bab i pendahuluan - library.binus.ac.id 1_2014_0022.pdf · 1895 di medan, ketiga orang eropa ......
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepadatan lalu lintas disebabkan oleh tingkat pertumbuhan penjualan
kendaraan bermotor yang tinggi (sekitar 15%). Hal ini tidak sebanding dengan
pertumbuhan ruas jalan yang dibawah 1%. Dan juga diperparah oleh
mayoritas pertumbuhan kendaraan bermotor yang disumbang oleh kendaraan
pribadi.Gejala ini terjadi secara bertahun–tahun, karena tidak tersedianya
angkutan umum yang murah, aman dan nyaman. Sebagai alternatif,
masyarakat menggunakan kendaraan pribadi baik itu bermotor maupun tanpa
motor, dalam hal ini kendaraan tanpa motor adalah sepeda. Namun,
kedepannya, pemerintah akan menggalakan penggunaan transportasi umum
(tertuang dalam Macro Transportation Plan) dan sepeda juga merupakan
sarana yang tepat untuk menjangkau transportasi umum tersebut, menurut
studi oleh Interface for Cycling Expertise (I-CE) - Belanda. Salah satu
alasannya ialah sepeda menghemat ruang baik dalam penggunaan maupun
penyimpanan.
Bersepeda mulai kembali populer di kota–kota besar, seperti di Jakarta
sejak tahun 2000an. Pemerintah mulai mendukung kegiatan warga untuk
bersepeda ditandai dengan car free day yang dimulai di tahun 2002 di ruas
jalan besar (Jl. Sudirman dan Jl. Thamrin) dan telah dilaksanakan setiap hari
2
minggu pagi dan hal ini ikut mendorong diadakannya jalur khusus pengguna
sepeda (tertuang dalam master plan Jakarta 2030). Kota besar lain selain
Jakarta yang peduli dengan bersepeda ialah Bandung, dengan Walikota
Ridwan Kamil, beliau memprakarsai setiap hari Jumat, pemerintah kota
(Pemkot) dihimbau menggunakan sepeda dan ide ini terus bergulir ke
masyarakat di Bandung hingga Gubernur Jawa Barat pun turut mendukung.
Dukungan dari pemerintah antara lain melegalkan undang – undang (UU)
tahun 2009 mengenai lalu lintas, hak bagi pejalan kaki dan pesepeda.
Bersepeda tidak hanya dilihat sebagai alat transportasi untuk
berpindah lokasi melainkan banyak manfaat yang didapat oleh pesepeda
(individu) dan lingkungan sekitarnya (society), baik langsung maupun tidak
langsung. Menurut komunitas bike to work Indonesia, setidaknya terdapat 60
manfaat bersepeda, berikut beberapa manfaat tersebut:
1. Badan menjadi lebih bugar, sehingga dapat meningkatkan konsentrasi
yang berdampak pada meningkatnya produktivitas kerja dan juga kualitas
hidup
2. Memacu jantung, memperlancar aliran darah dan membuat tubuh sehat,
sehingga tidak mudah sakit dan daya tahan tubuh meningkat
3. Membentuk masa otot, mengurangi lemak, sehingga membangun postur
tubuh lebih baik dan memperbaiki penampilan, sehingga pada akhirnya
turut meningkatkan rasa percayaan diri
3
4. Mengurangi konsumsi energi, polusi udara, serta menggunakan hanya
sedikit sumber daya alam dibanding dengan transportasi lainnya, dengan
demikian pesepeda ikut berkontribusi untuk keberlanjutan alam.
Saat ini bersepeda lebih dari pemenuhan kebutuhan.Dilatar belakangi
oleh berbagai persamaan, para pesepeda ini tumbuh dan membentuk suatu
komunitas.Komunitas–komunitas yang terbentuk tersebut tidak harus dalam
skala besar, dan uniknya satu orang pesepeda dapat memiliki lebih dari satu
komunitas. Para pesepeda membentuk komunitas karena memiliki kesamaan
antara lain kesamaan tujuan, asal pesepeda, dan alasan lainnya. Untuk
kesamaan tujuan seperti dapat dilihat komunitas pencinta alam, ke kantor
(bike to work) dan lainnya. Dan untuk komunitas asal pesepeda (geografis),
seperti komunitas sepeda bintaro, ciputat, dan lainnya. Komunitas bike to
work sendiri didirikan di 2004, di tahun 2005 berhasil mengumpulkan 500
anggota, Anggota komunitas ini, di bagi menjadi chapter – chapter, 1 chapter
mewakili 1 wilayah. Di tahun 2009 sudah terdapat setidaknya 31 wilayah.Dan
di 2013, di wilayah bekasi saja sudah berhasil mengumpulkan 900 anggota
keseluruhan, dengan 600 anggota aktif.
Menurut jurnal Analyzing the time frame for the transition from
leisure-cyclist to commuter-cyclist, awalnya pengguna sepeda komuter
diawali oleh penikmat sepeda biasa. Komuter merupakan istilah pergi ke suatu
tujuan berulang – ulang, seperti ke kantor atau sekolah. Dari 543 responden,
setidaknya 2/5 komuter masuk kategori ini.
4
Sebelum lebih jauh, baiknya kita melihat, bahwa sepeda sudah
menjadi bagian dari kebudayaan di Indonesia.Gambar dibawah ini diambil
1895 di Medan, ketiga orang eropa berfoto dengan sepedanya masing–masing.
Dapat diambil kesimpulan bahwa budaya bersepeda
Gambar 1.1. Foto pengendara sepeda tahun 1895
diambil dari bangsa eropa dan telah ada di Indonesia serta membudaya sejak
lama di bumi pertiwi ini. Berikut sebutan sepeda – sepeda yang terkenal di
Indonesia, antara lain : ontel, jengki, kumbang dan sundung.
Saat ini, jumlah dan jenis sepeda jauh lebih beragam dibanding
beberapa dasawarsa lalu, dikarenakan kebutuhan konsumen yang ingin lebih
dari waktu ke waktu dan didukung pula oleh kecanggihan teknologi dan
pengetahuan.Saat ini, banyak beredar sepeda gunung (MTB), sepeda jalanan
(road bike), fixie, dan lainnya. Masing–masing dengan ciri khasnya, baik itu
dari frame, suspensi yang dipilih (depan, belakang, maupun keduanya),
dimensi dan tapak ban, dan ciri lainnya.
Bisnis Sepeda saat ini terus berkembang ditandai dengan semakin
banyaknya gerai–gerai penjualan sepeda dan pasarnya pun sekarang lebih
luas, mulai dari segmen bawah hingga konsumen yang rela membayar mahal
5
untuk sepeda.Produsen–produsen lokal pun tidak mau kalah saing, tercatat
yang paling aktif adalah polygon.Agar persaingan terus sehat dan terjaga, dan
kepentingan dasar konsumen terpenuhi, maka pemerintah mengeluarkan
peraturan mengenai standar nasional Indonesia (SNI) mengenai sepeda.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah pada Business Model Creation (BMC) ini adalah
untuk menjawab kebutuhan masyarakat terutama di Jakarta akan sepeda yang
nyaman dan aman dari segi material untuk digunakan sehari-hari, agar sepeda
ini juga dapat mendukung aktivitas para penggunanya tanpa harus mengurangi
fungsi-fungsi dari sepeda itu sendiri. Fungsi sepeda yang dimaksud adalah
sepeda yang dapat secara kenyamanan yang dirasakan oleh para penggunanya,
dan cenderung lebih kearah gaya bersepeda perkotaan yang memiliki ciri khas
simple sehingga cocok untuk digunakan sehari-hari. Hal ini dilakukan
mengingat sepeda yang beredar kebanyakan di Indonesia merupakan sepeda
yang berstandar untuk pembalap, atau sepeda yang fungsinya diperuntukan
untuk balap sepeda, sehingga kenyamanan akan berkurang ketika sepeda ini
digunakan pemakai sepeda untuk keperluan sehari-hari. Demikian juga
dengan apparel yang dipakai oleh pesepeda.
Bisnis ini lebih memfokuskan kepada kostumisasi sepeda (custom
bike) sesuai dengan kebutuhan dari calon penggunanya, sehingga pengguna
sepeda yang menginginkan sepeda dengan pemakaian sehari-hari dapat
6
memiliki pilihan menggunakan sepeda yang memang diperuntukkan untuk
penggunaan sehari-hari. Selain itu kami juga fokus terhadap pasar apparel
dari sepeda, bisnisini akan fokus pada daerah perkotaan, Jakarta terlebih
dahulu, karena peruntukkan sepeda ini adalah alternatif kendaraan di tengah
perkotaan untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara yang biasanya
berdampak negatif.
1.3 Permasalahan
Kenyamanan dan keamanan bersepeda merupakan hal yang sangat
didambakan para pengguna sepeda dalam memilih sepeda yang akan mereka
pakai. Sepeda sendiri memiliki tipe-tipe yang digemari oleh para pemakainya.
Berikut adalah tipe sepeda yang populer di masyarakat Indonesia saat ini
selain sepeda Fixie:
1. Mountain Bike
2. Road Bike
Mountain bike biasanya dipilih oleh pesepeda pemula karena memiliki
suspensi sehingga nyaman jika digunakan pada kondisi on road maupun off
road.Sedangkan road bike, sepeda ini didesain sedemikian rupa guna
memenuhi kebutuhan untuk melaju secara kencang di jalan halus, sehingga
desainnya pun sangat sporty untuk mendapatkan sisi aerodinamis ketika
menaikinya. Kedua sepeda tersebut memiliki karakteristik masing-masing,
tetapi pada kenyataanya sepeda-sepeda tersebut tidak bisa menawarkan
7
kenyamanan untuk aktivitas sehari-hari karena memang dasar kegunaannya
yang spesifik.
Beredarnya ukuran frame yang kurang beragam juga kami anggap
sebagai masalah. Karena ukuran suatu sepeda sangat berpengaruh terhadap
kenyamanan bersepeda. Sepeda branded yang beredar dipasaran umumnya
hanya menghadirkan ukuran yang terbatas (seperti: Marin, Specialized, Scott,
dan banyak brand lainnya).
Ukuran tersebut umumnya ditandai dengan: S, M, L, XL, atau ada juga
yang berupa range ukuran. Tinggi badan 2 orang yang sama belum tentu
memiliki panjang kaki yang sama, oleh karena itu ukuran frame yang sesuai
seharusnya berbeda. Contohnya: Seseorang yang memiliki tinggi badan 175
cm dengan panjang kaki 80 cm membutuhkan frame sepeda dengan ukuran 17
inch, berbeda halnya dengan seseorang yang memiliki tinggi yang sama
namun memiliki panjang kaki 84 cm yang membutuhkan frame sepeda
dengan ukuran 19 inch. Di bawah ini adalah tabel ukuran sepeda.
8
Gambar 1.2. Size Chart
9
Standar ukuran yang kami gunakan adalah standar ukuran untuk jenis
sepeda MTB dengan menggunakan satuan inch (Road Bike menggunakan
satuan cm). Tidak ada alasan khusus dalam penggunaan standar ukuran yang
kami gunakan. Kami hanya melihat kesamaan dari segi penggunaan groupset.
Jenis sepeda urban commuter biasanya menggunakan jenis groupset yang
biasa digunakan pada MTB.
Cara pengukuran panjang kaki bukan dilakukan dengan cara
mengukurnya dari pinggul seperti yang dilakukan oleh penjahit pada saat
mengukur panjang kaki. Tetapi yang dilukur adalah panjang kaki dari area
pangkal paha hingga ujung tumit atau ujung kaki yang menempel pada lantai
dan dilakukan dengan tidak menggunakan alas kaki. Pengukuran panjang
kaki ini biasa disebut dengan pengukuran inseam.
10
Ukuran sepeda berupa inch adalah panjang seat tube center to top
seperti yang ditujukkan pada gambar diatas. Ukuran panjang seat tube juga
berpengaruh terhadap panjang tube lainnya.
Untuk apparel sepeda pun yang banyak beredar adalah berupa jersey
yang sebenarnya lebih sesuai untuk kegunaan olahraga, bukan untuk
kegunaan harian. Sebenarnya sudah ada apparel untuk kalangan urban yang
biasanya digunakan oleh para pengendara sepeda Fixie, hanya saja biasanya
tema-nya sangat “youth” dan biasanya untuk kaos bahan yang digunakan
adalah seperti kaos biasa.
Berdasarkan masalah-masalah diatas mengenai hal kenyamanan
bersepeda dan kesesuaian apparel, kami akan membuat suatu produk yang
diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan kaum urban. Fitur custom dan
design memberi value lebih kepada customer agar mereka dapat
mengekspresikan diri mereka melalui sepeda serta apparel-nya yang sifatnya
Gambar 1.3 Pengukuran Frame Sepeda
11
personal ini. Atas dasar hal-hal tersebut, kami melihat bahwa bisnis ini
merupakan bisnis yang menjanjikan dan berpeluang, ditambah lagi dengan
prospeknya untuk jangka panjang.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan business model creation (BMC) ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bergaya hidup sehat dan
mencintai lingkungan dengan menggunakan sepeda sebagai sarana
transportasi.
2. Mengurangi kemacetan dan polusi udara, dengan penggunaan sepeda.
3. Menghadirkan sepeda yang memenuhi kebutuhan aktivitas harian dari
para calon penggunanya.
4. Membuka lapangan pekerjaan dan menghasilkan revenue untuk seluruh
pihak terkait didalam bisnis ini.
Manfaat dari business model creation ini adalah :
1. Membuat para pengguna sepeda bisa dengan nyaman bersepeda dengan
menggunakan sepeda kostumisasi.
2. Mengurangi kemacetan dan polusi udara di DKI Jakarta.
3. Menghadirkan tren hidup sehat dengan menggunakan sepeda, sehingga
akan timbul kesadaran akan kesehatan yang lebih tinggi.
12
1.5 Metodologi Pengumpulan Data
Data yang kami kumpulkan dalam pembuatan thesis ini didapat dari
data primary dan data secondary.Data Primary berasal dari wawancara dan
Data secondary didapat dari jurnal / referensi.
Sebelum kami wawancara, target audience kami disesuaikan dengan
kebutuhan kami, dan beragam, dari mulai pengguna sepeda harian, pengguna
sepeda sebagai hobi, hingga pengguna sepeda sekali – kali.
Jurnal / referensi yang kami dapatkan berasal dari Internet, namun
diseleksi dahulu, sedapat mungkin bereputasi baik dan dalam bentuk
pdf.Salah satu sumber jurnal yaitu ProQuest.
1.6 Struktur Business Model Creation
BAB I
Bab I dari penulisan thesis ini berisi tentang latar belakang dibuatnya
model bisnis custom bike, permasalahan yang terjadi di pasar, serta tujuan dan
manfaat dibuatnya bisinis model ini. Bab I berisi gambaran umum serta
singkat mengenai keadaan atau kondisi yang terjadi sekarang, dan kondisi ini
membuat sebuah peluang bisinis yang nantinya akan menjadi solusi untuk
memecahkan permasalahan yang ada pada pasar.
13
BAB II
Bab II dari penulisan thesis ini berisi tentang analisa kompetitor, teori
9 building blocks, visi dari bisnis ini, serta idea generation. Ketiga hal ini
menjadi pokok pemikiran isi dari bab II untuk melihat apakah bisnis ini sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh penulis.
BAB III
Bab III dari penulisan thesis ini berisi tentang desain dari bisnis model
yang akan dijalankan, desain ini terdiri dari konsep perusahaan, pengenalan
komponen-komponen sepeda serta yang terdapat didalamnya, serta
pengenalan beberapa produk yang akan dipasarkan. Bab III ini juga berisi
gambaran secara umum konsep model bisnis dari custom bike.
BAB IV
Berisi strategi – strategi perusahaan baik secara operasional dan
marketing, serta tim maupun organisasi yang akan dibentuk dan juga financial
perusahaan.
BAB V
Berisi Kesimpulan mengenai apa yang kami buat dan pandangan objektif.