bab ii kajian literatur -...
TRANSCRIPT
-
9
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. Kajian Teori
1. Pengertian Judul
Pengertian dari judul Desain Interior Solo Book Center di
Surakarta dengan Pendekatan Konsep Homey
Desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan pola
susunan, kerangka bentuk suatu bangunan, motif bangunan, pola
bangunan, corak bangunan (KBBI, 2008).
Interior adalah tatanan perabot dalam suatu ruangan dalam sebuah
gedung (KBBI, 2008).
Solo adalah nama lain dari Surakarta, yaitu sebuah kota di Jawa
Tengah. Kota Surakarta adalah sebuah kota di Provinsi Jawa
Tengah, Indonesia.
Book (Buku)
a. Kb. Buku (Echols & Shadily, 1992).
b. Buku: lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong
(KBBI, 2008).
Centre (Pusat)
a. Kb. Pusat, bagian tengah.
Kkt. Menempatkan di tengah-tengah (Echols & Shadily, 1992).
b. Titik yang berada ditengah-tengah benar, letaknya dibagian
tengah (KBBI, 2008).
Dengan adalah Kata penghubung menyatakan hubungan kata kerja
dengan pelengkap atau keterangannya; kata penghubung untuk
menerangkan cara (bagaimana terjadinya atau berlakunya);
penguhubung untuk menyatakan keselarasan (kesamaan,
kesesuaian)
( http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php )
Pendekatan adalah Proses, cara, perbuatan mendekati; Antar usaha
dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
-
10
dengan yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang
masalah penelitian.
( http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php )
Homey
a. Seperti rumah
b. Enak, nyaman
( http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php )
Desain Interior Solo Book Center di Surakarta ini adalah sebuah
tempat terencana yang difungsikan sebagai pusat buku yang berada
di Kota Solo dan merupakan sarana segala aktivitas yang
berhubungan dengan buku bagi masyarakat Solo dan sekitarnya.
2. Tinjauan Khusus Perpustakaan Umum
a. Pengertian Perpustakaan Umum
Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli
perpustakaan dan sumber lain, diantaranya:
1) Menurut Sutarno, 2003
perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari
gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-
buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga
mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu
diperlukan untuk pembaca.
2) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 2008
Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka yang berarti
pustaka atau buku.
Perpustakaan artinya kumpulan buku (bacaan); bibliotek
3) Dalam Undang-undang No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan
disebutkan bahwa: Perpustakaan adalah institusi pengelola
koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara
profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka.
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.phphttp://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
-
11
Secara garis besar, ada kesamaan dalam tiga pengertian
perpustakaan tersebut, yaitu kumpulan buku yang diatur secara
sistematis. Oleh sebab itu, mengatur buku-buku dengan baik dan
sistematis merupakan hal paling dasar dalam penataan ruang utama
perpustakaan. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang
diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran
sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,
agama, dan status sosial-ekonomi (Basuki, 1994).
Perpustakaan umum memegang peran penting dalam usaha
pembinaan kecerdasan bangsa, sehingga pada tahun 1972 UNESCO
mengeluarkan Manifesto Perpustakaan Umum. Dalam Manifest
tersebut dinyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan
utama, yaitu (Basuki, 1994):
1) Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan
pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah
kehidupan yang lebih baik.
2) Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah
bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang
berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan
masyarakat.
3) Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat
dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini
disebut fungsi pendidikan berkesinambungan atau pendidikan
seumur hidup.
4) Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum
merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat
sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan
apresiasi budaya masyarakat sekitar dengan cara
menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film
dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan
-
12
keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap
segala bentuk seni budaya.
b. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum mempunyai tugas mengumpulkan,
menyimpan, memelihara, mengatur dan mendayagunakan bahan
pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian,
pelestarian suatu pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh
golongan masyarakat.
Perpustakaan Umum berfungsi sebagai pusat untuk:
1) Menyediakan bahan pendidikan (educating).
2) Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (informatif).
3) Menyediakan bahan-bahan yang berfungsi rekreasi (rekreatif).
4) Menyediakan bahan-bahan yang berisi petunjuk, pedoman dan
bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (dokumentatif).
5) Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).
c. Tujuan Perpustakaan Umum
1) Untuk pendidikan masyarakat dan membudidaya kreasi,
prakarsa, dan swadaya masyarakat guna meningkatkan
kemajuan kehidupan dan kesejahteraannya.
2) Menyediakan berbagai kebutuhan untuk penerangan, informasi
dan data sekunder serta pengetahuan ilmiah.
3) Memeberi semangat dan hiburan yang sehat dan pemanfaatan
hal-hal yang bersifat membangun dalam waktu senggang.
4) Mendorong, menggairahkan, memelihara dan membina
semangat membangun dan semangat belajar masyarakat.
5) Membekai berbagai pengetahuan dan ilmu serta pedoman-
pengalaman kepada masyrakat diberbagai bidang.
d. Struktur Organisasi Perpustakaan Umum
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang
menunjukkan semua tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi,
hubungan antara fungsi-fungsi tersebut, serta wewenang dan
-
13
tanggung jawab setiap anggota organisasi yang melakukan tiap-tiap
tugas kerja tersebut.
Organisasi perpustakaan adalah wadah kegiatan orang-orang
atau para pengelola yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan dalam rangka pengelola suatu perpustakaan
(Soeatminah, 1992).
Macam-macam Pola Struktur Organisasi Perpustakaan, yaitu:
1) Berdasarkan fungsi
Pola struktur organisasi perpustakaan berdasarkan fungsi
pada umumnya dipakai pada perpustakaan perguruan tinggi.
2) Berdasarkan subyek
Struktur organisasi perpustakaan berdasarkan subyek
sering pula digunakan perpustakaan Perguruan Tinggi dan
perpustakaan umum. Pembagian berdasarkan subyek biasanya
bersifat terbuka dan tersedia ruangan studi yang berdekatan
dengan rak buku.
3) Berdasarkan kawasan
Struktur organisasi perpustakaan berdasarkan wilayah
atau kawasan lazim digunakan oleh perpustakaan umum. Karena
itu perpustakaan umum yang menganut berdasarkan kawasan
akan memiliki perpustakaan pusat, perpustakaan cabang dan
perpustakaan keliling (mobile liberaries). Perpustakaan
Perguruan Tinggi acap kali menggunakan pola ini misalnya
mendirikan perpustakaan departemen, seperti perpustakaan
hukum, fisika, kesehatan kedokteran.
4) Berdasarkan pemakai yang dilayani
Pada perpustakaan umum terdapat ruangan khusus untuk
anak-anak, remaja, tuna-netra, atau kelompok berdasarkan ciri
ekonomis (misalnya pengusaha, pensiunan) sedangkan pada
perpustakaan perguruan tinggi biasa dikelompokkan pada
perpustakaan program S-1, S-2 dan S 3, atau ruangan khusus
koleksi langka, koleksi khusus peneliti.
-
14
5) Berdasarkan jenis dokumen
Struktur organisasi berdasarkan jenis dokumen banyak
digunakan perpustakaan nasional dan perpustakaan daerah. Pola
struktur berdasarkan jenis dokumen dibagi menjadi: bagian
buku, bagian peta, bagian majalah, bagian film, bagian terbitan
Pemerintah. Setiap bagain bertanggung jawab atas pengadaan,
pengkatalogan dan pengklasifikasian serta jasa layanan. Pada
perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan umum,
biasanya terdapat ruangan khusus Skripsi, Tesis, Disertasi,
Majalah, Jurnal, buku, audio visual, dan ruangan multimedia.
Tenaga teknis perpustakaan terdiri atas tenaga teknis
komputer, tenaga teknis audio visual, tenaga teknis
ketatausahaan, tenaga teknis asisten perpustakaan, dan/atau
tenaga teknis lainnya.
Administrasi layanan dilaksanakan untuk semua jenis
kegiatan layanan perpustakaan. Administrasi Layanan
Perpustakaan diselenggarakan untuk tujuan memudahkan dan
menjamin pelaksanaan kerja secara efektif dalam pengelolaan
layanan. Administrasi Layanan Perpustakaan mengikuti pola
dan cara yang baku atau yang berlaku dalam organisasi badan
induknya. Administrasi Layanan Perpustakaan merupakan bukti
pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas layanan.
e. Kegiatan Pokok Perpustakaan Umum
1) Kegiatan pengadaan bahan koleksi, meliputi:
a) Kegiatan pengadaan bahan koleksi
Ialah kegiatan memilih bahan koleksi berdasarkan profesi,
bahan koleksi dan bidang ilmu.
b) Kegiatan pelaksanaan pengadaan bahan koleksi
Ialah kegiatan mengusahakan adanya bahan koleksi dengan
berbagai macam cara.
c) Kegiatan lain, seperti :
Mengumpulkan bahan yang telah diperoleh.
-
15
Memberi identitas bahan koleksi.
Menyimpan secara teratur bahan koleksi dan berkas-
berkasnya.
2) Kegiatan pengolahan bahan pustaka
Ialah kegiatan mempersiapkan bahan koleksi yang telah
diperoleh agar dengan mudah dapat diatur ditempat atau di rak-
rak penyimpanan sehingga memudahkan pelayanan.
Kegiatan ini meliputi :
a) Kegiatan klarifikasi
Ialah kegiatan mengelompokkan bahan koleksi sesuai
macam dan bidang ilmunya.
b) Kegiatan katalogisasi
Ialah kegiatan pembuatan kartu-kartu katalog sesuai macam
dan bidang ilmunya.
c) Kegiatan pelabelan
Ialah kegiatan membuat nomor penempatan setiap bahan
koleksi pada label tertentu.
d) Kegiatan penyimpanan dan penyusunan koleksi (shelfing)
Merupakan kegiatan menyimpan koleksi yang telah diproses
pada rak-rak pustaka berdasarkan macam dan bidang
ilmunya.
e) Kegiatan penyimpanan dan penyusunan kartu katalog
(filling)
Ialah kegiatan penyimpanan kartu-kartu katalog pada almari
katalog.
f) Kegiatan-kegiatan lain, seperti :
Melakukan perbaikan setiap koleksi pustaka.
Melakukan kegiatan pengawetan pustaka misalnya,
menjilid, menyemprot hama, dan lain-lain.
Membuat laporan tertulis secara berkala.
3) Kegiatan pelayanan pemakai
Kegiatan melayani pemakai atau pengunjung meliputi :
-
16
a) Kegiatan sirkulasi koleksi
Menetapkan sistem peminjaman dan pengembalian
koleksi.
Menetapkan waktu, tata ruang, dan tata tertib dalam
peminjaman dan pengembalian koleksi.
Melaksanakan pencatatan data sirkulasi koleksi.
b) Kegiatan pelayanan referensi
Membantu pemakai dalam menggunakan koleksi
referensi.
Merencanakan sistem referensi yang akan disajikan.
Menyelenggarakan pameran perpustakaan.
c) Kegiatan pendidikan pemakai
Membuat perencanaan, penyampaian bahan, metode,
teknik, dan sasaran usaha bimbingan pemakai.
Menetapkan tingkatan dan sistem penyampaian
bimbingan yang sesuai.
Menetapakan dan mengatur waktu pemberian bimbingan
dan pendidikan kepada pemakai.
Melaksanakan usaha pendididkan tersebut baik secara
individual maupun klasikal.
d) Kegiatan penyebar luasan informasi
Membuat perencanaan dan pelaksanaan kerjasama
pemanfaatan informasi.
Memanfaatkan dan menyebarluaskan indeks informasi
dan informasi untuk pemakai.
Pembuatan alat bantu dalam penelusuran inrormasi
untuk pemakai
(Sumardji, 1988:22).
4) Kegiatan bidang strategi (pengelolaan)
Ialah kegiatan yang sifatnya memimpin yang dilakukan oleh
Kepala Perpustakaan, meliputi kegiatan :
a) Perencanaan, meliputi :
-
17
Pembinaan dan pengembangan tenaga kerja.
Pembinaan dan pengembangan koleksi perpustakaan.
Pembinaan dan pengembangan pelayanan pemakai.
Pembinaan dan pengembangan program kerja
perpustakaan.
b) Pengorganisasian, meliputi :
Hubungan kerja antar tenaga kerja.
Lalu lintas kegiatan kerja perpustakaan.
Sistem pengelompokan kegiatan kerja.
c) Pengarahan, meliputi :
Membuat pedoman kerja sebagai pegangan umum.
Memberikan bimbingan kepada tenaga kerja bawahan.
Menentapkan kebijaksanaan tindakan yang tepat.
d) Pengkoordinasian, meliputi :
Memberikan arah tujuan kegiatan kerja.
Memberikan batas-batas luas dan isi kegiatan kerja.
Memberikan kriteria bagi setiap kegiatan kerja.
e) Pengawasan, meliputi :
Mengawasi dan meneliti kegiatan kerja kelompok teknis.
Memilih dan mengawasi kegiatan kerja pada kelompok
pelayanan pemakai dan administrasi.
5) Kegiatan bidang structural (bidang administrasi)
Kegiatan bidang administrasi perpustakaan meliputi :
a) Perlengkapan, meliputi :
Membuat perencanaan kebutuhan perlengkapan dan
perabot perpustakaan.
Membuat sistem pencatatan perlengkapan perabot.
Meleksanakan pengadaan perlengkapan dan perabot.
b) Keuangan, meliputi :
Menetapkan pedoman prosedur kerja administrasi
keuangan.
-
18
Menetapkan sistem pembukuan.
Melaksanakan anggaran keuangan.
Melaksanakan administrasi pertanggungjawaban.
Melaksanakan pencatatan dalam buku kas keuangan.
c) Kepegawaian, meliputi :
Membuat perencanaan sistem pengembangan tenaga
kerja.
Membuat perencanaan sistem pembinaan tenaga kerja.
Melaksanaakan administrasi gaji, tunjangan dan
tambahan pendapatan lain.
d) Kerumahtanggaan, meliputi :
Ialah kegiatan memelihara, membersihkan dan menjaga
perlengkapan, perabot, sarana ruang dan sarana transportasi
(Atmodjahnawi, 1986: 22).
Intern
Khusus
Bagan 2.1 Arus kegiatan Perpustakaan dari segi pengolahan
Sumber: Sumardji, 1988
Bahan
Masuk
Ruang
Pustakawan
Ruang Baca
Ruang kerja
dan gudang
Ruang
Penyimpanan
Ruang
Penyimpanan
Ruang
Peragaan
Ruang
Referensi
Ruang
Peminjaman/
Pengembalian
Luar /
Masyarakat
-
19
Bagan 2.2 Arus kegiatan / lalu lintas Perpustakaan Umum
Sumber: Sumardji, 1988
f. Pengguna Perpustakaan Umum
1) Tipe pengguna berdasarkan motifnya :
a) Mereka yang membutuhkan informasi tetapi tetapi tidak
mengetahui mencarinya.
b) Mereka yang membutuhkan informasi tetapi tidak
mengetahui bagaimana mencari informasi itu.
c) Mereka membutuhkan informasi mengetahui tempat dan
cara mencarinya tetapi setelah menemukannya tidak mampu
menggunakan sumber informasi tersebut.
d) Mereka yang membutuhkan informasi mengetahui tempat
dan cara mencarinya tetapi belum mampu memanfaatkannya
secara semaksimal mungkin.
2) Pengguna berdasarkan usianya, terbagi menjadi :
a) Anak-anak, usia antara 2-15 tahun
b) Remaja, usia antara 15-15 tahun
c) Dewasa, usia antara 25-50 tahun
d) Orang tua, usia antara 50- (Lasa, 1994)
Ruang Kuliah /
Peragaan
Ruang Bahan
Dengar /
Piringan hitam
Koleksi Buku
Koleksi Buku
Ruang Masuk
Ruang
Sirkulasi
Peminjaman
Koleksi Buku
Kamar kecil,
tempat
penyimpanan
tas, baju hangat
Perpustakaan
Anak
Ruang Kerja
Administrasi
Majalah
Koleksi
Referensi
Ruang Masuk
Kamar Kecil
-
20
g. Kegunaan Perpustakaan Umum
1) Layanan jasa
a) Jasa informasi
Merupakan jasa penyebarluasan terbitan literatur untuk
program penelusuran informasi.
b) Jasa bibliografi
Melayani permintaan penelusuran literatur baru maupun
lama.
c) Jasa rujukan
Meneruskan setiap pertanyaan atau permintaan yang dapat
dilayani oleh perpustakaan ke lembaga yang terkait.
d) Jasa KDT dan ISBN
Setiap penerbit yang akan menerbitkan bukunya dapat
memperoleh jasa KDT (Katalog Dalam Terbitan) dan ISBN
(International Standart Book Number).
e) Jasa konsultasi
Konsultasi tentang segala aspek layanan jasa perpustakaan.
2) Layanan bahasa pustaka berkala mutakhir
Koleksi bahan pustaka berkala layanan mutakhir adalah
koleksi yang berupa terbitan berkala (periodical) terdiri dari
majalah dalam dan luar negeri serta surat kabar.
3) Layanan referensi
Merupakan kegiatan kerja dalam bentuk pemberian bantuan
kepada pemakai perpustakaan untuk menemukan informasi.
4) Layanan bahasa pustaka naskah/manuskrip
Merupakan layanan naskah yang berupa karangan, surat dan
sebagainya yang masih ditulis dengan tangan dan fotocopy yang
akan dicetak atau akan diterbitkan (Subiyanti, 1999 dalam
Syukron, 2011).
h. Sistem Pelayanan Perpustakaan
Ada dua macam sistem pelayanan yang biasa dilakukan oleh
perpustakaan yaitu sistem pelayanan terbuka dan sistem pelayanan
-
21
tertutup. Masing-masing sistem tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan.
a) Sistem pinjam tertutup (closed acces)
Suatu cara pinjaman yang tidak memungkinkan
pengguna untuk memilih dan mengambil koleksi perpustakaan
sendiri.
Keuntungan :
Daya tampung koleksi lebih banyak
Susunan buku lebih teratur dan tidak mudah rusak
Kemungkinan kerusakan dan kehilangan buku lebih sedikit
Tidak memerlukan banyak meja baca di ruang koleksi
Kerugian :
Banyak tenaga kerja yang dipakai
Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar
Terjadinya antrian saat peminjaman dan pengembalian buku
b) Sistem pinjam terbuka (open acces)
Suatu cara peminjaman yang memungkinkan pengguna
untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi perpustakaan.
Keuntungan :
Kartu-kartu katalog tidak cepat rusak
Menghemat tenaga kerja
Judul-judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak
Kecil kemungkinan terjadi salah paham antara petugas
dengan peminjam.
Kerugian :
Frekuensi kerusakan buku lebih besar
Memerlikan ruangan yang lebih luas
Susunan buku menjadi tidak teratur
(Lasa, 1994)
-
22
i. Jenis Layanan Pada Perpustakaan Sistem Terbuka
Jenis layanan perpustakaan dengan sistem terbuka
dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayani,
dengan perincian sebagai berikut:
1) Keanggotaan
Anggota perpustakaan merupakan pengunjung
perpustakaan yang telah terdaftar. Umumnya terdiri dari dua
kategori, yaitu kelompok dewasa dan anak-anak.
2) Bahan pustaka
Bahan pustaka adalah koleksi dari perpustakaan yang
dapat dipinjamkan oleh pengunjung sebatas pengunjung telah
menjadi anggota.
3) Sirkulasi
Pelayanan sirkulasi adalah suatu kegiatan pelayanan
pencatatan dalam pemanfaatan dan penggunaan koleksi bahan
pustaka dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan
pemakai. Pelayanan sirkulasi ditujukan untuk memungkinkan
pemakai menggunakan bahan pustaka secara tepat guna,
mengetahui bahan pustaka yang dipinjamkan, mengetahui siapa
yang meminjam bahan pustaka, menjamin kembalinya bahan
pustaka yang dipinjam dan mendapatkan data-data kuantitatif
kegiatan pelayanan sirkulasi.
Menurut jenis pekerjaannya, pelayanan sirkulasi
meliputi: peminjaman, pengembalian, penagihan, pemberian
sanksi, bebas pustaka, statistik sirkulasi. Sedangkan menurut
sistem penyelengaraannya, pelayanan sirkulasi menganut sistem
terbuka dengan tujuan memungkinkan para pemakai secara
langsung memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang
dikehendaki.
Bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas melayani
pengunjung perpustakaan khususnya dalam hal:
-
23
Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang
perpustakaan.
Pengawasan keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang
perpustakaan untuk dipinjam menjadi tanggungjawab bagian
sirkulasi.
Menerima pendaftaran anggota perpustakaan dan
memperpanjang keanggotaan.
Bertanggungjawab melakukan kegiatan peminjaman dan
pengembalian bahan pustaka beserta pendataan jumlah
pustaka yang dipinjam maupun yang dikembalikan.
Bertanggungjawab dalam penataan pustaka pada jajaran rak.
4) Layanan ruang baca
Layanan ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh
perpustakaan yang berupa ruang atau area yang digunakan untuk
melakukan kegiatan membaca selama masih dalam area
jangkauan pengawasan perpustakaan. Layanan ini diberikan
untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin
meminjam untuk dibawa pulang.
5) Referensi
Layanan referensi adalah layanan yang diberikan
perpustakaan untuk koleksi khusus antara lain kamus, almanac,
ensiklopedi, direktori, buku tahunan, majalah, dan koran.
Koleksi khusus ini pada umumnya tidak boleh dibawa pulang
oleh pengunjung, melainka hanya dibaca di tempat.
Dalam layanan referensi terdapat bagian pelayanan
referensi. Pelayanan referensi merupakan suatu jasa pelayanan
untuk membantu pengunjung perpustakaan dalam menemukan
informasi dengan cara menjawab pertanyaan yang diajukan
pengunjung mengenai penggunaan koleksi referensi, serta
memberikan bimbingan untuk menemukan dengan cepat dan
tepat, serta pemakaian koleksi referensi.
-
24
6) Layanan audio visual
Audio visual atau bahan pandang dengar merupakan
bahan khusus yang disebut juga bahan non-buku. Layanan audio
visual adalah layanan perpustakaan khusus untuk bahan audio
visual. Layanan ini meliputi peminjaman dan pemutaran film,
rekaman suara, video, slide, dan filmstrip. Bahan yang
disediakan berupa film cerita, film dokumenter dan film ilmu
pengetahuan. Untuk melayani bahan-bahan ini diperlukan ruang
khusus, lengkap dengan sarana dan prasarana untuk pemutaran
bahan audio visual, seperti layar untuk pemutaran film,
seperagkat komputer, film projector, video player, tape, micro
reader, serta sound system. Bentuk pelayanan audio visual ini
dapat bersifat perorangan maupun kelompok.
7) Pustaka langka
Pustaka langka adalah suatu jenis koleksi yang memiliki
ciri-ciri tidak diterbitkan lagi, sudah tidak beredar di pasaran,
sulit untuk mendapatkannya, mempunyai kandungan informasi
yang tetap, dan mempunyai informasi kesejarahan. Jenis koleksi
langka terdiri dari beberapa bidang subyek seperti politik,
sejarah, sastra, ketatanegaraan, dan sebagainya. Untuk pelayaan
pustaka langka diperlukan area khusus yang dapat melindungi
dari kerusakan.
8) Layanan jasa dokumentasi
Layanan jasa dokumentasi adalah jasa layanan berupa
penyediaan dokumen yang diperlukan oleh pengunjung, seperti
terbitan pemerintah dan peraturan perundangan yang
dikumpulkan perpustakaan.
9) Layanan jasa informasi
Layanan jasa informasi adalah jasa layanan yang
digunakan untuk pengunjung dalam mengetahui informasi
tertentu saja. Layanan jasa informasi ini dapat disebut dengan
customer service. Layanan ini dilakukan melalui tatap muka
-
25
antara petugas perpustakaan dengan pengunjung dan melalui alat
komunikasi lain seperti telepon.
10) Layanan jasa terjemahan
Layanan jasa terjemahan adalah sarana yang disediakan
untuk para pengunung yang mengalami kesulitan dalam
membaca bahasa asing. Petugas perpustakaan diharap mampu
membantu secara singkat dan jelas dalam menterjemahkan
bahasa asing.
11) Layanan bercerita
Layanan bercerita merupakan layanan yang dikhususkan
pada perpustakaan anak. Layanan ini umumnya tidak bersifat
tetap tetapi terjadwal. Bentuk layanan bercerita yang diberikan
tidak bersifat persoalan.
12) Bimbingan pemakai
Bimbingan pemakai perpustakaan ditujukan kepada
pemakai pemula yang ingin mengetahui lebih banyak tentang
perpustakaan dan cara-cara memanfaatkan fasilitas yang ada di
perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan secara perorangan atau
rombongan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada
petugas perpustakaan.
13) Internet
Internet merupakan perpustakaan sarana telekomunikasi
dan distribusi informasi. Internet digunakan untuk mengakses
informasi multimedia dalam resourse internet.
14) Katalog
Katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari
sebuah dokumen. Katalog perpustakaan terdapat dua jenis, yaitu
katalog cetak dan katalog elektronik.
15) Layanan pembendelan dan perbaikan buku
Perpustakaan yang relatif besar biasanya memiliki
bagian perbaikan dan pembendelan buk. Bagian ini biasanya
-
26
bertugas untuk memperbaiki jilidan dari koleksi perpustakaan
yang telah rusak.
j. Fasilitas Perpustakaan
Pembagian ruang perpustakaan menurut fungsi dan
bagiannya, meliputi :
1) Ruang koleksi
Berfungsi sebagai tempat menyimpan koleksi
perpustakaan, luas ruangan tergantung jenis dan jumlah bahan
pustaka, ruang koleksi terdiri dari:
a) Ruang koleksi buku
b) Ruang koleksi majalah
c) Ruang koleksi referensi
d) Ruang koleksi audio visual
e) Ruang koleksi khusus
2) Ruang baca
Merupakan ruang yang dipergunakan untuk membaca
bahan pustaka. Luasan tergantung pada jumlah pembaca atau
pemaka jasa perpustakaan. Ruang baca terdiri dari :
a) Ruang baca untuk anak
b) Ruang baca untuk dewasa
c) Ruang baca untuk referensi
d) Ruang baca non buku (audio visual)
3) Ruang pelayanan
Ruang pelayanan berfungsi sebagai tempat peminjaman
dan pengembalian buku, meminta keterangan petugas,
menitipkan barang bawaan atau tas pengunjung, mencari
informasi dan buku yang diperlukan melalui katalog.
4) Ruang kerja teknis administrasi
Merupakan ruangan yang digunakan untuk melakukan
kegiatan-kegiatan pemrosesan bahan pustaka, administrasi,
tata usaha, dan lain sebagainya. Ruangan ini meliputi :
-
27
a) Ruangan Kepala dan Wakil kepala
b) Ruang Sekretaris
c) Ruang Staf Perpustakaan
d) Ruang Administrasi
e) Ruang Konservasi
f) Ruang Proses
g) Ruang Pemotretan
h) Ruang Arsip
i) Ruang Gudang
5) Ruang khusus
Ruang Khusus ini terdiri dari :
a) Book Shop
b) Ruang Pameran Ruang Seminar/Serbaguna
c) Caffetaria
d) Ruang Rapat
e) Area Internet
6) Ruang penunjang teknis dan operasional
a) Lobby
b) Lavatory
c) Ruang Pantry
d) Mushola
e) Storage
f) Refreshment Room
g) Ruang Kontrol Listrik
(Harjoprakoso, 1992: 5)
k. Standar Bangunan dan Penataan Perpustakaan
Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting
dalam penyelenggaraan perpustakaan. Dalam gedung itulah segala
aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan.
Suatu perpustakaan bukan hanya menyediakan ruang kemudian
mengisi dengan koleksi yang diatur berdasarkan suatu sistem
tertentu serta siap dipinjamkan tetapi lokasi perpustakaan, aspek
-
28
penataan ruang, penataan furniture dan perlengkapan, alur petugas
dan pengguna serta penerangan perlu diperhatikan oleh
penyelenggara perpustakaan. Penentuan lokasi perpustakaan agar
dapat maksimal pemanfaatannya tercapai harus dapat memenuhi
kriteria diantaranya :
Berada ditempat yang luas tanahnya memungkinkan
dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai
dengan perkembangan perpustakaan
Berada di sekitar pusat kegiatan masyarakat seperti pusat
pendidikan (sekolah), pemerintah dan terntunya pemukiman.
Merupakan gedung/satu ruangan utuh yang tidak bergabung
dengan ruangan lain.
Mudah dicapai oleh pemakai, sehingga pemakai tidak
membuang-buang waktu sia-sia.
Cukup tenang dan aman untuk menghindari dari gangguan suara
keras dan kegaduhan.
Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang
sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah
perpustakaan. Disebut gedung apabila merupakan bangunan besar
dan permanen, terpisah pergerakan manusia sebagai pengguna
perpustakaan, daerah konsentrasi manusia, daerah konsentrasi
buku/barang, dan titik-titik layanan yang diberikan oleh
perpustakaan (Angkowo & Kosasih, 2007).
Sebuah perpustakaan yang dilengkapi secara tepat
hendaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
Sesuai dengan standar bangunan perpustakaan dengan
mempertimbangkan aspek fungsi sesuai dengan tingkat dan
kapasitasnya.
Memenuhi aspek sistem interior yang baik meliputi
pencahayaan yang baik, penghawaan yang terkondisi, dan
aspek akustik terhadap aktifitas penggunanya.
-
29
Dikelola untuk menyediakan akses yang cepat dan tepat waktu
ke aneka ragam koleksi sumber daya yang terorganisasi.
Mengakomodasi furniture dan peralatan yang kokoh, tahan
lama dan fungsional, serta memenuhi persyaratan ruang,
aktivitas dan pengguna perpustakaan.
Didesain untuk memungkinkan penggunaan, pemeliharaan
serta pengamanan yang sesuai menyangkut furniture, peralatan,
alat tulis kantor dan materi.
Bersifat fleksibel untuk mengakomodasi perubahan pada
program maupun kebijakan yang dapat berubah sewaktu-
waktu, serta perkembangan teknologi audio, video dan data
yang muncul.
Dirancang dan dikelola sehingga secara estetis pengguna
tertarik dan kondusif dalam hiburan serta pembelajaran, dengan
panduan dan tanda-tanda yang jelas dan menarik.
l. Penataan dan Pembagian Gedung/Ruangan Perpustakaan
Pada dasarnya gedung perpustakaan umum dapat dibagi ke
dalam dua kelompok ruangan, yaitu: ruang kerja (petugas) dan ruang
pelayanan (pengunjung). Berdasarkan pembakuan yang ada saat ini,
luas ruangan perpustakaan umum minimal 600 m2 yang terbagi atas
ruang koleksi seluas 350 m2 , ruang belajar/membaca seluas 120 m2,
ruang kerja (petugas) seluas 80 m2 , dan ruang lainnya seluas 50 m2
(Muchyidin & Mihardja, 2008).
Penataan ruangan perpustakaan sangat dibutuhkan untuk
mengoptimalkan semua kegiatan di perpustakaan baik aspek
layanan maupun untuk kegiatan penyiapan semua sarana dan
prasarana pendukung layanan perpustakaan. Perpustakaan pada
umumnya memiliki 4 macam ruangan diantaranya:
1) Ruang koleksi
Ruang koleksi berfungsi sebagai tempat menyimpan
koleksi perpustakaan. Luas ruangan ini tergantung pada jenis
-
30
dan jumlah bahan pustaka yang dimiliki serta besar kecilnya luas
bangunan perpustakaan. Ruangan koleksi dapat terdiri dari satu
ruang atau beberapa ruang, misalnya:
a) ruang koleksi buku
b) ruang koleksi majalah dan surat kabar
c) ruang koleksi referensi
d) ruang koleksi audio visual
e) ruang koleksi khusus (penerbitan tentang daerah setempat)
f) ruang koleksi penerbitan pemerintah
1 rak (1 sisi, 5 susun, lebar 100 cm) dapat memuat 115-165
buku eksemplar buku dan jarak antara rak 100-110 cm. Jadi
dapat dihitung berapa kebutuhan luas ruang yang diperlukan
untuk menempatkan rak dan dapat disesuaikan dengan bahan
pustaka yang dimiliki. Hal ini pun perlu dipertimbangkan untuk
tahun-tahun yang akan datang.
2) Ruang baca
Ruang baca adalah ruang yang dipergunakan untuk
membaca bahan pustaka. Luas ruangan ini tergantung pada
jumlah pembaca/pemakai jasa perpustakaan. Pada perpustakaan
umum, ruang baca terdiri dari ruang baca untuk dewasa/remaja
dan ruang baca untuk anak-anak. Apabila keadaan perpustakaan
memungkinkan, pengadaan ruang baca dapat ditingkatkan lagi
yaitu dengan menyediakan beberapa ruang baca dengan fungsi
khusus seperti ruang baca referensi, ruang baca AV, ruang
belajar individual, ruang diskusi, ruang konferensi/auditorium,
ruang pameran dan sebagainya.
Dari beberapa pedoman bahwa untuk seorang pengguna
diperkirakan memerlukan tempat 1 m2 yang dapat secara
keseluruhan diambil sekitar 20-30 % jumlah pengunjung.
-
31
3) Ruang pengolahan bahan pustaka dan ruang staf
Untuk melakukan aktifitas pengadaan dan pengolahan buku
luas ruangan tergantung berapa jumlah pengelola perpustakaan
diperkirakan setiap petugas memerlukan 2,5 m2.
4) Area sirkulasi
Ruang ini dipergunakan untuk melayani siswa dalam
peminjaman dan pengembalian buku, ruang yang diperlukan
minimal cukup untuk meletakan meja sirkulasi dan
perlengkapan lainnya.
m. Bentuk dan Tata Ruang Perpustakaan
Bentuk ruang yang paling efektif adalah bentuk bujur
sangkar, karena paling mudah dan fleksibel dalam pengaturan
furniture apalagi bila rak buku yang dimiliki banyak dan lalu lintas
yang ramai. Bentuk ini juga paling baik dan mudah dalam
pengaturan pencahayaan / penerangan.
Merencanakan tata ruang harus didasari dengan hubungan
antar ruang yang dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu
layanan, keamanan dan pengawasan. Penempatan furniture
perpustakaan diletakkan sesuai dengan fungsi dan berdasarkan
pembagian ruang diperpustakaan sebagai contoh:
1) Lobby, dapat ditempatkan berbagai furniture seperti loker,
penitipan barang, papan pengumuman dan pameran, kursi tamu,
meja dan kursi petugas.
2) Ruang peminjaman dapat diletakkan meja dan kursi sirkulasi,
kereta buku, lemari arsip, laci-laci kartu pengguna, jika sudah
otomosi maka komputer, barcode reader dan kursi petugas.
3) Ruang koleksi buku sebagai tempat rak buku baik dari satu sisi
atau dua sisi, kereta buku, tangga beroda.
4) Ruang baca yang terdiri dari meja kursi baca kelompok,
perorangan (studi karel) dan meja kamus.
-
32
5) Ruang administrasi yang didalamnya terdapat meja kursi
petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer, pesawat telpon,
kereta buku, lemari buku dan sebagainya.
n. Standar Perabot Perpustakaan
Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau
pelengkap perpustakaan yang digunakan perpustakaan agar dapat
optimal dibutuhkan perabot dan perlengkapan perpustakan antara
lain:
1) Meja dan kursi sirkulasi yang memiliki desain khusus, biasanya
disesuaikan dengan aktivitas di sirkulasi dan kebutuhan
perlengkapan untuk mendukung layanan sirkulasi.
2) Meja dan kursi baca sangat dibutuhkan oleh perpustakaan
dengan pemilihan jenis disesuaikan dari luas ruangan
perpustakaan.
3) Meja dan kursi kerja. Tidak begitu banyak dibutuhkan oleh
perpustakaan, namun demikian meja kerja ini sangat penting.
Segala aktivitas perpustakaan dikendalikan dari meja kerja.
4) Meja atau rak atlas dan kamus yang dapat dimanfaatkan untuk
menempatkan surat kabar yang dilengkapi dengan alat penjepit
(stick).
5) Lemari katalog atau disebut juga kabinet katalog yang
digunakan untuk menyimpan kartu katalog.
6) Lemari multimedia yang digunakan untuk menyimpan koleksi
dalam bentuk multimedia seperti kaset, CD ROM, microfilm.
7) Lemari arsip digunakan untuk arsip perpustakaan yang berupa
data pengunjung yang menjadi anggota perpustaaan, data
pengunjung yang meminjam koleksi perpustakaan dan data
koleksi yang dimiliki oleh pihak perpustakaan.
8) Laci penitipan tas atau loker dapat dimanfaatkan untuk
menitipkan tas, jaket, dan barang yang tidak diperkenankan
masuk ke dalam ruangan perpustakaan.
-
33
9) Kereta buku biasanya sangat dibutuhkan di perpustakaan yang
besar. Kegunaannya adalah untuk mengangkut buku-buku yang
dikembalikan oleh siswa dari meja sirkulasi ke rak buku.
10) Papan display adalah suatu papan yang dapat digunakan untuk
memperlihatkan informasi buku baru.
o. Peralatan Perpustakaan
Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang
diperlukan secara langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di
perpustakaan. Yang termasuk dalam perlengkapan perpustakaan
antara lain: buku pedoman perpustakaan, buku klasifikasi, kartu
katalog, buku induk, kantong buku, lembar tanggal kembali, label,
cap inventaris, cap perpustakaan, bak stempel, kartu pemesanan, dan
mesin komputer.
Perpustakaan yang mempunyai peran penting sebagai pintu
gerbang bagi masyarakat masa kini yang berbasis informasi. Karena
alasan inilah, maka perpustakaan harus menyediakan akses ke
semua perlatan elektronik, komputer, dan pandang-dengar.
Peralatan tersebut meliputi:
1) Komputer dengan akses internet dan Wifi.
2) Katalog akses publik yang disesuaikan dengan usia dan tingkat
murid yang berbeda.
3) Tape-recorder dan perangkat CD ROM.
4) Alat pemindai (scanner).
5) Peralatan komputer, khusus disesuaikan untuk pengguna difabel.
p. Pengamanan dan Penggunaan Tanda-tanda
Untuk menjaga keamanan perpustakaan perlu antisipasi bila
terjadi sesuatu seperti kebakaran, bencana alam, dan hama. Dalam
mengatasi kebakaran dapat dilakukan dengan cara penempatan jalan
darurat kearah luar pada tempat-tempat strategis yang mudah
dicapai, pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar,
penyediaan alat-alat pemadam kebakaran, alat pendeteksi (alarm
-
34
system). Perencanaan ketinggian permukaan lantai dasar lebih tinggi
dari pada tanah disekitar bangunan, system drainase pembuangan air
hujan jangan menimbulkan genangan pada halaman perpustakaan,
perencanaan pembangunan tahan gempa, memasang sistem
penangkal petir terutama pada bangunan bertingkat.
Pemilihan bangunan yang tahan lama, mengurangi celah-
celah kecil pada bangunan yang dapat dijadikan rumah tikus,
memberikan suntikan anti rayap disekeliling bangunan. Pencurian
bahan pustaka dapat dicegah dengan cara sistem perencanaan satu
pintu keluar masuk, peletakan lubang/jendela untuk ventilasi
dilakukan pada tempat yag sulit dijangkau.
Rambu-rambu dalam perpustakaan selain untuk
memperindah ruangan juga membantu pengguna menemukan dan
memanfaatkan koleksi dan fasilitas perpustakaan secara maksimal.
Rambu-rambu dibuat dalam bentuk tulisan, symbol ataupun gambar.
Contoh rambu didalam perpustakaan seperti symbol atau tulisan
Meja Informasi, Penitipan Barang, Harap Tenang, atau
Dilarang Merokok dan sebagainya. Dalam mendesain rambu
diperpustakaan perlu diperhatikan huruf, hendaknya huruf yang
sederhana mudah dibaca dari jauh dengan ukuran yang proporsional.
Kata-kata yang digunakan juga harus yang singkat lugas, informasi
secukupnya dan konsisten. Didalam penempatan rambu-rambu
perpustakaan biasanya menggunakan metode gantung diplafond
antara rak, ditempel didinding atau furniture, ditempatkan berdiri
diatas lantai atau furniture perpustakaan.
Tata ruang, furniture dan perlengkapan perpustakaan
memakai peran utama menyangkut bagaimana perpustakaan
melayani kebutuhan masyarakat. Penampilan estetis perpustakaan
memberikan rasa nyaman dan merangsang pengunjung untuk
memanfaatkan waktunya di perpustakaan. Untuk menghasilkan
sebuah gedung perpustakaan yang fungsional, pembangunan
gedung perpustakaan, diperlukan pengetahuan yang cukup tentang
-
35
segala aspek yang merupakan ciri khas gedung perpustakaan yang
bersangkutan. Ruang perpustakaan berstandar tinggi dan memiliki
sejumlah besar sumber daya berkualitas tinggi merupakan hal
penting. Karena alasan tersebut, maka kebijakan manajemen koleksi
bersifat penting. Kebijakan ini menjelaskan maksud, ruang lingkup
dan isi koleksi termasuk akses ke sumber eksternal.
3. Tinjauan Umum Toko Buku
a. Pengertian Toko Buku
Toko buku terdiri dari dua kata yang memiliki arti yang
berbeda. Kata toko memiliki arti yaitu kedai atau tempat berjualan
dan kata buku memiliki pengertian yaitu kumpulan kertas atau
bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya
dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran
kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan
perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula
istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan
komputer dan Internet (jika aksesnya online). Sehingga toko buku
dapat diartikan sebagai tempat untuk berjualan buku.
Toko buku pada masa kini tidak lagi hanya melulu tempat
penjualan buku tetapi juga sudah bergeser ke arah yang lebih baik
lagi yaitu sebagai studio kreatif-nya anak muda. Masyarakat luas
dan khususnya anak-anak muda harapan bangsa dapat
mengeksplorasi berbagai macam hal dari dunia perbukuan baik yang
berbentuk tradisional maupun yang modern (e-book/online system).
Kini budaya membaca makin diminati oleh masyarakat luas. Trend
tersebut dapat dikatakan lintas generasi/umur, lintas ras, lintas
ekonomi dan lintas gender. Semua orang membutuhkan buku, baik
buku sebagai penghibur, pengetahuan sains, pengetahuan umum,
dan lain sebagainya.
-
36
b. Fungsi Toko Buku
Keberadaan toko buku di kota Surakarta sangat membantu
masyarakat sekitar dalam mendapatkan informasi dan wawasan
melalui buku/media cetak lainnya ditambah dengan fasilitas-fasilitas
penunjang yang tersedia sehingga diharapkan mampu menampung
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan dunia perbukuan
sehingga secara langsung maupun tidak langsung, keberadaan toko
buku dapat mendorong masyarakat agar lebih bersemangat lagi
dalam membaca buku.
Bangunan toko buku memiliki fungsi utama yaitu sebagai
tempat menjual berbagai macam buku. Namun seturut
perkembangan jaman maka sebuah bangunan toko buku harus dapat
menampung banyak kegiatan yang khususnya berhubungan dengan
dunia perbukuan sehingga secara langsung maupun tidak langsung
dapat menjadi pemacu minat dan bakat warga Surakarta pada
khusunya dan pengunjung yang datang tidak merasa bosan dan tetap
semangat untuk dapat membaca banyak buku lagi dikemudian hari.
Kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan
pengunjung toko buku, yaitu:
1) Kegiatan perdagangan
Kegiatan ini merupakan usaha untuk memamerkan dan
mendistribusikan buku dari penjual kepada pembeli.
2) Kegiatan informasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemberian informasi
tentang buku kepada masyarakat, misalnya buku yang baru terbit
maupun buku langka karena edisi terbatas. Kegiatan ini
dilakukan melalui pameran dan penyediaan buku referensi atau
petugas khusus informasi. Dengan kemajuan teknologi sekarang
ini informasi dapat pula disajikan melalui media elektronik,
yaitu komputer yang tersedia di toko buku. Pengunjung dengan
mudah mencari buku, baik judul, pengarang, letak, maupun
harga buku yang diinginkan.
-
37
3) Event khusus
Kegiatan lain kadang-kadang diselenggarakan oleh
pihak toko buku untuk menarik pengunjung, maupun untuk
memperkenalkan buku, misalnya bedah buku, pameran buku,
jumpa pengarang, atau perlombaan, pembacaan puisi, seminar,
workshop, pemutaran film.
4) Kegiatan refreshing
Kegiatan ini adalah bersantai (relax) bisa sambil
menikmati makan/minum serta mendengarkan musik.
c. Klasifikasi Toko Buku
Menurut Poerwadarminta (1976), toko berarti kedai tempat
berjual barang-barang. Toko buku sendiri dapat diartikan sebagai
tempat untuk menjual buku. Namun demikian pada
perkembangannya, toko buku tidak hanya menjual buku saja namun
juga berbagai barang yang masih ada kaitannya dengan buku.
Tujuan toko buku antara lain:
1) Memperkenalkan, mempublikasikan dan menjual buku.
2) Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap buku.
3) Sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhan akan informasi dan
pengetahuan.
4) Sebagai sarana peningkatan minat baca masyarakat.
5) Sebagai public space dan tempat bersosialisasi.
Menurut Prasetyo (1989) dalam Kalina (2010), berdasarkan
jenis buku yang dijual dan luas lantainya, toko buku dapat
diklasifikasikan menjadi:
Tabel 2.1 Klasifikasi toko buku
Toko
Buku
Golongan Keterangan Luas Area
Penjualan
1 i Merupakan toko buku yang
menjual berbagai jenis buku
yang lengkap.
200 - 300m2
-
38
2 ii Merupakan toko buku yang
tidak selengkap toko buku
golongan i.
100 - 200m2
3 iii Merupakan toko buku dengan
jenis buku yang terbatas pada
trade book dan text book saja.
50 - 100m2
4 iv Merupakan kios yang sejenis
golongan iii dengan koleksi
yang tidak lengkap.
-
39
4) Retail chain (rangkaian toko buku)
Adalah rangkaian toko dengan nama dan pemilik yang sama dan
memiliki beberapa cabang di berbagai tempat. Toko-toko buku
tersebut memiliki desain arsitektur dengan konsep yang sama
dan memiliki ciri tertentu. Operasional toko buku juga dilakukan
dengan cara yang sama dan pada akhirnya dikontrol oleh kantor
toko. Perhatian terbesar diberikan kepada buku-buku yang
paling banyak diminati oleh pengunjung, dan biasanya jenis
yang laku disemua cabang adalah sama.
5) Toko buku diskon, sisa, bekas
Toko buku diskon adalah toko buku dengan harga yang lebih
murah daripada toko buku pada umumnya. Meskipun harga
buku yang dijual lebih murah, toko ini tentunya tetap
mengharapkan keuntungan besar, untuk itu buku yang terjual
harus lebih banyak. Desain bangunan dilakukan dengan tata
interior yang imajinatif, dan pada umumnya lebih sederhana,
sedikit perabot, namun dengan warna yang menarik.
d. Tinjauan Kapasitas dan Fasilitas
Kapasitas dan fasilitas pendukung perlu diperhatikan agar
kegiatan didalam toko buku berskala besar dapat berjalan dengan
baik. Kapasitas dan fasilitas harus mengikuti aturan standar. Standar
ini diambil dari pendekatan standar besaran ruang pada
perpustakaan umum maupun pertokoan (Budiano, 2001). Tiap
bangunan dengan fungsinya masing-masing, harus memiliki ruang.
Ruang memiliki fungsi yaitu sebagai sebuah wadah bagi kegiatan-
kegiatan yang terjadi didalam suatu bangunan. Kebutuhan total dari
sebuah toko buku meliputi lima macam, yaitu buku, pengunjung,
karyawan, tempat pertemuan, dan operasi mekanis (DeChiara &
Crosbie, 2001).
Pada sebuah toko buku terdapat beberapa jenis ruang yang
harus tersedia, karena memiliki pengertian dasar yang sama dengan
perpustakaan, maka kebutuhan ruangnya pun tidak jauh berbeda
-
40
termasuk untuk besaran ruangnya. Dibawah ini adalah tabel dari
luasan minimal yang harus terpenuhi pada bangunan perpustakaan,
karena sifat dasarnya sama maka perhitungan dibawah ini bisa juga
digunakan untuk menghitung luasan minimal yang harus disediakan
oleh sebuah toko buku.
Tabel 2.2 Perhitungan luasan
Jumlah populasi
(orang) 2.499 2.500 5.000
10.000 -
24.000
25.000 -
49.999
Luasan koleksi buku 10.000 10.000 15.000 20.000 50.000
Luasan pengunjung 400 500 700 1.200 2.500
Luasan karyawan
(square feet) 300 300 500 1.000 1.500
Luasan tambahan
(square feet) 300 700 1.000 1.800 5.250
Total luasan lantai
(square feet) 2.000 2.500 3.500 7.000 15.000
Catatan : 1 square feet = 0,0929m
Sumber : DeChiara & Crosbie, 2001
Terdapat beberapa keterangan sehubungan dengan
perhitungan luasan dari ruang yang harus disediakan pada toko
buku, yaitu adalah:
1) Space for book
Ruang yang diperlukan untuk rak-rak tersebut sangat
tergantung dari ukuran dan jumlah yang akan dipajang.
Meskipun ukuran buku sangat bervariasi, tetap menggunakan
suatu rumusan yang dapat digunakan untuk memperkirakan total
luasan yang dibutuhkan untuk peletakan buku-buku tersebut.
2) Space for readers (konsumen)
Merencanakan ruang untuk pengunjung hendaknya
sampai dengan 20 tahun ke depan. Hal ini untuk mengantisipasi
-
41
adanya perluasan dari ruang nantinya. Ada dua hal penting yang
harus diperhatikan:
a) Analisis yang akurat tentang kebutuhan dasar dari
masyarakat yang akan menjadi pengunjung.
b) Kondisi nyata masyarakat, yaitu mereka yang mempunyai
kebiasaan untuk membaca dan berpotensi menjadi
pelanggan.
3) Space for staff
Dalam perhitungan, satu orang staff membutuhkan
100sq feet. Luasan tersebut mencakup ruang untuk meja, kursi,
buku, dan peralatan. Sedangkan ruang khusus yang disediakan
untuk staff adalah kantor administrasi, ruang kerja dan ruang
makan. Fasilitas lain untuk staff seperti loker, toilet khusus
sangat dianjurkan karena hal tersebut dapat menimbulkan
suasana yang nyaman, sehingga berakibat pada efisiensi kerja
para staff.
4) Meeting rooms
Kebanyakan perpustakaan menyediakan ruang ini. Ada
dua kepentingan yang menjadi landasan disediakannya ruang
ini, pertama kegiatan yang melibatkan anak-anak, diskusi, rapat
pengelola/staff dan kegiatan lain yang disponsori oleh
perpustakaan/toko buku. Kedua, ruang multifungsi ini dapat
digunakan untuk keperluan pendidikan, kebudayaan, dan
kegiatan yang diadakan oleh berbagai komunitas yang ingin
menggunakan. Karena ruang ini akan digunakan untuk
kepentingan umum maka akan lebih baik apabila ruang ini
dilengkapi juga dengan perlengkapan audio visual.
5) Space for mechanical operations
Yang termasuk dalam kategori ini adalah hall, tangga,
toilet, elevator, lift, pipa, AC, pemanas ruangan, kloset dan toko
(outlet). Dengan kemajuan teknologi dewasa ini maka ruang
untuk mechanical operations membutuhkan hanya 20% dari
-
42
luasan bangunan. Besaran ruang pada perpustakaan dan toko
buku sifatnya fleksibel. Hanya saja ada beberapa hal yang
menjadi pertimbangan utama, yaitu :
a) Ruang display menempati luasan yang paling besar
b) Ruang sirkulasi dalam bangunan menggunakan luasan
terbesar kedua
Kedua hal tersebut dipertimbangkan karena sifat
perpustakaan maupun toko buku yang memajang buku. Tujuan
adanya ruang sirkulasi yang cukup luas adalah untuk
memberikan rasa nyaman bagi para pengunjung toko buku
tersebut dan pengunjung dapat mengakses buku yang diinginkan
secara mudah yang tentunya dengan perhitungan ukuran rak.
Dan lemari buku yang digunakan secara benar dan tepat sasaran.
Gambar 2.1 Ukuran standar rak buku dengan manusia
Sumber: Panero & Zelnik, 1979
-
43
Gambar 2.2 Ukuran standar kegiatan manusia dengan rak buku
Sumber: Sumber: Panero & Zelnik, 1979
Gambar 2.3 Kebutuhan ruang gerak penyandang cacat
Sumber: Sumber: Panero & Zelnik, 1979
-
44
B. Tinjauan Interior
1. Organisasi Ruang
Suatu bangunan. Menurut Ching (1996) ada lima bentuk
organisasi ruang yaitu:
a. Organisasi terpusat
Pusat suatu ruang dominan dimana pengelompokan
sejumlah ruang sekunder dihadapkan. Organisasi terpusat bersifat
stabil.
Kelebihannya adalah:
Memiliki pusat kegiatan atau orientasi dengan efisiensi dan
efektivitas yang tinggi.
Menciptakan kofigurasi keseluruhan ruang yang secara geometris
teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.
Kelemahannya adalah:
Karena bentuknya teratur harus cukup ruang untuk
mengumpulkan sejumlah ruang sekunder disekitarnya.
b. Organisasi linier
Organisasi linier terdiri dari sederetan ruang yang
berhubungan langsung satu sama lain atau dihubungkan melalui
ruang linier yang berbeda dan terpisah.
Kelebihannya adalah:
Dapat bertukar fungsi sebagai penunjuk arah sekaligus
menggambarkan gerak pemekaran dan pertumbuhan karena
karakternya yang memanjang.
-
45
Kelemahannya adalah:
Bentuk ruangnya kurang variatif tapi dapat memaksimalkan
pencapaian ukuran luas.
c. Organisasi radial
Organisasi jenis radial memadukan unsur-unsur organisasi
terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang
dominan, dimana sejumlah organisasi-organisasi linier berkembang
seperti bentuk jari-jarinya.
Kelebihannya adalah: Mudah menyesuaikan kondisi lingkungan.
Kelemahannya adalah: Membutuhkan banyak ruang.
d. Organisasi cluster
Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan
peletakan sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap
ruang lainnya.
Kelebihannya adalah:
Organisasi cluster dapat menerima ruang yang berlainan ukuran
bentuk dan fungsinya tetapi berhubungan satu sama lainnya
berdasarkan penempatan dan ukuran visual seperti simetri atau
menurut sumbunya.
Bentuknya luwes dapat menyesuaikan perubahan dan
pertumbuhan langsung tanpa mempengaruhi karakternya, karena
polanya tidak berasal dari konsep geometri yang kaku.
-
46
Kelemahannya adalah :
Tidak adanya tempat utama yang terkandung di dalam pola
organisasi cluster signifikasi sebuah ruang harus ditegaskan pada
ukuran, bentuk atau orientasi di dalam polanya.
e. Organisasi grid
Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang
dimana posi-posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur
oleh pola grid tiga dimensi atau dengan bidang.
Kelebihannya adalah:
Organisasi grid ini dapat memiliki hubungan bersama walau
berbeda dalam hal ukuran, bentuk, fungsi.
Suatu grid dapat juga mengalami perubahan bentuk yang lain
dengan cara pengurangan, penambahan kepadatan atau dibuat
berlapis dan identitasnya sebagai sebuah grid tetap
dipertahankan oleh kemampuan mengorganisir ruang.
Kelemahannya adalah:
Dalam aspek bentuk, posisi, hubungan antar ruang semua
diatur oleh pola grid tiga dimensi atau bidang sehingga sifatnya tidak
fleksibel (Ching, 1996 : 205-239).
2. Pola Sirkulasi
Penentuan ruangan dilakukan berdasarkan kegiatan pelayanan
perpustakaan tersebut. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan
ditinjau dari segi penggunaan ruangan:
a. Ruangan-ruangan yang khusus untuk petugas-petugas perpustakaan
dimana pengunjung yang tidak berkepentingan tidak diperkenankan
masuk.
-
47
b. Ruangan-ruangan yang boleh dimasuki atau digunakan oleh
pengunjung.
Sirkulasi mengarahkan dan membimbing perjalanan atau tapak
yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi memberi kesinambungan pada
pengunjung terhadap fungsi ruang, antara lain dengan penggunaan
tanda-tanda pada ruang sebagai penunjuk arah jalan tersendiri
(Suptandar, 1999: 114 ).
a. Unsur-unsur sistem sirkulasi
Pencapaian bangunan dapat dibagi menjadi:
1) Pencapaian langsung
Yaitu pencapaian yang langsung mengarah ke suatu tempat
melalui sebuah jalan segaris dengan sumbu bangunan. Secara
visual mempunyai tujuan pengakhiran yang jelas.
2) Pencapaian tersamar
Yaitu pencapaian yang secara samar-samar mempertinggi
perspektif dan bentuk suatu bangunan. Jalur dapat berubah-ubah
sesuai urutan pencapaian.
3) Pencapaian berputar
Yaitu berupa sebuah jalan berputar dan memperpanjang
pencapaian, mempertegas bentuk tiga dimensi suatu bangunan
ketika bergerak mengelilinginya.
b. Jalan masuk ke dalam ruangan
Merupakan proses memasuki sebuah bangunan yang akan
melibatkan kegiatan menembus suatu bidang vertikal yang
membedakan satu ruang dari ruang lainnya. Menurut bentuknya,
pintu-pintu masuk dapat dikelompokkan ke dalam kategori-kategori
berikut:
1) Pintu masuk rata
Mempertahankan kontinuitas permukaan dindingnya dan jika
diinginkan dapat juga sengaja dibuat tersamar.
-
48
2) Pintu masuk menjorok keluar
Membentuk sebuah transisi ruang, menunjukkan fungsinya
sebagai pendekatan dan memberikan perlindungan di atasnya.
3) Pintu masuk menjorok ke dalam
Memberikan perlindungan dan menerima sebagian ruang
eksterior menjadi bagian dalam bangunan.
c. Konfigurasi alur gerak atau pola sirkulasi
1) Sirkulasi linier
Dicirikan dengan garis-garis gerakan yang sinambung
pada satu arah atau lebih. Merupakan alur sirkulasi yang lurus,
namun dapat melengkung atau terdiri dari segmen-segmen,
memotong jalan lain, bercabang atau membentuk kisaran (loop).
2) Sirkulasi grid
Mempunyai karakteristik yang dapat memungkinkan
gerakan bebas dalam banyak arah yang berbeda-beda. Terdiri atas
dua set jalur sejajar yang berpotongan.
3) Sirkulasi radial
Sirkulasi ini melibatkan konvergensi pada suatu titik
pusat yang fungsional dan memudahkan pencapaian sepanjang
titik-titik tersebut yang merupakan tujuan bagi pengunjung.
-
49
4) Sirkulasi organik
Sirkulasi paling peka terhadap kondisi tapak, kadang-
kadang dengan mengorbankan fungsi atau logika dari sistem
tersebut dan penafsiran yang mudah terhadapnya oleh pengguna.
5) Sirkulasi network
Suatu bentuk jaringan yang terdiri dari beberapa jalan
yang menghubungkan titik tertentu dalam ruangan.
3. Furniture
Perpustakaan perlu dan harusnya memberikan fasilitas
perpustakaan seperti perabot dan perlengkapan demi kelancaran
kegiatan perpustakaan. Penambahan beberapa jenis perabot dan
perlengkapan ditujukan untuk layanan agar pengunjung dan pemakai
jasa perpustakaan dapat menemukan semua informasi yang dibutuhkan
dengan mudah dan cepat.
Dalam buku perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman
(1994:129) dinyatakan bahwa Perabot adalah barang yang diperlukan
didalam ruang perpustakaan sebagai penunjang fungsinya.
Dalam buku Pepustakaan Tinggi : Buku Pedoman (2004:18)
dinyatakan bahwa: Perabot adalah perlengkapan fisik yang diperlukan
fisik yang diperlukan didalam ruang perpustakaan sebagai penunjang
fungsi perpustakaan seperti berbagai meja-kursi kerja dan layanan,
berbagai rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku, dan lain-lain.
Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman
(2004:141) dinyatakan bahwa: Perlengkapan adalah perangkat atau
-
50
benda yang digunakan sebagai daya dukung pekerjaan administrasi dan
pelayanan seperti Mesin fotokopi, Komputer, LCD proyektor, VCD
player, Pesawat telepon dan faksimili, Pengaman bahan pustaka, Mesin
potong dan lain-lain
Perpustakaan pada umumnya memiliki perlengkapan dan
perabot khusus untuk menunjang penyimpanan koleksi. Beberapa
perlengkapan dan perabot tersebut antara lain rak buku dan label
penomorannya / label holder, rak surat kabar, rak majalah, kabinet atau
komputer katalog, bangku / stool, meja dan kursi, meja peminjaman /
sirkulasi, dan lainnya sesuai kebutuhan perpustakaan. Terdapat
beberapa standar untuk perlengkapan dan perabot perpustakaan seperti
pada :
a. Rak buku
Berukuran tinggi 8 kaki (244 cm)
Papan harus bisa digeser atau dinaik-turunkan
Lebar papan 8-10 inch (20-25 cm)
Lebar rak 3 kaki - 1 meter (91-100 cm)
Kapasitas lemari adalah 150 buku untuk dua sisi atau 75 buku untuk
satu sisi.
b. Tata letak perabot perpustakaan
Perabot yang telah dipersiapkan untuk setiap ruangan
perpustakaan harus ditata sedemikian rupa sehingga:
1) Tidak terjadi hambatan arus lalu lintas pemakai dan pelaksanaan
kerja disetiap ruangan dan antar ruang.
2) Terlihat suatu gambaran yang wajar dan menarik.
3) Terdapat keleluasaan bergerak yang wajar dari pemakai
perpustakaan maupun pelaksanaan kerja.
4) Adapun efisiensi pemakaian ruangan. (Perpustakaan Nasional,
1992:175)
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
perpustakaan sangat membutuhkan seorang desain interior yang
diharapkan dapat menata ruang-ruang di perpustakaan, sehingga tata
-
51
letak perabot dalam ruangan dapat dimanfaatkan secara efektif oleh
penggunanya.
4. Warna
Warna memegang peranan penting dalam menciptakan kesan
umum pada sebuah ruangan perpustakaan. Pengguanaan warna pada
perpustakaan umum harus dapat memberikan perasaan menyenangkan
bagi pengguna (Atmodiwirjo dan Yatmo, 2009). Efek psikologis warna
biasanya menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam memilih
warna untuk perpustakaan. Umumnya, biru, hijau, dan ungu dianggap
keren, warna tenang sementara merah, kuning, dan orange dianggap
hangat, aktif, merangsang warna. Warna-warna netral yang dianggap
memiliki dampak psikologis yang kurang dan konten kurang emosional
(Brown, 2002).
Sebagai warna api dan darah, merah memiliki implikasi
psikologis panas dan intensitas yang mengarah ke hubungan dengan
bahaya. Dalam desain perpustakaan, merah terang jarang digunakan
sebagai warna utama, namun, mereka kadang-kadang digunakan di
daerah anak-anak dalam kombinasi dengan warna-warna primer lainnya
(kuning dan biru), atau di daerah dewasa sebagai warna aksen. Kuning
yang lebih sering digunakan daripada merah, karena kuning dianggap
lebih sedikit memiliki implikasi agresif. Seperti merah terang, kuning
sering digunakan di daerah-daerah anak-anak (Brown, 2002).
5. Elemen Pembentuk Ruang
Yang termasuk unsur pembentuk ruang antara lain adalah:
a. Lantai
Apabila perpustakaan terdiri dari lebih dari satu lantai maka
terdapat pertimbangan pertimbangan khusus yang perlu
diperhatikan khusunya dalam hubungan kedekatan antar
departemen/ruang perpustakaan. Contoh faktor yang perlu
diperhatikan yaitu:
1) Lantai yang sama dengan pintu masuk utama
Area eksebisi/pameran
-
52
Kontrol peminjaman
Bagian perpustakaan peminjaman dewasa
Perpustakaan anak
Ruang jas/mantel (penitipan barang)
Ruang terbitan periodic
Lantai yang sama dengan pintu masuk barang
Area bongkar muat (harus dalam level/tingkat yang sama)
Area pencapaian
Tempat penjilidan
Ruang kerja
2) Lantai yang sama dengan perpustakaan peminjaman dewasa
Ruang kerja
Bagian penyimpanan
Perpustakaan anak
3) Lantai yang sama dengan perpustakaan referensi umum
Bagian sejarah lokal/daerah
Bagian perpustakaan teknik
Penyimpanan tertutup (jika tidak dalam satu tingkat maka
dibutuhkan lift barang)
b. Dinding
Salah satu dari sifat-sifat untuk perpustakaan dewasa dan
anak adalah daerah dewasa dan anak harus menyediakan beberapa
stimulasi visual untuk membuat lingkungan yang menarik (Brown,
2002). Oleh karena itu pemberian wall art pada dinding ruang anak
dirasa salah satu contoh untuk menarik minat anak.
c. Langit-langit (ceiling)
Menentukan tinggi langit-langit yang cocok bagi gedung
perpustakaan menyangkut faktor yang beraneka ragam, seperti:
pengaturan hawa, penyebaran cahaya lampu buatan, fungsi ruang,
keindahan, reaksi psikologis pemakai, dan biaya. Perlu adanya
jarak antara tinggi langit-langit dengan tinggi rak buku, agar udara
dapat beredar secara baik dan penyebaran cahaya buatan dapat
-
53
menyebar secara merata. Tinggi langit-langit juga berpengaruh
pada kenyamanan pembaca dan psikologis pembaca.
Langit-langit yang terlalu rendah akan berpengaruh pada
sistem aliran udara yang akan menyebabkan udara terasa
panas.
Langit-langit yang terlalu rendah akan berpengaruh juga pada
sistem pencahayaan, jarak lampu yang terlalu rendah akan
mengurangi kenyamanan membaca karena silau.
Dari segi psikologis, langit-langit yang terlalu rendah akan
terasa menekan (Poole, 1981).
6. Interior System
a. Sistem penghawaan (Thermal system)
Bangunan perpustakaan mempunyai sistem ventilasi yang
berbeda-beda namun pada umumnya perpustakaan di Indonesia
menggunakan sistem ventilasi yang dapat dibagi menjadi dua bagian
antara lain:
1) Ventilasi pasif
Bangunan perpustakaan yang direncanakan dengan
pemanfaatan ventilasi pasif (alam), haruslah didirikan dengan
pertimbangan kondisi angin tempat bangunan perpustakaaan
tersebut akan dibangun. Arah angin, kecepatan angin, area yang
terbuka dan jenis vegetasi di sekeliling bangunan dan tinggi
bangunan akan sangat mempengaruhi ventilasi didalam
bangunan. Konsep perencanaan dengan ventilasi pasif yang
terbaik adalah dengan sistem ventilasi silang. Beberapa hal yang
diperhatikan untuk perancangan perpustakaan dengan ventilasi
pasif adalah sebagai berikut:
a) Menempatkan lubang ventilasi jendela/ lubang angin pada
sisi dinding yang berhadapan.
b) Mengusahakan agar lubang ventilasi tersebut sejajar dengan
arah angin.
-
54
c) Mengusahakan luas lubang ventilasi sebanding dengan
persyaratan dan fasilitas ruang.
Persyaratan dan fasilitas ruang dengan luas ruang,
sekurang-kurangnya 10% dari luas ruang yang bersangkutan.
Penentuan letak lubang ventilasi perlu diperhatikan agar kondisi
ruang mempunyai tingkat kelembaban (relative humidity) yang
rendah sehingga keamanan koleksi buku dan pustaka yang lain
dapat terjamin (Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman,
1994:130).
2) Ventilasi aktif
Walaupun ventilasi pasif mungkin dianggap telah
mencukupi, namun sebaiknya bangunan perpustakaan dapat
direncanakan dengan menggunakan sistem ventilasi aktif atau
sistem penghawaan buatan (air conditioning). Dasar pemikiran
sistem ventilasi aktif ini adalah untuk menjaga agar kondisi
temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan stabil sehingga
koleksi perpustakaan terjamin keawetannya. Jika pemasangan
penghawaaan buatan tidak dapat menjangkau keseluruhan
ruang. Ruang yang perlu dijaga kondisinya adalah sebagai
berikut:
a) Area penyimpanan-pengguna multimedia.
b) Area koleksi buku langka.
c) Area koleksi buku .
d) Ruang baca.
e) Ruang kerja pustakawan.
Perencanaan ruang yang temperatur dan kelembabanya
harus selalu terjaga haruslah memperhatikan hal berikut:
Efisiensi volume ruang sehingga penggunaan energi dapat
dihemat.
Pemilihan sistem pengkondisian yang bertujuan agar
diperoleh beban pendingin minimal.
-
55
Tingkat pengkondisian ruang yang diinginkan ialah sebagai
berikut:
Temperatur 22-24 (untuk ruang koleksi buku,ruang baca,dan
ruang kerja) 20 (untuk ruang komputer).
Kelembaban 45-55%.
b. Sistem pencahayan (Lighting system)
Tujuan utama pencahayaan dalam perpustakaan adalah
untuk meningkatkan fungsi perpustakaan, karena pencahayaan
merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah gedung atau
bangunan termasuk perpustakaan. Faktor yang menentukan berhasil
tidaknya perencanaan pencahayaan di dalam ruangan tergantung
dari kondisi bangunan itu sendiri. Penerangan yang baik di
perpustakaan adalah penerangan yang tidak menyebabkan
terjadinya penurunan gairah membaca dan tidak membuat silau
(Lasa, 2005: 170). Menurut Lasa (2005:56) cahaya yang masuk ke
dalam ruangan ada dua macam, yaitu:
1) Cahaya alami
Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan kelemahan
dari penggunaan cahaya alami.
a) Keuntungan cahaya alam menurut Satwiko (2005: 86)
Bersifat alami, tersedia melimpah dan terbaharui.
Tidak memerlukan biaya dalam penggunaannya.
Cahaya alam sangat baik dilihat dari sudut kesehatan
karena memiliki daya panas dan kimiawi yang
diperlukan bagi makluk hidup di bumi.
Cahaya alam dapat memberikan kesan lingkungan yang
berbeda, bahkan kadang-kadang sangat memuaskan.
b) Kelemahan cahaya alam menurut Lasa (2005: 170)
Cahaya alam sulit dikendalikan, kondisinya selalu
berubah karena dipengaruhi oleh waktu dan cuaca.
Cahaya alam pada malam hari tidak tersedia.
-
56
Sinar ultra violet dari cahaya alam mudah merusak
benda-benda di dalam ruang perpustakaan. Apabila
terkena matahari secara langsung kertas akan segera
lapuk, tulisannya memudar, dan warnanya menjadi
kuning kecoklatan.
Perubahan kekuatan yang besar dari terang ke gelap dan
sebaliknya, kurang memenuhi kebutuhan pembaca,
karena mata sangat peka terhadap perubahan tersebut.
Perlengkapan untuk melindungi dari panas dan silau
membutuhkan biaya tambahan yang cukup tinggi.
2) Cahaya buatan
Dasar pemikiran untuk konsep perancangan sistem
penerangan pencahayaan adalah pemenuhan tingkat intensitas
terang yang memenuhi syarat untuk tiap-tiap ruang. Intensitas
terang menurut buku Departemen Pendidikan Nasional (2005:
131) tidak sama antara satu dengan yang lainnya, seperti
terdapat dalam table berikut:
Tabel 2.3 Kebutuhan intensitas cahaya tiap ruang Perpustakaan
No Ruang/area Intensitas Kebutuhan Cahaya
1. Areal baca (majalah dan surat
kabar)
200 lumen
2. Meja baca (ruang baca umum) 400 lumen
3. Meja baca (ruang baca
perujukan)
600 lumen
4. Areal sirkulasi 600 lumen
5. Areal pengolahan 400 lumen
6. Areal akses tertutup 100 lumen
7. Areal koleksi tertutup 200 lumen
8. Areal kerja 400 lumen
9. Areal pandang dengar 100 lumen
Sumber: Departemen Pendidikan Nasional, 2005
-
57
a) Keuntungan menggunakan cahaya buatan:
Cahaya buatan dapat dikendalikan, dalam arti bahwa
kekuatan pencahayaan yang dihasilkan dari lampu
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Cahaya buatan tidak dipengaruhi oleh kondisi alam.
Cahaya buatan tidak merusak koleksi baik buku
maupun audio visual.
Penataan lampu yang baik dapat menimbulkan kesan
artistik bagi perpustakaan.
Arah jatuhnya cahaya dapat diatur, sehingga tidak
menimbulkan silau bagi pengguna yang sedang
membaca atau menulis (Lasa, 2005: 171).
b) Kelemahan penggunaan cahaya buatan:
Cahaya buatan memerlukan biaya yang relatif besar
karena dipengaruhi oleh sumber tenaga listrik.
Cahaya buatan kurang baik bagi kesehatan manusia
jika digunakan terus menerus di ruang tertutup tanpa
dukungan cahaya alami.
Jika salah dalam pemilihan lampu dan kekuatannya,
bisa merusak koleksi (koleksi akan lapuk, tulisan dan
warna memudar), untuk itu diperlukan biaya tambahan
lagi untuk penggunaan filter (Lasa, 2005: 172).
c. Akustik
Hal yang perlu diperhatikan dalam aspek akustik
perancangan bangunan perpustakaan adalah sebagai berikut :
Mengurangi secara optimal gangguan suara dari luar dengan
menerapkan sistem pemilihan bangunan dan rancangan sisi luar
bangunan, baik rancangan bentuk maupun bahan bangunan.
Penggunaan bahan bangunan yang dapat mereduksi suara untuk
lantai, langit-langit, dan dinding, pada ruangan yang dianggap
menjadi sumber suara dan pada ruang yang memerlukan
intensitas yang rendah.