bab iii geologi daerah penelitian -...

20
BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 19 BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian . Analisis geomorfologi dilakukan untuk mempelajari bagaimana bentang alam terbentuk secara konstruksional (yang diakibatkan oleh gaya endogen), berupa aktivitas tektonik ataupun struktur geologi, dan bagaimana bentang alam tersebut dipengaruhi oleh proses-proses di permukaan bumi berupa gaya eksogen seperti iklim, sungai, dan lainnya yang bersifat destruksional, dan menghasilkan bentukan alam tertentu. Pengaruh struktur (perlipatan, pensesaran, pengangkatan, dan termasuk di dalamnya jenis-jenis batuan) yang bersifat konstruksional dan proses yang bersifat destruksional (pelapukan, longsoran kerja air, angin, gelombang, pelarutan, dan lain sebagainya) merupakan dua buah parameter yang sangat penting dan saling mempengaruhi dalam pembentukan rupa bumi sekarang di daerah penelitian. Pengamatan geomorfologi terutama ditujukan sebagai alat interpretasi awal, dengan menganalisis bentang alam dan bentukan-bentukan alam yang memberikan gambaran pada keterdapatan unsur-unsur struktur geologi atau jenis litologi tertentu. Menurut Lobeck (1939), faktor utama yang mempengaruhi bentuk bentangan alam adalah struktur, proses, dan tahapan. Struktur memberikan informasi mengenai geologi bentang alam tersebut. Proses merupakan yang sedang terjadi pada bentang alam dan memodifikasi kondisi aslinya, dan tahapan menjelaskan seberapa jauh proses tersebut telah berlangsung dalam memodifikasi kondisi awal dari bentang alam. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah dengan analisis peta topografi dan peta foto udara untuk mendapatkan data kelurusan lereng, kelurusan sungai, pola kontur topografi, pola sungai, kisaran besar sudut lereng, tingkat erosi yang terjadi, interpretasi kemiringan lapisan, dan bentukan

Upload: dinhtuong

Post on 04-Mar-2018

222 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 19

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian

. Analisis geomorfologi dilakukan untuk mempelajari bagaimana bentang

alam terbentuk secara konstruksional (yang diakibatkan oleh gaya endogen),

berupa aktivitas tektonik ataupun struktur geologi, dan bagaimana bentang alam

tersebut dipengaruhi oleh proses-proses di permukaan bumi berupa gaya eksogen

seperti iklim, sungai, dan lainnya yang bersifat destruksional, dan menghasilkan

bentukan alam tertentu.

Pengaruh struktur (perlipatan, pensesaran, pengangkatan, dan termasuk di

dalamnya jenis-jenis batuan) yang bersifat konstruksional dan proses yang bersifat

destruksional (pelapukan, longsoran kerja air, angin, gelombang, pelarutan, dan

lain sebagainya) merupakan dua buah parameter yang sangat penting dan saling

mempengaruhi dalam pembentukan rupa bumi sekarang di daerah penelitian.

Pengamatan geomorfologi terutama ditujukan sebagai alat interpretasi

awal, dengan menganalisis bentang alam dan bentukan-bentukan alam yang

memberikan gambaran pada keterdapatan unsur-unsur struktur geologi atau jenis

litologi tertentu.

Menurut Lobeck (1939), faktor utama yang mempengaruhi bentuk

bentangan alam adalah struktur, proses, dan tahapan. Struktur memberikan

informasi mengenai geologi bentang alam tersebut. Proses merupakan yang

sedang terjadi pada bentang alam dan memodifikasi kondisi aslinya, dan tahapan

menjelaskan seberapa jauh proses tersebut telah berlangsung dalam memodifikasi

kondisi awal dari bentang alam.

Metode yang digunakan dalam melakukan analisis ini adalah dengan

analisis peta topografi dan peta foto udara untuk mendapatkan data kelurusan

lereng, kelurusan sungai, pola kontur topografi, pola sungai, kisaran besar sudut

lereng, tingkat erosi yang terjadi, interpretasi kemiringan lapisan, dan bentukan

Page 2: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 20

lembah sungai, sehingga dari semua itu dapat merepresentasikan jenis dan

penyebaran batuan, serta struktur yang mengontrol daerah tersebut.

3.1.1 Geomorfologi Umum Daerah Penelitian

Geomorfologi daerah penelitian, berdasarkan pada pengamatan peta

topografi dan observasi langsung di lapangan, berupa bentangan alam

bergelombang yang terdiri dari punggungan, perbukitan, dan lembah. Titik

tertinggi ± 587 mdpl di bagian puncak bukit bagian barat daya yang terdiri litologi

batugamping terumbu, dan titik terendahnya ± 25 mdpl di bagian hilir Sungai

Lawele.

Gambar 3.1. Peta morfologi daerah penelitian.

Perbedaan relief pada bentang alam di daerah penelitian disebabkan oleh

perbedaan karakteristik litologi dan kontrol dari struktur pada daerah tersebut

(Gambar 3.1). Pada bagian tengah daerah penelitian (warna biru muda pada peta

morfologi) memperlihatkan morfologi tinggian dengan relief yang terjal. Relief

terjal tersebut memperlihatkanbentukkan saw tooth (Thornbury, 1989).

Bentukkan tersebut diinterpretasikan sebagai manifestasi sesar naik yang

membawa Satuan Batugamping Kalsilutit-Batulempung Formasi Ogena berumur

Jura dan Batugamping Kalsilutit Formasi Tobelo berumur Kapur terangkat ke

Page 3: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 21

permukaan dan erosi sejajar strike lapisan batuan yang dikontrol oleh rekahan

pada puncak antiklin. Batugamping terumbu Formasi Wapulaka yang

memperlihatkan bentukkan berundak tidak memiliki ketebalan yang signifikan

(±100m) dan pada waktu pengendapannya tumbuh di puncak-puncak punggungan

sehingga tidak terlalu mempengaruhi pembentukkan relief terjal tersebut.

Densitas dari batugamping kalsilutit yang tinggi membuatnya tahan terhadap

proses erosi yang berlangsung di permukaan sehingga memperlihatkan morfologi

tinggian dan relief yang terjal. Bagian tenggara dan baratlaut daerah penelitian

(warna kuning) memperlihatkan morfologi tinggian dan relief tidak terlalu terjal,

hal ini diinterpretasikan sebagai manifestasi dari karakteristik litologi yang

mengisi daerah ini yaitu berupa perselingan batupasir- batulempung, dan

konglomerat (tidak lebih kompak dari batugamping kalsilutit) dari Formasi Tondo

yang berumur Miosen dan batugamping kalkarenit dari Formasi Sampolakosa

yang berumur Pliosen. Kemudian pada bagian baratlaut daerah penelitian (warna

hijau muda pada peta morfologi) memperlihatkan morfologi dengan relief yang

relatif landai, hal ini diperkirakan dikarenakan oleh material penyusun daerah ini

yang berupa endapan alluvial dan hasil pelapukkan batuan (tanah).

Tahapan geomorfik daerah penelitian adalah dewasa berdasarkan ciri-ciri

berupa keberadaan lembah sungai yang umumnya berbentuk “U” (Foto 3.1)

dengan lebar bervariasi antara 10 m – 40 m memperlihatkan erosi lateral yang

lebih dominan dibandingkan dengan erosi vertkal dan juga keterdapatan endapan

point bar pada sungai. Terjadi pula pembalikan topografi yaitu daerah yang

semula berupa antiklin atau identik dengan bukit menjadi dataran akibat erosi.

Page 4: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 22

Foto 3.1 Sungai berbentuk “U” pada sungai Lawele 150 m arah baratlaut dari lokasI 09AS01

3.1.2 Analisis Pola Kelurusan

Analisis pola kelurusan dibagi menjadi dua, yaitu analisis pola kelurusan

pada punggungan dan analsis pola kelurusan pada lembah dan sungai. Hasil

analisis pola kelurusan punggungan ditampilkan pada peta pola kelurusan

punggungan dan kumpulan datanya disajikan dalam bentuk diagram bunga

(Gambar 3.2).

Gambar 3.2. Peta analisis pola kelurusan punggungan dari citra SRTM dan diagram bunga.

Page 5: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 23

Hasil analisis menunjukkan arah yang paling dominan adalah timurlaut-

baratdaya. Arah pola kelurusan ini diinterpretasikan merupakan manifestasi dari

erosi sejajar jurus, sumbu lipatan, dan arah sesar yang dipengaruhi oleh rekahan

tension pada tubuh batuan yang terlipat.

Hasil analisis pola kelurusan pada lembah dan sungai ditampilkan pada

peta pola kelurusan lembah dan sungai dan kumpulan datanya disajikan dalam

bentuk diagram bunga (Gambar 3.3).

Gambar 3.3. Peta analisis pola kelurusan pada lembah dan sungai dari citra SRTM dan diagram bunga.

Hasil analisis menunjukkan dua dominasi kelurusan lembah yaitu barat

daya-timurlaut dan barat laut-tenggara. Arah pola kelurusan ini diinterpretasikan

sebagai manifestasi arah rekahan extension dan tension yang terbentuk pada tubuh

batuan yang terlipat.

3.1.3 Pola Sungai

Pola aliran pada daerah penelitian dibagi menjadi 3 yaitu pola aliran

rektangular, subdendritik dan dendritik sesuai dengan klasifikasi Howard, 1967

op.cit. van Zuidam, 1985. Pola aliran ini diinterpretasikan merupakan manifestasi

dari pola struktur dan litologi yang ada pada daerah penelitian.

Page 6: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 24

Sungai dengan pola rektangular pada bagian timur daerah penelitian

ditafsirkan sebagai manifestasi dari rekahan-rekahan yang terbentuk.

Sungai dengan pola dendritik pada bagian baratlaut diperkirakan

dipengaruhi oleh dominasi kedudukan lapisan yang cenderung datar dan resistensi

batuan yang seragam pada Satuan Batugamping Kalkarenit dan Satuan

Konglomerat (van Zuidam, 1985). Pada bagian baratdaya daerah penelitian,

terdapat pola sungai subdendritik yang ditafsirkan sebagai akibat dari resistensi

batuan yang seragam dan kontrol struktur berupa rekahan.

Gambar 3.3. Peta analisis pola sungai daerah penelitian.

3.1.4 Satuan Geomorfologi Daerah Penelitian

Geomorfologi daerah penelitian dibagi berdasarkan klasifikasi Lobeck

(1939). Klasifikasi ini berdasarkan pada tipe genetik atau proses dan faktor

Page 7: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 25

penyebab bentukan morfologi, sehingga daerah penelitian dibagi menjadi 3 satuan

geomorfologi yaitu Satuan Perbukitan Lipatan, Satuan Perbukitan Karst, Satuan

Dataran Aluvial.

Gambar 3.4. Peta geomorfologi daerah penelitian.

3.1.4.1 Satuan Perbukitan Lipatan

Satuan ini mendominasi daerah penelitian, ditandai dengan warna kuning

pada peta geomorfologi terlampir (Lampiran E). Satuan Perbukitan Lipatan

(Gambar 3.4) ini meliputi 86% dari luas daerah penelitian, membentuk

kelurusan punggungan berarah timurlaut – baratdaya.

Batuan penyusun satuan morfologi ini adalah perselingan batugamping

kalsilutit-batulempung (Formasi Ogena berumur Jura), perlapisan batugamping

kalsilutit (Formasi Tobelo Berumur Kapur), konglomerat , perselingan batupasir-

batulempung (Formasi Tondo berumur Miosen) dan batugamping kalkarenit

(Formasi Sampolakosa berumur Pliosen). Ekspresi morfologi berupa lembah dan

punggungan sejajar strike lapisan batuan yang memiliki lereng curam-agak curam

(15-35%) yang menunjukkan bahwa satuan ini memiliki tingkat resistensi tinggi-

menengah terhadap erosi dan deformasi (pemendekkan) yang intensif. Proses

Page 8: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 26

geologi utama yang mengontrol pembentukan morfologi satuan ini adalah

pembentukkan lipatan yang berkaitan dengan sesar (fold related fault).

Gambar 3.4. Citra udara daerah penelitian daerah penelitian memperlihatkan ekspresi perbukitan lipatan.

3.1.4.2 Satuan Perbukitan Karst

Satuan ini terdapat pada bagian utara daerah penelitian, ditandai dengan

warna hijau muda pada peta geomorfologi terlampir (Lampiran E). Satuan

Perbukitan Karst (Gambar 3.4) meliputi 8% dari luas daerah penelitian.

Batuan penyusun satuan morfologi ini adalah batugamping terumbu

dimana di dalamnya juga terdapat fasies batugamping bioklastik yang berasosiasi

dengan terumbu Formasi Wapulaka yang berumur Pliosen Akhir sampai

Pleistosen (Davidson, 1991). Litologi ini tidak mengalami proses karsifikasi yang

intensif dan cenderung bersifat chalky

Ekspresi morfologi berupa bukit berundak dengan lereng curam-agak

curam (15-35%) yang memanjang sejajar strike lapisan batuan Satuan

Batugamping Kalsilutit. Proses geologi utama yang mempengaruhi pembentukkan

Page 9: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 27

morfologi satuan ini adalah interaksi antara proses pengangkatan dengan

mekanisme pensesaran naik dan gaya isostasi yang menyebabkan turunnya muka

air laut relatif sehingga ketika proses pengendapan terjadi terumbu merespon

penurunan muka air laut dengan mekanisme down stepping (akan dijelaskan pada

subbab stratigrafi daerah penelitian).

Gambar 3.4. Citra udara daerah penelitian daerah penelitian memperlihatkan ekspresi persebaran

batugamping terumbu

3.1.4.3 Satuan Dataran Aluvial

Satuan ini terdapat pada bagian tenggara daerah penelitian, ditandai

dengan warna biru pada peta geomorfologi terlampir (Lampiran E). Satuan

Dataran (Gambar 3.4) ini meliputi 6% dari luas daerah penelitian.

Batuan penyusun satuan morfologi ini adalah konglomerat, batupasir,

batulempung Formasi Tondo yang berumur Miosen. Litologi tersebut telah

mengalami erosi dan pelapukkan yang intensif sehingga banyak ditutupi oleh

tanah dan endapan alluvial. Ekspresi morfologi berupa lembah dengan kemiringan

lereng landai (0-2%) yang memiliki sungai meander yang menunjukkan bahwa

Page 10: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 28

satuan ini umumnya sangat dipengaruhi oleh kontrol litologi dan struktur berupa

lapisan yang landai.

Foto 3.2 Bentang alam dataran aluvial yang terletak di Desa Lawele (bagian utara daerah penelitian).

3.2 Stratigrafi Daerah Penelitian

Berdasarkan data penelitian di lapangan dan data hasil analisa laboratorium,

maka daerah penelitian dapat dikelompokkan kedalam 6 satuan batuan tidak resmi

dengan urutan dari tua ke muda sebagai berikut : Satuan Batugamping Kalsilutit-

Batulempung, Satuan Batugamping Kalsilutit, Satuan Konglomerat, Satuan

Batupasir-Batulempung, Satuan Batugamping Kalkarenit dan Satuan

Batugamping Terumbu yang diperlihatkan pada kolom stratigrafi umum daerah

penelitian (Gambar 3.5)

Page 11: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 29

Gambar 3.5. Kolom stratigrafi umum daerah penelitian (tanpa skala).

Page 12: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 30

Gambar 3.6. Peta geologi daerah penelitian (tanpa skala).

3.2.1 Satuan Batugamping Kalsilutit-Batulempung

3.2.1.1 Penyebaran

Satuan Batugamping Kalsilutit-Batulempung menempati bagian tengah

daerah penelitian, tersebar memanjang dengan jurus lapisan batuan secara umum

berarah timurlaut-baratdaya (Gambar 3.6), meliputi +16% dari luas daerah

penelitian (warna biru tua pada peta geologi). Satuan ini tersusun atas perselingan

batugamping kalsilutit dan batulempung. Satuan ini tersingkap secara diskrit

(tidak memiliki kemenerusan yang baik) dengan dimensi yang tidak terlalu besar

pada dinding hulu Sungai Winto (Foto 3.2).

3.2.1.2 Ciri Litologi

Litologi Satuan Batugamping Kalsilutit-Batulempung ini terdiri dari

perselingan batugamping kalsilutit dan batulempung dengan kontak tegas di

antara keduanya. Ketebalan batulempung berkisar 2-5cm, sedangkan batugamping

kalsilutit memiliki ketebalan antara 7-20 cm. Keduanya memiliki ketebalan yang

Page 13: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 31

cenderung homogen. Batugamping kalsilutit berwarna abu-abu - coklatmuda,

porositas buruk, kompak, terdapat urat kalsit setebal 1 mm – 3 mm. Batulempung

berwarna coklat, kompak, karbonatan, terdapat struktur sedimen laminasi sejajar.

Hasil analisis petrografi (Lampiran A), diperoleh Batugamping jenis Mudstone

(Dunham, 1962).

Foto 3.3. Singkapan batugamping kalsilutit dan batulempung di lokasi 09AS117.

3.2.1.3 Umur dan Lingkungan Pengendapan

Analisis foraminifera telah dilakukan pada batulempung, namun tidak

ditemukan kehadiran fosil sehingga penulis mengambil referensi berdasarkan

Davidson (1991) yang menyatakan bahwa umur Batugamping Kalsilutit-

Batulempung Formasi Ogena memiliki umur Jura Awal.

Kehadiran fosil ammonit yang telah termineralisasi (morfologi tubuh

tidak jelas) pada sampel batugamping kalsilutit di lokasi 09AS117 turut

memperkuat interpretasi umur tersebut. Satuan ini dibedakan dengan satuan

batugamping kalsilutit yang setara dengan formasi Tobelo berdasarkan ketidak

hadiran rijang dan berselingnya batugamping kalsilutit dengan batulempung.

Satuan ini diendapkan pada lingkungan Neritik-Batial (Davidson, 1991).

A. Singkapan perselingan batugamping kalsilutit-batulempung B. Batugamping kalsilutit berwarna abu-abu dan batulempung berwarna coklat di bagian

b h

Page 14: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 32

3.2.1.4 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

Berdasarkan ciri litologi maka Satuan Batugamping Kalsilutit-

Batulempung ini disetarakan dengan Formasi Ogena (Davidson, 1991). Hubungan

satuan ini dengan satuan dibawahnya tidak dapat diketahui karena tidak

tersingkap di daerah penelitian.

3.2.2 Satuan Batugamping Kalsilutit

3.2.2.1 Penyebaran

Satuan Batugamping Kalsilutit menempati bagian tengah daerah penelitian

(Gambar 3.6), meliputi + 27% dari luas daerah penelitian (warna biru muda pada

peta geologi). Satuan ini tersusun atas batugamping kalsilutit dengan sisipan

rijang. Satuan batuan ini tersingkap dengan baik pada dinding sungai Lakarima

dan sungai Winto. Berdasarkan rekonstruksi penampang geologi ketebalan satuan

ini lebih dari 800 m. Hasil analisis petrografi (Lampiran A), diperoleh

Batugamping jenis Wackestone (Dunham, 1962).

3.2.2.2 Ciri Litologi

Litologi Satuan Batugamping Kalsilutit ini terdiri dari batugamping

kalsilutit masif sampai berlapis dengan sisipan rijang. Batugamping kalsilutit

berwarna putih, porositas buruk, kompak, kaya akan urat kuarsa dan sebagian

kecil urat kuarsa, ketebalan berkisar 10-20cm. Rijang berwarna merah-hitam,

ketebalan 4-15cm. Hasil analisis petrografi (Lampiran A), diperoleh Batugamping

jenis Mudstone (Dunham, 1962).

Page 15: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 33

Foto 3.4. Singkapan batugamping kalsilutit dengan nodul rijang pada lokasi 09AS10. Berupa

perlapisan.

Foto 3.5. Singkapan batugamping kalsilutit dengan nodul rijang pada lokasi 09AS100. Masif.

A. Perlapisan batugamping kalsilut dengan sisipan rijang A1. Nodul rijang

B. Batugamping kalsilutit dengan kehadiran urat kalsit

Page 16: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 34

3.2.2.3 Umur dan Lingkungan Pengendapan

Analisis foraminifera telah dilakukan pada batugamping kalsilutit, namun

tidak ditemukan adanya fosil sehingga penulis mengambil referensi berdasarkan

Davidson (1991) yang menyatakan bahwa umur Batugamping Kalsilutit Formasi

Tobelo memiliki rentang umur yang panjang yaitu bermula dari Zaman Kapur

Akhir sampai Kala Oligosen. Namun, Smith (1991) membagi Fomasi Tobelo ke

dalam beberapa fasies dan penulis mengelompokkan Satuan Batugamping

Kalsilutit ini ke dalam fasies yang berumur Kapur Akhir dimana masih banyak

ditemukan nodul rijang yang berwarna merah. Satuan ini diendapkan pada

lingkungan Neritik-Batial (Davidson, 1991).

3.2.2.4 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

Berdasarkan ciri litologi maka Satuan Batugamping Kalsilutit ini

disetarakan dengan Formasi Tobelo (Davidson, 1991). Hubungan satuan ini

dengan Satuan Batugamping Kalsilutit-Batulempung yang berada di bawah satuan

ini diperkirakan berupa ketidakselarasan. Interpretasi tersebut didapatkan

berdasarkan karakteristik litologi Satuan Batugamping Kalsilutit-Batulempung

sesuai dengan Formasi Ogena sedangkan karakteristik litologi Satuan

Batugamping Kalsilutit sesuai dengan Formasi Tobelo dimana secara regional

(Cekungan Bulu) terjadi pengendapan Formasi Rumu terlebih dahulu sebelum

diendapkan Formasi Tobelo.

3.2.3 Satuan Konglomerat

3.2.3.1 Penyebaran

Satuan Konglomerat menempati bagian baratlaut dan tenggara daerah

penelitian (Gambar 3.6), meliputi + 26% dari luas daerah penelitian (warna

jingga pada peta geologi). Satuan ini tersusun atas perselingan konglomerat-

batupasir serta batulempung dan tersingkap dengan baik pada badan sungai Tondo

dan Lakarima. Berdasarkan rekonstruksi penampang geologi ketebalan satuan ini

sekitar ±400 m.

Page 17: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 35

3.2.3.2 Ciri Litologi

Litologi dari Satuan Konglomerat terdiri dari perselingan konglomerat-

batupasir serta batulempung. Kontak diantara ketiganya bervariasi, berupa kontak

erosional, kontak berangsur dan kontak tegas. Secara umum satuan ini

memperlihatkan suksesi vertikal yang menipis dan menghalus ke atas (Lampiran

F1, F2). Konglomerat berwarna abu-abu, butirannya berukuran pasir kasar-

kerakal, membundar tanggung, pemilahan buruk, kemas terbuka, porositas

sedang-baik, kompak, tebal lapisannya bervariasi antara 40cm - 10m. Struktur

sedimen yang terbentuk berupa graded bedding dan scouring. Komposisi butiran

terdiri dari litik batugamping kalsilutit, batulempung, batuan beku basalt, rijang,

fragmen kuarsa. Terdapat pula rembesan aspal di beberapa tempat.

Foto 3.6. Singkapan Konglomerat pada lokasi 09AS06.

Litologi konglomerat pada satuan ini memiliki ketebalan 2-10m pada

bagian bawah suksesi Satuan Konglomerat dan komposisi butirannya didominasi

oleh litik batugamping kalsilutit. Sedangkan pada bagian atas Satuan Konglomerat

ketebalan lapisan konglomerat berkurang hingga menjadi sekitar 40cm-1m.

Terkadang di dalam tubuh konglomerat terdapat lebih dari satu jejak erosi yang

A. Lapisan konglomerat dengan ketebalan lebih dari 3m B. Butiran didominasi oleh litik batugamping kalsilutit

Page 18: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 36

mengindikasikan bahwa tubuh konglomerat merupakan hasil dari beberapa kali

proses pengandapan (amalgamasi).

Foto 3.7. Singkapan Batupasir pada lokasi 09AS06.

Batupasir berwarna abu-abu - hitam, butirannya berukuran pasir sedang-

pasir sangat kasar, membundar tanggung, sedang, kemas terbuka, porositas

sedang-baik, kompak, karbonatan, tebal lapisannya bervariasi antara 20cm –

1,5m. Struktur sedimen yang terbentuk berupa graded bedding dan scouring.

Komposisi butiran terdiri dari litik batugamping kalsilutit, batulempung,

batuan beku basalt, rijang, fragmen kuarsa. Terdapat lensa konglomerat dan

rembesan aspal di beberapa tempat.

A. Kontak erosional antara batupasir dan konglomerat B. Batupasir C. Struktur sedimen Scouring

Page 19: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 37

Foto 3.8. Singkapan Perlapisan Batulempung pada lokasi 09AS02.

Batupasir berwarna abu-abu - hitam, butirannya berukuran pasir sedang-

pasir sangat kasar, membundar tanggung, sedang, kemas terbuka, porositas

sedang-baik, kompak, karbonatan, tebal lapisannya bervariasi antara 20cm –

1,5m. Struktur sedimen yang terbentuk berupa graded bedding dan scouring.

3.2.3.3 Umur dan Lingkungan Pengendapan

Analisis mikrofosil dilakukan pada bagian bawah dan bagian atas Satuan

Konglomerat. Pada bagian bawah satuan ditemukan foraminifera planktonik

berupa Orbulina universa, Globoquadrina altispira, Hastigerina siphonifera,

Globigerina proebulloides proebulloides yang menunjukkan kisaran umur

pengendapan adalah pada N12 – N16 (Miosen Tengah) berdasarkan biozonasi

Blow (1969) dan foraminifera benthos yaitu berupa Oridorsalis umbonatu. yang

mencirikan lingkungan pengendapan dari batial bawah (500-2000 m)

(Tipsword.,dkk1966) (Lampiran B).

Pada bagian atas satuan ditemukan foraminifera planktonik berupa

Orbulina universa, Globoquadrina altispira, Globigerinoides trilobus fistulosus,

Globigerina venezuelana yang menunjukkan umur pengendapan adalah pada N19

A. Perlapisan batulempung dengan arah dip lapisan ke kiri B. Batulempung berwarna abu-abu

Page 20: BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN - digilib.itb.ac.iddigilib.itb.ac.id/files/disk1/690/jbptitbpp-gdl-adhytiaawa-34475-4... · ... (yang diakibatkan oleh gaya endogen ... permukaan

BAB III GEOLOGI DEARAH PENELITIAN

Geologi Daerah Lawele dan sekitarnya, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara 38

(Pliosen Awal) berdasarkan biozonasi Blow (1969) dan foraminifera benthos

yaitu berupa Nodosaria sp., Operculina spp.. yang mencirikan lingkungan

pengendapan dari neritik tengah (20-100 m) (Tipsword.,dkk1966) (Lampiran B).

Berdasarkan analisis di atas maka Satuan Konglomerat diinterpretasikan

memiliki rentang umur dari N12 sampai N19 (Miosen Tengah - Pliosen Awal)

3.2.3.4 Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

Berdasarkan ciri litologi maka Satuan Konglomerat ini disetarakan dengan

Formasi Tondo (Davidson, 1991). Hubungan satuan ini dengan satuan lebih tua

(Satuan Batugamping Kalsilutit) terdiri dari 2 jenis yaitu: berupa sesar didapatkan

dari posisi stratigrafi dan rekonstruksi penampang geologi dan ketidakselarasan

bersudut didapatkan dari rekonstruksi penampang geologi dan perbedaan

distribusi antara populasi data kedudukan lapisan Satuan Batugamping Kalsilutit

dan satuan Konglomerat pada diagram Stereonet(lower hemisphere) (Gambar

3.7).

Gambar 3.7. Gambar Diagram Stereonet (lower hemisphere) kedudukan lapisan batuan

Satuan Batugamping Kalsilutit (Formasi Tobelo) Satuan Konglomerat (Formasi Tondo)