bab 2 landasan teori dalam kegiatan operasional sebuah...

42
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang teori-teori dasar yang berkaitan dengan topik skripsi, seperti teori mengenai data, sistem, dan sistem informasi. 2.1.1 Data Dalam kegiatan operasional sebuah perusahaan pasti akan menghasilkan data. Menurut Connolly dan Begg (2010, p.70), data merupakan komponen yang paling penting dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang dari end-user. Data berperan sebagai penghubung antara mesin dengan pengguna. Hal ini diperjelas oleh McLeod et al. (2007, p.426), dimana data adalah fakta dan figur yang umunya tidak dapat digunakan karena volume yang besar dan sifat yang tidak bisa dimurnikan. Dan hal ini dukung oleh pernyataan dari Turban et al. (2007, p.5), dimana data adalah deskripsi dasar dari benda – benda, kejadian – kejadian, aktivitas – aktivitas, dan transaksi – transaksi yang dicatat, diklasifikasikan, dan disimpan tetapi tidak dimaksudkan untuk menyampaikan arti tertentu. Data dapat berupa angka, huruf, orang, gambar, dan suara. Dari ketiga teori tersebut dapat disimpulkan bahwa data merupakan kumpulan fakta dan figur dari aktivitas-aktivitas, dan transaksi-transaksi yang dicatat, diklasifikasikan, dan disimpan sebagai penghubung antara mesin dengan pengguna. 2.1.2 Informasi Dalam sebuah pemprosesan suatu data pasti akan menghasilkan informasi. Informasi menurut Sawyer dan Williams (2007, p.25), adalah data yang telah dirangkum atau dimanipulasi dalam bentuk lain untuk tujuan pengambilan keputusan.

Upload: others

Post on 12-Feb-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang teori-teori dasar yang

berkaitan dengan topik skripsi, seperti teori mengenai data, sistem, dan

sistem informasi.

2.1.1 Data

Dalam kegiatan operasional sebuah perusahaan pasti akan

menghasilkan data. Menurut Connolly dan Begg (2010, p.70), data

merupakan komponen yang paling penting dalam Database Management

System (DBMS), berasal dari sudut pandang dari end-user. Data berperan

sebagai penghubung antara mesin dengan pengguna.

Hal ini diperjelas oleh McLeod et al. (2007, p.426), dimana data

adalah fakta dan figur yang umunya tidak dapat digunakan karena volume

yang besar dan sifat yang tidak bisa dimurnikan.

Dan hal ini dukung oleh pernyataan dari Turban et al. (2007, p.5),

dimana data adalah deskripsi dasar dari benda – benda, kejadian –

kejadian, aktivitas – aktivitas, dan transaksi – transaksi yang dicatat,

diklasifikasikan, dan disimpan tetapi tidak dimaksudkan untuk

menyampaikan arti tertentu. Data dapat berupa angka, huruf, orang,

gambar, dan suara.

Dari ketiga teori tersebut dapat disimpulkan bahwa data merupakan

kumpulan fakta dan figur dari aktivitas-aktivitas, dan transaksi-transaksi

yang dicatat, diklasifikasikan, dan disimpan sebagai penghubung antara

mesin dengan pengguna.

2.1.2 Informasi

Dalam sebuah pemprosesan suatu data pasti akan menghasilkan

informasi. Informasi menurut Sawyer dan Williams (2007, p.25), adalah

data yang telah dirangkum atau dimanipulasi dalam bentuk lain untuk

tujuan pengambilan keputusan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

8

Hal diperjelas juga oleh Stair dan Reynolds (2010, p.5), yang

dimana informasi adalah sekumpulan fakta – fakta yang diolah dengan

sedemikian caranya sehingga memiliki nilai tambah dibalik nilai dari fakta

invidu itu sendiri.

Dan didukung pula oleh pernyataan O’Brien dan Marakas (2008,

p.24), yang mengatakan bahwa informasi adalah data yang ditempatkan

dalam konteks yang berarti dan berguna untuk pengguna terakhir.

Dari ketiga teori tersebut dapat didefinisikan sebagai sekumpulan

fakta – fakta yang diolah dan menjadi berguna dan memiliki arti untuk

tujuan pengambilan keputusan bagi pengguna terakhir dari informasi.

2.1.3 Sistem

Dalam memudahkan aliran informasi perusahaan setidaknya akan

membutuhkan peranan sebuah sistem untuk pendistribusian informasi

tersebut. Sistem menurut O’Brien dan Marakas (2008, p.24), adalah

sekelompok komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama kearah

tujuan bersama dengan menerima inputan – inputan dan menghasilkan

output dalam proses pengelolaan transformasi atau perubahan.

Hal ini juga diperjelas oleh pernyataan Sawyer dan Williams (2007,

p.510), mengenai system adalah kumpulan dari komponen – komponen

yang berhubungan yang berinteraksi untuk melakukan suatu tugas guna

mencapai suatu tujuan.

Dan pernyataan itu pun didukung oleh pendapat Stair dan Reynolds

(2010, p.8), yang dimana sistem adalah seperangkat elemen atau

komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan atau goal.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem adalah komponen yang

saling berhubungan dan berinteraksi kearah tujuan bersama dengan

menerima masukan sehingga menghasilkan keluaran.

2.1.4 Sistem Informasi

Untuk membantu mengontrol kinerja proses bisnis yang berjalan,

perusahaan biasanya akan menggunakan sistem informasi. Menurut

O’Brien dan Marakas (2008, p.4), sistem informasi adalah suatu sistem

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

9

yang menerima sumber daya data sebagai inputan dan memprosesnya

menjadi informasi sebagai outputnya.

Pernyataan itupun dibantu oleh Turban et al. (2007, p.6), untuk

memperjelas bahwa sistem informasi adalah sebuah proses yang terdiri

dari mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan

menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.

Dan ini dipertegas juga oleh pendapat oleh Stair dan Reynolds (2010,

p.10), mengenai sistem informasi adalah seperangkat komponen –

komponen yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, dan

menyebar luaskan data dan informasi dan menyediakan metode umpan

balik untuk bertemu dengan objektif atau sasaran.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

adalah seperangakat komponen – komponen yang saling berkaitan untuk

mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebar

luaskan data dan informasi untuk tujuan tertentu.

2.2 Teori Khusus

Pada sub bab ini, penulis akan membahas teori-teori khusus yang

berkaitan dengan topik skripsi.

2.2.1 Penjualan

Penjualan merupakan suatu transaksi yang terjadi dalam perusahaan

dimana akan dilakukan suatu penjualan atas produk yang dihasilkan.

Menurut Reeve (2009:225), penjualan merupakan total biaya yang

dibebankan kepada customer untuk barang yang dijual termasuk penjualan

tunai maupun penjualan kredit.

2.2.2 E-Learning

Menurut Effendi dan Zhuang (2005, p6), E-learning adalah semua

kegiatan pembelajaran yang menggunakan media elektronik atau teknologi

informasi.

Menurut Shashank hiwarkar dari jurnal yang berjudul integration of e-

learning with traditional education bahwa teknologi e-learning yang dapat

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

10

membuat pembelajaran terbuka dan fleksibel dan web berbasis pendidikan.

e-learning dapat diintegrasikan dengan mudah dalam tradisional

pendidikan.

Hal ini juga dipertegas oleh Mohammad Yazdi dari jurnal yang

berjudul e-learning sebagai media pembelajaran interaktif berbasis

teknologi informasi yang menyebutkan bahwa e-learning adalah proses

pembelajaran yang dituangkan melalui teknologi internet. Disamping itu

prinsip sederhana, personal, dan cepat perlu dipertimbangkan

Dan hal ini juga diperkuat oleh Julisar dari jurnal yang berjudul

Groupware sebagai alah satu teknologi informasi untuk e-learning, bahwa

e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi

komputer jaringan komputer atau internet

2.2.3 Kelebihan E-Learning

Menurut Kristy DelVecchio dan Megan Loughney (2006,p5), E-

learning sangat berguna bagi pendidikan dan perusahaan serta untuk

semua tipe pelajar. E-learning sangat terjangkau, menghemat waktu, dan

memiliki hasil yang dapat diukur. E-learning mempunyai berbagai

keuntungan, yaitu:

• Mengurangi biaya : E-learning lebih hemat dibanding dengan

cara belajar tradisional karena hemat waktu dan uang yang

dihabiskan saat dalam transportasi. E-learning dapat diakses

dari berbagai lokasi dan tidak ada biaya transportasi sama

sekali, E-learning lebih hemat dibandingkan dengan cara belajar

tradisional.

• Fleksibilitas: E-learning memiliki kelebihan dalam pengaksesan

dimana saja dan kapan saja. Pendidikan tersedia kapanpun

dan dimanapun dibutuhkan. E-learning dapat digunakan di

kantor, rumah, jalan, 24 jam sehari dan 7 hari dalam satu

minggu. E- learning juga memiliki pengukuran terhadap hasil

belajar yang dapat dibuat agar instruktur dan pelajar dapat

mengetahui apa saja yang telah dipelajari, kapan mereka akan

menyelesaikan pelajarannya dan bagaimana hasil yang telah

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

11

mereka capai.

• Pelajar sangat menyukai E-learning karena mengakomodir cara

belajar yang berbeda. Pelajar bisa mengambil keuntungan

belajar sesuai dengan keinginan mereka. Pelajar juga bisa

menyesuaikan E-learning dengan jadwal kesibukan mereka.

Apabila pelajar bekerja maka ia masih dapat bekerja dengan

E-learning. Apabila pelajar menginginkan waktu belajar dimalam

hari, maka pilihannya juga tersedia.

2.2.4 Kekurangan E-Learning

Disamping kelebihannya, menurut Kristy DelVecchio dan

Megan Loughney (2006,p5) E-learning juga mempunyai kekurangan,

yaitu :

• Pelajar harus memiliki akses ke komputer dan internet.

• Pelajar juga harus memiliki keterampilan komputer dengan

programnya, seperti program word processing, internet browser,

dan e-mail.

• Koneksi internet yang baik, karena sangat dibutuhkan dalam

pengambilan materi pelajaran.

2.2.5 Website

Menurut Coupey (2001, p127), website adalah suatu jaringan dair

dokumen-dokumen elektronik yang disebut halaman web, yang isinya

dapat berupa teks, grafis, dan bahkan format suara dan format video.

Dokumen-dokumen tersebut terintegrasi dengan hyperlinks. Hyperlinks

memungkinkan user untuk mendapatkan informasi yang diinginkan dari

satu halaman ke halaman lainnya menggunakan link tersebut dengan

mudah.

Website memiliki tiga komponen dasar :

� Home Page

Home page merupakan awal yang muncul saat user

mengakses suatu website. Home page dibuat untuk menciptakan

kesan pertama user terhadap website.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

12

� Link

Penghubung antar web page yang digunakan oleh user

untuk berpindah web page.

Hal yang dapat dilakukan oleh link:

1. Membawa user ke web page lain dalam website yang

sama atau website berbeda.

2. Memindahkan cursor ke posisi lain dalam web page

tersebut.

3. Untuk mengunduh atau menduplikasi data dari website ke

komputer user.

4. Menghubungkan user ke tempat lain dalam internet,

seperti e-mail.

� Content

Content merupakan bagian dari website, dan dapat berupa teks,

gambar, suara, video, link, ke situs lain yang berkaitan

2.2.6 Internet

Menurut Houghton (2005), internet adalah singkatan dari interwork,

merupakan sistem jaringan komputer yang dapat menghubungkan seluruh

komputer didunia menggunakan protokol jaringan TCP/IP (Transmission

Control Protocol/Internet Protocol) untuk memfasilitasi transmisi dan

pertukaran data komputer. Adaptasi teknologi internet terbaru adalah

internet dan extranet yang juga menggunakan protokol jaringan TCP/IP.

2.2.7 Hypertext Markup Language (HTML)

Menurut Connolly and Begg (2010, p1001), HTML adalah

dokumenyang mengatur bahasa-bahasa yang digunakan untuk mendesain

kebanyakan halaman web. HTML adalah suatu sistem untuk marking-up,

tagging, sehingga dokumen tersebut dapat dipublikasikan ke web.

2.2.8 World Wide Web (WWW)

Menurut Connolly and Begg (2010, p998), suatu sistem yang berbasis

hypermedia yang menyediakan surat simple ‘poin’ dan ‘klik’ artinya

adalah menelusuri informasi melalui internet menggunakan hyperlinks.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

13

2.2.9 PHP

Menurut Connolly and Begg (2010, P1014), PHP adalah bahasa

pemrograman open source yang menempel pada HTML yang didukung

oleh banyak web sever termasuk apache HTTP server dan Microsoft’s

internet information server, dan pilihan bahasa pemrograman Linux web.

Salah satu keuntungan dari PHP adalah dapat diperpanjang, dan nomor

modul perpanjangannya sudah menyediakan dukungan seperti koneksi

basis data, mail, dan XML.

2.2.10 Hyper Text Transfer Protocol (HTTP)

Menurut Connolly and Begg (2010, P999) Hyper Text Transfer

Protocol (HTTP) adalah protokol dari pada web (RFC 1945, 2616).

Protokol HTTP pertama kali diimplementasikan oleh Tim Berners-Lee di

CERN pada tahun 1990-1. Berdasarkan spesifikasi dari HTTP/1.0,

protocol HTTP adalah protokol dengan fitur yang ringan dan kecepatan

yang memadai untuk mendistribusikan informasi maupun data-data yang

dibutuhkan oleh sistem.

2.3 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

Pada sub bab ini, skripsi ini akan membahas teori analisa dan perancangan

sistem informasi yang berkaitan dengan topik skripsi.

2.3.1 Sistem Analisis

Penggunaan sistem analisis dalam perusahaan yaitu untuk menemukan

masalah dalam sistem. Menurut Whitten dan Bentley (2007, p.200),

Sistem analisis adalah pembedahan sistem menjadi beberapa potongan

komponen. Sebagai tahap pemecahan masalah, sistem analisis mendahului

sistem perancangan. Sehubungan dengan pengembangan sistem informasi,

analisis sistem adalah penyelidikan awal proyek yang diusulkan, analisis

studi dan masalah pada sistem yang ada, analisis persyaratan kebutuhan

bisnis untuk sistem baru, dan analisa keputusan untuk solusi alternatif

dalam memenuhi persyaratan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

14

2.3.2 Sistem Desain

Setiap sistem yang ada pastilah memiliki Sistem Desain ketika

diputuskan untuk dirancang. menurut O’brien dan Marakas (2008, p.456),

Sistem Desain adalah Perancangan suatu sistem yang memutuskan

bagaimana sebuah sistem informasi yang diusulkan akan memenuhi

kebutuhan informasi bagi pengguna akhir. Termasuk kegiatan logis dan

fisik, dan user interface, data dan kegiatan proses desain yang

menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan sistem yang

dikembangkan pada tahap analisis sistem.

Dan ini dipertegas oleh Whitten, et al (2007, p.33), membantu

menjelaskan bahwa Sistem Desain adalah perincian atau susunan secara

teknis, solusi berbasis komputer, untuk persyaratan bisnis yang

diidentifikasi dalam sebuah analisis sistem.

2.3.3 Normalisasi

Normalisasi merupakan sebuah teknik untuk memproduksi satu set

hubungan dengan sifat yang diinginkan, mengingat kebutuhan data dari

suatu perusahaan Connolly & Begg (2010:416) Karakteristik dari sebuah

set yang cocok hubungannya termasuk :

1. Jumlah minimal atribut yang diperlukan untuk mendukung

kebutuhan data perusahaan.

2. Atribut dengan relasi logikal tertutup (dijelaskan sebagai

ketergantungan fungsional) ditemukan didalam relasi yang

sama.

3. Redundansi minimal dengan atribut masing-masing

diwakili hanya sekali dengan pengecualian penting dari

atribut yang membentuk semua atau sebagian dari foreign

keys, yang penting untuk tergabung dengan relasi terkait.

2.3.3.1 Proses Normalisasi

Pada Proses Normalisasi terdapat tiga bentuk normalisasi

yang diusulkan disebut First Normal Form (1NF), Second Normal

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

15

Form (2NF), Third Normal Form (3NF) Connolly & Begg

(2010:428).

Proses normalisasi, yaitu :

1. Unnormalized form (UNF)

Unnormalized form (UNF) merupakan suatu tabel yang

terdiri dari satu atau lebih kelompok yang berulang

(repeating group).Repeating group merupakan sebuah atribut

atau himpunan atribut di dalam tabel yang memiliki lebih dari

satu nilai (multiple value) untuk sebuah primary key pada

tabel tersebut Connolly & Begg (2010:430).

2. First Normal Form (1NF)

Merupakan sebuah relasi dimana titik temu antara baris

dan kolomnya mengandung satu nilai. Ada dua pendekatan

umum untu menghilangkan repeating group dari tabel yang

tidak normal, yaitu :

a. Menempatkan data berulang bersama salinan atribut

kunci pada relasi yang berulang.

b. Menempatkan data berulang bersama salinan atribut

kunci pada relasi yang terpisah. Sebuah primary key

diidentifikasi ke dalam relasi.

3. Second Normal Form (2NF)

Second Normal Form (2NF) merupakan sebuah relasi

yang berada pada 1NF dan setiap atribut yang bukan primary

key berfungsi secara penuh bergantung pada primary key-nya

Connolly & Begg (2010:434).

4. Third Normal Form (3NF)

Menurut Connolly & Begg (2010:436), Third Normal

Form (3NF) merupakan sebuah relasi yang berada pada 1NF

dan 2NF, dan tidak ada atribut yang bukan primary key yang

secara langsung bergantung kepada primary key-nya.

5. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

Menurut Connolly & Begg (2010:447), Boyce-Codd

Normal Form (BCNF) berdasarkan pada functional

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

16

dependencies yang mempertimbangkan semua candidate key

dalam sebuah relasi. Sebuah relasi dalam BCNF jika dan

hanya jika setiap determinant adalah sebuah candidate key.

6. Fourth Normal Form (4NF)

Menurut Connolly & Begg (2010:457), Fourth Normal

Form (4NF) merupakan sebuah relasi yang jika dan hanya

jika setiap nontrivial dependency A->>B, dimana A adalah

candidate key dari relasi.

7. Fifth Normal Form (5NF)

Menurut Connolly & Begg (2010:458), Fifth Normal

Form (5NF) merupakan sebuah relasi jika dan hanya jika

setiap join dependency (R1, R2, …Rn) di dalam relasi R, setiap

proyeksi mencakup candidate key dari relasi asli.

2.3.4 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD dikembangkan pada tahun 1976, setiap perusahaan

membutuhkan ERD dimana digunakan untuk memenuhi kebutuhan sistem

informasinya dan untuk menggambarkan diagram keterhubungan antar

entitas.

Menurut Whitten & Bentley (2007:271), Entity Relationship Diagram

merupakan model data yang menggunakan beberapa notasi untuk

menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang

dideksripsikan oleh data tersebut.

Entity Relationship Diagram adalah hubungan antara entitas dan

merupan dasar dari database design Bahl, Sharma, & Rajpal (2011:27).

ERD Model dapat melakukan pekerjaan dengan baik dalam meng-capture

serta mempresentasikan dasar sematik dalam situasi yang berbeda. ERD

Model dimana mengalami peningkatan dengan tambahan generalisasi atau

spesialisasi, agregasi dan klasifikasi dalam ERD Model.

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Entity Relationship

Diagram (ERD) merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan

antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang

mempunyai hubungan antar relasi.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

17

2.3.4.1 Problem With ER Models

Pada pembuatan ER model dapat ditemui dua jenis

permasalahan yang disebut fan traps dan chasm traps Connolly &

Begg (2010:364)

1. Fan Traps

Menurut Connolly & Begg (2010, p364), Fan traps adalah

suatu model yang mempresentasikan suatu relasi antar entitas

yang alur relasinya memperlihatkan ambiguitas.

2. Chasm Traps

Menurut Connolly & Begg (2010, p364), Chasm traps

adalah suatu model yang terdapat hubungan antar entitas

yang satu dengan yang lain, tetapi tidak ada relasi yang

digambarkan antara kedua entitas utama.

2.3.5 Database Management System(DBMS)

DBMS atau Database Management System sangat membantu user

dalam urusan usaha ataupun bisnis karena dengan menggunakan DBMS

akan lebih mudah dalam mengelola suatu data, baik dengan memberikan

hak akses untuk user atau mengatur jalannya suatu data.

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009:488), DBMS

merupakan sistem perangkat lunak yang dapat mengatur akses ke basis

data. DBMS juga dapat diartikan sebagai komponen dari sistem perangkat

lunak yang umumnya dibeli dan di-install secara terpisah dari komponen

sistem perangkat lunak lainnya.

Menurut Connolly & Begg (2010:66), DBMS atau Database

Management System adalah sistem software yang memungkinkan user

untuk mendefinisikan , membuat, merawat database dan menyediakan

kontrol akses ke database. DBMS juga merupakan software yang

berinteraksi dengan aplikasi program dan database itu sendiri.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

18

Sistem Database Manajemen (DBMS) adalah sistem yang

digunakan untuk mengeksekusi query, input data, manipulasi data, serta

tambahan untuk mengsharing data worldwide dan secara efektif

membantu dalam pembentukan atom database yang sedang digunakan

Tahat & Salah (2011:34).

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database

Management System (DBMS) merupakan sistem perangkat lunak yang

mampu menghandel semua akses database untuk memenuhi kebutuhan

user.

2.3.5.1 Fasilitas DBMS

DBMS menyediakan beberapa fasilitas Connolly & Begg

(2010:66), sebagai berikut :

1. DBMS memungkinkan user untuk menentukan suatu

database, biasanya menggunakan Data Definition

Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk

menspesifikasikan tipe dan struktur data serta batasan-

batasan yang akan disimpan dalam database.

2. DBMS memungkinkan user untuk melakukan operasi

dasar dalam database seperti insert, delete, update, dan

retrieve menggunakan Data Manipulation Language

(DML).

3. Menyediakan kontrol akses ke database, yaitu meliputi :

• Sistem keamanan

Mencegah user yang tidak terauthorisasi untuk

mengakses database.

• Sistem Integritas

Mempertahankan konsistensi penyimpanan data

agar tidak terjadi inkonsistensi data di mana pada

satu tempat data diubah namun pada tempat yang

lain data tidak berubah.

• Sistem kontrol concurrency

Memungkinkan berbagi akses ke database.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

19

• Sistem kontrol recovery

Mengembalikan database pada keadaan konsisten

sebelumnya setelah terjadi kegagalan hardware dan

software.

• User-accesible catalog

Mendeskripsikan data yang ada di dalam database.

2.3.5.2 Fungsi-fungsi DBMS

Fungsi DBMS ini dapat membuat pengguna dapat dengan

mudahnya mengakses dan mengelola basis data yang ada.

Menurut Connolly & Begg (2010:99), sebagai berikut :

1. Penyimpanan, pengambilan dan pengubahan data

DBMS harus memiliki kemampuan untuk menyimpan,

mengambil, dan mengubah data dalam database.Ini

merupakan fungsi fundamental dalam DBMS.

2. Katalog yang dapat diakses oleh pengguna

DBMS harus mempunyai catalog yang dimana

mendekripsikan item data yang disimpan dan diakses oleh

pengguna.Sistem katalog dapat menyimpan data tentang

skema, users, aplikasi, dan sebagainya. Sistem katalog

dapat disebut sebagai kamus data yang berarti kumpulan

informasi atau deskripsi data dalam database yang dikenal

dengan nama metadata.

Sistem katalog berupa :

a. Nama, tipe, dan ukuran tipe data.

b. Nama penghubung.

c. Batasan-batasan integritas dalam data.

d. Nama pengguna yang memiliki wewenang untuk

mengakses data.

e. Jenis-jenis data yang dapat diakses oleh

pengguna dan mendefinisikan tipe aksesnya

berupa :

• Insert

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

20

• Update

• Delete

• Read access

f. Eksternal, konseptual, dan skema internal serta

pemetaan antara skema.

g. Penggunaan statistik, seperti frekuensi transaksi

dan jumlah pada jumlah akses yang dibuat untuk

objek dalam database.

3. Dukungan transaksi

DBMS harus yakin bahwa setiap mekanisme transaksi

dapat di update. Transaksi merupakan sekumpulan aksi

yang dilakukan oleh pengguna atau program aplikasi yang

dapat mengakses dan mengubah isi dari database.

4. Layanan control konkurensi

DBMS harus dapat memastikan bahwa setiap mekanisme

database di update secara benar ketika terdapat beberapa

pengguna melakukan perubahan database. Salah satu

objektif dalam menggunakan DBMS adalah

memungkinkan banyak pengguna untuk mengakses data.

Akses konkurensi relative mudah apabila semua pengguna

hanya membaca database.

5. Layanan recovery

DBMS harus memiliki pemulihan database apabila

terdapat kejadian database rusak dalam berbagai kondisi.

DBMS harus dapat menyediakan mekanisme untuk

mengembalikan database ke keadaan yang konsisten.

6. Layanan kepemilikan

DBMS harus memastikan bahwa hanya orang yang

berwenang saja yang dapat mengakses database.

7. Dukungan komunikasi data

DBMS harus dapat mendukung integrasi dan

berkomunikasi dengan software lainnya.

8. Layanan integrasi database

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

21

DBMS harus dapat memberikan sarana untuk memastikan

kedua data dalam database dan perubahan pada data

berdasarkan aturan tertentu.Ini dapat dijadikan

pertimbangan untuk tipe laiinya dari sistem proteksi

database.

9. Layanan untuk peningkatan independensi data

DBMS mempunyai fasilitas untuk mendukung kemandirian

program dari struktur database yang sebenarnya.

10. Layanan utilitas

DBMS harus menyediakan kumpulan layanan

utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk membuat

database menjadi lebih efisien. Contoh kegiatan utilitas

adalah :

a. Import fasilitas, load database dari file flat, dam

eksport fasilitas, serta tidak load database dari file

flat.

b. Memantau fasilitas, memantau penggunaan database

dan operasi.

c. Analisis statistik program, dan mengevaluasi

performa dari statistik penggunaan database dan

operasi.

d. Fasilitas index organisasi, untuk mengatur kembali

index dan overflows.

e. Alokasi dan relokasi, menghapus physical record

dari tempat penyimpanan.

2.3.5.3 Komponen Utama pada DBMS

Dalam menjalankan DBMS dibutuhkan beberapa komponen

yang mendukungnya, karena DBMS merupakan sebuah

perangkat lunak, maka harus disertai dengan perangkat keras dan

pengguna yang dapat mendukung proses pekerjaannya.

Komponen utama pada DBMS Connolly & Begg (2010:68), yaitu:

• Hardware

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

22

Dalam menjalankan suatu aplikasi dan DBMS akan

diperlukan hardware, dimana hardware dapat berupa a single

personal computer, Single mainframe, jaringan komputer

berupa server. Hardware yang digunakan harus sesuai

dengan kebutuhan perusahaan dan DBMS yang digunakan.

• Software

Komponen- komponen software terdiri dari DBMS software

itu sendiri maupun program aplikasi, sistem operasi, dan juga

software jaringan jika DBMS tersebut menggunakan jaringan

seperti LAN.

• Data

Data merupakan salah satu komponen DBMS yang terpenting

khususnya sudut padang end user mengenai data yang

nantinya akan diolah didalam DBMS. Data pada sebuah

sistem basis data baik single-user sistem maupun multi-user

sistem harus saling berintegrasi secara bersamaan.

• Prosedur

Prosedur merupakan Instruksi dan aturan yang mengatur

dalam perancangan dan penggunaan database.Penggunaan

sistem dan para staff yang mengatur kebutuhan basis data

didokumentasikan dalam prosedur.

Beberapa instruksi-instruksi dalam merancang database dan

DBMS adalah :

a. Log in ke dalam DBMS.

b. Menggunakan sebagian fasilitas DBMS atau program

aplikasi.

c. Menjalankan dan menghentikan DBMS.

d. Membuat salinan cadangan database.

e. Memeriksa dan Menangani hardware atau software yang

sedang berjalan.

f. Mengubah struktur table, meningkatkan kinerja dan

meletakan data ke secondary storage.

• People (Pengguna)

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

23

Pada komponen ini pengguna terlibat langsung dengan

sistem, seperti DBA, programmer, dan pengguna akhir.

Database dan DBMS memerlukan sumber daya manusia agar

dapat mengatur jalannya mekanisme database dan DBMS.

Pengguna dapat dikategorikan menjadi empat yaitu :

a. Data dan DBA (Database Administrator), terdapat dua

jenis yaitu DA (Data Administrator) yang bertanggung

jawab untuk mengatur sumber daya data meliputi

perencanaan basis data, pengembangan dan

pemeliharaan standar, kebijakan dan prosedur, dan

desain database konseptual/logikal. DBA (Database

Administrator) merupakan orang yang bertanggung

jawab untuk mendesain, implementasi, pemeliharaan dan

perbaikan database.

b. Database Designer

Database Designer terdiri dari dua tipe yaitu :

� Logical database Designer, merupakan perancangan

yang lebih menekankan dalam mengindentifikasi

data, hubungan antara data, batasan-batasan data

sebelum dimasukan ke dalam database.

� Physical database designer, perancangan ini

memutuskan bagaimana desain database logikal

dapat direalisaikan secara fisik.

c. Application Developers, merupakan orang yang

bertanggung jawab untuk membuatkan suatu aplikasi

database yang harus dilaksanakan oleh end-users.

Aplikasi database tersebut menggunakan bahasa

pemrograman seperti C++ , C#, Java, dan sebagainya.

d. End-Users, merupakan clients untuk database, yang

dirancang dan diimplementasi, serta dipelihara untuk

menyajikan informasi yang diperlukan. End-Users dapat

diklasifikasikan sesuasi sistem yang dijalankan :

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

24

i. Naïve Users merupakan tipikal orang yang tidak

berinteraksi langsung dengan DBMS. Mengakses

database melalui sebuah program aplikasi yang

ditunjukan secara khusus untuk mencoba operasi

sesederhana mungkin.

ii. Sophisticated users merupakan orang yang lebih

mengerti struktur database dan fasilitasnya, dan

memungkinkan dirinya untuk menggunakan bahasa

pemrograman yang lebih tinggi.

Berikut merupakan keuntungan dan kerugian dalam menggunakan DBMS

yaitu:

2.3.5.4 Keuntungan DBMS

Database Management System (DBMS) memiliki beberapa

keunggulan dibandingkan dengan tidak menggunakan DBMS.

Keuntungan yang ditawarkan dalam penggunaan DBMS banyak

dimanfaatkan oleh banyak perusahaan/organisasi dalam

mengembangkan usaha mereka.

Menurut Connolly & Begg (2010:77), keuntungan DBMS yaitu :

a. Control of data redundancy

Dengan cara mengurangi duplikasi data sebelum data

disimpan dalam database maka DBMS akan mengeliminasi

redundan dengan data terintegrasi cukup disimpan sekali.

b. Data consistency

Dengan cara mengeliminasi atau mengontrol redudansi data.

Dalam hal ini dapat mengurangi resiko inkonsistensi yang

terjadi.

c. Sharing of data

Sistem basis data terdapat pada organisasi yang dapat

digunakan oleh seluruh pengguna yang memiliki hak akses.

d. Improved data integrity

Dengan meningkatkan validitas dan konsistensi data

tersebut. Integritas biasanya dijabarkan ke dalam constraints,

yang mana aturan konsistensi database tidak mengijinkan

untuk dilanggar.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

25

e. Improved security

Dengan meningkatkan database security, memproteksi basis

data dari pengguna yang tidak dikenal.

f. Enforcement of standards

Dengan adanya pemakaian data secara bersamaan, maka

apabila terdapat penambahan tabel, field, tipe data, hak ases

harus dibuat standar dan dokumentasinya.

g. Increased productivity

Dalam file-based-systems deskripsi data dan logika

pengaksessan data telah dibuat ke dalam beberapa program

aplikasi, membuat program tergantung pada data.

h. Improved backup dan recovery services

Dengan meningkatkan backup data maka dapat mengurangi

suatu kegagalan sistem atau aplikasi program.Jika kesalahan

terjadi maka backup data dapat di-restored.

2.3.5.5 Kerugian DBMS

Dalam penggunaan DBMS tidak hanya keuntungan saja yang

akan didapatkan oleh suatu perusahaan atau organisasi tetapi

dalam penggunaan DBMS terdapat kerugian yang akan

didapatkan oleh organisasi/perusahaan pada saat penggunaan

DBMS.

Menurut Connolly & Begg (2010:80), kekurangan DBMS, yaitu :

a. Complexity

Dimana Database designersdan developers, data dan

database administrators, serta end-users harus mengerti

fungsinya untuk mengambil keuntungan penuh dari fungsi

tersebut. Kesalahan dalam mengerti sistem dapat

memberikan keputusan rancangan yang buruk, yang dapat

mengakibatkan konsekuensi serius dari sebuah organisasi.

b. Size

Kompleksitas dan luasnya fungsionalitas membuat

DBMS menjadi software yang sangat besar dan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

26

membutuhkan ruang disk serta memori substansial untuk

menjalankannya secara efesien.

c. Additional hardware costs

Untuk mencapai performa yang dibutuhkan, sangat

diperlukan membeli mesin besar, mesin yang didedikasikan

untuk menjalankan DBMS.

d. Higherimpact of failure

Sentralisasi sumber daya menambah kerentanan

sistem.Setelah semua pengguna dan aplikasi bergantung

pada ketersediaan dari DBMS, kesalahan komponen tertentu

dapat menyebabkan operasi berhenti.

2.3.6 Database System Development Lifecycle

Pada aplikasi basis data diperlukan acuan untuk melakukan

perancangan tersebut. Acuan yang dimaksud tersebut adalah Siklus Hidup

Aplikasi basis data atau dikenal dengan istilah Database System

Development Lifecycle.

Menurut Connolly & Begg (2010:313), siklus hidup aplikasi database

secara inheren terkait dengan siklus hidup sistem informasi. Harus

mengenali bahwa tahapan siklus hidup aplikasi database tidak selalu

berurutan, tetapi melibatkan beberapa jumlah pengulangan tahap

sebelumnya melalui loop feedback.Contohnya masalah yang dihadapi pada

database design mungkin memerlukan analisis dan persyaratan tambahan.

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database System

Development Lifecycle merupakan siklus hidup yang menggambarkan

tahapan-tahapan di dalam melakukan perancangan aplikasi basis data yang

baik. Tahapan-tahapan yang harus diketahui pada Database System

Development Lifecycle yaitu :

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

27

Gambar 2.1 Database System Development Lifecycle

Sumber : Connolly & Begg (2010:313)

Database Planning

System Definition

Requirements collection and

analysis

DBMS selection (optional)

Application Design

Prototyping (optional)

Implementation

Data Conversion and loading

Testing

Operational Maintenance

Database design

Coceptual Database Design

Logical Database Design

Physical Database Design

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

28

2.3.6.1 Database Planning

Dalam membuat database, tahap pertama adalah database

planning, dimana tahap ini sangat penting karena dapat

mempengaruhi efektifitas dalam pengembangan database yang akan

dibuat.

Menurut Connolly & Begg (2010:313), aktivitas manajemen

yang memungkinkan tahapan dari siklus hidup sistem database

yang akan direalisasikan secara efisiensi dan seefektif mungkin.

Database planning harus diintegrasi dengan strategi information

system secara keseluruhan.

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database

Planning merupakan suatu tahapan perencanaan dalam

pengembangan database secara efektif dengan adanya integrasi

System information.

2.3.6.2 System Definition

Tahap kedua dalam membangun database yaitu system

definition dimana menentukan batasan serta cakupan dari database

yang akan dibuat berdasarkan dari major user views.

Menurut Connolly & Begg (2010:316), System Definition

menjelaskan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data dan

pandangan dari pengguna utama. Sebelum merancang sistem basis

data, penting untuk mengidentifikasi batasan dari sistem yang akan

dibangun dan bagaimana tampilannya dapat berinteraksi dengan

bagian lain dari sistem informasi organisasi. Penentuan batasan dari

sistem tidak hanya dari pengguna dan aplikasi saat ini, tetapi juga

pengguna dan aplikasi untuk masa mendatang.

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa System

Definition merupakan dimana suatu batasan dalam melakukan

perancangan basis data agar dapat berintegrasi dengan bagian

lainnya.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

29

2.3.6.3 Requirement Collection and Analysis

Proses ini merupakan proses dimana setiap analisis harus

dapat didukung dengan informasi yang akurat dimana dalam

membangun sistem baru akan dibutuhkan pengumpulan informasi

yang mendukung penyataan tujuan perusahaan.

Menurut Connolly & Begg (2010:316), Requirement

Collection and Analysis Merupakan proses mengumpulkan dan

menganalisis informasi tentang bagian dari organisasi yang harus

didukung oleh sistem database, dan menggunakan informasi ini

untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem baru. Ada tiga

pendekatan utama untuk mengelola persyaratan sistem database

dengan pandangan beberapa pengguna, yaitu :

• The centralized approach (Pendekatan terpusat)

Kebutuhan untuk setiap tampilan pengguna yang bergabung ke

dalam satu persyaratan untuk sistem database baru.

• The view integration approach (pendekatan integrasi

tampilan)

Persyaratan untuk setiap pengguna tetap sebagai daftar yang

terpisah.

• A combination of both approaches.

Setiap persyaratan tambahan untuk sistem basis data baru.

2.3.6.4 Database Design

Menurut Connolly & Begg (2010:320), Database Design

Merupakan proses menciptakan desain yang akan mendukung

pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi untuk sistem database

yang diperlukan. Serta merupakan suatu pendekatan struktur yang

mencakup prosedur, teknik, alat bantu dan tujuan dokumentasi

untuk mendukung dan member sarana pada proses perancangan itu

sendiri.Terdapat dua pendekatan perancangan database, yaitu :

• Bottom-up

Pendekatan ini dimulai pada tingkat dasar atribut (yaitu, sifat-

sifat entitas dan relasi), yang melalui analisis hubungan antara

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

30

atribut, dikelompokkan ke dalam relasi yang mewakili jenis

entitas dan relasi antar entitas.

• Top-down

Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data

yang berisi tingkat tinggu beberapa entitas dan relasi

kemudian berturut-turut menerapkan perbaikan top-down

untuk mengidentifikasi tingkat rendah entitas, hubungan dan

atribut yang terkait.

Perancangan database terdiri dari tiga fase yaitu :

1. Conceptual database design

Merupakan proses membangun suatu model data yang digunakan

dalam suatu perusahaan, independen dari semua pertimbangan

fisik.

Connolly & Begg (2010:470), langkah-langkah desain basis data

konseptual :

Langkah 1: Membangun model data konseptual.

Langkah pertama ini akan membangun model data

konseptual untuk setiap pandangan yang spesifik.

Langkah 1.1: Mengidentifikasi jenis entitas.

Salah satu metode untuk mengidentifikasi entity

adalah dengan menguji spesifikasi kebutuhan dari

user.Dari spesifikasi ini kita mengidentifikasikan

kata benda dan ungkapan kata benda yang

disebutkan. Serta juga dapat melihat objek utama

seperti orang, tempat atau konsep dari ketertarikan

diluar kata benda lainnya yang merupakan kualitas

dari objek lain.

Setelah jenis entitas diidentifikasi, tentukan nama –

nama entitas yang bermakna dan jelas. Catat nama

dan deskripsi entitas ke dalam kamus data.

Langkah 1.2: Mengidentifikasi jenis relasi.

proses mengidentifikasi relasi sangat penting

terhadap entitias. proses mengidentifikasi entitas

menggunakan salah satu metode yaitu mencari kata

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

31

benda dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan

pengguna. Relasi ditunjukkan oleh kata kerja dan

ekspresi verbal.

Langkah – langkah dalam mengidentifikasi relasi,

antara lain:

a. Menggunakan Entity-Relationship(ER)

diagram.

b. Memilihmultiplicity constraint dari jenis relasi.

c. Memeriksa fan dan chasm traps.

d. Mendokumentasikan jenis relasi.

Setelah prosesrelasi selesai, maka akan menentukan

nama – nama yang bermakna dan jelas. Simpan

deskripsi relasi dan multiplicity constraint ke dalam

kamus data.

Langkah 1.3: Mengidentifikasi jenis dan menggabungkan atribut

pada tiap entitas.

Tujuan pada langkah ini untuk menghubungkan

atribut dengan entitas atau tipe relasi yang sesuai dan

mendokumentasikan detail dari setiap atribut.

Atribut-atribut bisa diidentifikasi dengan kata benda

atau ungkapan kata benda seperti properti, kualitas,

identifier, atau karakteristik dari satu entitas atau

hubungan.

Setelah mengidentifikasi atribut, tentukan nama –

nama yang bermakna dan catat informasi berikut

pada setiap atribut:

a. Nama dan deskripsi atribut.

b. Tipe dan panjang data.

c. Alias dari setiap atribut.

d. Jika atribut merupakan atribut composite,

tentukan atribut sederhana yang

membentuknya.

e. Atribut merupakan multi-valued atau tidak.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

32

f. Jika atribut merupakan atribut derived, tentukan

cara perhitungannya.

g. Nilai default dari setiap atribut.

Langkah 1.4: Menentukan domain atribut.

Tujuan menentukan domain untuk menetapkan nilai-

nilai atribut dalam model data konseptual dan

mendokumentasikan setiap detail dari domain.

Domain merupakan sekumpulan nilai-nilai dari satu

atau lebih atribut yang menggambarkan nilainya.

Model data yang dibuat menspesifikasikan domain

untuk tiap-tiap atribut dan menyertakan :

• Nilai yang diizinkan untuk atribut

• Ukuran dan format atribut

Langkah1.5: Menentukan candidate key, primary key, dan

alternate key.

Untuk Menentukan candidate key untuk setiap entitas

dan jika terdapat lebih dari satu candidate key, maka

pilih satu sebagai primary key. Hal-hal yang harus

diperhatikan Ketika memilih primary key diantara

candidate key, yaitu:

a. Candidate key dengan sejumlah kecil atribut.

b. Candidate key yang paling mungkin memiliki

nilai yang berubah.

c. Candidate key dengan karakter paling sedikit

(untuk atribut tekstual).

d. Candidate key dengan nilai maksimun terkecil

(untuk atribut numerik).

e. Candidate key yang paling mudah digunakan dari

sudut pandang pengguna.

Langkah1.6: Mempertimbangkan konsep pemodelan enhanced

(optional).

Pada langkah ini akan mempertimbangkan

mengembangkan ER model dengan menggunakan

konsep enhanced modeling, seperti spesialisasi,

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

33

generalisasi, penggabungan (aggregation), komposisi

(composition).

Langkah 1.7: Memeriksa model untuk redundansi.

Pada langkah ini akan melakukan pengujian model

data konseptual dengan tujuan spesifik untuk

mengidentifikasikan apakah ada redudansi dalam

data dan memindahkan data yang telah ada. Dua

aktifitas dalam langkah ini adalah:

• Menguji ulang relationship 1-1 (one-to-one)

• Menghilangkan relationship yang redundan

• Mempertimbangkan dimensi waktu

Langkah 1.8: Validasi model konseptual terhadap transaksi

pengguna.

Pada tahap ini akanmemastikan model konseptual

yang akan mendukung transaksi yang dibutuhkan

oleh view. Pengujian dilakukan dengan dua

pendekatan untuk memastikan model data konseptual

yang mendukung transaksi yang dibutuhkan, yaitu :

• Mendeskripsikan transaksi-transaksi

Memeriksa seluruh informasi (entitas, relationship,

dan atribut) yang dibutuhkan olehsetiap transaksi

telah disediakan oleh model, dengan

mendokumentasikan setiap kebutuhan transaksi.

• Mengunakan jalur-jalur transaksi

Untuk validasi model data terhadap transaksi yang

dibutuhkan termasuk representasi diagram jalur

yang digunakan oleh setiap transaksi langsung pada

ER diagram.

Langkah 1.9: Memeriksa model data konseptual terhadap

transaksi pengguna.

Tujuan pada tahap ini adalah mereview model data

konseptual dengan user untuk memastikan model

tersebut adalah representasi sebenarnya dari view.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

34

Model data konseptual ini termasuk ER diagram dan

dokumentasi pendukung yang mendeskripsikan

model data. Bila ada kejanggalan dalam model data,

maka harus dibuat perubahan yang sesuai yang

mungkin membutuhkan pengulangan langkah-

langkah sebelumnya.

2. Logical database design

Proses logical database design adalah memperbaiki dan

memetakan model data konseptual yang sebelumnya telah dibuat

ke bentuk model data logical.

Menurut Connolly & Begg (2010:490), Logical database

design, merupakan proses membangun model data yang

digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan model data

tertentu, tetapi independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan

fisik lainnya.

Langkah-langkah desain basis data logikal yaitu :

Langkah2: Membangun dan memvalidasi model data logikal.

Pada langkah ini akan membuat dan memvalidasi

model data logikal untuk setiap pandangan. Hal ini

bertujuan untuk membuat model data logikal dari

model data konseptual yang mempresentasikan

pandangan khusus dari perusahaan dan memvalidasi

model tersebut untuk menjamin kebenaran

strukturnya dengan menggunakan teknik

normalisasi dan akan dapat mendukung kebutuhan

transaksi.

Langkah 2.1: Menurunkan hubungan model data logikal.

Dalam langkah ini akan menurunkan hubungan

untuk model data logika sebagai tujuan untuk

mewakili entitas, relasi, dan atribut.kemudian akan

diidentifikasi primary key, alternate key dan foreign

key.

Langkah 2.2: Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

35

Dalam langkah ini akan dilakukan validasi

pengelompokkan atribut pada setiap relasi dengan

menggunakan aturan normalisasi. Normalisasi dapat

memastikan sekumpulan relasi yang memiliki

jumlah atribut yang sangat mendukung data

perusahaan dan dapat menghindari masalah-masalah

yang akan dihadapi, misalnya redudansi data.

Langkah 2.3: Memvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna.

Melakukan validasi model data logika ini dapat

memberikan kepastian dimana dapat mendukung

transaksi yang diperlukan dalam transaksi

pengguna.

Langkah 2.4: Memeriksa integrity constraints.

Langkah ini dapat melindungi basis data dari

keadaan tidak lengkap, tidak akurat atau tidak

konsisten.

Jenis-jenis batasan integritas yang harus

dipertimbangkan, yaitu:

a. Required data

Merupakan beberapa attribute yang harus

mengandung nilai-nilai yang valid.

b. Attribute domain constraints

Merupakan batasan yang harus diidentifikasi

dalam memilih domain atribut untuk model data.

c. Multiplicity

Merupakan batasan yang ditempatkan pada relasi

antara data di dalam basis data.

d. Entitiy integrity

Merupakan dimana Primary key dari suatu entitas

tidak boleh kosong (null).

e. Referential integrity

Merupakan suatu nilai yang harus berupa tuple

yang terdapat dalam relasi induk.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

36

f. General constraint

Pengubahanpada entitas – entitas dapat

dikendalikan oleh batasan pengaturan.

Dokumentasikan semua integrity constraint

dalam kamus data untuk menjadi pertimbangan

selama perancangan fisik.

Langkah 2.5: Tinjauan model data logikal dengan pengguna.

Pada langkah ini pengguna harus dapat meninjau

model data logikal untuk dapat memastikan dimana

model data dapat menjadi perwakilan dari

kebutuhan data perusahaan. Langkah ini diperlukan

dan digunakan saat pengguna merasa tidak puasnya

dengan model data tersebut kemudian akan

dilakukan pengulangan langkah awal.

Langkah2.6: Menggabungkan model data logikal menjadi model

global (Optional).

Langkah ini digunakan sebagai perancangan basis

data yang memiliki beberapa user views yang

dikelola dengan menggunakan pendekatan integrasi

view. Untuk memfasilitasi deskripsi dari proses

penggabungan maka akan digunakan model data

logikal local dan global. Model data logikal local

dapat mempersentasikan satu atau lebih user

views,tapi tidak semua pengguna basis data.

Sedangkan model data logikal global dapat

mewakili semua user views dari basis data. Pada

langkah ini akan ditinjau kembali model data logikal

global bersama pengguna.

Langkah 2.7: Memeriksa model terhadap future growth.

Pada langkah ini akan ditentukan apakah ada

perubahan pada masa mendatang dan apakah model

data logikal dapat mengakomodasi terhadap

perubahan ini sesuai dengan hasil pemeriksaan

model tersebut.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

37

3. Physical database design

Dapat dikatan physical database design merupakan cara

pembuatan menuju sistem DBMS tertentu.

Menurut Connolly & Begg (2010:523), Physical database

design Merupakan proses pendeskripsian implementasi basis data

pada penyimpanan sekunder, proses itu menggambarkan basis

relasi, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai

akses yang efisien ke data, dan setiap kendala integritas terkait

dan tahapan keamanan.

Langkah-langkah desain basis data fisikal :

Langkah 3: Menerjemahkan model data logis untuk target

DBMS.

Tujuan dari langkah ini untuk menghasilkan skema

basis data relasi dalam model data logika yang dapat

diimplementasikan ke DBMS.Proses ini juga dapat

menyusun informasi yang dikumpulkan selama

perancangan basis data logikal dan

mendokumentasikannya ke dalam kamus data

bersama dengan informasi yang dikumpulkan

selama pengumpulan persyaratan maupun tahap

analisis dan melakukan dokumentasi ke dalam

spesifikasi sistem

Langkah 3.1: Desain relasi dasar.

Dalam memulai merancang physical design,

diperlukan untuk mengumpulkan dan memahami

informasi tentang relasi dasar yang dihasilkan dari

logikal databasedesign. Tujuan dari memahami

relasi ini adalah untuk dapat memutuskan

bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang

diidentifikasi ke dalam model data logikal dalam

target DBMS. Informasi yang penting bisa

didapatkan dari kamus data dan DDL.

Langkah 3.2: Merancang representasi derived data.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

38

Tujuan dari merancang representasi derived data

adalah untuk dapat menentukan bagaimana

merepresentasikan derived data yang terdapat di

dalam model data logikal ke dalam target DBMS.

Langkah 3.3: Merancang general constraints.

Pada langkah ini bertujuan untuk merancang

batasan-batasan yang ada pada perusahaan.

Perancangan general constraints tergantung pada

DBMS yang dipilih.

Langkah 4: Desain Organisasi file dan indeks.

Tujuan dari langkah ini yaitu menentukan organisasi

file yang optimal dalam penyimpanan dan

menentukan indeks yang dibutuhkan untuk

meningkatkan performa.

Langkah 4.1: Menganalisis transaksi.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk dapat mengerti

fungsi dari transaksi yang dijalankan pada basis data

dan penting untuk memiliki pengetahuan tentang

transaksi yang akan berjalan pada basis data

sehingga dapat menganalisa transaksi yang penting.

Kriteria kemampuan yang harus diidentifikasikan

dalam menganalisa transaksi, yaitu :

• Transaksi dapat dilakukan secara sering dan

mempunyai dampak yang signifikan pada

performa.

• Transaksi yang terjadi suatu masalah atau kritis

pada operasi dan bisnis.

• Waktu selama sehari atau seminggu ketika

adanya permintaan yang tinggi pada saat basis

data dibuat.

Langkah 4.2: Memilih organisasi file.

Tujuan dalam memilih organisasi file adalah untuk

menyimpan dan mengakses data secara efisien.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

39

Aktivitas pada langkah ini adalah untuk menentukan

organisasi file yang efisien untuk setiap relasi dasar

sehingga penyimpanan dan akses dapat dilakukan

dengan mudah.

Langkah 4.3: Memilih indeks.

Pada langkah ini akan dilakukan pemilihan indeks

yang bertujuan untuk meningkatkan performa dalam

suatu sistem basis data. Salah satu pendekatan untuk

memilih organisasi file yang lebih sesuai untuk

relasi adalah untuk menyimpan tuples yang tidak

disimpan dan dibuat sebanyak secondary indexes

sebagaimana diperlukan.

Langkah 4.4: Mengestimasi ruang disk yang diperlukan.

Bertujuan untuk memastikan jumlah ruang

penyimpanan yang akan dibutuhkan dalam basis

data. Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel

dalam suatu relasi.

Langkah 5: Desain pandangan pengguna.

Tujuan dari langkah ini untuk merancang

pandangan pengguna yang telah diidentifikasi

selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisis

langkah dari relasional Database Application

Lifecycle.

Langkah 6: Desain mekanisme keamanan.

Langkah ini bertujuan untuk melindungi basis data

dalam operasional dan sangat penting mengingat isi

dari basis data yang berupa informasi yang sangat

penting.

2.3.6.5 DBMS Selection

Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data.

Jika tidak ada DBMS yang sesuai maka bagian dari siklus hidup

akan membuat seleksinya yaitu antara konseptual dengan desain

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

40

logical Connolly & Begg (2010:325), Langkah-Langkah dalam

pemilihan DBMS :

• Menetapkan kerangka referensi belajar.

Pada langkah ini menerangkan kerangka acuan untuk

pemilihan DBMS yang akan menyatakan tujuan dan ruang

lingkup serta tugas-tugas yang perlu dilakukan.

• Daftar sederhana dari dua atau tiga produk.

Pada langkah ini dianggap penting untuk

diimplementasi, yang dapat digunakan dalam menghasilkan

daftar awal produk DBMS untuk di evaluasi.

• Evaluasi produk.

Pada langkah ini terdapat berbagai fitur yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi produk DBMS. Fitur ini

dapat dinilai sebagai kelompok (misalnya, definisi data)

atau individual (misalnya, tipe data yang tersedia).

• Merekomendasikan seleksi dan menghasilkan laporan

Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah untuk

proses dokumentasi dan untuk memberikan pernyataan

yang ditemukan dan rekomendasi untuk produk DBMS

tertentu.

2.3.6.6 Application Design

Desain basis data dan aplikasi merupakan aktifitas pararel yang

meliputi dua aktivitas penting. Menurut Connolly & Begg

(2010:329), Application design merupakan desain user interface dan

program aplikasi yang digunakan untuk memproses database.

Application design dibagi menjadi dua aspek yaitu :

1. Transaction Desgin (Rancangan Transaksi)

Connolly & Begg (2010:330), suatu tindakan, atau

serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user atau

program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi

database. Ada tiga tipe transaksi yaitu :

• Retrieval transactions

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

41

Transaksi ini digunakan dalam mengambil data untuk

ditampilkan pada layar atau dalam produksi laporan.

• Update transactions

Transaksi ini digunakan untuk menyisipkan catatan

baru, menghapus catatan lama, atau memodifikasi

catatan yang ada dalam database.

• Mixed transactions

Pada transaksi ini saling bergantungan terhadap

retrieval dan updating data. (misalnya, operasi untuk

mencari dan menampilkan rincian properti).

2. User Interface Design Guidelines

Sebelum melakukan implementasi laporan, maka harus

terlebih dahulu merancang desainnya.

Guidelines for form/report design.

• Meaningful title

• Comprehensible instructions

• Logical grouping and sequencing of fields

• Visually appealing layout of the form/report

• Familiar field labels

• Consistent terminology and abbreviations

• Consistent use of color

• Visible space and boundaries for data entry fields

• Consistent use of color

• Visible space and boundaries for data entry fields

• Error correction for individual characters and entire

fields

• Error messages for unacceptable values

• Optional fields marked clearly

• Explanatory messages for fields

• Completion signal

2.3.6.7 Prototyping

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

42

Dalam membuat prototyping kita dapat mengidentifikasi

fitur fitur yang terdapat dari sistem, apakah sistem tersebut berjalan

dengan baik atau tidak serta dapat memberikan perbaikan atau

penambahan fitur baru.

Menurut Connolly & Begg (2010:333), prototyping adalah

membangun sebuah model kerja dari sistem basis data.

prototypingmerupakan model kerja tidak secara normal yang

mempunyai semua fitur-fitur yang dibutuhkan atau yang

menyediakan semua fungsi dari sistem akhir.Tujuan utama dalam

pemgembangan prototyping sistem basis data adalah

memungkinkan pengguna dalam menggunakan prototyping untuk

mengidentifikasi fitur dari sistem yang bekerja dengan baik, atau

tidak memadai, dan jika mungkin untuk menyarankan perbaikan

atau bahkan fitur baru untuk sistem basis data.Prototyping harus

mempunyai keuntungan utama menjadi murah secara relative dan

cepat untuk dibangun.

Dua strategi prototyping yang sering digunakan :

1. Requirements prototyping,

Menggunakan sebuah prototyping untuk mendiktekan

persyaratan dari sebuah usulan sistem basis data dan setelah

semua persyaratan selesai maka prototyping dibunag.

2. Evolutionary prototyping

Menggunakan usulan yang sama, perbedaan yang

penting adalah prototyping tidak dibuang tetapi

dikembangkan lebih jauh menjadi pekerjaan sistem basis

data.

2.3.6.8 Implementation

Implementasi merupakan realisasi fisikal dari basis data dan desain

aplikasi Connolly & Begg (2010:333), Implementasi basis data

dicapai dengan menggunakan :

• Implementasi basis data dapat dicapai dengan Data Definition

Language(DDL). Keunggulan Data Definition Language yaitu

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

43

sebagai sebuah bahasa yang mengijinkan DBA atau user untuk

membuat struktur basis data dan file basis data kosong.

• Program aplikasi yang diimplementasi menggunakan bahasa

generasi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL) yaitu bahasa

pemrograman tingkat tinggi seperti yang digunakan pada SQL.

• Bagian dari program aplikasi ini adalah transaksi basis data,

yang diimplementasikan menggunakan Data Manipulation

Language (DML). Pada DBMS, terpancang dengan sebuah

bahasa pemrograman seperti Visual Basic (VB), VB.net,

Phyton, Delphi, C, C++, C#, java, COBOL, Fortan, Ada, atau

Pascal. Keamanan dan integrity control dari sistem juga

diimplementasikan. Beberapa control ini diimplementasikan

menggunakan DDL, tetapi yang lain mungkin butuh batasan

luar dalam menggunakan DDL.

2.3.6.9 Data Conversion and Loading (pengubahan dan pemuatan

data)

Menurut Connolly & Begg (2010:334), Data Conversion

and Loading adalah mentransferkan beberapa data yang ada ke

dalam database baru dan mengkonversikannya ke beberapa aplikasi

yang ada untuk menjalankannya pada database baru tersebut.

2.3.6.10 Testing

Menurut Connolly & Begg (2010:334), Testing adalah

proses menjalankan sistem basis data dengan maksud menemukan

kesalahan. Pengujian juga harus mencakup kegunaan dari sistem

basis data, sebuah evaluasi harus dilakukan terhadap spesifikasi

kegunaanya. Contoh criteria yang dapat digunakan untuk melakukan

evaluasi yaitu :

1. Learnability : berapa lama waktu yang dibutuhkan

pengguna baru untuk menjadi produktif dengan sistem?

2. Performance : seberapa baik respon sistem sesuai praktek

kerja pengguna ?

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

44

3. Robustness : seberapa toleransinya sistem dari kesalahan

pengguna ?

4. Recoverability : seberapa baik sistem pulih dari kesalahan

pengguna ?

5. Adaptability : seberapa dekat sistem terkait dengan satu

model pkerjaan ?

Setelah pengujian selesai, sistem basis data siap untuk

“ditandatangani” dan diserahkan pada pengguna. pengguna dari

sistem baru harus dilibatkan dalam proses pengujian. Situasi yang

ideal untuk pengujian sistem adalah memiliki basis data pengujian

pada sistem perangkat keras yang terpisah, namun sering tidak

tersedia. Hal ini harus dipersiapkan backup untuk menghadapi

kesalahan.

2.3.6.11 Operational Maintenance

Menurut Connolly & Begg (2010:335), operational

maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharaan sistem

basis data setelah instalasi. Setelah melewati tahap pelaksanaan dan

pengujian. Tahap berikutnya adalah pemeliharaan dengan kegiatan –

kegiatan berikut:

1. Pemantauan kinerja sistem. Jika kinerja sistem tidak dapat

diterima, penyusunan ulang basis data mungkin diperlukan.

2. Pemeliharaan dan peningkatan sistem basis data (bila

diperlukan). Memasukkan persyaratan baru ke dalam sistem

basis data melalui tahap sebelumnya dari siklus hidup.

2.3.7 Database Definition Language (DDL)

Bertujuan untuk menghubungkan logical model yang mewakili

entity, relationship¸dan attribute yang telah didefinisikan, serta

mendeskripsikan komposisi tiap hubungan dengan menggunakan database

definition language.

Menurut Connolly & Begg (2010:92), Data Definition Language

(DDL) merupakan sebuah bahasa yang mengijinkan DBA (Database

Administrator) atau pengguna untuk menggambarkan dan menamakan

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

45

entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan oleh aplikasi bersamaan

dengan asosiasi yang terintegrasi dan batasan keamanan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Database Definition Language

(DDL) adalah bahasa khusus yang dapat mendefinisikan data yang

berhubungan dengan pembuatan dan penghapusan Index dan Table, bahkan

basis datanya sendiri misalnya Create, Drop and Alter.

2.3.8 Data Manipulation Language (DML)

Bagian dari aplikasi program dan transaksi basis data yang

diimplementasikan menggunakan data manipulation language

kemungkinan sudah terdapat dalam host pemograman.

Menurut Connolly & Begg (2010:92) Data Manipulation

Language (DML) merupakan bahasa yang menyediakan sekumpulan

operasi yang mendukung operasi manipulasi data-data yang dipegang

oleh database.

• Pengoperasian data yang akan dimanipulasi meliputi :

1. Penambahan data baru ke dalam basis data (insert).

2. Modifikasi data yang disimpan dalam basis data (update).

3. Pemanggilan data yang terdapat di dalam basis data (select).

4. Penghapusan data dari basis data (delete).

• Terdapat dua jenis DML, yaitu:

1. Procedural DML

Bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberitahu

sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkan

data tersebut kembali.

2. Non-Procedural DML

Bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberitahu

sistem data apa yang dibutuhkan, bukan bagaimana data

tersebut didapatkan kembali.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Data Manipulation Language

(DML) merupakan suatu bahasa yang berhubungan dengan proses

manipulasi data pada table dari suatu database.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

46

2.3.9 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat pembuatan model

yang dapat menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses

fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, bak

secara manual maupun komputerisasi. DFD sering disebut dengan

nama Bubble chart, Bubble Diagram, model proses, diagram alur

kerja, atau model fungsi.

Menurut Indrajani (2011:11) Data Flow Diagram (DFD)

merupakan sebuah alat yang menggambarkan aliran data sampai

sebuah sistem selesai, dan kerja atau proses dilakukan dalam sistem

tersebut. Istilah dalam bahasa Indonesianya adalah diagram aliran

data. Dalam DFD ada 4 komponen utama, yaitu :

1. External Agents

Agent eksternal mendefinisikan orang atau sebuah unit

organisasi, sistem lain atau organisasi yang berada diluar sistem

proyek tapi dapat mempengaruhi sistem kerja.

2. Process

Proses merupakan penyelenggaraan kerja atau jawaban,

datangnya aliran data atau kondisinya.

3. Data Flow

Data Flow ini dapat mempresentasikan sebuah input data ke

dalam sebuah proses atau output dari data (atau informasi) pada

sebuah proses.

4. Data Store

Data Store merupakan suatu penyimpanan data.

2.3.9.1 Jenis-jenis DFD

DFD terdiri dari 3 jenis, yaitu :

1. Level 0 (Diagram Konteks)

Level ini merupakan sebuah proses yang berada di posisi

pusat.

2. Level 1 (Diagram Nol)

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

47

Level ini merupakan sebuah proses yang terdapat di level

0 yang dipecahkan untuk menjadi beberapa proses

lainnya.

3. Level 2 (Diagram Rinci)

Level ini merupakan diagram yang merincikan diagram

level 1, yang akan dipecahkan untuk menjadi beberapa

proses lainnya.

2.3.10 Integrity Constraints

Menurut Connolly & Begg (2010:577), integrity constraints juga

berkontribusi mempertahankan sistem basis data yang aman dengan

mencegah data dari yang tidak valid, dan hasil yang tidak benar.

Menurut Connolly & Begg (2010:153), Integrity Constraints dibagi

menjadi empat jenis yaitu :

1. Nulls

Merepresentasi sebuah nilai untuk sebuah atribut yang tidak diketahui

dengan jelas atau tidak berlaku untuk tuple ini.

2. Entity Integrity

Merupakan hubungan dasar, tidak ada aribut dari primary key yang bisa

null.

3. Referential Integrity

Jika foreign key ada dalam relasi, baik nilai foreign key harus sesuai

dengan nilai candidate key dari beberapa tuple dalam home relation

atau foreign key harus sepenuhnya null.

4. General Constraints

Tambahan aturan yang ditetapkan oleh pengguna atau administrator

basis data dari basis data yang mendefinisikan atau membatasi beberapa

aspek dari perusahaan.

2.3.11 Flowchart

Menurut Romney dan Steinhart (2006:163), flowchart adalah

teknik analitis yang digunakan untuk menggambarkan beberapa aspek

dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Flowchart

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam kegiatan operasional sebuah ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01366-SI Bab2001.pdf · Pada sub bab ini, penulis akan membahas tentang

48

menggunakan standar set simbol untuk menjelaskan prosedur proses

transaksi yang digunakan perusahaan serta aliran data yang melalui

sistem.