bab ii tinjuan pustakarepository.ump.ac.id/5230/3/desy ratna purwanti.... bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
4
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Sejauh yang peneliti ketahui belum pernah dilakukan penelitian
mengenai Pengetahuan, Sikap dan Persepsi Konsumen Terhadap Kehalalan
Obat di Kabupaten Banyumas. Beberapa penelitian sejenis yang pernah
dilakukan sebelumnya, yaitu :
Knowledge, Attitude and Perception Regrading Halal Pharmaceuticals
among General Public in Malaysia (Sadeeqa et al, 2013).
1. Persamaan penelitian Sadeeqa et al (2013) dengan penelitian ini adalah:
a. Penelitiaan Sadeeqa et al merupakan penelitian menggunakan
pendekatan cross sectional.
b. Pengumpulan data menggunakan kuisioner yang sudah tervalidasi
dan menggunakan skala Guttman dan Likert.
2. Perbedaan penelitian Sadeeqa (2013) dengan penelitian ini adalah:
a. Penelitian Sadeeqa merupakan penelitian analisi yang
menghubungkan variabel pengetahuan dengan persepsi dan sikap
dengan persepsi konsumen terhadap kehalala obat. Sedangkan
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan
distribusi pengetahuan, sikap dan persepsi konsumen terhadap
kehalalan obat.
b. Daerah penelitian Sadeeqa dilakukan di negara bagian penang
Malaysia meliputi multi-agama, multi-bahasa dan multi-ras.
Sedangkan pada penelitian ini daerah penelitian di Kabupaten
Banyumas dengan responden hanya beragama islam.
c. Penelitian Sadeeqa dilakukan dengan pengumpulan populasi dari
respondeng dengan usia 18 tahun ke atas. Sedangkan pada
penelitian ini menggunakan responden di atas 17 tahun.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
5
B. Landasan Teori
1. Obat
a. Pengertian obat
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, bahwa
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia..
Obat memiliki sifat khusus yang berbeda-beda agar dapat bekerja
dengan baik. Sifat fisik obat, dapat berupa benda padat pada temperatur
kamar ataupun bentuk gas namun dapat berbeda dalam penanganannya
berkaitan dengan pH kompartemen tubuh dan derajat ionisasi obat
tersebut. Ukuran molekuler obat yang bervariasi dari ukuran sangat
besar (BM 59.050) sampai sangat kecil (BM 7) dapat mempengaruhi
proses difusi obat tersebut dalam kompartemen tubuh. Setiap obat
berinteraksi dengan reseptor berdasarkan kekuatan atau ikatan kimia.
Selain itu, desain obat yang rasional berarti mampu memperkirakan
struktur molekular yang tepat berdasarkan jenis reseptor biologisnya
(Katzung,2007).
b. Penggolongan Obat
Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu:
1) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat
dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket
obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna
hitam.
Contoh : Parasetamol
2) Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
6
dokter, dan disertaidengan tanda peringatan. Tanda khusus pada
kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru
dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : CTM
3) Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek
dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket
adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna
hitam.
Contoh : Asam Mefenamat
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital
4) Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin (Depkes, 2006)
c. Bahan Baku Obat
Bahan baku adalah semua bahan, baik yang berkhasiat (zat aktif)
maupun tidak berkhasiat (zat Nonaktif/eksipien), yang berubah maupun
tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan obat walaupun tidak
tidak semua bahan tersebut masih terdapat di dalam produk ruahan
(Siregar, 2010).
Zat aktif senyawa kimia murni tunggal jarang diberikan
langsung sebagai sediaan obat. Akan tetapi, sediaan obat yang
diformulasikan hampir selalu diberikan. Sediaan obat ini dapat beragam
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
7
dari larutan yang relatif sederhana sampai ke sistem sediaan obat yang
rumit, dengan menggunakan zat tambahan atau eksipien dalam
formulasi untuk memberikan fungsi farmasetik yang berbeda–beda
sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan (Siregar, 2010).
Desain dan formulasi suatu bentuk sediaan yang tepat
mensyaratkan pertimbangan karakteristik fisika, kimia, dan biologi
semua zat aktif dan eksipien yang digunakan dalam pembuatan suatu
produk.
2. Kehalalan Obat Menurut Pandangan Islam
a. Pengertian Halal
Kata Halal dalam Bahasa Arab yaitu "halal" yang artinya
"diperbolehkan" menurut hukum islam. Kebalikan dari halal adalah
"haram" yang berarti "melanggar hukum", yaitu "dilarang", dan
"terlarang". Halal dan Haram adalah istilah universal yang berlaku
untuk semua segi kehidupan. Obat halal yaitu obat yang tidak
mengandung bahan yang haram dan keadaanya masih belum bisa
digantikan dengan senyawa lain (Sadeeqa , 2013).
b. Hukum Islam dalam Konsep Halal
Hukum arak dipakai untuk berobat (Riwayat Muslim, Ahmad,
Abu Daud dan Tirmidzi) mengatakan bahwa “arak itu bukan obat,
melainkan penyakit”. (Riwayat Abu Daud) mengatakan bahwa
“Sesungguhnya Alloh telah menurunkan penyakit dan obat, dan
menjadikan untuk kamu bahwa tiap penyakit ada obatnya, oleh karena
itu berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram”. (Riwayat
Bukhari) mengatakan bahwa “Sesungguhnya Alloh tidak menjadikan
kesembuhanmu dengan sesuatu yang Ia haramkan atas kamu”.
Dikatakan keadaan darurat atau sampai dapat mengancam kehiupan
manusia yakni tidak ada obat lain selain arak, berdasarkan kaidah
agama berobat dengan arak tidaklah dilarang. Sesuai dengan firman
alloh (al-An’am : 145) yang artinya “ Siapa yang dalam keadaan
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
8
terpaksa dengan tidak sengaja serta tidak melewati batas, maka
sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Pengasih”.
Mempertahankan hidup lebih utama atau wajib dibandingkan
dengan yang lain dengan menyampingkan hal yang terlarang menurut
islam dengan alasan darurat. Dalam sabda nabi Muhammad
sholallohu’alahiwassalam menekankan pentingnya menjaga lima hal
dalam hidup yaitu agama, kehidupan, kecerdasan, keturunan dan obat
(HR Bukhari) (Asmak, 2015).
c. Bahan Obat yang Halal Menurut Islam
Adapun bahan-bahan obat dan cara pengobatan menurut islam
yang dihalalkan yaitu: (Asmak, 2015)
1) Sumber obat tidak mengandung zat dari hewan yang terlarang
seperti babi atau binatang yang disembelih tidak sesuai syariat
Islam. Obat yang terbuat dari tanaman, tanah, air, sumber mineral
dan mikro organisme yang ada di darat dan di dalam air dianggap
halal dan diperbolehkan kecuali yang beracun dan berbahaya.
Sama halnya dengan kandungan obat yang dibuat secara sintesis
itu halal kecuali bahan-bahan yang beracun, berbahaya, dan yang
tercampur bahan yang tidak halal.
2) Metode persiapan, pemprosesan, pembuatan, atau pemyimpanan
harus terbebas dari unsur yang tidak halal atau kotor.
3) Penggunaannya tidak memiliki dampak yang berbahaya di masa
yang akan datang.
4) Berdasarkan pada konsep halalan toyyiban, aspek higienis dalam
mempersiapkan dan penanganan obat harus diperhatikan semua
pihak. Kehalalan berarti terbebas dari kotoran, debu, kuman dan
kandungan non-halal lainnya seperti minuman keras yang dapat
menyebabkan penyakit dan termasuk kebersihan personilnya,
pakaian, alat dan tempat proses pengobatan. Dipastikan bahwa
obat yang diproduksi tidak membahayakan bagi pelanggan.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
9
5) Sertifikasi dari dokter Muslim yang jujur dan terpercaya selama
inspeksi.
6) Obat tidak mengandung bahan-bahan yang tidak dijelaskan dalam
formulasi dan terbukti digunakan.
7) Perawatan tidak berdasarkan pada sihir, pemujaan, dan takhayul
atau penggunaan zat atau media yang dilarang karena mereka
bertentangan dengan syariat Islam. Dengan jelas disebutkan
dalam Al Qur’an bahwa: “Dan sesungguhnya ada beberapa orang
laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan
kepada beberapa laki-laki dari jin, tapi mereka (jin) menjadikan
mereka (manusia) bertambah sesat” (Al-Jinn, 72: 6).
d. Bahan Obat Haram Menurut Islam
Adapun bahan-bahan obat menurut islam dianggap haram namun
dapat digunakan dalam keadaan darurat antara lain yaitu: (Asmak,
2015)
1) Alkohol merupakan senyawa organik yang mengandung bahan
yang dilarang menurut hukum islam. Alkohol digunakan sebagai
reagen maupun pelarut meliputi: benzil alkohol, metil alkohol dan
polietilena alkohol. Selain itu juga dapat digunakan sebagai
antiseptik untuk obat luar. Menurut agama islam, alkohol yang
terkandung dalam obat yang diminum dikatakan haram jika
melewati batas efek memabukan. Alkohol diperbolehkan karena
digunakan untuk obat luar karena efeknya membunuh bakteri.
2) Bangkai tidak diperbolehkan digunakan, binatang yang mati
yang tidak disembelih berdasarkan syariat Islam untuk tujuan
pengobatan. Islam telah memperingatkan bahwa pengobatan
menggunakan zat yang dilarang itu tidak baik dan memalukan
berdasarkan akal sehat dan perundang-undangan. Oleh karena
itu, Muslim dilarang untuk untuk mencari kesembuhan penyakit
melalui penggunaan zat yang dilarang. Mungkin zat yang illegal
efektif menyembuhkan penyakit fisik, akan tetapi hal tersebut
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
10
akan menghasilkan racun dalam jiwa. Namun demikian,
Muslim diperbolehkan menggunakan binatang dan organ dalam
yang halal untuk dimakan dan disembelih sesuai syariat Islam
guna untuk pengobatan.
3) Gelatin merupakan bahan obat yang berasal dari protein, tulang
dan kulit hewan. Gelatin banyak ditemukan dari babi karena
ketesediaan yang banyak. Menurut hukum islam babi adalah
haram. Sampai sekarang penggunaan gelatin masih
diperbolehkaan karena mencari alternatife lain sangat sulit dengan
alasan ketersediaanya sangat sedikit.
4) Contoh Obat Haram, Insulin; ada beberapa tipe insulin seperti
regular human insulin (RHI), rapid-acting insulin analogues
(RAAs), neutral protamine insulin dan long-acting analoges
yang tersedia untuk pasien diabetes untuk mengendalikan kadar
gula darah diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2. Insulin pada
mulanya berasal dari ekstrak pankreas anjing dan hari ini
insulin bisa diperoleh dari sapi, babi atau rekombinan insulin
manusia. Sekarang, penggunaan rekombinan insulin manusia
telah tersebar yang diproduksi melalui metode rekayasa genetik
yang berasal dari insulin babi. Heparin; Heparin adalah
anticoagulant yang digunakan untuk mencegah pembentukan
pembekuan darah untuk memudahkan sirkulasi darah. Heparin
diberikan melalui injeksi dan umumnya digunakan pada operasi
jantung dan penyakit kardiovaskular. Heparin diproduksi dari
usus babi dan paru sapi. Porcine trypsin; Trypsin berasal dari
babi dan digunakan dalam berbagai macam penggunaan ilmiah
dan medis juga dalam industri makanan. Trypsin juga
digunakan dalam produksi insulin yang umumnya digunakan
untuk mengobati diabetes (Diabetes mellitus). Low Molecular
Weight Heparin (HBMR).
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
11
3. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
behaviour). Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif (Notoatmodjo,
2012), tercakup dalam 6 tingkatan, yaitu:
a) Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya dengan spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Pengukuran bahwa
orang yang bersangkutan tahu yaitu dapat menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b) Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar. Pengukuran
bahwa orang yang bersangkutan telah paham yaitu: dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkandan
sebagainya.
c) Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi yang dimaksud yaitu: penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya.
d) Analisis
Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan suatu
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Pengukuran kemampuan analisis yaitu dapat dilihat dari:
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
12
penggunaan kata kerja, menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokan sebagainya.
e) Sintesis
Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Pengukuran kemampuan menyintesis yaitu dapat dilihat
dari cara: menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan
sebagainya.
f) Evaluasi
Evaluasi diartikan sebagai dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran
kemampuan mengevaluasi dapat digunakan kriteria yang sesuai
dengan sebab dan akibat.
4. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dapat disimpulkan bahwa
manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Sedangkan menurut Newcomb, salah seorang psikolog sosial
menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Menurut
Alport yang dikutip Notoatmodjo (2012) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
a) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c) Kecenderungan untuk bertindak (tend tobehave)
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
13
Dengan kata lain, fungsi sikap merupakan (reaksi terbuka)
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan)
atau reaksi tertutup. Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :
a) Menerima
Menerima merupakan sikap seseorang mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan.
b) Menanggapi
Menanggapi merupakan sikap memberikan jawaban atau
tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi terlepas
dari usaha ya tersebut salah atau benar.
c) Menghargai
Menghargai merupakan sikap seseorang mengajak orang lain
untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
d) Bertanggung jawab
Bertanggung jawab merupakan sikap yang paling tinggi
tindakannya dan sikap bertanggung jawab yaitu mampu
mengambil segala resiko yang terjadi.
5. Persepsi
Menurut Robbin, persepsi merupakan sebagai proses seseorang
dapat mengorganisasikan dan menginterpretasikan sensasi yang dirasakan
dengan tujuan untuk memeberi makna terhadap suatu lingkungan
(Notoatmodjo, 2010).
Walaupun proses mulainya rangsangan fisik hingga interprestasi
yang begitu cepat, maka untuk mempelajari persepsi kita dapat
membaginya menjai dua bagian besar yaitu: proses sensasi atau merasakan
(sensasion) yang menyangkut proses sensor dan proses persepsi yang
menyangkut interprestasi kita terhadap suatu objek yang kita lihat atau kita
dengar atau kita rasakan (Notoatmodjo, 2010).
Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk
dalam perhatian kita. Faktor-faktor ini dapat kita bagi menjadi dua
kelompok besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
14
merupakan faktor yang melekat pada suatu objek, sedangkan faktor
eksternal merupakan faktor yang terjadi bila ada stimulus dari orang yang
mempresentasikan hal tersebut.
(1) Faktor Eksternal
(a) Kontras: cara paling mudah untuk menarik perhatian seseorang
yaitu dengan kontras baik pada warna, ukuran, bentuk atau
gerakan.
Kontras warna: jika kita mendaki gunung maka kita harus
memakai pakaian yang berwarna mencolok seperti warna
jingga, supaya memudahkan pencarian bila kita tersesat.
Kontras ukuran: cara ini banyak dilalakukan oleh
perusahaan iklan, dimana mereka akan membuat papan
iklan yang besar untuk menarik perhatian.
Kontras bentuk: jika kita berbadan gemuk kemudian kita
berkumpul diantara orang yang berbadan kurus maka kita
akan cepat menjadi perhatian.
Kontras gerakan: gerakan akan menarik perhatian kit ajika
benda-benda lainnya diam.
(b) Perubahan intestinal: suara yang pelan berubah menjadi keras,
atau cahaya yang awalnya redup menjadi terang akan menarik
perhatian kita.
(c) Pengulangan: iklan yang sering diulang-ulang akan menarik
perhatian kita, walaupun sering sekali membuat kita merasa
marah dibuatnya.
(d) Sesuatu yang baru: suatu stimulus yang baru akan lebih menarik
perhatian kita dari pada sesuatu apa yang sudah kita ketahui.
(e) Sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak: suatu stimulus
yang menarik perhatian orang banyak maka akan menarik
perhatian kita.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
15
(2) Faktor Internal
(a) Pengalaman atau pengetahuan: pengalaman atau pengetahuan
yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang sangat berperan
dalam menginterprestasikan stimulus yang kita peroleh.
Pengalaman masa lalu maka akan memepengaruhi perubahan
interprestasi.
(b) Harapan: harapan terhadap sesuatu akan mempengaruhi persepsi
akan adanya stimulu yang ada.
(c) Kebutuhan: kebutuhan akan memepengaruhi stimulus tersebut
dapat masuk adalam rentang perhatian kita dan kebutuhan ini
akan menginterprestasikan stimulus secara berbeda.
(d) Motivasi: motivasi akan memepengruhi persepsi seseorang.
(e) Emosi: emosi seseorang akan memepengaruhi persepsi terhadap
stimulus yang ada. Emosi takut juga akan mempengaruhi persepsi
kita terhadap rasa sakit.
(f) Budaya: seseorang dengan latar belakang budaya yang sama akan
menginterprestasikan orang-orang dalam kelompoknya secara
berbeda, namun akan mempersepsikan orang-orang diluar
kelompoknya sebgai sama saja (Notoatmodjo, 2010).
6. Konsumen
Istilah Konsumen berasal dari kata consumer atau
consument/konsument Celina (2009). Pengertian tersebut secara harfiah
diartikan sebagai “orang atau perusahaan yang membeli barang tertentu
atau menggunakan jasa tertentu” atau “sesuatu atau seseorang yang
menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang” Abdul (2008).
7. Pengambilan Keputusan Pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk prefelensi terhadap
merek-merek yang terdapat pda perangkat pilihan. Konsumen mungkin
juga memebentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai.
Walaupun demikian, dua faktor dapat memepengaruhi tujuan membeli dan
keputusan membeli. Faktor yang pertama yaitu sikap orang lain, sejauh
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017
16
mana sikap orng lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan
tergantung pada dua hal: (1) intensitas sikap negatif orang lain tersebut
terhadap alternatif pilihan konsumen dan (2) Motivasi konsumen untuk
menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap
negatif orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut
dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan
menyesuaikan tujuan pembeliannya.
Tujuan pemebelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan
yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan
faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang
diharapkan, dan manfaat prouk yang diharapkan. Pada saat konsumen
ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul
dan mengubah tujuan membeli.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN….. DESY RATNA PURWANTI, FAKULTAS FARMASI UMP 2017