bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id · perusahaan merupakan organisasi berbadan hukum yang...
TRANSCRIPT
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Corporate Identity
Perusahaan merupakan organisasi berbadan hukum yang mengadakan
transaksi atau usaha, sebuah perusahaan membutuhkan suatu identitas untuk
membedakannya dengan perusahaan lain yang serupa. Bukan hanya sekedar
identitas nama perusahaan saja, namun juga membuat perusahaan tersebut memiliki
citra di mata masyarakat dan klien, seperti tampilan visual yang meliputi logo dan
corporate identity (Fauzan dan Triyadi, 2017:30).
Menurut Birowo dan Soekotjo (2014:52), “corporate identity merupakan
penampilan fisik yang terlihat melalui logo, tipografi, atau warna tertentu. Selain
itu, identitas perusahaan juga dapat ditampilkan melalui seragam pegawai, mobil
pengangkut barang, kertas memo, bahkan pada kartu nama”.
Menurut Pajriana et al. (2017:9) berpendapat bahwa:
Corporate identity atau identitas perusahaan adalah hal penting yang harus
dimiliki oleh sebuah perusahaan karena hal ini lah yang akan menjadi
pembeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, corporate
identity juga harus dapat mencerminkan dari keunikan, kelebihan, dan
identitas dari perusahaan itu sendiri.
Sedangkan menurut Pratama (2017:20) menjelaskan bahwa, “corporate
identity merupakan unsur terpenting dalam sebuah brand. Karena dengan identitas
yang kuat dari sebuah brand akan lebih mudah dikenali dan dibedakan dengan
pesaingnya”.
12
Perancangan corporate identity dapat dikatakan berhasil saat corporate
identity tersebut mampu mewakili sebuah perusahaan tersebut, dalam penyampaian
berupa logo, aplikasi pada stationery, merchandise, dan pada media promosi
(Raharjo, 2017:41).
Menurut Rustan (2017a:54), penilaian manusia dalam konteks identitas
perusahaan disebut dengan identity mix yang terdiri dari:
a. Visual
Contohnya: logo, tipografi, warna, packaging, seragam, signage, bangunan
b. Komunikasi
Contohnya: iklan, laporan tahunan, press release, customer service, public
relation
c. Perilaku (behavior)
Contohnya: corporate value, corporate culture, norma
Identitas yang ditampilkan dengan konsisten akan memberi gambaran pada
publik bahwa entitas tersebut konsekuen dan professional. Dari situ diharapkan
meningkatkan brand awareness dan brand image positif di benak mayarakat
(Rustan, 2017a:54).
Manfaat atau fungsi dari corporate identity menurut Aprilian (2015:130),
antara lain yaitu:
a. Sebagai wujud atau citra perusahaan
b. Penyatu strategi perusahaan
c. Pemacu sistem operasional suatu perusahaan
d. Sebagai alat jual atau promosi perusahaan
13
Setelah diuraikan beberapa pendapat mengenai penjelasan dan manfaat dari
corporate identity, maka didapatkan jawaban bahwa corporate identity sangatlah
penting dalam menggambarkan produk atau citra suatu perusahaan, dalam hal ini
yaitu membangun brand awareness dari Kedai Taychan yang dapat diingat oleh
masyarakat sebagai kedai sate taichan pedas.
2.1.2 Logo
Sarwandi (2016:66) mendefinisikan bahwa, “logo merupakan suatu gambar
atau sekadar sketsa dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari sebuah
perusahaan, daerah, organisasi, produk, Negara, lembaga, dan lainnya”.
Asal kata logo berasal dari bahasa Yunani logos, yang berarti kata, pikiran,
pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih dulu populer adalah istilah
logotype, bukan logo. Logotype diartikan sebagai tulisan nama entitas yang didesain
secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf
tertentu. (Rustan, 2017a:12).
Gambar II.1
Logotype Motorola Inc. dan Sony.
Rustan (2017a:13) menjelaskan bahwa, “logo adalah penyingkatan dari
logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih populer
14
daripada logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja: tulisan, logogram,
gambar, dan lain-lain”.
Logogram adalah sebuah simbol tulisan yang mewakili sebuah kata atau
makna yang berfungsi untuk mempersingkat penulisan sebuah kata. Disebut juga
Ideogram, yaitu simbol yang mewakili sebuah maksud (Rustan, 2017a:13-14).
Gambar II.2
Logogram PalmOne dan Philippe Starck.
Fungsi dari logotype yang kini disebut dengan istilah logo menurut Rustan
(2017a:13), antara lain:
a. Identitas diri. Untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain
b. Tanda kepemilikan. Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain
c. Tanda jaminan kualitas
d. Mencegah peniruan/pembajakan
Kriteria utama dalam membuat sebuah logo menurut Rustan (2017a:42),
antara lain yaitu:
a. Harus unik. Mencerminkan dan mengangkat citra entitasnya sekaligus
membedakannya dengan yang lain.
b. Harus dapat mengakomodasi dinamika yang dialami entitasnya dalam jangka
waktu selama mungkin. Artinya logo harus fleksibel sekaligus tahan lama.
15
Tahapan atau proses berdasarkan pola umum dalam membuat sebuah logo
menurut Rustan (2017a:36-42), antara lain:
a. Riset dan Analisa
Mencari fakta-fakta tentang entitas, termasuk pesaingnya, yang dirangkum
dalam creative brief.
b. Thumbnails
Pengembangan ide lewat visual, berupa sketsa-sketsa kasar pensil atau bolpen
yang dilakukan secara manual.
c. Komputer
Komputerisasi beberapa thumbnails yang berpotensi dipilih, dapat dengan cara
scanning lalu diedit atau digambar ulang menggunakan drawing software.
d. Review
Pengajuan alternatif desain yang sudah dikomputerisasi untuk dipilih oleh
client.
e. Pendaftaran Merek
Mendaftarkan logo yang sudah selesai ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual (Dirjen HAKI), Departemen Hukum dan HAM untuk mendapatkan
perlindungan hak dari penggunaan secara tidak sah oleh pihak lain.
f. Sistem Identitas
Menentukan atribut lainnya seperti logo turunan, sistem warna, sistem
tipografi, sistem penerapan logo pada berbagai media, dan lain-lain yang
dirangkum dalam pedoman sistem identitas.
g. Produksi
Melakukan produksi atribut yang ditentukan sesuai pedoman sistem identitas.
16
2.1.3 Bentuk
Rustan (2017a:22) mengklasifikasikan bentuk logo dari segi konstruksinya
kedalam 3 jenis, yaitu:
a. Picture mark dan letter mark
Bentuk logo dengan elemen gambar dan tulisan saling terpisah.
Gambar II.3
Picture mark dan letter mark pada logo Djarum.
b. Picture mark sekaligus letter mark
Bentuk logo dengan elemen gambar dan tulisan saling berbaur.
Gambar II.4
Picture mark sekaligus letter mark pada logo Dopod
c. Letter mark saja
Bentuk logo dengan elemen tulisan saja.
Gambar II.5
Letter mark pada logo Acer
17
Bila dalam perkembangannya sebuah brand sudah begitu melekat di benak
masyarakat (awareness masyarakat terhadap brand tersebut sudah sangat tinggi),
dalam beberapa kasus, letter mark-nya dibuang sehingga hanya tinggal picture
mark-nya saja (Rustan, 2017a:27)
Rustan (2017a:46-47) mengklasifikasikan beberapa hubungan arah garis
dan sifatnya, diantaranya yaitu:
a. Garis mendatar/horisontal
Mengandung sifat pasif, statis, berhenti, tenang/tenteram, rasional, formal,
basis/dasar, dataran, negatif/minus, pembatalan.
Gambar II.6
Garis mendatar/horizontal.
b. Garis tegak/vertikal
Mengandung sifat aktif, tinggi, agung/mulia, megah, angkuh, spiritual,
kesatuan, tunggal, kepemilikan, kekuatan, absolut, terkemuka.
Gambar II.7
Garis tegak/vertikal.
18
c. Garis miring/diagonal
Mengandung sifat dinamis, bergerak, mengarah, informal, tidak stabil,
larangan, pembatalan.
Gambar II.8
Garis miring/diagonal.
Selain garis, Rustan (2017a:46) juga mengklasifikasikan beberapa
hubungan bentuk-bentuk dasar dan sifatnya, diantaranya yaitu:
a. Lingkaran
Mengandung sifat dinamis, bergerak, kecepatan, berulang, tak terputus, tak
berawal dan tak berakhir, abadi, kualitas, dapat diandalkan, sempurna,
matahari, kehidupan, semesta.
Gambar II.9
Bentuk lingkaran dan penerapan pada logo Audi.
b. Segi empat
Stabil, diam, kokoh, teguh, rasional, keunggulan teknis, formal, sempurna,
dapat diandalkan, kejujuran, integritas.
19
Gambar II.10
Bentuk segi empat dan penerapan pada logo AXA.
c. Segitiga
Stabil, diam, kokoh, megah, teguh, rasional, tritunggal, api, kekuatan, gunung,
harapan, terarah, progres, bernilai, suci, sukses, sejahtera, keamanan.
Gambar II.11
Bentuk segitiga dan penerapan pada logo Adidas.
2.1.4 Tipografi
Menurut Widjaja (2016:11) menjelaskan bahwa, “tipografi adalah sebuah
disiplin ilmu khusus dalam desain grafis yang mempelajari mengenai seluk beluk
huruf (font)”.
Tipografi dimaknai sebagai segala disiplin yang berkenaan dengan huruf.
Pada prakteknya, saat ini tipografi telah jauh berkolaborasi dengan bidang-bidang
lain, seperti multimedia dan animasi, web dan online media lainnya, sinematografi,
interior, arsitektur, desain produk dan lain-lain (Rustan, 2017b:16)
20
Lettering merupakan huruf yang dibuat secara khusus dan spesial untuk
keperluan khusus, sedangkan dalam tipografi ada unsur duplikasi atau dipakai ulang
untuk keperluan lain secara masal (Rustan, 2017b:16).
Dalam tipografi ada istilah typeface. Typeface merupakan karakter-karakter
yang digunakan bersama-sama. Karakter-karakternya memiliki desain dan proporsi
yang serupa dan konsisten (Rustan, 2017b:18).
Gambar II.12
Typeface Helvetica pada logo Jeep.
Ada 2 bentuk tambahan pada huruf, Rustan (2017b:20) menjelaskan
diantaranya yaitu:
a. Serif
Serif adalah bentuk tambahan pada huruf semacam kait.
Gambar II.13
Contoh huruf serif.
b. Sans Serif
Sans serif adalah huruf yang tidak memiliki tambahan kait (tanpa serif).
Gambar II.14
Contoh huruf sans serif.
21
Kontras merupakan perbandingan tebal tipis huruf, atau perbandingan
ketebalan stem stroke dengan hairline stroke (Rustan, 2017b:22).
Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali dan membedakan
masing-masing huruf/karakter. Sedangkan readability berhubungan dengan tingkat
keterbacaan suatu teks (Rustan, 2017b:22).
Klasifikasi typeface berdasarkan bentuk huruf menurut Alexander Lawson
dalam Rustan (2017b:46-50), antara lain:
a. Black Letter
Typeface yang populer di Jerman dan Irlandia, ditulis menggunakan pena
berujung lebar sehingga menghasilkan kontras tebal tipis yang kuat. Bentuknya
lancip, kadang dihias dan memiliki kontras yang tinggi.
Gambar II.15
Contoh typeface black letter yaitu Old English Text.
b. Humanist
Typeface roman/romawi kuno yang negative space-nya cukup banyak
sehingga tulisan tampak lebih terang dan ringan. Bentuknya membulat atau
menyudut, tidak lancip dan memiliki kontras sedang.
Gambar II.16
Contoh typeface humanist yaitu Centaur.
22
c. Old Style
Typeface yang memiliki bentuk lancip, membulat, menyudut, ada yang
berbentuk teardrop atau bola, dengan kontras rendah sampai dengan sedang.
Gambar II.17
Contoh typeface oldstyle yaitu Garamond.
d. Transitional
Typeface yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip matematika, makin menjauh
sifat kaligrafis/tulisan tangan. Memiliki bentuk lebih ringan, lancip dan lurus
dibandingkan old style dan memiliki kontras sedang sampai dengan tinggi.
Gambar II.18
Contoh typeface transitional yaitu Times New Roman.
e. Modern
Typeface yang muncul pada akhir abad 17, menuju era yang disebut modern
age. Memiliki bentuk lebih ringan, lancip, dan lurus dibandingkan transitional
dan memiliki kontras yang sangat tinggi.
Gambar II.19
Contoh typeface modern yaitu Bodoni.
23
f. Slab Serif
Typeface yang bentuknya berkesan berat dan horizontal, mirip dengan gaya
seni dan arsitektur Mesir kuno. Bentuknya bisa membulat atau bisa juga
persegi dan memiliki kontras yang rendah.
Gambar II.20
Contoh typeface slab serif yaitu Clarendon.
g. Sans Serif
Typeface yang tidak memiliki tambahan kait (tanpa serif). Bentuknya ada yang
lancip, membulat, menyudut dengan kontras sangat rendah sampai dengan
tidak ada sama sekali.
Gambar II.21
Contoh typeface sans serif yaitu Helvetica.
h. Script & Cursive
Typeface yang bentuknya didesain menyerupai tulisan tangan, ada yang seperti
goresan kuas atau pena kaligrafi. Script memiliki huruf kecil yang saling
menyambung, sedangkan cursive tidak. Bentuknya jarang yang memiliki serif,
dengan kontras yang bervariasi.
24
Gambar II.22
Contoh typeface script yaitu Brush Script.
Gambar II.23
Contoh typeface cursive yaitu Lucida Calligraphy.
i. Dekoratif
Typeface yang dibuat dalam ukuran besar dan diberi ornamen-ornamen yang
indah. Dekoratif tidak memprioritaskan aspek legibility-nya melainkan
keindahannya dengan kontras yang bervariasi.
Gambar II.24
Contoh typeface dekoratif yaitu Rosewood.
2.1.5 Warna
Rustan (2017a:73) menjelaskan makna yang terkandung dalam beberapa
warna yang telah diambil dari berbagai sumber, antara lain yaitu:
25
a. Abu-abu
Dapat diandalkan, keamanan, elegan, rendah hati, rasa hormat, stabil,
kehalusan, bijaksana, masa lalu, bosan, kebusukan, renta, polusi, urban, emosi
yang kuat, seimbang, netral, perkabungan, formal, bulan Maret.
Gambar II.25
Warna abu-abu.
b. Putih
Rendah hati, suci, netral, tidak kreatif, masa muda, bersih, netral, cahaya,
penghormatan, kebenaran, salju, damai, innocence, simpel, aman, dingin,
penyerahan, takut, tanpa imajinasi, udara, kematian (tradisi Timur), kehidupan,
perkawinan (tradisi Barat), harapan, lemah lembut, kosong, bulan Januari.
Gambar II.26
Warna putih.
c. Hitam
Klasik, baru, ketakutan, depresi, kemarahan, kematian (tradisi Barat),
kecerdasan, pemberontakan, misteri, ketiadaan, modern, kekuatan, hal-hal
duniawi, formal, elegan, kaya, gaya, kejahatan, serius, mengikuti
kecenderungan sosial, anarki, kesatuan, dukacita, profesional.
26
Gambar II.27
Warna hitam.
d. Merah
Perayaan, kekayaan, nasib baik (Cina), suci, tulus, perkawinan (India),
perkabungan (Afrika Selatan), setan (tradisi modern Barat), gairah, kuat,
energi, api, cinta, roman, gembira, cepat, panas, sombong, ambisi, pemimpin,
maskulin, tenaga, bahaya, menonjol, darah, perang, marah, revolusi, radikal,
sosialisme, komunisme, agresi, penghormatan, martir, roh kudus.
Gambar II.28
Warna merah.
e. Biru
Laut, manusia, produktif, isi dalam, langit, damai, kesatuan, harmoni, tenang,
percaya, sejuk, kolot, air, es, setia, bersih, teknologi, musim dingin, depresi,
dingin, idealisme, udara, bijaksana, kerajaan, bangsawan, bumi, zodiak Virgo,
Pisces, Aquarius, kuat, tabah, cahaya, ramah, perkabungan (Iran), kebenaran,
cinta, keagamaan, mencegah roh jahat, kebodohan dan kesialan.
27
Gambar II.29
Warna Biru.
f. Hijau
Kecerdasan tinggi, alam, musim semi, kesuburan, masa muda, lingkungan
hidup, kekayaan, uang (Amerika), nasib baik, giat, murah hati, pergi, rumput,
agresi, dingin, cemburu, malu (Cina), sakit, rakus, narkoba, korupsi (Afrika
Utara), abadi, udara, tanah, tulus, zodiak Cancer, pembaruan, pertumbuhan,
kesehatan, bulan Agustus, keseimbangan, harmoni, stabil, tenang, kreatif,
Islam.
Gambar II.30
Warna hijau.
g. Kuning
Sinar matahari, gembira, bahagia, tanah, optimis, cerdas, idealisme, kaya
(emas), musim panas, harapan, udara, liberialisme, pengecut, sakit (karantina),
takut, bahaya, tidak jujur, serakah, lemah, feminin, bergaul, persahabatan
zodiak Gemini, Taurus, Leo, April, bulan September, kematian, (abad
pertengahan), perkabungan (Mesir), berani (Jepang), Tuhan (kuning emas).
28
Gambar II.31
Warna kuning.
h. Purple
Bangsawan, iri, sensual, spiritual, kreativitas, kaya, kerajaan, upacara, misteri,
bijaksana, pencerahan, sombong, flamboyan, menonjol, perkabungan,
berlebihan, tidak senonoh, biseksual, kebingungan, harga diri, zodiak Scorpio,
bulan Mei, November, kaya, romantis, kehalusan, penebusan dosa.
Gambar II.32
Warna purple.
i. Jingga
Hinduisme, Buddhisme, kebahagiaan, energi, keseimbangan, panas, api,
antusiasme, flamboyan, kesenangan, agresi, sombong, menonjol, emosi
berlebih, peringatan, bahaya, musim gugur, hasrat, zodiak Sagitarius, bulan
September, kerajaan (Belanda), Protestanisme (Irlandia).
29
Gambar II.33
Warna jingga.
j. Cokelat
Tenang, berani, kedalaman, makhluk hidup, alam, kesuburan, desa, tradisi,
ketidaktepatan, fasisme, tidak sopan, bosan, cemar, berat, miskin, kasar, tanah,
bulan Oktober, zodiak Capricorn, Scorpio, membumi, selera makan,
menyehatkan, tabah, simpel, persahabatan, ketergantungan.
Gambar II.34
Warna cokelat.
k. Pink
Musim semi, rasa syukur/terima kasih, penghargaan, kagum, simpati, feminin,
kesehatan, cinta, roman, bulan Juni, perkawinan, sukacita, innocence,
kekanakan.
Gambar II.35
Warna pink.
30
2.1.6 Filosofi
Selain makna dalam warna, filosofi juga dapat diterapkan kedalam logo
dengan menggunakan teori Gestalt.
Rustan (2017a:49) menjelaskan bahwa, “gestalt adalah sebuah teori
psikologi yang mengatakan bahwa seseorang akan mempresepsikan apa yang
terlihat dari lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh”.
Prinsip-prinsip dalam gestalt menurut Rustan (2017a:49) yang banyak
diterapkan dalam logo, antara lain:
a. Similarity
Objek-objek yang bentuk/elemennya sama/mirip akan dilihat sebagai satu
kelompok tersendiri.
Gambar II.36
Logo The University of Manchaster dan Brasil Telecom.
b. Closure
Melengkapi sebuah objek menjadi sesuatu yang utuh walau sebenarnya tidak
komplit.
31
Gambar II.37
Logo WWF dan Le Tour de France.
c. Figure Ground
Melihat foreground objek (latar depannya) atau backround-nya (latar
belakangnya), atau keduanya dapat dilihat sebagai objek.
Gambar II.38
Logo Carrefour dan Fedex
d. Impossible Figure
Objek yang tidak mungkin dibuat dalam dunia nyata tiga dimensi.
Gambar II.39
Logo Renault dan Institute of Cancer Therapeutics