bab ii landasan teori a. pengetahuan perencanaan keuangan

35
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan Islami Definisi dari pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan kepandaian. 12 Pengetahuan merupakan segala sesuatu neliput proses, cara dan pemahaman yang dipelajari baik-baik agar faham. Menurut Prita Hazari Ghozie, perencanaan keuangan adalah sebuah proses di mana seseorang atau individu berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan finansialnya melalui pengembangan dan implementasi dari sebuah rencana keuangan yang komprehensif dan perencanaan keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan yang jelas dan memudahkan rencana keuangan ibaratkan sbuah blue print yang dapat menunjukkan kemana arah kondisi keuangan individu berjalan. 13 Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain dari pengalaman, kita juga menjadi tahu lewat informasi dari orang lain. Pengetahuan merupakan hasil dari “Tahu” dan itu terjadi setelah prang lain melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni; penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 14 Banyak individu khususnya mahasiswa yang masih awam mengenai perencanaan keuangan. Dilihat dari penelitian terdahulu banyak pembahasan mengenai perencanaan keuangan yang menganggap bahwa perencanaan keuangan hanya berlaku pada perusahaan-perusahaan besar saja dan yang memiliki banyak uang. Padahal pemikiran mereka salah, perencanaan keuangan berlaku bagi siapa saja dan tidak memandang apapun. 12 Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikutip dari http://www.kamusbesar.com/, diakses pada 19 Oktober 2015. 13 Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal 62. 14 Soekido Notoatmodjo, 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rienka Cipta, hal. 121

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan Islami

Definisi dari pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan

kepandaian.12

Pengetahuan merupakan segala sesuatu neliput proses, cara dan

pemahaman yang dipelajari baik-baik agar faham. Menurut Prita Hazari Ghozie,

perencanaan keuangan adalah sebuah proses di mana seseorang atau individu

berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan finansialnya melalui pengembangan dan

implementasi dari sebuah rencana keuangan yang komprehensif dan perencanaan

keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan yang jelas dan

memudahkan rencana keuangan ibaratkan sbuah blue print yang dapat

menunjukkan kemana arah kondisi keuangan individu berjalan.13

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita berdasarkan

pengalaman yang kita miliki. Selain dari pengalaman, kita juga menjadi tahu

lewat informasi dari orang lain. Pengetahuan merupakan hasil dari “Tahu” dan itu

terjadi setelah prang lain melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni; penglihatan, pendengaran,

penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga.14

Banyak individu khususnya mahasiswa yang masih awam mengenai

perencanaan keuangan. Dilihat dari penelitian terdahulu banyak pembahasan

mengenai perencanaan keuangan yang menganggap bahwa perencanaan keuangan

hanya berlaku pada perusahaan-perusahaan besar saja dan yang memiliki banyak

uang. Padahal pemikiran mereka salah, perencanaan keuangan berlaku bagi siapa

saja dan tidak memandang apapun.

12

Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikutip dari http://www.kamusbesar.com/, diakses pada 19

Oktober 2015. 13

Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan

Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal 62. 14

Soekido Notoatmodjo, 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rienka Cipta,

hal. 121

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

13

Pengetahuan tentang perencanaan keuangan sangat penting. Pengetahuan

keuangan tidak hanya membantu mahasiswa dalam mengelola keuangan dengan

bijak, namun juga memberi manfaat bagi ekonomi. Dalam mengelola keuangan

haruslah ada perencanaan keuangan untuk mencapai tujuan finansial. Baik itu

jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk dapat mengelola perencanaan

keuangan dengam baik mahasiswa bisa melakukan perencanaan keuangan

sederhana seperti menabung, baik menabung melalui lembaga keuangan syariah

seperti pengelolaan investasi dan menabung dalam bentuk tradisional seperti

celengan. Dengan adanya perencanaan keuangan yang baik dapat menghindari

mahasiswa dari prilaku konsumtif serta pemborosan.

Dalam Islam, menurut bahasa Arab bahwa pengetahuan disebut dengan

„ilm atau ma‟rifah.15„Ilm yang kemudian diserap ke bahasa Indonesia menjadi

„ilmu‟ atau „ilmu pengetahuan‟. Dan menurut perspektif Islam, ilmu merupakan

pengetahuan mendalam hasil usaha yang sungguh-sungguh dari para ilmuwan

muslim atas persoalan-persoalan dunia dan ukhra dengan bersumber kepada

wahyu Allah.16

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan suatu proses

mengenali, menyadari, dan mengerti akan sesuatu hal yang mana didapatkan dari

usaha manusia itu sendiri agar mengetahui dengan sungguh-sungguh, dan

bersumber pada wahyu Allah.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,

diantaranya:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu

mencerdaskan manusia.

2. Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat

luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.

15

Adib Bisri dan Munawwir A. Fatah, 1999,Kamus Al-Bisri: Indonesia-Arab Arab-Indonesia,

Surabaya: Pustaka Progressif, hal. 354. 16

Mohammad Kosim, 2008, “IlmuPengetahuanDalam Islam (PerspektifFilosofis-Historis)”,

Jurnal Tadris Stain Pamekasan, Vol. 3 No.2, hal. 122.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

14

3. Informasi

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang

menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi

juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi

informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan

menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Adanya perbedaan definisi

informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan

(intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang

diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan

melalui komunikasi.

Dengan pengalaman yang dimiliki, berbekal keterangan yang diperoleh

dari orang lain, dan dengan melakukan uji coba terhadap suatu objek untuk

menemukan sebuah kebenaran maka seseorang dapat memperoleh pengetahuan.

Maka secara umum bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal,

yaitu mencakup latar belakang pendidikan, sumber-sumber yang berupa media,

dan informasi.

Pada konsep Islamic financial planning, pengetahuan perencanaan

keuangan mutlak diperlukan untuk mengambil keputusan agar mahasiswa mampu

memilih produk investasi syariah berdasarkan kebutuhan perencanaan keuangan

masing-masing individu.

B. Perencanaan Keuangan dalam Perspektif Keuangan Islam

1. Definisi Perencanaan Keuangan dalam Perspektif keuangan Islami

Perencanaan kuangan merupakan hal yang penting dalam mencapai

suatu tujuan finansial. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar

mengenai perencanaan keuangan. Perencanaan atau planning adalah kegiatan

awal dalam sebuah pekerjaan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait

dengan pekerjaan itu agar mendapat hasil yang optimal.17

17

Didin, Hafidhuddin dan Henri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta:

Gema Insani, 2008), Hal. 77.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

15

Dalam konteks perencenaan keuangan konvensional dikenal dengan

sebutan financial freedom yang identik dengan kebebasan dari bekerja dan

pendapatan pasif yang besar. Menurut Robert Kiyosaki mengatakan bahwa

financial freedom itu diperoleh ketika seseorang sudah bisa men-support

berbagai keperluan dirinya hanya dari passive income, seperti hasil investasi

properti atau bisnis. Kebebasan finansial sebagai suatu keadaan ketika

seseorang telah berhasil “menempatkan harta ditangannya, tetapi tidak

dihatinya”. Dengan kata lain, financial freedom diperoleh ketika sudah

muncul sifat qana‟ah dalam hati seseorang atau terbebas dari kekhawatiran

dari hartanya. Artinya, seseorang tidak lagi merasa kekurangan dengan harta

yang sedikit dan tidak pula boros ketika harta sudah banyak.18

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering menemukan istilah

perencanaan keuangan. Definisi perencanaan keuangan menurut Certified

Financial Planner, Board of Standards, Inc. adalah proses mencapai tujuan

seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana.19

Konsep perencanaan keuangan syariah adalah konsep perencanaan

keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam. Islam mengajarkan

pada para umatnya untuk melakukan ritual keagamaan yang sering disebut

ibadah dan juga mengajarkan tata cara melakukan kegiatan ekonomi dan

pengelolaan harta. Para perencana keuangan syariah berusaha melakukan

eksplorasi yang maksimal agar investasi dan tata cara pengelolaan keuangan

memenuhi hukum-hukum yang telah diatur dalam Al-Quran dan Hadits. 20

Perencanaan keuangan adalah selain proses penentuan tujuan

keuangan dan prioritas keuangan, juga mempertimbangkan sumberdaya yang

dimiliki, profil risiko dan gaya hidup saat ini. Agar rencana dibuat secara

realistis dan seimbang untuk mencapai sasaran tersebut (gol). Rencana inilah

18

Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance ( solusi mudah mengatur keuangan keluarga islami),

Cet. Pertama, (Solo: Tinta Medina, Juni 2013), Hal. 9. 19

Indrasto Budisantoso dan Gunanto, 2010, Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadian

keluarga, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hal. 11 20

Perencanaan Keuangan Syariah, dikutip dari

http://perencanakeuangan123.com/2010/10/08/ perencanaan- keuangan- syariah /, diakses pada 25

Mei 2015.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

16

yang digunakan sebagai panduan dan memetakan suatu tindakan,

“Bagaimana dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. 21

Perencanaan Keuangan Syariah juga dapat didefiniskan sebagai

proses perencanaan suatu kehidupan yang lebih baik dengan melakukan

perencanaan, pemilihan serta pengelolaan kekayaan dan keuangan dalam

kehidupan untuk mencapai tujuan hidup jangka pendek, menengah, dan

jangka panjang baik di dunia maupun akhirat.22

Perencanaan Keuangan kita tidak hanya berhenti dari sisi duniawi

akan tetapi insya Allah akan terus berlanjut ke akhirat dengan ketika pahala

yang terus bersambung tersebut. Oleh sebab itu, segala sesuai persiapan

secara keuangan di dunia ini. Konsep lain yang berbeda di dalam Islamic

Financial Planning, salah satunya adalah bahwasannya seluruh perbuatan

yang kita lakukan di dunia ini seyogyanya perbuatan yang baik, halal dan

memberikan berkah contohnya adalah dalam mencari rizki. Dari perbuatan

yang halal dan membawa berkah ini pun barulah kita melakukan Perencanaan

Keuangan secara Islami yang menyangkuat di antaranya adalah: Pendapatan

secara Islami, Pengeluaran secara Islami, Manajemen Utang, Perlindungan

(Manajemen Resiko) secara Islami, Investasi, serta Zakat, Sedekah, Amal,

dan Wakaf.

Tujuan investasi kemudian dimulai dengan perencanaan pernikahan

(bagi yang belum menikah) dan perencanaan sekolah untuk menambah ilmu.

Menambah ilmu tidak hanya ilmu secara duniawi tapi juga memperkuat ilmu

keagamaan seperti memupuk kebiasaan membaca atau Iqra‟ termasuk

membaca Al-Qur‟an. Dengan membaca akan menambah ilmu kita, oleh

sebab itu perencanaan pendidikan menjadi hal pertama yang sangat penting

dalam Perencanaan Keuangan secara Islami. Perencanaan lainnya antara lain

adalah; Perkawinan (Sunnah Rasul), Tabungan/Investasi, Memenuhi

keperluan Rumah Tangga, Wasiat, Memiliki Keturunan, Mengurusi Orang

Tua, Mobil, Properti, Pajak, Asuransi (Takaful), serta perencanaan Darurat

21

Abu Yusuf, Perencanaan Keuangan Syariah, dikutip dari http:// ekonomi.

kompasiana .com /moneter/ 2011/10/18/ perencanaan- keuangan-syariah/ , diakses 25 Mei 2015. 22

Agustianto Mingka dan Luthfi Trisandi, 2010, Fiqh Keuangan Syariah, Jakarta: MudaMapan

Publishing, hal. 41

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

17

(Emergency Fund) dan lain sebagainya yang akan dibahas lebih lanjut di

tulisan berikutnya.Bisa dilihat bahwa dengan melakukan Perencanaan

Keuangan secara Syariah (Islami) kita tidak hanya mengharapkan ketenangan

secara dunia, tapi juga mengharapkan keberkahan hidup dan ketenangan di

akhirat nanti.23

2. Tujuan Perencanaan Keuangan Dalam Perspektif Keuangan Islami

Perencanaan keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana

keuangan yang jelas dan memudahkan kita untuk mencapai suatu tujuan

finansial. Tujuan perencanaan keuangan adalah untuk mengehemat apapapun

menjadikan pengeluaran menjadi lebih efektif, atau digunakan untuk hal-hal

yang perioritas. Artinya kita bisa mengelola besarnya uang yang masuk dan

mengelolanya dengan baik. Tujuan perencanaan keuangan dalam perspektif

Islam adalah perencanaan menjadikan fallah sebagai tujuan finansial yang

berarti mendapat keberuntungan, kemuliaan, dan ketenangan tidak hanya

didunia namun juga diakhirat.24

Berikut adalah beberapa contoh rencana

finansial untuk masing- masing tujuan25

\

23

Aidil Akbar, Seputar Perencanaan Keuangan Syariah (Finance Detik.com), Dikutip dari

http://finance.detik.com/read/2013/07/24/070313/2312229/722/masih-seputar-perencanaan-keuangan-

syariah , diakses pada 23 mei 2015. 24

Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 12-13. 25

Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Solusi), (Jakarta: Gema Insani, November, 2008),

Hal. 46.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

18

TABEl 2.1.

RENCANA FINANSIAL DAN KESESUAIANNYA DENGAN TUJUAN

RENCANA FINANSIAL TUJUAN

Rencana Pengelolaan Uang Pengendalian anggaran biaya

Rencana Tabungan Untuk pembentukan dana darurat

Rencana Investasi Untuk menaikkan nilai kekayaan

Rencana Pengelolaan Kewajiban Pengendalian kewajiban utang

kepada pihak lain

RencanaAsuransi Syariah Untuk antisipasi risiko jiwa

maupun properti

Rencana Pensiun Untuk persiapan pensiun

Rencana Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf Pengelolaan warisan agar terjadi

terjadi transfer yang mulus

kepada ahli waris dn menjadi

bekal akhirat

Sumber: Dinar Solution Tahun 2008

3. Manfaat Perencanaan Keuangan dalam Perspektif Islami

a) Memastikan semua kebutuhan pokok terpenuhi dan sebagai acuan

dalam penyusunan perencanaan keuangan.

b) Sebagai evalasi pengelolaan keuangan kita. Salah satu caranya adalah

dengan memeriksa kondisi keuangan kita atau financial chek up

dalam mencapai tujuan finansialm

c) Sebagai pemberi semangat (motivasi).26

2. Menyusun Rencana Keuangan dalam Perspektif keuangan Islami

a. Perencanaan Keuangan Bagian Dari Maqasyid Syariah

Secara bahasa „Maqashid syariah‟sebagai maksud atau tujuan dari

syariah, yang artinya sebagai hukum Islam atau agama Islam itu sendiri.

26

Ibid, Hal. 134.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

19

Menurut Ibnul Qayyim, maqashid syariah yang termasuk dalam kategori

kebutuhan yang mendasar mempunyai lima dimensi yaitu:27

1) Pemeliharaan agama (hidfdhun-din),

2) Pemeliharaan jiwa atau kehidupan (hifdhul-hayah),

3) Pemeliharaan intelek/ilmu pengetahuan (hifdhul-„aql),

4) Pemeliharaan keturunan (hifhun-nasl), dan

5) Pemeliharaan harta (hifdhun-maal).

Dari kelima dimensi diatas telihat bahwa Islam melalui penerapan

hukum-hukum Allah menjamin keberlangsungan umat Islam melalui

perlindungan ang terkait elemen-elemen penting dalam hidup: nyawa,

harta benda, akal pikiran, keturunan, dan agama itu sendiri. Agama perlu

dilindungi agar hidup tidak menjadi pelantara tanpa perdaban, begitu juga

akal dan ilmu pengetahuan perlu dikembangkan dan diasah. Keturunan

juga harus dilindungi dan dikembangkan agar umat manusia tidak puna.

Dengan demikian salah satu cara melindungi harta adalah dengan

merencanakan keuangan. Bukan sekedar melindungi dari pencurian,

perampokan atau kejahatan lainnya, melainkan untuk menghindari

penyalahgunaan dalam mengelola keuangan seperti perilaku konsumtif,

mubazir, berlebih-lebihan yang pada akhirnya membuat uang tersebut

tidak terarah.

b. Kerangka pengelolaan keuangan dalam Islam28

1) Goal pengelolaan keuangan Islam adalah falah.

2) Goal perantara untuk mencapai falah adalah maslahah.

27

Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance (Solusi Mudah Mengatur Keuangan Keluarga

Islami), Cet. Pertama, (Solo: Tinta Medina, Juni 2013), Hal. 24. 28

Achmad Firdaus, Kajian Islam Tentang Pengelolaan Keuangan Keluarga, dikutip dari

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/03/31/kajian-islam-tentang-pengelolaan-keuangan-

keluarga/, diakses pada 26 Mei 2015.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

20

3) Pengelolaan keuangan didedikasikan untuk kehidupan di akhirat

(Al-Qur‟an Surat Al-Hasyr Ayat 18 )29

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari

esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

4) Menghindari cara-cara yang maisir, ghoror, riba dan dzalim baik

dalam mengumpulkan pendapatan maupun dalam

membelanjakannya.

5) Utamakan shadaqoh meskipun rizki sedang sempit

(Al-Qur‟an Surat At-Thalaq Ayat 7) 30

Artinya: “hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.

dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang

diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang

melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan

kelapangan sesudah kesempitan”

29

Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010). 30

Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

21

6) Menjauhi sifat boros (Al-Qur‟an Surat Al-Isra‟ Ayat 26)31

Artinya: “dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan

haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan

janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”.

Hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

لا

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik Radhiallahu Ta‟ala „Anhu,

pelayan Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam, dari Nabi Shallallahu

„Alaihi a Sallam, beliau bersabda:

“Tidak beriman salah seorang kalian sampai dia mencintai saudaranya,

seperti dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)32

Hadits ini adalah pedoman utama dalam akhlaq yang mulya.

Berbuatlah kepada orang lain sebagaimana engkau suka diperlakukan

demikian. Mencintai sesuatu terjadi pada saudara kita sebagaimana kita

suka hal itu terjadi pada diri kita. Sikap itu akan menyebabkan iman

seseorang menjadi lebih sempurna. Tidak sempurna iman seseorang

hingga ia bersikap demikian. Hendaknya kita sebagai manusia selalu

31

Al-Qur‟an Karim dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2010). 32

http//Muslim.or.id.hadits_HR_Bukhori

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

22

mencintai saudara kita dan selalu membantu dalam saat kesusahan dengan

sedikit harta yang kita berikan bisa kita sedekahkan. 33

a. Tahap Perencanaan Keuangan

Melakukan perencanaan keuangan dapat membantu seseorang

mencapai kebebasan financial. Dengan melakukan perencanaan keuangan

yang benar didalam keluarga maka keluarga mapan yang diimpikan oleh

setiap keluarga dapat tercapai.

Secara sistematis perencanaan finansial dapat didekati dengan lima

langkah yatu:34

1) Penilaian terhadap sumber daya finansial saat ini.

2) Pendefinisian sasaran finansial saat ini.

3) Pengembangan rencanan finansial secara sistematis.

4) Implementasi rencana finansial.

5) Memantau hasil dan revisi sasaran dan rencana apabila

dibutuhkan.

Ada beberapa pendapat lagi mengenai proses perencanaan keuangan

yaitu: 35

a) Menetapkan Tujuan Keuangan dan Menentukan Prioritas

Pada tahap ini seseorang (selanjutnya kita sebut individu) bersama

perencana keuangan menentukan tujuan keuangannya, memahami jangka

waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut, mendiskusikan

bagaimana perasaan individu atas risiko yang mungkin muncul dan

selanjutnya memprioritaskannya. Yang perlu ditekankan adalah tujuan

tersebut haruslah SMART atau spesifik (specific), dapat diukur

(measurable), dapat dicapai (achievable), realistis (realistic), dan punya

target waktu pencapaian (target).

Contoh dari tujuan keuangan:

33

Di kutip dari https://muslim.or.id/9427-panduan-zakat-1-keutamaan-menunaikan-zakat.html,

di akses pada 15 maret 2016 34

Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Solusi), (Jakarta: Gema Insani, November, 2008),

Hal. 31. 35

Andrie Wongso, proses perencanaan keuangan, dikutip dari http://www.andriewongso.com

/articles/details/ 5267/Proses-Perencanaan-Keuangan, diakses pada 26 Mei 2015.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

23

o Mempertahankan gaya hidup saat ini.

o Mengakumulasikan kekayaan untuk tujuan pensiun.

o Proteksi jiwa dan kesehatan.

o Pendidikan anak.

o Pembagian warisan secara adil.

o Kebebasan finansial.

o Meminimalkan pajak yang dibayar.

o Dan sebagainya.

b) Mengumpulkan Informasi yang Relevan

Langkah berikutnya adalah mengumpulkan data finansial yang

diperlukan sebanyak mungkin untuk merumuskan strategi yang cocok

guna merealisasikan tujuan. Semua informasi atau dokumen yang

diperlukan harus ditemukan, sebelum mendapatkan nasihat yang

dibutuhkan. Informasi mengenai data keuangan dapat diperoleh melalui

pengumpulan data, survei, maupun pengisian kuesioner. Cara apa pun

yang ditempuh mempunyai kelebihan masing-masing.

Contoh informasi yang harus dikumpulkan:

o Data tentang aset/kekayaan dan kewajiban/utang.

o Proyeksi pendapatan di masa mendatang.

o Analisis arus kas dan budget.

o Tabungan, polis asuransi yang dimiliki.

o Profil risiko individu.

o Dan sebagainya.

c) Analisis Informasi yang Ada

Selanjutnya, individu dan perencana keuangan harus melakukan

analisis dan evaluasi atas informasi yang diperoleh untuk menentukan situasi

individu saat ini dan menentukan apa yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan individu tersebut. Pada tahap ini perencana keuangan mencoba melihat

kekuatan dan kelemahan status keuangan individu dan menganalisis bahaya

atau risiko potensial yang mungkin muncul yang dapat menghalangi

pencapaian tujuan keuangan. Analisis yang dilakukan termasuk analisis aset,

kewajiban dan arus kas, asuransi yang telah dimiliki, serta investasi yang

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

24

telah dilakukan. Hal ini tergantung dari jenis pelayanan yang diinginkan sang

individu. Dari analisis ini, perencana keuangan dapat menilai apakah tujuan

keuangan kliennya realistis atau tidak. Jika tidak, sang individu akan

disarankan untuk mengubah harapannya.

Contoh area penting pada saat melakukan analisis dan evaluasi ini:

o Prospek karier dan pendapatan nasabah.

o Akumulasi dana yang sudah terkumpul untuk kebutuhan pensiun.

o Kepemilikan rumah.

o Pengelolaan kewajiban (utang).

o Dana yang telah dipersiapkan untuk pendidikan.

o Perencanaan bisnis pribadi.

o Tabungan yang sudah dimiliki hingga saat ini.

o Dan sebagainya.

d) Menyajikan rekomendasi perencanaan keuangan

Perencana keuangan harus memberikan rekomendasi perencanaan

keuangan yang dititikberatkan pada tujuan keuangan individu berdasarkan

informasi yang diberikan dan mengakomodir sejumlah faktor eksternal yang

mungkin menghambat pencapaian tujuan keuangan. Perencana keuangan

harus memastikan bahwa rekomendasi yang dibuatnya dibangun atas dasar

pertimbangan yang sangat hati-hati dari seluruh data kuantitatif dan kualitatif

yang terkumpul. Perencana keuangan bersama-sama dengan individu yang

menjadi kliennya akan mempelajari rekomendasi tersebut. Tujuannya adalah

menolong individu untuk memahami rekomendasi tersebut sehingga individu

dapat mengambil keputusan secara tepat dan benar. Perencana keuangan juga

harus mendengarkan apa yang dipikirkan oleh individu tersebut dan

melakukan revisi atas rekomendasi tersebut apabila diperlukan.

Rekomendasi yang dibuat harus komprehensif dan sebaiknya terdiri dari:

o Perencanaan warisan dan perencanaan pajak

o Perencanaan asuransi, perencanaan pensiun & pendidikan anak

o Perencanaan investasi dana lokasi aset.

o Perencanaan untuk memiliki rumah pribadi.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

25

o Perencanaan tabungan rutin maupun arus kas.

o Dan sebagainya.

e) Implementasi Rekomendasi Perencanaan Keuangan

Langkah selanjutnya yang paling penting adalah

mengimplementasikan rekomendasi yang dibuat. Ibarat dokter yang sudah

memberikan resepnya kepada pasien, maka agar bisa sembuh, pasien tersebut

harus menebus resep tersebut. Perencana keuangan dan individu bersama-

sama mempelajari rekomendasi perencanaan keuangan dan harus sepakat

tentang bagaimana rekomendasi tersebut akan dilaksanakan. Perencana

keuangan dapat menjadi semacam "pengawas" dalam melakukan koordinasi

atas seluruh proses perencanaan keuangan yang terjadi bersama individu dan

profesional lainnya, seperti pengacara/notaris, pialang saham atau konsultan

pajak/akuntan.

f) Mengawasi Perencanaan Keuangan

Mengingat proses perencanaan keuangan adalah proses yang dinamis,

maka diperlukan pemeriksaan dan revisi secara berkesinambungan. Tujuan

dan status keuangan individu sangat mungkin berubah tanpa dapat dihindari.

Sebab perubahan adalah hal yang absolut. Dan perubahan bisa terjadi baik

secara internal (dari individu itu sendiri) maupun secara eksternal (misalnya

inflasi dan sebagainya).

Pertemuan rutin antara perencana keuangan dengan individu dalam

rangka pengawasan ini sangat penting untuk melihat perubahan maupun

perkembangan keadaan keuangan individu. Di samping itu juga penting

untuk memonitor portofolio aset individu tersebut dan memberikan saran

yang cocok dengan perubahan-perubahan tersebut. Tujuan akhir dari

pengawasan perencanaan keuangan ini adalah untuk memastikan bahwa

perencanaan tersebut tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

C. Pengendalian Pengelolaan Keuangan

1. Alokasi Penghasilan Yang Sehat

Problema yang sering timbul dalam kehidupan manusia. Saat

pengeluaran berlebih, terkadang kita sering protes kaena selalu merasa tidak

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

26

cukup, tekadang bingung uang yang diterima atau gaji yang diterima akan

dialokasikan kemana saja. Prioritas keuangan bisa dikelola dan dianggarkan

dengan kosep zapin yaitu:36

a) Zakat untuk mensucikan harta dan berbagi tehadap yang

membutuhkan.

b) Assurance (asuransi) bertujun untuk melindungi diri maupun

keuarga dari hal-hal yang tak terduga.

c) Present Consumption yaitu menyisihkan dana untuk kebutuhan

hidup ini.

d) Future Spending yaitu menabung untuk rencana-rencana indah di

beberapa tahun mendatang.

e) Investment yaitu berinvestasi untuk masa depan bahkan ketika

setelah pensiun.

Sebagai patokan umum, kita bisa mengalokasikan keuangan dengan cara:

a) Mengalokasikan dana 2,5% untuk zakat.

b) Minimal 5% untuk membangun dana darurat dan 5% untuk

membayar premi asuransi.

c) Alokasi untuk konsumsi bulan ini (termasuk pengeluaran gaya

hidup) sebaiknya tidak lebih dari 60%

d) Paling tidak 15% dari penghasilan ditujukan untuk tabungan dan

investasi.

e) Jika masih memiliki cicilan hutang, maka porsiny dihrapkan tidak

lebih dari 30%.

2. Kecerdasan Finansial

Dalam perencanaan keuangan dibutuhkan adanya strategi

perencanaan keuangan. Tidak sedikit individu yang mnempuh cara tutup

lubang gali lubang. Dengan keadaan tersebut menyebabkan seseorang

berhutang kepada orang lain dan selalu berfikir siapa yang nanti akan

memberikan pinjaman. Masalah finansial seperti ini bukan karena banyak

36

Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk

Mewujudkan Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 104-105.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

27

sedikitnya uang yang ada, namun bagaimana kita bisa menikmati tanpa

menghabiskan uang tersebut. Beikut strategi yang dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan hidup: pertama, membuat catatan keuangan dengan

menyediakan buku khusus untuk mencatat setiap pengeluaran dan

pemasukan disetiap minggunya. Kedua, menyimpan uang dan

memisahkannya di amplop sesuai dengan kebutuhan yang telah

direncanakan sebelumnya.37

Disamping itu strategi nlain dari perencanaan

keuangan adalah dapat membedakan antara kebutuhan (need) dan keinginan

(want). Karena keinginan lebih didorong dari kekuatan dalam diri kita yang

bersifat pribadi. Jadi seringkali subyektif, yaitu berbeda satu orang dengan

orang lainnya. Keinginan juga seringkali tidak berjalan dengan rasionalitas

atau nilai rasa lebih mendominasi dalam diri kita, sehingga sifatnya tak

terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya. Keinginan bisa dikendalikan

dengan rasio dan realitas yang ada disebut dengan kebutuhan. Sifat

kebutuhan lebih obyektif karena karena berpegangan pada realitas yang

ada.38

Memenuhi keinginan saja adalah suatu pemborosan jika kita tidak

bisa membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan. Maunya

mengeluarkan uang terus untuk mendapatkan sesuatu meski sesuatu itu

tidak dibutuhkan. Orang boros biasanya termakan gengsi, ia tak ingin

dibilang pelit. Tak peduli penghasilan per bulan berapa. Penting adanya

perilaku hemat untuk mencegah pemborosan. Karena orang hemat akan

mengeluarkan uang tanpa terencana. Memahami mana yang dibutuhkan atau

tidak. Bagi orang yang suka berhemat, prinsip berhitung, menghitung, dan

memperhitungkan selalu diterapkan. kebutuhan hidup tidak hanya makan

dan membeli baju hidup kadang sederhana karena harus memikirkan

kebutuhan orang lain. Orang hemat suka membelanjakan uangnya untuk

sedekah/jalan Tuhan tapi tidak perlu gembar-gembor untuk bisa disebut

37

Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 124-

128. 38

Ibid, hal. 156-158.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

28

royal. Harus ada urutan mana yang penting, kurang penting, dan tidak

penting kemudian mendisiplinkan diri dalam prioritas.39

3. Siklus hidup Finansial

Sejalan dengan berjalannya siklus kehidupan manusia mulai dari

bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai tua renta, maka

berbagai pandangan dan kebutuhan finansial kita juga selalu berubah-rubah

sesuai kondisinya. Contohnya, saat seseorang berada di usia 30-an,

kemungkinan sedang sangat menikmati masa mudanya, bekerja dengan giat

dan agresif namun berkejaran dengan gaya hidup konsumtif yang bergulat

dengan tagihan kartu kredit Menjelang pensiun di usia sekitar 50-an,

seseorang biasanya sedang berusaha keras memastikan sudah punya cukup

uang untuk bisa melanjutkan hidupnya setelah tidak bekerja.

Mempelajari hal ini bertujuan untuk memudahkan pengambilan

keputusan finansial, apa yang perlu kita lakukan dan apa yang sebaiknya

tidak kita lakukan berkaitan dengan uang dari tiap tahapan kehidupan kita.

Lebih dari, manfaatnya bukan sekedar hanya untuk menambah pengetahuan

kita sendiri, namun juga membantu memahami kebutuhan dan pandangan

orang lain secara finansial, sesuai dengan usianya juga.Bersamaan dengan

bertambahnya usia, perioritas rencana finansial juga berubah. Berikut

contoh perubahan prioritas rencana finansial yang terkait dengan usia.

39

Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial, (Yogyakarta: Asda Media, Maret 2014), Hal.

173-175.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

29

TABEL 2.2

TINGKAT KEPENTINGAN RENCANA FINANSIAL PADA USIA YANG

BERBEDA

KELOMPOK USIA RENCANA FINANSIAL

Usia 2-an s.d 30-an Rencana Simpanan

Pengelolaan Uang

Rencana Perumahan

Rencana Investasi

Rencana Kewajiban

Rencana Zakat

Rencana Pajak

Usia 30-an s.d 40-an Rencana Investasi

Rencana Asuransi Syariah

Rencana Pajak

Usia Di atas 50-an Rencana Pensiun

Rencana Waris

Rencana Hibah, Wasiat, Wakaf

Sumber: Dinar Solution Tahun 2008

4. Menyusun Rencana Pengeluaran

Setelah selesai menyusun rencana atau strategi dalam siklus

finansial, maka selanjutnya harus ada rencana pengeluaran atau standing

plan. Ada juga yang menyebutnya istilah anggaran. Berikut adalah contoh

perioritas pengeluaran:40

40

Isnaini DK, Gaji Sebulan Habis Sehari (Solusi Financial Planning Untuk Hidup Lebih

Sejahtera), (Jawa Tengah: Caesar Media Pustaka, Juni 2014), Hal. 53.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

30

TABEL 2.3

CONTOH PERIORITAS PENGELUARAN

NO Keterangan Contoh

1 Jumlah Penghasilan 4.000.000

2 Bayar zakat 300.000

3 Bayar Utang 1.000.000

4 Menabung 1.000.000

Sisa (biaya konsumsi) 1.700.000

Sumber: Gaji Sebulan Habis Sehari Tahun 2014

Dengan contoh diatas bisa menjadi cara agar kita bisa mengatur

pengeluaran dari penghasilan. Dengan membuat perencanaan yang

demikian, kita dengan mudah membayar zakat sehingga hati merasa makin

kaya dan lapang, kita tidak memiliki beban untuk menyisakan uang karena

segala macam kewajiban sudah terpenuhi. Menyisihkan uang untuk

menabung terlebih dahulu sangatlah baik dalam menyusun rencana

pengeluaran untuk kebutuhan darurat nantinya. Sangat perlu membuat skala

perioritas agar kita bisa mngelola alokasi pengeluaran dengan baik. Dalam

mengatur kas kita perlu menentukan kebutuhan kas untuk mengatur jumlah

kas yang tersedia dan yang diperbolehkan. Oleh karena itu perlu

membiasakan budaya menabung. Menabung memerlukan kebulatan tekad

dan cara yang tepat. Harus diperioritaskan, mengingat manfaatnya yang

bukan hanya bisa menyelematkan saat defisit namun juga membuat kita

lebih sejahtera. Mindset atau pola pikir manusia perlu diubah.41

Pertama, jangan pernah berfikir bahwa bisa menabung dari sisa gaji.

Sulit untuk melakukannya. Sebab, jika kita masih memegang uang, maka

semua seolah-olah menjadi penting untuk dibeli, sulit membedakan antara

kebutuhan dan keinginan, seolah semua menjadi kebutuhan yang mendesak.

41

Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial (menabung yang benar), (Yogyakarta: Asda

Media, Maret 2014), Hal. 145-146.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

31

Contohnya saat menerma gaji, bisa disisihkan 10 % dari gajin tersebut. 10%

tersebut disisihkan karena tidak terlalu mengguncang finansial.

Kedua, pilihlah bank yang tepat. Terutama dari segi keamanan karena

niat awal menabung adalah untuk mengamankan kesehatan finansial. Uang

yang diperoleh usaha keras dan susah payah tentunya pihak bank

menyimpan dengan aman.

Ketiga, memisahkan rekening tabungan. Uang yang disisihkan 10%

jangan digabungkan dengan rekening yang biasa digunakan untuk

bertransaksi. Perlu membuat rekening tabungan lain agar tidak tergoda

untuk menggunakannya baik secara tunai maupun keperluan konsumtif.

Bahkan jika perlu tidak menggunakan kartu ATM agar tidak tergoda untuk

membeli hal-hal yang belum terlalu diperlukan. Keempat, mengingat bunga

tabungan relatif kecil, maka setiap kali saldo tabungan sudah cukup banyak

maka sebaiknya sebagian diubah kedalam bentuk tabungan lain yang lebih

menguntungkan seperti deposito atau membeli barang yang cenderung naik

nilainya seperti emas, rumah, atau tanah yang berprospek lokasinya atau

untuk modal membuka usaha sendiri atau investasi lainnya.

Ketentuan Syariah berkaitan dengan penggunaan pengeluaran antara

lain :42

a. Tidak Boros dan Tidak Kikir

Allah SWT sebagai sang pencipta mengajarkan keada kita suatu

konsep hidup “pertengahan” yang luar biasa, untuk hidup dalam

batas-batas kewajaran, tidak boros/berlebih-lebihan dan tidak

kikir.

b.

D. Perencanaan Investasi Dalam Perenacanaan Keuangan Islami

1. Memilih Produk Investasi Syariah

Filosofi Islam sangat mendorong diproduktifkannya harta kekayaan,

salah satunya adalah melalui bentuk investasi. Landasan filosofi yang

42

Sri Nurhayati, Akuntansi Syariah Di Indonesia, cet. Pertama, (Jakarta: Salemba Empat,

September 2014), Hal. 53.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

32

beorientasi pada produktivitas dilatarbelakangi oleh adanya kewajiban

membayar zakat bagi kepemilikan aset yang tidak diproduktifkan,

sebaliknya aset yang produktif pengenaan zakatnya hanya berdasarkan hasil

yang diperoleh dari investasi tersebut. Meskipun demikian tujuan investasi

bukan hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri namun juga

mementingkan norma dan etika Islami yang ditetapkan oleh Al-Qur‟an dan

hadits nabi SAW. Investasi secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu

kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain itu juga

investasi merupakan suatu komitmen atau sejumlah dana atau sumber daya

lainnya yang dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan untuk

memperleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang.43

Seseorang melakukan kegiatan investasi tentunya harus dimulai dari

adanya sebuah rencana atau tujuan keuangan yang ingin dicapai dimasa

yang akan datang, baik untuk tujuan rencana jangka pendek, jangka

menengah ataupun jangka panjang. Berikut ini merupakan beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi:

a) Investasi memerlukan proses. Sebaiknya hindari sebuah investasi

yang menjanjikan keuntungan besar dalam jangka waktu yang

singkat. Untuk itu diperlukan pemahaman mengenai karakter dan

skema kerja dari investasi tersebut. Selain itu diperlukan juga

kesabaran dan sikap disiplin dalam berinvestasi

b) Setiap investasi tentunya memiliki 2 sisi yang harus dimengerti

yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Hampir semua orang

sudah memiliki pemahaman bahwa semakin tinggi risiko maka

kemungkinan memperoleh tingkat hasil akan semakin tinggi.44

Menurut Ahmad Gozali, dalam perencana keuangan, menyatakan

setiap orang memiliki portofolio investasi yang berbeda. Melihat dari

kebutuhan, usia, dan statusnya. Apakah Anda lajang tetapi menjadi tulang

43

Mochammad Nadjib, Investasi Syariah, Implementasi Konsep Pada Kenyataan Empirik,

(Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta, Februari, 2008), Hal. 3-7. 44

Vera Intanie Dewi, “Asset Allocations, Diversification Dan Rebalancing Sebagai Bagian

Dari Proses Perencanaan keuangan (Suatu Kajian Pustaka)”, Jurnal Bina Ekonomi, Vol. 16&17, No.

1, Januari 2013, Hal. 17, dikutip dari http:// journal.unpar.ac.id /index.php/ BinaEkonomi /article

/view/ 805, diakses pada 27 Mei 2015.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

33

punggung keluarga, atau lajang yang tidak menanggung kebutuhan orang

lain. Apalagi bagi yang sudah menikah, perhitungan cermat sangat

diperlukan. Portofolio investasi sangat tergantung perhitungan setiap

individu, tidak pernah bisa berlaku mutlak. Melihat kebutuhan, usia, bahkan

jumlah anak yang ditanggungnya. Berikut beberapa portofolio investasi

sesuai usia :45

A) Usia 20-30 tahun

Pada usia produktif ini, investasi risiko rendah dan tinggi

masih cukup aman. Komposisinya bisa seimbang (50:50). Produk

investasi cukup beragam, mulai dari emas, asuransi investasi, unit link

hingga saham.

B) Usia 30 - 40 tahun

Pada usia ini, fokus investasi sebaiknya kepada produk dengan

risiko menengah. Komposisinya lebih dominan (60-70 %). Instrumen

investasinya bisa berupa properti, reksa dana, dan unit link. Kurangi

investasi pada produk berisiko rendah dan hindari investasi berisiko

tinggi.

C) Usia di atas 50 tahun

Mendekati masa pensiun, sebaiknya fokus berinvestasi dengan

produk berisiko rendah, komposisinya 50 %. Salah satu produk

investasi rendah risiko yaitu ORI, masih aman berinvestasi produk

berisiko menengah, tetapi sebaiknya kurangi investasi berisiko tinggi.

D) Usia pensiun

Sebaiknya jual investasi berisiko menengah dan tinggi yang

sudah dimiliki sebelumnya. Boleh saja menyisakannya, tetapi porsinya

masing-masing 10 persen saja untuk investasi risiko menengah dan

tinggi. Selebihnya, 80 % sebaiknya berinvestasilah di produk dengan

risiko rendah, emas salah satu contohnya.

45

Ahmad Gozali, memilih Investiasi Sesuai Usia, dikutip dari http://female.kompas.com/

read/2010/07/26/14100964/memilih.investasi.sesuai.usia, diakses pada 27 Mei 2015.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

34

2 . Risiko dalam Investasi

Dalam kehidupan yang fana ini, banyak sekali bahaya yang

mengancam keselamatan diri. Ancaman bahaya yang ditujukan pada

kekayaan, jiwa, bahkan raga kita. Ancaman bahaya terus berlangsung

selama kekayaan itu ada dan selama kita hidup, maka selama itu pula

ancaman datang. Dalam berinvestasi diaset finansial pasti mengandung

risiko. Kita harus memahami risiko apa saja yang ada. Yang terpenting

adalah bagaimana cara kita menghadapi risiko tersebut.46

Ada beberapa jenis risiko investasi sebagai berikut:

a) Risiko Volatilitas

Risiko ini terlihat saat naik turunnya nilai investasi secara

periodik. Contohnya, IHSG selama kurun waktu tahyun 1998-2012,

pernah mengalami kenaikan dan penurunan return setahun. Tahun

2017, IHSG memberikan hasil 52,10% selama setahun, tahun 2008 -

50,6% . ternyata pada 2009 IHSG naik kembal dan memberikan hasil

87%.

b) Risiko Likuiditas

Risiko harta investasi tidak dapat diuangkan dengan segera.

Kalaupun bisa, risiko yang dihadapi adalah nilai investasi lebih kecil

dari prinsipal yang di investasikan. Contohnya investasi tanah, belum

tentu dapat cepat terjual dengan harga pasar yang diinginkan.

c) Risiko penipuan

Risiko ini adalah risiko yang palinmg berbahaya karena

seringkali tidak diketahui sampai penipuan sudah terjadi.47

d) Risiko Bisnis

Risiko bisnis terkait dengan kegiatan usaha dilingkungan

perusahaan investasi, termasuk makro dan kebijakan, faktor-faktor

hukum dan peraturan, serta infrastruktur sektor keuangan secara

keseluruhan seperti sistem pembayaran dan auditor.

46

Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial, (Yogyakarta: Diva Press, Desember 2009), Hal. 124-

128. 47

Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan

Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 104-105.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

35

e) Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan risiko dimana sebuah sebuah

perusahaan mengalami kerugian akibat fluktuasi pergerakan harga

pasar. Risiko pasar merupakan hasil dari perubahan harga instrumen

ekuitas, komoditas, surat berharga pendapatan tetap, dan nilai tukar.

Risiko pasar dalam lembaga keuangan muncul dalam bentuk harga

pergerakan harga yang tidak menguntungkan, seperti hasil, harga

tolak ukur, nilai tukar uang mata uang asing, dan harga komoditas

serta modal yang memiliki dampak potensial terhadap nilai keuangan

dari sebuah aset selama masa perjanjian.48

3. Bentuk-Bentuk Investasi Islami

Investasi Islami merupakan bentuk penggunaan modal untuk investasi

dengan tujuan memberi manfaat yang luas, namun tidak terbatas pada

pencapaian keuntungan duniawi. Bentuk investasi sngat penting dalam

pengembangan ekonomi Islam yaitu investasi langsung yang merupakan

investasi di sektor rill, perdagangan maupun jasa, namun bisa jadi bentuk

investasi langsung yang paling berisiko, namun investasi langsung juga

berpeluang memberikan potensi hasil yang besar.49

Adapun bentuk-bentuk

investasi Islami diantara lain.50

a) Produk-produk perbankan Syariah

Adapun produk-produk investasi pada perbankan syariah

seperti tabungan dan deposito baik dalam jangka panjang maupun

jangka pendek. Dalam pelaksanaannya, investasi syariah bmemiliki 2

format, yaitu investasi kedalam kepemilikan perbankan secara aktif

(musyarakah) dan investasi dengan partisipasi aktif/pasif

(mudharabah).

b) Reksadana Syariah

48

Hennie Van Greuning dan Zamir Iqbal, Risk Analisis For Islamic Banks, (Jakarta: Salemba

Empat, 2011), Hal. 148-149. 49

Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Solusi), (Jakarta: Gema Insani, November, 2008),

Hal. 101. 50

Murniati Mukhlisin, Sakinah Finance ( solusi mudah mengatur keuangan keluarga islami),

Cet. Pertama ( Solo: Tinta Medina, Juni 2013), Hal. 105-109.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

36

Reksadana merupakan suatu portofolio investasi. Satu reksadana

harus terdiri dari minimal 10 jenis instrumen investasi. Berdasarkan

alokasi uang-uang yang ditanamkan, reksadana dibagi beberapa jenis,

yaitu:

1) Reksadana Pasar Uang (RDPUI) yaitu reksadana yang

menempatkan 100% dananya dalam instrumen pasar uang, seperti

deposito, sertifikat Bank Indonesia-Syariah, atau obligasi/sukuk

yang jatuh tempo kurang dari stu tahun. Reksadana ini relatif

aman karena lebih likuid dan mudah dicairkan. Reksadana ini

berjangka pendek dan mempunyai potensi keuntungan sedikit

lebih tinggi dari deposito.

2) Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT) yaitu reksadana yang

menempatkan minimum 80% dari dananya dalam instrumen

obligasi atau sukuk. Jenis reksadana ini menjanjikan potensi

keuntungan yang lebih tinggi daripada reksadana pasar uang dan

bersifat jangka menengah.

3) Reksadana Dana Campuran (RDC) yaitu reksadana yang

menempatkan dananya pada instrumen pasar uang/sukuk atau

saham dengan komposisi yang fleksibel. Secara umum reksadana

campuran mempunyai potensi keuntungan yang cukup tinggi

karena merupakan investasi jangka menengah sampai panjang

dengan risiko yang sedikit lebih besar daripada pendapatan tetap.

4) Reksadana Saham yaitu reksadana yang menempatkan minum

80% dari dananya dalam saham. Reksadana saham merupakan

investasi jangka panjang dan menjanjikan keuntungan paling

tinggi sesuai dengan profil rsiko yang juga lebih tinggi daripada

reksadana lainnya.

Langkah-langkah berinvestasi reksadana antara lain: 51

Tentukan tujuan dari berinvestasi

Hitung kebutuhan investasi reksadana

51

Prita Hapsari Ghozie, Make It Happen (Buku Pintar Rencana Keuangan Untuk Mewujudkan

Mimpi), (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Juni, 2014), Hal. 117-121.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

37

Pilih produk reksadana

Beli reksadana melalui agen penjual atau langsung ke MI

Monitor investasi reksadana secara berkala

c) Saham

Saham adalah investasi modal dan bisa dikatakan sebagai

sebutan pemegang saham. Saham merupakan salah in strumen

keuangan yang paling berisiko, namun dalam jangka panjang

memberikan potensi keuntungan yang paling tinggi. Saham sangat

cocok bagi individu pada usia sekitar 40 tahun dan belum memiliki

dana pensiun, saham bisa menjadi teman terbaik. Saham juga cocok

digunakan untuk berbagai kebutuhan lain yang baru akan

direalisasikan lebih dari 5 tahun mendatang.

Di Indonesia, saham diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Ada perbedaan antara berdagang saham dan berinvestasi

saham. Dalam berinvestasi saham, seorang investor mencari

keuntungan dari pertumbuhan nilai investasi dan juga bagi hasil dalam

bentuk deviden dari investasinya. Jangka waktu investasi yang dituju

pun jangka panjang, diatas 5 tahun. Sedangkan berdagang saham atau

trading, mencari keuntungan dari jual beli saham dalam jangka

pendek. Kemudian akan dijual kembali saham yang telah dibeli

dengan mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga.

d) Sukuk

Sukuk adalah suatu surat pernyataan utang dari penerbit surat

kepada pemegangnya, beserta janji untuk membayar kembali pokok

utang pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Sukuk ritel ini

diterbitkan berdasarkan prinsip-prinsip syariah sebagai bukti atas

bagian penyertaan terhadap aset surat berharga syariah Negara, baik

dalam mata uang rupiah maupun valuta asing melalui agen penjual.

e) Emas

Statistik menunjukkan, disaat nilai investasi lain seperti saham

dan obligasi menurun, harga emas cenderung tetap stabil secara rata-

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

38

rata sehingga emas sangat cocok untuk kebutuhan investasi dalam

jangka menengah sampai panjang.

Dalam segala keputusan finansial, setiap orang memiliki

kombinasi mimpi dan harta yang berbeda. Tabel berikut untuk

memudahkan kita dalam memilih investasi.

TABEL 2.4

BRBAGAI MACAM INVESTASI DAN TINGKAT RISIKO

Aset

Investasi Tujuan Risiko

Potensi

Return

Jangka

waktu

invstasi

Tabungan berjangka Kenaikan

Modal Rendah Rendah

Di bawah

2 tahun

Deposito Arus kanan Rendah Rendah Di bawah

1 tahun

ORI & Sukuk Ritel Arus kas Sedang Sedang Di bawah

4 Tahun

Saham untuk

investasi

Kenaikan

modal &arus

kas dari

deviden

Tinggi Tinggi Di atas

8 tahun

Saham untuk trading Kenaikan

modal Tinggi Tinggi

Di bawah

1 Bulan

Emas Kenaikan

modal Sedang Tinggi

Di atas 5

tahun

Reksadana

campuran

Kenaikan

modal Sedang Sedang

Antara 5-8

tahun

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

39

Sumber: ZAP Finance Research Division Tahun 2012

4. Finansial Check Up

Sering terjadi masalah finansial dikarena kurangnya evaluasi atas

target-target yang telah dibuat sebelumnya atau malah tidak membuat

financial sama sekali. Punya targt saja belum tentu memiliki kehidupan

finansial yang baik, apalagi jika tidak ada. Evaluasi target bertujuan

mengawal apa yang yang kita rencanakan agar tidak meleset jauh dari

rencana awal.52

Finansial check up dilakukan secara rutin, minimal satu

tahun sekali. Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat kesehatan

keuangan sebagai berikut:53

a) Penghasilan

Selama hidup kita harus memiliki penghasilan. Penghasilan

yang jumlahnya terus-menerus tidak akan bisa mengejar inflasi.

Sehingga jika penghasilan tidak meningkat, itu berarti standar hidup

harus dikurangi. Penghasilan tidak hanya didapat dari gaji, namun

juga bisa berasal dari investasi. Tujuan pengukuran penghasilan

adalah untuk menila bahwa faktanya meningkat atau menurun

dibandingkan dengan lau inflasi.

b) Pengeluaran

Pengeluaran sudah termasuk premi asuransi, cicilan utang,

maupun keperluan rumah tangga. Lebih baik jika pengeluaran lebih

kecil agar kesempatan menabung semakin besar.

c) Likuiditas

Penghitungan tingkat rasio likuiditas bisa membandingkan

aset likuid yang berupa uang tunai, tabungan, dan deposito dengan

kebutuhan rata-rata satu bulan. Jika rasio likuiditas terlalu besar

melebihi kebutuhan, menyebabkan ketidakefesienan pengelolaan aset.

d) Utang

52

Selamet Ristanto, 99 Cara Bebas Finansial (evaluasi target pribadi), (Yogyakarta: Asda

Media, Maret 2014), halm. 211. 53

Dwi Suwiknyo, Tarbiyah Finansial. (Jogjakarta: Diva Press, Desember 2009), halm. 134-

144.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

40

Rasio pembayaran cicilan utang bisa digunakan untuk

mengukur tingkat kemampuan membayar kewajiban cicilan utang

dalam periode waktu tertentu dengan total penghasilan dalam periode

waktu yang sama.

5. Perencanaan Keuangan Islami Untuk mahasiswa

Menjadi mahasiswa adalah tantangan ntersendiri dalam hal

mengelola keuangan pribadi. Apalagi, bagi mahasiswa yang harus tinggal

jauh dari orang tua. Segala urusan harus ditangani sendiri, mulai dari waktu

hingga urusan keuangan. Urusan keuangan termasuk yang paling krusial.

Mahasiswa harus menyesuaikan agar kiriman orang tua, dana beasiswa atau

hasil jerih payah sendiri melalui kerja sampingan tidak menguap begitu saja.

Banyak mahasiswa yang tidak tahu cara mengatur keuangan mereka dan

hanya melakukan kebiasaan masing-masing atau yang dipelajari dari orang

tua.

Jika Anda sudah berstatus mahasiswa sekarang dan berpikir

bahwa Anda bisa lebih baik dengan uang yang Anda akan kelola,

Anda harus serius membuat anggaran pribadi. Menyusun anggaran

tidaklah sulit. Jika Anda memiliki dasar matematika yang baik, Anda

bisa segera menyusunnya. Hanya saja, butuh niat dan tekad.54

a. Menjelang akhir bulan, mahasiswa pelu membuat daftar

pemasukan yang Anda estimasikan akan didapatkan untuk

bulan depan, misalnya tunjangan beasiswa, kiriman dari

orang tua, hasil jerih payah dari kerja sampingan, hasil

menjual barang di situs online atau hasil apa saja yang bisa

mendatangkan uang untuk Anda. Pastikan jumlahnya.

b. Lalu hitung daftar pengeluaran untuk bulan depan,

misalnya:

54

Dikutip dari http://perencanaankeuangansyariah.com/2015/09/09/menyusun-anggaran-

pribadi-ala-mahasiswa-baru/, diakses pada 18 Januari 2016.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

41

– biaya asrama atau kos, termasuk jika Anda ingin

menggunakan jasa cuci pakaian

– bensin atau biaya transportasi

– makanan sehari-hari

– belanja pakaian

– pulsa telepon seluler

– biaya buku, alat tulis dan pembuatan makalah

– biaya berlangganan internet atau ke warung internet

– sumbangan amal

– biaya nongkrong

– dan keperluan lainnya

Penting pula bagi para mahasiswa untuk disiplin

menyisihkan uang yang dapat ditabung, baik untuk biaya

kuiah semester depan atau tabungan untuk berlibur, membeli

barang-barang dengan harga mahal yang memang Anda

butuhkan, atau untuk simpanan masa depan Anda.

c. Sesuaikan setiap pos sehingga bisa jadi Anda jadikan

acuan untuk bulan depan. Misalnya, mana biaya yang rutin

harus Anda keluarkan setiap bulan dan yang tidak rutin.

Jumlah untuk pengeluaran tidak rutin tiap bulan bisa

berubah-ubah.

d. Setiap kali Anda mengeluarkan uang, catatlah dan kurangi

jumlah angka di pos yang terpakai. Lakukan pencatatan ini

dengan tekun setiap kali Anda mengeluarkan uang atau

setiap malam sebelum tidur. Ini bagian yang sulit karena

butuh disiplin dan ketekunan.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

42

e. Menjelang akhir bulan, kembali susun anggaran Anda

untuk bulan depan. Perhatikan sejumlah penyesuaian yang

Anda lakukan bulan sebelumnya. Penyesuaian ini meliputi

kondisi jika secara tiba-tiba Anda harus menghabiskan

uang lebih banyak dari yang Anda telah anggarkan di suatu

pos, misalnya pengeluaran untuk buku dan pembuatan

makalah. Konsekuensinya, Anda harus mengurangi

pengeluaran di pos lain di bulan berikutnya.

F. Mahasiswa Ekonomi Islam

Sebutan Ekonomi Islam belakangan sangat populer dikalangan masyarakat

umum. Pertumbuhan dan perkembangan mahasiswa ekonomi Islam saat di

Indonesia terbilang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya aset serta

market share lembaga-lembaga keuangan syariah yang terdiri dari perbankan

syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, pegadaian syariah, lembaga

keuangan mikro syariah serta meningkat pula aset-aset pada lembaga keuangan

public Islam seperti pada lembaga amil zakat.

Kenapa ekonomi Islam? Jawaban ringkasnya karena peluang untuk

menciptakan suatu konsensus dalam dunia muslim lebih besar jika bahasan

masalah dilakukan dalam kerangka pandangan dunia Islam55

Kedudukan sistem ekonomi menurut Islam sangatlah penting. Tegaknya

sistem ekonomi Islam sebagai bagian dari ibadah harus dilaksanakan oleh setiap

muslim, dan sebagai bagian dari sistem kehidupan harus menjadi salah satu

kebijakan pemerintah. Pemahaman seperti inilah yang harus diberikan kepada

umat, terutama pada pengajaran ekonomi Islam. Kelak, bila sistem ekonomi Islam

benar-benar tegak, para birokrat yang sebelumnya telah mempelajari tidak akan

ragu melaksanakan sistem ekonomi Islam secara sungguh-sungguh dan

menempatkannya sebagai bagian tak terpisahkan dari kebijakan negara.

Sementara itu, secara personal, orang yang telah mempelajari ihwal ekonomi

55

Umer Chapra. Masa Depan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam/The Future of

Economics: An Islamic Perspective. Ikhwan Abidin Basri (terj.) (Jakarta: Gema Insani Press,2001),

Hal. 33.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

43

Islam tentu akan terdorong untuk mengamalkannya. Dan bila kelak memiliki

berbagai usaha, ia diharapkan tetap berpegang pada prinsip-prinsip bisnis Islami

yang merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam. Bila ia bukan pemilik, tapi

sekadar pegawai, ia akan terdorong untuk mengingatkan perusahaan atau lembaga

tempat ia bekerja untuk tetap di jalan syariah.56

Terdapat beberapa peran mahasiswa ekonomi Islam antara lain:57

1. Aktor

Artinya, mahasiswa semestinya menjadi pionir-pionir dalam

praktik ekonomi Islam. Misalnya mahasiswa hanya menjual dan

membeli barang dan jasa yang halal saja. Mengelola keuangan tanpa

riba. Mengembalikan bila meminjam barang. Melakukan kegiatan

sewa menyewa dengan benar. Serta berbisnis sesuai syariah. Bukan

hanya semasa mahasiswa, selepas kuliah nanti peran sebagai pionir

semestinya tetap dilakukan karena melaksanakan ekonomi Islam

adalah kewajiban setiap muslim. Dengan adanya pionir-pionir ini

yang seiring dengan waktu diharapkan semakin banyak, masyarakat

akan melihat secara langsung praktik ekonomi Islam dan kebaikan-

kebaikan yang dihasilkannya.

2. Edukator

Sebagai kelompok masyarakat terdidik, mahasiswa secara

relatif lebih cepat memahami dan memiliki akses ke khasanah wacana

ekonomi Islam ketimbang kelompok masyarakat lain. Karenanya,

mahasiswa harus mampu mengedukasi masyarakat agar

pemahamannya tentang ekonomi Islam bisa meningkat hingga praktik

ekonomi Islam di tengah masyarakat juga semakin berkembang. Tapi

harus disadari, untuk bisa menjadi pionir dan mengedukasi

masyarakat tentu diperlukan kesediaan mahasiswa untuk terus

menerus mengkaji ekonomi Islam.

56

Dikutip dari http://www.fossei.4t.com/Artikel1.htm, diakses pada 14 maret 2016. 57

Dikutip dari http://www.fossei.4t.com/Artikel1.htm, diakses pada 14 Maret 2016.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

44

3. Motivator

Pengkajian dan praktik ekonomi Islam di tengah sistem

kapitalis bukanlah tindakan yang populer, terasa asing dan mudah

menimbulkan rasa putus asa mengingat nature dari masyarakat

memang tidaklah kompatibel dengan ekonomi Islam. Disinilah

diperlukan motivasi terus menerus, terutama dari para mahasiswa

untuk tidak mudah putus asa dalam mengkaji dan mengimplementasi

ekonomi Islam. Bila mahasiswa yang katanya cenderung idealistik

saja putus asa dalam berekonomi Islam, apatah lagi masyarakat yang

cenderung lebih pragmatis.

4. Akselerator

Mahasiswa harus menyadari bahwa sebesar apapun praktik dan

setinggi apapun kesadaran masyarakat tentang ekonomi Islam di

tengah sistem sekuler tetaplah belum merupakan wajah sesungguhnya

dari keadaan yang sebenarnya bila ekonomi Islam diterapkan secara

keseluruhan. Oleh karena itu, mahasiswa tidak boleh puas sekadar

melihat sebagian wajah ekonomi Islam. Harus ada upaya terus

menerus dengan mendorong percepatan (akselerasi) penerapan dan

kesadaran ekonomi Islam hingga betul-betul terwujud di tengah

masyarakat melalui tegaknya sistem kehidupan Islam. Saat itulah kita

akan melihat wajah ekonomi Islam secara relatif lebih utuh, serta turut

merasakan kerahmatan yang dijanjikan.

G. Perguruan Tinggi Islam Negeri dan Swasta

Belajar di Perguruan Tinggi sudah menjadi tuntutan pada zaman sekarang

ini. Perusahaan- perusahaan swasta serta BUMN telah banyak yang

mensyaratkan pendidikan minimal D3 ataupun S1 bagi pelamar di instansi

ataupun lembaga tersebut. Dengan demikian, persaingan akan semakin ketat

dan menuntut profesionalitas dari para pencari kerja. Maka dari itu, ada

baiknya jika Kamu seharusnya memilih tempat belajar atau perguruan tinggi

yang mampu membimbing menjadi seorang yang profesional di bidang tertentu

dan memiliki nilai „plus‟. Universitas Islam Negeri bisa menjadi jawaban atas

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

45

kegalauan itu. Selain membimbing menjadi seorang yang profesional dibidang

tertentu dan memiliki intelektualitas tinggi, Universitas Islam Negeri juga

menitikberatkan pengajaran pada nilai-nilai moral berdasarkan ajaran Islam.

Hal ini bisa menjadi nilai plus bagi kamu, karena sebuah Instansi atau lembaga

tidak hanya butuh keprofesionalan atau intelektualitas pekerja, tetapi juga

membutuhkan moral pekerja yang baik.58

Perguruan tinggi di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam

menyiapkan SDM integratif yaitu memiliki kompetensi yang memadai dari

aspek syariahsekaligus mumpuni dalam bidang ekonomi dan keuangan baik

dari segikonsep maupun operasional. Hanya saja saat ini masih terjadi

keragamanstruktur akademik yaitu posisi bidang kajian Ekonomi Islam pada

sebagian perguruan tinggi telah menjadi program studi tetapi kebanyakan baru

berbentuk konsentrasi dan penyelenggaraan mata kulah yang

bersifatindependen maupun terintegrasi pada mata kuliah keIslaman. Demikian

pulaada ketidakkonsistenan dalam istilah yang digunakan yaitu “ekonomi

Islam”dan/atau “ekonomi syariah” pada nama program studi maupun mata

kuliah.Variasi nama program studi dan konsentrasi menimbulkan kekaburan

dalamkompetensi yang akan dihasilkan dan pengkajian ekonomi Islam hanya

dalam bentuk beberapa mata kuliah menyebabkan pemahaman lulusan

tentangekonomi Islam parsial dan tidak komprehensif.59

Departemen Agama membina madrasah, pesantren dan perguruan

tinggi agama. Untuk jenjang pendidikan tinggi Departemen Agama pada

mulanya hanya membina perguruan tinggi agama Islam, namun dalam

perkembangan selanjutnya hingga sekarang ini, Departemen Agama juga

membina perguruan tinggi agama non Islam. Perguruan tinggi agama Islam

dikelola oleh Ditjen Pendidikan Islam, sedangkan perguruan tinggi agama

non Islam dikelola oleh Ditjen Bimas terkait, yakni Kristen, Katolik, Hindu,

dan Buddha. Departemen Agama saat ini membina 562 PTAI, dengan rincian

52 PTAIN sedangkan selebihnya dikelola oleh masyarakat atau berstatus

swasta. PTAI ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hampir semua

kabupaten/kota memiliki PTAI. Pengecualian dalam hal ini adalah beberapa

kabupaten/kota yang baru dimekarkan atau pemeluk Islam di daerah itu

sangat sedikit. Dengan demikian dilihat dani segi jumlah lembaga, maka

kehadiran PTAIS lebih menonjol dari PlAIN. Salah satu peran nyata dari

58

Dikutip dari http://www.berkuliah.com/2014/08/10-universitas-islam-negeri-terbaik-di.html,

di akses pada 15 Maret 2016. 59

M. Nur Rianto Al Arif, “Kesesuaian Pembelajaran Ekonomi Islam di Perguruan Tinggi

Dengan Kebutuhan SDM Pada Industri Keuangan Syariah” Jurnal Inferensi STAIN Salatiga, Vol. 7,

No. 1, Juni 2013, dikutip dari https:/ /www.academia.edu/ 4389927/ KESESUAIAN

_PEMBELAJARAN_

EKONOMI_ISLAM_DI_PERGURUAN_TINGGI_DENGAN_KEBUTUHAN_SDM_PADA_

INDUSTRI_ KEUANGAN_SYARIAH_DI_INDONESIA, di akses pada 15 Maret 2016.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetahuan Perencanaan Keuangan

46

PTAIS adalah memberi kesempatan kepada umat Islam di berbagai daerah

untuk memperoleh kesempatan belajar di bangku pendidikan tinggi. Alumni

PTAIS yang sebagian besan berdomisili di kabupaten/kota yang bersangkutan

berperan dalam menyampaikan ilmu yang diperolehnya ke masyarakat

melalui lembaga pendidikan atau institusi sosial dan keagamaan. Beberapa

daerah di Indonesia yang maju dari segi kualitas pemahaman dan pengamalan

agama tak terlepas dari peran PTAI, termasuk PTAIS yang ada di daerah itu.

Peran untuk membina masyarakat di pedesaan ataupun daerah terpencil

dimungkinkan karena sebagian besar alumni PTAIS berasal dari pedesaan

dan sudah akrab dengan masyarakat desa. Menurut Keputusan Menteri

Agama RI Nomor 353 Tahun 2004, tujuan pendidikan tinggi agama Islam

adalah terwujudnya lulusan yang akan menjadi anggota masyarakat dan

warga negara yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, memiliki

pemahaman yang terpadu antara ilmu dan agama, berkepribadian Indonesia,

serta memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat

menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan,

teknologi dan/atau kesenian, baik di bidang ilmu agama maupun ilmu agama

yang diintegrasikan dengan ilmu lainnya.60

60

Dikutip dari http://kemenag.go.id/file/dokumen/25Agustus2007.pdf, diakses pada 15 Maret

2006.