lebih maksimal. Rencana tindakan pada siklus II ini sama
38
dengan siklus I terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan, tindakan,
pengamatan serta refleksi. Berikut ini uraiannya :
1. Perencanaan (planning)
Berkaca pada refleksi di siklus yang I, di siklus II ini hanya
melengkapi dan memperbaiki saja. Tahap perencanaan siklus II langkah-
langkah yang digunakan sama seperti pada siklus I.
2. Tindakan (acting) dan Observasi (observing)
Tahapan tindakan siklus II merupakan tindakan ulang dari siklus yang
I. Tentunya pelaksanaan siklus II ini berdasarkan pada RPP yang telah
disusun dengan menerapkan pembelajaran cooperative learning tipe
talking stick. Di dalam siklus II ini akan dilakukan sebanyak 3 x
pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuannya 1 x 35 menit.
Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan mengenai jaring-jaring
balok. Kemudian pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah
mengenai jaring-jaring kubus. Dan pada pertemuan ketiga digunakan
untuk memberikan tes yang berfungsi sebagai evaluasi. yang terdiri dari
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan langkah-
langkahnnya sebagai berikut ini:
a) Kegiatan Awal
Guru mengembangakan topik-topik yang sudah ada itu agar
sesuai dengan karakteristik dari siswa.
Guru melakukan observasi kelas untuk mengenal dan
memahami siswa. (tingkah laku, posisi tempat duduk, benda-
benda yang ada di ruang kelas, dll)
Guru mermberikan apresepsi atau motivasi mengenai materi
terkait kepada siswa.
Guru akan menyampaikan tujuan pelajaran yang akan di capai
pada hari mengajar.
b) Kegiatan Inti
Siswa dibagikan ke dalam beberapa kelompok oleh guru.
39
Siswa diminta untuk membaca kembali materi yang sudah di
terangkan tadi.
Siswa memperhatikan sajian pokok bahasan yang di persiapkan
oleh guru.
Setelah guru selesai memaparkan materi, guru meminta siswa
untuk menutup buku catatan yang dimilikinya.
Siswa bersama dengan guru melakukan permainan talking stick.
Siswa yang mendapat tongkat pada saat lagu berhenti
dinyanyikan berkewajiban untuk menjawab soal yang sudah
disedia guru didepan.
c) Kegiatan Penutup
Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang apa
yang telah dipelajari hari itu.
Siswa menerima evaluasi dari guru, bisa berupa tanya jawab
singkat atau di berikan pekerjaan rumah.
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang
akan di pelajari pada pertemuan berikutnya.
Guru mengakhiri pelajaran hari itu.
Pada tahap ketiga ini yaitu tahapan pengamatan di siklus II dilakukan
sama seperti kegiatan pengamatan yang di lakukan pada siklus I yaitu,
mengamati keterlaksaanan penerapan cooperative learning tipe talking
stick. Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan yang melakukan
observasi dinamakan observer, yang berlaku sebagai observer. Observasi
ini dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua saja, dipertemuan ketiga
tidak dilakukan observasi dikarenakan hanya dilakukan tes saja. Langkah-
langkah pengamatan sebagai berikut ini:
a) Observer mengamati proses pembelajaran yang sudah berlangsung
apakah sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
b) Observer mengamati siswa dalam melalui proses pembelajaran
seperti para siswa ini mengikuti permainan talking stick dengan
benar.
40
c) Observer mengamati motivasi belajar siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran Matematika dengan menerapkan model
pembelajaran cooperative learning tipe talking stick.
d) Menyusun keseluruhan hasil pengamatan tersebut kemudian
dituangkan dalam lembar observasi yang telah disiapkan
sebelumnya.
3. Refleksi (reflecting)
Ditahap rfleksi siklus II dilakukan sama seperti pada siklus yang I
yaitu, menganalisis hasil pengamatan dan juga hasil tes evaluasi kemudian
menganalisis motivasi siswa kelas IV SD Negeri 03 ini dalam belajar
Matematika dengan menerapkan pembelajaran cooperative leraning tipe
talking stick. Serta menganalisis pula tentang kekurangan dan kelebihan
dari guru kelas itu sendiri dalam pelaksanaa model pembelajaran
cooperative leraning tipe talking stick ini. Pada akhirnya tentu sangat
diharapkan adanya peningkatan hasil belajar dan juga motivasi belajar dari
para siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas di SD Negeri Salatiga 03 ini peneliti menggunakan tes dan
non tes yang disertai dengan adanya kisi-kisi instrument pengumpulan data.
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain sebagai berikut ini:
1. Teknik Non Tes
Teknik pengumpulan data pada yang digunakan dalam penelitian
yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 adalah teknik
non tes. Non tes yang digunakan adalah angket dan observasi. Angket
digunakan untuk mendapatkan skor motivasi siswa dalam pelajaran
matematika dengan penerapan cooperative learning tipe talking stick. Skor
angket didapat dari siswa yang telah mengisi lembar angket yang
41
disediakan oleh peneliti. Dan untuk observasi digunkan untuk mengukur
kinerja guru dan siswa dalam pelajaran matematika dengan penerapan
cooperative learning tipe talking stick. observasi akan dilakukan oleh
observer dengan mengamati dan mengisi kolom-kolom yang sudah ada
pada lembar observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
2. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika
siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 dengan penerapan cooperative
learning tipe talking stick. Tes dilaksanakan pada pertemuan ketiga
disiklus I dan siklus II.
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
untuk mengatahui hasil belajar Matematika siswa siswi kelas IV SD Negeri
Salatiga 03 adalah sebagai berikut ini:
1. Tes
Jenis tes yang digunakan adalah tes formatif tertulis dengan bentuk
instrumet pilihan ganda (multiple choice test). Dimana nantinya akan
disusun oleh peneliti dengan pilhannya sebanyak 4 pilihan. Tes ini
dilaksanakan pada akhir di siklus I dan juga siklus II, namun sebelumnya
untuk mengetahui bagaimana tingkat kemampuan siswa ini maka
diberikan pretest. Tujuan dari adanya pretes ini adalah untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa dan nantinya sebagai pembanding untuk peneliti
mengenai hasil belajar Matematika diawal dan diakhir. Berikut ini
dijabarkan kisi-kisi soal pretes, soal siklus I dan soal siklus II :
42
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 03 Setelah
Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan Penerapan Cooperative Learning
tipe Talking Stick Pre Test
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No Item
Soal
Pilihan
Ganda
8. Memahami sifat
bangun ruang
sederhana dan
hubungan antara
bangun datar.
8.1 Menentukan
sifat-sifat
bangun ruang
sederhana.
Mampu
menggolongkan benda
sesuai dengan bentuk
bangun ruang
1, 3, 8,10,
13
Mampu
menggolongkan bangun
ruang
9
Mampu
menggolongkan sifat
bangun ruang
2, 4, 5, 6,
7, 11, 12,
14, 15, 16,
17, 18, 19,
20
Jumlah Soal 20
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 03 Setelah
Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan Penerapan Cooperative Learning
tipe Talking Stick Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No Item
Soal
Pilihan
Ganda
8. Memahami
sifat bangun
ruang sederhana
dan hubungan
antara bangun
datar.
8.1
Menentukan
sifat-sifat
bangun ruang
sederhana.
Menyebutkan sifat-sifat
bangun ruang sederhana. 1, 4, 5, 6, 9
Mampu menentukan sifat
bangun ruang kubus. 3, 10, 13,
14, 15, 18,
20 Mampu menentukan sifat
bangun ruang balok. 2, 7, 8, 16,
17, 22, 23,
24, 26, 27,
28, 29, 30 Mampu menentukan sifat
bangun ruang kerucut. 12, 25
Mampu menentukan sifat
bangun ruang tabung. 11, 19
Mampu menentukan sifat
bangun ruang bola. 21
Jumlah Soal 30
43
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 03
Setelah Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan Penerapan Cooperative
Learning tipe Talking Stick Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator No Item
Soal
Pilihan
Ganda
8. Memahami sifat
bangun ruang
sederhana dan
hubungan antara
bangun datar.
8.2.
Menentukan
jaring-jaring
balok dan
kubus.
Mampu
menggambarkan
jaring-jaring balok
dan kubus.
4, 9, 10,
18, 20,
22, 23, 24
Menentukan
bentuk jaring-
jaring balok dan
kubus.
1, 2, 3, 5,
6, 7, 8, 11,
12, 13, 14,
15, 16, 17,
19, 25
Jumlah Soal 25
Pada soal pilihan ganda ini skor yang diberikan hanya pada jawaban yang
benar saja, dan jawaban yang salah tidak diberikan skor. Sehingga dalam
Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SD Negeri Salatiga 03 dengan
menerapkan pembelajaran cooperative learing tipe talking stick untuk setiap
nomer yang benar diberikan skor 1. Rumus yang digunakan untuk menghitung
nilai tes hasil belajar Matematika sebagai berikut ini:
Keterangan :
= nilai hasil belajar Matematika
∑S = jumlah skor yang didapat
∑SM = jumlah skor maksimal
Pada mata pelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri Salatiga 03 KKM
yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah adalah 70.
44
2. Lembar Angket
Lembar angket ini digunkan peneliti untuk mengukur motivasi siswa
dalam pelajaran Matematika dengan penerapan pembelajaran cooperative
learning tipe talking stick. lembar angket atau kuisoner ini berpedoman pada
Skala Likert. Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti
oleh 4 respons yang menunjukkan tingkatan Arikunto (2012: 195). misalnya
seperti yang telah di kutip :
SS = sangat setuju
S = setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
Untuk setiap jawab yang bermuatan positif maka di skor dengan urutan
4 (mendeskripsikan sangan setuju), 3 (mendeskripsikan setuju), 2
(mendeskripsikan tidak setuju), 1 (mendeskripsikan sangat tidak setuju).
Sedangkan pernyataan bermuatan negatif maka akan di berikan skor dengan
terbalik dari rendah ketinggi dengan urutan yaitu 1 (mendeskripsikan sangan
setuju), 2 (mendeskripsikan setuju), 3 (mendeskripsikan tidak setuju), 4
(mendeskripsikan sangat tidak setuju).
Adapun kisi-kisi lembar angket merujuk pada apa yang telah dituliskan
Sadirman dalam bukunya. Untuk mengukur motivasi siswa dalam
pembelajaran Matematika dengan penerapan cooperative leraning tipe talking
stick adalah sebagai berikut ini:
45
Tabel 3. 6
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa
Aspek yang
diamati Indikator Item Jumlah
Perasaan senang
pada waktu belajar
matematika
1. Menerima pelajaran
dengan senang.
3, 15 2
2. Terpaksa/butuh
mengikuti pelajaran
matematika
4, 5, 10, 13,
16, 25
6
Konsentrasi
/perhatian dalam
belajar
1. Memperhatikan
proses
pembelajaran
8, 11, 22,
23
4
2. Memperhatikan
pertanyaan dan
jawaban dari guru
7, 9, 14 3
Ketertarikan 1. Ketertarikan
mengerjakan tugas
matematika
2, 6, 12, 17,
18, 20
6
2. Antusias
mengulang
pelajaran di rumah
1, 19, 21,
24
4
Jumlah 25
46
Tabel 3.7
Angket Motivasi Belajar Siswa No PernyataanMotivasi Siswa terhadap Mata Pelajaran
Matematika
SS S TS STS
1. Saya sudah belajar Matematika malam hari sebelum pelajaran
esok hari.
2. Saya sudah mempersiapkan buku Matematika ketika Guru
memasuki ruang kelas.
3. Matematika adalah pelajaran yang menarik dan menyenangkan.
4. Saya suka bercanda saat pelajaran Matematika sedang
berlangsung.
5. Saya belajar Matematika ketika hendak ulangan saja.
6. Saya sering mencari informasi tentang Matematika.
7. Saya mendengarkan guru dengan baik pada saat menjelaskan
pelajaran Matematika.
8. Saya bingung ketika belajar Matematika.
9. Saya mendengarkan penjelasan guru tentang materi Matematika.
10. Catatan Matematika saya tidak lengkap.
11. Saya membaca buku paket Matematika sebelum dijelaskan oleh
guru.
12. Saya pergi keperpustakaan untuk meminjam buku Matematika.
13. Saya merasa tidak bersemangat belajar Matematika.
14. Saya senang ketika guru Matematika datang kekelas.
15. Matematika bermanfaat bagi saya.
16. Saya merasa malas setiap kali disuruh mem baca buku
Matematika.
17. Saya memiliki buku pegangan Matematika.
18. Saya mengerjakan soal Matematika dengan rutin.
19. Saya mengulangi pelajaran Matematika sepulang dari sekolah.
20. Saya mengerjakan soal Matematika dengan cermat.
21. Saya aktif selama proses pembelajaran Matematika diluar
sekolah.
23. Saya mencoba menyelasaikan soal matematika tanpa disuruh
guru
24. Saya sering melihat tayangan pembelajaran Matematika di
Telivisi.
47
Keterangan :
Pernyataan dengan muatn niliai positif adalah nomer 1, 2, 3, 6, 7, 9,
10, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23 dan 24. Dengan skor
sebangai berikut ini :
- SS skor 4
- S skor 3
- TS skor 2
- STS skor 1
Pernyataan dengan muatan nilai negatif adalah nomer 4, 5, 8, 13, 16.
Dengan skor sebagai berikut ini :
- SS skor 1
- S skor 2
- TS skor 3
- STS skor 4
Tabel 3.8
Kategori Motivasi Belajar Siswa
Interval Kelas Kategori
≥ 62 Sangat Tinggi
46,5 – 61 Tinggi
30 – 44,5 Cukup
14,5 – 29 Rendah
Keterangan :
Skor maksimal = skor maksimal setiap pernyataan X jumlah
pernyataan
Skor maksimal = 4 x 19 = 76
Skor minimum = skor minimum setiap pernyataan X jumlah
pernyataan
Skor minimum = 1 x 19 = 19
Untuk menentukan interval kelas
Intervalkelas
Interval kelas =
48
3. Lembar Observasi
Secara umum obsevasi ini merupakan salah satu cara mengumpulkan
data melalui pengamatan yang dilakukan oleh observer. Observasi sendiri ini
dilakukan untuk mengukur evalusi dari tingkah laku individu atau proses
terjadinya suatu kegiatan yang bisa diamati secara langsung, baik dalam
situasi yang sebenarnya atau dalam situasi buatan. Untuk itu observasi ini
perlu dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan cooperative
leraning tipe talking stick. Hal yang perlu diamati tentu saja bagaimana
penerapan cooperative learing tipe talking stick ini terhadap proses belajar
siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03. Dengan kisi-kisinya sebagai berikut
ini:
49
Tabel 3. 9
Kisi-Kisi Observasi Penerapan Cooperative Learning
tipe Talking Stick
Aspek Indikator
Melakukan kegiatan pendahuluan 1. Mengecek kehadiran siswa
2. Guru memberikan apersepsi 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan indikator keberhasilan
4. Menyampaikan rencana kegiatan pertemuan hari ini
Eksplorasi 1. Guru memaparkan materi kepada
siswa. 2. Siswa membentuk kelompok kecil
dibantu oleh guru.
Elaborasi 1. Siswa melakukan diskusi tentang
masalah yang diberikan oleh guru.
2. Siswa mempresentasikan hasil
jawaban kelompoknya di depan kelas.
3. Guru meminta siswa untuk
mempelajari atau membaca-baca kembali materi yang sudah
diajarkan tadi.
4. Waktu yang diberikan habis maka
guru meminta siswa untuk menutup bukunya, memasukkannya kedalam
tas atau laci.
5. Siswa dengan bimbingan dari guru melakukan permainan talking stick.
Konfirmasi 1. Guru memberikan penguatan kepada
siswa. 2. Guru memberikan reward kepada
siswa.
Melakukan kegiatan penutup 1. Guru dan siswa membuat penegasan atau kesimpulan pembelajaran.
2. Siswa mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan guru sebagai proses
penilaian pembelajaran. 3. Guru memberikan kegiatan tindak
lanjut.
4. Guru memberikan salam penutup.
50
Tabel 3.10
Kisi-kisi Observasi Respon Siswa
No Aspek yang Diamati
1
2
3
4
5
6
Perhatian terhadap materi yang dipelajari
Melakukan interaksi dengan guru
Bekerja sama dengan teman
Mempresentasikan hasil temuan
Menanggapi presentasi kelompok lain
Melakukan permainan talking stick
3. 5 Validitas, Reliabilitas dan Tingkat Kesukaran Instrumen
Sebelum seluruh instrumen digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini maka harus memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik dan benar.
instrumen yang baik itu harus memenuhi kriteria yaitu, validitas dan juga
reliabilitas. Dengan adanya validitas dan juga reliabilitas menentukan kualitas
dari instrumen itu sendiri. tidak hanya validitas dan reliabiltas yang harus
dipenuhi namun instrumen juga harus memenuhi kriteria tingkat kesukaran
yang merata. Sehingga nantinya instrumen ini tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sulit juga.
Instrumen ini akan diuji cobakan pada siswa yang bukan merupakan
subjek penelitian. Instrumen ini akan di uji cobakan di dua SD yang berbeda
dengan total jumlah responden sebanyak 60 anak. Di SD Negeri Salatiga 03
sebanyak 40 anak dan di SD Negeri Pulutan 01 sebanyak 20 anak.
3.5.1 Validitas Instrumen dan Reliabilitas
Sebagai acuan toleransi kesalahan yang di gunakan adalah 5%, maka
nilai rtabel=0,244 Sugiyono (2010:373). Sedangkan untuk menentukan nilai
rxy yaitu menghitung nilai corrected item to tatal correlation dengan
aplikasi Statistical Package For the Social Science (SPSS) versi 18.0. Hasil
analisis uji validitas soal pretest, siklus I dan siklus II yang dilakukan di SD
Negeri Salatiga 03 dan SD Negeri Pulutan 01. Selain menguji validitas dari
soal maka di hitung juga reliabilitas soal. Pada Penelitian Tindakan Kelas
pada kelas IV di SD Negeri Salatiga 03 untuk menentukan tingkatan
reliabilitas mengacu pada kriteria yang di kemukan oleh George dan
51
Mallery. Untuk mengetahui reliabilitas instrument yaitu dengan menentukan
koefisien reliabilitas alpha (α) dari Cronbach adalah sebagai berikut ini:
Tabel 3.11
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Rentang Kriteria
α ≤ 0,7 Tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 Dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus
α > 0,9 Reliabilitas memuaskan
Hasil pengujian validitas dan reliabilitas lembar evaluasi siklus I dapat
dilihat pada tabel 3.12 dan 3.13 berikut.
Tabel 3.12
Hasil Uji Validitas Lembar Soal Pra Siklus
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 6,2973 5,992 ,538 ,713 VAR00002 6,0811 6,021 ,247 ,739 VAR00003 6,2432 6,078 ,351 ,726 VAR00004 6,2432 6,023 ,385 ,722 VAR00006 5,4324 6,419 ,280 ,734 VAR00007 5,7297 5,647 ,398 ,720 VAR00008 5,4324 6,197 ,480 ,721 VAR00009 5,4865 6,090 ,391 ,723 VAR00013 5,7568 5,634 ,395 ,720 VAR00015 6,0270 5,916 ,275 ,737 VAR00017 6,0000 5,667 ,380 ,723 VAR00018 6,0541 5,608 ,429 ,716 VAR00019 5,7568 5,634 ,395 ,720
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Lembar Soal Pra Siklus Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,740 13
Dari hasil uji validitas butir soal pra siklus, dari 20 butir soal, diketahui
bahwa ada 13 butir soal yang dinyatakan valid dan 7 butir soal yang
dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid adalah soal nomor 1, 2, 3, 4,
6, 7, 8, 9, 13, 15, 17, 18, 19. Sedangkan soal yang tidak valid adalah soal
nomor 5, 10, 11, 12, 14, 16, 20. Dan dari hasil uji reliabilitas lembar soal pra
52
siklus diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,740 hal tersebut
menunjukkan bahwa angka reliabilitas berada pada tingkat dapat diterima.
Sedangkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas lembar evaluasi
siklus I dapat dilihat pada tabel 3.14 dan 3.15 berikut.
Tabel 3.14
Hasil Uji Validitas Lembar Evaluasi Siklus I
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00002 13,4500 29,269 ,785 ,917 VAR00003 13,7333 29,555 ,771 ,918 VAR00004 13,4167 30,925 ,471 ,924 VAR00006 13,8167 30,593 ,622 ,921 VAR00007 13,1333 32,456 ,370 ,925 VAR00008 13,5167 29,745 ,676 ,920 VAR00009 13,7500 30,157 ,658 ,920 VAR00013 13,1667 31,870 ,475 ,924 VAR00014 13,4333 29,368 ,772 ,918 VAR00015 13,1500 32,638 ,283 ,926 VAR00016 13,4333 29,843 ,677 ,920 VAR00018 13,8000 30,366 ,655 ,920 VAR00019 13,4167 29,501 ,752 ,918 VAR00020 13,2000 31,959 ,398 ,925 VAR00021 13,4167 30,620 ,530 ,923 VAR00022 13,2167 31,461 ,500 ,923 VAR00023 13,1833 31,949 ,424 ,924 VAR00025 13,1333 32,592 ,327 ,925 VAR00026 13,5500 29,167 ,787 ,917 VAR00027 13,2333 32,012 ,350 ,926 VAR00028 13,7500 29,784 ,736 ,918 VAR00029 13,1500 32,299 ,383 ,925
Tabel 3.15
Hasil Uji Reliabilitas Lembar Evaluasi Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,925 22
Dari hasil uji validitas butir soal pra siklus, dari 30 butir soal, diketahui
bahwa ada 22 butir soal yang dinyatakan valid dan 8 butir soal yang
dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid adalah soal nomor 2, 3, 4, 6,
7, 8, 9, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28 dan 29.
Sedangkan soal yang tidak valid adalah soal nomor 1, 5, 10, 11, 12, 17, 24
dan 30. Dan dari hasil uji reliabilitas lembar soal pra siklus diperoleh nilai
53
Cronbach’s Alpha sebesar 0,925 hal tersebut menunjukkan bahwa angka
reliabilitas berada pada tingkat reliabilitas memuaskan.
Untuk hasil pengujian validitas dan reliabilitas lembar evaluasi siklus II
dapat dilihat pada tabel 3.16 dan 3.17 berikut.
Tabel 3.16
Hasil Uji Validitas Lembar Evaluasi Siklus II
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 13,5000 32,205 ,307 ,920 VAR00002 13,5750 31,276 ,436 ,918 VAR00003 13,8000 29,651 ,597 ,915 VAR00004 13,8000 30,369 ,455 ,918 VAR00005 13,7250 31,179 ,325 ,921 VAR00006 13,8750 29,035 ,693 ,913 VAR00007 13,9000 29,118 ,672 ,914 VAR00008 13,8750 28,933 ,713 ,913 VAR00009 14,1500 29,362 ,685 ,913 VAR00010 13,5000 32,051 ,369 ,919 VAR00011 13,8250 29,379 ,640 ,914 VAR00012 14,1500 30,746 ,401 ,919 VAR00013 13,4750 32,461 ,298 ,920 VAR00014 14,1500 29,208 ,718 ,913 VAR00015 13,9750 27,974 ,896 ,908 VAR00016 13,9750 28,025 ,886 ,908 VAR00017 13,5000 32,051 ,369 ,919 VAR00019 13,8750 29,856 ,533 ,917 VAR00020 13,5500 31,587 ,393 ,919 VAR00022 13,8250 29,122 ,692 ,913 VAR00023 13,5500 31,946 ,287 ,920 VAR00025 13,9000 28,964 ,702 ,913
Tabel 3.17
Hasil Uji Reliabilitas Lembar Evaluasi Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,920 22
Pada uji validitas butir soal siklus II, dari 25 butir soal, diketahui bahwa
ada 22 butir soal yang dinyatakan valid dan 3 butir soal yang dinyatakan tidak
valid. Adapun soal yang valid adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10,11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 23 dan 25. Sedangkan soal yang
tidak valid adalah soal nomor 18, 21 dan 24. Dan dari hasil uji reliabilitas
lembar evaluasi siklus I diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,920 hal
54
tersebut menunjukkan bahwa angka reliabilitas berada pada tingkat
reliabilitas memuaskan.
Dan untuk validitas dari lembar angket yang akan diujikan kepada siswa,
untuk mengukur tingkat motivasi siswa. Hasil validitasnya dihitung
menggunaka SPSS seperti dibawah ini:
Tabel 3.18
Hasil Uji Validitas Lembar Angket Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 54,2432 26,911 ,414 ,804 VAR00003 54,4595 26,866 ,450 ,802 VAR00004 54,3243 26,447 ,451 ,801 VAR00005 54,5946 25,303 ,402 ,806 VAR00006 54,4324 25,919 ,471 ,799 VAR00007 54,2162 27,174 ,331 ,808 VAR00008 54,8919 27,877 ,316 ,809 VAR00009 54,3243 27,059 ,348 ,807 VAR00011 54,5676 25,030 ,615 ,790 VAR00012 54,4054 27,303 ,286 ,811 VAR00015 54,0541 28,108 ,274 ,811 VAR00016 54,2973 25,104 ,510 ,796 VAR00017 54,5946 27,081 ,259 ,814 VAR00018 54,2703 26,536 ,397 ,804 VAR00019 54,3784 25,908 ,464 ,800 VAR00020 54,2432 26,578 ,428 ,802 VAR00022 54,2432 26,023 ,523 ,797
Tabel 3.19
Hasil Uji Reliabilitas Lembar Angket
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,813 17
Dari hasil uji validitas diatas dapat diketahui berapakah jumlah soal yang
valid 17 dan jumlah soal yang tidak valid 7 soal. Soal yang valid adalah
nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20. Sedangkan untuk
soal yang tidak valid adalah nomor 2, 10, 13, 14, 21, 23, 24. Dan untuk
tingkat reliabilitiasnya 0,813 mencapai tingkat dapat diterima.
3.5.2 Tingkat Kesukaran Instrumen
Tingkat kesukaran (difficulty index) atau yang disepakati dengan istilah
TK. Tingkat kesukaran perlu juga untuk di lakukan, untuk mengetahui
55
merata atau tidaknya kesukaran pada tiap soal yang telah dibuat. Berikut ini
apabila di tululiskan kedalam rumus menjadi :
Keterangan :
TK = tingkat kesukaran
∑B = jumlah siswa yang menjawab benar
∑P = jumlah siswa peserta tes
Nilai TK butir merentang antara 0 sampai 1. TK sebuah butir sama
dengan nol terjadi bila semua peserta tidak ada yang menjawab benar,
sebaliknya TK sebuah butir akan sama dengan 1 (satu) apabila semua
peserta menjawab benar pada butir tersebut. Semakin tinggi indeks TK
maka butir soal semakin mudah Purwanto (2013: 100). Peneliti
menggunakan tiga kategori untuk mengukur tingkat kesukaran soal. tiga
kategori tersebut adalah sukar, sedang dan mudah. Berikut ini adalah
pembagian kategori TK ke dalam tiga kelompok.
Tabel 3.20
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Rentang Kriteria
0,00 – 0,32 Sukar
0,33 – 0,66 Sedang
0,67 – 1,00 Mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran item soal pra siklus, soal evaluasi siklus
I dan juga soal evaluasi siklus II yang di ujikan di SD Negeri Salatiga 03
dan SD Negeri Pulutan 01 adalah sebagai berikut ini:
Tabel 3.21
Hasil Uji Taraf Tingkat Kesukaran Soal Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Tingkat
Kesukaran
Jumlah Soal
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Sukar 4 6 3
Sedang 6 8 11
Mudah 5 9 8
56
3.6 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dilakukan peneliti pada kelas IV SD Negeri
Salatiga 03 untuk mata pelajaran Matematika dengan menerapkan
pembelajaran cooperative learning tipe talking stick meliputi dua indikator
yaitu, indikator proses dan inidikator hasil.
3.6.1 Indikator Proses
Indikator proses dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan
indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru
dengan siswa dengan menerapkan pembelajaran cooperative learning tipe
talking stick. Pembelajaran cooperative learning tipe talking stick ini akan
dikatan berhasil jika 20 langkah pada proses pembelajaran itu tercapai.
3.6.2 Indikator Hasil
Indikator hasil di dalam penelitian tindakan kelas ini dilihat dari dua
aspek yaitu, motivasi siswa serta hasil belajar di kelas IV SD Negeri
Salatiga 03. Dengan rincian sebagai berikut ini:
a) Motivasi Belajar
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila ketuntasan motivasi
belajar Matematika siswa dengan penerapan pembelajaran cooperative
learning tipe talking stick dapat mencapai 80% dari jumlah siswa
sebanyak 37 anak dengan memperoleh skor total dari lembar angket
motivasi belajar Matematika siswa dalam skor diatas atau sama
dengan 62 dengan kriteria sangat tinggi.
b) Hasil Belajar
Penelitian ini dikatan berhasil apabila ketuntasan belajar
Matematika siswa dengan penerapan pembelajaran cooperative
learning tipe talking stick dapat mencapai 80% dari jumlah siswa
sebanyak 37 anak dengan memperoleh nilai hasil belajarnya ≥ 70.
Tahapan tes dilakukan pada siklus I di pertemuan ketiga dan untuk
siklus II dilakukan juga pada pertemuan ketiga.
57
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data didalam penelitian tindakan kelas kali ini di
SD Negeri Salatiga 03 peneliti menggunakan analisis kualitatif dan anilisi
kuantitatif. Untuk analisis data kualitatif digunakan penulis untuk
mengolah data kualitatif yang di peroleh dari lembar angket yang
sebelumnya sudah di sebar oleh peneliti dalam tiap pertemuan mengajar.
Sedangkan untuk analisis data kuantitatif digunakan pada data
yang berupa angka atau yang bisa di hitung contohnya sperti nilai hasil
belajar Matematika pada pretest, nilai pada siklus I dan juga nilai pada
siklus II. Setelah data tersebut diolah kemudian di analisis kembali
menggunakan teknik analisis data komparatif yaitu, membandigkan
kondisi dari setiap siklusnya. Dari hasil analisis komparatif tersebut
barulah peneliti dapat mengetahui adanya peningkatan pada hasil belajar
Matematika serta motivasi anak dalam belajar Matematika dengan
menerapkan cooperative learning tipe talking stick.
Sedangkan untuk menganalisis skor motivasi belajar Matematika
dihitung persentase tingkat motivasi belajar Matematika siswa secara
klasikal yaitu dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
PA = Persentase motivasi belajar Matematika
NS = Jumlah Siswa sesuai dengan tingkat motivasi belajar
N = Jumlah seluruh siswa
Analisis hasil belajar Matematika dilakukan dengan cara membuat
distribusi frekuensi nilai hasil belajar Matematika, dengan tujuan untuk
mengetahui kecenderungan siswa dalam memperolah nilai hasil belajar
Matematika pada satu siklus. Untuk membuat distribusi frekuensi dengan
langkah-langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2010: 36)
58
1. Menghitung rentang data
R = skor max-skor min
2. Menghitung jumlah kelas interval (k)
k = 1+3.3 logn
3. Menghitung panjang kelas
I = R/k
4. Menentukan batas bawah kelas peratama
5. Batas bawah kelas pertama diambil dari data yang terkecil
6. Menulis frekuensi kelas dalam kolom turus sesuai dengan banyaknya
data.
Kemudian dianalisis berdasarkan persentase ketuntasan belajar secara
klasikal serta mengukur rata-rata nilai Matematika kelas. Berikut adalah
rumus presentase ketuntasan belajar Matematika.
Keterangan
KB = Ketuntasan Belajar
NS = Jumlah Siswa diatas KKM (nilai≥70)
N = Jumlah siswa
Untuk mengukur rata-rata hasil belajar Matematika dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
Keterangan:
= Rata-rata
∑x = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah siswa
Berdasarkan hasil pengolahan data kemudian dianalisis menggunakan
teknik analisis komparatif yaitu membandingkan kondisi antar siklus. Dari hasil
deskriptif komparatif tersebut dapat diketahui adanya peningkatan pada aktivitas
dan hasil belajar Matematika dengan penerapan cooperative learning tipe talking
stick.