bab iii metode penelitian 3.1 jenis...
TRANSCRIPT
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan kolaborasi.
Suharsimi Arikunto, dkk (2012:17) menyatakan bahwa dalam penelitian kolaborasi,
pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti,
bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
classroom action research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya penulis
berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru IPA yang mengajar kelas 4 SDN
Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Guru dan peneliti
mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Penelitian
juga dilakukan secara partisipatif, artinya penulis dengan dibantu rekan seangkatan
secara langsung terlibat dalam penelitian.
3.2 Latar Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang. Mata pelajaran yang akan diujikan adalah mata pelajaran IPA. Subjek
penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa SD kelas 4 SDN
Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 31 siswa.
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan, antara April dan Mei 2016. Pada
tahap pelaksanaan terdiri dari dua siklus yaitu Siklus I dan Siklus II.
3.2.1 Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Selama
bulan April sampai dengan selesai. Pada tanggal 04 Maret 2016 melakukan kegiatan
observasi, Uji validitas Senin, 18 April 2016, tanggal 09 sampai 10 Mei 2016
melaksanakan tindakan Siklus I yang terdiri atas dua kali pertemuan dan tanggal 13
sampai 14 Mei 2016 melaksanakan tindakan Siklus II yang terdiri atas dua kali
pertemuan.
23
3.2.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Gedangan 01 Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang semester 2 Tahun ajaran 2015/2016, yang jumlah
siswanya sebanyak 31 yang terdiri dari 22 siswa laki laki dan 9 siswa perempuan.
Siswa Kelas 4 SDN Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang kurang
aktif dalam mengikuti mata pelajaran IPA karena pembelajaran IPA lebih sering
dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan metode ceramah dan jarang
berinteraksi langsung dengan obyek yang sebenarnya dapat dihadirkan atau diamati
secara langsung. Hal inilah yang menyebabkan siswa sulit memahami mengenai apa
yang dipelajari karena siswa tidak dapat melihat secara langsung obyek yang
dipelajari, sehingga hasil belajar IPA menjadi rendah, bahkan ada beberapa siswa
yang nilainya masih dibawah dari KKM.
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel X (Variabel Bebas )
Model Pembelajaran think pair and share dengan media gambar merupakan
variabel tindakan atau disebut variabel X. Model pembelajaran think pair share
adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut Model pembelajaran think pair and share adalah
termasuk model pembelajaran kooperatif dengan sintaks . Guru mengajukan
pertanyaan atau masalah yang terkait dengan pelajaran dan siswa diminta
menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri.
Guru meminta murid berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka
peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika
suatu pertanyaan yang diajukan menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus
yang di identifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5
menit untuk berpasangan. Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan
berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan.
24
3.3.2 Variabel Y (Variabel Terikat)
Variabel Y atau variabel terikat pada penelitian ini adalah (Y1) hasil belajar
kongnitif, (Y2) hasil belajar afektif dan (Y3) hasil belajar psikomotorik. hasil belajar
belajar afektif dan psikomotorik IPA adalah dorongan untuk melakukan tindakan
belajar IPA yang timbul dari dalam diri siswa maupun kondisi yang diciptakan
didalam lingkungan belajar siswa, sehingga siswa semangat untuk belajar IPA.
Variabel (Y1) atau variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil
belajar di sini dapat diartikan sebagai keberhasilan seorang siswa dalam menguasai
bahan atau materi yang telah diajarkan dan dapat mencapai nilai yang ditentukan.
Hasil belajar tersebut dapat diketahui melalui tes tertulis pilihan ganda yang diberikan
setelah proses pembelajaran selesai. Pencapaian hasil belajar dapat diketahui dalam
bentuk nilai. Penelitian ini menggunakan penilaian proses pembelajaran yaitu
penilaian yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Instrumen
penilaiannya menggunakan rubrik penilaian. (Y2) hasil belajar afektif siswa untuk
mengetahui tentang afektif siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, maka
penulis membuat 5 aspek pengamatan yang meliputi: kerjasama dalam kelompok,
kejujuran, memperhatikan pelajaran, kedisiplinan, dan menghargai pendapat orang
lain. Kemudian dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi dengan
menggunakan teknik deskriptif melalui prosentase. (Y3) hasil belajar psikomotorik
siswa untuk mengetahui tentang psikomotorik siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar, maka penulis membuat 5 aspek pengamatan yang meliputi: menyiapkan
alat dan bahan, merangkai alat, melakukan percobaan, merapikan kembali alat dan
bahan, dan mengkomunikasikan data hasil percobaan. Kemudian dilakukan analisis
pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui
persentase.
3.4 Model Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas selanjutnya di singkat PTK (Clasroom Action
Research) yang memiliki peranan sangat penting dan strategis untuk meningkatkan
mutu pembelajaran, apabila di implementasikan dengan baik dan benar. PTK sebagai
25
bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum,
pengembangan sekolah, meningkatkan hasil belajar pengembangan keahlian
mengajar dan sebagainya. Rancangan penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik
PTK yaitu menggunakan proses daur yang disebut siklus dimana setiap siklus terdiri
dari empat langkah yaitu : (1) membuat rencana tindakan, (2) tahap pelaksanaan, (3)
mengamati atau observasi, dan (4) memberikan refleksi dan evaluasi untuk
memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan kemudian direvisi untuk
melaksanakan tindakan siklus berikutnya.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom
Action Research). PTK ini menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc.
Taggart dengan prosedur penelitian menggunakan 2 siklus, dalam setiap siklus
terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan
observasi, serta tahap refleksi. Prosedur penelitian dengan PTK model spiral dari
C.Kemmis dan Mc. Taggart dapat digambarkan melalui gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1
PTK Model Spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart
26
Mengacu gambar 3.1 model spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart di atas,
pelaksanaan PTK dilakukan secara berlanjut, artinya disesuaikan dengan keberhasilan
siklus. Setiap siklus, pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap yakni perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Adapun penjabaran 3 tahap dalam
siklus pelaksanaan penelitian menurut model spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart
sebagai berikut
3.4.1 Siklus I
Rencana pelaksanaan siklus I terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:
1) Perencanaan ( Planning)
a) Menentukan Materi.
Untuk Mata pelajaran IPA kelas 4 semester II peneliti memilih materi gaya
dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda.Setelah proses
pembelajaran sebelum (pra) siklus hasil belajar siswa tidak mencapai kriteria
ketuntasan maksimal. Hal inilah yang akan penulis tindak lanjuti pada
perbaikan pembelajaran siklus I.
b) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
c) Menyusun instrumen.
d) Menentukan teman sejawat.
2) Pelaksanaan Tindakan ( Acting )
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran dalam RPP yang dibuat sebagai berikut:
Kegiatan Awal
a. Guru memberi salam dan melakukan presensi
b. Melakukan apersepsi
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan tentang gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu
benda dengan media gambar.
27
b. Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran
dan meminta siswanya untuk menjawab.
c. Siswa dibagi menjadi kelompok berpasang-pasangan setelah itu guru meminta
siswa untuk berpasang-pasangan dan mendiskusikan segala yang sudah
mereka pikirkan.
d. Guru membagi soal-soal tentang gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk
suatu benda
e. Guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang sudah
dibicarakan bersama pasangannya masing-masing dengan seluruh kelas.
Lebih efektif bagi guru untuk berjalan mengelilingi ruangan, dari satu
pasangan ke pasangan lain sampai sekitar seperempat atau separuh pasangan
berkesempatan melaporkan hasil diskusi mereka.
f. Siswa mendiskusikan jawabannya antar pasangan dalam kelompok kecil.
g. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya dari kelompok masing-masing.
h. Siswa saling berdiskusi dan saling sharing cara menyelesaikan soal gaya
dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda dengan cepat dan mudah
dipahami.
i. Guru menggabungkan berbagai pendapat kelompok siswa menjadi sebuah
kesimpulan.
Kegiatan penutup
a. Guru melakukan evaluasi
b. Gurumenganalisis tes formatif sebagai tindak lanjut untuk remidi,pengayaan
dan pemberian tugas kelompok/individu.
c. Guru melakukan refleksi dari proses pembelajaran.
3) Pengamatan ( Observing )
Tindakan pada tahap pengamatan atau Observing adalah mengamati jalannya
proses pembelajaran dari awal sampai akhir pertemuan. Hal-hal yang diamati antara
lain kesiapan siswa, peran aktif siswa, ketertarikan siswa pada kegiatan pembelajaran,
28
kerjasama berpasangan, kemampuan mempresentasikan hasil kerja pasangan.
Observasi dilakukan oleh teman sejawat.
4) Refleksi (Reflecting)
Tahap ini peneliti berkonsultasi dengan teman sejawat untuk mengkaji temuan
baik yang negatif maupun positif dari proses pembelajaran siklus I. Dua hal yang
direfleksi dalam penelitian ini adalah proses belajar dan hasil pembelajaran. Hasil
belajar siswa di refleksi peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan observasi yang
dilakukan teman sejawat proses pembelajaran direfleksi tentang kesiapan siswa,
peran aktif siswa, kerjasama dalam berpasangan, ketertarikan atau antusiasme siswa
dalam kegiatan belajar mengajar dan kemampuan mempresentasikan hasil kerja
pasangan serta efektifitas model pembelajaran yang dilakukan.
3.4.2 Siklus II
Rencana pelaksanaan siklus II terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:
1) Perencanaan (planning)
a) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
b) Menyusun instrumen.
c) Menyusun instrumen pengamatan / observasi.
2) Pelaksanaan Tindakan ( Acting )
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran dalam RPP yang dibuat sebagai berikut:
Kegiatan Awal
a. Guru memberi salam dan melakukan presensi.
b. Guru melakukan apersepsi.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
a. Guru mengulas pelajaran yang lalu pada siklus I tentang gaya dapat
mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda serta menggunakan alat
peraga seperti : balon, plastisin, mendorong meja dan lain-lain yang
29
berhubungn dengan gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu
benda.
b. Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau isu yang terkait dengan
pelajaran dan meminta siswanya berpikir dan menjawabnya.
c. Siswa dibagi menjadi kelompok berpasang-pasangan setelah itu guru
meminta siswa untuk berpasang-pasangan dan mendiskusikan segala
yang sudah mereka pikirkan.
d. Guru membagi soal-soal tentang gaya dapat mengubah gerak dan atau
bentuk suatu benda
e. Guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang
sudah dibicarakan bersama pasangannya masing-masing dengan
seluruh kelas. Lebih efektif bagi guru untuk berjalan mengelilingi
ruangan, dari satu pasangan ke pasangan lain sampai sekitar
seperempat atau separuh pasangan berkesempatan melaporkan hasil
diskusi mereka.
f. Siswa mendiskusikan jawabannya antar pasangan dalam kelompok
kecil.
g. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya dari kelompok masing-
masing.
h. Siswa saling berdiskusi dan saling sharing cara menyelesaikan soal
gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda dengan cepat
dan mudah dipahami.
i. Guru menggabungkan berbagai pendapat kelompok siswa menjadi
sebuah kesimpulan.
Kegiatan penutup
a. Guru memberikan tes formatif untuk mengetahui daya serap siswa pada
materi.
b. Guru menilai tes formatif.
30
c. Guru menganalisis tes formatif sebagai tindak lanjut untuk remidi, pengayaan,
dan pemberian tugas kelompok/individu.
3) Pengamatan ( Observasi )
Tindakan pada tahap pengamatan atau Observasi adalah mengamati jalannya
proses pembelajaran dari awal sampai akhir pertemuan. Hal-hal yang diamati antara
lain kesiapan siswa, peran aktif siswa, kerjasama berpasangan, kemampuan
mempresentasikan hasil kerja pasangan. Observasi dilakukan oleh teman sejawat.
4) Refleksi (Reflecting)
Tahap ini peneliti berkonsultasi dengan teman sejawat untuk mengkaji temuan
baik yang negatif maupun positif dari proses pembelajaran siklus II. Dua hal yang di
refleksi dalam penelitian ini adalah proses belajar dan hasil pembelajaran.Hasil
belajarsiswa direfleksi peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan observasi yang
dilakukan teman sejawat proses pembelajaran direfleksi tentang kesiapan siswa,peran
aktif siswa, kerjasama dalam berpasangan, dan kemampuan mempresentasikan hasil
kerja pasangan serta efektifitas model pembelajaran yang dilakukan.Apabila hasil
belajar sudah mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan,maka kegiatan
dilanjutkan pada penyusunan laporan.
3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dan non tes.
Teknik tes digunakan dalam memperoleh data primer berupa hasil belajar siswa. Pada
teknik ini peneliti menggunakan instrumen soal yang digunakan adalah pilihan ganda
dan isian. Dari kedua instrumen di atas dapat mencakup semua indikator pencapaian
kompetensi. Alasan lain adalah karena soal ini akan diperoleh dalam waktu yang
cepat. Teknik non tes digunakan untuk memperoleh data sekunder berupa lembar
observasi bagi perilaku guru, siswa, dan proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan
31
oleh teman sejawat dengan mengisi lembar observasi yang disusun oleh peneliti
sendiri.
3.5.1 Tes Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari kenaikan nilai siswa. Kenaikan ini
dapat di ukur menggunakan tes. Berikut ini akan dipaparkan kisi-kisi tes hasil belajar
siswa.
Tabel 3.1
Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompotensi Dasar Indikator No Item
7.
Memahami gaya
dapat mengubah
gerak dan atau
bentuk suatu benda
7.1 Menyimpulkan
hasil percobaan
bahwa gaya
(dorongan atau
tarikan) dapat
mengubah gerak
suatu benda
1. Menjelaskan pengertian gaya dan
jenis-jenis gaya
1, 2, 3, 4
2. Mengelompokkanjenis-jenis gaya
(dorongandantarikan) dapat
mengubah gerak suatu benda
5, 6, 7, 8,
3. Menarik kesimpulan dari kegiatan
bahwa benda dapat menyebabkan
benda diam menjadi bergerak. Dan
benda bergerak menjadi:
- Diam
- Begerak makin cepat
- Berubah arah
9, 10, 11,
12
4. Mendemonstrasikan cara
menggerakkan benda misalnya
didorong dan dilempar
13,14,15,
16
5. Mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi gerak benda,
misalnya jatuh bebas akibat
gravitasi, gerak dilantai yang datar
karena dorongan
17, 18,
19, 20
32
Tabel 3.2
Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus II
Tabel 3.3
Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktifitas Siswa ( Psikomotorik)
No Aspek Skor Kreteria Penilaian
1 Keaktifan 3 Mengikuti intruksi kerja dengan sungguh
sungguh
2 Mengikuti intruksi kerja apabila diawasi
1 Tidak mengikuti intriksi kerja
2 Proses 3 berdiskusi dalam kelompok dengan sungguh
sungguh
2 Kadang kadang ikut diskusi
1 Tidak berdiskusi dan mengerjkan hal lain
Standar
Kompetensi
Kompotensi Dasar Indikator No Item
7.
Memahami gaya
dapat mengubah
gerak dan atau
bentuk suatu benda
7.2 Menyimpulkan
hasil percobaan
bahwa gaya
(dorongan atau
tarikan) dapat
mengubah bentuk
suatu benda.
1. Memberi contoh dalam kehidupan
sehari-hari cara gaya mengubah
bentuk atau benda.
1, 2, 3, 4,
5
2. Menarik kesimpulan dari hasil
diskusi kelompok tentang gaya
yang dapat mengubah bentuk
benda
6, 7, 8, 9,
10
3. Membuat percobaan menggunakan
alat peraga tentang gaya yang dapat
mengubah bentuk benda
11,12,13,
14, 15
4. Menarik kesimpulan dan
mempresentasikan dari hasil
percobaan tentang gaya yang dapat
mengubah bentuk benda
16,17,
18,19, 20
33
Tabel 3.4
Kisi Kisi Lembar Observasi Aktifitas Siswa (Afektif)
3.6 Validitas dan Reliabilitas
Validitas dan reliabilitas akan disajikan pengertian, rumus validitas instrumen
dan hasil validitas instrumen Siklus I dan Siklus II. Selain uji validitas akan disajikan
pula pengertian, rumus uji reliabilitas dan hasil reliabilitas instrumen Siklus I dan
instrumen Siklus II.
a. Validitas Instrumen
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri
Gedangan 01 Instrumen yang dilaksanakan pada Senin, tanggal 18 April 2016.
Tujuan dari pelaksanaan uji coba instrumen adalah mengetahui kelayakan butir soal
yang nantinya akan dipergunakan untuk pengukuran variabel penelitian. Priyatno
(2009:97) mengemukakan bahwa instrumen dikatakan valid artinya instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Pengambilan
keputusan pada uji validitas biasanya dilakukan dengan membandingkan correted
No Aspek Skor Kreteria Penilaian
1 Kehadiran 3 Hadir tepat waktu pada saat proses belajar
2 terlambat
1 Tidak masukkarena ijin/sakit
2 Keaaktifan 3 Sering bertanya dan memberi pendapat
2 Pernah bertanya dan memberi pendapat
1 Tidak pernah bertanya dan memberi pendapat
3 Berfikir bersama
dengan kelompoknya
3 Aktif dalam diskusi kelompok
2 Kurang aktif dalam diskusi kelompok
1 Tidak aktif dalam diskusi kelompok
4 Kejujuran 3 Jujur padasaat mengerjakan tes
2 Kurang jujur pada saatmengerjkan tes
1 Tidak jujur pada saat mengerjakan tes
5 Kemampuan
berkomunikasi
3 Cakap danmampu berkomunikasi lisan didepan
kelas dengan jelas
2 Mampu berkomunikasi lisan didepan kelas
1 Tidak dapat berkomunikasi lisan didepan kelas
34
item to total correlation dengan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dengan uji 2
sisi.
Uji validitas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah responden 35
siswa dan jumlah soal 30 butir soal. Untuk batasan r tabel maka dengan N= 35 maka
didapat r tabel sebesar 0,324. Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang
ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang
ditentukan maka item dianggap tidak valid. Uji validitas menggunakan alat analisis
SPSS 17 for windows. Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen dapat dilihat
angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antar skor
item dengan skor total.
Tabel 3.5
Koefisien Validitas Instrumen
Koefisien Kualifikasi
0,91 – 1,00
0,71 – 0,90
0,41 – 0,70
0,21 – 0,40
Negatif – 0,20
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Hasil pengujian validitas dari soal siklus 1 dan 2, maka dapat dilihat hasil uji
validitas butir soal tersaji pada Tabel berikut:
Tabel 3.6
Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus I
Valid Tidak valid
1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24,
29, 30
23, 25, 26, 27, 28, 30.
24 6
35
Tabel 3:6 dari 30 butir soal yang diujikan, sebanyak 24 soal yang valid dan ada 6
soal yang tidak valid. Dengan demikian instrument tersebut dapat digunakan sebagai
instrument evaluasi Siklus I dalam penelitian yang akan dilakukan tetapi harus
dilakukan uji taraf kesukaran untuk memilih 20 soal yang akan digunakan. Instrumen
Tabel 3.7
Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus 2
Tabel 3:7 diketahui bahwa dari 30 butir soal yang diujikan, sebanyak 25 soal
yang valid dan ada 5 soal yang tidak valid. Dengan demikian instrument tersebut
dapat digunakan sebagai instrument evaluasi Siklus II dalam penelitian yang akan
dilakukan tetapi harus dilakukan uji taraf kesukaran untuk memilih 20 soal yang akan
digunakan.
a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel
sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil,
konsisten, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010: 68). Untuk menghitung tingkat
reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas
alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 17.0
for windows. Menurut Azwar (2007: 44), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau
kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran.
Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam
rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka
Valid Tidak valid
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 17, 18, 19 ,20, 21, 23, 24, 25, 27,
28,
22, 26, 27, 29,30
25 5
36
semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2007: 44). Kaidah untuk menentukan tingkat
reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar,2007: 44) sebagai berikut:
Tabel 3.8
Rentang Indeks Reliabilitas
Nilai Reliabilitas
0,90 ≤……. Sangat Reliabel
0,71 – 0,89 Reliabel
0,41 – 0,70 Cukup Reliabel
0,21 – 0,40 Kurang Reliabel
…..≤ 0,20 Tidak Reliabel
Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,41. reliabilitas suatu
instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 17.0 yaitu dengan
cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau kemudian untuk melihat hasilnya
apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan,
apabila nilai alpha () kurang dari < 0.41 maka instrumen tersebut tidak reliabel.
hasil pengujian reliabilitas diketahui bahwa koefisien nilai alpha siklus I adalah 0,903
sedangkan untuk siklus 2 nilai alpha 0,913. Berdasarkan patokan pada tabel kategori
reliabilita di atas, maka diketahui bahwa reliabilitas instrumen penelitian siklus I dan
II berada pada kategori sangat reliabel.Hasil pengujiannya disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I
Tabel 3:9 reliabilitas instrumen butir soal siklus I sebanyak 30, Cronbach’s
Alpha sebesar 0,929. Berdasarkan klasifikasi reliabilitas sebesar 0,929 Kriteria
reliabilitas diatas , maka instrument soal pada siklus 1, masuk dalam kategori sangat
Cronbach's Alpha N of Items
.903 30
37
reliable, dengan nilai alpha 0,903. Dalam penelitian ini siklus II menggunakan 20
butir soal.
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II
Cronbach's Alpha N of Items
.913 30
Tabel 3:10 reliabilitas instrumen butir soal siklus II sebanyak 30, Cronbach’s
Alpha sebesar 0,913 Kriteria reliabilitas diatas , maka instrument soal pada Pra siklus
II, masuk dalam kategori sangat reliable, dengan nilai alpha 0,913. Dalam penelitian
ini siklus II menggunakan 20 butir soal.
Analisis Taraf Kesukaran
Sudjana (2011:135) mengatakan bahwa menganalisis tingkat kesukaran soal
artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-
soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Bilangan yang menunjukan sukar
mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficult indexs). Besarnya indeks
kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf
kesukaran soal.
Rumus mencari rata-rata atau indeks kesukaran adalah:
Keterangan rumus :
I = Indek kesukaran untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
N = banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan
(Sudjana, 2014:111).
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka
semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh maka
I = B / N
38
semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal menurut Sudjana
(2014:111) adalah sebagai berikut:
0 - 0,30 = soal kategori sukar
0,31 - 0,70 = soal kategori sedang
0,71 - 1,00 = soal kategori mudah
Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan
uji reliabilitas instrument dan hasil uji tingkat kesukaran instrument tes digunakan
untuk menyeleksi soal yang akan digunakan untuk evaluasi. Hasil taraf kesukaran
dapat dilihat pada tabel 3.8 :
Tabel 3.11
Indeks Kesukaran Instrumen Soal Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Sukar Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah
1, 2, 3, 4, 5, 7,
8, 10,11, 12,
13, 14, 15, 16,
17, 20, 21, 24,
26, 28, 30
6, 9, 18,
19, 22,
23, 25,
27, 29
9, 12, 24 4, 20, 26, 30 1, 2, 3, 5, 6, 7,
8, 10, 11, 13,
14, 15, 16, 17,
18, 19, 21, 22,
23, 25, 27, 28,
29
3.7 Teknik Non Tes
Penelitian ini menggunakan penilaian proses pembelajaran yaitu penilaian yang
dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Instrumen penilaiannya
menggunakan rubrik penilaian. Penilaian proses dalam penelitian PTK ini meliputi
penilaian menyimak, penilaian diskusi, penilaian presentasi dan penilaian karakter
bangsa yang ingin dicapai (kerjasama, ketekunan, kreatif dan tanggung jawab. Rubrik
penilaian proses terlampir di RPP.
a. Observasi
Arikunto (2006:156) mengatakan bahwa observasi atau pengamatan meliputi
pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.
Dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan pengamat (guru
39
kelas) melihat sekaligus mengamati secara langsung guru dan siswa dalam
pembelajaran metode TPS kemudian mengisi lembar observasi yang telah
disediakan. Sedangkan untuk alat atau instrumen pengumpulan data yaitu lembar
observasi yang berupa check list yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Lembar observasi
Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah check list.
Check list atau daftar cek adalah pedoman di dalam observasi yang berisi aspek-
aspek yang dapt diamati, observer atau pengamat memberi tanda centang atau cek
untuk menentukan ada atau tidaknya sesuatu berdasarkan pengamatannya,
Sanjaya, (2013:274). Dalam penelitian ini data kualitatif diperoleh dari hasil
refleksi yang diperoleh pada akhir siklus dan hasil pengamatan aktifitas guru dan
siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think pair
and share menggunakan media gambar yang dicatat dalam lembar observasi.
Lembar observasi guru dan siswa masing-masing terbagi dalam kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Lembar
observasi yang digunakan adalah dalam bentuk check list. Observer memberikan
tanda centang pada kolom “ya” atau “tidak” untuk mengamati komponen atau
indikator yang sudah ditentukan.
Untuk pernyataan positif, skor 2 jika observer mencentang kolom “ya” dan skor 1
jika jika observer mencentang kolom “tidak”. Sedangkan pernyataan negatif, skor
2 jika observer mencentang kolom “tidak” dan skor 1 jika jika observer
mencentang kolom “ya”.
Berikut adalah pedoman dalam memberikan skor akhir untuk check list adalah
sebagai berikut:
(Widoyoko, 2014: 144)
Keterangan: Jumlah kelas interval = skala hasil penilaian. Jika penilaian
40
menggunakan skala 4 maka hasil penilaian diklasifikasikan menjadi 4
kelas interval.
Tabel 3.12
Kisi-Kisi Tindakan Guru
No Aspek Indikator Nomor
item
1 Kegiatan awal
Kemampuan guru menyiapkan
mental siswa ketepatan cara
dan isi.
Salam
Absen
Mengatur tempat duduk
Menyiapkan alat tulis
Berdoa
1
2
3
4
5
2 Kemampuan guru
membangun apersepsi
ketepatan cara dan isi
Guru memberikan ilustrasi (melakukan icebreaking
dengan mengajak siswa untuk bernyayi)
6
3 Kemampuan guru memotivasi
siswa Menyadarkan siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyampaikan langkah – langkah model
Pembelajaran think pair and share menggunakan
media gambar
7
8
9
4 Kegiatan inti
- Kemampuan guru
melaksanakan eksplorasi
ketepatan cara dan isi
- Kemampuan guru
melaksanakan elaborasi
ketepatan cara dan isi
- Model Pembelajaran think
pair and share
menggunakan media
gambar
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait
dengan pelajaran dan siswa diberi waktununtuk
memikirkan pertanyaan tersebut secaran mandiri.
Guru meminta para siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan.
Guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk
berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara
keseluruhan mengenai apa yang telah mereka
bicarakan.
Menugaskan pasangan yang tidak sedang melaporkan
untuk menanggapi dengan bertanya dan memberi
komentar.
Merefleksi dengan menugaskan siswa untuk
mengaitkan pembelajaran kedalam kehidupan sehari-
hari.
10
11
12
13
14
5 - Kemampuan guru
melaksanakan konfirmasi
ketepatan cara dan isi
Masing – masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi
Kelompok lain memberi tanggapan
Tanya jawab siswa dan guru tentang materi
15
16
17
3 Kegiatan akhir
- Kemampuan guru
melaksanakan kegiatan
akhir ketepatan cara dan isi
Melaksanakan simpulan
Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan
melibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut
18
19
20
Jumlah 20
41
Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru diatas sesuai
dengan standar proses dan sintaks model pembelajaran think pair and share menggunakan
media gambar. Dalam observasi ini terdapat empat kategori jawaban saangat baik, baik,kurang
dan sangat kurang dari setiap pernyataan, yang dipilih salah satu sesuai dengan keadaan yang
terjadi di lapanagan dengan perincian sebagai berikut:
Sangat Baik = 4
Baik = 3
Kurang = 2
Sangat kurang = 1
b. Dokumentasi
Dokumentasi dipergunakan untuk mendokumentasikan secara keseluruhan
kejadian-kejadian selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran berupa foto.
3.8 Indikator Kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
belajar sebesar 85%. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila prosedur pembelajaran
dengan model pembelajaran think pair and share menggunakan media gambar dapat
dilakukan sepenuhnya dengan baik sesuai KKM yang telah disepakati bersama
dengan pihak sekolah,yaitu KKM ≥ 70.
3.9 Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data deskriptif kualitatif dan
deskriptif komparatif untuk data kuantitatif. Data yang diperoleh akan dianalisis
dalam bentuk-bentuk kata atau penjelasan yaitu data deskriptif kualitatif dan dalam
bentuk angka yaitu data kuantitatif. Data kualitatif yang diperoleh dari hasil
observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
model pembelajaran think pair and share menggunakan media gambar yang
dilakukan oleh guru, sedangkan untuk keperluan data kuantitatif, diperoleh dari hasil
tes belajar siswa. Analisis data dilakukan dengan cara:
1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar
42
siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal ≥
70 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 ini
jumlahnya sekitar 85% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan individual =jumlah nilai maksimal
jumlah nilaix100
Ketuntasan klasikal = jumlah siswa yang tuntas belajar
jumlah seluruh siswax100
Keterangan
Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 70
Ketuntasan klasikal : Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
skor ≥ 70.
2. Data kualitatif diperoleh dari lembar pengamatan observasi aktivitas siswa
serta guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif.
bentuk uraian, tabel, hubungan antar kategori, grafik dan sejenisnya.