bab i pendahuluan - abstrak.ta.uns.ac.id · batik merupakan karya seni budaya bangsa indonesia yang...

134
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam membuat kain terjelma melalui suatu perjalanan panjang, selama kurun waktu kurang lebih 1500 tahun, melalui berbagai kegiatan tradisi budaya, suku-suku bangsa di Nusantara menciptakan berbagai teknik pembuatan kain dan ragam hiasnya. Suwati Kartiwa menyatakan bahwa keunggulan cita rasa di dalam membuat kain yang dimiliki oleh bangsa Indonesia di kawasan Nusantara ini, berkembang dalam berbagai wujud, sifat, bentuk, kegunaan, ragam hias, serta mutu tekstil tradisional (Kartiwa, 2007: 9). Kain tradisional Indonesia dibuat dengan ketekunan, kecermatan yang teliti dalam menyusun ragam hias, corak warna maupun maknanya, sehingga kain yang dihasilkan mengundang kekaguman dunia internasional karena kandungan nilai keindahan yang tinggi. Secara visual perwujudan tekstil tradisional tidak hanya sekedar indah saja, tetapi melebur dengan kaidah moral dan adat. Rizali (2013: 2) menyatakan pada karya tekstil tradisional terdapat tanda-tanda atau simbol yang tidak bisa dipahami secara ikonik, tetapi di dalamnya terkandung perlambangan aspek kepercayaan, falsafah dan konsep keselarasan hidup, yaitu keseimbangan antara kehidupan dunia, dan akhirat. Berbagai jenis tekstil tradisional yang ada di Indonesia, jenis tekstil tradisi yang secara teknis dapat mewujudkan berbagai macam bentuk ragam hias adalah batik.

Upload: hakien

Post on 07-Mar-2019

266 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia dalam membuat kain terjelma melalui suatu perjalanan

panjang, selama kurun waktu kurang lebih 1500 tahun, melalui berbagai kegiatan

tradisi budaya, suku-suku bangsa di Nusantara menciptakan berbagai teknik

pembuatan kain dan ragam hiasnya. Suwati Kartiwa menyatakan bahwa keunggulan

cita rasa di dalam membuat kain yang dimiliki oleh bangsa Indonesia di kawasan

Nusantara ini, berkembang dalam berbagai wujud, sifat, bentuk, kegunaan, ragam

hias, serta mutu tekstil tradisional (Kartiwa, 2007: 9). Kain tradisional Indonesia

dibuat dengan ketekunan, kecermatan yang teliti dalam menyusun ragam hias, corak

warna maupun maknanya, sehingga kain yang dihasilkan mengundang kekaguman

dunia internasional karena kandungan nilai keindahan yang tinggi.

Secara visual perwujudan tekstil tradisional tidak hanya sekedar indah saja,

tetapi melebur dengan kaidah moral dan adat. Rizali (2013: 2) menyatakan pada

karya tekstil tradisional terdapat tanda-tanda atau simbol yang tidak bisa dipahami

secara ikonik, tetapi di dalamnya terkandung perlambangan aspek kepercayaan,

falsafah dan konsep keselarasan hidup, yaitu keseimbangan antara kehidupan dunia,

dan akhirat. Berbagai jenis tekstil tradisional yang ada di Indonesia, jenis tekstil

tradisi yang secara teknis dapat mewujudkan berbagai macam bentuk ragam hias

adalah batik.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

2

Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi oleh

dunia. Diantara berbagai wastra tradisional di muka bumi yang dihasilkan dengan

teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik

Indonesia. Dalam perkembangannya sebagai suatu karya budaya, karya adiluhung

bangsa Indonesia ini tidak lepas dari pengaruh zaman dan lingkungan. Berbagai fakta

pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur pengaruh ini memicu

dan memacu kehadiran batik yang selaras nada dengannya. Zaman dan lingkungan,

tak terbantahkan lagi, tidak dapat dipisahkan dari proses perkembangan batik hingga

kapan pun (Doellah, 2002: 7).

Batik adalah kain yang ragam hiasnya dibuat dengan mempergunakan malam

sebagai bahan perintang warna, sehingga zat warna tidak dapat mengenai bagian kain

yang tertutup malam saat pencelupan. Pembubuhan malam diatas kain menggunakan

canting, yaitu sebuah alat kecil berupa semacam mangkuk berujung pipa dari

tembaga, yang diberi gagang kayu atau bambu. Teknik membatik merupakan asli

ketrampilan yang dimiliki bangsa indonesia sebelum kedatangan pengaruh India ke

Indonesia. Pendapat bahwa membatik adalah asli Indonesia diperkuat dari data

digunakannya bahan-bahan yang dipakai dalam proses membatik yakni tumbuh-

tumbuhan asli Indonesia. Jenis tumbuh-tumbuhan itu antara lain adalah tarum, indigo

atau nila (Tirtaamidjaja, 1966: 25).

Aktivitas membatik khususnya di Jawa tumbuh dan berkembang paling subur

dan menghasilkan kain-kain batik dengan ragam hias paling kaya, teknik pewarnaan

paling berkembang dan mutu pengerjaan paling halus dan paling cermat, walaupun

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

3

metode perintang warna ditemukan pula di beberapa pulau lain di Nusantara dengan

perintang warna dan alat yang berbeda-beda (Ishwara, Yahya & Moeis, 2011: 2).

Penampilan batik yang dibuat di pesisir utara Jawa berbeda dari pada yang dibuat di

Solo-Yogyakarta. Batik dari pesisir utara Pulau Jawa, yaitu Pekalongan, Madura dan

Lasem berlatar putih dengan motif berwarna. Produksi batik pesisiran sekarang relatif

maju, misalnya batik Pekalongan dan Madura. Batik Pekalongan dan Madura sudah

memiliki nama dan lebih banyak berproduksi daripada batik Lasem. Akan tetapi dari

sisi keaslian motif dan warna, batik-batik dari Pekalongan dan Madura kalah dari

batik Lasem yang dahulu memiliki nama tetapi sekarang meredup (Ishwara, Yahya &

Moeis, 2011: 24).

Batik Lasem merupakan salah satu jenis budaya batik warisan nenek moyang

Indonesia. Nuansa keindahan batik Lasem sudah sangat dikenal, terutama warna

merah Lasem yang konon tidak dapat ditiru pembuatannya di daerah lain. Warna

merah batik Lasem oleh penduduk lokal Lasem tersebut, dikenal sebagai abang getih

pithik (merah darah ayam). Diduga merah yang bagus itu disebabkan bukan cuma

karena ramuan zat warnanya, tetapi juga karena kandungan mineral pada air di daerah

itu, yang dipakai melarutkan zat warna. Batik Lasem merupakan hasil ekspresi dari

proses akulturasi budaya yang dihasilkan oleh kedatangan pedagang dari berbagai

tempat yang singgah dan berinteraksi dengan masyarakat lokal Lasem. Beberapa

literatur tentang batik, juga yang terdapat di Musium Batik Nasional, batik Lasem

disebutkan sebagai salah satu varian klasik dengan pola dan corak yang punya

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

4

kekhasan tersendiri. Pola dan corak batik Lasem merupakan perpaduan yang indah

dan elegan (Unjiya, 2014: 7)

Kamzah (1858: 11) dalam naskah Cerita Lasem/Babad Lasem menceritakan

bahwa Sejarah Batik Lasem erat hubungannya dengan kedatangan rombongan

Laksamana Cheng Ho pada tahun 1413 M. Naskah tersebut menceritakan, “anak buah

kapal Dhang Puhawang Tzeng Ho dari Negara Tiong Hwa, Bi Nang Un dan istrinya

Na Li Ni (yang berasal dari Champa) memilih menetap di Bonang Lasem setelah

melihat keindahan alam Jawa. Na Li Ni kemudian mulai membatik bermotifkan

burung hong, liong, bunga seruni, banji, mata uang, dan warna merah darah ayam

khas Tiong Hwa.” Motif ini yang kemudian menjadi ciri khas dan keunikan batik

Lasem.

Keunikan lain yang terdapat pada batik Lasem adalah dalam pengerjaan

ragam hiasnya, dimana ketika membuat sebuah desain untuk ragam hias batik

produksi mereka, para pengusaha pembatik Lasem dipengaruhi budaya leluhur

mereka seperti kepercayaan dan legendanya. Batik Lasem memiliki karakter ragam

hias konservatif tradisional, artinya motif batik yang dihasilkan merupakan kreasi

pembatik yang diperoleh secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Hal ini

menjadikan ragam hias batik Lasem terkesan kaku dan tidak bisa mengikuti

perkembangan zaman. Seiring berjalannya waktu muncul inovasi-inovasi baru dari

pengrajin batik Lasem, dan berkembanglah berbagai macam jenis ragam hias baru

yang bersifat kekinian atau lebih akrab dikenal dengan ragam hias kontemporer.

Perkembangan dari ragam hias konservatif tradisional ke ragam hias

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

5

kekinian/kontemporer inilah yang menjadikan masalah ini layak dan menarik untuk

dikaji.

B. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya lingkup permasalahan dalam penelitian ini

maka terlebih dahulu perlu dijelaskan tentang pembatasan masalahnya.

Permasalahan ini dibatasi hanya dari segi desain ragam hias batik tulis Lasem

masa kini, khususnya antara tahun 2014 sampai dengan tahun 2015.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan, maka

permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang pengembangan ragam hias batik Lasem masa

kini?

2. Bagaimana perwujudan ragam hias batik Lasem masa kini?

3. Bagaimana konsep desain ragam hias batik Lasem masa kini?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan dari

penulisan ini adalah :

1. Menjelaskan latar belakang pengembangan ragam hias batik Lasem masa

kini

2. Menjelaskan perwujudan ragam hias batik Lasem masa kini

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

6

3. Mengetahui konsep desain ragam hias batik Lasem masa kini

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari pengkajian yang dilakukan adalah :

1. Manfaat Teoritis

Dari pengkajian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kriya tekstil khususnya dunia

batik, serta memberikan sumbangan pemikiran bagi yang akan melakukan

penelitian lebih jauh. Sebagai bahan bacaan yang diharapkan menambah

wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

2. Manfaat Praktis

Hasil pngkajian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi

instansi terkait seperti dinas pariwisata, serta industri kreatif yang

memproduksi batik tulis Lasem, dan lain sebagainya, berkaitan dengan

bentuk ilmu dan wawasan yang lebih tentang batik tulis Lasem.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

7

F. Sistemtika Penulisan

Laporan penelitian ini disusun dan dibagi menjadi beberapa bab sebagai

berikut:

Bab I. Pendahuluan, pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

batasan masalah, perumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian.

Bab II. Kajian pustaka, pada bab ini membahas tentang tekstil tradisional

Indonesia mulai dari sejarah hingga jenis tekstil yang ada di Indonesia. Pengertian

batik dan kelompok batik yang ada di Indonesai. Ragam hias batik yang mencakup

dari pengertian ragam hias, kelompok ragam hias dan faktor-faktor apa saja yang

memengaruhi pembentukan ragam hias batik.

Bab III. berisi tentang metode penelitian yang akan digunakan untuk

menjawab permasalahan yang mencakup jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi

atau sample, strategi dan bentuk pendekatan, sumber data dan teknik pengumpulan

data, validitas, dan teknik analisa data.

Bab IV berisi tentang data dan pembahasan, pada bab ini membahas hasil

penelitian tentang Latar belakang pengembangan ragam hias batik Lasem,

perwujudan ragam hias batik Lasem serta konsep desain ragam hias batik Lasem.

Bab V berisi tentang simpulan hasil penelitian dan simpulan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA & KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Tekstil Tradisional Indonesia

a. Sejarah Tekstil Tradisional Indonesia

Kata tekstil berasal dari bahasa latin, yaitu textere yang berarti menenun atau

dalam arti umum adalah bahan pakaian atau kain tenunan. Sejak zaman prasejarah

nenek moyang kita telah pandai menenun untuk pakaian maupun untuk membuat

layar perahu bercadik, sedangkan cara pemberian rupa di atas permukaan tekstil

dilakukan melalui teknik ikat lungsi. Teknik ini merupakan yang tertua, dan telah

dikenal sejak masa neolitikum dengan menggunakan alat tenun gedog (gendong)

yang kemudian menyebar ke luar Nusantara (Kartiwa, 1986: 6).

Berbagai corak tekstil tradisional Nusantara merefleksikan keanekaragaman

tekstil Nusantara yang menyangkut unsur anyaman, aneka tekstil serta ragam hias

dan warna yang berkembang. Struktur anyaman adalah prinsip penjalinan benang

lungsi dan pakan yang menghasilkan sehelai kain melalui teknik tenun. Dengan

cara mengikat salah satu benang atau keduanya kemudian mencelupnya akan

menghasilkan kain tenun ikat yang beraneka ragam (Rizali, 2013:116).

Keragaman kain-kain tradisional dihasilkan oleh perbedaan geografis yang

mempengaruhi corak hidup setiap suku bangsa di Nusantara. Perbedaan iklim

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

9

mempengaruhi flora dan fauna yang ada di lingkungannya juga mempunyai andil

besar terhadap perbedaan gaya hidup dan mata pencaharian sebuah kelompok

masyarakat, sehingga yang satu berbeda dengan yang lainnya (Kartiwa, 2007: 9).

Perbedaan sumber kehidupan masyarakat inilah yang turut memengaruhi

keragaman jenis kain dan ragam hiasnya.

Aktivitas masyarakat yang berbeda-beda di setiap wilayah memengaruhi nilai

budaya dan adat istiadat yang diciptakan oleh leluhur atau pendahulunya. Filosofi

kehidupan tertuang dan tercermin dalam adat, serta terjalin dengan kepercayaan

dan agama yang dianutnya. Dalam kaitan dengan nilai-nilai kepercayaan, unsur-

unsur ragam hias pada kain merupakan salah satu bentuk ekspresi pengakuan

terhadap keberadaan, keagungan dan kebesaran Tuhan, Sang Maha Pencipta

kehidupan semua makhluk hidup di dunia. Dengan demikian pada sehelai kain

tersirat makna yang dalam tentang arti kehidupan.

b. Jenis Tekstil Tradisional Indonesia

Berdasarkan teknis pembuatan tekstil terdapat cara-cara pemberian rupa dan

warna, yaitu saat proses menenun, dan proses setelah menjadi kain. Pengertian

tersebut dikenal pula dengan istilah desain struktur dan desain permukaan pada

tekstil. Dengan demikian secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu:

Desain Struktur dalam tekstil dilakukan pada waktu proses menenun,

sehingga teknik ini sangat tergantung pada bahan serat dan benang yang

digunakan agar menghasilkan berbagai variasi tenunan. Desain struktur ini

dapat dilakukan melalui teknik tenun, jeratan, jalinan dan kepangan yang

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

10

menghasilkan kain polos maupun kain bercorak seperti aneka kain tenunan,

seperti tenun ikat lungsi, ikat pakan dan dobel ikat.

Desain permukaan pada tekstil dilakukan sebagai upaya member

hiasan di atas permukaan kain polos, sehingga menghasilkan nilai-nilai

keindahan di atas permukaan tekstil. Hal ini berkaitan erat dengan

kemampuan mengolah rupa dan warna yang dapat mewujudkan beberapa

jenis kain seperti di antaranya batik, celup ikat atau sulaman (Rizali, 2013:

126).

2. Batik

a. Pengertian Batik

Penulisan kata “batik” dalam bahasa Jawa mestinya “bathik” dan dalam

pengucapan dengan bahasa Indonesia juga seperti dalam bahasa Jawa. Namun

oleh para penulis terdahulu banyak yang mengacu pada “batik” sehingga dalam

penelusuran arti kata “batik” banyak yang memakai model “ kerata basa” yaitu

berasal dari kata “ngembat titik” atau “rambating titik-titik” dalam pengertian

bahwa batik merupakan proses rangkaian titik-titik. Menurut Kalingga (2002: 1-2)

pemaknaan kata “batik” seperti tersebut tidak tepat karena penulisannya dengan

aksara Jawa menggunakan “tha” bukan “ta”.

Dalam arti sederhana, bathik adalah suatu gambar yang berpola, motif dan

coraknya dibuat secara khusus dengan menggunakan teknik tutup celup. Shadily

(1990: 417) menyatakan bahwa : “batik adalah suatu cara untuk melukis di atas

kain (mori, katun, dan ada kalanya kain sutera) dengan cara melapisi bagian-

bagian yang tidak berwarna dengan lilin yang juga disebut malam”. Sementara itu,

pengertian batik telah dibakukan secara nasional yaitu: seni kain yang

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

11

menggunakan proses perintang lilin atau malam sebagai bahan media untuk

menutup permukaan kain dalam proses pencelupan warna (Syafrina, 1996:1).

Pembahasan tentang asal mula batik di Indonesia masih simpang siur. Secara

singkat dapat dikatakan bahwa ada sementara para seniman yang menyebutkan

bahwa batik berasal dari Turki, melewati Mesir, terus ke Parsi/ Pasai, dan akhirnya

masuk ke Nusantara. Di Indonesia tampaknya kerajinan batik tertua terdapat di

periyangan, yang disebut dengan istilah “simbut”. Kain simbut dibuat dengan mori

hasil pintalan dan tenunan sendiri, tidak menggunakan malam sebagai perintang

warna tetapi menggunakan kanji (jenang) beras ketan; hiasannya sederhana dan

lebih banyak menggunakan warna merah tua. Kemudian, sekitar abad ke-12 orang

Indonesia telah membuat campuran pewarna untuk menghasilkan batik bangun

tulak (hitam putih) (Haryono, 2008: 3-4).

Akhirnya pada abad ke-15 kerajinan batik menuju kearah keindahan setelah

mendapat pengaruh dari India, Cina, dan Arab seiring dengan berkembangnya

kebudayaan Islam yang masuk ke nusantara. Pada masa pemerintahan Sultan

Agung, kerajinan batik banyak dilakukan di lingkungan keraton oleh para wanita.

Ketika itu telah ditemukan bahan pewarna merah dan kuning serta perpaduan

warna gula kelapa (Bratasiswara, 2000: 85-91). Kemajuan dalam pewarnaan

dalam dunia perbatikan berkembang pada abad ke-17 setelah ditemukannya

warna-warna baru seperti: soga (coklat), kuning (kunyit). Di sekitar tahun 1918

banyak jenis mori dan pewarna kimia dari Jerman, Inggris, Prancis, Swis, Belanda,

dan Jepang masuk ke Indonesia.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

12

Persebaran batik di Nusantara cukup luas dan peran keraton juga sangat

menentukan. Batik Banyumasan perkembangan batik tidak bisa dilepaskan dari

adanya kademangan dan kadipaten di daerah Banyumas dari orang-orang yang

berasal dari kerajaan Mataram. Sebagai kademangan atau kadipaten, para

bangsawan di wilayah Banyumas ada keinginan menciptakan batik tulis untuk

memenuhi kebutuhan di lingkungannya. Hal ini membawa perkembangan

perbatikan di Banyumas semakin maju dan dikenal dunia luar khususnya Belanda.

Untuk memenuhi keperluan batik bagi bangsa Belanda, maka motif-motif batik

dimodifikasi sedemikian rupa sesuai keinginan mereka. Gaya batik Banyumasan

masih menyerupai gaya Yogyakarta dan Surakarta, namun diberi warna tambahan

terutama warna merah dan biru (Wahono, dkk. 2004: 54).

Di Surakarta perkembangan batik tidak dapat dilepaskan pula dari peran

keraton sebagai pusat tradisi dan adat-istiadat. Tradisi membatik diperkenalkan

sejak kecil bagi kaum wanita keraton, selain juga para abdi dalem. Peran keraton

terlihat adanya peraturan dalam hal pemakain batik untuk motif tertentu dan dalam

acara-acara tertentu. Perkembangan corak batik di Surakarta yang pesat justru

telah menurunkan kandungan nilai maknanya. Tatanan pemakaian batik menjadi

kabur karena antara yang digunakan untuk para bangsawan dan para warga

masyarakat biasa menjadi tidak jelas. Oleh karena itu, Paku Buwono III membuat

suatu tatanan pemakain kain batik seperti berikut:

“Ana dene kang arupa jarit kang kalebu laranganingsun, batik sawat lan batik

parang, batik cemukiran kang celacap modang, bangun tulak, lenga teleng lan

tumpal, apa dene batik cemungkiran kan calacap lung-lungan, kang sun

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

13

wenangake anganggota pepatihingsun lan sentananingsun, dene

kawulaningsun padha wedia”

“ Ada beberapa jenis kain batik yang menjadi larangan saya, batik lar, batik

parang, batik cemukiran yang berujung seperti paruh podang, bangun tulak

lenga teleng serta berwujud tumpal dan juga batik cemukiran yang berbentuk

ujung lung (daun tumbuhan uang menjalar di tanah), yang saya ijinkan

memakai adalah patih dan para kerabat saya. Sedangkan para kawula tidak

diperkenankan” (Kalingga, 2002: 9).

Di daerah Lasem keberadaan batik Lasem sangat erat kaitannya dengan

datangnya bangsa asing terutama bangsa Cina. Hal ini menimbulkan corak

tersendiri yaitu corak khas Cina. Daerah Lasem dan daerah yang terletak di

kawasan pesisir utara memang wilayah yang pertama kali bersentuhan dengan

budaya asing. Adapun di daerah Pekalongan perkembangan dan keberadaan batik

juga tidak terlepas dari pengaruh Cina, Arab, Belanda, Jepang, dan kraton

Surakarta. Bagi kaum Arab, seperti halnya terdapat pada seni Islam, motif yang

bercorak makhluk hidup tidak dikembangkan. Oleh karena itu yang berkembang

adalah motif dengan corak geometrik atau jlamprang. Pekalongan pernah

dijadikan pusat untuk produksi batik Belanda atau Indo-Eropa. Pengusaha batik

bangsa Belanda seperti Ajf Jeans, Lian Metzelaar, Tina van Zuylen, dan Eliza van

Zuylen merupakan penyumbang besar bagi perkembangan batik Pekalongan.

Ragam hias dan komposisinya disesuaikan dengan motif-motif yang berkembang

di Eropa sehingga akhirnya menimbulkan gaya khas Pekalongan atau pesisiran.

b. Kelompok Batik di Indonesia

Menurut Kusrianto (2013: 34) menilik sejarahnya, sejak zaman penjajahan

Belanda batik telah digolongkan menjadi dua kelompok besar dengan mengacu

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

14

pada sudut daerah pembuatan batik tersebut, yaitu batik Vorstenlanden dan batik

pesisir.

1) Batik Vorstenlanden

Batik Vorstenlanden merupakan istilah bagi batik yang berasal dari

wilayah Solo dan Yogyakarta karena pada saat itu daerah ini merupakan

daerah Keraton atau Kerajaan yang disebut Vorstenlanden. Kegiatan

membatik bagi kalangan keraton adalah sebagai media untuk mendekatkan

diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Batik di kalangan keraton juga

berkaitan dengan tingkat keningratan dan kebangsawanan. Ada corak-corak

tertentu yang hanya boleh di pakai oleh raja dan keluarga dekatnya. Biasanya

corak corak seperti ini di sebut corak larangan, artinya masyarakat umum

yang bukan trah keraton atau golongan bangsawan tidak boleh

mengenakannya.

Keberadaan batik Yogya tentu tidak lepas dari seejarah berdirinya

Kerajaan Mataram Islam oleh Panembahan Senopati (Hamengkubuwono 1).

Setelah memindahkan pusat kerajaan dari Pajang ke Mataram, dia sering

bertapa di sepanjang pesisir pulau Jawa, antara lain Parang Kusuma menuju

Dlepih Parang Gupito, menelusuri tebing Pegunungan Seribu yang tampak

seperti “pereng” atau tebing berbaris. Sebagai Raja Jawa yang tentu

menguasai seni, keadaan tempat tersebut mengilhaminya menciptakan pola

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

15

batik lereng atau parang, yang merupakan cirri ageman (pakaian) Mataram

yang berbeda dengan pola sebelumnya.

Semenjak perjanjian Giyanti tahun 1755 yang melahirkan kasunanan

Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, segala macam tata adibusana, termasuk

di dalamnya adalah batik, diserahkan sepenuhnya oleh Keraton Surakarta

kepada Keraton Yogyakarta. Hal inilah yang kemudian menjadikan Keraton

Yogyakarta sebagai kiblat perkembangan budaya, termasuk pola khazanah

batik, kalaupun batik di Keraton Surakarta memiliki beragam inovasi,

sebenarnya motif pakemnya tetap bersumber pada motif batik keraton

Yogyakarta (Wulandari, 2011: 55).

2) Batik Pesisir

Batik pesisir adalah batik yang berkembang di kawasan Pantai Utara

Pulau Jawa. Kemunculannya dengan membawa ciri yang sangat kuat

membuat para pengamat batik di zaman pendudukan Belanda dengan tegas

mengelompokkan batik Jawa menjadi dua, yaitu batik Vorstenlanden dan

batik Pesisiran

Dari situlah muncul stigma bahwa jika bukan batik Vorstenlanden, berarti

batik pesisiran. Jika tidak termasuk keduanya, berarti bukan motif batik. tentu

kita tidak akan berpegang pada pemikiran pengamat Belanda yang analisanya

dibuat pada akhir abad ke-19 itu. Selain kenyataan batik sudah meluas di

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

16

banyak daerah dan memiliki corak yang beraneka ragam, masing-masing

daerah telah mengembangkan ciri di daerah masing-masing.

Fenomena kemunculan batik pesisiran suatu "pemberontakan" terhadap

bentuk batik klasik yang telah lama ada. Motif batik pesisiran dianggap

"nyeleneh", tidak mirip batik yang telah akrab dalam kehidupan orang Jawa,

terutama dalam tampilan warna dan motifnya (Kusrianto, 2013: 208). Pada

awal kemunculannya, orang Jawa sebagai pemakai aktif jarit batik memang

sulit untuk menerima kenyataan bahwa yang seperti ini juga batik. Hal ini

berkaitan dengan penggunaan batik sebagai sarana pelengkap dalam

menjalani suatu ritual, misalnya hajatan, pemberian pada saat akan menikah,

maupun upacara resmi yang lain.

Batik pesisiran tidak mengenal pengkhususan pengguna sebagaimana

batik Keraton. Batik pesisiran merupakan silang budaya berbagai bangsa yang

pernah berinteraksi dengan penduduk di daerah pantai utara pulau Jawa ini

mampu menembus batas-batas bangsa, mengabaikan batas-batas kasta

maupun strata sosial. Dengan demikian, batik pesisiran cenderung lebih

luwes, tidak kaku, dan bernuansa lebih ceria (Kusrianto, 2013: 209).

Warna dalam batik pesisiran juga sangat beragam, biasanya menggunakan

latar warna gading (jingga atau warna mangga yang hampir masak), biru tua,

hijau tua, cokelat tanah, hingga ungu. Sedangkan ragam hiasnya sangat

dipengaruhi oleh unsur-unsur yang menjadi cirri khas daerah yang

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

17

bersangkutan, seperti letak geografis, keadaan alam, falsafah penduduk, sifat

masyarakat, pola penghidupan dan kepercayaan masyarakat (Wulandari,

2011: 64).

3. Ragam Hias Batik

a. Pengertian Ragam Hias

Ragam hias merupakan hasil budaya sejak masa pra sejarah dan berlanjut

sampai masa kini. Ragam hias memiliki pengertian secara umum, yaitu keinginan

manusia untuk menghias benda – benda di sekelilingnya, kekayaan bentuk yang

menjadi sumber ornament dari masa lampau yang berkembang di Istana Raja –

Raja dan Bangsawan, baik yang ada di Bangsa Barat maupun Bangsa Timur.

Istilah yang lain berkaitan dengan ragam hias adalah ragam. Ragam menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti “pola” atau “corak”,sedangkan corak

berarti bunga atau gambar – gambar (Shadly,1980:593). Pengertian yang hampir

serupa dengan ragam hias adalah ragam hiasan dan ornamen. Ragam hiasan

adalah suatu pola atau corak hiasan yang terungkap sebagai ungkapan ekspresi

jiwa manusia terhadap keindahan atau pemenuhan kebutuhan lain yang bersifat

budaya.Ornamen pada hakekatnya sekedar gambaran dari “irama”dalam garis

atau bidang.

Ragam hias atau ornamen adalah wujud hasil karya manusia yang merupakan

produk kebudayaan. Seperti yang diungkapkan Koentjaraningrat (1974; 15-16)

bahwa kebudayaan paling tidak memiliki tiga wujud, yaitu: pertama, sebagai

suatu kompleks ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan lain-lain; kedua, sebagai

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

18

suatu kompleks aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat; dan ketiga

sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan pertama dikenal

sebagai wujud ideal kebudayaan; yang kedua dikenal sebagai sistem sosial; yang

ketiga dikenal sebagai kebudayaan fisik.

Batik Indonesia memiliki ragam hias yang beraneka macam. Berbagai bentuk

dan unsur keragaman budaya yang sangat kaya dapat dilihat dalam ragam hias

batik. Ragam hias batik adalah hasil lukisan pada kain dengan menggunakan alat

yang disebut dengan canting (Wulandari, 2011: 104). Jumlah ragam hias batik di

Indonesia saat ini sangat beragam, baik variasi bentuk maupun warnanya.

Ragam hias batik pada umumnya dipengaruhi oleh letak geografis daerah

pembuatan, sifat dan tata penghidupan daerah bersangkutan, kepercayaan dan

adat istiadat yang ada, keadaan sekitar, termasuk flora dan fauna, serta adanya

kontak atau hubungan antar daerah pembatikan.

b. Kelompok Ragam Hias Batik

1) Ragam Hias Geometris

Ragam hias geometris adalah ragam hias yang mengandung unsur-

unsur garis dan bangun, seperti garis miring, bujur sangkar, persegi

panjang, trapezium, belah ketupat jajaran genjang, lingkaran, dan bintang,

yang disusun secara berulang-ulang untuk membuat satu kesatuan corak.

Yang termasuk ragam hias geometris adalah ceplok, ganggong, parang

atau lerang, dan banji.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

19

a) Ceplok atau ceplokan adalah ragam hias batik yang didalamnya

terdapat gambaran-gambaran bentuk lingkaran, roset, binatang,

dan variasinya. Beberapa nama ragam hias ceplok yaitu ceplokan

nogo sari, ceplok kesatrian, ceplok supit urang, ceplok teruntum,

dan ceplok cakra kusuma.

Gambar 1. Ceplok kesatrian (Sumber: Prasetyo, 2010: 51)

b) Ganggong, ragam hias ganggong dan ceplok sepintas hampir

sama. Namun kalau diperhatikan dengan detail, akan terlihat

perbedaan antara ragam hias ganggong dengan ragam hias ceplok.

Cirri khas yang membedakan ragam hias ganggong dengan ceplok

adalah adanya bentuk isen yang terdiri atas seberkas garis yang

panjangnya tidak sama, dan ujung garis yang paling panjang

berbentuk serupa tanda + (Wulandari, 2011: 107). Nama-nama

ragam hias ganggong antara lain adalah ganggong arjuna,

ganggong madusari dan ganggong sari.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

20

Gambar 2. Ragam hias ganggong (Sumber: Wulandari, 2011: 107)

c) Parang, merupakan salah satu ragam hias yang sangat terkenal

dalam kelompok corak garis miring. Ragam hias ini terdiri atas

satu atau lebih ragam hias yang tersusun membentuk garis-garis

sejajar dengan sudut kemiringan 45° (Wulandari, 2011: 107).

Gambar 3. Parang rusak barong (Sumber: Wulandari, 2011: 21)

d) Banji, berdasarkan ornament swastika, dibentuk atau disusun

dengan menghubungkan swastika pada garis-garis, sehingga

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

21

membentuk sebuah corak. Swastika ini menggambarkan kekerasan

yang diterima oleh masyarakat pada masa pendudukan Jepang di

Indonesia (Wulandari, 2011: 108).

Gambar 4. Banji (Sumber: Wulandari, 2011: 109)

2) Ragam Hias Nongeometris

Ragam hias nongeometris merupakan susunan tidak teratur, artinya

polanya tidak dapat diukur secara pasti, meskipun dalam bidang luas dapat

terjadi pengulangan seluruh corak.

a) Semen, merupakan ragam hias batik yang tersusun secara bebas

terbatas ornamen-ornamennya. Bebas terbatas di sini menyatakan

bahwa suatu ragam hias yang telah tersusun dari beberapa motif

tertentu akan kembali diulang untuk mengharmonisasikan pola

hiasnya (Susanto, 1980: 231).

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

22

Gambar 5. Semen sidomukti (Sumber: Wulandari, 2011: 110)

b) Buketan, merupakan ragam hias yang tersusun dari rangkaian

bunga atau kelopak bunga dengan kupu-kupu, burung, atau

berbagai bentuk dan jenis satwa kecil yang mengelilinginya.

Gambar 6. Buketan (Sumber: Ishwara, Yahya & Moeis, 2011: 92)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

23

c) Dinamis, ragam hias yang tergolong dinamis merupakan ragam

hias yang terdiri dari motif-motif yang dapat dibedakan unsur-

unsurnya, namun di dalamnya tidak lagi berupa ornamen-ornamen

tradisional, melainkan berupa ornamen-ornamen bergaya dinamis

yang mendekati abstrak. ragam hias ini sebenarnya pemilihan

antara batik dengan pola hias klasik dan batik dengan pola hias

modern (Susanto, 1980: 249).

d) Pinggiran, golongan ragam hias ini khusus yang digunakan sebagai

hiasan pinggiran kain sebagai pembatas antara bidang yang

berpola dan bidang kosong yang tak berpola. Ragam hias ini pada

dasarnya memang khusus terdapat pada ujung atau tepi dari kain

panjang, selendang, ikat kepala, taplak, dan sterusnya.

Gambar 7. Ragam hias pinggiran (Sumber: Ishwara, Yahya & Moeis, 2011: 140 )

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

24

c. Struktur Ragam Hias Batik

Menurut Kusrianto (2013: 5) motif batik klasik disusun berdasarkan ragam

hias yang sudah baku, dimana susunannya terdiri dari tiga komponen.

1) Komponen Utama, berupa ornamen-ornamen gambar bentuk tertentu yang

merupakan unsur pokok. Ornamen ini sering kali dijadikan nama motif

batik.

2) Komponen pengisi, merupakan gambar-gambar yang dibuat untuk

mengisi bidang diantara motif utama. Bentuknya lebih kecil dan tidak

turut membentuk arti atau jiwa dari pola batik itu. Motif pengisi ini juga

disebut dengan ornamen selingan.

3) Isen-isen, gunanya untuk memperindah pola batik secara keseluruhan.

Komponen ini bisa diletakkan untuk menghiasi motif utama maupun

pengisi, dan juga untuk mengisi dan menghiasi bidang kosong antara

motif-motif besar. Isen-isen umumnya merupakan titik, garis lurus, garis

lengkung, lingkaran-lingkaran kecil, dan sebagainya. Isen ini memiliki

nama-nama tertentu sesuai bentuknya, dan tidak jarang isen ini disertakan

pada motif batik.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

25

d. Faktor Pengaruh Ragam Hias Batik

Seni batik termasuk dalam senin lukis dengan media berupa kain. Hasil

lukisan tersebut kemudian disebut dengan nama ragam hias. Ragam hias dalam

batik umumnya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor,

1) Letak geografis daerah pembuatan batik yang bersangkutan

2) Sifat dan tata penghidupan daerah yang bersangkutan

3) Kepercayaan dan adat istiadat yang ada di daerah yang bersangkutan

4) Keadaan alam sektarnya, termasuk flora dan fauna

5) Adanya kontak atau hubungan antar daerah pembatikan (Djoemena, 1986:

1).

Djoemena, (1986:2) mengemukakan bahwa sebagai akibat dari letak geografis

kepulauan Indonesia di jalur perdagangan dari Utara ke Selatan dan dari Barat ke

Timur terutama pesisir pulau Jawa sebelah utara sering disinggahi kapal-kapal

asing. Terkenalnya rempah-rempah Indonesia dan hasil bumi lainnya merupakan

daya tarik tersendiri untuk diunjungi.

Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan hasil bumi menarik bangsa

asing untuk berlomba-lomba mendatangi kepulauan Indonesia, silih berganti

bangsa Cina, India, Portugis, Arab, Belanda, Inggris datang ke Indonesia. Negara

pendatang ada yang menetap dan bahkan menjajah hingga ratusan tahun, seperti

bangsa Belanda yang menjajah Indonesia selama kurang lebih 350 tahun.

Penduduk dari bangsa pendatang sedikit banyak menyesuakan diri dengan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

26

penduduk setempat, sehingga perpaduan antar kebudayaan tidak dapat

dihindarkan. Pendatang asing banyak yang memakai kain batik atau membuat

barang-barang khas dari batik untuk kebutuhan mereka.

Faktor berikutnya yang mempengaruhi terbentuknya ragam hias batik adalah

sifat tata kehidupan daerah pembatikan dan kepercayaan serta adat-istiadat dari

wilayah pembatikan. (Anas, Pangaben, dan Hasanudin, 1997: 31) menyatakan

bahwa seni kerajinan batik di Indonesia berkaitan erat dengan seni tradisi sosial

yang berlaku di dalam suatu lingkungan masyarakat, hal tersebut terlihat dari

penyajian coraknya. Oleh karena itu lah perkembangan batik senantiasa sejalan

dengan nilai-nilai ketradisian dan dinamika masyarakat pendukungnya.

Rancangan motif yang diciptakan tidak lepas dari kehidupan keagamaan dan

kebudayaan bangsa, sehingga hingga saat ini batik dirasakan sebagai kebanggaan

bangsa Indonesia yang bernilai adiluhung.

Kerajinan batik tradisional mempunyai unsur-unsur dalam bentuk proporsi,

warna serta garis yang diekspresikan dalam bentuk motif, pola, dan ornamen yang

penuh dengan makna simbolis, magis, dan perlambangan selain halus dan teliti

penggarapannya, hal itulah yang membentuk keindahan dalam keanekaragaman

pola hias, salah satu contohnya adalah pola hias Sawat atau Lar yang berlatar

belakang kebudayaan Hindu-Jawa, meskipun di daerah pesisir ragam hias ini

hanya merupakan hiasan semata tanpa memberikan arti simbolis.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

27

Faktor ketiga dan keempat yang mempengaruhi pembentukan ragam hias

batik adalah keadaan alam sekitar termasuk flora dan fauna. Keadaan alam di sini

mencakup kondisi yang ada di sekitar wilayah pembatikan seperti kondisi alam

yang mendukung mata pencaharian masyarakat, ataupun fauna yang menjadi ciri

khas dari setiap wilayah pembatikan. Kekhasan tersebut dapat menjadi inspirasi

bagi para pembatik untuk menuangkannya ke dalam ragam hias.

Bagian terakhir adalah faktor adanya kontak atau hubungan daerah sekitar,

salah satu contoh adanya kontak tersebut misalnya di daerah pesisir madura yang

masyarakatnya terkenal sebagai pelaut menyinggahi pelabuhan Lasem,

Indramayu, dan sebagainya. Persinggahan tersebut dapat menjadi penyebab

seringkali dijumpai persamaan dalam ragam hias atau warna pada batik antar

daerah (Djoemena, 1986: 40).

4. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Astaufi Herpi Perdana (2012) tentang

batik tulis Lasem, dengan judul “Pola Batik Lasem Pasca Penetapan UNESCO

Tentang Batik Tahun 2009”. Masalah yang di kaji dalam penelitian ini tentang

perkembangan pola dan makna estetis yang terkandung di dalam batik tulis

Lasem pasca penetapan UNESCO tentang batik 2009.

Dalam penelitiannya Astaufi mengatakan secara garis besar batik Lasem dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu batik dengan selera Cina yang oleh umum

dinamakan batik Laseman dan batik selera pribumi yang sering disebut batik

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

28

rakyat yang kemudian di pilah lagi menjadi dua golongan besar masing-masing

jenis pola tersebut. Penggolongan tersebut adalah golongan Geometris dan

golongan Non geometris. Batik Lasem memiliki berbagai macam bentuk

perubahan dari mulai bentuk pola, motif, dan warna yang sudah tidak lagi sesuai

pola pakem Batik Lasem. Secara struktural pola batik Lasem tersebut disusun

dengan susunan geometris (Lereng dan Ceplok) dan non geometris (Semenan dan

Buketan). Struktur susunan motif seringkali dilakukan tidak dengan sistem

pengulangan pola kecuali pada pola Lerengan dan Ceplokan. Corak yang terjadi

pada batik Lasem merupakan mimesis dari kehidupan masyarakat Lasem itu

sendiri. Bentuk-bentuk motifnya yang dulu memiliki makna filosofi yang

mendalam, sekarang sudah berubah karena persaingan pasar yang begitu ketat.

Penamaan batik Lasem yang dulu sesuai dengan warna yang diterapkan, sekarang

berubah sesuai jenis motif yang ada di dalamnya.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Kwan, Rosina, Aulia (2010) mengenai

perkembangan budaya batik Lasem. perkembangan batik Lasem mereka

golongkan menjadi beberapa periode.

a. Periode Rintisan ( ... – 1349)

Pada periode awal ini jenis kain atau pakaian yang digunakan masyarakat

Lasem belum dapat ditentukan. Belum diperoleh sumber data yang terpercaya,

termasuk data arkeologis hasil ekskavasi situs Caruban Lasem. Namun demikian,

kita dapat membuat dugaan awal bahwa pakaian yang dipakai sebelum tahun

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

29

1350 di Lasem terbuat dari kapas dan sebagian daripadanya kemungkinan

merupakan hasil proses batik. Dugaan ini dibuat berdasarkan data sebagai berikut:

1) Penjualan kapas Jawa pada Cina sejak abad ke-7 sebagai indikator adanya

budaya pemakaian kapas untuk bahan baku pakaian.

2) Kemungkinan sudah terdapatnya teknologi penenunan di pulau Jawa

sebagaimana tampak pada ukiran kain yang dikenakan oleh berbagai arca di

banak candi di pulau Jawa.

3) Sebuah laporan dari sumber Cina tahun 1350 manyatakan bahwa Jawa sudah

memiliki batik dan mengekspornya ke Vietnam, Irak dan bahkan Colombo

(Srilanka).

Tiga data tersebut diatas menjelaskan tentang keberadaan budaya kapas, tenun

dan batik di pulau Jawa, tetapi data tersebut tidak menyebutkan sama sekali

tentang Lasem. Selain itu, wilayah Lasem belum menjadi sebuah pusat

pemerintahan pada periode pra 1350 Masehi. Dengan demikian, kemungkinan

adanya pemakaian kain batik di Lasem sampai tahun 1350 masih berupa dugaan

sementara yang belum dapat dibuktikan sebelum diperolehnya data tambahan

baru yang lebih relevan dan terpercaya.

b. Periode Pengaruh Budaya Jawa-Hindu-Buddha Kerajaan Majapahit (1350-

1500)

Periode ini merupakan awal penggunaan dan produksi batik di wilayah Lasem

dimana desainnya dipengaruhi oleh budaya Jawa saat itu yang berbasis pada

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

30

agama Hindu dan Buddha. Budaya batik diperkirakan banyak dipengaruhi oleh

keberadaan kaum penguasa/ aristrokat dari berbagai kerajaan di kepulauan

Nusantara. Hal ini dibuktikan oleh:

1) Artefak arkeologis, misalnya motif batik kawung dan batik gringsing pada

patung Kertarajasa Jayawardhana/ Raden Wijaya (raja pertama kerajaan

Majapahit yang memerintah pada tahun 1293-1309 M) di Candi Ngrimbi,

Jombang, menunjukkan sudah digunakannya pakaian batik sejak jaman

Majapahit.

2) Kelangsungan batik vorstenlanden/ pedalaman/ kraton yaitu batik-batik

Surakarta dan Yogyakarta dimana aneka bentuk motif dan makna filosofisnya

disesuaikan dengan tata cara kehidupan kraton, menunjukkan peranan penting

kraton sebagai acuan pengembangan budaya batik di kepulauan Nusantara.

3) Proses pembuatan kain batik membutuhkan teknologi produksi yang

kompleks dan biaya produksi yang tidak sedikit sehingga lebih

memungkinkan pengembangannya di lingkungan masyarakat bangsawan/

priyayi yang memiliki penguasaan modal, pengetahuan dan teknologi yang

relatif tinggi.

Dengan demikian, keberadaan sebuah keraton atau sistem pemerintahan pada

masa kerajaan Nusantara kemungkinan dapat menjadi sebuah indikator awal dari

eksistensi budaya batik tertentu di wilayah kekuasaan kraton tersebut. Dengan

hipotesis semacam ini, maka kita perlu mencari tahu ada tidaknya kraton di

wilayah Lasem pada masa lalu.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

31

Dalam catatan sejarah , Lasem pernah menjadi sebuah kerajaan kecil di bawah

kekuasaan kerajaan Majapahit, yaitu pada masa pemerintahan Bhre Lasem I/

Rajasaduhitendudewi/ dewi Indu (1350-1375). Mengingat bahwa kemungkinan

besar batik sudah menjadi pakaian bangsawan kerajaan Majapahit, maka hal ini

juga berlaku di wilayah Lasem. Dengan demikian kita dapat mengemukakan 3

(tiga) hipotesis sebagai berikut:

1) Pakaian batik sudah digunakan oleh para bangsawan di Lasem paling tidak

sejak pemerintahan Bhre Lasem 1/ Dewi Indu. Digunakannya kain batik oleh

para bangsawan kerajaan Majapahit berimplikasi pada kemungkinan

penggunaan kain batik oleh para bangsawan di wilayah kekuasaan Majapahit,

termasuk Lasem.

2) Diduga desain batik yang digunakan di Lasem adalah sama persis atau

sebagian besar sama dengan corak batik yang dikembangkan di pusat kerajaan

Majapahit. Para penguasa wilayah Lasem tidak memiliki kepentingan untuk

mengembangkan corak batik khas Lasem yang berbeda nyata dengan corak

batik Majapahit karena secara historis penguasa Lasem tidak pernah berupaya

menciptakan identitas politik “ke-Lasem-an” yang berbeda dengan “ke-

Majapahiit-an”. Bhre Lasem 1 (Dewi Indu) merupakan adik perempuan raja

Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit yang tidak pernah memberontak untuk

melawan kakaknya sendiri. Penguasa lasem berikutnya, yaitu Bhre lasem II

(Nagarawardhani), walaupun memihak suaminya (Wirabumi II) melawan raja

Majapahit Wikramawardhana dalam Perang Paregrek. Namun demikian,

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

32

konflik politik tersebut tetap dalam konteks perebutan kekuasaan di Majapahit

sehingga tidak dapat menciptakan perlunya sebuah identitas baru ke-Lasem-

an sebagai basis pengembangan desain batik baru untuk dipakai oleh kaum

bangsawan di Lasem. Sedangkan Bhre Lasem III, Bhre Lasem IV dan Bhre

Lasem V berturut-turut adalah istri dan keponakan yang loyal kepada Prabu

Wikramawardhana.

3) Belum jelas lokasi produksi kain batik yang digunakan di Lasem pada

kerajaan Majapahit. Sebagai sebuah kerajaan kecil, Lasem tidak menjadi

tempat tinggal bangsawan Majapahit di luar keluarga Bhre Lasem. Hal ini

menyebabkan sedikitnya jumlah kebutuhan pakaian bermotif batik yang

memerlukan produksi batik di daerah Lasem sendiri. Keluarga Bhre Lasem

dapat memperoleh kain batik di lokasi lain di luar Lasem yang merupakan

tempat produksi batik keluarga kerajaan Majapahit.

Namun demikian, mengingat preferensi terhadap kain batik dan bersifat

personal maka Bhre Lasem mungkin memiliki pembatikan sendiri di Lasem

dengan mempekerjakan tenaga pembatik trampil kepercayaannya. Kedua dugaan

yang saling bertentangan tentang ada tidaknya lokasi pembatikan di Lasem jaman

Majapahit sulit diverivikasi kebenaranya mengingat tidak adanya penunjang

berupa artefak kain batik Lasem jaman Majapahit, prasasti atau babad yang dapat

menjelaskanya. Dengan demikian, ada tidaknya lokasi produksi kain batik yang

dipakai oleh para bangsawan di Lasem pada jaman Majapahit sulit ditentukan

sampai saat ini.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

33

Motif dan warna batik Majapahit yang dipakai para Bhre Lasem I diduga

mirip dengan sebagian desain batik Mataram Yogyakarta dan Surakarta (batik

vorstenlanden) saat ini, yaitu motif gringsing dan kawung pada ukiran pakaian

dari arca-arca candi peninggalan kerajaan Majapahit atau masa sebelumnya.

Warna coklat pada kain batik diperoleh dari hasil pencampuran tiga jenis zat

pewarna alam, yaitu kayu tingi, jambal, dan tegeran. Sedangkan warna biru

diperoleh dari hasil fermentasi tanaman nila (indigo tinctoria sp.). Warna batik

yang digunakan di daerah-daerah kekuasaan Majapahit, termasuk Lasem, diduga

berwarna coklat tua dan biru tua dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) Warna coklat tua dan biru tua sampai sekarang masih disebut sebagai soga

Majapahit di daerah Lasem.

2) Warna pakem batik Kalangbret yang konon merupakan penerus batik

Majapahit di daerah Tulungagung berwarna cokelat tua dan biru tua.

3) Warna coklat tua dan biru tua merupakan batik Mataram sebagaimana tampak

dipakai pada batik gaya Yogyakarta saat ini. Besar kemungkinan warna coklat

tua dan biru tua juga merupakan warna batik pada masa Majapahit. Hal ini

mengingat (a) lambatnya perkembangan teknologi pewarnaan alami

menyebabkan warna batik majapahit yang diduga berwarna coklat tua dan

hiru tua tersebut terus berlanjut ke generasi batik berikutnya, yaitu batik

Mataram, (b) adanya pengakuan terhadap garis keturunan yang sama antar

penguasa sejak jaman kerajaan Singasari, Majapahit, Demak, Pajang sampai

Mataram Islam sehingga besar kemungkinan warna pakaian sebagai identitas

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

34

politik para penguasa tidak terlalu berpengaruh. Warna coklat tua dan biru tua

merupakan warna pakaian batik yang dipakai pada berbagai masa kerajaan

tersebut.

Pengaruh budaya Jawa dan agama Hindu Buddha masa kerajaan Majapahit

masih terasa pada motif dan warna batik Lasem yang dihasilkan saat ini. Motif

kawung dan gringsing banyak dipakai pada batik Baganan, yaitu bati Lasem yang

berasal dari Desa Babagan. Sedangkan warna soga dan biru tua tetap menjadi

kombinasi warna favorit batik Lasem. Warna soga dan biru tua dipakai pada jenis

batik Lasem bergaya voerstenlanden yang umumnya dipakai oleh masyarakat

Jawa di pedesaan kabupaten Rembang.

c. Periode Masuknya Pengaruh Budaya Champa (1413)

Berdasarkan kitab “Serat Badra Santi” karangan Mpu Santibadra pada tahun

19497 Masehi dan ditulis ulang oleh keturunannya yaitu Raden Panji Khamzah

dengan menambahkan bab Cerita Lasem/ Babad Lasem menjadi relevansi

terhadap sejarah perkembangan batik Lasem yang terletak pada:

Kitab Serat Badra Santi memuat istilah “batik” pada bab 558 halaman 1

sebagai berikut:

“Padha ngudhi nggambar nyungging sing setiti”

“Ngati-ati natah ngukir barang rimpi”

“Ditlateni nyongket, mbatik widyarini”

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

35

Pada tahun 1335 Saka (1435 Masehi), Bi Nang Un seorang Champa yang

pernah menjadi salah seorang nahkoda kapal dari Armada Laut Laksamana Cheng

Ho (digelari Ma Sam Po atau Dampu Awang) mendarat di Pantai Regol (sekarang

disebut pantai Binangun), Kadipaten Lasem.

Bi Nang Un datang di Lasem bersama istri (putri Na Li Ni), anak lelaki (Bi

Nang Na, berusia 5 tahun), dan anak perempuan (Bi Nang Ti, berusia 3 tahun)

beserta sanak saudaranya. Mereka bertempat tinggal di daerah Kemendhung

(sekarang sekitar daerah Jatirogo, Lasem) yang telah dihadiahkan oleh Adipati

Lasem saat itu, yaitu Adipati Wijayabrata.

Rombongan Bi Nang Un terdiri dari orang-orang Champa yang beragama

Buddha dan pandai dalam bidang kesenian (membatik, menari, membuat

perhiasan emas, membuat peralatan kuningan, dan sebagainya). Putri Na Li Ni

(istri Bi Nang Un) mengajarkan seni membatik, menari dan membuat slepi merak

kepada putra-putrinya serta para remaja putri di Taman Banjaran Mlati,

Kemendung.

Setelah dewasa, Bi Nang Na menjadi seorang ahli karawitan terkenal. Ia

menciptakan Gagrak Lasem (yang merupakan hasil kombinasi Gagrak Champa

dan Gagrag Majapahit), Pathet Lasem, Suluk Lasem, dan Sampak Lasem. Ia

kemudian dikenal sebagai Mpu Winarna. Sedangkan Bi Nang Ti setelah dewasa

menjadi mahir dalam membatik dan menari. Bi Nang Ti kemudian menikah

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

36

dengan Adipati Badranala dan memiliki dua orang anak, yaitu Wirabajra dan

Santibadra.

Wirabajra kelak menjadi Adipati Lasem dan beranak Wiranagara. Wiranagara

kemudian memeluk agama Islam dan beristrikan putri Maloka (putri Sunan

Ampel dan kakak Sunan Bonang). Sedangkan Santibadra mendalami agama

Syiwa Buddha dan menjadi pujangga kerajaan Majapahit dengan gelar Mpu

Tumenggung Wilatikta. Santibadra-lah yang menulis Serat Badra Santi (Babad

Tanah Lasem) pada tahun 1401 Saka atau 1479 Masehi.

d. Periode Pengaruh Budaya Cina (1500-1799)

Kerajaan Hindu Buddha Majapahit runtuh pada akhir abad XV yang

digantikan oleh kerajaan Islam demak pada sekitar tahun 1500. Pada awal masa

pemerintahan kerajaan Demak, kelompok masyarakat Cina Islam yang disebut

sebagai Cina Peranakan menguat peranannya di bidang ekonomi dan politik.

Namun di bidang seni budaya, pengaruh Cina Peranakan Islam bersifat minimal

terhadap budaya penduduk pribumi Jawa. Masyarakat Cina Peranakan mambaur

secara harmonis dengan masyarakat lokal Jawa. Dengan demikian, pengaruh

Cina Peranakan Islam dalam konteks perkembangan seni budaya lokal, termasuk

batik Lasem, tidak signifikan.

Pada awal abad XVI tersebut di atas, diduga buadaya pakaian batik masih

berlaku di kalangan bangsawan atau priyayi saja. Dari perspektif bisnis,

rendahnya permintaan terhadap produksi kain batik tersebut menyebabkan belum

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

37

terjadinya industrialisasi batik. Dengan demikian, usaha batik belum menjadi

pilihan kegiatan ekonomi pengusaha Cina Peranakan Islam. Akibatnya, tidak ada

faktor yang mendorong upaya memasukkan motif dan warna yang dipengaruhi

budaya Cina terhadap desain batik pesisir Jawa, termasuk batik Lasem. Dengan

kata lain, pada awal abad XVI tersebut motif dan warna batik Lasem tetap tidak

mengalami perubahan. Motif batik Lasem masih berwujud motif-motif yang

diperngaruhi budaya Jawa, Hindu, Buddha dan Champa.

Selanjutnya, abad XVII merupakan awal era kolonialisme Belanda di

kepulauan Nusantara. Abad XVII ini juga ditandai oleh datangnya gelombang

besar pendatang baru dari Cina dan Arab di pulau Jawa. Pendatang baru dari

Cina tersebut disebut sebagai Cina Totok. Berbeda dengan Cina Peranakan Islam

yang memiliki kedekatan terhadap budaya lokal Jawa, maka Cina Totok masih

mempertahankan budaya leluhur mereka. Hal ini menyebabkan Cina Totok lebih

cenderung memakai desain budaya Cina pada aneka perabot rumah tangga,

arsitektur dan pakaian terutama di awal kedatangan mereka di pulau Jawa.

Pria Cina Totok menggunakan pakaian tradisional mereka yaitu tungsha.

Sedangkan perempuan Cina menggunakan pakaian qibao. Sementara itu, pria dan

perempuan Cina Peranakan besar kemungkinan sudah menggunakan kain sarung

sebagai pakaiannya. Penggunaan kain sarung oleh perempuan Cina Peranakan di

Lasem dapat dimengerti karena konon para perantau dari Cina saat datang di

Lasem adalah kaum pria. Mereka menikah dengan para permpuan pribumi Jawa.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

38

Tidaklah mengherankan jika pada masa pra kemerdekaan Republik Indonesia,

perempuan Tionghoa di Lasem disebut “nyai” oleh keluarganya sendiri.

Pada akhir abad XVII diperkirakan batik Lasem sudah mulai diproduksi

dalam skala terbatas sebagai industri rumah tangga di kota kecamatan Lasem.

Batik yang dibuat pada masa ini memakai kombinasi ragam hias Jawa, Champa

dan Cina. Konsumen batik Lasem tersebut adalah para perempuan Cina

peranakan, baik di kota Lasem maupun kota-kota lain di pulau Jawa.

e. Periode Awal Industrialisasi Batik Lasem & Pengaruh Budaya India (1800-

1899)

Abad XIX diduga merupakan awal perkembangan industri rumah tangga batik

Lasem secara lebih masif. Berkembangnya budaya pakaian batik di kalangan

perempuan etnis Cina di berbagai kota pulau Jawa dan Sumatra menyebabkan

tingginya permintaan terhadap batik Lasem yang bermotif kombinasi Cina-Jawa.

Semua batik Lasem yang dihasilkan pada abad XIX ini masih mengandalkan

teknologi canting tulis.

Pada periode ini juga terjadi adopsi motif budaya kain India pada batik Lasem

sebagai akibat kelangkaan kain chintz India pada akhir abad XVIII. Pengusaha

batik Lasem diperkirakan memanfaatkan kesempatan bisnis tersebut dngan

memproduksi kain batik bergaya chintz India pada awal abad XIX. Namun

demikian, ada kemungkinan pengaruh budaya India pada pembentukan budaya

batik Lasem sudah terjadi sejak masa Majapahit. Hal ini mengingat kerajaan

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

39

Majapahit dan kerajaan-kerajaan sebelumnya mengadopsi agama Hindu-Buddha

sebagai agama kerajaan. Beberapa pengamat Barat antara lain Robyn Maxwell

(2003) dan Rudolf G. Smend etal (2007) menyatakan bahwa bati Lasem

dipengaruhi oleh chintz yang dihasilkan di Coromandel, India. Dengan

membandingkan motif kain chintz tersebut dengan motif batik Lasem, kita dapat

melihat adanya beberapa persamaan di antara kedua jenis kain tradisional

tersebut.

f. Periode Keemasan Industri Batik Lasem dan Pengaruh Budaya Belanda pada

Batik Lasem (1900-1941)

Awal abad XX, tepatnya sektar tahun 1900 sampai dengan masuknya Jepang,

industri batik Lasem mengalami masa kejayaan. Pada masa ini, desain motif yang

dipengaruhi oleh budaya Belanda juga mulai dipakai untuk memperindah kain

batik Lasem.

Era paruh kedua abad XIX ditandai oleh berjayanya batik Pekalongan bergaya

Indo Belanda. Pada masa ini kita dapat mencatat masa keemasan para pengusaha

perempuan Belanda seperti Lien Metzelaar (c. 1855-1930), Eliza van Zuylen

(1863-1947), Ny. Simonet (c. 1865-1937), dan sebagainya. Mereka menciptakan

desain batik bergaya buketan Eropa yang naturalis dan disusun secara horizontal.

Bagian latar dari kain batik Indo-Belanda tersebut umumnya tidak diberi isen-

isen. Sedangkan pewarnaan yang digunakan merupakan zat kimia naftol dan

indigosol dengan warna cerah dan lembut.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

40

Kemajuan industri batik Indo-Belanda membuat engusaha batik Lasem yang

lebih pragmatis untuk meniru desainnya. Kain batik Lasem pun mulai diberi

hiasan buketan sederhana yang tidak naturalis. Akibatnya arti ragam hias buketan

batik Lasem sulit ditelusuri jenis bunga yang menjadi inspirasi desainnya. Sejalan

dengan berkembangnya motif batik yang terinspirasi oleh cerita rakyat Eropa,

seperti Litle Red Riding Hood, batik Lasem pun juga mengikuti dengan

penampilan motif batik yang merupakan gambaran dari cerita rakyat Cina, seperti

Pat Sian Kwee Hay (Delapan Dewa menyebrangi Lautan).

Selain itu, pengaruh desain Belanda pada batik Cirebon seperti tampak pada

jenis kain batik Kompeni juga telah memacu motivasi pengusaha batik Lasem

untuk menampilkan desain batik sejenis yang menkankan susasana kehidupan

etnis Cina, misalnya Arak-arakan Pengantin Tionghoa. Sedemikian kuat

pengaruh desain Belanda ini pada perkembangan industrI batik Lasem sehingga

terdapat beberapa orang pengusaha batik Lasem yang mengkhususkan diri untuk

produksi batik bergaya van Zuylen ala Pekalongan, yaitu Tan Sik Liang khusus

membuat dan menjual batik bergaya van zuylen Pekalongan. Sedangkan Tio

Swan Sie membuat batik gaya Pekalongan dan Solo (Surakarta).

Pada masa ini, teknologi produksi batik Lasem mengalami perkembangan.

Tidak saja pengusaha batik Lasem menghasilkan batik tulis, tetapi mereka mulai

memakai cap batik untuk membuat batik cap. Tidaklah mengherankan jika

kemudian pemasaran batik Lasem mampu manjangkau sasaran konsumen di

seluruh pulau Jawa dan Sumatera (khususnya Sumatera Selatan, Sumatera Barat

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

41

dan Jambi), semenanjung Malaka, Thailand Selatan “daerah Pattani”, Bali,

Sulawesi Utara dan Suriname (Amerika Tengah).

g. Periode Stagnasi Industri Batik Lasem (1942-1945)

Selama masa penjajahan Jepang, industri batik Lasem mengalami masa

stagnasi total. Semua industri batik Lasem melakukan tutup usaha. Hal ini

disebabkan oleh tidak kondusifnya iklim usaha pada masa tersebut. Bala tentara

Jepang menyita persediaan kain mori dan bahan makanan layak yang dimiliki

oleh pengusaha batik dan penduduk lain di Lasem. Bahkan sebagian dari tentara

Jepang tersebut melakukan gangguan terhadap kaum perempuan.

Sementara itu, masyarakat konsumen tidak diperkenankan menggunakan

pakaian yang layak. Akibatnya, permintaan terhadap batik Lasem dan kain

bermutu tinggi lainnya turun drastis atau bahkan tidak sama sekali. Dengan

mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial politik dan keamanan yang tidak

kondusif tersebut diatas, tidaklah mengherankan jika semua pengusaha batik

Lasem serentak menutup total usaha pembatikannya.

h. Periode Konsolidasi & Pengaruh Budaya Lokal (1946-1950)

Pasca kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 diwarnai dengan

revolusi fisik untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut. Periode revolusi

fisik ini berlangsung sampai sekitar terjadinya Konferensi Meja Bundar (KMB) di

Den Haag, tahun 1949.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

42

Pada periode awal kemerdekaan Indonesia tersebut, situasi ekonomi belum

stabil sama sekali. Permintaan terhadap produk kain batik, termasuk batik Lasem,

secara bertahap mulai meningkat. Namun demikian, industri batik Lasem belum

pulih dari keterpurukannya pada masa penjajahan Jepang. Diperkirakan hanya

sedikit pengusaha batik Lasem yang mulai aktif kembali pada masa revolusi fisik

tersebut.

Dampak negatif dari tidak berfungsinya industri batik Lasem tersebut sangat

terasa. Para pengusaha batik Lasem kehilangan kesempatan perolehan laba usaha.

Mereka harus bertahan hidup dari tabungan yang dimiliki selama ini. Sementara

itu, para perempuan pembatik di pedesaan terpencil merasakan dampak yeng jauh

lebih parah. Mereka kehilangan pekerjaan membatik yang menjadi andalan untuk

memperoleh penghasilan tambahan. Keluarga pembatik pun harus mengalami

penderitaan dalam mempertahankan hidup dengan mengandalkan hasil bumi dan

pakaian sekedarnya.

Pada masa penjajahan Jepang, sejumlah kecil industri batik di Pekalongan

berhasil bertahan dan bahkan menghasilkan kain batik Hokokai yang sangat indah

dengan mengakomodasi desain budaya Jepang, Cina, dan Jawa. Sebaliknya, tidak

berfungsinya industri batik Lasem pada masa tersebut menyebabkan ketiadaan

nuansa budaya Jepang pada desain batik Lasem.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

43

i. Periode Revitalisasi Industri (1951-1970)

Setelah situasi ekonomi dan sosial politik Indonesia kembali tenang, industri

batik Lasem secara bertahap mulai bangkit kembali. Beberapa orang pengusaha

batik Lasem mulai berusaha kembali. Tetapi sisa pengusaha batik Lasem lainnya,

sebagai contoh Njoo Wat Djiang (ayah dari pengusaha batik Sigit Witjaksono)

memutuskan untuk tidak meneruskan usaha batik tersebut.

Pada masa ini para pengusaha batik Lasem menghadapi tantangan perubahan

pasar yang baru. Para perempuan etnis Cina yang merupakan sebagian besar dari

konsumen batik Lasem pada masa pra Perang Dunia II telah mengubah kebiasaan

berpakaiannya. Mereka tidak lagi mengenakan kombinasi kebaya encim dan kain

batik, termasuk batik Lasem, serta menggantikannya dengan pakaian bergaya

barat yang dianggap lebih nyaman (misal, rok dan gaun). Akibatnya, para

pengusaha batik Lasem harus mencari pasar konsumen pengganti.

Target pasar baru produk batik Lasem adalah masyarakat Indonesia non etnis

Cina. Konsekuensinya, desain batik Lasem harus disesuaikan dengan selera dan

nilai sosial budaya dari calon konsumen baru tersebut. Motif batik Lasem yang

semula di dominasi oleh ragam hias Cina dan Jawa diubah menjadi Sebagai

berikut:

1) Penggunaan motif lokal non hewan untuk menggantikan motif hewan

yang berasal dari budaya Cina. Desain motif latohan, lombokan, watu

Page 44: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

44

kricak dan sebagainya dikembangkan sebagai pengganti motif Cina seperti

naga (liong), burung phoenix (hong), kilin dan sebagainya.

2) Pengenalan warna hijau sebagai salah satu warna dominan kain batik

lasem, disamping warna-warna tradisonal lain seperti merah, biru dan

soga/ coklat.

Sedikt banyak, perubahan desain motif dan warna batik Lasem tersebut diatas

disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran agama Islam yang menjadi mayoritas

penduduk Indonesia. Fenomena ini secara tegas menyatakan desain batik Lasem

telah berubah total dari ragam hias primordial budaya Cina-Jawa-Champa-India-

Belanda yang tanpa pengaruh ajaran agama Islam menjadi ragam hias yang lebih

universal dan dipengaruhi ajaran agama Islam. Pemakaian ragam hias lokal non

primordial seperti rumput laut latohan, misalnya menyebabkan desain batik

Lasem dapat diterima oleh kalangan konsumen dengan identitas sosial budaya

yang lebih beragam.

j. Periode Kemerosotan Industri (1970 – 2004)

Periode tahun 1970-2004 mencatat kemerosotan industri batik Lasem. Jumlah

pengusaha menurun drastis dari sekitar 144 orang (1970an) menjadi hanya 18

orang (Januari 2004). Beberapa penyebab kemerosotan jumlah pengusaha batik

Lasem sebagai berikut:

1) Pengenalan teknologi printing batik, baik secara manual (sablon) maupun

otomatis (rotary printing machine) menyebabkan persaingan ketat terhadap

Page 45: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

45

industri batik berteknologi produksi tradisional yaitu canting tulis dan cap.

Harga kain tektstil bermotif batik yang dihasilkan teknologi printing batik

jauh lebih rendah daripada harga kain batik cap dan batik tulis. Akibatnya,

permintaan terhadap batik tradisional Lasem, khususnya batik cap, menjadi

merosot tajam. Batik cap Lasem terpuruk hebat akibat kalah bersaing dengan

batik printing, sebagai produk substitusi-nya, sehingga produksi batik cap

terus dikurangi sampai menjadi nihil sama sekali pada awal tahun 2004.

Sementara itu, batik tulis Lasem masih dapat bertahan untuk menahan

gempuran persaingan dari batik printing karena eksklusivitas desain dan

teknik produksinya.

2) Krisis moneter perbankan yang dialami Indonesia beberapa kali, antara lain

November 1978, Juni 1983, dengan puncak krisis pada tahun 1997-1998

menyebabkan kesulitan pengusaha batik Lasem tradisonal dalam

mempertahankan kelangsungan usaha mereka. Merosotnya daya beli

masyarakat konsumen batik ditambah dengan kenaikan biaya produksi batik

yang sangat tergantung pada bahan baku serta bahan penolong dari luar negeri

(kapas dan bahan pewarna), menyebabkan para pengusaha batik mengalami

kesulitan pemasaran, permodalan dan pembayaran kembali dari para

konsumen. Akibatnya, banyak pengusaha batik Lasem terpaksa menutup

usaha batik keluarga mereka dan beralih pada bisnis baru yang dianggap lebih

aman dan menguntungkan.

3) Kendala regenerasi pengusaha dan pengrajin batik (pembatik) mempersulit

kesinambungan usaha batik Lasem. Generasi muda dalam keluarga

Page 46: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

46

pengusaha batik di Lasem memilih untuk melanjutkan pendidikan tinggi di

berbagai kota besar, sperti Surabaya, Jakarta, Semarang, Bandung dan

Yogyakarta. Seusai lulus dari perguruan tinggi, generasi muda calon penerus

usaha batik Lasem tersebut enggan untuk kembali ke Lasem. Kota Lasem

dianggap sebagai sebuah kota kecil yang terkesan tidak menjanjikan masa

depan ekonomi dan tidak tersedia pekerjaan yang sesuai dengan kapasitas

intelektual mereka yang baru. Keengganan generasi muda Lasem untuk

menjadi pengusaha batik Lasem tersebut telah memudarkan semangat para

pengusaha batik Lasem, orang tua mereka, untuk berinvestasi dan memajukan

usaha batik. sedikit-demi sedikit perusahaan batik Lasem tutup usaha karena

alas an pemiliknya berusia lanjut, sakit atau bahkan meninggal dunia.

k. Periode Revitalisasi Industri II (2004 - 2009)

Tahun 2004, batik tulis Lasem mulai bangkit kembali. Tahun 2008, terjadi

polemik dengan diakuinya batik sebagai budaya Negara Malaysia, yang kemudian

memicu industri batik tulis Lasem untuk samakin bersinar dan menjadi

fenomenal.

Lasem terkenal sebagai salah satu sentra batik penting di Jawa pada akhir

abad ke-19. Warna batik tulis Lasem sangat khas yang dipercaya karena pengaruh

tanah dan iklim setempat. Invasi jepang pada tahun 1942-1945 membuat semua

usaha batik tutup. Daerah Pekalongan lahir dengan corak Hokokainya, tetapi di

Lasem tak tampak pengaruh Jepang.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

47

Batik tulis Lasem mengalami keterlambatan untuk bangkit kembali, karena

pemakaian kain batik tinggal para perempuan Tiong hoa lanjut usia, sementara

pasar yang dulu sampai ke Sumatera Barat (motif lokcan) dan Suriname berubah

selera. Pemilik usaha batik tulis Lasem juga berubah. Tahun 1990-an semua

usaha batik milik keturunan Tiong hoa, setelah krisis ekonomi tahun1998, muncul

pengusaha batik suku Jawa. Tahun 2004, ada 14 pengusaha Tiong hoa dan 4

pengusaha Jawa. Tahun 2009, dari 32 pengusaha batik di Lasem, kira-kira dua

sepertiganya suku Jawa.

B. Landasan Teori/Kerangka Berpikir

1. Teori

Teori yang digunakan sebagai landasan dalam pengkajian yang membahas

tentang batik tulis Lasem pada zaman sekarang adalah pendekatan berdasarkan

dari teori desain Nanang Rizali.

Desain mempunyai beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan, sehingga

pada akhirnya akan dicapai suatu kesatuan (unity) secara menyeluruh. Untuk

mencapai suatu kesatuan (unity) organisasi yang baik, sebuah desain memiliki

unsur, kriteria dan prinsip yang perlu mendapat perhatian dari seorang desainer.

(Rizali, 2006: 43).

Desain pada hakikatnya adalah proses usaha kreatif untuk memenuhi tuntutan

kebutuhan manusia. Dalam pemenuhan kebutuhan rohani dan jasmaninya, desain

mempunyai hubungan dengan berbagai faktor seperti ekonomi, sosial, budaya,

teknologi, estetika, dan lain-lain. Sehingga suatu produk diharapkan dapat

memenuhi tuntutan pemakai, pasar dan pembelinya(Nanang Rizali,40:2006).

Kriteria dan prinsip-prinsip desain menurut Nanang Rizali adalah irama,

keseimbangan, pusat perhatian/emphasis khususnya pada desain tekstil.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

48

a. Irama, pada bidang seni rupa (khususnya desain tekstil) irama terbentuk

karena pengulangan (repetition) dan gerakan (movement). Pengulangan

mungkin diwujudkan melalui warna dan nada bidang / bentuk, garis dan

tekstur.

b. Keseimbangan adalah suatu kondisi atau kesan optimis, tentang kesan

berat, tekanan, tegangan dan kesetabilan. Dalam penciptaan desain dapat

diasosiakan wujud – wujud elemen dasar seperti garis, bidang tekstur dan

warna sebagai anak timbangan pada sebuah neraca, dapat diasosiakan

tentang keseimbangan horizontal, keseimbangan vertikal, keseimbangan

radikal.

c. Pusat Perhatian, pada desain tekstil pusat perhatian ini lebih dikenal

dengan eye cathers yang terwujud oleh motif (ragam hias) dan warna serta

tekstur. Untuk dapat menarik perhatian tersebut, suatu ciri visual bagian

hendaknya dikontraskan dengan daerah sekitarnya

Adapun unsur-unsur desain menurut Nanang Rizali diantaranya garis, bentuk,

warna, dan tekstur.

a. Garis, merupakan pertemuan beberapa titik. Menurut Rizali garis dibagi

menjadi dua yaitu, garis bersifat grafis ( calligraphic mark), dan garis

yang bersifat/menjadi pengikat ruang, massa, warna dan bentuk

(structural line).

b. Bentuk, Sebuah garis yang dihubungkan akan membentuk suatu daerah

yang disebut bentuk (Rizali, 2006: 52).

Page 49: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

49

c. Warna, penggunaan atau penerapan warna memberikan ciri atau karakter

pada sebuah desain, misalnya warna monokromatik untuk pakaian dengan

bahan kain tipis.

d. Tekstur, dapat dibentuk melalui penciptaan dan desain struktur misalnya

melalui proses pertenunan, beberapa cara dan teknik akan membantu

dalam membuat efek – efek tekstur sekaligus menambah variasi pada

unsur desain yang lain.

Tahapan penting dalam rangkain proses desain tekstil adalah

mempertimbangkan berbagai aspek secara terpadu seperti aspek fungsi, estetika,

bahan, proses dan mode.

a. Aspek fungsi adalah pemikiran yang berhubungan dengan pemakai tekstil,

misalnya untuk busana, dengan memperhatikan usia pemakai dan

tingkatan golongan di dalam masyarakat.

b. Aspek estetika adalah pertimbangan gagasan atau sumber ide dan tema

termasuk olahan ragam hias dan warnanya. Juga diperhitungkan skala

proporsi, pengulangan, komposisi dan teknis penampilan desain.

c. Aspek bahan adalah pertimbangan pemilihan jenis serat benang, struktur

tenunan, sifat dan daya serap atau suai kain.

d. Aspek proses adalah teknik produksi yang dapat dilakukan melalui

berbagai teknik dengan memperhatikan kemampuan daya produksi dan

pengulangan.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

50

e. Aspek mode adalah pertimbangan kecenderungan gaya(style) yang

disesuaikan dengan pemakainya, waktu, musim dan tempatnya. Desain

mode secara detail atau styling berada dalam penanganan perancang mode

busana.

2. Kerangka Pikir

Bagan kerangka pikir menjadi gambaran arah penelitian yang akan dilakukan.

Penggunaan kerangka pikir bertujuan untuk memfokuskan proses kajian yang

Gambar 8. Bagan Kerangka Pikir

Page 51: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

51

akan dilaksanakan atau yang telah dilaksanakan. Kajian ragam hias batik Lasem

masa kini menjadikan latar belakang masalah pada langkah awal penelitian.

Setelah menentukan latar belakang masalah, kemudian dibentuklah

perumusan masalah.dalam perumusan masalah pertama membahas bagaimana

latar belakang pengembangan ragam hias batik Lasem masa kini,bagaimana

perwujudan ragam hias batik Lasem masa kini dan bagaimana konsep desain

ragam hias batik Lasem masa kini. Setelah melalui perumusan masalah maka

proses penelitian masuk pada tahap pembahasan masalah yang dikaji dengan

menggunakan analisis data.

Kerangka fikir dalam penelitian sangat dibutuhkan supaya penulisan akan

lebih fokus dan lebih mengerucut. Teori yang digunakan untuk membahas

“Kajian Ragam Hias Batik Lasem Masa Kini” menggunakan teori desain Nanang

Rizali.. Pertama menjelasakan tentang latar belakang pengembangan ragam hias

batik Lasem berdasarkan latar belakang ekonomi, sosial budaya dan teknologi.

Kedua membahas tentang perwujudan ragam hias batik Lasem, dimulai dari

penggolongan batik Lasem hingga visualisasi yang dikaji berdasarkan unsur

desain dan prinsip desain. Terakhir menjelaskan tentang konsep desain ragam hias

batik Lasem berdasarkan aspek fungsi, bahan, proses, estetika, trend mode dan

selera konsumen.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan menggunakan penelitian kualitatif diskriptif.

Maksud dari penelitian kualitatif diskriptif untuk mendiskripsikan secara rinci dan

mendalam mengenai latar belakang pengembangan, perwujudan, dan konsep desain

ragam hias batik Lasem di lapangan secara langsung (Sutopo, 2002: 1).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Kabupaten Rembang, khususnya kota Lasem. Pada

kabupaten tersebut, terdapat beberapa sentra batik Lasem. Diantaranya adalah Ningrat

Batik Lasem yang terletak di Jl. Lontong Tuyuhan Desa Sumbergirang RT 02/ RW

08 Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Batik Tulis Lasem Sekar Kencana yang terletak

di Jl. Babagan RT 04/ RW 04 Lasem, Rembang.

Penelitian dimulai sejak tanggal 12 April 2015-7 Juni 2015 . Waktu penelitian

dimulai dari pukul 11.00-15.00 WIB. Data yang diperoleh mengenai beberapa

pengusaha batik tulis yang ada di daerah lasem. Penelitian pada perusahaan batik tulis

di daerah Lasem dilakukan sejak tanggal 12 April 2015- tanggal 7 Juni tahun 2015.

C. Teknik Cuplikan

Teknik sampling berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis dari sumber

data yang akan digunakan dalam penelitian. Pembatasan sumber data menjadi penting

Page 53: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

53

supaya data yang dianalisis lebih mengerucut. Proses pengumpulan data bentuknya

khusus atau proses bagi pemusatan. Teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling. Pilihan sampling diarahkan pada sumber data yang dipandang

memiliki data yang penting berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti

(Sutopo, 2006:35). Sampel yang diambil dalam penelitian ini ada dua sampel, yaitu

sampel perusahaan dan sampel karya batik.

D. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data atau informasi yang dikumpulkan berupa data kualitatif. Informasi

tersebut terdiri atas berbagai macam sumber data dan jenis sumber data yang

dimanfaatkan untuk penelitian (Sutopo, 2002: 49). Sumber data yang

dipergunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Narasumber (Informan)

Narasumber yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengusaha yang

sejak dahulu hingga sekarang memproduksi batik tulis Lasem yaitu Sigit

Witjaksono pemilik batik tulis Lasem Sekar Kencana yang beralamatkan di

Jl. Babagan 4/4 Lasem, Rembang, Rifa’I pemilik usaha Ningrat Batik

Lasem yang beralamatkan di Jl. Lontong Tuyuhan Desa Sumbergirang 2/8

Lasem, Rembang, dan Winarni pemilik Showroom Kampoeng BNI Batik

Tulis Lasem.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

54

b. Tempat dan Aktivitas

Tempat atau lokasi berkaitan dengan sasaran atau permasalahan

penelitian. Informasi mengenai kondisi dari suatu pristiwa atau aktivitas

dapat dilakukan dengan menggali sumber lokasinya baik berupa tempat

maupun lingkungannya.

Tempat yang dimaksud adalah suatu tempat yang didalamnya terdapat

aktivitas pembatikan. Tempat dan aktivitas pembatikan yang penulis pilih

adalah Ningrat Batik Lasem dan Batik Sekar Kencana. Alasan memilih

kedua perusahaan tersebut adalah dari beberapa perusahaan batik yang ada

di Lasem, kedua perusahaan tersebutlah yang paling eksis dalam dunia

perbatikan batik Lasem. Penulis mengamati aktivitas-aktivitas pembatikan

yang ada di kedua perusahaan tersebut mulai dari proses produksi batik

hingga proses pemasaran.

c. Benda

Beragam benda yang digunakan dalam suatu peristiwa atau kegiatan

berupa benda sederhana sampai peralatan paling rumit yang bisa menjadi

sumber data penting untuk dimanfaatkan dalam penelitian (Sutopo, 2002:

53).

Benda yang dijadikan sumber data adalah produk batik Tulis. Produk

yang dijadikan sumber data ada tiga yaitu batik tulis Lasem sekar jagad

karya Rifa’I, batik tulis Lasem synografi true love karya Sigit Witjaksono,

dan batik Lasem tiga negeri kontemporer karya Winarni. Ketiga produk

Page 55: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

55

batik tersebut merupakan karya terbaru yang mereka produksi pada awal

tahun 2015.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data, diperlukan

wawancara, dalam penelitian kualitatif merupakan teknik yang dilakukan

dilapangan. Wawancara akan dilakukan pada sebagian informan pengusaha

batik tulis di daerah Lasem kabupaten Rembang. Informan yang diambil

adalah pengusaha yang sudah lama menggeluti dan memproduksi batik tulis

Lasem serta pengusaha yang baru memulai usaha memproduksi batik tulis

Lasem. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui latar belakang

perkembangan ragam hias batik Lasem serta konsep desain batik Lasem.

b. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk menggali data dari sumber data

yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, dan rekaman gambar.

Observasi ini diperlukan untuk mengetahui visual ragam hias batik Lasem,

benda-benda serta kejadian yang ada di lokasi. Observasi ini memilih

observasi berperan pasif.

Observasi berperan pasif merupakan observasi yang dilakukan dengan

mendatangi peristiwanya. Kehadiran peneliti di lokasi sudah menunjukkan

peran yang paling pasif, sebab kehadiran peneliti sebagai orang asing

diketahui oleh yang diamati.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

56

E. Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif ini, data yang dikumpulkan perlu diusahakan

kemantapan dan kebenarannya. Artinya bahwa dalam penelitian ini harus ditentukan

cara guna meningkatkan validitas data yang diperoleh demi kemantapan kesimpulan

dan interpretasi makna hasil penelitian. Proses penelitian dikumpulkan data untuk

menjamin validitas data dengan menggunakan teknik trianggulasi.

Triangulasi data yaitu teknik mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa

sumber data yang berbeda, misalnya sumber data berupa informan, arsip, dan

peristiwa. Dengan demikian data yang diperoleh dari sumber yang satu teruji dengan

data yang sama dari sumber yang berbeda.

Kajian dilakukan untuk mengkaji produk yang sama dengan sumber yang

berbeda-beda. Data yang berbeda diperoleh dari bentuk ragam hias, jenis proses batik

tulis, dan lain sebagainya. Selain itu menganalisa kesamaan dan perbedaan desain

ragam hias batik Lasem.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ragam hias batik Lasem ini

adalah model analisis interaktif. Dalam model analisis ini peneliti bergerak di dalam

komponen analisis, yaitu reduksi data (data reduction), sajian data (data display), dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi, sedangkan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk

inetraktif dengan proses pengumpulan datanya sebagai proses siklus (Sutopo, 2002:

91). Jadi, dalam bentuk ini peneliti akan bergerak di antara empat komponen

(termasuk komponen pengumpulan data), selama proses pengumpulan data waktu

penelitian ini berlangsung. Setelah pengumpulan data selesai, peneliti bergerak di

Page 57: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

57

dalam tiga komponen tersebut, yaitu komponen sajian data, reduksi data, dan

verifikasi.

Gambar 9. Bagan skema teknik analisis interaktif (Sutopo, 2002: 96)

Pengumpulan

data

Reduksi data Sajian data

Penarikan

simpulan/ verifikasi

Page 58: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

58

BAB IV

RAGAM HIAS BATIK LASEM MASA KINI

A. Latar Belakang Batik Lasem

1. Profil Kota Lasem

Lasem adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah,

berada sekitar 12 km kearah timur Ibukota Rembang. Dahulu Lasem dikenal sebagai

salah satu kota pelabuhan yang banyak disinggahi kapal-kapal pedagang. Lasem

merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang setelah kota Rembang.

Letaknya yang dilewati oleh jalur pantai utara (pantura), menjadikan kota ini sebagai

tempat yang strategis dalam perdagangan.

Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di pesisir pantai laut utara

Jawa, berada di tengah-tengah jalan utama yang menghubungkan Semarang (ibukota

Provinsi Jawa Tengah) dan Surabaya (ibukota provinsi Jawa Timur). Dahulu jalan

raya tersebut dikenal sebagai de grotepostweg (jalan raya pos). batas-batas wilayah

meliputi: Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan

dengan Kecamatan Sluke, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pancur,

sebelah barat berbatas dengan Kecamatan Rembang

Page 59: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

59

Kecamatan Lasem mempunyai luas wilayah mulai dari pesisir laut Jawa

hingga ke selatan. Di sebelah timur terdapat gunung Lasem. Wilayahnya seluas 4.504

ha. 505 ha diperuntukkan sebagai hutan milik Negara. Jumlah penduduk Kecamatan

Lasem berdasarkan sensus tahun 2005 adalah 47.868 jiwa, terdiri atas 23.846 jiwa

berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 24.022 perempuan. Kepadatan penduduk 1.056

jiwa/km. sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, pedagang,

pembuat garam dan terasi serta nelayan.

Dari data statistic diperoleh gambaran bahwa penduduk Lasem sebagian besar

adalah pemeluk agama Islam hal ini dibuktikan dengan adanya banyak pesantren

yang tersebar di kota Lasem, kemudian pemeluk agama Katholik dan Kristen, serta

pemeluk agama Hindu, Budha, dan Confusius. Visualisasi keberagaman agama

Gambar 10. Peta wilayah Kec. Lasem Kab.

Rembang (Foto: wordpress.com )

Page 60: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

60

ditunjukkan oleh adanya bangunan-bangunan peribadatan, antara lain masjid,

mushola, gereja, klenteng dan vihara.

Kecamatan Lasem terdiri atas 20 desa yang terbagi ke dalam 84 Rukun Warga

(RW) dan 219 Rukun Tetangga (RT). Dengan ibukota kecamatan di Desa Soditan.

Adapun desa-desa tersebut adalah: Babagan, Binangun, Bonang, Dasun,

Dorokandang, Gedongmulyo, Gowak, Jolotundo, Kajar, Karangturi, Karasgede,

Ngargomulyo, Ngemplak, Selopuro, Sendangasri, Sendangcoyo, Soditan, Sriombo,

Sumbergirang, dan Tasiksono. Empat desa di antaranya berada di lereng Gunung

Lasem yaitu Desa Gowak, Kajar, Sendangcoyo, dan Ngargomulyo, sedangkan lima

desa diantaranya merupakan desa pesisir yang berbatasan langsung dengan Laut

Jawa. Lima desa tersebut adalah; Bonang, Dasun, Binanguan, Gedongmulyo, dan

Tasiksono.

Sejarah Lasem dapat diketahui dari laporan “Rekontruksi Sejarah Kadipaten

Lasem” garapan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Kabupaten Rembang,

Kadipaten Lasem muncul setelah Tribuwana Wijayatunggadewi membentuk Dewan

Pertimbangan Agung atau Bathara Sapta Prabu pada tahun 1351. Salah satu anggota

Dewan Pertimbangan Agung adalah Dyah Duhitendu Dewi. Setelah menikah dengan

anggota Dewan Perimbangan Agung yang lain, Rajasawardana, Dewi Indu tinggal

dan menjadi penguasa di Lasem dengan gelar Putri Indu Dewi Purnamawulan, yang

kemudian dikenal sebagai Bhre Lasem (Kompas, Sabtu, 5 September 2009). Menurut

buku Serat Badra Santi, Ratu Dewi Indu atau Bhre Lasem masih keponakan raja

Hayam Wuruk (Khamzah, 1858).

Page 61: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

61

Pada zaman kolonial status Lasem adalah sebuah Kabupaten. Tetapi sejak

tahun 1750, kabupatennya dipindahkan ke Rembang, diikuti dengan pindahnya

benteng VOC dari kota tersebut pada tahun itu. Sejak tahun 1751 Lasem berstatus

sebagai kecamatan sampai sekarang. Lasem dikenal sebagai “Tiongkok Kecil” karena

merupakan kota awal pendaratan orang Tionghoa di tanag Jawa. Di Lasem terdapat

patung Budha Terbaring yang berlapis emas dan perkampungan Tionghoa yang

sangat banyak dengan rumah-rumah bergaya arsitektur Cina dan Berlangsungnya

upacara-upacara perayaan keagamaan berciri budaya Cina.

Penduduk Cina yang tinggal di Lasem sebagian besar adalah keturunan

hoakio, yaitu masyarakat Tionghoa perantauan yang kebanyakan berasal dari provinsi

Hokian Cina, yang kemudian melakukan pembaruan dengan masyarakat setempat.

Rombongan awal para hoakio ke Lasem semuanya laki-laki. Mereka kemudian

menikah dengan orang-orang dari pesisir Lasem hingga Tuban. 1

Setelah Belanda

berkuasa di Jawa barulah didatangkan para pekerja dari daratan Cina untuk bekerja di

pertambangan dan perkebunan. Mulailah ada perbedaan antara Tionghoa totok dan

Tionghoa peranakan, antara mereka yang pribumi dan pendatang. Pada masa

penjajahan, Belanda menciptakan pemisah stratifikasi berdasarkan keturunan itu.

Pemisah itu semakin tajam setelah terjadi geger Cina, yaitu pemberontakan Cina

terhadap Belanda pada tahun 1740. waktu itu, Lasem menjadi salah satu pusat

perlawanan Cina terhadap Belanda. Penjajah Belanda sengaja menjauhkan orang

Cina dan Jawa agar mereka tidak kembali bersekutu lalu melawan Belanda.

1 1Wawancara dengan Sigit Witjaksono pemilik usaha batik tulis Sekar Kencana Lasem, 10/4/ 2015.

Page 62: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

62

Lasem juga dikenal sebagai salah satu sentra batik di Jawa tengah atau

tepatnya di pusat kota Lasem yaitu di jalan Babagan. Batik Lasem merupakan hasil

akulturasi budaya akibat kedatangan pedagang dari berbagai tempat yang singgah dan

berinteraksi dengan masyarakat lokal di kota pelabuhan Lasem. Warna merah cerah

atau sering disebut merah darah ayam mencirikan keunikan batik Lasem. Selain itu,

motifnya mencirikan ornamen atau ragam hias yang dipengaruhi ornamen dari

daratan Cina. Hal ini tidak lepas dari etnis masyarakat Cina yang banyak bermukim

dan juga mengembangkan batik Lasem.

1. Latar Belakang Pengembangan Ragam Hias Batik Lasem

a. Latar Belakang Ekonomi

Berdasarkan latar belakang ekonomi pengerjaan ragam hias batik Lasem

disesuaikan dengan pertimbangan biaya produksi dan permintaan pasar. Batik

lasem memiliki tingkat kerumitan produksi yang berbeda-beda tergantung dari

permintaan konsumen. Batik Lasem dengan ragam hias tingkat kerumitan yang

tinggi tentunya dalam pengerjaannya juga melalui proses dan waktu yang lama,

untuk biaya produksinya pun tentunya juga akan memerlukan biaya yang lebih

banyak. Berbeda dengan batik Lasem dengan ragam hias tingkat kesulitan

sedarhana, batik Lasem dengan ragam hias sederhana proses produksinya

sebentar dan tidak memerlukan banyak biaya, dan tentunya untuk harga batik

lasem dengan ragam hias sederhana jauh lebih murah.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

63

Dalam pengerjaan batik Lasem penyesuaian dengan permintaan pasar

sangatlah penting, hal ini dikarenakan konsumen yang ada dipasaran tidak

memiliki selera yang sama, tentunya daya beli mereka pun juga berbeda-beda.

Selera dan daya beli konsumen inilah yang mempengaruhi ragam hias batik

Lasem dalam pengerjaannya. Oleh karena itu pengrajin batik Lasem pada saat

memproduksi karyanya harus memikirkan betul-betul konsumen jenis apa yang

merka targetkan, sehingga dalam pengerjaannya nanti tidak sia-sia dan tepat

sasaran.

b. Latar Belakang Sosial Budaya

Para pengrajin batik Lasem memiliki tingkat ke-egoisan yang tinggi, mereka

sulit menerima perkembangan zaman, mereka mencoba bertahan dengan apa yang

dia punya. Ketika membuat desain untuk ragam hias batik produksi mereke, para

Pengrajin pembatikan Lasem dipengaruhi oleh budaya leluhur mereka, seperti

kepercayaan dan legendanya. Ragam hias batik Lasem memiliki karakter motif

konservatif tradisional, artinya motif batik yang dihasilkan merupakan kreasi

pembatik sendiri yang pengetahuannya diperoleh secara turun temurun dari

generasi ke generasi. 2

Hal ini juga berpengaruh pada pembuatan pola, tidak ada

teknik dan alat khusus, tetapi berdasarkan kebiasaan yang dilakukan para

pembatik sendiri.

Seiring berjalannya waktu para pengusaha batik Lasem mulai menyadari

bahwa ke-egoisannya tidak akan membuat produk batiknya berkembang dan

2 2Wawancara dengan Sigit Witjaksono pemilik usaha batik tulis Sekar Kencana Lasem, 10/4/ 2015.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

64

maju. Mereka menyadari bahwa dalam produk batiknya diperlukan sebuah

inovasi atau ide-ide baru, sehingga produk mereka akan laku dan bisa bersaing di

pasaran. Akibat munculnya pemikiran-pemikiran itu terciptalah ragam hias

kekinian, atau lebih akrab dikenal dengan sebutan ragam hias kontemporer.

Dalam ragam hias kontemporer ini, para pengrajin batik Lasem menuangkan

semua ekspresinya kedalam sehelai kain batik, mereka berlomba-lomba untuk

menciptakan batik Lasem dengan jenis yang baru. Akan tetapi dalam

pengerjaannya pengrajin batik Lasem tidak meninggalkan karakter batik mereka

yang lama, sehingga karyanya masih memiliki nila kekhasan tersendiri.

c. Latar Belakang Teknologi

Berdasarkan latar belakang teknologi, dalam pengerjaannya para pengrajin

batik Lasem tetap mempertahankan teknologi produksi lama, yaitu dengan

menggunakan teknik batik tulis. Perkembangan zaman dan teknologi tidak

mempengaruhi perubahan teknik pada produksi batik Lasem. Pengusaha batik

Lasem lebih memilih mempertahankan teknik batik tulis karena mereka

menginginkan produk yang ekslusif. Disebut ekslusif karena dalam pengerjaan

ragam hiasnya manual menggunakan goresan tangan dengan alat bantu canting.

Ragam hias dengan teknik batik tulis dengan ragam hias batik cap memiliki nilai

keindahan yang berbeda, tentunya ragam hias dengan menggunkan teknik batik

tulislah yang memiliki nilai keindahan yag lebih tinggi dan berkesan ekslusif.

Oleh karena itu walaupun sudah berkembang dengan adanya tenologi modern,

Page 65: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

65

batik cap, dan batik printing para pengrajin batik Lasem lebih memilih

mempertahankan teknologi tradisional dengan pertimbangan nilai ekslusif.

Teknologi pewarnaan yang digunakan pengrajin batik Lasem menggunakan

bahan warna kimiawi/sintetis. Bahan warna kimia dipilih dengan alas an efisiensi

waktu (lebih cepat pengerjaannya), keawetan warna, dan kesulitan untuk

mendapat bahan pewarna alami. Pada prinsipnya terdapat empat teknik

pewarnaan yang diterapkan untuk membuat batik Lasem, yaitu berupa cem, celup,

semprot dan colet.

1) Cem, yakni bahan warna dan kain batik direbus dan direndam hingga

lama, sehingga warna bersenyawa dengan kain. Dengan cara ini warna

bisa bertahan berabad-abad kinclong, bahkan makin kinclong. Teknik

ini membutuhkan waktu dan proses yang lama.

2) Celup (gledek), kain dicelup ke dalam air yang sudah diberi bahan

warna. Kebanyakan pengrajin batik Lasem menggunakan teknik ini,

untuk kualitas pewarnaan tidak sebagus teknik cem-ceman.

3) Semprot, bahan warna disemprotkan ke kain batik.

4) Colet, memberikan warna dengan cara mencoletkan pewarna dengan

kuas pada ragam hias batik. prosesnya cepat, murah, dapat membuat

multi warna. Kelemahannya hasil akhir warna tidak maksimal karena

tidak bisa merata, tidak tahan lama dan berkesan kurang artistik.

Page 66: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

66

2. Perwujudan Ragam Hias Batik Lasem

1. Penggologan Batik Lasem

Penggolongan batik Lasem dibagi menjadi tiga golongan, diantaranya

batik klasik/rakyat, batik laseman dan batik kontemporer. Pembagian golongan

tersebut berdasarkan tekhnik produksi, warna dan ragam hias yang terdapat pada

batik Lasem.

a. Batik Klasik / Rakyat

Batik klasik / batik rakyat adalah batik dimana pengerjaannya

menggunakan teknik klasik yaitu menggunakan canting dengan cara di

torehkan di atas kain atau biasa di sebut dengan teknik tulis. 3

Batik klasik ini

memiliki ciri khas pada warna yang sangat bervariasi seperti sogan, kuning,

jingga, ungu, biru, hijau, dan putih, tetapi tidak meninggalkan warna khas

Batik Lasem, yaitu warna merah menyala atau biasa dikenal dengan sebutan

merah darah ayam. Selain itu ragam hias jenis atau golongan batik ini juga

menceritakan tentang kondisi rakyat lasem pada saat itu, sebagai contoh batik

Lasem motif watu krecak / watu pecah, motif ini berdasarkan inspirasi atas

penderitaan rakyat Lasem saat dipaksa memecah batu untuk bahan pembuatan

Jalan Raya Pos (tahun 1808) pada masa kekuasaan Gubernur Jenderal Hindia

Belanda Daendels. 4

3 3Wawancara dengan Rifa’i pemilik usaha Ningrat Batik Lasem 6/4/ 2015.

4 4Wawancara dengan Sigit Witjaksono pemilik usaha batik tulis Sekar Kencana Lasem, 10/4/ 2015.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

67

Batik klasik / rakyat merupakan batik yang menjadi bagian dari tradisi

budaya masyarakat Lasem dan sudah menjadi ciri khas daerah Lasem,

sehingga pada beberapa motif dan warna merupakan cerminan dari kondisi

masyarakat dan alam lingkungan yang ada di sekitar kota Lasem sebagai

simbol trasisi hingga sekarang.

Gambar 11. Batik lasem sekar krecak karya Rifa’i (Foto:

Syaiful 2015)

Gambar 12. Batik lasem sekar jagad karya Sigit

Witjaksono (Foto: Syaiful 2015)

Page 68: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

68

Gambar 13. Batik lasem sekar jagad karya Rifa’i

(Foto: Syaiful 2015)

Gambar 14. Batik lasem sekar gunung ringgit

karya jeng Ida (Foto: Syaiful 2015)

Page 69: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

69

b. Batik Laseman

Dalam perkembangannya batik Lasem dipengaruhi oleh unsur-unsur seni

dan budaya dari negeri seberang, yaitu orang-orang dari negeri Cina dan

Campa yang datang ke Lasem dan membaur dengan penduduk lokal yang

lambat laun melahirkan akulturasi budaya yang positif dan kaya. Akulturasi

budaya inilah yang kemudian memunculkan batik Laseman.

Batik tulis Laseman adalah batik yang memiliki ragam hias dengan

goresan Cina. 5

Motif batik Laseman mengambil dari tradisi kepercayaan Cina

yang banyak dikenal oleh masyarakat seperti Naga, Lok Can, merak, kupu-

kupu, mawar, lotus, seruni dan lainnya. Penggarapannya dengan cara

5 5Wawancara dengan Sigit Witjaksono pemilik usaha batik tulis Sekar Kencana Lasem, 10/4/ 2015.

Gambar 15. Batik lasem sekar latohan karya Rifa’i

(Foto: Syaiful 2015)

Page 70: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

70

mengubah dan menggabungkan motif dari yang satu dengan yang lainnya dan

tidak menghilangkan ciri khas yang ada atau karakter dasar dari batik Lasem.

Gambar 16. Batik lasem the dragon karya jeng Ida

(Foto: Syaiful 2015)

Gambar 17. Batik lasem synografi true love karya Sigit

Witjaksono (Foto: Syaiful 2015)

Page 71: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

71

Gambar 18. Batik lasem bledak sekar merak karya

Rifa’i (Foto: Syaiful 2015)

Gambar 19. Batik lasem lok can karya jeng Ida

(Foto: Syaiful 2015)

Page 72: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

72

c. Batik Kontemporer

Kontemporer berarti masa yang sezaman dan berkembang saat ini.

istilah ini tidak merujuk pada suatu karakter, identitas atau gaya visual

tertentu, karena istilah ini menunjuk pada sudut waktu, sehingga yang terlihat

adalah trend yang terjadi dan banyak mewarnai pada suatu masa/ zaman

(Susanto, 2011:355)

Batik kontemporer merupakan karya batik yang berkembang pada

masa kini atau sekarang, yang tidak memiliki ketentuan seperti pada batik

klasik dan lebih menonjolkan ekspresi bebas dalam pembuatannya. Batik

kontemporer juga dikenal dengan sebutan corak baru atau gaya baru, dimana

perkembangannya menuntut dengan selera pasar. Warna-warnanya pun juga

Gambar 20. Batik lasem merak ngibing karya Sigit

Witjaksono (Foto: Syaiful 2015)

Page 73: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

73

sangat beragam, sehingga seni batik ini sangat banyak diminati oleh oleh

semua golongan masyarakat. Adapun beberapa contoh motif batik Lasem

kontemporer adalah batik Lasem tiga negeri kontemporer, motif pagi sore,

motif siang malam, tumpal clorot.

Gambar 21. Batik lasem tiga negeri kontemporer karya

bu Win (Foto: Syaiful 2015)

Page 74: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

74

Gambar 22. Batik lasem es dawet pagi sore karya

jeng Ida (Foto: Syaiful 2015)

Gambar 23. Batik lasem pagi sore karya Rifa’i

(Foto: Syaiful 2015)

Page 75: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

75

Gambar 24. Batik lasem es teh karya jeng Ida

(Foto: Syaiful 2015)

Gambar 25. Batik lasem tiga negeri es tehan

karya jeng Ida (Foto: Syaiful 2015)

Page 76: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

76

2. Visual Ragam Hias Batik Lasem

a. Unsur-Unsur Desain (garis, bentuk, dan warna)

1) Batik Lasem Klasik

Secara visual garis yang digunakan dalam batik Lasem klasik sekar

jagad menggunakan jenis calligraphic mark. Garis ini memiliki ciri-ciri

seperti garis lurus, garis lengkung, bengkok, patah, bergelombang dan

lain sebagainya (Rizali, 2006:49).

¢

Gambar 26. Garis yang diterapkan pada

batik Lasem sekar jagad karya Rifa’i

menggunakan garis calligraphic mark

(Foto: Syaiful 2015)

Garis bergelombang

Garis lengkung

Garis lurus

Garis patah

Page 77: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

77

Ornament / ragam hias dari batik Lasem sekar jagad mengambil ide

bentuk dari bunga kangkung yang telah distilasi. Bunga kangkung menjadi

hiasan utama dalam batik sekar jagad dan di dukung oleh stilasi kupu-

kupu yang turut menghiasi batik tersebut. Untuk isen-isennya

menggunkan ragam hias isen-isen khas Lasem diantaranya, latohan,

palangan, krecakan, blarak sakimit dan uler-uleran dan sawat, sedangkan

ragam hias tepi atau tumpal menggunakan ragam hias geometris.

Kupu-kupu

Bunga Kangkung

Gambar 27. Ragam hias utama

Batik lasem sekar jagad karya Rifa’i (Foto:

Syaiful 2015)

Page 78: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

78

Latohan

Krecakan

Palangan

Blarak sakimit

Sawut

Gambar 28. Ragam hias isen

Batik Lasem sekar jagad karya Rifa’i (Foto:

Syaiful 2015)

Gambar 29. Ragam hias tepi (geometris) batik Lasem

sekar jagad karya Rifa’i (Foto: Syaiful 2015)

Page 79: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

79

Warna merupakan salah satu unsur rupa yang sangat besar

pengaruhnya dalam tata rupa, di samping unsur bentuk. Warna tidak dapat

berdiri sendiri dalam membentuk keindahan, karena masih banyak unsur

lain yang mempengaruhinya. Fungsi warna adalah untuk

menyempurnakan bentuk dan memberikan karakter terhadap karya

seni/desain.

Warna yang digunakan pada batik Lasem sekar jagad menggunakan

skema warna split komplementer yaitu skema warna yang saling

berseberangan letaknya dalam lingkaran warna. Warna yang digunakan

antara lain adalah merah dan hijau dengan latar hitam.

Merah

Hijau

Gambar 30. Skema warna split-

komplementer batik Lasem sekar jagad karya

Rifa’i (Foto: Syaiful 2015)

Page 80: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

80

2) Batik Laseman

Menurut Rizali Terdapat dua sifat garis dalam desain yaitu garis yang

bersifat grafis dan garis yang bersifat pengikat ruang, massa, warna dan

bentuk. Garis bersifat grafis (calligraphic mark) adalah garis yang nampak

seperti garis lurus,garis lengkung, bengkok, patah, bergelombang dan lain

sebagainya. Sedangkan Garis bersifat pengikat ruang, massa, warna

bentuk (structural line) Pada hakikatnya garis ini tidak ada dan tidak jelas,

secara tergambarkan tidak terlihat. Garis ini merupakan suatu ilusi

(sugesti). Garis ilusi pada suatu desain tekstil banyak pula dipergunakan

untuk mengikat atau menyatukan bagian-bagian dari motif atau pola

sebuah desain (Rizali, 2006:49).

Garis yang digunakan pada batik Lasem synografi true love ini

menggunakan kedua jenis garis tersebut. Lebih jelasnya perhatikan

gambar di bawah ini:

Page 81: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

81

Ide bentuk ragam hias batik Lasem synografi true love mengambil dari

kata2 mutiara Cina diharmonisasikan dengan flora fauna khas Lasem yang

telah di gayakan atau di stilasi. Ragam hias flora fauna khas Lasem antara

lain latohan, burung hong, sekar, ikan dan bintang laut. Untuk ragam hias

isen-isennya menggunakan ragam hias khas Lasem itu sendiri diantaranya

cecek, cecek pitu, sisik melik, blarak sakimit dan sawut. Sedangkan ragam

hias tepi atau tumpal menggunakan ragam hias geometris.

calligraphic mark

structural line

Gambar 31. Penggunaan calligraphic mark

dan structural line pada batik Lasem

synografi true love karya Sigit

Witjaksono(Foto: Syaiful 2015)

Page 82: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

82

Gambar 32. Ide bentuk ragam hias utama

batik Lasem synografi true love karya Sigit

Witjaksono (Foto: Syaiful 2015)

Huruf Cina

Burung Hong

Bintang Laut

Ikan

Sekar

Latohan

Gambar 33. Ragam hias isen-isen batik Lasem

synografi true love Sigit Witjaksono(Foto: Syaiful

2015)

Cecek

Sisik melik

Sawut

Cecek pitu

Blarak sakimit

Page 83: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

83

Warna yang digunakan pada batik Lasem synografi true love

menggunakan skema warna triadik. Skema warna triadik merupakan

warna-warna yang terletak pada titik sudut segitiga sama sisi dalam

lingkar warna. Warna-warna yang digunakan antara lain adalah merah,

kuning, biru.

3) Batik Kontemporer

Garis yang digunakan pada produk batik tulis Lasem tiga negeri

kontemporer menggunakan garis bersifat grafis (calligraphic mark).

Gambar 34. Ragam hias geometri pada tepi

batik Lasem synografi true love karya Sigit

Witjaksono (Foto: Syaiful 2015)

Page 84: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

84

Bentuk utama dari batik Lasem tiga negeri kontemporer mengambil

bentuk ragam hias geometri. Ragam hias geometri dalam batik Lasem tiga

negeri kontemporer muncul sebagai inti dan merupakan unsur estetik

dalam bentuk ornamen arsitektural. Pola bentuk yang digunakan

menggunakan pola bidang, hal ini bisa kita lihat dari pengulangan bidang

segitiga sehingga menimbulkan kesan zig zag. Ide bentuk ornamen

pendukung/ pengisi mengmabil ide bentuk sekar/flora. Ragam hias sekar

ini dalam penggayaannya menggunakan jenis stilasi, yaitu

penyederhanaan bentuk dari alam dengan mengambil intinya saja tetapi

masih ada sifat-sifat dari alam itu. sedangkan ragam hias isen-isennya

menggunkan jenis isen-isen cecek, cecek sawut, cecek pitu, uler-uleran,

cantel dan blarak sakimit.

Garis lurus

Garis bergelombang

Garis lengkung

Gambar 35. Penggunaan calligraphic mark

pada batik Lasem tiga negeri kontemporer

karya bu Win(Foto: Syaiful 2015)

Page 85: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

85

Gambar 36. Ragam hias geometri sebagai inti pada batik

Lasem tiga negeri kontemporer karya bu Win (Foto:

Syaiful 2015)

Gambar 37. Ragam hias pendukung berupa stilasi

sekar pada batik Lasem tiga negeri kontemporer

karya bu Win (Foto: Syaiful 2015)

Page 86: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

86

Warna yang digunakan pada batik Lasem tiga negeri kontemporer

menggunkan skema warna tetradic. skema warna tetradic adalah skema

warna melibatkan dua pasangan yang saling melengkapi secara

bersamaan. warna-warna yang digunakan dalm batik Lasem tiga negeri

kontemporer adalah merah, oranye dan biru, ungu.

Cantel

Cecek pitu

Uler-uleran

Blarak sakimit

Cecek

Gambar 38. Ragam hias isen-isen pada

batik Lasem tiga negeri kontemporer

karya bu Win (Foto: Syaiful 2015)

Sawut

Page 87: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

87

b. Prinsip dan Kriteria Desain (irama, keseimbangan, dan pusat perhatian)

Terkait dengan kajian desain ragam hias batik Lasem, digunakan teori

desain yang diutarakan oleh Rizali dalam bukunya Tinjauan Desain Tekstil,

menuliskan bahwa desain mempunyai beberapa aspek yang perlu

dipertimbangkan, sehingga pada akhirnya akan dicapai suatu kesatuan (unity)

secara menyeluruh. Untuk mencapai suatu kesatuan (unity) organisasi yang

baik, sebuah desain memiliki kriteria dan prinsip yang perlu mendapat

perhatian dari seorang desainer. Adapun prinsip-prinsip desain menurut

Nanang Rizali adalah irama, keseimbangan, pusat perhatian dan tekstur

khususnya pada desain tekstil (Rizali, 2006: 43).

Gambar 39. Skema warna tetradic pada batik Lasem

tiga negeri kontemporer karya bu Win (Foto: Syaiful

2015)

Page 88: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

88

1) Batik Lasem Klasik

Gambar 40. Batik sekar jagad karya Rifa’i (Foto: Syaiful 2015)

Kriteria dan prinsip desain yang pertama adalah irama, irama

merupakan suatu susunan dalam seluruh desain. irama terbentuk karena

pengulangan (repetition) dan gerakan (movement) (Rizali, 2006: 43).

Irama dalam batik Lasem sekar Jagad terbentuk dari pengulangan

ornament/ ragam hias utama yaitu bunga kangkung yang di ulang secara

horizontal, ragam hias isen-isen yang menyebar ke seluruh permukaan

background, serta warnanya yang mencolok cirri khas batik pesisiran.

Selain irama, keseimbangan juga perlu dipertimbangkan. Pada desain,

keseimbangan (balance) adalah suatu kondisi atau kesan optimis, tentang

kesan berat, tekanan, tegangan dan kesetabilan. Faktor atau variabel

pendukung keseimbangan adalah posisi atau penempatan, ukuran,

Page 89: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

89

proporsi, kualitas dan arah dari unsur – unsur itu (Rizali, 2006: 45).

Keseimbangan pada batik Lasem menggunakan keseimbangan simetris,

dimana tipe keseimbangan ini paling sederhana dan nyata. Hal ini dapat

dilihat dari ornament utama bunga kangkung yang didistribusikan secara

sama pada kedua belah sisi sumbu kiri dan kanan, sehingga keduanya

merupakan repetisi identik.

Gambar 41. Batik sekar jagad karya Rifa’i dengan keseimbangan simetris

(Foto: Syaiful 2015)

Setiap bagian tertentu dari suatu desain hendaknya memiliki perhatian

atau tingkat dominan yang layak atau pantas. Untuk dapat menarik

perhatian tersebut, suatu ciri visual bagian hendaknya dikontraskan

dengan daerah sekitarnya. Bagian yang mendominasi ini akan menjadi

Page 90: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

90

pusat perhatian yang apabila disebarkan dalam suatu ukuran susunan akan

menciptakan daerah yang spesifik (Rizali, 2006: 45). Yang menjadi pusat

perhatian dari batik Seakar jagat ada pada warnanya, terutama warna yang

ada di ornament/ragam hias bunga kangkung yang lebih mencolok

dibandingkan warna background.

2) Batik Laseman

Irama dalam batik Lasem synografi true love terbentuk dari

stailisasi huruf atau kalimat mutiara Cina, diharmonisasikan dengan

stailisasi sekar, latohan, burung dan fauna laut yang disusun secara rapi.

Komposisi warna yang digunakan juga memunculkan irama tersendiri.

Keseimbangan pada batik Lasem synografi true love sama halnya

dengan kebanyakan batik Lasem lainnya, yaitu menggunakan jenis

Gambar 42. Batik synografi true love karya Sigit Witjaksono

(Foto: Syaiful 2015)

Page 91: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

91

keseimbangan simetris. Hal ini dapat kita lihat dari penulisan kalimat

mutiara cina yang disusun secara horizontal dan tata letak penyusunan

ragam hias lainnya yang ditata secara sempurna.

Pusat perhatian dari batik synografi tentunya ada pada penulisan

kalimat mutiara Cina. Hal ini bisa dipastikan setiap pembeli yang melihat

produk batik synografi ini pasti penasaran dengan apa maksud dibalik

penulisan huruf cina yang terkandung dalam batik tersebut. Maksud dari

penulisan huruf cina ini adalah mendoaakan, mendoakan siapa saja yeng

mengenakan batik ini agar menemukan cinta sejati tutur Sigit Witjaksono.

Gambar 43. Keseimbangan simetris yang muncul

dari penulisan huruf cina yang ditulis secara

horizontal (Foto: Syaiful 2015)

Page 92: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

92

Arti sebenarnya dari penulisan huruf Cina itu adalah "Bila dua hati sedang

membara dan saling menempel, maka cinta kasih akan kekal dan abadi".

3) Batik Kontemporer

Irama dalam batik Lasem tiga negeri kontemporer ini muncul karena

adanya pengulangan ukuran, bentuk atau garis yang beraturan dengan

jarak dan bentuk yang sama. Hal ini bisa kita saksikan dimana ragam hias

batik Lasem tiga negeri kontemporer dalam penyusunannya terjadi

pengulangan bentuk yaitu ragam hias flora dengan ukuran yang sama dan

pengulangan garis zig zag dengan jarak yang sama. Walaupun ini

termasuk irama yang sederhana tpi tetap memiliki kesan yang istimewa.

Kesan istimewa ini dikarenakan dalam penyusunannya menggunakan

tingkat ketelitian dan kecermatan yang tinggi.

Gambar 44. Batik lasem tiga negeri kontemporer

karya bu Win (Foto: Syaiful 2015)

Page 93: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

93

Keseimbangan pada batik Lasem tiga negeri kontemporer ini sama

halnya dengan kebanyakan batik Lasem lainnya, yaitu menggunakan jenis

keseimbangan simetris. Hal ini dapat kita lihat dari cara penataan dan

penempatan ragam hiasnya yang di susun secara zig-zag dan horizontal.

Ukuran proporsi dan bentuk dari ragam hiasnya juga sama serta di ulang-

ulang. Karena itulah keseimbangan dalam batik Lasem tiga negeri

kontemporer ini terkesan statis dan monotone.

Gambar 45. Irama yang muncul karena adanya pengulangan

ukuran, bentuk atau garis yang beraturan dengan jarak dan

bentuk yang sama pada batik Lasem Kontemporer (Foto:

Syaiful 2015)

Page 94: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

94

Pusat perhatian dari batik Lasem tiga negeri kontemporer ada pada ragam

hias geometrinya yang berbentuk zig zag. Berbeda dari penggamabaran batik

lasem tiga negri klasik. Batik Lasem tiga negri klasik biasanya menggunakan

pola buketan dengan ragam hias stilasi flora, sedangkan batik Lasem tiga

negeri kontemporer mencoba mengekplorasi gaya baru dengan menggunakan

pola geometri pada ragam hiasnya. Dan ternyata hal ini lah yang menjadikan

daya tarik tersendiri dari batik Lasem tiga negeri kontemporer.

Gambar 46. Keseimbangan simetris pada batik Lasem

tiga negeri kontemporer karya bu Win (Foto: Syaiful

2015)

Page 95: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

95

3. Konsep Desain Ragam Hias Batik Lasem

1. Persyaratan Desain Batik Lasem

a. Fungsi

Selain berupa kain batik tulis, pengrajin batik tulis Lasem juga memproduksi

berbagai produk batik tulis fungsional. Produk batik tulis fungsional adalah

produk batik tulis yang bisa langsung dikenakan oleh konsumen. Jenis produk

fungsional antara lain produk pakaian jadi, diantaranya kemeja pria, blus wanita

dan pakaian anak

Pakaian adalah suatu produk fungsional. Pakaian digunakan untuk melindungi

tubuh manusia dari cuaca yang berupa baju, celana dan rok. Pengrajin batik tulis

Lasem memproduksi pakaian jadi berupa pakaian jenis kemeja, dan blus. Pakaian

yang diproduksi adalah pakaian untuk remaja dan dewasa.

Jenis pakaian jadi yang diproduksi adalah pakaian semi formal dan pakaian

formal.Pakaian ini dibuat dengan menggunakan ukuran standard yaitu S,M,L dan

XL. Pemberian ukuran ini dikarenakan setiap konsumen memiliki ukuran yang

berbeda-beda. Produk pakaian jadi yang diproduksi oleh pengrajin batik Lasem

sebagai berikut:

Page 96: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

96

Gambar47. Kemeja pria karya jeng Ida

(Foto: Syaiful 2015)

Gambar48. Blus wanita karya Rifa’i (Foto:

Syaiful 2015)

Page 97: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

97

Gambar 49. Pakaian anak karya Rifa’i (Foto:

Syaiful 2015)

Gambar 50. Pakaian anak karya Rifa’i

(Foto: Syaiful 2015)

Page 98: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

98

b. Bahan dan Alat Produksi

Aspek bahan adalah pertimbangan pemilihan jenis serat benang, struktur

tenunan, sifat dan daya serap atau suai kain.

Kualitas batik tulis bagus tidak dilihat dari motifnya saja namun dapat dilihat

dari segi bahan yang digunakan misal kain,bahan warna dan malam. Bahan-bahan

yang digunakan untuk pembuatan batik adalah:

1) Kain

Kain sebagai media batik tulis Lasem adalah kain mori jenis primissima.

Baik tidaknya kualitas mori ditandai dengan kerapatan serat kain atau halus

kasarnya kain. Mori kualitas terbaik adalah mori cap Kereta Kencana,

sedangkan mori kualitas menengah adalah mori cap Gamelan. Kedua jenis

mori ini di produksi PT. Primissima, Medari, Sleman. Yogyakarta. Pembatik

dapat membelinya dalam bentuk piece di pabriknya langsung atau sudah

dalam bentuk potongan yang dapat dibeli di luar pabrik atau juragan.

Pengrajin batik Lasem selain menggunakan mori jenis primissima juga

menggunakan jenis bercolin (sanforized), buatan Sandratex. Primissima dan

bercolin dibeli di Pasar Klewer, Solo. Sesuai dengan permintaan pasar, maka

pembatik Lasem juga menggunakan sutera sebagai salah satu jenis bahan

untuk membatik.

Page 99: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

99

2) Lilin (malam)

Lilin atau malam adalah bahan yang dipakai untuk menutup permukaan

kain sesuai dengan gambar motif batik, sehingga permukaan yang tertutup

malam akan menolak warna pada proses pewarnaan. Para pengrajin atau

pengusaha batik biasanya tidak memproduksi sendiri malam tersebut. Mereka

membeli di toko-toko tertentu dalam bentuk padat dan siap pakai. Dalam arti

mereka tinggal mencairkannya saja. Tetapi ada juga pengrajin yang meracik

sendiri malam sesuai dengan kebutuhannya. Bahan-bahan untuk membuat

malam antara lain gondorukem, damar matakucing, microwax, lemak hewan,

kote, dan lilin limbah bekas nglorod. Tiap pengusaha batik mempunyai

komposisi bahan-bahan tersendiri untuk membuat malam.

Malam dibedakan menjadi dua jenis sesuai dengan fungsinya yaitu malam

klowongan dan malam tembokan. Secara fisik, malam klowongan dan malam

tembokan warnanya berbeda. Malam tembokan berwarna coklat muda,

sedangkan malam klowongan berwarna coklat tua. Perbedaan ini dikarenakan

takaran bahan untuk membuat malam tembokan berbeda dengan malam

klowongan. Malam tembokan dibuat harus lebih kuat melekat pada kain,

namun tetap mudah dilorod dibandingkan dengan malam klowongan.

3) Zat Pewarna

Zat warna batik adalah warna tekstil yang dapat untuk memberi warna

pada batik. Jenis zat warna yang dapat digunakan pada batik adalah zat warna

Page 100: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

100

yang bersifat dingin. Alasannya jika pewarnaan pada batik menggunakan jenis

pewarnaan bersifat panas maka lilin yang melekat pada batik akan meleleh.

Zat warna yang digunakan pada proses batik tulis di Sukoharjo adalah zat

warna alam dan sintetis. Jenis zat warna yang digunakan pada pewarnaan

alami adalah dari tanaman indigo, soga, tegeran, jambal dan secang. Jenis zat

warna sintetis yang digunakan adalah zat warna naptol dan remazol.

Sementara itu, peralatan yang digunakan terdiri atas canting, gawangan,

dingklik, panci, kompor, sabut kelapa, paku/ kawat, dan celemek.

1) Canting

Sebuah alat yang digunakan untuk menorehkan lilin (malam). Alat ini

terbuat dari plat tembaga atau kuningan dengan gagang dari kayu, bambu,

atau batang rumput gajah (king grass). Penggunaan canting dari plat tembaga

atau kuningan dengan perbedaan gagang kayu atau rumput gajah tidak

berpengaruh terhadap hasil batik. Pemilihan bahan canting dan gagang

tergantung kenyamanan pembatik dalam menggunakan canting. Pembatik

Lasem membeli canting dari Pekalongan dengan bahan terbuat dari tembaga

dan gagang bambu.

Berdasarkan fungsinya, dikenal tiga macam canting yaitu canting

klowong, canting isen, dan canting nembok.

Page 101: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

101

a) Canting Klowong

Canting klowong merupakan canting yang digunakan pertama kali

dalam proses membatik untuk membuat kerangka dasar motif sesuai

dengan pola yang sudah ada. Cantikng klowong mempunyai lubang

(cerat) untuk keluarnya malam dengan lebar diameter sedang. Artinya

diameter cerat tidak sekecil diameter canting isen, tetapi juga tidak sebesar

canting tembok.

b) Canting Isen

Canting isen merupakan canting untuk membuat isen dalam motif dan

isen latar (di luar motif). Diameter canting isen relatif lebih kecil

dibanding dengan canting klowong dan canting tembok. Canting isen

terdiri atas beberapa macam berdasarkan atas diameter ceratnya. Selain

canting isen dikenal jga canting cecek yang sebenarnya merupakan bagian

dari isen. Namun biasanya lubang cerat canting isen lebih kecil dibanding

canting cecek. Ada juga canting yang merupakan bagian dari canting isen

yaitu canting cerat. Terdapat beberapa macam canting cerat yaitu cerat

dua, cerat tiga, cerat empat, dan cerat lima. Canting tersebut mempunyai

jumlah cerat seperti namanya. Ragam jenis canting itu dapat menghasilkan

dua, tiga, empat dan lima garis atau dua, tiga, empat, dan lima titik.

c) Canting Nembok

Page 102: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

102

Canting tembokan atau canting nembok adalah canting yang digunakan

untuk menorehkan lilin pada bidang yang luas. Sesuai dengan fungsinya,

maka canting nembok memiliki lubang cerat terbesar dibandingkan

canting lainnya. Pembatik Lasem mengenal tiga jenis canting tembokan

berdasarkan diameter ceratnya yaitu kecil, sedang, dan besar.

2) Pengapian/ Kompor dan Panci Tempat Memanaskan Lilin

Pengapian/ kompor berfungsi untuk mencairkan malam. Dahulu pengrajin

batik menggunakan tungku sederhana atau anglo kecil dengan bahan bakar

kayu atau arang. Sejak dua dekade ini pengrajin batik beralih menggunakan

kompor barbahan bakar minyak tanah.

Di Lasem, kompor yang digunakan adalah kompor besar, agar dapat

digunakan untuk memanaskan lilin dalam panci alumunium atau panci

tembaga (kenceng). Panci yang biasa digunakan berukuran diameter sekitar 20

cm yang biasa digunakan oleh empat hingga lima pembatik. Oleh karena

dalam mengerjakan batik di ruangan terbuka biasanya anginnya cukup

banyak, untuk mengantisipasi maka kompor di letakkan di dalam kotak kayu

agar api tidak mudah padam oleh hembusan angin.

3) Gawangan dan Dingklik

Gawangan adalah tempat untuk manyampirkan kain yang akan dibatik.

Gawangan dibuat dari beberapa macam bahan seperti bambu dan kayu jati.

Page 103: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

103

Gawangan di Lasem pada umumnya dibuat pendek sekitar 55 cm dengan

lebar antara 90 hingga 150 cm. Gawangan dapat dibuat sendiri atau pesan

sesuai ukuran yang diinginkan.

Oleh karena fungsinya hanya untuk menyampirkan kain, maka bentuk

gawangan biasanya terdiri atas dua tiang dan satu batang kayu yang

melintang. Namun, ada pula modifikasi bentuk sesuai dengan kebutuhan

pengrajin. Ukuran gawangan berimplikasi pada posisi tubuh dan tangan saat

membatik. Dalam tahap ini dingklik digunakan sebagai tempat duduk

pengrajin ketika membatik. Selain menggunakan dingklik, ada yang

menggunakan kursi kecil dari kayu. Baik dingklik maupun kursi, keduanya

tidak mempunyai sandaran.

Malam cair sering kali tidak dapat keluar dengan lancar melalui cerat

canting. Oleh karena itu, diperlukan alat untuk memperlancar keluarnya

malam. Alat yang digunakan berupa selembar serat yang tipis dari ijuk atau

sabut kelapa. Bahan ini dipilih karena mudah diperoleh di lingkungan

sekitarnya.

4) Paku/ Kawat

Pada saat membatik, terkadang malam yang ditorehkan pada kain tidak

rapi. Cara untuk menghilangkan malam yang tidak rapi digunakan pangkal

paku/kawat, deterjen, dan air. Pangkal paku dipanaskan di atas kompor,

kemudian malam pada bagian kain yang akan dihilangkan ditetesi air dingin

Page 104: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

104

dan diratakan dengan tangan. Pangkal paku yang telah panas digunakan untuk

mengangkat malam, kemudian bekas malam diberi deterjen agar bersih.

5) Celemek

Celemek yaitu kain atau plastik yang ditaruh di atas pangkuan pengrajin

batik agar tetesan malam cair yang panas tidak langsung mengenai kulit, serta

tidak mengotori pakaian mereka.

6) Jegul

Jegul digunakan untuk memoles malam pada bidang yang luas (ngeblok/

nembok), karena terlalu lama jika menggunakan canting tembokan. Proses ini

dinamai nasari atau njeguli. Jegul dibuat dari bambu kecil dan benang lawe

atau kain mori perca yang dililitkan pada ujung bambu. Ada juga jegul yang

dibuat dari rambut manusia atau kuda. Jegul biasanya juga digunakan oleh

para pembatik pada awal mereka belajar membatik, karena menggunakan

jegul lebih mudah daripada canting.

c. Proses dan Teknik Produksi

Aspek Proses adalah teknik produksi yang dapat dilakukan melalui berbagai

teknik dengan memperhatikan kemampuan daya produksi dan pengulangan.

Prosedur proses pembatikan sangat penting untuk diperhatikan. Jika pembatikan

tidak sesuai prosedur maka hasil kain batik tulis yang dihasilkan akan menjadi

tidak sempurna. Dari beberapa jenis batik berdasarkan proses produksinya

Page 105: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

105

menurut Sewan Susanto, teknik yang digunakan dalam pembuatan produksi batik

Lasem adalah menggunakan teknik batik lorodan dan teknik batik pekalongan.

Batik lorodan adalah batik menggunakan proses melorod untuk

menghilangkan lilin pada kain. Batik lorodan mengalami proses pelorodan dua kali.

Pada batik lorodan terdapat proses menyoga, yaitu menyelup atau merendam kain di

dalam zat warna coklat atau warna gelap (Sewan, 1980).

Adapun urutan pengerjaan batik tulis Lasem dengan proses lorodan adalah

sebagai berikut :

1) Memotong mori menjadi ukuran kain batik dan di plipit (dijait

pinggirnya).

2) Mengerjakan dengan tahap persiapan, dicuci, diketel, dikanji dan

dikemplong.

3) Mola : penggambaran motif pada kertas

4) Ngeblat: pemindahan motif dari kertas dengan cara pengeblatan

5) Klowongan: pelekatan lilin yang pertama dan lilin ini adalah akan

merupakan kerangka dari motif batik tersebut.

6) Ngiseni : memberi isen-isen pada motif batik

7) Proses pewarnaan 1: Mblangko adalah proses pewarnaan merah pada kain

setelah selesai dibatik

8) Fiksasi: tujuan penguncian warna supaya warna yang ada di kain tidak

luntur

Page 106: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

106

9) Ditutup dengan malam/ nembok: memberi malam pada motif yang telah

diberi warna supaya nanti jika pewarnaan tidak tercampur warna lain

10) Proses pewarnaan 2 : Medel adalah proses pewarnaan biru tua pada kain

setelah selesai di batik.

11) Lorod : menghilangkan seluruh lilin dengan merebus kain

12) Menyoga yakni mencelupkaa atau merendam kain di dalam larutan zat

warna coklat (soga)

13) Pelorodan terakhir: kain dilorot supaya lilin yang menempel hilang dari

kain.

Teknik batik pekalongan hampir sama dengan teknik batik lorodan. Perbedaan

tersebut adalah dari warna yang digunakan pada pencelupan akhir. Batik jenis

pekalongan ini menggunakan warna soga kuning. Warna soga kuning lebih cerah

dibanding dengan warna soga/ coklat (Sewan, 1980).

Adapun urutan pengerjaan batik tulis Lasem dengan proses pekalongan adalah

sebagai berikut :

1) Pola : membuat motif pada kertas

2) Nyorek : pemindahan motif batik dari kertas ke kain dengan cara

pengeblatan

3) Pembatikan/klowong: pemberian lilin/ malam pada tahap pertama

4) Pewarnaan 1: mentolet warna pada motif yang tidak terkena malam

Page 107: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

107

5) Fiksasi: penguncian warna tujuannya supaya warna tidak mengalami

luntur jika dicuci

6) Pelorodan : menghilangkan lilin dari kain

7) Ngesik dan bironi: pemberian malam kembali pada motif yang telah

diwarna

8) Granit: pemberian titik-titik pada garis yang tadinya diberi malam

9) Pewarnaan 2: pewarnaan pada dasar kain (soga kuning)

10) Fiksasi: penguncian warna tujuannya supaya jika dicuci

Langkah-langkah pembatikan:

1) Persiapan

Persiapan merupakan proses awal dari keseluruhan kegiatan membuat

kain batik. Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah mempersiapkan

kain sebelum dibatik. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam persiapan

akan dijelaskan berikut ini:

a) Memotong Kain

Cara memotong kain pembatik Lasem dengan meletakkan kain di

lantai tegel. Ukuran tegel 20 x 20 cm digunakan untuk media pengukuran

kain. Contoh: kain sarung menggunakn 10,5 tegel, kain panjang 12,5

tegel, dan selendang 13,5 tegel. Teknik pemotongan dengan menggunting

Page 108: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

108

sedikit bagian kain sebagai penanda bagian yang akan dipotong kemudian

pada bagian yang telah ditandai tersebut disobek secara vertikal.

b) Menghilangkan Kanji (ngethel)

Kain mori yang dibeli masih berlapis kanji dari pabrik, oleh karena itu

sebelum dipola dan dibatik kain yang telah dipotong, dicuci terlebih

dahulu agar kanji pelapis hilang. Pengrajin batik di Lasem mempersiapkan

kain sebelum dibatik dengan diketheli yaitu proses menghilangkan kanji

pabrik dan kotoran yang melekat pada kain dengan perlakuan tertentu agar

serat kain terbuka sehingga mudah menyerap malam. Bahan untuk ngethel

kain terdiri atas campuran minyak jarak (20-l), costic soda (10 kg),

H2SO4 sir (5 cc untuk air sekaleng) yang diaduk hingga masak. Bahan-

bahan tersebut diketahui telah masak jia sudah menjadi campuran yang

bening. Campuran yang telah matang tersebut menjadi minyak TRO atau

lebih dikenal dengan sebutan minyak londo.

Sebelum digunakan, minyak TRO dicampur air sumur hingga encer

dan tidak terlalu berminyak. Selanjutnya minyak TRO digunakan untuk

mencuci kain. Proses ngetheli dimulai dengan didadhai yaitu kain

diremas-remas di dalam air, agar minyak jarak meresap dalam serat kain.

Kemudian kain diunyet-unyet yaitu dikucek-kucek di dalam baskom

tembaga selama 10 menit agar kanji lebih cepat dan lebih mudah lepas.

Page 109: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

109

Berikutnya, digemblongi yaitu kain diangkat, lalu tiga kain dijadikan

satu dan dipuntir sambil dibentuk seperti bola dengan tujuan mengurangi

kandungan air yang ada dalam kain. Gemblong dilakukan antara 10

sampai 15 kali, kalau misalnya digemblong 15 kali maka hitungannya

sehari paling tidak digemblong 3 kali lalu dijemur, hari kedua 3 kali lagi

lalu dijemur sampai 5 hari. Setelah setengah kering, kain diangkat lalu

dicuci lagi memakai larutan costic soda yang ditambah air lalu ditiriskan

dan dijemur. Sebenarnya, diketheli merupakan cara mencuci kain yang

telah dilakukan sejak turun menurun.

c) Melapisi Kain dengan Larutan Kanji (nganji)

Kegiatan ini dilakukan setelah kain dicuci dengan tujuan untuk

memudahkan proses membatik atau agar malam cepat melekat, dan warna

mudah meresap. Setelah kain dicelupkan dalam air, kemudian dicelupkan

dalam larutan kanji matang secara tipis dan merata atau disebut sebagai

nganji.

d) Membuat Pola (mola)

Merupakan proses membuat pola diatas kain untuk dibatik. Pengrajin

batik tulis Lasem memola secara langsung dengan bantuan kain yang

sudah dibatik. Salah satu cara yang cukup unik digunakan oleh pengrajin

batik tulis Lasem adalah menggunakan garis bantu pola yang dibuat tidak

dengan penggaris melainkan dengan sebatang kayu dengan penampang

Page 110: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

110

segiempat berukuran kisaran 1,5 cm x 1,5 cm. Untuk mendapatkan jarak

antar garis yang sesuai dengan keinginan pembatik, kayu cukup digeser

dengan digulung hingga beberapa kali. Cara ini bisa dilakukan di awal,

sebelum kain dibatik dan diwarnai, tetapi bisa dilakukan juga setelah kain

diberi warna dasar.

Gambar 51. Membuat pola (Foto: Syaiful 2015)

2) Membatik

Membatik adalah kriya yang mengandalkan ketrampilan jari tangan dalam

menorehkan malam diatas kain dengan tujuan untuk menutup bagian tertentu

yang diinginkan agar tidak kemasukan warna. Kegiatan membatik tidak lepas

dari canting dan jenis malam yang digunakan. Berikut ini adalah jenis

kegiatan yang dilakukan selama proses membatik.

Page 111: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

111

a) Menorehkan Malam pada Kerangka Motif atau Nglengkreng

Nglengkreng adalah proses membuat pola motif utama. Nglengkreng

dikerjakan dengan cara, kain yang telah berpola diletakkan dibawah kain

yang akan dilengkreng dan pembatik menjiplak langsung pola itu. Supaya

tidak bergeser, kain yang telah berpola dan kain yang akan dilengkreng

dilekatkan menggunakan jarum pentul. Proses nglengkreng dikerjakan di

atas gawangan, dengan menggunakan canting lengkreng (canting

klowong) dan malam klowong.

Setelah proses membuat motif/ nglengkreng selesai, dilanjutkan

dengan nerusi, yaitu nglengkreng pada sisi kain sebaliknya dengan

menggunakan canting lengkreng dan malam klowong. Tujuan nerusi

adalah untuk memperjelas motif.

Gambar 52. Nglengkreng (Foto: Syaiful 2015)

Page 112: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

112

b) Menorehkan Malam untuk Ornamen/ Ragam Hias dalam Motif

Setelah nglengkreng, pembatik menorehkan malam untuk memberi

ornamen di dalam dan di luar motif utama. Pekerjaan ini disebut ngisen-

ngisen. Pembatik Lasem memberikan isen-isen setelah pewarnaan.

Beberapa macam isen-isen antara lain semanggi, bentang, latoh, blarak,

cacingan, laler miber, dan ungker. Istilah isen-isen untuk motif dasar pada

latar disebut nanahi. Canting yang digunakan adalah canting isen, yang

terdiri atas canting carat satu, carat dua, carat tiga, carat empat, dan carat

tujuh. Carat tiga hingga carat tujuh disebut nyuk. Isen berbentuk titik

disebut juga dengan tutul. Memberi pinggiran kain dengan motif garis

disebut ngrejeng. Untuk batik halus misalnya motif pasiran digunakan

cerat 1 (cecek) saat nglengkreng.

Gambar 53. Proses memberi isen-isen (Foto: Syaiful 2015)

Page 113: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

113

c) Menorehkan Malam pada Bidang yang Luas

Cara ini disebut nembok, yaitu menutup kain setelah dilengkreng dan

diterusi dengan menggunakan malam dan canting tembokan. Untuk

mempercepat pekerjaan kadang digunakan juga jegul. Bagian yang

ditembok tidak kemasukan warna pada proses pewarnaan. Proses nembok

terdiri atas 4 jenis yeitu:

(1) Nyeleri, menutup bagian pinggir motif, dengan menggunkan

canting tembok.

(2) Nyemplingi, menutup bagian motif yang berbentuk kecil, dengan

menggunakan canting tembok. Pada bagian cerat dibalut tleser dari

kain mori berbentuk kecil untuk membantu mempercepat torehan

malam pada kain.

(3) Nglatohi, menutup bagian motif latohan dengan canting tembok

tanpa tleser.

(4) Nyeploki, menutup bagian motif ceplok bunga menggunakan

canting tembok yang pada bagian cerat dibalut tleser dari kain mori

berukuran besar.

(5) Njeguli, menutup bagian latar dan motif yang luas atau besar.

Jegul yang digunakan terdiri atas 2 macam yaitu jegul besar dan

kecil.

Page 114: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

114

Gambar 54. Prosess nembok (Foto: Syaiful 2015)

3) Pewarnaan

Batik Lasem dikenal dengan sebutan batik tiga negeri dan empat negeri.

Batik tiga negeri adalah kain batik melalui tiga kali proses nglorod, sehingga

menghasilkan empat warna. Sedangkan batik empat negeri adalah kain batik

yang dibuat melalui empat kali proses nglorod, sehingga menghasilkan kain

batik dengan lima warna. Jenis warna yang biasanya muncul pada kain batik

Lasem adalah merah, biru, ungu, hijau, kuning dan coklat. Umumnya

pewarnaan pertama adalah merah. Tetapi untuk memenuhi selera konsumen,

adakalanya pewarnaan pertama dengan warna ungu dan biru.

Page 115: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

115

Gambar 55. Proses pewarnaan (Foto: Syaiful 2015)

Pembatik Lasem menggunakan bahan warna kimiawi. Bahan pewarna

kimia dipilih dengan alasan efisiensi waktu (lebih cepat pengerjaannya),

keawetan warna, dan kesulitan untuk mendapat bahan pewarna alami.

Pewarnaan kimia yang digunakan yaitu:

No Bahan Kimia Bentuk Zat Pembangkit (fixasi)

1. Naptol Bubuk Diazo

2. Indigosol Bubuk Nitrit dan air zuur

3. Remasol Bubuk Nitrit dan water glass

Page 116: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

116

Proses pewarnaan Batik Lasem:

a) Mblangko

Mblangko adalah proses pewarnaan merah pada kain setelah

selesai dibatik. Proses mblangko terdiri atas 2 proses, yaitu:

(1) Di-tua-ni, menggunakan pewarna ASBO dan ASOL dengan

garam merah B dan garam R (warna merah tua).

(2) Nge-nom-i, menggunakan pewarna ASOL dengan garam R

muda (merah cerah) atau garam GG (warna lebih muda).

Cara mblangko:

(1) Bahan-bahan pewarna ditimbang menggunakan timbangan

surat.

(2) Bahan pewarna yang telah ditimbang dilarutkan dengan air

dengan takaran air 1 gayung untuk 6 potong kain.

(3) Larutan pewarna dimasukkan ke gledekan yang terbuat dari

seng dengan ukuran 120 x 50 x 20 cm. Pada saat pewarnaan

melibatkan 2 orang.

(4) Kain dimasukkan dalam gledekan dengan cara ditarik

bergantian hingga tercelup sempurna. Minimal mblangko tua

atau nom adalah 6 kali setiap proses. Setelah selesai mblangko,

Page 117: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

117

kain di tiriskan, digarami, dan dicuci dengan cara direndam

dalam bak semen. Kemudian masuk proses dinomi.

(5) Kain blangko yang selesai ditiriskan, dimasukkan dalam

larutan garam dengan cara di tarik bergantian. Garam yang

digunakan adalah garam diazo yang berguna untuk mengikat

warna.

(6) Kain dicuci kemudian diinapkan 1 malam agar warna awet dan

meresap, setelah itu baru dilorod atau dihilangkan lilinnya.

b) Medel

Medel adalah proses pewarnaan biru pada kain setelah selesai

dibatik. Proses medel dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

(1) Direct color, memberi warna biru indigo Briliant Indigo B dan

Hidrosulfit.

(2) Indirect color, memberi warna biru dengan bahan kimia naptol

dan garam biru bb dan garam b.

Cara memberi warna biru:

(1) Larutan biru indigo ditempatkan dalam bak semen dan kain

berjumlah 10 lembar dilipat kemudian dimasukkan dalam bak

untuk direndam.

(2) Sambil direndam agar warna biru rata, kain diratakan dengan

kayu.

Page 118: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

118

(3) Kain direndam ± 30 menit namun jika pewarna biru buatan

Bayer, Jerman hanya membutuhkan perendaman ± 3 menit.

(4) Kain ditiriskan dengan cara diangin-anginkan.

4) Menghilangkan Lilin (Nglorod)

Nglorod artinya menghilangkan malam yang masih melekat pada kain

dengan cara direbus. Bahan kimia untuk nglorod malam adalah soda abu dan

costic soda. Dengan costic soda, malam lebih cepat hancur.

Gambar 56. Nglorod (Foto: Syaiful 2015)

Proses nglorod dilakukan dengan mencelup-celupkan kain pada air

panas dengan tangan dan sekiranya malam sudah dirasa bersih, kain

dimasukkan ke bak berisi air dingin. Dilanjutkan dengan membilas kain

dengan cara diinjak-injak/ diiles. Dengan cara ini pekerjaan melepaskan

Page 119: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

119

sisa-sisa malam dari kain menjadi lebih cepat. Setelah selesai kain dibilas

kembali dengan air bersih sampai malam benar-benar lepas dari kain.

Kain yang telah selesai dilorod dan dibilas dengan air bersih kemudian

diangin-anginkan di tempat yang teduh hingga kering. Kain-kain tersebut

diangin-anginkan pada bilah-bilah bambu. Kain yang telah kering

dicelupkan pada larutan kanji matang dan diangin-anginkan kembali

hingga kering.

5) Penyelesaian (Finishing)

Penyelesaian merupakan tahap akhir pembuatan batik tulis. Tujuan

kegiatan tahap ini pada dasarnya untuk merapikan kain setelah kain batik

dilorod untuk terakhir kalinya. Setelah kain batik rapi, kain tersebut siap

digunakan atau dijual. Proses merapikan kain batik yang telah dilipat

menggunakan alat bantu berupa pres dan kemplong.

a) Melipat Kain

Adapun cara tertentu dalam melipat kain batik. Kain batik dilipat

searah lebar kain dengan mempertemukan bagian ujungnya. Sisi utama

kain di dalam. Setelah itu kain dilipat lagi sampai 3 atau 4 kali. Baru

kemudian dilipat lagi 2 kali arah horizontal. Cara melipat seperti ini

dilakukan agar kain awet karena lipatan tidak menimbulkan bekas.

Page 120: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

120

b) Menghaluskan Kain dengan Alat Pres

Menekan kain dengan alat pemberat berupa pres, bertujuan untuk

menghaluskan kain tanpa disetrika. Caranya kain yang telah dilipat,

disusun di bawah bantalan kayu pengepres, kemudian ditekan dengan alat

pengepres selama 1 hari atau bisa juga 1 jam.

c) Menghaluskan Kain dengan Alat Kemplong (dikemplongi)

Ngemplong adalah memukul kain dengan pemukul dan pelandas dari

kayu. Pemukul dan pelandas dibuat dari kayu sawo kecik karena jenis

kayu lebih ulet, tidak mudah pecah meskipun sering dipukul. Proses

ngmplong dilakukan dalam kondisi kain dilipat, dan dilakukan secara

bolak-balik.

Page 121: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

121

d. Estetika

1) Batik Lasem Klasik

Batik Lasem Sekar Jagad termasuk salah satu motif batik klasik yang

abadi. Popularitas Batik Lasem Sekar Jagad sangat mengakar di hati pecinta

batik, sehingga eksistensinya tidak pernah bisa tergeser oleh gelombang invasi

batik kontemporer. Batik Lasem Sekar Jagad tentu saja mengandung makna.

Nama Sekar Jagad selalu berkonotasi pada taman alam yang indah dan harum

semerbak aroma aneka macam bunga. Sehingga lumrah, jika muncul

kesimpulan motif Sekar Jagad bermakna kecantikan dan keindahan yang

mempesona. Motif Sekar Jagad juga bersifat simbolis filosofis. Berasal dari

bahasa Jawa kar yang berarti peta dan jagad bermakna dunia, Sekar Jagad

sering diasosiasikan sebagai simbolisasi keanekaragaman di seluruh dunia.

Gamba 57. Batik lasem sekar jagad karya Rifa’i

(Foto: Syaiful 2015)

Page 122: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

122

Pada batik Lasem klasik sekar jagad karya Rifa’i komposisi desainnya

menggunakan jenis komposisi desain allover. Komposisi desain allover

merupakan jenis komposisi desain yang berbentuk layout motif penuh dan

menyebar. Seperti namanya sekar jagad yang berarti dunia tumbuh-tumbuha,

maka jenis ragam hiasnya pun juga menggunkan berbagai macam jenis

tumbuh-tumbuhan yang ada di Lasem. Penggambaran ragam hias utamanya

menggunakan ragam hias tumbuhan berupa stilasi bunga kangkung yang

digambarkan dengan pola buketan dan disusun atau di ulang secara horizontal

dengan ukuran yang sama. Penambahan ornamen pendukung seperti kupu-

kupu menjadikan karya batik ini kelihatan lebih indah, karena

menggambarkan seperti halnya sebuah taman yang penuh dengan bunga-

bunga di hinggapi oleh kupu-kupu yang sedang mencari makan. Jenis ragam

hias isen-isennya menggunakan isen-isen khas Lasem yaitu latohan, cecek,

sawut dll, yang memunculkan kesan sebuah tekstur semu jika diperhatikan.

Page 123: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

123

2) Batik Laseman

Batik tulis Lasem synografi merupakan sarat nilai-nilai seni dan

spiritualisme. Motif batik laseman ini secara transparan menebar pesan

tentang persaudaraan, kebahagiaan, kemakmuran, perdamaian, cinta kasih

sayang dll. Batik Lasem sinografi bisa digunakan untuk memotivasi diri kita

agar bisa hidup lebih baik.

Batik Lasem synografi adalah batik tulis Lasem yang mengekplorasi seni

synografi kata-kata atau kalimat mutiara Cina yang dipadupadankan ke dalam

ragam hias batik Lasem seperti sekar jagad, krecak, jawaran dll. batik Lasem

synografi ini pastinya turut memperkaya varian ragam hias batik Lasem.

Gambar 58. Batik tulis Lasem synografi true love

karya Sigit witjaksono (Foto: Syaiful 2015)

Page 124: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

124

Pada batik Lasem sinografi true love karya Sigit Witjaksono

menggunakan komposisi desain jenis allover. Komposisi desain allover

merupakan jenis komposisi desain yang berbentuk layout motif penuh dan

menyebar. Ide bentuk ragam hias batik Lasem synografi true love mengambil

dari kata2 mutiara Cina diharmonisasikan dengan flora fauna khas Lasem

yang telah di gayakan atau di stilasi. Ragam hias flora fauna khas Lasem

antara lain latohan, burung hong, sekar, ikan dan bintang laut. Untuk ragam

hias isen-isennya menggunakan ragam hias khas Lasem itu sendiri

diantaranya cecek, cecek pitu, sisik melik, blarak sakimit dan sawut. Makna

filosofi dari penulisan huruf Cina pada batik Lasem sinografi true love adalah

bila dua hati sedang membara dan saling menempel maka cinta kasih akan

kekal dan abadi. 6

6 6Wawancara dengan Sigit Wicaksono pemilik usaha batik tulis Sekar Kencana Lasem, 10/4/ 2015.

Page 125: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

125

3) Batik Lasem Kontemporer

Batik tiga negeri merupakan salah satu karya agung dalam dunia

pembatikan. Batik tiga negeri adalah sebuah motif yang menggambarkan tiga

budaya Tioghoa, Belanda, dan Jawa. Batik ini merupakan perpaduan dari

berbagai batik yang ada di tiga tempat yang berbeda yaitu Lasem, Pekalongan

dan Solo. Pada saat itu, ketiga wilayah tersebut masih berada di zaman

kolonial diberikan otonomi yang disebut negeri. Dari segi motif memang

umum dan merupakan perpaduan dari ketiga tempat tersebut, hanya saja yang

memberikan kesan unik dan menarik ialah pada proses pembuatannya.

Motifnya sendiri merupakan perpaduan bunga, daun serta isen-isen khas

batik. Sedangkan untuk proses pembuatannya, konon banyak pembatik

percaya bahwa warna yang diperoleh dari batik tiga negeri ini hanya dapat

dilakukan di masing-masing wilayah.

Gambar 59. Batik Lasem tiga negeri kontemporer karya

bu Win (Foto: Syaiful 2015)

Page 126: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

126

Guna mendapatkan warna merah yang identik dengan etnis Tionghoa para

pembatik harus menuju ke wilayah Lasem yang banyak dihuni oleh etnis

Tionghoa dengan ciri khas warna merah di setiap perayaan dan busananya.

Kemudian untuk memperoleh warna biru maka pembatik harus menuju ke

wilayah Pekalongan. Sedangkan untuk mendapatkan warna coklat sogan,

maka pembatik harus menuju ke wilayah Solo. Proses pewarnaan memang

tidak bisa dilakukan di satu tempat saja. Ada anggapan bahwa air mineral

yang digunakan para pembatik untuk memberikan warna memiliki kadar yang

berbeda-beda. Air dari satu daerah dengan daerah lainnya menciptakan daya

serap dan efek dari pengaruh pewarnaan pada batik. Alasan yang sangat logis

untuk menghubungkan mengapa batik tiga negeri sangat legendaries dan

bermisteri adalah kain ini dibuat di tiga daerah yang memiliki kondisi

geografis yang berbeda-beda sehingga terkesan sangatlah istimewa. Dengan

demikian, bila melakukan proses tersebut, maka batik tiga negeri yang

dihasilkan akan sempurna.

Batik tiga negeri merupakan penggambaran budaya yang tercermin dari

warna-warna yang digunakan dalam membatik. Dahulu, bahan pewarna batik

berasal dari tanaman, yang membuat pembatik mau tidak mau harus

mengunjungi satu persatu daerahnya. Dalam batik tiga negeri, warna merah,

biru, coklat atau soga harus selalu ada. Daerah Lasem memiliki warna merah

yang luar biasa indah yang berasal dari tanaman mengkudu. Sedangkan warna

biru, para pembatik memilih warna biru yang dihasilkan daerah Pekalongan.

Page 127: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

127

Warna biru ini dihasilkan dari tanaman yang bernama Indigo. Kemudian,

warna yang terakhir adalah warna coklat yang berasal dari tanaman soga yang

ditemukan di daerah Surakarta (Solo).

Akan tetapi seiring berkembangnya zaman, kini dengan adanya pewarna

kimia, tentu saja hal itu tidak terjadi lagi, berbagai daerah bisa membuat motif

tiga negeri dengan warna yang mirip dengan warna dari tiga daerah tersebut.

Pola ragam hiasnya pun juga sudah banyak mengalami perubahan, contohnya

ada pada batik Lasem tiga negeri kontemporer diatas. Batik tiga negeri yang

biasanya hanya mengaplikasikan ragam hias perpaduan bungan sebagai ragam

hias utama kini diganti dengan pola ragam hias geometri sebagai ragam hias

utamanya, sedangkan ragam hias tumbuh-tumbuhan dijadikan sebagai

ornamen pengisi, untuk isen-isen tetap menggunkan isen-isen khas yang ada

di kota Lasem.

2. Faktor Pengaruh Ragam Hias Batik Lasem Masa Kini

a. Trend Mode

Aspek Mode adalah pertimbangan kecenderungan gaya (style) yang

disesuaikan dengan pemakain, waktu, musim dan tempatnya. Perkembangan

ragam hias batik tulis dipengaruhi oleh mode yang saat ini telah berkembang

dipasaran batik tulis. Mode tersebut berpengaruh terhadap ragam hias yang

dihasilkan pada kain dan produk fungsional yang dibuat oleh perusahaan batik

tulis.

Page 128: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

128

Sasaran yang dituju untuk produk batik tulis adalah masyarakat dengan

ekonomi menengah keatas, karena harga yang ditentukan pada produk batik tulis

cukup mahal dan batik tulis sendiri memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Batik

tulis memiliki nilai jual yang tinggi dikarenakan teknik pembuatannya secara

manual. Teknik pembuatan tersebut menjadikan produk batik tulis termasuk

produk eksklusif karena tidak bisa dibuat secara masal. Produk batik tulis

eksklusif dikarenakan pembuatannya tidak bisa dibuat secara masal karena jika

pembuatan produk batik tulis dibuat dengan sekala besar maka pasti tidak akan

ada kesamaan antara produk satu dengan yang lain.

Sasaran yang dituju untuk penggunaan produk batik tulis fungsional berupa

pakaian jadi pria dan wanita baik itu remaja maupun dewasa.Produk ini biasanya

digunakan untuk acara resmi seperti resepsi, pakaian sekolah, dan lain

sebagainya. Produk lain selain pakaian jadi yaitu tas wanita, dompet, kipas dan

gantungan kunci.

b. Selera Konsumen

Setiap produk yang dihasilkan tentunya untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen. Permintaan seorang konsumen terhadap suatu barang

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi

permintaan itu ialah selera. Selera setiap individu tentunya berbeda-berbeda.

Selera konsumen bersifat subjektif karena selera konsumen bergantung pada

penilaian terhadap barang tersebut.

Page 129: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

129

Agar produk tersebut dapat di terima tentunya para pengusaha batik Lasem

haruslah meperhatikan selera konsumen. Guna memenuhi kebutuhannya,

konsumen selalu menginginkan empat hal penting yaitu, kualitas barang yang

bagus, harga yang terjangkau serta pelayanan yang baik dan memuaskan serta

ketepatan waktu.

Oleh karena itu dalam pengerjaan ragam hias batik Lasem para pengrajin

semaksimal mungkin mengedepankan kualitas pengerjaannya, Lama waktu

pengerjaannya pun sebisa mungkin di usahakan agar tepat waktu. Hal ini di

tujukan agar setiap konsumen yang membeli produk batik Lasem tidak kecewa.

Harga yang dipatok juga menyesuaikan dengan tingkat kerumitan dalam

pengerjaan ragam hias dan lamanya proses pengerjaan. Harga tentunya juga

menyesuaikan dengan tingkat daya beli konsumen, hal ini mengacu pada tingkat

daya beli konsumen perindividu yang berbeda-beda, sehingga harga yang di patok

bisa menyesuaikan selera dan kantong mereka masing-masing.

Page 130: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

130

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian terhadap focus masalah yang telah ditentukan

dengan metode dan pendekatan penelitian, kemudian diperoleh hasil penelitian

sebagai berikut.

Ditinjau dari latar belakang pengembangannya, ragam hias batik Lasem masa

kini di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu berdasarkan latar belakang ekonomi,

sosial budaya dan teknologi. Pertimbangan pengembangan ragam hias batik Lasem

berdasarkan latar belakang ekonomi berdasarkan biaya produksi dan permintaan

pasar. Sedangkan berdasarkan latar belakang sosial budaya ragam hias batik Lasem

berkembang karena munculnya ide-ide baru dari para pengrajin batik Lasem

mengenai ragam hias, yang dulunya bersifat konservatif tradisional ke ragam hias

kekinian atau kontemporer, hal ini dikarenakan para pengrajin batik Lasem berpikir

diperlukan sebuah inovasi baru agar karya batiknya tidak ketinggalan zaman.

Berdasarkan latar belakang teknologi dalam pengerjaannya walupun sudah banyak

berkembang teknik-teknik lain seperti batik cap dan printing, pengrajin batik Lasem

masih tetap mempertahankan teknik batik tulis, hal ini dikarenakan pengrajin batik

Lasem ingin tetap mempertahankan nilai keeksklusifan dari batik Lasem tersebut.

Page 131: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

131

Batik Lasem digolongkan menjadi tiga golongan yaitu batik klasik/rakyat,

batik Laseman, dan batik kontemporer. Disebut batik klasik karena dalam pengerjaan

dipengaruhi oleh kebudayaan leluhur mereka seperti kepercayaan dan legenda.

Oranamen yang diterapkan juga menggunakan flora dan fauna khas Lasem. Batik

Laseman adalah batik yang ragam hiasnya dipengaruhi oleh budaya Cina, baik itu

ragam hiasnya maupun teknik pewarnaannya. Sedangkan batik kontemporer

merupakan karya batik yang berkembang pada masa kini atau sekarang, yang tidak

memiliki ketentuan seperti pada batik klasik dan lebih menonjolkan ekspresi bebas

dalam pembuatannya. Ketiga golongan batik Lasem tersebut kemudian dikaji

berdasarkan unsur-unsur desain dan prinsip desain. Unsur-unsur desain yang dikaji

pada ketiga golongan batik Lasem tersebut meliputi garis, bentuk dan warna,

sedangakan prinsip desain yang dikaji meliputi irama, keseimbangan dan pusat

perhatian.

Aspek-aspek yang mempengaruhi konsep desain ragam hias batik Lasem

meliputi aspek fungsi, bahan, proses, estetika, trend mode dan selera pasar. Aspek

fungsi, produk fungsional yang di hasilkan selain kain batik adalah pakaian jadi yaitu

pakaian pria, wanita dewasa dan anak-anak. Secara material bahan kain yang

digunakan untuk media pembatikan menggunakan bahan primissima. Bahan warna

yang digunakan adalah zat warna alami dan sintetis. Teknik yang digunakan dalam

pembuatan produk batik tulis Lasem adalah teknik batik lorodan dan teknik batik

pekalongan. Secara estetika ragam hias yang digunakan pada batik Lasem

menggunakan ragam hias jenis klasik, Laseman dan kontemporer. Perkembangan

Page 132: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

132

ragam hias batik Lasem masa kini dipengaruhi oleh trend mode yang saat ini telah

berkembang dan sesuai dengan selera konsumen.

B. Saran

harapan yang ingin dicapai dari penulisan ini tentang Kajian Ragam Hias

Batik Lasem Masa Kini adalah mampu memberikan sumbangan ilmu tentang sebuah

karya seni batik, khususnya mengenai ragam hias batik Lasem.

Penulis berharap bahwa tulisan ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait seperti

dinas pariwisata, industri kreatif yang memproduksi batik Lasem dan pihak-pihak

lain yang ingin mengetahui, mempelajari serta menyempurnakannya, demi

kelestarian sebuah karya tradisional khususnya batik Lasem.

Page 133: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

133

DAFTAR PUSTAKA

Anas, B., Hasanudin, Panggabean, R. & Sunarya, Y. 1997. Indonesia Indah Buku 8:

Batik. Jakarta: Yayasan Harapan Kita TMII.

Astaufi Herpi P. 2012. "Pola Batik Lasem Pasca Penetapan Unesco Tentang Batik

Tahun 2009".Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Bratasiswara, Harmanto. 2000. Bauwarna Adat Tatacara Jawa. Jakarta: Yayasan

Suryasumirat.

Djoemena, Nian S. 1986. Ungkapan Sehelai Batik. Jakarta: Djambatan.

Doellah, H. Santosa. 2002. Batik: Pengaruh Zaman dan Lingkungan, Surakarta.

Haryono, Timbul. 2008. Motif Ragam Hias Batik: Filosofi dan Maknanya.

Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Pascasarjana UGM.

Ishwara Helen, Yahya L. R. Supriyapto & Moeis Xenia. 2011. Batik Pesisir Pusaka

Indonesia: Koleksi Hartono. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kalingga, Honggopuro. 2002. Bathik Sebagai Busana dalam Tatatanan dan

Tuntunan. Yayasan Peduli Karaton Surakarta Hadiningrat.

Kartiwa, Suwati. 1986. Kain Songket Indonesia. Jakarta: Djambatan.

______,______. 2007. Tenun Ikat: ragam kain tradisionan Indonesia. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Khamzah, R. Panji. 1858. Cerita (Sejarah) Lasem, katurunan/kajiplak dening R. Panji

Karsono (1920), dalam buku Sabda Badra Santi, rupakanipun Mpu

Santibadra.

Koentjaraningrat. 1999. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusrianto, Adi. 2013. Batik—Filosofi, Motif, dan Kegunaan. Yogyakarta: Andi

Offset.

Kwan William, Rosina Dyah, Hadi Aulia. 2010. Eksplorasi Sejarah Batik Lasem.

Jakarta: IPI Institut Pluralisme Indonesia.

Prasetyo, Anindito. 2010. Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia. Yogyakarta:

Pura Pustaka

Rizali, Nanang. 2006. Tinjauan Desain Tekstil. Surakarta: UNS Press

____,______. 2013. Nafas Islami dalam Batik Nusantara. Surakarta: UNS Press.

Page 134: BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.id · Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang ... pada perjalanan sejarah telah membuktikan bahwa kedua unsur ... Struktur anyaman

134

Sadjiman, Ebdi Sanyoto. 2005. Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain (Nirmana).

Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.

Sewan Susanto. 1980. “Seni Kerajinan Batik Indonesia”. Balai Penelitian dan

Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen

Perindustrian RI.

Shadilly, Hasan. 1980 Ensiklopedi Indonesia. Jakarta : PT Ichtiar Baru, Van Hoeve.

Shadily, Hasan. 1990, Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif.Surakarta: UNS Press

Syafrina, Fifin. 1996. Pemanfaatan Teknik dan Desain Batik dalam berbagai Media

serta Pemanfaatannya. Jakarta: fakultas Seni Rupa IKJ.

Tirtaamidjaja. N. 1966. Batik Pola dan Tjorak. Jakarta: Djambatan.

Unjiya, M. Akrom 2014. LASEM: Negeri Dampoawang. Yogyakarta: Salma Idea.

Wahono, dkk. 2004. “Gaya Ragam Hias Bathik (Tinjauan Makna dan Simbol)”.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah/ Museum Ronggowarsito.

Wulandari, Ari. 2011. Batik Nusantara Makna Filosofi, Cara Pembuatan, dan

Industri Batik. Yogyakarta: Andi Ofset.

Sumber lain:

https://lasemheritagecity.wordpress.com/2015/03/18/gambaran-umum-wilayah-

lasem/