anyaman cele

26
BAB I PENDAHULUAN 1.Dekomposisi Dekomposisi kain tenun dalam pertekstilan adalah suatu cara menganalisa kain contoh, sehigga dari hasil analisa tersebut dapat diperoleh data-data yang dapat dipakai untuk membuat kembali kain yang sesui dengan contoh. Hasil dekomposisi digunakan untuk beberapa tujuan : 1. Tujuan ekonomis yaitu untuk menghitung biaya atau harga poko pembuatan kain seperti kain contoh 2. Tujuan pengawasan mutu yaitu sebagai alat untuk menentukan mutu kainjadi maupun untuk pengawasan mutu kain yang sedang dibuat berkenaan dengan suatu kontrak 3. Tujuan teknis yaitu untuk memperoleh data guna pembuatan kembali kain yang sesuai dengan kain contoh bahkan bila perlu membuat yang lebih baik daripada kain contoh Faktor-faktor yang perlu diketahui dalam melaksanakan dekomposisi adalah : a. Klasifikasi dan nama kain b. Ukuran kain c. Arah lusi dan pakan d. Tetal lusi dan pakan e. Permukaan dari kain f. Pemakaian kain

Upload: nizarzulfi

Post on 07-Dec-2015

320 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

anyaman cele, praktek disain tekstil, mata kuliah,

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1. Dekomposisi

Dekomposisi kain tenun dalam pertekstilan adalah suatu cara menganalisa kain

contoh, sehigga dari hasil analisa tersebut dapat diperoleh data-data yang dapat

dipakai untuk membuat kembali kain yang sesui dengan contoh. Hasil dekomposisi

digunakan untuk beberapa tujuan :

1. Tujuan ekonomis yaitu untuk menghitung biaya atau harga poko pembuatan kain

seperti kain contoh

2. Tujuan pengawasan mutu yaitu sebagai alat untuk menentukan mutu kainjadi

maupun untuk pengawasan mutu kain yang sedang dibuat berkenaan dengan suatu

kontrak

3. Tujuan teknis yaitu untuk memperoleh data guna pembuatan kembali kain yang

sesuai dengan kain contoh bahkan bila perlu membuat yang lebih baik daripada

kain contoh

Faktor-faktor yang perlu diketahui dalam melaksanakan dekomposisi adalah :

a. Klasifikasi dan nama kain

b. Ukuran kain

c. Arah lusi dan pakan

d. Tetal lusi dan pakan

e. Permukaan dari kain

f. Pemakaian kain

g. Berat per meter persegi menurut perhitungan dan penimbangan

h. Fabric cover factor

i. Mengkeret lusi dan pakan

j. Jenis benang

k. Nomor benang

l. Urutan macam benang yang berbeda

m. Asal susul bahan baku

n. Lebar sisir

o. Nomor sisir

p. Jumlah benang pakan dan bennag lusi dalam kain

q. Desain anyaman

r. Menghitung kebutuhan benang

Dalam dekomposisi anyaman yang telah dilakukan dan akan dibahas adalah

dekomposisi kain cele (check design)

Istilah – Istilah Dalam Dekomposisi Kain Tenun

Lusi Dan Pakan

Lusi adalah benang yang arahnya vertikal, benang yang sejajar dengan pinggir kain

dan digulung diatas beam tenun. Sedangkan pakan adalah benang yang diluncurkan

kedalam rongga yang dibentuk oleh lusi (mulut lusi ). Antara benang lusi dengan

benang pakan membuat silangan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu

anyaman tertentu.

Tetal Benang

Tetal benang adalah kerapatan benang-benang dalan kain setiap satuan panjang

tertentu. Ada beberapa cara menentukan tetal benang yaitu :

1. Menggunakan loupe

Untuk tetal benang lusi menggunkan luope dibantu dengan jarum. Supaya teliti

dilakukan kurang lebih 5 kali menurut arah diagonal kemudian hitung rata-

ratanya. Untuk tetal pakan sama dengan tetal lusi hanya pemeriksaannya

dilakukan pada arah tegak lurus terhadap lusi.

2. Cara perhitungan secara bergeser

Letakkan kain merata pada bidang datar dan letakkan penghitung benang yang

dapat digeser diatas kain sedemikian rupa sehingga ketika sekrup diputar

mikrosop bergerak searah lusi dan pakan.

3. Cara urai

Ambil 5 contoh uji secara acak dengan lebar 0,4 cm sampai 0,6 cm lebih lebar

dari ukuran minimum contoh uji dan cukup panjang untuk dipegang. Letakkan

jarum pada penjepit menembus contoh uji dengan jarak 0,2 cm sampai 0,3 cm dari

tepi kain. Keluarkan benang- benang pendek yang searah dengan benang yang

akan dihitung dari contoh uji yang ada diluar kedua jarum sehingga benang-

benang yang tertembus jarum sebagai setengah benang.

4. Parallel line grating

Prinsip pengujiannya adalah sejumlah jalur-jalur akan tampak pada saat parallel

line grating ditempatkan diatas permukaan kain. Letakkan grating yang sesuai

diatas kain sejajar dengan garis-garis sejajar dengan benang yang kan dihitung.

Berat Kain / m2 Dengan Cara Penimbangan

Berat kain adalah berat untuk satuan luas tertentu atau berat untuk satuan panjang

tertentu dari kain. Ada 2 macam untuk menentukan berat kain :

1. Dengan cara menimbang kain contoh yang telah dipotong menurut ukuran luas

tertentu.

2. Dengan menghitung berat lusi per m2dan berat pakan per m2kemudian kedua

berat tersebut dijumlahkan.

Mengkeret Benang

Mengkeret lusi/pakan adalah akibat dari berbagai faktor. Faktor yang sangat

berpengaruh adalah terjadinya silangan-silangan benang yang terdapat dalam kain

tenun. Karena itu besar kecilnya mengkeret benang dipengaruhi oleh tetal

lusi,pakan,nomor lusi, nomor pakan. Selain itu bila faktor lainnya sama maka makin

banyak silangan makin besar mengkeret. Ada 2 cara untuk menentukan peubahan

tersebut ;

1. Crimp adalah persentase perubhan panjang benang dari keadaan lurus (P1)

menjadi panjang kain tenun (P2) terhadap panjang kain (P2).

C = P1−P2

P2x100 %

2. Take up atau contraction atau mengkeret adalah persentase perubahan panjang

benang dari keadaan lurus (P1) menjadi panjang kain tenun (P2) terhadap panjang

benang

T=P1−P2P1

x100 %

Nomor Benang

Nomor benang adalah kehalusan benang yang dinyatakan dalam satuan berat setiap

panjang tertentu atau satuan panjang setiap berat tertentu. Penomoran benang dibagi

menjadi 2:

1. Penomoran Langsung

Penomoran langsung adalah penomoran benang yang didasarkan pada berat

benang setiap panjang tertentu atau disebut dengan panjang tetap.

Yang termasuk nomor benang langsung adalah Td, Tex

2. Penomoran Tidak Langsung

Penomoran tidak langsung adalah penomoran benang yang didasarkan pada

panjang benang setiap berat tertentu atau disebut dengan penomoran berat tetap.

Yang termasuk penomoran tidak langsung adalah Ne1 dan Nm.

Menentukan Nomor Benang

Penentuan nomor lusi maupun pakan merupakan lanjutan dari pengukuran benang lusi

dan pakan yang telah dikeluarkan dari kain. Untuk mnentukan nomor lusi 20 helai

benang lusi yang sudah dikeluarkan dari kain ditimbang pada microbalace untuk

mengetahui beratnya. Apabila : Panjang lusi setelah diluruskan = 12 cm

Berat lusi 20 helai benang = 30 mg

Maka :

Nm=20 x PLBl

=20x 0,12m0,030 g

=80

Ne1=¿0,59 x Nm=80 x0,59=47,20¿

Sejalan dengan cara diatas nomor benang pakan ditentukan dengan menimbang 20

helai benang pakan kemudian dihitung sama dengan halnya benang lusi.

Berat Kain ¿m2 Dengan Cara Perhitungan

Pada prinsipnya berat lusi mamupun pakan dapat ditentukan atau dihitung beratnya

apabila nomor benang dan seluruh panjang benang telah diketahui. Selain cara

penimbangan berat kain ¿m2 dapat dihitung dengan cara perhitungan yaitu sebagai

berikut :

Berat lusi¿m2= a gram

Berat pakan/¿m2= b gram

Berat kain¿m2= a+b

Fabric Cover Factor

Fabric cover factor adalah perbandingan permukaan kain yang ditutupi oleh benang-

benang terhadap luas permukaan kain keseluruhan dan ditentukan dengan persamaan

sebagai berikut :

CF (% )=(Cw+C f−Cw xC f )x 100

Dimana Cw adalah warp cover factor dan C f adalah filling cover factor

Cw=nw x dw

C f=nf x d f

keterangan gambar :nw=tetal benang lusi

dw=diameter benang lusi

n f=tetal benang pakan

d f=diameter benang pakan

Cover factor maksimum adalah 1 dimana benang saling bersinggungan satu sama lain.

Situasi ini dinamakan jamming state. Cover factor bisa lebih dari 1 dimana benang-

benang saling menumpuk satu sama lain membentuk lapisan- lapisan benang. Sifat

kain yang dipengaruhi oleh cover factor adalah daya tembus udara.

Menggambar Anyaman

Menggambar anyaman desain tekstil dilakukan diatas kertas yang mempunyai garis

sejajar yang vertikal dan horizontal. Kedua garis tersebut membuat kotak-kotak kecil.

Untuk menyatakan anyaman suatu kain dapat dilakukan dengan cara:

1. Dengan menyebut nama anyaman

2. Dengan gambar anyaman

Penggambaran anyaman dapat dilakukan dengan cara :

a. Menggunakan gambar yaitu dengan memberi warna atau arsiran pada kotak-

kotak kertas desain untuk efek lusi diatas benang pakan, sedangkan untuk efek

lusi dibawah benang pakan maka kotak tersebut dibiarkan kosong.

Menggunakan tanda dimana tanda yag digunakan berupa angka diatas garis datar,angka dibawah garis datar, garis miring dan angka dibelakang garis miring. Angka diatas garis datar menunjukkan efek lusi dan dibawah garis datar menunjukkan efek pakan dengan cara pembacaan angka mulai dari angka paling kiri atas kemudian kebawah dan sterusnya.

BAB II

DEKOMPOSISI KAIN CELE

a. Maksud dan Tujuan

- Maksud

Menganalisa dekomposisi kain cele.

- Tujuan

1. Menentukan arah lusi dan pakan

2. Menghitung tetal benang dalam kain

3. Menghitung berat kain per meter persegi

4. Menghitung mengkeret benang,nomor benang,dan fabric cover factor

5. Menghitung kebutuhan lusi dan pakan untuk masing – masing warna

6. Menggambar anyaman kian contoh

b. Teori Dasar

Pada dasarnya kain cele atau kotak – kotak ,merupakan kain yang memiliki kontruksi

anyaman polos dengan ubahannya. Ubahannya bisa pada struktural desain maupun

desain permukaannya. Pembuatan struktur desain dilakukan dengan jalan mengolah

faktor – faktor kontruksi kain, meliputi :

- Penggunaan benang yang berbeda warna

- Penggunaan benang yang berbeda jenis seratnya

- Penggunaan benang yang diberi pengerjaan yang berbeda

- Penggunaan tetal lusi dan pakan yang berbeda

Cara yang paling sering digunakan untuk membuat kain cele biasanya dengan

menggunakan benang yang berbeda warna, baik benang lusi maupun benang

pakannya,sehingga perpaduan antara benang lusi dan benang pakan membentuk suatu

motif kotak – kotak akibat dari perbedaan warna benang tadi.

Dalam dekomposisi kain cele selain menghitung nomor benang, tetal benang,

mengkeret benang,dan sejenisnya, juga menghitung kebutuhan lusi dan pakan untuk

masing – masing warna yaitu dengan cara :

1. Menentukan jumlah lusi/m

Jumlah lusi permeter = T Linchi2,54

x 100

2. Menentukan jumlah pakan/m

Jumlah pakan permeter = T Pinchi2,54

x 100

3. Menentukan jumlah repeat corak lusi/m

Jumlah rapot corak lusi/m = jumlahlusi permeterjumlahlusi per rapot

4. Mentukan jumlah repeat corak pakan/m

Mentukan jumlah repeat corak pakan/m = jumlah pakan permeterjumlah pakan per rapot

5. Menentuakan jumlah msing – masing warna/m

∑ benang tiapwarna permeter (lusi )=∑ repeat lusi permeter x∑ benang tiapwarna perrepeat lusi

∑ benang tiapwarna permeter (lpakan)=∑ repeat pakan permeter x∑ benang tiap warna perre peat pakan

6. Menentukan berat lusi dan pakan tiap warna/meter

Berat benang tiap warna (lusi)

¿ jumlahbenang tiapwarna permeterNm

x100

100−Clx P (100 cm )

Berat benang tiap warna (pakan)

jumlahbenang tiapwarna permeterNm

x100

100−Cpx P (100cm )

BAB III

PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan Loupe

Jarum

Mistar

Kertas disain

Gunting

Timbangan dengan skala miligram dan gram

Pensil

2. Cara Kerja

1. Siapkan kain contoh (kain anyaman polos,keper dan satin )

2. Tentukan arah lusi dan pakan beri tanda panah

3. Hitung tetal lusi dan pakan pada 5 tempat yang berbeda

4. Cari rata-rata tetalnya

5. Kain contoh dipotong 10 x 10 cm kemudian timbang

6. Ambil benang lusi dan pakan dari sisi yang berbeda masing-masing 5 helai

7. Kemudian timbang benang tersebut

8. Hitung mengkeret benang lusi dan pakan dengan rumus :m= Pb−PkPb

x 100 %

Pb = panjang benang dari kain contoh

Pk = panjang benang setelah diluruskan

9. Timbang lusi dan pakan dari no 4

10. Hitung no lusi dan pakan

Panjang 10 lusi pakan setelah diluruskan = ...cm = .. m

Berat 10 benang lusi pakan setelah diluruskan =... mg = ...g

Rumus : Nm = P (m)B(g) , Ne , Tex, Td

11. Hitung berat kain ¿m2 secarateoritis

a. Cara penimbangan

Berat kain ¿m2=berat kain contoh x100 %=B1

b. Dengan perhitungan

Nm = P (m)B(g)

,B= PNm

Panjang seluruh lusi dalam 1m2kain dibagi dengan Nm lusi

tetal( hlinchi ) x100cmx

(100)(100−Ml)

x100

Nmx 100=B2

Untuk benang pakan = B3

Berat kain ¿m2= B2 + B3 = B4

c. Hitung selisih berat hasil penimbangan dengan hasil

12. Hitung fabric cover faktor

Warp cover factor (Cw) = nw−dw

Filling cover factor (Cf) = n f−d f

d= 128√N e1

13. Menghitung kebutuhan lusi dan pakan untuk masing – masing warna

3. Data Percobaan

a. Tetal Benang

No Tetal lusi Tetal pakan

1 73 hl/inchi 60 hl/inchi

2 73 hl/inchi 60 hl/inchi

3 73 hl/inchi 60 hl/inchi

Jumlah 219 hl/inchi 180 hl/inchi

Rata-rata 73 hl/inchi 60 l/inchi

b. Rata – Rata Panjang 10 Benang Setelah Diluruskan

Berat kain = 0,90 g

Berat 10 benang lusi setelah diluruskan = 15 mg

Berat 10 pakan setelah diluruskan = 17 mg

c. Mengkeret Benang

Mengkeret pakan = Pb x – Pk

pb xx100 %=10.53cm−10cm

10,53cmx 100 %=5,03 %

Mengkeret lusi = Pb x – Pk

pb xx100 %=10,41cm−10cm

10,41cmx 100%=3,93 %

d. Nomor Benang

Nm = Panjang (m)berat (g)

No Panjang 10 cm lusi Panjang 10 cm

pakan

1 10,5 10,5

2 10,4 12

3 10,4 10,5

4 10,5 10,4

5 10,6 10,5

6 10,2 10,4

7 10,3 10,4

8 10,5 10,3

9 10,4 10,3

10 10,3 10

Jumlah 104,1 105,3

Rata-rata 10,41 10,53

Benang lusi

Panjang benang lusi setelah diluruskan = 104,1 cm = 1,041 m

Berat lusi setelah diluruskan = 15 mg = 0,015 g

Nm = Panjang (m )berat (g )

=1,041m0,015 g

=69,4

N e=0,59 x 69,4=40,9

Tex = 100069,4

=14,4

Td = 900069,4

=129,6

Benang pakan

Panjang benang pakan setelah diluruskan = 105,3cm = 1,053 m

Berat benang pakan setelah diluruskan = 17 mg = 0,017 g

Nm = Panjang (m )berat (g )

=1,053cm0,017 g

=61,9

Ne = 0,59 x 61,9= 36,5

Tex = 100061,9

=16,15

Td = 900061,9

=145 ,3

e. Berat Kain/m2

Dengan penimbangan

Berat kain/m2=berat kain contoh x100 %=0,90g x 100 %=90g

Dengan perhitungan

Lusi

tetal lusi ( hlinchi ) x100 x ( 100

100−Ml ) x100

Nm x100=

732,54

x100 x ( 100100−3,93 ) x100

69,4 x 100=43

Pakan

tetal pakan( hlinchi )x 100x ( 100

100−Ml ) x100

Nmx 100=

602,54

x 100x ( 100100−5,03 )x 100

61,9 x100=40,1

Berat kain/m2=berat lusi+berat pakan=43+40,1=83,1

Selisih = beratbesar−beratkecil

beratbesarx 100 %=90−83,1

90x 100 %=7,6 %

f. Fabric Cover Factor

Warp fabric factor

Cw = nw−dw

Cw = 73 x 1

28√40,9=90 x

1179,06

=0,40

Filling cover factor

Cf = n f−df=¿ 60 x 1

28√36,5=73,3 x 1

169,16=0,35¿

Cover factor

CW = (C ¿¿w+C f−Cw x C f )x100 %=(0,40+0,35−0,40 x 0,35)x100 %=61% ¿

g. Menghitung Kebutuhan Lusi Dan Pakan Untuk Masing – Masing Warna

Jumlah benang dalam 1 rapot

No Warna benang lusi Jumlah Warna benang Pakan Jumlah

1 Hitam 1 Hitam 2

2 Putih 1 Putih 2

3 Hitam 2 Hitam 4

4 Putih 1 Putih 2

5 Hitam 3 Kuning 12

6 Putih 1 Putih 6

7 Kuning 17 Kuning 2

8 Putih 6 Merah 8

9 Merah 12 Kuning 2

10 Kuning 1 Merah 2

11 Merah 2 Kuning 2

12 Kuning 1 Merah 11

13 Merah 16 Kuning 2

14 Hitm 1 Putih 2

15 Putih 1 Hitam 2

16 Hitam 2 Putih 2

17 Putih 1 Hitam 4

18 Hitam 3

19 Putih 1

Jumlah 73 67

Menentukan jumlah lusi/m

Jumlah lusi/m = T Linchi2,54

x 100 =

732,54

x 100=2874 hl

Menetukan jumlah pakan/m

Jumlah pakan permeter = T Pinchi2,54

x 100=67

2,54x100=2362hl

Menentukan jumlah repeat corak lusi/m

Jumlah rapot corak lusi/m = jumlahlusi permeterjumlahlusi per rapot

=287473

=39,36

Mentukan jumlah repeat corak pakan/m

Mentukan jumlah repeat corak pakan/m =

jumlah pakan permeterjumlah pakan per rapot

=23622,54

x 100=35,25

Menetukan jumlah benang secara perhitungan

Lusi=( jumlahbenang per rapot x jumlah benangutuh)=73x 39=2847 hl

Pakan=( jumlahbenang per rapot x jumlah benangutuh)=67 x35=2345hl

Menghitung Sisa benang

Lusi

jumlah benang permeter− jumlah benangsecara perhitungan=2874−2847=27hl

Pakan

jumlah benang permeter− jumlahbenang secara perhitungan=2362−2345=17hl

Menentukan jumlah msing – masing warna/m

Penyebaran sisa benang dalam satu rapot

No Warna benang lusi Jumlah Warna benang

Pakan

Jumlah

1 Hitam 1 + 1 Hitam 2 + 2

2 Putih 1 + 1 Putih 2 + 2

3 Hitam 2 + 2 Hitam 4 + 4

4 Putih 1 + 1 Putih 2 + 2

5 Hitam 3 + 3 Kuning 12 + 7

6 Putih 1 +1 Putih 6

7 Kuning 17 + 17 Kuning 2

8 Putih 6 + 1 Merah 8

9 Merah 12 Kuning 2

10 Kuning 1 Merah 2

11 Merah 2 Kuning 2

12 Kuning 1 Merah 11

13 Merah 16 Kuning 2

14 Hitm 1 Putih 2

15 Putih 1 Hitam 2

16 Hitam 2 Putih 2

17 Putih 1 Hitam 4

18 Hitam 3

19 Putih 1

Jumlah benang tiap warna

No Warna benang Lusi Pakan

1 Hitam 12 12

2 Putih 12 14

3 Kuning 19 20

4 Merah 30 21

Kebutuhan masing – masing warna

No Warna benang Perhitungan benang lusi Perhitungan benang pakan

1 Hitam (12 x 39) + 6 = 474 (12 x 35 ) + 6 = 426

2 Putih (12 x 39) + 4 = 472 (14 x 35) + 4 = 494

3 Kuning (19 x 39) + 17 = 758 (20 x 35 ) + 7 = 707

4 Merah (30 x 39) + 0 = 1170 (21 x 35 ) + 0 = 735

Menentukan berat lusi dan pakan tiap warna/meter

¿ jumlahbenang tiapwarna permeterNm

x100

100−Cl

No Warna benang Perhitungan benang lusi Perhitungan benang pakan

1 Hitam 47469,4

x100

100−3,93=7,09

gm

42661,9

x100

100−5,03=7,23

gm

2 Putih 47269,4

x100

100−3,93=7,07

gm

49461,9

x100

100−5,03=8,39

gm

3 Kuning 75869,4

x100

100−3,93=11,36

gm

70761,9

x100

100−5,03=12,01

gm

4 Merah 117069,4

x100

100−3,93=17,53

gm

73561,9

x100

100−5,03=12,49

gm

Jumlah (7,09 +7,07 +11,36 + 17,53) =

43,05 g/m

(7,23+8,39+12,01+12,49) =

40,12 g/m

Berat lusi/ m + berat pakan/m = 43,05 g/m + 40,12 g/m = 83,17 g

Selisih berat

berat besar – beratkecilberat besar

x100 %=90 g−83,17g90 g

x100 %=7,6 %

4. Kontruksi Anyaman

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5. Diskusi

Pada dekomposisi kain cele didapat selisih berat sebesar 7,6% dengan kerapatan

61%. Selisih berat 7,6% ini didapat mungkin karena pada saat penimbangan terjadi

ketidaktelitian, atau pada saat mengukur panjang juga tidak teliti sehingga hal – hal

ini menyebabkan selisih berat yang didapat menjadi lebih besar dari pada 5%. Pada

dekoposisi kain cele selain menganalisa nomor benang,tetal benang,nomor benang,

selisih berat dan cover factor dikain cele juga menganalisa kebutuhan benang lusi dan

pakan untuk masing – masing warna. Untuk mennetukan kebutuhan bennag dilakukan

penghitungan jumlah benang setiap rapot. Dihitung juga jumlah masing – masing

warna dalam 1 rapot. Hasil yang didapat untuk kebutuhan benang lusi dan pakan

untuk masing – masing warna adalah:

1. Jumlah benang lusi/ m = 2874hl

2. Jumlah pakan/m = 2345 hl

3. Jumlah rapot/m lusi = 39,36, pakan = 35,25

4. Sisa bennag pakan = 17 dan lusi = 27

5. Berat benang lusi = 43,05 g, pakan = 40,12 g

6. Berat benang cara perhitungan = 83,17 g

6. Sample Kain

BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan Pada dasarnya kain cele atau kotak – kotak ,merupakan kain yang memiliki kontruksi

anyaman polos dengan ubahannya. Ubahannya bisa pada struktural desain maupun

desain permukaannya. Pembuatan struktur desain dilakukan dengan jalan mengolah

faktor – faktor kontruksi kain, meliputi :

- Penggunaan benang yang berbeda warna

- Penggunaan benang yang berbeda jenis seratnya

- Penggunaan benang yang diberi pengerjaan yang berbeda

- Penggunaan tetal lusi dan pakan yang berbeda

Selain ada analisa seperti analisa untuk dekomposisi anyaman polos, dan sebagainya

ada juga analisa yang lain yaitu menentukan kebutuhan lusi dan pakan untuk masing –

masing warna. Inilah yang membedakan kain cele dengan kain lainnya selain motif

kotak – kotaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Sugeng W,.dkk,. Desain Tekstil 1, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil,2013. Bandung