bab ii landasan teori · 10 . bab ii landasan teori 2.1. pengertian corporate identity perusahaan...
TRANSCRIPT
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Corporate Identity
Perusahaan merupakan organisasi berbadan hukum yang mengadakan
transaksi atau usaha, sebuah perusahaan membutuhkan suatu identitas untuk
membedakannya dengan perusahaan lain yang serupa. Bukan hanya sekedar identitas
nama perusahaan saja, namun juga membuat perusahaan tersebut memiliki citra di
mata masyarakat dan klien, seperti tampilan visual yang meliputi logo dan corporate
identity (Fauzan, Bani, & Triyadi, 2017).
Menurut (Birowo, Mathilda, & Soekotjo, 2014), “Corporate identity
merupakan penampilan fisik yang terlihat melalui logo, tipografi, atau warna tertentu.
Selain itu, identitas perusahaan juga dapat ditampilkan melalui seragam pegawai,
mobil pengangkut barang, kertas memo, bahkan pada kartu nama”.
Menurut (Pajriana, Adityawan, Perdana, & Pujaswati, 2017) bahwa: Corporate identity atau identitas perusahaan adalah hal penting yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan karena hal ini lah yang akan menjadi pembeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, corporate identity juga harus dapat mencerminkan dari keunikan, kelebihan, dan identitas dari perusahaan itu sendiri.
Sedangkan menurut (A. P. Pratama, 2017) menjelaskan bahwa, “Corporate
identity merupakan unsur terpenting dalam sebuah brand. Karena dengan identitas
yang kuat dari sebuah brand akan lebih mudah dikenali dan dibedakan dengan
pesaingnya”.
Perancangan corporate identity dapat dikatakan berhasil saat corporate
identity tersebut mampu mewakili sebuah perusahaan tersebut, dalam penyampaian
11
berupa logo, aplikasi pada stationery, merchandise, dan pada media promosi (Raharjo,
2017).
Menurut (Rustan, 2017b), penilaian manusia dalam konteks identitas
perusahaan disebut dengan identity mix yang terdiri dari:
1. Visual
Contohnya: logo, tipografi, warna, packaging, seragam, signage, bangunan.
2. Komunikasi
Contohnya: iklan, laporan tahunan, press release, customer service, public
relation.
3. Perilaku (behavior)
Contohnya: corporate value, corporate culture, norma.
Identitas yang ditampilkan dengan konsisten akan memberi gambaran pada
publik bahwa entitas tersebut konsekuen dan profesional. Dari situ diharapkan
meningkatkan brand awareness dan brand image positif di benak (Rustan, 2017b).
2.2. Fungsi dan manfaat Corporate Identity
Manfaat atau fungsi dari corporate identity menurut (Aprilian, 2015), antara
lain yaitu:
1. Sebagai wujud atau citra perusahaan
2. Penyatu strategi perusahaan
3. Pemacu sistem operasional suatu perusahaan
4. Sebagai alat jual atau promosi perusahaan.
Setelah diuraikan beberapa pendapat mengenai penjelasan dan manfaat dari
corporate identity sangat penting untuk tercapainya visi dan misi perusahaan dalam
12
memperkenalkan. produk mereka, dengan merancang corporate identity yang baik
akan berdampak positif pada perusahaan dan juga konsumen.
2.3. Teori Logo
(Sarwandi., 2016) mendefinisikan bahwa, “logo merupakan suatu gambar atau
sekadar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari sebuah perusahaan,
daerah, organisasi, produk, Negara, lembaga, dan lainnya”.
Menurut (Rustan, 2017b) menjelaskan bahwa: Asal kata logo berasal dari bahasa Yunani logos, yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih dulu populer adalah istilah logotype, bukan logo. Logotype diartikan sebagai tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu.
Gambar II.1 Logotype Motorola Inc. dan Sony
(Rustan, 2017b) menjelaskan bahwa, “logo adalah penyingkatan dari logotype.
Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih popular daripada
logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja: tulisan, logogram, gambar, dan
lain-lain.
Logogram adalah sebuah simbol tulisan yang mewakili sebuah kata atau
makna yang berfungsi untuk mempersingkat penulisan sebuah kata. Disebut juga
Ideogram, yaitu simbol yang mewakili sebuah maksud (Rustan, 2017b).
13
Gambar II.2 Logogram PalmOne dan Philippe Starck
Fungsi dari logotype yang kini disebut dengan istilah logo (Rustan, 2017b),
antara lain:
1. Identitas diri. Untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain
2. Tanda kepemilikan. Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain
3. Tanda jaminan kualitas
4. Mencegah peniruan/pembajakan.
Kriteria utama dalam membuat sebuah logo menurut (Rustan, 2017b), antara
lain yaitu:
1. Harus unik. Mencerminkan dan mengangkat citra entitasnya sekaligus
membedakannya dengan yang lain.
2. Harus dapat mengakomodasi dinamika yang dialami entitasnya dalam jangka
waktu selama mungkin. Artinya logo harus fleksibel sekaligus tahan lama.
Tahapan atau proses berdasarkan pola umum dalam membuat sebuah logo
menurut (Rustan, 2017b), antara lain:
1. Riset dan Analisa
Mencari fakta-fakta tentang entitas, termasuk pesaingnya, yang dirangkum dalam
creative brief.
2. Thumbnails
Pengembangan ide lewat visual, berupa sketsa-sketsa kasar pensil atau bolpen
yang dilakukan secara manual.
14
3. Komputer
Komputerisasi beberapa thumbnails yang berpotensi dipilih, dapat dengan cara
scanning lalu diedit atau digambar ulang menggunakan drawing software.
4. Review
Pengajuan alternatif desain yang sudah dikomputerisasi untuk dipilih oleh client.
5. Pendaftaran Merek
Mendaftarkan logo yang sudah selesai ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual (Dirjen HAKI), Departemen Hukum dan HAM untuk mendapatkan
perlindungan hak dari penggunaan secara tidak sah oleh pihak lain.
6. Sistem Identitas
Menentukan atribut lainnya seperti logo turunan, sistem warna, sistem tipografi,
sistem penerapan logo pada berbagai media, dan lain-lain yang dirangkum dalam
pedoman sistem identitas.
7. Produksi
Melakukan produksi atribut yang ditentukan sesuai pedoman sistem identitas.
2.3.1. Bentuk
(Rustan, 2017b) mengklasifikasikan bentuk logo dari segi konstruksinya ke
dalam 3 jenis, yaitu:
1. Picture Mark dan Letter Mark
Bentuk logo dengan elemen gambar dan tulisan saling terpisah.
Gambar II.3 Picture Mark dan Letter mark pada Logo Djarum
15
2. Picture Mark sekaligus Letter Mark
Bentuk logo dengan elemen gambar dan tulisan saling berbaur.
Gambar II.4 Picture Mark sekaligus Letter Mark pada Logo Dopod
3. Letter Mark
Bentuk logo dengan elemen tulisan saja.
Gambar II.5 Letter Mark pada logo Acer
Bila dalam perkembangannya sebuah brand sudah begitu melekat di benak
masyarakat (awareness masyarakat terhadap brand tersebut sudah sangat tinggi),
dalam beberapa kasus, letter mark-nya dibuang sehingga hanya tinggal picture mark-
nya saja (Rustan, 2017b).
Rustan (2017a:46-47) mengklasifikasikan beberapa hubungan arah garis dan
sifatnya, diantaranya yaitu:
1. Garis Mendatar/Horizontal
Mengandung sifat pasif, statis, berhenti, tenang/tenteram, rasional, formal,
basis/dasar, dataran, negatif/minus, pembatalan.
Gambar II.6 Garis Mendatar/Horizontal
16
2. Garis Tegak/Vertikal
Mengandung sifat aktif, tinggi, agung/mulia, megah, angkuh, spiritual, kesatuan,
tunggal, kepemilikan, kekuatan, absolut, terkemuka.
Gambar II.7 Garis Tegak/Vertikal
3. Garis Miring/Diagonal
Mengandung sifat dinamis, bergerak, mengarah, informal, tidak stabil, larangan,
pembatalan.
Gambar II.8 Garis Miring/Diagonal
Selain garis, (Rustan, 2017b) juga mengklasifikasikan beberapa hubungan
bentuk-bentuk dasar dan sifatnya, diantaranya yaitu:
1. Lingkaran
Mengandung sifat dinamis, bergerak, kecepatan, berulang, tak terputus, tak
berawal dan tak berakhir, abadi, kualitas, dapat diandalkan, sempurna, matahari,
kehidupan, semesta.
Gambar II.9 Bentuk Lingkaran dan Penerapan pada Logo Audi
17
2. Segi empat
Stabil, diam, kokoh, teguh, rasional, keunggulan teknis, formal, sempurna, dapat
diandalkan, kejujuran, integritas.
Gambar II.10 Bentuk Segi Empat dan Penerapan pada Logo AXA
3. Segitiga
Stabil, diam, kokoh, megah, teguh, rasional, tritunggal, api, kekuatan, gunung,
harapan, terarah, progres, bernilai, suci, sukses, sejahtera, keamanan.
Gambar II.11 Bentuk Segitiga dan Penerapan pada Logo Adidas
2.3.2. Tipografi
Menurut (Widjaja, 2016) menjelaskan bahwa, “Tipografi adalah sebuah
disiplin ilmu khusus dalam desain grafis yang mempelajari mengenai seluk beluk
huruf (font)”.
Tipografi dimaknai sebagai segala disiplin yang berkenaan dengan huruf. Pada
praktiknya, saat ini tipografi telah jauh berkolaborasi dengan bidang-bidang lain,
seperti multimedia dan animasi, web dan online media lainnya, sinematografi, interior,
arsitektur, desain produk dan lain-lain (Rustan, 2017a). Lettering merupakan huruf
yang dibuat secara khusus dan spesial untuk keperluan khusus, sedangkan dalam
18
tipografi ada unsur duplikasi atau dipakai ulang untuk keperluan lain secara masal
(Rustan, 2017a). Dalam tipografi ada istilah typeface. Typeface merupakan karakter-
karakter yang digunakan bersama-sama. Karakter-karakternya memiliki desain dan
proporsi yang serupa dan konsisten (Rustan, 2017a).
Gambar II.12 Typeface Helvetica pada Logo Jeep
Ada 2 bentuk tambahan pada huruf, menurut (Rustan, 2017a) menjelaskan
diantaranya yaitu:
1. Serif
Serif adalah bentuk tambahan pada huruf semacam kait.
Gambar II.13 Contoh Huruf Serif
2. Sans Serif
Sans serif adalah huruf yang tidak memiliki tambahan kait (tanpa serif).
Gambar II.14 Contoh Huruf Sans Serif
Kontras merupakan perbandingan tebal tipis huruf, atau perbandingan
ketebalan stem stroke dengan hairline stroke (Rustan, 2017a). Legibility berhubungan
dengan kemudahan mengenali dan membedakan masing-masing huruf/karakter.
19
Sedangkan readability berhubungan dengan tingkat keterbacaan suatu teks (Rustan,
2017a).
Klasifikasi typeface berdasarkan bentuk huruf menurut Alexander Lawson
dalam (Rustan, 2017a), antara lain:
1. Black Letter
Typeface yang populer di Jerman dan Irlandia, ditulis menggunakan pena
berujung lebar sehingga menghasilkan kontras tebal tipis yang kuat. Bentuknya lancip,
kadang dihias dan memiliki kontras yang tinggi.
Gambar II.15 Contoh Typeface Black Letter yaitu Old English Text
2. Humanist
Typeface roman/romawi kuno yang negative space-nya cukup banyak sehingga
tulisan tampak lebih terang dan ringan. Bentuknya membulat atau menyudut, tidak
lancip dan memiliki kontras sedang.
Gambar II.16 Contoh Typeface Humanist yaitu Centaur
3. Old Style
Typeface yang memiliki bentuk lancip, membulat, menyudut, ada yang berbentuk
teardrop atau bola, dengan kontras rendah sampai dengan sedang.
Gambar II.17 Contoh Typeface Oldstyle yaitu Garamond
20
4. Transitional
Typeface yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip matematika, makin menjauh
sifat kaligrafis/tulisan tangan. Memiliki bentuk lebih ringan, lancip dan lurus
dibandingkan old style dan memiliki kontras sedang sampai dengan tinggi.
Gambar II.18 Contoh Typeface Transitional yaitu Times New Roman
5. Modern
Typeface yang muncul pada akhir abad 17, menuju era yang disebut modern age.
Memiliki bentuk lebih ringan, lancip, dan lurus dibandingkan transitional dan
memiliki kontras yang sangat tinggi.
Gambar II.19 Contoh Typeface Modern yaitu Bodoni
6. Slab Serif
Typeface yang bentuknya berkesan berat dan horizontal, mirip dengan gaya seni
dan arsitektur Mesir kuno. Bentuknya bisa membulat atau bisa juga persegi dan
memiliki kontras yang rendah.
Gambar II.20 Contoh Typeface Slab Serif yaitu Clarendon
7. Sans Serif
Typeface yang tidak memiliki tambahan kait (tanpa serif). Bentuknya ada yang
lancip, membulat, menyudut dengan kontras sangat rendah sampai dengan tidak ada
sama sekali.
21
Gambar II.21 Contoh Typeface Sans Serif yaitu Helvetica
8. Script & Cursive
Typeface yang bentuknya didesain menyerupai tulisan tangan, ada yang seperti
goresan kuas atau pena kaligrafi. Script memiliki huruf kecil yang saling
menyambung, sedangkan cursive tidak. Bentuknya jarang yang memiliki serif, dengan
kontras yang bervariasi.
Gambar II.22 Contoh Typeface Script yaitu Brush Script
Gambar II.23 Contoh Typeface Cursive yaitu Lucida Calligraphy
9. Dekoratif
Typeface yang dibuat dalam ukuran besar dan diberi ornamen-ornamen yang
indah. Dekoratif tidak memprioritaskan aspek legibility-nya melainkan keindahannya
dengan kontras yang bervariasi.
Gambar II.24 Contoh Typeface Dekoratif yaitu Rosewood
2.3.3. Warna
Rustan (2017a:73) menjelaskan makna yang terkandung dalam beberapa
warna yang telah diambil dari berbagai sumber, antara lain yaitu:
22
1. Abu-abu
Dapat diandalkan, keamanan, elegan, rendah hati, rasa hormat, stabil, kehalusan,
bijaksana, masa lalu, bosan, kebusukan, renta, polusi, urban, emosi yang kuat,
seimbang, netral, perkabungan, formal, bulan Maret.
Gambar II.25 Warna Abu-abu
2. Putih
Rendah hati, suci, netral, tidak kreatif, masa muda, bersih, netral, cahaya,
penghormatan, kebenaran, salju, damai, innocence, simpel, aman, dingin, penyerahan,
takut, tanpa imajinasi, udara, kematian (tradisi Timur), kehidupan, perkawinan (tradisi
Barat), harapan, lemah lembut, kosong, bulan Januari.
Gambar II.26 Warna Putih
3. Hitam
Klasik, baru, ketakutan, depresi, kemarahan, kematian (tradisi Barat), kecerdasan,
pemberontakan, misteri, ketiadaan, modern, kekuatan, hal-hal duniawi, formal, elegan,
kaya, gaya, kejahatan, serius, mengikuti kecenderungan sosial, anarki, kesatuan,
dukacita, profesional.
Gambar II.27 Warna Hitam
23
4. Merah
Perayaan, kekayaan, nasib baik (Cina), suci, tulus, perkawinan (India),
perkabungan (Afrika Selatan), setan (tradisi modern Barat), gairah, kuat, energi, api,
cinta, roman, gembira, cepat, panas, sombong, ambisi, pemimpin, maskulin, tenaga,
bahaya, menonjol, darah, perang, marah, revolusi, radikal, sosialisme, komunisme,
agresi, penghormatan, martir, roh kudus.
Gambar II.28 Warna Merah
5. Biru
Laut, manusia, produktif, isi dalam, langit, damai, kesatuan, harmoni, tenang,
percaya, sejuk, kolot, air, es, setia, bersih, teknologi, musim dingin, depresi, dingin,
idealisme, udara, bijaksana, kerajaan, bangsawan, bumi, zodiak Virgo, Pisces,
Aquarius, kuat, tabah, cahaya, ramah, perkabungan (Iran), kebenaran, cinta,
keagamaan, mencegah roh jahat, kebodohan dan kesialan.
Gambar II.29 Warna Biru
6. Hijau
Kecerdasan tinggi, alam, musim semi, kesuburan, masa muda, lingkungan hidup,
kekayaan, uang (Amerika), nasib baik, giat, murah hati, pergi, rumput, agresi, dingin,
cemburu, malu (Cina), sakit, rakus, narkoba, korupsi (Afrika Utara), abadi, udara,
24
tanah, tulus, zodiak Cancer, pembaruan, pertumbuhan, kesehatan, bulan Agustus,
keseimbangan, harmoni, stabil, tenang, kreatif, Islam.
Gambar II.30 Warna Hijau
7. Kuning
Sinar matahari, gembira, bahagia, tanah, optimis, cerdas, idealisme, kaya (emas),
musim panas, harapan, udara, liberialisme, pengecut, sakit (karantina), takut, bahaya,
tidak jujur, serakah, lemah, feminin, bergaul, persahabatan zodiak Gemini, Taurus,
Leo, April, bulan September, kematian, (abad pertengahan), perkabungan (Mesir),
berani (Jepang), Tuhan (kuning emas).
Gambar II.31 Warna Kuning
8. Purple
Bangsawan, iri, sensual, spiritual, kreativitas, kaya, kerajaan, upacara, misteri,
bijaksana, pencerahan, sombong, flamboyan, menonjol, perkabungan, berlebihan,
tidak senonoh, biseksual, kebingungan, harga diri, zodiak Scorpio, bulan Mei,
November, kaya, romantis, kehalusan, penebusan dosa.
Gambar II.32 Warna Purple.
25
9. Jingga
Hinduisme, Buddhisme, kebahagiaan, energi, keseimbangan, panas, api,
antusiasme, flamboyan, kesenangan, agresi, sombong, menonjol, emosi berlebih,
peringatan, bahaya, musim gugur, hasrat, zodiak Sagitarius, bulan September,
kerajaan (Belanda), Protestanisme (Irlandia).
Gambar II.33 Warna Jingga
10. Cokelat
Tenang, berani, kedalaman, makhluk hidup, alam, kesuburan, desa, tradisi,
ketidaktepatan, fasisme, tidak sopan, bosan, cemar, berat, miskin, kasar, tanah, bulan
Oktober, zodiak Capricorn, Scorpio, membumi, selera makan, menyehatkan, tabah,
simpel, persahabatan, ketergantungan.
Gambar II.34 Warna Cokelat
11. Pink
Musim semi, rasa syukur/terima kasih, penghargaan, kagum, simpati, feminin,
kesehatan, cinta, roman, bulan Juni, perkawinan, sukacita, innocence, kekanakan.
Gambar II.35 Warna Pink
26
2.3.4. Filosofi
Selain makna dalam warna, filosofi juga dapat diterapkan ke dalam logo
dengan menggunakan teori Gestalt.
(Rustan, 2017b) menjelaskan bahwa, “Gestalt adalah sebuah teori psikologi
yang mengatakan bahwa seseorang akan memersepsikan apa yang terlihat dari
lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh”.
Prinsip-prinsip dalam gestalt menurut (Rustan, 2017b) yang banyak diterapkan
dalam logo, antara lain:
1. Similarity
Objek-objek yang bentuk/elemennya sama/mirip akan dilihat sebagai satu
kelompok tersendiri.
Gambar II.36 Logo The University of Manchaster dan Brasil Telecom
2. Closure
Melengkapi sebuah objek menjadi sesuatu yang utuh walau sebenarnya tidak
komplit.
Gambar II.37 Logo WWF dan Le Tour de France
27
3. Figure Ground
Melihat foreground objek (latar depannya) atau backround-nya (latar
belakangnya), atau keduanya dapat dilihat sebagai objek.
Gambar II.38 Logo Carrefour dan Fedex
4. Impossible Figure
Objek yang tidak mungkin dibuat dalam dunia nyata tiga dimensi.
Gambar II.39 Logo Renault dan Institute of Cancer Therapeutics